Direktur Pondok Shabran: Kita Evaluasi
UMS, Koran Pabelan – Pondok
Hajjah Nuriyah Shabran
kembali terapkan pembatasan jam malam untuk mahasantrinya. Hal tersebut dinilai kurang efektif oleh sebagian mahasantri yang aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa.
Selaku Direktur Pondok
Shabran, Nur Rizqi Ferbriandika menjelaskan, bahwa pembatasan jam malam bagi mahasantri sempat ditiadakan beberapa waktu lalu. Hal tersebut, disebabkan karena pembina lama kurang tepat dalam mengurus beberapa aturan yang ada serta kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM). “Jadi ini bukan kebijakan baru, karena sekarang SDM-nya sudah ada, satpam juga ada dua, sekarang (kebijakan jam malam –red) dikembalikan lagi,” ungkapnya, Kamis (9/3).
Ia juga menyampaikan, bahwa batas jam malam yang berlaku, disepakati pada pukul 23.00 WIB dan bagi mahasantri yang melanggarnya akan dikenakan absen. Nur menjelaskan bahwa tidak ada batasan dalam absen tersebut, tetapi di akhir semester akan ada evaluasi performa bagi mahasantri. “Kalaulah misalnya dia terlalu sibuk di luar, tidakpernahikutkegiatan,absennya telat terus, telat salat Subuh, ya, kita evaluasi, mungkin tempatnya bukan di Shabran,” jelasnya.
Nur melanjutkan, bahwa kebijakan tersebut merupakan
salah satu
kedisiplinan, bagi mahasantri
nilai, kebijakan ngat efektif
hal yang tidak
lingkungan
“Supaya lebih bergadang bermanfaat,”
Akbar
mahasantr
mengatakan dok seharusnya rum diskusi
sebelum kembali
kebijakan
lam. Menurutnya, kembali kebijakan rangefektif
mahasantri
dalam kegiatan organisasi mahasiswa. “Kalau dilihat dari sudut
Harga Rp 1.000
Kamis, 16 Maret 2023 Tahun 19/ No.4
Kembali Terapkan Jam Malam
SMS Suara Pabelanis: 082220351062 Iklan
082137364354
dan Langganan:
Foto: Kilau Aurum/Koran Pabelan
Reporter: Adhelia Zahrotu Kurniawati
Kembali Banjir, Pihak Kampus Belum Ada Solusi
Dilema Pembatasan Jam Malam Griya Mahasiswa
Gandeng Nia Ramadhani pada Bedah Buku dan Motivasi
Editorial
Efektivitas Kebijakan Baru
Redpel Koran:AuliaAzzahra
Redaktur: Nadia Patricya Suwarno, Adhelia Zahrotu Kurniawati
Redaktur Foto: Syifana PutriY. P
Reporter: Adhelia, Nadia, AuliaA, Hasbiatullah, Indah
Fotografer: Syifana, Nadia
Editor: Chessarisa,AnisaY, Novali, Alifia,AuliaA
Ilustrator: Bayu
DesainArtistik/Tata Letak: Kilau, Rafikhansa, Bagas, Mukhlish, Kamal, Pamungkas
Pemimpin Umum: Muhammad Iqbal
Sekretaris Umum: Ridhwan Nabawi
Pemimpin Redaksi: Aliffia Khoirinnisa
Litbang:Aisyah Fayi Ivana
Personalia: M. Rafikhansa Dzaky S.
Medkom: Bagas Pangestu
Perusahaan: Widyawati Dian Putri U.
Manajer Logistik: Moh. LukmanA.
Redpel Online: Shafy Garneta M.
Redpel Koran: AuliaAzzahra
Redpel TV: Fadhil Kamal
Redpel Majalah: Anisa Fitri Rahmawati
Manajer Diskusi: Hasbiatullah
Manajer Dapus: Viona Riana Sari
Manajer Penelitian:AshariThahira
Manajer Pelatihan: N.Assa’adah
Manajer PKK: Ivana SarahAzaria
Manajer Iklan: LilisApriliyani
Manajer Prodis: Fesardha Putra
Diterbitkan oleh: Lembaga Pers
Mahasiswa Pabelan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Terbit Sejak: 28 Juni 2005
berdasarkan Surat Keputusan
Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005,
Tanggal 24 Juni 2005
Alamat Redaksi: Lembaga Pers
Mahasiswa Pabelan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl.
AhmadYaniTromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164
Surakarta e-mail: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com
Kebijakan dibuat untuk
mengendalikan manusia dengan batasan-batasan tertentu dan seharusnya dalam penerapan kebijakan tersebut dicapai dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan pihak terkait. Dalam hal ini, penerapan kembali jam malam di Pondok Shabran sudah semestinya diterapkan untuk kepentingan mahasantri dan ketentuan-ketentuan yang diterapkan juga tidak memberatkan mereka dalam beraktivitas sebagai mahasiswa.
Penetapanjam malam di Pondok Shabran menuai pro
Pondok Shabran
kontra dari pihak mahasantri yang merasa terbatasi dalam kegiatannya di luar kampus sebagai seorang mahasiswa yang aktif dalam kegiatankegiatan ekstra Aktivitas mahasiswa saat ini tidak sebatas hanya mengikuti pembelajaran di dalam kampus namun juga ada aktivitas lain, seperti kegiatan organisasi, komunitas, dan kerja kelompok.
Mahasiswa saat ini tidak hanya dituntut baik secara akademis namun juga dalam kehidupan bersosial. Penerapan jam malam yang sebelumnya sudah pernah diterapkan dan dianggap berja-
ProfRuwet
lan lancar seharusnya tidak memperoleh protes yang cukup serius. Hal itu bisa terjadi apabila dalam pelaksanaannya, kebijakan tesebut tidak disosialisasikan dengan baik dan tidak disesuaikan dengan kebutuhan mahasantri saatini.
Perlu ada peninjauan terhadap kebijakan yang ada. Kejadian ini seharusnya bisa dijadikan pembelajaran untuk penetapan kebijakankebijakan selanjutnya. Pihak terkait harus bisa melibatkan mahasantri dalam setiap pengambilankeputusan.
Gandeng Nia Ramadhani pada Bedah Buku dan Motivasi
Semoga bisa diadakan lagi ya...
Kembali Banjir, Pihak Kampus Belum Ada Solusi Gimana sih, kok belum diperbaiki sampai sekarang...
Adakan KKN, Perwakilan Mahasiswa dan Dosen UMS Bergabung
Wihh, semoga bisa terus berlanjut ya...
Tahukah kamu?
TahukahKamu?
Olahraga pada malam hari dapat memicu gangguan pada sistem pernafasan. Hal ini karena kandungan oksigen pada malam hari lebih sedikit dibanding pagi hari sehingga daya tahan tubuh akan semakin berkurang terlebih setelah seharian melakukan kegiatan seperti kuliah dan bekerja.
Sumber: @google
SuaraPabelanis.
Lpm Pabelan @infopabelan lpmpabelan
+628123044xxxx (Mahasiswa FH)
Kalo parkir yang bener dikit ya, udah di belakang sama dikunci ganda nyusahin aja...
+6285932077xxxx (Mahasiswa FEB)
Selokan di FEB gimana nih, kok bisa banjir semata kaki
“
“
2 QR Code http//www.pabelan-online.com Scan QR Code ini untuk cara mudah mengunjungi
Kamis, 16 Maret 2023
Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus UMS tercinta. Pesan dapat anda sampaikan melalui (0822-20351062) atau akun media sosial resmi LPM Pabelan. Mari kawal proses dinamika di kampusbersamaKoranPabelan.
Dilema Pembatasan Jam Malam
Griya Mahasiswa
Awal tahun ajaran semester
genap ini mungkin akan menjadi angin segar bagi segenap civitas academica UMS. Pasalnya, setelah menanti cukup lama, akhirnya Griya Mahasiswa yang sudah menjadi rumah kedua bagi mahasiswa sekaligus aktivis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kini telah menampakkan keelokannya. Proses pembangunan gedung baru yang disebutkan rampung pada Februari segera menemui titik peresmiannya. Mengingat hampir setiap lini bangunan gedung kini sudah bisa dikatakanrampung.
Akan tetapi, penantian di rumah baru yang digarap tak sebentar itu agaknya justru membuat sebagian mahasiswa sedikit menahan senyum kebahagiaan. Karena kabarnya akses Griya Mahasiswa nantinya akan ada pembatasan terkait jam malam Sebagaimana kita ketahui sebelumnya, di Griya Mahasiswa memang tak dikenal pembatasan jam malam, alias setiap mahasiswa yang berada di dalamnya diberi kebebasan sampai kapan mereka di sana. Karena tak bisa dipungkiri juga, banyak dari UKM-UKM yang cenderung aktif di jam malam. Kebanyakan UKM memang memiliki agenda yang mengharuskan mereka berkegiatan di malam hari. Sebut saja Malimpa (Mahasiswa Muslim Pecinta Alam), Unit Seni dan Film (USF), Tapak Suci, dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu dilakukan karena di siang hari mahasiswa masih diselimuti oleh aktivitas perkuliahan dan kesibukan pribadi lainnya, sehingga tak jarang jam malam menjadi opsi, yang mana di sisi lain mereka mempunyai tanggung jawab dan amanah di setiapUKMmasing-masing.
Akan adanya pembatasan jam malam tersebut memang bukanlah tanpa alasan. Kepala Ba-
gian (Kabag) Sarana dan Prasarana (Sarpras) UMS dalam Koran Pabelan di edisi sebelumnya telah menerangkan bahwa, hal tersebut tak lepas dari adanya tindakan ataupun aktivitas yang dirasanya tak sesuai dengan nilainilai Islam. Seperti laki-laki dan perempuan yang tidur dalam satu ruangan. Tak hanya itu, pembatasan itu juga dilatarbelakangi oleh banyaknya mahasiswa yang dirasa produktivitas hingga larut malam, justru malah lalai akan ibadah salat Subuhnya. Dan juga dirasa mengganggu produktivitas mahasiswa di pagi harinya, karena kurangnya waktu istirahat yang cukup. Kemudian nantinya setiap pukul 22.00 rencananya akan ada security keliling Griya Mahasiswa untuk memastikan tidak ada lagi aktivitas diatas jam tersebut.
Berbagai macam respons pun pastinya akan bermunculan jika setiap pelaku UKM ditanya, atau bahkan diinformasikan secara menyeluruh perihal kebijakan yang kemungkinan akan segera disahkan itu. Hal semacam ini pada gilirannya, kita akan dihadirkan dengan dua kubu responsif yang bertentangan, atau mungkin tiga. Satu sisi pastinya ada mahasiswa yang sangat setuju dengan kebijakan tersebut, terlepas dari berbagai macam alasan yang melatarbelakanginya. Di sisi lain, tentu ada juga pihak yang kurang atau bahkan tidak setuju dengan hal tersebut. Biasanya, kubu ini adalah mereka yang memang sering melakukan aktivitas di Griya Mahasiswa hingga jam malam. Dan sebagian sisanya yang acuh tak acuh akan kebijakan tersebut karenamemangtakikutsertadalam UKM manapun. Atau biasa disebutmahasiswakupu-kupu.
Maka, menurut saya pribadi sebenarnya apa yang menjadi maqashid atau tujuan dari pihak
Kabag Sarpras sendiri merupakan langkah yang bagus jika melihat dari keresahan yang melatarbelakanginya. Namun, jika kemudian tindakan atau kebijakan yang dilakukan terkesan hanya keputusan sepihak tanpa melibatkan pihak mahasiswa di dalamnya, itu pun merupakan tindakan yang saya rasa kurang tepat Apalagi kebijakan yang diambil ini berhubungan dengan pola aktivitas atau pola kebiasaan yang sudah lama berjalan dalam ruang lingkup Griya Mahasiswa. Maka sudah layaknya seperti budaya, seharusnya setiap kebijakankebijakan yang diambil dengan maksud kemaslahatanpun haruslah dilakukan secara kooperatif dan dengan melakukan komunikasi langsung.Atau paling tidak lewat diskusi. Sehingga nantinya keputusan yang diambil oleh pihak yang terkait bisa diterima secara legawa dan mahasiswa bisabersikapadaptif.
Selain itu, seharusnya pihak Kabag Sarpras ataupun siapa pun itu tidak bisa dengan mudah mengambil kesimpulan hanya dengan fakta empiris yang didapatkannya. Seperti mahasiswa yang tidak salat Subuh karena berlarut-larut dalam Griya
Mahasiswa, ataupun mahasiswa yang nihil nilai akademiknya karena lebih produktif di malam hari dengan UKM-nya. Karena, toh jika ditinjau lebih jauh masih banyak, mereka yang bisa menyeimbangkan akademik maupun non-akademiknya. Memang, walaupun itu mengharuskan si mahasiswa untuk merelakan waktu tidurnya. Toh, bukankah banyak tokoh-tokoh besar yang banyak menghabiskan waktu malamnya hingga larut tetapi di kemudian hari itu tergantikan oleh karya-karya dan pencapaiannya yangmonumental.
Maka dalam kejadian semacam ini, jika berkaca pada apa yang pernah ditulis oleh Jurgen Hubermas, amat pentingnya sebuah perjumpaan dalam ruang publik demi membentuk kehidupan yang asri dan bermartabat, sehingga bisa meminimalisir terjadinya miskomunikasi yang dalam konteks ini antara mahasiswa dengan pemangku kebijakan di kampus. Tujuannya, agar pihak-pihak yang terkait bisa saling mengerti dan menemukan titik temu kebijakan seperti apa yangseharusnyadiambil.
3 OPINI Kamis, 16 Maret 2023
Oleh
Alfin Nur Ridwan
Mahasiswa Fakultas Agama Islam
Gelar Bedah Buku “Al-Qur'an: Kitab Peradaban”
UMS, Koran Pabelan –Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Ilmu
Qur'an Tafsir (IQT) UMS
menggelar acara Bedah Buku
“Al-Qur'an: Kitab Peradaban” pada Jumat, (10/3) secara luring di Gedung Induk Siti Walidah. Acara ini mendatangkan narasumber dari dalam maupun luar kampus.
Ahmad Nurrohim selaku
narasumber sekaligus
Dosen Prodi IQT menyampaikan, bahwa buku ini berisi tentang Al-Qur'an yang men-
cerahkan peradaban, cahaya toleransi, issue aktual dan tafsir Menurutnya, buku ini memberikanbanyakperspektifbarudalam mengkaji Al-Qur'an. “Relasi menuju Peradaban saling berhubungan dan kompleks yaitu AlQur'an,mufasirdanrealita,”jelasnya,Jumat(10/3).
Mu'ammar Zayn Qadafy, narasumber acara sekaligus dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menyampaikan, secara umum buku ini berisi tentang studi tafsir dan studi Al-Qur'an. Ia juga membahasberagamreferensiteoritis terkait makna dan fungsi penulisan
tafsir “Terdapat kelatahan dibuku ini, dimana tafsir yang ada dikaitkaitkankemasalahyangadasaat ini, padahal tidak relevan,” ujarnya,Jumat(10/3).
Muhammad Ibnu Masngud selaku ketua panitia acara menyampaikan, acara ini merupakan kolaborasi HMP IQT dengan Komunitas Tafsir Tanwir Id Menurutnya acara ini berjalan lancar, meskipun terjadi keterlambatan karena beberapa pihak yang tidak datang tepat waktu. “Acara ini bukan hanya sekedar sebagai formalitas belakang, harus ada follow up-nya minimal dari diri kita sendiri agar sema-
ngat belajar,” ungkapnya, Jumat (10/3).
Rohma Syarifah Az Zaroh, salah satu peserta acara, tertarik mengikuti acara ini karena penasaran dengan pembahasan buku yang dibahas. Menurutnya, acara ini meningkatkan mindset menuntut ilmu dengan membaca buku, serta mencari pengalaman baru agar berwawasan luas. “Semoga semakin banyak kegiatan semacam ini ataupun diskusidiskusi yang mendatangkan pemantik yang sudah ahli dalam bidangnya,” harapnya, Jumat (10/3).[Nadia/AYP]
issuu.com/lpmpabelan 4 WARTA KAMPUS Kamis, 16 Maret 2023
HMP IQT
Sambutan - Andri Nirwani sebagai Kepala Prodi (Kaprodi) Ilmu Qur'an Tadsir (IQT) sedang memberikan sambutan di Acara Bedah Buku ”Al-Qur'an: Kitab Peradaban”. Kegiatan berlangsung secara luar jaringan (luring) di Gedung Siti Walidah pada Jumat (10/3).
Foto: Nadia Patricia/Koran Pabelan
WARTA KAMPUS
Adakan KKN, Perwakilan Mahasiswa dan Dosen UMS
UMS, Koran Pabelan – UMS membuka pendaftaran bagi para mahasiswa dan dosen yang ingin mengikuti program
KKN (Kuliah Kerja Nyata) KI (Kemitraan Internasional) dan PPM (Program Pemberdayaan
Masyarakat) KI KKN Malaysia. Terdapat syarat yang harus dipenuhi para pendaftar untuk bisa mengikuti KKN Malaysia yang diselenggarakan pada tanggal 12 Maret sampai 8 April 2023.
Harun Joko Prayitno
selaku Wakil Rektor I
UMS menyampaikan, jika partisipan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Malaysia ini melibatkan mahasiswa dan dosen seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Syarat untuk mengikuti KKN tersebut meliputi semester, Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK), kemampuan komunikasi, kemandirian, dan kedewasaan. ”KKNinidilakukanselama empat minggu,mulaidaritanggal12maret sampai 8 april,” ujarnya, Kamis(16/3).
Harun mengungkapkan, bahwa persiapan dalam kegiatan tersebut meliputi wawancara, pembekalan, pendampingan, penyusunan program, persiapan paspor, dan juga tiket. Lanjutnya, mahasiswa dan dosen yang mengikuti kegiatan tersebut diberikan pembekalan mengenai kemampuan komunikasi, pengenalan budaya Kuala Lumpur, pembekalan strategi pemberdayaan program “Tujuannya untuk memberikan suatu pelayanan pada masyarakat internasional, menghadirkan pendidikan, dan education for all, ” ungkapnya.
Ia menambahkan, bahwa UMS hanya memberikan penda-
Bergabung
naan sebesar satu juta, sedangkan pengeluaran yang lainnya bersifat mandiri. Ia menjelaskan, keuntungan dari program ini yakni melatih jiwa mandiri, kedewasaan, membantu masyarakatdenganadanyakegiatanini, mendapatkan sertifikat dari kedutaan, dan dapat pengalaman dalam internasional conference
“Dapat membuka mata untuk mengetahui dunia luar, menjadi bagiandariwargadunia,”harapnya.
Zuhroh Wafa Athiyyah, Mahasiswa Program Studi (Prodi) PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) salah satu mahasiswa yang mengikuti KKN Malaysia ini mengungkapkan kalau dirinya kaget dengan kehidupan selama KKN yang berbeda dengan kehidupan di Indonesia. Menurutnya, ia sudah mempersiapkan sedemikian rupa untuk mengikuti KKN yang disosialisasikan pada
pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan melalui proses seleksi administrasi dan juga wawancara.” Ada rasa takut, karena pasti culture shock banget. Tapi disamping itu juga ingin sekali ke sana, kayak semangat ingin mencoba pengalamanhalbaru,”ujarnya.
Lebih lanjut, Zuhroh mengungkapkan adanya hambatan pada KKN Malaysia ini yaitu pada saat menukarkan uang untuk membeli suatu kebutuhan yang nominalnya tidak kecil. Ia juga mengatakan jika di sana dalam pengerjaan program kerja belum mengerti kondisi yang tepat dan lebih tepatnya hanya memperkirakan saja pada waktu KKN di Malaysia. “Semoga KKN ini bisa untuk prodi lainnya, dikarenakan memang memberikan banyak sekali manfaat dan pengalaman yang luar biasa,” tutupnya, Selasa(14/3).[Indah/AK]
Kembali Banjir, Pihak Kampus Belum Ada Solusi
UMS, Koran Pabelan –Parkiran Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) kembali mengalami banjir. Kondisi ini dikeluhkan oleh para mahasiswa, sedangkan pihak kampus belum menemukan solusi yang pasti bagi permasalahan ini.
Hasyim Asy'ari selaku
Kepala Bagian (Kabag)
Sarana dan Prasarana (Sarpras) mengungkapkan dirinya tidak mengetahui kondisi parkiran FEB yang banjir akhir-akhir ini. Ia menambahkan, jika belum ada rencana ke depan untuk mengatasi permasalahan ini. ”Dulu memang sempat ada wacana untuk membangun gedung delapan lantai, dimana dekannya Pak
Syamsuddin, namun berhenti setelah beliau ( Syamsuddin –red) meninggal dunia,” ungkapnya, Rabu(15/3).
Hasyim menjelaskan, perlu adanya pertimbangan jika dalam waktu dekat dilakukan pembongkaran dan pembangunan gedung delapan lantai. Lanjutnya, faktor penyebab banjir belum diketahui, karena pihaknya belum mengetahui secara langsung kondisi di lapangan. ”Dari pihak parkir ataupun satpam tidak pernah cerita, jadi belum tahu kondisi tersebut, kalau sudah tahu nanti bisa dicek apakah drainasenya tersumbat atau memang curah hujan yang tinggi,”ujarnya.
Ia juga menyampaikan, jika parkiran FEB memiliki jalur saluran pembuangan yang terhubung
dengan drainase besar antara Gedung Siti Walidah (Siwal) dan Yayasan Rumah Sakit Islam (Yarsis).Tambahnya, ada petugas kebersihan tersendiri, namun pembersihannya tidak dilakukan secara rutin. ”Semua yang beraktivitas di area tersebut, mohon kesadaran untuk tidak membuang sampah disembarang tempat dan saling menjaga lingkungan,” harapnya,Rabu(15/3).
Yanto selaku Petugas Keamanan Parkir FEB menyampaikan, perlu adanya renovasi untuk memperlancar arus air agar tidak menggenang di tempat parkir. Ia berharap jika masalah parkir ini bisa segera direalisasikan agar mahasiswa nyaman dalam parkir. ”Bisa segera diperbaiki lagi parkirannya, termasuk jalan yang
berlubang bisa segera dicor,” harapnya,Rabu(9/3).
Imtiyas Azza Attiyah, salah satu mahasiswi FEB mengungkapkan dirinya terkejut akibat genangan air yang menjadi banjir seperti akhir-akhir ini. Ia berpendapat, bahwa mahasiswa telah menyuarakan aspirasi terkait parkiran kepada pihak kampus, namunhinggasaatinipihakkampus belum memberikan tanggapan. ”Ya, harapan saya pihak kampus bisa segera menindaklanjuti terkait masalah banjir, karena beberapa mahasiswa sering mengeluhkan kendaraannya yang rusak terendam banjir,” tutupnya, Kamis(16/3).[AuliaA/AK]
5 Kamis, 16 Maret 2023
KKN KI dan PPM KI
Parkiran FEB
Gandeng Nia Ramadhani pada Bedah Buku dan Motivasi
UMS, Koran Pabelan – UMS
bersama Nia Ramadhani
adakan sharing motivasi dan bedah buku bertema
”Pentingnya Mental Health
Bagi Generasi Muda” yang tuai antusiasme mahasiswa. Acara ini diadakan secara luar jaringan (luring) di Auditorium
Mohammad Djazman dengan kuota 200 peserta pada Kamis (9/3).
Nia Ramadhani selaku
pembicara sekaligus penulis buku ”Cerita Ade”, menyampaikan pentingnya kesadaran akan mental health, karena kebutuhan manusia untuk
memahami diri sendiri. Menurutnya, memendam emosi terlalu sering dapat menjadi salah satu pemicu mental illness “Saya merasa butuh tempat cerita, tapi saya takut orang akan men-judge saya, padahal pandangan orang lain bukan tanggungjawab saya,” ujarnya,Kamis(9/3).
Ia kembali mengungkapkan jika buku ”Cerita Ade” dilatarbelakangi oleh kisahnya sendiri. Dalam sharing tersebut, ia berbagi pengalaman mengenai kunjungannya ke psikiater Menurutnya, berkunjung ke psikiater bukanlah hal yang memalukan. "Saya sadar emosi saya harus diluapkan kepada seseorang, karena terlalu
lama saya pendam sendiri. Setelah kejadian kemarin, saya memutuskan untuk langsung berkonsultasi kepada ahli,” ungkapnya.
Taufik Kasturi selaku Guru Besar Ilmu Psikologi berpendapat, bahwa ada satu hal yang nyaris luput dalam buku ”Cerita Ade”, yakni eksistensi tuhan yang mengatur segala hal tentang kehidupan manusia. Lanjutnya, kata 'Allah' dalam buku tersebut hanya berkaitan dengan insyaallah dan jarang membahas ibadah kepada Allah. “Ketika saya membaca buku ini, saya bertanya-tanya kenapa jarang sekali ditemukan kata 'Tuhan'. Kemu-
dian, inilah yang saya pikir menjadi masalah utamanya,” ungkapnya,Kamis(9/3).
Aprilia Hidayati, salah satu peserta seminar mengatakan bahwa seminar Mental Health ini sangat dibutuhkan oleh anak muda atau mahasiswa. Menurutnya, hal ini karena mahasiswa sedang dalam fase berjuang menata kehidupannya dan seringkali mengalami quarter life crisis “Semoga semakin banyak pemuda yang peduli terhadap kesehatan mental, karena kalau bukan diri kita sendiri yang peduli, siapalagi?”harapnya, Kamis(9/3).[Hasbiatullah/AA]
6 WARTA KAMPUS Kamis, 16 Maret 2023
UMS
Seminar - Nia Ramadhani selaku pembicara sekaligus penulis buku Cerita Ade sedang menyampaikan materi. Acara ini diselenggarakan secara luar jaringan (luring) pada Kamis (9/3).
Foto: Dokumen Pribadi/Humas Kampus
7 Kamis, 16 Maret 2023
Pembangunan - Sejumlah pekerja sedang mengerjakan pembangunan Gedung OSCE Fakultas Farmasi. Progres pembangunan saat ini sudah mencapai pengerjaan fasad, Rabu (15/3).
Tonton konten kami di Youtube Pabelan TV FOTO
Foto: Syifana Putri/Koran Pabelan
KARIKATUR
Ilustrasi: Bayu/Koran Pabelan
8 IKLAN Kamis, 16 Maret 2023
Upper