OPINI
Menggali Makna Berencana
K
ata “Berencana” telah akrab di masyarakat. Hal itu diduga, salah satunya terkait dengan upaya yang dilakukan BKKBN, menyosialisasikan program keluarga berencana. Namun ketika ditelisik lebih lanjut, terdapat sesuatu yang menarik dengan kata berencana ini. Karena masyarakat biasa, lebih mengenalnya sebagai makna yang terkait akrab dengan “alat kontrasepsi”. Apakah maknannya memang sesempit itu? Perlukah kita menggali kembali kandungan maknannya? Ketika maknanya kembali digali, “Berencana” ternyata merupakan rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi. Prosesnya adalah perencanaan, di mana ia menempati posisi strategis dalam keseluruhan proses kegiatan yang dilakukan dan memberikan kejelasan arah dalam segenap penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Melalui perencanaan, suatu kegiatan akan dapat diimplementasikan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan perencanaan pula, sebuah kegiatan diharapkan akan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitasnya. Karena itu, mengurus perencanaan bukanlah masalah kira-kira atau teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit. Melainkan, persiapan perencanaan merupakan suatu proses yang matang dapat diukur, dapat dinilai, karena kejelasan langkah, model, komponen, proses dan jenisnya. Tidak heran jika Islam mengajarkan untuk merencanakan. ”Hai orangorang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs.Al-Hasyr:18).
40 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020
Ayat tersebut mengisyaratkan perlunya menyiapkan perencanaan untuk masa depan. Allah juga menamakan diri-Nya sebagai Al-Bari (Maha Merencanakan). Sifat itu sekaligus memberi inspirasi bagi umat Islam tentang pentingnya perencanaan. Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Lebih dari itu, perencanaan akan menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan. Kegiatan yang tidak melalui perencanaan yang baik, akan cenderung gagal. Sebagaimana istilah “gagal dalam merencanakan berarti merencanakan untuk gagal”. Ada beberapa alasan mengapa perencanaan penting dilakukan. Antara lain karena ia berfungsi sebagai: (1) Arah bagi suatu kegiatan; (2) Alat untuk memperkirakan (forecasting) terhadap berbagai hal yang akan