3 minute read

• Hutan Mangrove di Pamekasan Kembali Bersemi

Foto: Makbul Makbullah/Kompersh KPH Madura

Perhutani terus konsisten melakukan upaya-upaya pemeliharaan hutan dan memperbaiki lahan yang rusak agar hijau kembali. Rehabilitasi dan konservasi itu dilakukan dengan menggandeng para pemangku kepentingan. Hal itu antara lain terlihat tatkala Perhutani KPH Madura bersama Dinas Perikanan Kabupaten Pamekasan dan LMDH Sumber Barokah melakukan rehabilitasi dan pengembangan hutan mangrove dengan menanam puluhan ribu bibit mangrove pada lahan seluas 12 hektare di sepadan pantai, pertengahan April 2021.

Advertisement

Para pemangku kepentingan yang hadir terlihat antusias menyaksikan kegiatan penanaman rehabilitasi dan pengembangan hutan mangrove di sepadan pantai. Di hari

Senin, 19 April 2021 itu, Perhutani

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madura bersama Dinas

Perikanan Kabupaten Pamekasan dan Lembaga Masyarakat Desa

Hutan (LMDH) Sumber Barokah melakukan rehabilitasi dan pengembangan hutan mangrove di sepadan pantai. Hal itu mereka lakukan dengan menanam bibit sebanyak 62.500 plances yang ditanam secara bertahap pada lahan seluas 12 hektare di Petak 64 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pamekasan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Madura Timur.

Sejumlah tokoh dan pemangku kepentingan hadir di kegiatan tersebut. Antara lain Kepala Seksi Pengelolaan Sumber Daya Hutan Perhutani KPH Madura, Munawar Sukowati; Sekretaris Dinas Perikanan dan Kelautan, Fathorrahman; Ketua LMDH Sabuk Hijau, Rahem; dan Kepala Desa Majungan, Subahnan.

Mewakili Administratur Perhutani KPH Madura, Munawar Sukowati menyampaikan, banyak cara yang bisa dilakukan sebagai bentuk kepedulian dalam upaya pelestarian lingkungan. “Salah satunya melalui penanaman mangrove yang berfungsi untuk benteng pertahanan terhadap risiko bencana maupun sebagai mata pencaharian alternatif melalui pengembangan industri wisata,” katanya.

Munawar melanjutkan, tanaman mangrove memiliki fungsi utama sebagai pencegah abrasi dan erosi di kawasan pantai. Selain itu, juga menjadi tempat bagi biota laut dan satwa di area tersebut hidup dan berkembang biak.

“Saat ini sudah banyak elemen masyarakat yang turut serta dalam kegiatan penanaman mangrove,” tambahnya.

Hal yang sama disampaikan Sekretaris Dinas Perikanan, Fathorrahman. Menurut dia, penanaman ini bertujuan untuk memerbaiki lahan di kawasan

pesisir yang rusak agar hijau kembali. Ia menuturkan, keberadaan mangrove di masa depan akan dapat memberikan banyak manfaat bagi keseimbangan lingkungan. Di samping itu, peran lain hutan mangrove juga banyak, termasuk budi daya ikan empang parit dan pengembangan sylvofishery.

“Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini berupaya meningkatkan konsumsi ikan perkapita di Pulau Jawa yang dinilai masih di bawah konsumsi tingkat nasional,” pungkasnya.

Pelindung Lingkungan

Hutan mangrove atau disebut juga hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di air payau dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempattempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.

Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; maupun mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini. Dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi. Pentingnya melestarikan hutan mangrove untuk keberlangsungan kehidupan terutama warga di daerah itu baik sebagai mitigasi bencana maupun sebagai peningkatan ekonomi melalui sektor pariwisata dan perikanan.

Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak ditemukan di kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan/ atau padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan, terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan. Kerusakan ini tidak hanya berdampak untuk hewan tetapi juga untuk manusia. Mangrove telah menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar.

Wujud Kepedulian

Kegiatan rehabilitasi tersebut merupakan satu rangkaian upaya perlindungan lingkungan pantai oleh Perhutani KPH Madura bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Majungan dan LMDH Sumber Barokah di Petak 64 wilayah RPH Pamekasan, BKPH Madura Timur. Sebelumnya, ketiga pihak tersebut mengadakan kegiatan penanaman 2.000 mangrove di Petak 64 RPH Pamekasan, BKPH Madura Timur, pada Minggu, 14 Februari 2021.

Ketika itu, Administratur Perhutani KPH Madura, Budi Hermawan, menyampaikan, penanaman Mangrove itu merupakan wujud kepedulian Pemdes Majungan dan LMDH terhadap lingkungan di sekitarnya. Menurut dia, kawasan di Petak 64 PRH Pamekasan tersebut merupakan sempadan pantai. “Jadi, penanaman mangrove tersebut bertujuan untuk menahan abrasi dari air laut dan menjaga keseimbangan ekosistem di daerah tersebut,” ujar Budi.

Sementara Kepala Desa Majungan, Subahnan, mengatakan, penanaman mangrove yang mereka lakukan merupakan tanaman swadaya dari LMDH Sumber Barokah. Hal itu merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan.

“Masyarakat Desa kami sangat berkepentingan dengan penanaman ini, karena wilayah Desa Majungan sebagian besar berbatasan dengan laut dan mayoritas masyarakat bergantung terhadap hasil laut,”

katanya. • DR/Mdr/Mbl

Foto: Makbul Makbullah/Kompersh KPH Madura

This article is from: