5 minute read

• Bersama UPTD Dinas Lingkungan Hidup, Perhutani KPH Tuban Uji Lab Debit Air

Bersama UPTD Dinas Lingkungan Hidup, Perhutani KPH Tuban

Uji Lab Debit Air

Advertisement

Sebagai BUMN yang bergerak di bidang kehutanan, Perhutani berkomitmen untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan hidup, khususnya lingkungan di sekitar hutan. Dan sebagai salah satu pemangku kepentingan di sektor lingkungan hidup dan kehutanan, Perhutani pun turut dalam aktivitas pemeliharaan lingkungan di tengah masyarakat. Antara lain dengan mengukur kadar kelayakan air yang digunakan masyarakat. Hal itu terlihat di Tuban. Yaitu tatkala Perhutani KPH Tuban bersama UPTD Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tuban melakukan pengambilan sampling untuk uji lab debit air di beberapa sungai.

Aktivitas susur sungai terlihat di sejumlah sungai di Tuban, pertengahan Agustus 2022. Hal itu dilakukan dalam rangka meneliti kondisi air sungai-sungai itu. Tepatnya pada Selasa, 22 Agustus 2022, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tuban bersama UPTD Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tuban, melakukan pengambilan sampling untuk uji lab debit air di beberapa sungai di wilayah kerja Perhutani KPH Tuban.

Pengambilan sampling tersebut dilakukan di empat titik. Keempatnya yaitu Sungai Bongok (Inlet) di Petak 104 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kebonagung, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Merakurak, KPH Tuban; Sungai Jenggolo Manik (Outlite) di Desa Talun, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban; Sungai Tileng (Inlite) di Petak 90, RPH Becok, BKPH Merakurak; dan Sungai Kedung Pang (Outlite) di Desa Jadi, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Titik-titik dipilih sebagai representasi untuk mengukur apakah air sungai-sungai tersebut memiliki kadar kelayakan yang cukup untuk bisa dikonsumsi oleh masyarakat.

Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Tuban diwakili oleh Kepala Sub Seksi Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (K3L), Sri Juliati. Melalui Sri Juliati, Administratur Perhutani KPH Tuban menyampaikan terima kasih kepada Tim dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tuban, yang telah merespon untuk melakukan uji lab tersebut, guna mengukur kadar kelayakan air yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kata Sri Juliati, upaya tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengetahui kondisi kandungan yang ada pada air, sehingga dapat diketahui bahwa air yang ada pada sungai tersebut berpotensi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan untuk bisa dikonsumsi.

“Semoga dengan dilakukannya uji laboratorium ini, kita semua dapat memberikan manfaat bagi pemenuhan kebutuhan akan air kepada semua masyarakat di sekitar hutan,” ujarnya.

Salah satu anggota tim dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tuban, Edy, di kesempatan yang sama mengatakan, kegiatan uji lab itu perlu dilakukan secara rutin

Foto: Eriek Zaknaha/Kompersh KPH Tuban

setahun sekali. Baik untuk titik mata air maupun sungai. Hal itu perlu dilakukan untuk mengukur kadar kelayakan air yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan.

“Kita perlu sadar akan peran penting kualitas lingkungan untuk standar air bersih. Oleh karena itu kami berharap semua pihak yang bergerak di bidang lingkungan dapat konsisten akan memperhatikan semua kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya,” katanya.

Tentang KPH Tuban

Perhutani KPH Tuban adalah salah satu unit manajemen Perum Perhutani di wilayah Divisi Regional Jawa Timur. Luas wilayahnya adalah 28.602,5 hektare. Kawasan seluas itu meliputi kawasan hutan yang berada di Kabupaten Tuban seluas 19.412,4 hektare (67,9 %), Lamongan seluas 8.177,7 hektare (28,6 %), serta Kabupaten Gresik seluas 1.012,4 hektare (3,5 %).

Kawasan hutan KPH Tuban terdiri dari tiga Bagian Hutan (BH). Berdasarkan hasil evaluasi potensi sumber daya hutan tahun 2010, kawasan hutan KPH Tuban adalah Hutan Produksi seluas 26.072,2 hektare (91,15 %), kawasan lindung seluas 400,3 hektare (1,4 %), Hutan lainnya seluas 1.966,4 hektare (6,87%), dan Alur seluas 163,6 hektare (0,57 %). Dan berdasarkan BATB (Berita Acara Tata Batas) tahun 1930 – 1931, KPH Tuban merupakan hutan produksi yang berdasarkan topografi terdiri dari lahan landai (33 %), datar (56 %), dan bergelombang (11 %).

Tiga Bagian Hutan (BH) di kawasan hutan KPH Tuban merupakan kelas hutan jati. BH Kerek dengan jenis tanah Litosol, Margalit, Komplek Mediteran kuning kecoklatan, Kwarsa coklat, Kapur coklat/tua. BH Bogor dengan jenis tanah Margarit Coklat Hitam, Litosol Coklat kemerahan, Margarit merah kecoklatan, Kapur coklat kemerahan, Komplek Grumusol, Mediteran kelabu tua, Renzina. BH Sidayulawas dengan jenis tanah Margalit abu-abu/kuning, Grumusol abu-abu tua, Litosol abu-abu tua/ hitam, Latosol mediteran kuning, Komplek latosol, Asosiasi aluvial kelabu tua, Komplek latosol kuning regina, Mediteran coklat kemerahan.

KPH Tuban berada di ketinggian 0 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Letak Geografis KPH Tuban berada di koordinat 111.30° – 112.35° Bujur Timur dan 6.40° – 7.18° Lintang

Selatan. Berdasarkan Geologi, kondisinya terdiri dari batu liat, batu kapur, dan napal. Iklim di kawasan KPH Tuban termasuk tipe D dengan curah hujan 220 mm per tahun.

Pengelolaan kawasan hutan di KPH Tuban dibagi 2 Sub, yaitu Sub Tuban Barat dan Sub Tuban Timur. Pengelolaannya diorganisasikan dalam 7 BKPH dan 32 RPH. Masingmasing RPH punya pelaksana lapangan untuk kegiatan tanaman, pemeliharaan, penjarangan, keamanan, pembantu penyuluh / sosial, pembantu lingkungan, dan tebangan (BKPH). Saat ini, karyawan KPH Tuban berjumlah 188 orang.

Ketujuh BKPH di KPH Tuban tersebut adalah BKPH Kerek, BKPH Merakurak, BKPH Jadi, BKPH Plumpang, BKPH Sundulan, BKPH Jompong, dan BKPH Kranji. Luas BKPH Kerek adalah 4.472,7 hektare, meliputi wilayah kerja RPH Gaji, RPH Sugihan, RPH Nglonde, RPH Simbatan, dan RPH Padasan. BKPH Merakurak memiliki luas 3.882,1 hektare, meliputi RPH Senori, RPH Merakurak, RPH Becok, dan RPH Kebonagung. BKPH Jadi punya luas 4.331,7 hektare, meliputi RPH Jadi, RPH Gesikan, RPH Kareyan, RPH Bogor, dan RPH Sambongrejo. BKPH Plumpang punya luas 2.990,0 hektare, meliputi RPH Pakah, RPH Ngembes, RPH Suruhan, dan RPH Rengel.

Sementara BKPH Sundulan memiliki luas 4.526,4 hektare, meliputi RPH Ngimbang, RPH Sigagak, RPH Kujung, RPH Wangun, dan RPH Kepodang. BKPH Jompong memiliki luas 5.787,7 hektare, membawahi RPH Siman, RPH Pambon, RPH Lembor, RPH Gelap, RPH Gampang, dan RPH Dadapan. Dan BKPH Kranji mempunyai luas 2.701,9 hektare, meliputi RPH Kranji, RPH Solokuro, dan RPH Panceng. Selain itu, wilayah KPH Tuban juga meliputi alur seluas 157,3 hektare.

Foto : Eriek Zaknaha/Kompersh KPH Tuban

Raih Prestasi

KPH Tuban juga kerap meraih prestasi. Antara lain, pada 8 Maret 2022 lalu, mereka menerima penghargaan Zero Accident dari Gubernur Jawa Timur. Ketika itu, penghargaan tersebut diserahkan oleh Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzki, kepada Administratur Perhutani KPH Tuban, Miswanto, di Pendopo Krida Manunggal Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Program zero accident (kecelakaan nihil) adalah tanda penghargaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang diberikan pemerintah kepada manajemen perusahaan yang telah berhasil dalam melaksanakan program K3, sehingga mencapai nihil kecelakaan.

Usai menerima penghargaan, Administratur Perhutani KPH Tuban, Miswanto, mengatakan, penghargaan zero accident diberikan kepada perusahaan yang telah berhasil mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja tanpa menghilangkan waktu kerja. “Terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2003 sampai dengan 31 Oktober 2021 atau sebanyak 8.758.229 jam kerja orang, KPH Tuban telah melaksanakan kegiatannya tanpa kecelakaan kerja, sehingga dinilai mampu menerapkan K3 dengan baik,” ujarnya. • DR/Tbn/Erz

This article is from: