LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III ANGKATAN 1
RANCANGAN PENGUATAN RUANGAN BRONKOSKOPI BARU DI RSUP PERSAHABATAN TAHUN 2021
Disusun oleh:
Nama
: dr. Ginanjar Arum Desianti, Sp.P(K)
NIP
: 198512182020122003
Mentor
: Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K)
Coach
: dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CIKARANG 2021 1
LEMBAR PENGESAHAN
Disampaikan pada seminar laporan aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara Judul
: Rancangan Penguatan Ruangan Bronkoskopi Baru di RSUP Persahabatan Tahun 2021
Nama
: dr. Ginanjar Arum Desianti, Sp.P(K)
NIP
: 198512182020122003
Unit kerja
: KSM Paru/Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan
Telah diseminarkan Tanggal 5 Agustus 2021
Coach,
Mentor,
dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK
Dr. dr. Agus Dwi Susanto Sp.P(K)
NIP. 197813272009122002
NIP. 197408142006041010
Penguji.
Erlinawati Pane, SKM, MKM NIP. 197202201994022001
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti pelatihan dasar (latsar), serta membuat laporan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dikenal sebagai nilai A.N.E.K.A (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) serta pelayanan publik, manajemen ASN dan Whole of Government. Saya menyadari laporan rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu saya memohon maaf dan sangat mengharapkan masukan dan saran untuk perbaikan kedepan. Semoga melalui laporan rancangan aktualisasi ini saya dapat terus mengaplikasikan nilainilai dasar ASN, menjadikan aktualisasi menjadi habituasi dan memberikan ide dan semangat bagi ASN lainnya. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan rancangan aktualisasi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. dr. Agus Suryanto, Sp.PD-KP, MARS, MH selaku Direktur Utama RSUP Persahabatan yang telah memberikan saya kesempatan untuk berkarya di RS Kebanggaan saya. 2. Drs. Suherman, K.Kes selaku Kepala BBPK Cikarang dan Ibu Verawati Lenny, SKM, MKM selaku Kepala Seksi Pelatihan Manajemen & Teknis Nonkesehatan, yang telah berusaha sekuat tenaga memberikan pendidikan, fasilitas dan pelayanan terbaik kepada kami peserta diklat guna menjadi tunas integritas negara. 3. Dr. dr. Agus Dwi Susanto Sp.P(K), selaku mentor yang memberikan dukungan dengan kesabaran serta memberi masukan untuk rancangan ini hingga nanti saat aplikasi di lapangan (KSM Paru/Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RSUP Persahabatan). 4. dr. Atiq Amanah Retna Palupi, MKKK sebagai coach Golongan III Angkatan I Kelas C yang sangat sabar dan sangat membantu kami menjalani diklat latsar ini dan rancangan aktualisasi. 5. Bpk. Alfred Ariyanto, S.Si, Apt, M.Si, Ibu Erlinawati pane, SKM, MKM, dan Ibu Siti Hayati, SKM, M.Kes selaku tutor Golongan III Angkatan 1 Kelas C yang sangat sabar dan sangat membantu kami menjalani diklat latsar ini. 6. Seluruh staf BBPK Cikarang yang telah memberi fasilitas dan pelayanan terbaik kepada seluruh peserta diklat, sehingga diklat latsar dapat berlangsung dengan baik dan lancer 3
7. Rekan-rekan peserta Diklat latsar Golongan III Angkatan 1 Kemenkes RI di BPPK Cikarang yang sangan bersahabat dan memberikan semangan serta dukungan selama menjalani proses latsar ini. 8. Rekan-rekan Kelas C yang sangat humoris sehingga pelaksanaan latsar menjadi menyenangkan 9. Rekan-rekan dan teman sejawat di RSUP Persahabatan yang sangat membantu saya dalam melakukan periode aktualisasi latsar Demikian laporan ini dibuat sebagai syarat kelulusan dan sarana perbaikan diri. Semoga bermanfaat bagi saya, unit tempat saya bekerja, Rumah Sakit dan tentunya rekan sesame ASN demi perbaikan generasi ASN dalam memajukan bangsa dan negara Republik Indonesia Jakarta, 2 Agustus 2021 Penulis
4
DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………………………………………………………….
2
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………………………………………………..
3
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………
4
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………..
6
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………..
7
1.1.Latar belakang ……………………………………………………………………………………………..
7
1.2.Tujuan …………………………………………………………………………………………………………
8
1.3.Manfaat ……………………………………………………………………………………………………….
9
1.4.Ruang lingkup ………………………………………………………………………………………………
9
1.5.Waktu dan Tempat ………………………………………………………………………………………..
9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………………………………
10
2.1.Profil Rumah Sakit dan Peserta ……………………………………………………………………….
10
2.2.Profil Peserta Latsar ……………………………………………………………………………………….
14
2.3.Nila-nilai Dasar ASN ……………………………..………………………………………………………..
15
2.4.Kedudukan dan Peran ASN ……………………………………………………………………………..
20
BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI ………………………………………………………………………
24
3.1.Identifikasi Isu ……………………………………………………………………………………………….
27
3.2.Penapisann Isu …………….………………………………………………………………………………..
28
3.3.Analisis Isu, Penyebab, Dampak dan Implementasi ……………………….………………….. 29 3.4.Penentuan Kegiatan ………….……………………………………………………………………………. 31 BAB IV. AKTUALISASI ………………………………………………………………………………………….. 45 4.1.Aktualisasi Kegiatan 1 …………………………………………………………………………………….. 48 4.2.Aktualisasi Kegiatan 2 …………………………………………………………………………………….. 59 4.3.Aktualisasi Kegiatan 3 …………………………………………………………………………………….. 66 4.4.Aktualisasi Kegiatan 4 …………………………………………………………………………………….. 72 4.5.Aktualisasi Kegiatan 5 …………………………………………………………………………………….. 78 BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……………………………………………………………… 84 5.1.Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………. 84 5.2.Rekomendasi …………………………………………………………………………………………………. 94 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………….. 85 LAMPIRAN ………………………………………………………………………………………………………..…. 86
5
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
RSUP Persahabatan sebagai RS rujukan nasional respirasi menangani berbagai kasus penyakit respirasi, baik kelainan di paru maupun di ekstra paru. Data RS menunjukkan bahwa 84% kasus di RSUP Persahabatan merupakan kasus tersier atau kasus dengan tingkat keparahan tinggi dan 75% diantaranya merupakan kasus respirasi . Kasus respirasi yang terbanyak yaitu kanker paru, terutama kasus kanker paru yang belum diketahui pasti jenis sel kankernya (pro diagnostik). Mayoritas pasien kanker paru tersebut yaitu rujukan kasus yaitu dibutuhkan tindakan pulmonologi intervensi diagnostik dan terapetik. Tindakan pulmonologi intervensi utama yaitu tindakan bronkoskopi. Layanan ini menjadi layanan unggulan respirasi di RSUP Persahabatan. Fasilitas bronkoskopi yang ada di RSUP Persahabatan saat ini merupakan fasilitas yang paling lengkap di Indonesia. Fasilitas tersebut meliputi :1 •
4 unit tower bronkoskopi fleksibel
•
13 unit bronkoskop fleksibel
•
2 unit bronkoskop kaku
•
2 unit tower pleuroskopi / torakoskopi medik
•
1 unit pleuroskop fleksibel
•
2 unit pleuroskop kaku
•
Laser, argon plasma coagulation, cryo, balon dilator, stent jalan napas dan lainnya
Jumlah tindakan bronkoskopi yang dilakukan saat ini yaitu 60-70 tindakan/bulannya. Meski angka tersebut cukup tinggi di Indonesia, namun angka tersebut ternyata masih belum optimal bila dibandingkan dengan angka permintaan dilakukan tindakan bronkoskopi (baik dari pasien perawatan di RS atau pasien rujukan). Dampak tersebut sangat dirasakan sekali khususnya oleh pasien rujukan ke poli paru yang direncakan tindakan elektif karena waktu tunggu antriannya berkisar 2 bulan. Waktu tersebut, khususnya untuk pasien pro diagnostik kanker paru merupakan waktu yang cukup lama dan dapat meningkatkan kemungkinan progresifitas penyebaran penyakit dan prognosis bila tidak segera dilakukan prosedur diagnostik dan terapi. Jensen, dkk menemukan bahwa semakin lama waktu tunggu pelaksanaan biopsi paru dalam rangka pegambilan sampel menghasilkan peningkatan massa tumor dan stadium kanker paru yang berakibat negatif pada prognosis kanker paru.2 Penelitian di RSUP Persahabatan juga didapatkan peningkatan stadium dan 6
perburukan status tampilan pasien selama proses diagnostik.3 Percepatan tindakan diagnostik dan pengurangan waktu tunggu diharapkan juga dapat mengurangi beban emosional pasien beserta keluarga serta dapat mempersingkat waktu pasien untuk mendapatkan terapi sesuai jenis sel kanker paru.4,5 Dalam terapi kanker paru, dokter selalu berpegangan pada pedoman dan SOP yang ada. Selain itu juga harus sejalan dengan clinical pathway Rumah Sakit sehingga target tatalaksana pasien dapat sesuai dengan yang diinginkan dan menghindari dari penyimpangan sisi medis. Clinical pathway juga merupakan panduan dalam tatalaksana pasien secara umum, meskipun tidak semua hal yang ada di clinical pathway harus dilakukan karena tatalaksana pasien prinsipnya adalah terapi individual. Namun aplikasi pengisian dan penerapan clinical pathway kadang belum lengkap dan masih banyak DPJP yang perlu diingatkan. Selain itu permasalahan pelayanan lainnya yaitu yang berhubungan dengan kondisi masa pandemi merupakan hal yang perlu dicari solusinya. Contohnya adalah pelayanan spirometri. Spirometri merupakan pemeriksaan fungsi paru dengan risiko pembentukan aerosol produk saluran napas, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan risiko penularan infeksi saluran napas dari pasien. Sehingga pelayanan spirometri secara umum tidak difungsionalkan dahulu. Hal tersebut dapat mengganggu proses diagnosis dan tatalaksana beberapa penyakit respirasi seperti asma dan PPOK. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis sebagai peserta pendidikan dan pelatihan (diklat) Dasar CPNS berupaya untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas PNS, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dalam mencari gagasan pemecahan masalah yang ada di unit kerja. Melalui proses pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai dasar akan melandasi pelaksanaan setiap kegiatan penulis. 1.2.
Tujuan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
Penyelenggaraan Aktualisasi Diklat Dasar CPNS bertujuan untuk: 1. Memahami lebih dalam mengenai nilai-nilai dasar profesi ASN yang mencakup ANEKA. 2. Mampu menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA di dalam kegiatan aktualisasi berdasarkan tugas dan fungsi pranata humas sebagai ASN. 3. Membentuk ASN yang professional yaitu ASN yang karakternya dibentuk oleh nilai – nilai dasar profesi ASN. 4. Mewujudkan pelayanan publik di bidang informasi kesehatan yang lebih baik lagi untuk mewujudkan tercapainya tujuan kesehatan nasional. 7
5. Mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam kegiatan yang telah ditetapkan sebagai Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). 1.3.
Manfaat Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN
1. Bagi Penulis Aktualisasi nilai-nilai dasar ANEKA akan semakin mengokohkan kepribadian ASN sehingga mendorong ASN untuk bekerja secara profesional, disiplin, berkomitmen, beretika, berintegritas, dan kreatif. Internalisasi sempurna nilai-nilai tersebut akan mendorong capaian kinerja yang lebih baik. 2. Bagi Satuan Kerja Terwujud iklim kerja yang kondusif dalam melayani publik, serta meningkatkan akuntabilitas lembaga. Kinerja individu yang meningkat memungkinkan organisasi untuk dapat mencapai visi dan mewujudkan citra lembaga yang lebih baik. 1.4.
Ruang Lingkup
Aktualisasi yang akan dilaksanakan meliputi habituasi dan penerapan nilai-nilai aneka, yakni Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dan peran PNS dalam NKRI yakni sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa. Aktualisasi mata ajar tersebut akan diterapkan untuk menjawab permasalahan topik isu yang diidentifikasi sebelumnya. Kegiatan dengan penerapan nilai-nilai ANEKA akan dilaksanakan di Kelompok Staf Medis (KSM) Paru terutama di poliklinik dengan melibatkan staf medis divisi Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas (PIGDN), sejawat perawat dan sejawat peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Paru. 1.5.
Waktu dan Tempat
Pendidikan dan pelatihan Latsar Golongan III diselenggarakan dari tanggal 29 Maret 2021 sampai dengan 14 Juli 2021. yang terdiri dari 4 tahap: 1. Tanggal 29 Maret 2021 – 20 April 2021 dalam Kegiatan MOOC selama 16 hari 2. Tanggal 26 April 2021 – 28 Mei 2021 dalam Kegiatan Distance Learning selama 22 hari 3. Tanggal 29 Mei 2021 – 5 Juli 2021 dalam Kegiatan Aktualisasi di KSM Paru RSUP Persahabatan Jakarta selama 30 hari 3. Tanggal 7 Juli 2021 – 14 Juli 2021 dalam Kegiatan Klasikal untuk evaluasi aktualisasi di BPPK Cikarang 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Rumah Sakit 2.1.1. Visi, Misi, Motto dan Nilai-Nilai Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan adalah rumah sakit pemerintah kelas A yang berlokasi di Jalan Persahabatan Raya No.1 Jakarta Timur, merupakan rumah sakit pusat rujukan respirasi nasional. Pembangunan RSUP Persahabatan dimulai pada tahun 1961, berjalan selama 3 tahun, dan dipimpin langsung oleh para insinyur Rusia. Penyerahan bantuan rumah sakit secara resmi oleh Pemerintah Rusia kepada Pemerintah Indonesia dilakukan pada tanggal 7 November 1963.6 Pada periode awal (1963-1975) RS Persahabatan merupakan rumah sakit cabang (satelit) dari RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) maka secara otomatis RS Persahabatan pun menjadi rumah sakit jejaring pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Periode 1975-1992 ditandai dengan adanya perubahan “status” RS Persahabatan menjadi rumah sakit mandiri, lepas dari RSCM, dan selanjutnya menjadi rumah sakit umum (RSU) kelas B-3 wilayah Jakarta Timur. Tahun 1997 RSU Persahabatan memperoleh akreditasi penuh dari Departemen Kesehatan RI untuk 5 kegiatan melalui 7 standar pelayanan rumah sakit. Pada periode ini Depkes RI mulai mengarahkan dan menetapkan RSU Persahabatan sebagai rumah sakit yang mengembangkan ilmu kedokteran di bidang respirasi dan rumah sakit rujukan (nasional) untuk kesehatan respirasi. Pada Tanggal 3 Maret 2011 terjadi peningkatan kelas dan fungsi RSUP Persahabatan menjadi rumah sakit Kelas A. Pada 18 Desember 2015, RSUP Persahabatan terakreditasi KARS-SERT/179/XII/2015, versi 2012 tingkat kelulusan Paripurna (Bintang 5). Pada tanggal 2 November 2016 RSUP Persahabatan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Respirasi Nasional Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/MENKES/566/2016. Saat ini RSUP Persahabatan berupaya mencapai akreditasi JCI versi 6.6 •
Visi RSUP Persahabatan Visi RSUP Persahabatan adalah menjadi rumah sakit pusat respirasi terkemuka di Asia Pasifik. 6
•
Misi RSUP Persahabatan Misi RSUP Persahabatan adalah: 6
9
1) Melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien. 2) Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pelatihan kedokteran dan tenaga kesehatan lain 3) Mengembangkan pelayanan yang terintegrasi dengan penelitian, dan pendidikan dalam bidang kesehatan respirasi 4) Melaksanakan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis yang berstandar internasional •
Motto RSUP Persahabatan Motto RSUP Persahabatan yaitu “Melayani dengan Bersahabat” 6
•
Nilai-Nilai RSUP Persahabatan P → Profesionalisme Melakukan
pekerjaan
sesuai
dengan
kompetensi
secara
konsisten
dengan
memperhatikan mutu dan keselamatan serta menjunjung tinggi moral dan etika. I → Integritas Mencerminkan keberanian, kejujuran ikhlas, dan teguh dalam menyatukan hati, kata dan perbuatan serta komit dan disiplin dalam menjunjung tinggi kode etik profesidan kebijakan rumah sakit. K → Kolaborasi Kerjasama dalam semangat keselarasan, keserasiandalam setiap pekerjaan secara objektif, terpadu dan sinergis. K → Kesempurnaan Memiliki mental juara dengan kinerja terbaik serta melebihi target, diiringi pembelajaran dan perbaikan terus menerus untuk menuju kesempurnaan dan menjadi terdepan. O →.Orientasi Pada Pelanggan Secara proaktif memberikan pelayanan yang cepat, tepat, mudah dan terbuka dengan mengedepankan sikap bersahabat, empati dan inovatif. 6 2.1.2. Struktur Organisasi RSUP Persahabatan RSUP Persahabatan dipimpin oleh seorang Kepala yang disebut Direktur Utama. Direktur utama membawahi Direktorat Medik dan Keperawatan, Direktorat Keuangan, Direktorat Umum dan Operasional, serta Unit-unit Non Struktural yang terdiri dari Dewan Pengawas, Komite Medik, Komite Etik dan Hukum, Satuan Pemeriksa Intern, Kelompok Staf Medis (KSM) dan Instalasi. 10
Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional dan bertugas untuk melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan. Posisi peserta diklat dalam struktur organisasi rumah sakit berada di bawah kepala KSM Paru dan dalam pengawasan Komite Medik serta koordinasi dengan Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan.7
Gambar 2.1. Posisi KSM Paru dalam struktur organisasi RSUP Persahabatan 2.1.3. KSM Paru / Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI – RSUP Persahabatan KSM Paru RSUP Persahabatan juga merupakan DPKR yang menjalankan Program Pendidikan Dokter Spesialis Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI. Program studi pertama kali berdiri pada tanggal 1 September 1978 berdasarkan Surat
Keputusan
Dekan
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia
No.1599/II.A/FK/1978. Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI mulai beroperasi sejak bulan 10 Maret 1980 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 076/U/1980 tentang Program Pendidikan Dokter Spesialis. Saat ini Program Studi Pulmonologi dan Kedokteran 11
Respirasi FKUI ini sudah mendapatkan akreditasi A dari kolegium dengan SK Kolegium No.01/KPI/XII/2011 dan bertempat di RSUP Persahabatan. Oleh karena itu, KSM Paru juga merupakan DPKR FKUI.8 •
Visi KSM Paru
Creating world excellence in pulmonology and respiratory medicine, through education, learning, research and services in 2024.9 •
Misi KSM Paru 1. Menghasilkan dokter Spesialis Paru yang beretika, berbudi luhur dan menjadi pemimpin di bidang kesehatan Respirasi. 2. Melaksanakan pelayanan di bidang kesehatan Respirasi yang berpihak kepada masyarakat dengan berdasarkan pengembangan ilmu dan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan. 3. Melaksanakan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan Respirasi dan berperan aktif dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan Respirasi di tingkat lokal dan nasional. 4. Melakukan
riset
yang
berorientasi
pada
kebutuhan
masyarakat
dan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi kedokteran bidang kesehatan Respirasi. 5. Memperkuat kerja sama dalam bidang kesehatan Respirasi di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.9 •
Nilai-Nilai KSM Paru Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI menganut nilai-nilai yang mengawal departemen dalam mewujudkan visi misinya. Nilai-nilai ini terdiri dari Professionalism, Updated, Leadership, Manageable, Optimistic yang disingkat menjadi PULMO. Departemen pulmonologi dan kedokteran respirasi berkomitmen memberikan keunggulan untuk pelayanan pasien, penemuan riset ilmiah dan pendidikan untuk dokter paru di seluruh Indonesia di masa depan. Para staf pengajar dan peneliti di DPKR FKUI terlibat dalam pelayanan kesehatan berkelas dunia dan penelitian yang diperuntukan kemajuan pendidikan dan penelitian di bidang kedokteran respirasi di Indonesia. DPKR FKUI berafiliasi dengan RSUP Persahabatan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.. Sebagai Kesatuan Staf Medis (KSM) di Rumah Sakit, target yang ditetapkan yaitu berdasarkan Key Performance
Index (KPI) KSM. Tabel 2.1. Key Performance Index KSM Paru 2020 t
Indikator kinerja
Definisi
Standar
Target
Pencapaian
12
1
Jumlah evaluasi clinical
2
Jumlah penambahan PPK baru maupun revisi Response time poli klinik
3
4
5 6
pathway
Indikator terkait respirasi a. Persentase TBMDR yang konversi b. Persentase kasus PPOK yang berhasil ditangani dengan baik c. Persentase kasus respirasi tersier yang berhasil ditangani Jumlah publikasi penelitian internasional dalam 1 tahun Persentase kehadiran Laporan jaga klinik Laporan kematian
2.2.
Jumlah clinical pathway yang diimplementasikan pada kasus rawat inap Jumlah revisi PPK yang sudah ada atau penambahan PPK baru Waktu yang dibutuhkan pasien poli paru rawat jalan untuk mendapat pelayanan
1x/thn
1x/thn
1
1
1
4
<60mnt
<60mnt
47
Persentase pasien TB-RO yang mengalami konversi 6 bulan pengobatan Persentase pasien PPOK yang berhasil ditangani dengan baik berdasarkan nilai CAT yang stabil Jumlah kasus respirasi tersier yang ditangani di RS dibandingkan total kasus Jumlah publikasi internasional staf dalam 1 tahun
34%
34%
38%
70%
70%
70%
39%
39%
34%
3
3
22
Jumlah kehadiran staf di acara morning report Jumlah kehadiran staf di acara laporan kematian mingguan
75%
75%
100%
75%
75%
98%
Profil Peserta Latsar Sebelum menjadi CPNS, penulis sempat bekerja sebagai pegawai tetap non PNS BLU RSUP Persahabatan terhitung sejak 1 Agustus 2018. Sebagai staf medis KSM Paru, penulis menjalankan tugas sesuai dengan target yang tercantum dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Tabel 2.2. Sasaran Kinerja Pegawai KSM Paru No 1 2
3
4 5 6
Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Melaksanakan pelayanan medik spesialistik Melaksanakan tindakan medik spesialistik sederhana dengan permbimbingan terhadap peserta pendidikan dokter Melakukan pelayanan kedokteran forensic dengan melakukan pemeriksaan luar tanpa pembimbingan terhadap peserta pendidikan dokter Menyusun draft laporan dokumentasi / laporan otopsi / keterangan pemeriksaan Melakukan tugas jaga Melaksanakan kegiatan penganggulangan bencana alam/wabah di lapangan
Ak
Target Kualitas/Mutu 90
Waktu 12
-
90
12
-
90
12
-
90
12
90 90
12 12
-
-
Kuantitas/Output 2060
78
Biaya
13
7 8 9
Melakukan pengamatan penyakit/wabah di lapangan Menyusun laporan pelaksanaan tugas Melaksanakan tugas kedinasan lain
-
78
90
12
90 90
12 12
Komponen pelayanan medik spesialistik yaitu: 1. Pelayanan poli paru umum di unit rawat jalan Melakukan pelayanan pasien kelainan respirasi umum, termasuk menjawab konsul dari poli rawat jalan spesialistik lainnya 2. Pelayanan poli paru intervensi di unit rawat jalan Melakukann pelayanan pasien rawat jalan yang membutuhkan tindakan paru diagnostic dan terapi, seperti pungsi pleura, biopsi pleura, biopsi jarum halus, ultrasonografi toraks, dan lainnya 3. Pelayanan poli paru di unit pelayanan medik terpadu Melakukan pelayanan skrining kelainan respirasi pada pasien rawat jalan 4. Pelayanan pasien kegawatan di unit gawat darurat Melakukan pelayanan dan tatalaksana kegawatdaruratan pasien yang membutuhkan rawat inap 5. Pelayanan pasien yang berhubungan dengan tindakan paru diagnostik dan terapi, baik semi-invasif dan invasif Melakukan pelayanan tindakan semi-invasif dan invasif pada pasien dengan kelainan respirasi, baik di unit radiologi diagnostik atau ruang tindakan (instalasi bedah sentral). Karena penulis saat ini tergabung dalam divisi Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas (PIGDN) sehingga tugas utama yaitu melaksanakan prosedur tindakan intervensi di Rumah Sakit.10 2.3.
Nilai-Nilai Dasar ASN Melalui pembelajaran nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Mutu, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) peserta CPNS mampu memahami dan menerapkan nilai dan kode etik yang telah dipelajari. Kelima mata pelatihan tersebut dirancang dan disampaikan secara terpisah dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan kurikulum pembelajaran agenda nilai-nilai dasar CPNS, dengan memberi penekanan pada kemampuan dalam memaknai dan menginternalisasi nilai nilai dasar ASN. Akuntabilitas
14
Dengan diterapkannya akuntabilitas, yaitu merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tangguang jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain : a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok, dan pribadi. b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah keterlibatan PNS dalam politik praktis. c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai penyelenggara pemerintahan. Sedangkan untuk aspek-aspek akuntabilitas sebagai berikut: a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan. b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil. c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan. d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi. e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja. Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda, yaitu akuntabilitas personal, akuntabilitas
individu,
akuntabilitas
kelompok,
akuntabilitas
organisasi,
dan
akuntabilitas stakeholder. Nilai-nilai yang termasuk dalam prinsip akuntabilitas ada 9 yaitu : 1. Kepemimpinan 2. Transparansi 3. Integritas 4. Tanggung jawab 5. Keadilan 6. Kepercayaan 7. Keseimbangan 8. Kejelasan 9. Konsistensi Nasionalisme Mata pelatihan nasionalisme memfasilitasi pembentukan nilai Pancasila dalam menumbuhkan nasionalisme ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Makna nasionalisme secara politis 15
merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Nasionalisme adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak merendahkan bangsa lain. Nasinalisme merupakan pondasi bagi ASN untuk mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara. Atau sering juga diartikan sebagai paham kebangsaan. Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, fungsi ASN adalah sebagai berikut : a. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik. b. ASN sebagai pelayan publik. c. ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dari fungsi tersebut, seorang ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik yang mencakup artian bahwa ASN adalah aparat pelaksana (eksekutor) yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor pemerintahan. Kemudian ASN sebagai pelayan publik adalah segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari definisi tersebut, ada tiga poin penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan publik yaitu : a. Tugas pelayanan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh aparat pemerintah. b. Yang menjadi objek layanan adalah masyarakat atau publik c. Bentuk layanan yang diberikan dapat berupa barang, jasa, maupun administrative sesuai kebutuhan masyarakat dan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa memiliki arti bahwa seorang ASN dalam menjalankan tugasnya senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan. Berdasarkan 3 fungsi ASN tersebut, peran yang dilakukan ASN harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta Undang-Undang yang berlaku. Etika Publik Konsep ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar etika publik melalui pembelajaran kode etik dan perilaku pejabat publik, bentuk-bentuk kode etik dan 16
implikasinya, dan penerapan kode etik ASN. Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni : 1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan. 2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi. 3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan factual. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi publik, yaitu: 1. Dimensi kualitas pelayanan publik Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik. 2. Dimensi modalitas Etika publik bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar dan mengorganisir tindakan agar sesuai etika dengan unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi, dan netralitas. 3. Dimensi tindakan integritas publik Etika publik yang sesuai dengan nilai, tujuan dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam kesederhanaan hidup. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang ASN, yakni : 1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila 2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945. 3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. 4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. 5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif. 6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur. 7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. 8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah. 9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun. 10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. 11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. 12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. 17
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan. 14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir. Kode Etik Aparatur Sipil Negara Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni sebagai berikut : 1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi. 2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin. 3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan. 4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh
tidak
bertentangan
dengan
ketentuan
peraturan
perundangundangan dan etika pemerintahan. 6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara. 7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien. 8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya. 9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan. 10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain. 11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN. 12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN Komitmen Mutu Konsep ini memfasilitasi pembentukan nilai dasar inovatif dan komitmen mutu melalui pembelajaran tentang efektivitas, efisiensi, inovasi dan kualitas penyelenggaraan pemerintahan, dan konsekuensi dari perubahan. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilainilai komitmen mutu antara lain, mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara. Anti Korupsi Konsep ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar anti korupsi melalui penyadaran anti korupsi, menjauhi perilaku korupsi, membangun sistem integritas, dan proses 18
internalisasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak. Kesadaran anti korupsi yang telah mencapai puncak tertinggi akan menyentuh spiritual accountability, sehingga akan selalu ingat pada Tuhan yang pada dasarnya merupakan tujuan hidup dan kesadaran bahwa hidup mereka harus dipertanggungjawabkan. Spiritual accountability yang baik akan menghasilkan niat baik, yang akan menghasilkan visi dan misi yang baik, selanjutnya akan diterjemahkan dalam usaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Hubungan konsekuensi tersebut idealnya dapat menjamin bahwa pemilik spiritual accountability yang baik akan mendorong publik accountability yang baik pula, dan tentunya tidak akan tergerak dan mempunyai niat sedikit pun untuk membuat kerusakan di muka termasuk di dalamnya adalah melakukan korupsi, sebaliknya justru akan mempunyai niat yang sangat kuat untuk menghindari korupsi 2.4.
Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
2.4.1. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik. Setiap pegawai ASN harus memiliki nilai-nilai kepublikan, berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya, mengedepankan kepentingan nasional ketimbang kepentingan sektoral dan golongan. Untuk itu pegawai ASN harus memiliki karakter kepublik-an yang kuat dan mampu mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah pelaksanaan kebijakan publik. Setiap pegawai ASN senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud memberdayakan masyarakat dan menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu, integritas menjadi penting bagi setiap pegawai ASN. Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memuaskan publik.
19
Tujuan dari itu semua adalah untuk dapat mengaktuali- sasikan wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai pelayan publik yang berintegritas. Untuk itu, ASN harus memperhatikan prinsip penting sebagai pelaksana kebijakan publik, yaitu: • ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam mengimplementasikan kebijakan publik. ASN adalah sebagai ujung tombak dalam membuat dan mengeksekusi suatu kebijakan dalam merespon suatu masalah. Sebagimana dikemukakan sebelumnya, tanpa ada implementasi maka suatu kebijakan publik
hanya
menjadi
angan-angan
belaka,
sehingga
karena
itu
harus
dioperasionalisasikan. • ASN harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik. Setiap pegawai ASN harus menyadari sebagai aparatur profesional yang kompeten, berorientasi pelayanan publik, dan loyal kepada negara dan aturan perundangundangan. Karena itu, ASN harus menjiwai semangat UU ASN yang berupaya untuk memperbaiki sifat layanan birokrasi yang buruk, yaitu birokrasi yang berfungsi hanya untuk melayani kepentingan atasan, bukan untuk kepentingan publik atau masyarakat yang rekrutmen pegawainya didasarkan atas kedekatan keluarga atau pertemanan, bukan melalui sistem merit berdasarkan kompetensi dan kompetisi. Dengan demikian, pegawai ASN harus menyadari dirinya sebagai bagian dari birokrasi yang melayani kepentingan publik yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (costumer-driven government). • ASN harus berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya. Yaitu yang memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran sebagai wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa dalam kehidupan bernegara. Di samping itu, ASN juga harus berpegang pada dua belas kode etik dan kode perilaku yang telah diatur dalam UU ASN pasal 5.
20
2.4.2. ASN sebagai pelayan publik Pelayanan masyarakat (publik) adalah segala bentuk pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari definisi tersebut, ada tiga poin penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan publik, yaitu: 1. Tugas pelayanan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh aparat pemerintah. 2. Yang menjadi objek layanan adalah masyarakat atau publik. 3. Bentuk layanan yang diberikan dapat berupa barang dan jasa sesuai kebutuhan masyarakat dan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan amanat pembukaan UUD tahun 1945 negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang men-dukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. Namun demikian, dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak berbagai masalah pembangunan yang kompleks. Sementara itu, tatanan baru masyarakat Indonesia dihadapkan pada harapan dan tantangan global yang dipicu oleh kemajuan di bidang ilmu pengetahuan, informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan. Kondisi dan perubahan cepat yang diikuti pergeseran nilai tersebut perlu disikapi secara bijak melalui langkah kegiatan yang terusmenerus dan berkesinambungan dalam berbagai aspek pembangunan untuk membangun kepercayaan masyarakat guna mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk itu, diperlukan konsepsi sistem pelayanan publik yang berisi nilai, persepsi, dan acuan perilaku yang mampu mewujudkan hak asasi manusia sebagaimana diamanatkan UUD tahun 1945 dapat diterapkan sehingga masyarakat memperoleh pelayanan sesuai deligan harapan dan cita-cita tujuan nasional. Konsep ini meliputi apa yang disebut sebagai standar pelayanan minimum yang harus dipenuhi oleh penyelenggara maupun pelaksana pelayanan publik untuk memenuhi pelaksananaan pelayanan prima yang mengutamakan kepuasan pelanggan atau konsumen, yang dalam hal ini adalah masyarakat.
21
2.4.3. ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa Dalam UU No 5 tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2 terkait sumpah dan janji ketika diangkat menjadi PNS, disana dinyatakan bahwa PNS akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. PNS juga senantiasa menjunjung tinggi martabat PNS serta senantiasa mengutamakan kepentingan Negara dari pada kepenting-an diri sendiri, seseorang dan golongan. Artinya dalam menjalankan tugas dan fungsinya, seorang PNS juga wajib untuk menjunjung tinggi persatuan agar keutuhan bangsa dapat terjaga. PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia, dan mengedepankan kepentingan nasional ditengah tengah persaingan dan pergaulan global. Pentingnya peran PNS sebagai salah satu pemersatu bangsa, secara implisit disebutkan dalam UU No 5 tahun 2014 terkait asas, prinsip, nilai dasar dan kode etik dan kode perilaku, dimana dalam pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa asas-asas dalam penyelenggaraan dan kebijakan manajemen ASN ada 13, salah satu diantaranya asas persatuan dan kesatuan. Hal ini berarti, seorang PNS atau ASN dalam menjalankan tugas-tugasnya senantiasa mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kepentingan kelompok, individu, golongan harus disingkirkan demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan Negara diatas segalanya. PNS dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus berpegang pada prinsip adil dan netral. Netral dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Sedangkan adil, berarti PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasanya, PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram dilingkung an kerjanya dan di masyarakatnya.
22
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI Nama
: dr. Ginanjar Arum Desianti, Sp.P(K)
Golongan
: III
Angkatan
:1
Kelas
:C
Instansi
: RSUP Persahabatan
Jabatan
: Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama
Pendidikan
: Dokter Spesialis Paru
Tugas Unit Kerja
:
Kesatuan Staf Medik (KSM) Paru dalam menjalankan tugas dan fungsinya selalu berpedoman pada visi, misi dan nilai-nilai yang ditetapkan. •
Visi KSM Paru
Creating world excellence in pulmonology and respiratory medicine, through education, learning, research and services in 2024.9 •
Misi KSM Paru 1. Menghasilkan dokter Spesialis Paru yang beretika, berbudi luhur dan menjadi pemimpin di bidang kesehatan Respirasi. 2. Melaksanakan pelayanan di bidang kesehatan Respirasi yang berpihak kepada masyarakat dengan berdasarkan pengembangan ilmu dan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan. 3. Melaksanakan pengabdian masyarakat di bidang kesehatan Respirasi dan berperan aktif dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan Respirasi di tingkat lokal dan nasional. 4. Melakukan riset yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi kedokteran bidang kesehatan Respirasi. 5. Memperkuat kerja sama dalam bidang kesehatan Respirasi di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.9
•
Nilai-Nilai KSM Paru Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI menganut nilai-nilai yang mengawal departemen dalam mewujudkan visi misinya. Nilai-nilai ini terdiri dari Professionalism, Updated, Leadership, Manageable, Optimistic yang dapat disingkat menjadi PULMO. Departemen pulmonologi dan kedokteran respirasi berkomitmen memberikan keunggulan untuk pelayanan pasien, penemuan riset ilmiah dan pendidikan 23
untuk dokter paru di seluruh Indonesia di masa depan. Para staf pengajar dan peneliti di DPKR FKUI terlibat dalam pelayanan kesehatan berkelas dunia dan penelitian yang diperuntukan kemajuan pendidikan dan penelitian di bidang kedokteran respirasi di Indonesia. Tugas unit kerja sesuai dengan target capaian KSM Paru dan berkaitkan dengan Key
Performance Index (KPI) KSM Paru 2020. Tabel. 3.1. Key Performance Index KSM Paru 2020 No 1
Indikator kinerja Jumlah evaluasi clinical
2
Jumlah penambahan PPK baru maupun revisi Response time poli klinik
3 4
5 6
pathway
Indikator terkait respirasi d. Persentase TB-MDR yang konversi e.
Persentase kasus PPOK yang berhasil ditangani dengan baik
f.
Persentase kasus respirasi tersier
Jumlah publikasi penelitian internasional dalam 1 tahun Persentase kehadiran Laporan jaga klinik Laporan kematian
Tugas Pegawai
Definisi Jumlah clinical pathway yang diimplementasikan pada kasus rawat inap Jumlah revisi PPK yang sudah ada atau penambahan PPK baru Waktu yang dibutuhkan pasien poli paru rawat jalan untuk mendapat pelayanan
Standar 1x/thn
Target 1x/thn
Pencapaian 1
1
1
4
<60mnt
<60mnt
47
Persentase pasien TB-RO yang mengalami konversi 6 bulan pengobatan Persentase pasien PPOK yang berhasil ditangani dengan baik berdasarkan nilai CAT yang stabil Jumlah kasus respirasi tersier yang ditangani di RS dibandingkan total kasus Jumlah publikasi internasional staf dalam 1 tahun
34%
34%
38%
70%
70%
70%
39%
39%
34%
3
3
22
Jumlah kehadiran staf di acara
75%
75%
100%
Jumlah kehadiran staf di acara laporan kematian mingguan
75%
75%
98%
morning report
:
Sebagai staf medis KSM Paru maka bertugas menjalankan tugas sesuai dengan target yang tercantum dalam Sasaran Kinerja Pegawai (SKP). Tabel 3.2. Sasaran Kinerja Pegawai No 1 2
3
Kegiatan Tugas Pokok Jabatan Melaksanakan pelayanan medik spesialistik Melaksanakan tindakan medik spesialistik sederhana dengan permbimbingan terhadap peserta pendidikan dokter Melakukan pelayanan kedokteran forensic dengan melakukan pemeriksaan luar tanpa pembimbingan terhadap peserta pendidikan dokter
Ak
Target Kualitas/Mutu 90
Waktu 12
-
90
12
-
90
12
-
Kuantitas/Output 2060
Biaya
24
4 5 6 7 8 9
Menyusun draft laporan dokumentasi / laporan otopsi / keterangan pemeriksaan Melakukan tugas jaga Melaksanakan kegiatan penganggulangan bencana alam/wabah di lapangan Melakukan pengamatan penyakit/wabah di lapangan Menyusun laporan pelaksanaan tugas Melaksanakan tugas kedinasan lain
-
78
-
78
-
90
12
90 90
12 12
90
12
90
12
90
12
Komponen pelayanan medik spesialistik yaitu: 1. Pelayanan poli paru umum di unit rawat jalan Melakukan pelayanan pasien kelainan respirasi umum, termasuk menjawab konsul dari poli rawat jalan spesialistik lainnya 2. Pelayanan poli paru intervensi di unit rawat jalan Melakukann pelayanan pasien rawat jalan yang membutuhkan tindakan paru diagnostic dan terapi, seperti pungsi pleura, biopsi pleura, biopsi jarum halus, ultrasonografi toraks, dan lainnya 3. Pelayanan poli paru di unit pelayanan medik terpadu Melakukan pelayanan skrining kelainan respirasi pada pasien rawat jalan 4. Pelayanan pasien kelainan paru dan respirasi di rawat inap 5. Pelayanan pasien kegawatan di unit gawat darurat Melakukan pelayanan dan tatalaksana kegawatdaruratan pasien yang membutuhkan rawat inap 6. Pelayanan pasien yang berhubungan dengan tindakan intervensi paru diagnostik dan terapi, baik semi-invasif dan invasif Melakukan pelayanan tindakan semi-invasif dan invasif pada pasien dengan kelainan paru dan respirasi, baik di unit radiologi diagnostik atau ruang tindakan (instilasi bedah sentral). Karena penulis aat ini tergabung dalam divisi Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas (PIGDN) sehingga tugas utama yaitu melaksanakan prosedur tindakan intervensi di Rumah Sakit.
25
3.1. Identifikasi Isu Isu diidentifikasi berdasarkan pengamatan dan pengalaman kerja di Instansi selama masa kerja, mulai dari Agustus 2018 hingga saat ini, yaitu: 1. Belum optimalnya implementasi clinical pathway oleh DPJP paru di ruang rawat inap RSUP Persahabatan Saat melakukan pelayanan medis di ruang rawat inap, dokter paru sebagai dokter penanggung jawab pasien (DPJP) perlu melakukan mengisian lembar clinical pathway dan menerapkannya sesuai dengan kasus yang ditangani. Dengan melakukan hal tersebut maka dapat meningkatkan kualitas pelayanan medis pada pasien secara holistik (indikator pegawai). Hal tersebut juga meningkatkan optimalisasi jumlah implementasi clinical pathway (indikator KSM) 2. Belum optimalnya tingkat pelayanan bronkoskopi oleh tim intervensi paru di ruang tindakan RSUP Persahabatan Bronkoskopi dilakukan pada pasien penyakit paru yang terindikasi dan dijadwalkan tindakan. Saat ini jumlah tindakan yang sehari-hari dilakukan, bila dibandingkan dengan jumlah pasien terjadwal, masih lebih rendah. Sehingga waktu antrian pasien untuk dilakukan tindakan sangat lama dan mengganggu pelayanan publik. Sebagai pegawai juga ditargetkan melakukan tindakan yang cukup banyak (indikator pegawai). Hal tersebut juga dapat mengurangi persentase kasus respirasi tersier yang ditangani di rumah sakit (indikator KSM). 3. Penutupan ruang pelayanan spirometri di poli rawat jalan RSUP Persahabatan selama pandemi Spirometri merupakan pemeriksaan fungsi paru yang berperan dalam diagnosis dan evaluasi pengobatan pasien, contohnya pasien PPOK. Dengan tutupnya pelayanan spirometri maka dapat menurunkan kualitas diagnosis dan tatalaksana pasien PPOK sehingga mengganggu pelayanan publik (indikator pegawai). Hal tersebut juga dapat mengurangi persentase kasus PPOK yang dapat tertangani dengan baik (indikator KSM). Tabel 3.3. Identifikasi isu No 1
Belum
Isu
Ruang lingkup
optimalnya
implementasi Manajemen ASN,
clinical pathway oleh DPJP paru di Pelayanan publik
Data penunjang KPI KSM, Tugas individu
ruang rawat inap RSUP Persahabatan
26
2
Belum optimalnya tingkat pelayanan Manajemen ASN,
KPI KSM, SKP
bronkoskopi oleh tim intervensi paru di Pelayanan publik,
Individu
ruang tindakan RSUP Persahabatan 3
WoG,
Penutupan ruang pelayanan spirometri Pelayanan publik,
KPI KSM, SKP
di poli rawat jalan RSUP Persahabatn WoG
Individu
selama pandemi 3.2.
Penapisan Isu
Berdasaarkan isu-isu yang teridentifikasi, selanjutnya dilakukan proses penapisan isu dengan menggunakan alat bantu penapisan yaitu metode APKL (Aktual, Problematik, Khalayak, Layak). Metode APKL adalah metode penetapan isu dengan menitikberatkan pada beberapa penilaian. Tabel APKL dibuat dengan rentang penilaian 1-5 dengan angka 5 memiliki bobot terbesar. •
Aktual adalah isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang hangat dibicarakan dikalangan masyarakat, atau isu yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat. Jadi bukan isu yang lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi.
•
Problematika adalah isu yang menyimpang dari harapan, standar, ketentuan yang menimbulkan kegelisahaan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.
•
Kekhalayakan adalah isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untu kepentingan seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja.
•
Layak adalah isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggungjawab
Tabel 3.5. Penapisan isu dengan metode APKL No 1
Isu
Aktual
Problematic
Kekhalayakan
Layak
Jumlah
Prioritas
Belum optimalnya implementasi
4
5
5
4
18
2
5
5
5
5
20
1
5
4
5
3
17
3
clinical pathway oleh DPJP paru di ruang rawat inap RSUP Persahabatan 2
Belum optimalnya tingkat pelayanan bronkoskopi oleh tim intervensi paru di ruang tindakan RSUP Persahabatan
3
Penutupan ruang pelayanan spirometri di poli rawat jalan
27
RSUP Persahabatn selama pandemi
Dari ketiga isu tersebut yang memiliki nilai APKL tertinggi adalah isu belum optimalnya tingkat pelayanan bronkoskopi oleh tim intervensi paru di ruang tindakan RSUP Persahabatan. 3.3.
Analisis Isu, Penyebab, Dampak dan Implementasi
Analisis Isu dilakukan dengan menggukan metode fishbone diagram dan didapatkan kemungkinan penyebab dari sisi metode, materi, personal dan lingkungan. Metode
Metode Metode
Materi Metode
Ruang tindakan hanya satu
Penggunaan alat tidak optimal
Jam pelayanan terbatas
Metode
Metode
Tenaga perawat terbatas
Penjadwalan operator belum seimbang
Metode
Belum optimalnya tingkat pelayanan bronkoskopi oleh tim intervensi paru di ruang tindakan RSUP Persahabatan
Jumlah rujukan meningkat
Personal
Metode Tindakan di RS lain masih terbatas
Lingkungan
Tabel 3.6. Penyebab, dampak dan impelentasi isu Isu: Belum optimalnya tingkat pelayanan bronkoskopi oleh tim intervensi paru di ruang tindakan RSUP Persahabatan tahun 2021 Penyebab
Dampak
Implementasi
Ruang tindakan bronkoskopi
Hanya dapat melakukan 1
Rancangan penambahan unit
hanya satu
putaran tindakan perhari
bronkoskopi baru
Jam pelayanan tindakan
Jumlah tindakan bronkoskopi
Pengajuan penambahan tindakan
bronkoskopi terbatas
perhari masih terbatas
bronkoskopi per hari
Penjadwalan tenaga
Kelebihan beban kerja dan
-
Pengaturan jadwal operator
operator/dokter terlatih belum
kelelahan pada beberapa
-
Pelatihan/seminar/workshop
seimbang
operator
Tenaga perawat terlatih terbatas
Kelebihan beban kerja dan
untuk menambah keilmuan -
kelelahan
Pengajuan penambahan jumlah perawat
-
Pelatihan/seminar/workshop untuk menambah keilmuan
Penggunaan peralatan
Set bronkoskopi tidak digunakan
Pembagian set bronkoskopi di
bronkoskopi tidak optimal
semua perhari
beberapa unit
28
Antrian jumlah tindakan kasus
Pasien mengantri panjang untuk
Pengajuan penambahan tindakan
rujukan terindikasi meningkat
rencana tindakan
bronkoskopi per hari
Tindakan bronkoskopi di RS lain
Semua kasus rujukan terindikasi
Rancangan pengadaan pelatihan
masih terbatas
diarahkan ke RS rujukan
bronkoskopi untuk dokter paru
Setelah menganalisis isu, penyebab dan dampak, maka selanjutnya dilakukan penentuan akar masalah dengan menggunakan metode USG Tabel. 3.7. Penentuan prioritas masalah dengan metode USG No
Masalah
Urgency
Seriousness
Growth
Total
1
Ruang tindakan bronkoskopi hanya satu
5
5
5
15
2
Jam pelayanan tindakan bronkoskopi terbatas
5
5
4
14
3
Penjadwalan tenaga operator/dokter terlatih belum
4
4
4
12
seimbang 4
Tenaga perawat terlatih terbatas
4
4
4
12
5
Penggunaan peralatan bronkoskopi tidak optimal
4
3
5
12
6
Antrian jumlah tindakan kasus rujukan terindikasi
5
4
4
13
3
3
4
10
meningkat 7
Tindakan bronkoskopi di RS lain masih terbatas
Dari tabel tersebut dapat diketahui prioritas masalah yang memiliki nilai tertinggi yaitu ruang tindakan bronkoskopi hanya satu . Gagasan kreatif pemecahan isu yaitu rancangan penguatan ruangan bronkoskopi baru. Gagasan ini merupakan kelanjutan dari persetujuan dan keputusan Direksi dalam pengembangan pelayanan bronkoskopi di RSUP Persahabatan. Komponen penyusunan ruangan sebagaian besar telah tersedia, namun dibutuhkan Koordinator dalam penguatan insfrastruktur dan alur pelayanan sehingga siap untuk diresmikan oleh Direksi. KSM Paru berperan sebagai koordinator dalam perumusan hal tersebut. Gagasan tersebut juga dapat menjadi solusi pemecahan masalah untuk penyebab isu atau masalah lainnya seperti penggunaan peralatan bronkoskopi tidak optimal dan antrian jumlah tindakan kasus rujukan meningkat. Bronkoskopi merupakan tindakan dengan beberapa jenis / tipe tindakan, seperti bronkoskopi fleksibel rutin, TBNA, TBLB, bronkoskopi kaku, bronkoskopi terapeutik laser, cryoterapi, dan sebagainya. Secara umum dibagi menjadi dia sesuai dengan tingkat kompleksitasannya, yaitu tindakan simpel dan tindakan kompleks/mutakhir. Saat ini bronkoskopi secara rutin dilakukan dan semuanya dilakukan di tempat yang sama yaitu Instalasi Bedah Sentral, yang secara prosedural umumnya hanya untuk tempat tindakan bronkoskopi kompleks/mutakhir. Penguatan ruangan bronkoskopi baru dikhususkan dalam melakukan jenis tindakan 29
bronkoskopi simpel, sehingga kedepannya diharapkan tindakan menjadi lebih efisien. Tindakan kompleks/mutakhir umumnya dilakukan oleh operator senior atau operator junior dengan pendampingan senior. 3.4. Penentuan kegiatan Unit kerja
: KSM Paru RSUP Persahabatan
Identifikasi isu
: Belum optimalnya tingkat pelayanan bronkoskopi oleh tim intervensi paru di ruang tindakan RSUP Persahabatan tahun 2021
Gagasan kreatif
: Rancangan penguatan ruangan bronkoskopi baru di RSUP Persahabatan tahun 2021
Kegiatan yang direncanakan : 1. Perencanan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan 2. Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya 3. Pengaturan jadwal tindakan operator 4. Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih 5. Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya
30
Tabel 3.8. Matriks Rencana Kegiatan Aktualisasi No 1
Kegiatan
Tahapan kegiatan
Output/hasil
Keterkaitan substansi mata
Kontribusi terhadap visi
Penguatan nilai
pelatihan
dan misi organisasi
organisasi
•
Diskusi dengan Mentor
1.
Nolutensi rapat
infrastruktur
2.
Mengumpulkan data
2.
Dokumentasi
untuk memutuskan satu
penambahan unit
perencanaan
bronkoskopi dan
dasar pendukung
3.
Alur pelayanan
gaagasan kreatif yang
bronkoskopi merupakan
penambahan unit
penetapan alur
seperti spesifikasi
bronkoskopi
setuju dilakukan secara
tahap awal yang sangat
bronkoskopi
pelayanan
desain ruangan, jumlah
mufakat (Kerakyatan-
penting dalam
merupakan wujud
peralatan medis, jumlah
NASIONALISME)
mendukung jalannya
dari pengamalan
Pengumpulan data
unit bronkoskopi baru,
nilai
jumlah SDM
pendukung dilakukan
sehingga pelayanan
Profesionalisme
Rapat dengan unit
dengan kerja keras secara
pulmonologi intervensi,
RS dan KSM Paru
terkait dalam penetapan
mandiri dan tidak
yang merupakan
dengan
infrastruktur dan alur
menginstruksikan staf
layanan unggulan RS
melakukan
pelayanan. Unit terkait
junior untuk bekerja
menjadi lebih optimal.
pekerjaan sesuai
yaitu: Unit griya puspa
karena bukan merupakan
Hal tersebut sesuai
dengan
(lokasi ruangan),
tugasnya (Kerja keras
dengan visi RS
kompetensi
Instalasi pemeliharaan
dan Mandiri-ANTI
menjadi pusat respirasi
dengan
sarana RS (IPSRS), dan
KORUPSI)
terkemuka di asia
memperhatikan
Penjadwalan rapat
pasifik
mutu dan
Selain itu juga
keselamatan pasien.
3.
Bidang pelayanan 4.
•
•
Rapat perencanaan
•
1.
sarana prasarana dan
Diskusi dengan Mentor
•
Perencanaan
Rapat
medik (Yanmed)
dilakukan dengan
Melakukan survey lokasi
berkoordinasi dengan
mendukung misi KSM
bersama dalam
instalasi terkait lainnya
Paru dan Rumah
pengambilan keputusan
(Whole of Government)
Sakit dalam melakukan
sesuai
Rapat dimulai dan ditutup
pelayanan kesehatan
pengamalan nilai
dengan berdoa
respirasi yang bermutu
RS yaitu
(Ketuhanan-
dan berpihak pada
Kolabotasi
penetapan alur pelayanan
•
•
•
Selain itu juga
31
5.
Melakukan evaluasi
NASIONALISME) dan
masyarakat karena
karena
rutin mingguan
dipimpin
dapat mengurangi
membangun
(Kepemimpinan-
waktu tunggu antrian
kerjasama antar
AKUNTABILITAS)
tindakan sehingga
instalasi dan nilai
dengan mendengarkan
diagnosis dan terapi
Orientasi pada
masukan dari semua pihak
dapat dilakukan
pelanggan
sehingga tercapai
secepatnya.
karena proaktif
•
kesepakatan secara
berusama
mufakat (Kerakyatan-
memberi
NASIONALISME)
pelayanan yang
Penguatan ruangan
cepat
bronkoskopi baru
•
Rapat
merupakan wujud dalam
perencanaan
pelaksanan kebijakan
yang matang juga
publik yang diputuskan
sesuai dengan
oleh Direksi (Manajemen
nilai
ASN) dengan tujuan
Manageable
utama untuk
KSM Paru
meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan (Pelayanan Publik) menjadi lebih efektif (Efektif-Komitmen Mutu) dan sesuai dengan penetapan Bronkoskopi sebagai Layanan Unggulan
32
RS (Menjaga reputasiEtika Publik) •
Penguatan dan penambahan ruangan bronkoskopi merupakan suatu hal yang baru dan belum ada Instansi serupa di wilayah Indonesia lyang melakukan hal serupa (Inovatif-KOMITMEN MUTU)
•
Melakukan survey lokasi bersama dengan instansi terkait (Whole of Government) sehinga dapat langsung melakukan analisis secara komprehensif dan waktu perencaan menjadi efektif (Efektif-KOMITMEN MUTU), tanpa mengganggu pelayanan medis yang sedang berjalan (Tanggung jawab-ETIKA PUBLIK)
•
Evaluasi rutin mingguan dilakukan dengan
33
komitmen dan disiplin (Disiplin-ANTI KORUPSI) 2
Pengaturan
•
Notulensi rapat
penjadwalan jenis
kebijakan dan finalisasi
2.
Lembar
ditutup dengan berdoa
penjadwalan jenis
penjadwalan jenis
tindakan bronkoskopi
lembar permintaan
permintaan
(Ketuhanan-
tindakan bronkoskopi
tindakan
sesuai jenis
penjadwalan tindakan
penjadwalan
NASIONALISME) dan
sesuai dengan jenis
bronkoskopi
Pengajuan hasil rapat
tindakan
dipimpin oleh kepala divisi
ruangan sejalan
sesuai dengan
Buku
dengan mendengarkan
dengan misi Rumah
jenis ruangan
Sosialisasi lembar
penjadwalan
masukan dari semua staf
Sakit dalam
wujud dari
permintaan dan alur
tindakan
sehingga tercapai
pengembangan
penerapan nilai-
permintaan ke poli
kesepakatan secara
pelayanan yang
nilai RS seperti
rawat jalan dan ruang
mufakat (Kerakyatan-
terintegrasi dan
Profesionalisme
rawat inap dan
NASIONALISME)
meningkatkan kualitas
dengan
Penyusunan lembar
tata kelola RS dan tata
melakukan
permintaan penjadwalan
kelola klinis.
pelayanan sesuai
ke kepala KSM Paru 3.
menerima masukan dari
3.
•
pihak lain
•
Pengaturan
•
1.
2.
Rapat divisi dimulai dan
•
Rapat divisi penetapan
ruangannya
1.
Pengaturan
dan buku penjadwalan
dengan
tindakan dengan detail dan
kompetensi untuk
cermat dalam membantu
perbaikan mutu,
lancarnya pelayanan
nilai Kolaborasi
bronkoskopi (Cermat-
dengan
ETIKA PUBLIK)
melakukan
Lembar tersebut
kerjasama dan
merupakan cara kreatif
meminta bantuan
dalam penapisan jenis
instalasi lainnya,
tindakan sesuai
nilai Kesempurnaan
34
•
ruangannya (Kreatif-
karena selalu
KOMITMENT MUTU)
berusaha
Pengajuan hasil rapat ke
melakukan
Kepala KSM merupakan
kinerja terbaik
wujud kepercayaan
dan memikirkan
menjalankan dan
ide kreatif inovatif
melaporkan hasil rapat
serta nilai
untuk disetujui
Orientasi pada
(Manajemen ASN,
pelanggan
Kepercayaan-
dengan
AKUNTABILITAS)
memberikan
sebagai kebijakan dalam
penjadwalan yang
meningkatkan mutu
cepat dan tepat
pelayanan publik •
•
Selain itu juga
(Pelayanan publik)
merupakan
Sosialisasi lembar
perwujudan nilai
permintaan jadwal dan
KSM yaitu
penjadwalan dilakukan
Updated dengan
secara mandiri (Mandiri-
berinovasi
ANTI KORUPSI) ke poli
melakukan cara
rawat jalan dan ruang
kreatif dalam
rawat inap dengan
menunjang
sebelumnya menghubungi
pelayanan medis
kepala instalasi (Whole of
respirasi
Government). •
Pasca dilakukan sosialisasi dilakukan pendataan
35
evaluasi dengan menerima masukan dan/atau kritik serta melaporkannya secara transparan kepada kepala divisi dan KSM (Berani, Jujur-ANTI KORUPSI, TransparansiAKUNTABILITAS, Berorientasi mutuKOMITMEN MUTU) 3
Pengaturan jadwal
1.
operator tindakan 2.
3.
•
Notulensi rapat
sistem penjadwalan
2.
Lembar
ditutup dengan berdoa
penjadwalan operator
penjadwalan
operator
penjadwalan
(Ketuhanan-
tindakan sejalan
operator tindakan
Pengajuan hasil rapat
operator
NASIONALISME) dan
dengan misi Rumah
sesuai dengan
ke koordinator
dipimpin oleh kepala divisi
Sakit dalam pelayanan
jenis ruangan
pelayanan dan kepala
dengan mendengarkan
kesehatan yang
wujud dari
KSM paru
masukan dari semua staf
berorientasi pada mutu
penerapan nilai-
Sosialisasi lembar
sehingga tercapai
dan melaksanakan
nilai RS seperti
penjadwalan operator
kesepakatan secara
pelatihan kedokteran
Profesionalisme
tindakan ke poli rawat
mufakat (Kerakyatan-
perkelanjutan.
dengan
jalan dan ruang raawat
NASIONALISME)
Selain itu juga sejalan
melakukan
Penyusunan lembar
dengan misi KSM
pekerjaan sesuai
penjadwalan operator
dalam menghasilkan
kompetensi dan
dilakukan dengan detail
dokter spesialis yang
memperhatikan
dan cermat (Cermat-
beretika dan
mutu, nilai
ETIKA PUBLIK) dan
melaksanakan
Kolaborasi
•
•
Pengaturan
•
1.
inap
Rapat divisi dimulai dan
•
Rapat divisi penentuan
Pengaturan
36
menyesuaikan dengan
pelayanan kesehatan
dengan
jadwal operator di tempat
respirasi berdasarkan
melakukan
lainnya sehingga tidak
pengembangan ilmu
kerjasama secara
bentrok dalam
terpadu dan
memberikan pelayanan
sinergis, nilai
(Pelayanan Publik).
Kesempurnaan
Penjadwalan juga
dengan
disesuaikan dengan tingkat
melakukan
senioritas dan pengalaman
kinerja yang
operator sehingga semua
diiringi
tindakan dapat dilakukan
pembelajaran
secara holistic dan sesuai
terus menerus
kompetensi (Manajemen
•
•
Selain itu juga
ASN, Berorientasi
merupakan
mutu-KOMITMEN
perwujudan nilai
MUTU)
KSM yaitu
Pengajuan hasil rapat ke
Managable
Kepala KSM merupakan
dengan
wujud kepercayaan
melakukan
menjalankan dan
pengaturan
melaporkan hasil rapat
dalam
(Kepercayaan-
menjalankan
AKUNTABILITAS) untuk
kinerja
disetujui sebagai kebijakan dalam meningkatkan mutu pelayanan publik (Pelayanan Publik)
37
•
Sosialisasi lembar penjadwalan operator tindakan dilakukan secara mandiri (Mandiri-ANTI KORUPSI) ke poli rawat jalan dan ruang rawat inap dengan sebelumnya menghubungi kepala instalasi terkait (Whole of Government).
4
Pengajuan
1.
•
Notulensi rapat
penambahan jumlah
pemilihan perawat
2.
Surat
ditutup dengan berdoa
penambahan jumlah
penambahan
perawat terlatih
untuk dilatih
pengajuan
(Ketuhanan-
perawat terlatih sejalan
jumlah perawat
Pelaporan hasil rapat ke
pelatihan
NASIONALISME) dan
dengan misi Rumah
terlatih wujud
kepala KSM Paru
perawat
dipimpin oleh kepala divisi
Sakit dalam
dari penerapan
Pengajuan pelatihan
bronkoskopi
dengan mendengarkan
melaksanakan
nilai-nilai RS
perawat (InHouse
masukan dari semua staf
pelayanan kesehatan
seperti
Training) ke Kepala
sehingga tercapai
yang berorientasi pada
Profesionalisme
instalasi bedah sentral
kesepakatan secara
mutu dan keselamatan
dengan
bekerjasama dengan
mufakat (Kerakyatan-
pasien, serta
melakukan
Bidang Pelayanan Medik
NASIONALISME)
melaksanakan
pekerjaan sesuai
Pemilihan perawat
pendidikan dan
kompetensi dan
dilakukan secara objektif
pelatihan kedokteran
memperhatikan
sesuai dengan kualifikasi
untuk tenaga
mutu nilai
dan kompetensi
kesehatan dalam
Kolaborasi
(Manajemen ASN, Adil-
meningkatkan
dengan
ANTI KORUPSI) dan
kompetensi.
melakukan
3.
•
Pengajuan
•
1.
2.
Rapat divisi dimulai dan
•
Rapat divisi penetapan
Pengajuan
38
tanpa membedakan suku,
•
•
Selain itu sejalan
kerjasama secara
ras serta agama
dengan misi KSM
terpadu dan
(Persatuan-
Paru yaitu
sinergis, nilai
NASIONALISME)
melaksanakan
Kesempurnaan
Pengajuan hasil rapat ke
pelayanan kesehatan
dengan
Kepala KSM merupakan
respirasi berdasarkan
melakukan
wujud kepercayaan
pengembangan ilmu
kinerja yang
menjalankan dan
dan teknologi yang
diiringi
melaporkan hasil rapat
dapat
pembelajaran
untuk disetujui sebagai
dipertanggungjawabkan
terus menerus
kebijakan (KepercayaanAKUNTABILITAS) •
Pengajuan pelatihan perawat berkoordinasi dengan bagian terkait seperti bidang pelayanan medik dan instalasi bedah sentral untuk kegiatan magang (Whole of Government). Magang dibutuhkan untuk peningkatan skill dalam pemenuhan kompetensi agar dapat bekerja sesuai dengan SOP (IntegritasAKUNTABILITAS) dan ekselen dalam
39
memberikan pelayanan sesuai dengan standar akreditasi (Pelayanan publik, Berorientasi mutu-KOMITMEN MUTU) dalam upaya menjaga nama besar RS sebagai pusat rujukan paru (Menjaga reputasiETIKA PUBLIK) 5
Pembagian peralatan
1.
bronkoskopi sesuai jenis ruangannya
Pendataan peralatan
1.
bronkoskopi 2. 3.
Tabel
•
Pendataan dilakukan
•
Pembagian peralatan
•
Pembagian
pendataan alat
dengan cermat dan teliti
bronkoskopi sesuai
peralatan
Rapat divisi penetapan
2.
Notulensi rapat
(Cermat-ETIKA
dengan jenis
bronkoskopi
pembagian alat
3.
Surat
PUBLIK) dan bekerja
ruangannya sejalan
sesuai dengan
Pengajuan pemindahan
permintaan
sama dengan perawat tim
dengan misi Rumah
jenis ruangannya
alat ke instalasi
pengajuan
intervensi dengan
Sakit dalam
wujud dari nilai
pemeliharaan sarana RS
pemindahan
melakukan pembagian
melaksanakan
RS seperti
alat
tugas secara seimbang
pelayanan kesehatan
Kolaborasi
(Adil-ANTI KORUPSI)
yang berorientasi pada
dengan
tanpa mengganggu tugas
mutu dan keselamatan
bekerjasama
harian (Pelayanan
pasien, serta
antar bagian
publik, Berorientasi
melaksanakan tata
dengan sinergis,
Mutu-KOMITMEN
Kelola RS dan tata
serta nilai
MUTU)
kelola klinis yang
Orientasi pada
Bertanggung jawab
terstandar.
pelanggan
Selain itu sejalan
karena secara
dengan misi KSM
proaktif berperan
•
melaporkan hasil pendataan ke Kepala divisi
•
40
•
•
(Tanggung jawab-
Paru yaitu
dalam
AKUNTABILITAS) dan
melaksanakan
memberikan
jujur menyatakan bila ada
pelayanan kesehatan
pelayanan yang
kerusakan (Jujur-ANTI
respirasi berdasarkan
cepat, tepat dan
KORUPSI)
pengembangan ilmu
inovatif.
Rapat divisi dimulai dan
dan teknologi yang
ditutup dengan berdoa
dapat
merupakan
(Ketuhanan-
dipertanggungjawabkan
perwujudan nilai
NASIONALISME) dan
karena kita
KSM yaitu
dipimpin oleh kepala divisi
menempatkan
Managable
dengan mendengarkan
peralatan medis sesuai
dengan
masukan dari semua staf
dengan fungsi dan
melakukan
sehingga tercapai
alokasi kasusnya
pengaturan
kesepakatan secara
sehingga semakin
dalam
mufakat (Kerakyatan-
efektif dan efisien
menjalankan dan
•
Selain itu juga
NASIONALISME)
meningkatkan
Menjalankan hasil
kinerja
keputusan rapat divisi (Manajemen ASN, KepercayaanAKUNTABILITAS) dengan mengisi tabel pembagian alat di tabel pendataan awal sehingga lebih efisien (EfisienKOMITMEN MUTU)
41
•
Membuat surat pengajuan ke Instalasi IPSRS (Whole of Government) dengan menyatakan permintaan secara jelas dan menyantumkan lampiran pendataan alat tersebut (KejelasanAKUNTABILITAS)
42
Tabel 3.9. Timetable Rencana Kegiatan Aktualisasi N
Kegiatan
o 1
Hari 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Perencanan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan
2
Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya
3
Pengaturan jadwal tindakan operator
4
Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih
5
Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya
43
BAB IV AKTUALISASI Kegiatan aktualisasi dan internalisasi nila-nilai dasar profesi ASN yang didapat saat tahap MOOC dan Distance Lerning diimplementasikan di tempat kerja dalam proses kegiatan aktualisasi yaitu di KSM Paru, RSUP Persahabatan Jakarta. Kegiatan dilakukan mulai tanggal 1 Juli 2021 sampai dengan 30 Juni 2021. Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah Tabel 4.1. Status realisasi kegiatan aktualisasi No 1
Kegiatan
Status realisasi
Perencanan infrastruktur bronkoskopi
Sumber kegiatan
Terlaksana
Inovasi, SKP
Terlaksana
Inovasi, SKP
dan penetapan alur pelayanan 2
Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya
3
Pengaturan jadwal tindakan operator
Terlaksana
Inovasi, SKP
4
Pengajuan penambahan jumlah perawat
Sebagian terlaksana
Inovasi
Terlaksana
Inovasi, SKP
terlatih 5
Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya
Tabel 4.2. Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi No 1
Kegiatan
Tahapan kegiatan
Tanggal pelaksanaan
Perencanan infrastruktur
1. Diskusi dengan Mentor
1 Juni 2021 s/d 30
bronkoskopi dan
2. Mengumpulkan data dasar
Juni 2021
penetapan alur pelayanan
pendukung seperti spesifikasi desain ruangan, jumlah peralatan medis, jumlah sarana prasarana dan jumlah SDM 3. Rapat dengan unit terkait dalam penetapan infrastruktur dan alur pelayanan. Unit terkait yaitu: Unit griya puspa (lokasi ruangan), Instalasi pemeliharaan sarana RS (IPSRS), dan Bidang pelayanan medik (Yanmed)
44
4. Melakukan survey lokasi bersama dalam pengambilan keputusan penetapan alur pelayanan 5. Melakukan evaluasi rutin mingguan 2
Pengaturan penjadwalan
1. Rapat divisi penetapan kebijakan
jenis tindakan
dan finalisasi lembar permintaan
bronkoskopi sesuai jenis
penjadwalan tindakan
ruangannya
3 Juni 2021 s/d 13 Juni 2021
2. Pengajuan hasil rapat ke kepala KSM Paru 3. Sosialisasi lembar permintaan dan alur permintaan ke poli rawat jalan dan ruang rawat inap dan menerima masukan dari pihak lain
3
Pengaturan jadwal tindakan operator
1. Rapat divisi penentuan sistem penjadwalan operator
14 Juni 2021 s/d 21 Juni 2021
2. Pengajuan hasil rapat ke koordinator pelayanan dan kepala KSM paru 3. Sosialisasi lembar penjadwalan operator tindakan ke poli rawat jalan dan ruang raawat inap 4
Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih
1. Rapat divisi penetapan pemilihan perawat untuk dilatih
3 Juni 2021 s/d 30 Juni 2021
2. Pelaporan hasil rapat ke kepala KSM Paru 3. Pengajuan pelatihan perawat (InHouse Training) ke Kepala instalasi bedah sentral bekerjasama dengan Bidang Pelayanan Medik 5
Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya
1. Pendataan peralatan bronkoskopi
16 Juni 2021 s/d 26 Juni 2021
2. Rapat divisi penetapan pembagian alat
45
3. Pengajuan pemindahan alat ke instalasi pemeliharaan sarana RS
46
TABEL KEGIATAN 1 Nama kegiatan
Perencanaan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan
Sumber kegiatan
Inovasi, SKP
Tanggal
1 Juni 2021 s/d 30 Juni 2021
Tahapan kegiatan
1. Diskusi dengan Mentor 2. Mengumpulkan data dasar pendukung seperti spesifikasi desain ruangan, jumlah peralatan medis, jumlah sarana prasarana dan jumlah SDM 3. Rapat dengan unit terkait dalam penetapan infrastruktur dan alur pelayanan. Unit terkait yaitu: Unit griya puspa (lokasi ruangan), Instalasi pemeliharaan sarana RS (IPSRS), dan Bidang pelayanan medik (Yanmed) 4. Melakukan survey lokasi bersama dalam pengambilan keputusan penetapan alur pelayanan 5. Melakukan evaluasi rutin mingguan
Pelaksanaan kegiatan
•
Diskusi dengan Mentor
•
Data spesifikasi jumlah peralatan medis dan sarana
dan Luaran
prasarana
47
•
Data spesifikasi desain ruangan dan alur pelayanan
48
•
Undangan rapat dengan unit terkait secara daring
•
Rapat perencanaan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan
49
•
Survey awal lokasi dengan unit terkait
•
Rapat divisi terkait penguatan ruangan bronkoskopi dengan mengundang kepala departemen dan staf KSM Paru
50
•
Survey pemasangan jalur oksigen
•
Survey pengecetan beberapa bagian ruangan
•
Evaluasi alur pelayanan bronkoskopi 51
•
Survey finalisasi kesiapan ruangan bronkoskopi
52
53
•
Evaluasi mingguan
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
54
NILAI-NILAI DASAR KEGIATAN 1 Akuntabilitas Kegiatan perencanaan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan banyak diisi oleh kegiatan rapat dan diskusi. Rapat dan diskusi dilaksanakan dengan kepemimpinan dan mendengarkan masukan dari semua unit terkait yaitu unit griya puspa (lokasi ruangan), instalasi pemeliharaan sarana RS (IPSRS) dan bidang pelayanan medik (yanmed). Hasil notulensi rapat diberikan kepada semua peserta rapat dan pimpinan secara transparan. Hasil rapat
dijalankan
secara
bertanggung
jawab
dan
sebagai
bukti
melaksanakan
kepercayaan dari pimpinan sesuai dengan tugas, kewajiban dan SKP individu secara berintegritas. Nasionalisme Rapat perencanaan dan diskusi dimulai dan ditutup dengan berdoa (ketuhanan) dan dijiwai dengan semangat pengambilan keputusan secaara mufakat (kerakyatan). Setiap penyampaian lisan dan tulisan disampaikan dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (persatuan). Etika Publik Kegiatan penguatan ruangan bronkoskopi merupakan wujud peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan bronkoskopi karena merupakan layanan unggulan rumah sakit (menjaga reputasi). Selain itu dalam melakukan perencanaan, beberapa kali melakukan survey lokasi dan renovasi tempat. Hal tersebut dilakukan tanpa mengganggu pelayanan medis yg sedang berjalan di ruangan disekitarnya (tanggung jawab) Komitmen Mutu Penguatan dan penambahan ruangan bronkoskopi merupakan suatu hal yang baru dan belum ada instansi serupa di wilayah Indonesia yang melakukan hal serupa, sehingga merupakan suatu hal yang inovatif. Hal tersebut bertujuan utama untuk meningkatkan kuantitas kasus yang dapat ditangani sehingga pelayanan menjadi lebih efektif. Anti Korupsi Pengumpulan data pendukung dilakukan dengan kerja keras secara mandiri dan tidak menginstruksikan staf junior untuk bekerja karena bukan merupakan tugasnya. Setiap tahap kegiatan dilakukan sesuai dengan time table dan dilakukan dengan komitmen dan disiplin.
55
Manajemen ASN, Whole of Goverment dan Pelayanan Publik Penguatan ruangan bronkoskopi merupakan wujud dalam pelaksanaan kebijakan pubik yang diputuskan oleh jajaran direksi rumah sakit (Manajemen ASN) dengan tujuan utama untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan (Pelayanan Publik). Dalam pelaksanaan perencanaan penguatan pelayanan, perlu diadakan rapat koordinasi dengan instalasi terkait lainnya (Whole of Government) Analisis Dampak Dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA, maka kegiatan perencanaan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan dapat berjalan dengan lancar. Nilai-nilai ANEKA yang saya dapatkan saat periode aktualisasi bertambah Kegiatan ini sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sesuai SKP sebagai spesialis paru di Instansi sehingga dapat menjalankan tugas sebagai pelaksana kebijakan dalam manajemen ASN dan peningkatan pelayanan publik. Dampak lainnya yaitu peningkatan kemampuan koordinasi dengan bagian dan unit lain yang kurang tercipta sebelumnya, sehingga dapat menerapkan WoG dengan baik. Kendala Secara umum semua tahapan dapat terlaksana semua. Semua komponen infrastruktur, sarana, prasarana, alat pendukung dan sumber daya manusia dapat terealisasi semua. Namun luaran akhir yang sebenarnya diharapkan dalam aktualisasi ini adalah dengan proses penguatan saat aktualisasi ini, layanan bronkoskopi baru dapat diresmikan oleh Direksi dan dapat berjalan. Namun karena pasca periode aktualisasi masuk ke gelombang ke-2 pandemi Covid-19, maka RSUP Persahabatan beralih Kembali menjadi rumah sakit dan pusat rujukan covid sehingga semua pelayanan non-covid Sebagian ditutup sehingga pelayanan bronkoskopi terhambat. Dengan demikian peresmian layanan bronkoskopi baru ditunda Kontribusi terhadap Visi dan Misi Unit dan Rumah Sakit Kegiatan perencanaan infrastruktur bronkoskopi dan penetapan alur pelayanan merupakan tahap awal yang sangat penting dalam mendukung jalannya unit bronkoskopi baru, sehingga pelayanan pulmonologi intervensi, yang merupakan layanan unggulan RS menjadi lebih optimal. Hal tersebut sesuai dengan visi Rumah Sakit menjadi pusat respirasi terkemuka di asia pasifik. Selain itu juga mendukung misi KSM Paru dan misi Rumah Sakit dalam melakukan pelayanan kesehatan respirasi yang bermutu dan berpihak pada masyarakat karena dapat mengurangi waktu tunggu antrian tindakan sehingga diagnosis dan terapi dapat dilakukan secepatnya. 56
Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Rapat perencanaan penambahan unit bronkoskopi merupakan wujud dari pengamalan nilai Profesionalisme RS dan KSM Paru dengan melakukan pekerjaan sesuai dengan kompetensi dengan memperhatikan mutu dan keselamatan pasien. Selain itu juga sesuai pengamalan nilai RS yaitu Kolabotasi karena membangun kerjasama antar instalasi dan nilai Orientasi pada pelanggan karena proaktif berusama memberi pelayanan yang cepat. Rapat perencanaan yang matang juga sesuai dengan nilai Manageable KSM Paru
57
TABEL KEGIATAN 2 Nama kegiatan
Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya
Sumber kegiatan
Inovasi, SKP
Tanggal
3 Juni 2021 s/d 13 Juni 2021
Tahapan kegiatan
1. Rapat divisi penetapan kebijakan dan finalisasi lembar permintaan penjadwalan tindakan 2. Pengajuan hasil rapat ke kepala KSM Paru 3. Sosialisasi lembar permintaan dan alur permintaan ke poli rawat jalan dan ruang rawat inap dan menerima masukan dari pihak lain
Pelaksanaan kegiatan dan Luaran
•
Rapat divisi penetapan kebijakan dan finalisasi lembar permintaan penjadwalan tindakan
58
•
Notulensi rapat
•
Lembar permintaan penjadwalan tindakan yang diajukan
59
•
Laporan hasil rapat ke Kepala KSM Paru
•
Sosialisasi lembar permintaan penjadwalan tindakan ke poli rawat jalan
•
Sosialisasi lembar permintaan penjadwalan tindakan ke ruang rawat inap
60
•
Umpan balik dan usulan dari poli rawat jalan dan ruang rawat inap
•
Finalisasi lembar permintaan penjadwalan tindakan
61
NILAI-NILAI DASAR KEGIATAN 2 Akuntabilitas Kegiatan pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya dimulai dengan rapat divisi Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas (PIGDN) KSM Paru. Rapat dan diskusi dilaksanakan dengan mendengarkan masukan dari semua anggota divisi. Hasil notulensi rapat, setelah disetujui ketua divisi, diajukan ke Kepala KSM sebagai wujud kepercayaan dalam melaporkan dan menjalankan hasil rapat secara bertanggung jawab. Evaluasi atau timbal balik terhadap kegiatan yang dilakukan dilaporkan secara transparan kepada ketua divisi dan Kepala KSM Nasionalisme Rapat divisi dimulai dan ditutup dengan berdoa (ketuhanan) dan dipimpin oleh ketua divisi dengan mendengarkan masukan dari semua staf sehingga tercapat kesepakatan secara mufakat (kerakyatan). Etika Publik Salah satu tahapan kegiatan pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya adalah dengan melakukan penyusunan lembar permintaan penjadwalan dan buku penjadwalan tindakan. Berkas tersebut harus tersusun dengan detail dan cermat sehingga dapat membantu lancarnya pelayanan bronkoskopi. Komitmen Mutu Lembar permintaan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi merupaka suatu metode kreatif dalam penapisan jenis tindakan sesuai ruangan tindakannya, sehingga pelaksanaan pelayanan menjadi lebih efisien dan meminimalkan pembatalan tindakan. Evaluasi dan timbal balik yang dilakukan berorientasi mutu dan bertujuan menjaga kualitas pelayanan tetap baik. Anti Korupsi Sosialisasi lembar permintaan penjadwalan dilakukan secara mandiri ke poli rawat jalan dan ruangan rawat inap. Pasca dilakukan sosialisasi selanjutnya dilakukan pendataan evaluasi dengan menerima masukan dan/atau kritik dari berbagai pihak secara berani dan jujur melaporkannya ke ketua divisi dan Kepala KSM.
62
Manajemen ASN, Whole of Goverment dan Pelayanan Publik Dalam proses pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya, sebagai ASN yang baik wajib menjalankan semua keputusan rapat dan dan kebijakan yang dibuat oleh pimpinan dengan baik (Manajemen ASN). Semua kebijakan yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan (Pelayanan Publik). Tahapan kegiatan, seperti kegiatan sosialisasi dan rapat, selalu bekerja sama dengan pihak/unit lainnya, seperti instalasi rawat jalan dan rawat inap (Whole of Government) Analisis Dampak Dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA, maka kegiatan pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya dapat berjalan dengan lancar. Nilai-nilai ANEKA yang saya dapatkan saat periode aktualisasi bertambah. Ada beberapa nilai-nilai yang awalnya tidak saya pikirkan, ternyata dapat diterapkan dalam melakukan kegiatan. Kegiatan ini berkontribusi pada proses penapisan jenis tindakan sesuai ruangan tindakannya, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan pembatalan tindakan dan pelaksanaan pelayanan menjadi lebih efisien. Dampak lainnya yaitu peningkatan kemampuan koordinasi dengan bagian dan unit lain yang kurang tercipta sebelumnya, sehingga dapat menerapkan prinsip WoG dengan baik. Kendala Secara umum, tidak ada kendala dalam menjalankan kegiatan pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Unit dan Rumah Sakit Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai dengan jenis ruangan sejalan dengan misi Rumah Sakit dalam pengembangan pelayanan yang terintegrasi dan meningkatkan kualitas tata kelola baik secacra klinis maupun lingkup rumah sakit. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Pengaturan penjadwalan jenis tindakan bronkoskopi sesuai dengan jenis ruangan wujud dari penerapan nilai-nilai Rumah Sakit seperti Profesionalisme dengan melakukan pelayanan sesuai dengan kompetensi untuk perbaikan mutu, nilai Kolaborasi dengan melakukan kerjasama dan meminta bantuan instalasi lainnya, nilai Kesempurnaan karena selalu berusaha melakukan kinerja terbaik dan memikirkan ide kreatif inovatif serta nilai Orientasi pada pelanggan dengan memberikan penjadwalan yang cepat dan tepat. Selain itu juga
63
merupakan perwujudan nilai KSM yaitu Updated dengan berinovasi melakukan cara kreatif dalam menunjang pelayanan medis respirasi
64
TABEL KEGIATAN 3 Nama kegiatan
Pengaturan jadwal tindakan operator
Sumber kegiatan
Inovasi, SKP
Tanggal
14 Juni 2021 s/d 21 Juni 2021
Tahapan kegiatan
1. Rapat divisi penentuan sistem penjadwalan operator 2. Pengajuan hasil rapat ke koordinator pelayanan dan kepala KSM paru 3. Sosialisasi lembar penjadwalan operator tindakan ke poli rawat jalan dan ruang raawat inap
Pelaksanaan kegiatan
•
Rapat divisi penentuan sistem penjadwalan operator
•
Jadwal operator bronkoskopi sebelumnya
dan Luaran
65
•
Jadwal operator bronkoskopi revisi
•
Pengajuan hasil rapat ke koordinator pelayanan dan Kepala KSM Paru
66
•
Sosialisasi lembar penjadwalan operator tindakan ke pihak rawat jalan, rawat inap dan instalasi terkait
•
Umpan balik dan usulan dari poli rawat jalan dan ruang rawat inap
67
•
Finalisasi lembar penjadwalan operator tindakan
NILAI-NILAI DASAR KEGIATAN 3 Akuntabilitas Kegiatan pengaturan jadwal tindakan operator dimulai dengan rapat divisi Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas (PIGDN) KSM Paru. Rapat dan diskusi dilaksanakan dengan mendengarkan masukan dari semua anggota divisi. Hasil notulensi rapat, setelah disetujui ketua divisi, diajukan ke koordinator pelayanan dan Kepala KSM sebagai wujud kepercayaan dalam melaporkan dan menjalankan hasil rapat secara bertanggung jawab. Nasionalisme Rapat divisi dimulai dan ditutup dengan berdoa (ketuhanan) dan dipimpin oleh ketua divisi dengan mendengarkan masukan dari semua staf sehingga tercapat kesepakatan secara mufakat (kerakyatan).
68
Etika Publik Penyusunan lembar penjadwalan tindakan operator dilakukan dengan detail dan cermat dengan melakukan telaah keuntungan dan kerugian sistem yang baru dibandingkan yang lama, sehingga dapat terbentuk sistem penjadwalan yang baru dan dapat membantu lancarnya pelayanan bronkoskopi tanpa menomorduakan pelayanan lainnya. Komitmen Mutu Lembar penjadwalan tindakan operator direvisi sehingga menjadi lebih efektif dan disesuaikan dengan tingkat senioritas dan pengalaman operator masing-masing, sehingga tindakan selalu dikerjakan oleh operator yang kompeten dan pelayanan selalu berfokus dan berorientasi pada mutu. Anti Korupsi Sosialisasi lembar penjadwalan tindakan operator dilakukan secara mandiri ke poli rawat jalan dan ruangan rawat inap. Pasca dilakukan sosialisasi selanjutnya dilakukan pendataan evaluasi dengan menerima masukan dan/atau kritik dari berbagai pihak secara berani dan jujur melaporkannya ke ketua divisi dan Kepala KSM. Manajemen ASN, Whole of Goverment dan Pelayanan Publik Dalam proses pengaturan dan penyusunan jadwal tindakan operator, sebagai ASN yang baik wajib menjalankan semua keputusan rapat dengan baik. Penjadwalan operator juga harus disesuaikan dengan tingkat senioritas, pengalaman dan kompetensi operator masing-masing sesuai dengan SKP individu (Manajemen ASN). Dengan menerapkan sistem penjadwalan yang baru diharapkan semua tindakan dapat dilakukan secara holistik, tidak bentrok dengan pelayanan di tempat lain serta sesuai dengan mutu dan kualitas pelayanan publik. (Pelayanan Publik). Tahapan kegiatan, seperti kegiatan sosialisasi dan rapat, selalu bekerja sama dengan pihak/unit lainnya, seperti instalasi rawat jalan dan rawat inap (Whole of Government) Analisis Dampak Dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA, maka kegiatan pengaturan jadwal tindakan operator dapat berjalan dengan lancar. Nilai-nilai ANEKA yang saya dapatkan saat periode aktualisasi bertambah Kegiatan ini sangat berdampak dalam pelayanan publik, khususnya dalam hal keselamatan pasien (patient safety). Pengaturan tersebut juga sebagai penerapan SKP individu dalam bekerja sesuai dengan tingkat kompetensi. Dampak lainnya yaitu peningkatan 69
kemampuan koordinasi dengan bagian dan unit lain yang kurang tercipta sebelumnya, sehingga dapat menerapkan prinsip WoG dengan baik. Kendala Secara umum, tidak ada kendala berarti dalam menjalankan kegiatan pengaturan jadwal tindakan operator. Kendala yang ada lebih kearah diskusi sesama anggota divisi yang cukup intens dalam penentuan sistem yang akan digunakan dan pemilihan hari tindakan. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Unit dan Rumah Sakit Pengaturan penjadwalan tindakan operator sejalan dengan misi Rumah Sakit dalam pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan melaksanakan pelatihan kedokteran perkelanjutan. Selain itu juga sejalan dengan misi KSM dalam menghasilkan dokter spesialis yang beretika dan melaksanakan pelayanan kesehatan respirasi berdasarkan pengembangan ilmu. Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Pengaturan penjadwalan tindakan operator wujud dari penerapan nilai-nilai RS seperti Profesionalisme dengan melakukan pekerjaan sesuai kompetensi dan memperhatikan mutu, nilai Kolaborasi dengan melakukan kerjasama secara terpadu dan sinergis, nilai Kesempurnaan dengan melakukan kinerja yang diiringi pembelajaran terus menerus.Selain itu juga merupakan perwujudan nilai KSM yaitu Managable dengan melakukan pengaturan dalam menjalankan kinerja.
70
TABEL KEGIATAN 4 Nama kegiatan
Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih
Sumber kegiatan
SKP
Tanggal
3 Juni 2021 s/d 30 Juni 2021
Tahapan kegiatan
1. Rapat divisi penetapan pemilihan perawat untuk dilatih 2. Pelaporan hasil rapat ke kepala KSM Paru 3. Pengajuan pelatihan perawat (InHouse Training) ke Kepala instalasi bedah sentral bekerjasama dengan Bidang Pelayanan Medik
Pelaksanaan
•
Rapat divisi penetapan pemilihan perawat terlatih
kegiatan dan Luaran
71
•
Notulensi rapat pemilihan perawat terlatih
•
Pelaporan hasil rapat ke Kepala KSM Paru
•
Surat pengajuan pelatihan perawat (inHouse Training)
72
•
Surat balasan pengajuan pelatihan perawat (inHouse Trainig)
•
Dikumentasi pelatihan perawat
•
Hasil PCR perawat
73
NILAI-NILAI DASAR KEGIATAN 4 Akuntabilitas Kegiatan pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih dimulai dengan rapat divisi Pulmonologi Intervensi dan Gawat Darurat Napas (PIGDN) KSM Paru. Rapat dan diskusi dilaksanakan dengan mendengarkan masukan dari semua anggota divisi. Hasil notulensi rapat, setelah disetujui ketua divisi, diajukan ke Kepala KSM sebagai wujud kepercayaan dalam melaporkan dan menjalankan hasil rapat secara bertanggung jawab. Kegiatan pelatihan atau magang agar menjadi perawat terlatih juga berguna dalam peningkatan keahlian khusus dan pemenuhan kompetensi agar dapat bekerja sesuai dengan SOP secara berintegritas. Nasionalisme Rapat divisi dimulai dan ditutup dengan berdoa (ketuhanan) dan dipimpin oleh ketua divisi dengan mendengarkan masukan dari semua staf sehingga tercapat kesepakatan secara mufakat (kerakyatan). Dalam pemilihan perawat terlatih anggota divisi mencalonkan individu tanpa membedakan suku, ras serta agamanya (persatuan) Etika Publik Pemilihan nama perawat yang akan diajukan untuk mendapat pelatihan dilakukan secara detail dan cermat dengan melakukan analisis pendidikannya, kompetensinya, serta evaluasi timbal balik rekan kerja. Selain itu status kepegawaiannya juga turut dijadikan landasar pemilihan. Dengan melalukan pelatihan.magang harapannya dapat terus menjaga kualitas pelayanan dan menjaga reputasi rumah sakit sebagai pusar rujukan paru dan respirasi. Komitmen Mutu Kegiatan pelatihan perawat terlatih dibutuhkan untuk peningkatan keahlian dalam pemenuhan kompetensi agar dapat bekerja secara ekselen dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar akreditasi dan berorientasi pada mutu. Anti Korupsi Dalam pemilihan perawat yang akan dilatih dilakukan secara adil sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi. Rapat divisi dilakukan dengan mendengarkan masukan dari seluruh anggota divisi. Semua anggota divisi menyampaikan penilaian subjektif dari semua calon secara berani.
74
Manajemen ASN, Whole of Goverment dan Pelayanan Publik Dalam proses pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih, sebagai ASN yang baik wajib menjalankan semua keputusan rapat dengan baik. Pemilihan perawat sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dan kompetensinya agar dapat bekerja sesuai SKP (Manajemen ASN). Dengan melakukan pelatihan, perawat tersebut dalam menyesuaikan keahliannya dengan kebutuhan sumber daya manusia sehingga dapat memberikan pelayanan dengan baik dan berkualitas (Pelayanan publik). Saat perawat terlatih telah terpilih, pengajuan kegiatan pelatihan dilakukan dengan berkoordinasi dengan bagian terkait seperti bidang pelayanan medik dan instalasi bedah sentral untuk kegiatan pelatihan/magang (Whole of Government). Analisis Dampak Dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA, maka kegiatan pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih diharapkan dapat berjalan dengan lancar. Nilai-nilai ANEKA yang saya dapatkan saat periode aktualisasi bertambah. Kegiatan ini bila terselesaikan dengan baik sangat berdampak dalam pelayanan publik, khususnya dalam hal peningkatan kompetensi tenaga kesehatan sehingga dapat bekerja sesuai SOP dan mengutamakan keselamatan pasien (patient safety). Sehingga rumah sakit sebagai pusat rujukan paru dan respirasi memiliki sumber daya manusia terlatih yang semakin banyak. Dampak lainnya yaitu peningkatan kemampuan koordinasi dengan bagian dan unit lain yang kurang tercipta sebelumnya, sehingga dapat menerapkan prinsip WoG dengan baik. Kendala Pada awalnya tidak ada kendala yang dihadapi saat melaksanakan tahapan kegiatan. Namun pada masa pelatihan, perawat yang terpilih tersebut terkonfirmasi Covid-19 positif sehingga kegiatan pelatihan terhenti. Pasca melakukan isolasi mandiri dan dinyatakan fit to work, RSUP Persahabatan beralih kembali menjadi pusat rujukan covid, sehingga pelayanan bronkoskopi elektif terhenti dan perawat tersebut tidak dapat melanjutkan pelatihannya. Sehingga dari target minimal durasi 2 minggu pelatihan, hanya dapat menjalani 10 hari pelatihan. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Unit dan Rumah Sakit Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih sejalan dengan misi Rumah Sakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien, serta melaksanakan pendidikan dan pelatihan kedokteran untuk tenaga kesehatan dalam meningkatkan kompetensi.Selain itu sejalan dengan misi KSM Paru yaitu melaksanakan 75
pelayanan kesehatan respirasi berdasarkan pengembangan ilmu dan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Pengajuan penambahan jumlah perawat terlatih wujud dari penerapan nilai-nilai Rumah Sakit seperti
Profesionalisme
dengan
melakukan
pekerjaan
sesuai
kompetensi
dan
memperhatikan mutu nilai Kolaborasi dengan melakukan kerjasama secara terpadu dan sinergis, nilai Kesempurnaan dengan melakukan kinerja yang diiringi pembelajaran terus menerus
76
TABEL KEGIATAN 5 Nama kegiatan
Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya
Sumber kegiatan
Inovasi, SKP
Tanggal
16 Juni 2021 s/d 26 Juni 2021
Tahapan kegiatan
1. Pendataan peralatan bronkoskopi 2. Rapat divisi penetapan pembagian alat 3. Pengajuan pemindahan alat ke instalasi pemeliharaan sarana RS
Pelaksanaan kegiatan
•
dan Luaran
Pendataan peralatan bronkoskopi dan pembagian sesuai jenis ruangannya
•
Rapat divisi penetapan pembagian alat
77
•
Pengajuan pemindahan alat ke instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit (IPSRS)
•
Pemindahan dan penataan alat ke ruangan bronkoskopi
78
79
NILAI-NILAI DASAR KEGIATAN 5 Akuntabilitas Kegiatan pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya dimulai dengan pendataan data unit bronkoskopi dan pendukungnya, termasuk jumlah unit yang rusak. Data ditampilkan secara transparan di depan semua anggota divisi. Rapat dan diskusi dilaksanakan dengan mendengarkan masukan dari semua anggota divisi. Hasil notulensi rapat, setelah disetujui ketua divisi, diajukan ke koordinator pelayanan dan Kepala KSM sebagai wujud kepercayaan dalam melaporkan dan menjalankan hasil rapat secara bertanggung jawab. Nasionalisme Rapat divisi dimulai dan ditutup dengan berdoa (ketuhanan) dan dipimpin oleh ketua divisi dengan mendengarkan masukan dari semua staf sehingga tercapat kesepakatan secara mufakat (kerakyatan).
80
Etika Publik Penyusunan pendataan jumlah unit bronkoskopi dan pendukung dilakukan dengan detail, cermat dan teliti. Data peralatan yang akan dipindah diajukan ke instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit (IPSRS) dengan berkomunikasi secara santun. Komitmen Mutu Pendataan alat dilakukan dengan melakukan pengisian tabel pembagian alat di tabel pendataan awal dan tidak membuat tabel baru sehingga pendataan menjadi lebih efisien. Dalam melakukan pemindahan alat, harus dipastikan alat yang dipastikan berfungsi dengan baik dan sesuai dengan persyaratan akreditasi sehingga selalu berorientasi mutu. Anti Korupsi Pendataan peralatan dilakukan dengan bekerja sama dengan perawat tim intervensi dengan melakukan pembagian tugas secara adil dan seimbang. Bila menemukan alat yang rusak harus disampaikan dengan jujur dan berani. Manajemen ASN, Whole of Goverment dan Pelayanan Publik Dalam proses pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya, sebagai ASN yang baik wajib menjalankan semua keputusan rapat dengan baik (Manajemen ASN). Semua kegiatan pendataan menghabiskan waktu yang tidak sedikit terutama saat jam kerja, sehingga sebagai ASN yang professional harus pintar membagi waktu tanpa mengganggu tugas harian dan pelayanan publik. Dalam menjalankan tahapan kegiatan, seperti rapat dan pengajuan surat pemindahan alat, selalu bekerja sama dengan pihak/unit lainnya, seperti IPSRS dan unit griya puspa (Whole of Government) Analisis Dampak Dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA, maka kegiatan pembagian peralatan bronkoskopi sesuai jenis ruangannya dapat berjalan dengan lancar. Nilai-nilai ANEKA yang saya dapatkan saat periode aktualisasi bertambah. Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam finalisasi dan penguatan ruangan bronkoskopi baru. Keberadaan ruang bronkoskopi baru diharapkan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan bronkoskopi dan menjaga reputasi rumah sakit. Dampak lainnya yaitu peningkatan kemampuan koordinasi dengan bagian dan unit lain yang kurang tercipta sebelumnya, sehingga dapat menerapkan prinsip WoG dengan baik.
81
Kendala Secara umum tidak ada kendala berarti dalam menjalankan kegiatan pembagian peralatan bronkoskopi. Kendala yang ada lebih kearah ketekunan dan kesabaran dalam mengingatkan berulang-ulang mengenai proses pemindahan alat bronkoskopi. Hal tersebut wajar karena tugas IPSRS sangat banyak dan banyak kegiatan yang sifatnya tidak bisa diprediksi dan harus diselesaikan secara cepat, sehingga mengganggu beberapa kegiatan yang sudah terjadwal. Kontribusi terhadap Visi dan Misi Unit dan Rumah Sakit Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai dengan jenis ruangannya sejalan dengan misi Rumah Sakit dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien, serta melaksanakan tata Kelola RS dan tata kelola klinis yang terstandar. Selain itu sejalan dengan misi KSM Paru yaitu melaksanakan pelayanan kesehatan respirasi berdasarkan pengembangan ilmu dan teknologi yang dapat dipertanggungjawabkan karena kita menempatkan peralatan medis sesuai dengan fungsi dan alokasi kasusnya sehingga semakin efektif dan efisien Penguatan Nilai-Nilai Organisasi Pembagian peralatan bronkoskopi sesuai dengan jenis ruangannya wujud dari nilai Rumah Sakit seperti Kolaborasi dengan bekerjasama antar bagian dengan sinergis, serta nilai Orientasi pada pelanggan karena secara proaktif berperan dalam memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan inovatif. Selain itu juga merupakan perwujudan nilai KSM Paru yaitu
Managable dengan melakukan pengaturan dalam menjalankan dan meningkatkan kinerja
82
RENCANA TINDAK LANJUT 1. 2. 3. 4.
Nama Peserta Jabatan Instansi Produk Hasil Aktualisasi
5. Uraian RTL No 1
2
: : : : :
dr. Ginanjar Arum Desianti, SpP(K) Dokter Pendidik Klinis Ahli Pertama RSUP Persahabatan Ruangan Bronkoskopi Baru di RSUP Persahabatan tahun 2021
Kegiatan Jangka Pendek <1Th Memulai kegiatan pelayanan bronkoskopi di ruangan bronkoskopi baru
Sasaran
Metode
Pasien penyakit paru yang terindikasi dilakukan tindakan
Kegiatan pelayanan
Menyelesaikan kegiatan magang perawat yang sempat terhenti
Perawat terlatih
inHouse Training
Nilai sikap yang diperlukan Akuntanbilitas: Integritasi Tanggung jawab Nasionalisme: Ketuhanan Kemanusiaan Etika public: Tanggung jawab Cermat Santun Komitment Mutu: Inovatif Efektif Berorientasi mutu Anti Korupsi: Kerja keras Disiplin Akuntabilitas: Integritas Tanggung jawab Nasionalisme: Ketuhanan Etika public: Cermat Santun Komitmen mutu: Efektif Berorientasi mutu Anti Korupsi: Kerja keras Mandiri Disiplin
Hasil dan Target Terlaksananya pelayanan di ruangan bronkoskopi baru
Hambatan
Terselesainya kegiatan magang
-
Pelayanan bronkoskopi tutup Kembali bila terjadi gelombang kenaikan kasus Covid-19
-
Masalah kesehatan Pelayanan bronkoskopi tutup Kembali bila terjadi gelombang kenaikan kasus Covid-19
83
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1.
Kesimpulan Dalam berbakti di lingkungan kerja dan masyarakat, ASN harus mampu menjalankan tugas dengan baik dengan dijiwai oleh nilai-nilai dasar yang didapat saat periode pelatihan latsar, yang meliputi sikap dan perilaku bela negara, nilai dasar ANEKA serta prinsip manajemen ASN, pelayanan publik dan WoG. Aplikasi nilai dan prinsip tersebut diharapkan mampu membantu diri dan unit kerja untuk perubahan yang lebih baik dan berkelanjutan kedepannya. Luaran akhir yang diharapkan yaitu terbentuk jiwa ASN yang professional dan berkualitas dan dapat menjalankan tugas ASN dengan baik sebagai pelaksana kebijakan publik, pemberi pelayanan publik serta pemererat dan pemersatu bangsa.
5.2.
Rekomendasi
5.2.1
Untuk Peserta Saya berharap dapat terus berusaha memperbaiki diri dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan pasien pada khususnya dengan berlandaskan pada nilai-nilai ANEKA. Saya akan terus berusaha membawa semangat latsar ini meskipun kedepannya akan banyak menghadapi kendala.
5.2.2
Untuk Instansi RSUP Persahabatan dan KSM Paru dapat menjalankan hasil luaran aktualisasi ini untuk memberikan pelayanan prima dan berkualitas pada masyarakat sehingga kepuasan masyarakan meningkat dan reputasi Rumah Sakit tetap terjaga.
5.2.3
Untuk BPPK Cikarang BPPK Cikarang sangat baik dalam menyelenggarakan latsar meski saat ini dengan menggunakan sistem daring. Semoga hal ini dapat terus dipertahankan dan menjadi contoh aplikasi penerapan nilai-nilai dasar ASN.
84
DAFTAR PUSTAKA 1. Pulmonologi
intervensi
diagnostik
dan
terapetik.
2021.
Diundur
dari
https://rsuppersahabatan.co.id/layanan-unggulan-nasional/detail/pulmonologiintervensi-diagnostik-dan-terapetik-rujukan-nasional. 2. Jensen AR, Mainz J, Overgaard J. Impact of delay on diagnosis and treatment of primary lung cancer. Acta Oncologica, 2002. 41:2, 147-152. 3. Ichsan A, Faisal RM, Syahruddin E, Astowo P, Hidayat H, Prihartono J, et al. Kriteria diagnosis kanker paru primer berdasarkan gambaran morfologi. Indonesian Journal of Cancer. 2008. 1. 3-8. 4. Lehto RH. Psychosocial challenges for patients with advanced lung cancer: interventions to improve well-being. Lung Cancer. 2017;8:79-90. 5. Loojimans M, Manen ASV, Traa MJ, Kloover JS, Kessels BLJ, de Vriest J. Psychosocial censequences of diagnosis and treatment of lung cancer and evaluation of the need for a lung cancer specific instrument using focus group methodology. Support Care Cancer. 2018;26)2):4177-85. 6. Profil
RSUP
Persahabatan.
Tentang
kami.
2021.
Diunduh
dari
https://rsuppersahabatan.co.id/profile-rsup-persahabatan 7. Jajaran
direksi.
Tentang
kami.
2021.
Diunduh
dari
https://rsuppersahabatan.co.id/jajaran-direksi 8. Sejarah. Profil kami. 2021. Diunduh dari https://pulmo-ui.com/index.php/profilkami/sejarah 9. Visi dan misi. Profil kami. 2021. Diunduh dari https://pulmo-ui.com/index.php/profilkami/visi-dan-misi 10. Divisi-divisi. Profil kami. 2021. Diunduh dari https://pulmo-ui.com/index.php/profilkami/divisi/pulmonologi-intervensi-dan-kegawatdaruratan-napas
85
LAMPIRAN Lampiran 1: Video Ruangan Bronkoskopi Baru RSUP Persahabatan Link: https://drive.google.com/file/d/1u-TL4kwU3doAD0aXoNpEMCA_tx-DpJ__/view?usp=sharing
86
Lampiran 2: Lembar Permintaan Penjadwalan Tindakan
Permintaan Jadwal Bronkoskopi Identitas Pasien No RM : Nama Pasien : Tanggal Lahir : Jenis Kelamin :
:
(Mohon Diisi atau Tempelkan Sticker Bila ada)
No Telpon : (Pasien): Nama Tindakan Operator Tindakan Kebutuhan Alat Tambahan Status Alat tambahan Penjaminan Tindakan Poli atau Rawat Inap Kelas Rawat Inap
(Keluarga): : Bronkoskopi Saja/ TBLB / TBNA / Pleuroskopi / … : : : : : Poli / Rawat Pra Bronkoskopi :
Persiapan Brronkoskopi : No Persiapan 1 CT Scan Thorax/PET scan 2 Lab Lengkap 3 Toleransi Kardiologi 4 Toleransi Anestesi 5 Persiapan ICU 6 Toleransi Penyakit Dalam 7 Toleransi unit lain Riwayat Penyakit No Penyakit 1 Hipertensi 2 Diabetes Melitus 3 Jantung dan Pembekuan darah 4 Neurologi: 5 Asma / PPOK 6 7 Riwayat Prosedural Medis No Prosedural Medis 1 Bronkoskopi 2 Stent Jantung / Stent Bronkus 3 Operasi .. 4
Ya
Tidak
Keterangan
Risiko Ringan / Risiko Sedang / Risiko Berat ASA 1 / ASA 2 / ASA 3 Kasus Penyakit:
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Jika Ya, Sebutkan Obat Yang Dikonsumsi
Keterangan
Jakarta, (
)
87
Lampiran 3: Lembar Penjadwalan Operator Tindakan
88