5 minute read

SUDUT PROFESI

Next Article
OPINI MAHASISWA

OPINI MAHASISWA

Pâtissier, Bertahan dengan Rasa dan Inovasi

Oleh: Aisyah Yuliyanti dan Hafi zha Salma Fadiyah

Advertisement

Dok. Google

Pada masa ini, banyak anak muda yang memanfaatkan keahliannya untuk mendapatkan uang lebih di masa pandemi ini. Salah satunya yaitu dengan membuat kue. Bukan hanya drama dan lagunya yang merajalela di Indonesia. Saat ini kue ala Korea dengan nama Korean Bento Cake mendapat tempat di masyarakat Indonesia. Anakanak muda tak kehabisan ide untuk membuat suatu hal yang menarik dan inovatif yang bisa menarik perhatian orang-orang. Banyak anak muda yang sangat tertarik dengan Korean Bento Cake ini karena bentuknya yang simpel dan eyecatching. Saking ramainya dibicarakan, sekarang sudah mulai banyak orang yang membuka usaha kue ini salah satunya, Liem Pamela Lukito, seorang pâtissier yang berada di Semarang dengan nama usahanya yaitu Palspatisserie.

Awal Mula Merintis Usaha

Pamela mengatakan awal mulainya ia tidak suka membuat kue. Namun, suatu saat temannya memberinya tester bolu jadul dan ia mulai bepikir untuk mencoba-coba resep cake. Saat memulai, seringkali kue yang dibuatnya tidak mengembang sehingga ia mencoba berbagai resep. Dengan terus mencoba, akhirnya ia menemukan resep yang pas dan keluarganya pun menyukainya. Ia mulai memutuskan untuk mulai berjualan secara online via Instagram. Pada saat itu merupakan awal-awal Instagram sedang booming sehingga masih jarang orang yang bejualan online. Ia sangat mensyukuri pada saat itu ada costumer yang tertarik dan membeli cake miliknya via Instagram walaupun saat itu bentuknya belum terlalu bagus. Ia mengatakan bahwa ia sangat bersyukur bahwa usahanya bisa berkembang hingga saat ini.

Korean Cake dan Bento Cake jadi Unggulan

Produk unggulan dari Palspatisserie ini yaitu korean cake dan bento cake. Ukuran dan packaging dari korean bento cake yang berbeda dengan kue lainnya ini menjadikannya unik dan diminati masyarakat. Korean bento cake biasanya berukuran lebih kecil dibandingkan dengan kue-kue pada umumnya dan berdesain minimalis. Karena ukurannya mini, Korean bento cake ini biasanya dibungkus dengan wadah styrofoam berukuran kecil yang biasa dipakai untuk membungkus nasi atau burger. Saat ini, Pamela biasa memproduksi cake sekitar 5 sampai 6 buah standard cake dan 5 bento cake dalam sehari. Dalam memproduksi cake ini, ia masih melakukannya sendiri tanpa dibantu dengan karyawan. Ia mengatakan masih takut untuk memasukkan orang di masa pandemi seperti ini dan ia juga masih ingin belajar lebih banyak untuk manage orang terlebih dahulu.

Beda Tangan Beda Rasa

Dengan banyaknya profesi saat ini, tentu saja tiap profesi memiliki keunikannya masing-masing. Hal tersebut yang dapat membedakan antara satu profesi dengan profesi lainnya. Menurut Pamela, hal unik dari profesi pâtissier ini terletak pada ciri khasnya masing-masing. “Jadi walaupun resep ataupun konsepnya sama, tentu hasilnya akan beda jika orang yang membuatnya pun berbeda,” ujar Pamela.

Selain itu, saat ini Korean Bento Cake sedang booming di Indonesia khususnya di Semarang, sehingga Pamela merasa sedikit ketar-ketir karena tentunya ia

harus memiliki produk yang lebih unggul dibanding dengan usaha serupa lainnya. Untuk membentuk produk yang lebih unggul, Pamela terus mengamati pangsa pasar dan melihat-lihat berbagai model cake yang sedang booming untuk kemudian diaplikasikan ke dalam produknya dengan selera dan gaya khas dari Palspatisserie. Kembali lagi bahwa masingmasing bakery atau pâtissier memiliki ciri khas yang membuat produk mereka kelihatan berbeda dengan yang lain. Selain itu, Pamela juga selalu berusaha mengenalkan produk-produk Palspatisserie sehingga produknya bisa dijangkau lebih luas lagi oleh masyarakat.

Berprinsip Selalu Memberi yang Terbaik

Mulai menjalani profesinya sejak akhir tahun 2017, Pamela mengaku keluarganya selalu mendukung penuh apa yang ia kerjakan. Walaupun awalnya mungkin diragukan, namun berkat keuletannya membangun Palspattiserie dan kesadaran bahwa memang ini passion-nya, keluarga Pamela pun akhirnya semangat mendukungnya. “Keluargaku sering ngasih saran dan feedback kalau ada cake yang kurang bagus, jadi bisa sekaligus jadi quality control-nya Palspatisserie,” ujar Pamela. Ia menuturkan bahwa ia merasa bersyukur dengan adanya dukungan keluarganya ini.

Namun, walaupun banyak orang yang mendukungnya dalam menjalani profesi ini, tentu saja ada orang lain yang menganggap remeh profesinya saat ini. Pamela mengatakan bahwa ia tidak terlalu menanggapi tanggapantanggapan remeh dari orang lain. Ia memegang prinsip bahwa ia harus memberikan yang terbaik untuk pelanggannya. “Pokoknya aku berprinsip bahwa aku harus memberikan yang terbaik. Kalau terbaikku segini, ya udah, nggak papa,” ujar Pamela. Ia juga menambahkan bahwa pelanggannya pasti melihat apa kelebihan Palspattiserie dan yakin bahwa usahanya ini memiliki segmen pasarnya sendiri. “Mungkin bagi orang lain di luar sana, bakal ada banyak minusnya Palspatisserie ini. Tapi aku percaya bahwa kalau banyak juga customer yang lihat kelebihan Palspatisserie ini dibanding yang lain. Aku juga berpegang dari feedback positif customer dan repeat order mereka, jadi semakin yakin kalau Palspatisserie ini ada segmennya sendiri,” pungkas Pamela.

Suka Duka dalam Menjalani Profesi ini

Dalam menjalani profesi ini, tentu saja banyak suka duka yang sudah dialaminya. Pamela mengatakan banyak hal yang membuatnya senang menjalani profesi ini, misalnya saat banyaknya pesanan, adanya feedback positif dari pelanggan, atau bahkan saat pelanggannya mengunggah cake yang mereka beli ke sosial media mereka. Ia juga mengatakan bahwa ia senang bisa berkomunikasi dengan customer-nya karena ia bisa mendapatkan ide-ide kreatif dan bisa mendapatkan wawasan lebih untuk berkembang. Sementara itu, Pamela menuturkan duka yang dihadapi yaitu ketika ada complain dari pembeli karena adanya kerusakan pada kue yang dipesan. “Pernah satu kali cake aku miring sampai di customer. Tentu aku panik banget sampai keluar keringet dingin. Untungnya customer-ku itu baik, malah dia yang nawarin untuk rapihin sendiri cakenya,” tutur Pamela. Ia mengatakan bahwa ia selalu merasa khawatir ketika cake diambil costumer atau ojek online yang mengantarkan pesanan. “Rasanya campur aduk nggak karuan, takut cake-nya kenapa-kenapa,” ujar Pamela. Namun demikian, ini merupakan salah satu risiko yang harus dihadapinya.

Pesan untuk Mereka yang Ingin Memulai Bisnis

Dengan suka duka dalam menjalani profesi ini, tentunya Pamela sangat menikmati pekerjaannya saat ini. Ia mengatakan salah satu alasannya terjun di bidang ini ialah keyakian bahwa usahanya akan terus berkembang seiring dengan Liem Pamela Lukito, berkembangnya permintaan pasar. Ia merasa costumer selalu memotivasinya untuk terus berkembang di bidang ini. pâtissier Ia berharap usahanya saat ini terus berkembang dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Selain itu, Pamela juga memberikan pesan untuk orang-orang di luar sana yang sedang menggeluti profesi di bidang ini. Ia mengatakan untuk tetap semangat, harus berlatih dan harus berani untuk memulai suatu bisnis. “Yang pasti harus ulet, harus berani terjun langsung juga. Jadi, jangan terlalu lama mikir kalau mau untuk memulai sebuah bisnis. Karena seringkali aku menemukan teman-temanku yang mau berbisnis itu maju mundur karena kebanyakan mikir. Akhirnya malah gagal deh untuk berbisnis,” pungkas Pamela. (lth)

“Pokoknya aku berprinsip bahwa aku harus memberikan yang terbaik. Kalau terbaikku segini, ya udah, nggak papa,” ujar Pamela.

This article is from: