5 minute read

• Di Perhutani, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terjamin

Foto: Kompersh KPH Tasikmalaya

Di Perhutani, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terjamin

Advertisement

Perum Perhutani senantiasa memerhatikan kesehatan dan keselamatan insan-insannya. Wujudnya antara lain dengan menerapkan program K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) serta memastikan pelaksanaan prosedur kesehatan di tempat kerja selama masa pandemi Covid-19. Hal itu dibuktikan dengan diraihnya penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tingkat Nasional tahun 2021 oleh KPH Tasikmalaya dan Penghargaan Zero Accident untuk KPH Parengan. Raihan dua unit kerja tersebut merefleksikan kebijakan manajemen Perhutani terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Dan pihak eksternal mengakuinya.

Pengakuan atas aktivitas Perum Perhutani kembali hadir. Kali ini, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya mendapatkan penghargaan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tingkat Nasional Tahun 2021, kategori penghargaan program

Pencegahan dan Penanggulangan (P2) Covid-19 di tempat kerja.

Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Republik Indonesia, Dr.

Hj. Ida Fauziyah, M.Si, secara virtual kepada pemenang se-Indonesia, di

Gedung Serbaguna Kementeriam

Tenaga Kerja (Kemenaker), Jakarta,

Rabu, 28 April 2021. Di hari itu, sebanyak 512 perusahaan menerima penghargaan

Pencegahan dan Penanggulangan (P2) Covid-19 di tempat kerja dari Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Hal itu merupakan bagian dari penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tahun 2021. Penghargaan tersebut diberikan kepada Gubernur dan Perusahaan di Indonesia.

Di kesempatan itu, Ida Fauziyah mengatakan, penghargaan P2 Covid-19 di Tempat Kerja tersebut merupakan Penghargaan K3. Tetapi berbeda dari sebelumnya, karena di penyelenggaraan tahuntahun sebelumnya tidak diadakan penghargaan P2 Covid-19. Di tahun 2021 ini, penghargaan P2 Covid-19 itu diberikan kepada perusahaan yang bisa menanggulangi Covid-19 di tempat kerja. Selain itu, pemberian Penghargaan K3 tersebut merupakan salah satu upaya penting, karena sampai saat ini masih banyak terjadi ketidakpatuhan terhadap norma K3.

“Hal ini yang mendorong terjadinya kasus kecelakaan kerja (KK), penyakit akibat kerja (PAK), dan sampai sekarang masih banyak perusahaan yang tidak patuh kepada norma K3,” ujar Ida Fauziyah.

Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Benny Suko Triatmoko, menyampaikan rasa syukur atas penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tingkat Nasional Tahun 2021, kategori penghargaan Program Pencegahan dan Penanggulangan (P2) Covid-19 di tempat kerja dari Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia itu. Diterimanya

Foto: Kompersh KPH Tasikmalaya

penghargaan itu merupakan hasil dari upaya maksimal dan disiplin yang diterapkan kepada seluruh karyawan dalam penerapan sistem manajemen K3 di Perhutani.

Benny Suko Triatmoko menambahkan, selama keikutsertaan K3, Perhutani KPH Tasikmalaya pernah meraih Penghargaan K3 “Zero Accident Award atau Kecelakaan Kerja Nihil” di Tahun 2020. Hal itu merupakan syarat mutlak sebagai peserta Calon Penerima Penghargaan K3 kategori P2 Covid-19 di tempat kerja.

“Perhutani KPH Tasikmalaya akan senantiasa berkomitmen terus menerapkan sistem manajemen K3 secara konsisten dan berkesinambungan untuk meningkatkan perlindungan terhadap tenaga kerja apalagi selama masa pandemi Covid-19 ini berlangsung, yang tentunya akan berimbas pada mutu serta produktivitas kerja. Selain itu, seluruh karyawan baik yang bertugas di kantor maupun di lapangan akan melaksanakan sebagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),” jelas Benny.

Hal yang sama disampaikan Wakil Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Yuyu Rahayu. Ia mengapresiasi Penghargaan K3 Tingkat Nasional yang telah diraih Perhutani KPH Tasikmalaya. “Mudah-mudahan dengan adanya penghargaan ini seluruh jajaran Perhutani KPH Tasikmalaya selalu diberikan kesehatan dan tetap disiplin Prokes Covid-19,” ujarnya.

Zero Accident di Parengan

Kabar menggembirakan juga datang dari Perhutani KPH Parengan. Selasa, 13 April 2021, Perhutani KPH Parengan menerima Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) “Zero Accident atau Award atau Kecelakaan Kerja Nihil” dari Gubernur Jawa Timur. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Jawa Timur di Kantor Perhutani KPH Parengan.

Penerimaan penghargaan tersebut cukup membanggakan juga bagi Kabupaten Bojonegoro. Sebab, Perhutani KPH Parengan merupakan satu-satunya perusahaan pengelolaan hutan di wilayah Bojonegoro yang menerima penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sejak tahun 2014 sampai tahun 2020.

Menanggapi pemberian penghargaan tersebut kepada unit kerja yang ia pimpin, Administratur Perhutani KPH Parengan, Setyo Salindra Putri, menyampaikan terima kasih kepada seluruh karyawan Perhutani KPH Parengan. Menurut dia, penghargaan tersebut menurut buah dari jerih payah seluruh karyawan Perhutani KPH Parengan.

“Penghargaan ini dicapai berkat kerja sama semua karyawan yang selalu disiplin dalam meningkatkan keselamatan kerja,” katanya.

Foto: Kompersh KPH Tasikmalaya

Menurut Pengawas Dinas Ketenagakerjaan wilayah Jawa Timur, Endang Ramis, Perhutani KPH Parengan meraih nilai cukup baik dalam hal Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Yaitu mencapai 6.905.083 jam kerja orang tanpa ada kecelakaan kerja.

“Saya berharap, KPH Parengan yang sudah mendapatkan penghargaan dari Gubernur dan Kementerian Ketenagakerjaan ini bisa memertahankan tingkat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), karena mendapatkan penghargaan ini tidak mudah. Apalagi KPH Parengan sudah 6 tahun berturut-turut mendapat penghargaan,” katanya.

Perlindungan Tenaga Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu aspek penting dalam bekerja. Jika tempat kerja aman dan sehat, setiap orang dapat melanjutkan pekerjaan mereka dengan efektif dan efisien. Sebaliknya, jika tempat kerja tidak terorganisasikan dengan baik dan terdapat banyak bahaya, kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK) pun tidak terhindarkan. Jika hal itu sampai terjadi, pada akhirnya akan menimbulkan korban jiwa, kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, mengganggu proses produksi, serta merusak lingkungan.

Di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, sudah disebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan. Setiap orang lain yang berada di tempat kerja juga perlu terjamin keselamatannya. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86 ayat (1) huruf a juga menyatakan hal serupa. Setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memeroleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

Tetapi, persoalan terkait K3 ini hingga kini seolah tak pernah surut. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI mencatat, hingga saat ini masih banyak perusahaan dan masyarakat yang kurang memahami serta belum menerapkan sistem manajemen K3 di tempat kerja. Padahal, kelalaian dalam K3 hingga kini masih menjadi permasalahan serius yang telah banyak menelan korban, karena kecelakaan kerja tidak hanya mengakibatkan cedera atau hilangnya nyawa pekerja, namun juga bisa mengakibatkan kerusakan alat. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap hal yang lebih besar, yaitu kualitas, produksi, dan kelangsungan perusahaan.

Sehingga, persoalan terkait K3 memang perlu diperhatikan secara serius. Maka, diraihnya penghargaan oleh Perhutani KPH Tasikmalaya dan Parengan merupakan hal yang membanggakan. Setidaknya, penghargaan tersebut menunjukkan betapa Kesehatan dan Keselamatan Kerja dijamin di

Perhutani. • DR/Tsk/AJB/Prg/Ags

This article is from: