4 minute read

• Perhutani Jajaki Kerja Sama dan Berdayakan LMDH Sukmana Jaya

Perhutani Jajaki Kerja Sama dan Berdayakan

LMDH Sukmana Jaya

Advertisement

Langkah-langkah pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan terus dilakukan Perhutani. Cara itu sejauh ini efektif untuk meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan. Antara lain hal itu terlihat dari aktivitas Perhutani KPH Kuningan, Maret 2021. Mereka menggandeng LMDH Sukmana Jaya. Meski masih merupakan langkah awal berupa penjajakan kerjasama, tetapi kegiatan tersebut menjadi bukti kesungguhan Perhutani melakukan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan.

Aula Kantor Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan, Selasa, 9 Maret 2021, menjadi lokasi pertemuan insaninsan Perhutani KPH Kuningan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sukmana Jaya. Pertemuan itu digelar dengan satu agenda yaitu Penjajakan dan Presentasi Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Perhutani KPH Kuningan bersama LMDH Sukmana Jaya dari Desa Jabranti, Kecamatan Karang Kencana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Acara tersebut dihadiri oleh Junior Manager Bisnis (JMB) Perhutani KPH Kuningan, Rahmat Hidayat; KSS Perencanaan Perhutani KPH Kuningan, Iwan Risnawan; Kepala Desa Jabranti, T. Dede Suhendar; dan Ketua LMDH Sukmana Jaya, Ahmad Nurjamin beserta anggota. Penjajakan atas PKS itu mengenai penanaman tanaman jenis durian dan alpukat di lahan dengan keluasan 1 hektare. Lokasi lahan tersebut berada di Petak 115, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Karang Kencana, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Luragung, KPH Kuningan.

Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Kuningan melalui Rahmat Hidayat menjelaskan, tujuan diadakannya pertemuan bersama LMDH tentang Agroforestry tanaman jenis durian dan alpukat tersebut adalah untuk meningkatkan produktivitas hutan agar dapat berfungsi secara optimal, baik secara Ekologi, Sosial dan Ekonomi. Tetapi peningkatan produktivitas hutan itu tetap memerhatikan aspek konservasi dan kelestarian hutan.

Desa Jabranti adalah salah satu dari sembilan desa yang terdapat di Kecamatan Karang Kencana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kesembilan desa itu adalah Jabranti, Karangkancana, Kaduagung, Segong, Margacina, Tanjungkerta, Sukasari, Simpayjaya, dan Cihanjaro.

Kecamatan Karang Kencana sendiri berbatasan dengan sejumlah wilayah. Di sebelah utara, ia berbatasan dengan Kecamatan Ciwaru. Di sebelah selatan

Foto: Kompersh KPH Kuningan

berbatasan dengan Kabupaten Brebes. Di sebelah timur dengan Kecamatan Cibeureum. Dan di sebelah barat dengan Kecamatan Ciwaru.

Tak Sekadar Kejar Keuntungan

Sementara itu, Ahmad Nurjamin mengucapkan ungkapan rasa terima kasih kepada pihak Perum Perhutani yang telah mengadakan pertemuan tersebut. “Di dalam kesempatan ini, kami bermaksud menjalin kerja sama dengan pihak Perhutani, dalam rangka pengembangan penanaman tanaman jenis durian dan alpukat. Semoga kerja sama ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, serta dapat menambah penghasilan dan menyejahterakan Masyarakat Desa Hutan,” ucapnya.

Ahmad Nurjamin melanjutkan, tujuan perjanjian kerja sama yang sedang dijajaki itu bukan sekadar untuk mendapatkan keuntungan semata. “Selain untuk mendapatkan keuntungan bersama, kerja sama ini juga bertujuan untuk menjaga lingkungan secara berkesinambungan. Mudahmudahan Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan kelancaran,” tuturnya.

Bukan sekadar upaya mengejar keuntungan secara materi. Ya. Sebab, jika kerja sama itu berjalan dengan baik, akan ada manfaat konservasi hutan dengan penanaman pohon buah-buahan. Hal itu akan membawa dampak positif bagi lingkungan hidup.

Seperti diketahui, peningkatan konsentrasi karbon di atmosfer menjadi salah satu masalah lingkungan yang serius, karena dapat memengaruhi sistem kehidupan di bumi. Hutan memiliki peran besar sebagai salah satu ekosistem penyangga wilayah. Keberadaan hutan saat ini bukan hanya berperan sebagai penghasil oksigen, penyerap karbon, maupun meningkatkan penyimpanan cadangan air tanah, tetapi secara lebih umum juga menciptakan lingkungan yang nyaman bagi masyarakat.

Di dalam konteks itulah, Perum Perhutani berupaya mengembangkan model kemitraan sinergis dengan melibatkan masyarakat di sekitar hutan melalui berbagai aktivitas konservasi. Di antaranya adalah dengan melakukan

Foto: Kompersh KPH Kuningan

penanaman tanaman buah-buahan di kawasan hutan. Penanaman tanaman buah di hutan memberikan manfaat lingkungan dan sosial. Dari sisi lingkungan, penanaman tanaman buah memberikan manfaat dalam penyerapan CO2 dan penyediaan oksigen. Manfaat sosial kegiatan tersebut adalah sebagai upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan, berupa peningkatan kapasitas petani penggarap atau pesanggem, peningkatan kohesi sosial di antara pesanggem, akan terbentuknya kelembagaan baru berupa kelompok petani penggarap, serta akan terjalinnya kemitraan yang baik di antara petani penggarap, instansi pemerintah, dan Perhutani.

Fungsi Hutan

Penjajakan Perjanjian Kerja Sama antara Perhutani KPH Kuningan bersama LMDH Sukmana Jaya dari Desa Jabranti itu sesuai prinsip pengelolaan hutan lestari atau sustainable forest management. Saat ini, cara pandang hutan adalah sebagai ekosistem secara utuh. Artinya, hutan harus dapat memberikan manfaat atau fungsi ekonomi, ekologi, sosial budaya masyarakat. Baik bagi generasi yang sekarang ini maupun generasi mendatang secara berkelanjutan.

Sustainable forest management adalah prinsip pengelolaan hutan lestari. Prinsip tersebut mengubah secara mendasar cara pandang masyarakat terhadap hutan. Dari cara pandang hutan sebagai penghasil kayu, yang kemudian disempurnakan menjadi fungsi hutan yang bermanfaat, ke arah cara pandang hutan sebagai ekosistem secara utuh. Di dalam konteks itu, hutan harus dapat memberikan manfaat secara ekonomi, ekologis, dan sosial budaya masyarakat, untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang secara berkelanjutan.

Cara pandang yang terakhir itu sebenarnya bukan merupakan hal yang baru sama sekali. Sebab, fungsi hutan sebagai ekosistem dalam prinsip kelestarian juga memerhatikan hasil hutan juga. Tetapi, dalam penerapan prinsip kelestarian hasil, kayu dianggap sebagai hasil utama yang menjadi tujuan pengelolaan hutan, sedangkan hasil-hasil lain termasuk jasa ekologis hutan masih dianggap sebagai hasil ikutan dari hutan dan dikenal dengan sebutan hasil hutan ikutan.

Cara pandang tersebut sekarang ini coba diubah dan diarahkan bahwa fungsi hutan sesungguhnya lebih dari itu. Untuk mewujudkan pemahaman sekaligus mengoptimalkan pengelolaan hutan lestari sesuai fungsinya itu, penjajakan Perjanjian Kerja Sama antara Perhutani KPH Kuningan bersama LMDH Sukmana Jaya dari Desa Jabranti itu merupakan langkah yang positif. Diharapkan, langkah awal itu selanjutnya akan diikuti langkah-langkah positif lainnya. Dan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan pun kian optimal. • DR/Kng/Ddi

Foto: Kompersh KPH Kuningan

Saat ini, cara pandang hutan adalah sebagai ekosistem secara utuh. Artinya, hutan harus dapat memberikan manfaat atau fungsi ekonomi, ekologi, sosial budaya masyarakat. Baik bagi generasi yang sekarang ini maupun generasi mendatang secara berkelanjutan.

This article is from: