Hak Cipta © 2019 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang
Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini telah selesai disusun dan telah ditelaah untuk kemudian dipergunakan dalam penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia: buku guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.- - . vi, 92 hlm.: ilus. ; 1 cm.
Untuk SMP/MTs Kelas VII
1. Bahasa Indonesia - - Studi dan Pengajaran II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Penulis
I. Judul
:Alifa Nur Latifah, Elly Nurmayanti, Ambar Suci Ariani, Dewi Umi Rohmatun, dan Pety Rahmalina Dosen Pembimbing :Dr. Maman Suryaman, M.Pd.
Cetakan Ke-1, 2019 Disusun dengan huruf Minion Pro, 12 pt.
PRAKATA Kurikulum 2013 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk menyebarkan pengetahuan dari seseorang ke orang-orang lain. Penerima akan dapat menyerap pengetahuan yang disebarkan terebut hanya bila menguasai bahasa yang dipergunakan dengan baik, dan demikian juga berlaku untuk pengirim. Ketidaksempurnaan pemahaman bahasa akan menyebabkkan terjadinya distorsi dalam proses pemahaman terhadap pengetahuan. Apapun yang akan disampaikan pendidik kepada peserta didiknya hanya akan dapat dipahami dengan baik apabila bahasa yang dipergunakan dapat dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak. Dalam Kurikulum 2013 yang dirancang untuk menyongsong model pembelajaran Abad 21, ketika di dalamnya akan terdapat pergeseran dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu dari berbagai sumber belajar yang melampaui batas pendidik dan satuan pendidikan, peran bahasa menjadi sangat sentral. Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain dan karenanya harus berada di depan semua mata pelajaran lain. Apabila peserta didik tidak menguasai mata pelajaran tertentu harus dipastikan bahwa yang tidak dikuasainya adalah substansi mata pelajaran tersebut, bukan karena kelemahan penguasaan bahasa pengantar yang dipergunakan. Sejalan dengan peran di atas, pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII yang disajikan dalam buku ini disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana pengetahuan. Di dalamnya dijelaskan berbagai cara penyajian pengetahuan dengan berbagai macam jenis teks. Pemahaman terhadap jenis, kaidah, dan konteks suatu teks ditekankan sehingga memudahkan peserta didik menangkap makna yang terkandung dalam suatu teks maupun menyajikan gagasan dalam bentuk teks yang sesuai sehingga memudahkan orang lain memahami gagasan yang ingin disampaikan. Sebagai bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, kemampuan berbahasa yang dituntut tersebut dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan. Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatankegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam. Implementasi terbatas pada tahun ajaran 2013/2014 telah mendapat tanggapan yang sangat positif dan masukan yang sangat berharga. Pengalaman tersebut dipergunakan semaksimal mungkin dalam menyiapkan buku untuk implementasi menyeluruh pada tahun ajaran 2014/2015 dan seterusnya. Buku ini merupakan edisi kedua sebagai penyempurnaan dari edisi pertama. Buku ini sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengundang para pembaca memberikan kritik, saran berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih.
Bahasa Indonesia
i
Atas kontribusi tersebut, kami mengucapkan terima kasih. Mudah-mudahan kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
Yogyakarta, 24 Mei 2019 Penyusun
ii
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
“ Guru Pelukis Masa Depan Bangsa ”
Bahasa Indonesia
iii
iv
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
DAFTAR ISI Prakata.................................................................................................................i Daftar Isi..............................................................................................................v Bab I : Petunjuk Umum A. Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia………………….........2 B. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia…………............................2 C. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia……………………………...4 D. Tahapan Pembelajaran Bahasa Indonesia………………………………....5 E. KI dan KD Teks Deskripsi, Teks Prosedur…………………………….......10 dan Teks Laporan Hasil Observasi Bab II : Belajar Mendeskripsikan Budaya di Indonesia A. Pengertian Teks Deskripsi………………………………………………....14 B. Jenis-jenis Teks Deskripsi…………………………………………..….......14 C. Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi……………………………..………....15 D. Ciri-ciri Teks Deskripsi………………………………………………….....17 E. Struktur Teks Deskripsi…………………………………………………....19 F. Tujuan dan Manfaat Teks Deskripsi…………………………………..…...20 G. Langkah Menulis Teks Deskripsi………………………………………......21 H. Pola Pengembangan Paragraf Teks Deskripsi…………………………......22 I. Contoh Teks Deskripsi…………………………………………………......23 Bab III : Belajar Mewariskan Budaya melalui Teks Prosedur A. Pengertian Teks Prosedur……………………………………………….....26 B. Jenis-jenis Teks Prosedur………………………………………………......26 C. Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur…………………………………….......26 D. Ciri-ciri Teks Prosedur……………………………………………….….....27 E. Struktur Teks Prosedur………………………………………………….....28 F. Contoh Teks Prosedur …………………………………………………......29 G. Tujuan dan Manfaat Teks Prosedur……………………………………......30 H. Contoh Teks Prosedur …………………………………………………......30 I. Langkah Memproduksi Teks Prosedur……………………………….........31
Bahasa Indonesia
v
Bab IV : Menyibak Ilmu dalam Teks Laporan Hasil Observasi A. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi………………………………....34 B. Jenis Teks Laporan Hasil Observasi……………………………………......34 C. Aspek dan Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi…………...35 D. Hal Penting dalam Teks Laporan Hasil Observasi…………………….......36 E. Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi…………………………………....36 F. Sifat-sifat Teks Laporan Hasil Observasi………………………………......37 G. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi………………………………........37 H. Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi………………………………..…....38 I. Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi………………………………….......39 J. Contoh Teks Laporan Hasil Observasi………………………………….....39 K. Langkah Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi…………………….....40 L. Metode Penyampaian Teks Laporan Hasil Observasi…………………......41 M. Tahapan Pembelajaran Teks Laporan Hasil Observasi…………………....41 Bab V : Pengelolaan Pembelajaran A. Pengelolaan Pembelajaran dalam Teks Deskripsi………………………....44 B. Pengelolaan Pembelajaran dalam Teks Prosedur……………………….....65 C. Pengelolaan Pembelajaran dalam Teks Laporan Hasil Observasi…….…..79 Daftar Pustaka……………………………………………………………………....89 Glosarium..........................................................................................................................91
vi
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
BAB I
PETUNJUK UMUM
Bahasa Indonesia
1
PETUNJUK UMUM A.Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pengembangan kurikulum, termasuk bahasa Indonesia, merupakan konsekuensi logis dari perkembangan kehidupan dan perkembangan pengetahuan tentang bahasa dan bagaimana cara berbahasa yang terwujud dalam teori belajar bahasa terkini. Perkembangan teori belajar bahasa berkontribusi terhadap pemahaman tentang hakikat bahasa, hakikat bagaimana manusia belajar dan hakikat komunikasi interkultural, dan sekaligus tentang manusia itu sendiri yang kesemuanya ini saling berkaitan dengan saling berdampak satu sama lain. Pemahaman hal ini dimaksudkan untuk peningkatan mutu pembelajaran bahasa Indonesia secara berkesinambungan. Kurikulum bahasa Indonesia secara ajeg dikembangkan mengikuti perkembangan teori tentang bahasa dan teori belajar bahasa yang sekaligus menjawab tantangan kebutuhan zaman. Hal ini dimulai sejak 1984 hingga sekarang Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan “outcomes-based curriculum”. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik. Mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar para siswa memiliki kompetensi berbahasa Indonesia untuk berbagai fungsi komunikasi dalam berbagai kegiatan sosial. Kegiatan yang dirancang dalam buku diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan kompetensi berbahasa, kognisi, kepribadian, dan emosi siswa. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan minat baca dan minat menulis. Sehubungan dengan tujuan-tujuan tersebut, pembelajaran bahasa Indonesia dikembangkan berdasarkan pendekatan komunikatif, pendekatan berbasis teks, pendekatan CLIL (content language integrated learning), pendekatan pendidikan karakter, dan pendekatan literasi. Konsep utama pengembangan buku teks ini adalah berbasis-genre. Genre dimaknai sebagai kegiatan sosial yang memiliki jenis yang berbeda sesuai dengan tujuan kegiatan sosial dan tujuan komunikatifnya. Masing-masing jenis genre memiliki kekhasan cara pengungkapan (struktur retorika teks) dan kekhasan unsur kebahasaan. Inilah cara pandang baru tentang bahasa. Pada Kurikulum 2006 pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada pendekatan komunikatif. Kurikulum 2013 lebih menajamkan efek komunikasinya dan dampak fungsi sosialnya. Bahasa dan isi menjadi dua hal yang saling menunjang. Content Language Integrated Learning menonjolkan empat unsur penting sebagai penajaman pengertian kompetensi berbahasa, yaitu isi (content), bahasa/komunikasi (communication), kognisi (cognition), dan budaya (culture). B. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia membina dan mengembangkan kepercayaan diri siswa sebagai komunikator, pemikir imajinatif dan warga negara Indonesia yang melek literasi dan informasi. Pembelajaran bahasa Indonesia membina dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkomunikasi yang dibutuhkan siswa dalam menempuh pendidikan dan di dunia
2
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
kerja. Kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia secara umum bertujuan agar siswa mampu mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis. Kompetensi dasar dikembangkan berdasarkan tiga hal yang saling berhubungan dan saling mendukung mengembangkan pengetahuan siswa, memahami, dan memiliki kompetensi mendengarkan, membaca, memirsa, berbicara, dan menulis. Ketiga hal tersebut adalah bahasa (pengetahuan tentang bahasa Indonesia); sastra (memahami, mengapresiasi, menanggapi, menganalisis, dan menciptakan karya sastra; literasi (memperluas kompetensi berbahasa Indonesia dalam berbagai tujuan khususnya yang berkaitan dengan membaca dan menulis). Bahasa. Pengetahuan tentang bahasa Indonesia yang dimaksud adalah pengetahuan tentang bahasa Indonesia dan bagaimana penggunaannya yang efektif. Siswa belajar bagaimana bahasa Indonesia memungkinkan orang saling berinteraksi secara efektif; membangun dan membina hubungan; mengungkapkan dan mempertukarkan pengetahuan, keterampilan, sikap, perasaan, dan pendapat. Siswa mampu berkomunikasi secara efektif melalui teks yang koheren, kalimat yang tertata dengan baik, termasuk tata ejaan, tanda baca pada tingkat kata, kalimat, dan teks yang lebih luas. Pemahaman tentang bahasa, bahasa sebagai sistem dan bahasa sebagai wahana pengetahuan dan komunikasi akan menjadikan siswa sebagai penutur Bahasa Indonesia yang produktif. Sastra. Pembelajaran sastra bertujuan melibatkan siswa mengkaji nilai kepribadian, budaya, sosial, dan estetik. Pilihan karya sastra dalam pembelajaran yang berpotensi memperkaya kehidupan siswa, memperluas pengalaman kejiwaan, dan mengembangkan kompetensi imajinatif. Siswa belajar mengapresiasi karya sastra dan menciptakan karya sastra mereka sendiri akan memperkaya pemahaman siswa akan kemanusiaan dan sekaligus memperkaya kompetensi berbahasa. Siswa menafsirkan, mengapresiasi, mengevaluasi, dan menciptakan teks sastra seperti cerpen, novel, puisi, prosa, drama, film, dan teks multimedia (lisan, cetak, digital/ online). Karya sastra untuk pembelajaran yang memiliki nilai artistik dan budaya diambil dari karya sastra daerah, sastra Indonesia, dan sastra dunia. Karya sastra yang memiliki potensi kekerasan, kekasaran, pornografi, konflik, dan memicu konflik SARA harus dihindari. Karya sastra unggulan namun belum sesuai dengan pembelajaran di sekolah, kemungkinan modifikasi untuk kepentingan pembelajaran dimungkinkan untuk dilakukan tanpa melanggar hak cipta karya sastra. Literasi. Aspek literasi bertujuan mengembangkan kemampuan siswa menafsirkan dan menciptakan teks yang tepat, akurat, fasih, dan penuh percaya diri selama belajar di sekolah dan untuk kehidupan di masyarakat. Pilihan teks mencakup teks media, teks sehari-hari, dan teks dunia kerja. Rentangan bobot teks dari kelas 1 hingga kelas 12 secara bertahap semakin kompleks dan semakin sulit, dari bahasa sehari-hari pengalaman pribadi hingga semakin abstrak, bahasa ragam teknis dan khusus, dan bahasa untuk kepentingan akademik. Siswa dihadapkan pada bahasa untuk berbagai tujuan, audiens, dan konteks. Siswa dipajankan pada beragam pengetahuan dan pendapat yang disajikan dan dikembangkan dalam teks dan penyajian multimodal (lisan, cetakan, dan konteks digital) yang mengakibatkan kompetensi mendengarkan, memirsa, membaca, berbicara, menulis dan mencipta dikembangkan secara sistematis dan berperspektif masa depan.
Bahasa Indonesia
3
C. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia Pembelajaran bahasa Indonesia dikembangkan berdasarkan pendekatan komunikatif, pendekatan berbasis teks, pendekatan CLIL (content language integrated learning), pendekatan pendidikan karakter, dan pendekatan literasi. Pengembangan kurikulum (bahasa Indonesia) tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teori belajar (dan pengajaran) bahasa. Pengembangan kurikulum 2013 didasarkan pada perkembangan teori belajar bahasa terkini. Fondasi teoretik Kurikulum 2013 adalah pengembangan pendekatan komunikatif, pendekatan genre-based, dan CLIL (content language integrated learning). Teks dalam pendekatan berbasis genre bukan diartikan istilah umum sebagai tulisan berbentuk artikel. Teks merupakan kegiatan sosial, tujuan sosial. Ada 7 jenis teks sebagai tujuan sosial, yaitu: laporan (report), rekon (recount), eksplanasi (explanation), eksposisi (exposition: discussion, response or review), deskripsi (description), prosedur (procedure), dan narasi (narrative). Lokasi sosial dari eksplanasi bisa berupa berita, ilmiah populer, paparan tentang sesuatu; naratif bisa berupa bercerita, cerita, dan sejenisnya; eksposisi bisa berupa pidato/ceramah (eksemplum ada dalam pidato atau tulisan persuasif), surat pembaca, debat. Tujuan sosial melalui bahasa berbeda-beda sesuai tujuan. Pencapaian tujuan ini diwadahi oleh karakteristik cara mengungkapkan tujuan sosial yang disebut struktur retorika, pilihan kata yang sesuai dengan tujuan, serta tata bahasa yang sesuai dengan tujuan. Misalnya, tujuan sosial eksposisi (berpendapat) memiliki struktur retorika tesis-argumen. Teks adalah cara komunikasi. Komunikasi dapat berbentuk tulisan, lisan, atau multimodal. Teks multimodal menggabungkan bahasa dan cara komunikasi lainnya seperti visual, bunyi, atau lisan sebagaimana disajikan dalam film atau penyajian komputer. CLIL sebenarnya bukan hal baru dalam pengajaran bahasa. Pengintegrasian isi dan bahasa sudah digunakan selama beberapa dekade dengan penamaan yang berbeda. Nama lain CLIL yang cukup lama dikenal adalah pengajaran bahasa berbasis tugas (taskbased learning and teaching). Para ahli pengajaran bahasa menyepakati bahwa CLIL merupakan perkembangan yang lebih realistis dari pengajaran bahasa komunikatif yang mengembangkan kompetensi komunikatif. Coyle (2006, 2007) mengajukan 4C sebagai penerapan CLIL, yaitu content, communication, cognition, culture (community/citizenship). Content itu berkaitan dengan topik yang berdimensi. Communication berkaitan dengan bahasa jenis apa yang digunakan (misalnya membandingkan, melaporkan). Pada bagian ini konsep genre teraplikasi, bagaimana suatu jenis teks tersusun (struktur teks) dan bentuk bahasa apa yang sering digunakan pada jenis teks tersebut. Cognition berkaitan dengan keterampilan berpikir apa yang dituntut berkenaan dengan topik (misalnya mengidentifikasi, mengklasifikasi). Culture berkaitan dengan muatan lokal lingkungan sekitar yang berkaitan dengan topik, misalnya kekhasan tumbuhan yang ada di wilayah tempat siswa belajar, termasuk juga persoalan karakter dan sikap berbahasa. Lingkup Materi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Lingkup materi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan penjabaran tiga aspek: bahasa, sastra, dan literasi. Secara lengkap materi kelas VII sampai kelas IX dirangkum pada tabel berikut.
4
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Ruang Lingkup Kompetensi Dasar Berbasis Teks (Genre) GENRE Menggambarkan (describing)
Menjelaskan (explaining) Memerintah (instructing) Berargumen (arguing)
Menceritakan (narrating)
TIPE TEKS LOKASI SOSIAL Laporan (Report): Buku rujukan, film dokumenter melaporkan informasi pengetahuan, buku pengetahuan populer, laporan penelitian, dll. Deskripsi: Pengamatan diri, objek, lingkungan, menggambarkan perasaan, dll. peristiwa, hal, sastra Eksplanasi: Paparan, tulisan ilmiah (popular) menjelaskan sesuatu tentang kejadian alam/sosial, dll. Instruksi/ ProseBuku panduan/manual (penerapan), dur: menunjukkan instruksi pengobatan, aturan olahraga, bagaimana sesuatu instruksi, resep, pengarahan/ dilakukan pengaturan, dll. Eksposisi: memberi (meyakinkan/mempengaruhi): iklan pendapat atau sudut ceramah/pidato persuasif editorial, pandang surat pembaca, artikel Koran/majalah, dll. Diskusi (mengevaluasi suatu persoalan dengan sudut pandang tertentu, 2 atau lebih), dll. Respon/review Menanggapi teks sastra, kritik sastra, resensi, dll. Rekon (Recount): Jurnal, buku harian, berita, rekon sejamenceritakan rah, surat pribadi, dll. peristiwa secara berurutan Narasi: menceritakan Prosa, fiksi ilmiah, cerpen, cerita kisah atau nasehat fantasi, fabel, dongeng, cerita rakyat, mitos, drama, dll. Puisi Puisi, puisi rakyat (pantun, syair, gurindam)
D. Tahapan Pembelajaran Bahasa Indonesia Konsep utama pengembangan buku teks adalah genre-based. Genre (fungsi bahasa) dimaknai sebagai kegiatan sosial yang memiliki jenis yang berbeda sesuai dengan tujuan kegiatan sosial dan tujuan komunikatifnya. Masing-masing jenis genre (tipe teks) memilki kekhasan cara pengungkapan (struktur retorika teks) dan kekhasan unsur kebahasaan. Inilah cara pandang baru tentang bahasa. Jika KTSP menekankan pendekatan komunikatif maka Kurikulum 2013 lebih menajamkan efek komunikasinya dan dampak fungsi sosialnya. Misalnya, jika yang lalu siswa diajarkan menulis surat dengan format standar tidak terlalu menekankan isi surat maka surat sekarang harus dapat berdampak sosial (menunjukkan kepribadian saat menulis surat lamaran pekerjaan, surat yang meyakinkan orang lain). Bahasa dan isi menjadi dua Bahasa Indonesia
5
hal yang saling menunjang. Ini sejalan dengan perkembangan teori pengajaran bahasa di Eropa dan Amerika, Content Language Integrated Learning yang menonjolkan empat unsur penting sebagai penajaman pengertian kompetensi berbahasa, yaitu isi (content), bahasa/komunikasi (communication), kognisi (cognition), dan budaya (culture).
Pendekatan berbasis teks yang menjadi model pembelajaran bahasa berbasis genre mencakup empat hal prosedur utama (lihat gambar), yaitu (1) membangun konteks teks dan membangun pengetahuan tentang teks yang akan dipelajari, (2) telaah model (dekonstruksi), (3) latihan membuat teks secara bertahap dan terbimbing (joint construction), (4) tugas dan latihan membuat teks secara mandiri dan minim bantuan guru (independent construction). Keempat tahap tersebut digambarkan dengan diagram berikut.
1) Tahap Membangun Konteks Tahap ini menyadarkan siswa tentang fungsi teks dalam konteks kehidupan yang sesungguhnya. Pada tahap ini disajikan beragam konteks yang berkaitan dengan hadirnya sebuah teks. Tahap membangun konteks ini pada buku siswa disajikan pada awal unit berupa konteks komunikasi terkait jenis teks.
6
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
2) Tahap Telaah Model (Dekonstruksi) Telaah model adalah kegiatan mengamati semua teks yang akan dipelajari. Model teks dapat diambil dari penggunaan autentik dari media massa (cetak dan elektronik) atau penggunaan di masyarakat yang tidak terpublikasi. Model teks juga dapat dikembangkan oleh penulis. Model teks dapat diberikan lebih dari satu, termasuk untuk latihan analisis model. Dekonstruksi yang dimaksud adalah siswa dibekali dengan kompetensi pengetahuan dan pemahaman tentang bagaimana menyusun atau menciptakan teks. Bagian dekonstruksi berupa pemberian informasi tentang teks yang akan dipelajari dan mencermati model teks. Ibarat orang akan membuat mobil maka dibekali dengan pengetahuan dan pemahaman tentang mobil, termasuk struktur (kerangka dasar) mobil, cara kerja mesin mobil, dan lain-lain. Tahap telaah model tersebut diarahkan pada kegiatan mengidentifikasi beragam contoh teks dan memahami isi secara lebih dalam beragam contoh teks. Tahap ini disebut dengan siklus satu. 3) Tahap Prakonstruksi (joint construction) Tahap prakonstruksi adalah tahap berlatih membuat teks secara bertahap dan terbimbing. Pada tahap ini siswa berlatih menyusun bagian-bagian teks secara terbimbing dan bertahap. Ibarat bermain sepak bola, siswa berlatih menendang bola, menggiring bola, menahan bola masuk ke gawang. Pada tahap ini siswa masih mencoba bertahap untuk melengkapi teks, membuat bagian pembuka/penutup sebuah teks tertentu. Peran guru dalam kegiatan dekonstruksi dan prakonstruksi sangat dibutuhkan. Pendekatan saintifik bukan membiarkan siswa mencari sendiri tanpa bekal dan bimbingan. Joint construction bukanlah kerja bersama atau kerja kelompok namun guru membimbing siswa agar mampu menyusun sendiri. Ibarat sebelum bermain sepak bola, guru melatih siswa berlari, membawa bola, atau menendang bola. Kompetensi berbahasa membutuhkan latihan menggunakan kata dan menyusun kalimat yang khas untuk teks tertentu. Inilah yang dilakukan dalam tahap prakonstruksi. Bahkan pada tahap konstruksi siswa tetap dalam bimbingan guru. 4) Tahap Membuat Teks Secara Mandiri (independent construction) Tahap ini merupakan bagian puncak dari pendekatan berbasis teks. Pada tahap ini siswa secara kreatif menghasilkan teks dengan berbagai konteks komunikasi. Tahap ini berisi panduan, tugas, dan latihan menyusun teks secara mandiri. Guru sebagai fasilitator. Tugas dan latihan harus autentik dan menarik. Panduan penilaian untuk self assessment sebaiknya juga disajikan dalam buku, bersifat opsional. Tahap prakonstruksi dan tahap membuat teks secara mandiri disebut siklus dua. Siklus dua berisi latihan menelaah struktur teks, aspek kebahasaan teks, praktik melengkapi teks yang rumpang, praktik mengurutkan bagian teks yang acak, dan kegiatan lain yang merupakan latihan terbimbing. Selain itu, siklus dua berisi kegiatan menyusun/ mencipta teks secara mandiri.
Bahasa Indonesia
7
Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Standar Proses mengamanatkan penggunaan pendekatan saintifik dengan menggali informasi melalui mengamati, menanya, mengeksplorasi, menalar, dan mencoba. 1) Mengamati Tahap mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi, peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pendekatan saintifik seperti telah dikemukan di atas juga diterapkan di dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui penguasaan berbagai jenis teks seperti yang terdapat di dalam Kurikulum 2013, keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, menulis) akan memperkuat pencapaian kompetensi peserta didik. Pada tahap mengamati, kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan mengamati teks yang dimodelkan, mengamati dua/ tiga teks yang berbeda penyajiannya, mengamati tayangan TV/ video, mengamati gambar atau mengamati lingkungan sekitar, mengamati puzzle/ potongan kalimat/ paragraf, mengamati teks yang rumpang, mengamati teks dengan kesalahan struktur/ kebahasaan, mengamati contoh-contoh judul dan seterusnya. 2) Menanya Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari ‘bertanya’. Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam pembentukan kreativitas dan kekritisan. Siswa dalam mengajukan pertanyaan didorong rasa ingin tahu. Setiap pertanyaan merupakan saat yang berguna karena saat ini akan memusatkan seluruh perhatian untuk memahami sesuatu yang baru. Setiap pertanyaan yang diutarakan menunjukan bahwa siswa menyadari adanya suatu masalah. Siswa merasa kekurangan pengetahuan seputar materi yang diajarkan oleh guru. Guru harus mampu merangsang minat siswa bertanya serta mampu merespon setiap pertanyaan dengan baik. Adapun keterampilan bertanya yang harus dimiliki siswa ketika bertanya yaitu frekuensi pertanyaan selama proses pembelajaran, substansi pertanyaan, bahasa, suara, dan kesopanan. Seorang siswa yang dibiasakan untuk bertanya? Siswa didorong untuk mempertanyakan hal-hal kunci yang akan dicapai. Misalnya, ketika mengamati struktur teks yang berbeda siswa didorong untuk membuat pertanyaan apa ciri bagian-bagian teks, apa perbedaan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain, bagaimana cara mengembangkan judul menjadi bagian-bagian. Dengan mengamati gambar/ video siswa didorong untuk bertanya bagian mana yang relevan untuk diambil menjadi bahan tulisan, apa yang menarik untuk ditulis, bagaimana mengubah
8
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
data dari gambar menjadi tulisan, dan pertanyaan lain yang sesuai. 3) Mengeksplorasi/Mencoba Kegiatan ekplorasi adalah kegiatan pembelajaran yang didesain agar tercipta suasana kondusif yang memungkinkan siswa dapat melakukan aktivitas menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan pertanyaan kunci yang diajukan. Pada kegiatan eksplorasi siswa melakukan berbagai eksperimen, membaca beragam buku, mewawancarai , mengamati beragam contoh yang lebih luas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya untuk menemukan jawaban dari pertanyaan kunci. Pada kegiatan ini guru memaksimalkan pengunaan panca indera dengan berbagai cara, media, dan pengalaman yang bermakna dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan/atau prinsip sesuai dengan kompetensi mata pelajaran. Dalam kegiatan eksplorasi, guru: (1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip belajar dari aneka sumber; (2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; (3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; (4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan (5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. 4) Menalar Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas faktakata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penakaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. Istilah menalar di sini merupakan padanan dari associating; bukan merupakan terjemanan dari reasonsing, meski istilah ini juga bermakna menalar atau penalaran. Karena itu, istilah aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemamuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Termasuk dalam kegiatan menalar adalah kegiatan mencipta atau menghasilkan karya baik lisan maupun tulis. Pada kegiatan menalar siswa membandingkan data dengan teori, menggeneralisasi beberapa fenomena, menyimpulkan perbedaan/persamaan beberapa fenomena, menganalisis dan mengevaluasi teks sesuai KD. 5. Mengomunikasi Pada tahap ini peserta didik memaparkan hasil pemahamannya terhadap suatu konsep/bahasan secara lisan atau tertulis. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah melakukan presentasi laporan hasil percobaan, mempresentasikan peta konsep, memajang, memamerkan dengan penjelasan, memublikasikan, dan lain-lain. Mengomunikasi dapat dalam bentuk lisan maupun tertulis. Publikasi
Bahasa Indonesia
9
dalam berbagai bentuk termasuk pada bagian mengomunikasi. Kegiatan mengomunikasi dapat berbentuk presentasi, pameran hasil, pemajangan hasil, atau publikasi di media massa. Aplikasi kegiatan saintifik dicontohkan pada kegiatan tiap unit pada buku guru ini. Pada buku guru ini penerapan pendekatan saintifik dipadukan pada kegiatan pemodelan, prakonstruksi, dan konstruksi. E. KI dan KD Teks Deskripsi, Teks Prosedur dan Teks Laporan Hasil Observasi Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual): Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial): Menghargai dan mengahayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan): Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi Inti 4 (Keterampilan): Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, menguraikan, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelejari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau teori. Catatan: Kompetensi Inti 1 dan 2 dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Kompetensi Dasar Unit Judul 1 Belajar Mendeskripsikan
10
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Kompetensi Dasar KD 3.1: Mengidentifikasikan informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.
2
3
KD 3.2: Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca. KD 4.1: Menjelaskan isi teks deskripsi objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual. KD 4.2: Menyajikan data, gagasan, pesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan baik secara lisan maupun tulis. Belajar Mewariskan Budaya KD 3.5: Mengidentifikasi teks prosedur Melalui Teks Prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar. KD 3.6: Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar. KD 4.5: Menyimpulkan isi teks prosedur (tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dan/atau kuliner khas daerah) yang dibaca dan didengar. KD 4.6: Menyajikan data rangkaian kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dll.) dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis. Menyibak Ilmu dalam Teks KD 3.7: Mengidentifikasi informasi Hasil Observasi dari teks laporan hasil observasi berupa buku pengetahuan yang dibaca atau diperdengarkan.
Bahasa Indonesia
11
KD 3.8: Menelaah struktur, kebahasaan, dan isi teks laporan hasil observasi yang berupa buku pengetahuan yang dibaca atau diperdengarkan. KD 4.7: Menyimpulkan isi teks laporan hasil observasi yang berupa buku pengetahuan yang dibaca atau diperdengarkan. KD 4.8: Menyajikan rangkuman teks laporan hasil observasi berupa buku pengetahuan secara lisan dan tulis dengan memperhatikan kaidah kebahasaan atau aspek lisan.
12
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
BAB II
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) 3.1: Mengidentifikasikan informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca. 3.2: Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca.
TEKS DESKRIPSI
Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan) 4.1: Menjelaskan isi teks deskripsi objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual. 4.2: Menyajikan data, gagasan, pesan dalam bentuk teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah) secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur, kebahasaan baik secara lisan maupun tulis.
Bahasa Indonesia
13
BELAJAR MENDESKRIPSIKAN BUDAYA DI INDONESIA A. Pengertian Teks Deskripsi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) teks deskripsi adalah sebuah teks yang berisi pemaparan atau penggambaran dengan menggunakan kata-kata secara jelas dan terperinci atau berbentuk uraian. Teks deskripsi atau paragraph deskripsi adalah sebuah teks atau paragraph yang berisi tentang suatu gambaran sifat dari benda yang akan di deskripsikan atau diceritakan (Permanasari, 2017). Deskripsi menggambarkan seolah-olah orang yang sedang membaca teks tersebut dapat merasakan, mendengar, ataupun melihat secara langsung dengan benda yang sedang dibahas di dalam suatu tulisan yang berupa paragraph atau teks. Teks deskripsi menurut Kosasih (2006:26) adalah karangan yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan. Sedangkan, teks deskripsi menurut Mahsun (2014:28) merupakan teks yang memiliki tujuan sosial untuk menggambarkan suatu objek atau benda secara individual berdasarkan ciri fisiknya. Menurut Keraf (1994:2) teks deskripsi merupakan tulisan bahasa tulisa tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraph, yang akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan dipahami mengenai suatu objek. Dalam hal ini teks deskripsi merupakan salah satu teks yang harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Teks deskripsi ini sudah diajarkan kepada guru ketika siswa duduk di bangku Sekolah Dasar kelas IV. Dalam hal ini guru meminta siswa untuk menceritakan sesuatu yang ada disekitar siswa. Jadi, teks deskripsi merupakan sebuah teks yang menggambarkan sesuatu benda atau objek secara rinci berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. B. Jenis-jenis Teks Deskripsi Teks deskripsi memiliki jenis atau ketegori, diantaranya” 1. Teks Deskripsi Subjektif Kata subjektif merupakan antonym dari objekstif. Dimana, di dalam paragraph deskripsi subjektif ini justru sangat mengharuskan penulis teks untuk menggambarkan keadaan sesuai dengan apa yang dilihat, dirasakan dan didengar oleh si penulis teks deskripsi. Dengan kata lain, penulis teks deskripsi sangat dianjurkan untuk menuliskan pendapat atau opini pribadinya dalam menjelaskan sesuatu yang dituliskannya. 2. Teks Deskripsi Spasial Paragraph deskripsi spasial atau spatial dibuat berdasarkan ruang dan waktu. Artinya, dalam paragraph spasial ini kita dapat menjelaskan suatu ruangan dari berbagai penjuru, luar, dalam, atas, bahkan bawah. Kita dapat memberikan penjelasan tentang keadaan ruangan apakah gelap, terang, pengap, berdebu, bersih, rapi, kotor dan sebagainya. Selain keadaan ruangan, kita juga bisa untuk menggambarkan apa saja yang ada di dalam ruangan tersebut yang di deskripsikan. Mulai dari jenis-jenis benda yang ada ddalam ruangan hingga tata letak benda tersebut yang di deskripsikan. Kita dapat menjelaskan mengenai ruangan tersebut secara mendetail dan spesifik
14
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
sehingga pembaca seolah-olah tahu mengenai ruangan beserta isinya yang sedang di deskripsikan. 3. Teks Deskripsi Objektif Teks deskripsi objektif merupakan sebuah teks dimana hanya berisi gambaran-gambaran sesuatu yang dideskripsikan secara objektif atau apa adanya. Dalam paragraph teks deskripsi objektif penulis tidak lagi menambahkan opini atau pendapat pribadi untuk melengkapi paragraph deskripsi. C. Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi Di dalam teks deskripsi terdapat kaidah-kaidah kebahasaan, diantaranya: 1. Penggunaan Kalimat Perincian untuk Mengongkretkan Di dalam teks deskripsi pasti menggunakan kalimat-kalimat rincian yang berfungsi untuk mengonkretkan topik yang ditulis di dalam teks deskripsi tersebut. Kalimat-kalimat rincian itu biasanya dituliskan menggunakan kata benda maupun kata sifat. 2. Penggunaan Kalimat yang Menggunakan Cerapan Pancaindra Objek yang disajikan di dalam teks deskripsi merupakan hasil dari penyerapan panca indera. Objek yang disajikan harus terlihat oleh pembaca maupun pendengar yang merasakan atau mendeskripsikan. 3. Penggunaan Kata dengan Kata Dasar (k, p, t, s) Fonem k, p, t, s luluh apabila setelah awalan meN- diikuti oleh kata dasar yang berawalan dengan huruf k, p, t, s. misalnya: a. meN + pengaruhi à memengaruhi b. meN + pesona à memesona c. meN + karantina à mengarantina Fonem k, p, t, s tidak akan luluh jika setelah awalan meN- diikuti oleh kata dasar atau bentuk dasar yang diawali oleh cluster atau konsonan rangkap, misalnya: a. memprakarsai b. mengkriminalkan c. mengklasifikasi Fonem k, p, t, s juga tidak akan luluh jika setelah awalan meN- diikuti oleh kata berimbuhan yang berawal dengan huruf k, p, t, s, misalnya: a. mempertaruhkan b. memperluas 4. Penggunaan Sinonim pada Teks Deskripsi Di dalam teks deskripsi juga terdapat penggunaan sinonim. Ketika menulis teks deskripsi di dalam kalimat-kalimatnya pasti menggunakan katakata bersinonim. Kata bersinonim di dalam kalimat bisa berupa indah, elok, permai, molek, mengherankan, mengagumkan, memukau, atau fantastik. 5. Penggunaan Kata Khusus Kata khusus merupakan sinonim tetapi maknanya dibuat lebih khusus atau lebih spesifik. Kata khusus pasti bertalian erat dengan kata umum yang disebut hipernim. Kata umum adalah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal. Sedangkan, kata khusus adalah kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih sempit. Bahasa Indonesia
15
Contoh kata umum dan kata khusus Kata Umum indah melihat hewan peliharaan memegang atau mengenai menyedihkan mendatangi menetap menegur makan
Kata Khusus elok, molek, cantik, menawan, menakjubkan, memesona, manis menonton, menyaksikan, memandang, mengamati, dan memerhatikan kucing, anjing, kelinci, marmot, hamster, ikan, burung mengelus, menyentuh menyayat, mengharukan, memprihatinkan mampir, singgah, berkunjung bersarang, tinggal, menghuni menyapa, menegur memangsa
6. Penggunaan Kata Depan pada Teks Deskripsi Di dalam teks deskripsi tentu tidak akan lepas dari kata depan. Kata depan yang biasa digunakan di dalam teks deskripsi yaitu di, ke, dan dari. Penulisan kata depan ini ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya: Di dagunya terdapat bekas cukur jenggot putih di dagunya; Hampir tiap malam, Bagas si kelinci tidur di ujung kakiku; Para pemancing tradisional sedang mencari ikan dengan cara menceburkan diri ke dalam laut. 7. Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Koma (,), dan Tanda Titik pada Teks Di dalam teks deskripsi, perlu adanya menggunakan huruf kapital, tanda koma, dan tanda titik. Penggunaan huruf kapital dalam teks deskripsi dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri geografi. Jika ada kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya ukiran Jepara, sarung Makassar. Sedangkan, huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi misalnya: Selat Lombok, Teluk Benggala, Jalan Gajah Mada, dan lain sebagainya. Selain itu, penggunaan huruf capital juga dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Huruf capital dalam teks deskripsi juga digunakan sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan. Huruf capital juga dapat digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Tetapi, nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis menggunakan huruf awal capital. Kemudian, huruf capital juga dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen. Kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. Penggunaan tanda koma (,) dalam teks deskripsi dipakai diantara unsurunsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya: Pantai Senggigi berada di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa
16
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Tenggara Barat. Penggunaan tanda koma ini dipakai di belakang kata penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat (jadi, dengan demikian, tetapi, melainkan, sedangkan). Selain itu tanda koma (,) juga dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. Misalnya: agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku. Tetapi, dalam hal ini tanda koma tidak dipakai apabila induk kalimat mendahului anak kalimat. Tanda koma (,) juga dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. Tanda koma juga dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keteranga aposisi. Misalnya: di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambahan yang belum diolah. Dalam hal ini, tanda baca koma juga dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca atau salah pengertian. Selain tanda koma dan penggunaan huruf capital., di dalam teks deskripsi juga menggunakan tanda titik (.). tanda titik dapat dipakai pada akhir kalimat pernyataan, tanda titik juga dapat dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. 8. Mendaftar Kalimat Bermajas Majas atau gaya bahasa adalah pemakaian gaya bahasa yang dapat menghidupkan apa yang dikemukakan dalam teks, karena gaya bahasa dapat mengemukakan gagasan yang penuh makna dengan singkat. Seringkali pemakaian gaya bahasa digunakan untuk menekankan terhadap pesan yang diungkapkan. Dalam teks deskripsi majas terbagi dua yaitu majas simile atau persamaan, digunakan unruk sesuatu yang bersifat eksplisit; dan majas personifikasi digunakan untuk memberikan sifat-sifat yang dimiliki manusia atau perilaku yang lazim dilakukan manusia kepada benda. 9. Penggunaan Pilihan Kata yang Bervariasi Di dalam menuliskan suatu teks deskripsi akan lebih baik jika menggunakan pilihan kata atau diksi yang beragam atau bervariasi. Hal ini gimunculkan agar pembaca tidak merasakan kebosanan ketika membaca suatu teks deskripsi. pilihan kata yang bervariasi itu harus ada di sebuah paragraph dimana menggunakan kata yang bersinonim untuk menuliskan objek yang sedang dideskripsikan oleh penulis. D. Ciri-ciri Teks Deskripsi Beberapa ahli memberikan batasan mengenai ciri-ciri dari teks deskripsi. secara umum, ciri-ciri teks deskripsi, antara lain: 1. Melukiskan atau menggambarkan objek. Teks deskripsi biasanya memiliki batasan. Salah satunya melalui pelukisan atau penggambaran objek. Objek yang dituju biasanya berupa tempat wisata, tempat bersejarah, dana tau suasana pentas seni daerah yang pernah didengar atau dibaca. Semua objek di dalam teks deskripsi ini dilukiskan atau diggambarkan secara jelas dan mendetail dimana pembaca akan merasa jelas mengenai topik yang dibaca di dalam teks deskripsi tersebut. 2. Berisi rincian-rincian objek.
Bahasa Indonesia
17
Di dalam teks deskripsi yang disajikan, pasti berisikan rincian-rincian objek. Objek-objek yang dirinci sangat mendetail dan disesuaikan dengan topik pembicaraan, di mana topik pembicaraan di dalam teks deskripsi itu sangat popular dan banyak diketahui oleh banyak orang. 3. Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri Objek yang dilukiskan dan digambarkan di dalam teks deskripsi itu harus mampu untuk memikat pembaca atau pendengar. Dalam hal ini teks deskripsi harus bisa membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri sensasi yang disajikan di dalam teks deskripsi. Hal ini tentu pembaca atau pendengar harus bisa mengimajinasikan mengenai topik yang disajikan dalam teks deskripsi. 4. Hasil penyerapan panca indera. Objek yang disajikan di dalam teks deskripsi merupakan hasil dari penyerapan panca indera. Objek yang disajikan harus terlihat oleh pembaca maupun pendengar yang. Berdasarkan dari sisi tujuan, objek, isi, dan penggunaan bahasa teks deskripsi memiliki ciri-ciri, antara lain: 1. Ciri Tujuan a. Tujuan dari teks deskripsi yaitu meggambarkan objek dengan cara memerinci objek secara subjektif atau melukiskan kondisi objek dari sudut pandang penulis. b. Teks deskripsi bertujuan menggambarkan atau melukiskan secara rinci dan penggambaran sekonkret mungkin suatu objek/ suasana/ perasaan sehingga pembaca seakan-akan melihat, mendengar, mengalami apa yang di deskripsikan. 2. Ciri Objek yang Dideskripsikan a. Objek yang di deskripsikan dalam teks deskripsi bersifat khusus (objek tertentu yang kemungkinan berbeda dengan objek lain. b. Objek yang di deskripsikan bersifat pendapat personal. 3. Ciri Isi a. Isi teks deskripsi diperinci menjadi perincian bagian-bagian objek. b. Isi teks deskripsi menggambarkan secara konkret. Dengan demikian, teks deskripsi banyak menggunakan kata khusus (warna dikhususkan pada kata hijau, biru, toska, oranye, dll.) c. Isi teks deskripsi bersifat personal dengan kandungan emosi sehingga menggunakan kata-kata dengan emosi kuat. 4. Ciri Teks Deskripsi dari Segi Penggunaan Bahasa a. Menggunakan Kata-kata Khusus untuk Mengkonkritkan (warna dirinci merah, kuning, hijau, dll). Kata khusus merupakan sinonim tetapi maknanya dibuat lebih khusus atau lebih spesifik. Kata khusus pasti bertalian erat dengan kata umum yang disebut hipernim. Kata umum adalah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal. Sedangkan, kata khusus adalah kata yang ruang lingkup dan cakupan maknanya lebih sempit. b. Menggunakan Kalimat Rincian untuk Mengonkretkan Di dalam teks deskripsi pasti menggunakan kalimat-kalimat
18
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
c. d.
e.
f.
rincian yang berfungsi untuk mengonkretkan topik yang ditulis di dalam teks deskripsi tersebut. Kalimat-kalimat rincian itu biasanya dituliskan menggunakan kata benda maupun kata sifat. Menggunakan Kata Sinonim dengan Emosi Kuat. Sinonim merupakan kata-kata yang memiliki makna yang hampir sama namun tidak dapat saling digunakan dalam konteks yang sama. Menggunakan Majas untuk Melukiskan secara Konkret. Majas atau gaya bahasa adalah pemakaian gaya bahasa yang dapat menghidupkan apa yang dikemukakan dalam teks, karena gaya bahasa dapat mengemukakan gagasan yang penuh makna dengan singkat. Seringkali pemakaian gaya bahasa digunakan untuk menekankan terhadap pesan yang diungkapkan. Dalam teks deskripsi majas terbagi dua yaitu majas simile atau persamaan, digunakan unruk sesuatu yang bersifat eksplisit; dan majas personifikasi digunakan untuk memberikan sifat-sifat yang dimiliki manusia atau perilaku yang lazim dilakukan manusia kepada benda. Teks Deskripsi Memunculkan Kata Ganti Orang. Di dalam teks deskripsi harus memunculkan kata ganti orang atau pronomina persona. Kata ganti orang atau pronomina persona yang ada di dalam teks deskripsi berfungsi untuk melengkapi dan mempermudah ketika pembaca maupun pendengar membaca teks deskripsi. Kata Depan (preposisi) Preposisi adalah salah satu dari kelas kata yang jumlahnya sangat beragam. Preposisi dapat dibedakan menjadi empat, antara lain: preposisi di, ke, dari, pada.
E. Struktur Teks Deskripsi Struktur teks deskripsi mencakup: identifikasi, deskripsi bagian, dan simpulan. Teks deskripsi disebut juga teks tanggapan yang berupa deskriptif. Teks deskriptif atau teks deskripsi memiliki berbagai struktur, antara lain: 1. Identifikasi atau Gambaran Umum Identifikasi atau gambaran umum di dalam teks deskripsi berisi nama objek yang dideskripsikan, lokasi, sejarah lahirnya, makna nama, maupun pernyataan umum tentang objek. 2. Deskripsi Bagian Deskripsi bagian berisi tentang perincian suatu objek tetapi diperinci berdasarkan tanggapan subjektif si penulis. Perincian tersebut dapat berupa apa yang dilihat meliputi: bagian-bagiannya, komposisi warna, atau yang lainnya yang dilihat menurut kesan penulis. Perincian juga bisa berupa suarasuara yang dapat didengar maupun apa yang dirasakan ole di penulis yang mengamatinya. Jenis Pengembangan Deskripsi Bagian a. Deskripsi bagian berdasarkan ruang. Dalam deskripsi bagian ini berisi perincian bagian-bagian ruang objek yang dideskripsikan. Perincian ruang juga dapat menyebutkan nama-nama ruang dan ciri-cirinya. Misalnya, penulis mendeskripsikan bagian pintu masuk, bagian tengah,
Bahasa Indonesia
19
bagian belakang, dan sebagainya. b. Deskripsi bagian berdasarkan anggota bagian-bagian objek. Dalam deskripsi bagian ini berisi perincian bagian-bagian yang dideskripsikan, misalnya pantai, tempat wisata, tempat bersejarah, dan lain sebagainya. c. Deskripsi bagian berdasarkan proses sesuatu berlangsung. Dalam deskripsi bagian ini berisi berisikan perincian bagian awal, mulai meningkat, puncak (inti), penutup. Misalnya, penulis mendeskripsikan awal pementasan, puncak adegan, mulai meluruh, dan penutup. d. Deskripsi bagian pemfokusan. Dalam deskripsi ini berupa bagian yang paling disukai dari bagian yang dideskripsikan. Misalnya, bagian yang paling saya sukai dari perpustakaan ini adalah ruang bacanya. Desainnya unik dengan cat cerah yang mampu memberikan kenyamanan yang luar biasa pada pengunjung. 3. Simpulan atau kesan F. Tujuan dan Manfaat Teks Deskripsi Setiap teks pasti memiliki berbagai tujuan dan manfaat. Tujuan dari teks deskripsi yaitu untuk menginformasikan kepada orang-orang agar ketika membaca teks deskripsi seolah-olah sedang merasakan langsung apa yang sedang di baca atau di dengar dari dalam teks. Selain itu, teks deskripsi juga memiliki tujuan lain, diantaranya: 1. Untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai suatu objek yang di deskripsikan secara utuh, hal ini tentunya agar pembaca dapat dengan cepat dan tepat dalam memahami tema yang disajikan di dalam teks deskripsi. 2. Teks deskripsi juga merupakan teks yang dibuat berdasarkan hasil dari sebuah observasi (pengamatan) seseorang. Hal ini dapat menyebabkan bahsa teks deskripsi mempunyai informasi yang jelas terkait dengan objek sesuai dengan data dan fakta yang diperoleh oleh penulis teks deskripsi. 3. Setiap pembaca juga akan mendapatkan citraan atau kesan sesuai dengan pengamatan, perasaan, serta pengalaman penulis sehingga akan terkesan seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri terkait dengan tema atau topik dalam teks deskripsi yang dibaca atau didengar. Tujuan teks deskripsi tersebut sudah sangat jelas dan spesifik, dan tentunya berbeda dengan jenis teks yang lain, karena setiap jenis teks pasti memiliki tujuan masing-masing. Sedangkan, selain memiliki tujuan teks deskripsi juga memiliki manfaat yaitu: 1. Untuk Mengetahui Sesuatu berdasarkan Deskripsi dengan Cepat Dengan adanya teks deskripsi, berbagai objek dapat di definisikan dan dijabarkan dengan serincidan sedetail mungkin agar pembaca mampu menemukan informasi yang ada di dalam teks deskripsi dengan cepat. Objek yang dipaparkan di dalam teks deskripsi bisa berupa tempat wisata, tempattempat bersejarah, maupun yang lainnya dimana sesuatu yang ada di dalam objek tersebut dijelaskan dan dirinci secara lebih detail. 2. Mudah dalam Menyaring Informasi dan Sesuai Di dalam teks deskripsi pasti terdapat banyak informasi yang terkait dengan objek yang didefinisikan atau di deskripsikan. Informasi yang
20
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
dipaparkan di dalam teks deskripsi terkait dengan objek dipaparkan secara jelas informasinya dan tentunya akan memudahkan pembaca atau orangorang dalam menemukan atau menyaring informasi yang terdapat di dalam teks deskripsi dan tentunya informasi tersebut sangat sesuai dengat objek yang di deskripsikan. 3. Memicu untuk Berfikir Kritis dan Kreatif Teks deskripsi juga dapat membantu untuk memicu pembaca agar lebih berfikir kritis dan kreatif. Berfikir kritis merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang untuk menganalisis ide atau gagasan kea rah yang lebih spesifik untuk mengejar pengetahuan yang relevan tentang dunia dengan melibatkan evaluasi bukti. Kemampuan berpikir kritis ini sangatlah diperlukan untuk menganalisis suatu permasalahan hingga pada tahap pencairan solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Sedangkan berpikir kreatif merupakan suatu proses berpikir untuk mengungkapkan hubungan-hubungan baru, dan membentuk kombinasi baru dari dua konsep atau lebih yang sudah dikuasai sebelumnya. Kemampuan berpikir kreatif mampu untuk membantu peserta didik dalam menciptakan ide-ide baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dari sudut pandang yang berbeda (Suryadi dan Herman, 2008). Dengan adanya teks deskripsi ini mampu untuk mendorong peserta didik untuk lebih berpikir kritis dan kreatif terkait objek yang digambarkan di dalam teks deskripsi tersebut. G. Langkah Menulis Teks Deskripsi Ada pun langkah-langkah mengarang menurut Setiawan Djuharie (2001: 57), meliputi di bawah ini. 1. Menentukan atau Memilih tema atau topik karangan Langkah paling awal dalam membuat suatu karangan adalah menentukan tema atau topik karangan. Tema diartikan pokok pikiran, sedangkan topik adalah pokok pembicaraan. Apabila dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Dalam kenyataannya untuk menulis suautu karangan, penulis harus memilih suatu topik atau pokok pembicaraan. Dengan demikian, pada waktu menyusun sebuah tema untuk untuk sebuah karangan ada dua unsur yang paling dasar yaitu topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang hendak dicapai melalui topik tersebut. Bagi pengarang pemula, penentuan topik tulisan merupakan sesuatu yang agak sulit dilakukan. Dalam menetapkan topik penulis harus menguasai betul kira-kira permasalahan apa yang akan ditulis. Jadi, agar topik benarbenar terwujud pilihlah topik yang benar-benar menarik perhatian. Hal ini sesuai dengan pendapat Gorys Keraf (1994: 111) bahwa: “Sebuah topik pertama-tama haruslah menarik perhatian penulis sendir. Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan pengarang berusaha terus menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan tulisan itu dengan sebaik-baiknya.”
Bahasa Indonesia
21
2. Menetapkan Tujuan Setiap kegiatan yang dilakukan tentu memiliki tujuan. Demikian halnya dengan mengarang/menulis. Menetapkan tujuan tulisan adalah penting sebelum menulis. Karena tujuan sangat berpengaruh dalam menetapkan bentuk, panjang, sifat dan cara penyajian tulisan. Tujuan tulisan harus jelas suatu tulisan yang tidak dilandasi dengan tujuan yang jelas dan mungkin hanya mewujudkan tulisan yang buruk atau tidak dapat dipahami oleh pembaca. Jadi penetapan tujuan itu sangat membantu penulis dalam mengembangkan tulisannya dan dapat memberikan arah kepada penulis. Dengan menetapkan tujuan yang jelas akan membantu penulis memperoleh gambaran tentang persoalan yang akan ditulisnya dan membangkitkan semangat penulis untuk merangkaikan kata-kata yang lebih jelas dan terarah. 3. Mengumpulkan Informasi atau Bahan Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu mencari bahan berupa keterangan-keterangan yang berhubungan dengan topik tersebut. Kegiatan mengumpulkan bahan dapat dilakukan dengan cara observasi atau mengadakan pengamatan terhadap satu proses atau keinginan sesuatu yang diperlukan dan akan dijadikan sumber penulisan. 4. Membuat Kerangka Tulisan Kerangka tulisan adalah garis besar cerita yang akan dituangkan pada sebuah tulisan. Sebelum menulis, seorang penulis perlu menetapkan kerangka tulisan. Kerangka tulisan merupakan pedoman atau acuan penulis tentang halhal apa saja yang akan ditulis, sehingga dengan menggunakan kerangka tulisan alur cerita yang akan ditulis semakin jelas dan terarah. Jarang seseorang dalam menuangkan isi pikirannya sekaligus secara teratur terperinci dan sempurna tanpa sebuah kerangka tulisan. Hal ini sesuai dengan pendapat Gorys Keraf (1994:132) bahwa; “ Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.” 5. Mengembangkan Kerangka Karangan Setelah kerangka karangan disusun, maka tahap selanjutnya adalah mengembangkannya menjadi sebuah tulisan yang utuh. Pengembangan kerangka karangan dilakukan satu persatu. Dalam penulisan atau pengembangan kerangka karangan ada beberapa unsur yang harus diperhatikan dan unsur-unsur tersebut merupakan penilaian baik tidaknya hasil karangan yang dibuat. Unsur-unsur tersebut adalah isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi (urutan peristiwa), tata bahasa, pilihan struktur dan kosakata serta penggunaan ejaan yang tepat. H. Pola Pengembangan Paragraf Teks Deskripsi Kurniasari (2014: 142), mengemukakan pola pengembangan paragraf deskripsi terbagi menjadi dua pola yakni sebagai berikut. 1. Pola Subjektif Pola subjektif yakni pola yang digunakan untuk menggambarkan objek yang dimaksud namun dengan cara penggambaran yang disertai dengan opini dari penulis misalnya “tempat tersebut nyaman dilihat, menyenangkan,
22
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
dan menyeramkan”. Kalimat tersebut termasuk jenis subjektif dari orang yang menggambarkan. 2. Pola Objektif Pola objektif yakni pola pengembangan paragraf deskripsi yang penggambarannya tidak disertai dengan opini atau pendapat dari penulis. Hasil penggambaran yang didapat pun bersifat objektif, sesuai dengan objek yang digambarkan, tanpa sedikit pun menggunakan opini.publikasi teks teks deskripsi. I. Contoh Teks Deskripsi Tari Saman Tari Saman tercatat di UNESCO pada Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia. Penetapan itu dilaksanakan pada Sidang ke-6 Komite AntarPemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Bali, pada 24 November 2011. Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan ditarikan oleh laki-laki. Tari Saman mengandung pendidikan keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. Penari Saman berjumlah ganjil. Mereka menyanyikan syair lagu berbahasa Gayo bercampur dengan bahasa Arab saat menari. Nyanyian dalam Tari Saman dibagi dalam lima macam. Regnum adalah nyanyian berupa suara auman. Dering adalah suara auman yang dilakukan oleh semua penari. Redet adalah lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari. Sek adalah lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak. Saur yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo. Selain nyanyian, gerakan penari Saman diiringi alat musik berupa gendang, suara teriakan penari, tepuk tangan penari, tepuk dada penari, dan tepuk paha penari. Gerak dalam tari itu disebut guncang, kirep, lingang, dan surang-saring (semua nama gerak ini adalah bahasa Gayo). Kostum atau busana khusus Tari Saman terbagi tiga bagian. Pada kepala dipakai bulang teleng dan sunting kepies. Bulang teleng, yaitu kain berdasar hitam berbentuk empat persegi panjang. Sunting kepies atau tajuk bunga digunakan di bagian kanan kepala. Pada badan dipakai baju kantong, celana, dan kain sarung. Baju kantong disebut juga baju kerawang yaitu baju bertangan pendek berwarna hitam disulam benang putih, hijau, dan merah. Pada tangan dipakai topong gelang dan sapu tangan. Penggunaan warna pada kostum penari sangat penting menurut tradisi karena warna mengandung nilai-nilai yang menunjukkan identitas, kekompakan, kebijakan, keperkasaan, keberanian, dan keharmonisan para pemakainya.
Bahasa Indonesia
23
24
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
BAB III
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) 3.5: Mengidentifikasi teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar. 3.6: Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar.
TEKS PROSEDUR
Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan) 4.5: Menyimpulkan isi teks prosedur (tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dan/atau kuliner khas daerah) yang dibaca dan didengar. 4.6: Menyajikan data rangkaian kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dll.) dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi secara lisan dan tulis.
Bahasa Indonesia
25
BELAJAR MEWARISKAN BUDAYA MELALUI TEKS PROSEDUR A. Pengertian Teks Prosedur Kompleks Mulyadi dan Danaira (2014:159) menyatakan bahwa prosedur kompleks merupakan teks yang berisi petunjuk atau langkah-langkah melakukan suatu kegiatan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kosasih (2014:67) yang menjelaskan bahwa teks prosedur kompleks merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara melakukan sesuatu. Menarik kesimpulan dari dua pendapat mengenai prosedur kompleks, maka teks prosedur kompleks merupakan teks yang berisi langkah-langkah tentang cara melakukan kegiatan atau membuat sesuatu. B. Jenis Teks Prosedur Kompleks 1. Teks Prosedur Sedehana Teks prosedur sederhana hanya berisi dua atau tiga langkah saja, contohnya prosedur untuk mengoperasikan setrika. 2. Teks Prosedur Kompleks Teks prosedur kompleks terdiri atas banyak langkah dan jenjang untuk tiap tahapannya. Contohnya prosedur pembayaran tilang oleh polisi. 3. Teks Prosedur Protokol Teks prosedur protokol merupakan teks prosedur yang langkah-langkahnya sangat sederhana dan mudah dipahami. Contohnya cara menyalakan komputer. C. Kaidah Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks Mulyadi dan Danaira (2014:175) menyebutkan bahwa ciri-ciri kebahasaan teks prosedur kompleks dilihat dari segi keefektifan kaliamat, keefetifan pemilihan kata, dan efektifan pemakaian ejaan serta tanda baca. Selain itu ciri-ciri teks prosedur kompleks meliputi kata perintah, kata kerja imperatif, kata penghubung yang menyatakan urutan, dan keteraangan waktu. Dengan mengetahui ciri-ciri teks prosedur kompleks dapat dilakukan tahap berikutnya untuk membuat teks prosedur kompleks, tetapi selain itu ada pendapat lain menyatakan mengenai ciri-ciri teks prosedur kompleks lebih rinci. Valentino Guntur (http://materi4belajar.blogspot.co.id-/-=-2016/02/ teks-prosedur-komplekspengertian-dan-contoh.html?m=1 ) yang penulis kutip pada 09 Maret 2019, menyatakan, bahwa kaidah kebahasaannya sebagai berikut. 1. Konjungsi temporal, pada teks prosedur akan banyak sekali dijumpai kata konjungsi temporal atau kata penghubung yang menyatakan waktu kegiatan yang hadir dan bersifat kronologis seperti selanjutnya, berikutnya, kemudian, lalu, dan setelah itu. 2. Kata kerja imperatif atau kata perintah, dalam teks ini juga akan banyak dijumpai perintah-perintah dan larangan yang harus ditaati dalam pelaksanaan teks prosedur. 3. Verba material dan tingkah laku, verba material merupakan sesuatu
26
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
yang mengacu pada tindakan fisik seperti potong ikan, haluskan bumbu dan lain-lain. Sedangkan verba tingkah laku merupakan tindakan yang dilakukan dengan ungkapan. 4. Partisipan manusia, merupakan semua manusia yang ikut serta dalam teks prosedur tersebut. 5. Terdapat bilangan sebagai penanda urutan. 6. Terdapat kalimat introgatif atau kalimat yang berisikan pertanyaan. 7. Terdapat kalimat deklaratif atau kalimat yang berisikan pernyataan (diakses pada tgl. 09 Maret 2019). Sedangkan Kosasih (2014:26) menyebutkan bahwa ciri kebahasaan teks prosedur kompleks adalah sebagai berikut. 1. Kalimat imperatif . 2. Perintah biasa. 3. Kalimat Dekla.ratif. 4. Kalimat Introgatif. Maksud dari kutipan di atas ialah kalimat imperatif adalah kalimat yang isinya memberikan perintah untuk melakukan sesuatu, memiliki fungsi untuk meminta atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan untuk kalimat perintah biasa merupakan kalimat permintaan, ajakan, syarat, dan ejekan. Kemudian untuk kalimat deklaratif yang sisinya memberikn informasi tentang sesuatu. Sedangkan kalimat introgatif yang berisi pertanyaan memiliki fungsi untuk meminta informasi ten-tang sesuatu. D. Memahami Ciri-ciri Teks Prosedur Kompleks Berikut adalah ciri-ciri dari teks prosedur kompleks : 1. Menggunakan kalimat perintah (imperatif). Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kalimat imperatif disebut juga kalimat perintah atau suruhan yang memiliki ciri formal berupa pemakaian partikel penegas, penghalus, kata tugas ajakan, harapan, permohonan, dan larangan. Contoh: Haluskan! Gunakan! Basahi! Celupkan! Tambahkan! 2. Menggunakan kata kerja aktif. 3. Teks prosedur kompleks kadang-kadang menggunakan bentuk saran seperti sebaiknya dan hendaknya. Menggunakan kata penghubung (konjungsi) untuk mengurutkan langkahlangkahnya. 5. Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rinci waktu, tempat dan cara yang akurat. 6. Kalimat yang digunakan harus jelas, logis, dan singkat. a. Jelas Kalimat jelas berarti tidak membingungkan dan mudah dipahami. Kejelasan ini menyangkut masalah pilihan kata atau kalimat yang digunakan serta 4.
Bahasa Indonesia
27
kruntutan uraiannya. Penggunaan nomor untuk membedakan lagkah yang satu dengan langkah yang berikutnya juga akan memperjelas teks prosedur kompleks. Selain itu, kejelasan juga ditunjukkan dengan penggunaan kalimat yang lazim. b. Logis Syarat logis ini berkaitan dengan urutan penjelasan. Urutan yang sistematis dapat menghindarkan dari kesalahan atau ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu. c. Singkat Singkat berarti hanya mencantumkan hal-hal yang penting, tidak ada yang berulang, dan sudah mencukupi keseluruhan proses yang dibutuhkan. E. Memahami Struktur Teks Prosedur Kompleks Struktur merupakan susunan atau bangun yang terdiri atas unsur-unsur yang berhubungan satu sama lain dalam satu kesatuan. Pada dasarnya, setiap teks memiliki struktur, begitupun dengan teks prosedur kompleks. Suatu teks sama halnya dengan teks-teks yang lain, memiliki struktur teks tersendiri. Dalam hal ini teks prosedur kompleks memiliki struktur teks yang tidak jauh berbeda dengan teks yang biasanya. Teks prosedur kompleks tersusun atas 3 struktur utama, yaitu bagian tujuan, bagian material dan langkah-langkah. Berikut penjelasan selengkapnya: 1. Bagian Tujuan Bagian ini berisi mengenai tujuan dibuatnya teks prosedur kompleks tersebut atau hasil akhir yang akan diperoleh, biasanya berupa judul. Contohnya: cara membuat batik jumputan. 2. Bagian Material Pada bagian ini dijelaskan apa saja alat dan bahan dalam proses membuat sesuatu yang diinginkan, atau apa-apa saja keperluan yang harus dipersiapkan sebelum memulai langkah-langkah yang telah dibuat. Namun, ada tiga jenis teks prosedur yang tidak menggunakan bagian material, yaitu sebagai berikut: a. Teks prosedur yang menjelaskan cara melakukan sesuatu agar bekerja atau cara melakukan intruksi secara manual. Contohnya, cara mengoperasikan komputer, cara menggunakan mesin cuci, dll. b. Teks prosedur yang menginstruksikan cara melakukan aktivitas tertentu sesuai dengan peraturan. Contohnya, aturan keamanan dan keselamatan berkendara. c. Teks prosedur yang berhubungan dengan sifat atau kebiasaan manusia. Contohnya, cara hidup bahagia, cara menjadi orang sukses, dll. 3. Bagian langkah-langkah Bagian ini berisi langkah atau urutan-urutan dalam melakukan sesuatu yang ingin dicapai. Pada bagian ini, langkah-langkah harus dilakukan secara urut, tidak boleh diacak. Selaras dengan hal tersebut, Tim Kemendikbud (2013: 44) menyatakan bahwa teks prosedur kompleks ditata dengan struktur teks
28
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
tujuan, dan langkah-langkah. Yang dimaksud dengan tujuan di sini adalah hasil akhir yang akan dicapai. Adapun langkah-langkah adalah cara-cara yang ditempuh agar tujuan itu tercapai. Perhatikan cuplikan teks prosedur kompleks berikut: F. Contoh Teks Prosedur Cara Membuat Batik Jumputan Material: 1. Kain yang jenisnya mori prima, blaco, atau primissima 2. Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan, bisa memakai Wenter atau Wantex 3. 2 liter air untuk satu kemasan pewarna 4. 2 sendok makan garam dan cuka secukupnya 5. Kelereng, batu, atau uang koin, serta karet gelang 6. Kompor, panci 7. Sendok kayu yang digunakan untuk mengaduk 8. Ember Langkah membuat batik jumputan: 1. Buat bentuk motif dengan cara mengikat uang koin, kelereng, atau batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet gelang. Ikat secara kencang dan bentuk dengan motif yang berbeda ya. 2. Rebus air dalam panci sampai mendidih. 3. Jika sudah mendidih, tambahkan pewarna, garam, dan cuka lalu aduk sampai semua serbuk larut dan warna air berubah. 4. Basahi kain yang sudah diikat tadi, lalu buat motif menggunakan air yang bersih. 5. Setelah itu celupkan kain pada cairan pewarna. Kamu bisa mencelupkan seluruh kain jika hanya menginginkan satu warna saja ke dalam cairan pewarna yang sudah mendidih. 6. Aduk dan masak selama 20-30 menit agar warna dapat merata ke seluruh kain dan warna merekat kuat. 7. Jika kamu ingin batik memiliki beberapa warna, celupkan saja sebagian kain pada cairan warna pertama, kemudian kain yang belum terkena warna dicelupkan pada cairan pewarna yang lainnya. 8. Kamu bisa mencelupkan beberapa kali pada cairan pewarna yang berbeda untuk mendapatkan batik dengan warna beragam. 9. Setelah selesai proses pencelupan, angkat kain lalu bilas menggunakan air yang dingin dan bersih. 10. Selanjutnya lepas semua ikatan, peras kain dan jemur sampai kering. 11. Setelah kering, kamu bisa menyetrika agar kain menjadi rapi. Sumber: https://masfikr.com/cara-membuat-batik-jumputan/
Bahasa Indonesia
29
G. Memahami Tujuan dan Manfaat Teks Prosedur Kompleks Teks prosedur kompleks bertujun untuk memberi petunjuk atau cara melakukan sesuatu melalui tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan secara urut. Adapun manfaat dari teks prosedur kompleks adalah untuk membantu seseorang dalam memahami tata cara membuat atau melakukan sesuatu secara benar dan tepat, sehingga tujuan bisa tercapai dengan efektif dan efisien. Manfaat lainnya yaitu agar seseorang dapat memahami cara atau langkah-langkah di dalam membuat atau mngerjakan suatu hal. H. Contoh Teks Prosedur Kompleks Sesuai dengan tema materi yaitu “Mencipta Kerajinan Budaya Lokal di Indonesia”, berikut adalah contoh teks prosedur kompleks yang berkaitan dengan tema tersebut. Kura-kura dari Tanah Liat
Bahan: Tanah liat, air, cangkang telur yang sudah bersih, kancing baju, cat minyak, lem kayu, bensin. Alat: Kuas, plastik, ember, amplas, sudip atau pisau kecil.
30
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Cara pembuatan: 1) Sediakan plastik untuk alas saat akan mengolah tanah liat agar tidak lengket. Ambil tanah liat secukupnya. 2) Ambil air ke dalam ember dari bak atau sumur, biasanya untuk hasil tanah terbaik menggunakan air sumur. Setelah itu campurkan air ke tanah lat secukupnya. 3) Kemudian aduklah tanah sampai halus dan lembut, jangan sampai ada tanah yang masih menggumpal apalagi ada pasir atau kerikil dan benda lain yang tidak diperlukan, jika ada bisa menyebabkan tanah liat ketika sudah kering mudah retak dan hancur. 4) Setelah tanah liat sempurna, bentuk tanah liat menjadi kura-kura atau sesuai keinginan Anda. Bisa menggunakan alat bantu sudip atau pisau yang sebelumnya sudah dipersiapkan untuk merapikan patung atau pun untuk mengukirnya. 5) Setelah patung yang dibuat sesuai keinginan jadi, tahap berikutnya yaitu menjemurnya di terik matahari supaya cepat kering. 6) Setelah kering, Anda bisa memberikan cat yang sudah dicampuri dengan bensin secukupnya sesuai selera masing-masing. Untuk mengecat biasa menggunakan kuas yang berambut. Ulangi pengecatan hingga 3 kali agar hasil akhirnya terlihat bagus. 7) Jika proses pengecatan selesai, jemur lagi agar cat cepat mengering. 8) Jika semuanya sudah kering baru mulailah menempelkan cangkang telur ke cangkang patung kura-kura yang sudah di ukir dengan menggunakan lem kayu. 9) Jika proses penempelan cangkang telur ke cangkang kura-kura selesai, jemur kebali agar lebih cepat mengering. 10) Tahap yang terakhir adalah mengamplas cangkang kura-kura dengan amplas uang kasar hingga cangkang telur berubah menjadi sedikit berwarna putih. Bersihkan debu-debu bekas amplas tadi supaya patung kura-kura terlihat bagus. Sumber: https://prakaryasmp36.blogspot.com/2017/11/10-kerajinan-daritanah-liat-1.html I. Langkah-langkah Memproduksi Teks Prosedur Kompleks Kosasih menyebutkan langkah-langkah memproduksi teks prosedur kompleks merupakan tahap memproduksi teks prosedur kompleks yang harus diikuti dan dipahami dengan baik oleh para siswa. Menurut Kosasih (2014: 78) secara umum, untuk menulis teks prosedur kompleks terdapat beberapa langkah yaitu: a. Menentukan topik; b. Menentukan bahan-bahan tulisan; c. Menyusun kerangka karangan dengan mencatat hal-hal yang penting; d. Mengembangkan kerangka karangan berdasarkan bahan-bahan tulisan yang telah diperoleh.
Bahasa Indonesia
31
Adapun hal yang harus diperhatikan ketika membuat teks prosedur kompleks: 1. Kalimat yang digunakan sesuai dengan karakteristik teks prosedur kompleks.
32
2.
Langkah-langkah atau instruksi yang diberikan kepada pembaca harus jelas.
3.
Bahasa yang digunakan pas dengan karakteristik pembaca.
4.
Urutan langkah-langkah harus sistematis.
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
BAB IV
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) 3.7: Mengidentifikasi informasi dari teks laporan hasil observasi berupa buku pengetahuan yang dibaca atau diperdengarkan. 3.8: Menelaah struktur, kebahasaan, dan isi teks laporan hasil observasi yang berupa buku pengetahuan yang dibaca atau diperdengarkan.
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan) 4.7: Menyimpulkan isi teks laporan hasil observasi yang berupa buku pengetahuan yang dibaca atau diperdengarkan. 4.8: Menyajikan rangkuman teks laporan hasil observasi berupa buku pengetahuan secara lisan dan tulis dengan memperhatikan kaidah kebahasaan atau aspek lisan.
Bahasa Indonesia
33
MENYIBAK ILMU DALAM TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI A. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi Kemendikbud (2013: 2) menjelaskan teks laporan hasil observasi atau report adalah teks yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau mengklasifikasikan informasi. Report memiliki urutan yang logis tentang fakta tanpa keterlibatan personal peneliti. Report menginformasikan sesuatu yang hidup seperti tumbuhan dan hewan atau benda mati seperti mobil atau laut. Teks laporan hasil observasi memiliki struktur umum klasifikasi atau pernyataan umum aspek yang dijelaskan. Teks laporan juga disebut teks klasifikasi karena teks tersebut memuat kla-sifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Teks laporan juga sering dianggap sama dengan teks deskripsi. Sebenarnya, teks laporan dan teks dekripsi berbeda. Perbedaan yang paling menonjol di antara keduanya ter-letak pada sifatnya. Tim Kemendikbud (2013: 3) menyatakan, bahwa teks laporan bersifat global dan universal, sedangkan teks deskripsi bersifat unik dan indivi-dual. Menurut Kosasih (2012: 61) “laporan adalah cara penyampaian informasi kepada seseorang atau suatu instansi yang disusun atas dasar tanggung jawab yang diembannya”. Laporan juga dapat didefinisikan sebagai dokumen yang men-yampaikan informasi mengenai suatu masalah atau fakta. Penyusunan sebuah lporan didasarkan oleh beberapa hal, seperti orang yang memberi laporan, pihak yang menerima laporan, serta sifat dan tujuan umum laporan. Keraf (2004: 324) menyatakan, bahwa laporan merupakan unsur yang sa-ngat penting, terutama dalam menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan. Seringkali karena luasnya organisasi, pimpinan tidak dapat menguasai keadaan secara terpe-rinci mengenai semua hal-ihwal yang terjadi pada tingkat bawah dari organisasi yang dipimpinnya. Tetapi dengan bantuan laporan dari tingkat bawah, pimpinan dapat mengetahui secara terusmenerus apa yang terjadi setiap hari pada unit-unit yang paling bawah. Dengan mempertimbangkan bahan-bahan yang disampaikan melalui laporan-laporan, akhirnya sebagai pimpinan ia dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tepat dan cepat. Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan, bahwa teks laporan ha-sil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan, bersifat umum atau universal, dan disusun berda-sarkan fakta-fakta yang ada. B. Jenis-Jenis Teks Laporan Hasil Observasi Ada beberapa macam jenisnya tergantung pada objek yang diamati, tujuan pembuatan, dll. Misal objek yang diamati: 1. Observasi kondisi sosial, ekonomi, politik 2. Observasi kondisi lingkungan dan ekosistem
34
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Observasi keadaan yang sedang terjadi (acara HUT RI, peringatan HUT RI) Dll. Misal tujuan pembuatan: 1. Teks observasi eksposisi 2. Teks observasi identifikasi 3. Teks observasi klasifikasi 4. Dll. Jenis hasil teks observasi terbagi atas 2 yaitu: 1. Laporan Observasi Formal Yaitu laporan hasil observasi terhadap objek yang diamati menggunakan kaidah formal dalam menyusun laporan ( ragam bahasa baku, terdapat kop/ header, struktur lebih rinci ). Biasanya diajukan untuk acara resmi seperti laporan berita, kepentingan politik dll. 2. Laporan Observasi Non Formal Yaitu laporan hasil observasi yang struktur nya lebih simpel dan biasanya ditulis secara popular. 3. 4.
C. Aspek dan Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi Kosasih (2014:49) mengemukakan, bahwa kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi adalah sebagai berikut. 1) Banyak menggunakan kata benda atau peristiwa umum sebagai objek utama pemaparannya. Benda-benda yang dimaksud bisa berupa gunung, sungai, ke-adaan penduduk, peristiwa banjir, bencana alam, dan peristiwa budaya. 2) Banyak menggunakan kata kerja meterial atau kata kerja yang menunjukan tindakan suatu benda, binatang, manusia atau peristiwa. Contoh : melumpuh-kan, membatasi, menunjukan turuntangan. 3) Mengunakan kopula, yakni kata adalah, merupakan, yaitu. Katakata itu digunakan dalam menjelaskan pengertian atau konsep. 4) Banyak menggunakan kata menyatakan pengelompokan, perbedaan atau persa-maan. Contoh , diklasifikasikan, dibedakan, digolongkan. 5) Banyak menggunakan kata yang menggambarkan sifat atau prilaku benda, orang atau suatu keadaan. Contoh, berkumpul, memainkan, berbentuk. 6) Banyak menggunakan kata-kata teknis (istilah ilmiah). Contoh, vertebrata dan invertebrata. 7) Banyak melesapkan kata mengatasnamakan penulis (bersifat impersonal) kata-kata saya, kami penulis, dan peneliti. Sementara itu, berdasarkan kaidah bahasanya, teks laporan hasil observasi mempunyai ciri sebagai berikut. 1. Menggunakan frasa nomina yang diikuti pendeskripsi dan penjenis. 2. Menggunakan verba relasional, seperti: ialah, merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri atas, disebut, dan lain-lain. 3. Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku, seperti: bertelur, membuat, hidup, makan, tidur, dan sebagainya. 4. Menggunakan kata penghubung yang menyatakan tambahan (dan, serta), Bahasa Indonesia
35
perbedaan (berbeda dengan), persamaan (sebagaimana, seperti halnya), pertentangan (tetapi, sedangkan, namun), pilihan (atau). 5. Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk menyusun informasi utama, diikuti rincian aspek yang hendak dilaporkan dalam beberapa paragraf. 6. Menggunakan kata keilmuwan atau teknis, seperti: herbivora, degeneratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme, pembuluh vena, leukimia, syndrom, phobia, dan lain-lain. 7. Menggunakan kalimat definisi. 8. Menggunakan kalimat deskripsi. 9. Menggunakan kalimat aktif transitif. 10. Menggunakan kalimat tunggal dan majemuk. 11. Kalimat simpleks. 12. Kalimat kompleks. 13. Persamaan kata/sinonim. 14. Lawan kata/antonim. 15. Menggunakan berbagai istilah. D. Hal yang paling penting dalam Laporan Hasil Observasi Teks LHO akan dikatakan ideal jika: 1. Memiliki struktur teks yang lengkap; 2. Memanfaatkan konjungsi atau kata penghubung yang tepat; 3. Pengelompokkan kata dilakukan berdasarkan kriteria tertentu; 4. Memfungsikan kelompok kata dan jenis kata sesuai keperluan. E. Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi Selain struktur dan kaidah, teks laporan hasil observasi pasti memiliki ciriciri atau karakteristik sebuah teks tersebut. Ciri-ciri teks laporan hasil observasi sebagai beri-kut. 1) Harus mengandung fakta. 2) Bersifat objektif. 3) Harus ditulis sempurna dan lengkap. 4) Tidak memasukkan hal-hal yang menyimpang, mengandung prasangka, atau pemihakan. 5) Disajikan secara menarik, baik dalam hal tata bahasa yang jelas, isinya berbobot, maupun susunan logis. Kemudian dipertegas oleh Kosasih (2012: 42) menyatakan, bahwa teks laporan biasanya mengutamakan aspek objektivitas dalam pembahasannya. Laporan harus bersifat impersonal, yang berbeda dengan anekdot, puisi, dan novel. Teks laporan hasil observasi bersifat, yaitu: 1) impersonal; 2) Objektif; 3) sistema-tis, logis; dan 4) bahasa lugas. Professional Development Service for Teachers (2013: 14) mengatakan ciri-ciri teks laporan hasil observasi adalah partisipan bersifat umum, bahasa yang objektif tidak berkenaan dengan orang tertentu, bersifat tanpa batas waktu, dan subjek perbendaharaan kata yang spesifik. Dalam teks laporan hasil observasi seringkali terdapat klasifikasi. Suatu objek dapat diklasifikasikan dengan jalan menggolongkan atau membuat kategori.
36
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Klasifikasi dapat berupa klasifikasi teknis atau umum, tergantung pada objek yang dideskripsikan. Klasifikasi dikenal dalam ranah ilmiah dan sosial (Knapp, 2005: 98124). Uraian lain, The National Literacy Strategy (2002:5) mengungkapkan stuktur umum teks laporan hasil observasi yang lebih jelas. Pendapat ini mengungkapkan teks laporan hasil observasi terdiri dari: 1) Pembuka yang berupa klasifikasi umum, 2) Klasifikasi yang bersifat teknis seperti nama latinnya adalah…, 3) Aspek yang berbeda disusun secara berurutan, dan 4) Deskripsi yang lebih spesifik dari obyek tersebut, baik beberapa atau seluruhnya, misalnya kualitas, bagian, fungsi, kebiasaan dan kegunaan, serta diakhiri dengan kesimpulan yang berupa penutup komentar. Secara umum teks laporan hasil observasi dan deskripsi cukup mirip. Perbedaan di antara keduanya terletak pada struktur teks dan objek yang dipaparkan. Teks laporan hasil observasi memiliki struktur pernyataan umum^aspek yang dijelaskan, sedangkan deskripsi memiliki struktur klasifikasi^deskripsi. Dilihat dari objeknya, teks laporan hasil observasi memiliki objek yang umum, sedangkan deskripsi memiliki objek yang khusus dan spesifik (Knapp, 2005: 98). Rojas (2010: 13) memaparkan teks laporan hasil observasi kadang juga dilengkapi: 1) Diagram, foto, ilustrasi, dan peta untuk melengkapi teks, 2) Beberapa istilah ilmiah dan teknis, 3) Menggunakan kata penghubung seperti adalah, memiliki, merupakan, termasuk ke dalam, memiliki hubungan, dll, 4) Bahasa deskriptif yang digunakan bersifat faktual, seperti warna, bentuk, ukuran, bagian tubuh, habitat, kebiasaan, fungsi, dan kegunaan, 5) Kata benda dan frasa benda yang digunakan lebih banyak daripada kata ganti personal. F. Sifat-Sifat Teks Laporan Hasil Observasi 1. Bersifat Informatif. 2. Bersifat Komunikatif. 3. Bersifat Objektif G. Struktur Laporan Hasil Observasi Teks laporan hasil observasi memiliki struktur umum klasifikasi atau pernyataan umum aspek yang dijelaskan. Professional Development Service for Teachers (2013: 14) mengatakan ciri-ciri teks laporan hasil observasi adalah partisipan bersifat umum, bahasa yang objektif tidak berkenaan dengan orang tertentu, bersifat tanpa batas waktu, dan subjek perbendaharaan kata yang spesifik. Dalam teks laporan hasil observasi seringkali terdapat klasifikasi. Suatu objek dapat diklasifikasikan dengan jalan menggolongkan atau membuat kategori. Klasifikasi dapat berupa klasifikasi teknis atau umum, tergantung pada objek yang dideskripsikan. Klasifikasi dikenal dalam ranah ilmiah dan sosial (Knapp, 2005: 98-124).
Bahasa Indonesia
37
Uraian lain, The National Literacy Strategy (2002:5) mengungkapkan stuktur umum teks laporan hasil observasi yang lebih jelas. Pendapat ini mengungkapkan teks laporan hasil observasi terdiri dari: 1) Definisi Umum/Pernyataan Umum/Klasifikasi Umum Definisi umum merupakan pembuka yang berupa klasifikasi umum biasanya berisi pengertian akan sesuatu yang dibahas, keterangan umum, atau informasi tambahan tentang subjek yang dilaporkan. Pernyataan umum berisi informasi umum (nama latin, asal usul, kelas, informasi tambahan tentang hal yang dilaporkan). 2) Deskripsi Bagian Deskripsi bagian ini berisi ide pokok dari setiap baragraf/penjelasan secara rinci, aspek yang berbeda disusun secara berurutan, dan deskripsi yang lebih spesifik dari obyek tersebut, baik beberapa atau seluruhnya, misalnya kualitas, bagian, fungsi, kebiasaan dan kegunaan. Deskripsi bagian menggunakan istilah dalam bidang ilmu, kata baku, dan klimat efektif. Kata sambung yang digunakan: yaitu, dan, selain itu, di samping itu, dari segi rincian jenis kelompok pertama, kedua, dan lain-lain. 3) Deskripsi Manfaat Pada bagian ini merupakan bagian penutup dari teks laporan hasil observasi yang berisikan rangkuman hasil observasi dan manfaat suatu objek serta diakhiri dengan kesimpulan yang berupa penutup komentar. Secara umum teks laporan hasil observasi dan deskripsi cukup mirip. Perbedaan di antara keduanya terletak pada struktur teks dan objek yang dipaparkan. Teks laporan hasil observasi memiliki struktur pernyataan umum aspek yang dijelaskan, sedangkan deskripsi memiliki struktur klasifikasi deskripsi. Dilihat dari objeknya, teks laporan hasil observasi memiliki objek yang umum, sedangkan deskripsi memiliki objek yang khusus dan spesifik (Knapp, 2005:98). Rojas (2010: 13) memaparkan teks laporan hasil observasi kadang juga dilengkapi: 1) Diagram, foto, ilustrasi, dan peta untuk melengkapi teks 2) Beberapa istilah ilmiah dan teknis 3) Menggunakan kata penghubung seperti adalah, memiliki, merupakan, termasuk ke dalam, memiliki hubungan, dll 4) Bahasa deskriptif yang digunakan bersifat faktual, seperti warna, bentuk, ukuran, bagian tubuh, habitat, kebiasaan, fungsi, dan kegunaan, 5) Kata benda dan frasa benda yang digunakan lebih banyak daripada kata ganti personal. H. Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi Tujuan teks hasil observasi adalah untuk memerinci, mengklasifikasi, dan memberikan informasi faktual tentang orang, hewan, objek atau fenomena. Tulisan brupa laporan hasil observasi memiliki tujuan agar orang lain yang berkepetingan atas kegiatan yang dilakukan memperolehh informasi secara menyeluruh (Mulyadi, 2014:3).
38
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Adapun tujuan pembuatan teks laporan hasil observasi adalah: 1) Mengatasi suatu masalah 2) Mengambil suatu keputusan yang lebih efektif. 3) Mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah 4) Mengadakan pengawasan dan perbaikan 5) Menemukan teknik baru. I. Fungsi Teks Laporan Hasil Observasi Teks laporan observasi berfungsi untuk: 1) Memberitahukan atau menjelaskan tanggungjawab tugas dan kegiatan pengamatan. 2) Memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan atau pemevahan masalah dalam pengamatan. 3) Merupakan sumber informasi. 4) Merupakan bahan untuk pendokumentasian. J. Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Danau Toba
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometerdan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Bahasa Indonesia
39
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Penduduk di Pulau samosir memanfaatkan danau ini untuk memelihara keramba ikan. Keindahan Danau Toba telah mengundang turis domestik dan mancanegara. Kini Danau Toba telah menjadi destinasi wisata dunia. Wisatawan memilih tempat ini untuk beristirahat karena tempat ini sangatlah indah dan tenang. Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometerdan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut. Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir. Penduduk di Pulau samosir memanfaatkan danau ini untuk memelihara keramba ikan. Keindahan Danau Toba telah mengundang turis domestik dan mancanegara. Kini Danau Toba telah menjadi destinasi wisata dunia. Wisatawan memilih tempat ini untuk beristirahat karena tempat ini sangatlah indah dan tenang. Sumber: https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/ Teks-Laporan-Hasil-Observasi-Danau-Toba--2014/konten3.html K. Langkah Menyusun Laporan Hasil Observasi Menurut Keraf (2004) langkah-langkah untuk menyusun suatu laporan teks hasil observasi adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan tea teks laporan hasil observasi yang akan ditulis dengan cara menentukan objek yang diamati. 2. Menyusun kerangka sesuai dengan struktur hasil observasi yang meliputi definisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. 3. Mengembangkan kerangka teks yang telah disusun sesuai dengan data yang telah diperoleh. 4. Melengkapi teks laporan hasil observasi dengan unsur-unsur kebahasaan. Hal yang Harus Diperhatikan Siswa juga harus mempunyai kompetensi dan pengetahuan dalam menulis. Hal ini diungkapkan oleh The National Literacy Strategy (2002: 5) terkait dengan hal-hal yang harus diperhatikan ketika hendak menulis teks laporan hasil observasi. Langkah tersebut adalah sebagai berikut. 1. Merencanakan bagian depan paragraf dalam format catatan. 2. Menggunakan berbagai sumber untuk mengumpulkan informasi dan fakta guna menarik pembaca.
40
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
3. Membuat judul dalam bentuk pertanyaan, untuk memunculkan keingintahuan pembaca. 4. Harus jelas, sehingga tidak memunculkan kesan bias. 5. Menggunakan tabel, gambar, diagram untuk menambah informasi. 6. Teks laporan hasil observasi bersifat faktual, namun penulis dapat menambahkan komentar atau menggunakan pertanyaan untuk mempertautkan pembaca. 7. Mengecek ulang tulisan yang dibuat, untuk memastikan semua informasi 8. sudah ditulis dengan benar. L. Metode Penyampaian Teks Laporan Hasil Observasi Teks laporan hasil observasi sebagai suatu materi pembelajaran dapat disampaikan dengan berbagai cara. Salah satu strategi dan metode pembelajaran yang dapat dilakukan adalah metode “Show and Tell” (Professional Development Service for Teachers, 2013: 14). Implementasi dari metode ini, siswa diminta untuk membawa sesuatu yang menarik dari rumah dan ditunjukkan kepada teman sekelas. Siswa didorong untuk memberikan laporan lisan tentang objek tersebut dan siswa lain diminta untuk menanyakan dan menanggapi. M. Tahapan Pembelajaran Teks Laporan Hasil Obsevasi Pembelajaran teks laporan hasil observasi untuk kelas VII SMP menurut Kemendikbud (2013: 9-19) melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut yaitu pemodelan teks laporan hasil observasi, penyusunan teks laporan hasil observasi secara berkelompok, penyusunan teks laporan hasil observasi secara mandiri, pemodelan teks laporan hasil observasi pada subtema 2, penyusunan teks laporan hasil observasi secara berkelompok pada subtema 2, dan penyusunan teks laporan hasil observasi secara mandiri pada subtema 2.
Bahasa Indonesia
41
42
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
BAB V
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Bahasa Indonesia
43
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN A. Pengelolaan Pembelajaran dalam Teks Deskripsi 1. Pendekatan Pembelajaran a. Pendekatan Inkuiri (Strategi Pembelajaran Inkuiri) Indrawati (1999:9) menyatakan, bahwa suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif apabila diselenggarakan melalui modelmodel pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Hal ini dikarenakan model pemrosesan informasi menekankan pada bagaimana seseorang berpikir dan bagaimana dampaknya terhadap caracara mengolah informasi. Menurut Downey (1967) dalam Joyce (1992:107) menyatakan: “The core of good thinking is the ability to solve problems. The essence of problem solving is the ability to learn in puzzling situations. Thus, in the school of these particular dreams, learning how to learn pervades what is the taught, how it is taught, and the kind of place in which it is taught.” Pernyataan di atas menunjukkan bahwa inti dari berpikir yang baik yaitu kemampuan untuk memecahkan masalah, dasar dari pemecahan masalah yaitu kemampuan untuk belajar dalam situasi proses berpikir. Dengan demikian, hal ini dapat diimplementasikan bahwa kepada siswa hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang meliputi apa yang diajarkan, bagaimana hal itu diajarkan, jneis kondisi belajar, dan mendapatkan pandangan baru. Salah satu yang termasuk dalam model pemrosesan informasi yaitu model pembelajaran inkuiri. Strategi pebelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses belajar itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru an siswa. Strategi pembelajaran itu sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Terdapat beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri atau pendekatan inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelaan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang di pertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, melainkan sebagai fasilitator dan motivator
44
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
belajar siswa. Aktivitas belajar siswa biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Gulo (2002) menyatakan strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, logis, kritis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu: (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2) keterlibatan siswa secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa yaitu: a. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengubdang siswa berdiskusi. b. Inkuiri berfokus pada hipotesis. c. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta). Untuk menciptakan kondisi seperti itu, peranan guru yaitu sebagai berikut: a. Motivator, memberikan rangsangan agar siswa aktif dan bergairah di dalam berpikir. b. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan. c. Penanya, menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat. d. Administrator, bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kelas. e. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan. f. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas. g. Rewarder, memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa. Strategi pembelajaran inkuiri aka efektif apabila: a. Guru mengharapkan siswa apabila siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari sesuatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian, dalam strategi inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan sebagai tujuan utama pembelajaran akan tetapi yang lebih penting adalah proses belajar. b. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu Bahasa Indonesia
45
pembuktian. c. Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu. d. Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan untuk berpikir. e. Jika jumlah siswa yang belajar tidak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru. f. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relative singkat. Hasil penelitian Schlemker, dalam Joyce dan Well (1992:198), menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif, dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Metode inkuiri menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan. Metode inkuiri adalah metode yang mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar. Inkuiri menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif (Mulyasa , 2003:234). Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi. Metode inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak terhadap Matematika dan Sains (Haury dalam Sutrisno: 2008). Dalam makalahnya Haury menyatakan bahwa metode inkuiri membantu perkembangan
46
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
antara lain scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuanvocabulary dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan bahwa metodeinkuiri tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam matematika saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa. Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode inkuiri sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri (Garton dalam Sutrisno: 2008) memiliki 5 komponen yang umum yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance Evaluation, dan Variety of Resources. 1) Question Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Untuk memudahkan proses ini, guru menanayakan kepada siswa mengenai hipotesis yang memungkinkan. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberi. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini–sesuai denganTaxonomy Bloom–siswa dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi,sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi. 2) Student Engangement Dalam metode inkuiri, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam melakukan sebuah investigasi. 3) Cooperative Interaction Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua jawaban benar. 4) Performance Evaluation. Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain.
Bahasa Indonesia
47
5) Variety of Resources Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar, misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya. Metode inkuiri salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik mendapatkan jawabannya sendiri. Metode pembelajaran ini dalam penyampaian bahan pelajarannya tak dalam bentuk final dan tak langsung. Artinya, dalam metode inkuiri peserta didik sendiri diberi peluang untuk mencari, meneliti dan memecahkan jawaban, menggunakan teknik pemecahan masalah. Pendekatan dan strategi pembelajaran saat ini diharapkan lebih menekankan agar siswa dipandang sebagai subjek belajar. Konsep ini bertujuan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah, siswa ‘bekerja’ dan mengalami, bukan berupa transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pendidikan tak lagi berpusat pada lembaga atau pengajar yang hanya mencetak lulusan kurang berkualitas, tapi berpusat pada peserta didik. Pendekatan inkuiri adalah pendekatan mengajar di mana siswa merumuskan masalah, mendesain eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data sampai mengambil keputusan sendiri. Pendekatan inkuiri harus memenuhi empat kriteria ialah kejelasan, kesesuaian, ketepatan dan kerumitannya. Setelah guru mengundang siswa untuk mengajukan masalah yang erat hubungannya dengan pokok bahasan yang akan diajarkan, siswa akan terlibat dalam kegiatan inkuiri dengan melalui 5 langkah-langkah, yaitu: 1) Orientasi Langkah-langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Berbeda dengan tahap preparation dalam pembelajaran ekspositori sebagai langkah untuk mengkondisikan agar siswa siap menerima pelajaran. Pada langkah orientasi pada strategi pembelajaran inkuiri, guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan strategi pembelajaran inkuiri bergantung pada siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya untuk memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu tidak mungkin proses pembelajaran akan berjalan lancer. Pada langkah orientasi terdiri dari penyajian masalah, penjabaran tujuan pembelajaran, dan sebagainya untuk pengantar dalam materi. Guru memberikan pertanyaanpertanyaan yang dapat memancing siswa untuk mengumpulkan informasi. Keterlibatan siswa pada tahap ini yaitu: (1) memberi respon positif terhadap masalah yang dikemukakan, (2) mengungkapkan ide awal. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah: Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
48
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
dicapai oleh siswa. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkahlangkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa. 2) Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian, teka-teki menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, di antaranya: a) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa hendaknya memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala melibatkan dalam merumuskan masalah yang hendak dikaji. Dengan demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri maslaah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah sesuai dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan pada siswa. b) Masalah yang dikaji adalah masalah adalah teka-teki yang mengandung jawaban pasti. Aryinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan asalah yang menurut guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan jawaban secara pasti. c) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oelh siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri, guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang konsepkonsep yang ada dalam rumusan masalah. Siswa mulai merumuskan permasalahan yang diberikan guru. Guru memberikan pertanyaan pengarah sehingga siswa mampu mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis. Keterlibatan siswa pada tahap ini yaitu (1) melakukan pengamatan terhadap masalah yang diberikan, (2) merumuskan masalah, (3) mengidentifikasi masalah.
Bahasa Indonesia
49
3) Merumuskan Hipotesis Langkah selanjutnya adalah merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan yang telah dirumuskan untuk selanjutnya merancang beberapa eksperimen dan mengumpulkan data untuk melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Oleh sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. 4) Mengumpulkan Data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam mengembangkan proses intelektual. Siswa mengumpulkan data terkait dengan permasalahan yang diberikan guru dan juga untuk menguji kebenaran hipotesis. Dalam tahap ini siswa dituntut untuk berpikir kritis dan analitis dalam mengumpulkan data-data mengenai permasalahan. 5) Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukn hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. Setelah merumuskan hipotesis dan mengumpulkan data, Guru mengajak siswa untuk melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil data yang diperoleh dengan hipotesis yang dirumuskan sehingga siswa mendapatkan konsep dan teori yang benar sesuai konsepsi ilmiah. Keterlibatan siswa dalam tahap ini adalah (1) melakukan diskusi, (2) membandingkan rumusan hipotesis dengan hasil data, dan (3) menyimpulkan hasil pengumpulan data. 6) Penarikan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasakan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Setelah siswa berdiskusi mengenai jawaban atau konsep dari permasalahan, penarikan kesimpulan bersama-sama dilakukan dengan guru mengenai kebenaran konsep permasalahan secara ilmiah. Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
50
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
b. Pendekatan Saintifik Dalam sejarah pengembangan kurikulum di Indonesia, Balitbang Depdiknas sejak tahun 1979 telah merintis pengembangan program prestisius ini dalam Proyek Supervisi dan CBSA (Cara Belajar Peserta didik Aktif). Hasil-hasil proyek ini kemudian direplikasi di sejumlah daerah dan dikembangkan melalui penataran tenaga pendidik ke seluruh Indonesia. Upaya yang dimulai pada tingkat sekolah dasar ini kemudian mendorong penerapan pendekatan belajar aktif di tingkat sekolah menengah. Hasilhasil upaya ini secara bertahap kemudian diintegrasikan ke dalam Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, dan Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004, yang dilanjutkan dengan Standar Isi yang lebih dikenal dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Dalam perancangan kurikulum baru, Kemendikbud masih menggunakan latar belakang pemikiran yang menyatakan bahwa secara faktual tenaga pendidik belum melaksanakan cara belajar peserta didik aktif. Kondisi ideal yang diharapkan masih lebih sering menjadi slogan dari pada fakta dalam kelas. Produktivitas pembelalaran untuk menghasilkan peserta didik yang terampil berpikir pada level tinggi dalam kondisi madek alias kolep. Deskripsi ini merujuk pada hasil tes anak bangsa kita yang dikompetisikan pada tingkat internasional dinyatakan tidak berkembang sejak tujuh tahun lalu. Memang, ini kondisi yang sangat memprihatinkan. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problembased learning, inquiry learning (Permendikbud 103 Tahun 2014). Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik untuk mengetahui, memahami, mempraktikkan apa yang sedang dipelajari secara ilmiah. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran diajarkan agar peserta didik pencari tahu dari berbagai sumber melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran) (Sudarwan, 2013). Komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik (Mc Collum : 2009) a. Menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of wonder), b. Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation), c. Melakukan analisis (Push for analysis) dan d. Berkomunikasi (Require communication)
Bahasa Indonesia
51
Dari keempat komponen tersebut dapat dijabarkan ke dalam lima praktek pembelajaran yaitu: Instrumen Mengamati
Menanya
Mengumpulkan Informasi
52
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Uraian kegiatan belajaran yang dpat dilakukan peserta didik misalnya membaca, mendengar, menyimak, melihat (dengan atau tanpa alat). Kompetensi yang ingin dikembangkan melalui pengalaman belajar MENGAMATI adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan kemampuan mencari informasi Kegiatan belajar yang dapat dilakukan adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi apa yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk memperoleh informasi tambahan tentang apa yang sedang mereka amati. Pertanyaan yang peserta didik ajukan semestinya dapat dimulai dari pertanyaanpertanyaan yang bersifat faktual saja hingga mengarah kepada pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya hipotetik (dugaan). Kompetensi yang dikembangkan adalah pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu (curiousity), kemampuan merumuskan pertanyaan untuk pengembangan keterampilan berpikir kritis, dan pembentukan karakter pebelajar sepanjang hayat (life long learner). Kegiatan ini adalah melakukan eksperimen, membaca beragam sumber informasi lainnya selain yang terdapat pada buku teks, mengamati objek, mengamati kejadian, melakukan aktivitas tertentu, hingga berwawancara dengan seorang nara sumber. Kompetensi yang ingin dikembangkan antara lain: peserta didik akan mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, memiliki kemampuan berkomunikasi, memiliki kemampuan mengumpulkan informasi dengan beragam cara, mengembangkan kebiasaan belajar, hingga menjadi seorang pebelajar sepanjang hayat (life long learner).
Mengasosiasi
Mengkomunikasi
Bentuk kegiatan belajar yang dapat diberikan tenaga pendidik antara lain pengolahan informasi mulai dari beragam informasi yang memperdalam dan memperluas informasi hingga informasi yang saling mendukung, bahkan yang berbeda atau bertentangan. Melalui pengalaman belajar ini diharapkan peserta didik akan mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat kepada aturan, bekerja keras, mampu menerapkan suatu prosedur dalam berpikir secara deduktif atau induktif untuk menarik suatu kesimpulan. Memberikan pengalaman belajar untuk melakukan kegiatan belajar berupa menyampaikan hasil pengamatan yang telah dilakukannya, kesimpulan yang diperolehnya berdasarkan hasil analisis, dilakukan baik secara lisan, tertulis, atau cara-cara dan media lainnya. Ini dimaksudkan agar peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kompetensinya dalam hal pengembangan sikap jujur, teliti, toleransi, berpikir secara sistematis, mengutarakan pendapat dengan cara yang singkat dan jelas, hingga berkemampuan berbahasa secara baik dan benar.
Kelima langkah dalam pendekatan saintifik tersebut dapat dilakukan secara berurutan atau tidak berurutan, terutama pada langkah pertama dan kedua. Sedangkan pada langkah ketiga dan seterusnya sebaiknya dilakukan secara berurutan. Langkah ilmiah ini diterapkan untuk memberikan ruang lebih pada peserta didik dalam membangun kemandirian belajar serta mengoptimalkan potensi kecerdasan yang dimiliki. Peserta didik diminta untuk mengkonstruk sendiri pengetahuan, pemahaman, serta skill dari proses belajar yang dilakukan, sedangkan tenaga pendidik mengarahkan serta memberikan penguatan dan pengayaan tentang apa yang dipelajri bersama peserta didik. Secara konsep pendekatan ini lebih mengarah pada model pendidikan humanis, yaitu pendidikan yang memberikan ruang pada peserta didik untuk berkembang sesuai potensi kecerdasan yang dimiliki. Peserta didik menjadi pusat belajar, tidak menjadi obyek pembelajaran. Dengan demikian karakter, skill, serta kognisi peserta didik dapat berkembang secara lebih optimal.
Bahasa Indonesia
53
2. Media dan Sumber Belajar a. Media 1) Laptop 2) Gambar-gambar 3) Macam-macam teks deskripsi 4) Video interaktif terkait teks deskripsi. b. Sumber Belajar 1) Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas VII 2) Buku Bahasa Indonesia yang relevan, internet (dengan sumber yang relevan) 3) Lingkungan sekitar dan sumber lain yang relevan untuk pembelajaran 4) dsb. 3. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran teks deskripsi dalam hal ini menggunakan pendekatan saintifik dan pendekatan inquiri. Pendekatan Saintifik dilakukan dengan tahap 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi, Menalar, dan Mengkomunikasikan). Penerapan Pembelajaran Teks Deskripsi menggunakan Pendekatan Saintifik Kegiatan pembelajaran teks deskripsi melalui model pendekatan saintifik dilakukan oleh guru kepada siswa selama tiga kali pertemuan dengan berbagai kegiatan dan lampiran alokasi waktu yang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pertemuan Langkah-langkah Kegiatan Alokasi keWaktu Pertemuan Pendahuluan 10 menit I (3 JP) • Guru memberi salam dan menyapa peserta didik. • Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran. • Peserta didik diajak mengingat suasana komunikasi di keluarga: ayah, ibu, kakak, dan adik untuk membangun hubungan antara pendidik dan peserta didik. • Peserta didik diarahkan pendidik untuk membentuk kelompok dengan anggota 3-4 orang dengan memperhatikan perbedaan individu. • Pendidik menyampaikan tema dan tujuan serta menjelaskan manfaat pembelajaran yang akan dilaksanakan.
54
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Kegiatan Inti Mengamati • Peserta didik mengamati gambar sesuai dengan tema dan bertanya jawab tentang isi gambar untuk membangun konteks. • Peserta didik membaca teks deskripsi (sebagai pemodelan) dengan cermat utuk melihat bentuk/struktur teks (deskripsi umum /identifikasi dan deskripsi bagian
100 menit
Menanya • Menanya tentang fungsi teks deskripsi • Menanya tentang bentuk/struktur teks deskripsi (deskripsi umum/identifikasi dan deskrispsi bagian) Mengumpulkan Informasi • Dengan bimbingan guru peserta didik berdiskusi tentang struktur/bentuk teks deskripsi (deskripsi umum/identifikasi dan deskrispsi bagian Menalar/Mengasosiasi • Peserta didik menentukan isi teks deskripsi ke dalam struktur /bentuk teks (deskripsi umum/identifikasi dan deskripsi bagian) • Peserta didik menemukan teks deskripsi dari berbagai sumber dan mengidentifikasi struktur /bentuk dan ciri-ciri bahasa berdasarkan halhal yang yang telah dipelajari Mengomunikasikan • Menyampaikan hasil pemahaman tentang bentuk /struktur teks deskripsi dan ciriciri bahasanya Penutup • Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi tentang materi yang telah disampaikan • Pendidik dan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang sudah dipelajari • Pendidik menyampaikan rencana kegiatan berikutnya
10 menit
Bahasa Indonesia
55
Pertemuan Pendahuluan 10 menit III (3 JP) • Guru memberi salam dan menyapa peserta didik. • Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran. • Pendidik mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan pembalajaran yang akan dilaksanakan dengan beberapa pertanyaan • Peserta didik diarahkan pendidik untuk membentuk kelompok dengan anggota 3-4 orang dengan memperhatikan perbedaan individu • Pendidik menyampaikan tema dan tujuan serta menjelaskan manfaat pembelajaran yang akan dilaksanakan Kegiatan Inti 100 menit Mengamati • Membangun konteks dengan menjawab beberapa pertanyaan yang disajikan • Membaca pemodelan teks deskripsi (sebagai pemodelan) berjudul “Beringharjo, Pasar Tradisional Terlengkap di Jogyakarta” hal. 61 dan teks pemodelan yang lain berjudul “Cinta Lingkungan” hal 5 (teks laporan hasil observasi) dengan cermat untuk melihat bentuk/struktur teks (deskripsi umum /identifikasi dan deskripsi bagian. Menanya • Dengan bimbingan guru peserta didik menanya tentang isi teks model yang disajikan • Dengan bimbingan guru peserta didik menanya tentang bentuk/struktur teks deskripsi (deskripsi umum/identifikasi dan deskrispsi bagian) dengan teks lain Mengumpulkan informasi • Dengan bimbingan guru peserta didik berdiskusi tentang struktur/bentuk teks deskripsi dan deskrispsi bagian dan struktur teks laporan hasil observasi
56
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Menalar • Peserta didik menentukan perbedaan isi teks deskripsi ke dalam struktur /bentuk teks (deskripsi umum/identifikasi dan deskripsi bagian) • Perserta didik menemukan teks deskripsi dari berbagai sumber dan membedakan struktur /bentuk dan ciri-ciri pembeda berdasarkan hal-hal yang yang telah dipelajari Mengomunikasikan • Peserta didik menyampaikan hasil pemahaman tentang bentuk /struktur teks deskripsi dan ciriciri pembeda dari kedua jenis teks yang berbeda Penutup 10 menit • Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi tentang materi yang telah disampaikan • Pendidik dan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang sudah dipelajari • Pendidik menyampaikan rencana kegiatan berikutnya Pertemuan Pendahuluan 10 menit III (3 JP) • Guru memberi salam dan menyapa peserta didik. • Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran. • Peserta didik diajak mengingat suasana komunikasi di keluarga: ayah, ibu, kakak, dan adik untuk membangun hubungan antara pendidik dan peserta didik. • Peserta didik diarahkan pendidik untuk membentuk kelompok dengan anggota 3—4 orang. • Pendidik menyampaikan tema dan tujuan serta menjelaskan manfaat pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Bahasa Indonesia
57
Kegiatan Inti 100 menit Mengamati • Membaca teks model deskripsi untuk memahami unsur kebahasaan/ciri-ciri bahasa teks deskripsi (kelompok kata, kata berimbuhan, konjungsi, kata sifat) • Membaca teks laporan hasil observasi (yang telah dipelajari sebelumnya) untuk dibandingkan dengan teks deskrispsi Menanya • Menanya tentang ciri-ciri bahasa/unsur kebahasaan teks deskripsi . • Menanya tentang perbedaan teks deskripsi dan teks laporan hasil observasi berdasarkan struktur dan ciriciri bahasa kedua teks tersebut Mengumpulkan Informasi • Dengan bimbingan guru peserta didik berdiskusi tentang ciri-ciri bahasa teks deskripsi (kata sifat, konjungsi, kata rujukan, dll) sebagai bagian penting dalam sebuah teks deskripsi • Berdiskusi tentang struktur dan ciri-ciri bahasa teks laporan hasil observasi. Menalar • Menggunakan unsur kebahasaan untuk kemahiran berbahasa dalam mendukung pemahaman terhadap teks laporan deskripsi. • Menyimpulkan perbedaan teks laporan deskripsi dengan teks laporan hasil observasi berdasarkan bentuk/struktur teks. Mengomunikasikan • Menyampaikan hasil simpulan tentang perbedaan teks deskripsi dan teks laporan hasil observasi.
58
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Penutup • Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi tentang materi yang telah disampaikan • Pendidik dan peserta didik menyimpulkan tentang materi yang sudah dipelajari.
Penerapan Metode Inkuiri dalam Pembelajaran Teks Deskripsi di SMP Kelas VII Pada pembahasan ini membatasi pembelajaran teks deskripsi dengan menggunakan Kompetensi Dasar (KD) 3.1 dan Kompetensi Dasar (KD) 3.2. Dimana Kompetensi Dasar tersebut memiliki indikator sebagai berikut: (1) menemukan informasi dalam teks deskripsi (2) menjelaskan informasi yang terdapat di dalam teks deskripsi. sedangkan pada Kompetensi Dasar (KD) 3.2 memiliki indikator sebagai berikut: (1) Menemukan struktur isi teks deskripsi, (2) Menemukan ciri bahasa teks deskripsi, (3) Menjelaskan istilah yang terdapat dalam teks deskripsi, (4) Menjawab pertanyaan terkait dengan isi teks deskripsi. 1. Penerapan Metode Inkuiri Kompetensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi informasi dalam teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah dan atau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca a) Orientasi Pada tahap awal pembelajaran guru menyampaikan Kompetensi Dasar dan Indikator secara runtut, agar siswa mengerti materi yang akan diajarkan. Kemudian, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing siswa terkait materi yang diajarkan pertemuan sebelumnya yang memiliki hubungan dengan materi. Pada tahap ini guru mengamati respon (tanggapan) siswa terhadap materi deskripsi. b) Merumuskan Masalah Pada tahap ini guru memberikan contoh teks deskripsi, setelah itu guru mengupayakan adanya interaksi dengan siswa terkait dengan jenis teks deskripsi yang dicontohkan, lalu guru memberikan penjelasan mengenai adanya beberapa jenis teks deskrispsi. Setelah siswa paham, siswa mengamati salah satu contoh teks deskripsi. Setelah mengamati salah satu contoh teks deskripsi, siswa merumuskan apa yang dimaksud dengan definisi teks deskripsi. Definisi mengenaiteks deskripsi dalam hal ini guru memancing siswa agar mampu menemukan definisinya baik secara umum maupun secara khusus. Dalam hal ini guru meminta agar siswa memahami betul mengenai hakikat teks deskripsi. c) Merumuskan Hipotesis Langkah selanjutnya adalah siswa menemukan jawaban sementara mengenai pengertian teks deskripsi baik secara umum maupun secara khusus. Jawaban tersebut termasuk hipotesis atau jawaban sementara. Selanjutnya, guru merancang beberapa eksperimen dengan mengumpulkan data untuk melakukan pengujian hipotesis
Bahasa Indonesia
59
dengan pembentukan kelompok 3-4 siswa. d) Mengumpulkan Data Siswa yang telah digabung ke dalam beberapa kelompok di kelas melakukan pencarian dan penemuan atas data-data mengenai permasalahan teks deskripsi untuk digali informasinya. Pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu berpikir kritis dan analisis. e) Menguji Hipotesis Pada tahap ini perwakilan siswa dari masing-masing kelompok yang telah dibentuk guru mengeksplorasi temuan data yang telah diperolehnya, meliputi pengertian teks deskripsi, jenis-jenis teks deskripsi, tujuan teks deskripsi, maupun manfaat dari teks deskripsi. Selanjutnya, siswa mendiskusikan dari perwakilan kelompok yang telah mengemukakan konsep dan teorinya. Lalu, membandingkan dengan rumusan hipotesis awal. f) Merumuskan Kesimpulan Setelah siswa berdiskusi mengenai jawaban atau konsep dari permasalahan, penarikan kesimpulan bersama-sama dilakukan dengan guru mengenai kebenaran konsep permasalahan secara ilmiah. Pada tahap ini siswa bersama guru menyimpulkan konsep dari permasalahan. Selain itu, siswa memberikan refleksi atas kegiatan yang sudah dilakukan. Kemudian, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru terkait rencana tindak lanjut. 2. Penerapan Metode Inkuiri Kompetensi Dasar 3.2 Menelaah struktur dan kebahasaan dari teks deskripsi tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dana tau suasana pentas seni daerah) yang didengar dan dibaca. a) Orientasi Pada tahap awal pembelajaran, guru menyampaikan Kompetensi Dasar dan Indikator secara runtut, agar siswa mengerti materi yang akan diajarkan. Kemudian, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk memancing siswa terkait materi yang diajarkan pertemuan sebelumnya yang memiliki hubungan dengan materi. Pada tahap ini guru mengamati respon (tanggapan) siswa terhadap materi teks deskripsi. b) Merumuskan Masalah Pada tahap ini guru memberikan contoh teks deskripsi, setelah itu guru mengupayakan adanya interaksi dengan siswa terkait dengan jenis deskripsi yang dicontohkan, lalu guru memberikan penjelasan mengenai adanya beberapa jenis teks deskripsi. Setelah siswa paham, siswa mengamati salah satu contoh teks deskripsi. Setelah mengamati salah satu contoh teks deskripsi, siswa merumuskan apa yang dimaksud dengan struktur isi teks deskripsi. Strukur isi teks deskripsi pada tahap ini merupakan masalah yang dirumuskan dan diidentifikasi bersama. c) Merumuskan Hipotesis Langkah selanjutnya adalah siswa menemukan jawaban sementara mengenai pengertian teks deskripsi beserta struktur
60
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
isi deskripsi. Jawaban tersebut termasuk hipotesis atau jawaban sementara. Selanjutnya, guru merancang beberapa eksperimen dengan mengumpulkan data untuk melakukan pengujian hipotesis dengan pembentukan kelompok 3-4 siswa. d) Mengumpulkan Data Siswa yang telah digabung ke dalam beberapa kelompok di kelas melakukan pencarian dan penemuan atas data-data mengenai permasalahan teks deskripsi, struktur isi teks deskripsi, dan ciri kebahasaannya. Pada tahap ini siswa dituntut untuk mampu berpikir kritis dan analisis. e) Menguji Hipotesis Pada tahap ini perwakilan siswa dari masing-masing kelompok yang telah dibentuk guru mengeksplorasi temuan data yang telah diperolehnya, meliputi pengertian teks deskripsi, struktur bahasa teks deskripsi, dan ciri bahasa teks deskripsi. Selanjutnya, siswa mendiskusikan dari perwakilan kelompok yang telah mengemukakan konsep dan teorinya. Lalu, membandingkan dengan rumusan hipotesis awal. Setelah itu, siswa menyimpulkan hasil temuan terkait dengan struktur isi deskripsi (tesis argumentasi, penegasan pendapat ulang pendapat) dan ciri bahasanya. f) Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses pendeskripsian temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Setelah siswa berdiskusi mengenai jawaban atau konsep dari permasalahan, penarikan kesimpulan bersama-sama dilakukan dengan guru mengenai kebenaran konsep permasalahan secara ilmiah. Pada tahap ini siswa bersama guru menyimpulkan konsep dari permasalahan. Selain itu, siswa memberikan refleksi atas kegiatan yang sudah dilakukan. Kemudian, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru terkait rencana tindak lanjut. 4. Penilaian a. Teknik Penilaian : Observasi 1) Penilaian Sikap No. Aspek yang Teknik Bentuk dinilai Penilaian Penilaian 1. Sikap Pengamatan Lembar Pengamatan 2. Pengetahuan Tulis Uraian 3.
Keterampilan
Tulis
Uraian
Waktu Penilaian Proses
Ket.
Proses dan hasil Proses dan Hasil
Bahasa Indonesia
61
Lembar Observasi No. Nama Peserta Percaya Diri Tanggungjawab Skor Didik 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 dst. Rubrik Penilaian Aspek yang Dinilai Skor Indikatot Percaya diri 4 4 = Selalu percaya diri dalam 3 melaksanakan tugas individu 2 3 = Sering percaya diri dalam 1 melaksanakan tugas individu 2 = Kadang-kadang percaya diri dalam melaksanakan tugas individu 1 = Jarang percaya diri dalam melaksanakan tugas individu Tanggungjawab 4 4 = Selalu bertanggungjawab 3 melaksanakan setiap pekerjaan 2 3 = Sering bertanggungjawab 1 melaksanakan setiap pekerjaan 2 = Kadang bertanggungjawab melaksanakan setiap pekerjaan 1 = Jarang bertanggungjawab melaksanakan setiap pekerjaan
Penilaian sikap untuk setiap peserta didik dapat menggunakan rumus berikut Nilai= (Jumlah Skor/12) X 100 Rentang Nilai Kompetensi Sikap: No. Skor 1 1.00 <Skor ≤ 1.50 2 1.50 <Skor ≤ 2.50 3 2.50 <Skor ≤ 3.50 4 3.50 <Skor ≤ 4
Predikat Kurang (K) Cukup (C) Baik (B) Sangat Baik (SB)
2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan a) Kompetensi Pengetahuan a. Teknik Penilaian: Tes Tertulis • Kemampuan memahami bentuk/struktur teks deskripsi • Kemampuan membedakan struktur teks tanggapan deskriptif dan teks laporan hasil observasi
62
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
b. Instrumen Penilaian: Uraian Instrumen Penilaian i. Menyajikan data atau fakta dengan lengkap (2 data) ii. Menyajikan data atau fakta (1 data) iii. Menyajikan data atau fakta (0 data) i. Perbedaan struktur teks tersaji dengan jelas dan benar ii. Perbedaan struktur teks tersaji dengan jelas tetapi tidak benar iii. Perbedaan struktur teks tersaji dengan tidak jelas tetapi benar
Skor Maksimal
Skor 3 2 1 3 2 1
6
Rubrik Penilaian Bentuk Uraian Soal Kunci Jawaban Pertemuan 1 Struktur teks deskDisajikan ripsi model teks 1. Deskripsi umum deskripsi 2. Deskripsi bagian 1. Sebutkan struktur teks deskripsi! Pertemuan 2 Perbedaan struktur: 1. Disajikan 2 1. Teks tanggapan teks berbeda deskripsi berjudul “Tari a. Deskripsi umum Saman” dalam b. Deskripsi bagian buku siswa. Jelaskan hasil 2. Teks laporan hasil pemahaman observasi Anda tentang a. Definisi umum bentuk/ strukb. Deskripsi bagian tur teks tangc. Deskripsi manfaat gapan deskripsi dengan teks laporan hasil observasi. Skor Maksimal
Bobot Skor 2
2
2
6
Bahasa Indonesia
63
Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes uraian dihitung dengan rumus: Nilai Peserta Didik = (Skor yang diperoleh/Skor Maksimal)X 100 Pengembangan Kompetensi Keterampilan Kompetensi Dasar
Tugas Pengembangan Kompetensi Pengetahuan Disajikan model teks tangapan deskriptif “Tari Saman”. 1. Sebutkan struktur teks deskripsi !
Pertemuan 3 4.1 Memahami teks teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan Pertemuan 2 2. Jelaskan hasil pemahaman 3.2 Membedakan teks hasil observasi, Anda tentang perbedaan bentuk/ tanggapan deskriptif, eksposisi, struktur teks tangapan deskripeksplanasi, dan cerita pendek baik tif dengan teks laporan hasil melalui lisan maupun tulisan observasi. Rubrik Penilaian Tugas Nilai tugas yang dikerjakan oleh peserta didik dihitung dengan rumus: Nilai Peserta Didik = (Skor yang diperoleh/Skor Maksimal)X 100 b) Kompetensi Keterampilan a. Teknik Penilaian: Tes Tertulis • Kemampuan memahami unsur kebahasaan teks deskripsi b. Instrument Penilaian • Instrument penilaian yang digunakan adalah bentuk uraian Pertemuan ke-3 Kompetensi Dasar Tugas mengembangkan kompetensi keterampilan Pertemuan ke-3 1. Sebutkan 3 ciri-ciri bahasa 4.1 Menangkap makna teks dalam teks deskripsi! hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, ekspla2. Datalah konjungsi dalam nasi, dan cerita pendek baik teks deskripsi berjudul “Tari melalui lisan maupun tulisan Saman”
64
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Rubrik Penilaian Instrumen a. Mampu menyajikan 3 ciri bahasa dengan benar b. Mampu menyajikan 2 ciri bahasa dengan benar c. Mampu menyajikan 1 ciri bahasa dengan benar
Skor 3
a. Mampu menyajikan 4 kalimat berkonjungsi dalam teks deskripstif dengan benar b. Mampu menyajikan 3 kalimat berkonjungsi dalam teks deskripstif dengan benar c. Mampu menyajikan 2 kalimat berkonjungsi dalam teks deskripstif dengan benar d. Mampu menyajikan 1 kalimat berkonjungsi dalam teks deskripstif dengan benar
4
Skor Maksimal
2 1
3 2 1 7
3) Pembelajaran Remedial dan Pengayaan B. Pengelolaan Pembelajaran dalam Teks Prosedur 1. Model Pembelajaran Model Pembelajaran a. Saintifik b. Discovery Learning c. Pembelajaran Berbasis Proyek 2. Media dan Sumber Belajar Media a. Laptop b. Viewer c. Macam-macam teks prosedur d. Video. Sumber Belajar a. Buku Siswa Bahasa Indonesia kelas VII b. Buku Bahasa Indonesia lain yang relevan c. Internet d. lingkungan sekitar dan sumber lain yang relevan.
Bahasa Indonesia
65
3. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (2 JP). Telaah Model: Mengidentifikasi hakikat teks prosedur a. Pendahuluan 1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam. 2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran, menyiapkan buku pelajaran). 3) Guru memotivasi peserta didik dengan menunjukkan beberapa teks prosedur sederhana. 4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. - Mendefinisikan apa itu teks prosedur kompleks. - Menentukan jenis-jenis teks prosedur kompleks. - Menentukan unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks prosedur. - Menentukan ciri umum teks prosedur kompleks pada teks yang dibaca/ didengar. 5) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi beranggota 4-5 orang. b. Kegiatan Inti 1) Mengamati Peserta didik mengamati berbagai contoh teks prosedur kompleks. 2) Menanya Peserta didik menanya tentang hakikat, ciri, kaidah kebahasaan dan jenis-jenis teks prosedur kompleks. 3) Mengeksplorasi/mencoba Guru membimbing peserta didik untuk mendiskusikan beberapa teks tersebut. a) Mendaftar tujuan komunikasi teks b) Persamaan isi teks. c) Mendaftar penggunaan kalimat larangan/perintah/saran pada teks. d) Penggunaan kata ukuran pada teks. e) Mendaftar kalimat yang menunjukkan panduan cara melakukan kegiatan secara akurat. 4) Menalar Guru membimbing peserta didik menyusun kesimpulan mengenai hakikat, ciri, tujuan, kaidah kebahasaan dan jenis teks prosedur kompleks. 5) Mengomunikasikan Perwakilan kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok lain menanggapi dengan membandingkan dengan hasil kelompok masing-masing. c. Penutup
66
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang dipahaminya. 2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Guru memberikan penguatan mengenai hakikat teks prosedur. 4) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam. Pertemuan 2 (2 JP). Telaah Model: Menyimpulkan Isi Teks Prosedur a. Pendahuluan 1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam. 2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran, menyiapkan buku pelajaran). 3) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memperagakan teks prosedur sederhana yang dibacakan oleh guru. 4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. - Menyimpulkan isi teks prosedur pada teks yang dibaca/didengar. - Menjawab pertanyaan isi teks prosedur. - Mendemonstrasikan cara melakukan suatu pekerjaan dari simpulan teks yang didengar. 5) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi beranggota 4-5 orang. b. Kegiatan Inti 1) Mengamati Peserta didik mengamati teks prosedur: “Cara Membuat Batik Jumputan”. 2) Menanya Guru bertanya jawab dengan peserta didik terkait penggunaan kata dan kalimat pada kedua teks tersebut: Apa isi yang harus ada pada teks dan bagaimana cara membaca secara akurat teks prosedur. Bagaimana urutan langkah teks prosedur? Bagian mana yang bisa dihilangkan atau perlu ditambah? 3) Mengeksplorasi/mencoba Guru membimbing peserta didik berdiskusi menyimpulkan isi teks dan menemukan informasi akurat pada teks prosedur kompleks. Peserta didik membuat teks prosedur “Cara Membuat Batik Jumputan” dengan menggunakan kata-kata sendiri. Peserta didik memperagakan teks prosedur yang telah dibuatnya.
Bahasa Indonesia
67
4) Menalar Guru membimbing peserta didik menyusun kesimpulan mengenai isi teks dan cara menemukan informasi secara akurat pada teks mengenai cara membuat/menggunakan. 5) Mengomunikasikan Perwakilan kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok lain menanggapi dengan membandingkan dengan hasil kelompok masing-masing. Guru menjadi fasilitator dalam kegiatan diskusi dan memberikan apresiasi kepada kelompok yang menunjukkan kinerja yang bagus. c. Penutup 1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang dipahaminya. 2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Guru memberikan penguatan materi. 4) Peserta didik ditugaskan untuk membaca materi untuk pertemuan berikutnya. 5) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam. Pertemuan 3 (2 JP). Mencermati Struktur Teks Prosedur a. Pendahuluan 1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam. 2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran, menyiapkan buku pelajaran). 3) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memperagakan teks prosedur sederhana yang dibacakan oleh guru. 4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. - Menguraikan struktur teks prosedur dan ciri bagian-bagiannya. 5) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi beranggota 4-5 orang. b. Kegiatan Inti 1) Mengamati Peserta didik mengamati struktur pada teks prosedur kompleks “Cara Membuat Batik Jumputan”.
68
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
2) Menanya Guru bertanya jawab dengan peserta didik: Bagaimana ciri bagian tujuan pada teks prosedur? Bagaimana ciri bagian bahan dan alat pada teks prosedur? Bagaimana ciri bagian langkah pada teks prosedur? Bagaimana ciri bagian penutup pada teks prosedur? 3) Mengeksplorasi/mencoba Guru membimbing peserta didik berdiskusi mengisi tabel untuk membedakan ciri isi dan ciri bahasa pada teks prosedur. Bagian Ciri Ciri Bahasa Tujuan Bahan dan Alat Langkah Penutup 4) Menalar Guru membimbing peserta didik dalam mengidentifikasi bagian-bagian struktur teks prosedur “Cara Membuat Batik Jumputan”. Teks 1 (Cara Membuat Batik) Struktur Ciri Ciri Bahasa Tujuan Bahan dan Alat Langkah Penutup 5) Mengomunikasikan Perwakilan kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok lain menanggapi dengan membandingkan dengan hasil kelompok masing-masing. Guru menjadi fasilitator dalam kegiatan diskusi dan memberikan apresiasi kepada kelompok yang menunjukkan kinerja yang bagus. c. Penutup 1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang dipahaminya. 2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Guru memberikan penguatan materi mengenai struktur teks prosedur kompleks. 4) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam.
Bahasa Indonesia
69
Pertemuan 4 (2 JP). Menelah Tujuan dan Manfaat Teks Prosedur Kompleks, Menelah Urutan Teks Prosedur Sesuai Dengan Struktur, Memperbaiki dan Melengkapi Teks Prosedur a. Pendahuluan 1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam. 2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran, menyiapkan buku pelajaran). 3) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk membacakan teks prosedur. 4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. - Menelaah tujuan dan manfaat teks prosedur kompleks. - Menelaah urutan teks prosedur kompleks sesuai dengan struktur. - Melengkapi teks prosedur kompleks. 5) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi beranggota 4-5 orang. b. Kegiatan Inti 1) Mengamati Peserta didik mengamati teks “Kura-Kura dari Tanah Liat”. 2) Menanya Guru bertanya jawab dengan peserta didik: Bagaimana tujuan dan manfaat teks prosedur kompleks yang seharusnya? 3) Mengeksplorasi/mencoba Guru membimbing peserta didik berdiskusi mencermati teks prosedur “Kura-Kura dari Tanah Liat”. 4) Menalar Guru membimbing peserta didik memperbaiki dan melengkapi teks prosedur. 5) Mengomunikasikan Perwakilan kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok lain menanggapi dengan membandingkan dengan hasil kelompok masing-masing. Guru menjadi fasilitator dalam kegiatan diskusi dan memberikan apresiasi kepada kelompok yang menunjukkan kinerja yang bagus. c. Penutup 1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang dipahaminya. 2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan.
70
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
3) Guru memberikan penguatan materi. 4) Peserta didik ditugaskan untuk melakukan kegiatan proyek untuk persiapan pertemuan ke-6. Hal yang harus dilakukan peserta didik yaitu: a. Penentuan Pertanyaan Mendasar Pada tahap ini siswa akan diberikan suatu penugasan kelompok yang diberikan oleh guru berupa pengamatan kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan cara membuat sesuatu. b. Mendesain Perencanaan Proyek Siswa berdiskusi dengan kelompok tentang pelaksanaan proyek tersebut. c. Menyusun Jadwal Siswa menyusun agenda pengamatan tugas proyek yang akan diselesaikan. d. Memonitor Kemajuan Proyek Pada tahap ini, pera guru sangatdibutuhkan alam memfasilitasi siswa apabila menemukan kesulitan dalam mengerjakannya. e. Menguji Proses dan Hasil Belajar Siswa melakukan presentasi terhadap hasil yang mereka peroleh. Kemudian kelompok lain bertugas untuk menanggapi. f. Melakukan Evaluasi Guru melakukan evaluasi pembelajaran dan penilaian terhadap hasil kerja siswa. TUGAS PROYEK KELOMPOK: a) Amati kegiatan warga di sekitarmu yang sedang membuat kerajinan tradisional! b) Wawancarailah tokoh masyarakat untuk mendapatkan data cara membuat kerajinan tradisional tersebut! c) Daftarlah kegiatan apa saja yang harus dilakukan, bahan dan alat apa yang harus disiapkan, kegiatan apa yang sebaiknya dilakukan! d) Atur hasil wawancara dan pengamatan untuk dibuat teks prosedur 5) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam. Pertemuan 5 (2 JP). Menelaah Penggunaan Bahasa dalam Teks Prosedur a. Pendahuluan 1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam. 2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran, menyiapkan buku pelajaran). 3) Guru meminta salah seorang peserta didik untuk membacakan teks prosedur.
Bahasa Indonesia
71
4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. - Menentukan dan memperbaiki kesalahan penggunaan kata, kalimat, ejaan dan tanda baca. 5) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi beranggota 4-5 orang. b. Kegiatan Inti 1) Mengamati Peserta didik membaca kembali teks yang telah ditelaah pada pertemuan sebelumnya. 2) Menanya Guru bertanya jawab dengan peserta didik 3) Mengeksplorasi/mencoba Guru membimbing peserta didik untuk mendiskusikan penggunaan kata, kalimat, dan tanda baca pada teks “Cara Membuat Batik Jumputan”. 4) Menalar Peserta didik mendiskusikan penggunaan kata, kalimat, dan tanda baca. a) Penggunaan kalimat perintah b) Penggunaan bentuk pasif (untuk proses) c) Penggunaan konjungsi d) Penggunaan kata keterangan cara, keterangan alat, dan keterangan tujuan pada teks prosedur e) Menggunakan kalimat saran/ larangan f) Penggunaan verba 5) Mengomunikasikan Perwakilan kelompok mempresentasikan kesimpulan hasil diskusi nya Kelompok lain menanggapi Guru menjadi fasilitator dalam kegiatan diskusi dan memberikan apresiasi kepada kelompok yang menunjukkan kinerja yang bagus. c. Penutup 1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang dipahaminya. 2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Guru memberikan penguatan materi mengenai penggunaan bahasa dalam teks prosedur. 4) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam.
72
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Pertemuan 6 (6 JP). Menulis dan memeragakan Teks Prosedur a. Pendahuluan 1) Guru dan peserta didik berdoa bersama dan mengucapkan salam. 2) Guru dan peserta didik mengondisikan kelas untuk siap belajar (memeriksa kehadiran, menyiapkan buku pelajaran). 3) Guru menanyakan tugas yang telah diberikan dua minggu sebelumnya. 4) Peserta didik menerima informasi mengenai tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. - Merencanakan penulisan teks prosedur - Menulis teks prosedur dengan memperhatikan langkah-langkah, pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan - Memeragakan secara lisan cara melakukan dengan memerhatikan 5) Peserta didik belajar dalam kelompok yang telah disusun sebelumnya. b. Kegiatan Inti 1) Mengamati Peserta didik mengamati langkah penulisan teks prosedur Struktur teks prosedur 1. Judul • Dapat berupa nama benda/sesuatu yang hendak dibuat/dilakukan • Dapat berupa cara melakukan/menggunakan sesuatu 2. Pengantar yang menyatakan tujuan penulisan • Dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan penulisan • Dapat berupa paragraf pengantar yang menyatakan tujuan penulisan 3. Bahan atau alat untuk melaksanakan suatu prosedur Dapat berupa daftar/rincian • Dapat berupa paragraf • Pada teks prosedur tertentu, misalnya prosedur melakukan sesuatu, tidak diperlukan bahan/alat 4. Langkah/tahapan dengan urutan yang benar • Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan penomoran • Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan: pertama, kedua, ketiga, dst. • Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan waktu: sekarang, kemudian, setelah itu, dst. • Tahapan biasanya dimulai dengan kata yang menunjukkan perintah: tambahkan, aduk, tiriskan, panaskan, dll.
Bahasa Indonesia
73
2) Menanya Guru dan peserta didik bertanya jawab mengenai langkah penulisan teks prosedur dan memilih judul atau topik yang akan dibuat teks prosedur berdasarkan tugas pengamatan. 3) Mengeksplorasi/mencoba • Guru membimbing peserta didik menggali informasi mengenai isi teks prosedur yang akan ditulis. • Guru membimbing peserta didik menggali mendata kata kunci. • Guru membimbing peserta didik mengatur dan mengembangkan kata kunci yang diperoleh dari hasil wawancara/ membaca menjadi teks prosedur yang tepat. • Peserta didik mencoba menulis teks prosedur berdasarkan hasil tugas pengamatan. 4) Menalar • Peserta didik membaca dan menandai bagian yang kurang tepat pada teks prosedur yang dibuatnya. • Peserta didik membaca cara memperbaiki dari segi struktur dan bahasanya. • Peserta didik menentukan perbaikan dan menyunting draft teks prosedur. 5) Mengomunikasikan • Peserta didik secara bergiliran secar berkelompok memeragakan hasil yang ditulis secara lisan seperti cara membuat sesuatu, atau menggunakan sesuatu berdasarkan teks prosedur yang telah dibuat. • Kelompok lain menilai kelompok yang presentasi. • Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik. c. Penutup 1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya bagian yang kurang dipahaminya. 2) Guru dan peserta didik melakukan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Guru dan murid menutup pertemuan dengan berdoa bersama dan memberi salam. 4. Penilaian 1. Penilaian Sikap Spiritual dan Sosial a. Teknik Penilaian : Observasi b. Bentuk Instrumen : Jurnal Perkembangan Sikap
74
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP Kelas : Periode Pengamatan : Sikap dicatat dalam jurnal perkembangan sikap pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil penilaian tidak berupa angka tetapi deskripsi untuk pengolahan nilai rapor. 2. Penilaian Pengetahuan a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis b. Bentuk Instrumen : Uraian c. Kisi-kisi No. Kompetensi Dasar Indikator 1 3.5 Mengidentifikasi 1. Menentukan ciri umum teks teks prosedur tentang prosedur pada teks yang dibaca/ cara melakukan didengar sesuatu dan cara 2. Menentukan jenis teks prosedur pada membuat (cara teks yang dibaca/didengar memainkan alat 3. Menjawab pertanyaan isi teks musik/ tarian daerah, prosedur cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar 2 3.6 Menelaah 1. Menguraikan struktur teks prosedur struktur dan aspek dan ciri bagian-bagiannya kebahasaan teks 2. Menentukan dan memperbaiki prosedur tentang cara kesalahan penggunaan kata, kalimat, melakukan sesuatu ejaan dan tanda baca dan cara membuat (cara memainkan alat musik/ tarian daerah, cara membuat kuliner khas daerah, dll.) dari berbagai sumber yang dibaca dan didengar 3. Penilaian Keterampilan Teknik Penilaian : Unjuk Kerja, Portofolio Bentuk Instrumen : Produk 4. Remedial dan Pengayaan a. Remedial Remedial dilaksanakan untuk Peserta didik yang belum menguasasi materi dan
Bahasa Indonesia
75
belum tuntas memahami materi pembelajaran. Kegiatan remedial dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik yang sudah tuntas di bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan remedial dapat dilakukan antara lain : a. Mengulang materi pokok diluar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas c. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan Materi yang di ulang atau di tes kembali adalah materi pokok atau keterampilan yang berdasarkan analisis belum dikuasasi oleh peserta didik. b. Pengayaan Peserta didik diberi pengayaan berupa tugas untuk menulis teks prosedur yang telah disunting dan diperbaiki untuk dipajang di majalah dinding.
76
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Rubrik Penilaian Menulis Teks Prosedur Hal yang dinilai • Judul menyatakan proses membuat/ produk • Judul ditulis dengan huruf awal huruf kapital • Judul tanpa menggunakan titik • Judul sesuai isi (bobot 1) Bagian awal teks sudah berisi tujuan • menyatakan tujuan/ apa yang akan dibuat/ dilakukan • tidak terdapat kesalahan kata/ kalimat • tidak terdapat kesalahan tanda baca (bobot 1) Bagian inti berupa langkah penjelasan proses dari awal sampai akhir terciptanya suatu produk/ cara melakukan (lengkap) • Tiap langkah dipaparkan secara rinci • Tiap langkah jelas dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda • Langkah menggunakan kalimat yang komunikatif sehingga mudah dipahami urutannya • Tidak terdapat kesalahan penggunaan tanda baca/ ejaan • Tidak terdapat kesalahan tanda baca/ ejaan (bobot 2)
4
3
2
1
Bagian penutup • Membuat kalimat ucapan motivasi dan selamat mencoba • Pendapat berkaitan dengan isi teks sebelumnya • Tidak terdapat kesalahan struktur kalimat • Tidak terdapat kesalahan penggunaan tanda baca/ ejaan (bobot 1) Penskoran 4= jika terdapat semua unsur 3= jika terdapat 3 unsur 2= jika terdapat 2 unsur 1= jika terdapat 1 unsur
Bahasa Indonesia
77
PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN Satuan Pendidikan : Kurikulum 2013 Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : VII / 1 Tehnik penilaian : Tertulis Bentuk penilaian : PROYEK Alokasi Waktu : 2 minggu
78
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
1. 2. 3. 4.
LEMBAR KERJA Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Proyek : Teks Prosedur Nama kelompok : Kerjakan tugas di bawah ini! Amati kegiatan warga di sekitarmu yang sedang membuat kerajinan tradisional! Wawancarailah tokoh masyarakat untuk mendapatkan data cara membuat kerajinan tradisional! Daftarlah kegiatan apa saja yang harus dilakukan, bahan dan alat apa yang harus disiapkan, kegiatan apa yang sebaiknya dilakukan! Atur hasil wawancara dan pengamatan untuk dibuat teks prosedur! Buatlah teks prosedur berdasarkan hasil w
C. Pengelolaan Pembelajaran dalam Teks Laporan Hasil Observasi 1. Metode Pembelajaran a) Tanya jawab b) Diskusi c) Penugasan d) Latihan 2. Media Pembelajaran a. Teks laporan hasil observasi b. Laptop, invokus, kertas, spidol (sesuai dengan daerah setempat). 3. Sumber Belajar a. …Bahasa Indonesia …Kelas VII. Jakarta: Kemdikbud, b. Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. c. Permendiknas No. 50 Tahun 2015. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. d. Lingkungan sekitar 4. Model Pembelajaran a. Saintifik b. Discovery Learning (Penemuan) c. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) 5. Kegiatan Pembelajaran a. Pertemuan pertama Model: Pendekatan Saintifik Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Laporan Hasil Observasi 1) Pendahuluan a) Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa, serta mengecek kehadiran siswa. b) Guru menayangkan gambar tentang lingkungan hidup untuk membangun konteks c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. d) Guru memotivasi peserta didik akan pentingnya pembelajaran ini. e) Guru menyampaikan dan mengadakan kesepakatan langkah-langkah Bahasa Indonesia
79
kegiatan pembelajaran dan penilaian yang akan dilaksanakan. 2) Kegiatan Inti a) Mengamati • Siswa mencermati teks hasil observasi yang berjudul “Cinta Lingkungan”dengan cermat untuk mengetahui isi informasi teks laporan hasil observasi. b) Menanya • Peserta didik mengajukan pertanyaan terkait dengan isi teks hasil observasi c) Mengumpulkan informasi • Peserta didik mgumpulkan informasi dengan menjawab pertanyaan yang terkait dengan isi teks hasil observasi d) Mengolah Informasi • Peserta didik menentukan isi atau informasi yang terdapat dalam teks hasil observasi berdasarkan jawaban pertanyaan yang diperolehnya dengan bimbingan guru • Peserta didik menukarkan hasil perkerjaannya dengan teman sebangkunya. • Peserta didik mengoreksi pekerjaan temannya. • Guru memberikan masukan-masukan kepada pekerjaan siswa yang belum tepat. e) Mengomunikasikan • Peserta didik mengumpulkan hasil kerjanya untuk dikomunikasikan dengan teman yang lain. • Peserta didik mengumpulkan hasil kerjanya untuk kemudian dikoreksi oleh pendidik. 3) Penutup • Guru dan siswa melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung • Peserta didik mendapat tugas untuk membaca teks laporan hasil observasi dari berbagai sumber dan mencoba untuk mengindetifikasi isi teks laporan hasil observasi • Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. b. Pertemuan 2 Model Pendekatan Saintifik Mengidentifikasi Struktur dan Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi 1) Pendahuluan • Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa, serta mengecek kehadiran siswa. • Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pembelajaran yang sebelumnya (memahami isi teks hasil observasi).
80
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran • Guru memotivasi peserta didik akan pentingnya pembelajaran ini. • Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan 2) Kegiatan Inti Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kemampuan yang berbeda a) Mengamati • Guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencermati isi, struktur, dan penggunaan bahasa dalam teks.yang berjudul “Cinta Lingkungan” dan teks yang berjudul “Biota Laut”. b) Menanya • Guru memberikan arahan pada siswa untuk membuat pertanyaan secara individu tentang struktur kedua teks hasil observasi yang telah dibaca. • Guru memberikan arahan pada siswa untuk membuat pertanyaan secara individu tentang unsur kebahasaan kedua teks hasil observasi yang telah dibaca. c). Mengumpulkan informasi • Guru memandu siswa utuk menemukan jawaban dari setiap pertanyaan yang telah dibuat oleh pesera didik dalam kelompok • Kelompok selain kelompok penanya beradu cepat untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh kelompok penanya. • Guru memberikan penguatan tentang pertanyaan dan jawaban yang telah disampaikan oleh siswa. d) Mengolah informasi • Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk menentukan struktur kedua teks hasil observasi yang telah dibaca. • Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk menentukan struktur kedua teks hasil observasi yang telah dibaca. • Peserta didik mengoreksi pekerjaan temannya. • Guru memberikan masukan-masukan kepada pekerjaan siswa yang belum tepat. e) Mengomunikasikan • Peserta didik mengumpulkan hasil pekerjaanya kepada pendidik. • Guru menukarkan hasil pekerjaan peserta didik secara acak dengan teman sejawat.
Bahasa Indonesia
81
• Beberapa peserta didik menyampaiakan hasil pekerjaan teman-teman mereka. • Secara bersama-sama guru dan peserta didik membahas jawaban yang telah disampaikan dan menentukan jawaban yang paling tepat dari setiap pertanyaan tersebut. 3) Penutup • Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung • Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang perbedaan teks hasil observasi Cinta Lingkungan dan Biota Laut. • Siswa mendapat tugas untuk mencari teks laporan hasil observasi dari berbagai sumber dan mencoba untuk memahami struktur dan kebahasaan yang digunakan dalam teks tersebut. • Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. c. Pertemuan 3 Model Discovery Learning (Penemuan) Menelaah Tujuan dan Manfaat Teks Laporan Hasil Observasi 1. Pendahuluan • Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa, serta mengecek kehadiran siswa. • Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pembelajaran yang sebelumnya (memahami isi, struktur, dan kebahasaan teks hasil observasi). • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran • Guru memotivasi peserta didik akan pentingnya pembelajaran ini. • Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan 2. Kegiatan Inti a) Stimulation (pemberian rangsangan) • Guru memberikan arahan kepada siswa untuk mencermati teks.laporan hasil observasi yang berjudul “Cinta Lingkungan” dan teks yang berjudul “Biota Laut”. • Guru memberikan arahan untuk siswa mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. b) Problem statement (identifikasi masalah)
82
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin mengenai informasi yang bisa didapat setelah membaca teks hasil observasi tersebut. • Guru bertanya kepada siswa mengenai tujuan dan manfaat dari teks hasil observasi yang telah dibaca. • Guru merumuskan masalah berupa tujuan dan manfaat dari teks hasil observasi yang telah dibaca untuk dijawab oleh siswa. c) Data collection (pengumpulan data) • Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mencari sumber atau referensi yang mendukung dari permasalahan yang telah dirumuskan. • Guru memberi kesempatan pada siswa untuk mencari di perpustakaan, buku siswa, dan internet (browsing). d) Data processing (pengolahan data) • Guru meminta siswa untuk memilah sumber atau data yang telah dicari dari berbagai refernsi. • Guru meminta siswa untuk mengolah data tersebut sesuai dengan tujuan dan manfaat teks laporan hasil observasi. e) Verification (pembuktian) • Guru memeriksa jawaban siswa secara cermat. • Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. f) Generalization (menarik kesimpulan) • Guru meminta siswa untuk menyimpulkan hasil perkerjaannya mengenai tujuan dan manfaat teks hasil observasi. • Guru memperbaiki apabila jawaban siswa masih terdapat kesalahan. • Guru memberi kesimpulan pembelajaran pada pertemuan tersebut. 3. Penutup • Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung • Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang tujuan dan manfaat teks hasil observasi Cinta Lingkungan dan Biota Laut. • Siswa mendapat tugas untuk mencari teks laporan hasil observasi dari berbagai sumber dan mencoba untuk memahami tujuan dan manfaat yang bisa didapat dalam teks tersebut. • Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada Bahasa Indonesia
83
pertemuan berikutnya. d) Pertemuan 4 Model Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) Menyimpulkan Isi Teks Laporan Hasil Observasi 1. Pendahuluan Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kemampuan yang berbeda • Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, doa, serta mengecek kehadiran siswa. • Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pembelajaran yang sebelumnya (memahami isi, struktur dan kebahasaan, tujuan, dan manfaat teks hasil observasi). • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran • Guru memotivasi peserta didik akan pentingnya pembelajaran . • Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan 2. Kegiatan Inti a) Orientasi terhadap masalah • Guru meminta siswa untuk membaca sebuah teks laporan hasil observasi. • Peserta didik mengamati dan mencermati teks hasil observasi dengan mengaitkan isi atau informasi yang terdapat dalam teks laporan hasil observasi. b) Brainstorming • Guru menyampaikan permasalahan untuk dipecahkan peserta didik berupa kesimpulan isi informasi dalam teks laporan hasil observasi. • Siswa berdiskusi dan menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. c) Pengumpulan informasi dan data • Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data dari teks hasil observasi yang telah dibaca. • Peserta didik mulai mencari jawaban atas permasalahan dalam teks hasil observasi yang telah dibaca. d) Berbagi informasi dengan diskusi untuk menemukan solusi penyelesaian masalah • Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi bersama kelompoknya masing-masing. • Peserta didik berdiskusi untuk menemukan jawaban yang tepat mengenai kesimpulan isi teks laporan hasil observasi. • Peserta didik saling bertukar pikiran. e) Presentasi hasil penyelesaian masalah • Guru memberi kesempatan pada peserta didik untuk
84
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
mempresentasikan hasil diskusi dan jawaban siswa terkait kesimpulan isi teks hasil observasi yang telah dibaca. • Tiap kelompok maju secara bergantian. • Peserta didik kelompok lain diperkenankan menanggapi kelompok yang maju atau presentasi. f) Refleksi • Peserta didik menyampaikan ulasan terhadap pembelajaran yang telah dilalui. • Guru dan peserta didik memberi apresiasi atas keaktifan semua pihak dalam pembelajaran. • Guru memberi penguatan pada peserta didik mengenai materi yang telah diajarkan selama beberapa pertemuan. Penutup • Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung • Peserta didik dan guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran teks hasil observasi • Siswa mendapat tugas untuk mencari teks laporan hasil observasi dari berbagai sumber dan mencoba untuk memahami kesimpulan isi dalam teks tersebut. • Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. H. Penilaian 1. Teknik Penilaian a. Penilaian sikap sikap sosial dilakukan dengan teknik observasi/ jurnal. b. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis. c. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja.
2. Instrumen Penilaian Pertemun Pertama a. Instrumen jurnal Jurnal Perkembangan Sikap Sosial Nama Sekolah : Kelas/Semester : VII/Satu Tahun pelajaran : No. Tangga; Nama Siswa Catatan Perilaku 1. 21/5/2019 Alfa G. menyampaikan usulan konstruktif dalam diskusi membangun konsep teks laporan hasil observasi. 3. dst.
Butir Peduli
Bahasa Indonesia
85
b. Instrumen Uraian Bacalah teks berikut dengan saksama kemudian kerjakan soal yang mengikutinya! KUNANG-KUNANG Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di seluruh dunia. Habitat kunang-kunang di tempat-tempat lembab, seperti rawa- rawa dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya yang berjumlah antara 100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu merupakan lokasi ideal perteluran kunang-kunang. Pada umumnya, kunangkunang keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya tidak mengeluarkan cahaya. Seperti ciri-ciri serangga pada umumnya badan kunang-kunang dibagi menjadi tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Serangga bercangkang keras (exoskeleton) untuk menutupi tubuhnya. Panjang badannya sekitar 2 cm. Bagian tubuh kunang-kunang hampir seluruhnya berwarna gelap dan berwarna titik merah pada 138 Kelas VII SMP/MTs bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, berkaki enam, dan bermata majemuk. Jenis kunang-kunang beragam. Pemeliharaan kunag-kunang dapat dilakukan dengan penangkaran. Dari sejarah asalnya, kunang-kunang berasal dari daratan Cina Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, cacing, atau serangga. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip seakan mengudang jenis pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi mahluk hidup. Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kuangkunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang salah satu jenis serangga unik bukti kebesaran Sang Pencipta. Species kunang-kunang juga kekayaan yang dianugerahkan kepada negara kita sebagai salah satu negara tropis.
86
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
Instrumen Penilaian : 1. Tentukanlah ciri, tujuan, isi,dan bahasa laporan hasil observasi ! 2. Tentukan informasi isi, kalimat definisi, kalimat untuk klasifikasi, kalimat rincian dalam teks laporan hasil observasi! 3. Tentukan laporan hasil observasi gagasan utama masing-masing paragraf! 4. Simpulkanlah teks laporan hasil observasi! Rubrik Penskoran Kinerja No. Aspek yang Dinilai 1 Benar ketiga unsur ciri (tujuan, isi, bahasa) Benar dua unsur ciri Benar satu unsur ciri 2 Benar menentukan informasi isi Benar klasifikasi Kalimat rinci 3 Benar mengungkapkan bagian definisi Benar mengungkapkan bagian klasifikasi Benar mengungkapkan deskripsi bagian 4 Benar mengungkapkan ide pokok masing-masing paragraf paragraf Menentukan gagasan utama Skor Maksimum
Skor 3 2 1 1 1 1 2 2 2 0-4 0-4
3 3 6 4 4 20
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan a. Pembelajaran Remedial 1) Remedial dilakukan dengan pembelajaran ulang dan bimbingan perorangan. 2) Pembelajaran ulang menulis bersama bagian-bagian teks laporan hasil observasi. 3) Bimbingan perorangan b. Pembelajaran Pengayaan 1) Menyimpulkan teks laporan hasil observasi
Bahasa Indonesia
87
88
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Ridwan. 2010. Tari Saman. Tangerang: Wahana Bina Prestasi. Aljatila, La Ode Rahma. 2015. “Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif Melalui Mudel Kooperatif Tipe Round Table pada Siswa Kelas X-1 SMAN 1 Kulisusu Barat”. Jurnal Humanika, Vol. 3 No. 15, Desember 2015. Alwi, Hasan (dkk). 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka. Djuhaeri, O, Setiawan.2001.Panduan Membuat Karya Tulis.Bandung: Yrama Widya. Guntur, Valentino. 2019. http://materi4belajar.blogspot.co.id-/-=-2016/02/teksprosedur-komplekspengertian-dan-contoh.html?m=1. Diunduh pada tanggal 09 Maret 2019. https://www.yuksinau.id/langkah-penulisan-teks-prosedur-kompleks/#! (diakses 17 Maret 2019). KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima (offline). Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Kemendikbud. 2013. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kemendikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Bahasa Indonesia Wacana Pengetahuan Buku Paket SMP Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Kemdikbud. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: BPSDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Keraf, Gorys.1994.Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Flores: Nusa Indah Kosasih. 2006. Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: CV. Yarama Medya. Kosasih, Engkos. 2014. Jenis-jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK: analisis fungsi, struktur, kaidah serta langkah-langkah penulisannya. Bandung: Yrama Widya Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks. Analisis Fungsi, Struktur, dan Kaidah serta Langkah Penulisannya. Bandung: Yrama Widya. Knapp, Peter dan Watkins, Megan. 2005. Genre, Text, Grammar Technologies for Teaching and Assesing Writing. Sydney: University of New South Wales Press. Kurniasari, Anna Nurlaila. 2014. Sarikata Bahasa Dan Sastra Indonesia. Yogyakarta : Solusi Distribusi Muliawati, Hesti, dkk. 2018. “Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi”. Jurnal Indonesian Language Education and Literature, Vol. 3 No. 2, Juli 2018, 157-170. Mulyadi, Yadi. 2014. Bahasa Indonesia untuk SMP-MTS Kelas VII. Bandung: PT Yrama Widya. Mulyadi & Danaira. 2014. Bahasa Indonesia untuk SMA-MA/SMK Kelas X. Bandung: Yrama Widya Permanasari, Dian. 2017. “Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII
Bahasa Indonesia
89
SMP Negeri 1 Sumber Jaya Lampung Barat”. Jurnal Pesona, Volume 3 No. 2, 2017. P. Rojas, Virgiana. 2010. Language Features of Seven Writing Genres. Diunduh dari http://flesolcobbcentral.typepad.com/files/genre-textfeatures.pdf Professional Development Service for Teachers. 2013. Writing Genre a Structured Approach. Diunduh dari http://www.pdst.ie/sites/default/files/Writing%20 Booklet%20to%20circulate.pdf Sugiyono, Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa The National Literacy Strategy. 2002. Report Writing Unit. Year 6 Planning Exemplification 2002-2003. Diunduh dari http://dera.ioe.ac.uk/4825/2/nls_y6t1exunits075202report.pdf
90
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII
GLOSARIUM ajek apresiasi artistik cerapan dekonstruksi eksplisit eksplorasi
: tetap; teratur; tidak berubah : kesadaran terhadap nilai seni dan budaya; penilaian terhadap sesuatu : mempunyai nilai seni; mempunyai bakat dalam kesenian : sesuatu yang diserap atau yang diterima dengan indra : penataan ulang : terus terang dan tidak berbelit-belit sehingga orang dapat menangkap maksudnya dengan mudah dan tidak mempunyai gambaran yang kabur atau salah (tentang berita, keputusan, pidato, dan sebagainya) : penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu : mengenai keindahan; menyangkut apresiasi keindahan (alam, seni, dan
estetis sastra) evidensi : jelas; nyata fasih : lancar, bersih, dan baik lafalnya (tentang berbahasa, bercakap-cakap, dan sebagainya) fonem : satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna genre : jenis, tipe, atau kelompok sastra atas dasar bentuknya hipernim : kata umum hipotesis : sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan ihwal : hal; perihal imajinatif : mempunyai atau menggunakan imajinasi; bersifat khayal kognisi : kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dan sebagainya) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri komunikatif : dalam keadaan dapat saling berhubungan konseptual : berhubungan dengan (berciri seperti konsep) literasi : kemampuan menulis dan membaca majas : cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakan dengan sesuatu yang lain; kiasan multimedia : penyediaan informasi pada computer yang menggunakan suara, grafika, animasi, dan teks multimodal : istilah yang digunakan untuk merujuk pad acara orang berkomunikasi menggunakan dua atau lebih modus yang berbeda pada saat bersamaan objektif : mengenai keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat atau pandangan pribadi perspektif : sudut pandang; pandangan prakonstruksi : tahapan kegiatan sebelum kegiatan pembangunan dilaksanakan prosedur : tahapan kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas protokol : aturan yang mengatur peraturan pesan dalam jejaring komunikasi atau antara dua atau lebih peranti representatif : dapat (cakap, tepat) mewakili
Bahasa Indonesia
91
CATATAN:
92
Buku Guru SMP/Mts Kelas VII