4 minute read
Eksplorasi Rasa Biji Kakao Indonesia bersama Korté Chocolate
Didirikan pada bulan Mei tahun 2014 di Surabaya oleh Jeffry Lukito dan Suhadi Nugraha, Korté Chocolate memulai perjalanannya untuk memperkenalkan produkproduk cokelat dari Indonesia kepada masyarakat.
Jeffry, pada saat wawancara yang dilakukan dengan tim BARECA, mengatakan bahwa sejujurnya ia tidak terlalu menyukai cokelat sejak kecil. Jika ada pilihan antara cokelat atau stroberi, sudah pasti stroberi yang dipilih.
Advertisement
Namun, pada saat SMA, Jeffry mencoba salah satu merek cokelat impor dan betapa terkejutnya Jeffry mengetahui bahwa cokelat bisa memiliki kompleksitas rasa seperti yang dirasakannya saat itu, tidak hanya rasa yang flat saja seperti yang ia rasakan sebelumnya.
Sejak itu timbulah rasa penasaran Jeffry akan produk cokelat yang ternyata ada banyak ragam hal yang bisa dieksplorasi.
Berawalnya Bisnis Korté Chocolate
Pada saat itu, sekitar tahun 2014, bisnis coffee shop mulai naik daun sehingga masyarakat mulai mengenal macam-macam jenis kopi, bahkan yang single origin. Sayangnya, pada saat Jeffry mengunjungi salah satu coffee shop dan memesan minuman cokelat, minumannya dibuat dengan menggunakan cokelat instan. Namun Jeffry melihat adanya peluang dari kondisi ini dan akhirnya membuat minuman cokelat.
Ketika minuman cokelat tersebut dijual di coffee shop, responnya sangat baik sehingga dimulailah penjualan Korté Chocolate melalui satu coffee shop ke coffee shop yang lain. Jeffry percaya bahwa di Indonesia sangat kental akan budaya “nongkrong” dan ia yakin akan ada budaya minum cokelat juga di café.
Keunikan Produk dan Proses Produksi Korté Chocolate
Korté Chocolate diklaim memiliki keunikan yang diunggulkan dibandingkan dengan produk lainnya, apakah itu pada produk cokelat yang dimakan maupun produk minumannya. “Keduanya memiliki keunikan mengenai rasa yang membuat orang penasaran dan ingin terus mengeksplorasi rasa-rasa yang lainnya, karena Korté Chocolate memiliki banyak varian biji kakao dengan keunikannya masing-masing,”Jeffry meyakinkan.
Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan produk Korté Chocolate seluruhnya menggunakan kakao Indonesia, meliputi Criollo, Trinitario, dan Forastero. “Kakao dari Indonesia digunakan karena memiliki
karakter unik tersendiri, contohnya seperti kakao dari Kalimantan memiliki cita rasa fruity dan raisin,” Jeffry menjelaskan.
Proses yang dilakukan Korté Chocolate terhadap biji kakao dimulai dari pengambilan biji kakao dari petani kakao, lalu dikeringkan dan disortir menurut ukurannya, baik yang besar maupun yang kecil. Dilanjutkan dengan proses roasting biji kakao. Jeffry memaparkan ada dua jenis roasting yang biasa digunakan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil.
Perusahaan besar, menggunakan kuantitas besar pada proses roasting-nya, dengan kapasitas yang besar pula, hingga mencapai puluhan bahkan ratursan kilogram per batch. Berbeda dengan proses roasting yang dilakukan Korté Chocolate, yang sekali roasting, kuantitasnya 6 kg. Namun digunakan teknik high pressure, short time, sehingga waktu yang diperlukan hanya 15 – 20 menit saja. Setelah di-roasting, diolah menjadi cacao nibs, chocolate bar, couverture, dan chocolate drinks.
Apa perbedaan diantara kedua teknik roasting tersebut? Jeffry memberikan perumpamaan seperti daging sapi. Contohnya masakan Rendang yang dimasak dengan slow cook agar bumbu meresap dan menghasilkan konsistensi rasa di setiap gigitannya.
“Berbeda dengan memasak steak yang menggunakan api besar, ketika daging dimasukkan akan terbentuk lapisan luar yang terkaramelisasi, padahal bagian dalamnya masih mentah. Hal ini yang akan membangun suatu kompleksitas rasa di setiap gigitannya pada saat daging tersebut dikonsumsi,”Jeffry memberi gambaran.
Penyebaran Produk Korté Chocolate
Sejak tahun 2014, Korté Chocolate fokus pada penyebarannya di coffee shop sehingga banyak orang
bisa menikmati hot chocolate ataupun ice chocolate dengan kualitas yang maksimal. Ditambah lagi dengan budaya “nongkrong” yang telah disebutkan sebelumnya.
Pada tahun 2022 ini Korté Chocolate ingin berfokus pada couverture dengan bekerjasama dengan para pastry chef. Tidak lupa juga memperkenalkan cokelat asli Indonesia dengan bahan baku biji kakao khas Indonesia, serta pengolahan yang dilakukan di Indonesia.
Tidak hanya itu, semenjak masa pandemi, muncul banyak homebrewer yang mulai tertarik dengan produk cokelat, ditambah lagi ada rasa yang kompleks di dalamnya. Jeffry menilai bahwa bertumbuhnya pangsa pasar kopi di Indonesia akan turut menggiring apresiasi masyarakat akan cokelat dan teh juga. Hal
couverture
ini dikarenakan saat ini sudah banyak orang yang bisa menikmati dan menilai cita rasa kopi tidak hanya sebatas pahit, tetapi ada kompleksitas rasa di dalamnya. Begitu juga dengan produk-produk cokelat yang ditawarkan Korté Chocolate.
Hingga saat ini, Korté Chocolate sudah diekspor ke Malaysia, Brunei, Singapura, dan Maldives. Lalu, di dalam negeri, Korté Chocolate bisa didapatkan di marketplace, tersedia juga di beberapa coffee shop di Jakarta, Bali, Surabaya, Bandung, Lombok, Semarang, dan di kotakota lain di Indonesia. Korté Chocolate pun tidak menutup kemungkinan rencana untuk membuka offline store.
Chocolate Bars
Sarana Promosi Produk Korté Chocolate
Korté Chocolate memiliki akun media sosial di Instagram dan Facebook, yaitu @Kortéchocolate. Sarana promosi di media sosial pun digunakan seperti paid promote. Ada juga kegiatan seperti event dan kolaborasi dalam rangka memperkenalkan produk-produknya.
Namun, Jeffry meyakini bahwa cara yang paling baik untuk mempromosikan produk Korté Chocolate adalah dengan pengalaman mencicipinya. Pengalaman itu dinilai lebih efektif untuk memperkenalkan produkproduk Korté Chocolate ke masyarakat.
Persepsi yang Ingin Dibangun Korté Chocolate
Di Indonesia, ada beberapa persepsi dari masyarakat tentang cokelat. Korté Chocolate mengutamakan untuk memperkenalkan bahwa cokelat Indonesia bisa setara, bahkan lebih baik kualitasnya di kancah Internasional (Prancis / Amerika Serikat / Belgia), terutama dari segi kompleksitas rasa.