Perspektif Tata Wilayah Universitas
Mutasi Ruang oleh Kampus Urban
Penulis: Sofian Johan
Keberadaan Universitas selalu didampingi kawasan kota sebagai ruang pelingkupnya, yang tidak bisa dihindari bahwa ruangruang pelingkup tersebut adalah sistem yang bekerja untuk membantu kehidupan universitas, berperan sebagai sebuah support system, sebut Franseno Pujianto, salah satu dosen Arsitektur UNPAR. Begitu pula universitas juga turut berperan dalam pembentukan ruang-ruang pelingkup tersebut. Keduanya saling memberikan dampak, menawarkan sebuah pasar. Suatu interaksi yang berdinamika dalam keberlangsungan pemenuhan kebutuhan. Terciptanya sebuah ruang informal sebagai median antar 2 ruang berbeda, masyarakat kota dan masyarakat mahasiswa.
Franseno menjelaskan bahwa masyarakat berkembang selama universitasnya berkembang. Pasar itu akan selalu menjadi alasan ruang-ruang informal terbentuk dan meluas selama ada wilayah yang tersedia dimana selama ada ruang ekonomi untuk diokupasi dan karena eksistensi universitas mempengaruhi. Pertanyaannya, apakah universitas bisa menyediakan segala fasilitas untuk kebutuhan partisipan ruangnya? nyatanya tidak. Universitas tidak akan sanggup menyediakan semua kebutuhan, karena kebutuhan sendiri secara individu akan berbeda - beda dan terus berkembang. Universitas akan tetap dibantu oleh lingkungan dan mutualisme dalam bentuk apapun akan tetap terjadi secara naluriah. Maka tidak seharusnya pula universitas berusaha untuk memenuhi desain yang sanggup menyediakan semuanya. Seakanakan ingin menjadi eksklusif dalam tata kota yang kolektif ini.