5 minute read

• Alat Sadap Mekanik dan Cairan Perangsang Superlawe dari Pasuruan

Langkah-langkah pembaruan dan inovasi terus dilakukan insan-insan Perhutani. Semua itu dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi. Termasuk yang dilakukan para personel Perhutani KPH Pasuruan. Menjelang akhir bulan Juli 2022, mereka mengenalkan alat sadap mekanik kepada para penyadap getah pinus. Selain itu, mereka juga mengenalkan cairan stimulan perangsang getah yang dinamakan Superlawe. Kehadiran alat sadap mekanik dan cairan stimulan perangsang getah bernama Superlawe yang baru diperkenalkan itu, diharapkan akan dapat menaikkan untuk memberikan semangat kepada para mandor dan penyadap getah, sehingga produktivitas capaian getah pinus akan meningkat.

Personel Perhutani selalu berupaya mencari pemecahan berbagai masalah yang timbul di lapangan. Termasuk masalah kekurangan tenaga penyadap di lapangan, sedangkan produktivitas getah harus meningkat. Maka, langkah-langkah inovatif untuk mengatasi hal itu harus dilakukan. Dan itulah yang ditampilkan oleh Perhutani

Advertisement

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan. Pada Rabu, 23 Juli 2022,

Perhutani KPH Pasuruan mengenalkan alat sadap mekanik kepada penyadap getah pinus.

Kegiatan yang merupakan salah satu bagian dari kegiatan pelatihan Job Training tersebut dilaksanakan di Petak 1 G-1, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Prigen, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawang Barat, KPH Pasuruan. Inovasi berupa alat sadap mekanik itu dalam rangka meningkatkan produksi getah.

Administratur Perhutani KPH Pasuruan, Agus Ahmad Fadholi, mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan semangat kepada para mandor dan penyadap getah. Hal itu sebagai upaya pemecahan berbagai masalah yang timbul di lapangan akibat kekurangan tenaga penyadap.

“Hal yang perlu dilakukan adalah harus bisa menciptakan inovasiinovasi baru untuk mendongkrak produksi sadapan supaya masyarakat tidak meninggalkan pekerjaannya sebagai penyadap getah,” ujar Agus.

Menurut dia, alat sadap mekanik itu sangat sederhana. Terbuat dari mesin pemotong rumput yang sedikit dimodifikasi. Yaitu, di bagian mata pisaunya dimodifikasi lalu diganti dengan patuk sadap yang dipotong kemudian di las di mata gear yang mengarah langsung terhadap quare (bidang sadapan).

“Alat sadap ini diharapkan bisa menunjang peningkatan produktifitas produksi getah pinus di KPH Pasuruan, serta mengatasi masalah kekurangan tenaga penyadap, karena mempunyai

Foto: Kompersh KPH Pasuruan

Foto: Kompersh KPH Pasuruan

keunggulan-keunggulan dari alat sadap mekanik sebelumnya, yaitu dalam pembuatan quare maupun dalam pembaharuan quare sangat efektif,” tuturnya.

Cairan Perangsang

Agus Fadholi menambahkan, selain menggunakan alat sadap mekanik, untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas getah, pihaknya juga melakukan inovasi lain. Dan di kesempatan itu pula, ia juga mengenalkan cairan stimulan perangsang getah yang dinamakan Superlawe. Yang menarik, cairan Superlawe ini merupakan hasil temuan seorang mandor sadap bernama Slamet.

Sementara itu, Kepala Departemen Produksi dan Ekowisata Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Suratno, yang turut hadir dalam kegiatan pelatihan Job Training tersebut, menyampaikan, persoalan kekurangan tenaga penyadap seperti ini sudah terjadi di mana-mana. “Dengan inovasi baru dan temuan-temuan alat mekanik serta cairan perangsang getah pinus, diharapkan dapat meningkatkan minat lagi kepada para penyadap getah pinus,” ujarnya.

Seperti diketahui, salah satu hasil hutan non kayu yang penting dalam meningkatkan nilai ekonomi dan kesejahteraan masyarakat adalah getah pinus. Getah pinus itu kemudian dapat diolah menjadi gondorukem dan terpentin. Proses keluarnya getah pinus pada saluran resin umumnya dibantu oleh bahan perangsang (stimulansia).

Selama ini, dalam kegiatan penyadapan getah pinus digunakan stimulansia anorganik dari bahan cairan asam sulfat. Pemakaian stimulansia asam sulfat pada kondisi berlebihan dan berkepanjangan akan mengganggu lingkungan dan kelangsungan hidup pohon, serta diduga akan mengubah komponen kimia getah. Oleh sebab itu, penggunaan stimulansia ini perlu dipertimbangkan.

Kehadiran cairan perangsang getah pinus bernama Superlawe ini dilakukan untuk mencari alternatif stimulansia yang aman, baik bagi pohon, lingkungan, serta kesehatan konsumen produk olahan getah, juga mudah didapatkan, dan mampu meningkatkan produksi getah. Superlawe juga diharapkan mampu menghasilkan getah pinus yang lebih banyak.

Inovasi dari Perhutani KPH Pasuruan berupa alat sadap mekanik dan temuan cairan stimulan perangsang getah yang dinamakan Superlawe itu seakan memberikan jawaban atas persoalan yang kerap muncul selama ini dalam proses penyadapan getah pinus. Proses penyadapan getah pinus yang berlebihan berupa ukuran quare yang terlalu lebar dan dalam serta menggunakan stimulansia anorganik, selama ini sering menyebabkan pohon pinus menjadi rusak dan mudah tumbang. Salah satu cara untuk mengurangi kerusakan pohon dan sekaligus

meningkatkan produksi getah pinus adalah dengan memodifikasi teknik penyadapan dan jenis stimulansia yang digunakan.

Hasil Olahan Getah Pinus

Getah pinus merupakan salah satu produk unggulan Perum Perhutani dari Hasil Hutan Bukan Kayu. Hasil sadapan getah pinus itu selanjutnya diolah menjadi sejumlah produk turunan. Salah satu produk turunanannya adalah gondorukem dan terpentin.

Gondorukem (resina colophonium) adalah hasil olahan dari getah batang tusam (Pinus). Getah batang pinus tersebut disuling untuk menghasilkan terpentin dan sisa hasil destilasi tersebut berupa gondorukem. Di Indonesia, secara umum gondorukem dan terpentin dihasilkan dari batang pohon Pinus Sumatera (Pinus merkusii). Sedangkan di luar negeri, umumnya dihasilkan dari Pinus palustris, Pinus pinaster, Pinus ponderosa, dan Pinus roxburghii.

Gondorukem lsendiri merupakan produk olahan getah pinus dari hasil destilasi yang berbentuk padat. Gondorukem banyak digunakan di bidang farmasi dan industri lain. Kegunaan gondorukem adalah sebagai bahan dasar industri cat, lem, sabun, tinta, pelapis kertas, politur, dan lain-lain. Produk turunan dari gondorukem juga berguna untuk industri lem (adhesive).

Perhutani memiliki delapan pabrik gondorukem dan terpentin (PGT) yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Produk Gondorukem Perhutani juga sesuai dengan SNI 7636 : 2020.

Sedangkan Terpentin merupakan produk olahan getah pinus dari hasil destilasi yang berbentuk cair. Terpentin beserta produk turunanannya adalah pelarut yang kuat dan digunakan sebagai bahan baku pelarut cat, bahan baku parfum, desinfektan, dan campuran kimia lainnya.

Perhutani memiliki delapan pabrik gondorukem dan terpentin (PGT) yang tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Produk Terpentin Perhutani juga telah sesuai dengan SNI 7633:2020.

Jadi inovasi dari Perhutani KPH Pasuruan berupa alat sadap mekanik dan temuan cairan stimulan perangsang getah yang dinamakan Superlawe itu dilakukan dengan memertimbangkan aspek ekonomi, ekologi, sosial, dan teknis. Teknik penyadapan berupa perbedaan jumlah quare per pohon dan ukuran lebar sadapan memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi getah yang dihasilkan. Selain itu, modifikasi teknik penyadapan dan stimulansia berpengaruh terhadap biaya dan pendapatan. • DR/Psu/Fas

Getah pinus merupakan salah satu produk unggulan Perum Perhutani dari Hasil Hutan Bukan Kayu. Hasil sadapan getah pinus itu selanjutnya diolah menjadi sejumlah produk turunan. Salah satu produk turunanannya adalah gondorukem dan terpentin.

Foto: Kompersh KPH Pasuruan

This article is from: