6 minute read
KOLOM PU
KOLOM PU Mengenal Cryptocurrency dan Pesatnya Perkembangan di Kalangan Muda
Oleh: Muhammad Annisulfuad
Advertisement
Pada era modern seperti saat ini, masyarakat semakin dimudahkan dalam berbagai hal. Salah satunya yaitu kegiatan transaksi. Memasuki era globalisasi, transaksi semakin mudah dilakukan. Kita dapat membeli barang tanpa harus bertatap muka. Mata uang digital juga mulai muncul dan merambah ke masyarakat seiring dengan perkembangan sistem transaksi. Salah satu perkembangan mata uang yang terjadi adalah munculnya cryptocurrency atau kripto. Kripto merupakan mata uang digital sekaligus aset yang digunakan untuk kebutuhan transaksi keuangan online.
Kilas Balik Munculnya Kripto
Konsep awal mata uang kripto muncul pada tahun 1980-an, merujuk Moneycrashers. Ketika itu, seorang ilmuwan komputer dan matematikawan Amerika bernama David Chaum menemukan algoritma khusus yang kemudian menjadi dasar dari enkripsi website modern dan transfer mata uang elektronik saat ini. Chaum kemudian mengembangkan penemuannya hingga periode 1990-an dan melahirkan mata uang digital yang bernama DigiCash. Namun sayang, inovasinya ini gagal berkembang. Meski begitu penemuan David ini memiliki peran penting dalam pengembangan mata uang kripto selanjutnya. Perkembangan mata uang kripto mencapai titik terang pada 2008. Di tahun itu, Satoshi Nakamoto menerbitkan buku berjudul ‘Bitcoin - A Peer to Peer Electronic Cash System’, mengutip Forbes. Isi buku tersebut juga diposting Satoshi ke milis diskusi kriptografi . Setahun kemudian, Satoshi merilis perdana mata uang kripto bernama Bitcoin ke publik. Perilisan tersebut mendapat dukungan dari pelaku kriptografi . Pada 2010, mulai bermunculan mata uang kripto lainnya. Pertukaran Bitcoin perdana juga terjadi di tahun yang sama. Sejak tahun itu harga mata uang kripto mengalami kenaikan yang cukup signifi kan. Dari mulai bitcoin, ethereum, litecoin, dogecoin, dan jenis-jenis kripto lain, semua-nya mulai menyebar ke berbagai negara dan diakui sebagai mata uang digital sekaligus aset.
Dua Sisi Kripto : Alat Pembayaran dan Aset Investasi
Meskipun berfungsi sebagai mata uang digital, tidak semua negara mengakui kripto sebagai alat pembayaran yang sah. Namun, ada juga beberapa negara yang bisa dibilang akrab dengan mata uang kripto. El Savador menjadi negara pertama di dunia yang mengakui Bitcoin (salah satu jenis mata uang kripto) sebagai alat pembayaran yang sah. Ada juga negara lain seperti Nigeria, Vietnam, Filipina, Turki, Tiongkok, Jerman, dan Amerika Serikat yang mengakui kripto sebagai alat pembayaran yang sah. Bahkan, di Nigeria uang kripto biasa digunakan sebagai pembayaran pada toko online. Ada juga merchant atau ritel di beberapa negara yang menerima mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah. Sedangkan, di Indonesia mata uang kripto belum diakui sebagai alat pembayaran. Hal itu diungkapkan oleh Bank Indonesia selaku perumus kebijakan moneter yang mengatakan bahwa kripto bukan alat pembayaran yang sah. Jika mata uang kripto tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah, kenapa banyak masyarakat Indonesia yang tertarik untuk mempelajarinya? Jawabannya tentu saja karena mata uang kripto tidak hanya berfungsi sebagai transaksi. Kita juga dapat memanfaatkannya untuk berinvestasi. Caranya kurang lebih sama seperti investasi mata uang, yaitu dengan menjualnya ketika harga naik. Itulah kenapa pemerintah Indonesia tetap me- ngizinkan warganya untuk memiliki uang kripto sebagai aset investasi. Selain itu, perdagangan uang kripto di Indonesia juga diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Total ada 229 jenis mata uang kripto yang diakui oleh Bappebti dan bisa diperdagangkan secara legal di Indonesia.
Perkembangan Kripto di Indonesia
Perkembangan mata uang kripto di Indonesia memang bisa dibilang cukup pesat. Data terbaru yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan pada Juni 2021 menunjukkan nilai transaksi uang kripto di Indonesia hingga Mei tahun ini mencapai Rp 370 triliun. Jumlahnya naik hampir enam kali lipat dibandingkan akhir tahun lalu yang sebesar Rp 65 triliun. Sementara itu, jumlah pemain uang kripto di Indonesia juga mencatatkan kenaikan 62,5% menjadi 6,5 juta orang pada Mei 2021. Akhir 2020, jumlah pemain uang kripto baru 4 juta orang. Hal tersebut tentu dapat menjadi potensi besar bagi perekonomian Indonesia. Ditambah lagi, data dari Menteri Perdagangan juga menunjukkan bahwa pada 2030 ekonomi digital Tanah Air diprediksi tumbuh sebanyak delapan kali atau berkontribusi 18% terhadap total Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB).
Faktor Pendorong Perkembangan Kripto
Fenomena investasi kripto di Indonesia memang telah ada selama beberapa tahun ke belakang,
dan menjadi semakin berkembang akhir-akhir ini. Kalangan muda memang menjadi ladang pesat perkembangan kripto. Hal itu dikarenakan beberapa faktor. Pertama, masa-masa usia muda merupakan masa eksplorasi yang tinggi. Terlebih lagi kalangan usia yang sudah atau akan memasuki usia kerja, menjadikan kripto sebagai investasi seakan menjadi salah satu ladang bisnis. Faktor kedua adalah penguasaan teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa pemahaman internet, teknologi, dan informasi sangat berpengaruh kepada pemahaman terhadap kripto. Biasanya pemuda dapat dengan mudah mempelajari halhal baru yang berhubungan dengan teknologi dan globalisasi. Berbeda dengan kalangan usia orang dewasa atau orang tua yang rata-rata tidak begitu memahami teknologi secara mendalam. Selain itu, anak muda cenderung mencari banyak peluang baru dalam menghasilkan uang dengan cara kreatif.
Faktor berikutnya adalah mudahnya berinvestasi mata uang kripto. Selama ini kata investasi bagi orang awam mungkin terdengar sebagai suatu hal yang hanya bisa dilakukan oleh kalangan pengusaha. Namun dengan kripto, kita dapat berinvestasi tanpa perlu adanya modal yang besar. Transaksi yang dilakukan juga bisa dibilang mudah karena dapat dilakukan hanya dengan menggunakan gadget. Pengguna hanya perlu membeli mata uang kripto, lalu menjualnya ketika harga naik. Maka tidak heran banyak pemuda yang belajar cara berinvestasi melalui mata uang kripto. Faktor keempat adalah potensi kripto di masa depan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, terdapat pergeseran dalam sistem masyarakat, termasuk sistem transaksi. Potensi kripto sebagai “barang perdagangan” semakin meningkat mengingat kita telah memasuki era modern. Hal itu didukung juga dengan investasi kripto di Indonesia yang semakin besar dan merambah ke masyarakat. Bahkan, Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) berencana untuk segera meluncurkan bursa kripto pada akhir tahun 2021 sebagai salah satu langkah serius dalam meregulasi transaksi aset kripto di Indonesia. Tak heran dengan semua penjelasan tersebut, banyak kalangan muda menjadi tertarik untuk belajar investasi khususnya dengan menggunakan mata uang kripto.
Pahami Risiko sebelum Investasi
Besarnya potensi yang ada tidak membuat mata uang kripto 100% aman sebagai investasi di Indonesia. Ada beberapa risiko yang harus diketahui dan dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk terjun dalam investasi kripto. Risiko utama adalah sifat mata uang kripto yang dinyatakan sebagai komoditas berjangka, artinya nilai dari aset tidak dapat dipastikan alias naik dan turun mengikuti permintaan pasar. Dalam hal ini pemerintah tidak dapat mengintervensi harga aset kripto mengingat tidak ada pihak yang meregulasi seperti bank sentral (Bank Indonesia) dalam sistem moneter. Sifat fl uktuasi harga juga sangat tinggi, sehingga menjadi salah satu transaksi perdagangan yang tergolong sangat spekulatif. Dengan kata lain, tidak ada yang bisa menjamin perkembangan nilai dari aset kripto, sehingga tidak ada pendapatan atau keuntungan yang pasti. Risiko lain yang mungkin terjadi adalah posisi perdagangan mata uang kripto yang diperdagangkan seperti pasar derivatif. Sehingga berpotensi memunculkan peluang penipuan dan transaksi bodong. Karena itu masyarakat dianjurkan untuk berinvestasi di produk yang sudah diatur dan memiliki kepastian hukum. Investor juga dianjurkan untuk bertransaksi di lembaga yang sudah mendapatkan ijin dari Bappebti. Tingginya risiko itu pula yang membuat beberapa negara melarang mata uang kripto mengingat risiko kerugian yang lebih tinggi dibandingkan aset investasi lainnya. Yang terbaru, ada China yang melarang keras aktivitas penambangan serta perdagangan mata uang kripto seperti kripto bitcoin, ethereum, degocoin, dan lain-lain.
Investasi mata uang kripto memang menggiurkan, terlebih lagi bagi kalangan muda. Namun, waspada dan pemahaman juga tetap harus ada untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Kalangan muda perlu benar-benar mempelajari dasar-dasar investasi dan dunia kripto sebelum memutuskan untuk menjadi investor. Banyak seminar, website pemerintah, maupun buku yang dapat menjadi pedoman dalam mendalami dunia investasi. Masyarakat harus lebih cerdas bertransaksi dan mengetahui aset mana yang cocok sebagai investasi, hal itu mengingat saat ini terdapat hingga 5000 lebih jenis aset kripto yang bertebaran. Selain itu, pemerintah juga harus sigap dalam mengarahkan potensi besar dari investasi kripto. (lth)
Dok. Edents
*) Penulis merupakan Pemimpin Umum LPM Edents 2021