Advokasi Kasus Pelecehan Seksual Oleh
Dosen FAI
UMS, Koran Pabelan – Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM)
Fakultas Agama Islam (FAI) mengadvokasi sejumlah mahasiswa yang menjadi korban pelecehan seksual secara verbal yang dilakukan oleh Dosen FAI. Pelecehan seksual itu dilakukan melalui pesan WhatsApp (WA) yang memuat kata-kata mesum.
Abdillah Toha selaku ketua
DPM FAI mengungkapkan bahwa laporan dan bukti berupa pesan WA dari pelaku kasus pelecehan seksual tersebut telah diketahui sejak Desember 2022. Ia menambahkan bahwa DPM FAI sudah melakukan audiensi dengan pihak Program Studi (Prodi) terkait, namun responnya masih kurang memuaskan “Karena
korbannya bukan hanya satu dua orang, namun lebih dari lima dan itu yang baru melapor belum terhitung korban lain yang tidak melapor,” ungkapnya, Selasa (21/3).
Ia mengungkapkan bahwa pihak prodi telah memberikan sanksi berupa surat peringatan per Desember 2022. Lanjutnya, pihak prodi menyarankan jika DPM FAI hendak mengadvokasi kasus tersebut maka harus mengumpulkan bukti baru. “Perhari ini kita (DPM FAI –red) masih sulit mencari bukti baru sesuai permintaan prodi,” ujarnya.
Toha menambahkan ke depannya pihaknya akan bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terkait kasus ini. Ia juga mengharapkan adanya sanksi yang jelas bagi pelaku. “Teman-teman jangan takut
melapor, karena kita tidak boleh melegitimasi atau membiarkan hal ini, terlebih ini adalah kampus Muhammadiyah yang narasinya kampus islam terbaik dan tataran fakultas islam,” tutupnya.
Syamsul Hidayat selaku dekan FAI mengungkapkan pihaknya belum mengetahui pengadvokasian itu secara pasti dan belum dapat memberikan tanggapannya. Lanjutnya, hal ini karena belum ada laporan yang masuk pada pihak dekanat dan jajarannya, sehingga belum ada pembahasan terkait hal itu “Tentu jika ada akan kita (Dekanat –red) telusuri sejauh mana apakah itu benar terjadi atau itu sebuah hoaks,” tuturnya, Sabtu (25/3).
Salah satu mahasiswi FAI menyatakan jika kejadian tersebut harus diberikan hukuman
yang setimpal. Tindakan yang dilakukan pihak kampus berupa peneguran tersebut dirasa masih kurang sesuai dengan apa yang dilakukan oleh dosen tersebut. "Tapi ada hukum dan ketentuan yang diberlakukan di kampus jika seorang dosen melakukan pelanggaran seperti itu karena negara kita negara hukum," ujarnya, Kamis (30/3).
Ia kembali menyampaikan jika dosen yang melakukan pelanggaran seperti dalam kasus tersebut akan mendapatkan hukuman selanjutnya jika kembali mengulangi kesalahan yang sama. Ia berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali dan apa yang sudah dilakukan menjadi jera. "Takutlah engkau kepada Allah daripada takut kepada manusia," tutupnya. [AA]
Kamis, 30 Maret 2023 Tahun 19/ No.6 Harga Rp 1.000 DPM FAI
Ilustrasi : Freepik
Reporter: Aliffia Khoirinnisa
Sepakat Tolak Pengesahan Perppu Cipta Kerja Adakan Mubalig Hijrah Untuk Sambut Ramadan Belum Tersedia Masjid Akibat Kurang Lahan SMS Suara Pabelanis: 082220351062 Iklan dan Langganan: 082137364354
FAI
Kamis, 30 Maret 2023
Redpel Koran:AuliaAzzahra
Redaktur: Nadia Patricya Suwarno,
Adhelia Zahrotu Kurniawati
Redaktur Foto: Syifana PutriY. P
Reporter: Aliffia, Nadia,Adhelia, Viona, Kania, Ivana
Fotografer: NurrahmanAssa’adah
Editor: AuliaA, Iqbal, Izzul, Novali, Aliffia, Chesarisa
Ilustrator: AuliaA
DesainArtistik/Tata Letak: Yusuf, Lukman, Ryan, Bagas, Nova, Pamungkas
Pemimpin Umum: Muhammad Iqbal
Sekretaris Umum: Ridhwan Nabawi
Pemimpin Redaksi: Aliffia Khoirinnisa
Litbang:Aisyah Fayi Ivana
Personalia: M. Rafikhansa Dzaky S.
Medkom: Bagas Pangestu
Perusahaan: Widyawati Dian Putri U. Manajer Logistik: Moh. LukmanA.
Redpel Online: Shafy Garneta M.
Redpel Koran:AuliaAzzahra
Redpel TV: Fadhil Kamal
Redpel Majalah:Anisa Fitri Rahmawati
Manajer Diskusi: Hasbiatullah
Manajer Dapus: Viona Riana Sari
Manajer Penelitian:AshariThahira
Manajer Pelatihan: N.Assa’adah
Manajer PKK: Ivana SarahAzaria
Manajer Iklan: LilisApriliyani
Manajer Prodis: Fesardha Putra
Diterbitkan oleh: Lembaga Pers
Mahasiswa Pabelan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Terbit Sejak: 28 Juni 2005
berdasarkan Surat Keputusan
Pemimpin Umum LPM Pabelan No. 02/A-PU/LPM Pabelan/UMS/2005, Tanggal 24 Juni 2005
Alamat Redaksi: Lembaga Pers
Mahasiswa Pabelan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Student Center “Griya Mahasiswa” UMS, Jl.
AhmadYaniTromol Pos 1, Pabelan, Kartasura (0271) 717417 ekt. 164
Surakarta e-mail: lpmpabelanums@gmail.com, http//www.pabelan-online.com
Editorial
Perlu Tindak Lanjut Bagi Pelaku Pelecehan Seksual
Kasus pelecehan yang
dilakukan oknum dosen Fakultas Agama Islam (FAI) beberapa saat lalu menyebabkan banyak kontroversi yang beredar dikalangan mahasiswa. Kasus tersebut tengah dikawal oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Agama Islam (FAI) untuk dikaji lebih lanjut. Adanya kasus ini menimbulkan kehebohan di setiap sudut kampus. Meskipun pelecehan verbal tersebut dilakukan melalui WhatsApp (WA), namun dampak bagi korban tidak dapat disepelekan.
Kita tidak pernah tahu apa yang dirasakan korban setelah pelaku melakukan aksi amoral tersebut. Bisa
ProfRuwet
saja hal tersebut berdampak buruk bagi kesehatan mental korban yang terganggu. Terlebih oknum dosen sebagai civitas academica yang seharusnya memberikan pendidikan yang baik malah memberikan trauma bagi para mahasiswa. Kampus yang seharusnya mencerminkan pendidikan islami melalui kegiatan-kegiatannya, malah menjadi tempat adanya pelecehan yang menurunkan citra kampus itu sendiri.
Sudah seharusnya pihak kampus dapat menindaklanjuti lebih dalam akan kasus ini. Jika bukti yang diperlukan telah terkumpul, namun dari pihak mahasiswa tidak berani berbicara, apa yang akan didapat? Tidak
hanya menuntut untuk memberikan barang bukti, namun juga seharusnya pihak kampus turut membantu DPM FAI untuk mendapatkan data tersebut.
Pihak kampus seharusnya memberikan perlindungan bagi para korban terdampak. Jika kampus hanya memberikan surat peringatan dan membiarkan pelaku tetap berkeliaran seperti biasanya, tentu dapat memberi luka tersendiri bagi para korban. Sudah seharusnya kasus tersebut mendapatkan penanganan yang sesuai dan diusut tuntas, sehingga pelaku tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aksi tak terpujinya itu lagi.
Sepakat Tolak Pengesahan Perppu Cipta Kerja
Nahh gitu dong, makin ditingkatin lagi yaa..
Adakan Mubalig Hijrah Untuk Sambut
Ramadan
Alhamdulillah ilmunya bisa diamalkan ke orang-orang
Belum Tersedia Masjid Akibat Kurang Lahan
Waduh gimana tuh, katanya kampus islam. Kok masjid aja sampai gaada?
Tahukah kamu?
TahukahKamu?
Tanggal 30 Maret diperingati sebagai Hari Film Nasional. Berdasarkan Keppres RI No. 25 tahun 1999 tanggal ini dipilih karena pada 30 Maret 1950 untuk pertama kalinya sebuah film diproduksi oleh perusahaan Indonesia dan disutradarai oleh orang Indonesia.
Sumber: @google
SuaraPabelanis.
Sampaikan informasi atau keluhan anda sebagai mahasiswa terhadap kebijakanfasilitas kampus UMS tercinta. Pesan dapat anda sampaikan melalui (0822-20351062) atau akun media sosial resmi LPM Pabelan. Mari kawal proses dinamika di kampus bersama Koran Pabelan.
Lpm Pabelan @infopabelan lpmpabelan
+628128337xxxx (Mahasiswa FEB)
Jam kuliah sore gaada toleransi buat persiapan buka puasa yaaa?
+628574643xxxx (Mahasiswa FKI)
Griya mahasiswa udah jadi tapi kok kuncinya belum ada ini gimanaa yaa?
2 QR Code http//www.pabelan-online.com Scan QR Code ini
untuk cara mudah mengunjungi
“ “
Jangan Pelihara Kasus Pelecehan di Kampus
Sudah sejak dahulu kasus
pelecehan seksual tidak pernah menemui ujungnya. Kian hari kian marak saja seperti pedagang asongan yang berjualan di pasar secara bergantian Selesai satu kasus, timbul kasus lainnya lagi. Bahkan yang lebih menjijikkan lagi hal tersebut terjadi di lingkungan kampus. Kampus yang seharusnya digunakan sebagai tempat menimba ilmu malah dijadikan tempat mencuri kesempatan tak senonoh. Seringkali kasus pelecehan seperti ini cenderung ditutupi pihak kampus agar masyarakat sekitar tidak mengetahuinya. Apakah dengan menutup kasus itu akan mengobati rasa trauma korban? Tentu saja tidak, keadilan yang seharusnya ditegakkan malah dianggurkan sia-sia.
Banyak kasus yang ditutup begitu saja karena tidak ingin masyarakat luar ataupun mahasiswa lainnya tahu akan hal ini. Sanksi yang diberikan pun tidak sebanding dengan apa yang sudah mereka lakukan kepada para korban. Sebut saja di Fakultas Agama Islam UMS, salah satu dosen melakukan tindakan tidak senonoh terhadap beberapa mahasiswi Apakah tidak ada tindak tegas dari kampus untuk mengeluarkan dosen tersebut? Mengapa bangkai yang busuk masih saja dipelihara? Mungkin mereka beranggapan kesempatan yang diberikan bisa dimanfaatkan dengan
baik, tidak mengulangi perbuatan, dan selalu bersikap sopan santun.
Kesempatan yang seringkali diberikan kepada para pelaku hanyalah omongan manis belaka. Nyatanya hal itu bisa saja terulang kembali tanpa ada seorangpun yang tahu. Maling akan menggunakan cara lain yang tidak diketahui oleh orang-orang karena belajar dari kesalahan yang lalu. Miris, satu kata yang patut dicapkan pada kampuskampus di Indonesia. Berbekal pendidikan untuk diajarkan kepada putra/putri bangsa, namun tidak mencerminkan pendidikan seutuhnya. Berbicara mengenai pedoman penanggulangan kekerasan seksual yang ada di kampus, saya rasa ini belum diterapkan. Sempitnya kebijakan yang diambil untuk pelaku maupun korban menunjukkan belum diterapkannya dengan baik pedoman tersebut. Haruskah menunggu banyak kasus bermunculan agar terbit pedoman tersebut? Ya, karena budaya orang indonesia tidak akan kapok sebelum tertimpa tangganya sendiri.
Banyak petinggi-petinggi kampus yang mengetahui pasti berapa banyak kasus pelecehan yang terjadi di UMS. Lagi dan lagi mereka lebih suka menutupi segala kebusukan agar tetap tercium aroma wanginya. Sampai kapan kasus-kasus seperti ini akan selalu ditutupi? Mana tindak tegas petinggi-petinggi kampus yang seringkali cuci tangan
menggunakan sabun agar senantiasa bersih dan wangi? Banyak diantara mereka yang tidak pernah mendengar keluh kesah mahasiswanya. Dipikirannya hanyalah bagaimana mengharumkan tanpa menilik ada bangkai busuk di sekitarnya Aspirasi mahasiswa yang seharusnya didengar malah dibiarkan begitu saja seolah bukan hal yang begitu penting.
Krisis ini akan semakin menjadi-jadi jika kampus tidak memiliki pedoman yang jelas bagi tindak pelecehan seksual. Bagi saya, penting adanya peraturan yang mengikat agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Peraturan yang tentunya dimusyawarahkan bersama seluruh elemen masyarakat kampus Saya pernah belajar mengenai sebuah peraturan yang sudah seharusnya dibentuk dengan kesepakatan guru dan siswa, sehingga kedua belah pihak sama-sama akan menjalankan kebijakan dengan baik dan saling meminimalisir pelanggaran kebijakan. Sama halnya dengan kebi-
jakan yang diterapkan di kampus mengenai tindak pelecehan seksual Sudah seharusnya mahasiswa diikut sertakan untuk berunding, mengutarakan hak demokrasi sebagaimana mestinya.
Untuk apa kita hidup di negara demokratis jika hak-hak demokrasi yang sudah seharusnya kita utarakan tidak bisa kita gunakan dengan baik. Bagaimana ke depannya suatu bangsa akan maju jika hal-hal seperti ini tidak bisa ditangani dengan baik. Menurut saya, harus adanya kebijakan yang benar-benar diterapkan di wilayah kampus. Agar ke depannya hal-hal seperti ini tidak terulang kembali. Pihak kampus harus lebih bisa bertindak tegas. Jika kasus pelecehan seksual saja bisa mendapatkan hukuman pidana, mengapa tidak dengan ulah petinggi kampus yang senang mempermainkan kasus seperti ini?
3 Kamis, 30 Maret 2023
Oleh
Aulia Azzahra
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
OPINI
Kamunggakakankuat,Bro!
Kalaunantisuaramuterbungkam,pastiberat
U
Jangan diam, kirim opinimu ke lpmpabelanums@gmail.com
UMS, Koran Pabelan - Badan
Eksekutif Mahasiswa
Universitas (BEM-U) mengadakan Konsolidasi mengenai pengesahan
Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perppu) Cipta Kerja di Hall
Psikologi pada Senin (27/3). Acara dihadiri oleh BEM
setiap Fakultas dan menghasilkan persetujuan penolakan Perppu tersebut.
Firdaus Nurillahi Rauufan
Rizkia selaku Presiden
Mahasiswa (Presma)
BEM-U menyampaikan bahwa
beberapa kajian penolakan
Perppu Cipta Kerja salah satunya
yakni terkait pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Ia menjelaskan tujuan diadakannya konsolidasi ini yakni untuk menyatukan framming terkait
POLITIK MAHASISWA
BEM-U
Sepakat Tolak Pengesahan Perppu Cipta Kerja
penolakan pengesahan Perppu. “Beberapa kajian terkait SDA mengacu pada Undang-Undang (UU) Perhutanan tahun 1999,” ungkapnya, Senin (27/3).
Alif Luqman Mujahid selaku Kementrian Luar Negeri BEM-U menyampaikan bahwa sebelum diadakannya konsolidasi, BEM-U telah mempersiapkan bahanbahan pembahasan Tambahnya, literasi yang digunakan pada acara diskusi tersebut kebanyakan bersumber dari laman internet “Sebenarnya pembahasan terkait literasi harus sampai ke orang yang lebih bersubstansi dan lebih mengerti hukum, namun kami kekurangan sumber daya (SDM atau pemateri –red),” ungkapnya, Senin (27/3).
Ia menambahkan bahwa diskusi dari aliansi BEM se-UMS menjadi pengganti kajian literatur dari kurangnya sumber daya tersebut. Selain itu, jelasnya, mela-
lui konsolidasi ini akan diraih kesepakatan terhadap beberapa pilihan aksi seperti aksi media, orasi, sosialisasi dan tagar “Saya yang bertugas membuat kajian tersebut,” ucapnya, Senin (27/3).
Ia mengungkapkan bahwa hasil dan tindak lanjut terkait kegiatan ini akan disampaikan melalui akun Instagram resmi BEM-U. Luqman berharap agar pembahasan ini dapat memantik empati dan moral mahasiswa agar tergerak dan ikut andil terhadap permasalahan tersebut. “Melalui ini rasa nasionalis terhadap tindak kesewenangan legislatif akan dipertanyakan,” ujarnya, Senin (27/3).
Raya Fahreza, salah satu peserta konsolidasi berpendapat bahwa inisiasi BEM-U mengadakan konsolidasi tersebut dinilai bagus. selain membahas isu Perppu Cipta Kerja ternyata BEM-U berhasil menyatuka se-
mua elemen pada Keluarga Mahasiswa (KAMA) di UMS. "Menurut saya ini bisa menumbuhkan rasa kepercayaan dari semua elemen KAMA UMS terhadap BEM," ungkapnya.
Menurutnya konsolidasi tersebut dapat menumbuhkan rasa kepercayaan dari seluruh KAMA UMS terhadap BEM-U. Ia berharap ke depannya aksi yang direncanakan lebih dipersiapkan dan dikaji dengan matang agar hasil lebih maksimal. “Harapan saya untuk konsolidasi nantinya bisa dihadiri oleh lebih banyak mahasiswa UMS, agar mahasiswa peka terhadap isu terkini dan jadi pencerdasan mahasiswa juga. Agar tidak hanya gubernur dan petinggi fakultas (BEM dan DPMred) saja yang hadir dalam konsolidasi,” tutupnya, Kamis (30/3). [Nadia/AA]
4 KARIKATUR
Kamis, 30 Maret 2023
Ilustrasi: Aulia Azzahra/Koran Pabelan
UMS, Koran Pabelan – Pihak pengurus Pondok Shabran
kembali adakan kegiatan
pengabdian Mubalig Hijrah Ramadan bagi para mahasantrinya. Kegiatan ini berupa penerjunan
mahasantri Shabran ke masyarakat untuk meningkatkan dakwah agama islam.
Muk Andhim selaku pem-
bina sekaligus penanggungjawab program pengabdian Mubalig Hijrah Ramadan mengungkapkan, bahwa Pondok Shabran mengirimkan dai muda yang berasal dari mahasantri angkatan program i'dad dan semester delapan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan syiar
Pondok Shabran
Adakan Mubalig Hijrah
Untuk Sambut Ramadan
dakwah selama Ramadan. “Biasanya di tempat tertentu tidak ada aktivitas dakwah. Muslimin selama Ramadan semangat ke masjid, jadi kita sambut dengan syiar dakwah di sana,” ungkapnya, Sabtu (25/3).
Ia menjelaskan bahwa sebelum penerjunan langsung, mahasantri diberi pembekalan terlebih dahulu seperti penjadwalan khotbah, kultum, atau imam di masjid sekitar pondok Tambahnya, diadakannya pelatihan Latihan Dakwah Mubalig (LDM) yang bekerjasama dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Pondok Shabran. “Sebelumnya sudah ada persiapan pelatihan atau pembiasaan jadi tidak instan,” jelasnya.
Ia menambahkan, pihak pon-
Gedung
dok telah memfasilitasi kendaraan untuk pengiriman mahasantri dengan dana dari UMS. Mahasantri ditempatkan di beberapa tempat yang mengajukan dan memprioritaskan tempat yang minim dai. “Kita berikan opsi untuk mahasantrinya, apakah menggunakan armada kampus atau armada sendiri,” ujarnya.
Lebih lanjut, Muk Andhim menjelaskan bahwa kegiatan ini berjalan setiap tahun dan membutuhkan dukungan dari semua pihak termasuk pendanaan dari universitas ataupun tempat dakwah. Ia mengungkapkan bahwa para mahasantri menerima dengan baik dan mampu mengekspresikan diri. “Kita berharap santrisantri kita memiliki karakter muda yang militan, survive ditem-
patkan manapun dan tidak pilihpilih,” tutupnya.
Muhammad Abrar Adri
Rahman, salah satu mahasantri
Program Studi (Prodi) Hukum
Ekonomi Syariah (HES) berpendapat bahwa kegiatan ini menarik karena ilmu yang disampaikan dapat dimanfaatkan dan dipraktikkan. Namun, ia menyayangkan
Mubalig Hijrah Ramadan hanya diterapkan pada mahasantri Pondok Shabran saja. “Kalau bisa
Mubaligh Hijrah Shabran dapat berkolaborasi dengan Mubalig Hijrah lainnya. Lalu dilaksanakan juga pada Fakultas Agama Islam (FAI) supaya bisa mengembangkan potensi dirinya serta mempromosikan fakultas UMS ke daerah lain,” harapnya, Minggu (26/3). [Kania/AK]
Belum Tersedia Masjid Akibat Kurang Lahan
UMS, Koran Pabelan –Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi (FKG) keluhkan fasilitas kampus yang kurang memadai. Salah satunya yakni belum adanya bangunan masjid di dalam gedung FKG akibat kekurangan lahan.
Hasyim Asy'ari selaku Ke-
pala Bagian (Kabag) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (Sapras) membenarkan kondisi tersebut. Ia mengungkapkan ketidaktersediaan
masjid tersebut disebabkan tidak banyak lahan yang dimiliki, sehingga belum ada fasilitas masjid di area gedung FKG. “Kalau musala sudah ada. Kalau mau ke masjid, di sisi timur itu ada tetapi bukan punya UMS,” ungkap Hasyim, Sabtu (18/3).
Hasyim menambahkan bahwa masalah kurangnya lahan parkir juga dialami di gedung FKG. Ia mengungkapkan, mahasiswa FKG yang mengendarai mobil harus memarkirkan kendaraannya di Gedung Ramayana sebelah barat gedung FKG. “Par-
kir tidak harus di tempat yang sama, yang penting masih bisa dijangkau,” ujarnya.
Dikesempatan lain, salah satu mahasiswa FKG, Akhmad Syarif berpendapat jika fasilitas yang ada di gedung FKG sebenarnya cukup memadai. Namun, menurutnya masih ada beberapa fasilitas yang perlu dibenahi dan ditingkatkan, seperti keterbatasan jumlah toilet dan belum tersedianya tempat wudu yang layak. “Karena itu (tempat wudu kurang layak –red), akibatnya kalau wudu harus mengantre panjang,”
ujarnya, Kamis (23/3).
Akhmad menambahkan jika area parkir di gedung FKG biasanya digunakan untuk kendaraan dokter dan dosen pengajar, sedangkan mahasiswa yang membawa mobil diarahkan untuk parkir di Gedung Ramayana. Ia berharap agar pihak kampus dapat memperluas lahan parkir tersebut. “Kadang tempat parkir penuh. Lalu, untuk semua fasilitas agar diperbaiki, supaya dapat menunjang pembelajaran,” tutupnya. [Viona/NPN]
FKG
5 Kamis, 30 Maret 2023 WARTA KAMPUS
Tonton konten kami di Youtube Pabelan TV
UMS, Koran Pabelan — Program Studi (Prodi) Ilmu
Quran dan Tafsir (IQT)
Fakultas Agama Islam (FAI)
mengundang dosen tamu
dengan bahasa pengantar
bahasa Arab yang didampingi
penerjemah dalam proses
pembelajaran mata kuliah
Tarbit Tafsir Tahlili.
Pembelajaran dengan metode ini dirasa kurang efektif bagi sebagian mahasiswa.
(Kaprodi) IQT sudah berusaha dihubungi oleh reporter namun tidak bersedia untuk diwawancarai. Khusnia Ainun Nisa selaku mahasiswa Prodi IQT semester empat mengungkapkan, jika proses pembelajaran mata kuliah Tarbit Tafsir Tahlili yang telah dilakukan selama empat kali pertemuan ini dirasa ku-
Kepala Program Studi
rang efektif. Menurutnya, pembelajaran dengan mengundang dosen tamu disertai penerjemah ini menyebabkan mahasiswa kurang bisa menangkap pembelajaran yang disampaikan dengan baik. “Meskipun ada penerjemahnya, menurut saya tetap saja kurang efektif terutama bagian mahasiswa yang memang dasarnya tidak ada skill bahasa Arab. Melihat latar belakang mahasiswa IQT yang berbeda-beda yang tidak semua berasal dari pondok pesantren berbasis bahasa Arab,” ujarnya, Jumat (24/3).
Ia menambahkan jika metode pembelajaran ini kurang efektif jika diberikan sejak awal pertemuan. Ia berpendapat jika penggunaan dosen dengan menggunakan pengajaran seluruhnya bahasa Arab seharusnya bisa diberikan setelah mahasiswa mulai memahami dan mendapat
pengantar dari mata kuliah tersebut. “Untuk ke depannya ya mungkin jika ada hal seperti ini lagi lebih baik jangan ditaruh di awal-awal pertemuan,” harapnya.
Dihubungi di kesempatan yang berbeda, Ummi Fadhilah, salah satu mahasiswa Prodi IQT juga mengungkapkan pendapatnya terkait pembelajaran mata kuliah Tarbit Tafsir Tahlili. Menurutnya, penjelasan materi dari penerjemah tidak menjelaskan materi secara rinci karena hanya menjelaskan secara garis besar saja yang menyebabkan kurang efektifnya pembelajaran tersebut. “Boleh jadi ini kurang efektif karena kemungkinan belum mewakili apa yang dimaksud oleh pemateri tersebut. Padahal waktu yang digunakan sudah lebih dibanding materi itu disampaikan langsung dalam bahasa
Undang Syekh dari Arab sebagai Pengajar Mata Kuliah Berencana Ajukan General Acreditation setelah Meraih Akreditasi Unggul
UMS, Koran Pabelan –Program Studi (Prodi) Teknik
Kimia UMS berhasil meraih akreditasi unggul dari Badan
Akreditasi NasionalPerguruan Tingi (BAN-PT)
pada 27 Februari 2023.
Penghargaan tersebut berhasil diraih, setelah upaya prodi mempersiapkan dan memperbaiki segala aspek penilaian sejak tahun ajaran 2018/2019.
Eni Budiyati, selaku Kepala
Program Studi (Kaprodi)
Teknik Kimia mengatakan bahwa, banyak persiapan yang dilakukan prodi, karena terdapat sembilan kriteria penilaian akreditasi BAN-PT Lanjutnya, dalam hal ini terdapat beberapa mahasiswa yang berpartisispasi untuk
membantu meningkatkan beberapa kriteria penilaian yang ada. “Karena waktu dosen kan juga terbatas, tapi membantu ini bukan berarti mahasiswa kerja sendiri, tetapi tetap didampingi oleh dosen atau PIC (Person In Charge atau penanggungjawab –red) dari masing-masing kriteria,” tambahnya, Jumat (17/3).
Ia juga menjelaskan bahwa Prodi Teknik Kimia termasuk di dalam 13 dari 83 Prodi Teknik Kimia se-Indonesia yang meraih akreditasi unggul. Lebih lanjut, Eni menyampaikan bahwa, saat ini prodi sudah menjalin kerja sama dengan beberapa industri baik pada bidang akademik maupun penelitian di dalam dan luar negeri. “Kita (Prodi Teknik Kimia –red) juga mendapatkan hibah Program Kompetisi Kampus
Merdeka (PKKM) dua tahun berturut-turut, dengan memagangkan mahasiswa selama enam bulan,” terangnya.
Lebih lanjut, Eni juga menuturkan bahwa, ke depannya terdapat beberapa hal yang ingin ditingkatkan, mulai dari kualitas pembelajaran hingga memperluas jaringan kerja sama nasional maupun internasional.
Tidak hanya itu, ia juga menyinggung, bahwa Prodi Teknik
Kimia tahun depan berencana
untuk mengajukan General
Acreditation pada Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE)
“Untuk mempertahankan akreditasi unggul, ya, harus tetap memperhatikan dan menjaga semua kualitas, baik dari sisi mahasiswa, lulusan, dan sistem penjaminan
Indonesia,” jelasnya, Sabtu (25/3).
Ia menambahkan selain faktor bahasa, proses pembelajaran yang telah diadakan selama tiga kali pertemuan ini dianggap kurang efektif. Hal ini karena pembelajaran secara dalam jaringan (daring) membuat beberapa mahasiswa terkadang mengalami kendala dalam sinyal. Meski demikian, menurutnya pembelajaran dengan metode ini menurutnya cukup baik untuk mengenalkan kepada mahasiswa agar lebih familier dengan bahasa Arab. “Pembelajaran semacam ini bisa saja dilakukan tapi tidak beruntun dan diharapkan ada review materi dari dosen pengampu aslinya untuk memantapkan materi yang sudah disampaikan,” tutupnya. [Adhelia/IK]
mutu yang ada,” tutupnya. Saniya Farha, salah satu mahasiswa Prodi Teknik Kimia menyampaikan bahwa, dirinya ialah satu dari beberapa mahasiswa yang membantu asesor atau penilai dalam memberikan tanggapan terkait kepuasan mahasiswa akan sistem dan kualitas pembelajaran yang ada. Dirinya merasa, setelah mendapatkan akreditasi unggul tersebut, terdapat beberapa sistem yang mengalami peningkatan. “Contohnya, sistem praktikum yang sebelumnya cuma kayak menyalin laporan praktik kakak tingkat, tapi setelah mendapat akreditasi. Menurutku, dosen lebih semangat lagi buat gimana supaya mahasiswa tidak hanya menyalin begitu saja,” jelasnya, Selasa (14/3). [Ivana/CNP]
6 WARTA KAMPUS Kamis, 30 Maret 2023
Prodi Teknik Kimia
Prodi
IQT
7 Kamis, 30 Maret 2023
LENSA
Aksi - Demonstrasi mahasiswa bersama-sama menolak Perppu Cipta Kerja. Aksi ini dilaksanakan di depan Gedung DPRD, Kamis (30/3).
Poster - Mahasiswa pada aksi demo penolakan Perppu Cipta Kerja. Aksi tersebut dilaksanakan di depan Gedung DPRD, Kamis (30/3).
Polisi - Berjaga pada aksi demo mahasiswa menolak Perppu Cipta Kerja, penjagaan tersebut dilakukan di depan Gerbang DPRD, Kamis (30/3). Nurrahman Assa'adah/Koran Pabelan
Foto:
OPEN RECRUITMENT MAHASISWAMAGANG
Ketentuan Umum :
1. Mahasiswa aktif
2. Minimal semester 4
3. IPK minimal 3.0
4. Tidak sedang terikat kerja atau magang di instansi lain
5. Mampu membaca alquran dengan lancar
6. Bisa bekerjasama dengan tim dan memiliki attitude yang baik
7. Memiliki skill komunikasi yang baik
8. Kreatif dan inovatif
9. Dapat mengikuti tren media sosial
Benefit :
1. Mendapatkan sertifikat Magang dari Lembaga
2. Pengalaman yang berharga
3. Mendapatkan uangsaku/transport
Kebutuhan tenaga magang :
1. Creative Media Crew (CMS)
2. Supporting Officer (SO)
8 Kamis, 30 Maret 2023
REGISTRASI SEKARANG !!! 29Maret sampai 14 April 2023 >>>>> https://bit.ly/rekCMCSO <<<<< INFO MAGANG