Universitas Ini yang Akan Menghidupi Kamu Penulis: Ahimsa Sirait
Warung Bambu atau “Warbam� adalah salah satu tempat makan yang akrab di kalangan mahasiswa UNPAR. Lokasinya yang tepat seberang gerbang pintu masuk kampus menjadi sangat strategis untuk membuka sebuah bisnis. Tak tanggung-tanggung, Warung Bambu juga merangkap sebagai rumah tinggal dan indekos. Pemilik dari warung ini, Beatrix Louise Antoinette Lopulalan atau akrab dipanggil Oma Trix, menanggapi rasa ingin tahu kami terhadap sejarah rumah/warung/indekos ini dan bagaimana Oma Trix ikut andil dalam menghidupi kawasan Ciumbuleuit.
Mutasi Ruang oleh Kampus Urban
Bagaimana cerita Oma bisa tinggal di rumah ini? Oma setelah menikah dengan Opa pada tahun 70-an, dulu tinggal di rumah sewa dekat Bumi Sangkuriang. Karena dulu pindah-pindah terus, oma bujuk opa untuk kita beli rumah. Oma cek di koran rupanya ada rumah dijual tipe bungalow di Ciumbuleuit. Dulu harganya 3,5 juta rupiah, mahal sekali pada zaman itu. Opa itu arsitek dan waktu itu proyek dapat gaji 2 juta saja. Kita bayar bertahap dan cari pinjaman 1 juta dari kenalan papanya oma yang orang chinese. Dia lihat fengshui rumah ini bagus karena menghadap arah timur jadi dia kasi pinjaman itu. Sebelum ada universitas, cuma ada beberapa orang yang masih hidup susah di rumah-rumah kayu di seberang rumah oma. Mereka dulu suka datang minta bantuan. Oma dulu suka dengar anjing dipukul di pohon beringin untuk mereka makan. Oma dulu tidak tahan tinggal disini tapi ya mau gimana lagi, dulu hanya punya uang untuk beli rumah ini.
Opa dulu punya hobi olahraga menembak, jadi di depan itu suka tembak kalong-kalong. Lalu hobi itu jadi hobi keluarga dan halaman belakang rumah dijadikan lapangan tembak. Kita dulu sekeluarga pernah ikut PON (Pekan Olahraga Nasional) untuk lomba menembak. Nah, setelah ada UNPAR Oma mulai buka indekos di dalam rumah dan halaman belakang juga jadi tempat latihan anak-anak UNPAR yang suka juga olahraga menembak.