Optimalisasi Pengkajian Ulang Risiko Jatuh Dengan Pembuatan SOP Revisi & Video Reminder

Page 23

memperpanjang harapan hidup, paliatif (mengurangi penderitaan) dan suportif (memperbaiki kondisi umum pasien). Pelaksanaan

kemoterapi

yang

direkomendasikan

oleh

ASCO/ONS

Chemotherapy Administration Safety Standards (2009), secara umum menjelaskan pelaksanaan pemberian kemoterapi meliputi persiapan (tenaga medis, pasien, obat), pelaksanaan atau pengelolaan, monitoring dan evaluasi. Setiap obat kemoterapi memiliki efek samping yang spesifik yang harus diwaspadai. Efek samping tersebut dapat ditentukan berdasarkan sisitem organ yang terkena, beratnya dan waktu terjadinya. Pada sel rambut mengakibatkan rambut rontok. Pada sumsum tulang mengakibatkan mudah terjadi perdarahan dan infeksi. Pada saluran cerna timbul mual muntah, anoreksia, dan ulserasi saluran cerna. Jaringan sel rambut, sumsum tulang dan saluran cerna termasuk jaringan tubuh normal yang cepar berproliferasi sehingga mudah terkena efek sitostasika. Efek samping obat dapat terjadi secara cepat (1-24jam) misalnya febris, hipertermia, reaksi alergi, ekstravasasi, mual dan muntah. Terjadi secara lambat (24-2 bulan) misalnya toksis pada paru, jantung, ginjal, hepar dan saraf. Pemberian kemoterapi menjadi salah satu tindakan yang mengindikasikan perawat untuk melakukan pengkajian ulang risiko jatuh. Hal tersebut dikarenakan obat kemoterapi merupakan obat dengan kewaspadaan tinggi yang memiliki tahapan khusus / protokol pemberian tertentu yang dalam setiap tahapannya dapat mempengaruhi perubahan penilaian risiko jatuh terhadap pasien. Berikut ini tahapan pemberian kemoterapi pada salah satu protokol kemoterapi regimen terapi target pada keganasan kepala leher (regimen Cisplatin+Paclitaxel). Pasien diberikan infus hidrasi NaCl 0,9% 1000 ml dalam 1 jam, kemudian diberikan premedikasi, kemoterapi Paclitaxel+ cisplatin +profilaksis, serta dilanjutkan kembali dengan hidrasi NaCl 0,9% 500ml dalam 30 menit. Saat pemberian kemoterapi dilakukan observasi sampai dengan 1 jam paska pemberian (Aroeman, Nur Akbar dkk. 2017). Sebelum hidrasi cairan pasien dilakukan terlebih dahulu pemasangan infus sehingga tindakan tersebut telah mengubah skor variabel terapi intravena. Efek samping mual, muntah, merupakan efek samping yang yang lebih cepat timbul pada 1 jam pertama pemberian kemoterapi. Munculnya efek samping tersebut juga dapat mengubah variabel cara berjalan dan status mental pada pasien sehingga dapat meningkatkan skor penilaian risiko jatuh.

16


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Gambar 28. Dokumentasi Kegiatan DRK

2min
pages 73-75

Gambar 30. Revisi Draft SPO

2min
pages 77-78

Gambar 27. PPT Materi DRK

1min
page 72

Gambar 24. Fitur Monitoring Jatuh

0
page 69

Tabel 17. Kegiatan 4

0
page 65

Gambar 18. Chat konsultasi dengan mentor

3min
pages 62-64

Tabel 12. Timeline Kegiatan Aktualisasi

0
page 45

Tabel 11. Matriks Rancangan Aktualisasi

12min
pages 31-44

Tabel 8. Penapisan Isu Berdasarkan USG

3min
pages 24-27

Tabel 14. Kegiatan 1

0
page 51

Tabel 13.. Status Kegiatan Aktualisasi

3min
pages 46-50

Gambar 5. Fishbone

1min
page 28

Tabel 9. Keterkaitan dengan Substansi Agenda 3

1min
page 29

Tabel 7. Penapisan Isu Berdasarkan APKL

1min
page 23

Tabel 5. Sasaran Kinerja Pegawai

1min
page 20

Gambar 3. Alur Pelayanan Instalasi Rawat Inap

0
page 9

Tabel 2. Monitoring Risiko Jatuh

0
page 13

Gambar 2. Struktur Organisasi Ruang Fresia Lantai 2

1min
page 8

Tabel 6. Dampak Isu sesuai SKP

2min
pages 21-22

Tabel 3. Instrumen Morse Fall Scale

4min
pages 14-18

Gambar 1. Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin

1min
page 7

Tabel 1. Kegiatan Tugas Pokok Jabatan

2min
pages 11-12
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.