Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1
Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D I Yogyakarta
Koran Kampus UKDW
korankampus@staff ukdw ac id
Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni
Wiyatiningsih Resmi Jadi Rektor Perempuan Pertama di UKDW
Dr -Ing Wiyatiningsih, S T , M T
resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta pada hari Jumat, 31 Maret 2023 di Auditorium Koinonia UKDW.
Dr -Ing Wiyatiningsih, S T , M T merupakan rektor perempuan pertama di UKDW Yogyakarta yang menjabat untuk periode 2023-2027 Dirinya terpilih menggantikan Ir Henry Feriadi, M Sc , Ph D , rektor sebelumnya, yang telah menjabat selama delapan tahun. D a l a m s a m b u t a n n y a , D r . - I n g . Wiyatiningsih, S T , M T menyatakan UKDW memiliki empat nilai yang dapat dijadikan sebagai pijakan untuk berpikir, bersikap, beraktivitas dan berinteraksi baik di dalam maupun di luar kampus
“Pengamalan nilai-nilai UKDW dalam kehidupan kampus sehari-hari akan memperkuat karakter UKDW yang semakin berkualitas dan membedakannya dari kampus lain,” ungkapnya. Sebagai Rektor UKDW yang baru, Dr. -Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. berharap perubahan yang berjalan pesat di era teknologi modern saat ini mendorong tumbuhnya inovasi yang seolah
tak terbatas. UKDW menjadikan perubahan tersebut sebagai tantangan yang harus dihadapi bersama Oleh karenanya, diperlukan kolaborasi yang sinergis dengan berpijak pada nilai-nilai UKDW untuk menjadikan UKDW semakin unggul dan tangguh.
Sementara itu, Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph D , menyampaikan bahwa pada dua periode kepemimpinannya, berbagai upaya diarahkan untuk memperbaiki tata kelola, membangun kepercayaan, dan semangat bekerja sama untuk saling memahami dan mendukung mencapai visi misi bersama Terlebih sejak pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal Maret 2020, pimpinan UKDW memfokuskan pada kebijakankebijakan UKDW yang penting dan genting dalam merespons bahaya pandemi bagi keselamatan dan kesehatan sivitas akademika dalam melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang pada waktu itu harus dilakukan secara daring (online). “Kita bersyukur infrastruktur IT maupun Learning Management System (LMS) yang telah dikembangkan UKDW sebelum pandemi, terbukti sangat membantu dan
mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh,” ungkapnya. Sebagai penutup, Henry Feriadi berpesan, “Kiranya UKDW menjadi kampus yang inspiratif dan transformatif bukan untuk menara gading ilmu pengetahuan dan teknologi atau mengejar reputasi akademik saja, namun dipakai untuk membangun kemandirian, menggapai kesejahteraan, menunjukkan keadilan, serta keberpihakan pada yang lemah dan tersingkirkan”.
Dalam acara tersebut, dilantik pula para wakil rektor yang akan bersinergi selama empat tahun ke depan yakni Dr Rosa Delima, S Kom , M Kom sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset; Ambar Kusuma Astuti, S.E., M.Si. sebagai Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Pengembangan Aset; Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI. sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi; serta Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph D sebagai Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Promosi, dan Jejaring.
04 APRIL 2023 17
@ukdwyogyakarta
@UKDWJOGJA
U
UKDW Yogyakarta
UKDW Yogyakarta
B E R I T A
T A M A
Foto: Dok./Biro 4
2 Prol Bulan Ini: Dr.-Ing., Wiyatiningsih, ST., MT.
10 Siraman Rohani: Empati & Keramahtamahan
12
LPKKSK UKDW Adakan Pengembangan Spiritualitas Karyawan Muslim
Implementasi Nilai-Nilai UKDW Akan Memperkuat Karakter UKDW
Serta Menjadikan UKDW Semakin Unggul dan Tangguh
Bagi Dr. -Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T.
terpilih sebagai rektor perempuan pertama di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta merupakan sebuah tantangan besar, karena hal ini menjadi tonggak baru bagi UKDW, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Baginya, menjadi seorang rektor bukanlah suatu hal yang harus dibangga-banggakan, namun sebuah tantangan yang harus dihadapi Terlebih kebijakan-kebijakan yang nantinya akan diambil dan membawa perubahan bagi UKDW, pasti akan diperhitungkan dan dinilai oleh seluruh sivitas akademika UKDW.
“Dipilih sebagai rektor, khususnya rektor perempuan pertama di UKDW, merupakan sebuah tantangan yang harus dibuktikan Dimana UKDW sudah memberikan peluang dan ruang bagi semuanya, tidak hanya golongan tertentu, terutama aspek gender. Hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa bagi saya. Tinggal bagaimana membuktikan bahwa kita bisa setara dengan para rektor pendahulu yang semuanya adalah laki-laki. Karena kita ini perempuan, mungkin ada yang menyangsikan atau tidak yakin. Nah, ini saatnya berjuang untuk menunjukkan bahwa kita bisa,” tuturnya.
Ketika melamar menjadi dosen, Bu Ning begitu sapaan akrabnya, tidak pernah membayangkan akan menjadi rektor. Namun seiring perjalanan waktu, dirinya menyadari bahwa jabatan struktural di sebuah perguruan tinggi itu seperti bergulir. Dimana setiap dosen bisa bergantian menduduki jabatan struktural. Tidak seperti bekerja di sebuah perusahaan yang fokus pada jenjang karirnya, dimana seseorang bisa mencapai puncaknya sebagai pimpinan tertinggi Di perguruan tinggi, setelah tidak menjadi rektor, atau memegang jabatan struktural, bisa fokus kembali pada tugasnya sebagai dosen.
“Hal ini bukan perkara pernah terbersit atau tidak menjadi rektor. Tetapi lebih ke pertimbangan berani atau tidak memenuhi tantangan tersebut. Ketika saya belum sampai pada tahap ini, membayangkannya saja terasa ngeri-ngeri sedap untuk bisa sampai di titik ini. Tetapi akhirnya ada satu momen yang kemudian membuat saya harus menjawab pertanyaan, karena setiap periode selalu ditanyakan kesanggupannya,” jelasnya.
Sebelum dilantik menjadi rektor, Bu Ning tentu harus melewati proses yang panjang. Lulusan S1 Teknik Arsitektur UGM ini bergabung menjadi Dosen Program Studi (Prodi) Teknik Arsitektur UKDW pada tahun 1996 Kemudian Bu Ning melanjutkan pendidikan S2 di Prodi Teknik Arsitektur UGM dan selesai pada tahun 2001. Tak cukup gelar S2, Bu Ning pun lantas melanjutkan studi S3 di Karlsruher Institut für Technologie Jerman pada tahun 2005. Selama berkiprah di UKDW, Bu Ning pernah menjabat sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Arsitektur, Anggota Senat UKDW, Wakil Dekan Bidang Administrasi dan Keuangan Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD), Sekretaris Senat FAD, Dekan FAD, dan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Hingga pada saat ia telah menjabat posisi-posisi tersebut itulah, Bu Ning
kemudian mempertimbangkan untuk mengikuti bursa pemilihan calon rektor.
“Jika pernah tersebut bahwa menjadi rektor adalah cita-cita saya sejak TK, sebenarnya pernyataan itu seperti guyonan atau candaan. Kadang-kadang kita dihadapkan pada sebuah pertanyaan yang jawabannya seperti basa-basi. Kalau saya menjawabnya sambil guyon, kemudian saya menjawab jika ini adalah cita-cita saya sejak kecil Artinya, sebetulnya saya sanggup, tetapi bagaimana membahasakannya supaya saya tidak merasa hal itu sebagai beban, sebagai suatu kewajiban yang harus dipenuhi Sebetulnya, dengan jawaban itu, saya menekankan ke diri sendiri bahwa saya memang sungguh-sungguh bersedia menjadi rektor dan pasti bisa menjalaninya,” terang Bu Ning.
Sebelum menjawab tantangan menjadi rektor, Bu Ning tentu berdiskusi lebih dahulu dengan keluarga, karena dampaknya pasti besar terhadap keluarga. Tanpa dukungan dari keluarga, tentunya tanggung jawab akan terasa lebih berat. “Dukungan keluarga ini sangat penting, terutama dalam hal pengaturan tanggung jawab pengelolaan tugas-tugas rumah tangga Harus ada pembagian yang sepadan dan komunikasi yang berjalan dengan baik. Pasti akan banyak pengertian yang harus diberikan oleh keluarga, sehingga akan lebih mudah dalam menjalani peran yang baru ini,” ungkapnya.
Terkait program-program yang akan dijalankan, Bu Ning menyebutkan akan melanjutkan program yang sudah dikerjakan oleh rektor-rektor sebelumnya yaitu mewujudkan mimpi UKDW sebagai Sustainable Entrepreneurial Research University (SERU). Untuk mendukung hal tersebut, sebagai tahapan awal, jajaran rektorat yang baru akan mempertajam positioning UKDW.
“Kita harus menentukan posisi UKDW ini dimana, dengan siapa bermitra, dan dengan siapa berkompetisi Kalau salah sasaran dalam menentukan mitra atau kompetitor, itu tidak akan tepat Selanjutnya kita harus memiliki selling point yang kuat. Kita harus tahu UKDW ini dikenal sebagai universitas Kristen yang seperti apa, karakter atau keunikan apa yang dimiliki dan tidak ada di universitas lain. Saat ini, orang pasti akan mencari universitas yang adaptif dan kompetitif,” paparnya.
Bu Ning menambahkan selain hal tersebut, jajarannya juga berusaha mewujudkan sivitas akademika yang mempunyai idealisme tetapi juga rasionalis.
“Artinya kalau di dunia pendidikan itu, idealis bukan karena aturan atau harus bagus karena ada penjaminan mutu yang terakreditasi Tetapi karena kita punya idealisme, kita s e b a g a i l e m b a g a p e n d i d i k a n h a r u s mempunyai ide-ide yang luar biasa demi pengembangan ilmu pengetahuan Namun kita juga harus melihat bahwa negara kita punya sistem pendidikan dan standar yang harus diikuti. Jika kita tidak bisa memenuhi standar itu, maka yang idealis tadi tidak bisa berjalan dengan baik,” terangnya.
Sementara itu untuk target yang akan segera direalisasikan di tahun pertama adalah
PENANGGUNG JAWAB : Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D.
menjadikan penjaminan mutu sebagai budaya Segala hal yang dikerjakan ada standar atau kualitas, bukan karena akan dinilai tetapi sebagai budaya yang baik. Untuk mewujudkannya butuh penataan dan pengelolaan yang melibatkan kolaborasi antara fakultas, lembaga, maupun unit “Selain itu, kita harus memperkuat kemitraan atau jejaring kita Misalnya kita bisa menggandeng alumni yang luar biasa untuk menjadi mitra sehingga bisa mengembangkan UKDW supaya lebih dikenal lagi daripada sebelumnya,” katanya.
Menurut Bu Ning, UKDW harus terus meng-upgrade kualitas yang sudah dimiliki. Setiap fakultas maupun unit harus melihat kembali perkembangan sekarang dan tantangan di sekitarnya. “Kita harus melihat positioning tadi, sehingga bisa hadir di tengah-tengah kondisi yang kompetitif seperti saat ini. Diperlukan partisipasi yang kuat dari setiap sivitas akademika, dengan kerja sama antara unit, lembaga, dan fakultas di UKDW,” tuturnya.
Bu Ning melihat bahwa UKDW memiliki potensi untuk berkolaborasi dengan baik karena UKDW memiliki kekeluargaan yang kuat dan nilai-nilai kedutawacanaan, yang jika diterapkan sangat luar biasa dampaknya. Bu Ning juga mengungkapkan ingin menjadikan UKDW sebagai lingkungan kerja yang membahagiakan.
Selama lebih dari 25 tahun berkiprah di UKDW, Bu Ning dikenal sebagai pribadi yang m u d a h d i t e m u i d a n m u d a h d i a j a k berkomunikasi. Bu Ning juga seorang pribadi yang selalu mengandalkan Tuhan Prinsip hidupnya yang selalu mengandalkan Tuhan dalam menghadapi setiap permasalahan,
REDAKSI KORAN KAMPUS EDITOR
PIMPINAN REDAKSI : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A.
WAKIL PIMPINAN REDAKSI : Christina Angelina Puspitasari
akan terus diterapkan selama mengemban tugas sebagai Rektor UKDW.
“Karena kalau saya hanya mengandalkan diri sendiri, permasalahan tidak akan terselesaikan dengan baik. Prinsip ini yang selalu saya pegang dan keputusan saya mau menduduki posisi ini karena saya hanya bersandar pada Tuhan Apapun yang kita kerjakan ini semua berdasarkan pada keimanan kita Tidak untuk mendapat penilaian yang baik dari siapapun, tetapi berbuat yang terbaik untuk Tuhan,” terangnya.
Bu Ning berharap setiap sivitas akademika UKDW bisa menghayati dan menerapkan nilai-nilai kedutawacanaan, karena jika diterapkan dengan sungguhsungguh akan memberikan dampak yang luar biasa.
“Melakukan yang terbaik, salah satu contohnya, jika kita bekerja dengan tulus dan baik, pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik Hal itu akan merembet pada relasi, bagaimana berinteraksi dengan sesama dalam keseharian. Jika tidak memiliki hal tersebut, mungkin relasi kita jadi tidak nyaman dan membuat kita tidak berkembang. Saya juga berharap UKDW menjadi rumah, sehingga jika orang sudah merasa homey maka akan membuat yang terbaik. Supaya relasi antara sivitas akademika juga lebih baik, sehingga pekerjaan terasa ringan. Namun, nyaman bukan berarti kita tidak mau berkembang, justru untuk mendorong kita semakin maju dan menjadi lebih baik lagi,” pungkasnya. (mpk)
Mei, Iit, Anti Putra, Jessica, Dimas
KORAN KAMPUS BISAANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI https://issuu.com/korankampus_ukdw
Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id
LAYOUTER
VOL.17/APR 2023
Dr.-Ing. Wiyatiningsih ST., MT.
UKDW Raih Peringkat Utama Klasterisasi Perguruan Tinggi
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta berhasil mencapai klaster utama pada klasterisasi perguruan tinggi tahun 2023. Hal ini berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kemendikbud Ristek Republik Indonesia
Nomor: 0183/E5 5/AL 04/2023 tentang pengumuman Klasterisasi Perguruan Tinggi.
Klasterisasi ini berdasarkan hasil olahan data kinerja perguruan tinggi berbasis SINTA dalam periode tahun 2019 hingga 2021 Data kinerja yang diperhitungkan merupakan data yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh verifikator Lembaga Peneli-
tian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) perguruan tinggi.
Mantan Ketua LPPM UKDW yang kini menjabat sebagai Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. menyebutkan data kinerja yang diperhitungkan meliputi penulis (author), afiliasi (affiliation), jurnal (journal), penelitian (research), pengabdian kepada masyarakat (community service), kekayaan intelektual (intellectual property rights), dan buku (book).
“Klasterisasi perguruan tinggi ini digunakan sebagai metode dalam mengidentifikasi, mengukur kinerja, dan mengelompokkan perguruan tinggi, diharap-
kan dapat mengakselerasikan kinerja perguruan tinggi melalui skema-skema kolaborasi yang menyatukan dan menyinergikan potensi-potensi perguruan tinggi melalui kolaborasi antar perguruan tinggi lintas klaster dalam peningkatan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” terangnya.
Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. juga mengungkapkan rasa syukurnya atas capaian ini, bukti bahwa ada peningkatan dan pengembangan atas kualitas dan kuantitas UKDW dalam segi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Dimana perkembangan teknologi modern dan
perubahan situasi yang sangat dinamis menjadi tantangan bagi perguruan tinggi, khususnya UKDW, untuk semakin meningkatkan kinerjanya melalui penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi yang selalu aktual dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Keunikan UKDW yang tercermin dalam karya-karya pengabdian masyarakat dan publikasi diharapkan dapat mewarnai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era digital saat ini,” pungkasnya. (MPK)
Tim Taekwondo UKDW Raih 6 Medali di EFM Taekwondo Challenge
Enam mahasiswa Universitas Kristen
Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UKDW berhasil meraih enam medali dalam ajang EFM Taekwondo Challenge 2023.
Para peraih medali tersebut adalah
Thrisnawati A Lintin dari Prodi Filsafat
Keilahian dengan perolehan medali emas, Jonathan Anggi Sitompul dari Prodi Informatika dengan perolehan medali perak, Andre Jeremy Matondang dari Prodi Biologi dengan perolehan medali perak, Yeheskiel
Yunus Tame dari Prodi Informatika dengan perolehan medali perunggu, Gentiaras Teja
Samudra dari Prodi Informatika dengan perolehan medali perunggu, dan Mei Linda
Deny dari Prodi Sistem Informasi dengan perolehan medali perunggu Keenam mahasiswa ini bertanding di kelas Kyorugi Senior.
Steven Michael Arbyanto selaku Ketua
Pelaksana UKM Taekwondo UKDW
Taekwondo di tingkat daerah yang diselenggarakan oleh Dojang Expert Taekwondo Yogyakarta “Saya merasa sangat bangga atas prestasi dari rekan-rekan saya. Hal ini membuktikan bahwa setelah kami vakum karena pandemi, ternyata capaian prestasi kami pun tidak berkurang. Di tengah keterbatasan dana dan fasilitas alat, semangat kami ternyata masih dapat membara untuk mengharumkan nama UKDW,” tuturnya.
Foto:Dok./Pribadi
mengatakan EFM Taekwondo Challenge merupakan kejuaraan olah raga bela diri
Thrisnawati A Lintin peraih medali emas dalam ajang EFM Taekwondo Challenge mengungkapkan rasa syukur dan bangga karena bisa meraih juara dengan membawa nama UKDW. “Terima kasih atas bantuan para coach yang selalu membantu untuk berlatih secara mandiri. Meski dengan keterbatasan peralatan, antusias temanteman dan pelatih tidak pudar. Menggunakan uang iuran yang kami kumpul setiap latihan, setidaknya memberikan sedikit harapan bagi kami untuk tetap berprestasi,” pungkasnya. (SMA)
UKDW Kembali Terima Kunjungan dari UK Maranatha
Universitas Kristen Duta Wacana
(UKDW) Yogyakarta kembali menerima kunjungan dari Universitas Kristen Maranatha Bandung pada hari Selasa, 11 April 2023 di Ruang Seminar Pdt. Dr. Harun Hadiwijono. Rombongan dari UK Maranatha yang terdiri dari 16 orang dipimpin oleh Maya Malinda, S E , M T , Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Keuangan, Pengembangan Strategi dan Teknologi Informasi.
Kunjungan UK Maranatha ini bertujuan untuk mengetahui proses admission dan layanan mahasiswa baru; mengetahui proses kesekretariatan, protokoler, dan komunikasi universitas; pengembangan strategis dan penyusunan renstra; proses pengelolaan
Foto:Dok./Panitia
kewajiban mahasiswa dalam pembayaran kuliah; serta strategi pengelolaan aset dan manajemen perangkat IT universitas.
Rombongan diterima langsung oleh Dr.Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. selaku Rektor UKDW, didampingi oleh Dr. Rosa Delima, S Kom , M Kom (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset), Ambar Kusuma Astuti, S.E., M.Si. (Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Pengembangan Aset), Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI. (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi), Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D. (Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Promosi, dan Jejaring), serta segenap pimpinan unit terkait.
D a l a m s a m b u t a n n y a , D r - I n g Wiyatiningsih, S T , M T menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan kerja sama yang sudah terjalin dengan baik selama ini. “Kami sangat senang menyambut rombongan dari Universitas Kristen Maranatha. Kami juga ingin belajar dari rekan-rekan Universitas Kristen Maranatha,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dr -Ing Wiyatiningsih, S.T., M.T. juga menyampaikan bahwa UKDW memiliki program studi baru yang akan dimulai semester depan yakni Prodi Studi Humanitas. “Prodi ini unik karena sesuai dengan kondisi saat ini dimana perkembangan teknologi sangat cepat, namun harus mempertahankan nilai-nilai humanis,” terangnya.
Sementara itu, Maya Malinda, S E , M.T., Ph.D. menyampaikan bahwa tujuan dari kunjungan ini adalah ingin bertemu dan berdiskusi dengan UKDW sebagai saudara. Terlebih UKDW dan Universitas Kristen Maranatha sering dipertemukan dalam berbagai kegiatan.
Sedangkan Robby Y. Tallar, S.T., M.T., Dipl.IWRM, Ph.D. selaku Sekretaris Umum Universitas Kristen Maranatha mengucapkan selamat kepada jajaran rektorat yang baru dan diharapkan kedepannya dapat bersinergi lebih baik lagi dengan Universitas Kristen Maranatha. (MPK)
3 Universitaria VOL.17/APR 2023
Foto:Dok./Panitia
Seminar Diseminasi Hasil Pembelajaran
“Designing for Adaptability and Engagement in Blended Learning”
Pandemi COVID-19 telah memaksa
sebagian besar perguruan tinggi untuk beralih ke model blended learning, yaitu kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring. Oleh karena itu, diseminasi hasil pembelajaran menjadi sangat penting dalam memperkuat kualitas pendidikan tinggi di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. Maka diadakanlah seminar diseminasi hasil pembelajaran dengan tema “Designing for Adaptability and Engagement in Blended Learning” pada hari Selasa, 28 Maret 2023.
Seminar diseminasi hasil pembelajaran ini dihadiri oleh para dosen dari berbagai program studi di UKDW dan dibuka oleh Dr. Charis Amarantini, M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Akademik, Riset, dan Inovasi (WR 1). Seminar ini membahas tentang strategi dan inovasi dalam meningkatkan adaptabilitas dan keterlibatan dalam blended learning.
Adapun yang menjadi narasumber dalam seminar ini adalah tiga dosen UKDW
yang lolos sebagai peserta online course 2022 Adaptive Design for Learning yang diselenggarakan oleh United Board for Christian Higher Education in Asia (UBCHEA) bersama Ateneo de Manila Institute for the Science and Art of Learning and Teaching (SALT Institute) pada tanggal 4 Juli 2022 - 30 September 2022 lalu.
Ketiga dosen tersebut adalah Lemmuela Alvita Kurniawati, S.Pd., M.Hum. dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Christian Nindyaputra Octarino, S.T., M.Sc. dari Prodi Arsitektur, dan Vania Sharleen Setyono, M.Si.Teol. dari Prodi Studi Humanitas.
Dalam paparannya, Lemmuela Alvita membahas mengenai ADL Principles and Designing for Adaptability dalam blended learning Dirinya mengemukakan tentang pentingnya merancang pembelajaran yang dapat menyesuaikan diri dengan kondisi dan kebutuhan mahasiswa Lemmuela Alvita juga membagikan beberapa prinsip-prinsip dalam ADL (adaptive learning) yang dapat
membantu pengembangan pembelajaran yang adaptif dan responsif. Selain itu, ia juga membahas tentang teknologi-teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung desain pembelajaran yang adaptif.
Sementata itu, Christian Octarino membahas tentang pentingnya planning competence based module and designing assessment for alignment dalam meningkatkan kualitas blended learning. Ia memaparkan cara mendesain modul pembelajaran yang fokus pada kompetensi mahasiswa dan mengintegrasikan penilaian yang sejalan dengan kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam paparannya, ia juga memberikan contoh-contoh implementasi dari desain pembelajaran yang berbasis kompetensi dan sejalan dengan penilaian yang telah ditetapkan.
Sedangkan Vania Sharleen membahas tentang designing content for engagement and designing for active and interactive learning dalam konteks blended learning.
Dalam paparannya, ia memaparkan tentang pentingnya mengembangkan konten pembelajaran. Vania juga membagikan beberapa strategi dan inovasi dalam mendesain pembelajaran yang aktif dan interaktif, seperti penggunaan game dan video. Ia memberikan banyak contoh implementasi dari desain pembelajaran yang menarik dan interaktif yang dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Seminar diseminasi hasil pembelajaran ini menjadi ajang yang penting dalam meningkatkan kualitas blended learning di UKDW. Dalam acara ini, para dosen dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang strategi dan inovasi dalam meningkatkan adaptabilitas dan keterlibatan dalam blended learning Diharapkan, dengan adanya seminar ini, kualitas blended learning di UKDW dapat terus ditingkatkan sehingga menghasilkan generasi penerus bangsa yang adaptif. (ADD)
Sharing Praktik Baik Pengalaman Pembelajaran
Lembaga Pengembangan Akademik
dan Inovasi Pembelajaran (LPAIP)
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mengadakan acara sharing praktik baik pengalaman pembelajaran pada hari Selasa, 11 April 2023. Acara tersebut diadakan secara luring di Ruang Seminar Pdt. Dr. Tasdik dan diikuti oleh 34 dosen dari berbagai program studi di UKDW. Acara ini diawali oleh sambutan dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset (WR 1) UKDW, Dr. Rosa Delima, S.Kom., M.Kom, yang mengatakan bahwa kegiatan ini penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di UKDW.
Acara sharing praktik baik ini menghadirkan 4 narasumber yang berpengalaman dalam bidang pengajaran Narasumber pertama adalah seorang dosen tamu yang membahas tentang penggunaan ChatGPT
untuk perkuliahan Sedangkan tiga narasumber lainnya adalah dosen UKDW yang membagikan pengalaman dan praktik baik mereka dalam kegiatan perkuliahan.
Dalam presentasinya, narasumber pertama, FX. Risang Baskara, M.Hum dari Universitas Sanata Dharma menjelaskan tentang penggunaan ChatGPT yang dapat membantu memperbaiki efektivitas pengajaran di era digital. Dirinya memaparkan bahwa dengan ChatGPT, semua hal bisa dilakukan seperti membuat pertanyaan dan jawaban otomatis untuk mahasiswa, generate code bahasa pemrograman, pembuatan karya tulis dari referensi yang diberikan, dan pembuatan desain gambar.
Sementara itu, narasumber kedua, Dra. Mega Wati, M Pd dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), membagikan pengalaman dalam pengguna-
an flipped learning untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Mega memaparkan bahwa flipped learning dapat membantu mahasiswa untuk lebih aktif dalam belajar, karena mereka dapat mempelajari materi sebelum pertemuan kelas dan melakukan diskusi atau tanya jawab di kelas.
Selanjutnya, narasumber ketiga, Dr Elok Pakaryaningsih, S.E., M.Si dari Prodi Manajemen, membahas tentang pengalaman pembelajaran dalam penggunaan project komprehensif Elok memaparkan bahwa mahasiswa dapat belajar dengan lebih praktis dan aplikatif, karena mereka belajar dari project atau studi kasus yang terkait dengan dunia kerja.
Acara sharing praktik baik diakhiri dengan presentasi dari narasumber keempat, Pdt. Daniel K. Listijabudi, Ph.D dari Prodi Doktor Teologi yang membagikan penga-
laman dalam pembelajaran yang interaktif dan menarik Daniel memaparkan pembelajaran interaktif dan menarik dapat meningkatkan motivasi dan minat mahasiswa dalam belajar, sehingga pembelajaran dapat menjadi lebih efektif Mahasiswa yang diajarnya mengawali presentasi dengan menyanyikan lagu yang sesuai dengan tema yang dibahas. Dan kelas diakhiri dengan doa penutup oleh mahasiswa dengan menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia.
Acara sharing praktik baik ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan ide baru bagi para dosen di UKDW untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi forum untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman di antara para dosen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik dan efektif. (ADD)
VOL.17/APR 2023 4 Universitaria
Foto:Dok./Panitia
Foto:Dok./Panitia
Foto:Dok./Panitia
Foto:Dok./Panitia
Alumnus Despro & Seniman Inggris Olah Limbah Kaca
Program Studi (Prodi) Desain Produk Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD)
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menggelar talkshow
bertajuk “Glass Beyond Borders” pada hari
Jumat, 14 April 2023 di Ruang B.3.3 UKDW.
Dekan FAD UKDW, Dr -Ing Ir Winarna, M A , menyebutkan Glass Beyond Borders merupakan sebuah proyek kolaborasi antara dua seniman kaca yakni Ivan Bestasi (alumnus Desain Produk UKDW) dengan Hannah Gibson (seniman asal Inggris).
“Kami sangat mengapresiasi kolaborasi ini, dimana Glass Beyond Borders adalah salah satu dari sebelas proposal terpilih untuk Connections Trough Culture Grant 2022/2023
dari Indonesia. CTC ini merupakan program hibah yang diselenggarakan oleh British Council di Inggris dan Asia Teng-gara,” tuturnya.
Lebih lanjut, Winarna menerangkan Ivan dan Hannah dikenal sebagai seniman kaca yang menggunakan limbah kaca sebagai bahan utama, namun masing-masing menggunakan metode olah kaca yang berbeda secara teknis. “Proyek kolaborasi ini bertujuan menemukan peluang perpaduan dari dua metode olah kaca. Dimana kedua seniman melakukan kolaborasi, baik dalam penciptaan karya maupun penyusunan perencanaan dan materi lokakarya yang diikuti mahasiswa Prodi Desain Produk
UKDW dan peserta umum, ” terangnya Sementara itu, dalam paparannya, Hannah mencoba menangkap citra nostalgia masa kanak-kanak dan mengungkap narasi tersembunyi melalui patung-patung kaca yang dicetak Ia memiliki ketertarikan yang mendalam tentang keberlanjutan dan daur ulang sehingga selalu menggunakan kaca limbah dan benda-benda temuan dalam karya-karyanya.
Sedangkan Ivan mengatakan seni kaca atau glass art masih jarang ditemui di Yogyakarta bahkan di Indonesia. Padahal jenis limbah kaca yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga ini memiliki dampak buruk bagi kelestarian lingkungan Ivan menyebutkan
daur ulang menjadi salah satu cara tepat yang digunakan untuk mengelola sampah kaca. Menurutnya ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh para pengrajin atau masyarakat untuk menyulap sampah kaca itu menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
Adapun hasil kolaborasi kedua seniman tersebut bersama mahasiswa Prodi Desain Produk UKDW dituangkan ke dalam sebuah pameran yang digelar di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Yogyakarta mulai 13 April 2023 hingga 20 April 2023. Pameran ini adalah sebuah cara untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang potensi olah kaca. [mpk]
Dosen Despro UKDW Mendapat Predikat Lulusan Terbaik Program Doktoral Kajian Budaya
di USD
Dra. Koniherawati, S.Sn., M.A., dosen
Program Studi (Prodi) Desain Produk (Despro) Fakultas Arsitektur dan
Desain Universitas Kristen Duta Wacana (FAD UKDW) Yogyakarta berhasil menyelesaikan studi lanjutnya di program
Doktoral (S3) jurusan Kajian Budaya di Pascasarjana Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta.
Koniherawati, atau akrab dipanggil Koni, berhasil memperoleh predikat sangat
memuaskan dalam Ujian Terbuka yang
diadakan pada tanggal 8 Maret 2023 dengan
Albertus Bagus Laksana, S.J. (Ketua Sidang
Terbuka yang juga sebagai Rektor USD), Prof. Praptomo Baryadi Isodarus (Promotor), Dr. St. Sunardi (Kopromotor), Dr. Ouda Teda Ena (Penguji I), Dr. Tri Subagya (Penguji II), Prof. Supratiknya (Penguji IV), Dr Swastiwi (Penguji V) dan Dr. Gregorius Budi Subanar, S J (Penguji VI juga merupakan Kaprodi Program Doktoral Kajian Budaya USD) sebagai tim penguji dan pembimbing
Disertasi yang berjudul “Estetika Keseharian Masyarakat Pedusunan Pembuat Gerabah di Sambirata, Purbalingga” telah berhasil membawa Koni sebagai lulusan pertama program S3 di USD, yang baru membuka program doktoral tersebut (jurusan Kajian
Budaya) yang berlokasi di Jl Gejayan (Mrican) Yogyakarta. Selain menjadi lulusan pertama program S3, Koni juga mendapat penghargaan Rektor USD sebagai Lulusan Terbaik program Doktoral USD.
Adapun kebaruan dari penelitian disertasinya adalah mengenalkan Estetika Baru (New Aesthetics) atau disebut juga Estetika Kontemporer atau Estetika Timur dalam mengamati kehidupan keseharian masyarakat pembuat gerabah tradisional di Sambirata, yang hampir belum dikenal di Kabupaten Purbalingga sendiri. Kajian pada ritme hidup sebagai pengalaman hidup para perajin gerabah yang hidupnya sangat dekat dengan alam dan lingkungan sekitarnya menjadi menarik dan bermakna. Walaupun hasil gerabah yang sering dianggap barang ndeso karena dikerjakan dengan teknik tradisional, tidak menarik secara penampilan
karena terbuat dari tanah merah tanpa warnawarni glasir, bahkan dihargai sangat murah di pasar, tetapi dalam disertasinya, Koni justru mengangkat bagaimana benda itu dihadirkan oleh tangan-tangan terampil kaum perempuan paruh baya yang tangguh dan mewarisi keterampilan itu sejak kecil (usia 10 tahun) dari biyunge (ibunya).
Keterampilan bergerabah yang diturunkan secara turun-temurun oleh nenek moyang, khususnya kepada anak perempuannya dan dilatih terus-menerus hingga akhirnya sudah “menubuh” (menjadi satu dalam hidup) para perajin gerabah justru dapat menciptakan hasil kreativitas berupa gerabah yang berfungsi sebagai peralatan dapur di setiap rumah di pedesaan. Gerabah tradisional yang berharga murah di pasar justru migunani atau bernilai guna besar bagi kehidupan keluarga, khususnya bagi kehidupan seluruh lapisan
masyarakat di Sambirata. Keterlibatan kerja bersama yang lebih dari sekedar gotongroyong ini menjadi nilai keindahan. Estetika Hidup Keseharian masyarakat pedusunan pembuat gerabah dalam setiap proses dari ndudug (menggali tanah liat), nggejrot (mencampur semua bahan: tanah liat, pasir dan air), ngobar (membakar gerabah) hingga nyumpit (mengangkat gerabah dari api) sampai pemasarannya muncul sebagai sesuatu yang bermakna. Kegiatan membuat gerabah yang dilakukan oleh kaum perempuan yang sering dianggap pekerjaan sampingan di sela mengurus rumah tangga, kenyataannya menjadi penopang ekonomi keluarga bahkan masyarakat. Estetika Sosial menjadi estetika keseharian masyarakat pedusunan pembuat gerabah di Sambirata yang terletak di Kabupaten Purbalingga. (Kh)
VOL.17/APR 2023
foto:dok./Biro IV
foto:dok./Biro IV
foto:dok./Pribadi
foto:dok./Pribadi
Retret Paskah Fakultas Kedokteran UKDW 2023
Paskah merupakan momen penting bagi
umat Kristiani untuk mengenang
Tuhan Yesus yang mengalahkan maut, bangkit, dan menebus dosa-dosa manusia. Paskah menjadi sebuah momentum untuk berefleksi dan kembali menjadi manusia baru.
Dalam rangka memperingati hari Paskah, Fakultas Kedokteran UKDW menyelenggarakan retret di Batu, Malang pada tanggal 1-4 April 2023. Retret kali ini diikuti oleh kurang lebih 90 PA, PPA beserta keluarga FK UKDW.
Retret Fakultas Kedokteran UKDW merupakan kegiatan tahunan yang diikuti oleh Pegawai Akademik dan Pegawai Pendukung Akademik Fakultas Kedokteran
UKDW Kegiatan ini menjadi salah satu s a r a n a u n t u k l e b i h m e n g e n a l d a n berkomunikasi dengan Tuhan dan diri sendiri Tahun ini, Retreat Fakultas Kedokteran UKDW mengangkat tema “Bersinergi Untuk Berkarya Bersama”. Tema tersebut diambil dari Amsal 3:5-6 yang berbunyi “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” Adapun sub tema retret diambil dari Ibrani 10:24 yang berbunyi
Pojok Alumni
Beberapa tahun terakhir ini di Indonesia
mulai bertumbuh kesadaran untuk m e m b u k a r u a n g p u b l i k b a g i penyandang disabilitas. Dari aspek hukum, ada Undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas Sekalipun masih harus disosialisasikan terus-menerus, setidaknya beberapa pihak mulai menyadari perlunya membuka akses bagi penyadang disabilitas Fasilitas umum dan lapangan pekerjaan mulai dapat diakses oleh penyandang disabilitas, meskipun masih dengan kuota yang sangat sedikit. Perjuangan masih panjang, namun semua usaha yang telah dimulai ini diharapkan akan terus bertumbuh untuk menjadikan Indonesia semakin inklusif, menjadi rumah bagi semua. Bagaimana dengan gereja?
Dalam teologi disabilitas, kita menemukan diskusi tentang Allah yang bersolidaritas dengan manusia yang rapuh. Salah satunya –dan puncaknya – di kayu salib, dalam diri Yesus, Allah menundukkan diri-Nya pada kerapuhan itu. Meminjam pernyataan Nancy Eisland dalam bukunya The Disabled God, bahwa di kayu salib itu Yesus mengalami disabilitas fisik yang parah, namun kondisi itu tidak sedikit pun mengurangi keilahian-Nya. Ia bangkit dengan tubuh yang masih memiliki luka, namun itu juga tidak mengurangi keilahian-Nya. Dia Allah yang disabled and divine, mengalami disabilitas namun tetap Ilahi. Dengan cara pandang yang sama, kita memandang penyandang disabilitas sebagai orang-orang yang tidak sedikit pun berkurang nilainya oleh karena disabilitas yang disandangnya. Setiap penyandang disabilitas adalah pribadi yang utuh dan berharga, pribadi yang dicipta dengan cinta dan menerima anugerah Allah. Kesadaran gereja untuk membuka akses bagi penyandang disabilitas dimulai dari pemahaman akan hal ini.
Ada dua sisi yang perlu dikembangkan secara bersamaan untuk menuju gereja yang terbuka bagi penyandang disabilitas, yaitu sisi edukasi dan praksis Edukasi bagi jemaat terkait topik teologi disabilitas dan gereja inklusi menjadi pintu masuk bagi terbukanya akses-akses bagi penyandang disabilitas untuk berperan aktif dalam kegiatan di gereja. Namun demikian, edukasi saja tidak cukup. Praksis diperlukan untuk membuat jemaat berproses secara riil, merasa familiar dan dekat dengan penyandang disabilitas, serta menerima penyandang disabilitas sebagai sesama yang setara Terbukanya akses ini dapat meliputi berbagai hal, antara lain fasilitas bidang miring serta kamar mandi untuk pengguna kursi roda, menghadirkan juru bahasa isyarat dalam setiap acara, altar
Accessible Church
“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik’.
Para peserta sangat antusias dan menikmati seluruh jalannya sesi. Acara retreat tahun ini terbagi menjadi empat sesi, yang mana di setiap sesi terdapat character building session. Kegiatan ice breaking dan outbond juga membuat jalannya acara menjadi lebih menarik. Jalannya sesi dipandu oleh Pdt Hardiyan Triasmoroadi, Pdt Gideon Hendro Buono, dan Pdt. Bil Clinten Sudirman beserta tim pemuda dari Gereja Kristen Jawi Wetan.
Melalui retret ini diharapkan para peserta dapat lebih menyadari bahwa karya pelayanan FK UKDW tidak bisa terwujud tanpa campur tangan Tuhan Peserta diingatkan untuk senantiasa percaya pada Tuhan dengan segenap hati dan tidak bersandar pada diri sendiri Sebagai satu keluarga yang bekerja dengan tujuan yang sama, setiap anggota keluarga FK UKDW harus bersinergi dengan saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik Selain itu, retret ini dapat menjadi sarana untuk rekreasi sehingga hubungan antar peserta menjadi lebih erat. (cvp)
dan ruang-ruang yang aksesibel untuk penyandang disabilitas daksa, pembekalan bagi guru Sekolah Minggu untuk siap melayani di kelas-kelas Sekolah Minggu i n k l u s i , m e m b e r i k e s e m p a t a n b a g i penyandang disabilitas untuk melayani dalam ibadah maupun melayani secara struktural, membuka akses untuk katekisasi dan baptis/pengakuan percaya bagi penyandang disabilitas intelektual dan mental, menghadirkan figur penyandang disabilitas dalam gambar (untuk dekorasi ruangan, slide presentasi), dan lain-lain.
Membuka ruang bagi penyandang disabilitas (baik dengan menghadirkan penyandang disabilitas dalam gambar, atau dengan mengundang penyandang disabilitas untuk hadir dalam sebuah acara, atau terlibat pelayanan, atau duduk dalam sebuah kepengurusan) bukan sekedar untuk merepresentasikan penyandang disabilitas dalam komunitas jemaat Semangat untuk membuka ruang bagi penyandang disabilitas bertujuan untuk merayakan perbedaan yang ada di tengah jemaat itu dengan cinta. Kedua cara
pandang tersebut sangat berbeda Sekedar menghadirkan penyandang disabilitas sebagai representasi dari unsur yang ada di tengah jemaat bukanlah sebuah penerimaan, melainkan menjadikan mereka objek pelengkap. Menerima berarti dengan sukacita merayakan perbedaan itu. Membuka akses bukan hanya karena sebuah keharusan, melainkan karena rangkulan cinta yang ingin dinyatakan untuk semua. Dengan semangat ini setiap cara akan ditempuh dengan antusias, dengan mengupayakan yang terbaik, berapapun orang yang menyandang disabilitas dalam jemaat, sebab satu orang pun berharga dan dicinta.
Dalam kehidupan jemaat, seringkali dengan atau tanpa disadari penyandang disabilitas diperlakukan tidak adil. Mereka diajak untuk masuk ke dalam kehidupan orang tanpa disabilitas dengan segala cara yang dianggap “mainstream”, sedangkan orang yang tidak hidup dengan disabilitas tertentu tidak diajak untuk untuk mengerti kehidupan penyandang disabilitas. Gereja diundang untuk mempertemukan keduanya, mengajak penyandang disabilitas serta orang yang tidak menyandang
foto:dok./Pribadi
disabilitas untuk saling mengenal dan menerima, dan dalam penerimaan itu kita berproses bersama untuk berbagi dan merayakan hidup dalam keberagaman.
Gereja sebagai tubuh Kristus yang terdiri dari banyak dan beragam anggota menjadi sebuah komunitas iman tempat bertumbuhnya setiap orang dengan segala keunikannya. Setiap orang di dalamnya diterima oleh Tuhan sebagaimana adanya, maka gereja pun diutus untuk menerima dan membebaskan, bukan membelenggu dan menyisihkan. Dengan membuka akses-akses bagi penyandang disabilitas dalam kehidupan persekutuan dan pelayanan, gereja ikut serta dalam karya pembebasan itu. Mari mulai menjadi gereja yang aksesibel. Bukan esok, mulailah hari ini dari cara pandang kita sendiri. Lalu tularkan kerinduan ini pada sesama, agar gereja yang aksesibel itu tidak hanya sebuah mimpi.
VOL.17/APR 2023
[Pdt. Helen Aramada Setyoputri, S. Si., M. A. (Alumni Fakultas Teologi 2004)]
foto:dok./Panitia
Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
Community Development in Rejowinangun Tourist Village
The English Language Education
Department (ELED) of Universitas kristen Duta Wacana (UKDW) held a Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Village Development Program for ELED students who are in their 6th semester. This program was intended to enable students to use their knowledge and skills to give service to the community just like one of the Duta Wacana values, service to the world The program was held in Rejowinangun Tourism Village located in Kotagede, Yogyakarta Rejowinangun Tourism Village has five clusters which become the main tourist attractions The five clusters are culture, crafts, herbs, culinary, and agrotourism Besides the clusters, Rejowinangun Tourism Village also has a traditional dance called “Tari Edan-Edanan”. This traditional dance is used to welcome important guests when they come to the village. Besides doing the community development program in the tourism village, ELED also has a joint program with Cinta
Bangsa Kindergarten which is located in Rejowinangun Tourist Village. Cinta Bangsa Kindergarten is located in Retno Dumilah street, Kotagede, Yogyakarta This school places democracy as a fundamental value in its vision and mission.
On 17 February 2023, the program field supervisors consisted of Dra Mega Wati, M.Pd, Lemmuela Alvita Kurniawati, M.Hum., and Ignatius Tri Endarto, M.A. along with the 6th-semester students of ELED went to Rejowinangun Tourism Village’s secretariat office to hand over the students to the village administrators. The event attended by Pak Icok and Pak Didik, the village administrators as well as the cluster coordinators, marked the start of the community development program in Rejowinangun Tourist Village In this event, the village administrator provided general and comprehensive explanations about Rejowinangun Tourism Village. During the event, the Memorandum of Understanding (MOU) between Rejowinangun
Tourist Village and
On March 2, 2023, the field supervisors and t h e s t u d e n t s w e n t t o C i n t a B a n g s a Kindergarten to hand over the ELED students as previously done in Rejowinangun Tourist Village Dra Anastasia Endang Suhartini, M.Pd as the headmaster of the Cinta Bangsa Kindergarten welcomed the ELED 6th students and the field supervisors Dra Anastasia Endang Suhartini, M Pd then started to explain how the school is operated, the classes, and the activities. She expected that ELED students could make various programs for the school and the students, such as digitalizing the traditional games introduced by the teachers and played by the students and developing the school website and YouTube channel.
was signed. Village and March 15, 2023 in Cinta Bangsa Kindergarten The needs analysis in Rejowinangun Tourist Village was guided by Pak Icok and Pak Didik as the village administrators. Pak Icok and Pak Didik then took the ELED students to the five clusters of Rejowinangun Tourism Village. In the five clusters, they explained the problem the clusters are facing In response to the problem faced by most of the clusters, the students plan to make a social media account to promote the handicraft produced by Rejowinangun Tourism Village In Cinta Bangsa Kindergarten, the students observed h o w t h e s t u d e n t s i n C i n t a B a n g s a Kindergarten study and join the class activities. From the observation, the students decided to make a picture storybook for the kindergarten students Hopefully, all the programs that are planned will give improvements and empowerment to the community. [Maria Hanum]
The first activity done by the students was conducting a needs analysis in Rejowinangun T o u r i s m V i l l a g e a n d C i n t a B a n g s a Kindergarten. The needs analysis was held on March 28, 2023 in Rejowinangun Tourist
BEM Gathering: Welcoming New Members and Fostering Unity
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) of
the English Language Education Department (ELED) of UKDW organized a gathering on April 14 - 15, 2023. The event was held to foster a sense of unity among new members within the organization. The first activity began with a welcoming session hosted by Christina, the chairperson of BEM.
Following the welcoming session, Anesti Budi Ermerawati, S.Pd., M.Hum. (the Vice Dean for Student Affairs of the Faculty of Education and Humanities) gave a brief greeting to welcome all new BEM members. After the greeting, a game was played to liven up the atmosphere Two games were conducted during this section. The first game was "Simon Says", followed by an introduction game. The participants seemed to enjoy this activity The second game involved all the participants, including the staff and lecturers. Each person had to state their name and unique trait while holding a ball. The ball was then thrown to the next player,who had to repeat the previous participant's name and trait before stating their own. The purpose of this game is to get to know each other. In an organization, building trust by getting to know one another is important to reach the ultimate goal.
The next session was led by Dra. Mega Wati, M.Pd. (the Dean of the Faculty of Education and Humanities) During her session, she emphasized the importance of setting growth targets in academics or organizations. She identified five growth targets, which she abbreviated as ELMIP: Educator, Leader, Manager, Inspiration, and Peace Builder. She explained that anyone can become an
educator, a leader, a manager, an inspiration, and a peace builder. It all depends on whether we choose to develop ourselves and become the best version of ourselves or just blindly follow what others say "Being a peacebuilder is not limited to small organizations or classrooms; it can be applied anywhere, and quot; emphasized Mega. She added that being an inspiration is not always about being famous or influential. Anyone can become an inspiration by making positive contributions to society and taking action.
At night, there was also a campfire session, which was led by Tuji, a staff in the Department of Humanities Once the Campfire session ended, all participants gathered at the meeting point for information and an evaluation. TOR: Term of Reference
P3DK: A proposal to ask for money for the project to be done. P3DK: Proposal Permohonan Pencairan Dana Kemahasiswaan
The next day, a brief morning prayer was held and led by Kenny, one of BEM members. The next session was about creating a Term of Reference (ToR) and P3DK. Christina and Johnson were responsible to give a brief explanation to participants before the TOR creation process began The staff of the Faculty of Education and Humanities and English Language Education Department, Sinta and Aria also provided some additional information. As BEM had five projects that needed to be completed, the ToR creation process was divided into five groups. Each group consisted of two people who would handle one project This session was concluded with a presentation by each group about their Term of Reference. [Pierre Johnson]
VOL.17/APR 2023
7
ELED
foto:dok./Pribadi
foto:dok./Panitia
foto:dok./Panitia
Selfie: Bagaimana Kita Memandang Diri Sendiri
menyebut selfie ketika hendak memotret dirinya sendiri Namun, bagaimana jika kata “selfie” digunakan sebagai judul film? Ketika membuat sebuah film, kita pastinya tidak hanya memikirkan isi ceritanya, tapi juga memikirkan judul film yang menarik orang untuk ditonton.
Orang yang memiliki low self-esteem akan cenderung:
Sangat sensitif terhadap segala jenis kritik atau pendapat,
Ÿ Menghindari interaksi sosial karena rasa takut,
Selfie. Satu kata ini sudah tidak terdengar
asing bagi telinga kita. Bahkan, satu kata sederhana ini sangat populer dalam kehidupan sehari-hari Menurut KBBI, selfie atau dalam bahasa Indonesia “swafoto” adalah potret diri yang diambil sendiri tanpa bantuan orang lain dengan menggunakan kamera ponsel atau kamera digital, biasanya untuk diunggah ke media sosial.
Kata gaul “selfie” pertama muncul pada tahun 2002, dalam sebuah forum internet Australia, “Dr Karl Self-Serve Science Forum”. Pada November 2013, kata “selfie” secara resmi tercatat dalam Oxford English Dictionary online dan masuk dalam penghargaan “word of the year” atau “kata tahunan” Biasanya, orang akan
Di YouTube, terdapat sebuah film pendek yang berjudul “Selfie”. Film ini mengangkat salah satu tantangan yang sering dihadapi ketika menjalani rutinitas sehari-hari, yaitu menghadapi penilaian dari orang lain. Film yang disutradarai oleh Ramchandra Gaonkar ini menggambarkan bagaimana kita dengan mudahnya terpengaruh oleh pikiran, pendapat, kritikan, pandangan, penilaian yang negatif atau yang keliru dari orang lain Akibatnya, kita mulai merasa terpuruk, tidak dihargai, tidak percaya diri, dan merasa lebih rendah daripada orang lain Bahkan, kita pun juga ikut memberi penilaian yang buruk pada diri kita sendiri. Sama halnya ketika kita berswafoto untuk pertama kali dan hasil fotonya tidak terlalu bagus, misalnya karena wajah kita yang tampak chubby atau tidak good-looking. Walaupun ada faktor lainnya yang mempengaruhi tampilan foto selfie, kita justru berfokus untuk menilai pada wajah dulu sebelum ke hal lainnya Kedua situasi tersebut menggambarkan situasi orang memiliki low selfesteem.
Self-esteem jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya adalah harga diri Menurut KBBI, harga diri adalah kesadaran akan berapa besar nilai yang diberikan pada diri sendiri. Jadi, self-esteem dapat diartikan sebagai cara kita memandang dan menilai diri sendiri.
Ketidaknyamanan dan tidak percaya diri,
Ÿ Mudah marah atau berperilaku agresif,
Ÿ Overthinking pada masalah dan kesalahan,
Ÿ Meragukan kelebihan yang dimiliki,
Selalu mengharapkan pujian dari orang lain.
Perilaku yang merasa rendah dan memandang buruk diri sendiri biasanya disebabkan oleh masa lalu yang traumatis seperti keluarga yang tidak harmonis, dibully di sekolah, atau dilecehkan oleh orang lain. Selain itu, kritik yang negatif dari orang tua atau guru yang diterima selama masa anak-anak merupakan titik awal dari ketidakpercayaan diri. Media sosial juga menjadi penyebab munculnya low self-esteem. Begitu scrolling di media sosial, pasti akan menemukan beberapa posting orang-orang yang good-looking atau yang memamerkan barang mahal dan momen yang bahagia. Melihat hal itu, kita mulai membandingkan diri dengan orang lain. Perasaan tidak bahagia dan tidak puas pun muncul, bahkan mulai tidak mensyukuri apa yang Tuhan sudah berikan untuk kita dan apa yang kita masih miliki. Namun, film pendek “Selfie” tidak berakhir dengan terpuruknya tokoh utama, tetapi sebuah pesan dari orang asing kepada tokoh utama itu. “Pria ini baru mengenal saya dari Stasiun Ghatkopar dan saya sudah mengenal diri saya selama 21 tahun,” pesannya. Memang benar yang diucapkan oleh orang asing itu. Kita sudah hidup
bersama diri sendiri dari lahir, tapi lucunya kita kadang mudah terpengaruh oleh ucapan orang yang baru mengenal kita sehari, satu jam, lima menit, atau bahkan dari orang-orang terdekat yang sudah lama mengenal kita. Mengapa bisa demikian? Mungkin karena kita selalu memandang diri dari sisi yang buruk, sisi yang kurang mampu. Mungkin kita belum menyadari kelebihan dan potensi kita. Mungkin bisa juga karena pendirian kita masih lemah dan mudah goyah Oleh karena itu, kita memilih untuk bergantung pada pendapat orang lain.
Sudah saatnya kita mulai berkenalan kembali dengan diri sendiri, memperbaiki cara pandang kita terhadap diri sendiri Bagi yang masih berfokus pada sisi buruk, cobalah untuk beralih ke sisi lain, sisi yang lebih positif, sisi yang memiliki kelebihan dan kemampuan, sisi yang penuh harapan dan impian, sama seperti halnya mengambil foto selfie dari sudut yang berbeda.
Namun, ada baiknya juga mendengar ucapan orang lain, terutama dari orang yang terdekat, seperti keluarga dan sahabat, tetapi tidak semua ucapan itu harus diterima. Pandailah memilih dan memilah penilaian orang lain, entah itu baik maupun buruk Terkadang, penilaian yang buruk dapat memotivasi kita untuk menjadi lebih baik Penilaian yang baik belum pasti memuaskan dan kita tetap harus mengevaluasi dan memperbaiki diri. Apabila penilaian orang lain dapat membangun, terimalah dan lakukanlah Dan, apabila penilaian itu tidak membangun, maka abaikanlah, jangan sampai malah mengganggu pikiran dan hati kalian [Abigail Natalia P.H].
Menggunakan Phrasal Verb dalam Komunikasi Sehari-hari
Frasa seringkali muncul dalam percakapan sehari-hari berbahasa Inggris. Tidak jarang orang
menggunakan frasa-frasa seperti break up, get up, give up, make up, dan back up. Tahukah anda bahwa frasa-frasa tersebut merupakan penggabungan dari kata kerja (verb) dan up yang merupakan preposisi (preposition), sehingga dalam bahasa Inggris disebut Phrasal Verb (frasa kata kerja), yaitu kata kerja yang ditambahkan dengan preposisi (preposition) atau keterangan (adverb) sehingga menjadi sebuah frasa.
Preposition sendiri merupakan kata sambung yang menunjukkan posisi, arah, waktu, tempat, dll. Lalu, preposition apa saja yang populer digunakan di belakang sebuah verb agar menjadi phrasal verb? Selain up, seperti pada contoh-contoh yang telah disebutkan di atas (break up, get up, give up,
1.Up
•count on
• speak up
S p e a k u p m a r a k d i g u n a k a n u n t u k mengistilahkan seseorang yang berbicara dengan lantang/ mengungkapkan fakta maupun opini dengan terus terang.
Contoh: Saksi kunci sudah mulai speak up, fakta akan mulai terkuak.
She speaks up about the persecution that happened to her.
• show up
Showup dapat diartikan datang
Contoh: Mr. Feng showsup at the meeting.
2.Down
•run down
Sering juga disebut sebagai rundown acara yang berarti susunan acara yang terstruktur. Seperti contoh, “Menurut rundown, pukul 3 kita akan memulai acara ini.”
Namun jika run sebagai verb, ditulis terpisah dari down sebagai preposition, memiliki arti berhenti bekerja/ berfungsi.
Contoh: The car has rundown.
•settle down
Settle down berarti menata kehidupan yang nyaman dan tenang.
Contoh: I’ll settle down in Yogyakarta after getting married.
Count on berarti percaya
Contoh: I count on you to be my group leader.
You can counton me, I am experienced.
4.Off
•show off
Show off memiliki arti pamer. Frasa show off juga kini sering digunakan, terutama untuk aktivitas memamerkan aktivitas dalam bentuk foto atau video di media sosial. Sering terjadi kekeliruan dalam penggunaan show off dan show up. Jadi jangan sampai keliru ya, karena artinya cukup jauh berbeda.
Contoh: Sam shows off his girlfriend’s car by taking some videos of it and posting it.
make up, back up), ada down seperti pada calm down dan sit down, on seperti pada come on, off seperti pada lay off, in pada check in dan log in, out pada find out dan sign out, over pada fall over, away pada go away dan pass away), after pada go after, apart pada fall apart, around pada call around, serta for pada look for.
Banyak English Phrasal Verb yang juga digunakan ketika berbicara menggunakan Bahasa Indonesia atau sering disebut sebagai code-switching, seperti juga yang kini popular disebut bahasa anak Jaksel, ataupun berbicara dengan mencampurkan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Nah, untuk memahami lebih jelas tentang phrasal verb, berikut beberapa contoh phrasal verb yang digolongkan dari preposition yang digunakan:
Ben’s pocket money is running out because the end of month is approaching.
•try out
Frasa try out cukup popular apalagi ketika menjelang ujian kelulusan sekolah, try out berarti mencoba.
Contoh: The final exam is 2 months from now, we have some math tryout exam today.
Let’s try it out, the bakery in front smells delicious.
7.Over Contoh:
sleep over
Phrasal verb sleep over terkadang di salah artikan sebagai tidur berlebihan. Yang betul, sleep over berarti menginap.
work.
B: I’m getting away (phrasal verb) to Kaliurang for healing.
A: Are you serious? You are having getaway (noun)?
B: Yes, I need to calm my mind down.
•lock away
Frasa lock away cukup popular sebagai judul lagu Locked Away milik R. City ft. Adam Levine yang rilis di tahun 2017. Lock away berarti mengurung/ mengunci/ menyimpan di tempat yang aman.
Contoh: I locked away the money you asked me to save in the safe box. In 2020, almost all people lock themselves away to avoid virus.
•make off
5.In
She showsoff her new necklace. Make off berarti kabur
Contoh: The man makes off without paying the food.
(On the telephone) Mom, tonight I’ll sleep over at Mayden’s boarding house because we have some group works to do until late at night.
8.Away
•give away
9.After •Take after
Look after memiliki arti menjaga/ bertanggung jawab atas.
•hang on Hang on memiliki dua arti yaitu, tunggu sebentar dan berpegang pada sesuatu.
Contoh: Please hang on, I’ll be there in 5 minutes.
Hangon, I’ll drive faster.
•carry on
3.On Carry on berarti melanjutkan aktifitas
Contoh: Just carry on your task, I am just passing by.
Pada contoh diatas, carry on dikatakan ketika orang pertama (A) lewat dan menyapa B yang sedang mengerjakan tugas.
Put off berarti menunda/ menolak.
Contoh:It’s less than 1 hour before the flight, we can’t putoff now.
•put off •hang in
Hang in berarti tetap disana dan lanjutkan atau teruslah berusaha.
Contoh: Hang in there, you’ll get a better job soon.
•give in
Frasa give in jarang digunakan Give in memiliki arti serupa dengan give up. Give in memiliki arti mengalah, sedangkan give up berarti menyerah.
Contoh: Ben gives in to his girlfriend after a long debate about which food has better taste.
6.Out
•run out
Run out berarti kehabisan.
Contoh: She’s run out of time, so she got C on grammar test.
Phrasal verb give away, yang berarti memberi sangat popular belakangan ini di media sosial. Terkadang penulisan give away dapat digabungkan menjadi giveaway yang memiliki makna yang serupa, namun memiliki fungsi yang berbeda Givaway merupakan kata benda (noun), bukan kata kerja (verb) ataupun phrasal verb.
Contoh: Taylor Swift gives away (phrasal verb) her pink scarf to her fan.
Taylor Swift is holding a giveaway (noun) in her concert.
•get away
Get away berarti pergi atau meloloskan diri, dapat juga diartikan sebagai short escape yang biasa digunakan ketika hendak liburan. Get dan away juga dapat digabungkan menjadi getaway yang juga berfungsi sebagai noun.
Contoh:
On the telephone
A: Hi, what are you doing? Let’s do our group
Contoh: The baby sitter is looking after the babies. After my brother move to Singapore, I have to lookafter my parents.
•look after Take after memiliki arti mirip/ menyerupai.
Contoh:
Sally’s son takesafter her.
10.For
•pay for
Pay for memiliki arti membayar/ mendapat hukuman.
Contoh: He has to pay for his wrong decision by leaving the company.
Itulah kesepuluh preposisi yang cukup pupuler digunakan di phrasal verb Masih banyak preposisi dan adverb lain yang dapat digunakan dalam phrasal verb seperti ahead, into, around, back, across, from, forward, dan masih banyak lagi. Beberapa contoh phrasal verb di atas dapat menjadi referensi untuk menambah vocabulary untuk berbincang dalam Bahasa Inggris. Selamat mencoba!
(Fransiska Selvy)
VOL.17/APR 2023
4
Pusat
Universitaria
Pelatihan Bahasa
8 Pusat Pelatihan Bahasa
foto:dok./Google
UKDW Student Selected as IISMA Awardee to Sapienza University of Rome
Haniif Ahmad Candraputra, a student of
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) majoring in Informatics is s e l e c t e d a s a n a w a r d e e o f I n d o n e s i a n International Student Mobility Awards (IISMA) 2023 He becomes part of Indonesia's best students who got the scholarship to study for one semester at top universities abroad. Haniif will spend the Fall Semester 2023 at Sapienza University of Rome.
"We are proud that Haniif successfully passed the tight competition in the IISMA selection process," said the Director of the Office of Partnerships and Public Relations Dr. phil. Lucia Dwi Krisnawati.
IISMA is a scholarship scheme by the Government of the Republic of Indonesia to fund Indonesian students for mobility programs at top universities and reputable industries overseas. IISMA covers two schemes for both undergraduate and vocational students. With IISMA, they can spend one semester at prominent partner institutions. For undergraduate students, this program equips them with the skills required for the future workforce: sense-making, social intelligence, novel & adaptive thinking, crosscultural competency, computational thinking, new-media literacy, transdisciplinarity, design mindset, cognitive load management, and virtual collaboration For vocational students, this
program offers learning in collaboration with industry where they will undertake practical assignments to enhance their skills Overall, IISMA will expose Indonesian students to international academic and cultural diversity. The scheme is centrally managed by the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology (MoECRT).
UKDW has organized various activities to prepare students who are interested to apply for IISMA 2023 since last year, including conducting IISMA info session and workshop on writing motivation letter, and preparing for scholarship interview. These programs aimed to help students to be ready go through the fierce
Six Students Awarded as the 2023 Scranton Essay Contest Winner
selection process.
“I am very grateful for the guidance from UKDW’s Office of Partnerships and Public Relations (Biro IV) and the support from the lecturers, friends, family, and loved ones, that I can pass the selection process,” said Haniif.
As Indonesian young generation, he hopes in the future he can contribute to develop this country, especially in the field of technology. “By joining IISMA program, I wish to learn from influential people in the world so that I can bring back and implement those knowledge to Indonesia,” he said.
9 Office of International Affairs VOL.17/ APR 2023
foto:dok./Humas UKDW foto:dok./Humas UKDW foto:dok./Humas UKDW foto:dok./Humas UKDW foto:dok./Humas UKDW foto:dok./Humas UKDW Congratulations!
Kezia
Apriani
Trifena Katrina Information Systems Department Dinda Marettasya S. Information Systems Department Hanna N. Putri Product Design Department
Gloria
Stevalen Management Department
Vanessy S. Master of Management Program
M. Sibarani Theology Doctoral Program
Siraman Rohani:
Adakah Yesus dalam Ziarah Hidupmu?
ada tanda-tanda perdamaian Apakah kebangkitan Kristus memang berdampak? Kira-kira pertanyaan inilah yang muncul ketika peristiwa kebangkitan itu terjadi. Memang pertanyaan yang muncul tidak sama persis. Tetapi kematian Yesus akibat penyaliban menjadi sebuah pergumulan dan kegalauan yang besar diantara para murid.
Kisah perjalanan ke Emaus menjadi salah satu bukti betapa gusar dan galaunya murid-murid pasca kebangkitan Yesus. Kisah ini dimulai dari perjalanan dua orang murid Yesus menuju Emaus. Teks tidak memberikan keterangan yang jelas tentang siapa murid-murid itu Penulis
Lukas hanya menyebut salah satu nama dari dua murid itu, yaitu Kleopas. Apa tujuan mereka ke Emaus juga tidak jelas. Kita hanya bisa menduga, mereka berusaha untuk melakukan trauma healing dengan meninggalkan Yerusalem dan pergi ke Emaus karena sebuah ironi terjadi Mereka ditimpa masalah yang membuat hati mereka tidak damai di kota yang disebut sebagai kota damai (Yerusalem berarti “kota damai”).
perempuan yang mengunjungi makam Yesus. Maka tidak heran jika mereka tidak sadar (bahkan tidak tahu) bahwa Yesus sedang bersama mereka Yesus sendiri tahu bahwa kedua muridNya ini sedang bergumul dan trauma Oleh karena itu, Yesus tidak memperkenalkan diriNya secara langsung supaya mereka tidak semakin shock Dia memilih berbincang-bincang dan berjalan bersama mereka meskipun mereka tidak mengenalNya. Melalui percakapan itu, Yesus mengenalkan diriNya sekaligus membangun pemahaman yang baru tentang Mesias kepada mereka. Memang Dia menyebut murid-muridNya bodoh karena tidak juga paham tentang tujuanNya datang sebagai Mesias. Tetapi Dia tetap sabar dengan ketidaktahuan mereka.
foto:dok./pinterest
Setahun yang lalu, saya menulis sebuah
artikel refleksi Paskah di situs milik komunitas pemuda remaja sinode asal saya. Artikel itu saya tulis dalam situasi dunia yang sedang dalam ambang perang dunia ketiga Perang Rusia-Ukraina yang dimulai bulan Februari 2022 lalu terus bergejolak semakin parah dan tidak menunjukkan tanda-tanda berakhir Maka saya menuliskan refleksi saya tentang Paskah dan bagaimana Paskah dihayati dalam kondisi perang yang besar ini.
Artikel tersebut saya akhiri dengan sebuah iman bahwa Yesus yang bangkit menjadi sumber harapan besar atas berakhirnya perang. Dalam hati, saya yakin bahwa setidaknya perang RusiaUkraina akan berakhir ketika Paskah dirayakan. Tetapi dugaan dan ekspektasi saya meleset
Kenyataannya, perang Rusia-Ukraina tidak kunjung usai Kecaman dari seluruh dunia, usaha-usaha dialog dan rekonsiliasi, bahkan ancaman resesi global akibat perang tidak membuat Rusia dan Ukraina berpikir untuk segera menghentikan konflik sehingga perang masih terus terjadi sampai saat ini.
Hal yang menjadi pemikiran adalah apakah kematian dan kebangkitan Kristus tidak berdaya dalam mengakhiri perang Rusia-Ukraina?
Pertanyaan ini tentu akan menuai berbagai pendapat dan argumentasi Sebagai orang Kristen, kita yakin bahwa kebangkitan Yesus 2000 tahun lalu tetap berdampak hingga zaman sekarang ini. Tetapi kita diperhadapkan dengan sebuah realita bahwa perang Rusia-Ukraina masih berkecamuk sampai sekarang dan tidak
Dalam perjalanan itu, mereka mendiskusikan apa yang baru saja mereka alami Mereka terindikasi mengalami anomali yang membuat mereka shock. Mereka menyaksikan Yesus yang mati tersalib dengan penderitaan yang luar biasa tanpa perlawanan sama sekali. Padahal selama ini mereka yakin dan percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang selama ini mereka harapkan akan membebaskan mereka dari kolonialisme Romawi. Persis seperti yang dipahami oleh kedua belas murid tentang Yesus. Sekarang, harapan mereka akan kemerdekaan melalui Yesus benar-benar sirna. Mereka berpikir bagaimana nasib mereka sekarang?
Dalam perjalanan itu, Yesus hadir di tengahtengah mereka Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa kedua murid ini tidak mengenali Yesus sama sekali? Kedua murid ini sedang mengalami trauma dan duka yang mendalam, sehingga pikiran mereka ikut kacau. Apalagi mereka merasa jengkel dan semakin kacau setelah mendengar berita dari para
Aku dan Ekspresi Diriku
Bulan April 2023 ini terbilang unik
Bagaimana tidak, di bulan April ini ada empat peringatan keagamaan yang terjadi berturut-turut, sehingga hari libur kerja pun semakin banyak Selain itu, bulan April juga dikenal sebagai bulan Kartini, bulan perempuan, dimana para perempuan Indonesia diundang untuk berefleksi tentang keperempuanan mereka di tengah masyarakat majemuk di Indonesia ini. Dalam beberapa perjumpaan dengan temanteman sesama mahasiswa UKDW di kampus, seringkali saya menjumpai beberapa temanteman perempuan, yang berpakaian cukup minim. Entah baju mereka yang sangat ketat dan menonjolkan bagian payudara mereka, menggunakan rok yang sangat pendek dan ketat, atau mengenakan baju crop top hingga pusar mereka terlihat Mungkin sebagai sesama perempuan, saya melihat hal tersebut sebagai hal yang biasa saja. Tetapi entah apa yang ada di pikiran laki-laki dan sesama perempuan lainnya ketika melihat ada teman perempuan yang berpakaian demikian.
Suatu ketika saya mencoba menanyakan beberapa dari mereka, “Menurutmu bagaimana, Mas?”. Beberapa mengatakan, “Untuk apa sih?
Supaya dilihat orang gitu bagian tubuhnya bagus?” Ada juga yang mengatakan, “Bagian yang seharusnya dinikmati oleh suaminya kelak, malah dibagikan untuk orang lain”. Bahkan ada pula yang mengatakan, “Mau jadi seperti apa mereka? Kalau merantau lalu pulang bukan memberikan ijazah, tetapi memberikan cucu untuk orang tua”. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan masih sangat dibatasi dalam berekspresi mengenai pakaian.
M e n u r u t S i s t e m I n f o r m a s i O n l i n e
Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni P P A ) y a n g d i k e l o l a o l e h K e m e n t e r i a n
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, dari 25 077 kasus kekerasan, jumlah korban perempuan sebanyak 22 786 Lebih khusus lagi, kasus yang paling banyak terjadi adalah kekerasan seksual. Artinya, perempuan paling rentan terkena kasus kekerasan seksual Pertanyaannya adalah mengapa perempuan rentan menjadi korban kasus kekerasan seksual?
Stigma yang beredar di masyarakat adalah kasus pemerkosaan terhadap perempuan ini terjadi karena faktor perempuan itu sendiri Dimana cara berpakaian yang tidak pantas, sehingga menaikkan nafsu seksual para laki-laki. Hal ini sebenarnya terkesan sangat tidak adil, karena perempuan tidak hanya menjadi korban, tetapi juga dianggap sebagai penyebab kasus itu terjadi.
Stigma seperti ini membuat perempuan terkurung dalam tubuhnya sendiri. Seharusnya tubuh itu menjadi sarana perempuan untuk mengekspresikan dirinya, tetapi tubuh perempuan justru dijadikan sebagai objek yang membuat rugi perempuan itu sendiri. Seolaholah perempuan tidak lagi memiliki kuasa atas tubuhnya sendiri dan orang lainlah yang mengatur tubuh perempuan Mengeksploitasi tubuh perempuan adalah sebuah tindakan yang tidak menghormati Allah sebagai Sang Pemberi karena tubuh perempuan juga diciptakan oleh
Allah.
foto:dok./pinterest
Sebagian besar perempuan Indonesia, dididik dan dibesarkan dalam beberapa aturan yang hampir sama di setiap daerah. Contohnya, setiap perempuan dilarang untuk berpakaian yang terlalu terbuka atau terlalu pendek. Berita yang berkembang adalah jika seorang perempuan menggunakan baju atau celana yang terlalu terbuka atau terlalu pendek dapat membuat orang lain merencanakan pemerkosaan terhadapnya.
Jika pernyataan tersebut memang benar adanya, maka seharusnya Bali menjadi salah satu kota dengan tingkat kasus pemerkosaan tertinggi di Indonesia Namun menurut riset Databoks, wilayah Indonesia dengan kasus pemerkosaan terbanyak adalah Jawa Timur. Di Bali, kita bisa dengan mudah menjumpai orang-orang yang berpakaian sangat terbuka, baik itu di pantai maupun di sepanjang jalan raya. Berbagai model pakaian dapat kita jumpai di sana. Mulai dari pakaian yang bagian atasnya terbuka atau bagian
Percakapan itu direspons dengan kesediaan para murid untuk tinggal bersama Yesus Awalnya Yesus hendak meninggalkan mereka, tetapi mereka meminta agar Yesus bersedia tinggal bersama mereka karena hari sudah petang. Mereka merasa ada kedamaian selama mereka bercakap-cakap. Yesus bersedia tinggal bersama mereka Kemudian Yesus menampakkan kemuliaanNya kepada kedua muridNya dan menghilang. Setelah itu, mereka kembali ke Yerusalem untuk memberitakan apa yang baru saja terjadi kepada para rasul. Mereka merasakan ketakutan serta kegembiraan yang besar karena Tuhan telah bangkit. Dalam kehidupan ini, kita dipenuhi ketakutan dan krisis seperti kedua murid ini. Dalam ketakutan dan krisis ini kita juga sering lupa bahwa Tuhan ada bersama kita. Melalui pengalaman kedua murid ini, kita diingatkan bahwa Yesus yang telah bangkit tidak pernah absen meskipun Dia seakan absen dari sekitar kita Yesus selalu ada dan berjalan bersama ziarah hidup kita Lalu, apakah kita menyadarinya? Selamat merayakan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus! Amin. [MS]
bawahnya yang terlalu pendek, maupun memperlihatkan hampir keseluruhan tubuh perempuan dan laki-laki.
Contoh lain yang menegaskan bahwa p a k a i a n b u k a n l a h p e m i c u d a r i k a s u s pemerkosaan adalah teman-teman yang beragama Islam. Meskipun sudah menggunakan hijab, bahkan cadar, masih tetap menjadi korban pemerkosaan. Perempuan yang bercadar pun hanya menunjukkan matanya saja Bahkan menurut survey yang dilakukan oleh Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA) ada sekitar 17,47% korban yang mengenakan rok panjang dan celana panjang, 15,82% perempuan dengan baju lengan panjang, 14,23% yang mengenakan seragam sekolah serta pakaian lainnya, 13,20% perempuan berhijab pendek atau sedang, 3,68 % perempuan berhijab panjang, serta sekitar 0,17% perempuan berhijab dan bercadar Artinya sekitar 17% korban pelecehan seksual menggunakan hijab. Jika pakaian menjadi faktor pemicu terjadinya kasus pemerkosaan, bukankah mereka telah menutup hampir seluruh bagian tubuh mereka? Dari fakta tersebut, kita bisa melihat bahwa berpakaian seperti apapun modelnya, tidak menentukan apakah orang tersebut akan menjadi korban kasus pemerkosaan atau tidak. Sebenarnya kita tidak bisa mengatakan bahwa perempuan adalah korban sekaligus penyebab dalam kasus pemerkosaan atau kekerasan seksual.
Berkaitan dengan hal berpakaian, para mahasiswa (tidak hanya yang bergender perempuan) seharusnya tetap memperhatikan etika dalam berpakaian di kampus UKDW sebagai perguruan tinggi berupaya memberi ruang aman untuk kepelbagaian yang ada dan w a d a h b a g i s e t i a p m a h a s i s w a u n t u k mengekspresikan dirinya Sehingga yang menjadi poin atau tolak ukur kita bukan terletak pada nafsu seksualitas seperti statement ‘pulang bukan bawa ijazah tapi bawa cucu ’ Kita seharusnya lebih menyoroti etika dalam berpakaian, sopan atau tidak, pantas atau tidak, jika berpakaian seperti itu di lingkungan institusi pendidikan Bagaimanakah kira-kira para Kartini muda milenial akan menanggapi hal ini?
[Michelin Isa Bana – TIK]
VOL.17/ APR 2023 10
Campus Ministry
KELTO: Tour Paskah Kelompok Teologia Karo UKDW
KELTO (Kelompok Teologia Karo) adalah
sebuah perkumpulan mahasiswa suku Karo di Fakultas Teologi Universitas
Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta
Perkumpulan ini mengambil inspirasi nama dari buah Kelto, yaitu buah yang dapat diolah menjadi
kolang-kaling pada pohon enau. KELTO pada
dasarnya adalah mahasiswa-mahasiswa yang
berasal dari sinode Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) dari berbagai runggun atau gereja
Meskipun penggagas kelompok ini berasal dari
Sinode GBKP, KELTO tidak menutup pintu bagi sinode-sinode lain Tahun ini anggota aktif
KELTO berjumlah 10 orang yang terdiri dari
Angkatan 2019, 2021, dan 2022.
Setelah vakum selama hampir tiga tahun, program rutin KELTO kembali dilakukan pada tahun 2023. Program kunjungan paskah (Tour Paskah) rutin dilakukan ke runggun-runggun GBKP untuk merancang serta melaksanakan rangkaian kegiatan Paskah. Beberapa di antara
Runggun Yogyakarta
rangkaian Paskah tersebut dimulai dari Kamis Putih, Jumat agung, Sabtu Pengharapan, serta Minggu Paskah. Di samping merancang ibadah, KELTO juga berkesempatan untuk belajar pengaplikasian dan penerapan nilai-nilai teologis yang didapatkan selama berkuliah di Fakultas Teologi UKDW. Tidak hanya itu, kegiatan Tour P a s k a h t e r s e b u t s e k a l i g u s m e l a t i h kepemimpinan mahasiswa KELTO dalam mengorganisir kegiatan pelayanan gerejawi yang ada di runggun-runggun. Tahun ini KELTO berkesempatan untuk melakukan Tour Paskah di Runggun GBKP Yogyakarta Klasis Bekasi - Denpasar. Runggun tersebut terdiri dari 20 penatua dan diakon serta e m e r i t u s , 3 s e k t o r P A R u m a h T a n g g a (Perpulungen jabu-jabu), dan 3 sektor PA Permata (kaum muda). Runggun yang terletak di Provinsi D.I. Yogyakarta ini tergolong salah satu runggun yang unik. Pasalnya, anggota jemaat yang ada di runggun tersebut mayoritas terdiri
dari mahasiswa Karo. Ratusan mahasiswa Karo merantau ke Jogja untuk berkuliah, bahkan beberapa sudah bekerja di Jogja. Oleh karena itu, runggun ini menyandang status runggun dengan kebijaksanaan khusus yang diberikan oleh Moderamen GBKP selaku pimpinan pusat GBKP. Kehadiran GBKP Runggun Yogyakarta menjadi bukti kulturisasi budaya Suku Karo yang plural di kota Jogja. Rangkaian Tour Paskah KELTO 2023 dimulai tanggal 6 – 9 April 2023. Persiapan dan rapat koordinasi yang intens dilakukan KELTO dengan Badan Pekerja Majelis Runggun (BPMR) beserta dengan seluruh serayan (penatua – diakon ) dan dibantu oleh kepengurusan PERMATA (pemuda) dalam mengeksekusi rangkaian paskah GBKP Runggun Yogyakarta 2023. Dengan koordinasi yang baik, terdapat peningkatan kehadiran jemaat pada kegiatan tersebut Jumlah kehadiran jemaat melebihi dari target dari
Resensi Buku:
Pendahuluan:
panitia. Melihat antusias jemaat yang hadir pada rangkaian Paskah tahun 2023 ini, semakin menambah sukacita bagi runggun dan seluruh panitia.
Melalui program Tour Paskah 2023, KELTO dapat berefleksi dari proses penyelenggaraan rangkaian acara tersebut Meskipun terdapat beberapa tantangan dan kendala dalam komunikasi, namun berkat pertolongan Tuhan serta dukungan para alumni sebagai donator dan kesempatan yang diberikan oleh Majelis GBKP Runggun Yogyakarta, rangkaian acara dapat berjalan dengan baik dan berkesan bagi jemaat yang hadir Tentunya program tersebut bukanlah menjadi akhir bagi KELTO dalam berpelayanan. Program Tour Paskah ini menjadi kegiatan persiapan sebelum para calon teologteolog muda terjun langsung ke gereja untuk melakukan pelayanan.
Finding Meaning: Mencari Makna di Balik Dukacita
Tahap Keenam Kedukaan
Ada momen-momen ajaib yang bisa kita temukan bersama orang yang kita sayangi yang masih hidup sekarang ini.
– David Kesser, 2021
Setiap orang tentu pernah mengalami kedukaan Kondisi dukacita tentulah tidak mudah Tidak ada orang yang siap ketika mengalami kedukaan Buku yang ditulis oleh David Kessler, seorang penulis dan murid dari
Elisabeth Kubler-Rossoleh ini membantu pembaca memahami kesedihan dan mencari makna di balik dukacita Sebagai psikiater, Elisabeth Kubler-Ross menuliskan lima tahap kedukaan yang terkenal dalam bukunya, On Grief and Greafing. Kelima tahapan tersebut adalah denial (penyangkalan), anger (amarah), bargaining (tawar-menawar), depression (depresi), dan acceptance (penerimaan)
Menurut David Kessler, kelima tahapan tersebut bukan harga mati. Sebagai tahapan, semua itu merupakan cara untuk membenahi emosi yang kacau menjadi suatu kemasan rapi. Bukan untuk menentukan, tapi menjelaskan.
“Pada akhirnya, kebermaknaan datang melalui cara untuk menjaga cinta kasih kita terhadap seseorang setelah dia meninggal sementara kita masih terus menjalani kehidupan. Bukan berarti kita tak lagi kehilangan orang yang kita sayangi itu, tetapi kita akan lebih menyadari betapa berharganya kehidupan.”
Menemukan Kebermaknaan ?
Gaya bahasa bercerita dominan dalam buku ini Melalui pengalaman pribadi dan hasil penelitian selama puluhan tahun, David Kessler menuliskan perjalanannya. Ia mengembangkan dan merenungkan tahapan klasik dalam kedukaan (penyangkalan, amarah, tawarmenawar, depresi, dan penerimaan) untuk menemukan tahap keenam yang kritis dan reflektif. Tahap keenam usulan David Kessler adalah pencarian makna atau kebermaknaan baru ketika orang yang kita sayangi meninggal, atau saat kita mengalami suatu kehilangan yang berat David Kessler mencontohkan dengan kasus perusahaan tempat kita bekerja ditutup, rumah hancur akibat bencana alam, dan peristiwa kedukaan lainnya. Peristiwa kedukaan itu bisa membuat kita terluka, bahkan mengalami keterpurukan Ada perasaan kehilangan Kehilangan itu dapat membuat kita menderita. Bahkan, penderitaan karena kedukaan dapat membayangi selama puluhan tahun. Untuk itu, menjadi penting menemukan makna dalam dukacita Makna juga dijelaskan oleh David Kessler, di mana bersifat relatif dan personal. Bahkan, ketika akhirnya menemukan makna, kita tak akan merasa itu sebanding dengan kehilangan yang kita alami.
Setiap Kehilangan Memiliki Makna
Apa itu makna? Kenapa perlu dicari dalam dukacita? Begitulah diskusi pada bagian awal ini, David Kessler menyebutkan bahwa kedukaan harus disaksikan. Dengan mengutip tulisan Elsie
Wiesel, bahwa bagi yang hidup dan yang mati, kita harus menjadi saksi, David Kessler menekankan bahwa yang dibutuhkan adalah kehadiran seseorang sepenuhnya untuk menyaksikan dalamnya kehilangan yang dialami tanpa berusaha menunjukkan hikmah di balik peristiwa itu. Tidak berusaha menggurui dan memberikan penguatan palsu. Tapi, lebih penting hadir. Tentu untuk mengakui, bahwa kedukaan itu ada dan tidak disangkal. Kedukaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses kehidupan manusia. Bahkan, termasuk adanya kematian Makna kematian juga menjadi diskusi dalam buku ini. David Kessler mengatakan, jika kematian hanya dipandang sebagai musuh yang pada akhirnya mengalahkan kita, maka kehidupan kita tak bermakna. Keputusan untuk merespon dukacita juga penting. David Kessler menyebutkan, bahwa kita masing-masing mengambil keputusan bagaimana caranya untuk pulih dari kehilangan.
Tantangan dalam Kedukaan Ketika mengalami kedukaan, kondisi tentu tidak mudah. Ada banyak pertanyaan, bahkan tak menemukan jawaban Misalnya, mengapa kedukaan ada? Itu menjadi pertanyaan yang sering muncul Jawabannya juga beragam, bahkan memicu banyak persoalan. Tidak jarang,
foto:dok./Biro 4
dapat memicu untuk bunuh diri Sebab dan tantangan dalam kedukaan juga diceritakan oleh David Kesser Bagian ini, menjadi elaborasi pengalaman dan penelitiannya mengenai pendampingan terhadap kedukaan David Kesser menyebutkan, terdapat hubungan yang rumit, kehilangan anak, bahkan keguguran dan kematian bayi. Ketika kita memiliki hubungan yang rumit dan orang itu tiba-tiba meninggal, kita tak lagi memiliki kesempatan untuk menyelesaikan masalah yang memecahkan kita dengannya atau pun untuk mengekspresikan rasa sayang Persoalan itu diolah dengan berbagai pandangan, terutama berkaitan dengan penyakit pikiran Anne Lamott mengatakan, pikiranku adalah lingkungan yang buruk. Aku berusaha tak memasukinya sendirian Itu menjadi pemantik awal bagi David Kessler menyebutkan mengenai penyakit jiwa dan adiksi dalam tulisannya Ada upaya mencari
kebermaknaan di balik adiksi. Semua itu dalam rangka menjelaskan bahwa kebermaknaan ada di mana saja, jika dicari.
Kebermaknaan Dalam kebermaknaan, David Kessler menyebutkan bahwa umumnya orang meyakini bahwa dukacita itu berhubungan dengan
k e p e d i h a n A k a n t e t a p i , K e s s l e r j u g a menguraikan bahwa lebih banyak kasih ketimbang pedih Ada cinta dalam dukacita Diskusi bagian ini juga menyebutkan tiga langkah menyerap kebaikan. Pertama, mencari pengalaman atau kenangan yang positif. Kedua, perkaya memori akan hal itu dan dinikmati serta dipikirkan Lalu, upaya untuk menyerap pengalaman positif tersebut. Belajar untuk hidup setelah suatu kehilangan itu sama seperti pembelajaran yang lain. Setiap kisah membawa pembelajaran dan kesan Ada harapan dan makna dalam setiap peristiwa. Oleh karena itu, kita perlu mencari makna di balik dukacita. Ada upaya pemaknaan baru atas kedukaan yang kita alami. Makna di balik dukacita dapat memberi daya untuk melanjutkan hidup. Makna baru bisa menjadi cara kita untuk terus maju dan menemukan jalan.
Penutup Sebagai salah satu pengembangan diri dalam merespon kedukaan, buku ini menarik Kajiannya ilmiah, tapi tidak jauh dari pengalaman sehari-hari Belum lagi, soal k e d u k a a n S e m u a o r a n g p a s t i p e r n a h mengalami Dari sisi ini, membuat saya merekomendasikan bahwa buku ini perlu dibaca. B u k u i n i m e m i l i k i k e d e k a t a n d e n g a n pengalaman hidup sehari-hari. Ketika hendak belajar lebih lanjut mengenai kedukaan, buku ini bisa menjadi teman berdiksusi yang baik. Untuk latar belakang penulis dan konteks hidupnya memang beda dengan di Indonesia. Ada banyak kearifan lokal ketika berduka yang tidak dijumpai dalam buku ini. Saya menyadari bahwa buku ini ditulis dalam konteks Amerika Sehingga, terdapat cara pandang dan kekhasan tersendiri dalam penulisannya Akan tetapi, perbedaan konteks itu menjadi menarik untuk dipelajari Buku ini merupakan bacaan yang menginspirasi ketika mengalami kedukaan Lebih lanjut, terdapat tawaran dan testimoni bagi siapa pun yang mengalami kedukaan dan dalam upaya melampaui penerimaan Semua dalam rangka perjalanan mencari makna di balik dukacita, tahap keenam kedukaan Selamat membaca, selamat bertahap !
Identitas Buku:
Judul Buku: Finding Meaning : Mencari
Makna di Balik Dukacita Tahap
Keenam Kedukaan
Penulis: David Kessler
Penerbit: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama
TahunTerbit: 2021
ISBN: 978-602-06-5243-6
Tebal: 257 Halaman
Peresensi: Yudha Adi Putra
11 Serba-Serbi VOL.17/ APR 2023
GBKP
untuk
LPKKSK UKDW Adakan Pengembangan Spiritualitas Karyawan
Muslim
embaga Pelayanan Kerohanian, LK o n s e l i n g , S p i r i t u a l K a m p u s
(LPKKSK) Universitas Kristen Duta
Wacana (UKDW) Yogyakarta bekerjasama d e n g a n Y a y a s a n P T K D u t a W a c a n a m e n g a d a k a n a c a r a P e n g e m b a n g a n
Spiritualitas Karyawan Muslim (PSKM)
UKDW pada hari Senin, tanggal 17 April 2023 di Auditorium Koinonia UKDW Acara dihadiri oleh sekitar 160 orang Pegawai Akademi (PA) dan Pegawai Pendukung Akademik (PPA) yang beragama Islam.
Mengangkat tema “Spirit Silaturahmi untuk Menguatkan Sinergi Antar Karyawan UKDW”, acara ini diadakan sebagai wujud implementasi nilai-nilai kedutawacanaan yakni ketaatan kepada Tuhan (Obedience to God), melangkah dengan integritas (Walking in Integrity), memberikan yang terbaik (Striving for Excellence), dan pelayanan kepada dunia (Service to the World).
UKDW memberi ruang bagi upaya-upaya pengembangan layanan spiritual baik bagi karyawan maupun para mahasiswanya. Cara
ini ditempuh sebagai upaya untuk merangkul semua karyawan UKDW sebagai bagian keluarga besar Duta Wacana sekaligus memupuk silaturahmi, rasa kekeluargaan, rasa memiliki, serta meningkatkan kesetiaan para karyawan dalam fungsi kerja mereka masing-masing. UKDW bersikap toleran dan memberi ruang bagi para karyawan dan mahasiswa untuk memeluk agama yang menurut mereka paling sesuai dengan keyakinan mereka.
Dalam kesempatan tersebut, LPKKSK
UKDW mengundang Ustadz Dr Suhadi Cholil, Dosen Pascasarjana Interdisipliner UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk mengulas tema yang diangkat. Ustadz Dr. Suhadi Cholil menyampaikan bahwa posisi UKDW di tengah Kota Yogyakarta dan posisi karyawan muslim yang bekerja di UKDW unik sekali "UKDW adalah lembaga pendidikan Kristen yang berkiprah di tengah masyarakat Yogyakarta yang secara umum mayoritas beragama Islam. Sedangkan para karyawan muslim bekerja di sebuah lembaga
p e n d i d i k a n K r i s t e n y a n g m a y o r i t a s pekerjanya beragama Kristen," tuturnya. Ustadz Dr. Suhadi Cholil mendorong agar semua pihak ikut menjaga tali silaturahmi dan tidak terpaku pada fakta mayoritas atau minoritas, apalagi terpancing untuk menjadikan fakta tersebut sebagai dasar berkonflik apalagi saling mengadudombakan satu sama lain. Ustadz Dr. Suhadi Cholil sendiri memiliki kedekatan tertentu dengan UKDW. Pengalaman belajar di luar negeri dan berinteraksi dengan beberapa pendeta Kristen yang kebetulan juga dosen dari UKDW.
Hal baru yang penting untuk disampaikan terkait acara ini adalah bahwa sejak penyelenggaraan tahun ini, tim inti yang bekerja
tidak hanya dari Yayasan PTK Duta Wacana dan LPKKSK saja namun secara sengaja dibentuk Kelompok Kerja (POKJA) acara yang beranggotakan enam karyawan muslim UKDW. Hal ini dilakukan guna memberikan kepercayaan kepada para karyawan muslim UKDW untuk secara kreatif dapat mengelola acara ini sesuai dengan kreativitas mereka
masing-masing.
Turut hadir dalam acara tersebut sebagai pembaca Al Qur’an adalah dari perwakilan Takmir Masjid Klitren yang biasanya menjadi salah satu tempat ibadah para karyawan muslim UKDW. Sedangkan yang bertindak sebagai saritilawah (penerjemah bacaan Al Qur’an) adalah dari salah seorang karyawan muslim UKDW.
Di akhir acara dibagikan paket Idul Fitri kepada semua karyawan muslim UKDW Walaupun sederhana namun perhatian dalam bentuk paket Idul Fitri ini sangat membahagiakan. Bukan harga nominalnya yang penting, melainkan bentuk-bentuk perhatian dari UKDW seperti inilah yang akan semakin memperkuat rasa memiliki dan kesetiaan mereka kepada UKDW Teriring salam dan doa semoga Ramadhan dan Idul Fitri 1444 Hijriah ini semakin membuka pintu-pintu berkah bagi semua warga UKDW. [LPKKSK/Adham]
VOL.17/ APR 2023 12 Serba-Serbi
foto:dok./Humas UKDW
foto:dok./Humas UKDW