RIMBAUTAMA
Kelola Hutan Bersama Masyarakat
Perhutani selalu melibatkan masyarakat setempat untuk mengelola hutan. Optimalisasi peran masyarakat juga terus dilakukan. Bukan hanya melibatkan masyarakat dalam mengelola sumber daya hutan semisal untuk jasa lingkungan dan wisata alam, Perhutani juga mengadakan pelatihan-pelatihan atau workshop, untuk lebih memberdayakan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
S
alah satu bentuk usaha mengoptimalkan masyarakat di sekitar hutan itu terlihat di Bojonegoro. Untuk menambah bekal keterampilan masyarakat di sekitar hutan, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro mengadakan Workshop Agrobisnis Produk Olahan Porang Organik bagi anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Kegiatan itu diadakan di Aula Perhutani KPH Bojonegoro, Minggu, 23 Januari 2022. Menurut Administratur Perhutani KPH Bojonegoro, Irawan Djati, workshop tersebut bertujuan untuk pemberdayaan LMDH di wilayah kerjanya. Ia menyebut, sebagai penghasil umbi porang, LMDH
26 DUTA Rimba
di Bojonegoro hingga kini belum mengetahui porang itu bisa dibuat untuk apa saja. Maka, pihaknya mengundang ahli porang dari Madiun, Ibnu Tanjung, sebagai narasumber untuk memberikan pelatihan pengolahan umbi porang menjadi makanan dan bahan kosmetik. Tujuannya agar bisa menjadi bekal keterampilan LMDH di Bojonegoro. “Kami berharap, LMDH bisa mahir mengolah porang sendiri, mulai dari umbi mentah hingga menjadi makanan berbahan porang,” ujarnya. Menurut Irawan, ini menjadi win-win solution dalam pengelolaan hutan bersama mayarakat. “Sebab, dengan menanam porang hingga bisa mengolahnya sendiri, masyarakat akan bisa lebih
sejahtera. Sehingga, masyarakat tidak perlu mengganggu tegakan pohon kehutanan. Karena tanaman porang ini membutuhkan pohon untuk naungan, sehingga porang ini bisa tumbuh di bawah tegakan, karena tidak membutuhkan sinar matahari yang banyak,” katanya. Sedangkan untuk permodalan, kata Irawan, Perhutani akan memfasilitasi LMDH agar bisa mendapatkan bantuan pinjaman dari Bank. Baik melalui skema pendanaan on farm (budi daya) maupun off farm (hasil pasca panen). Selaku narasumber, Ibnu Tanjung menjelaskan, jika dimaksimalkan pengelolaannya, porang dapat memberikan nilai tambah hingga 400-500 persen daripada dijual dalam bentuk umbi. Ibnu pun menjelaskan bagaimana proses pengolahan tanaman porang hingga bisa menjadi berbagai jenis makanan olahan yang siap dikonsumsi oleh masyarakat. Makanan berbahan baku porang itu memiliki kandungan nutrisi yang luar biasa manfaatnya, termasuk dapat dimanfaatkan juga untuk bahan kosmetik. Di dalam pelatihan tersebut juga langsung dipraktikkan cara pengelolaan tepung porang menjadi aneka makanan dan bahan
NO. 94 • TH. 16 • JANUARI - FEBRUARI • 2022