Alasan Dibalik Dinamika Harga Batubara Petra Adinda Tanaya Wiyadi (12118081) Dalam harga batubara, terdapat dua istilah yang sering kita temui, yaitu Harga Patokan Batubara (HPB) dan Harga Batubara Acuan (HBA). Berdasarkan Permen ESDM No. 11/2020 Tentang Perubahan Ketiga Permen ESDM No. 7/2017 Tentang Tata Cara Penetapan Harga Patokan Penjualan Mineral Logam dan Batubara, Harga Patokan Batubara adalah harga batubara yang ditentukan pada titik serah penjualan (at sale point) secara Free on Board. HPB ini merupakan harga batas bawah dalam penghitungan kewajiban pembayaran iuran produksi oleh pemegang IUP Operasi-Produksi Batubara atau IUPK Operasi-Produksi Batubara. Sedangkan, Harga Batubara Acuan adalah harga yang diperoleh dari rata-rata indeks harga batubara pada bulan sebelumnya. Berdasarkan peraturan diatas, besaran nilai HBA mengacu pada indeks harga batubara yang dikeluarkan, seperti Indonesian Coal Index / Argus Coalindo, Newcastle Export Index, Globalcoal
16
Newcastle Index, Platts Index, Energy Publishing Coking Coal Index, dan/atau HIS Markit Index. Sedangkan untuk HPB, HPB dapat berupa HPB untuk steam (thermal) coal dan coking (metallurgical) coal. Nilai HPB steam (thermal) coal dipengaruhi oleh nilai kalor batubara (calorific value), HBA Steam (Thermal) Coal, kandungan air (moisture content), kandungan belerang (sulphur content), dan kandungan abu (ash content). Sedangkan nilai HPB coking (metallurgical) coal ditentukan oleh variabel HBA Coking (Metallurgical) Coal, Coke Strength after Reaction, kadar zat terbang (volatile matter), kandungan air (moisture content), kandungan belerang (sulphur content), dan kandungan abu (ash content). Harga batubara ini sangat dinamis. Berbagai isu minor pun dapat mempengaruhi harga batubara secara signifikan. Dewasa ini, isu COP26 cukup mempengaruhi secara signifikan dari naik-turunnya harga batubara. Selain isu COP26, pengiriman