Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat- Nya sehingga
laporan ini dapat terselesaikan tepat waktu dengan judul
“Masterplan Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo”
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Studio
Perencanaan Ibu Agnesia Putri Kurnianingtyas, S.T., M.T., M.Sc, Bapak Imam Rofi'i, S.T., M.T. dan
Bapak Tiasa Adimagistra, S.T., M.P.W.K. dan pihak-pihak yang telah membantu dan berkontribusi
selama pengerjaan laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
kami menentukan potensi dan permasalahan yang ada pada setiap desa/ kelurahan, sehingga
memudahkan kami dalam memilih konsep pengembangan yaitu
Agroindustri dan Eco-tourism
yang kami aplikasikan disetiap wilayah dalam buku Masterplan. Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio Perencanaan, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Semarang.
Kami sangat berharap semoga laporan ini nantinya dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, serta dapat berkontribusi dalam pengembangan wilayah Kecamatan Garung.
STUDIO KECAMATAN GARUNG, KABUPATEN WONOSOBO
DOSEN PEMBIMBING
Imam Rofi'i, S.T., M.T. Agnesia Putri Kurnianingtyas, S.T., M.T., M.Sc Tiasa Adimagistra, S.T., M.P.W.KMASTERPLAN KECAMATAN GARUNG
OUR TEAM
Muchamad Agil Algufory Ghobi Yojana Pulung Rizky Fahrudin Agus Rifqi Jauhari Arya Dessenjaya Andrean Ilham Febriansyah Taufiq Rahman Hasim Trubus Tri Lestari Rio Adi Anggoro Farrel Isanarendra Erni Yusari Amanda Ephipanie Eston Erlina Yuniar Istiardy1 PROFIL WILAYAH
Sejarah Kecamatan Garung
Garung yang berarti singkatan dari Telaga Wurung, konon pada zaman dahulu banyak jin/lelembut yang akan
menjadikan Desa Garung sebagai Telaga. Para jin dan lelembut bekerja pada malam hari secara bergantian demi sesuatu
yang mungkin dapat dijadikan persembunyian atau tempat tinggal para jin/lelembut. Akan tetapi pekerjaan untuk membuat telaga di Garung belum usai secara tiba-tiba ayam mulai berkokok tanda mentari segera terbit, mendengar suara ayam seketika itu juga para jin dan lelembut segera menghentikan pekerjaannya sehingga sampai sekarang bila dilihat dari
kampung Munthukmaka Garung terlihat seperti kubah/mangkok. Namun demikian para jin/lelembut tidak mengenal putus
asa mereka tetap membuat telaga lagi di daerah Maron sekarang namanya menjadi telaga menjer, sehingga telaga menjer
menjadi salah satu potensi pariwisata yang patut untuk dikembangkan. Ada berbagai macam wisata yang ada di
Kecamatan Garung yang mendukung pengembangan Kecamatan Garung sebagai desa wisata sekaligus pengembangan
pertanian hortikultura karena memiliki kesuburan tanah yang baik, tentunya akan berdampak pada peningkatan kualitas
sarana dan prasarana Kecamatan Garung yang masih memiliki keterbatasan.
Konstelasi Wilayah
Kecamatan Garung merupakan salah satu wilayah yang ada di Kabupaten
Wonosobo yang terletak pada jalur utama yaitu sebagai penghubung antara
Kecamatan Wonosobo dengan Kecamatan Kejajar. Dengan rute Kecamatan
Wonosobo- Kecamatan Mojotengah- Kecamatan Garung- Kecamatan Kejajar.
Karena terletak pada jalur utama Kecamatan Garung memiliki fungsi yang
strategis dalam konteks jalur ekonomi dan menjadi salah satu penyumbang
pariwisata pada Kabupaten Wonosobo. Berikut adalah batas Kecamatan
Garung antara lain :
Utara : Kecamatan Kejajar
Timur : Kecamatan Kejajar dan Gunung Sindoro
Selatan : Kecamatan Mojotengah
Barat : Kecamatan Mojotengah
Bukan hanya itu tetapi Kecamatan Garung juga berperan sebagai pemasok
hasil pertanian hortikultura yang cukup besar kepada wilayah lain seperti
daerah Jawa Tengah sendiri, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Kemudian untuk daerah di luar pulau Jawa ada Kalimantan, Sumatra, dan Bali. Kecamatan
Garung memiliki beberapa destinasi wisata yang dikunjungi oleh masyarakat
lokal maupun sekitar seperti Semarang, Temanggung dan masih banyak lagi.
Keterkaitan antara Kecamatan Garung dengan kecamatan lain terkait juga
dengan pengembangan kawasan perbatasan. Seperti contohnya perbatasan
antara Kecamatan Mojotengah dengan Kecamatan Garung dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi masyarakat untuk di bagian luar, sedangkan untuk
bagian dalamnya perbatasan antara Kecamatan Mojotengah dengan
Kecamatan Garung adalah lahan pertanian milik warga. Kemudian
perbatasan antara Kecamatan Garung dengan Kecamatan Kejajar dipagari oleh batas alam hal ini dipengaruhi karena tipologi wilayah yang berupa
pegunungan, dan juga sebagai jalur pariwisata. Kecamatan Garung
merupakan jalur penghubung yang merupakan jalan utama Wonosobo - Dieng.
Jalan ini dapat membuka potensi ekonomi dan pariwisata yang ada di
Kecamatan Garung dan juga memberikan dampak negatif yaitu kemacetan
jalan pada bagian area pasar dan terminal apalagi disaat weekend.
Batas Administrasi
Kecamatan Garung merupakan salah satu
kecamatan yang terletak di Provinsi Jawa Tengah
tepatnya di Kabupaten Wonosobo. Secara
astronomis Kecamatan Garung terletak antara
koordinat 112°-115° Bujur Timur dan 02°-15° Lintang
Selatan. Berdasarkan letak geografisnya Kecamatan
Garung memiliki batas – batas wilayah sebagai
berikut:
• Sebelah Utara : Kecamatan Kejajar
• Sebelah Timur : Kecamatan Kejajar
• Sebelah Selatan : Kecamatan Mojotengah
• Sebelah Barat : Kecamatan Mojotengah
Kecamatan Garung memiliki luas sekitar 51,22 hektar
dan terdiri dari 15 desa/kelurahan, dengan jumlah
rukun tetangga sebanyak 380 RT, rukun warga
sebanyak 98 RW dan 46 Dusun.
Desa Tegalsari merupakan desa terluas di
Kecamatan Garung yaitu dengan luas sebesar 4,48
hektar. Adapun desa terkecil di Kecamatan Garung
yaitu Desa Larangan Lor dengan luas sebesar 2,12
hektar. Jarak terjauh dari ibukota kabupaten di
Kecamatan Garung yaitu berada pada Desa
Larangan Lor, sedangkan jarak terdekatnya berada
pada Desa Lengkong.
Topografi
Daerah Kecamatan Garung mempunyai kemiringan tanah antara 0% - 40% dan kondisi alam yang berbukit-bukit dengan tebing yang curam menjadikan daerah rawan longsor. Namun lebih didominasi oleh daerah dengan kemiringan 0-15.
Kelurahan dengan kemiringan 0-8% (datar, tingkat I) terletak pada
Kelurahan Garung (bagian bawah), Siwuran, Sendangsari dan Gemblengan. Dengan tanah kemiringan tingkat ini dapat digunakan secara intensif dengan pengelolaan yang kecil.
Kelurahan dengan kemiringan 8-15% (datar, tingkat II) terletak pada
Kelurahan Jengkol, Kuripan dan Kayugiyang. Dengan kemiringan tanah
tersebut digunakan untuk kegiatan permukiman dan pertanian, tetapi bila terjadi kesalahan dalam pengelolaan masih mungkin terjadi erosi.
Kelurahan dengan kemiringan 15-25% (agak curam, tingkat III) terletak
pada Kelurahan Tegalsari, Larangan Lor, Mlandi, Menjer, Sitiharjo, Kayugiyang dan Lengkong. Dengan kemiringan lahan ini, kemungkinan terjadi erosi lebih besar dengan kelerengan sebelumnya.
Kelurahan dengan kemiringan 25-40% (curam, tingkat IV) terletak
pada sebagian daerah atas Kelurahan Tegalsari, Larangan Lor, Mlandi, Menjer, Maron dan Tlogo. Seperti pada kawasan sangat curam, kawasan curam ini juga dapat beresiko bencana alam.
Kelurahan dengan kemiringan > 40% (sangat curam, tingkat V) terletak di Kelurahan Tlogo dan Maron. Dengan kemiringan lahan > 40% beresiko bencana alam seperti longsor yang merupakan kekurangan dari kawasan dengan kemiringan sangat curam. Kelebihan dari
kawasan dengan kemiringan yang sangat curam adalah lahan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dengan konsep terasering.
Tata Guna Lahan
sumber : Analisis Kelompok, 2022
Sebagian besar penggunaan lahan di Kecamatan Garung berupa tegalan, perkebunan, lahan sawah dan hutan yang memiliki sistem pengairan yang cukup baik. Hal ini didukung dengan adanya telaga yang mampu untuk memenuhi kebutuhan pengairan. Penggunaan lahan lainnya berupa permukiman, pendidikan, pariwisata dan perdagangan jasa. Terdapat juga lahan pertanian basah maupun kering yang digunakan untuk pertanian warga setempat guna sumber penghasilan masyarakat setempat.
Jenis Tanah
Kecamatan Garung memiliki beberapa jenis tanah yaitu ada asosiasi andosol coklat dan rebosol coklat, komplek regosol kelabu dan litosol, dan latosol coklat tua kemerahan. Yang
mana tanahnya cenderung memiliki kesuburan tinggi dan baik untuk tanaman.
Untuk jenis tanah asosiasi andosol coklat dan regosol coklat terletak pada Kelurahan Larangan Lor, Tlogo, Maron, Menjer, Tegalsari, Garung (Dusun Bolaran) dan beberapa bagian di Kelurahan Lengkong dan Kayugiyang.
Menurut ilmu tanah, tanah dengan warna hitam adalah
tanah vulkanis yang berasal dari gunung berapi.
Untuk jenis tanah komplek regosol kelabu dan litosol
terletak pada Kelurahan Jengkol, Kuripan, Siwuran, Garung, Sindangsari, Gemblengan, Kayugiyang dan Lengkong. Tanah regosol merupakan jenis tanah yang merupakan butiran kasar yang berasal dari meterial erupsi gunung berapi dan tanah dan tanah litosol
merupakan tanah yang terbentuk dari batuan beku dari proses meletusnya gunung berapi.
Untuk jenis tanah latosol coklat kemerahan terletak pada
Kelurahan Sitiharjo, dimana jenis tanah ini adalah tanah
yang terbentuk karena pelapukan dengan intensitas
tinggi. Tanah ini dapat ditemukan di wilayah dengan iklim
hutan hujan tropis.
Kawasan Bencana
Terdapat beberapa kawasan bencana longsor dan puting
beliung di Kecamatan Garung yaitu tepatnya pada Desa Tlogo
dan Desa Jengkol. Hal ini dikarenakan topografi dua desa
tersebut yang berada di lereng yang curam > 40%, dimana
dengan kemiringan lahan > 40% berisiko bencana alam.
2 POTENSI DAN MASALAH
PERTANIAN
Potensi dibidang pertanian
berupa tanaman hortikultura yang
tersebar di beberapa
desa/kelurahan, diantaranya
Desa Siwuran, Desa Mlandi, Desa
Sendangsari, dan lain-lain.
Contoh hasil pertanian
hortikultura seperti kubis, bawang
putih, sawi, tomat, cabai rawit, dan kentang menjadi komoditas
yang unggul di Kecamatan
Garung. Distribusi hasil pertanian
tersebut tidak hanya di wilayah
sekitar Kecamatan Garung, melainkan sampai ke luar daerah
seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan.
Potensi
PARIWISATA
Jenis pariwisata yang berpotensi
di Kecamatan Garung seperti
wisata alam dan buatan. Adapun
pariwisatanya seperti Telaga
Menjer yang terletak di Desa
Tlogo dan Desa Maron. Lokasi
wisata tersebut dimiliki oleh 2
desa karena terletak di perbatasan antar desa. Selain
itu, terdapat pariwisata
Kahyangan Skyline dan Kebun Teh
Panama yang terletak di Desa
Tlogo. Ketiga tempat wisata
tersebut menjadi pariwisata
unggulan di Kecamatan Garung
karena menawarkan
pemandangan alamnya.
UMKM
Pada sektor UMKM, Kelurahan
Garung, Desa Mlandi, dan Desa
Gemblengan menjadi desa yang
memiliki potensi UMKM. Jenis
UMKM yang menjadi unggulan di
Kelurahan Garung adalah
produksi makanan ringan seperti
keripik cabai, keripik bayam, dan lain sebagainya. Selain itu, di
Desa Mlandi memiliki UMKM
seperti makanan ringan, sabun
cuci dan handsanitizer. Untuk di
Desa Gemblengan, memiliki
UMKM berupa produksi kerajinan
anyaman seperti gesing.
PERIKANAN
Pada sektor perikanan
terletak di Desa Tlogo
dan Desa Maron
tepatnya di Telaga
Menjer. Perikanan yang
menjadi unggulan ialah
jenis ikan air tawar.
Pada Desa Tlogo dan
Desa Maron, ikan yang
menjadi unggulan ialah
nila, mujair, bandeng dan kakap.
Permasalahan
PERTANIAN
Ada berbagai permasalahan pada sektor pertanian, seperti
tanaman yang menguning akibat bakteri pada tanah yang
mengakibatkan turunnya hasil panen, petani kesulitan
mencari pupuk dengan harga yang terjangkau dikarenakan
subsidi yang minim. Dan masalah yang dapat menurunkan
hasil panen lainnya seperti cuaca yang tidak menentu dan
hama kera, babi hutan, dan wereng.
JALAN
Masih banyak dijumpai jalan yang berlubang, terutama jalan
yang menuju dusun terpencil, disana banyak jalan yang
masih bebatuan dan belum menggunakan jalan pengkerasan
seperti paving, aspal, dan beton.
PENDIDIKAN
Minat pendidikan di Kecamatan Garung masih kurang, masih banyak yang lulusan SD, SMP, bahkan ada yang tidak
sekolah sama sekali. Mereka tidak melanjutkan ketingkat
lanjut karena mereka merasa masih belum memerlukan
Pendidikan tersebut, ada juga yang berasalan minimnya
sarana SMA/SMK sehingga mereka harus pergi ke sekolah
yang jauh dari rumah.
DRAINASE
Sistem drainase yang masih kurang tertata dan di beberapa
titik masih ditemukan sampah yang menyebabkan sistem
drinase tidak berfungsi optimal, serta ada beberapa titik
yang masih belum memiliki drainase.
Permasalahan
PARIWISATA
Masalah pariwisata yang terdapat pada wisata yang utama
adalah pada akses jalan menuju ke pariwasatanya perlu
dilakukan perbaikan. Misalnya pada Wisata Kahyangan Skyline
jalan menuju kesana masih menggunakan perkerasan
bebatuan, masalah lain yang terdapat di wisata adalah
fasilitas yaitu kurangnya tempat parkir yang perlu dilakukan
penambahan kususnya pada wisata Kebun Teh Panama dan perlu dilakukan perbaikan juga pada sarana pendukung pada
Kawasan Wisata. Masalah promosi juga menjadi salah satu
faktor penting karena pada Kawasan Pariwisata di Desa Tlogo
dan Desa Maron masih minim dilakukannya promosi oleh pihak
pengelola tersebut.
TPS
Di Kecamatan Garung tidak ada TPS, sehingga masyarakat
banyak yang membuang sampahnya sembarangan, walau
sekarang sudah berkurang tapi mereka masih harus
mengandalkan petugas pemungut sampah untuk mengirim
sampah mereka ke TPA Pusat Wonosobo, hal ini menjadi
masalah tersendiri bagi Desa Larangan Lor, karena mereka
tidak bisa membuang sampahnya di TPA Pusat karena terkait
kebijakan TPA Pusat dengan Larangan Lor yang belum
mencapai kesepakatan.
Peta Potensi
Peta Permasalahan
3 ANALISIS SWOT DAN ISU STRATEGIS
1. Sektor pertanian menjadi komoditas unggulan
2. Sayur mayur Desa Maron memiliki potensi nilai jual yang menonjol.
3. Potensi sektor perikanan terdapat di Tlogo dan Maron tepatnya di Telaga Menjer yang berjumlah 150 kolam dan terdapat beberapa jenis ikan.
1. Masalah pada pertanian hasil menguning karena ada bakteri pada lahan yang mengakibatkan turunnya hasil panen.
4. Berada pada lintasan Wonosobo - Dieng.
2. Harga pupuk tak menentu, subsidi pupuk minim.
3. Air mengalami perubahan pH dikarenakan banyaknya limbah rumah tangga dan limbah sampah.
4. Jalan menuju sektor pertanian masih banyak yang kurang baik, keadaannya masih berupa tanah dan berupa paving yang rusak.
5. Memiliki beberapa sektor perkebunan berupa teh, kopi, dan tembakau
5. -Kurangnya minat masyarakat untuk menanam tanaman kopi dan tembakau.
-Tidak adanya target pengunjung setiap bulan maupun tahun.
6. Sebagai jalur pendakian (tracking) menuju gunung Sindoro karena berada di bawah gunung Sindoro dan juga sebagai jalur tracking menuju kawasan Dieng.
6. Terdapat beberapa titik ruas jalan yang rusak dan butuh perbaikan keadaan pemandian air panas dhiwek kurang mengedepankan kebersihan.
7. Kondisi wilayah yang berada pada dataran tinggi.
7. Akses jalan menuju ke lokasi masih sulit untuk dijangkau dengan kendaraan roda dua.
8. Potensi sektor wisata terdapat di Desa Sendangsari yaitu wisata alam (sungai serayu dan kali gondang) dan wisata budaya (tari topeng, tari lengger, dan kuda kepang).
Selain itu, Desa Maron juga terdapat tempat wisata yaitu Telaga Menjer dan Bukit Cinta.
8. Akses menuju lokasi wisata di Desa Sendangsari dan Desa Maron susah dijangkau karena jauh dari jalan utama Kecamatan Garung.
Menjadi pemasok sayuran yang di distribusikan hingga keluar daerah sampai luar jawa.
2. Salah satu sumber pemasukan kecamatan.
Cuaca Kecamatan Garung yang memiliki curah hujan dengan intensitas tinggi.
2. Hama sebagai salah satu penghambat gagal panen.
3.- Meningkatan ekonomi, menjadi pusat penyedia perikanan.
-Telaga Menjer menjadi objek wisata
3. Perkembangan ikan terganggu, rusaknya ekosistem air pada Telaga Menjer.
4. Membuka peluang usaha UMKM disepanjang jalan utama.
4. Sebagai jalur utama yang sering dilalui oleh kendaraan yang bermuatan melebihi kapasitas kendaraan.
FAKTOR EKSTERNAL
5. Dapat menjadi objek agrowisata dan juga membuka UMKM dalam produk minuman contohnya kopi Mlandi.
5. Terjadinya persaingan antar wisata.
6. Memiliki sumber mata air panas yang dijadikan sebagai objek wisata yaitu pemandian air panas dhiwek
6. Timbulnya / tersebarnya penyakit kulit, tercemarnya lingkungan sekitar sehingga dapat menimbulkan permukiman kumuh.
7. Membuka peluang wisata paralayang pada Desa Lengkong dan juga Desa Tlogo.
8. Membuka peluang usaha persewaan jeep/basecamp pendakian untuk menuju lokasi wisata.
9. Desa Sendangsari dan Desa Maron menjadi desa wisata di Kecamatan Garung.
Kurangnya minat pengunjung untuk berwisata. timbulnya alih fungsi lahan kawasan wisata.
8. Adanya modernisasi generasi muda sehingga menjadi ancaman lunturnya kebudayaan masyarakat saat ini.
sumber : Analisis Kelompok, 2022
S1-O1
Hasil Analisis SWOT
S-O
Sektor pertanian menjadi komoditas unggulan hingga menjadi
pemasok sayuran yang di distribusikan sampai keluar daerah dan luar jawa.
S5-O5
Memiliki beberapa sektor perkebunan seperti teh, kopi dan
tembakau dan dapat menjadi objek argowisata yang
membuka UMKM dalam produk minuman contohnya teh
Mlandi.
S3-O3
Potensi sektor perikanan terdapat di Desa Tlogo dan Desa
Maron tepatnya di Telaga Menjer yang berjumlah 150 kolam
oleh karena itu dapat meningkatkan ekonomi masyarakat
setempat dan menjadi pusat penyedia perikanan dan Telaga
Menjer juga menjadi objek wisata yang terkenal di daerah itu.
S2-T2
S-T
Sayur mayur desa Maron memiliki potensi nilai jual yang menonjol oleh
karena itu penghambat dari pemasalahan tersebut berada di hama
yang membuat gagal panen dan nilai jual menjadi turun.
S4-T4
Berada pada lintasan Wonosobo- Dieng dan sebagai jalur utama yang
sering dilalui oleh kendaraan yang bermuatan melebihi kapasitas kendaraan.
S8-T7 point 2-T8
Potensi sektor wisata terdapat di Desa Sendangsari yaitu wisata alam
(sungai serayu dan kali gondang) dan wisata budaya (tari topeng,tari lengger dan kuda kepang) selain itu Desa Maron juga terdapat tempat wisata yaitu Telaga Menjer dan Bukit Cinta maka dari itu penghambat dari aktivitas keseninan di Desa Sendangsari yaitu masyarakat yang
sibuk dengan rutinitasnya seperti bersekolah, bertani atau kegiatan
W3-T3
W-T
Air mengalami perubahan ph dikarenakan banyaknya air limbah
rumah tangga dan limbah sampah maka perkembangbiakan ikan
terganggu dan rusaknya ekosistem air pada telaga menjer.
W7-T7 point 1
Terdapat beberapa titik ruas jalan yang rusak dan butuh
perbaikan seperti keadaan pemandian air panas dhiwek kurang
mengedepankan kebersihan membuat kurang minat pengunjung
lainnya sehingga kesenian di Desa Sendangsari perlahan mulai luntur dan timbulnya alih fungsi lahan kawasan wisata.
Isu Strategis
Isu strategis pada Kecamatan Garung yaitu nilai jual yang dihasilkan oleh sektor pertanian dan perkebunan dapat berdampak besar terhadap ekonomi dan pembangunan daerah pada
Kecamatan Garung, akan tetapi masih diperlukannya pengembangan dalam pengelolaan agar memberikan hasil yang maksimal. Terdapat 3 sektor pariwisata di Kecamatan Garung yaitu wisata alam, buatan dan budaya yang jika dikembangan menjadi lebih baik akan berpotensi cukup besar terhadap pendapatan ekonomi daerah di Kecamatan Garung. Sehingga diperlukan perbaikan akses agar mempermudah pengembangan pada sektor ekonomi dan pariwisata sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan pemasukan daerah pada
Kecamatan Garung.
ANALISIS SKORING ISU STRATEGIS
ANALISIS SKORING ISU STRATEGIS
Hasil Analisis Skoring
Untuk menentukan prioritas isu strategis pada Kecamatan Garung, kami menggunakan analisis skoring untuk mendapatkan konsep yang akan digunakan dalam pengembangan kawasan. Analisis skoring yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis prioritas strategis dengan pembobotan sederhana melalui diskusi kelompok. Terdapat 6 prioritas strategis yang sudah dihitung dengan analisis skoring yang mendapat nilai skoring tertinggi merupakan prioritas strategis. Prioritas strategis berdasarkan skoring
Nilai jual yang dihasilkan oleh sektor pertanian dan perkebunan dapat berdampak besar terhadap ekonomi dan pembangunan daerah pada Kecamatan Garung, akan tetapi masih diperlukannya pengembangan dalam pengelolaan agar memberikan hasil yang maksimal. Kemudian perlunya subsidi pestisida untuk menangani ancaman hama dan bakteri untuk memaksimalkan hasil panen serta memberikan edukasi tentang keuntungan menanam tanaman hortikultura, kopi dan tembakau. Selain itu kita juga perlu menyediakan distribusi yang dapat menampung dan memasarkan hasil pertanian dan perkebunan tersebut.
Dikarenakan Kecamatan Garung menjadi jalur penghubung antara Wonosobo – Dieng, maka diperlukan perbaikan akses agar mempermudah pengembangan pada sektor ekonomi dan pariwisata sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi dan pemasukan daerah pada Kecamatan Garung. Akan tetapi perbaikan akses ini di batasi oleh peraturan Bupati dan penyaluran anggaran dari desa.
Terdapat 3 sektor pariwisata di Kecamatan Garung yaitu wisata alam, buatan, dan budaya yang jika dikembangan menjadi lebih baik akan berpotensi cukup besar terhadap pendapatan ekonomi daerah di Kecamatan Garung.
Perlunya peningkatan dan pengoptimalan potensi UMKM yang ada pada Kecamatan Garung dengan cara memberdayakan masyarakat daerah, dan memberikan sarana prasarana penunjang kegiatan produksi dan pemasarannya. Sebagai daerah dataran tinggi serta jalur pendakian menuju gunung sindoro dan Kawasan Dieng, harus lebih memperhatikan infrastruktur pengendalian bencana karena lokasi Kecamatan Garung sangat berpotensi terjadinya longsor.
Potensi sektor perikanan pada Kecamatan Garung tidak memberikan pengaruh terhadap pendapatan sektor ekonomi dan daerah. Karena perikanannya murni hanya untuk di budidyakan, tidak untuk di jual-belikan.
4KONSEP PERENCANAAN
Agroindustri dan Ecotourism
Tujuan :
Tujuan dari pengembangan kawasan ini yaitu untuk
mewujudkan Kecamatan Garung yang mandiri dan sejahtera dengan mengintegrasikan seluruh aset yang dimiliki serta memanfaatkan potensi alam berbasis agroindustri dan ecotourism guna terwujudnya efektifitas
management ruang dan distribusi pemasaran untuk pengembangan kawasan unggulan.
Sasaran :
Terciptanya lapangan kerja dan pendapatan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan dan standar hidup pada berbagai tingkatan ekonomi.
Menguatnya kemampuan kemandirian masyarakat dalam pembangunan ekonomi wilayah.
Berkembangnya produk lokal menjadi produk unggul sebagai potensi sumber daya guna meningkatkan ekonomi masyarakat.
Berkembangnya keterampilan, pengetahuan, motivasi, kreativitas serta inovasi masyarakat tentang kawasan yang dapat dijadikan
sebagai destinasi wisata dan juga sebagai sumber penghasilan.
Tersebarnya lokasi Kawasan Agroindustri dan Ecotourism di setiap
Desa/Kelurahan sebagai salah satu upaya mengembangkan potensi atau keunggulan dari masing-masing kawasan yang ada.
Teori Konsep
Agroindustri adalah pabrik atau cabang industri yang berkaitan erat dengan pertanian (tanaman, ternak, dan tanah) yang dijadikan sebagai olahan pabrik (Arifin;2004). Apabila pertanian merupkan proses produksi primer maka industri berperan di belakang (backward linkage) maupun ke depan (forward linkage). Dimana produksi pertanian
memerlukan alat pertanian dan mesin langsung pakai, dan produk pertanian bersifat musiman, volume besar nilai kecil, mudah rusak, atau karena permintaan pasar yang semakin mengedepankan kualitas.
Konsep Agroindustri
Konsep agroindustri adalah kegiatan pertanian yang dikelola secara bisnis untuk mendapatkan keuntungan melalui kerja
sama yang adil sehingga menghasilkan produk pertanian bernilai tinggi secara berkelanjutan.
Berikut adalah komponen agroindusri dan bisnis :
Usaha tani ( tana, pupuk, benih, tenaga, modal, air dan teknologi)
Jasa layanan dan pendukung (lembaga keuangan, penelitian, pendidikan dan paguyuban)
Agribisnis hulu (pengadaan produksi, lokasi usaha, standar produksi, pengadaan tenaga kerja hingga penyaluran terhadap usaha tani.)
Agribisnis hilir pengolahan (bertujuan untuk mengoleh produksi usaha tani agar bisa menjadi produk olahan yang baik dari proses awal hingga akhir).
Agribisnis hilir pemasaran (kelancaran pada pemasaran komoditas pertanian)
Konsep Ecotourism
Ecotourism adalah perjalanan wisata menuju ke
tempat-tempat yang alami dengan tujuan untuk
mempelajari, menikmati pemandangan, flora dan fauna, serta manifestasi budaya masyarakat suatu wilayah (Ceballos-Lascurain;1984). Ecotourism
merupakan salah satu strategi untuk mendukung
konversi sumber daya alam dan menyediakan sumber
penghasilan bagi masyarakat lokal. Oleh karena itu,
ecotourism merupakan salah satu bentuk
pendekatan yang bersifat positif terhadap
pembangunan berkelanjutan yang berbasis ekologis
dalam rangka pertumbuhan hijau (green growth),
namun bila perencanaan tidak tepat atau buruk, maka pariwisata yang direncanakan dan
dilaksanakan akan memiliki efek negatif yang serius
terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.
Dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dan
untuk mencegah atau mengurangi dampak
ecotourism diperlukan sebuah pendekatan atau
model yang tepat.
Teori Konsep
Prinsipnya adalah bila program ecotourism akan mudah diterima dan didukung oleh masyarakat umum, jika program tersebut mampu mensinergikan kesejahteraan atau kebutuhan ekonomi masyarakat setempat dan pelestarian lingkungan hidup. Oleh
karena itu keterlibatan masyarakat lokal dalam pelestarian lingkungan hidup hendaknya juga memperhatikan manfaat langsung. Karena tanpa keterlibatan masyarakat dalam konteks sebagai tenaga kerja dan pelaku dalam menjalankan kegiatan ecotourism yang dijalankan pemerintah, yakni akan mempengaruhi proses pengembangan ecotourism sendiri. Juga diharapkan masyarakat ikut terlibat dalam perumusan kebijakan yang mengarah kepada kepentingan masyarakat setempat. Artinya adalah setiap program harus dilakukan dengan pendekatan persuasif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik itu dalam pencapaian sasaran
Berikut adalah komponen ecoturism antara lain :
Atraksiwisata = Tlogo, Menjer, Lengkong.
Amenitas = Homestay, restoran, hotel, rumah makan.
Aksesibilitas = jalan dan rambu penunjuk arah.
Teori Konsep
Konsep Agroindustri dan Ecotourism
Perpaduan konsep agroindustri dan ecotourism ini mengkombinasikan aspek nilai tambah sektor pertanian melalui peran agribisnis dan agroindustri yang dibarengi dengan pemanfaatan sektor pariwisata
berkelanjutan, yaitu mengkombinasikan hasil pertanian yang berbasis pada konsep agroindustri yang berhubungan dengan memanfaatkan hasil pertanian. Sedangkan ecotourism yang memanfaatkan wisata berbasis alam misalnya telaga dan perkebunan yang memberikan manfaat pada masyarakat Garung.
Pengembangan konsep ini menjadi pilihan yang rasional dikarenakan wilayah Kecamatan Garung memiliki karakteristik wilayah yang didominasi oleh ketersediaan pariwisata berbasis alam dan buatan serta sektor pertanian.
Penerapan Konsep
Pembagian Kawasan dalam wilayah perencanaan bertujuan untuk memudahkan pembagian fungsi antara satu bagian wilayah perencanaan lainnya. Sehingga dapat mewujudkan keseimbangan antar pelayanan fungsi dalam satu kecamatan. Adapun beberapa pertimbangan yang digunakan dalam menentukan pembagian Kawasan adalah sebagai berikut :
Kemiripan karakteristik dominasi penggunaan lahan : Penggunaan lahan dalam wilayah perencanaan
memiliki pola-pola tertentu, dimana lahan yang memiliki karakter sejenis serta memiliki potensi wilayah
yang serupa, cenderung memiliki penggunaan lahan yang serupa pula. Kawasan-kawasan dengan guna
lahan yang serupa tersebut akan dikelompokkan dalam satu kawasan yang sama.
Persebaran pusat kegiatan : Pusat kegiatan merupakan titik-titik tempat terjadinya pertumbuhan wilayah.
Pembagian persebaan pusat kegiatan secara berimbang antar kawasan, diharapkan dapat meminimalkan
kesenjangan pertumbuhan antar kawasan tersebut.
Jaringan pergerakan : Jaringan pergerakan memungkinkan terjadinya interaksi antar kawasan, sehingga
keberadaan jaringan jalan tersebut akan turut berperan dalam menentukan perkembangan pusat
pertumbuhan wilayah dalam masing-masing kawasan.
Arah pengembangan pusat aktivasi wilayah dibatasi oleh batasan fisik seperti jalan dan sungai.
1. 2. 3. 4.Contoh Penerapan Konsep
CONTOH PENERAPAN KONSEP AGRO ECOTOURISM DI DESA ALAMENDAH, KABUPATEN BANDUNG
Desa Alamendah merupakan salah satu kawasan agro-ekowisata di Kabupaten Bandung yang menerapkan konsep pariwisata berbasis masyarakat dalam pengelolaannya. Agro-ekoswisata dapat menjadi alternatif dalam menerapkan pariwisata pedesaan yang
menggabungkan antara sektor pertanian secara luas, alam, budaya, pendidikan, sosial dan ekonomi sebagai daya tarik wisata. Dalam proses pengembangan agroekowisata, diharapkan kepada
masyarakat lokal dan pembuat kebijakan untuk memahami mengenai pandangan yang lebih luas dari sekedar mentalitas pembangunan pedesaan yang selama ini hanya berorientasi pada produk pertanian.
Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Alamendah yaitu sebagai petani, peternak dan pedagang, serta desa ini juga dikenal dengan potensi wisatanya seperti wisata alam, religi, budaya, dan agrowisata. Pengembangan obyek wisata diharapkan dapat
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan berdampak positif pula terhadap taraf hidup masyarakat. Aktivitas wisata yang terdapat di Desa Alamendah dilaksanakan dengan menerapkan konsep CBT
(Community Based Tourism), artinya masyarakat lokal berperan
sebagai aktor utama dalam pengelolaan dan pengembangannya.
Desa Alamendah sebagai kawasan wisata mengacu pada teori
bahwa dalam mengembangkan potensi kepariwisataan, sebuah
destinasi wisata harus memiliki empat komponen utama di dalamnya
Attraction, Amenities, Accessibility, dan Ancillary services (John Fletcher, Alan Fyall, David Gilbert, 2018).
contoh gambar yang ada di Desa AlamendahContoh Penerapan Konsep
Berikut adalah penjelasan tentang komponen Agro Ecoturism
Attraction, merupakan komponen penting pariwisata yang dapat menjadi hal
pemikat bagi wisatawan. Desa Alamendah diklasifikasikan menjadi atraksi wisata
alam, budaya dan buatan. Atraksi alam yang terdapat di Desa Alamendah meliputi
bentang alam seperti Arboretum Park, Curug Awi Langit, Kawah Putih, Patuha Pinus
Land dan Punceling Pass. Atraksi wisata budaya, meliputi atraksi yang berasal dari
kebudayaan seperti seni tari jaipong, seni musik (karinding, calung, kecapi suling)
hingga seni bela diri pencak silat. Atraksi buatan, meliputi seluruh atraksi yang
dibuat oleh manusia seperti seperti Ciwidey Valley, Kampung Cai Rancaupas dan
Patuha Bike Park.
Amenities, berkembangnya sarana dan prasarana sejalan dengan semakin
bertambahnya kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan. Fasilitas penunjang
lainnya terdapat beberapa rumah makan, pada Arboretum Park Alamendah terdapat
satu area yang dikhususkan untuk restoran yang disertai dengan 20 unit gazebo.
Accessibility, akses menuju Desa Alamendah dapat ditempuh dengan jarak 40,3km
dan waktu tempuh sekitar 1 jam 18 menit dari arah Bandung kota menggunakan
kendaraan roda empat. Kondisi jalan menuju Desa Alamendah sudah memadai
dikarenakan kondisi jalan yang dapat dilalui oleh 2 kendaraan roda 4 dari arah yang
berbeda serta jalan telah diaspal dengan kondisi jalan yang baik atau tidak
berlubang, namun petunjuk arah menuju Agro-ekowisata Desa Alamendah masih
kurang.
Ancillary services, merupakan lembaga kepariwisataan yang berperan dalam
menunjang kegiatan pariwisata. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan telah berperan
dalam menunjang kegiatan pariwisata, salah satunya yaitu dengan mengadakan
kegiatan pelatihan terkait bidang pariwisata. Instansi perguruan tinggi pun telah
melakukan banyak program dalam rangka menunjang aktivitas pariwisata maupun
non pariwisata di Desa Alamendah.
sumber : alamendah.desa.id
contoh gambar gazebo di Arboretum Park yang dikhususkan untuk restoran
1. 2. 3. 4.Contoh Penerapan Konsep
CONTOH PENERAPAN KONSEP AGROINDUSTRI
Penyuluhan Pengolahan Alternatif Hasil Pertanian Holtikultura 1.
Dalam kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk menambah wawasan kelompok PKK dan kelompok tani bahwa tanaman holtikultura adalah
merupakan hasil pertanian yang dapat diolah menjadi produk agroindustri yang bernilai ekonomi dan mempunyai nilai tambah yang lebih baik. Materi penyuluhan yang diberikan yaitu:
a. Penyuluhan paket teknologi sederhana pengolahan hasil pertanian menjadi produk olahan seperti keripik cabai, keripik bayam, keripik selada air dan lain-lain. Kegiatan penyuluhan ini untuk memberikan pengetahuan kepada petani bagaimana teknis pengolahan hasil pertanian holtikultura.
b. Teknik pengemasan produk olahan hasil pertanian holtikultura. Kegiatan penyuluhan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan bagaimana
mengemas produk yang baik.
2. Pelatihan/Demonstrasi dan Praktek Pengolahan Hasil Pertanian Holtikultura Metode yang diberikan saat pelatihan meliputi kegiatan demonstrasi dan kegiatan praktek peserta program. Pada kegiatan demonstrasi ini tim pelaksana memberikan contoh:
a) Cara pengolahan hasil tani dengan teknologi yang sederhana, yang dibantu oleh tenaga pembantu yang berasal dari daerah setempat. Dalam kegiatan praktek ini, peserta secara langsung memperagakan proses tersebut. Tujuan pelatihan ini agar peserta benar-benar terampil dalam kegiatan pengolahan hasil pertanian holtikultura.
b) Berikut contoh pengolahan pada tanaman tomat : Cara pembuatan saus (Gambar Bagan 1) dan kurma tomat (Gambar Bagan 2). Pelaksanaan kegiatan ini dibantu oleh mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan. Kegiatan
praktek di mana peserta secara langsung membuat saus tomat dan kurma tomat.
3. Pembimbingan dan Pendampingan Kelompok Mitra
Tahap pendampingan dilakukan dengan
pendekatan kelembagaan, yaitu proses
pendampingan yang terus-menerus selama kegiatan berlangsung. Pelaksanaan
pendampingan ini difokuskan pada bimbingan dan pendampingan kelompok tani dan kelompok PKK dalam hal penerapan teknologi pengolahan dan pengemasan produk agroindustri dari hasil pertanian holtikultura tersebut. Dalam
pendampingan tersebut, kelompok diajarkan tentang manajemen keuangan serta cara memasarkan produk yang baik.
Contoh Penerapan Konsep
sumber : eprints.mercubuana-yogya.ac.id
Peta Rencana Struktur Ruang
encana Struktur Ruang
Kecamatan Garung didasari oleh
daya dukung oleh jalan kolektor
primer sebagai pusat kegiatan di Kecamatan Garung dan sesuai
dengan konsep pengembangan
yang dibagi menjadi 6 kawasan
dengan penambahan sarana pendukung agroindustri dan
ecotourism diseluruh Kecamatan Garung.
Penerapan Konsep
sumber : analisis kelompok, 2022
Peta Penerapan Konsep
Kawasan Agribisnis Hulu
KAWASAN I Kawasan
Agribisnis Hulu di Kecamatan
Garung meliputi : Kelurahan
Mlandi, Siwuran dan Sendangsari. Kawasan
Agribisnis Hulu merupakan
kawasan penyedia dan
penyalur sarana produksi bagi
usaha tani berupa pengadaan
tenaga kerja, kegiatan
perencanaan produk, perencanaan lokasi usaha dan perencanaan standar produksi.
Peta Penerapan Konsep
KAWASAN II Kawasan Usaha Tani di
Kecamatan Garung meliputi : Kelurahan
Sendangsari, Gemblengan, Lengkong, Kayugiyang, Garung(Bolaran), Siwuran, Kuripan, Jengkol, Mlandi, Sitiharjo dan Tegalsari. Kawasan Usaha Tani merupakan
kawasan dimana seseorang mengelola
unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga
kerja, modal dan keterampilan guna
menghasilkan sesuatu pada lahan
pertanian.
Peta Penerapan Konsep
Pusat Agribisnis Hilir Pengolahan Hasil
KAWASAN III Pusat Agribisnis Hilir
Pengolahan Hasil meliputi :
Kelurahan Garung, Desa Mlandi, Desa Gemblengan, dan Desa
Siwuran. Kawasan adalah
kawasan pengolahan dari bahan
mentah menjadi komposisi atau
bentuk yang lain. Dimana
kegiatan ini merupakan kegiatan
ekonomi yang mengelola hasil
usaha tani menjadi produk olahan
baik olahan perantara maupun
olahan akhir. Salah satu
produknya yaitu handsanitizer dan sabun cuci piring, gesing, keripik
kentang, carica dan masih banyak
lagi. Kawasan ini merupakan
kawasan yang mengelola hasil
pertanian dan hasil alam dari
Kecamatan Garung.
Peta Penerapan Konsep
Pusat Agribisnis Hilir Pemasaran
KAWASAN IV Pusat Agribisnis
Hilir Pemasaran pada Kecamatan
Garung berada di titik-titik
tertentu yaitu: Desa
Gemblengan, Sendangsari,
Garung, dan kawasan wisata, untuk luar daerahnya meliputi
seluruh pulau jawa dan luar
pulau yaitu Kalimantan,
Sumatera dan Bali. Yang mana
pada kawasan ini berkegiatan
sebagai pusat-pusat pemasaran
komoditas pertanian baik segar
maupun olahan di dalam maupun
luar wilayah.
Peta Penerapan Konsep
Kawasan Jasa Layanan Pendukung dan Amenitas
KAWASAN V Kawasan Jasa Layanan Pendukung dan Amenitas di Kecamatan Garung berada di Desa Jengkol, Kuripan, Siwuran, Garung dan Sendangsari. Dimana pada kawasan ini terdapat layanan pendukung kegiatan Agroindustri dan Ecotourism. Berupa jasa layanan lembaga pendidikan dan penyuluhan, jasa layanan penelitian dan pengembangan dan lain sebagainya. Berupa pendirian gedung serba guna di pusat kegiatan masyarakat di Kelurahan Garung, gedung ini berfungsi sebagai pendukung atraksi wisata, dan tempat pertemuan forum masyarakat saat dijalankannya kegiatan penyuluhan dan penelitian. Penyuluhan ini berfungsi sebagai upaya peningkatan dalam sektor pertanian. Membangun jasa pelayanan perbankan. Hal ini karena di Kelurahan Garung hanya ada satu bank. Membangun pelayanan penyuluhan perkoperasian tiap desa seperti Koperasi unit desa.
Peta Penerapan Konsep
Kawasan Atraksi Wisata
KAWASAN VI Kawasan Atraksi Wisata pada Kecamatan Garung yaitu sektor Pariwisata dan Perikanan. Sektor pariwisata ada 3 yaitu alam, buatan dan budaya. Daerah yang berpotensi untuk sektor wisata yaitu Desa Tlogo, Maron, Lengkong dan Sendangsari. Wisatanya ada
Tlogo Menjer, Kebun Teh Panama dan Kahyangan Skyline. Untuk sektor perikanan berpotensi di semua desa dengan memanfaatkan dari drainase yang ada.
5 PENGEMBANGAN KONSEP
Konsep Pengembangan Agroindustri dan Ecotourism
Mengkombinasikan nilai tambah sektor pertanian melalui peran agribisnis yang dibarengi dengan pemanfaatan sektor pariwisata berkelanjutan.
1.PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN
Dengan pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sektor ekonomi yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang menyediakan segala kebutuhan pertanian dan mengambil komoditas dari pertanian untuk diolah dan didistribusikan kepada konsumen. Dengan konsep agroindustri tentunya harus bisa meningkatkan produksi pangan yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pasar, yaitu dengan :
a. Intensifikasi pertanian yang mana ini adalah usaha yang dilakukan petani untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia. Dengan cara menanam dengan bibit yang unggul, melakukan perawatan yang baik, dan mampu mengendalikan hama pertanian dengan meminimalisir penggunaan pestisida. Bisa dilakukan dengan cara Pengendalian
Hama Terpadu (PHT) dengan memanfaatkan siklus biologi.
b. Peningkatan infrastruktur seperti unit irigasi, pembangunan jalan
usaha tani yang baik, dan adanya penelitian yang mampu menghasilkan bibit unggul.
c. Menggunakan teknologi yang ada dalam usaha pertanian seperti memanfaatkan drone sprayer (penggunaan drone dalam proses
penyemprotan pestisida atau pupuk cair) agar dapat mengolah lahan pertanian dengan tepat dan terencana.
d. Adanya pemberdayaan masyarakat sejak dini, dimana kita bekerja sama dengan BKP untuk melakukan penyuluhan dan memperkenalkan cara produksi pangan yang baik bukan hanya terhadap petani tetapi juga kepada generasi yang ada.
Konsep Pengembangan Agroindustri dan Ecotourism
2. DIVERSIFIKASI PERTANIAN
Diversifikasi pertanian, penganekaragaman pertanian, atau penganekaan pertanian adalah pengalokasian sumber daya pertanian ke beberapa aktivitas lainnya
yang menguntungkan secara ekonomi maupun lingkungan. Dapat dilakukan sebagai berikut:
Mengembangkan budidaya perikanan dengan memanfaatkan irigasi yang ada (minatani).
Petani tidak hanya bercocok tanam di lahan tetapi juga mengembangkan usaha lain seperti beternak
ayam, sapi, kambing yang mana kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Bisa melakukan sistem pertanian tumpang sari untuk menanam berbagai jenis produk dengan memanfaatkan lahan yang ada.
Mendirikan tempat seperti gazebo atau wisata di tengah kebun. Dimana tempat ini dapat digunakan sebagai tempat yang memberikan edukasi para pengunjungnya
3. PENGELOLAAN NUTRISI TANAMAN
Pengelolaan unsur hara tanaman diperlukan untuk
memperbaiki kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah.
Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan pupuk kandang
dan kacang-kacangan sebagai penutup tanah, yang tidak
hanya menyuburkan tanah, tetapi juga mengurangi biaya
pembelian pupuk anorganik. Beberapa pupuk organik yang
dapat digunakan antara lain kompos, kompos cacing tanah,
maggot dan pupuk hijau (daun). Untuk mengolah sampah
organik ini, selain dengan pengomposan ada upaya lain yang
dapat ditempuh yakni dengan budidaya BSF (Black Soldier
Fly) atau lalat tentara hitam. Jenis lalat berwarna hitam yang
larvanya (maggot) mampu mendegradasi sampah organik
dan sangat aktif memakan sampah organik.
Proses biokonversi oleh maggot ini dapat mendegradasi
sampah lebih cepat, tidak berbau, dan menghasilkan kompos
organik, serta larvanya dapat menjadi sumber protein yang
baik untuk pakan unggas dan ikan. Proses biokonversi dinilai
cukup aman bagi kesehatan manusia karena lalat ini bukan
termasuk binatang vektor penyakit, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang aman.
Konsep Pengembangan Agroindustri dan Ecotourism
4. PENYULUHAN/ PELATIHAN/ PEMBIMBINGAN
PENGELOLA HASIL TANAMAN HORTIKULTURA MENJADI
PRODUK BARU MAUPUN BAHAN SETENGAH JADI
Dalam kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk
menambah wawasan kelompok PKK dan kelompok tani bahwa tanaman holtikultura adalah merupakan hasil pertanian yang dapat diolah menjadi produk agroindustri yang bernilai ekonomi dan mempunyai nilai tambah yang lebih baik. Materi penyuluhan yang diberikan yaitu:
a. Penyuluhan paket teknologi sederhana pengolahan hasil pertanian menjadi produk olahan seperti keripik cabai, keripik kentang, keripik selada air dan lain-lain.
Kegiatan penyuluhan ini untuk memberikan pengetahuan kepada petani bagaimana teknis pengolahan hasil pertanian holtikultura.
b. Teknik pengemasan produk olahan hasil pertanian holtikultura. Kegiatan penyuluhan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan bagaimana mengemas produk yang baik, dengan logo dan desain menarik yang tentunya menjadi ciri khas yang berbeda dengan daerah lain.
5. PENERAPAN EARLY WARNING SYSTEM (EWS)
“
Early Warning System (EWS) Mitigasi Bencana” atau yang biasa disebut sistem peringatan dini, merupakan rangkaian sistem peringatan bencana yang akan datang dalam waktu dekat. Sistem ini merupakan langkah pertama untuk
mengurangi dampak yang disebabkan oleh bencana alam yang akan datang di Kecamatan Garung, terutamanya untuk
mengurangi jatuhnya korban nyawa manusia lebih banyak
yang seharusnya bisa dicegah lebih awal dengan keberadaan perangkat peringatan dini ini, contoh perangkat peringatan dini yang dapat diterapkan dibeberapa wilayah yang rawan bencana seperti kentongan, sirine, dan sistem informasi lain sebagainya. Sistem peringatan dini ini harus diterapkan di titik-titik Kawasan rawan bencana di Kecamatan Garung, terutamanya untuk Desa Menjer, Tlogo, Jengkol yang sering terjadi tanah longsor, dan Desa Lengkong, Desa Kayugiyang yang rawan terdampak bencana angin puting beliung. Tidak hanya penyediaan EWS saja, tetapi juga diperlukan sebuah titik pusat mitigasi yang berada di Ibukota Kecamatan
Garung yaitu Kelurahan Garung. Setiap desa yang rawan bencana harus memiliki posko penanggulangan bencana dan sistem informasi hal ini bertujuan untuk memberikan peringatan kepada masyarakat ketika terjadinya bencana alam. Rencana mitigasi bencana yang cocok untuk beberapa wilayah desa yang disebutkan berupa penyediaan kentongan dan sirine. Pesan peringatan dini untuk bencana tanah longsor dan bencana angin puting beliung.
PETA MITIGASI BENCANA
Konsep Pengembangan Agroindustri dan Ecotourism
6. PEMANFAATAN SEKTOR PARIWISATA
Kawasan atraksi wisata yang ada pada Kecamatan Garung terdiri dari berbagai macam kawasan yang tentunya memiliki daya tarik dan jenis wisata yang berbeda-beda yaitu ada Telaga Menjer, Kahyangan
Skyline, Bukit Cinta, Kebun Teh Panama, Bukit Paralayang, dan Desa Wisata.
1. Strategi yang dapat digunakan untuk pemanfaatan sektor
pariwisata yang ada yaitu;
Mengembangkan tempat yang instagramable.
Mengembangkan sarana dan prasarana yang lengkap dan baik sehingga memberikan rasa nyaman terhadap pengunjung yang ada.
Menjalin kerjasama/ sponsorship dari lembaga yang ada
Melakukan promosi wisata dengan memanfaatkan teknologi yang
semakin hari semakin canggih seperti instagram, tiktok, website, blog dan masih banyak lagi.
Melakukan training center kepada SDM/ karyawan yang bertugas
sebagai pemandu wisata.
Menjadikan tempat wisata sebagai pasar untuk pendistribusian
UMKM yang ada di Kecamatan Garung.
Wisata yang ada pada desa wisata Sendangsari dan Maron adalah wisata budaya yang mana tidak setiap hari di tampilkan kepada masyarakat. Sehingga
strategi yang mungkin dilakukan adalah yaitu dengan mengadakan event tahunan dimana atraksi kebudayaan ini ditampilkan di tempat yang sering di kunjungi khalayak ramai.
Pengunjung desa wisata dapat melakukan pemanenan kenci dan beberapa komoditas pertanian dan perkebunan disana dengan membayar harga tiket/sewa lahan.
Pengunjung selain berlibur juga dapat memperoleh ilmu-ilmu pertanian. Merangkul masyarakat sekitar untuk ikut beperan serta dalam kegiatan pengelolaan wisata yang ada. Meningkatkan kebersihan lingkungan sekitar tempat wisata.
Dari wisata yang ada, berikut strategi pemanfaatan yang dapat digunakan untuk keseluruhan kawasan yaitu:
Memperbaiki infrastruktur penunjang kegiatan pariwisata.
6 RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN
KAWASAN I : KAWASAN AGRIBISNIS
sumber : analisis kelompok, 2022
KAWASAN I Kawasan Agribisnis Hulu di Kecamatan Garung
meliputi: Kelurahan Mlandi, Siwuran dan Sendangsari. Kawasan
Agribisnis Hulu merupakan kawasan penyedia dan penyalur sarana
produksi bagi usaha tani berupa pengadaan tenaga kerja, kegiatan
perencanaan produk, perencanaan lokasi usaha dan perencanaan
standar produksi.
1.MEMBANGUN TOKO PERTANIAN
Toko pertanian milik kecamatan ini berlokasi di Kelurahan Garung
dengan tujuan untuk melengkapi/ menyediakan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam menunjang pertanian untuk seluruh
masyarakat Kecamatan Garung. Adapun program-program yang akan diterapkan dalam pengoperasian toko ini yaitu:
a. Toko pertanian ini akan dikelola oleh masyarakat lokal (gapoktan).
b. Toko pertanian ini menyediakan berbagai barang yang dibutuhkan oleh petani yaitu:
Bibit unggul
Pupuk
Cangkul, pentiram tanaman, plastik mulsa, polybag, alat pemanen dan lain-lain.
c. Toko pertanian bekerjasama dengan kecamatan untuk mengatur bantuan yang akan disalurkan ke para kelompok tani.
2. MEMBANGUN GUDANG PENYIMPANAN
Gudang penyimpanan ini berlokasi pada Desa Sendangsari dan Desa Mlandi yang mana untuk gudang yang berada di Desa Sendangsari akan menyalurkan pupuk-pupuknya ke daerah Desa Sendangsari itu sendiri, Desa Gemblengan, Desa Kayugiyang, Desa Lengkong, Desa Sitiharjo, dan Desa Tegalsari. Sedangkan untuk gudang yang berada di daerah Mlandi akan menyalurkan pupuk-pupuk ke daerah Desa Menjer, Desa Maron, Desa Tlogo, Desa Larangan Lor, Desa Kuripan, Desa Jengkol, Desa Siwuran dan Kelurahan
Garung tepatnya Dusun Boralan. Adapun program-program yang akan diterapkan dalam pengoperasian gudang ini yaitu:
a.Pembentukkan tenaga kepengurusan gedung penyimpanan yang memberdayakan masyarakat lokal, dan menyediakan list berupa catatan untuk pasokan bahan-bahan yang akan didistribusikan ke tiap petani agar tidak di salah gunakan dan dikonfirmasi oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan.
b.Pendistribusian bahan tani di lakukan oleh perwakilan setiap desa tersebut dengan anggotannya yang di ambil dari setiap kelompok tani.
c.Penyediaan alat transportasi berupa mobil pengangkut untuk mendistribusikan alat dan bahan yang ada.
KAWASAN I : KAWASAN AGRIBISNIS HULU
3. MEMBANGUN GEDUNG PEMBIBITAN DAN PENELITIAN
Tempat pembibitan dan peneitian ini berlokasi di Desa
Sendangsari dan Desa Mlandi, yang mana pembangunan gedung ini memiliki fungsi utama yaitu untuk kepentingan penelitian.
Dimana tempat ini bisa menjadi tempat meneliti hasil bumi dari
Kecamatan Garung, seperti hasil pertanian, perkebunan, industri, dan lain-lain. Beberapa program yang dilaksanakan di gedung ini
adalah:
Penelitian pestisida alami untuk pengendalian hama dan
penyakit tanaman padi dan hortikultura.
Penelitian bibit tanaman holtikultura dan padi agar
menghasilkan bibit yang bagus dan ketika saat panen
menjadi lebih maksimal.
Penelitian hasil panen Kecamatan Garung, agar tahu
kelayakannya sehingga aman untuk dikonsumsi.
4. PENYEDIAAN MOBIL PENGANGKUT SEBAGAI SARANA
TRANSPORTASI UNTUK MENYALURKAN ALAT DAN BAHAN
PERTANIAN KE LOKASI PERTANIAN
Penyediaan mobil pengangkut pertanian diterapkan di desa yang memiliki gudang penyimpanan yaitu Desa Sendangsari dan Desa Mlandi. Mobil pengangkut alat pertanian ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alat pertanian pada Kecamatan Garung.
Program-program yang akan diterapkan pada pengoperasian mobil pengangkut ini yaitu :
Pengiriman pupuk subsidi dari Dinas Pertanian dilakukan setiap 3 bulan sekali kepada gapoktan untuk memenuhi kebutuhan pertanian.
Pengiriman alat dan bahan pertanian dilakukan setiap ada pengajuan dari para petani.
sumber : otomotif.tempo.co
sumber : republika.co.id
KAWASAN I : KAWASAN AGRIBISNIS HULU
5. PEMBENTUKAN TENAGA KEPENGURUSAN GUDANG PENYIMPANAN YANG MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT
LOKAL
Tenaga kepengurusan pada gedung penyimpanan dilakukan oleh
masyarakat lokal untuk mengelola segala kebutuhan alat dan
bahan pertanian. Tenaga kepengurusan tersebut berasal dari
masyarakat Desa Sendangsari dan Desa Mlandi. Dengan adanya
tenaga kepengurusan dapat memaksimalkan sumber daya
manusia masyarakat setempat untuk mengelola gudang
penyimpanan dan menjamin segala kebutuhan para petani.
6. PENGADAAN FORUM PERTEMUAN PETANI
Forum pertemuan petani ini dilakukan pada gedung serbaguna yang
ada pada Kecamatan Garung, yang mana forum ini dapat digunakan untuk mendengarkan aspirasi dari para petani yang ada, sehingga dapat menentukan jalan keluar dari permasalahan pertanian
Kecamatan Garung. Selain itu adanya gedung ini juga dapat membantu terwujudnya bantuan yang tepat guna dan tepat sasaran. Adapun program-program yang akan diterapkan dalam pengoperasian gedung ini yaitu:
a.Diadakannya forum pertemuan petani setiap 3 bulan sekali dengan tujuan membicarakan permasalahan dan kebutuhan pertanian yang harus ditingkatkan untuk menunjang pertanian.
b.Adanya penyuluhan tentang penerapan teknologi dalam pertanian yang bisa digunakan oleh petani.
KAWASAN II : KAWASAN USAHA TANI
sumber : analisis kelompok, 2022
KAWASAN II Kawasan Usaha Tani di Kecamatan Garung meliputi:
Kelurahan Garung (Bolaran), Sendangsari, Gemblengan, Lengkong,
Kayugiyang, Siwuran, Kuripan, Jengkol, Mlandi, Larangan Lor,
Maron, Menjer Sitiharjo, dan Tegalsari. Kawasan Usaha Tani
merupakan kawasan dimana seseorang mengelola unsur-unsur
produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan guna
menghasilkan sesuatu pada lahan pertanian.
KAWASAN II : KAWASAN USAHA TANI
1.PEMBANGUNAN IRIGASI UNTUK LAHAN PERTANIAN
Pembangunan irigasi untuk lahan pertanian ini lebih tepatnya
tertuju pada daerah lahan pertanian basah yaitu sawah yang
terletak pada sebelah barat Dusun Sendangsari, sebelah selatan
Desa Sitiharjo dan Desa Tegalsari. Fungsi utama dari
pembangunan irigasi ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan
air, menurunkan suhu tanah, dan melunakkan lapisan keras pada
saat pengolahan tanah. Selain itu juga dapat mengembangkan
budidaya perikanan dengan memanfaatkan irigasi yang
bersumber dari kali Gondang dari Desa Sendangsari dan Telaga
Menjer (minatani).
2. MEMBANGUN JALAN USAHA TANI
Pembangunan jalan usaha tani ini diterapkan pada seluruh daerah
pertanian dengan tujuan untuk memudahkan para petani dalam proses
pengangkutan pupuk untuk menuju lahan pertanian begitupun juga
untuk mengeluarkan hasil pertanian. Untuk rute jalan usaha tani yaitu
dari Desa Lengkong menuju ke Desa Gemblengan.
KAWASAN II : KAWASAN USAHA TANI
3. MEMBANGUN TURAP (DINDING PENAHAN)
Pembangunan turap (dinding penahan) diperuntukkan kepada daerah-daerah pertanian yang memiliki potensi terjadinya longsor yaitu Desa Lengkong dan Desa Menjer. Turap ini berfungsi untuk menahan tanah yang mengalami pergeseran.
4. PEMBANGUNAN GUDANG PENYIMPANAN ALAT
Dibangunnya gudang penyimpanan ini berlokasi pada sebelah barat Dusun Sendangsari, sebelah selatan Desa Sitiharjo dan Desa Tegalsari yang mana gedung ini dapat difungsikan sebagai tempat penyimpanan alat pertanian milik kelompok, sehingga semua anggota kelompok dapat menggunakan alat ini secara bersama.
KAWASAN II : KAWASAN USAHA TANI
5. MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN UNGGULAN
DENGAN CARA MENANAM DENGAN BIBIT YANG UNGGUL
Peningkatan produksi tanaman ini diterapkan kepada semua daerah usaha tani. Adapun program yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi tanaman unggulan yaitu:
a. Dengan memberikan penyuluhan terkait dengan metode
tanam, perawatan tanaman, penggunaan teknologi yang dapat membantu meningkatkan produksi tanaman pangan.
b. Pemberian (subsidi) benih unggulan yang sudah bersertifkasi
serta teruji dengan baik dari Dinas Pertanian dan Perkebunan.
6. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK TANI
Pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan melalui kelompok tani
untuk meningkatkan produk yang dihasilkan secara bersamaan, dimana dengan adanya kelompok tani ini dapat memperkuat kemandirian petani melalui kerjasama antar anggotanya. Adapun beberapa program yang akan dilakukan yaitu:
a. Pendirian kelompok tani di desa yang belum ada.
b. Pengaktifan kembali kelompok tani yang ada di desa-desa di Kecamatan Garung.
c. Mengajak bergabung berbagai anggota tani, agar dapat mencapai tujuan.
KAWASAN II : KAWASAN USAHA TANI
7. MELAKUKAN PERTANIAN HIDROPONIK
Seperti yang kita ketahui bahwasannya Kecamatan Garung
memiliki potensi air yang melimpah, sehingga pertanian non organik ini dapat di terapkan sebagai pemenuhan kebutuhan
sehari-hari masyarakat perkotaan di Keluraha Garung tepatnya
di Dusun Garung. Cara untuk mengenalkan pertanian non organik
kepada masyarakat yaitu dengan memberikan penyuluhan
kepada masyarakat Kecamatan Garung terkait dengan metode
tanam, perawatan tanaman, penggunaan teknologi yang dapat
berperan dalam budidaya tanaman organik.
8. MENGEMBANGKAN SMART FARMING DALAM PERTANIAN
Smart Farming digunakan di wilayah pada seluruh wilayah produksi, dimana penggunaannya berbeda-beda untuk wilayah dengan produksi padi atau lahan basah, tepatnya pada Desa Tegalsari dan Desa
Sitiharjo. Penerapan Smart Farming yaitu berupa penggunaan traktor modern untuk pertanian padi sedangkan untuk tanaman holtikultura itu bisa menggunakan Drone Sprayer sebagai alat penyemprotan pestisida alami dan alat alat penyiram tanaman otomatis.
sumber : mediatani.co
sumber : kompas.com
KAWASAN II : KAWASAN USAHA TANI
9. MENERAPKAN ECOFARMING DAN MEMINIMALISIR
PENGGUNAAN PESTISIDA
Ecofarming digunakan diseluruh wilayah Kecamatan Garung
yaitu pada masa sekarang sudah banyak produk Ecofarming
yang bisa digunakan, selain itu penanggulangan hama dengan
meminimalisir penggunaan pestisida juga dapat diterapkan di
seluruh Kecamatan Garung.
Seperti yang kita ketahui bahwasannya penggunaan pestisida
memberikan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan,
alam dan manusianya. Sehingga unmtuk tetap menjaga
keseimbangan alam yang ada pada Kecamatan Garung
direncanakan untuk meniadakan atau meminimalisir penggunaan
pestisida dengan cara:
a. Pembersihan Lahan Penanaman Secara Rutin
Lahan yang tidak bersih pun bisa menyebabkan hewan lain
datang ke lokasi lahan yang anda ingin lakukan penanaman
sehingga bisa menjadi hama apabila jumlahnya dalam jumlah yang banyak dan sudah menganggu pertumbuhan tanaman anda yang ditanam.
b. Pengendalian Hama secara terpadu
Pengendalian hama terpadu bisa dilakukan dengan menggunakan
serangga atau binatang yang dikenal sebagai musuh alami hama
dapat kita lihat dalam rantai makanan. Kemudian dapat menggunakan
tanaman penangkap hama dari tanaman utama dan melakukan rotasi tanaman untuk mencegah terakumulasinya pathogen dan hama yang
menyerang satu spesies saja.
c. Teknik Penanaman 2 atau Lebih Tanaman
Manfaat lain seperti manfaat secara ekonomi dari penanaman tanaman yang lebih dari 1 (satu) jenis. Oleh karena itu petani perlu
mempelajari tanaman apa yang cocok dilakukan penanaman yang bersamaan sehingga bisa mencegah terjadi persaingan unsur hara dan mengurangi hama dan penyakit yang menyerang.
KAWASAN II : KAWASAN USAHA TANI
Pola penanaman yang bisa anda lakukan dengan cara berseling, tanaman utama di tengah dan tanaman lain dipinggir atau
dibentuk kloter-kloter dan lainnya. Penggunaan pola penanaman
yang baik bisa membantu anda dalam mengurangi hama dan penyakit pada tanaman yang anda tanam.
Beberapa sistem irigasi lahan penanaman yang bisa anda coba
dengan cara membuat gundukan, pembuatan tegalan, sistem
irigasi tetes, cara bertanam hidroponik bagi pemula, penanaman
veltikultur, selang air, dan gembor. Sistem irigasi yang baik bisa
membantu tanaman untuk terhindar dari serangan hama dan penyakit dan memperbaiki kondisi pertumbuhan tanaman apabila
kondisi lahan tidak mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik.
KAWASAN III : PUSAT AGRIBISNIS HILIR PENGOLAHAN HASIL
sumber : analisis kelompok, 2022
KAWASAN III Pusat Agribisnis Hilir Pengolahan Hasil meliputi: Kelurahan Garung, Desa Mlandi, Desa
Gemblengan dan Desa Siwuran. Kawasan adalah kawasan pengolahan dari bahan mentah menjadi komposisi
atau bentuk yang lain. Dimana kegiatan ini merupakan kegiatan ekonomi yang mengelola hasil usaha tani
menjadi produk olahan baik olahan perantara maupun olahan akhir. Salah satu produknya yaitu handsanitizer
dan sabun cuci piring, gesing, keripik kentang, carica dan masih banyak lagi. Kawasan ini merupakan kawasan
yang mengelola hasil pertanian dan hasil alam dari Kecamatan Garung.
KAWASAN III : PUSAT AGRIBISNIS HILIR PENGOLAHAN HASIL
1.PEMBANGUNAN PUSAT PENGOLAHAN PRODUKSI HASIL TANI
Pusat pengolahan hasil ini berlokasi pada Desa Gemblengan, Kelurahan Garung, Desa Mlandi, dan Desa Siwuran. Pusat pengolahan hasil ini dibentuk dengan tujuan agar pengolahan
produksi hasil tani di Kecamatan Garung dapat terpusat agar
mudah ditemukan dan dapat memberikan kegiatan sampingan
kepada warga masyarakat. Adapun beberapa program yang
akan dilakukan dalam pengoperasian pusat pengolahan ini yaitu:
a.Mendirikan UMKM sebagai pengelola bahan mentah hasil
pertanian menjadi produk baru atau bahan setengah jadi untuk
didistribusikan kembali.
b.Pengembangan UMKM kerajinan bambu menjadi komoditas
yang bisa menghasilkan gesing yang berkualitas bahkan bisa
menghasilkan produk baru.
b. Pengolahan hasil pertanian menjadi makanan khas sebagai
ciri khas daerah Kecamatan Garung contohnya pengembangan kopi Mlandi.
2. DIBANGUNNYA TEMPAT PELATIHAN/ TRAINING CENTER
Tempat Pelatihan / training center berfokus pada pengembangan
Sumber Daya Manusia (SDM) melalui teknologi. Masyarakat
Kecamatan Garung masih tertinggal dalam hal teknologi sehingga
hal ini yang menjadi alasan mengapa gedung ini dibuat dan programnya dijalankan. Dan juga memiliki tujuan untuk memberikan
keterampilan terkait berbagai macam hal yang mencakup
pengolahan produk. Adapun program-program yang akan dijalankan adalah mensosialisasikan penggunaan teknologi dalam pengolahan
UMKM.
sumber : smknegeriwongsorejo.sch.id
KAWASAN III : PUSAT AGRIBISNIS HILIR PENGOLAHAN HASIL
3. MENDIRIKAN UMKM PENGOLAHAN BAHAN MENTAH HASIL
PERTANIAN
Mendirikan UMKM di Kecamatan Garung sebagai lokasi
pengolahan bahan mentah hasil pertanian seperti kopi, kentang
dan tembakau yang akan dijadikan produk baru atau barang
setengah jadi yang dapat didistribusikan kembali guna
meningkatkan nilai produk yang lebih tinggi penggunaannya
maupun harganya.
Setelah didirikannya UMKM kemudian dilakukan pemberdayaan
masyarakat untuk mengelola dan mengembangkan UMKM
tersebut agar menghasilkan produk-produk yang dapat
dipasarkan dan menjadi ciri khas Kecamatan Garung.
4. PENGEMBANGAN UMKM KERAJINAN BAMBU
Mengembangkan UMKM kerajinan bambu yang dapat menjadi
komoditas bagi masyarakat Garung sebagai penghasil gesing
atau kerajinan lain yang berkualitas dengan nilai produk yang
lebih tinggi. Pengembangan UMKM kerajinan bambu dapat
dibantu dengan bantuan modal dan alat-alat penunjang
kerajinan dari pemerintahan Kecamatan serta bentuk pelatihan
kerajinan bambu dari kelompok warga yang melakukan
kerajinan tersebut.
KAWASAN III : PUSAT AGRIBISNIS HILIR PENGOLAHAN HASIL
5. PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN MENJADI MAKANAN KHAS
Kegiatan pengolahan hasil pertanian masyarakat Garung
menjadi berbagai macam makanan khas sebagai ciri khas
daerah masing-masing di Kecamatan Garung guna
memperpanjang masa penyimpanan hasil pertanian dan
meningkatkan harga jual produk. Contohnya Kopi dari Desa
Mlandi. Setelah diadakannya kegiatan pengolahan hasil
pertanian kemudian dilakukan pemberdayaan masyarakat untuk
mengelola dan mengembangkan hasil pertanian tersebut agar
menghasilkan produk-produk yang dapat dipasarkan dan
menjadi ciri khas Kecamatan Garung.
6. PENYULUHAN DAN PELATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
Pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan
kualitas SDM masyarakat Kecamatan garung agar dapat
menambah keterampilan terkait berbagai macam pengolahan
produk dan pelatihan penggunan teknologi sebagai alat bantu
pengelolaan UMKM.
sumber : analisis kelompok, 2022
KAWASAN IV Pusat Agribisnis Hilir Pemasaran pada Kecamatan Garung
berada di titik-titik tertentu yaitu: Desa Tlogo, Sendangsari, Garung, Maron dan kawasan wisata, untuk luar daerahnya meliputi seluruh pulau
jawa dan keluar pulau yaitu Kalimantan, Sumatera dan Bali. Yang mana
pada kawasan ini berkegiatan sebagai pusat-pusat pemasaran komoditas
pertanian baik segar maupun olahan di dalam maupun luar wilayah.
KAWASAN IV : PUSAT AGRIBISNIS HILIR PEMASARAN
1. PENDIRIAN RUMAH UMKM DAN PERTOKOAN PUSAT OLEHOLEH KHAS KECAMATAN GARUNG
Pendirian Rumah UMKM ini terletak di beberapa lokasi atau titik yaitu di Desa Sendangsari, Gemblengan, Garung dan kawasan
wisata (Desa Maron dan Desa Tlogo). Dimana pendirian rumah
UMKM ini guna memasarkan produk-produk lokal masyarakat
setempat. Lalu dengan adanya rumah UMKM ini, dapat diadakan
bazar setiap 6 bulan sekali untuk memperkenalkan produk UMKM Kecamatan Garung.
2. PEMBANGUNAN PASAR KHUSUS HASIL PERTANIAN
Pembangunan pasar khusus ini direncanakan berlokasi di Desa Sendangsari, pembangunan pasar khusus ini dilakukan agar memaksimalkan penjualan hasil pertanian misalnya hasil
pertanian holtikultura pada Kecamatan Garung. Pasar ini juga akan dijadikan sebagai tempat wisata berbasis Agrotourism. Dikarenakan pasar utama hanya terletak pada Kelurahan Garung
saja, maka diadakan pembangunan pasar khusus hasil pertanian yang dimana hasil pertanian yang masih segar dapat langsung
dipasarkan ke masyarakat maupun pengunjung.
LINGKUNGAN
Dengan adanya pasar yang ramah lingkungan pada lokasi
yang strategis seperti pada pasar di Kelurahan Garung, pasar
di Desa Siwuran dan rencana pembangunan pasar khusus hasil
pertanian di Desa Sendangsari yang mengutamakan hasil
pertanian atau pasar sayur guna untuk pemasaran langsung
dari petani ke pedagang. Pasar ramah lingkungan tidak hanya
lingkungannya yang bersih, tetapi mengurangi penggunaan
plastik atau pasar bebas plastik digantikan dengan kantong
belanja ramah lingkungan atau selain plastik guna mengurangi
sampah plastik yang tidak dapat di daur ulang kembali.
4. PENGADAAN BAZAR UMKM
Pengadaan bazar pada Kecamatan Garung dilakukan untuk
memperkenalkan produk lokal UMKM Kecamatan Garung.
Bazar ini akan dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan lokasi
yang berbeda-beda di setiap desa. Pengadaan bazar ini juga
dapat meningkatkan perekonomian para pelaku UMKM. Selain itu, produk lokal UMKM juga akan semakin dikenal oleh
masyarakat luas.
KAWASAN IV : PUSAT AGRIBISNIS HILIR PEMASARAN
5. PEMBERDAYAAN PETANI GO ONLINE
Pemberdayaan para petani dengan cara memasarkan hasil
pertanian menggunakan teknologi yang ada, seperti aplikasi
Petani Go Online atau Agromart. Dengan memanfaatkan
teknologi yang ada untuk pemasaran seperti iklan, website dan sosial media lainnya dapat memberdayakan generasi muda
dalam proses promosi agar dalam keberlanjutan akan mata
pencaharian petani akan terus berlanjut di era modern.
sumber : petanionline.id
KAWASAN IV : PUSAT AGRIBISNIS HILIR PEMASARAN
6. MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DALAM PROSES PEMASARAN
Pemasaran hasil produk UMKM dan Pertanian dapat
menggunakan teknologi kekinian misalnya dengan
memanfaatkan sosial media yang ada. Pemasaran ini juga
dapat dilakukan dengan memanfaatkan masyarakat sekitar
dengan membuat video promosi produk yang menarik dan bisa
juga bekerja sama dengan influencer untuk memasarkan hasil produk UMKM dan Pertanian Kecamatan Garung.
7. PENGGUNAAN LOGO YANG MENARIK
Penggunaan logo yang menarik ini juga menjadi salah satu
faktor agar menarik perhatian konsumen. Oleh karena itu
Kecamatan Garung harus memiliki logo yang memiliki cirri
khusus dan menarik agar dapat lebih mudah dikenal oleh
masyarakat luas. Letak logo dapat di aplikasikan di kemasankemasan produk lokal yang dipasarkan oleh masyarakat.
KAWASAN V : KAWASAN JASA LAYANAN PENDUKUNG DAN AMENITAS
sumber : analisis kelompok, 2022
KAWASAN V Kawasan Jasa Layanan Pendukung dan Amenitas
dikecamatan garung berada didesa Jengkol, Kuripan, Siwuran, Garung, dan sendangsari. Dimana pada kawasan ini terdapat layanan pendukung
kegiatan Agroindustri dan Ecotourism berupa jasa layanan lembaga pendidikan dan penyuluhan, jasa layanan penelitian dan pengembangan dan lain sebagainya.
KAWASAN V : KAWASAN JASA LAYANAN PENDUKUNG DAN AMENITAS
1. PEMBANGUNAN & PENGEMBANGAN TERMINAL TIPE C
Terminal Tipe C ini akan terletak di Kelurahan Garung dan sesuai
dengan RTRW Kecamatan Garung, perlunya dibangun Terminal
Tipe C yang merupakan terminal dengan peran utamanya
melayani kendaraan umum untuk angkutan perkotaan atau
perdesaan. Dibangunnya terminal tipe C ini karena menjadi
penghubung bagi pergerakan yang terjadi di kota dengan desa.
Pembangunan terminal tipe C guna untuk memenuhi kebutuhan
dan permintaan angkutan masyarakat melalui jaringan trayek
angkutan pedesaan.
2. PEMBANGUNAN KOPERASI KHUSUS PETANI
Pendirian koperasi khusus petani ini akan diletakkan di Kelurahan Garung, hal ini bertujuan untuk membantu para petani terkait dengan modal usaha yang akan digunakan untuk mengembangkan pertanian. Koperasi yang dibangun ini harus melayani simpan pinjam dan dapat dioperasikan dengan optimal.
KAWASAN V : KAWASAN JASA LAYANAN PENDUKUNG DAN AMENITAS
3. PENAMBAHAN JASA PELAYANAN PERBANKKAN
Perlu dilakukan penambahan layanan perbankkan di Kecamatan
Garung agar mempermudah akses bagi masyarakat untuk melakukan
penyimpanan uang di bank serta agar dapat melakukan simpan
pinjam dengan lebih mudah. Lalu dengan adanya penambahan jasa
pelayanan perbankkan, masyarakat tidak perlu ke daerah kota untuk
mengurus keuangan karena jasa pelayanan tersebut sudah terdapat di daerah tersebut.
4. PEMBANGUNAN GEDUNG SERBAGUNA
Gedung serbaguna ini akan terletak di Desa Siwuran, pembangunan gedung serbaguna ini difungsikan untuk
perkumpulan masyarakat sekitar Kecamatan Garung. Gedung
serbaguna ini juga bisa disewakan dan dipakai untuk acara masyarakat sekitar.
KAWASAN V : KAWASAN JASA LAYANAN PENDUKUNG DAN AMENITAS
5. PENGEMBANGAN USAHA HOMESTAY
Dengan adanya usaha homestay, persewaan kendaraan, dan persewaan perlengkapan wisata dapat memenuhi kebutuhan
wisatawan pada saat berkunjung di lokasi wisata speerti di kawasan
wisata Telaga Menjer, Bukit Seroja, Kahyangan Skyline dan Kebun Teh
Panama. Pengembangan fasilitas pendukung tersebut digunakan
untuk mendukung kelengkapan sarana yang dibutuhkan wisatawan.
6. PELEBARAN & PERBAIKAN JALAN
Perlunya pelebaran jalan pada beberapa desa yang ada di Kecamatan Garung dikarenakan ada jalan utama yang lebarnya kurang. Letak jalan yang perlu dilakukan pelebaranya itu pada
Desa Lengkong dan Kayugiyang. Desa Gemblengan dan Tlogo juga perlu dilakukan perbaikan jalan karena ada beberapa jalan
yang banyak berlubang pada desa tersebut.
KAWASAN V : KAWASAN JASA LAYANAN PENDUKUNG DAN AMENITAS
7. PERBAIKAN INFRASTRUKTUR
Perlunya perbaikan pada infrastruktur pada beberapa titik atau
kawasan seperti jalan, listrik, air bersih dan juga tower BTS yang
jaringannya tidak meluas ke beberapa tempat sehingga terdapat
kawasan yang tidak ada signal atau internet. Letak titiknya berada di Dusun Boralan perlu dilakukan penambahan tower BTS sehingga
masyarakat yang tinggal di desa tersebut tidak kesusahan dalam
mengakses teknologi atau internet.
8. PENAMBAHAN PENERANGAN PADA JALANAN YANG
MEMANFAATKAN PANEL SURYA
Mengganti lampu penerangan jalan dengan lampu yang sudah menggunakan panel surya sebagai sumber energi terbarukan.
Hal ini digunakan untuk memanfaatkan potensi sumber daya
alam yang ramah lingkungan. Pengaplikasian lampu
penerangan dapat di terapkan pada sepanjang jalanan pada
kawasan wisata seperti Telaga Menjer, Kahyangan Skyline, Kebun Teh Panama dan Bukit Seroja serta jalanan menuju desadesa yang kurang akan lampu penerangan. Lampu yang ada hanya dibeberapa titik saja dan tidak terlalu menerangi jalanan di malam hari.
KAWASAN VI : KAWASAN ATRAKSI WISATA
sumber : analisis kelompok, 2022
KAWASAN VI Kawasan Atraksi Wisata pada Kecamatan Garung yaitu sektor
Pariwisata dan Perikanan. Sektor pariwisata ada 3, alam, buatan, dan budaya. Daerah yang berpotensi untuk sektor wisata yaitu Desa Tlogo, Maron, Lengkong dan Sendangsari. Wisatanya ada Tlogo Menjer, Kebun Teh
Panama dan Kahyangan Skyline. Untuk sektor perikanan berpotensi di semua
desa dengan memanfaatkan dari drainase yang ada.
KAWASAN VI : KAWASAN ATRAKSI WISATA
1. PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENUNJANG
KAWASAN WISATA
Sarana dan prasarana dalam suatu objek wisata sangatlah
diperlukan untuk menarik wisatawan untuk mengunjungi suatu
objek wisata. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang
disediakan di kawasan wisata, akan membuat wisatawan
nyaman dan betah menikmati objek tersebut. Untuk lokasi
pembangunan sarana prasarana dapat di bangun di kawasan
wisata Kecamatan Garung yaitu Telaga Menjer di Desa Maron
dan Desa Tlogo serta Kebun Teh Panama di Desa Tlogo. Sarana
prasarana yang dibangun dapat seperti :
Gazebo sebagai tempat untuk berteduh para wisatawan
Penambahan lampu jalan berupa lampu yang memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber penerangan jalan.
Penambahan bangku yang digunakan untuk beristirahat
sambil menikmati view alam serta spot- spot foto seperti photoboot di kawasan wisata.
Diperlukannya sanitasi di tempat wisata yang dapat diartikan
sebagai sebuah usaha atau upaya pencegahan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap lingkungan yang dapat berdampak pada kesehatan di kawasan tempat wisata.
KAWASAN VI : KAWASAN ATRAKSI WISATA
2. PENGADAAN EVENT BUDAYA
Dengan menyelenggarakan event kebudayaansatu tahun sekali pada
kawasan wisata seperti pada sektor pariwisata ada 3 yaitu alam, buatan dan budaya seperti pada Desa Tlogo, Maron, Lengkong dan
Sendangsari, wisatanya ada Tlogo Menjer, Kebun Teh Panama dan
Kahyangan Skyline yang mempunyai tujuan untuk memperkenalkan
kebudayaan Kecamatan Garung baik kepada masyarakat setempat
maupun masyarakat dari luar Kecamatan Garung. Lalu mengadakan
perlombaan explore wisata di Kecamatan Garung untuk menarik
pengunjung yang ada dan menarik para generasi muda untuk berperan
serta dalam pelestarian budaya agar kebudayaan yang ada tidak
luntur dengan memanfaatkan sosial media sebagai media promosi.
Lalu dapat juga memadukan budaya tradisional dengan konsep
modern agar dapat meningkatkan daya tarik generasi muda agar
menjadi generasi penerus dan dapat mencintai budaya lokal.
3. PERBAIKAN AKSES MENUJU KE KAWASAN WISATA
Tidak ada sektor pariwisata yang sukses tanpa ditunjang
infrastruktur memadai. Infrastruktur bisa dibilang
merupakan pilar utama untuk mencapai tujuan pariwisata
yang berkelanjutan. Artinya, dengan infrastruktur yang
semakin baik, maka akan semakin membuat betah
wisatawan. Apalagi kalau destinasi wisata memiliki akses
yang mudah dijangkau. Akses jalan menuju beberapa
kawasan wisata di Kecamatan Garung seperti Telaga
Menjer di Desa Tlogo dan Maron, Kahyangan Skyline dan
Kebun Teh Panama di Desa Tlogo yang membutuhkan
pelebaran jalan dan perbaikan jalanan yang berlubang
serta tidak rata.
7 RENCANA TATA RUANG
INDIKASI PROGRAM
Penutup
Dengan selesainya laporan yang berjudul
“Masterplan Wilayah Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo”
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam memberi informasi untuk menyusun laporan ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Camat Kecamatan Garung dan Seluruh Lurah di Kecamatan
Garung yang telah memberikan izin kepada kami untuk melaksanakan kegiatan pengumpulan data di seluruh Kelurahan di Kecamatan Garung.
Tujuan dari pembuatan buku Masterplan dan buku profil Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo ini adalah berupa gambaran secara luas tentang Kecamatan Garung yang berisikan baik data fisik maupun non fisik, potensi dan masalah serta rencana pengembangan kawasan yang ada di Kecamatan Garung guna
mengembangkan potensi yang ada yang bermanfaat untuk membantu nilai ekonomi wilayah.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata dan pengetikan yang tidak berkenan untuk para pembaca, maka dari itu kami menerima baik kritik maupun saran dari para pembaca.
Laporan ini dibuat berdasarkan informasi yang telah kami terima selama kami melaksanakan pengumpulan
data di Kecamatan Garung tanpa ada rekayasa sedikit pun.