5 minute read

• Perhutani dan Pemkab Nganjuk Tanda Tangani MoU Wisata Paralayang

Jalinan kerja sama kembali terjadi di lingkup Perhutani. Kali ini obyek yang dikerjasamakan adalah wisata rintisan paralayang. Letaknya di Nganjuk, Jawa Timur. Adalah Perhutani KPH Jombang yang menjalin kerja sama itu dengan Pemkab Nganjuk. Selain membuka peluang baru bagi penambahan revenue perusahaan, pembukaan obyek wisata rintisan paralayang itu juga akan dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Bertempat di Pendopo Kabupaten Nganjuk, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH)

Advertisement

Jombang bersama Pemerintah

Kabupaten (Pemkab) Nganjuk, menandatangani Memorandum of

Understanding (MoU) pemanfaatan kawasan hutan untuk obyek wisata rintisan paralayang. Jalinan kerja sama itu ditandai penandatanganan naskah perjanjian kerja sama oleh

Plt Bupati Nganjuk, H. Marhaen

Djumadi, dan Administratur

Perhutani KPH Jombang, Muklisin.

Proses penandatanganan MoU tersebut disaksikan oleh jajaran

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Nganjuk. Obyek yang dikerjasamakan dalam MoU tersebut adalah wisata rintisan paralayang. Letaknya di

Petak 71, 74, 75, 76, dan sebagian jalan tanah Djawatan Kehutanan (DK), wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Losari, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngujung Barat, KPH Jombang. Secara administratif, kawasan tersebut termasuk Desa Losari, Kecamatan Gondang, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Di dalam sambutannya, Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, kembali menggelorakan slogannya, “Ayo bangkit bersamasama”. Di kesempatan itu pula, ia mengajak semua pihak di internal Pemkab Nganjuk untuk melakukan konsolidasi kebijakan, pro rakyat, dengan berbagai kemudahan agar dapat mendukung kemajuan dan branding Kabupaten Nganjuk.

Marhaen menegaskan, pihaknya akan terus mendukung Perhutani KPH Jombang, seperti banyak kegiatan yang sudah dilaksanakan. Misalnya kegiatan kelestarian hutan, sosial, dan banyak lagi, bersama masyarakat dan unsur demi kemajuan Nganjuk dan kesejahteraan masyarakat.

“Untuk itu, kita selalu memberikan nilai-nilai yang bermanfaat, dengan selalu menjalin sinergi, memberikan terobosan baru dan solusi terbaik mengambil manfaat dari kelestarian hutan. Singkat kata, ‘Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera’, karena keseimbangan alam terjaga, sumber air terjaga, dan terhindar dari bencana alam,” ungkapnya.

Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Jombang, Muklisin, menyampaikan, dia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pemkab Nganjuk, Forkopimda, dan semua pihak yang selama ini memberikan dukungan di berbagai kegiatan. ”Dengan mengedepankan kebersamaan, komunikasi dan musyawarah agar dapat berjalan dengan baik, memberikan perubahan yang lebih baik bersama semua elemen di segala sektor dan kepentingan, utamanya tentang pengelolaan kawasan hutan yang secara lestari di wilayah Perhutani KPH Jombang,” urai Mukhlisin.

Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Wisata rintisan paralayang itu akan juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya dengan terbukanya peluang usaha, semisal berjualan makanan, minuman, maupun usaha

Foto: Aris Sudharmono/Kompersh KPH Jombang

Foto: Aris Sudharmono/Kompersh KPH Jombang lainya. Kebetulan Wilayah Perhutani KPH Jombang, di antaranya 4 BKPH dari 8 BKPH di KPH Jombang, berada di Kabupaten Nganjuk. Sehingga, kolaborasi akan terus dilaksanakan seperti di berbagai kegiatan seperti ini.

“Mudah-mudahan wisata paralayang ini akan menjadi salah satu ikon pariwisata andalan Kabupaten Nganjuk,” kata Muklisin.

Kerja sama yang dijalin untuk merintis wisata paralayang di antara Pemkab Nganjuk dengan Perhutani KPH Jombang itu juga dilakukan untuk pengembangan potensi yang ada, terutama di sektor pariwisata.

Di kesempatan itu, Plt Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, menegaskan, Kabupaten Nganjuk saat ini sedang berbenah di berbagai bidang. Dengan mengedepankan program “Nganjuk Bangkit”, Pemkab Nganjuk mengajak seluruh elemen untuk bersama-sama membawa Nganjuk ke arah yang lebih baik.

“Kami dari internal akan melakukan konsolidasi kebijakan yang pro terhadap rakyat dan lebih menggencarkan branding Nganjuk,” kata Marhaen Djumadi.

Lebih lanjut, Marhaen Djumadi menjelaskan, pihaknya juga akan mengajak rekanan dari luar daerah untuk bisa mengembangkan potensi-potensi di Nganjuk. Nah, penandatanganan naskah kerja sama dengan Perhutani KPH Jombang itu dilakukan untuk mengembangkan potensi-potensi di Nganjuk itu. Perjanjian tersebut dijalin setelah dinilai terdapat banyak potensi wisata yang berada di area Perhutani yang sangat potensial untuk dapat dikembangkan.

“Di antaranya adalah potensi wisata paralayang, penanaman kelolor, bambu petung dan banyak lainnya. Semua potensi tersebut bisa dikembangkan bersama Perum Perhutani,” ucap Marhaen Djumadi.

Untuk itu, ungkap Marhaen Djumadi, pihaknya berharap semua pihak dapat bersinergi demi kesejahteraan rakyat. Sebab, semuanya berada dalam satu garis komando pemerintahan.

“Tidak hanya Jombang, kami berharap nanti dengan KPH Nganjuk maupun KPH Kediri juga ada MoU sebagai payung hukum dalam pengembangan sektor pariwisata, sehingga nanti kerja sama akan lebih enak dan mudah,” tandas Marhaen Djumadi.

Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Jombang, Muklisin, mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada Pemkab Nganjuk. Sebab, dengan adanya sinergitas tersebut, akan dapat memberikan manfaat yang baik, khususnya bagi masyarakat Kabupaten Nganjuk.

“Semuanya bersinergi wujudkan hutan lestari dan masyarakat sejahtera. Dan melalui MoU rintisan wisata ini dapat menjadikan paralayang sebagai salah satu ikon andalan Kabupaten Nganjuk yang bisa meningkatkan pendapatan Nganjuk dan masyarakatnya serta Perum Perhutani sendiri,” tutur Muklisin.

Tentang Paralayang

Paralayang yang di dalam bahasa Inggris disebut paragliding adalah olah raga terbang bebas dengan menggunakan sayap kain (parasut) yang lepas landas dengan kaki dari ketinggian, untuk tujuan rekreasi atau kompetisi. Induk organisasi olah raga paralayang adalah PLGI (Persatuan Layang Gantung Indonesia). PLGI sendiri berada di bawah naungan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia)

Olah raga paralayang umumnya lepas landas dari lereng sebuah bukit atau gunung dengan memanfaatkan angin. Angin yang digunakan sebagai sumber daya angkat

Foto: Aris Sudharmono/Kompersh KPH Jombang

yang menyebabkan parasut dapat melayang tinggi di angkasa itu terdiri dari dua macam, yaitu angin naik yang menabrak lereng (dynamic lift) dan angin naik yang disebabkan karena thermal (thermal lift).

Dengan memanfaatkan kedua sumber angin itu, maka penerbang paralayang dapat terbang sangat tinggi dan mencapai jarak yang jauh. Yang menarik adalah bahwa semua yang dilakukan itu tanpa menggunakan mesin. Hanya semata-mata memanfaatkan angin.

Peralatan paralayang pun sangat ringan. Berat seluruh perlengkapannya (parasut, harness, parasut cadangan, helmet) sekitar 10 – 15 kg. Peralatan paralayang juga sangat praktis karena dapat dimasukkan ke dalam ransel yang dapat digendong di punggung.

Perlengkapan utama dalam olah raga paralayang antara lain parasut utama dan cadangan, harness, dan helmet. Perlengkapan pendukung terbang yang diperlukan antara lain variometer, radio/HT, GPS, windmeter, peta lokasi terbang, dll. Sedang perlengkapan pakaian penerbang antara lain baju terbang/ flight suit, sarung tangan, dan sepatu berleher tinggi/boot.

Jenis parasut yang dipergunakan dalam olah raga paralayang sangat tergantung dari tingkat kemampuan penerbang dan berat penerbang. Setidaktidaknya terdapat tiga jenis parasut paralayang, yaitu parasut untuk pemula, parasut untuk penerbang menengah, dan parasut untuk penerbang mahir. Ukuran parasut juga harus sesuai dengan berat penerbangnya. Ukuran yang tersedia antara lain XS, S, M, L serta LL untuk terbang berdua/tandem.

Pilot duduk di suatu sabuk (harness) yang menggantung di bawah sayap kain yang bentuknya ditentukan oleh ikatan tali dan tekanan udara yang memasuki ventilasi di bagian depan sayap. Olah raga ini mulai muncul pada sekitar tahun 1950-an. Kejuaraan dunia pertama paralayang dilangsungkan pada tahun 1989 di Kössen, Austria.

Peluang besar untuk bisnis cukup terbuka di wisata paralayang itu. Memadukan unsur industri olah raga dan industri pariwisata. Maka, langkah yang telah diayun lewat penandatanganan MoU di Pendopo Kabupaten Nganjuk antara Perhutani KPH Jombang bersama Pemkab Nganjuk itu pun layak ditepuktangani. • DR/Jbg/Gn

Paralayang yang di dalam bahasa Inggris disebut paragliding adalah olah raga terbang bebas dengan menggunakan sayap kain (parasut) yang lepas landas dengan kaki dari ketinggian, untuk tujuan rekreasi atau kompetisi. Induk organisasi olah raga paralayang adalah PLGI (Persatuan Layang Gantung Indonesia). PLGI sendiri berada di bawah naungan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia)

This article is from: