5 minute read
Kelola Hutan Bersama Masyarakat
Kelola Hutan
Bersama Masyarakat
Advertisement
Perhutani selalu melibatkan masyarakat setempat untuk mengelola hutan. Optimalisasi peran masyarakat juga terus dilakukan. Bukan hanya melibatkan masyarakat dalam mengelola sumber daya hutan semisal untuk jasa lingkungan dan wisata alam, Perhutani juga mengadakan pelatihan-pelatihan atau workshop, untuk lebih memberdayakan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Salah satu bentuk usaha mengoptimalkan masyarakat di sekitar hutan itu terlihat di Bojonegoro. Untuk menambah bekal keterampilan masyarakat di sekitar hutan, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro mengadakan Workshop Agrobisnis Produk Olahan Porang Organik bagi anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Kegiatan itu diadakan di Aula Perhutani KPH Bojonegoro, Minggu, 23 Januari 2022.
Menurut Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, Irawan Djati, workshop tersebut bertujuan untuk pemberdayaan LMDH di wilayah kerjanya. Ia menyebut, sebagai penghasil umbi porang, LMDH di Bojonegoro hingga kini belum mengetahui porang itu bisa dibuat untuk apa saja. Maka, pihaknya mengundang ahli porang dari Madiun, Ibnu Tanjung, sebagai narasumber untuk memberikan pelatihan pengolahan umbi porang menjadi makanan dan bahan kosmetik. Tujuannya agar bisa menjadi bekal keterampilan LMDH di Bojonegoro.
“Kami berharap, LMDH bisa mahir mengolah porang sendiri, mulai dari umbi mentah hingga menjadi makanan berbahan porang,” ujarnya.
Menurut Irawan, ini menjadi win-win solution dalam pengelolaan hutan bersama mayarakat. “Sebab, dengan menanam porang hingga bisa mengolahnya sendiri, masyarakat akan bisa lebih sejahtera. Sehingga, masyarakat tidak perlu mengganggu tegakan pohon kehutanan. Karena tanaman porang ini membutuhkan pohon untuk naungan, sehingga porang ini bisa tumbuh di bawah tegakan, karena tidak membutuhkan sinar matahari yang banyak,” katanya.
Sedangkan untuk permodalan, kata Irawan, Perhutani akan memfasilitasi LMDH agar bisa mendapatkan bantuan pinjaman dari Bank. Baik melalui skema pendanaan on farm (budi daya) maupun off farm (hasil pasca panen).
Selaku narasumber, Ibnu Tanjung menjelaskan, jika dimaksimalkan pengelolaannya, porang dapat memberikan nilai tambah hingga 400-500 persen daripada dijual dalam bentuk umbi. Ibnu pun menjelaskan bagaimana proses pengolahan tanaman porang hingga bisa menjadi berbagai jenis makanan olahan yang siap dikonsumsi oleh masyarakat. Makanan berbahan baku porang itu memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa manfaatnya, termasuk dapat dimanfaatkan juga untuk bahan kosmetik.
Di dalam pelatihan tersebut juga langsung dipraktikkan cara pengelolaan tepung porang menjadi aneka makanan dan bahan
kosmetik. Namun, karena waktu yang singkat, Ibnu Tanjung hanya mempratikkan beberapa rumus olahan. Sebab, harus memerhatikan komposisinya, jadi ada 137 item, dan baru 8 item yang bisa dipraktikkan dalam pemanfaatan porang tersebut. MoU dengan Pemkab Karawang
Masih dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hutan, Perhutani KPH Purwakarta bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang melaksanakan penandatanganan Naskah Kesepahaman Bersama (MoU) tentang Pemanfaatan Hutan di bidang Jasa Lingkungan dan Wisata Alam. Penandatanganan MoU itu dilakukan di Wana Wisata Green Canyon, Desa Medalsari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang, pada 8 Februari 2022.
Foto: Edipurnomo/Kompersh KPH Bojonegoro
Foto: Kompersh KPH Purwakarta
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Administratur/KKPH Purwakarta, Uum Maksum, beserta jajaran; Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, beserta jajaran; perwakilan DPRD Kabupaten Karawang dan OPD di Lingkungan Pemkab Karawang, serta pengelola wisata Green Canyon beserta jajaranya.
Saat memberikan sambutan, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengungkapkan, cita-cita Pemkab Karawang adalah khususnya daerah selatan Karawang menjadi pusat pariwisata lokal. Sehingga, perlu adanya MoU antara Pemkab Karawang dengan Perhutani KPH Purwakarta untuk membangun komitmen yang kuat dalam memajukan pariwisata di Kabupaten Karawang.
“Cita-cita kami ke depannya khusus untuk wilayah selatan, kita berkeinginan menjadikan kawasan selatan ini menjadi pusat pariwisata lokal,” ucapnya.
Ia melanjutkan, “Artinya harus ada komitmen yang kuat dari semua pihak, baik dari kami pemerintah daerah maupun dari Perhutani. Hari ini kita hadir di sini sebagai bukti konkret komitmen kami agar bagaimana wilayah selatan Karawang ini mampu menjadi projek percontohan pariwisata yang bisa membanggakan warga Karawang”.
Sementara itu, Administratur Perhutani KPH Purwakarta, Uum Maksum, menyatakan, mendukung program yang dikembangkan oleh Pemkab Karawang dalam meningkatkan pemanfaatan hutan di sektor pariwisata.
“Kami dari pihak Perum Perhutani khususnya wilayah pangkuan KPH Purwakarta, akan mendukung program dari Pemkab Karawang dalam peningkatan pemanfaatan hutan di sektor pariwisata. Sektor pariwisata menjadi salah satu bisnis yang dikelola oleh Perum Perhutani, dimana bisnis tersebut termasuk ke dalam Pemanfaatan Hutan Pengelolaan Jasa Lingkungan,” terangnya.
Uum pun berharap MoU itu dapat membuat pariwisata di Kabupaten Karawang menjadi lebih dioptimalkan. “Semoga dengan adanya penandatanganan MoU tersebut, dapat meningkatkan pengelolaan pariwisata yang ada di Kabupaten Karawang, sehingga menjadi destinasi utama wisatawan dalam negeri maupun wisatawan mancanegara,” tambahnya.
Di Wilayah KPH Pasuruan
Optimalisasi sumber daya hutan juga terlihat di Pasuruan. Pada Kamis, 22 Januari 2022, Perhutani KPH Pasuruan bersama Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melakukan evaluasi Perjanjian Kerja Sama (PKS) Penggunaan Kawasan Hutan oleh PT Gudang Garam tbk. Kerja sama penggunaan kawasan hutan tersebut berupa pemasangan pipa air, pembangunan bak
penampung, dan pendayagunaan air, yang berada di Petak 12a, 12e, 12f, 12g-1 wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Betro dan Petak 16a, 16b, 16c, RPH Trawas, Bagian Kesatuan Pengkuan Hutan (BKPH) Penanggungan.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Funsional PEH Ahli Muda Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jawa Timur, Joko Santoso; Analis Monitoring dan Evaluasi (Monev) dan Pelaporan Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jawa Timur, Mulyani; Analis Hutan dan Lahan RHL Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Lumajang, Anis Sukmawan; Staf Khusus Bidang Penggunaan Kawasan Hutan Departemen Perencanaan dan Pengembangan Bisnis (Depren dan PB) Divisi Regional Jawa Timur, Agus Moh Awan; Asper/KBKPH Penanggungan, Agung Wibowo; Kepala Sub Seksi Hukum Kepatuhan dan Komunikasi Perusahaan (KSS HKKP) KPH Pasuruan, Subaeri; dan Humas PT Gudang Garam Tbk, Sutarno.
Menanggapi evaluasi tersebut, Administratur Perhutani KPH Pasuruan, Ahmad Agus Fadoli, mengatakan, kegiatan evaluasi itu dilakukan sebagai acuan untuk perpanjangan PKS tahun 2022, yang masa berlakunya akan berakhir 9 Februari 2022. Menurut dia, dalam klausul PKS, monitoring dilakukan setahun sekali sedangkan untuk evaluasi di lakukan 3 Bulan sebelum berakhirnya PKS tersebut.
Sementara itu, Fungsional PEH Ahli Muda Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jawa Timur, Joko Santoso, mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengevaluasi pemenuhan hak dan kewajiban PT Gudang Garam Tbk kepada Perhutani. Dan melihat lokasi kerja sama yang terkini jika ada perubahan.
“Hasil dari kegiatan cek lapangan, tidak terdapat perubahan sebagaimana kegiatan di awal PKS dan kewajiban berupa nilai kompensasi dan pajak sudah dipenuhi oleh PT Gudang Garam Tbk,” terang Joko.
Sutarno dari PT Gudang Garam menambahkan, kerja sama itu berlaku 2 tahun, dan setiap tahun pihaknya sudah memenuhi kewajiban kepada Perhutani dan pajak daerah Kabupaten Mojokerto, serta pajak pemanfaatan air permukaan kepada PT Jasa Tirta I Kabupaten Mojokerto.
Usai dilakukan evaluasi dan monitoring, hasilnya disimpulkan bahwa pihak Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur merekomendasikan untuk perpanjangan PKS. Acara selanjutnya ditutup dengan penandatanganan Berita Acara Evaluasi Perjanjian Kerja Sama. • DR/
“Dengan pembagian sharing produksi kayu ini, Perhutani berharap agar bisa membantu pemerintah mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar hutan, apalagi di masa pandemi sekarang ini. Mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan hutan yang ada di sekitar kita,” kata Administratur Perhutani KPH Kebonharjo, Joko Santoso.
Bjn/Se/Pwk/Yat/Psu/Er
Foto: Subaeri Eri/Kompersh KPH Pasuruan