Ali Tranghanda
C E O Indonesia Property Watch
DIGITAL MARKETING DAN PROPERTI
D
alam sebuah konsep pemasaran kita kenal dengan
kompleks. Hampir tidak ada proses transaksi properti yang dilakukan
istilah customer journey yaitu perjalanan konsumen
secara online sepenuhnya. Sebelum calon konsumen menentukan
saat mulai berinteraksi dengan produk Anda, melihat
pilihan propertinya, pastinya mereka berkeinginan untuk dapat
produk Anda, melakukan pemesanan, sampai benar-benar melakukan
melihat, merasakan, bahkan menyentuh langsung produk properti
transaksi.
pilihannya. Artinya penjualan properti tidak dapat sepenuhnya
Bila kita cermati kondisi di tengah pandemi saat ini, saat pertemuan tatap muka dibatasi, maka saluran distribusi pemasaran yang paling mungkin dapat menjangkau pasar konsumen adalah melalui digital
marketing adalah segalanya dengan budget yang besar, maka hal tersebut adalah salah besar.
marketing. Disruption teknologi semakin cepat terjadi saat pandemi,
Nah, kita coba dudukan persoalan yang ada karena yang salah
sejalan dengan perubahan perilaku yang sangat dinamis. Hampir
bukan digital marketing-nya. Digital marketing adalah tools untuk
semua pengembang saat ini melakukan migrasi pemasarannya ke
melengkapi dan memperkuat strategi pemasaran sebuah produk
saluran digital. Mulai dari campaign melalui media sosial Facebook,
secara utuh. Digital marketing sangat membantu para pengembang
Instagram, Google Ads, Tiktok, Youtube, dan lainnya. Namun apakah
untuk dapat memperkenalkan produknya secara luas, bahkan sangat
benar dengan digital marketing semuanya akan beres? Bila tujuannya
luas dibandingkan pemasaran konvensional. Namun digital marketing
untuk menjangkau pasar lebih luas, jawabannya mungkin ya.
hanya titik awal dari customer journey untuk meningkatkan market
Namun itu saja tidak cukup. Ketika calon konsumen melihat informasi melalui online, maka tentunya produk properti tidak dapat disamakan dengan produk-produk lain. Bila kita ingin membeli asesoris, peralatan-peralatan, sampai barang elektronik misalnya, mungkin kita bisa langsung membelinya melalui e-commerce tanpa harus melihatnya, meskipun ada risiko barang tidak sesuai tampilannya. Namun berbicara properti maka pertimbangannya akan sangat
8
diserahkan pada digital marketing. Jadi bila menganggap digital
59|2021
awareness. Selebihnya banyak faktor yang membuat calon konsumen memutuskan untuk membeli propertinya. Jadi melakukan digital marketing tidak sebatas mem-posting sebuah iklan, melainkan harus terstruktur terkait tema, desain, pemilihan kata sampai calon konsumen tertarik untuk datang ke lokasi. Selanjutnya bukan menjadi tanggung jawab digital marketing lagi bila ternyata konsumen tidak jadi membeli. Betul demikian? ●