6 minute read
Bahan Pangan Tersedia di Hutan
Bahan Pangan
Tersedia di Hutan
Advertisement
Pemerintah punya program ketahanan pangan. Perum Perhutani mendukung program Ketahanan Pangan Nasional dari pemerintah itu. Untuk mendukung program Ketahanan Pangan Nasional tersebut, di beberapa wilayah, Perhutani menyediakan kawasan hutan yang menjadi pangkuannya untuk ditanami tanaman bahan pangan, semisal padi Gogo, jagung, dan lain-lain. Hal itu sekaligus juga dalam rangka menyukseskan program agroforestry dan program ketahanan pangan nasional tahun 2021. Seperti apa pelaksanaannya?
Masyarakat Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menyaksikan kegiatan panen jagung. Ya, karena di hari itu, Rabu, 27 Januari 2021,
Perhutani Kesatuan Pemangkuan
Hutan (KPH) Mojokerto bersama
Bupati Lamongan melaksanakan kegiatan panen raya jagung hibrida di kawasan hutan. Lokasi panen jagung itu berada di Petak 34d, Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sedah, Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan (BKPH) Dradah,
KPH Mojokerto. Secara administratif pemerintahan, lokasi tersebut masuk wilayah Kabupaten Lamongan, Jawa
Timur. Kegiatan tersebut dalam rangka mendukung program pemerintah tentang ketahanan pangan yang dilaksanakan di Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Lamongan, jajaran Perhutani KPH Mojokerto, dan anggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonorejo.
Administratur Perhutani KPH Mojokerto, Nur Budi Susatyo, saat memberikan kata sambutannya, menyampaikan, pihaknya berbahagia karena dalam pengelolaan hutan yang ada di Kabupaten Lamongan dapat memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat. Ia pun berharap agar masyarakat bisa memanfaatkan hutan melalui program Perhutanan Sosial, selama pemanfaatan hutan tersebut dilakukan dengan mengikuti koridor ketentuan yang berlaku.
“Dengan adanya akses yang lebih luas dan legal yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, saya berharap agar masyarakat bisa memanfaatkan hutan melalui program Perhutanan Sosial, tetapi pemanfaatan hutan ini harus mengikuti koridor hukum dan ketentuan yang berlaku, sehingga fungsi hutan tetap terjaga dan secara optimal dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial,” kata Nur Budi.
Sebelumnya, saat menyampaikan laporannya, Plt. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Lamongan, Sujarwo, mengatakan, dalam 4 tahun terakhir ini, produktivitas jagung di Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan yang sangat luar biasa. Hal itu tentu membanggakan, karena dapat menjadi kontribusi positif bagi pelaksanaan program ketahanan pangan khususnya di Kabupaten Lamongan.
“Sejak dicanangkan gagasan pengembangan kawasan budi daya modern dengan target provitas rata-rata 10 ton per hektare,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Lamongan, Fadeli, mengajak kita semua untuk selalu bersyukur. Sebab, di tengah masih berjangkitnya wabah Covid-19, masyarakat Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten Lamongan, masih bisa melaksanakan panen raya jagung.
“Saya berharap hasil panen jagung ini bisa maksimal seperti tahun 2020 lalu,” katanya.
Foto: Suwarno/Kompersh KPH Saradan
Foto : Kompersh KPH Pemalang
Foto : Umi Mudjiastuti/Kompersh KPH Mojokerto Sosialisasi Program di Pemalang
Kegiatan mendukung program Ketahanan Pangan Nasional juga terlihat di Pemalang, Jawa Tengah. Pada Rabu, 3 Februari 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pemalang melaksanakan sosialisasi Calon Petani Calon Lahan (CPCL). Sosialisasi CPCL itu dilakukan dalam rangka menyukseskan program agroforestry dan program ketahanan pangan nasional tahun 2021. Kegiatan sosialisasi tersebut diadakan di rumah salah satu calon penggarap lahan, di Dukuh Kedunglesung, Desa Pasir, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Kegiatan Sosialisasi CPCL tersebut diikuti oleh sejumlah tokoh daerah. Di antaranya adalah Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Sokawati, Junaedi Imam Waluyo; Perwira Pembina (Pabin) Jaga Wana, Iptu Purwedi; Kepala Desa Pasir, Santoso; Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kwasen, Supardi; dan para calon penggarap lahan wilayah Desa Pasir.
Administratur Perhutani KPH Pemalang melalui Kepala BKPH Sokawati, Junaedi Imam Waluyo, menyampaikan, dalam rangka menyukseskan program agroforestry dan program ketahanan pangan nasional di tahun 2021, Perhutani KPH Pemalang menyiapkan 7 anak petak dengan jumlah luas 56,80 Hektare. Lokasinya di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kaliwadas, BKPH Sokawati, KPH Pemalang. Pada lokasi-lokasi tersebut, Perhutani KPH Pemalang akan melaksanakan teresan di awal tahun 2021 untuk rencana tebangan A2 tahun 2023.
“Kami mengajak masyarakat untuk ikut menyukseskan program agroforestry ketahanan pangan di tahun 2021 dengan menjadi calon penggarap di calon lahan (CPCL) sesuai dengan petunjuk kerja yang ada di Perhutani KPH Pemalang. Semoga program agroforestry dan program ketahanan pangan dapat berjalan dengan lancar,“ tuturnya.
Di dalam kesempatan tersebut, Pabin Jaga Wana, Iptu Purwedi, mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar hutan bersama Perhutani KPH Pemalang agar dapat menjalankan program dengan selaras. “Mari jalankan program ketahanan pangan dengan selaras, sehingga mendukung upaya hutan lestari dan masyarakat sejahtera,“ katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Pasir, Santoso, menyampaikan terima kasih kepada jajaran Perhutani KPH Pemalang yang sudah berkenan memberikan sosialisasi kepada masyarakatnya. “Kami atas nama warga masyarakat Desa Pasir sangat mendukung dengan baik program agroforestry maupun program ketahanan pangan yang baru saja disosialisasikan oleh Perhutani, selama saling menguntungkan dan bermanfaat untuk kemaslahatan bersama,” ujarnya.
Panen Raya Jagung di Saradan
Kegiatan panen raya jagung juga terjadi di Kabupaten Ngawi. Pada Rabu, 10 Februari 2021, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan bersama Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi melakukan kegiatan Panen Raya Jagung bersama Lembaga Masyarakat
Desa Hutan (LMDH) Rukun Makmur. Kegiatan itu juga melibatkan masyarakat desa di kawasan hutan Petak 133a wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Teguhan, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rejuno, KPH Saradan.
Kegiatan Panen Raya jagung di kawasan hutan Perhutani tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah. Di antaranya adalah Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Marsudi, bersama jajaran; Asisten Perhutani BKPH Rejuno, Siswoyo, yang mewakili Administratur Perhutani KPH Saradan; Kelompok Petani yang tergabung dalam LMDH Rukun Makmur dengan Ketua Senung Budiarto; serta Tim Pendamping Masyarakat (TPM) dari Palapa, Muhtiyar Ilham.
Di kesempatan itu, Administratur Perhutani KPH Saradan melalui Asisten Perhutani (Asper) BKPH Rejuno, Siswoyo, menuturkan, Perum Perhutani akan selalu mendukung keberhasilan petani jagung yang tergabung dalam LMDH di wilayahnya untuk selalu meningkatkan produksinya. Hal itu juga untuk turut menyukseskan program Agroforestry jagung.
Menurut Siswoyo, Perum Perhutani telah mengakomodasikan pengajuan LMDH dalam program Agroforestry jagung di lahan seluas 571 hektare dengan sistem plong-plongan dengan komposisi 60:40. “Maksudnya, untuk plong 60 meter ditanami Kayu Putih dan plong 40 meter untuk tanaman palawija khususnya Jagung,” kata Siswoyo.
Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi, Marsudi, mengatakan, untuk melakukan upaya peningkatan produksi komoditi jagung, pihaknya akan mengawal keberhasilan petani jagung dalam pengelolaannya, sehingga bisa mencapai target. “Kita akan membantu alat oven untuk pengering jagung, sehingga pada saat musim penghujan, petani tidak akan mengalami kerugian,” ujar Marsudi.
Foto : Suwarno Kompersh KPH Saradan
Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancaman kelaparan. Ketahanan pangan merupakan ukuran kelentingan terhadap gangguan pada masa depan atau ketiadaan suplai pangan penting akibat berbagai faktor semisal kekeringan, gangguan perkapalan, kelangkaan bahan bakar, ketidakstabilan ekonomi, peperangan, dan sebagainya.
Penilaian ketahanan pangan dibagi menjadi keswadayaan atau keswasembadaan perorangan (selfsufficiency) dan ketergantungan eksternal yang membagi serangkaian faktor risiko. World Health Organization mendefinisikan tiga komponen utama ketahanan pangan, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan. Ketersediaan pangan adalah kemampuan memiliki sejumlah pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar. Akses pangan adalah kemampuan memiliki sumber daya, secara ekonomi maupun fisik, untuk mendapatkan bahan pangan bernutrisi. Pemanfaatan pangan adalah kemampuan dalam memanfaatkan bahan pangan dengan benar dan tepat secara proporsional. FAO menambahkan komponen keempat, yaitu kestabilan dari ketiga komponen tersebut dalam kurun waktu yang panjang.
Semoga ketersediaan pangan lewat penanaman tanaman pangan di lahan hutan dapat menjadi kontribusi positif bagi upaya mewujudkan program ketahanan
pangan.• DR/Mjk/Umi/Pml/Eko/Srd/Swn