Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

Page 1

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

i


ii

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


MODUL BERKENALAN DENGAN PENULISAN KARYA ILMIAH DAN PENULISAN PROPOSAL

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

iii


Hak Cipta © 2019 pada Pety Rahmalina Dilindungi Undang-undang

Disklaimer: Modul ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Indonesia. Universitas Negeri Yogyakarta. Fakultas Bahasa dan Seni. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal.—. Yogyakarta, 2019. Untuk SMA/SMK/MA/MAK Penulis : Pety Rahmalina (17201241018) Dosen Pembimbing : Esti Swatika Sari, M.Hum.

Cetakan Pertama, 2019 Disusun dengan huruf Times New Roman, 12 pt Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah iv dan Penulisan Proposal


PRAKATA Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul pembelajaran menulis karya ilmiah dan menulis proposal untuk siswa SMA/MA/SMK/MAK yang berjudul Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal. Modul yang telah penulis buat ini bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar mengenai karya ilmiah dan proposal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Melalui paparan materi dan contoh penulisan karya ilmiah dan proposal, pengetahuan siswa menjadi lebih bertambah. Penulis menyadari apabila penulisan modul ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis dengan berlapang dada menerima masukan dan kritik yang membangun dari para pembaca. Semoga pembuatan modul ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan siswa. Yogyakarta, 13 Mei 2019 Penulis

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

v


vi

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


DAFTAR ISI PRAKATA.........................................................................v DAFTAR ISI.....................................................................vii PETA KEDUDUKAN MODUL......................................ix TINJAUAN MATA PELAJARAN..................................x MODUL 1: PENULISAN KARYA ILMIAH KEGIATAN BELAJAR 1 Hakikat Karya Ilmiah.........................................................3 Latihan...............................................................................15 Rangkuman........................................................................18 Tes Formatif.......................................................................19 KEGIATAN BELAJAR 2 Informasi, Tujuan, Esensi Karya Ilmiah............................25 Latihan...............................................................................56 Rangkuman........................................................................58 Tes Formatif.......................................................................59 KEGIATAN BELAJAR 3 Sistematika dan Kebahasaan Karya Ilmiah.......................65 Latihan...............................................................................84 Rangkuman........................................................................91 Tes Formatif 3....................................................................92 KEGIATAN BELAJAR 4 Mengonstruksi Sebuah Karya Ilmiah................................99 Latihan...............................................................................110 Rangkuman........................................................................113 Tes Formatif 4....................................................................114 Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

vii


MODUL 2: PENULISAN PROPOSAL KEGIATAN BELAJAR 1 Hakikat Proposal..............................................................125 Latihan.............................................................................139 Rangkuman......................................................................141 Tes Formatif 1..................................................................143 KEGIATAN BELAJAR 2 Bagian-bagian Proposal...................................................149 Latihan.............................................................................171 Rangkuman......................................................................174 Tes Formatif 2..................................................................175 KEGIATAN BELAJAR 3 Isi, Sistematika dan Kebahasaan......................................181 Latihan.............................................................................187 Rangkuman......................................................................192 Tes Formatif 3..................................................................193 KEGIATAN BELAJAR 3 Penulisan Proposal...........................................................201 Latihan.............................................................................228 Rangkuman......................................................................231 Tes Formatif 4..................................................................232 PEMBAHASAN TES FORMATIF..............................241 GLOSARIUM................................................................256 DAFTAR PUSTAKA.....................................................268

viii

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


PETA KEDUDUKAN MODUL

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

ix


TINJAUAN MATA PELAJARAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional, bahasa negara dan pembentuk identitas bangsa. Bahasa Indonesia berperan sebagai alat komunikasi dalam perikehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bahasa memiliki peranan penting dalam segala bidang. Termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu materi yang terdapat dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu penulisan karya ilmiah dan proposal. Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal ini memaparkan teori atau konsep yang dijelaskan secara terperinci.

Selamat belajar!

x

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


MODUL I PENULISAN KARYA ILMIAH

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

1


PETA KONSEP

2

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


KEGIATAN BELAJAR 1 HAKIKAT KARYA ILMIAH

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini siswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan hakikat karya ilmiah; 2. Menjelaskan ciri-ciri karya ilmiah; 3. Menjelaskan tujuan penulisan kaya ilmiah; 4. Menjelaskan fungsi penulisan karya ilmiah; 5. Menjelaskan manfaat penulisan karya ilmiah. Bagaimana sudah siap? Ikuti dengan cermat uraian berikut agar dapat menguasai kemampuan yang dituntut. Selamat belajar! Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

3


A. HAKIKAT KARYA ILMIAH Untuk membahas pengertian karya ilmiah, cobalah cermati kutipan berikut ini. Kemudian, tandai mana yang termasuk karya ilmiah. Kutipan 1 Dari luar gedung tersebut tampak seperti gedung kantor pada umumnya dengan ruangan bersekat, meja kerja, hingga tumpukan file. Namun, suasana yang sedikit berbeda akan ditemukan saat naik ke lantai 2. Di lantai tersebut terdapat ruangan-ruangan berdinding kaca yang di dalamnya menyimpan berbagai alat dan mesin canggih. Meskipun ukuran ruangan tersebut tidak terlalu besar, kondisinya selalu bersih dan sejuk. Para pekerjanya tampil berbeda dengan setelan jas laboratorium berwarna putih dan topi berwarna senada. Mereka sibuk melakukan tes terhadap beberapa sampel produk dengan mesin-mesin canggih yang terhubung dengan sistem komputer tersebut. Itulah ruangan-ruangan khusus uji kualitas milik Sido Muncul. Sebelum dipasarkan, semua produk jamu kemasan yang diproduksi harus melalui proses panjang. Salah satunya tahap uji laboratorium. Sebab, Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat ingin memastikan jamu yang diproduksinya benar-benar berkualitas dan baik untuk tubuh. “Kami memproduksinya itu dengan niatan bagaimana bisa melindungi konsumen. Pertama, harus bisa melindungi konsumen. Melindungi dari sesuatu yang merusak tubuh,” ucap Irwan, Jumat (22/2/2019). Sebagai salah satu produsen jamu dan obat-obat herbal terbesar di Indonesia,

4

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Sido Muncul menerapkan 5 tahap uji kualitas untuk setiap produk yang dihasilkan. Adapun 5 tahap tersebut untuk memastikan produk bebas kandungan logam berat, pupuk, pestisida, aflatoksin, dan bahan haram. (Kompas.com, 23 Februari 2019) Kutipan 2 Tiba-tiba saja aku melenting entah ke alam apa. Yang ada hanya kesunyian. Bukan, ini bukan alam kesunyian, melainkan alam kenangan. Pertanyaan Ranu, membuat kenanganku kembali hidup, kenangan masa kecil, masa aku berkelana untuk menemukan seseorang. Ayah. Aku ingat, masa itu, aku pernah menjadi Ranu hari ini. Berdiri di depan kelas dan disuruh bercerita mengenai sosok ayah. Kala itu, teman-temanku dengan riang gembira menceritakan ayah mereka. Ayah mereka baik. Ayah mereka selalu membelikan mainan. Ayah mereka selalu menggendong mereka. Ayah mereka selalu mengajari mereka naik sepeda. Lalu, tiba giliranku, aku hanya berdiri saja. Diam mematung. Tak ada sesuatu pun yang aku ceritakan. Aku binggung. Aku tidak tahu apa yang harus aku ceritakan. Teman-teman cekikikan melihatku mematung. Bu Harsi, berkali-kali mengerakkan tangannnya, kode supaya aku segera bercerita. Hingga bermenit-menit lamanya, aku tetap tidak bersuara. Akhirnya Bu Hesti, guru kelasku, kalah. Bu Hesti menyuruhku untuk kembali duduk tanpa bercerita. Sesampainya di rumah, seperti halnya Ranu, aku pun Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

5


bercerita tentang yang terjadi di dalam kelas hari itu, pada ibu. Tapi bukan ceritaku yang kusampaikan kepada ibu, melainkan cerita teman-temanku. Waktu itu aku melihat berkali-kali Ibu mengusap mata dan hidungnya. Di akhir ceritaku, aku bertanya, Ibu, apakah aku punya ayah? Lalu ibu segera memelukku. (Republika.co.id, 24 Februari 2019) Kutipan 3 Sekitar 50 murid SD Sabron Sari, Distrik Sentani Barat, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua tidak dapat membaca. Kebanyakan murid yang tidak bisa membaca itu ada di kelas awal, kemudian kelas dua dan tiga. “Siswanya sebanyak 184 orang yang terbagi jadi empat kelas, satu kelas ada yang 30 orang, 50 orang, ada 16 orang, ada yang juga 32 orang, ada yang 26 orang,” kata Kepala SD Sabron Sari, Paulina Kwano di sela pembagian buku dan pemutaran film kepada para murid oleh alumni dan mahasiswa Universitas Cenderawasih yang tergabung dalam Pegiat Gerakan Literasi Papua, pada hari Jumat (22/2). (Republika.co.id, 24 Februari 2019) Kutipan 4 Kata gaul muncul pertama kali dalam korpus bahasa Melayu (Malay Concordance Project), tepatnya di dalam naskah Hikayat Amir Hamzah 1380. Kata itu muncul bersanding dengan kata bercampur. Bercampur gaul ber6

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


makna ‘bergaul, bermesra, dan bersahabat dengan’ (Kamus Dewan Edisi Keempat, 2007). Sementara, kata gaul sendiri dimaknai ‘campur; baur’ (lihat juga KBBI, 2017). Berdasar definisi tersebut, dapat terlihat fungsi bahasa gaul, adalah bersahabat atau berbaur. KBBI (2007) mendefinisikan bahasa gaul sebagai ‘dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan oleh komunitas tertentu untuk pergaulan’. Kosakata bahasa ini berasal dari berbagai sumber, seperti dialek Indonesia Jakarta, bahasa prokem, bahasa daerah, dan bahasa asing. Selain itu, bahasa gaul juga menciptakan kosakata baru yang terbentuk melalui kaidah-kaidah tertentu. (badanbahasa.kemdikbud.go.id, 24 Februari 2019) Kutipan 5 Perbaikan dunia pendidikan diperlukan karena pemecahan masalah tersebut belumlah cukup jika mengandalkan peran dari aparat penegak hukum saja. Dunia pendidikan pun mempunyai peran yang sangat besar dalam memberikan solusi terhadap berbagai konflik tersebut. Terbangunnya konsep kesadaran akan pentingnya toleransi, saling menghargai dan kedamaian bisa diwujudkan melalui dunia pendidikan. Pendidikan multikultural tidak sekadar merekatkan kembali nilai-nilai persatuan, kesatuan, berbangsa dan bernegara tetapi memberikan pemahaman tersendiri terhadap rasa kebangsaan sendiri. Pendidikan multikultural, menurut Yaqin (2005:5) merupakan salah satu alternatif melalu konsep pendidikan dan penerapan strategi yang didasarkan pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat, Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

7


khususnya yang ada pada siswa. Mansouri dan Trembath (2005:516) memberikan penegasan bahwa pendidikan multikultural diperlukan untuk menggabungkan dinamika sosial-politik di luar batas faktor sekolah dan keluarga agar bisa berlangsung lebih dinamis. (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 2013, hal. 13) Jika Anda memilih Kutipan 4 dan 5 sebagai karya ilmiah, maka Anda sudah dapat menandai karya ilmiah dari sejumlah karya yang tersaji. Mari kita kaji kutipan tersebut satu per satu. Kutipan 1 yang diambil dari Kompas.com dan Kutipan 3 yang diambil dari Republika.co.id merupakan teks berita. Berita tersebut ditulis oleh wartawan dengan mengemukakan apa yang diamati, didengar dan mungkin yang dipikirkan olehnya. Tidak ada kupasan atau proses telaah yang mendalam terhadap peristiwa tersebut, tetapi hanya sekadar melaporkan apa adanya. Kutipan 2 merupakan suatu cerita khayal (fiksi). Dari gaya bahasa dan isinya, Anda seharusnya sudah dapat mengenali bahwa kutipan tersebut tidak termasuk karya ilmiah. Gaya bahasa yang santai dan isi yang berupa khayalan bukan merupakan ciri karya ilmiah. Kutipan 4 dan 5 merupakan tulisan karya ilmiah. Mengapa demikian? Kutipan 4 merupakan bagian sebuah artikel ilmiah. Bahasa yang digunakan menggunakan tata bahasa resmi, serta isinya menggambarkan pendapat yang didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat objektif. Begitu pula dengan Kutipan 5 yang pada penulisannya didasarkan pada data pendukung dan sumber rujukan. Setelah mengkaji kelima kutipan di atas dan menetapkan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 8 dan Penulisan Proposal


Kutipan 4 dan 5 adalah kutipan dari karya ilmiah, maka apakah pengertian karya ilmiah itu? Jika Anda masih raguragu akan pengertian karya ilmiah yang disimpulkan dari pengamatan kutipan di atas, cobalah baca satu artikel ilmiah dari suatu majalah ataupun artikel ilmiah yang terdapat di jejaring internet. Bacalah artikel tersebut secara keseluruhan sehingga Anda dapat merumuskan apa yang dimaksud dengan karya ilmiah. Dari hasil pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa karya ilmiah adalah suatu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. Sistematis berarti bahwa karya tulis tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga kaitan antara bagian-bagiannya jelas dan padu. Bersifat Ilmiah, berarti bahwa dalam penulisan karya tulis didasarkan pada data sebagai bukti empirik atau kajian teoretis sehingga kebenaran bukti yang mendukung gagasan tersebut dapat dirunut atau dilacak kevalidannya. Karangan ilmiah menurut Brotowijoyo merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar (Arifin, 1993:2). Hal ini sejalan dengan pengertian karya ilmiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang menyatakan, karya ilmiah adalah karya tulis yang dibuat dengan prinsipprinsip ilmiah berdasarkan data dan fakta (observasi, eksperimen, kajian pustaka). Sebuah karya ilmiah harus ditulis secara jujur dan akurat berdasarkan kebenaran data dan fakta yang ada. Kebenaran dalam sebuah karya ilmiah bukan merupakan kebenaran normatif, namun kebaikan objektif dan positif sesuai fakta yang didapat di lapangan. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

9


B. CIRI-CIRI KARYA ILMIAH Dengan menyimak pengertian karya ilmiah pada bahasan sebelumnya, Anda tentu dapat menemukan ciriciri karya ilmiah. Ciri-ciri karya ilmiah diantaranya adalah: a. Sebuah karya ilmiah berisikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi, maupun pemecahan satu masalah yang dikupas mendalam. b. Pengetahuan yang terdapat dalam karya ilmiah didasarkan pada fakta, data empirik, atau teori-teori yang valid dan tidak diragukan kebenarannya. c. Bersifat objektif karena karya ilmiah didasarkan pada kejujuran dan kebenaran dalam penulisan. d. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa baku. e. Terdapat sistematika tertentu dalam penulisan sebuah karya ilmiah. Menurut Munip (2016) ciri-ciri karya tulis yang baik antara lain: a. Mendalam/tuntas Topik pembahasan yang diangkat dalam karya ilmiah dikupas secara mendalam, mendetail sampai ke akar-akarnya. Agar sebuah topik dapat dibahas dengan tuntas, maka seorang penulis hendaknya tidak mengangkat topik yang terlalu luas. Contohnya: “Pemberantasan Korupsi di Indonesia”. b. Objektif Segala keterangan yang dikemukakan dalam tulisan itu adalah benar dan apa adanya sesuai dengan data dan fakta yang diperoleh. Keobjektifan karya ilmiah dapat dicapai dengan tersedianya data literatur dan data lapangan yang memadai (datanya harus representatif), dan jangan sekali-kali seorang penulis 10

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


memanipulasi data. c. Sistematis Uraian disusun menurut pola tertentu sehingga jelas urutan dan kaitan antara unsur-unsur tulisan (berkesinambungan, berurutan, berkaitan). d. Cermat Seorang penulis harus berupaya menghindari kesalahan/kekeliruan baik dalam pengutipan, penyajian data, dan penulisan huruf. e. Lugas Pembicaraan langsung pada persoalan yang dikaji tanpa basa-basi. f. Tidak emosional Tulisan dibuat tanpa melibatkan perasaan. g. Logis Segala keterangan yang disajikan memiliki dasar dan alasan yang masuk akal. h. Bernas Tulisan bersifat bernas, meskipun uraiannya singkat, isinya padat. i. Jelas Keterangan yang dikemukakan dapat mengungkap-kan makna secara jernih sehingga mudah dipahami pembaca. j. Terbuka Tidak menutup kemungkinan adanya pendapat baru yang tidak sesuai dengan apa yang ditulis dalam karya ilmiah tersebut. k. Menggunakan bahasa baku, tepat, dan ringkas

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

11


C. TUJUAN PENULISAN KARYA ILMIAH Apa sajakah tujuan dan esensi dari penulisan karya ilmiah? Cobalah pikirkan sejenak, kemudian bacalah uraian berikut ini: Tujuan penulisan karya ilmiah menurut Wardani (2009:1.8) adalah: 1. Menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau kalangan tertentu. Tujuan seperti ini pada umumnya terkait dengan karya ilmiah yang berupa artikel yang dimuat dalam berbagai media masa. 2. Memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan dalam studi. Tujuan seperti ini, terkait dengan tugas penulisan makalah dari guru atau dosen, serta penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. 3. Mendiskusikan gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah. Misalnya, karya ilmiah yang disusun untuk satu seminar, simposium, diskusi panel, dan sejenisnya. 4. Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah. Perlombaan penulisan karya ilmiah sering diadakan oleh berbagai lembaga, seperti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang setiap tahun diselenggarakan. Karya ilmiah yang dilombakan ada yang harus sengaja ditulis untuk perlombaan tersebut, namun ada juga yang dapat diambil dari karya ilmiah yang pernah ditulis. 5. Menyebarkan hasil penelitian kepada masyarakat luas atau kalangan tertentu, seperti berbagai artikel penelitian yang dimuat dalam berbagai majalah ilmiah. Pastilah masih ada tujuan lain dari penulisan karya ilmiah dan bahkan mungkin Anda dapat menemukan tujuan tersebut. Jika iya, Anda dapat menambahkan hal tersebut untuk memperkaya pengetahuan. 12

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


D. FUNGSI PENULISAN KARYA ILMIAH Secara lengkap fungsi penulisan karya ilmiah menurut Wardani (2009: 1.10) adalah: 1. Sebagai rujukan atau referensi dalam mempersiapkan karya tulis atau kegiatan ilmiah, seperti seminar, melakukan penelitian, diskusi panel. 2. Sebagai sarana edukasi atau pendidikan, yang dapat meningkatkan wawasan seseorang dalam berbagai bidang ilmu. 3. Sebagai sarana diseminasi pengetahuan atau penyebarluasan perkembangan bidang ilmu kepada masyarakat atau kelompok tertentu. Dalam konteks ini karya ilmiah mempunyai fungsi yang sangat strategis. Tanpa adanya karya ilmiah, ilmu baru yang sedang berkembang hanya akan dimiliki oleh segelintir orang. Dengan demikian, karya ilmiah dapat dikatakan mempunyai fungsi diseminatif. E. MANFAAT PENULISAN KARYA ILMIAH Manfaat karya ilmiah dapat kita kelompokkan menjadi dua, yaitu manfaat untuk masyarakat luas dan manfaat untuk penulis sendiri. Sesuai dengan fungsinya, untuk masyarakat luas, karya ilmiah dapat dimanfaatkan sebagai rujukan (referensi), sumber perluasan wawasan, serta sumber informasi perkembangan ilmu dan teknologi. Khusus bagi penulis, penulisan karya ilmiah mempunyai manfaat yang sangat besar. Zainal Arifin (1993) menyebutkan enam manfaat sebagai berikut. 1. Mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena ia harus membaca berbagai rujukan sebelum menulis. 2. Memberikan kesempatan berlatih mengintegrasi hasil Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

13


bacaan dengan gagasan sendiri, kemudian mengembangkannya menjadi pemikiran yang lebih matang. 3. Mengakrabkan penulis dengan kegiatan perpustakaan, seperti menggunakan katalog dalam mencari buku yang diperlukan. 4. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta dan data secara jelas dan sistematis. 5. Memberikan kepuasan intelektual, yaitu satu kepuasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menyajikan satu khazanah pengetahuan. 6. Menyumbang perluasan cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat. Dari manfaat di atas, dapat dipahami bahwa dengan menulis karya ilmiah, seseorang dapat menyumbangkan sesuatu untuk masyarakat, di samping yang terpenting mengembangkan kemampuan diri sendiri.

14

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1. Carilah sebuah artikel penelitian kemudian bacalah dengan cermat. Catatlah hal-hal penting yang merupakan ciri khas dari artikel tersebut, lihatlah dari segi substasi, bahasa, dan sistematika artikel tersebut yang memenuhi syarat sebagai karya ilmiah. Berilah alasan yang mendukung pendapat Anda! 2. Karya ilmiah digunakan untuk mengkaji berbagai ilmu dan mengembangkan ilmu baru. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut? Jelaskan alasannya! 3. Coba diskusikan dengan teman-teman mengenai beberapa karya ilmiah yang dibaca. Tuangkan hasil diskusi tersebut dalam sebuah tulisan. Apakah hal tersebut sama dengan ciri-ciri karya ilmiah yang telah dibahas sebelumnya? 4. Baca dengan cermat contoh paragraf berikut, kemudian diskusikan dengan teman-teman apakah paragraf tersebut merupakan bagian dari karya ilmiah atau bukan! Istilah “Kita hidup dikelilingi sastra” dipinjam dari Lakoff & Johnson (1980) yang menulis buku Metaphors We Live by. Pada intinya, Lakoff & Johnson menunjukkan adanya dan pentingnya metafora dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai aktivitasnya, manusia tidak dapat melepaskan diri dari bermetafora, berbicara dan bahkan berpikir dengan memergunakan berbagai metafora. Misalnya, kata-kata

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

15


yang sudah amat biasa didengar dalam pembicaraan sehari-hari seperti “jatuh cinta, patah hati, patah semangat, patah arang, keras kepala, berhati baja, ujian sudah di ambang pintu, gantungkan cita-cita setinggi langit, menjadi batu sandungan”, dan lain-lain tidak lain adalah bentukbentuk metafora. Namun, orang tidak menyadari bahwa kata-kata yang sering diucapkan tersebut sebenarnya adalah metafora. Berdasarkan fakta bahwa orang hampir-hampir tidak dapat menghindar dari penggunaan metafora tersebut, Lakoff & Johnson kemudian mengatakan: kita hidup dikelilingi metafora, kita tidak bisa hidup tanpa metafora. Lebih dari itu, menurutnya bahkan metafora “menguasai” kehidupan manusia: menguasai cara berbahasa, berpikir, dan berbudaya. Sama halnya dengan kenyataan bahwa orang tidak menyadari kata-kata yang diucapkannya adalah metafora, hal sama juga terjadi dalam hal cara berpikir dan berbudaya. Artinya, kita juga tidak menyadari bah wa kita sering berpikir dan berbudaya dengan bermetafora. Cobalah, misalnya, kita lihat bagaimana orang Jawa berpikir dan bersikap: sering menyampaikan sesuatu secara tidak langsung, berbicara dengan memerguna-kan simbol-simbol, menyembunyikan sesuatu yang sebenarnya diutamakan, dan lain-lain yang sejenis, bukankah hal itu cerminan cara hidup bermetafora? Jurnal Cakrawala Pendidikan

16

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


PETUNJUK LATIHAN

1. Cermati kembali pengertian dan ciri-ciri karya ilmiah. Berdasarkan bekal tersebut Anda dapat menguji apakah artikel penelitian yang dibaca memenuhi definisi tersebut atau tidak. 2. Pendapat Anda dapat berbeda-beda. Anda dapat menerima atau menolak pernyataan tersebut asal dapat memberikan argumentasi yang mendukung pendapat itu. 3. Pendapat Anda dapat berbeda-beda. Anda dapat menerima atau menolak pernyataan mengenai ciri-ciri karya ilmiah, asalkan memberikan argumentasi yang mendukung pendapat itu. 4. Paragraf ini jelas merupakan bagian dari karya ilmiah. Untuk membuktikan hal ini, Anda perlu mengkaji substansi yang dibahas, istilah yang digunakan, dan gaya bahasa/gaya penulisan.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

17


RANGKUMAN • Karya ilmiah adalah satu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah. • Ciri-ciri karya ilmiah di antaranya adalah mendalam/ tuntas, objektif, sistematik, cermat, lugas, tidak emosional, logis, bernas, jelas, terbuka, menggunakan bahasa baku, tepat, dan ringkas. • Tujuan penulisan karya ilmiah di antaranya: Menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau kalangan tertentu; Memenuhi tugas sebagai persyaratan dalam studi; Mendiskusikan gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah; Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah; dan Menyebarkan hasil penelitian • Fungsi penulisan karya ilmiah di antaranya: Sebagai rujukan/referensi dalam mempersiapkan karya tulis atau kegiatan ilmiah; Sebagai sarana edukasi atau pendidikan, yang dapat meningkatkan wawasan seseorang dalam berbagai bidang ilmu; dan Sebagai sarana diseminasi pengetahuan atau penyebarluasan perkembangan bidang ilmu kepada masyarakat atau kelompok tertentu. • Manfaat Penulisan Karya Ilmiah di antaranya: Mengembangkan keterampilan membaca efektif; Memberikan kesempatan berlatih mengintegrasikan hasil bacaan dengan gagasan sendiri, kemudian mengembangkannya menjadi pemikiran yang lebih matang; Mengakrabkan penulis dengan kegiatan perpustakaan; Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta; dll. 18

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini yang tidak termasuk ciri-ciri sebuah karya ilmiah adalah .... A. menggunakan bahasa baku B. tulisan disajikan secara sistematis C. memaparkan bidang ilmu tertentu D. merupakan paparan dari suatu peristiwa E. merupakan sebuah berita 2. Di antara judul berikut, yang manakah yang paling sesuai untuk judul sebuah karya ilmiah? A. Kasus Luar Biasa, Keracunan Bongkrek B. Konsentrat Protein Dedak Gandum sebagai Alternatif Sumber Protein Nabati C. Pemberantasan Praktik Korupsi Kolusi Nepotisme di Indonesia D. Implementasi Gerakan Literasi E. Kasus Kopi Sianida Meregang Nyawa 3. Salah satu aspek yang dapat membedakan karya ilmiah dari jenis tulisan yang lainnya adalah .... A. pengarang B. panjang tulisan C. sistematika tulisan D. pembahasan E. penulis 4. Salah satu ciri karya ilmiah adalah tulisan yang bersifat jelas. Kejelasan materi yang disajikan dalam karya tulis merujuk pada .... Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

19


A. jumlah pustaka yang dirujuk B. banyaknya tulisan dari ide sendiri C. panjangnya tulisan D. kesamaan persepsi materi yang ditulis E. banyaknya opini dalam tulisan 5. Menulis karya ilmiah juga dapat meningkatkan kemampuan membaca karena …. A. karya ilmiah harus dibaca berkali-kali B. sebelum menulis, penulis perlu membaca berbagai sumber C. kemampuan menulis erat kaitannya dengan membaca D. tanpa membaca, wawasan seseorang tidak akan berkembang E. seseorang tidak konsentrasi karena membaca 6. Suatu karya tulis yang bersifat sistematis, objektif, cermat, tepat benar, adalah ciri dari .... A. berita B. opini C. naratif D. karya ilmiah E. prosa 7. Berikut yang bukan merupakan fungsi dari penulisan karya ilmiah adalah .... A. Sebagai rujukan atau referensi dalam mempersiapkan karya tulis atau kegiatan ilmiah. B. Sebagai sarana edukasi atau penelitian guna meningkatkan wawasan seseorang dalam berbagai bidang ilmu. C. Sebagai sarana pemberangusan perkembang-an bidang 20

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


ilmu kepada masyarakat tertentu. D. Sebagai sarana diseminasi pengetahuan agar tidak hanya berkembang dan dimiliki oleh segelintir orang. E. Sebagai adu gengsi antara peneliti yang satu dengan lainnya. 8. Penyajian fakta dalam karya ilmiah harus dilakukan secara objektif. Berikut termasuk kriteria dari keobjektifan dalam karya ilmiah, kecuali .... A. ketidakrepresentatifan data literatur dan data lapangan B. mengandung kebenaran faktual C. tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan D. kebenaran ditulis apa adanya sekalipun tidak sesuai dengan hipotesis E. sesuai dengan opini penulis 9. Selain memiliki sifat ilmiah, sebuah karya ilmiah semestinya memiliki sifat sebagai berikut, yaitu .... A. naratif B. sistematis C. agitatif D. surealis E. abstrak 10. Prinsip utama tulisan ilmiah adalah spesifik dan mendalam. Berikut ini yang termasuk kriteria spesifik dan mendalam dalam jurnal, kecuali .... A. Tulisan yang disajikan harus memuat bidang keilmuan yang tidak bersifat umum, khusus. B. Kajian yang disajikan harus benar-benar menyentuh esensi keilmuan atau esensi topik yang dibahasnya. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

21


C. Tulisan yang disajikan memuat bidang keilmuan yang generalis sehingga bahasan lebih luas. D. Tulisan disajikan sesuai dengan topik bahasan dan dibahas secara khusus sesuai keilmuan di bidangnya. E. Membahas sesuatu dalam lingkup kecil dan ringkas.

22

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


PETUNJUK PENILAIAN

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban dari Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup <70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

23


24

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


KEGIATAN BELAJAR 2 INFORMASI, TUJUAN, ESENSI KARYA ILMIAH

Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2, Anda diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi struktur karya ilmiah yang dibaca; 2. Menemukan informasi yang dapat dikembangkan menjadi karya ilmiah; 3. Menentukan informasi penting dalam karya ilmiah; 4. Menyajikan hasil karya ilmiah yang telah didiskusikan. Bagaimana sudah siap? Ikuti dengan cermat uraian berikut agar dapat menguasai kemampuan yang dituntut. Selamat belajar! Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

25


A. BENTUK PENYAJIAN KARYA ILMIAH Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Kelengkapan struktur dapat berbeda-beda mengikuti bentuk penyajiannya. Secara umum, bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis yaitu: populer, bentuk semi formal dan bentuk formal (Kemdikbud, 2017:177) 1. Bentuk Populer Karya ilmiah bentuk ini sering disebut karya ilmiah populer. Bentuknya manasuka. Karya ilmiah bentuk ini bisa diungkapkan dalam bentuk karya ringkas. Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Karya ilmiah populer umumnya dijumpai dalam media masa, seperti koran atau majalah. Istilah populer digunakan untuk menyatakan topik yang akrab, menyenangkan bagi populous (rakyat) atau disukai oleh sebagian besar orang karena gayanya yang menarik dan bahasanya mudah dipahami. Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, namun tidak berupa senda gurau dan tidak pula bersifat fantasi (rekaan). 2. Bentuk semiformal Secara garis besar karya ilmiah terdiri atas: a. halaman judul, b. kata pengantar, c. daftar isi. d. pendahuluan e. pembahasan, f. simpulan, dan g. daftar pustaka. Bentuk karya ilmiah semacam itu, umumnya digunakan dalam berbagai laporan dan makalah. 26

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


3. Bentuk formal Karya ilmiah bentuk formal disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, seperti dalam skripsi, tesis, atau disertasi. Unsur-unsur karya ilmiah bentuk formal, meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Judul 2) Tim pembimbing 3) Kata pengantar 4) Abstrak 5) Daftar isi 6) Bab pendahuluan 7) Bab telaah kepustakaan/kerangka teoretis 8) Bab metode penelitian 9) Bab pembahasan hasil penelitian 10) Bab simpulan dan rekomendasi 11) Daftar pustaka 12) Lampiran-lampiran 13) Riwayat hidup B. JENIS-JENIS KARYA ILMIAH Berikut berberapa contoh jenis karya ilmiah yang dapat Anda pelajari: 1. Laporan Hasil Penelitian Laporan hasil penelitian dilakukan sebagai bukti bahwa seseorang telah melakukan penelitian. Laporan hasil penelitian disusun berdasarkan langkah-langkah penelitian dan temuan yang diperoleh pada saaat meneliti. Laporan hasil penelitian memuat hal-hal yang sejak awal penelitian (proposal penelitian) disusun oleh peneliti untuk dilaporkan. Laporan hasil penelitian mencakup hal-hal berikut: pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

27


Komponen-komponen ini merupakan hal-hal pokok dalam laporan penelitian, meskipun penyusunannya didasarkan pada gaya selingkung setiap institusi atau lembaga. Dengan demikian salah satu karakteristik yang harus ada dalam sebuah laporan penelitian adalah sistematika laporan yang berurutan sebagaimana dikemukakan di atas. Laporan yang demikian me-nunjukkan kerangka penelitian yang sistematis dan lazim digunakan dalam dunia akademik. Laporan penelitian juga harus memperhatikan aspek lainnya di luar sistematika di atas, yakni bahasa yang digunakan harus menggunakan bahasa Indonesia ilmiah, isi yang dituliskan harus benar-benar hasil penelitian yang dilakukan. Data yang dicantumkan harus objektif berdasarkan temuan dan teori yang disajikan harus mendukung data dan temuan penelitian. Menurut Soehardjono (2006) laporan penelitian harus memenuhi kriteria kriteria: APIK. Asli, penelitian harus merupakan karya asli penyusunnya, bukan merupakan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur. Syarat utama karya ilmiah adalah kejujuran. Perlu, hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan, harus sesuatu yang diperlukan dan mempunyai manfaat. Ilmiah, penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai dengan kaidahkaidah kebenaran ilmiah. Penelitian harus benar, baik teorinya, fakta maupun analisis yang digunakannya. Konsisten, penelitian harus disusun sesuai dengan kemampuan penyusunnya. Bila penulisnya seorang guru, maka penelitian haruslah berada pada bidang kelimuan yang sesuai dengan kemampuan guru tersebut. Mengingat penelitian sesungguhnya ikhtiar kita untuk men28

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


jawab persoalan melalui data dan fakta lapangan, maka hal yang harus diperhatikan adalah apa masalah penelitian, bagaimana masalah tersebut dirumuskan, metode apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, apa temuan penting, dan apa kesimpulan yang diperoleh. Inilah inti dilakukannya sebuah penelitian. 2. Makalah Makalah sering diartikan sebagai sebuah karya ilmiah yang memuat topik tertentu yang disajikan pada sebuah forum ilmiah atau disusun untuk sebuah kepentingan tertentu, misalnya tugas. Makalah dapat dihasilkan dari sebuah penelitian, namun juga dapat dihasilkan dari hasil pemikiran dan kajian literatur yang memadai. Namun, fokus makalah harus disusun berdasarkan sebuah topik keilmuan tertentu. Makalah memiliki beberapa karakteristik berikut ini (UPI, 2007:5). a. Merupakan hasil kajian pustaka dan atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu bidang keilmuan; b. Mengilustrasikan pemahaman penulisnya tentang permasalahan teoretis yang dikaji atau kemampuan penulisnya dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan bidang keilmuan; c. Menunjukkan kemampuan dan pemahaman penulis terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan; d. Mendemonstrasikan kemampuan penulisnya meramu berbagai sumber informasi dalam suatu kesatuan sintesis yang utuh. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

29


3. Artikel Jurnal Ilmiah Artikel jurnal disusun untuk kepentingan publikasi karya ilmiah penulisnya dan menentukan posisi keilmuan seseorang. Artikel jurnal ilmiah dapat disusun berdasarkan hasil sebuah penelitian atau hasil pemikiran yang disertai kajian kepustakaan yang relevan dan komprehensif. Artikel jurnal ilmiah disusun berdasarkan panduan umum penulisan artikel jurnal dan gaya selingkung yang ditetapkan oleh masing-masing pengelola jurnal. Penulisan artikel jurnal ilmiah disusun berdasar-kan sistematika: judul, penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode, hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan dan saran. Prinsip utama tulisan jurnal adalah spesifik dan mendalam. Spesifik artinya tulisan yang disajikan harus memuat bidang keilmuan yang khusus, tidak bersifat umum. Oleh karena itu, penulis jurnal harus orang yang memiliki keilmuan di bidangnya. Penulis jurnal adalah seorang spesialis, bukan generalis. Mendalam berarti kajian yang disajikan harus benar-benar menyentuh esensi keilmuan atau esensi topik yang dibahasnya. 4. Karya Ilmiah Populer Yaitu tulisan ilmiah yang biasanya ditulis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang kebanyakan. Contohnya, artikel ilmiah di media masa, dan buku-buku ilmiah populer untuk kalangan awam. 5. Kertas Kerja Kertas kerja ialah karya tulis ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada makalah dengan menyajikan data di lapangan/kepustakaan; data bersifat empiris dan objektif. 30

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


6. Skripsi Skripsi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S-1). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar sarjana. 7. Tesis Tesis ialah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih mendalam daripada skripsi (karya ilmiah S-2). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar magister. 8. Disertasi Disertasi ialah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S-3). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor. C. STRUKTUR PENULISAN KARYA ILMIAH Isi karya ilmiah berkaitan dengan banyak hal, yang jelas bukan mengenai sesuatu yang imajinatif. Masalah empiris seperti keagamaan, bahasa, budaya, sosial, ekonomi, politik, alam sekitar dan sebagainya merupakan masalah ilmiah. Pada dasarnya, makalah teridiri atas dua bagian yaitu bagian tubuh dan bagian pelengkap. Adapun bagian tubuh terdiri atas pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup. Sedangkan bagian pelengkap terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka. Menurut Pardede (2017:6-10), struktur karya ilmiah secara umum, sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

31


bagian pokok, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup. Selain ketiga unsur inti ini, terdapat unsur-unsur lain, halaman judul, prakata, judul, abstrak, daftar isi, daftar tabel atau skema, bibliografi, dan lampiran yang keberadaan-nya sangat tergantung pada keformalan tulisan. Semakin tinggi tingkat keformalan sebuah karya ilmiah, semakin lengkap pula unsur-unsur lain tersebut digunakan. Skripsi dan tesis, misalnya, sebagai karya ilmiah yang sangat formal, harus menyertakan seluruh unsur tersebut. Berikut adalah penjelasan ringkas bagi unsur-unsur tersebut. Berikut ini merupakan beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah diuraikan sebagai berikut. 1. Judul Judul tulisan ilmiah merupakan tema yang menggambarkan secara singkat tentang masalah. Judul harus dirumuskan secara jelas, singkat, relevan dengan isi tulisan. Dengan kata lain, judul harus mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas dan provokatif atau mempunyai daya tarik yang cukup kuat hingga merangsang pembaca untuk membaca. Selain itu, judul juga perlu mencerminkan gambaran kegiatan ilmiah yang dilakukan, di mana variabel-variabel kegiatan ilmiah dan hubungan antar-variabel serta informasi lain tercantum secara eksplisit dalam judul. Contoh: PENINGKATAN KAPASITAS EKONOMI BERBASIS MASYARAKAT DI DESA WISATA CIBUNTU, KUNINGAN, JAWA BARAT (Studi Deskriptif tentang Model Peningkatan Kapastitas Ekonomi Berbasis Masyarakat) Desa Cibuntu, Kuningan, Jawa Barat 32

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Dari judul tersebut, dapat diketahui bahwa: Masalah yang diteliti: peningkatan kapasitas ekonomi berbasis masyarakat Ruang lingkup penelitian: model peningkatan ekonomi berbasis masyarakat Tujuan penelitian: mengetahui model peningkatan ekonomi berbasis masyarakat Subjek penelitian: masyarakat Desa Wisata Cibuntu, Kuningan Metode penelitian deskriptif Penulisan judul dapat dilakukan dua cara. Pertama, menggunakan huruf kapital semua kecuali anak judulnya; kedua, menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertamanya. Apabila cara yang kedua yang akan digunakan maka kata-kata sambung, seperti dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti di, dari, dan ke huruf pertamanya tidak boleh menggunakan huruf kapital. Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apapun, termasuk titik (.) ataupun koma (,). 2. Abstrak Abstrak juga merupakan bagian penting lain yang perlu diperhatikan. Abstrak merupakan suatu bagian uraBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

33


ian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris, dan digunakan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspek mana yang dibicarakan mengenai pokok permasalahan (Keraf, 1984 dalam Pardede 2017). Pada umumnya, abstrak merangkum isi tulisan yang mencakup masalah, tujuan, metode, dengan tekanan utama pada hasil kegiatan ilmiah. Rangkuman itu biasanya disusun dalam satu paragraf yang diketik dengan jarak satu spasi. Abstrak pada umumnya diikuti tiga hingga lima kata kunci, yang terdiri atas istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang terkait dalam artikel. Sedapat mungkin, kata kunci hendaknya diambil dari bidang ilmu terkait. Sebagian jurnal atau lembaga mempersyarat-kan abstrak ditulis dalam bahasa Inggris, walaupun artikelnya sendiri di tulis dalam bahasa lain. Di lembaga atau jurnal lain, abstrak cukup ditulis dalam bahasa yang digunakan artikel. Namun ada juga jurnal yang mengharuskan abstrak ditulis dalam dua bahasa—bahasa Inggris dan bahasa yang digunakan dalam artikel. Oleh karena itu, dalam bahasa apa abstrak ditulis sangat tergantung pada ketentuan jurnal atau lembaga tempat tulisan dipublikasikan. 3. Pendahuluan Bagian ini memberikan gambaran mengenai topik yang hendak disajikan. Aspek-aspek yang biasanya disertakan pada bagian mencakup: a. Latar belakang masalah Pada bagian ini, penulis menguraikan latar belakang ketertarikannya membahas obyek yang menjadi inti penulisan. Namun yang menjadi inti bagian ini 34

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


adalah topik atau pokok permasalahan yang akan dipaparkan. Aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Penulis perlu menyerta-kan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang digumuli. Hal ini dilakukan untuk memperjelas pembaca bahwa pembahasan yang dilakukan bukan mengulangi berbagai tulisan lainnya. b. Rumusan Masalah/Masalah dan batasannya Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit. Meskipun demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluas kepada aspek-aspek yang tidak relevan. Selain itu, pembatasan masalah juga akan menjaga efektivitas penulisan. Masalah pada umumnya ditanyakan dalam bentuk pertanyaan mengapa, bagaimana. Masalah dan langkah-langkah pe-mecahannya itulah yang nanti akan menjadi fokus pembahasan di dalam karya ilmiah tersebut. c. Tujuan Tujuan berisikan pernyataan mengenai fokus pembahasan dalam penulisan karya ilmiah; ber-dasarkan masalah yang telah dirumuskan. d. Manfaat Kemukakan manfaat penulisan karya ilmiah yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan baik bagi lingkungan akademis maupun masya-rakat secara umum. Misalnya pengembangan suatu bidang ilmu untuk lembaga tertentu. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 35 dan Penulisan Proposal


e. Metodologi Penelitian. Bagian ini menjelaskan bagimana data diperoleh dan teknik apa yang digunakan untuk meng-analisisnya. Metodologi penelitian diartikan se-bagai prosedur atau tahap-tahap penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, sampai dengan pelaporan. Metode-metode penelitian yang dimaksud, misalnya, sebagai berikut. 1) Metode deskriptif, yakni metode penelitian yang bertujuan hanya menggambarkan fakta-fakta secara apa adanya, tanpa ada perlakuan apapun. Data yang dimaksud dapat berupa fakta yang bersifat fakta kualitatif maupun kuantitatif (statistika). 2) Metode penelitian kelas, yakni metode penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki persoalan yang tejadi pada kelas tertentu. 3) Metode Eksperimen, yakni metode penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran atas suatu gejala setelah mendapatkan perlakuan. f. Landasan Teori Setiap kajian ilmiah harus memiliki dasar teoretis yang kuat. Sehubungan dengan itu, penulis harus benar-benar teliti menentukan dasar teoretis yang akan mendukung upayanya mengkaji masalah dalam tulisan tersebut. Biasanya, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah jika karakteristik data yang diperoleh sudah dipahami. Landasan teori dimulai dengan mengidentifikasi dan mengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 36 dan Penulisan Proposal


Landasan teori juga me-muat pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan para penulis terdahulu. Langkah ini dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan baru, yang telah ada sebelumnya. Selain itu juga sebagai upaya menghindari adanya duplikasi sia-sia, langkah ini memberikan perspektif yang lebih jelas me-ngenai hakikat dan kegunaan penelitian dalam perkembangan ilmu secara keseluruhan. 4. Isi Setelah bagian pendahuluan, penulisan dengan memaparkan informasi atau data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi biasanya ter-gantung pada ruang lingkup masalah. Apabila masalah yang hendak dibahas terdiri atas tiga butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada bagian isi, penulis harus melakukan analisis ber-dasarkan pertanyaan yang muncul pada bagian pendahuluan. Paparan tersebut diperkuat teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Bila diperlukan pembahasan dapat dilengkapi dengan berbagai sarana pembantu seperti tabel dan grafik untuk menjelaskan pernyataan ataupun data. 5. Penutup Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya. Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur penulisan karya ilmiah. Simpulan merupakan kajian terpadu dengan meletakkan berbagai unsur penelitian secara menyeluruh. Oleh karena itu, perlu diuraikan kembali secara ringkas pernyataan-pernyataan dari pokok unsur-unsur di atas Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

37


dengan meletakkannya dalam kerangka pikir yang mengarah kepada simpulan. Simpulan tersebut harus disajikan secara singkat dan sederhana agar pembaca bisa menangkap hasil penelitiannya secara ringkas. Selain simpulan, peneliti dapat memberikan rekomendasi atau saran dengan melihat implikasi yang ditimbulkan oleh simpulan penelitian. 6. Daftar Pustaka (Bibliografi) Setelah bagian penutup, karya tulis diakhiri dengan daftar pustaka atau bibliografi. Bagian ini termasuk bagian yang penting karena sebuah karya ilmiah biasanya menggunakan referensi-referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun maksimal dalam penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti bisa seenaknya mencantumkan referensi. Referensi yang terlalu sedikit bisa menandakan peneliti tidak banyak membaca literatur pendukung atau hasil penelitian terkait. Sementara bila terlalu banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi oleh pendapat ahli daripada pendapat peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, pemanfaatan referensi harus dilakukan dengan wajar dan seperlunya saja. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum dalam karya ilmiah harus dicantumkan di dalam daftar pustaka. Tata cara penulisan daftar pustaka harus diperhatikan. Syarat-syarat menulis daftar pustaka yaitu: • Disusun secara alfabetis. • Nama penulis dibalik (surename di awal). • Tidak menggunakan nomor urut. • Di antara surename dan nama ada tanda koma. • Gelar tidak dicantumkan. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 38 dan Penulisan Proposal


• Urutan penulisan buku: Na. Ta. Ju. Ko: Pen. • Setiap komponen dibatasi titik, kecuali kota: penerbit. • Judul buku dicetak miring. • Judul artikel ditulis di antara dua tanda kutip. • Nama jurnal dicetak miring. • Penulis dua sampai 3 orang di tulis semua. • Penulis lebih dari tiga orang ditulis penulis utamanya, dengan ditambahkan dkk. • Seseorang yang menulis lebih dari satu buku, pada pustaka selanjutnya nama ditulis kembali. Penulisan daftar pustaka dari internet ditulis dengan urutan: nama penulis, tahun penulisan, judul artikel, hari, bulan dan tahun serta identitas homepage-nya. Penulisan Daftar Pustaka A. Buku Nama penulis (jika nama lebih dari satu kata, diambil entri terakhir), tahun, judul (cetak miring), kota penerbit dan penerbit. Contoh: Bramantio, dkk. 2010. Dari Zaman Citra ke Metafiksi, Bunga Rampai Telaah Sastra DKJ. Jakarta: Gramedia. B. Artikel Jurnal Nama penulis, tahun, judul (diapit tanda kutip), nama jurnal (cetak miring), volume atau nomor, bulan dan tahun. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

39


Contoh: Widijanto, Tjahjono dan Sumarlan. 2016. “Piranti Bahasa dan Mistisme Jawa dalam Kumpulan Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono”. Dalam Jentera, Jurnal Penelitian Universitas Sebelas Maret, Volume 5, Nomor 2, Desember 2016. C. Internet Nama penulis, tahun, judul (diapit tanda kutip), situs, tanggal pengaksesan. Contoh: Pratapa, Dika M. 2015. “Sapardi Djoko Damono Penyihir Hujan dan Kesunyian”. Artikel diunduh dari https://www.kompasiana.com/dikamp/ 54f34c74745513992b6c6fa8/sapardi-djoko-damono-penyihir-hujan-dan-kesunyian-#. pada 29 Desember 2018. D. Makalah Seminar Nama penulis, tahun, judul (diapit tanda kutip), tempat dan tanggal seminar. Contoh: Suhardjono. 2006. “Pengembangan Profesi Guru dan Karya Tulis Ilmiah”. Makalah disampaikan dalam Temu Konsultasi dalam Rangka Koordinasi dan Pembinaan Kepegawaian Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional, Biro Kepegawaian, di Griya Astuti pada bulan November 2006.

40

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


E. Media Massa Nama penulis, tahun, judul (diapit tanda kutip), nama Media massa (cetak miring), Edisi atau tanggal, bulan dan tahun. Contoh: Raka, Gading. 2015. ”Jurus Menulis Karya Ilmiah dengan Mudah”. Kedaulatan Rakyat, Edisi 27 Maret 2015. F. Skripsi/Tesis/Disertasi Nama penulis, tahun, judul (cetak miring), nama Fakultas dan Perguruan Tinggi. Contoh: Yunus, Sri Cahyaning Dhuha. 2017. Evaluasi Potensi Desa Wisata Berbasis Masyarakat di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Pertanian. Istitut Pertanian Bogor: Bogor. Bagaimana sudah bisa menuliskan daftar pustaka?

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

41


D. CONTOH CUPLIKAN KARYA ILMIAH Berikut ini merupakan contoh cuplikan karya ilmiah: MEMANFAATKAN SAMPAH BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA TEKNOLOGI VERTIKULTUR UNTUK KOTA MEDAN BERSIH, HIJAU, ASRI DAN SEHAT Muhammad Akbar, S.Pd BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai bagian dari tatanan ekosistem alamiah dan artifisial merupakan makhluk biologis berakal yang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidup guna mempertahankan dominasi dan eksistensinya sebagai pemuncak utama rantai kehidupan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut, manusia selalu melakukan usaha eksplorasi dan eksploitasi sumber daya yang ada termasuk sumber daya lahan. Lahan dibutuhkan bagi manusia untuk bisa membangun sistem kehidupannya secara lengkap, pertama sebagai tempat pertumbuhan bahan pangan yang akan dikonsumsi serta penumbuh tanaman yang memasok oksigen dan menyeimbangkan lingkungan sekitarnya, kedua sebagai tempat untuk membangun tempat tinggal atau rumah serta berbagai fasilitas yang dibutuhkan untuk menggerak-kan roda kehidupan manusia tersebut. Intervensi manusia untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang berkaitan langsung terhadap lahan selalu menimbulkan konflik yang mengarah kepada ketidakseimbangan lingkungan. 42

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Lingkungan yang sudah banyak mendapatkan intervensi manusia salah satunya adalah lingkungan kota. Sebagai ekosistem artifisial/buatan, kota sudah menjadi basis dari kegiatan pemenuhan ekonomi dan administrasi wilayah. Disadari atau tidak, lingkungan kota sudah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi ditambah dengan pembangunan yang pesat sebagai upaya pemenuhan kebutuhan terutama untuk permukiman acapkali mengorbankan lahan hijau. Bonus demografi kota yang semakin besar membuat pertumbuhan rumahrumah, kompleks perumahan, pertokoan, dan perkantoran semakin menjamur. Menjamurnya bangunan tersebut juga berdampak pada menyusutnya lahan hijau sebagai penyangga lingkungan kota dan sebagai paru-paru kota. Bangunan-bangunan yang sebenarnya masih memiliki fungsi daya dukung ekologis yang positif masih belum dimaksimalkan fungsinya sehingga keberadannya seolah tidak memiliki nilai teknis yang baik dalam memperbaiki lingkungan. Selain itu, inovasi yang kurang serta pemanfaatan teknologi hijau yang masih belum membumi di wilayah perkotaan membuat masalah lingkungan hidup perkotaan semakin pelik dan membuat usaha perbaikan lingkungan guna menciptakan wajah kota yang asri, bersih, hijau, dan sehat menjadi kian terhambat dan melambat. Masalah lainnya yang timbul akibat jumlah penduduk kota meledak adalah masalah sampah dan bertambahnya jumlah barang bekas yang memenuhi setiap sudut kota dan permukiman. Gaya hidup penduduk kota yang cenderung praktis dan instan cenderung praktis Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

43


dan instan membuat kuantitas sampah seperti botol dan plastik semakin meningkat. Kebiasaan mengkonsum-si minuman kemasan berbotol dan bahan-bahan polimer lain memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam penambahan volume sampah per-kotaan. Produksi ratarata sampah perkotaan sekitar 0,5-0,8 kg/orang. Masih minimnya budaya reuse dan minimnya inovasi pemanfaatan barangbarang bekas sebagai upaya penciptaan teknologi hijau sederhana di wilayah kota membuat sampah-sampah dan barang-barang bekas yang ada di wilayah perkotaan makin menggunung. Bahkan, tidak jarang barang-barang bekas tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan yang bersifat merugikan dan menjurus ke area kriminal seperti penggunaan botol minuman bekas sebagai tempat minuman oplosan dan barangbarang palsu. Sebagai konsekuensi logis dari bonus demografi wilayah perkotaan, sampah dan barang-barang bekas adalah salah satu efek samping yang otomatis akan ditimbulkan dan lambat-laun jika tidak diinovasikan sebagai bagian dari teknologi hijau maka masalah sampah adalah salah satu endemi yang dapat merontokkan wajah kebersihan kota. Mening-katnya jumlah penduduk diiringi peningkatan jumlah kendaraan sebagai kebutuhan sehari-hari untuk memperlancar aksesibilitas memberi sumbangsih buruk terhadap lingkungan kota. Pelepasan emisi karbondioksida (CO2) dan zat polusi lain yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, industri, dan pelepasan zat metabolik tubuh jutaan manusia menjadi momok yang tak henti-hentinya mendera udara perkotaan. Tingkat polusi udara yang menggila 44

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


membuat kualitas udara kota semakin buruk hari ke hari. Kian hari kadar pencemaran udara kota makin meningkat dan diperparah dengan minimnya inovasi teknologi hijau sebagai absorber polusi. Untuk kasus polusi udara, WHO melaporkan hasil pengamatan untuk beberapa kota di dunia, dan salah satu kota metropolitan Indonesia yakni Medan terbilang me-miliki prestasi yang buruk, berdasarkan Air Quality Index (AQI) Medan yang berada di angka 110 menempatkan Medan di peringkat 4 kota paling tercemar di dunia setelah Ludhiana (India), Lanzhou (China), dan Mecixali (Mexico) dan paling tercemar di Asia Tenggara. Kota Medan, sebagai kota ke-tiga terbesar di Indonesia adalah salah satu kota yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk dan dinamika lingkungan yang kompleks. Kota Medan dengan populasi sekitar 2,9 juta penduduk (BPS, 2013) memiliki potensi kerusakan dan ketidakseimbangan lingkung-an yang amat besar. Sebagai pusat pembangunan dan kutub pertumbuhan wilayah regional I Sumatera, Medan sudah barang tentu memiliki tingkat pem-bangunan yang tinggi. Medan juga menjadi kota terpadat di Pulau Sumatera, Medan memiliki struktur bangunan yang padat dan rapat dengan pola keruang-an yang masih belum dimaksimalkan untuk mencip-takan teknologi hijau sederhana guna memperbaiki kondisi lingkungan yang ada. Permukiman dan perumahan penduduk yang ada di Medan belum termanfaatkan dengan baik sebagai pendukung fungsi lingkungan. Begitu juga dengan keberadaan sampah dan barang-barang bekas di Kota Medan yang masih belum termanfaatkan dengan baik dan belum disentuh oleh Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

45


inovasi teknologi sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan lingkungan. Kebijakan untuk memulihkan kembali kondisi lingkungan hidup di kota Medan dapat dilakukan de-ngan berbagai macam cara. Pada tingkatan pengem-balian lahan luas untuk direklamasi menjadi lahan terbuka hijau adalah cara birokrasi tertinggi di kota Medan. Pada tingkatan yang lebih sederhana dan langsung berhubungan dengan penduduk sebagai penyebab dan penerima dampak, penerapan teknologi hijau sederhana berupa teknologi Vertikultur adalah salah satu solusi yang aman, efisien, mudah, dan akan memberikan dampak yang sangat besar bila dilakukan oleh penduduk secara tersistematis, terstruktur, dan massif. Sebagai sebuah teknologi pertanian dan perkebunan sederhana, bercocok tanam sayur dan tumbuhan bermanfaat lainnya dengan teknologi vertikultur amat sangat membantu untuk menekan dampak buruk lingkungan. Apalagi tekno-logi vertikultur dengan memanfaatkan sampah dan barangbarang bekas serta dinding pagar serta rumah penduduk adalah cara dan teknologi yang ramah tanpa memerlukan birokrasi serta dapat dilakukan oleh siapa saja dimana saja. Teknologi vertikulur dengan memanfaatkan barang bekas dan menanami-nya dengan berbagai jenis tanaman sayur dan buah akan memberikan dampak yang tidak hanya mem-buat wajah kota menjadi bersih karena limbah barang bekas berkurang, namun tanaman yang ditanam akan memberikan dampak baik bagi pengurangan emisi gas karbon, memberikan pemandangan yang hijau dan asri serta bermanfaat bagi kesehatan jika dikonsumsi. 46

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Penerapan teknologi vertikultur dengan me-manfaatkan barang-barang bekas dan sisi-sisi rumah dan bangunan adalah bagian dari revolusi inovasi sederhana berbasis teknologi hijau yang membantu mengurangi masalah lingkungan perkotaan di Medan. 2. Rumusan Masalah Beberapa perumusan masalah yang dapat dirumuskan jika menilik latar belakang masalah sebelumnya adalah sebagai berikut: a. Bagaimana kondisi permukiman, permasalahan sampah dan barang bekas, serta polusi udara akibat pertumbuhan penduduk di kota Medan? b. Apa dan bagaimana inovasi teknologi Vertikultur menggunakan barang bekas dan dampak positifnya terhadap lingkungan kota, terutama kota Medan? 3. Tujuan Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini, yaitu: a. Untuk memaparkan dan memberikan gambaran konkrit kondisi permukiman, polusi udara, dan permasalahan sampah dan barang bekas akibat pertumbuhan penduduk di kota Medan. b. Untuk mensosialisasikan apa itu inovasi teknologi Vertikultur dan aplikasinya menggunakan barang bekas serta dampak positif apa saja yang dapat ditimbulkan terhadap lingkungan kota, terutama kota Medan yang ingin “berhias”. 4. Manfaat Adapun manfaat yang ingin dicapai: Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

47


a. Sebagai sarana informatif bagi seluruh lapisan masyarakat kota Medan mengenai kondisi konkrit masalah lingkungan di kota Medan. b. Sebagai bahan informasi kepada seluruh pembaca dan penduduk kota Medan mengenai teknologi vertikultur menggunakan barang-barang bekas diserta bagaimana cara dan apli-kasinya agar dapat diterapkan di seluruh tempat di kota Medan guna mendukung terciptanya Medan yang bersih, hijau, asri, dan sehat; dan c. Sebagai bahan pertimbangan bagi seluruh pengambil kebijakan di kota Medan khususnya lembaga yang menangani masalah lingkungan untuk dapat mensosialisasikan dan menyebar-luaskan gagasan yang ditawarkan dalam guna menciptakan kota Medan yang lebih bersih, asri, hijau dan sehat. KAJIAN PUSTAKA 1. Masalah Lingkungan Kota 1.1 Pengertian Kota Prof. Bintarto (1990) menyatakan bahwa kota merupakan sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan tinggi, struktur sosial ekonomi yang heterogen, dan me-miliki corak kehidupan yang materialistik. Kota merupakan perwujudan aktivitas manusia yang berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi, pemerintahan, politik, pendidikan, dan penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat.... Sumber: Kumpulan Karya Tulis Ilmiah pada Lomba Karya Tulis Ilmiah 2014 Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan. 48

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


E. MENENTUKAN INFORMASI PENTING DALAM KARYA ILMIAH Berikut ini merupakan cara untuk menemukan informasi penting dalam karya ilmiah secara optimal (Keshav, 2016): 1. Perhatikan judul, abstrak, dan pendahuluan secara teliti. 2. Baca bagian kepala dan subbagian kepala, tetapi abaikan apa yang ada di dalamnya. 3. Baca sekilas konten matematis/rumus-rumus jika ada untuk menentukan dasar teori yang digunakan. 4. Baca bagian kesimpulan. 5. Pandang secara sekilas referensi, untuk mengetahui adanya keterkaitan dengan apa yang sudah dibaca sebelumnya. Pada langkah ini, Anda harus bisa menjawab beberapa pertanyaan 5K, yaitu: 1. Kategori: Apakah jenis karya tulis yang dibaca? Berapa ukuran karya tulis tersebut? Bagaimana sistem analisanya? Deskripsikan bentuk dasar dari karya tulis tersebut. 2. Konteks: Adakah karya tulis lain yang memiliki kesamaan dengan karya tulis tersebut? Yang mana dasar teori yang digunakan untuk menganalisas masalah? 3. Kebenaran: Apakah asumsi yang ditampilkan sesuai? 4. Kontribusi: Apakah pokok dari karya tulis tersebut memiliki kontribusi besar? 5. Kejelasan: Apakah karya tulis tersebut ditulis dengan baik? Memahami Penanda Informasi Penting dalam Bacaan Menurut Surya (2004:4), untuk menjadi pembaca yang Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

49


cerdas, harus memahami cetakan hitam atau bold, cetakan miring atau italic, artinya sebagai pembaca yang cerdas harus cepat melihat pemarkah grafika tersebut. Pemarkah numerik adalah menindikasikan informasi penting. Pemarkah numerik ada dua jenis penomoran dengan angka dan penomoran dengan abjad, dapat pula dilihat pemrkah numerik dengan simbol, gambar dan lainnya. 1.Cetakan hitam sebagai penanda informasi Cara memahami bacaan a. Mula-mula bacalah satu bab dengan cepat. Identifikasi bagian- bagian dimana pengarang menjelaskan suatu topik paling banyak. Bila terdapat banyak diagramuntuk suatu konsep, maka konsep itu pastilah penting. b. Bacalah kalimat pertama setiap paragraf lebih hati-hati daripada kalimat-kalimat berikutnya pada paragraf yang sama. c. Catatlah subjudul dan kalimat pertama setiap paragraf sebelum kamu membaca bab itu. d. Fokus pada kata benda dan subyek pada setiap kalimat. 2. Cetakan miring sebagai penanda informasi Berdasarkan cetakan miring (italic) yang terdapat pada bacaan, kita dengan mudah dapat menangkap informasi penting itu secara tepat. Bahasa Baku harus memiliki koridor yang jelas dan jelas dikenali sehingga memiliki karakteristik yang jernih. Bahasa baku berarti bahwa bahasa itu mampu mengung-kapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal. 3. Penomoran angkat penanda informasi Berdasarkan penomoran dengan angka yang terdapat pada bacaan, kita dengan mudah dapat mengetahui informasi penting itu secara tepat, bahkan kita tidak perlu 50

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


membaca keseluruhan bacaan, contoh: Alwi (1998:14) mengemukakan empat fungsi bahasa baku yakni: a. Fungsi pemersatu b. Fungsi pemberi kekhasan c. Fungsi pembawa kewibawaan d. Fungsi sebagai kerangka acuan. 4. Penomoran dengan abjad sebagai penanda informasi Penomoran dengan abjad yang terdapat pada bacaan, kita dengan mudah dapat mengetahui informasi penting itu secara cepat. Contoh: Ada lima ragam kreatif bahasa indonesia menurut Sudaryanto (1997:50) yakni: a. Bahasa Indonesia ragam jurnalistik b. Bahasa Indonesia ragam literer c. Bahasa Indonesia ragam filosofik 5. Kata-kata khusus sebagai penanda informasi Agar anda mudah mengetahui informasi yang terdapat dalam bacaan, Anda sebaiknya juga mema-hami pemarkah linguistik yang juga lazim juga di-gunakan untuk menandai informasi penting tersebut. Dalam bahan bacaan, banyak sekali terdapat pemarkah linguistik berikut ini: a. Informasi penting tentang sebab-akibat lazim ditandai oleh pemarkah linguistik seperti kata: sebab, karena, akibatnya, maka, oleh karena itu, oleh sebab itu. b. Informasi penting tentang hasil dan dampak lazim ditandai oleh pemarkah linguistik seperti kata: hasilnya, dampaknya, akhirnya, jadi, sehingga. c. Informasi penting tentang pertentangan lazim ditandai oleh pemarkah linguistik seperti kata: tetapi, namun, berbeda dengan, sebalik-nya, kebalikan daripada itu, kecuali itu, dll. d. Informasi tentang perbandingan lazim ditandai oleh Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

51


pemarkah linguistik seperti kata: sama dengan, seperti, seperti halnya, menyerupai, hampir sama dengan, sesuai dengan, demikian juga, serupa dengan, sejalan dengan. e. Informasi penting tentang syarat lazim ditandai oleh pemarkah linguistik seperti kata: jika, jikalau, apabila, kalau. f. Informasi penting tentang penegasan lazim ditandai oleh pemarkah linguistik seperti kata: dengan demikian, jelaskanlah bahwa, singkatnya, jadi, tegasnya. Tipe-tipe Informasi dalam Bacaan Tipe-tipe informasi yang ada dalam bacaan dapat dibedakan dari dua sudut pandang: 1. Dari sudut pandangan acuannya Tipe informasi dalam bacaan adalah: a. Informasi denotatif (tersurat) Tipe informasi denotatif (tersurat) adalah informasi yang dinyatakan oleh kata, kalimat yang sesungguhnya atau semestinya. Informasi denotatif adalah informasi yang dipahami secara universal dalam bahasa yang bersangkutan. Informasi denotatif merupakan makna yang bersifat tetap sesuai dengan kata tersebut dalam kalimat. b. Informasi konotatif (tersirat/kiasan) Informasi konotatif (tersirat/kiasan) adalah informasi yang dimaksudkan oleh penulis melalui kata, kalimat tertentu. Jadi informasi konotatif adalah bukanlah hal yang spesifik dalam komunikasi, melainkan muncul bersama-sama dengan sistem linguistik. Contoh yang menunjukkan adanya informasi konotatif dalam bacaan: 52

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


1) Rumah yang terletak di pinggir jalan itu sudah mulai ditertibkan kemarin. Kata ditertibkan maksudnya digusur. 2) Harga BBM kembali disesuaikan oleh pemerintah. Kata disesuaikan maksudnya dinaikkan. 2. Dari sudut pandang tingkat kepentingannya Tipe informasi dalam bacaan adalah: a. Informasi utama (primer) Informasi utama adalah Informasi pokok yang terdapat dalam bacaan. Dapat ditemu-kan pada judul bab, judul subbab, dan kalimat topik paragraf. b. Informasi penjelas (sekunder) Informasi penjelas ini adalah informasi yang akan menjelas lebarkan informasi utama itu. Informasi penjelas ini dapat di lihat pada kalimat-kalimat penjelas. Beberapa Kiat Memahami Sumber Ilmiah 1. Kiat memahami buku Kiat memahami isi buku adalah lihatlah daftar isi buku, kemudian bacalah judul bab dan subbab yang ada dalam buku. Strategi skimming dapat pula dilakukan lebih dahulu yakni: Memperhatikan judul, subjudul, bagian-bagiannya, paragraf, gambar, sehingga tabel sebagai satu kesatuan, memperhatikan judul dengan seksama, apa implikasi-implikasinya, dan melihat bagian-bagian selanjutnya untuk mendapatkan apresiasi struktur tulisan. Informasi dalam suatu buku adalah halhal berikut ini: a. Pokok-pokok persoalan yang disajikan melalui juduljudul bab. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

53


b. Uraian subpokok persoalan yang disajikan melalui judul-judul subbab. c. Uraian topik-topik pikiran yang disajikan dalam kalimat topik paragraf. 2. Kiat memahami laporan penelitian Hasil penelitian tentang suatu topik dapat disebut juga skripsi (S1), tesis (S2), disertai (S3), laporan penelitian. Laporan penelitian yang disusun secara sederhana adalah: a. Bab I Pendahuluan terdiri atas: Latar belakang masalah Permasalahan Tujuan Manfaat Kerangka teori Metode penelitian. b. Bab II pembahasan terdiri atas beberapa subbab sesuai dengan tujuan yang dibicarakan. c. Bab III penutup terdiri atas kesimpulan dan saran. F. MENYAJIKAN HASIL KARYA ILMIAH DALAM DISKUSI Salah satu tujuan dari penulisan karya illmiah adalah untuk memublikasikan suatu ilmu pengetahuan kepada masayarat. Diskusi menjadi salah satu forum yang sering dijadikan tempat untuk tujuan tersebut. Dalam forum tersebut informasi-informasi penting dari suatu karya ilmiah dapat didapatkan secara terbuka; disertai dengan informasi dan tanggapan dari peserta diskusi. 54

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Dalam sebuah diskusi sering terlontar gagasan penting dan tanggapan berupa pertanyaan, sanggahan, kritik dan saran. Hasil karya ilmiah dalam disajikan dalam diskusi. Berikut merupakan langkah-langkah menyajikan makalah dalam forum diskusi resmi: 1. Tampillah sebagai pemakalah setelah mendapat izin dari moderator. 2. Kalau tidak diperkenalkan oleh moderator, perkenalkan diri terlebih dahulu dengan rendah hati. 3. Sampaikan masalah umum dari makalah yang akan dipaparkan. 4. Jelaskan pokok-pokok isi makalah dengan bahasa yang lugas. 5. Sertakan ilustrasi dan fakta-fakta penting yang menyertai penjelasan di atas. 6. Akhiri paparan dengan menyampaikan simpulan.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

55


LATIHAN 1.Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 2, diskusikan-lah dengan kelompok Anda! a. Bacalah salah satu karya ilmiah berupa artikel dalam jurnal! b. Analisislah bagian-bagian karya ilmiah tersebut. c. Buatlah laporan kerja kelompok dengan menggunakan tabel berikut. No. Bagian Karya Tanggapan/Informasi Ilmiah

2. Setelah Anda mempelajari mengenai penulisan karya ilmiah, ikutilah instruksi di bawah ini! a. Lakukanlah observasi di lingkungan sekolah atau masyarakat, kumpulkanlah berbagai informasi yang dapat dikembangkan menjadi karya ilmiah! b. Tulislah hasil observasi tersebut ke dalam sebuah karya tulis ilmiah dan perhatikan penulisan stuktur karya ilmiah yang benar! 3. Bentuklah kelas menjadi 4 kelompok, bacalah sebuah karya ilmiah dari sebuah jurnal. Tentukanlah masalahmasalah pokok yang terdapat di dalamnya. Masalah Uraian Penting Sajikanlah masalah dan uraian penting tersebut dalam bentuk makalah! Perhatikan sistematika penulisannya! Kemudian presentasikanlah! 56

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


PETUNJUK LATIHAN

1. Cermati kembali materi sistematika penulisan karya ilmiah. Berdasarkan bekal tersebut Anda dapat menganalisis bagian-bagian karya ilmiah berupa artikel jurnal yang dibaca dan memberikan tanggapan Anda. 2. Pada tahap ini Anda diminta untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah berdasarkan observasi yang dilakukan. Oleh karena itu terlebih dahulu Anda harus melakukan observasi dan mengumpulkan informasi untuk bahan penulisan karya ilmiah. Catatan: Perhatikan struktur dan sistematika penulis-an karya ilmiah. 3. Pada tahap ini Anda diminta untuk menyajikan masalah dan uraian penting dalam jurnal ke dalam makalah dengan memperhatikan sistematika penulis-annya. Untuk melaksanakan hal tersebut terlebih dahulu bacalah materi menentukan informasi penting dalam karya ilmiah. Presentasikanlah sesuai dengan langkah-langkah yang sudah dipelajari.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

57


RANGKUMAN • Secara umum, bentuk penyajian karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis yaitu: populer, bentuk semi formal dan formal. • Jenis-jenis karya ilmiah di antaranya meliputi laporan hasil penelitian, makalah, artikel jurnal ilmiah, karya ilmiah populer, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain. • Struktur penulisan karya ilmiah terdiri atas: judul, abstrak, pendahuluan (latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode, landasan teori), isi, penutup, daftar pustaka (bilbiografi). • Cara untuk menemukan informasi penting dalam karya ilmiah secara optimal adalah dengan membaca memindai cepat. • Hasil karya ilmiah dalam disajikan dalam diskusi.

58

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Hal-hal yang merupakan pendahuluan dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut, kecuali .... A. latar belakang permasalahan B. sistematika penulisan C. kesimpulan penulisan D. metode penulisan E. tujuan penulisan 2. Perhatikan data daftar pustaka berikut! 1) judul buku 2) penerbit 3) pengarang 4) kota terbit 5) tahun terbit Penulisan daftar pustaka yang tepat yaitu dengan urutan nomor .... A. 1, 3, 4, 5, 2 B. 1, 3, 4, 2, 5 C. 3, 1, 2, 4, 5 D. 3, 5, 1, 4, 2 E. 1, 2, 3, 4, 5 3. Akhir-akhir ini masalah limbah menjadi topik utama di media cetak maupun media elektronik. Akibat kemajuan bidang industri dan teknologi, maka limbah pun mulai menjadi masalah. Paragraf di atas merupakan bagian pendahuluan pada karya tulis yaitu.... A. latar belakang masalah Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

59


B. sistematika C. tujuan penulisan D. manfaat penulisan E. tujuan penulisan 4. Judul karya tulis: meningkatkan kreativitas siswa dengan kegiatan ekstrakurikuler. Penulisan judul makalah yang tepat adalah .... A. Meningkatkan Kreativitas Siswa Dengan Kegiatan Ekstrakurikuler B. Meningkatkan Kreativitas Siswa dengan Kegiatan Ekstrakurikuler C. Meningkatkan kreativitas Siswa dengan kegiatan Ekstrakurikuler D. Mengingkatkan kreativitas siswa dengan Kegiatan Ekstrakurikuler E. Meningkatkan kreativitas siswa dengan kegiatan ekstrakurikuler 5. Sistem pengolahan limbah cair dengan memberikan aerasi dan menggunakan tangki untuk penguapan sama saja dengan menyebarkan racun itu ke udara. Kalimat di atas merupakan penggalan dari .... A. pendahuluan makalah berjudul “Produksi Bersih” B. isi makalah berjudul “Produksi Bersih” C. topik makalah berjudul “Produksi Bersih’ D. rumusan makalah berjudul “Produksi Bersih” E. subjudul makalah berjudul “Produksi Bersih”

60

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


6. Untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dan untuk mempermudah analisis data, pembahasan dalam makalah ini penulis batasi pada objek rumah tangga nelayan tradisional. Rumah tangga nelayan yang membudidayakan ikan kolam dan di keramba tidak penulis bahas. Penggalan tulisan di atas merupakan bagian dari .... A. saran B. penutup C. pembahasan D. pendahuluan E. pembatasan masalah 7. Tema karya tulis: Pentas Seni sebagai Media Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa SMA Karangnongko Latar belakang yang tepat untuk tema karya tulis tersebut adalah.... A. Pentas seni merupakan acara yang ditunggu-tunggu siswa, sebagai sarana untuk melepaskan jenuh dalam proses kegiatan belajar mengajar. B. Pentas seni adalah sebuah kegiatan yang menampilkan kreativitas siswa untuk mengekspresikan kreativitas siswa, untuk mengekspresikan ekspresi berkeseniannya, baik seni musik, suara, drama, dan keterampilan lainnya. C. Siswa percaya bahwa pentas seni adalah sebuah kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk berekspresi dan meningkatkan prestasi. D. Padatnya jadwal pelajaran dan ekstrakurikuler menyebabkan siswa jenuh. Hal ini menyebabkan turunnya prestasi siswa. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

61


E. OSIS memandang perlunya acara pentas seni untuk meningkatkan semangat dan menghilangkan rasa jenuh siswa. 8. Berikut ini penulisan daftar pustaka yang benar adalah.... A. Mubakhit, Abit Adya. 2007. Bermain Kata: Pembelajaran Kosakata dengan Games. Yogyakarta: Pensil Kreatif. B. Mubakhit, Abit Adya. 2007. Bermain kata: pembelajaran kosakata dengan games. Yogyakarta: Pensil Kreatif. C. Mubakhit, Abit Adya. 2007. Bermain Kata: Pembelajaran Kosakata dengan Games. Yogyakarta: Pensil Kreatif. D. Mubakhit, Abit Adya. 2007. Bermain Kata: Pembelajaran Kosakata dengan Games. Yogyakarta: Pensil Kreatif. E. Mubakhit, Abit Adya. 2007. Bermain Kata: Pembelajaran Kosakata dengan Games. Yogyakarta: Pensil Kreatif. 9. Seorang siswa menulis sebuah karya ilmiah bertemakan “Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja”. Rumusan masalah di bawah ini yang sesuai adalah... A. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak penyalahgunaan dari penggunaan narkoba. B. Dewasa ini penyalahgunaan narkoba tengah merebak di kalangan remaja. C. Narkoba merupakan bahaya laten bagi bangsa ini. D. Bagaimana cara penanggulangan narkoba di kalangan pelajar? E. Narkoba merupakan kependekan dari narkotika dan 62

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


bahan-bahan aditif berbahaya. 10. Perhatikan penggalan karya ilmiah berikut! Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis. Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala se-suatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan kematian. Sumber: https://www.academia.edu Informasi penting dalam kutipan karya ilmiah tersebut adalah .... A. Manfaat penggunaan boraks dan formalin dalam pembuatan makanan. B. Boraks dan formalin merupakan bahan kimia yang aman untuk makanan. C. Boraks dan formalin berbahaya bagi kesehatan sehingga tidak aman untuk makanan. D. Boraks dan formalin tidak memiliki kegunaan dan manfaat apapun. E. Penggunaan boraks dan formalin dapat meningkatkan keawetan makanan sehingga aman dikonsumsi.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

63


PETUNJUK PENILAIAN Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban dari Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup <70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

64

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


KEGIATAN BELAJAR 3 SISTEMATIKA DAN KEBAHASAAN KARYA ILMIAH

Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 3, Anda diharapkan mampu: 1. Menganalisis sistematika karya ilmiah; 2. Menganalisis kebahasaan karya ilmiah. Bagaimana sudah siap? Ikuti dengan cermat uraian berikut agar dapat menguasai kemampuan yang dituntut. Selamat belajar!

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

65


A. Sistematika Karya Ilmiah Pada dasarnya, makalah terdiri atas dua bagian yaitu bagian tubuh dan bagian pelengkap. Adapun bagian tubuh terdiri atas pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup. Sedangkan bagian pelengkap terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka. Coba perhatikan lagi terkait dengan strukur karya ilmiah di Kegiatan Belajar 2 yang telah dipelajari sebelumnya. B. Kebahasaan Karya Ilmiah Poerwadarminta (1979:18) memaparkan karakteristik ragam bahasa ilmiah. Secara lengkap dikatakan bahwa: “Ragam bahasa ilmiah adalah bahasa pikiran yang sesungguh-sungguhnya. Hal yang disampaikan ialah kegiatan-kegiatan pikiran, ditujukan kepada pikiran, dan harus pula ditangkap dengan pikiran. Ketepatan dan kesaksamaan penuturan memegang peranan penting dalam bahasa ilmiah. Segala kemampuan yang yang ada dalam bahasa dikerahkan untuk mengkomunikasikan kebenaran, pengertian, pendapat, pengetahuan, keyakinan, dsb. Karena itu, digunakan kata-kata, ungkapan-ungkapan dan cara-cara penuturan yang khusus bagi satu bidang ilmiah dan teknik. Tak sedikit kata-kata yang sengaja ditempa dan ditentukan pengertiannya, yaitu yang lazim disebut istilah keilmuan. Katakata itu bagi orang luar tak ubahnya dengan kata-kata dewata. Selain itu digunakan juga rumus-rumus dan kependekan-kependekan yang hanya ada dalam suatu bidang ilmiah atau teknik” Sementara itu, Ramlan dkk. (1985:10) mencatat sekurang-kurangnya 7 ciri yang mutlak dimiliki oleh bahasa ragam ilmu. Adapun ketujuh ciri itu antara lain menyangkut kebakuan kaidah pengucapan dan penulis66

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


an dalam berbagai tataran kebahasaanya, kekhasan pemakaian istilah, kejelasan dan kehematan pemakaian unsur-unsur kebahasaannya, kekohesifan dan kekoherenan hubungan unsur-unsur pembentuk wacananya, serta ketidaktaksaan makna kata atau maksud penuturannya, kedominanan pemakaian kalimat pasif, dan keajegan pemakaian istilah, tanda baca, dan kata ganti diri. Pendek kata, kalimat-kalimat dalam ragam tulisan lebih cermat sifatnya. 1. Bahasa Karya Ilmiah Karya tulis ilmiah harus menggunakan bahasa ilmiah, yakni bahasa resmi yang digunakan dalam bidang keilmuan. Bahasa keilmuan tentu bukan bahasa pergaulan sehari-hari atau bahasa populer yang disajikan di berbagai media. Karena karya ilmiah terbatas pembaca dan medianya, maka bahasa yang digunakannya lebih terbatas pula, mungkin hanya dipahami oleh mereka yang memiliki bidang keilmuan yang sama. Secara umum, bahasa ilmiah adalah bahasa Indonesia yang baku (resmi) dan mengandung halhal teknis yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Menurut Anshori (2008:8), bahasa yang demikian memiliki karakteristik-karakteristik berikut. a. Kecendekiaan. Bahasa karya ilmiah harus mengandung sebuah bidang keilmuan (cendekia) melalui pertanyaan yang tepat. b. Lugas dan jelas Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan dalam bahasa yang memiliki makna yang jelas, tidak bertele-tele dan tidak bermakna ganda. Bahasa Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

67


yang digunakan harus pasti dan memberikan kepastian kepada pembaca. c. Formal dan objektif Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan secara formal, baik dalam hal penggunaan kosakata, diksi, kalimat, dan sistem ejaaan yang digunakan. Objektif berarti menyajikan fakta dalam bahasa yang langsung dan tidak berpihak kepada siapapun. d. Ringkas dan padat Bahasa karya tulis ilmiah harus disajikan secara ringkas, langsung pada sasaran yang dimaksud, dan padat secara isi. Dalam karya tulis ilmiah panjang uraian tidak menentukan baik-buruknya sebuah karya tulis. Oleh karena itu, bahasa yang disajikan harus bahasa yang ringkas dan padat. e. Bahasa yang konsisten Bahasa yang stabil dan mapan dipakai penulis, terutama dalam hal istilah atau penggunaan diksi. Konsistensi isilah dan diksi penting dalam karya ilmiah. Aspek bahasa yang juga harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah adalah terdapat berbagai kesalahan yang dilakukan, misalnya kesalahan penalaran atau logika yang tercermin dalam kalimat dan isi, kesalahan pemakaian dan penulisan kata (diksi), kesalahan dalam penyusunan kalimat dan kesalahan dalam pemakaian ejaan dan tanda baca. Kesalahan-kesalahan tersebut tentu harus dihindari mengingat akan berpengaruh terhadap isi karya itu dipahami para pembacanya. Kesalahan penalaran dan logika biasanya terjadi karena 68

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


kurang sistematisnya atau kurang jelasnya informasi yang disampaikan di dalam kalimat dan teks tersebut. 2. Sifat-Sifat Bahasa yang Digunakan dalam Karya Ilmiah Secara umum penggunaan bahasa dalam karya atau artikel ilmiah harus mengacu pada sifat-sifat bahasa meliputi sifat objektif, impersonal, teknis, dan praktis (Gay, 1981; Saragih, 999) melalui Resmini (2003:2). a. Objektif Bahasa yang objektif adalah bahasa yang menggambarkan sesuatu pengalaman yang bagi semua khalayak pemakai bahasa, representasi pengalaman linguistik itu dipandang sama. Sebaliknya bahasa subjektif menggambarkan sesuatu pengalaman (oleh penulisnya) yang berbeda dengan pengalaman yang dipahami oleh khalayak dalam memahami representasi pengalaman itu karena penulis membawa pertimbangan sikap, pendapat, dan komentar pribadi. Jadi, keobjektifan bahasa dapat ditingkatkan dengan meniadakan atau meminimalkan pendapat dan sikap pribadi tersebut. Karena bahasa subjektif wujud dalam bentuk epitet atau ekspresi emosional, modalitas, proses mental, dan makna konotatif maka keobjektifan dapat dicapai dengan meniadakan atau meminimalkan penggunaan bahasa dengan ciri subjektif di atas. b. Impersonal Keimpersonalan bahasa memperlihatkan ketidakterlibatan penulis artikel dalam teks artikel ilmiah Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

69


yang disusunnya. Pada teks artikel ilmiah tidak digunakan bentuk pronomina saya, kami, kita, atau penulis dengan tujuan untuk menghindari paparan persona (subjektif). Meskipun kita akui bahwa karya ilmiah tidak wujud tanpa ke-terlibatan penulis, retotika ilmu menuntut agar dalam teks keterlibatan itu tidak ditampilkan. Untuk mempertahankan keimpersonalan teks sehingga tidak terlihat keterlibatan penulis, digunakan kalimat pasif sebagaimana terlihat dalam contoh berikut. Sampel ditentukan secara acak, bukan Saya/kami/penulis memilih sampel secara acak. Bahasa dibagi ke dalam empat kate-gori, bukan Saya/kami/penulis membagi bahasa ke dalam empat kategori. c. Teknis Dengan kespesifikannya, istilah teknis digunakan dalam artikel ilmiah. Tidak ada satu disiplin ilmu tanpa istilah teknis. Teknis maksudnya dalam konteks tulisan istilah yang digunakan berhubungan dengan istilah dalam satu disiplin ilmu. Akan tetapi, penggunaan singkatan (akronim) yang belum lazim disarankan tidak digunakan. Penggunaan singkatan dilakukan dengan menampilkan bentuk penuh terlebih dulu dari uraian akronim yang akan dibuat diikuti bentuk singkatan dalam tanda kurung pertama. Dalam teks berikutnya bentuk singkatan itu dapat digunakan secara konsisten. Misalnya, Pada tahun 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) akan mulai diberlakukan. d. Praktis 70

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Kepraktisan bahasa artikel ilmiah ditandai penggunaan teks yang ekonomis dan tidak ambigu. Sebagai contoh kata diteliti dan digalakkan berdasarkan prinsip ini dapat digunakan sebagai pengganti mengadakan penelitian dan naik daun karena bentukan pertama lebih ekonomis dan tidak mengandung ketaksaan. Namun, bentuk frasa berdasar pada, terdiri atas, sesuai dengan, bergantung pada tidak dapat diubah menjadi berdasar, terdiri, sesuai, dan bergantung walaupun bentuk tersebut lebih singkat dan hemat karena bentuk yang pertama merupakan bentuk yang sudah dibakukan dalam bahasa Indonesia. C. SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN BAHASA DALAM KARYA ILMIAH Penggunaan bahasa dalam bentuk tulisan formal seperti karya tulis ilmiah harus mengikuti syarat-syarat tertentu. 1. Ketepatan Diksi (Pilihan Kata) Secara morfologis bahasa dalam karya atau artikel ilmiah harus lengkap. Dalam hal ini wujud setiap kata yang dipakai harus mengandung afiksasi yang lengkap seperti: diuraikan, mempertentangkan, memiliki dan sebagainya. Kata-kata lain yang tanpa afiksasi juga harus dimunculkan dalam bentuk yang lengkap. Kata-kata seperti tidak, sudah dan sebagainya tidak dapat ditulis dengan bentuk tak atau udah. Selain itu, dalam karya ilmiah hendaknya digunakan kata yang bermakna denotatif adalah makna sebenarnya yang dikandung oleh sebuah kata, Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

71


yaitu makna yang mengacu pada suatu referen, atau makna yang bersifat umum dan objektif. Berdasarkan luang lingkupnya kata umum dibedakan dengan kata khusus. Semakin luas ruang lingkup sebuah kata, semakin umum sifatnya dan semakin sempit ruang lingkupnya, maka semakin khusus pula sifatnya. Dalam menetapkan diksi, sebaiknya juga dipilih kata yang sifatnya konkret. Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra disebut kata konkret seperti meja, mobil, hangat, wangi, suara. dan sebagainya. Jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra kata itu disebut kata abstrak seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak ini tidak dapat digambarkan secara nyata sehingga kata abstrak ini lebih sulit dipahami dari pada konkret. Bandingkan kata-kata abstrak dan kata-kata konkret dalam kalimat berikut! 1) a. Keadaan kesehatan anak-anak di desa ini sangat buruk. b. Anak-anak di desa ini banyak yang menderita malaria, cacingan, infeksi dan kekurangan gizi. 2) a. Rakyat desa ini hidup bercukupan. b. Rakyat desa ini cukup sandang pangan, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Terkait dengan pemilihan diksi, hendaknya dalam menulis karya ilmiah digunakan kata yang sifatnya kajian/Ilmiah. Kata kajian/ilmiah adalah kata-kata yang dipergunakan oleh para ilmuan atau 72

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


kelompok profesi tertentu, misalnya dalam makalah atau pembicaraan khusus. Sedangkan kata populer adalah kata-kata yang biasa digunakan secara umum atau dikenal oleh masyarakat luas dan biasa dipakai atau dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Keefektifan Kalimat Bahasa Penggunaan kalimat dalam karangan ilmiah harus berupa kalimat yang efektif, yakni kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah tata bahasa, tidak berbelit-belit, tidak bertentangan dengan kebenaran nalar, dan ringkas. Kalimat yang efektif disusun dalam pengungkapan gagasan secara tepat sehingga dapat dipahami secara tepat pula Kerraf (1980), mengemukakan kalimat merupakan satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Kalimat dalam ragam resmi, lisan maupun tulisan sekurangkurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut maka pernyataan tersebut bukanlah merupakan sebuah kalimat, melainkan sebuah frasa atau deretan kata saja. Dalam kaitannya dengan penulisan karangan ilmiah, kita harus menggunakan kalimat yang tidak bermakna ganda, yaitu kalimat yang memenuhi ketentuan tata bahasa, tetapi masih menimbulkan tafsiran ganda. Dalam hal ini tepat makna, tunggal arti. Bila kalimat yang kita buat masih menimbulkan makna ganda, maka tidak termasuk kalimat Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

73


yang efektif. Berikut ini contohnya. (1) Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan. Kata baru di atas menerangkan kata maha-siswa atau kata dinaikkan? Jika menerang-kan mahasiswa, tanda hubung dapat diguna-kan untuk menghindari salah tafsir. (1a) Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan. Jika kata baru menerangkan dinaikkan, kalimat itu dapat diubah menjadi: (1b) SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan. (2) Rumah sang jutawan yang aneh itu akan segera dijual. Frasa yang aneh di atas menerangkan kata rumah atau frasa sang jutawan? Jika yang aneh menerangkan rumah, kalimat itu dapat diubah menjadi: (2a) Rumah aneh milik sang jutawan itu akan segera dijual. Jika yang aneh itu menerangkan sang jutawan kata yang dapat dihilangkan sehingga makna kalimat di atas menjadi lebih jelas. (2b) Rumah sang jutawan aneh itu akan segera dijual. (3) Berikut ini contoh lain kalimat yang kurang efektif. (3a) Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen supaya melaporkan kepada kami.

74

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Kalimat ini kurang jelas maksudnya karena ada bagian yang dihilangkan atau tidak se-jajar. Siapakah yang diminta “supaya me-laporkan kepada kami”? Ternyata imbauan ini untuk para penumpang yang membeli tiket di agen. Jika demikian, kalimat ini perlu diubah menjadi: Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, Anda diharap melaporkannya kepada kami. (3b) Jika subjek induk kalimat dan anak kalimatnya dibuat sama, ubahannya menjadi: Jika bus ini mengambil penumpang di luar agen, harap dilaporkan kepada kami. 3. Kelogisan Paragraf Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimatkalimat penjelas. Oleh Ramlan, (1993) pikiran utama atau ide pokok merupakan pengendali suatu paragraf. Pengidentifikasian secara formal suatu paragraf begitu mudah, karena secara visual paragraf biasanya ditandai adanya indensasi. Yang menjadi persoalan, apakah bentuk yang secara visual dikenali sebagai paragraf tersebut secara otomatis berisi satu satuan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

75


pokok pikiran? Idealnya tentulah ya, bila paragraf telah dikembangkan secara baik. Namun, kenyataannya belum tentu demikian karena belum tentu paragraf dikembangkan secara benar. Di sinilah letak pentingnya pengembangan paragraf. Pada kesempatan ini akan disajikan secara berturut pembentukan paragraf, kerangka paragraf, pengembangan paragraf berdasarkan teknik, dan pengembangan paragraf berdasarkan isi secara serba singkat. Dalam pembentukan paragraf yang baik terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan, yaitu unsur kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Unsur kesatuan paragraf mengisyaratkan adanya persyaratan bahwa suatu paragraf hanya memiliki satu topik, satu pikiran utama. Fungsi paragraf dalam hal ini adalah mengembangkan topik tersebut. Oleh karena itu, pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan tidak mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif. Jadi, satu paragraf idealnya hanya berisi satu gagasan pokok. Semua kalimat dalam suatu paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut. Dengan demikian, paragraf yang baik selalu bercirikan kepaduan. Kepaduan itu terbentuk oleh adanya kesatuan dan pertautan. Kesatuan itu berkenaan dengan pokok masalah, sedangkan pertautan itu berkenaan dengan hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain yang berupa kalimat-kalimat penjelas. Untuk menjamin adanya 76

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


kesatuan dan pertautan dalam satu komposisi paragraf hendaknya termuat hanya satu gagasan pokok yang sesuai dengan jenjangnya dan gagasan pokok itu kemudian dikembangkan. Di dalam naskah yang terdiri atas beberapa paragraf gagasan pokok itu dapat termuat dalam sebuah paragraf yang disebut paragraf pokok dan dikembangkan dengan paragraf pengembang. Di dalam sebuah paragraf, gagasan pokok itu dapat diwujudkan dalam sebuah kalimat yang disebut kalimat pokok. Gagasan itu dikembangkan dengan kalimatkalimat lain yang disebut kalimat pengembang sehingga membentuk paragraf karena, dalam setiap paragraf seutuhnya terdapat proses pengembangan atas satu gagasan pokok sehingga terbentuklah pertautan antara kalimat pokok dan kalimat pengembang, serta antara kalimat pengembang yang satu dan kalimat pengembang yang lain. (1) Kekeringan yang melanda pulau ini berakibat sangat parah. (2) Sumur penduduk sudah tidak banyak mengeluarkan air. (3) Ternak sudah lama tidak memperoleh makanan yang berupa rerum-putan hijau. (4) Pepohonan pun di mana-mana tampak melayu. (5) Banyak sawah yang tidak tergarap lagi; tanahnya mengeras dan pecah-pecah. Gagasan pokok pada paragraf di atas akibat kekeringan yang parah terutama dalam kalimat (1). Kalimat (2) dan (3) merupakan pengembangan kalimat (1) sehingga pembaca memperoleh gambaran yang lebih lengkap perihal kekeringan itu. Sebagai kalimat pengembang, masing-masing memberikan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 77 dan Penulisan Proposal


keadaan yang disebut dalam kalimat (1). Selanjutnya coba Anda baca contoh paragraf berikut. Analisislah apakah sudah merupakan paragraf yang padu? (1) Biji yang patut dipilih sebagai bibit memiliki beberapa ciri. (2) Setelah dipilih, bibit disemai terlebih dahulu. (3) Biji yang dijadikan bibit harus masih dalam keadaan utuh. (4) Biji yang kulitnya berkerut atau berjamur sebaiknya tidak dipilih. (5) Kulit biji yang sehat biasanya ber-warna kuning muda. Pada paragraf di atas, gagasan pokok termuat pada kalimat (1). Kalimat (3) sampai dengan (5) membicarakan ciri biji yang baik untuk dipilih sebagai bibit. Oleh karena itu, kalimat (3) sampai dengan (5) merupakan pengembang kalimat (1). Kalimat (2) memang bertautan dengan kalimat (1) karena juga bertopik tentang bibit, tetapi bukan pengembang kalimat (1) karena tidak berbicara tentang ciri bibit. Dapat dikatakan para-graf di atas tidak padu karena terdapat ketidak-satuan gagasan.

78

4. Definisi Dalam kegiatan menulis karangan ilmiah, penulis terkadang berhadapan dengan kata atau istilah yang perlu diberi batasan atau definisi istilah yang kita pakai tersebut diharapkan tidak menimbulkan kesalahpahaman antara penulis dan pembaca. Definisi, selain menjelaskan istilah juga bermanfaat untuk memperlancar penulisan karangan dan dapat pula sebagai batu loncatan untuk mengembangkan suatu gagasan atau ide pokok. Mengingat pentingBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


nya pemberian definisi tersebut maka dalam setiap kegiatan menulis atau menyusun makalah, penulis harus menggunakan definisi-definisi secara tepat. Suryaman (2004), menyatakan bahwa definisi secara sederhana dapat diartikan sebagai penetapan atau pem-batasan arti dari pemakaian kata, konsep, atau istilah. Definisi adalah suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasanya lebih kompleks dari arti, makna atau pengertian suatu hal. Melalui definisi inilah suatu kata atau konsep, atau istilah akan tergambarkan rujukannya secara jelas. Suatu definisi terdiri atas dua bagian, yakni bagian yang didefinisikan disebut dengan definiendum dan bagian yang mendefinisikan disebut dengan definiens. a. Jenis-jenis Definisi Jenis-jenis definisi dapat dilihat dari tiga sudut pandang yakni berdasarkan sumber; unsur pembentuknya; serta isinya. Berdasarkan sumbernya, definisi dapat dibagi ke dalam definisi umum dan personal. Definisi umum dibagi lagi ke dalam definisi nominal dan formal dan definisi personal dibagi ke dalam definisi operasional dan luas. Dilihat dari unsur pembentuknya, definisi dibagi ke dalam definisi satu kata; atau frasa; satu kalimat; dan satu paragraf (lebih). Berdasarkan isinya, definisi dapat dibagi ke dalam definisi berupa sinonim (persamaan kata) atau antonim (lawan kata); negasi (pengingkaran); contoh; kontras (perbandingan); dan klasifikasi (deferensiasi) (Suryaman, 2004). Untuk lebih jelasnya, pembagian definisi Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

79


tersebut dapat dilihat pada bagan berikut. 1) Definisi Nominal Definisi nominal biasanya digunakan dalam kamus. Definiens-nya berupa sinonim, terjemahan dalam bahasa lain, dan etimologi. Contoh: a) Yang dimaksud dengan tenaga ialah kekuatan (sinonim). b) Kepemimpinan ialah yang di dalam bahasa Inggris disebut leadership. c) Canggih merupakan kata yang dalam bahasa Inggris adalah sophisticated. d) Kata biologi diturunkan dari kata bio (hidup) dan logos (ilmu), secara etimologi. 2) Definisi Formal Definisi Formal biasa pula disebut dengan definisi logis sebagaimana terlihat pada contoh berikut. “Administrasi pendidikan adalah suatu proses yang berurusan dengan penciptaan, pemeliharaan, stimulasi dan penyatuan tenaga-tenaga dalam suatu lembaga pendidikan dalam usaha merealisasikan tujuan-tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.” Ikan ialah sejenis vertebrata yang hidup di air, bersisik, berdarah dingin, bernafas dengan insang, badannya seperti torpedo, dan berkembang biak dengan bertelur. 3) Definisi Operasional Definisi operasional digolongkan ke dalam definisi personal karena didasarkan 80

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


atas kebutuhan seseorang. Artinya, definisi personal yang diberikan si A, misalnya, akan berbeda bila diberikan oleh si B. Sebagai contoh, si A dan si B akan meniliti permasalahan yang sama, yakni pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja bawahannya. Berdasarkan masalah tersebut, terdapat dua variabel, yakni, gaya kepemimpinan dan motivasi kerja bawahannya. Kemudian, si A mendefinisikan variabel gaya kepemimpinan dengan berorientasi hubungan manusia sehingga definisi operasionalnya menjadi suatu gaya kepemimpinan yang didasarkan atas tindakan pada kepercayaan dan penghargaan terhadap gagasan bawahan, empati, partisipasi, dan hubungan akrab. Sementara si B mendefinisikan gaya kepemimpinan dengan orientasi pada pelaksanaan tugas sehingga definisi operasionalnya menjadi suatu gaya kepemimpinan yang didasarkan atas tindakan pada pengarahan dan pengorganisasian kegiatan, penjadwalan tugas, dan pengontrolan seperti hubungan atasan bawahan terbatas pada hal formal, pengontrolan pelaksanaan pengetikan, kehadiran dengan ketat, keberhasilan kerja, dan penetapan rencana-rencana kegiatan secara terinci. Definsi operasional diperlukan terutama dalam dunia penelitian. Hal yang didefinisikan adalah variabel-variabel yang Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

81


akan diukur atau diteliti. Selain itu, penyusunan definisi operasional harus didasarkan atas kerangka teori yang disusunnya. 4) Definisi Luas Definsi luas merupakan uraian panjang lebar tentang suatu konsep yang disusun dalam satu paragraf atau lebih (Suryaman, 2004). Contoh: Manajeman diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu karena manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan tugas. Dikatakan ilmu karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi belajar. 5) Definisi Negasi Definisi ini merupakan pengingkaran terhadap konsep yang dimaksud. Cara pe-nyajiannya dapat dilakukan melalui paragraf atau kalimat. Contoh: Yang dimaksud dengan pemimpin di sini bukanlah pemimpin yang hanya pandai memberi instruksi sambil duduk di belakang meja, melainkan pemimpin sebagai administrator, organisator, moderator, manager, agen pembaharu, dan selalu memperhatikan bawahannya. Bandingkan dengan contoh berikut: yang dimaksud dengan pemimpin 82

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


di sini bukan pemimpin yang pandai memberikan instruksi. Pengingkaran saja yang ditonjolkan tidak akan memberikan gambaran yang jelas tentang suatu konsep. Oleh karena itu, perlu ada penjelasan lebih rinci tentang hal yang dimaksud. 6) Definisi dengan Pertentangan Definisi melalui pertentangan dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman suatu konsep yang sulit untuk dijelaskan. Untuk itu, definisi melalui pertentangan merupakan suatu jalan untuk memecahkan persoalan tersebut. Contoh: untuk memahami desain ex-post facto sebaiknya anda mengetahui dulu bedanya dengan desain eksperimental. Di dalam desain eksperimental hubungan kausal antara variabel yang diteliti, dipelajari melalui suatu perlakuan; ada variabel yang dimanipulasi. Di dalam desain ex-post facto hubungan kausal dipelajari, dilacak kembali, tanpa melakukan manipulasi variabel. 7) Definisi dengan Contoh Untuk lebih memperjelas suatu konsep, definisi yang dapat dilakukan adalah melalui contoh. Berikut adalah contohnya: Yang dimaksud dengan variabel assigned ialah variabel yang serupa dengan ras, golongan darah, jenis kelamin, warna kulit, umur, dan sebagainya. Varibel semacam ini tidak dapat dimanipulasi. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

83


LATIHAN 1. Bentuklah kelasmu menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok memilih dua buah jurnal. Kemudian yang harus dilakukan adalah: a. Analisislah bagian-bagian karya ilmiah kedua jurnal tersebut! b. Bandingkanlah sistematika karya ilmiah yang disajikan dalam dua jurnal tersebut! c. Buatlah laporan diskusi kelompok dengan mengikuti contoh tabel berikut ini. No.

Judul Karya Ilmiah

Sistematika

Analisis

2. Kerjakan latihan berikut sesuai dengan instruksinya! a. Bacalah teks di bagian latihan ini dengan baik! b. Membahas apakah teks tersebut? c. Berdasarkan kaidah kebahasaannya, buktikan bahwa cuplikan teks tersebut merupakan bagian dari karya ilmiah. d. Presentasikan pendapat Anda di depan teman-teman untuk mereka tanggapi.

84

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT SEBAGAI PENUNJANG PEREKONOMIAN DI DESA CIBUNTU, PASAWAHAN, KUNINGAN, JAWA BARAT Pariwisata Berbasis Masyarakat di Desa Cibuntu Desa Cibuntu menjadi desa yang kaya dengan potensi objek wisata di Kabupaten Kuningan. Konsep utama dari Desa Cibuntu dalam pariwisata adalah menampilkan kearifan lokal baik dari wisata situs purbakala, wisata alam, dan wisata budaya. Desa Cibuntu memiliki berbagai objek wisata dan atraksi wisata yang menarik. Objek wisata dan atraksi wisata yang terdapat di Desa Cibuntu diantaranya Curug Gongseng, Mata Air Kahuripan, Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, Area Camping Ground, Kampung Kambing, Situs Bujal Dayeuh, Situs Saurip, budidaya olahan rebung bambu, budidaya olahan ubi jalar, dan pusat kerajinan tanah liat. Curug Gongseng merupakan air terjun yang berada di bawah tebing berbatu lereng Gunung Ciremai. Terdapat dua jalur untuk dapat menunjungi Curug Gongseng yaitu jalur yang melewati persawahan dan pemukiman masya-rakat. Debit air di Curug Gonseng tidak terlalu besar. Debit air Curug Gongseng cukup besar apabila memasuki musim penghujan. Apabila memasuki musim kemarau maka debit air dibantu oleh aliran air yang dibuat oleh masyarakat. Di sekitar air terjun terdapat dua saung yang dapat digunakan untuk bersantai dan tempat berswafoto pengunjung. Aliran Curug Gongseng dibendung sehingga terdapat kolam ikan di sekitarnya yang dapat digunakan untuk relaksasi pengunjung. Mata Air Kahuripan berlokasi di dekat Situs Saurip. Mata Air Kahuripan dipercaya sebagai obat yang dapat menyembuhkan beberapa macam penyakit oleh masyarakat. Mata Air Kahuripan memiliki pH yang cukup rendah dan steril sehingga dapat diminum langsung. Pengunjung harus menyusuri jalan setapak yang berbukit dan hutan bambu untuk sampai ke mata air tersebut. Taman Nasional Gunung Ciremai me-rupakan bentuk Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

85


pengelolaan terhadap kawasan hutan lindung yang digagas oleh Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC). BTNGC ingin membantu menyejahterakan masyarakat dengan memaksimalkan potensi wisata alam. BTNGC memberikan bantuan dana sedangkan bimbingan teknis dan promosi pengelolaan diberikan kepada pengelola pariwisata. Area Camping Ground merupakan kawasan kegiatan outdoor di Desa Cibuntu. Ada dua Camping Ground di Desa Cibuntu yaitu Bumi Perkemahan Pageur Gunung dan Bumi Perkemahan Pohon Bambu. Bumi Perkemahan Pageur Gunung menawarkan suasana asri dengan pemandangan Gunung Ciremai. Perkemahan Pageur Gunung merupakan bumi perkemahan ekslusif dengan fasilitas tenda, makan, toilet dan kolam renang. Sedangkan Bumi Perkemahan Pohon Bambu merupakan kawasan perkemahan yang biasanya ditujukan untuk siswa. Area ini terletak di kawasan pohon bambu betung. Kampung Kambing merupakan ikon Desa Cibuntu. Pariwisata yang ditawarkan adalah memberikan pakan kambing. Kampung Kambing letaknya terpisah dari pemukiman warga. Jika dilihat dari kejauhan kandang-kandang kambing yang ada terlihat seperti sebuah perkampungan. Kambingkambing yang ada di Kampung Kambing milik masyarakat Desa Cibuntu dan diurus oleh pengelola Kampung Kambing. Situs Bujal Dayeuh berada di tengah pemukiman masyarakat Desa Cibuntu. Situs ini terdiri atas batu, kapak, gelang dan situs Hulu Dayeuh. Di situs ini dapat ditemukan batu kasar yang diperkirakan merupakan peninggalan zaman megalitikum dan neolitikum. Di situs ini juga terdapat peninggalan berupa peti kubur batu berbentuk swastika. Situs Saurip yang berada di lahan Taman Nasional Gunung Ciremai berarti satu kehidupan atau kebersamaan. Pada situs ini terdapat arca berbentuk manusia dan peninggalan cagar budaya. Masyarakat Cibuntu percaya bahwa ada nenek moyang Cibuntu yang bersemayam dalam arca yang dianggap dapat menuntun orang yang masih hidup ke dalam kehidupan yang baik. Sebagai buah tangan yang dapat dibawa pulang oleh penBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 86 dan Penulisan Proposal


gunjung ada budidaya olahan ubi jalar, budidaya olahan rebung bambu, dan pusat kerajinan tanah liat. Di Desa Cibuntu, terdapat budidaya ubi jalan dan bambu betung untuk dimanfaatkan menjadi produk olahan yang mendukung program desa wisata terkait dengan oleh-oleh. Sedangkan pusat kerajinan tahan liat menawarkan pembelajaran cara pengolahan kerajinan dari tanah liat. Selain memiliki objek wisata dan atraksi wisata yang menarik, masyarakat Desa Cibuntu juga dikenal sebagai pelaku seni, salah satunya seorang tokoh sepuh yaitu Mang Pandi sebagai perintis dari grup reog dan sandiwara. Kesenian lain yang sekarang tengah dilestarikan yaitu tarian adat dan pertunjukan musik tradisional seperti angklung, gong, dan seperangkat gamelan lainnya. Dari sisi budaya, Desa Cibuntu memiliki ritual Sedekah Bumi yang melambangkan rasa syukur masyarakat. Desa Cibuntu juga memiliki sarana dan prasarana pendukung aktivitas pariwisata yang baik. Fasilitas yang disediakan oleh Desa Cibuntu diantaranya panggung seni, pendopo serba guna, galeri desa wisata dan homestay. Sekitar enam puluh rumah warga di Desa Cibuntu dijadikan sebagai homestay untuk wisatawan. Setiap homestay memiliki nama masing-masing dan diatur oleh KOMPEPAR. Setiap rumah akan dilibatkan dalam kegiatan pariwisata karena adanya program pergiliran homestay yang ditempati oleh wisatawan. Penataan setiap kamar dan makanan yang disajikan kepada wisatawan pun diperhatikan dalam pengelolaan homestay tersebut. Fasilitas mendasar yang ada di setiap homestay adalah tempat parkir, tempat ibadah, petunjuk arah, kamar, kamar mandi dan tentunya jalur akses yang baik. Salah satu homestay termasyhur di Desa Cibuntu adalah Homestay Teratai atau di sebut juga Homestay Bu Narjo yang mendapatkan penghargaan sebagai homestay terbaik peringkat lima tingkat ASEAN. Penghargaan tersebut diberikan pada tanggal 20 Januari 2017 dalam acara penghargaan ASEAN Tourism Award 2017 di Singapura. Kegiatan pariwisata di Desa Cibuntu dikelola langsung oleh masyarakat di bawah naungan Pemerintah Desa CiBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

87


buntu beserta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan (DISPARBUD). KOMPEPAR merupakan komunitas yang terbentuk dalam rangka pengelolaan pariwisata terstruktur di Cibuntu. Komunitas Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR) berperan dalam mengembangkan Desa Cibuntu. KOMPEPAR Desa Cibuntu mayoritas beranggotakan masyarakat Cibuntu sebagai penggiat-penggiat. Keberhasilan KOMPEPAR dalam mengemas Desa Cibuntu dibuktikan dengan penghargaan-penghargaan yang telah diperoleh. Cibuntu dinobatkan menjadi desa wisata terbaik urutan lima tingkat ASEAN pada tahun 2016 untuk bidang homestay, penghargaan nasional sebagai desa wisata terbaik peringkat dua di Indonesia dalam ajang Community Based Tourism (CBT) pada tahun 2017, dan meraih peringkat pertama pada lomba Sapta Pesona Tingkat Kabupaten Kuningan tahun 2017 di kategori objek dan daya tarik wisata. Keterlibatan unsur-unsur yang bersinergi dalam pengelolaan Desa Cibuntu pun menjadi hal yang men-dukung aktivitas pariwisata. Desa Cibuntu diresmikan sebagai desa wisata pada tanggal 15 Desember 2012 oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan. Desa Cibuntu merupakan desa wisata pertama yang dibentuk di Kabupaten Kuningan. Desa Wisata Cibuntu dibangun secara gotong-royong oleh seluruh komponen masyarakat Desa Cibuntu dengan binaan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan dan institusi pendidikan STP Pasca Sarjana Trisakti dengan konsep Desa Wisata yang terintegrasi dengan masyarakat, lingkungan dan pertanian (Alfatianda, 2017). Dampak Pariwisata Berbasis Masyarakat Terhadap Perekonomian di Desa Cibuntu Pariwisata Desa Cibuntu telah membantu meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat melalui keterlibatan dalam pengelolaan desa wisata. Selain itu, sebagai wujud nyata alih profesi dari penggarap menjadi pelaku wisata. Sebelum adanya pariwisata di Desa Cibuntu masyarakat berpenghasilan relatif kecil. Setelah adanya pariwisata di Desa Cibuntu masyarakat mendapatkan tambahan penghasilan dari pe-ngelolaan pariwisata serta adanya alih profesi. PenambaBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 88 dan Penulisan Proposal


han penghasilan masyarakat dapat men-capai dua kali lipat dari sebelum adanya pariwisata berbasis masyarakat. Adanya pariwisata di Desa Cibuntu pun memiliki dampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Tenaga kerja yang ikut terlibat dalam pe-ngelolaan pariwisata berasal dari masyarakat lokal Desa Cibuntu mulai dari anak, remaja, dewasa, dan orang tua ikut berpartisipasi dalam pengelolaannya. Lapangan pekerjaan yang ter-bentuk karena adanya pariwisata di Cibuntu di antaranya penyedia homestay, penyedia kuliner tradisional, cattering, industri rumahan pe-mroduksi oleholeh khas Desa Cibuntu, pemandu wisata, industri kerajinan tangan, penjaga karcis, penjaga parkir, petugas keamanan, pedagang, petugas kebersihan, dan pemain atraksi tradisional. Pariwisata Berbasis Masyarakat di Desa Cibuntu, Pasawahan, Kuningan dapat membantu meningkatkan taraf hidup dan pendapatan ma-syarakat melalui keterlibatan dalam pengelolaan desa wisata. Selain itu, sebagai wujud nyata alih profesi dari penggarap menjadi pelaku wisata. Upaya pengembangan diperlukan untuk menjaga eksistensi keberadaan pariwisata Desa Cibuntu. Pengembangan tersebut di antaranya: Inovasi produk cinderamata yang khas untuk menarik pengujung; Perbaikan infrastruktur dan pengembangan kegiatan wisata agar tidak dominan difokuskan pada kegiatan wisata situs purbakala, wisata alam, dan wisata budaya saja.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

89


PETUNJUK LATIHAN

1. Pelajari terlebih dahulu materi terkait dengan sistematika karya ilmiah yang ada di kegiatan belajar 2 dan kegiatan belajar 3 untuk dapat mengerjakan instruksi latihan. Kemudian secara berkelompok pilihlah dua buah jurnal yang akan dianalisis dan dibandingkan sistematikanya. Kemudian buatlah laporan hasil diskusi kelompok sesuai dengan format yang disediakan. 2. Pelajari terlebih dahulu materi terkait dengan kebahasaan karya ilmiah yang terdapat pada kegiatan belajar 3. Kemudian bacalah teks yang telah disediakan dan lakukan instruksi yang diberikan.

90

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


RANGKUMAN • Pada dasarnya, makalah teridiri atas dua bagian yaitu bagian tubuh dan bagian pelengkap. Adapun bagian tubuh terdiri atas pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup. Sedangkan bagian pelengkap terdiri atas judul, kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka. • Karakteristik bahasa Karya Ilmih, yaitu kecendekiaan, lugas dan jelas, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan bahasa yang konsisten. • Sifat-sifat bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah meliputi sifat objektif, impersonal, teknis dan praktis. • Penggunaan bahasa dalam bentuk tulisan formal seperti karya tulis ilmiah harus mengikuti syarat-syarat tertentu terkait dengan ketepatan diksi (pilihan kata), keefektifan kalimat bahasa, kelogisan paragraf, dan definisi.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

91


TES FORMATIF 3 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Penulis tergelitik hatinya untuk melakukan penelitian iklim organisasi di sekolah tersebut. Makna lugas (yang sebenarnya) untuk pengganti kelompok kata yang bercetak miring tersebut adalah .... A. terkesan B. tertarik C. terpanggil D. terpaksa E. tersentuh 2. Cermatilah kalimat berikut! Beribu puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, yang atas berkat rahmatnya yang telah melimpahkan kepada penulis, penulis dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis tepat waktu yang ditentukan, meski banyak aral melintang. Perbaikan kalimat yang tepat adalah .... A. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis tepat pada waktunya. B. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME karena telah melimpahkan rahmat bagi penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. C. Senantiasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan karena rahmat-Nya telah membuat penulis menyelesaikan tugas ini. D. Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan. 92

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya bagi penulis dalam usaha menyelesaikan tugas. E. Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME atas karunia yang dilimpahkannya bagi penulis. 3. Cermati kalimat berikut! Untuk semua mendapat data dan informasi yang sangat diperlukan, penulis selalu menggunakan metode observasi dan kepustakaan. Perbaikan kalimat efektif pada bagian karya tulis tersebut adalah .... A. Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode observasi dan kepustakaan. B. Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis sangat menggunakan metode observasi kepustakaan. C. Data dan informasi sangat diperlukan penulis saat menggunakan metode obsevasi dan kepustakaan. D. Pada metode observasi ini penulis membaca bukubuku yang berhubungan dengan kepustakaan. E. Penelitian dilakukan berangkat dari sebuah keyakinan penulis melakukan pengenalan masalah. 4. Kalimat permintaan saran yang tepat dalam penulisan pengantar karya tulis adalah .... A. Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya karya ilmiah ini. B. Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 93 dan Penulisan Proposal


Yang Maha Esa. C. Sema kritik dan saran Saudara akan kami tampung dan pertimbangkan untuk kesem-purnaan karya ini. D. Penulis memohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan karya tulis ini. E. Terima kasih atas semua kritikan yang telah masuk, semoga bermanfaat. 5. Judul karya tulis: Belajar Bahasa dengan Metode Permainan Kata Kalimat latar belakang yang sesuai dengan tema tersebut adalah .... A. Permainan kata adalah alternatif dalam pembelajaran bahasa. B. Dengan permainan kata ini diharapkan siswa dapat menguasai konsep pembelajran dengan mudah. C. Permainan kata merupakan sebuah pembe-lajaran yang mudah untuk diterapkan oleh guru dan siswa. D. Konsep ini diterapkan supaya siswa tidak merasakan jenuh dengan pembelajaran yang ada. E. Dewasa ini siswa hanya menerima materi dari guru, tanpa mencermati dan menemukan konsep dalam pembelajaran. 6. Seorang siswa membuat sebuah karya tulis bertemakan “Pantun”. Rumusan latar belakang berikut ini yang tidak sesuai dengan tema karya tulis tersebut adalah .... A. Banyak ditemukan bentuk-bentuk pantun yang tidak memenuhi aturan yang berlaku. B. Pantun sekrang tidak lagi dikenal masyarakat, Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 94 dan Penulisan Proposal


terutama kaum muda. C. Acara “Berbalas Pantun” di televisi ternyata peminatnya sangat banyak. D. Banyak dijumpai pantun baru hasil ciptaan para remaja yang menarik. E. Banyak lagu-lagu yang syairnya ternyata berbentuk pantun. 7. Perhatikan kesimpulan karya tulis berikut! Berdasarkan uraian-uraian tersebut, jelaslah bahwa minat dan apresiasi sastra siswa SMA terhadap puisi cukup tinggi. Kalimat saran yang sesuai dengan kesimpulan isi karya tulis tersebut adalah .... A. Hendaknya sekolah mengundang penyair untuk membacakan puisi-puisinya. B. Hendaknya pemerintah menyediakan gedung khusus pengembangan sastra. C. Hendaknya siswa SMA mengumpukan bermacammacam puisi dan membukukan-nya. D. Hendaknya lomba baca pusis dapat dijadikan kegiatan intrakurikuler dalam kurikulum sekolah. E. Hendaknya minat dan apresiasi puisi yang telah dimiliki siswa lebih dikembangkan lagi. 8. Bacalah penggalan karya tulis di bawah ini! Di era globalisasi informasi merupakan komoditas yang sangat penting. Tanpa kepemilikan informasi secara memadai kita ibarat orang buta yang tidak tahu arah. Tanpa informasi kita tidak akan pernah bisa mengambil Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

95


langkah yang tepat dalam meng-hadapi berbagai persoalan. Oleh karena itu, informasi menjadi hal yang mutlak dikuasai oleh siapa pun dan piha mana pun yang ingin sukses menghadapi kehidupan modern. Untuk bisa menguasai teknologi, kita harus menguasai teknologinya. Penggalan pendahuluan karya tulis di atas berisi .... A. latar belakang perlunya persiapan dalam menghadapi era globalisasi B. metode perolehan data-data menggunakan informasi C. tujuan penerapan teknologi informasi di era global D. latar belakang perlunya penguasaan teknologi informasi E. masalah yang perlu diatasi dengan teknologi informasi 9. Tema karya tulis: Persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Latar belakang yang tepat untuk tema tersebut adalah .... A. Kedudukan laki-laki di atas segala-galanya adalah benar. B. Kaum perempuan bertugas hanya mengurus rumah tangga saja. C. Masih dijumpai perbedaan hak antara laki-laki dan perempuan. D. Hak kaum laki-laki adalah mencari nafkah. E. Hak mengurus rumah tangga adalah suami dan istri itu sendiri. 10. Perhatikan bacaan di bawah ini dengan seksama! Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat 96

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


disimpulkan bahwa permainan daring (online games) efektif meningkatkan kemampuan bahasa inggris. Interaksi langsung dengan penutur asli (native speaker) secara daring dan penggunaan kosakata berbahasa inggris dalam konten permainan dapat membuat pemain terbiasa dengan sistem bahasa inggris. Kesalahan ejaan pada kesimpulan karya ilmiah tersebut adalah .... A. penggunaan huruf miring B. penggunaan huruf kapital C. penggunaan unsur serapan D. penggunaan tanda titik (.) E. penggunaan tanda koma (,)

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

97


PETUNJUK PENILAIAN Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban dari Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian akhir Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup <70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

98

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


KEGIATAN BELAJAR 4 MENGONSTRUKSI SEBUAH KARYA ILMIAH

Setelah mempelajari Kegitan Belajar 4, Anda diharapkan mampu: 1. Mengungkapkan informasi berdasakan isi karya ilmiah, 2. Menulis karya ilmiah dengan memperhatikan sistematika dan kebahasaan. Bagaimana sudah siap? Ikuti dengan cermat uraian berikut agar dapat menguasai kemampuan yang dituntut. Selamat belajar!

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

99


A. MENGUNGKAPKAN INFORMASI BERDASAKAN ISI KARYA ILMIAH Karya ilmiah yang biasanya menjadi bahan untuk diskusi, lazim disebut dengan makalah. Makalah sering pula disebut kertas kerja, yakni suatu karya ilmiah yang membahas suatu persoalan dengan pemecahan yang didasarkan hasil kajian literatur atau kajian lapangan. Makalah merupakan karya ilmiah yang secara khusus dipersiapkan dalam diskusi ilmiah, seperti simposium, seminar, atau lokakarya. Makalah terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan simpulan (Kemdikbud, 2017:197). Untuk penjelasan ketiga hal tersebut, perhatikan urutan berikut ini. 1. Pendahuluan Bagian ini menguraikan masalah yang dibahas yang meliputi: a. latar belakang masalah b. perumusan masalah c. prosedur pemecahan masalah 2. Pembahasan Bagian pembahasan memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi oleh data pendukung serta argumentasi-argumentasi yang ber-landaskan pandangan ahli dan teori yang relevan. 3. Simpulan Bagian ini merupakan simpulan dan bukan rangkuman dari pembahasan. Simpulan adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi uraian yang telah dibuatnya pada bagian pembahasan. Dalam mengambil simpulan tersebut, penulis makalah harus 100

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


mengacu kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan. Pada bagian akhir makalah harus dilengkapi dengan datar pustaka, yakni sejumlah sumber yang digunakan di dalam penulisan makalah tersebut. Yang dimaksud dengan sumber bisa berupa buku, jurnal, majalah, surat kabar, ataupun laman dari internet. B. TAHAPAN PENYUSUNAN KARYA ILMIAH Maxine Hairston (1986:6), menyebutkan bahwasanya tulisan yang baik itu harus bersifat signifikan, jernih, ekonomis, bersifat membangun, dan gramatik (good writing is significant, clear, unifiel, economical, developed, and grammatical). Tentu ini syarat umum dalam sebuah tulisan, mengingat tulisan itu harus dibaca orang. Tulisan memang harus berkaitan (signifikan) dengan suatu permasalahan yang menarik. Kalau tidak, tulisan tersebut tidak akan dibaca. Tulisan juga harus jenis, tidak tendensius, karena unsur subjektif tidak terlalu disenangi para pembaca. Tulisan juga harus ekonomis agar pembaca tidak jenuh saat membaca. Tulisan pun harus bertatabahasa karena itu mencerminkan logika bahasa yang dipakai penulis. Untuk mendapatkan tulisan yang baik, diperlukan strategi dan langkah-langkah penulisan karya ilmiah secara sistematis. David Nunan (1991) dalam Syihabuddin (2006) merinci tahapan dalam menulis, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap revisi atau perbaikan tulisan. Kegiatan-kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa menulis membutuhkan proses yang berkesinambungan. Pada tahap prapenulisan, kita harus menyiapkan hal Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

101


yang mendukung terciptanya tulisan, pada tahap penulisan penulis berfokus pada hasil berupa draf tulisan, dan pada tahap pascapenulisan fokus penulis diarahkan pada perbaikan tulisan. McCrimmon (1984:10) menjelaskan bahwa proses menulis terdiri atas tiga tahap, yakni perencanaan, membuat draf, dan merevisi. Perencaan berkait erat dengan bagaimana kita memulai menulis. Demikian pula, bagaimana kita menggunakan memori untuk kepentingan menulis. Membuat draf artinya membuat garis besar tulisan. Merevisi artinya meneliti kembali tulisan agar tidak mengandung kesalahan yang membuat tulisan itu tidak baik. Dalam hal gagasan, DePorter (1999:181) menyebutkan bahwa pengelompokkan (clustering), salah satu cara memilah gagasan-gagasan dan menuangkannya ke atas kertas secepatnya, tanpa pertimbangan. Hal ini dilakukan dengan beberapa tahap: 1. Melihat gagasan dan membuat kaitan antara gagasan. 2. Mengembangkan gagasan yang telah dikemukakan. 3. Menelusuri jalan pikiran yang ditempuh otak agar mencapai suatu konsep. 4. Bekerja secara alamiah dengan gagasan-gagasan tanpa penyuntingan atau pertimbangan. 5. Memvisualisasikan hal-hal khusus dan mengingatnya kembali dengan mudah. 6. Mengalami desakan kuat untuk menulis. Dalam rangka menghindari hambatan-hambatan yang dialami saat menulis, DePorter (1999:187) memberikan kiat-kiat, yakni: 102

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


1. Pilihlah suatu topik 2. Gunakan timer untuk jangka waktu tertentu. 3. Mulailah menulis secara kontinu walaupun apa yang Anda tulis adalah―Aku tak tahu apa yang harus kutulis. 4. Saat timer berjalan, hindari: pengumpulan gagas-an, pengaturan kalimat, pemeriksaan tata bahasa, pengulangan kembali, mencoret atau menghapus sesuatu. 5. Teruskan hingga waktu habis dan itulah saatnya berhenti. Proses menulis tidak selalu mengikuti panduan di atas, adakalanya seseorang memiliki cara atau strategi tertentu. Hal in dapat dibenarkan sepanjang tujuannya sama menghasilkan tulisan yang baik. Banyak penulis yang tidak mau terikat oleh panduan-panduan yang dianggapnya membelenggu. Sebagai sebuah proses kreatif menulis memang tidak selalu dapat diatur dan diurutkan berdasarkan hal-hal di atas, namun juga terdapat spontanitas dan improvisasi yang memiliki posisi penting dalam kreatif menulis. Namun demikian, setiap gagasan atau ide tidak selalu mudah diingat oleh penulis. Oleh karena itu penulis dengan gaya yang di-milikinya tetap harus mencatat ideide itu supaya tidak lupa. Cara yang paling mudah dilakukan adalah dengan membuat rancangan tulisan atau membuat peta pikiran dari calon tulisan yang hendak kita buat. Mungkin rancangan dan peta pikiran tersebut tidak harus formal dan lengkap, hal ini sekadar membantu agar gagasan tidak menguap dan siap dirangkai pada saat menulis.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

103


C. MENULIS KARYA ILMIAH Untuk menulis karya ilmiah yang baik, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut. 1. Menentukan topik dan tema Penentuan topik dan tema menjadi langkah awal dalam menulis karya ilmiah. Jika karya ilmiah yang akan ditulis berupa laporan hasil penelitian maka langkah ini merupakan bagian dari penentuan masalah. Pengertian topik dan tema sering dikacaukan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah berikut ini. a) Isu-isu yang masih hangat. b) Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional. c) Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain. d) Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot. Dalam pertimbangan ini bila akan menulis karya ilmiah bidang pendidikan maka yang menjadi pertimbangan adalah topik tentang pendidikan. Cara yang mudah untuk mencari topik adalah dengan membaca secara cepat berbagai sumber informasi, khususnya tentang pendidikan. Hal ini bertujuan antara lain: a) menetapkan topik yang akan dikembangkan, 104

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


b) mencari kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, c) mencari verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan penulisan atau penelitian. Selanjutnya penulis perlu membatasi topik. Karena itu, penulis hendaknya: a) memilih salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya, b) membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, c) memilih peristiwa khusus dari pembatasan tersebut. Wahab (1994:1-2) menyebutkan tiga hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik. Pertama, penulis dapat memilih topik yang telah menjadi minatnya. Kedua, penulis dapat memilih topik yang diperkirakan dapat mengembangkan minatnya. Ketiga, topik tersebut mengundang rasa ingin tahu penulis. Selain ketiga hal itu, latar belakang pengetahuan penulis terhadap topik yang dipilihnya juga sangat berperan. Dalam pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini. a) Penulis harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya. b) Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan. c) Penulis mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik pilihanya. Setiap topik atau masalah yang dibahas dalam penelitian harus layak. Dalam hal ini, kelayakan suatu maBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 105 dan Penulisan Proposal


salah penelitian berkaitan dengan banyak faktor. Faktor itu antara lain sebagai berikut. a) Kemanfaatan hasil, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis. b) Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empirik yang diperlukan guna pengujian hipotesis. c) Persyaratan dari segi peneliti, sejauh mana kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini setidaknya menyangkut lima faktor, yaitu: biaya, waktu, alat dan bahan, bekal kemampuan teoretis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yg akan digunakan. 2. Mengumpulkan Bahan Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut. 106

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


3. Merencanakan Kerangka Penulisan Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, serta mengumpulkan bahan yang relevan, penulis mulai merencanakan susunan kerangka penulisan. Wahab (1994:29) menyebutkan tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan tersebut adalah: a) penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya, b) penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan, dan c) penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa. Langkah ini penting dilakukan untuk menjadikan tulisan karya ilmiah tersusun secara lebih sistematis. Langkah ini juga membantu proses penelusuran sumbersumber yang diperlukan dalam pengembangannya. Berikut ini merupakan contoh dari kerangka penulisan. PERAN VITAL REMAJA DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS 1. Pendahuluan a. Informasi terkait dengan HIV/AIDS b. Kasus HIV/AIDS di kalangan remaja 2. Pembahasan a. Pembahasan lengkap terkait HIV/AIDS b. Problematika terkait kasus HIV/AIDS di kalangan remaja c. Peran remaja dalam upaya pencegahan HIV/ AIDS 3. Penutup Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

107


4. Penulisan Karya Ilmiah Setelah kerangka penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi paragraf-paragraf pengembangan. Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal berikut ini. a) Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf. b) Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam paragraf). c) Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide penjelas. d) Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku. e) Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan. f) Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya. 5. Penyuntingan, Revisi, dan Draf Final Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan memperhatikan beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya adalah penyuntingan. Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan bantuan orang lain. Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu: a) teknis penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca), b) kalimat, c) paragraf, d) bahasa, dan e) isi. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 108 dan Penulisan Proposal


Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan dipublikasikan.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

109


LATIHAN

1. Tentukan topik dari cuplikan teks di bawah ini. Dari buku apakah bahan untuk menulis topik seperti itu bisa Anda dapatkan? Kemudian apabila perlu diperkuat data, bagaimanakah cara untuk mendapatkan data itu? Pendidikan kejiwaan yang berorientasi pada pembentukan karakter bangsa itu dapat diwujudkan melalui pengoptimalan peran sastra. Untuk membentuk karakter bangsa ini, sastra diperlakukan sebagai salah satu media atau sarana pendidikan kejiwaan. Hal itu cukup beralasan sebab sastra mengandung nilai etika dan moral yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Sastra tidak hanya berbicara tentang diri sendiri (psikologis), tetapi juga berkaitan dengan Tuhan (religiusitas), alam semesta (romantik), dan juga masyarakat (sosiologis). Sastra mampu mengungkap banyak hal dari berbagai segi. Banyak pilihan genre sastra yang dapat dijadikan sarana atau sumber pembentukan karakter bangsa. Topik

110

Sumber/Bahan Penulisan

Teknik Pengumpulan Data Penunjang

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


2. Buatlah sebuah karya ilmiah dengan topik/masalah yang kamu kuasai. Susunlah karya ilmiah tersebut dengan langkah-langkah seperti yang telah dipelajari dalam modul ini. Lakukanlah silang baca dengan salah seorang teman untuk saling memberikan koreksi terhadap karya ilmiahmu. Gunakanlah format berikut. No. Aspek Isi Tanggapan 1. Daya tarik topik/ tema/masalah 2. Ketepatan dalam struktur teks 3. Kebakuan dalam penggunaan kaidah kebahasaan 4. Keefektifan kalimat 5. Ketepatan ejaan/ tanda baca

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

111


PETUNJUK LATIHAN 1. Anda diminta untuk mencari topik dari cuplikan teks yang disediakan. Bacalah materi pada Kegiatan Belajar 4 agar dapat memahami instruksi dengan tepat. Pada latihan ini Anda akan dilatih untuk menentukan referensi yang digunakan serta teknik pengumpulan data penunjang yang tepat berdasarkan permasalahan yang disajikan. 2. Anda diminta untuk menyusun karya ilmiah dengan topik/ masalah yang Anda kuasai. Bacalah terlebih dahulu materi terkait dengan tahapa penyusunan karya ilmiah dan menulis karya ilmiah untuk memudahkan Anda dalam mengerjakan latihan ini.

112

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


RANGKUMAN • Karya ilmiah yang menjadi bahan untuk diskusi, lazim disebut dengan makalah. • Makalah merupakan karya ilmiah yang secara khusus dipersiapkan dalam diskusi-diskusi ilmiah, seperti simposium, seminar, atau loka-karya. • Makalah terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. • Tahapan dalam menulis, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap pascapenulisan.Proses menulis terdiri atas tiga tahap, yakni perencanaan, membuat draf, dan merevisi. • Langkah-langkah menulis karya ilmiah di antaranya: 1) Menentukan topik dan tema; 2) Mengumpulkan bahan; 3) Merencanakan kerangka penulisan; 4) Penulisan karya ilmiah; 5) Penyuntingan, revisi dan draf final.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

113


TES FORMATIF 4 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1. Kerangka karangan ilmiah yang tepat sesuai dengan judul karangan “Rendahnya Minat Baca Siswa SMA di DIY” adalah .... A. 1) Bagaimana keadaan membaca itu? 2) Kegiatan membaca siswa SMA. 3) Problematika dan kendala bagi budaya baca. 4) Minat baca siswa SMA. B. 1) Minat baca siswa SMA. 2) Kegiatan membaca siswa SMA. 3) Sistem pendidikan bangsa Indonesia. 4) Kesimpulan dan saran. C. 1) Kegiatan membaca siswa SMA. 2) Minat baca siswa SMA. 3) Problematika penyebab rendahnya minat baca siswa SMA. 4) Cara mengatasi rendahnya minat baca siswa SMA. D. 1) Membaca kegiatan yang menyenangkan. 2) Maraknya taman-taman bacaan. 3) Perpustakaan keliling. 4) Dampak positif banyaknya membaca. E. 1) Jenis-jenis membaca. 2) Manfaat membaca. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 114 dan Penulisan Proposal


3) Buku bacaan siswa SMA. 4) Dampak positif banyaknya membaca. 2. Masalah narkoba kini tidak kalah pentingnya dengan permasalahan lain. Oleh karena itu, perlu dibicarakan bagaimana seorang remaja dapat memiliki kepribadian yang kuat, sikap mental yang terpuji, dan harga diri seorang remaja. Pertanyaan yang tepat diajukan terhadap bagian pendahuluan karya tulis adalah .... A. Apakah sub-sub judul permasalahan itu sudah mewakili pembahasan yang ada? B. Apakah judul makalah itu sudah tepat untuk dikembangkan? C. Dapatkah penulis menyajikan persoalan remaja dengan pandangan lain? D. Adakah faktor-faktor lain yang mengganggu perkembangan remaja? E. Sampai kapan pembicaraan ini akan menghasilkan kesimpulan? 3. Bila sebuah karya tulis berjudul “Imbuhan dalam Bahasa Indonesia”, kerangka isi yang tepat sesuai dengan judul tersebut adalah .... A. I. Pengertian dan Asal Usul Imbuhan a. Imbuhan Asli BI b. Imbuhan Asing BI II. Macam dan Bentuk Imbuhan a. Awalan b. Sisipan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

115


c. Akhiran d. Imbuhan Gabung III. Pemakaian Imbuhan a. Produktif b. Improduktif IV. Makna dan Fungsi Imbuhan a. Makna Imbuhan b. Fungsi Imbuhan B. I. Makna dan Fungsi Imbuhan a. Makna Imbuhan b. Fungsi Imbuhan II. Makna dan Fungsi Imbuhan Sisipan a. Makna Sisipan b. Fungsi Sisipan III. Makna dan Fungsi Imbuhan Akhiran a. Makna Akhiran b. Fungsi Akhiran IV. Makna dan Fungsi Konfiks a. Makna Konfiks b. Fungsi Konfiks C. I. Imbuhan Awalan a. Cara penulisannya b. Macam-macamnya II. Imbuhan Akhiran a. Cara penulisannya b. Macam-macamnya III. Imbuhan Konfiks 116

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


a. Cara penulisannya b. Macam-macamnya IV. Imbuhan sisipan a. Cara penulisannya b. Macam-macamnya D. I. Sejarah Imbuhan II. Macam Imbuhan a. Awalan b. Sisipan c. Akhiran d. Konfiks III. Contoh Pemakaian Imbuhan IV. Fungsi dan Makna Imbuhan E. I. Contoh-contoh imbuhan II. Imbuhan Produktif a. Awalan b. Akhiran c. Konfiks III. Pemakaian Imbuhan dalam Kalimat IV. Makna Imbuhan dalam Kalimat 4. Perhatikan dengan seksama! (1) Teknologi memerlukan energi. (2) Saatnya orang mencari energi lain. (3) Energi fosil terbatas. (4) Teknologi berkembang pesat. Urutan dari masalah-masalah tersebut yang tepat digunakan sebagai kerangka masalah adalah .... A. (1)-(2)-(3)-(4) Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

117


B. (4)-(3)-(2)-(1) C. (4)-(1)-(3)-(2) D. (4)-(2)-(1)-(3) E. (4)-(3)-(1)-(2) 5. Cermatilah paragraf berikut! Pembahasan karya tulis ini penulis awali dengan mengetengahkan masalah yang berkaitan dengan peranan pelajar dalam menciptakan kamtibmas. Secara umum, pelajar merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, pelajar tidak mungkin terlepas dari tanggung jawab dalam kamtibnas, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengingat luasnya jangkauan pembahasan maka pembahasan tersebut akan dibatasi ruang lingkupnya. Pertanyaan yang sesuai dengan pendahuluan di atas adalah .... A. Apakah remaja mempunyai sikap acuh tak acuh terhadap kamtibmas? B. Benarkah remaja merupakan bagian dari masyarakat? C. Kapankah remaja harus berperan langsung dalam menciptakan kamtibmas? D. Umur berapakah seseorang dikelompokkan sebagai remaja? E. Bagaimanakah hubungan antara remaja dan orang tua dalam menciptakan kamtibmas? 6. Pencemaran Lingkungan Hidup yang Meresahkan

118

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


(1) Kualitas lingkungan hidup semakin memburuk. (2) Air sungai tercemar oleh tingginya erosi dan pembuangan limbah pabrik. (3) Kualitas udara tercemar oleh gas buangan produk industri. (4) Di kawasan pantai, pencemaran air laut terjadi karena berbagai aktivitas di daratan. 5) Pemerintah menganggarkan dana yang besar untuk kesejahteraan rakyat. Rincian kerangka yang tidak sesuai dengan pengembangan judul karangan di atas adalah .... A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5) 7. Tema karya tulis: Semangat berdisiplin kalangan pelajar perkotaan. Kalimat berisi tujuan penulis yang sesuai dikemukakan dalam bagian pendahuluan karya ilmiah dengan tema tersebut adalah .... A. Harapan penulis dengan tulisan ini bisa memberikan informasi akurat tentang lemahnya sikap disiplin seseorang karena faktor lingkungn yang kurang mendukung. B. Pada kesempatan ini penulis bertujuan untuk memilahkan pelajar dari sekolah mana yang memiliki sikap disiplin tinggi sewaktu pembelajaran. C. Sasaran utama pembahasan masalah kedisiplinan ini adalah pelajar tingkat perkotaan yang berindikasi memiliki semangat dan jiwa disiplin tinggi. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 119 dan Penulisan Proposal


D. Pada akhirnya tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran konkret tentang perilaku disiplin pelajar perkotaan yang selama ini menjadi bahan gunjingan kaum tua. E. Dari segi pemaparan data, penulis bertujuan meningkatkan sikap disiplin pelajar perkotaan dengan berbagai teknik melalui pembelajran agama di sekolah. 8. Perhatikan penggalan karya tulis ilmiah berikut! Hasil pengamatan yang dilakukan selama dua minggu di Hutan Wanagama dapat dikemukakan data bahwa burung pemakan biji-bijian yang hidup menempati kawasan hutan tersebut hanya ada dua jenis yaitu jenis dekukur 233 ekor dan kelompok pipit kurang lebih tiga ratusan ekor. Kalimat yang sesuai dikemukakan dalam bagian penutup sebuah karya tulis ilmiah berdasarkan penggalan tersebut adalah... A. Dengan minimnya data yang diperoleh, penelitian ini tidak bisa dijadikan pangkal tolak untuk kegiatan penelitian selanjutnya sebelum ada revitalisasi hutan. B. Penelitian ini selain memberikan gambaran tentang minimnya habitat jenis burung pemakan biji-bijian juga dapat digunakan untuk mendorong kegiata penelitian yang sejenis. C. Sebuah penelitian akan dikatakan berhasil manakala data yang didapatkan akurat mewakili objek yang diteliti tanpa melihat besar atau kecilnya dana yang tersedia. D. Sungguh memprihatinkan perilaku manusia pada abad modern ini yang telah semena-mena merusak habitat burung yang hidup di berbagai hutan tropis. E. Berupaya mencari jalan pemecahan untuk sebuah kasus dalam skala kecil memang belum banyak diperhatikan oleh para peneliti terlebih terhadap habitat burung. 9. Berikut ini merupakan kriteris topik penelitian, kecuali Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 120 dan Penulisan Proposal


.... A. dapat menarik minat atau perhatian orang B. data yang berhubungan dengan subjek penelitian dapat ditelusuri C. layak dipublikasikan D. dapat menjadi kontribusi dalam dunia keilmuan E. dapat dikerjakan oleh peneliti dalam waktu sesuai kepentingan dan kemampuan 10. Tema: Budi daya apotek hidup Berdasarkan tema tersebut, rumusan masalah yang sesuai adalah .... A. Siapa saja yang seharusnya membudidayakan apotek hidup? B. Bagaimana cara membudidayakan apotek hidup? C. Kapan waktu yang tepat untuk membudidayakan apotek hidup? D. Mengapa kita harus membudidayakan apotek hidup? E. Di mana kita dapat membudidayakan apotek hidup?

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

121


PETUNJUK PENILAIAN Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban dari Tes Formatif 4 yang terdapat di bagian akhir Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup <70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan ke Modul 2 Penulisan Proposal. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang belum dikuasai.

122

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


MODUL 2 PENULISAN PROPOSOSAL

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

123


PETA KONSEP

124

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


KEGIATAN BELAJAR 1 HAKIKAT PROPOSAL

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda diharakan dapat: 1. Menjelaskan hakikat proposal; 2. Menjelaskan jenis-jenis proposal; 3. Mengidentifikasi ciri-ciri proposal; 4. Menjelaskan tujuan proposal; 5. Menjelaskan manfaat proposal; 6. Mengetahui keunggulan dan kelemahan proposal. Bagaimana sudah siap? Ikuti dengan cermat uraian berikut agar dapat menguasai kemampuan yang dituntut. Selamat belajar! Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

125


A. Hakikat Proposal Proposal dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “propos” yang berarti mengusulkan. Secara umum proposal berarti suatu konsep pemikiran dalam bentuk tulisan tentang sesuatu proyek kegiatan yang akan dilaksanaka. Proposal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. Menurut Hasnun Anwar (2004:73), proposal adalah rencana yang disusun untuk kegiatan tertentu. Jay (2006:1) menyatakan proposal adalah alat bantu manajemen standar agar manajemen dapat berfungsi secara efisien. Menurut Hadi (http://pustaka.ac.id), proposal adalah suatu usulan tersruktur untuk agenda kerja sama bisnis antar-lembaga, perusahaan, usulan kegiatan sampai pemecahan masalah. Keraf (2001:302) mempunyai pendefinisian yang berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, proposal adalah suatu saran atau permintaan kepada seseorang atau suatu badan untuk mengerjakan atau melakukan suatu pekerjaan. Proposal dapat diartikan juga sebagai rencana kerja yang disusun secara sistematik dan terperinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal. B. Jenis-Jenis Proposal 1. Jenis Proposal Secara Umum Menurut Pengajarku (2019), terdapat beberapa jenis proposal di antaranya. a. Proposal Kegiatan Proposal Kegiatan merupakan pengajuan rencana 126

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


suatu kegiatan baik bersifat individu atau kelompok. Contoh proposal kegiatan, di antaranya proposal kegiatan pentas seni budaya, proposal kegiatan perpisahan sekolah dan proposal kegiatan perkemahan dll. b. Proposal Penelitian Proposal penelitian merupakan suatu acuan, ide, usulan, ide atau gagasan yang ditujukan pada badan, instansi atau yang lainnya untuk mengadakan sebuah penelitian terhadap sebuah masalah. Proposal berisi tentang gambaran singkat penelitian, latar belakang dan maksud serta tujuan, alasan mengapa isi atau topik terut diangkat, waktu yang dibutuh-kan, lokasi penelitian dll. c. Proposal Bisnis Proposal bisnis atau proposal usaha merupakan jenis proposal yang berkaitan dengan dunia usaha atau rancangan rencana kerja yang disampaikan baik itu oleh perseorangan maupun kelompok kepada investor. d. Proposal Wirausaha Dalam proposal wirausaha perlu dipahami pada siapa proposal anak ditujukan, apakah pada owner (pihak internal yang mempunyai jabatan lebih tinggi), mitra (partner yang akan diajak kerjasama), lembaga perizinan dan atau pada pihak sponsor. 2. Jenis Proposal Berdasarkan Bentuk Proposal Menurut Rustamaji (2010:83), adapun jenis proposal berikut di antaranya. a. Formal Proposal formal memiliki tiga bagian, yaitu: Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

127


(1) bagian pelengkap pendahuluan, terdiri atas: sampul, halaman judul, surat pengantar, abstrak, daftar isi, dan penegasan permohonan; (2) bagian isi proposal terdiri atas: pembahasan masalah, latar belakang, tujuan, ruang lingkup, dasar anggapan, metodologi, fasilitas, personalia, keuntungan dan kerugian, waktu dan biaya; (3) bagian pelengkap penutup, terdiri atas: daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya. b. Nonformal Proposal nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti bentuk formal. Proposal nonformal biasanya disampaikan dalam bentuk memorandum atau surat sehingga sebuah proposal nonformal harus selalu mengandung hal-hal berikut yaitu, masalah, saran, pemecahan, dan permohonan. Proposal nonformal, memiliki isi yang terdiri atas: (1) nama kegiatan, (2) dasar pemikiran, (3) tujuan dan manfaat, (4) ruang lingkup, (5) waktu dan tempat kegiatan, (6) penyelenggara/panitia, (7) anggaran/biaya, (8) penutup. b. Semi formal Proposal semi formal hampir sama dengan proposal nonformal yaitu variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti bentuk formal. Menurut Firmansyah (2013:6), proposal semi formal terbagi menjadi 2 jenis, yaitu: proposal kegiatan umum dan proposal kegiatan ilmiah sederhana. 1) Proposal kegiatan umum Proposal kegiatan umum merupakan proposal yang berisi usulan atau rencana kegiatan yang Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 128 dan Penulisan Proposal


bersifat umum. Misalnya, pesantren kilat kegiatan bazar, dan bakti sosial. 2) Proposal kegiatan ilmiah sederhana Proposal kegiatan ilmiah sederhana atau proposal penelitian ilmiah sederhana merupakan usulan kegiatan yang berisi rancangan kerja atau langkah-langkah untuk melakukan kegiatan ilmiah secara sederhana. Misalnya, proposal pengamatan, proposal diskusi ilmiah, proposal penelitian sederhana, dan proposal studi kepustakaan. Sistematika proposal kegiatan ilmiah sederhana meliputi unsur-unsur berikut. a) Nama kegiatan ilmiah (judul) Judul merupakan cerminan dari keseluruhan rencana penelitian, karenanya merupakan unsur yang paling penting dan merupakan pengenal rencana penelitiannya tersebut. b) Latar belakang/Dasar penelitian Latar belakang memuat alasan-alasan mengapa topik seperti yang tercantum di dalam judul penelitian itu diteliti. c) Ruang lingkup masalah Hasil paparan permasalahan di dalam latar belakang untuk lebih jelas diuraikan dalam bentuk identifikasi/ruang lingkup masalah. Identifikasi tersebut memperlihatkan berbagai kemungkinan masalah yang muncul dan dapat diteliti. d) Pembatasan masalah Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

129


e)

f)

g)

h)

i)

130

Berdasarkan dari identifikasi ditetapkan batasan permasalahan. Pembatas-an masalah penelitian berupa penetap-an lingkup permasalahan dari segala masalah yang teridentifikasi sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik/metode yang digunakan Dalam hal ini dijelaskan populasi dan sampel penelitian dan teknik pengambilan sampel. Jika bukan penelitian sampling atau (populasi), dijelaskan siapa informan yang menjadi subjek penelitian. Selanjutnya teknik/metode pengumpulan data pun dijelaskan, pun demikian dengan metode analisis data yang akan dipergunakan. Tujuan dan manfaat kegiatan Di sini, dijelaskan apa saja tujuan kegiatan atau penelitian. Lalu dijelas-kan pula jika telah diteliti hasilnya akan bermanfaat untuk apa dan untuk siapa. Program kegiatan Pada bagian program kegiatan, penyusun proposal akan menyajikan jadwal pembagian waktu pelaksanaan kerja. Jadwal atau program pelaksanaan Untuk memberikan gambaran kepada penerima proposal tentang kegiatan sejak dari awal hingga akhir. Lokasi dan waktu kegiatan Dalam proposal juga dijelaskan kapan dan di mana program kegiatan secara Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


keseluruhan dilakukan atau dilaksanakan. j) Biaya kegiatan Pada bagian ini dipaparkan perincian anggaran mulai dari pemasukan hingga biaya-biaya yang akan dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan. Dalam penyusunan anggaran diusahakan harus efisien dan logis. k) Penutup Bagian ini berisi penegasan permohonan persetujuan pihak yang berwenang menyetujui, seperti kepala sekolah, harapan, ucapan terima kasih. Proposal diakhiri dengan penulisan tanggal pengajuan proposal dan tanda tangan penanggung jawab proposal. 3. Jenis Proposal berdasarkan Tujuan Penulisnya Jenis Proposal berdasarkan tujuan penulisnya (Pengajarku, 2019) di antaranya: a. Proposal riset/penelitian Proposal riset/penelitian adalah proposal yang bertujuan untuk mengajukan pengadaan riset maupun penelitian. Proposal penelitian terdiri atas: 1) Proposal penelitian pengembangan Kegiatan penelitian dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan. 2) Proposal penelitian kajian pustaka Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

131


Proposal kajian pustaka menggunakan telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah dan pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru. 3) Proposal penelitian kualitatif Proposal penelitian kualitatif bersifat deskriptif, cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif 4) Proposal penelitian kuantitatif Proposal penelitian kuantitatif pada dasarnya menggunakan suatu penelitian dengan pendekatan deduktif-induktif. b. Proposal acara Proposal acara merupakan proposal yang bertujuan untuk mengajukan pengadaan suatu acara/kegiatan. c. Proposal kerjasama Proposal kerjasama merupakan proposal yang bertujuan untuk mengajukan usulan kerja sama dengan pihak/lembaga lain. d. Proposal permohonan dana Proposal permohonan dana merupakan sebuah proposal yang bertujuan untuk mengajukan permohonan/permintaan dana. e. Proposal kerja praktik Proposal kerja praktik adalah proposal yang ber-tuBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 132 dan Penulisan Proposal


juan untuk mengajukan permohonan kerja praktik. f. Proposal usaha Proposal usaha adalah proposal yang disusun oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mendirikan suatu usaha. Dari sekian banyaknya jenis proposal, pada modul ini kita akan mendalami jenis proposal secara umum yaitu proposal kegiatan dan proposal penelitian. C. Ciri-ciri Proposal Menurut Pengajarku (2019), adapun ciri-ciri proposal sebagai berikut : 1. Proposal dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan. 2. Proposal dibuat dengan singkat agar donatur atau pihak tertentu mengetahui pokok isi acara yang akan diselenggarakan 3. Sebagai pemberitahuan pertama suatu kegiatan 4. Proposal seharusnya diberikan kepada donatur atau instansi terkait minimal satu bulan sebelum acara sebagai pemberitahuan kepada instansi atau donatur tersebut. 5. Berisikan tujuan-tujuan, latar belakang acara. 6. Proposal disusun dengan tujuan-tujuan yang biasanya disesuaikan dengan latar belakang sebuah acara. 7. Berupa lembaran-lembaran pemberitahuan yang telah dijilid yang nantinya diserahkan kepada yang penyelenggara acara. 8. Proposal pada dasarnya berupa lembaran-lembaran yang berisi sebuah susunan acara atau kegiatan yang diserahkan penyelenggara kepada donatur. 9. Ada pihak yang mengajukan. Salah satu ciri proposal Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

133


adalah adanya pihak yang mengajukan. Pihak yang mengajukan tersebut sebagai pihak yang mengusulkan suatu rencana atau kegiatan. 10. Ada pihak yang menyetujui. Adanya pihak yang menyetujui menjadi salah satu dari ciri dari proposal. Hal ini berkaitan dengan salah satu fungsi proposal yakni sebagai legalisasi suatu rencana kegiatan. Terdapat gambaran kegiatan secara umum. Gambaran kegiatan disertakan dalam proposal berguna untuk memberikan informasi pada siapapun yang hendak ditunjukan proposal tersebut agar memiliki/mengetahui apa yang sebenarnya keinginan/maksud yang terkandung dalam proposal tersebut. 11. Mempunyai kekuatan persuasif. Proposal mempunyai ciri persuasif yaitu dapat diartikan sebagai bentuk seni baik verbal maupun non verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pada waktu sekarang maupun yang akan datang. 12. Disusun sebelum rencana kerja. Proposal disusun sebelum membuat rencana kerja secara keseluruhan, ini bermaksud agar penerima mengetahui gambaran kegiatan secara keseluruhan kegiatan yang akan di-setujuinya. 13. Bersifat bisnis. Proposal bersifat bisnis, maksudnya proposal dibuat dengan tujuan untuk mengajukan kerjasama dan perjanjian atas suatu kegiatan. 14. Memiliki sasaran dan tujuan yang jelas. Proposal disusun harus mempunyai sasaran dan tujuan yang jelas agar proposal tersebut bisa diterima dan disetujui oleh pihak yang menerima proposal dalam mengada-kan pertimbangan. 134

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


D. Tujuan Proposal Sebuah proposal dibuat berdasarkan sesuatu yang belum tersedia dan belum terjadi. Hal ini berbeda dengan tulisan lain yang dibuat berdasarkan sesuatu atau bahan yang sudah tersedia atau yang sudah jadi. Agar dapat meyakinkan penerimaan proposal, kemampuan pembuatan proposal dalam merencanakan dan memperkirakan sesuatu rencana sangat mutlak dibutuhkan dalam membuat proposal. Pembuatan proposal banyak manfaatnya untuk kita sebagai pembuat dan untuk penerima proposal tersebut. Menurut Sari (2013:2), secara umum manfaat dari pembuatan proposal itu adalah sebagai berikut: 1. Sebagai landasan kerja atau rencana yang dapat mengarahkan panitia dalam melakukan kegiatan atau pe-kerjaan yang sudah direncanakan dalam proposal. 2. Dapat menjelaskan secara singkat tentang apa, bagaimana, dan kapan kegiatan atau pekerjaan tersebut dilaksanakan kepada pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan proposal tersebut. 3. Meyakinkan orang lain atau pihak-pihak yang terkait, dalam hal ini donator untuk memberikan dukungannya baik dari segi material maupun finansial dalam melaksanakan kegiatan atau pekerjaan yang sudah direncanakan dan di sepakati oleh pihak-pihak yang terkait. 4. Meminta bantuan kepada pihak lain untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak bisa kita lakukan sendiri 5. Memberi masukan atau usulan kepada pihak lain tentang suatu pemarsalahan sosial yang sedang terjadi di lingkungan masyarakat serat masukkan-masukkan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

135


Seseorang atau badan yang membuat sebuah proposal tentunya mempunyai tujuan dan maksud tertentu. Secara umum tujuan penulisan sebuah proposal adalah sebagai berikut: 1. Permohonan bantuan kepada pihak lain 2. Penawaran suatu kegiatan yang berkaitan dengan pihak tertentu 3. Permohonan izin melakukan penelitian yang bersifat formal 4. Perencanaan sebuah pekerjaan yang bersifat formal 5. Permohonan bantuan dana kepada pihak lain 6. Sebagai masukan atau usulan tentang suatu permasalahan kepada pihak lain yang berkepentingan. Tujuan-tujuan penulisan proposal tersebut akan menentukan jenis atau bentuk sebuah proposal yang akan di buat. Karena bentuk sebuah proposal tergantung pada tujuan dan jenis kegiatan yang akan dilakukan. E. Manfaat Proposal Berikut merupakan manfaat pembuatan proposal (Pengajarku, 2019): 1. Menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam me-laksanakan kegiatan tersebut. Proposal digunakan se-bagai pegangan pelaksanaan, sehingga acara atau ke-giatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan sistema-tis sesuai dengan rencana dan agar tujuan dari acara tersebut memperoleh hasil yang diharapkan. 2. Menjelaskan secara tidak langung kepada pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan tersebut. Proposal disusun untuk memberitahukan kepada donatur kegiatan apa saja yang akan dilakukan pada acara tersebut. 136

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


3. Untuk meyakinkan para donatur atau sponsor agar mereka memberikan dukungan material maupun finan-sial dalam mewujudkan kegiatan yang direncanakan. Proposal dibuat sebagai alat untuk meyakinkan donatur agar pihak dari donatur mau untuk menjalin kerjasama kepada pihak penyelenggara. 4. Sebagai gambaran awal sebuah kegiatan. Pada dasarnya sebuah proposal diuraikan secara rinci mengenai awal kegiatan, mulai dari tujuan kegiatan hingga dana kegiatan. 5. Sebagai alat untuk memperoleh persetujuan dari pihak berwenang. Proposal digunakan sebagai usulan atau perjanjian untuk melegalkan suatu kegiatan sehingga perlu mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pihak yang berwenang. 6. Sebagai alat pengontrol jalannya kegiatan. Proposal digunakan sebagai pegangan pelaksanaan setiap tahapan kegiatan. 7. Sebagai alat evalusai kegiatan. Proposal digunakan se-bagai alat evaluasi kegiatan yaitu sebagai cerminan sukses tidaknya suatu kegiatan yang dapat dilihat dari rancangan yang ada di dalam proposal. 8. Sebagai salah satu alat yang digunakan untuk memperluas jaringan kerja dan komunikasi. Dilihat dari segi hubungan sosial, proposal tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk memperoleh persetujuan dari pihak lain melainkan sebagai alat yang mendukung hubung-an kerja yang lebih komunikatif.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

137


F. Keunggulan dan Kelemahan Proposal Proposal sebagai rencana kerja yang disusun untuk sebuah kegiatan pasti memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan proposal yaitu: dapat menarik sponsor untuk memberikan sumbangan dana, menjadi sebuah bukti legalitas, memperlancar dan mempermudah pelaksanaan kegiatan, sebagai rancangan biaya dan sebagai transparansi. Sedangkan kelemahan proposal yaitu: tidak memiliki kekuatan tanpa adanya juru bicara dan memiliki tingkat kepercayaan yang rendah. Bagaimana apakah Anda sependapat dengan materi yang disampaikan? Tentu saja masih banyak keunggulan maupun kelemahan proposal lainnya yang Anda temukan. Anda bisa menambahkannya.

138

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1. Carilah contoh proposal kegiatan dan proposal penelitian. Kemudian bacalah dengan cermat. Catat dan kemukakanlah tujuan dari proposal tersebut. 2. Proposal digunakan untuk meyakinkan donatur dan sponsor untuk memfasilitasi kegiatan yang akan dilakukan. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal tersebut? Jelaskan alasannya. 3. Cobalah diskusikan dengan teman-teman mengenai beberapa proposal yang dibaca. Tuangkan hasil diskusi tersebut dalam sebuah tulisan. Apakah hal tersebut sama dengan ciri-ciri proposal yang telah dibahas sebelumnya?

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

139


PETUNJUK LATIHAN 1. Cermati kembali tujuan dibuatnya sebuah proposal. Berdasarkan bekal tersebut Anda dapat mengemukakan tujuan dari proposal yang Anda baca. 2. Pendapat Anda dapat berbeda-beda. Anda dapat menerima atau menolak pernyataan tersebut asal dapat memberikan argumentasi yang mendukung pendapat itu. 3. Pendapat Anda dapat berbeda-beda. Anda dapat menerima atau menolak pernyataan mengenai ciri-ciri proposal, asal dapat memberikan argumentasi yang mendukung pendapat itu.

140

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


RANGKUMAN • Proposal merupakan rencana kerja yang disusun secara sistematik dan terperinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal. • Jenis proposal secara umum terdiri atas: proposal kegiatan, proposal penelitian, proposal bisnis, dan proposal wirausaha. • Jenis proposal berdasarkan bentuk proposal terdiri atas: proposal formal, proposal nonformal dan proposal semiformal. • Jenis proposal berdasarkan tujuan penulisnya terdiri atas: proposal riset/penelitian, proposal acara, proposal kerjasama, proposal permohonan dana, proposal kerja praktik, proposal usaha. • Ciri-ciri proposal di antaranya: dibuat untuk meringkas kegiatan yang akan dilakukan, singkat, pemberitahuan pertama suatu kegiatan, berisikan tujuan-tujuan dan latar belakang acara, memiliki tujuan, berupa lembaranlembaran pemberitahuan yang dijilid, ada pihak yang mengajukan, ada pihak yang menyetujui, mempunyai kekuatan persuasif, disusun sebelum rencana kerja, bersifat bisnis, memiliki sasaran dan tujuan yang jelas. • Seseorang atau badan yang membuat sebuah proposal tentunya mempunyai tujuan dan maksud tertentu. Tujuan-tujuan penulisan proposal tersebut akan menentukan jenis atau bentuk sebuah proposal yang akan di buat.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

141


• Manfaat pembuatan proposal di antaranya: menjadi rencana yang mengarahkan panitia dalam melaksanakan kegiatan tersebut, menjelaskan secara tidak langung kepada pihak-pihak yang ingin mengetahui kegiatan tersebut, meyakinkan donatur dan sponsor, gambaran awal sebuah kegiatan, alat memperoleh persetujuan dari pihak berwenang, alat pengontrol jalannya kegiatan, alat evaluasi kegiatan, dll. • Keunggulan proposal yaitu: dapat menarik sponsor untuk memberikan sumbangan dana, menjadi bukti legalitas, memperlancar dan mempermudah pelaksanaan kegiatan, sepagar rancangan biaya dan sebagai transparansi. • Kelemahan proposal yaitu: tidak memiliki kekuatan tanpa adanya juru bicara dan memiliki tingkat kepercayaan yang rendah.

142

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang tepat! 1. Berikut yang termasuk pengertian proposal, kecuali .... A. Proposal berarti suatu konsep pemikiran dalam bentuk tulisan tentang sesuatu proyek kegiatan yang akan dilaksanakan. B. Rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja. C. Suatu usulan tersruktur untuk agenda kerja sama bisnis antarlembaga, perusahaan, usulan kegiatan sampai pada pemecahan masalah. D. Rencana kerja yang disusun secara sistematik dan terperinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal. E. Proposal berarti suatu konsep pemikiran dalam bentuk tulisan tentang sesuatu proyek kegiatan yang sudah dilaksanakan. 2. OSIS SMAN 1 Tunas Bangsa akan mengadakan kegiatan latihan dasar kepemimpinan bagi pengurus OSIS yang baru. Maka jenis proposal yang mereka ajukan adalah .... A. proposal penelitian B. proposal wirausaha C. proposal usaha D. proposal kegiatan E. proposal riset 3. Proposal yang dasarnya dibuat dengan menggunakan suatu penelitian dengan pendekatan deduktif-induktif adalah .... A. proposal penelitian kualitatif Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 143 dan Penulisan Proposal


B. proposal penelitian kuantitatif C. proposal penelitian kajian pustaka D. proposal penelitian pengembangan E. proposal penelitian pengembangan pustaka 4. Proposal dapat diartikan sebagai bentuk seni baik verbal maupun nonverbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pada waktu sekarang. Hal tersebut termasuk pada ciri proposal yaitu .... A. mempunyai kekuatan aplikatif B. mempunyai kekuatan reflektif C. mempunyai kekuatan persuasif D. mempunyai kekuatan perspektif E. mempunyai kekuatan regresif 5. Proposal digunakan sebagai cerminan sukses atau tidaknya suatu kegiatan, dapat dilihat dari rancangan yang ada di dalam proposal merupakan manfaat proposal sebagai .... A. alat evaluasi kegiatan B. alat memperluas jaringan kerja C. alat gambaran awal kegiatan D. alat komunikasi kegiatan E. alat pengarah pra-acara 6. Pada dasarnya sebuah proposal diuraikan secara rinci mengenai awal kegiatan, mulai dari tujuan kegiatan hingga dana kegiatan. Hal ini menunjukan manfaat proposal sebagai .... 144

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


A. alat evaluasi kegiatan B. alat memperluas jaringan C. alat memeroleh persetujuan D. gambaran awal sebuah kegiatan E. gambaran implementasi kegiatan 7. Seseorang atau badan yang membuat sebuah pro-posal tentunya mempunyai tujuan dan maksud tertentu. Berikut yang tidak termasuk tujuan sebuah proposal adalah .... A. permohonan bantuan kepada pihak lain B. permohonan dana kepada pihak lain C. perencanaan sebuah pekerjaan formal D. permohonan izin penelitian formal E. laporan kegiatan penelitan formal 8. Alina ingin mengadakan penelitian menggunakan telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah dan pada dasarnya bertumpu pada penelaah-an kritis dan mendalam terhadap bahan pustaka yang relevan. Maka proposal penelitian yang harus ia buat adalah .... A. Proposal penelitian daftar pustaka B. Proposal penelitian kajian pustaka C. Proposal penelitian balai pustaka D. Proposal penelitian kegiatan pustaka E. Proposal penelitian permohonan pustaka 9. Berikut ini yang tidak termasuk ciri-ciri proposal adalah .... A. mempunyai kekuatan persuasif Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

145


B. ada pihak yang mengajukan C. ada pihak yang menyetuji D. disusun setelah proyek selesai E. memiliki sasaran dan tujuan 10. Bentuk sebuah proposal tergantung pada tujuan dan jenis kegiatan yang akan dilakukan. Proposal yang disusun oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mendirikan suatu usaha adalah .... A. proposal kerja B. proposal usaha C. proposal acara D. proposal dana E. proposal praktik

146

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


PETUNJUK PENILAIAN Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban dari Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup <70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan ke Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

147


148

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


KEGIATAN BELAJAR 2 BAGIAN-BAGIAN PROPOSAL

Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu: 1. Mengidentifikasi bagian-bagian penting proposal; 2. Menemukan informasi untuk dikembangkan menjadi proposal; 3. Mengidentifikasi isi proposal dari informasi yang dibaca; 4. Menyajikan proposal hasil diskusi. 5. Menganalisis isi teks proposal 6. Menganalisis kaidah kebahasaan teks proposal Bagaimana sudah siap? Ikuti dengan cermat uraian berikut agar dapat menguasai kemampuan yang dituntut. Selamat belajar! Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

149


A. Bagian-Bagian Proposal Pada pemabahasan ini, kamu akan mempelajari bagian-bagian penting dalam proposal. Untuk menunjang kemampuanmu, perhatikan contoh proposal berikut ini! A. Judul proposal Pengaruh Mind Map Terhadap Kemampuan Kognitif dan Kreatifitas Siswa dalam Pembelajaran Sains Meaningfull B. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan masyarakat yang semakin pesat menuntut per-ubahan cara dan strategi guru dalam membela-jarkan siswa tentang sesuatu yang harus mereka ketahui untuk masa depan, sehingga perlu adanya pembelajaran yang mampu membelajarkan siswa untuk menemukan fakta dan informasi, mengolah dan mengembangkannya agar menjadi sesuatu yang berharga dan bermanfaat bagi dirinya. Pembelajaran yang diperlukan adalah pembela-jaran yang tidak hanya mengulang kembali ide-ide, tetapi pembelajaran yang mampu meng-eksplorasi ide siswa. Hal ini dimaksudkan agar mereka mampu berkreatifitas dan siap menghadapi masalah-masalah masa depan. Ironisnya, pembelajaran kenyataannya masih banyak berorientasi pada upaya mengembangkan dan menguji daya ingat siswa sehingga kemam-puan berpikir siswa direduksi dan sekadar dipa-hami sebagai kemampuan untuk mengingat saja (Ratno Harsanto, 2005). Selain itu, hal tersebut juga berakibat siswa 150

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


terhambat dan tidak berdaya menghadapi masalahmasalah yang menuntut pe-mikiran dan pemecahan masalah secara kreatif (Iwan Sugiarto, 2004:14). Model pendidikan formal tersebut apabila terus dipertahankan hanya berfungsi membunuh kreatifitas siswa karena lebih banyak mengede-pankan aspek verbalisme. Sudiarta (2006) me-nambahkan bahwa siswa sering berhasil dalam memecahkan masalah tertentu, tetapi gagal jika konteks masalah tersebut sedikit diubah. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa berpikir tingkat metakognitif. Hasil penelitian lainnya juga menunjukkan hal yang sama, adanya defisit dalam penerapan strategi metakognitif dalam pembelajaran (Baker, L. & Brown, A., 1984) Pendidikan formal yang berlangsung kini cenderung terjebak hanya berkutat mengasah aspek mengingat (remembering), dan memahami (understanding), yang merupakan low order of thinking. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hamalik (2003) bahwa pendidikan tradisional dengan “Sekolah Dengar”-nya tidak mengenal, sama sekali tidak menggunakan asas aktivitas di dalam proses pembelajaran. Siswa diminta untuk menelan saja hal-hal yang disampaikan oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan sistem ter-sebut dapat menyebabkan terjadinya pengerdilan potensi anak, padahal setiap anak lahir dengan membawa potensi yang luar biasa. Sekiranya demikian, maka yang terjadi adalah rote learning bukan meaningfully learning. Tantangan masa depan menuntut pembelajaran harusnya lebih mengembangkan keterampilan berpikir yang kreatif dan kritis (high order of thinking). Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

151


Higher order thinking atau yang di-singkat ”HOT” merupakan salah satu komponen dalam isu kecerdasan abad ke-21 (The issue of 21st century literacy). Sebagaimana diungkapkan Gorden (Carin & Sund, 1975:314) bahwa aspek emosi, afektif, dan irrationale, yang merupakan komponen-komponen kreatifitas pada dasarnya lebih penting dari pada aspek intelektual dan rasional. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menuntut kompetensi berpikir tinggi, termasuk creative thinking untuk dikembangkan di dalam pembelajaran pada umumnya dan pem-belajaran sekolah pada khususnya. Tentunya untuk merancang dan melaksanakan pembelajar-an inovatif yang berorientasi pada pengembangan HOT, termasuk creative thinking tentunya tidak semudah membayangkannya (Sudiarta, 2006). Creative thinking sangat diperlukan untuk me-realisasikan kreatifitas. Untuk pencapaian hasil belajar yang optimal diperlukan suatu alat pendidikan atau media pem-belajaran. Penerapan media pembelajaran harus dapat melatih cara-cara memperoleh informasi baru, menyeleksinya dan kemudian mengolah-nya, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu permasalahan. Salah satu media pembelajaran yang dapat dikonstruk oleh siswa-siswa adalah peta pikiran (mind map). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada tingkat SMP memuat proses-proses dan konsep-konsep IPA. mata pelajaran IPA di kelas VII se-mester 2 memuat materi memahami gejala alam melalui pengamatan, keanekaragaman makhluk hidup, saling ketergantungan dalam ekosistem. Materi ini meruBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 152 dan Penulisan Proposal


pakan materi yang telah tersusun dengan baik karena konsepnya telah mapan. Se-lama ini untuk menguasai konsep-konsep ter-sebut guru belum pernah menggunakan strategi pemetaan pikiran (mind mapping) di dalam pem-belajarannya. Terinspirasi kelebihan dari mind mapping maka peneliti ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Mind Map terhadap Kemampuan Kognitif dan Kreatifitas Siswa dalam Pembelajaran Sains Meaningfully.” 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Adakah pengaruh dari mind map terhadap kemampuan kognitif siswa-siswa SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul dalam pembelajaran sains meaningfully? b. Adakah pengaruh mind map terhadap kemampuan kreatifitas siswa-siswa SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul dalam pembelajaran sains meaningfully? c. Bagaimana respons siswa-siswa SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul terhadap proses pembela-jaran sains meaningfully dengan menggunakan mind mapping ? 3. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a. Adanya pengaruh mind map terhadap kemam-puan kognitif siswa-siswa SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul dalam pembelajaran sains meaningfully. b. Adanya pengaruh mind map terhadap kemam-puan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 153 dan Penulisan Proposal


kreatifitas siswa-siswa SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul dalam pembelajaran sains meaningfully. c. Respons siswa SMP Negeri 1 Banguntapan Bantul terhadap proses pembelajaran sains meaningfully dengan mind mapping. 4. Manfaat Penelitian a. Bagi pengembangan ilmu, khususnya bidang pendidikan biologi diharapkan dapat mem-berikan informasi pembelajaran inovatif yang mengembangkan kemampuan belajar ber-makna, meningkatkan pemrosesan informasi, dan menerapkan prinsip-prinsip konstruktivisme. b. Manfaat secara aplikatif, diharapkan hasil pe-nelitian ini dapat memberikan informasi bagi guru tentang suatu teknik di dalam pembela-jaran yang mengembangkan kreatifitas dan potensi siswa, serta memudahkan siswa me-nguasai materi pelajaran dan meningkatkan retensi siswa. C. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran Sains Meaningfully Pembelajaran sains merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh siswa bukan sesuatu yang dilakukan pada siswa sebagaimana dike-mukakan dalam National Science Educational Standart (1996:20) bahwa ”Learning science is an active process. Learning science is something student to do, not something that is done to them”. Dengan demikian, dalam pembelajaran sains siswa dituntut untuk belajar aktif terimplikasikan dalam kegiatan secara fisik maupun mental, tidak hanya mencakup aktiviBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 154 dan Penulisan Proposal


tas hands-on tetapi juga minds-on. Jika yang terjadi demikian, maka hal tersebut menciptakan kegi-atan pembelajaran sains meaningfully. Sains tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan saja. Cain dan Evans (Nuryani Y. Rustaman, dkk. 2003:88) menyatakan sains mengandung empat hal, yaitu: konten atau produk, proses atau metode, sikap dan teknologi. Jika sains mengandung empat hal tersebut, maka ketika belajar sains pun siswa perlu mengalami keempat hal tersebut. Di dalam pembelajaran sains, siswa tidak hanya belajar produk saja, tetapi juga harus belajar aspek proses, sikap, dan teknologi agar siswa dapat benar-benar me-mahami sains secara utuh. Hasibuan dan Moedjiono (2004:7) me-ngemukakan bahwa kegiatan belajar tidak dapat lepas dari keaktifan siswa walaupun hadir dalam derajat yang berbeda. Keaktifan siswa beraneka ragam bentuknya meliputi mendengarkan, menulis, mendiskusikan, mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan dan sebagainya. Pembelajaran sains semestinya memberi-kan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif. Guru hendaknya dapat mengembangkan proses pembelajaran aktif sehingga siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan kegiatan aktif siswa merupakan titik awal dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan dari pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada diri seseorang ketika berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Dengan ada-nya partisiBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 155 dan Penulisan Proposal


pasi yang optimal maka pengalaman belajar yang diperoleh akan semakin mantap dan pencapaian tujuan belajar lebih efektif dan efisien. Pembelajaran harus dapat meningkatkan orientasi siswa pada proses. Pembelajaran sains sebagai proses dapat meningkatkan keterampi-lan berpikir siswa, sehingga siswa tidak hanya mampu dan terampil psikomotoriknya saja dan bukan sekadar ahli menghafal. Untuk memberi-kan peluang yang besar pada aspek proses maka siswa diberikan keterampilan ilmiah, antara lain mengamati, mengklasifikasikan, mengukur, menafsir data, melakukan eksperimen, dan sebagainya sesuai dengan kemampuan berpikir anak. 2. Peta Pikiran (Mind map) “Mind mapping merupakan suatu alat pembelajaran yang mengagumkan untuk mem-fasilitasi meaningful learning” (Ruffini, 2004). Mind map dikembangkan oleh Tony Buzan pada akhir tahun 1960-an sebagai cara untuk men-dorong siswa mencatat hanya dengan meng-gunakan kata kunci dan gambar (Buzan, 2002). Iwan Sugiarto (2004:75) mengemukakan “Pemetaan pikiran (mind mapping) merupakan teknik meringkas bahan yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya”. Kegiatan ini se-bagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. Hasil mind mapping berupa mind map. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 156 dan Penulisan Proposal


Mind map adalah suatu diagram yang digunakan untuk merepresentasikan kata-kata, ide-ide, tugastugas, ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan disusun secara radial mengelilingi kata kunci ide utama. Mind mapping digunakan untuk menggeneralisasikan, memvisualisasikan, men-strukturisasi, dan mengelompokkan, dan sebagai alat batu pembelajaran, pengorganisasian, problem solving, pengambilan keputusan, dan penulisan. Peta pikiran merupakan ekspresi alami yang spontan dari jalan pikiran dan panduan dari kerja otak yang logis dan imajinatif. Dengan teknik peta pikiran, seseorang dapat menyeleksi informasi apa saja yang perlu diterima dan me-nyimpannya dengan lebih jelas. Selain itu, mind maps merupakan alat-alat yang dapat membantu seseorang berpikir dan mengingat lebih baik, memecahkan masalah dan bertindak kreatif. Mind map memberikan dorongan untuk ber-kreatifitas dan fleksibel. Mind map membantu seseorang untuk berpikir outside the box. 3. Kreatifitas Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu hal penting agar seseorang dapat memiliki kreatifitas. Torrance (Carin & Sund, 1975:302) mendefinisikan “creative thinking as the process of sensing gapsor disturbing missing elements; forming ideas or hypotheses; and communicating the results, possibily modifiying and retesting the hypotheses”. Berpikir kreatif juga dapat didefinisikan sebagai proses yang di-gunakan untuk menimbulkan ide atau gagasan-gagasan baru. Gagasan baru dapat berasal Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 157 dan Penulisan Proposal


dari penggabungan (elaborasi) dari gagasan-gagasan lama ataupun gagasan yang memang baru muncul. Hal tersebut dapat terjadi dengan meng-gabungkan ide-ide orang lain untuk mensti-mulus munculnya ide baru. 4. Hipotesis Penelitian Dirumuskan hipotesis sebagai berikut: a. Terdapat pengaruh mind map terhadap ke-mampuan kognitif siswa dalam pembelajaran sains meaningfully. b. Terdapat pengaruh mind map terhadap krea-tifitas siswa dalam pembelajaran sains meaningfully. D. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang termasuk dalam eksperimen semu dengan meng-gunakan rancangan Nonrandomized Control Group Pretest-Postest (Ary, dkk. 1982). E. Organisasi Tim Peneliti Tim peneliti yang terlibat dalam penelitian ini, beserta waktu yang disiapkan dan tugas masing-masing.

158

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Tabel Susunan Organisasi, Tugas, Pembagian Waktu Ketua dan Tim Anggota Peneliti No.

Nama NIP

Jabatan dalam tim dan alokasi waktu, Jam/ Minggu

Tugas Utama dalam Penelitian

1.

Asri Widowati, M.Pd. Ketua Tim NIP 198308162006042002 Peneliti Waktu: 12 Jam/ Minggu

Koordinator untuk keselluruhan kegiatan penelitian (termasuk penyusunan proposal dan pelaporan hasil penelitian)

2.

Yuni Wibowo, M.Pd. Anggota Tim NIP 197506052002121002 Peneliti

Koordinator dalam instrumen penelitian, dan pengumpulan data penelitian

F. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ini direncanakan secara efektif dimulai Maret 2010 dan berakhir pada Agustus 2010. G. Rencana Anggaran Adapun rencana anggaran terlampir dalam proposal ini. H. Daftar Pustaka Anonim. Tth. Kreatifitas. Diambil pada tanggal 23 Februari 2007, dari http://id.wikipedia.org /wiki/kreatifitas Ary, D., Jacobs, L.C., & Razavieh, A., 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Terjemahan oleh Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

159


Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional. Baker, L.& Brown, A. L. 1984. Metacognitive Skills and Reading. In P.D. Pearson, M.Kamil, R.Barr&P. Mosenthal (Eds.), Handbook of Reading Research (pp.353-394). New York: Longman. Buzan, T. 2002. Mind Maps. Hammersmith, London: Thorsons. Carin, Arthur A., & Robert B. Sund. 1975. Teaching Science Through Discovery. Columbus: Charless E. Merrill Publishing Company, Abell & Howell Company. Hasibuan, J.J., & Moedjiono. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. Iwan Sugiarto. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir Holistik & Kreatif. Jakarta: Gramedia Utama. Nuryani Y. Rustaman, dkk. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UPI. National Science Education Standard. 1996. Washington: National Academy Press. Ratno Harsanto. 2005. Melatih Anak Berpikir Analisis, Kritis, dan Kreatif. Jakarta: Gramedia. Ruffini, Michael F. 2004. Using Emindmaps as a Graphic Organizer for Instruction. Diambil pada tanggal 22 Januari 2009, dari www.mind_map.com. Sudiarta, P. 2006. Jurnal “Pengembangan Model Pembelajaran Berorientasi Pemecahan Masalah Openended Berbantuan LKM untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Mahasiswa Matakuliah Pengantar Dasar Matematika”. Dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA 39 Nomor 2, April 2006. Singaraja: UNDIKSHA. Taylor, J. 2008. Creative Thinking and Mind Mapping. Diambil pada tanggal 20 Januari 2009, dari http:// networkbond.com Sumber: http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132302517/ mind%20map.pdf. 160

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Contoh tersebut adalah contoh proposal. Berdasarkan contoh tersebut dapat dirumuskan bahwa yang dimaksud dengan proposal adalah teks berupa permintaan kepada seseorang atau suatu lembaga untuk melakukan suatu kegiatan (penelitian). Struktur penulisan proposal dapat bermacam-macam. Hal ini bergantung pada jenis kegiatan yang diusulkan. Dalam beberapa aspek, proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal kegiatan.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

161


Proposal Kegiatan Proposal kegiatan berdasarkan management event terdiri atas: 1. Nama Kegiatan Nama kegiatan/judul yang akan dilaksanakan tercermin dalam judul proposal. 2. Latar Belakang Pada bagian ini berisikan latar belakang atau suatu kondisi yang menjadi permasalahan atau isu terbaru yang membuat Anda harus mengadakan kegiatan ini. Apabila kegiatan yang diusulkan itu berupa kegiatan latihan dasar kepemimpinan di sekolah, maka yang Anda kemukakan dalam latar belakang adalah tentang pentingnya kegiatan dasar kepemimpinan dan sebagainya. 3. Masalah dan Tujuan Paparkanlah secara rinci dan spesifik mengenai permasalahan/isu terbaru yang melatarbelakangi kegiatan dan cara mengatasinya. Pada bagian ini juga dipaparkan mengenai tujuan-tujuan kegiatan. Tujuan menggambarkan visi atau arah dari kegiatan yang akan dilaksanakan. Rumuskan tujuantujuan itu dengan rasional dan persuasif sehingga menarik perhatian pembaca. 4. Tema (Opsional) Tema adalah hal yang mendasari kegiatan yang akan dilaksanakan. 5. Ruang Lingkup Kegiatan/Sasaran Kegiatan yang diusulkan harus dijelaskan batasbatasnya. Membatasi ruang lingkup persoalan ke-giatan. Pada bagian ini menjelaskan mengenai sasaran peserta yang akan dibidik. Sasaran yang 162

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


dimaksudkan adalah orang yang diinginkan menjadi peserta dari kegiatan. Bagian ini akan menjadi nilai tambah dan menentukan kesediaan donatur. 6. Kerangka Teoretis dan Hipotesis (Opsional) 7. Metode (Opsional) Pada bagian ini kemukakan metode kegiatan yang akan dilaksanakan, termasuk teknik-tenik dari pengumpulan data. 8. Pelaksana Kegiatan Pelaksana kegiatan terdiri atas penanggungjawab dan susunan personalia harus dicantumkan dalam proposal dan ditulis secara rinci. 9. Fasilitas yang Tersedia (Opsional) Untuk mengerjakan suatu pekerjaan diperlukan fasilitas-fasilitas tertentu. Di pihak lain, fasilitasfasilitas yang ada itu akan lebih menekankan biaya sehingga kalkulasi biaya yang disodorkan akan menjadi lebih murah daripada kalau harus menyewa dari pihak-pihak lain. Pengusul perlu menggambarkan bermacammacam fasilitas yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan lagi penerima usul bahwa tawaran penulis memang benar-benar serius dan penulis sanggup mengerjakannya dengan baik. 10. Keuntungan dan Kerugian (Opsional) Tentu lebih meyakinkan lagi jika dikemukakan juga keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dari pekerjaan itu. Hal ini bukan sesuatu yang berlebihan, tetapi untuk meyakinkan penerima usul bahwa biaya yang akan dikeluarkan tidak akan sia-sia dengan yang akan diperoleh. Keuntungan yang diperoleh dapat bersifat ke-untungan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

163


yang memang langsung diharapkan, ke-untungan sampingan, penghematan, dll. Akan lebih simpatik lagi apabila pengusul menyampaikan juga kerugian atau hambatan-hambatan yang akan dihadapi kelak. Sering kali orang takut mengemukakan keburukan atau ke-kurangan sesuatu yang ditawarkan, katuk kalau tawaran atau usulnya tidak diterima. Jika dalam jangka panjang hal ini sebenarnya akan meng-untungkan pihak pengusul itu sendiri. Badan yang akan memberi pekerjaan akan lebih percaya akan kejujuran pengusul yang dalam melaksanakan pe-kerjaan itu. 11. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu pekerjaan itu akan diselesaikan. Bila pekerjaan itu terdiri atas tahap-tahap pekerjaan, maka tahaptahap itu perlu diberikan dengan perincian waktu penyelesaian masing-masing. 12. Anggaran Biaya Biaya merupakan salah satu topik yang juga sangat diperhatikan penerima usul. Namun, bagi badan penerima usul yang baik reputasinya, kualitas pekerjaan merupakan hal yang lebih diutamakan. Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-benar digarap dalam proposal ini sehingga dapat meyakinkan penerima usul. 13. Daftar Pustaka 14. Lampiran-lampiran

164

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Proposal Penelitian Sistematika proposal yang ditujukan untuk suatu penelitian berbeda dengan sistematika proposal kegiatan. Proposal penelitian menurut (Alfi, 2009: 2-5) terdiri atas: 1. Judul Penelitian Judul penelitian dipaparkan secara deklaratif, jelas, singkat, padat, spesifik dan tidak memberi kemungkinan penafsiran yang beragam. Judul harus jelas menggambarkan tujuan dan upaya meningkatkan dan melakukan perubahan dengan melalui intervensi tindakan yang diharapkan. Judul Penelitian yang lengkap mencakup: 1) sifat dan jenis penelitian, 2) obyek yang diteliti, 3) subyek penelitian, 4) lokasi/ daerah penelitian. 2. Latar Belakang Masalah Bagian ini mendeskripsikan latar belakang permasalahan yang timbul (adanya masalah, identi-fikasi masalah, menganalisis masalah, memfokuskan masalah). Latar belakang masalah menjelaskan alasan/ rasional/argumentasi tentang pentingnya pemecahan masalah melalui intervensi tindakan serta perubahan yang ingin dilakukan. Pada bagian ini perlu dideskripsikan gambaran situasi yang ada dan perlu diubah setelah melakukan refleksi awal untuk meng-ungkapkan adanya permasalahan yang penting. Di-sajikan pula bukti pendukung berupa contoh kejadian yang dijumpai di kelas ataupun angka mengenai jumlah siswa yang mengalami masalah tersebut atau prestasi siswa di masa lalu. Latar belakang masalah dikuatkan dengan landasan/teori ilmiah atau hasil pemikiran para ahli yang telah diuji kebenarannya dan kaitannya Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

165


dengan bahasan masalah. 3. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan operasional dari masalah yang terdapat dalam judul penelitian yang pada umumnya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan namun dapat pula berupa pernyataan yang bersifat menggugah penelitian. Rumusan masalah merupakan deskripsi singkat tentang masalah yang harus dipecahkan, dan erat kaitannya dengan masalah yang tertuang dalam judul penelitian. Rumusan masalah merinci dan menetapkan variabel-variabel yang terkandung dalam fokus masalah. 4. Hipotesis Tindakan (Opsional) Rumusan hipotesis penelitian tindakan bukan rumusan hipotesis yang menyatakan hubungan atau perbedaan antara variabel. Rumusan hipotesis tindakan memuat langkah tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. 5. Tujuan Penelitian Merupakan penjabaran singkat bentuk kalimat deklaratif tentang masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah dan diharapkan dapat dicapai atau dipecahkan melalui proses pencarian info secara sistematis sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku. Tiap sub tujuan diawali dengan kalimat aktif (misalnya, untuk mengetahui). Tujuan penelitian merupakan tujuan eksplisit berupa pembaruan atau peningkatan apa yang dikehendaki. Tujuan penelitian merupakan tujuan implisit berupa peningkatan diri guru dan pemahaman me-ngenai “teori” tentang cara mempraktikan masalah terseBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 166 dan Penulisan Proposal


but. 6. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian mengemukakan untuk siapa penelitian tersebut bermanfaat. Rumusan manfaat pe-nelitian berdasarkan pada topik atau masalah penelitian tindakan kelas yang diteliti. Pernyataan yang menunjukkan untuk siapa penelitian ini bermanfaat; harus dinyatakan dengan jelas dan praktis. 7. Landasan Teori Pada bagian ini diungkapkan beberapa landasan termasuk teori atau detail berkenaan dengan variabel yang akan diteliti, termasuk penajaman terhadap hipotesis dan rumusan masalah yang diajukan. Landasan teori merupakan kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan sebagai landasan dalam memberikan wawasan yang dibahas. Landasan teori merupakan dasar bagi kajian masalah (rumusan pendefinisian, analisis masalah, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data) mengemukakan aturan dan kebijakan yang berlaku dan mengemukakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. Bahan-bahan landasan teori ini diperoleh dari penelaahan buku teks, sumber-sumber bacaan ilmiah, majalah serta jurnal, artikel hasil penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Pada bagian ini dikemukakan juga analisis argumentasi untuk pemilihan tindakan yang telah diputuskan analisis untuk menjustufukasi bahwa tindakan yang diambil merupakan pilihan terbaik berdasarkan analisis teoretis, empiris, dan konseptual kelayakan. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

167


8. Metode Penelitian Bagian ini mengungkapkan metode penelitian yang akan diterapkan disertai tahapan penelitian yang akan dilaksanakan, prosedur, luaran, indikator capaian yang terukur di setiap tahapan, teknik pe-ngumpulan data, analisis data, cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian. 9. Lama Waktu dan Tempat Penelitian Dalam proposal harus dijelaskan lama waktu pe-nelitian itu akan diselesaikan. Bila penelitian itu terdiri atas tahap-tahap, maka tahap-tahap itu perlu diberikan dengan perincian waktu masing-masing. 10. Anggaran Biaya Biaya merupakan salah satu topik yang juga diperhatikan penerima usul. Namun, bagi badan pe-nerima usul yang baik reputasinya, kualitas pe-kerjaan merupakan hal yang lebih diutamakan. Bagaimanapun juga, perincian biaya harus benar-benar digarap dalam proposal ini sehingga dapat meyakinkan penerima usul. 11. Daftar Pustaka 12. Lampiran-lampiran B. Mengidentifikasi Isi Proposal dari Informasi yang Dibaca Dari proposal-proposal yang pernah kita baca, tentu kita memperoleh banyak manfaat. Selain penambahan ilmu pengetahuan berkaitan dengan masalah yang dikemukakan dalam teks itu, kita pun menjadi tahu tentang prosedur pelaksanaan suatu kegiatan termasuk arti pentingnya kegiatan itu. Misalnya, dari proposal tentang 168

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


“pelatihan membaca dan menulis” di atas kita menjadi mengetahui manfaat membaca dan menulis dan prosedur pelatihannya. Dengan demikian, kita menjadi paham tentang pentingnya kegiatan tersebut apabila di-terapkan di sekolah masing-masing. Dengan membaca proposal, kita pun didorong untuk lebih kreatif dalam mencari berbagai terobosan kegiatan yang bermanfaat, baik bagi kita sendiri maupun orang lain. Proposal-proposal yang kita baca memberikan inspirasi tentang banyaknya kegiatan yang dapat kita lakukan dan dapat pula kita kerja samakan penyelesaiannya dengan pihak lain. Untuk sampai pada pemerolehan pengetahuan, pemahaman, dan sikapsikap itu, kita perlu memahami maksud teks secara lebih baik. Kita harus memahami makna kata, kalimat, dan keseluruhan teksnya. Seperti yang kita maklumi bahwa di dalam proposal banyak kata teknis yang memiliki arti khusus. Dari teks proposal yang sudah dibaca, kita perlu mengetahui terlebih dahulu makna dari kata-kata tersebut (Kemdikbud, 2017:159). C. Menyajikan Proposal Hasil Diskusi Pada pembahasan sebelumnya Anda sudah me-ngetahui mengenai struktur proposal. Sementara itu, kebahasaan yang menandai proposal adalah banyaknya menggunakan fitur-fitur berikut: 1. Pernyataan argumentatif 2. Pernyataan persuasif 3. Kata-kata teknis 4. Kata kerja tindakan 5. Kata pendefinisian 6. Kata perincian Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

169


7. Kata keakanan Struktur dan kaidah itulah yang menjadi pedoman ketika mendiskusikan kelengkapan dan ketepatan suatu proposal. Selain itu, diskusi tentang suatu teks proposal ataupun teks-teks lainnya dapat pula ber-kenaan dengan kaidah-kaidah kebahasaan lainnya, seperti keefektifan kalimat, ketepatan pemilihan kata, serta kebakuan ejaan dan tanda baca.

170

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


LATIHAN 1. Bagilah kelas menjadi beberapa kelompok. Carilah sebuah contoh proposal kemudian jelaskanlah informasiinformasi yang Anda Anggap penting pada setiap bagian itu. Kemudian rumuskan maksud/tujuan dari adanya bagian-bagian itu berdasarkan pada informasi-informasi yang tersedia. Bagian-Bagian Proposal

Informasi Penting

Maksud/ Tujuan

a. Latar belakang b. Perumusan masalah c. Tujuan d. Kontribusi penelitian e. Definisi operasional f. Tinjauan pustaka g. Metode penelitian h. Jadwal pelaksanaan i. Rencana anggaran j. Daftar pustaka 2. Carilah sebuah proposal, cermati bagian-bagian dari contoh proposal tersebut. Kemudian jawablah pertanyaan– pertanyaan berikut ini. a. Proposal itu meliputi bagian-bagian apa saja? b. Apakah bagian-bagian itu sudah lengkap sebagaimana yang seharusnya ada dalam sebuah proposal? 3. Secara berkelompok, bacalah sebuah proposal penelitian Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

171


ataupun proposal kegiatan-kegiatan lainnya. Catatlah kebermanfaatan yang diperoleh serta inspirasi yang dapat dikembangkan setelah membaca proposal tersebut. Judul Proposal: Aku Menjadi Tahu Tentang

Aku pun Akan Merencanakan

Setelah itu sajikanlah laporan hasil diskusi kelompokmu itu. Mintalah kelompok lain untuk memberikan penilaian/tanggapan-tanggapannya. Kelompok penanggap: Aspek Bobot Keterperincian 40 Uraian Kelogisan 40 dalam perencanaan Kejelasan 20 dalam penyampaian Jumlah 100

172

Skor

Keterangan

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


PETUNJUK LATIHAN 1. Anda diminta untuk mengerjakan latihan ini secara berkelompok, cermatilah kembali proposal yang telah Anda cari. Kemudian, tentukan bagian-bagiannya ke dalam tabel yang disajikan. 2. Pada bagian ini, Anda diminta mencermati bagian-bagian proposal yang ada pada contoh proposal yang dicari. Kemudian, mengidentifikasi dan menuliskan bagian-bagiannya, serta mengoreksi apakah termasuk ke dalam proposal kegiatan atau proposal penelitian. 3. Anda diminta untuk membaca proposal yang Anda cari. Secara berkelompok mencatat informasi-informasi penting dan bermanfaat yang dapat dikembangkan setelah membacanya. Pengerjaan tersebut dapat melalui tabel yang telah disajikan dengan disertai judul proposal.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

173


RANGKUMAN • Proposal adalah teks berupa permintaan kepada seseorang atau suatu lembaga untuk melakukan suatu kegiatan (penelitian). • Struktur penulisan proposal dapat bermacam-macam. Hal ini bergantung pada jenis kegiatan yang diusulkan. • Proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal kegiatan. • Dengan membaca proposal, kita pun didorong untuk lebih kreatif dalam mencari berbagai terobosan kegiatan yang bermanfaat, baik bagi kita sendiri maupun orang lain. • Kebahasaan yang menandai proposal adalah banyaknya menggunakan fitur-fitur berikut: pernyataan argumentatif, pernyataan persuasif, kata-kata teknis, kata kerja tindakan, kata pendefinisian, kata perincian, dan kata keakanan.

174

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang tepat! 1. Proposal panitia peringatan ulang tahun sekolah tidak memuat .... A. dasar pemikiran B. bentuk/tujuan kegiatan C. tujuan D. pelaksanaan E. usulan, pendapat, dan saran 2. Berikut yang bukan merupakan unsur dari proposal kegiatan adalah .... A. panitia kegiatan B. latar belakang kegiatan C. pelaksanaan kegiatan D. tujuan kegiatan E. analisis hasil kegiatan 3. Yang terdapat pada proposal adalah .... A. langkah-langkah kerja panitia B. tujuan C. daftar hadir pesertaa D. usulan pendapat dan saran E. honor panitia 4. Hal yang perlu di ulas dalam proposal pada bagian dasar pemikiran/latar belakang adalah …. A. manfaat yang dapat diperoleh melalui kegiatan B. alasan-alasan penting untuk melakukan suatu kegiatan C. hasil yang diperoleh lewat terlaksananya kegiatan D. perencanaan jadwal kegiatan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 175 dan Penulisan Proposal


E. pihak-pihak yang mendapatkan manfaat dari kegiatan 5. Hal yang perlu dicantumkan pada bab pendahuluan sebuah proposal penelitian adalah .... A. tujuan penelitan B. instrumen penelitian C. langkah-langkah penelitian D. teknik pengumpul data E. daftar riwayat hidup 6. Berikut ini kutipan isi proposal. “Agar siswa mampu mengembangkan kemampuan menulis, khususnya dalam bidang jurnalistik.” Kutipan tersebut berasal dari bagian .... A. Latar belakang B. Peserta C. Tujuan D. Anggaran. E. Tempat 7. Untuk mengisi liburan catur wulan, teman-teman sekelas akan melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa pasar murah di desa. Proposal kegiatan tersebut telah disusun untuk dibahas bersama sebelum diajukan kepada kepala sekolah dan pihak-pihak lain guna mendapatkan persetujuan dan bantuan. Dalam proposal tersebut termuat hal-hal berikut, kecuali .... A. Latar belakang dan dasar pemikiran B. Jenis kegiatan C. Anggaran/pembiayaan D. Tempat pelaksanaan 176

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


E. Daftar hadir 8. Maksud kami mengadakan kegiatan ini adalah untuk berikut ini. 1) Mempererat hubungan antarsiswa di SMU ini. 2) Memacu kreativitas dalam bidang fotografi. 3) Membentuk kegiatan remaja yang positif. Bagian proposal di atas termasuk .... A. Latar belakang B. Dasar pemikiran C. Tujuan D. Kepanitiaan E. Anggaran 9. Akhir-akhir ini banyak siswa yang suka tawuran. Hampir setap hari kita dengar adanya tawuran. Tidak sedikit siswa menjadi korban. Mengalami tusukan benda tajam dan luka akibat pukulan benda tumpul. Untuk menangani hal tersebut Musyawarah Kepala Sekolah (MKS) se-DKI akan mengadakan seminar tentang ... dan seterusnya. Paragraf di atas merupakan bagian dari .... A. Masalah B. Tujuan C. Latar belakang D. Luas lingkup E. Pelaksanaan 10. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! 1) Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian “Hubungan Penurunan Populasi Capung dan Penurunan Kualitas Air” adalah observasi. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

177


2) Objek penelitian ini adalah capung dan kualitas air. 3) Sumber data primer diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Sumber data sekunder atau data pelengkap diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, dan internet. 4) Metode pengumpulan dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi. 5) Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan teknik deskripsi. Pernyatan-pernyataan tersebut merupakan bagaian dari …. A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tinjauan Pustaka D. Metode Penelitian E. Hipotesis

178

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


PETUNJUK PENILAIAN Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban dari Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup <70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan ke Kegiatan Belajar 3. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

179


180

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


KEGIATAN BELAJAR 3 ISI, SISTEMATIKA, DAN KEBAHASAAN PROPOSAL

Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menganalisis isi teks proposal; 2. Menganalisi kaidah kebahasaan teks proposal. Bagaimana sudah siap? Ikuti dengan cermat uraian berikut agar dapat menguasai kemampuan yang dituntut. Selamat belajar! Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

181


A. Isi Teks Proposal Dari definisi proposal yang telah dibahas dalam kegiatan belajar sebelumnya, maka dapat diketahui isi dari sebuah proposal secara umum, yaitu berupa usulan kegiatan. Jenis kegiatan yang diusulkan akan mem-pengaruhi isi proposal. Proposal penelitian memiliki beberapa perbedaan dengan proposal kegiatan bakti sosial, perlombaan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Terkait dengan sistematika proposal dapat dilihat lagi pada Kegiatan Belajar 2 Modul Penulisan Proposal. B. Kaidah Kebahasaan Teks Proposal 1. Ciri-Ciri Kebahasaan a. Pernyataan argumentatif Argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Melalui argument-tasi penulis mampu merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjuk-kan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Keraf, 2004: 3). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, argumentatif berarti memiliki (mengandung) alasan yang dapat dipakai sebagai bukti atau karangan yang bertujuan untuk membuktikan pendapat. Adapun makna argumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian dan gagasan. Dasar dari tulisan yang bersifat argumenttatif adalah berpikir kritis dan logis. Hal tersebut menjadikan tulisan argumentasi harus didasarkan pada fakta-fakta yang logis. Keraf (2004: 5) menyatakan bahwa penalaran harus menjadi landasan sebuah tulisan argumentasi. Penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha men182

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


ghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Berpikir yang berusaha menghu-bungkan untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua, kesaksian, semua informasi, atau otoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran (Keraf, 2004: 9). 1) Ciri-ciri Argumentasi Nursisto (1999:43) mengemukakan ciriciri argumentasi adalah sebagai berikut. a) Mengandung bukti dan kebenaran. b) Alasan kuat. c) Menggunakan bahasa denotatif. d) Analisis rasional (berdasarkan fakta). e) Unsur subjektif dan emosional sangat dibatasi (sedapat mungkin tidak ada). 2) Hal-hal yang Harus Diperhatikan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat paragraf argumentatif, menurut Berpendidikan di antaranya. a) Berfikir yang sehat, kritis dan logis. b) Mencari, mengumpulkan, memilih fakta yang sesuai dengan tujuan dan topik, serta mampu merangkainya untuk membuktikan sebuah keyakinan atau pendapat. c) Menjauhkan dari unsur emosi dan subjektifitas. d) Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, efektif sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran. e) Dalam menulis paragraf argumentatif, data dan fakta harus dapat dipertanggungjawabkan. 3) Cara Menulis paragraf argumentatif Paragraf argumentatif yang baik adalah yang dikembangkan dengan pola penalaran Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 183 dan Penulisan Proposal


sebab akibat, yaitu dengan cara menyampaikan sebab-sebabnya terlebih dahulu dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab itu. Walaupun dalam penggunaannya, penalaran sebab akibat dapat disajikan dalam bentuk akibat sebab. Artinya, menyampaikan akibatnya terlebih dahulu kemudian menyebutkan sebab-sebabnya (Berpendidikan, 2013). 4) Penanda pernyataan Argumentatif pada proposal Di dalam penulisan pernyataan yang bersifat argumentatif, dapat menggunakan konjungsi penyebaban, seperti sebab, karena, oleh karena itu, dan lainnya. b. Pernyataan persuasif Menurut Keraf (1995:14) persuasi adalah suatu bentuk wacana yang merupakan penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha mempengaruhi orang lain atau pembaca, agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasi, walaupun yang dipersuasi sebenarnya tidak terlalu percaya dengan apa yang dikatakan itu. Karena itu, persuasi lebih condong menggunakan atau memanfaatkan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain. Keraf juga menambahkan bahwa argumentasi maupun persuasi sama-sama mem-pergunakan fakta dan evidensi. Namun, dalam argumentasi fakta dan evidensi digunakan se-banyaknya, sehingga pihak lain akan diyakinkan mengenai kebenaran yang dipersoalkan itu. Sedangkan dalam persuasi, fakta dan evidensi di-gunakan seperlunya. Bila terlalu banyak meng-gunakan fakta dan 184

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


evidensi, pihak yang dipersua-sikan tidak akan dipercaya pada penulis. Kata persuasi diturunkan dari verba to persuade (Ing), yang artinya membujuk atau menyarankan. Paragraf persuasif merupakan kelanjutan atau pengembangan argumentasi. Per-suasif mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti atau contoh untuk meyakinkan pem-baca. Kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca (Wiyanto, 2004:68). 1) Ciri Paragraf Persuasi Ciri paragraf persuasi menurut Astarina (2009:32) adalah: a) Bertujuan untuk menimbulkan kesesuaian antara pembaca dan penulis. b) Bertolak dari pandangan bahwa manusia dapat diubah (pikirannya). c) Sedapat mungkin menghindari konflik antara pembaca dan penulis. d) Menggunakan data dan fakta secukupnya. e) Memakai kata-kata persuasif (kata berakhiran lah). 2) Tujuan pernyataan persuasif pada proposal Adapun tujuan dari adanya pernyataan persuasif pada proposal adalah untuk menggugah penerima proposal untuk menerima ajuan. Pernyataan persuasif biasa menyatakan pentingnya kegiatan yang diajukan sehingga diharapkan pihak yang dituju menerimanya. 2. Fitur-Fitur Kebahasaan Fitur-fitur kebahasaan yang menjadi penanda proposal (Kemdikbud, 2017:169): a. Menggunakan banyak istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu sendiri atau tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang keilmuan. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 185 dan Penulisan Proposal


Istilah Kegiatan (Penelitian) Abstrak Analisis data Hipotesis Instrumen Metode penelitian Pengolahan data Penelitian lapangan Pengumpulan data Populasi

Istilah Keilmuan (Pendidikan) Afektif Buku pelajaran Kompetensi Kurikulum Media belajar Minat baca Pembelajaran Peserta didik Psikologi

b. Menggunakan banyak kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-langkah kegiatan (metode penelitian). Kata-kata yang dimaksud, misalnya, berlatih, membaca, mengisi, mencampurkan mendokumentasikan, mengamati, melakukan. c. Menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisian, yang ditandai oleh penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni. d. Menggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti selain itu, pertama, kedua, ketiga. e. Menggunakan kata-kata yang bersifat keakanan, seperti akan, diharapkan, direncanakan. Hal itu sesuai dengan sifat proposal itu sendiri sebagai suatu usulan, rencana, atau rancangan program kegiatan. f. Menggunakan kata-kata yang bermakna lugas (denotatif). Hal ini penting guna menghindari kesalah pemahaman antara pihak pengusul dengan pihak tertuju/penerima proposal.

186

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


LATIHAN 1. Bacalah proposal dibawah ini! Proposal Kegiatan Edu Fair 2014 SMAN 78 Jakarta A. Latar Belakang Kegiatan Edu Fair adalah kegiatan pameran pendidikan yang menampilkan jenisjenis pendidikan baik yang berskala pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. Edu fair itu berfungsi menarik minat siswa untuk nantinya terlibat di salahsatu pendidikan yang ditawarkan. Begitu juga dengan Edu Fair yag akan diadakan oleh SMAN 78 Jakarta. Edu Fair ini menmpilkan berbagai macam jenis pendidikn tinggi dan lembaga yang mendukungnya. Dalam Edu Fair kali ini diharapkan siswa dan Orang Tua menjadi peserta aktif sehingga banyak informasi dari Lembaga pendidikan tinggi yang bisa diserap demi kepentingan pendidikan anak-anaknya. Lembaga pendidikan tinggi yang berasal dari Pendidikan Tinggi Negeri dan Swasta yang dianggap favorit menjadi rujukan siswa dan orang tua yang mengharapkan pendidikan yang baik. Berdasarkan hal tersebut di atas maka SMAN 78 akan mengadakan Kegiatan Edu Fair 2014 yang intinya menarik minat siswa-siswa agar nantinya dapat menempuh pendidikan lanjutan di salah satu Perguruan Tinggi yang ikut dalam acara ini. B. Tujuan Tujuan umum Edu Fair ini adalah: 1. meningkatkan hubungan silaturahim SMAN 78 dengan Perguruan Tinggi 2. memberikan fasilitas dan memperluas akses mendaptkan informasi perguruan tinggi 3. mempromosikan program dan prestasi sekolah 4. memperluas akses informasi siswa dan masyarakat Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

187


tentang perguruan tinggi C. Hasil yang Diharapkan Siswa dan orang tua mendapatkan informasi seluasluasnya tentang lembaga pendidikan tinggi D. Bentuk Kegiatan Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk: 1. Pameran Pendidikan 2. Seminar Pendidikan E. Waktu dan Tempat Waktu Kegiatan : Tanggal 18 dan 19 Desember 2014 Tempat : SMAN 78 Jakarta Jalan Bhakti IV/1 komplek Pajak, Kemanggisan, Jakarta Barat F. Strategi Kegiatan 1. Rapat pembentukan Panitia Edu Fair 2. Pendaftaran dan Pendataan Peserta Edu Fair 3. Pelaksanaan Kegiatan Edu Fair G. Stand Harga Stand sebesar Rp. 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah) untuk 2 hari. H. Rencana Anggaran 1. Pemasukan Iuran peserta Edu Fair (30 stand) : Rp 50.000.000 Dana Sponsor : Rp 12.800.000 Jumlah : Rp 62.800.000 2. Pengeluaran Biaya administrasi Pembuatan spanduk (4 buah) Pembuatan stand pameran Konsumsi peserta (30 orang x 2 x Rp 50.000 x2hari) 188

: :

Rp 2.000.000 Rp 2.000.000

: :

Rp 6.000.000 Rp 6.000.000

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Panggung dan tenda Konsumsi panitia (22 orang x Rp 100.000 x 2 hari) Konsumsi pembimbing (34 orang x Rp. 50.000 x 2 hari) Dokumentasi foto dan film Pembicara Seminar Pendidikan (4 pakar x Rp 3000.0000) Biaya keamanan dan kebersihan Humas dan Publikasi Jumlah

: :

Rp 12.000.000 Rp 4.400.000

:

Rp 3.400.000

: :

Rp 2.000.000 Rp 12.000.000

: : :

Rp 2.000.000 Rp 11.000.000 Rp 62.800.000

I. Susunan Panitia Penangung Jawab

:

Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara Seksi-seksi: a. Sarana-Prasarana

: : : :

b. Kesiswaan c. Acara Seminar

: :

d. Informasi dan Pendataan Peserta

:

:

Kepala SMA Negeri 78 Drs. Sonny Juhersoni, M.Pd Sumarna, M.Pd Drs. Ridnan Wargiyanto Ir. Suparyadi, M.Ikom. Dra. Th. Mudjiani Drs. Hj. Nurisna M. Dra. Hening P.,M.Si Drs. Agus Sudrajat Zainudin, S.H Dra. Rahmi Hidayati Edy Suprapto Dra. Hj. Situ Nurjanah Sri Ardhati T., S.Pd. Drs. Triyono, M.Si

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

189


e. Pendampingan

:

f. Penghubung pem- : bicara g. Kesekretariatan :

Dra. Nuzul Huda Drs. H. Eko Marda S. Dra. Hj. Tatiek Winarti Dra. Hj. Rita Helena Dra. Dewi Indiani Asep Iwan K., S.Pd.

Jakarta, 21 Oktiber 2014 PANITIA KEGIATAN EDU FAIR SMA 78 Sumber: http://sman78-jkt.sch.id/sumberbelajar/dokumen/EDUPR.pdf. a. Termasuk jenis proposal apakah teks tersebut? b. Proposal itu lazimnya diajukan oleh siapa c. Apakah bagian-bagian proposal itu sudah lengkap? 2. Apakah yang dimaksud dari istilah-istilah berikut? Pengistilahan Abstrak Hipotesis Populasi Kualitatif Kuantitatif

Pengertian

3. Bacalah sebuah proposal di perpustakaan ataupun di internet! Identifikasilah fitur-fitur kebahasaan yang menandai proposal tersebut!

190

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


PETUNJUK LATIHAN

1. Anda diminta untuk mencermati proposal yang disajikan kemudian dengan proposal tersebut Anda diminta untuk menjawab pertanyaan yang disediakan. 2. Anda diminta untuk mengidentifikasi pengertian dari istilah-istilah yang ada pada tabel. Misalnya; hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan. 3. Anda dapat membaca proposal yang ditemukan baik di perpustakaan atau internet. Setelah itu, identifikasilah fitur-fitur kebahasaan dalam proposal yang dibaca. Sajikanlah proposal tersebut berdasarkan format tabel yang telah disajikan. Fitur-fitur kebahasaan tersebut adalah pernyataan argumentatif, pernyataan persuasif, katakata teknis, kata kerja tindakan, kata pendefinisian, kata perincian, dan kata keakanan pengisiannya disertai kutipan teksnya.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

191


RANGKUMAN • Isi dari sebuah proposal secara umum, yaitu berupa usulan kegiatan. • Jenis kegiatan yang diusulkan akan mempengaruhi isi proposal. • Penulisan pernyataan yang bersifat argumentatif, dapat menggunakan konjungsi penyebaban, seperti sebab, karena, oleh karena itu, dan lainnya. • Pernyataan persuasif menyatakan pentingnya kegi-atan yang diajukan sehingga diharapkan pihak yang dituju menerimanya. • Fitur kebahasaan penanda proposal menggunakan banyak istilah ilmiah, baik berkenaan dengan kegiatan itu sendiri ataupun tentang istilah-istilah berkaitan dengan bidang keilmuannya. • Proposal menggunakan banyak kata kerja tindakan yang menyatakan langkah-langkah kegiatan (metode penelitian). • Proposal menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisian, yang ditandai oleh penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni. • Proposal menggunakan kata-kata yang bermakna perincian, seperti selain itu, pertama, kedua, ketiga. • Proposal menggunakan kata-kata yang bersifat keakanan seperti akan, diharapkan, direncanakan. • Proposal menggunakan kata-kata yang bermakna lugas (denotatif).

192

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


TES FORMATIF 3 Pilihlah satu jawaban yang tepat! 1. Bacalah paragraf berikut! Perubahan yang terjadi pada era globalisasi seperti ini sangat signifikan. Perubahan terjadi di berbagai macam sektor kehidupan khususnya pada bidang teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat kita lihat pada kemunculan banyak situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial sebagai sarana komunikasi baru saat ini sering digunakan oleh remaja Indonesia untuk menjalin hubungan pertemanan di dunia maya. Beberapa remaja sering menggunakan media ini untuk aktivitas seharihari. Peristiwa ini yang akan memengaruhi waktu belajar peserta didik. Permasalahan ini mungkin akan menimbulkan permasalahan yaitu menurunnya prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah berjudul “Pengaruh Jejaring Sosial terhadap Sifat Individualisme Remaja.” Permasalahan yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah …. A. Perkembangan teknologi informasi yang sulit diikuti oleh remaja. B. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat pada era globalisasi. C. Situs jejaring sosial sebagai sarana komunikasi baru. D. Prestasi belajar peserta didik yang terganggu karena penggunaan situs jejaring sosial. E. Penulis kesulitan membuat penelitian tentang pengaruh situs jejaring sosial remaja. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

193


2. Bacalah paragraf berikut! Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat menghadapi tantangan global dan menyiapkan masa depan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan berperan untuk menghadapi tantangan global. Salah satu masalah yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kualitas pendidikan yang semakin menurun. Informasi berikut yang tidak sesuai dengan teks di atas adalah …. A. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat menghadapi tantangan global. B. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan masa depan bangsa. C. Pendidikan berperan untuk menghadapi tantangan global. D. Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia adalah kualitas pendidikan semakin menurun. E. Kualitas pendidikan menurun karena peserta didik lebih banyak menonton televisi. 3. Bacalah penggalan latar belakang proposal berikut secara cermat! Narkoba menjadi permalahan nasional karena memiliki dampak lebih besar dibandingkan dengan bencana tanah longsor dan banjir. Penyalahgunaan narkoba akan memengaruhi kelangsungan hidup bangsa. Berdasar pemikiran ini, gabungan pengurus OSIS SMK se-Kota Yogyakarta bermaksud meng-adakan acara dialog interaktif mengenai penyalah-gunaan narkoba di kalangan remaja. Acara ini diharapkan dapat memberi Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 194 dan Penulisan Proposal


informasi kepada para remaja tentang cara menghindari dan dampak penyalahgunaan narkoba. Tujuan penyusunan proposal menurut penggalan latar belakang tersebut adalah .... A. Remaja mengetahui seluk-beluk penggunaan narkoba di kalangan remaja. B. Pengurus OSIS SMK Kota Yogyakarta pandai berinteraksi. C. Mengadakan dialog interaktif tentang penyalahgunaan narkoba. D. Memberikan informasi kelangsungan hidup bangsa kepada para remaja. E. Remaja mengetahui cara menghindari dan dampak penyalahgunaan narkoba. 4. Bacalah paragraf berikut dengan seksama! Sampai saat ini, pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi anak masih sangat rendah. Jika hal itu terus berlanjut dan tidak segera diperbaiki, maka kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan akan sangat rendah. Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf argumentasi tersebut adalah .... A. Dengan demikian, kesehatan dan pendidikan mutlak sebagai pelayanan dasar yang harus dipenuhi. B. Pemerintah sudah seharusnya segera mengadakan perbaikan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat. C. Oleh karena itu, kesejahteraan anak harus ditingkatkan kaau kita ingin meningkatkan sumber daya manusia. D. Oleh karena itu, jika pembangunan semakin maju, investasi pendidikan untuk anak seharusnya ditingkatkan. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

195


E. Jika tidak ada upaya yang baik, sumber daya manusia Indonesia tidak akan mampu bersaing di kemudian hari. 5. Kebudayaan merupakan karakter dan jati diri bagi setiap bangsa. Bangsa Indonesia memiliki keragam-an seni budaya, terutama dalam bentuk tarian yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Yakni dari sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote dengan keunikan dan identitasnya. Tari-tarian itu akan lebih menarik apabila dipentaskan secara kolosal. Tujuan proposal berdasarkan penggalan latar belakang di atas adalah …. A. memasyarakatkan tari daerah B. melestarikan tari daerah C. mendemonstrasikan tari daerah D. menyelenggarakan pentas tari daerah E. menginformasikan tari daerah 6. Bacalah paragraf berikut dengan saksama! Gizi buruk pada anak sampai saat ini masih menjadi masalah di Indonesia. Hingga tahun 2011 ada sekitar satu juta anak di Indonesia yang mengalami gizi buruk. Hingga saat ini Indonesia masuk dalam lima besar untuk kasus gizi buruk. Gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem organ yang akan merusak sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit. Gizi buruk juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mental serta penurunan IQ. Gizi buruk ditemukan di Kecamatan Jakenan, tepatnya di Desa Karangrejo Lor. Di Desa Karangrejo Lor terdapat enam kasus gizi buruk pada balita. Data tersebut menunjukkan bahwa kasus gizi buruk di Desa Karangrejo Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 196 dan Penulisan Proposal


Lor tinggi. Penelitian ini ber-tujuan untuk mengetahuai penyebab gizi buruk pada balita, khususnya di Desa Karangrejo Lor. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mencegah dan me-nurunkan angka gizi buruk pada balita di Desa Karangrejo Lor. Informasi yang dibahas dalam kutipan proposal di atas adalah … A. Gizi buruk di Desa Karangrejo diakibatakan akses pelayanan yang sulit dijangkau oleh masyarakat desa. B. Masyarakat Desa Karangrejo Lor kurang memperhatikan gizi anak balitanya. C. Tingginya angka kasus gizi buruk di Desa Karangrejo Lor, Kecamatan Jakenan. D. Gizi buruk yang terjadi di Desa Krangrejo Lor dapat mempengaruhi pertumbuhaan dan perkembangan balita di Desa Karangrjo Lor. E. Angka gizi buruk di Desa Kaeangrejo Lor, Kecamatan Jakenan yang sulit turun. 7. Cermati paragraf berikut! (1) Setiap perkembangan di sekitar selalu menuntut peserta didik untuk tanggap dan peka terhadapnya. (2) Oleh karena itu, selayaknya peserta didik memahami segala fenomena yang muncul di tengah masyarakat. (3) Dengan studi wisata ini, wawasan dan pengetahuan peserta didik dapat bertambah. (4) Kegiatan studi wisata juga diharapkan mampu mengembangkan kreativitas peserta didik dalam membandingkan teori di sekolah dengan dunia nyata. (5) Selain itu peserta didik diharapkan dapat mengamati dan berlatih dalam kegiatan studi wisata. Kata kerja tindakan yang tepat ditunjukkan oleh angka Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 197 dan Penulisan Proposal


.... A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5) Perhatian kutipan proposal di bawah ini untuk menjawab pertanyaan nomor 8 dan 9! (1) Kurikulum baru yang tidak beberapa lama lagi diberlakukan, merupakan momentum terbaik dalam memperbaiki kondisi yang tidak menggembirakan itu. (2) Apalagi dengan pendekatan yang digunakan kurikulum ini yang sangat kondusif bagi dilakukannya upaya-upaya tersebut. (3) Kurikulum baru tersebut memberdayakan peran guru dalam pengembangannya, terutama dalam pemilihan materi dan penggunaan metode yang sesuai dengan kompetensi para siswanya. (4) Dengan demikian, terangkatnya prestasi dan keterampilan membaca dan menulis siswa, kembali kepada peran para pengajar dalam pengajarannya. (5) Untuk itu, sebuah upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang pengembangan kurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis sangat mendesak dilakukan. 8. Pernyataan persuasif pada kutipan proposal tersebut ditunjukan oleh angka .... A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 198 dan Penulisan Proposal


E. (5) 9. Kalimat yang menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisian ditunjukkan oleh angka .... A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5) 10. Berikut ini yang termasuk fitur-fitur dalam menulis proposal yang benar, kecuali .... A. banyak menggunakan kata kerja tindakan B. menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisian C. menggunakan kata-kata bersifat keakanan D. menggunakan kata-kata bermakna konotatif E. mengunakan kata-kata bermakna lugas

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

199


PETUNJUK PENILAIAN Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban dari Tes Formatif 3 yang terdapat di bagian akhir Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup <70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan ke Kegiatan Belajar 4. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

200

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


KEGIATAN BELAJAR 4 PENULISAN PROPOSAL

Setelah mempelajari materi ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menelaah hasil proposal; 2. Menyusun proposal berdasarkan aspek-aspek penting. Bagaimana sudah siap? Ikuti dengan cermat uraian berikut agar dapat menguasai kemampuan yang dituntut. Selamat belajar! Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

201


A. Menelaah Hasil Proposal Menurut Kemdikbud (2017:171), penyusunan proposal harus diawali dengan analisis masalah ataupun kebutuhan di lapangan. Untuk itu, kita bisa serta merta mengajukan sebuah kegiatan yang nantinya tidak sesuai dengan masalah ataupun kebutuhan nyatanya. Untuk itu, terlebih dahulu kita harus mengumpulkan sejumlah fakta yang menjadi dasar penyusunan proposal itu, yakni melalui obeservasi langsung ataupun dengan kegiatan wawancara ataupun penyebaran angket. Langkah kedua adalah membaca berbagai literatur untuk memperkuat temuan-temuan dari lapangan itu. Literatur juga berperan sebagai rujukan atas bermasalah atau tidaknya temuan-temuan di lapangan itu. Berdasarkan hal di atas, kamu ketahui bahwa proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelaskan sebuah tujuan kegiatan kepada pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan kegiatan tersebut lebih detail. Diharapkan dari proposal tersebut dapat memberikan informasi yang sedetail mungkin kepada pembaca sehingga akhirnya memperoleh persamaan visi dan misi. B. Menyusun Proposal Anda harus mampu merancang proposal berdasarkan aspek-aspek penting. Namun, terlebih dahulu Anda harus memahami bagaimana penyusunan proposal. Menurut Kemdikbud (2017:173), penyusunan proposal bisa dilakukan melalui observasi lapangan atau membaca literatur. Supaya lebih mudah dalam membuat penyusunan proposal, Anda harus mengawalinya dengan 202

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


melakukan analisis terhadap suatu masalah atau ke-butuhan di lapangan. Dengan demikian, Anda bisa mengajikan suatu kegiatan yang sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah fakta dan data yang menjadi pusat penyusunan proposal, yaitu melalui observasi langsung, melakukan wawancaa dengan narasumber, atau melalui penyebaran angket. Langkah selanjutnya ialah dengan membaca berbagai literatur untuk memperkuat temuan-temuan dari lapangan itu. Literatur juga berperan sebagai rujukan atas bermasalah atau tidaknya temuan-temuan di lapang-an itu. Penyusunan proposal harus diawali dengan kegiatan observasi lapangan ataupun membaca berbagai literatur. Langkah berikutnya yang harus Anda lakukan adalah mengembangkan temuan-temuanmu itu ke dalam sebuah proposal yang lengkap, jelas, dan menarik. 1. Lengkap Perhatikan kelengkapan bagian dari proposal, mulai dari latar belakang sampai bagian daftar pustaka; mungkin juga lampiran-lampiran yang perlu disertakan. Untuk itu, kita harus memahami kembali struktur proposal yang telah dipelajari terdahulu. 2. Jelas

Perhatikan pula kaidah-kaidah kebahasaan yang lazim digunakan untuk proposal sehingga proposal yang kamu buat itu mudah dipahami oleh pembacanya.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

203


3. Menarik Perhatikan teknik penyajiannya; tata letak, ilustrasi, pemilihan jenis huruf, spasi, dan hal-hal lainnya sehingga penerima usul tertarik untuk membacanya. Dengan demikian, hal tersebut mem-bantu pula di dalam proses pengesahan proposal tersebut. C. Teknik atau Sistematika Penulisan Proposal Menurut Firmansyah (2013:9) berikut ini merupakan teknik penyusunan proposal. 1. Pembuatan atau penyusunan proposal baiknya dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang sudah terbiasa membuat sebuah proposal atau bisa dikatakan orang yang ahli dalam menyusun proposal dan berkaitan dengan kegiatan bidang atau pekerjaan yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan karena dalam membuat sebuah proposal, apalagi yang bersifat formal, benar-benar dituntut ketelitian, keseriusan serta wawasan yang luas dari pembuat proposal. 2. Tentukan tema dan tujuan proposal yang akan dibuat. 3. Persiapkan bahan-bahan serta informasi sebanyak mungkin yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Bahan dan informasi tersebut sangat diperlukan dalam merumuskan proposal yang akan dibuat. 4. Menyusun draf atau kerangka proposal yang baik dan sistematis. Perlu diingat karena proposal yang akan kita buat akan dibaca oleh orang lain, maka dalam merumuskan draf atau kerangka juga harus semenarik mungkin. Kerangka atau draf yang me-narik akan menghasilkan proposal yang menarik juga. 5. Buatlah proposal semenarik mungkin. Setelah selesai perbanyaklah proposal tersebut dan berikan kepada 204

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


orang-orang yang berkepentingan agar bisa dikoreksi dan diberi masukkan sebelum diserahkan kepada badan atau instansi penerima proposal tersebut. Menurut Sitepu dalam Firmansyah (2013:9), ada beberapa persiapan yang harus diperlukan dalam menyusun sebuah proposal penelitian, antara lain: 1. Tentukan bidang dan masalah yang hendak diteliti. 2. Kreatif dan inovatif dalam menentukan bidang dan masalah penelitian dengan menghindari bidang, jenis, dan masalah penelitian yang sudah sering/ banyak dilakukan. 3. Batasi ruang-ruang lingkup masalah penelitian dari aspek jenis masalah, variable, tingkat dan jenjang pendidikan, populasi dan responden, dan tempat penelitian. 4. Cari teori yang terkait dengan masalah itu. 5. Review/kajilah penelitian yang pernah dilaksanakan dalam bidang dan masalah yang telah dipilih. 6. Pertimbangkan kemungkinan dan kelayakan peneliti-an dilihat dari sumber-sumber teori, sumber data, dana, dan waktu. 7. Diskusikan masalah penelitian itu dengan teman atau peneliti yang berpengalaman dalam bidang tersebut 8. Pegang teguh bahwa Anda adalah pemilik dan penanggung jawab pelaksanaan dan hasil penelitian

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

205


D. Teknik Pembuatan Proposal Penelitian Berikut ini teknik pembuatan proposal penelitian menurut Firman (2018): 1. Pendahuluan Penelitian Peneliti dituntut memiliki kepekaan tinggi dan kemauan untuk mendapat jawaban secara ilmiah terhadap berbagai masalah dalam kehidupan ini. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta teori-teori sesuai dengan bidang kajian ilmu yang ditekuninya. Istilah metodologi (methodology) dengan metode (methods) tumpang tindih penggunaannya. Sebenarnya metodogi (methodology) merupakan studi yang logis dan sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah, yang intinya terdiri atas: masalah, tinjauan pustaka, kerangka teori (jika ada), hipotesis (jika ada) dan cara penelitian. Sedangkan metode (methods) me-rupakan cara untuk melakukan penelitian, bahan, alat, jalan penelitian, variabel penelitian dan analisis hasil. Metode penelitian pada prinsipnya menceritakan cara yang merupakan alat (tool) mencapai tujuan. Cara yang dilakukan dalam penelitian bervariasi dan tidak kaku serta tergantung dari objek formal ilmu pengetahuan tersebut, tujuan serta jenis data yang akan diungkapkan. Penelitian umumnya mengandung dua ciri, yaitu logika dan pengamatan empiris. Penelitian ditujukan memecahkan masalah yang dihadapi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan permasahan umat manusia. Jawaban masalah tersebut menggunakan pendekatan ilmiah (scientificBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 206 dan Penulisan Proposal


approach) yang pada gilirannya melahirkan metode ilmiah (scientificmethod). Upaya yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific research). Penelitian ilmiah adalah suatu bentuk upaya penyelidikan (investigation) terhadap suatu pernyataan (proposisi) hipotesis yang dijadikan sebagai jawaban sementara suatu masalah. Membedakan dengan bentuk penyelidikan lain, ada beberapa ketentuan pokok yang harus dipenuhi oleh pelakunya. Pertama, penelitian itu harus dilakukan secara sistematis, terkontrol, dan kritis. Kedua, penelitian ilmiah menghasilkan kebenaran ilmiah, bersifat me-nerangkan (explanatory), memprediksi (predictive) dan mengontrol (controlling). Penelitian ilmiah adalah kegiatan yang bersifat indrawi (empirical) maksudnya, jawaban masalah yang diperoleh melalui kegiatan ini merupakan keyakinan subyektif peneliti namun telah teruji dengan kenyataan-kenyataan objektif di luar dirinya. Dengan kata lain, setiap pernyataan peneliti haruslah selalu didasarkan pada kebenaran yang diperoleh melalui pengujian dan penjelajahan yang bersifat empiris (empirical inquiry and test). Keyakinan terhadap jawaban suatu masalah memerlukan upaya pengujian di luar dirinya sendiri. Dengan kata lain sesuatu yang dianggap benar secara subyektif dan teoretis perlu diverifikasi seberapa jauh kebenaran yang diduga itu ditemui pada kenyataan objektif di lapangan. Bila proposisi hipotesis-teoretis itu didukung oleh data yang ditemukan di lapangan barulah proposisi diterima sebagai jawaban masalah Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 207 dan Penulisan Proposal


secara relatif meyakinkan. Namun bagaimanapun juga temuan tersebut masih tetap terbuka untuk di-ujikan lagi pada kesempatan lain. Barulah kemudian setelah menempuh ujian berkali-kali, proposisi itu dapat dijadikan sebagai teori keilmuan yang baru. Karena itu tidak mustahil temuan suatu penelitian akan ditolak oleh data pada kesempatan lain. Bila terjadi demikian maka kemungkinan tertolaknya temuan yang semula diharapkan akan menjadi unsur baru khasanah pengetahuan tidak dapat dihindarkan. Kegiatan penelitian yang dilalui peneliti secara umum adalah: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, (3) pengolahan data, (4) pembuatan laporan dan (5) sosialisasi hasil penelitian. Uraian berikut akan difokuskan kepada persiapan penelitian. Selama proses mempersiapkan pe-nelitian, kegiatan yang dilalui peneliti adalah: (1) mencari masalah penelitian, (2) mengumpulkan kegiatan penunjang untuk menjawab masalah tersebut, serta (3) penyusunan proposal penelitian. 2. Masalah Penelitian Persoalan pertama dalam penelitian adalah menemukan permasalahan apa yang akan diteliti. Permasalahan penelitian muncul dari pertimbangan teoretis, pragmatis, atau kedua-duanya. Tidak ada pedoman yang baku yang bisa digunakan untuk membantu peneliti memilih isu penelitiannya. Sumber permasalahan bisa berasal dari pengalaman pribadi peneliti, informasi yang dibaca, percakapan-percakapan, apaapa yang diekspos di media masa, teori yang dipelajari, kejadian-kejadian yang dilihat sehari-hari, nilai 208

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


yang dianut, dan lain sebagainya. Penelitian dilakukan guna mencapai tujuan tertentu. Suatu penelitian bisa mempunyai kegunaan praktis jika isu penelitian yang dipilih berkenaan dengan permasalahan yang hangat dan aktual di lingkungan masyarakat. Permasalahan yang dimaksud dalam hal ini yaitu pertentangan antara kondisi seharusnya dengan realita yang terjadi. Jika sekelompok pegawai selalu datang di atas jam kerja yang seharusnya maka terlihat adanya masalah. Jika produksi selalu tidak mencapai target, maka terdapat masalah. Seorang manajer pemasaran melakukan penelitian tentang ke-puasan konsumen karena mulai banyak keluhankeluhan dari mereka. Isu penelitian manajer tersebut adalah “kepuasan konsumen”. Manajer produksi juga melakukan penelitian tentang pengendalian kualitas karena banyak barang yang ditolak oleh para pe-mesan. Isunya adalah “quality-control”. Seorang mahasiswa mengambil isu “disiplin kerja” untuk penelitian, karena ketika datang ke sebuah departemen ternyata pegawainya seringkali terlambat datang di kantor. Isu-isu penelitian benar-benar didasarkan atas masalah yang nyata terjadi dan sasarannya adalah memecahkan masalah tersebut. Penelitian dapat juga diawali dengan adanya imajinasi dan rasa ingin tahu yang kuat dari peneliti. Tanpa ada kejadian yang sangat istimewa (negatif/ positif), seseorang bisa melakukan penelitian karena ada sesuatu hal yang ingin diketahuinya sendiri, guna kepentingan ilmunya sendiri. Seorang yang tertarik dalam bidang ilmu manajemen dapat saja meneliti efektivitas suatu program gugus kendali mutu bukan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

209


untuk kegunaan praktis, tetapi ingin membuktikan teori yang dipelajarinya. Seseorang dapat juga meneliti budaya organisasi dengan tujuan “hanya” ingin mengetahuinya atau bahkan melakukan serangkaian penelitian dengan maksud menyusun teori baru. Pemilihan permasalahan mempertimbangkan: (1) kemampuan peneliti sehubungan dengan penguasaan teori dan metodologi, (2) sarana dan prasarana pendukung, (3) kemungkinan memperoleh data, dan (4) kegunaan untuk kemaslahatan umum serta perkembangan ilmu pengetahuan. Kenyataan yang ditemui seringnya terjadi kesalahan dalam perumusan permasalahan yang dilakukan oleh peneliti. Kesalahan tersebut disebabkan antara lain oleh: (1) pengumpulan data dilakukan tanpa perencanaan yang matang, (2) tujuan yang dirumuskan secara umum dan meragukan sehingga hasil serta interpretasi tidak tepat, (3) batasan pendekatan tidak dipaparkan secara jelas. Penelitian yang berangkat dari masalah faktual (yang benar ada di suatu organisasi/lingkungan tertentu), maka masalah tersebut harus diidentifikasikan. Identifikasi artinya merinci masalah sehingga dapat diketahui dengan jelas. Semisal masalahnya menyangkut dengan disiplin kerja di instansi atau organisasi X, maka peneliti harus menjelaskan secara rinci tentang masalah disiplin kerja tersebut. Uraiannya berisi tentang pelanggaran-pelanggaran yang banyak dilakukan pegawai, perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Misalnya, ada aturan yang mengharuskan pegawai masuk kerja pukul 07.00, tetapi dalam kenyataannya tidak 210

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


demikian. Indentifikasi masalah sebaiknya disertai dengan data yang mendukungnya. Berapa pegawai yang selalu datang terlambat? Berapa lama waktu keterlambatan tersebut? Di bagian mana yang paling banyak terjadi keterlambatan? Pegawai dari golongan mana yang paling banyak terlambat?. Setelah diidentifikasikan, masalah penelitian harus dirumuskan. Perumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan yang nantinya membentuk pertanyaan penelitian (reseach questions). Misalnya: Sejauh mana peraturan-peraturan yang ada dimengerti pegawai? Bagaimana sanksi terhadap pelanggaran yang terjadi? Bagaimana akibat yang ditimbulkan dari adanya pelanggaran? Apakah terdapat korelasi antara tingkat pemahaman pegawai terhadap peraturan dengan tingkat pelanggaran? Karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian, maka hal tersebut merupakan patokan pertama pencarian data. 3. Penyusunan Proposal Penelitian a. Perumusan Judul Penelitian Setelah permasalahan penelitian diperoleh dan kemudian dirumuskan, Kegiatan berikut adalah merumuskan judul penelitian. Judul penelitian berbeda dengan judul buku, ceritera pendek, puisi, atau artikel-artikel populer lain. Judul harus bisa menggambarkan secara cepat dan jelas tentang apa yang diteliti. Syarat judul penelitian adalah: 1) Menggambarkan Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah isu utama peBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

211


nelitian. Kalau isu utamanya adalah “motivasi kerja”, maka kata “motivasi kerja” tersebut secara eksplisit harus ada dalam judulnya. Jika peneliti tidak sekadar ingin tahu tentang motivasi kerja saja, tetapi juga secara khusus ingin mengetahui bagaimana hubungannya dengan variabel lain, misalnya “kinerja”, maka kata “kinerja” tersebut juga harus ada dalam judul penelitian. Walau judul penelitian harus menyebutkan variabelnya, tetapi yang disebutkan hanyalah variabel utama yang dijadikan isu penelitian. Misalnya variabel utamanya adalah “motivasi kerja”, tetapi penelitian tersebut tidak sekadar mengetahui motivasi kerja saja. Peneliti juga menganalisis motivasi kerja dari perspektif jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lain sebagainya. Kesemua perspektif tersebut merupakan variabelvariabel penelitian yang tidak harus disebutkan dalam judul. 2) Unit Analisis Harus Dipaparkan Secara Jelas Unit analisis dimaksud dalam uraian ini adalah organisasi, kelompok orang, kejadian, atau hal-hal lain yang dijadikan objek pe-nelitian. Masih dengan isu “motivasi kerja”, maka judul penelitian juga harus secara eksplisit mencantumkan “siapa” yang diteliti-nya secara lebih definitif. Kalau yang diteliti adalah pegawai, maka kata “pegawai” harus disebutkan di dalam judul penelitian. Kalau yang diteliti adalah konsumen, maka kata “konsumen” harus disebutkan juga. Pegawai, konsumen dalam 212

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


contoh di atas adalah unit analisis. Jika seseorang ingin meneliti sistem penggajian suatu instansi, maka unit analisis-nya adalah instansi atau organisasi. 3) Memaparkan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat di mana unit analisis penelitian berada. Jika pegawai merupakan unit analisis, maka harus disebutkan secara definitif di organisasi mana pegawai tersebut bekerja. Apabila pelitian dilakukan di wilayah tertentu, secara jelas nama wilayah tersebut harus dicantumkan dalam judul penelitian. Jika unit analisisnya organisasi, maka disebutkan pula letak di mana organisasi tersebut berada. 4) Diungkapkan dengan Singkat dan Jelas Walau judul direkomendasikan untuk disusun sesingkat mungkin tetapi tidak berarti lalu menjadi tidak jelas. Arti dari sesingkat mungkin adalah hindari kata-kata yang tidak seharusnya ada dalam judul, karena tanpa katakata tersebut juga, makna judul sudah dapat dimengerti. b. Latar Belakang Bagian latar belakang menggambarkan secara utuh dan menyatu tentang: tema sentral masalah yang dikaji, mekanisme proses timbulnya masalah tersebut, motivasi yang mendasari dilakukan penelitian dan harapan yang diinginkan dari pe-lakBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 213 dan Penulisan Proposal


sanaan penelitian. Tema sentral masalah yang menjadi kajian dalam penelitian bersifat kondisional atau situasional yang di dalamnya terdapat tantangan, tuntutan dan kesempatan. Sehubungan dengan hal tersebut tidak jarang dalam pengukapan tema sentral masalah penelitian diungkapkan terlebih dahulu fenomena atau gejala yang dihadapi serta akibatnya. Kehangatan, aktualitas serta relevansi perlu menjadi bahan pertimbangan. Mekanisme timbulnya permasalahan yang di-ungkapkan dalam latar belakang masalah juga memaparkan proses terjadinya masalah dari awal sampai dewasa ini yang belum tersentuh secara lengkap dan utuh dalam suatu bidang ilmu se-hingga menjadi masalah dalam kehidupan. Agar peneliti dapat menyusun latar belakang penelitiannya dengan baik maka dia harus membekali diri dengan banyak informasi tentang isu penelitiannya baik yang berdimensi praktis dan teoretis. Seorang peneliti dengan isu “motivasi kerja”, harus dapat menjelaskan mengapa dia meneliti isu tersebut, apa akibat positif yang bisa ditimbulkan dari penelitian dengan isu tersebut. Dalam latar belakang peneliti bisa saja men-cantumkan data atau pendapat-pendapat orang lain guna memperkuat alasan penelitiannya.

c. Rumusan Masalah Pokok permasalahan ditentukan dengan meBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 214 dan Penulisan Proposal


milih pokok permasalahan yang diungkapkan pada awalnya sangat umum dan berlanjut kepada uraian yang bersifat spesifik. Fokus penelitian menggambarkan rincian pernyataan atau topik-topik pokok yang akan diungkapkan melalui penelitian. Apabila digunakan rumusan masalah, fokus penelitian berisi pernyataan-pernyaaan yang akan dijawab dalam penelitian dan alasan diajukannnya pernyataan. Pernyataan-pernyataan ini diajukan untuk mengetahui gambaran apa yang akan diungkapkan di lapangan. d. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sasaran hasil yang ingin di capai dalam penelitian ini sesuai dengan fokus yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian dirumuskan secara utuh dan berorientasi kepada pertanyaan-pertanyaan dalam permasalahan (fokus penelitian). Dari tujuan penelitian tercermin langkah operasional penelitian yang akan dilakukan. Pencantuman tujuan penelitian dimaksudkan agar peneliti senantiasa bergerak sesuai dengan tujuan tersebut. Apabila tujuan penelitian adalah ingin mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, maka peneliti harus selalu berupaya ke arah situ. Apabila peneliti bertujuan ingin mengetahui sikap pegawai tentang sesuatu hal maka dia harus mengarahkan semua upaya penelitian, yaitu memperoleh data tentang sikap pegawai. Tercapai atau tidaknya tujuan dari penelitian secara eksplisit harus tampak dalam hasil Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

215


penelitian dan dalam kesimpulan penelitian. e. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ditunjukan untuk pengembangan ilmu dan guna laksana dalam pembangunan. Melalui paparan ini dapat di-simpulkan bahwa permasalahan yang diteliti layak dilaksanakan dan fungsional secara ilmiah dan paktis. Misalnya kalau terbukti bahwa terdapat hubungan antara gaji pegawai dengan semangat kerja mereka, lalu apa manfaat dari temuan ter-sebut bagi lingkungan di mana penelitian di-langsungkan? f. Kerangka Pemikiran Dalam kerangka pemikiran, peneliti harus menguraikan konsep atau variabel-variabel penelitiannya secara lebih rinci. Dia tidak hanya mendefinisikan variabel-variabel, tetapi juga menjelaskan keterkaitan antara variabel-variabel tadi. Menguraikan kerangka pikirannya, peneliti tidak sekadar fokus pada variabel-variabel penelitian saja tetapi juga harus menghubungkan konsep penelitian dalam kerangka yang lebih luas lagi. Misalnya jika peneliti ingin mengetahui apakah ada korelasi antara gugus kendali mutu dengan tingkat produktivitas, maka peneliti menguraikan apa itu gugus kendali mutu, apa itu produktivitas, bagaimana hubungan di antara kedua variabel itu, lalu bagaimana keterkaitannya dengan organisasi secara menyeluruh. Akhir kerangka pemikiran dapat disusun dalam bentuk model, abtraksi dari pemikiran-pe216

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


mikiran yang melandasi penelitian. Model kerangka pemikiran bisa sama dengan model penelitian, tetapi juga bisa berbeda. Model penelitian cenderung lebih terpusat pada variabel-variabel penelitian yang memang benar-benar akan diteliti, sedangkan model dari kerangka pemikiran lebih luas lagi. Misalnya, Model : K=f(m,k) Kinerja adalah fungsi dari motivasi dan kemampuan, tetapi penelitian hanya sekadar ingin mengetahui hubungan antara motivasi dengan kinerja. Dengan demikian dalam model kerangka pemikiran ada tiga variabel, sedangkan di model penelitian hanya ada dua variabel. g. Menetapkan Hipotesis Penelitian Penelitian bisa menggunakan hipotesis atau bisa juga tidak, atau bahkan bisa pula memunculkan hipotesis. Yang dimaksud dengan hipotesis adalah tesis (kesimpulan) yang masih belum tentu benar (hypo). Karena belum tentu benar, maka perlu diuji. Pemunculan hipotesis didasarkan atas kerangka pemikiran. Peneliti dapat membuat hipotesis: “Makin tinggi tingkat pemahaman pegawai pada peraturan organisasi, makin sedikit tingkat pelanggaran yang dilakukannya”. Hipotesis ini muncul berdasarkan kerangka pemikiran bahwa orang melanggar suatu peraturan karena dia tidak atau kurang mengerti tujuan atau kegunaan peraturan tersebut. Kerangka pemikiran ini didukung oleh teori-teori, atau penelitian-penelitian tertentu. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 217 dan Penulisan Proposal


Peneliti tidak bisa sembarangan membuat hipotesis. Dia harus benar-benar cermat membuat hipotesis agar hipotesisnya bisa diterima. Suatu hipotesis bisa saja ditolak, tetapi jika penolakan-nya disebabkan karena kerangka berpikir yang salah, bukan karena salah pengambilan data atau hal teknis lainnya, maka mutu logika peneliti dipertanyakan. Suatu penelitian boleh mempunyai lebih dari satu hipotesis. Terlepas dari jumlah yang ada, semuanya harus diuji. h. Kajian Pustaka Kajian pustaka berfungsi sebagai dukungan, evidensi ilmiah yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti. Kajian teori bermanfaat sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan lapangan. Di samping itu landasan teori bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Peran landasan teori dalam penelitian kualitatif jauh berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori ke data serta berakhir penolakan ataupun penerimaan teori yang diajukan. Penelitian kualitatif, peneliti bertolak dari data, memanfaatklan teori sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan suatu teori. i. Metode Penelitian 1) Penentuan Metode Penelitian Setelah peneliti memahami apa yang akan ditelitinya, maka hal yang paling penting dalam 218

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


proses penelitian adalah menentukan bagaimana cara menelitinya. Di sini peneliti harus bisa menetapkan metode penelitian apa yang tepat. Kesalahan memilih metode akan mengakibatkan tujuan yang sesungguhnya dari penelitian tidak akan tercapai. Dalam ilmu-ilmu sosial banyak metode penelitian yang dipakai, antara lain survei, eksperimen, studi historis, studi kasus, dan lain-lain. Ada tiga kondisi yang perlu dijadikan pertimbangkan dalam menetapkan metode penelitian apa yang akan dipakai. (1) jenis pertanyaan penelitian, (2) sejauh mana peneliti dapat mengendalikan kejadian atau perilaku obyek yang diteliti, dan (3) waktu kejadian atau perilaku yang ditampilkan. Apabila penelitian bertujuan ingin mengetahui bagaimana dan mengapa sesuatu hal itu terjadi peneliti mampu mengendalikan perilaku/kejadian tersebut, perilaku serta kejadian yang akan diteliti adalah yang sekarang, maka metode penelitiannya adalah eksperimen. Misalnya: peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh program pelatihan terhadap peningkatan kinerja. Peneliti dapat menggunakan rancangan penelitian eksperimen pretest posttest design. 2) Menentukan Sampel Penelitian Sebelum menentukan mengenai sampel, peneliti harus menetapkan populasi penelitian Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

219


karena sampel adalah bagian dari populasi. Misalnya: penelitian akan dilakukan terhadap pegawai di Departemen X, maka keseluruhan pegawai di departemen itu adalah populasi. Penelitian terhadap desa di Kecamatan X, maka seluruh desa yang ada di kecamatan tersebut adalah populasi. Penelitian yang ideal tidak menggunakan sampel. Tetapi karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, yang dimiliki peneliti maka peneliti terpaksa harus mengambil sampel. Ada dua cara pengambilan sampel, yaitu dengan teknik probabilitas–sampel acak sederhana, sampel acak distaratifikasi, sampel sistematis, sampel gugus, dan lain sebagainya-dan teknik sampel nonprobabilitas-sampel bertujuan, sampel kebetulan, sampel “bola salju”, dan lain sebagainya. Penentuan teknik sampling dan jumlah sampel harus benar-benar seksama sehingga hasil penelitian dicapai sesuai dengan tujuan. Tidak semua penelitian mempunyai populasi. Kalau penelitiannya adalah tentang sistem kerja di satu departemen, maka penelitiannya tidak mempunyai populasi. Departemen yang diteliti tidak disebut sampel tetapi dinamakan unit analisis. Jika dalam penelitian mengambil beberapa orang untuk diwawancarai untuk memperoleh keterangan tentang sistem kerja di departemen tersebut, maka mereka bukan dinamakan sampel, tetapi responden. Tetapi jika peneliti yang sama ingin mengetahui pen-dapat 220

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


pegawai di departemen tersebut, maka peneliti perlu menentukan sampel penelitian. Dalam kasus terakhir unit analisisnya adalah individu. 3) Menentukan Teknik Mengambil Data Data merupakan informasi yang berkaitan dengan variabel penelitian. Kalau variabelnya adalah motivasi kerja pegawai, maka datanya adalah informasi tentang motivasi kerja para pegawai, bukan yang lain. Kalau variabelnya adalah upah/gaji, maka informasinya berupa jumlah upah dan gaji yang berupa uang yang diterima. Pertanyaan pentingnya adalah teknik pengambilan data yang seperti apa supaya peneliti bisa memperoleh data yang diinginkannya? Bisakah data tentang upah pegawai dicari dengan teknik wawancara? Bisakah data disiplin kerja diambil melalui kuesioner yang diisi oleh orang yang bersangkutan? Ada data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diambil oleh peneliti sendiri (bukan oleh orang lain) dari sumber utama, guna kepentingan penelitiannya, yang sebelumnya tidak ada. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia, yang dikutip oleh peneliti guna kepentingan penelitiannya. Data aslinya tidak diambil peneliti tetapi oleh pihak lain. Misalnya data tentang upah pegawai, jika jumlah upahnya diperoleh dari wawancara dengan pegawai yang bersangkutan, maka data upah tersebut adalah data primer. Jika data tentang upah tersebut dikutip oleh peneliti dari Daftar Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

221


Upah Pegawai yang telah tersedia, maka data upah ini adalah data sekunder. Beberapa teknik pengambilan data yang umum digunakan dalam penelitian-penelitian sosial yaitu: wawancara, kuesioner, dan studi dokumentasi, dan observasi. Untuk masingmasing teknik pengambilan digunakan instrumen pengambilan data yang berbeda. Wawancara menggunakan panduan dan bisa dilengkapi dengan alat perekam suara (tape recorder), kuesioner dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis, studi dokumen dengan alat mencatat atau tustel, observasi dengan tustel, catatan, atau alat lainnya. 4) Mengoperasikan Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu hal yang menjadi obyek penelitian yang mempunyai nilai bervariasi. Kalau peneliti tertarik meneliti disiplin kerja pegawai, maka disiplin kerja tersebut adalah variabel penelitiannya. Disiplin kerja mempunyai variasi nilai; disiplinnya tinggi, rendah, cukup, dan lain sebagainya. Besar atau banyaknya variabel penelitian tidak dapat dijadikan patokan tingkat keilmiahan suatu penelitian. Peneliti boleh saja memfokuskan penelitiannya pada satu variabel atau lebih. Kadar keilmiahan suatu penelitian lebih banyak ditentukan oleh bagaimana peneliti menetapkan memilih dan menerapkan metode penelitiannya; misalnya menentukan sampel, mencari data, mengolah data, mengiterpretasi-kan data, 222

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


dan lain sebagainya. Operasionalisasi dari variabel merupakan proses mengubah definisi nominal menjadi definisi operasional. Contoh: definisi nominal dari disiplin adalah “tingkat kepatuhan seseorang kepada aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi”. Maka definisi operasionalnya adalah: “Masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 14.00, setiap tanggal 17 mengikuti apel, tidak merokok di tempat yang dilarang, meminta ijin kepada yang berwenang jika hendak meninggalkan kantor pada saat jam kerja, dan lain sebagainya”. Definisi operasional tidak boleh mempu-nyai makna yang berbeda dengan definisi nominal. Oleh karena itu sebelum menyusun defenisi operasional, peneliti harus membuat definisi nominal terlebih dahulu variabel penelitiannya. Definisi nominal dari variabel penelitian seharusnya secara eksplisit telah dinyatakan dalam kerangka pemikiran. Definisi nominal dapat diangkat dari berbagai pendapat para akhli yang memang banyak membicarakan, menulis tentang variabel yang ditelitinya. Kalau variabel penelitiannya mengenai “Peran Kepala Desa”, sehingga peneliti mempelajari konsep “Peran Kepala Desa”. Untuk memudahkan, langkah awal yang bisa diambil guna menyusun definisi nominal variabel penelitian adalah dengan melihat kamus umum. Kalau variabel tersebut berasal dari kata asing, misalnya dari bahasa Inggris, Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

223


maka kamus bahasa Inggris yang digunakan. Baru setelah itu mencari dari buku-buku khusus yang membahas konsep atau variabel penelitiannya. Jika buku yang dibaca cukup tebal sehingga sulit menemukan kata yang dicari, manfaatkanlah indeks yang ada di buku tersebut. 5) Analisis Data Bagian ini diuraikan pendekatan statistik yang digunakan untuk menganalisis data yang hendak dikumpul. Statistik terdiri atas statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik inferensial terbagi atas dua jenis yaitu: parametrik dan nonparametrik. Pemilihan formula yang digunakan dalam menganalisis data sangat ditentukan oleh jenis data serta kesesuaian tujuan dengan hipotesis yang akan dibuktikan. Permasalahan yang diperhatikan dalam pemilihan teknik analisis data adalah ketepatan formula yang digunakan untuk menganalisis bukan perihal kecanggihan formula tersebut.

224

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


E. Perbedaan Materi Proposal dengan Materi Hasil Penelitian Menurut www.referensimakalah.com perbedaan materi proposal dengan materi hasil penelitian dapat dilihat dari dua aspek, yaitu: Proposal Hasil Penelitian Aspek Isi Sebagai pedoman Sebagai 1. pelaksana pertanggungjawaban Proposal merupakan Materi isi laporan hasil rencana kegiatan sebagai penelitian dijadikan sebapeta dan pedoman kerja gai pertanggungjawaban yang mencerminkan peneliti terhadap orang kualitas penelitian yang yang dilapori, baik kalanakan dilakukan. Dengan gan akademik, pemerkeberadaan proposal, intah maupun masyakat peneliti menjadi lebih umum. jelas tentang apa yang akan dilakukan karena variabel, problematika, tujuan, hipotesis, metodologi, instrumen data telah diketahui dengan jelas. 2.

Sebagai bahan mempercepat pelaksanaan Jika proposal penelitian sudah disusun secara sistematis, lengkap dan tepat, akan mempercepat pelaksanaan, proses.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

Sebagai media komunikasi dan publikasi Laporan penelitian merupakan media bagi peneliti mengkomunikasikan hasil penelitiannya kepada orang lain 225


3.

4.

Sebagai bahan pemSebagai khazanah keilberitahuan awal dan muan usulan penelitian Dengan penemuan melaProposal penelitian lui penelitian, khazanah dibuat peneliti sebelum ilmu pengetahuan akan melakukan kerja lapabertambah luas. Di sampngan. Di samping itu, ing itu, laporan hasil proposal merupakan penelitian juga dapat pengantar awal dari semenjadi media pengembuah penelitian, apakah bangan ilmu pengetapenelitian yang akan huan. dilakukan secara umum layak diterima oleh yang berkepentingan atau tidak. Sebagai bahan evaluasi Sebagai pedoman Penyusunan proposal di- Laporan hasil penelitian gunakan sebagai evaluasi dapat juga dijadikan sesecara terus menerus ter- bagai alat atau pedoman hadap apa yang sedang bagi pengambil kebijadilakukan, serta menkan penentuan kebijakan gadakan modifikasi apa- sehingga daya dukung bila diperlukan. Terlebih kebijakan tersebut cukup jika proposalnya bersifat kuat karena berupa data kualitatif, kemungkinan actual dan bisa menterjadi perubahan dan jadi pedoman kehidupan perombakan proposal di manusia menjadi lebih lapangan sangat besar sempurna dan semakin karena sangat mempermudah hatikan kondisi konteks objek penelitian yang akan dilakukan. SISI SISTEMATIKA

226

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


5.

Sistematika proposal penelitian terdiri atas; Pendahuluan, Tinjauan Pustaka/ Studi Pustaka, Metodologi, Daftar Pustaka.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

Sedangkan sistematika laporan hasil penelitian; Pendahuluan (subsubnya sama dengan proposal), Tinjauan Pustaka/Studi Pustaka (sub-sub sama dengan proposal), Metodologi (Sub-sub sama dengan proposal), Hasil Penelitian dan Pembahasan (isi pembahasannya merupakan jawaban terhadap rumusan masalah). Hasil penelitian dapat dibuat dalam beberapa bab dan sub-sub bab pembahasannya, Kesimpulan, implikasi dan saran, Daftar pustaka, Lampiranlampiran.

227


LATIHAN 1. Ayo berlatih mengumpulkan bahan untuk menyusun proposal secara berkelompok! Hal yang harus dilakukan adalah: a. Lakukanlah observasi terhadap lingkungan di sekitar Anda, temukan persoalan-persoalan di dalamnya. b. Pilihlah persoalan yang Anda temukan yang dianggap penting dan mendesak untuk dicari penyebab atau pemecahannua. c. Rumuskanlah bentuk kegiatan penelitian yang relevan dengan persoalan tersebut. d. Cari referensi yang dapat memperkuat dan memperjelas persoalan yang kamu hadapi. Format Bahan-Bahan Proposal Jenis Proposal Fakta Lapangan

Teori Pendukung

Perkiraan Solusi:

2. Membuat proposal a. Secara berkelompok, buatlah sebuah proposal sesuai dengan temuan masalah yang telah ditetapkan. b. Susunlah proposal tersebut dengan memperhatikan kelengkapan struktur kaidah yang benar. 228

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


c. Presentasikanlah proposal tersebut di depan kelompok lainnya. Gunakanlah alat peraga atau perangkat multimedia untuk membantu memperjelas presentasi kelompokmu itu. d. Mintalah kelompok lian untuk memberikan tanggapan dengan menggunakan format berikut. Aspek Tingkat kepentingan/ kebermanfaatan kegiatan yang diajukan. Ketepatan dalam struktur teks. Kebakuan dalam penggunaan kaidah kebahasaan. Kejelasan dalam penyampaian. Daya tarik presentasi.

Isi

Tanggapan

e. Berlatihan pula secara mandiri untuk menyusun proposal suatu kegiatan yang akan dilakukan pada kegiatan di sekolah atau kegiatan di lingkungan tempat tinggal Anda!

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

229


PETUNJUK LATIHAN 1. Anda diminta melakukan pengamatan atau observasi di lingkungan sekitar tempat tinggal dan menemukan persoalan yang dianggap penting, kemudian rumuskanlah bentuk kegiatan tersebut berdasarkan format tabel yang telah disediakan, meliputi jenis persoalan, fakta di lapangan, dan teori pendukung. 2. Setelah itu, presentasikan atau lakukan silang baca dengan kelompok lain dan berikan tanggapan atau saran.

230

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


RANGKUMAN • Proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelaskan sebuah tujuan kegiatan kepada pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan kegiatan tersebut lebih detail. • Penyusunan proposal bisa dilakukan melalui observasi lapangan atau membaca literatur. • Temuan-temuan dapat dikembangkan menjadi proposal yang lengkap, jelas, dan menarik. • Teknik penyusunan proposal: Pembuatan atau penyusunan proposal baiknya dilakukan oleh orang atau beberapa orang yang sudah terbiasa membuat sebuah proposal; Tentukan tema dan tujuan proposal yang akan dibuat; Persiapkan bahan dan informasi; Menyusun dfat atau kerangka proposal; Membuat proposal semenarik mungkin. • Persiapan dalam penulisan proposal penelitian: Tentukan bidang dan masalah; Kreatif dan inovatif dalam menentukan bidang masalah; Batasi ruang lingkup masalah penelitian; Cari teori yang terkait dengan masalah; Kaji penelitian-penelitian sebelum-nya; Pertimbangkan kemungkinan dan kelayakan penelitian; Diskusi; Pegang teguh bahwa Anda adalah pemilik dan penanguung jawab pelaksanaan dan hasil penelitian. • Penjabaran teknik pembuatan proposal penelitian. • Perbedaan materi proposal dengan materi hasil penelitian dapat dilihat dari aspek isi dan sisi sistematika.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

231


TES FORMATIF 4 Pilihlah satu jawaban yang tepat! 1. Penulisan tujuan yang tepat dalam penyusunan proposal kegiatan pentas seni adalah .... A. Dalam rangka menyambut HUT sekolah, OSIS SMA Pelita Garuda menyelenggarakan kegiatan pentas seni. B. Dikarenakan menjelang HUT sekolah maka OSIS SMA Pelita Garuda mengadakan kegiatan pentas seni. C. OSIS SMA Pelita Garuda mengadakan Kegiatan pentas seni dengan tema seni yang menyatukan perbedaan. D. Demikian proposal ini saya buat dengan tujuan agar instansi Bapak/Ibu/Saudara/I berkenan bekerja sama. E. Tujuan penulisan proposal harus ditentukan beberapa waktu sebelum penyelenggaraan. 2. Musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) bahasa Indonesia SMA tingkat Surabaya akan membentuk pengurus baru periode 2008-2009. Untuk itu sekretaris MGMP menyusun proposal untuk pencairan dana. Kalimat berisi tujuan yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah .... A. Kegiatan tersebut untuk membentuk pengurus baru MGMP Bahasa Indonesia SMA tingkat Kota Surabaya. B. Membentuk dan mengaktifkan kembali MGMP Bahasa Indonesia SMA tingkat Kota Surabaya. C. Menyusun program kerja MGMP Bahasa Indonesia tingkat Kota Surabaya tahun 2008-2009. D. Untuk menampung kreativitas guru, akan dibentuk pengurus baru MGMP Bahasa Indonesia tingkat Kota Surabaya. E. MGMP Bahasa Indonesia tingkat Kota Surabaya akan 232

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


membentuk pengurus, dan membentuk program kerja. 3. Perhatikan ilustrasi berkut! Dalam rangka bulan Ramadhan berdasarkan rapat rohis, SMA Muslim berniat untuk mengadakan acara buka bersama dan peringatan Nuzulul Quran. Untuk itu panitia kegiatan menyusun proposal kegiatan untuk mencairkan alokasi dana dari sekolah. Penulisan latar belakang/dasar pemikiran yang tepat adalah .... A. Kegiatan ini diadakan untuk memupuk rasa iman dan takwa serta ukuwah Islamiyah di kalangan siswa. B. Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah, pada Bulan Ramadan juga diturunkan Alquran untuk pertama kali oleh Allah SWT. C. Untuk mengisi kegiatan di bulan Ramadan rohis menyelenggarakan acara buka bersama dan peringatan Nuzulul Quran. D. Demikian proposal kami, besar harapan kami untuk kerja samanya. E. Untuk kesepakatan kerja sama dapat dirundingkan pada proposal kerja sama. 4. Berikut ini bagian penutup proposal yang kurang baik adalah .... A. Demikianlah proposal ini kami buat. Semoga kerja sama yang dilakukan pihak perusahaan Anda dengan panitia penyelenggara dapat menghasilkan kerja sama yang bermanfaat. B. Demikian proposal ini kami susun. Harapan kami semoga acara yang kami selenggarakan dapat terlaksana dengan baik. C. Terima kasih kepada pihak-pihak yang berniat Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

233


mendukung acara kami. Semoga kerja sama ini dapat berlanjut hingga ke depan. D. Semoga dengan paparan yang ada dalam proposal ini menggugah pihak-pihak untuk mendukung kegiatan “Seribu Buku untuk Anak Jalanan” yang kami laksanakan. Terima kasih atas perhatian Saudara. E. Demikianlah proposal ini kami buat. Kami yakin sekali perusahaan Anda mampu untuk menyumbang kegiatan pentas seni sekolah kami dengan tidak terpaksa. 5. Bacalah penggalan latar belakang proposal berikut secara cermat! Narkoba menjadi permalahan nasional karena memiliki dampak lebih besar dibandingkan dengan bencana tanah longsor dan banjir. Penyalahgunaan narkoba akan memengaruhi kelangsungan hidup bangsa. Berdasarkan pemikiran ini, gabungan pengurus OSIS SMK seKota Yogyakarta bermaksud mengadakan acara dialog interaktif mengenai penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Acara ini diharapkan dapat memberi informasi kepada para remaja tentang cara menghindari dan dampak penyalahgunaan narkoba. Tujuan penyusunan proposal menurut penggalan latar belakang tersebut adalah .... A. Remaja mengetahui seluk-beluk penggunaan narkoba di kalangan remaja. B. Pengurus OSIS SMK Kota Yogyakarta pandai berinteraksi. C. Mengadakan dialog interaktif tentang penyalahgunaan narkoba. D. Memberikan informasi kelangsungan hidup bangsa kepada para remaja. 234

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


E. Remaja mengetahui cara menghindari dan dampak penyalahgunaan narkoba. 6. Bacalah paragraf berikut! 1) Peningkatan usaha ekonomi bagi masyarakat desa diyakini mampu menjadi daya tangkal bagi masyarakat desa untuk hijrah ke kota. 2) Melibatkan mereka dalam kegiatan ekonomi produktif setidaknya membuat masyarakat tidak melirik kota. 3) Untuk keberhasilan kegiatan tersebut, pemda setempat menggandeng berbagai pihak di antaranya Pusat Pelatihan dan Ketrampilan. 4) Peserta pelatihan difasilitasi modal usaha dan pendampingan. Kesalahan penggunaan kata baku dalam paragraf tersebut adalah kata …. A. hijrah pada kalimat (1) seharusnya hijroh B. produktif pada kalimat 2 seharusnya produsen C. pihak pada kalimat 3 seharusnya fihak D. ketrampilan pada kalimat 3 seharusnya keterampilan E. difasilitasi pada kalimat 4 seharusnya divasilitasi 7. Bacalah bagian proposal yang dirumpangkan berikut ini! Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang wajib mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswanya dalam bidang akademis. … OSIS merupakan wadah organisasi siswa yang melatih siswa untuk berorganisasi, sekaligus wadah kegiatan siswa untuk mengembangkan talentanya. Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian latar Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

235


belakang proposal tersebut adalah .... A. Selain itu, sekolah wajib melatih siswanya untuk berorganisasi. B. Siswa yang aktif di OSIS adalah siswa yang pandai berorganisasi. C. OSIS adalah organisasi siswa di sekolah yang sangat bermanfaat. D. Siswa yang memiliki talenta dianjurkan aktif di OSIS. E. Kegiatan siswa di sekolah tertampung dalam kegiatan OSIS. 8. Berikut yang bukan merupakan syarat judul penelitian adalah .... A. Menggambarkan variabel penelitian B. Unit analisis dipaparkan secara jelas C. Memaparkan lokasi penelitian D. Diungkapkan dengan singkat dan jelas E. Ditulis lengkap dengan kalimat yang panjang 9. Berikut merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan permasalahan dalam proposal penelitian, kecuali .... A. Kemungkinan memperoleh data B. Opini dan subjektivitas peneliti C. Manfaatnya untuk perkembangan IPTEK D. Kemampuan peneliti terkait teori E. Sarana dan prasarana pendukung

236

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


10. Tema Proposal: Peningkatan Minat Baca Para Pelajar Rumusan masalah yang tepat sesuai dengan tema tersebut adalah .... A. Untuk apa masalah minat baca para pelajar dibahas? B. Berapa banyak pelajar yang memiliki masalah dalam membaca? C. Bagaimana upaya meningkatkan minta baca dikalangan pelajar? D. Berapa orang yang diperlukan di dalam meningkatkan minat baca para pelajar? E. Apa yang dimaksud dengan minat membaca di kalangan pelajar?

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

237


PETUNJUK PENILAIAN Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban dari Tes Formatif 4 yang terdapat di bagian akhir Modul Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Proposal ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup <70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan ke modul lainnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang belum dikuasai.

238

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


CATATAN:

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

239


CATATAN

240

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN TES FORMATIF MODUL 1 PENULISAN KARYA ILMIAH TES FORMATIF 1 1. D. Merupakan deskripsi suatu peristiwa Pembahasan: Sebuah karya ilmiah memiliki ciri-ciri menggunakan bahasa baku, tulisan disajikan secara sistematis, dan memaparkan bidang ilmu tertentu. Pilihan D bukanlah ciri dari sebuah karya ilmiah melainkan ciri dari sebuah teks eksposisi. Teks eksposisi merupakan teks yang bersifat memaparkan kejadian atau informasi dan pengetahuan secara singkat, padat dan akurat. 2. B. Konsentrat Protein Dedak Gandum sebagai Alternatif Sumber Protein Nabati Pembahasan: Topik pembahasan yang diangkat dala karya ilmiah harus dapat dikupas mendalam/tuntas. Agar sebuah topik dapat dibahas dengan tuntas maka seorang penulis hendaknya tidak mengangkat topik yang yang terlalu luas. Pada pilihan D topik yang diangkat spesifik yaitu mengenai konsentrat protein dedak gandum sebagai alternatif sumber protein nabati. Sedangkan pada pilihan A, C, D, E topik yang disajikan masih terlalu luas dan general. 3. C. Sistematika tulisan Pembahasan: Aspek pengarang, panjang tulisan dan pembahasan belum tentu dapat membedakan karya ilmiah dari jenis tulisan yang lainnya. Setiap tulisan dapat dibedakan berdasarkan sistematikanya. Karena setiap tulisan pasti memiliki sistematika tertentu yang sudah menjadi pakem. Karya ilmiah merupakan suatu karangan yang disusun secara Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 241 dan Penulisan Proposal


sistematis dan bersifat ilmiah. Sistematis berarti bahwa karya tulis tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga kaitan antara bagian-bagiannya jelas dan padu. 4. D. kesamaan persepsi materi yang ditulis Pembahasan: Kejelasan materi yang disajikan dalam karya tulis merujuk pada kesamaan persepsi materi yang ditulis. Keterangan yang dikemukakan harus dapat mengungkapkan makna secara jernih sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan tidak menyebabkan perbedaan pemahaman atau persepsi. 5. B. Sebelum menulis, penulis perlu membaca berbagai sumber Pembahasan: Salah manfaat penulisan karya ilmiah yaitu menulis karya ilmiah juga dapat meningkatkan kemampuan membaca yang efektif karena ia harus membaca berbagai rujukan sebelum menulis. Seorang peneliti mengalokasikan banyak waktunya untuk membaca berbagai sumber rujukan maupun research paper. Kemampuan membaca efektif sangat diasah dala hal ini agar waktu yang digunakan dalam membaca rujukan dapat dilakukan secara optimal. 6. D. Karya Ilmiah Pembahasan: Suatu karya tulis yang bersifat sistematis, kebahasaan baku, objektif, cermat, tepat benar, tidak mengandung argumentasi dan tidak bersifat emotif, adalah ciri dari karya ilmiah. Pada teks berita, opini, maupun naratif masih dapat ditemui sifat-sifat yang tidak sesuai dengan sifat suatu karya tulis yang dimaksud pada nomor 6. Misalnya suatu berita tidak harus meggunakan bahasa yang baku, suatu opini bersifat subjektif, argumentasi dan emotif, sedangkan naratif tidak menggunakan kebahasaan yang baku, tidak Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 242 dan Penulisan Proposal


harus tepat benar, bersifat emotif serta lebih longgar dalam sistematisnya. 7. C. Sebagai sarana pemberangusan perkembangan bidang ilmu kepada masyarakat tertentu. Pembahasan: Sebuah karya ilmiah tidak berfungsi sebagai sarana pemberangusan perkembangan bidang ilmu kepada masyarakat. Pemberangusan berarti larangan pengeluaran pendapat. Suatu karya ilmiah tidak digunakan sebagai sarana larangan pengeluaran pendapat terhadap perkembangan ilmu kepada masyarakat melainkan sebagai sarana yang dapat menyebarluasjan pengetahuan dan perkembangan bidang ilmu. 8. A. Ketidak representatifan data literatur dan data lapangan Pembahasan: Objektif, segala keterangan yang dikemukakan dalam tulisan itu adalah benar dan apa adanya sesuai dengan data dan fakta yang diperoleh. Objektif erat kaitannya dengan kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Kebenaran ditulis apa adanya sekalipun tidak sesuai dengan hipotesis, tidak ada manipulasi di dalamnya. Keobjektifan karya ilmiah dapat dicapai dengan tersedianya data literatur dan data lapangan yang memadai (datanya harus representatif). 9. B. Sistematis Pembahasan: Selain memiliki sifat ilmiah, sebuah karya ilmiah semestinya memiliki sifat sistematis karena suatu karya ilmiah disusun menurut aturan tertentu sehingga kaitan antara bagian-bagiannya jelas dan padu. Karya ilmiah tidak bersifat naratif (menjelaskan, prosa), agitatif (menghasut), Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 243 dan Penulisan Proposal


maupun surealis (menganut aliran di atas atau di luar realitas). 10. C. Tulisan yang disajikan memuat bidang keilmuan yang generalis sehingga bahasan lebih luas. Pembahasan: Tulisan yang disajikan memuat bidang keilmuan yang generalis sehingga bahasan lebih luas bukanlah sebuah kriteria spesifik dan mendalam. Hal ini bertentangan karena spesifik bersifat khusus, dan general lebih bersifat umum, pembahasan yang lebih luas pun justru akan membuat pembahasan tidak dilakukan secara mendalam.

244

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


TES FORMATIF 2 1. C. Kesimpulan penulisan Pembahasan: Latar belakang, sistematika penulisan, metode penulisan dan tujuan penulisan merupakan bagian yang ada dalam karya ilmiah. Adapun kesimpulan penulisan tidak terdapat pada pendahuluan melainkan penutup karya ilmiah. 2. D. 3, 5, 1, 4, 2 Pembahasan: Penulis daftar pustaka yang tepat yaitu dengan urutan 3) pengarang, 5)tahun terbit, 1) judul buku, 4) kota terbit, 2) penerbit. 3. A. Latar belakang masalah Pembahasan: Paragraf tersebut merupakan bagian latar belakang masalah pada pendahuluan karya tulis. Pada bagian tersebut memaparkan latar belakang permasalahan yang diangkat oleh penulis yaitu mengenai masalah limbah akibat kemajuan bidang industry dan teknologi yang menjadi masalah. 4. B. Meningkatkan Kreativitas Siswa dengan Kegiatan Ekstrakurikuler Pembahasan: Penulisan judul makalah yang tepat adalah pilihan B “Meningkatkan Kreativitas Siswa dengan Kegiatan Ekstrakurikuler”. Penulisan judul dengan campuran huruf kapital dan huruf non-kapital, setiap awal kata dengan huruf kapital, kecuali kata sambung dan kata depan (dalam kasus ini adalah kata dengan). 5. A. pendahuluan makalah berjudul “Produksi Bersih” Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

245


Pembahasan: Kalimat tersebut merupakan penggalan dari pendahuluan karena termasuk ke dalam latar belakang masalah yang memaparkan permasalahan yang akan dibahas dalam makalah. 6. E. Pembatasan masalah Pembahasan: Penggalan tulisan tersebut merupakan pembatasan makalah. Hal ini dibuktikan dengan kutipan “.... pembahasan dalam makalah ini penulis batasi pada objek rumah tangga nelayan tradisional.” Pembatasan masalah dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dan mempermudah analisis data. 7. B. Pentas seni adalah sebuah kegiatan yang menampilkan kreativitas siswa untuk mengekspresikan kreativitas siswa, untuk mengekspresikan ekspresi berkeseniannya, baik seni musik, suara, drama, dan keterampilan lainnya. Pembahasan: Latar belakang yang tepat untuk tema tersebut berada di pilihan B. Pada pilihan B paparkan mengenai pentas seni dan keterkaitannya sebagai media peningkatan kreativitas dan prestasi belajar. 8. D. Mubakhit, Abit Adya. 2007. Bermain Kata: Pembelajaran Kosakata dengan Games. Yogyakarta: Pensil Kreatif. Pembahasan: Penulisan daftar pustaka yang benar adalah pilihan D karena telah memenuhi kaidah penulisan daftar pustaka yang benar. Adapun format penulisan daftar pustaka yang benar yaitu Nama penulis (jika nama lebih dari satu kata, diambil entri terakhir). Tahun terbit. Judul buku (cetak miring). Kota terbit: Penerbit. 246

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


9. B. Dewasa ini penyalahgunaan narkoba tengah merebak di kalangan remaja. Pembahasan: Rumusan masalah yang sesuai dengan karya tulis tersebut adalah pada pilihan B. Pilihan A merupkan tujuan masalah, pilihan C dan E merupakan landasan teori sedangkan pilihan D merupakan identifikasi masalah. 10. C. Boraks dan formalin berbahaya bagi kesehatan sehingga tidak aman untuk makanan. Pembahasan: Informasi penting dalam kutipan tersebut adalah boraks dan formalin berbahaya bagi kesehatan sehingga tidak aman untuk makanan. Hal tersebut dibahas dalam paragraf kedua, boraks dan formalin dapat berakibat sangat fatal dari kanker hingga menyebabkan kematian.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

247


TES FORMATIF 3 1. B. tertarik Pembahasan: Makna lugas dari tergelitik hatinya dalam konteks tersebut adalah tertarik. Hal ini memperlihatkan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian iklim organisasi di sekolah tersebut. 2. A. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis tepat pada waktunya. Pembahasan: Adapun perbaikan kalimat yang tepat adalah “Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis tepat pada waktunya” yang terdapat pada pilihan A. Pilihan B, C, D, dan E kurang efektif dan informasi yang terkandung mengenai tulisan yang diselesiakan belum ada. 3. A. Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode observasi dan kepustakaan. Pembahasan: Perbaikan kalimat efektif pada bagian karya tulis tersebut terdapat pada pilihan A. Pilihan B tidak efektif dengan penggunaan kata sangat. Pilihan C, D, dan E terlalu bertele-tele dan tidak menyampaikan keseluruhan informasi yang ada. 4. D. Penulis memohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan karya tulis ini. Pembahasan: Kalimat permintaan saran yang tepat dalam penulisan pengantar karya tulis terdapat pada pilihan D. Pilihan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 248 dan Penulisan Proposal


A merupakan ucapan terima kasih. Pilihan B merupakan pernyataan syukur. Pilihan E merupakan permohonan kritik dan saran namun kurang efektif. Pilihan D merupakan ucapan terima kasih atas kritikan yang diterima. 5. D. Konsep ini diterapkan supaya siswa tidak merasakan jenuh dengan pembelajaran yang ada. Pembahasan: Kalimat latar belakang yang sesuai dengan tema karya tulis tersebut terdapat pada pilihan D. Piihan A dan C merupakan landasan teori. Pilihan B merupakan tujuan karya ilmiah. Pilihan E merupakan rumusan masalah. 6. C. Acara “Berbalas Pantun” di televisi ternyata peminatnya sangat banyak. Pembahasan: Rumusan latar berlakang yang tidak sesuai terdapat pada pilihan C. Hal ini dikarenala tidak ada patokan dan fakta yang jelas mengenai hal tersebut. Kalimat tersebut lebih merujuk pada opini, dan kurang sesuai dengan realitas yang ada. 7. E. Hendaknya minat dan apresiasi puisi yang telah dimiliki siswa lebih dikembangkan lagi. Pembahasan: Kalimat saran yang sesuai dengan kesimpulan isi karya tulis tersebut terdapat pada pilihan E hal ini sesuai dengan pembahasan pada bagian kesimpulan mengenai minat dan apresiasi sastra siswa SMA terhadap puisi cukup tinggi sehingga dapat dikembangkan lagi. 8. D. latar belakang perlunya penguasaan teknologi informasi Pembahasan: Penggalan pendahuluan karya tulis di atas berisi latar belakang perlunya penguasaan teknologi. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

249


Penggalan tersebut membahas mengenai pentingnya penguasaan teknologi informasi untuk menghadapi berbagai persoalan. 9. C. Masih dijumpai perbedaan hak antara laki-laki dan perempuan. Pembahasan: Latar yang tepat untuk tema karya tulis “persamaan hak antara laki-laki dan perempuan” adalah masih dijumpai perbedaan hak antara laki-laki dan perempuan. Di mana hal tersebut menjadi alasan dan mengawali munculnya permasalahan serta menarik perhatian penulis. 10. B. penggunaan huruf kapital Pembahasan: Kesalahan ejaan pada kesimpulan karya ilmiah tersebut adalah penggunaan huruf kapital (bahasa inggris semestinya ditulis bahasa Inggris).

250

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


TES FORMATIF 4 1. C. 1) Kegiatan membaca siswa SMA. 2) Minat baca siswa SMA. 3) Problematika penyebab rendahnya minat baca siswa SMA. 4) Cara mengatasi rendahnya minat baca siswa SMA. Pembahasan: Kerangka karangan ilmiah yang tepat sesuai dengan judul karangan “Rendahnya Minat Baca Siswa SMA di DIY” terdapat pada pilihan C. Karena pemaparan sudah sesuai dengan judul karangan meliputi kegiatan membaca siswa SMA, minat baca siswa SMA, permasalahan dan solusi dari permasalahan. Selain itu penyusunan kerangka biasanya diawali dari hal-hal yang mendasar, kemudian menuju halhal praktis dan aplikatif. 2. D. Adakah faktor-faktor lain yang mengganggu perkembangan remaja? Pembahasan: Pertanyaan yang tepat diajukan terhadap bagian pendahuluan karya tulis terdapat pada pilihan D. Pilihan A, B, C, dan E tidak membahas mengenai permasalahan namun mengenai penulisan karya ilmiah. 3. A. Pembahasan: Kerangka isi yang tepat sesuai dengan judul “Imbuhan dalam Bahasa Indonesia” terdapat pada pilihan A. Meliputi pengertian dan asal-usul imbuhan, macam dan bentuk imbuhan, pemakaian imbuhan, makna dan fungsi imbuhan. 4. C. (4)-(1)-(3)-(2) Pembahasan: Urutan dari masalah-masalah tersebut yang Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

251


tepat digunakan sebagai kerangka masalah yaitu pilihan C yaitu (4) Teknologi berkembang pesat, (1) Teknologi memerlukan energy, (3) Energi fosil terbatas, (2) Saatnya orang mencari energi lain. 5. E. Bagaimanakah hubungan antara remaja dan orang tua dalam menciptakan kamtibmas? Pembahasan: Pertanyaan yang sesuai dengan pendahuluan paragraf tersebut adalah Bagaimanakah hubungan antara remaja dan orang tua dalam menciptakan kamtibmas? Karena dalam pembahasan tersebut penulis memaparkan masalah mengenai peranan pelajar dalam menciptakan kamtibnas seperti orang tua dan masyarakat. 6. E. (5) Pembahasan: Rincian kerangka yang tidak sesuai dengan pengembangan judul karangan “Pencemaran Lingkungan Hidup yang Meresahkan” terdapat pada nomor (5) Pemerintah menganggarkan dana yang besar untuk kesejahteraan rakyat. Hal tersebut tidak terkait dengan pencemaran lingkungan hidup melainkan permasalahan sosial. 7. D. Pada akhirnya tulisan ini diharapkan dapat memberikan gambaran konkret tentang perilaku disiplin pelajar perkotaan yang selama ini menjadi bahan gunjingan kaum tua. Pembahasan: Kalimat berisi tujuan penulis yang sesuai dikemukakan dalam bagian pendahuluan karya ilmiah dengan tema “Semangat berdisiplin kalangan pelajar perkotaan” terdapat pada pilihan D. 8. A. Dengan minimnya data yang diperoleh, penelitian Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 252 dan Penulisan Proposal


ini tidak bisa dijadikan pangkal tolak untuk kegiatan penelitian selanjutna sebelum ada revitalisasi hutan. Pembahasan: Kalimat yang sesuai dikemukakan dalam bagian penutup sebuah karya tulis ilmiah berdasarkan penggalan tersebut yaitu pilihan B. Dikarenakan data yang minim dari hasil pengamatan maka penelitian tersebut tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk penelitian selanjutnya. 9. A. dapat menarik minat atau perhatian orang Pembahasan: Pilihan A. dapat menarik minat atau perhatian orang tidak termasuk pada kriteria topk penelitian. 10. B. Bagaimana cara membudidayakan apotek hidup. Pembahasan: Berdasarkan tema “Budi daya apotek hidup”, rumusan masalah yang sesuai adalah bagaimana cara membudidayakan apotek hidup. Hal tersebut terkait dengan proses membudidayakan apotek hidup.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

253


MODUL 2 PENULISAN PROPOSAL TES FORMATIF 1 1. E. Proposal berarti suatu konsep pemikiran dalam bentuk tulisan tentang sesuatu proyek kegiatan yang sudah dilaksanakan. Pembahasan: Pilihan E. Proposal berarti suatu konsep pemikiran dalam bentuk tulisan tentang sesuatu proyek kegiatan yang sudah dilaksanakan, tidak termasuk pada pengertian proposal. Proposal merupakan suatu rencana kerja dari suatu proyek yang belum dilaksanakan. Adapun tulisan tentang sesuatu proyek kegiatan yang sudah dilaksanakan merupakan sebuah laporan. 2. D. proposal kegiatan Pembahasan: Jenis proposal yang dapat mereka ajukan terkait dengan rencana pelaksanaan kegiatan dasar kepemimpinan kepengurusan OSIS yang baru adalah proposal kegiatan (D). 3. B. proposal penelitian kuantitatif Pembahasan: Proposal kegiatan kuantitatif merupakan proposal yang dasarnya dibuat dengan menggunakan suatu penelitian dengan pendekatan deduktif-induktif. 4. C. mempunyai kekuatan persuasive Pembahasan: Yang termasuk ciri proposal adalah mempunyai kekuatan persuasif (C). Pilihan A, B, C, D tidak termasuk pada ciri proposal. 5. A. alat evaluasi kegiatan Pembahasan: Salah satu manfaat proposal sebagai alat Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 254 dan Penulisan Proposal


evaluasi kegiatan adalah proposal tersebut digunakan sebagai cerminan sukses tidaknya suatu kegiatan. 6. D. Gambaran awal sebuah kegiatan Pembahasan: Manfaat proposal sebagai gambaran awal sebuah kegiatan yaitu untuk menguraikan secara rinci mengenai awal kegiatan, mulai dari tujuan kegiatan hingga dana kegiatan. 7. E. Laporan kegiatan penelitan formal Pembahasan: Pilihan A, B, C, dan D merupakan tujuan proposal. Pilihan E bukan merupakan tujuan sebuah proposal karena proposal meliputi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan bukan sebuah laporan kegiatan. 8. B. Proposal penelitian kajian pustaka Pembahasan: Pilihan A, C, D, dan E tidak termasuk pada jenis proposal penelitian. Pilihan B merupakan jenis dari proposal penelitian dan jawaban yang tepat. Karena proposal penelitian kajian pustka merupkan proposal yang dibuat untuk mengadakan sebuah penelitian yang menggunakan telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah dan pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. 9. D. Disusun setelah proyek selesai Pembahasan: Pilihan A, B, C, dan E termasuk pada ciri-ciri proposal. Adapun pilihan D. Disusun setelah proyek selesai tidak termasuk pada ciri-ciri proposal. Karena proposal disusun sebagai sebuah rencana dari proyek yang akan dilaksanakan. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

255


10. B. Proposal usaha Pembahasan: Proposal usaha merupakan proposal yang disusun oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mendirikan suatu usaha. TES FORMATIF 2 1. E. usulan, pendapat, dan saran Pembahasan: Proposal peringatan ulang tahun sekolah akan meuat dasar pemikiran, bentuk/tujuan kegiatan, tujuan, pelaksanaan. Usulan, pendapat dan saran tidak termuat dan bukan merupakan sistematika dari proposal. 2. E. analisis hasil kegiatan Pembahasan: Unsur dari proposal kegiatan di antaranya terdiri atas panitia kegiatan, latar belakang kegiatan, pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan. Analisis hasil kegiatan termasuk pada unsur lapran bukan proposal. 3. B. tujuan Pembahasan: Tujuan merupakan unsur yang terdapat pada proposal. Langkah-langkah kerja panitia, daftar hadir peserta, usulan pendapat dan saran, honor panitia tidak terdapat pada proposal dan bukan merupakan unsur proposal. 4. B. alasan-alasan penting untuk melakukan suatu kegiatan Pembahasan: Hal yang perlu diulas dalam proposal pada bagian dasar pemikiran/latar belakang adalah alasan-alasan penting untuk melakukan suatu kegiatan. Pada bagian latar belakang atau suatu kondisi yang menjadi permasalahan atau isu terbaru yang membuat Anda harus mengadakan kegiatan ini. 256

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


5. A. tujuan penelitan Pembahasan: Hal yang perlu dicantumkan pada bab pendahuluan sebuah proposal penelitian adalah tujuan penelitian. Instrumen penelitian, langkah-langkah penelitian, teknik pengumpul data termasuk pada metode penelitian. Sedangkan daftar riwayat hidup tidak termasuk pada unsur proposal penelitian. 6. C. Tujuan Pembahasan: Kutipan “Agar siswa mampu mengembangkan kemampuan menulis, khususnya dalam bidang jurnalistik”, merupakan bagian dari tujuan proposal. 7. E. Daftar hadir Pembahasan: Dalam proposal termuat latar belakang dan dasar pemikiran, jenis kegiatan, anggaran/pembiayaan, dan tempat pelaksanaan. Daftar hadir tidak termuat pada proposal. 8. C. Tujuan Pembahasan: Bagian proposal tersebut merupakan tujuan. Karena menggambarkan visi atau arah dari kegiatan yang akan dilaksanakan. 9. Latar belakang Pembahasan: Paragraf tersebut merupakan latar belakang dari sebuah proposal karena berisikan suatu kondisi yang menjadi permasalahan dalam proposal. 10. D. Metode Penelitian Pembahasan: Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan bagian dari metode penelitian. Metode penelitian teknik Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

257


analisis data, metode pengumpulan data, sumber data, dan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian.

TES FORMATIF 3 258

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


1. E. Prestasi belajar peserta didik yang terganggu karena penggunaan situs jejaring sosial. Pembahasan: Permasalahan yang terdapat dalam kutipan tersebut adalah prestasi belajar peserta didik yang terganggu karena penggunaan situs jejaring sosial. Dibuktikan dengan kutipan, “Situs jejaring sosial sebagai sarana komunikasi baru saat ini sering digunakan oleh remaja Indonesia untuk menjalin hubungan pertemanan di dunia maya. Beberapa remaja sering menggunakan media ini untuk aktivitas seharihari. Peristiwa ini yang akan memengarhui waktu belajar peserta didik. Permasalahan ini mungkin akan menimbulkan permasalahan yaitu menurunnya prestasi belajar peserta didik....” 2. E. Kualitas pendidikan menurun karena peserta didik lebih banyak menonton televisi. Pembahasan: Informasi yang tidak sesuai dengan teks adalah kualitas pendidikan menurun karena peserta didik lebih banyak menonton televisi, tidak ada pembahasan mengenai hal tersebut. 3. C. Mengadakan dialog interaktif tentang penyalahgunaan narkoba. Pembahasan: Tujuan penyusunan proposal menurut penggalan latar belakang tersebut adalah mengadakan dialog interaktif tentang penyalahgunaan narkoba. Hal ini dibuktikan dengan kutipan, “Berdasarkan pemikiran ini, gabungan pengurus OSIS SMK se-Kota Yogyakarta bermaksud mengadakan acara dialog interaktif mengenai penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja....” Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

259


4. A. Dengan demikian, kesehatan dan pendidikan mutlak sebagai pelayanan dasar yang harus dipenuhi. Pembahasan: Kalimat yang tepat untuk melengkapi paragraf argumntsai tersebut adalah A. Dengan demikian, kesehatan dan pendidikan mutlak sebagai pelayanan dasar yang harus dipenuhi. Hal tersebut memperkuat gagasan dari paragraf tersebut. 5. A. Memasyarakatkan tari daerah Pembahasan: Tujuan proposal berdasarkan penggalan latar belakang tersebut adalah untuk memasyarakatkan tari daerah. 6. C. Tingginya angka kasus gizi buruk di Desa Karangrejo Lor, Kecamatan Jakenan. Pembahasan: Informasi yang dibahas dalam kutipan proposal tersebut adalah tingginya angka kasus gizi buruk di Desa Karangrejo Lor, Kecamatan Jakenan. 7. E. (5) Pembahasan: Kata kerja tindakan menyatakan langkahlangkah kegiatan (metode penelitian). Adapun kata kerja tindakan pada paragraf tersebut ditunjukkan dengan nomor 5 yaitu “Selain itu peserta didik diharapkan dapat mengamati dan berlatih dalam kegiatan studi wisata.” 8. E. (5) Pembahasan: Pernyataan persuasif pada kutipan proposal tersebut ditunjukan oleh angka (5) yaitu “Untuk itu, sebuah upaya pembekalan terhadap para pengajar tentang pengembangan kurikulum dan materi pengajaran membaca dan menulis sangat mendesak dilakukan.” Kalimat tersebut merupakan kalimat persuasive yang menyatakan pentingnya Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 260 dan Penulisan Proposal


kegiatan yang diajukannya itu sehingga diharapkan pihak yang ditujunya bisa menerimanya. 9. A. (1) Pembahasan: Kalimat yang menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefisian ditunjukkan oleh angka. Katakata yang menyatakan pendefinisian, yang ditandai oleh penggunaan kata merupakan, adalah, yaitu, yakni. Hal ini dibuktikan deengan 1) Kurikulum baru yang tidak beberapa lama lagi diberlakukan, merupakan momentum terbaik dalam memperbaiki kondisi yang tidak menggembirakan itu. 10. D. Menggunakan kata-kata bermakna konotatif Pembahasan: Banyaknya menggunakan kata kerja tindakan, menggunakan kata-kata yang menyatakan pendefinisan, menggunakan kata-kata bersifat keakanan, dan menggunakan kata-kata bermakna lugas termasuk fitur-fitur dalam menulis proposal yang benar. Pilihan D. Menggunakan kata-kata bermakna konotatif bukanlah fitur kebahasaan dalam menulis proposal karena proposal tidak bersifat konotatif.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

261


TES FORMATIF 4 1. A. Dalam rangka menyambut HUT sekolah, OSIS SMA Pelita Garuda menyelenggarakan kegiatan pentas seni. Pembahasan: Tujuan yang tepat dalam penyusunan proposal kegiatan pentas seni adalah A. Dalam rangka menyambut HUT sekolah, OSIS SMA Pelita Garuda menyelenggarakan kegiatan pentas seni. 2. A. Kegiatan tersebut untuk membentuk pengurus baru MGMP Bahasa Indonesia SMA tingkat Kota Surabaya. Pembahasan: Ilustrasi yang disajikan mengenai pembentukan pengurus baru MGMP bahasa Indonesai SMA tingkat Surabaya periode 2008-2009, serta penyusunan proposal untuk pencairan dananya. Maka kalimat berisi tujuan yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah A. Kegiatan tersebut untuk membentuk pengurus baru MGMP Bahasa Indonesia SMA tingkat Kota Surabaya. 3. B. Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah, pada Bulan Ramadan juga diturunkan Alquran untuk pertama kali oleh Allah SWT. Pembahasan: Latar belakang atau dasar pemikiran dalam proposal bakunya berisi tentang sebab/latar belakang mengapa acara tersebut diadakan. Latar belakang/dasar pemikiran yang tepat dari ilustrasi tersebut adalah B. Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah, pada Bulan Ramadan juga diturunkan Alquran untuk pertama kali oleh Allah SWT. 4. E. Demikianlah proposal ini kami buat. Kami yakin sekali perusahaan Anda mampu untuk menyumbang kegiatan pentas seni sekolah kami dengan tidak terpaksa. Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 262 dan Penulisan Proposal


Pembahasan: Penutup proposal yang kurang baik terdapat pada pilihan E. Kalimat tersebut kurang sopan dan tidak pantas untuk disampaikan kepada donatur. 5. C. Mengadakan dialog interaktif tentang penyalahgunaan narkoba. Pembahasan: Tujuan penyusunan proposal menurut penggalan latar belakang tersebut adalah mengadakan dialog interaktif tentang penyalahgunaan narkoba. Hal ini dibuktikan dengan kutipan, “Berdasarkan pemikiran ini, gabungan pengurus OSIS SMK se-Kota Yogyakarta bermaksud mengadakan acara dialog interaktif mengenai penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja....” 6. D. ketrampilan pada kalimat 3 seharusnya keterampilan Pembahasan: Kesalahan penggunaan kata baku dalam paragraf tersebut adalah kata ketrampilan pada kalimat 3 seharusnya keterampila. 7. A.Selain itu, sekolah juga wajib melatih siswanya untuk berorganisasi. Pembahasan: Kalimat yang tepat untuk melengkapi bagian latar belakang proposal tersebut adalah A. Selain itu, sekolah juga wajib melatih siswanya untuk berorganisasi. Karena dapat menjadi penghubung antara kalimat sebelum dan sesudahnya sehingga menjadi paragraf yang padu. Perhatikan bagian proposal yang telah dilengkapi berikut! Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang wajib mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswanya dalam bidang akademis. Selain itu, sekolah juga wajib melatih siswanya untuk berorganisasi. OSIS merupakan wadah organisasi siswa yang melatih siswa Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 263 dan Penulisan Proposal


untuk berorganisasi, sekaligus wadah kegiatan siswa untuk mengembangkan talentanya. 8. E. Ditulis lengkap dengan kalimat yang panjang Pembahasan: Pilihan A, B, C, D merupakan syarat judul penelitian. Adapun syarat judul penelitian adalah menggambarkan variabel penelitian, unit analisis dipaparkan secara jelas, memaparkan lokasi penelitian, diungkapkan dengan singkat dan jelas. Pilihan E. Ditulis lengkap dengan kalimat yang panjang tidak termasuk pada syarat judul penelitian. 9. B. Opini dan subjektivitas peneliti Pembahasan: Pilihan A, C, D, E merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan permasalahan dalam proposal penelitian. Adapun hal-hal tersebut meliputi, kemungkinan memperoleh data, manfaat untuk perkembangan IPTEK, kemampuan peneliti terkait dengan teori, sarana dan prasarana pendukung. Apadun Opini dan subjektivitas peneliti bukanlah hal yang harus dipertimbangkan. 10. C. Bagaimana upaya meningkatkan minta baca dikalangan pelajar? Pembahasan: Tema proposal adalah “Peningkatan Minat Baca Para Pelajar” sehingga rumusan masalah yang tepat sesuai dengan tema tersebut adalah C. Bagaimana upaya meningkatkan minta baca dikalangan pelajar? Hal tersebut berkaitan dengan proses meningkatkan minat baca.

264

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


GLOSARIUM esensi empirik

: hakikat; inti; hal yang pokok. : pengalaman (yang ditemui dari alam ini) sebagai sumber pengetahuan. teoretis : berdasarkan pada teori metodologi : ilmu tentang metode, uraian tentang metode observasi : peninjauan dengan cemat eksperimen : percobaan yang bersistem dan berencana (untuk membuktikan kebenaran suatu teori dan sebagainya). normatif : berpegang teguh pada norma; menurut norma atau kaidah yang berlaku diseminatif : penyebarluasan ide, gagasan representatif : dapat (cakap, tepat) mewakili; sesuai dengan fungsinya sebagai wakil. relevan : kait-mengait; bersangkut paut; berguna secara langsung komprehensif : bersifat mampu menangkap (menerima dengan baik); luas dan lengkap (tentang ruang lingkup atau isi); mempunyai dan memperlihatkan wawasan yang luas selingkung : sekeliling; sekitar; terbatas pada satu lingkungan provokatif : bersifat provokasi; merangsang untuk bertindak; bersifat menghasut kosehif : melekat satu dengan yang lain; padu; berlekatan Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

265


impersonal eksplisit

koheren akronim

frasa afiksasi referen simposium

seminar

266

: tidak bersifat pribadi; tidak berkaitan dengan (tidak mengenai) seseorang : terus terang dan tidak berbelit-belit sehingga orang dapat menangkap maksudnya dengan mudah dan tidak mempunyai gambaran yang kabur atau salah; gambling : berhubungan, bersangkut paut : kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar : gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif : pengafiksan; proses atau hasil penambahan afiks (prefiks, infiks, konfiks, sufiks) pada kata dasar : benda atau orang tertentu yang diacu oleh kata atau untaian kata dalam kalimat atau konteks tertentu : pertemuan dengan beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama : pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu permasalahan di bawah pimpinan ahli (guru besar, pakar dan sebagainya)

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


lokakarya

kontinu evidensi autoritas retensi

: pertemuan antara para ahli (pakar) untuk membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliannya : kesinambungan;kelangsungan; kelanjutan; keadaan kontinu : jelas; nyata : otoritas, kekuasaan : Penyimpangan

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

267


DAFTAR PUSTAKA Aja, Wilson. Tidak ada tahun. Contoh Karya Tulis Ilmiah. Diunduh dari https://www.academia.edu/7984770/C ONTOH_KARYA_TULIS_ILMIAH pada Minggu, 21 April 2019. Anshori, Dadang S. 2008. “Peningkatan Kompetensi Menulis Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Bahasa Indonesia”. Makalah ini disampaikan pada Diklat Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, di Cimahi pada 28-30 Januari 2008. Arifin, E. Z. 1993. Penulisan Karangan Ilmiah dengan Bahasa Indonesia yang Benar (Pedoman Praktis untuk Perguruan Tinggi). Jakarta: PT Medyatama Sarana Perkasa. Astarina, Ika Sari. 2009. Skripsi “Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasif Berdasarkan Iklan di Media Cetak dengan Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio pada Siswa Kelas E SMA 8 Semarang. Universitas Negeri Semarang: Tidak diterbitkan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan. 2014. Kumpulan Karya Tulis Ilmiah Thema Inovasi Medan Berhias. Medan: Pemkomedan. Berpendidikan.2019. Artikel. Pengertian dan Contoh Paragraf Argumentasi (Argumentatif) Lengkap. diakses dari https://www.berpendidikan.com/2019/03/pegertiandan-contoh-paragraf-argumentasi-lengkap.html pada Selasa, 30 April 2019. Budiwiyanto, Adi. 2019. “Bahasa Gaul dalam Perspektif Teori Struturasi Anthony Giddens”. Artikel diunduh dari http:// badanbahasa.kemdikbud.go.id/laman bahasa/ artikel/2795/bahasa-gaul-dalam-perspektif-teori-strukturasi-anthony-giddens. Pada 24 Februari 2019. DePorter, B. dan Hernacki, M. 1999. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Event, management. Tanpa tahun. Powerpoint “Penyusu268

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


nan Proposal Event” diunduh dari http://staffnew.uny .ac.id/upload/197912032015042001/pendidikan/PERTEMUAN%209%20PENYUSUNAN%20PROPOSAL%20EVENT.pdf. Pada Senin, 29 April 2019. Firman. 2018. Artikel “Teknik Pembuatan Proposal Penelitian”. Diunduh dari https://www.researchgate .net/publication/328430188 pada Selasa, 30 April 2019. Firmansyah, Budi. 2013. Bahasa Indonesia. Paper ini diunduh dari https://www.academia.edu/19572580/ MAKALAH_PROPOSAL pada Senin, 29 April 2019. Hadi, I.P. 2000. Penulisan Laporan dan Proposal. Daring dari http://pustaka.ut.ac.ai/learning diakses pada 6 April 2019. Hafil, Muhammad. 2019. “Puluhan Murid SD di Jayapura Tak Bisa Membaca”. Artikel diunduh dari https://republika. co.id/berita/pendidikan/eduaction/19/02/22/pnc36y430puluhan-murid-sd-di-jayapura-tak-bisa-membaca. Pada 24 Februari 2019. Hairston, Maxine. 1986. Contemporary Composition. Boston: Hougton Mifflin Company. Hasnun, Anwar. 2007. Pedoman dan Petunjuk Praktis Karya Tulis. Absolut: Yogyakarta. Jay, R. 2006. Menulis Proposal dan Laporan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. Kemdikbud. 2017. Bahasa Indonesia Kelas XI SMA/MA/ SMK/MAK. Kemdikbud: Jakarta. Keraf, Gorys. 1995. Eksposisi, Komposisi Lanjutan II: Jakarta: Gramedia Widia Sarana. Keraf, Gorys. 2000. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama. Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Ende: Nusa Indah. Keshav, S. 2016. Artikel “How to Read a Paper”. Canada: University of Waterloo. Diakses melalui ccr.sigcomm. org/online/files/p83-keshavA. pdf pada 8 April 2019. Lasso, Justto. 2019. “Ayah”. Artikel diunduh dari https://republika.co.id/berita/puisisastra/cerpen/19/02/24/pnewlf282-ayah. Pada 24 Februari 2019. McCrimmon.1984.Writting with a Purpose. Boston: HougBerkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 269 dan Penulisan Proposal


ton Mifflin Company. Munip, Abdul. 2016. “Penulisan Karya Tulis Ilmiah”. Makalah Disampaikan dalam Pelatihan Karya Ilmiah untuk Mahasiswa S2 di PGMI FITK UIN Sunan Kalijaga pada 6 September 2016. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. “Sastra Anak dan Pembentukan Karakter”. Dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Edisi Khusus Dies Natalis UNY. Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Penerbit Adicita. Pardede, Parlindungan. 2017. “Penulisan Karya Ilmiah”. Makalah ini disampaikan dalam Forum Ilmiah DwiBulanan FKIP-UKI pada 17 Juni 2010 diakses melalui https://www.researchgate.net/publication/32 1228235_ PENULISAN_KARYA_ILMIAH Pengajarku. 2019. Artikel “Makalah Proposal: Pengertian, Jenis, Fungsi, Tujuan, Unsur” diunduh dari https:// pengajar.co.id/makalah-proposal/ diakses pada 6 April 2019. Poerwadarminta, W.J.S. 1979. Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang: Petunjuk Menggunakan Bahasa Indoenesia Secara Tepat-Praktis, Yogyakarta: UPI. Purwanto, Joko. dkk. 2013. “Pendidikan Multikultural dalam buku pelajaran bahasa Indonesia non-BSE untuk siswa SMP di Surakarta”. Dalam Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra UNS Surakarta, Volume 1, Nomor 1 Ramlan, M. dkk. 1985. Inilah Bahasa Indonesia yang Salah dan yang Benar, Yogyakarta: Andi. Referensimakalah. 2012. Artikel “Perbedaan Materi Proposal dengan Materi Hasil Penelitian”. Diunduh dari https:// www.referensimakalah.com/2012/08/per bedaan-materi-proposal-dengan-materi-hasil-penelitian.html pada Senin 29 April 2019. Resmini. 2003. “Penggunaan Bahasa dalam Karangan Ilmiah”. Makalah disampaikan dalam Lokakarya Lomba Karya Tulis Mahasiswa dan Program Kreativitas Mahasiswa, Tingkat FPBS UPI, di UPI Bandung. Suhardjono. 2006. “Pengembangan Profesi Guru dan Karya Tulis Ilmiah”. Makalah disampaikan dalam Temu Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah 270 dan Penulisan Proposal


Konsultasi dalam Rangka Koordinasi dan Pembinaan Kepegawaian Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional, Biro Kepegawaian, di Griya Astuti pada bulan November 2006. Surya, Lely. 2014. Makalah “Makalah Bahasa Indonesia: Karya Ilmiah”. Diunduh dari https://www.slide share. net/lelysurya7/makalah-b-indo-karya-ilmiah pada Minggu, 21 April 2019. Syihabuddin. 2006. Ihwal Menulis Akademik dalam MPK Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi‖. Makalah disajikan dalam Pelatihan Nasional Dosen Bahasa Indonesia di Yogyakarta. Universitas Pendidikan Indonesia. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press. Wahab, Abdul. 1994. Menulis Karya Ilmiah. Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang. Widiarti, Dea Annisa. 2019. “Proses Panjang di Balik Khasiat Jamu Kemasan”. Artikel diunduh dari https://edukasi. kompas.com/read/2019/02/23/15411441/proses-panjang-di-balik-khasiat-jamu-kemasan. Pada 24 Februari 2019. Widowati, Asri. 2010. Proposal “Pengaruh Mind Map Terhadap Kemampuan Kognitif dan Kreatifitas Siswa dalam Pembelajaran Sains Meaningfully” di unduh dari http:// staff.uny.ac.id/sites/default/files/ 132302517/mind%20 map.pdf. Pada Selasa 30 April 2019. Wiyanto, A. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal

271


272

Berkenalan dengan Penulisan Karya Ilmiah dan Penulisan Proposal


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.