ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN KE NON PERTANIAN SEBAGAI KAWASAN AGROPOLITAN DI KOTA BATU Nabila Buana Kania Politeknik Pembangunan Pertanian Malang Surel: nabilabuana8@gmail.com ABSTRAK: Artikel ini bertujuan mendeskripsikan Kota Batu yang merupakan kota berbasis pariwisata dan pertanian yang pengembangan dan pembangunan berfokus pada sektor pariwisata dan sektor pertanian. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, kondisi sektor pertanian Kota Batu mulai terancam akibat alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian guna mendukung sektor pariwisata. Sehingga artikel ini dibuat untuk mengetahui alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian (permukiman, infrastruktur dan pariwisata) di Kota Batu.
Kata-kata kunci: alih fungsi lahan, kawasan agropolitan, kota Batu
Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (2015: 4), jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 mencapai 255.182.144 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia berdampak pada peningkatan kebutuhan akan lahan baik untuk perumahan maupun bercocok tanam. Kota Batu merupakan kota berbasis pariwisata dan pertanian yang mengindikasikan pengembangan dan pembangunan berfokus pada sektor pariwisata dan sektor pertanian. Terdapat berbagai jenis wisata dalam Kota Batu baik wisata alam maupun wisata buatan. Selain itu Kota Batu memiliki kondisi pertanian sangat subur dengan 215