6 minute read

• Modal Usaha untuk Masyarakat di Sekitar Hutan

Modal Usaha

untuk Masyarakat di Sekitar Hutan

Advertisement

Perhutani selalu peduli terhadap pelaku-pelaku usaha kecil dari masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Perhutani di seluruh wilayah kerjanya mengelola dan menyerahkan bantuan modal kepada masyarakat untuk kelangsungan usaha mereka. Banyak sudah masyarakat yang telah merasakan manfaat dana PKBL tersebut. Tujuan program PKBL adalah agar usahausaha kecil masyarakat sekitar hutan dapat berkembang dan pada akhirnya bisa menaikan taraf hidup mereka.

Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan Perhutani di seluruh wilayah kerjanya adalah pemberian bantuan dana PKBL sebagai modal usaha untuk masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Hal itu antara lain tampak tatkala Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung menyerahkan bantuan modal pinjaman sebesar Rp 45.000.000,- (Empat Puluh Lima Juta Rupiah) melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) kepada 4 mitra binaan. Kegiatan penyerahan dana PKBL tersebut dilakukan di Aula Kantor Perhutani KPH Randublatung, Jumat, 5 Maret 2021.

PKBL merupakan bentuk kepedulian Perhutani terhadap para pelaku usaha kecil di sekitar hutan. Di Randublatung, manfaat tersebut dirasakan oleh masyarakat yang menjadi pengusaha kecil semisal pedagang sepatu, penggemukan sapi, katering, dan lain-lain, yang berada di sekitar hutan Perum Perhutani KPH Randublatung. Tujuannya agar usaha-usaha kecil masyarakat sekitar hutan dapat berkembang dan pada akhirnya bisa menaikan taraf hidup mereka.

Bantuan yang diserahkan tersebut berupa dana pinjaman lunak untuk modal usaha. Di hari itu, pinjaman lunak untuk modal usaha tersebut diserahkan langsung oleh Kepala Seksi (Kasi) Keuangan, SDM dan Umum Perhutani KPH Randublatung, Suyanto, kepada para pemilik usaha kecil yang berasal dari desa sekitar hutan di dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Randublatung dan Kecamatan Jati, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di kesempatan itu, Suyanto mewakili Administratur Perhutani KPH Randublatung, Dewanto, menyampaikan harapan, agar semoga dengan adanya pinjaman lunak ini, para pengusaha kecil yang ada di Randublatung dapat terbantu dan selanjutnya usahanya berkembang.

Salah satu penerima bantuan pinjaman modal program PKBL tersebut, Mochammad Ali Yusro, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani atas perhatiannya kepada pengusaha kecil. Ali Yusro adalah warga Kelurahan Randublatung yang mempunyai usaha kecil, yaitu kios sepatu dan sandal.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Perum Perhutani atas pinjaman lunak yang diberikan kepada kami. Pinjaman ini akan kami gunakan sebaik-baiknya untuk mengembangkan kios kami,” katanya usai menerima dana pinjaman modal sebesar 15 Juta Rupiah.

Agroforestry Tebu

Di Jombang, kegiatan serupa penyaluran dana PKBL itu pun

Foto: Suharmanto/Kompersh KPH Randublatung

terlihat. Walau bentuknya berbeda, tetapi semangatnya sama, yaitu untuk memberdayakan masyarakat di sekitar hutan. Pada Rabu, 24 Maret 2021, Perhutani KPH Jombang bersama PTPN X dan PT KTM (Kebun Tebu Mas) menyerahkan biaya keamananan agroforestry tebu kepada 15 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di wilayah KPH Jombang, khususnya Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Ngujung Barat dan BKPH Ploso Timur.

Administratur Perhutani KPH Jombang, Mukhlisin, dalam keterangannya menyampaikan, kerja sama agroforestry tebu yang terjalin antara Perhutani, PTPN X, PT KTM, dan LMDH, sudah terjalin dengan baik. Kerja sama itu untuk mewujudkan hutan lestari dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Biaya keamanan yang dikeluarkan oleh PTPN X terkait kerja sama agroforestry dalam kawasan hutan di wilayah kerja Perhutani KPH Jombang adalah untuk meningkatkan keamanan tebu itu sendiri, agar ke depan tidak terjadi kebakaran tebu dan kelestarian hutan terjaga, serta kesejahteraan masyarakat yang tergabung dalam LMDH bisa meningkat,” katanya.

Mukhlisin menambahkan, ada dampak dan manfaat untuk kita semua dari pelaksanaan biaya keamananan Agroforestry tebu. “Dengan adanya kerja sama agroforestry tebu dalam kawasan hutan Perhutani bisa lebih membangun dan meningkatkan sinergitas di antara Perhutani, PTPN X, dan LMDH sehingga agroforestry tebu dalam kawasan akan memberikan dampak dan manfaat untuk kita semua,” tambah Mukhlisin.

Di kesempatan itu, konsultan PTPN X, Minardi, mengatakan, jumlah total biaya keamanan agroforestry tebu yang dikeluarkan oleh PTPN X dan PT KTM adalah Rp 498.883.450. Dana sebesar itu berasal dari KTM sejumlah Rp 305.978.550 dan dari PTPN X sejumlah Rp 192.904.500.

“Biaya tersebut akan diberikan kepada 15 LMDH di wilayah BKPH Ngujung Barat dan BKPH Ploso Timur, KPH Jombang, sebagai biaya keamanan menjaga tanaman tebu di dalam kawasan hutan Perhutani. Penyaluran dana itu dengan harapan pada waktu mau panen tidak terjadi gagal panen karena tebu terbakar atau kerusakan yang lainnya,” tuturnya.

Salah satu dari 15 LMDH yang menerima biaya keamanan agroforestry tebu itu adalah LMDH Jati Silo. Ketua LMDH Jati Silo, Masirin, mengucapkan terima kasih kepada Perhutani maupun PT KTM yang telah memberikan biaya keamanan agroforestry tebu tersebut. Ia pun menegaskan komitmen pihaknya untuk siap

Foto: Aris Sudharmono/Kompersh KPH Jombang

“Biaya keamanan yang dikeluarkan oleh PTPN X terkait kerja sama agroforestry dalam kawasan hutan di wilayah kerja Perhutani KPH Jombang adalah untuk meningkatkan keamanan tebu itu sendiri, agar ke depan tidak terjadi kebakaran tebu dan kelestarian hutan terjaga, serta kesejahteraan masyarakat yang tergabung dalam LMDH bisa meningkat,” kata Administratur Perhutani KPH Jombang, Mukhlisin.

Foto: Heri Hartono/Kompersh KPH Probolinggo

membantu menjelaskan keamanan di lahan agroforestry tebu.

“Kami akan melaksanakan kerja sama dengan pihak Perhutani untuk menjaga keamanan tanaman tebu, biar tidak terjadi kebakaran maupun kerusakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.

PKBL di Probolinggo

Penyaluran dana PKBL itu juga terlihat di Probolinggo. Perhutani KPH Probolinggo, Selasa, 30 Maret 2021, menyalurkan Dana Bina Lingkungan (BL) sebesar 175 Juta Rupiah kepada Yayasan Subhanul Muslimin Al Hasyim, Desa Glagah, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. Yayasan Subhanul Muslimin Al Hasyim merupakan Pondok Pesantren (Ponpes) sebagai tempat rehabilitasi para pasien ketergantungan narkoba. Saat ini Pondok Pesantren Subhanul Muslimin Al Hasyim menampung 2.700 santri.

Usai menyerahkan dana BL tersebut, Administratur Perhutani KPH Probolinggo, Ida Jatiana, mengatakan, bantuan tersebut merupakan dana hibah dari Perhutani yang disalurkan untuk kegiatan sosial dan keagamaan. “Semoga dapat bermanfaat untuk kepentingan umat, khususnya masyarakat di lingkungan Ponpes Rehabilitasi Narkoba Subhanul Muslimin Al Hasyim,” ujarnya.

Penyerahan bantuan dana BL tersebut disaksikan oleh Kepala Departemen Keuangan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, Nur Budi Jono. Di dalam kesempatan itu Nur Budi mengatakan, Perhutani Divisi Regional Jawa Timur harus mengawal penyaluran dana BL tahun 2021, karena dana BL tersebut merupakan program dari Direksi Perhutani. Setiap tahun penyaluran dana BL tersebut dilakukan sebagai sumbangsih Perhutani kepada masyarakat sekitar hutan.

Sesuai proposal yang diajukan kepada Perhutani, kata Nur Budi Jono, dana tersebut nantinya akan dibelanjakan untuk pembelian mobil siaga pencegahan Covid-19. “Semoga masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat dari mobil siaga ini dan dapat membantu dalam menangani penyebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Probolinggo,” tambahnya.

Yayasan Subhanul Muslimin Al Hasym yang diwakili oleh Sekretaris Jenderal Samsul Bahri menyatakan sangat berterima kasih atas bantuan hibah dari Perhutani. “Dana sebesar 175 Juta Rupiah ini kami peruntukkan guna membeli 1 unit mobil siaga untuk pencegahan Covid-19, dan jika ada sisa dana dari pembelian mobil ini, kami gunakan untuk rehabilitasi Ponpes,” katanya.

Samsul melanjutkan, pihaknya mengharapkan, langkah baik yang diayunkan Perhutani ini akan diikuti banyak pihak lain. “Semoga niat baik dari Perhutani dapat membawa berkah dan manfaat untuk masyarakat sekitar Ponpes. Bantuan serupa masih kami harapkan, baik dari perorangan maupun dari instansi lainnya, mengingat masih banyak kebutuhan yang harus kami penuhi demi keberlangsungan masyarakat sekitar ponpes dan santri,” kata Samsul.

Apa yang diucapkan masyarakat terkait bentuk kepedulian perusahaan itu membahagiakan. Sebab, hal itu menunjukkan bahwa masyarakat telah merasakan manfaat dari program-program pemberdayaan masyarakat, semisal PKBL maupun program lainnya. Dan semoga sinergi yang sudah terjalin ini terus berlanjut. • DR/Rdb/Hmt/Jbg/GN/

Pbo/Her

This article is from: