Suara Baptis Edisi 1 2023 - Rasa Korea

Page 22

Budaya Asing, Burukkah?

Jika Anda menonton film Pinocchio terbaru besutan sutradara Guillermo del Toro’s tak jauh beda dengan kisah film-film terdahulunya. Film ini diadaptasi dari novel klasik Italia karangan Carlo Collodi berjudul The Adventures of Pinocchio, selalu enak diikuti dalam berbagi versi. Kisahnya, pastilah Anda tahu. Yang ingin disoroti adalah pesan dari film tersebut. Pinocchio, boneka kayu pinus yang hidup, tergoda untuk berpetualang. Bermain bersama orang yang tak ia kenal dan bahkan mencelakakannya. Sang boneka kayu itu ingin menikmati kebiasaan-kebiasaan manusia, untuk bermain dan menikmati hidup. Kira-kira demikianlah tulisan di edisi kali ini. Mengutip ayat Alkitab dari 1 Korintus 15:33, “Janganlah kamu sesat, Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”

Bicara soal budaya mengutip Ralph Linton seorang antropolog mengatakan, budaya adalah keseluruhan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat tertentu. Budaya memengaruhi banyak aspek kehidupan, di antaranya agama, adat istiadat, politik, bahasa, pakaian, bangunan, hingga karya seni. Jadi, kebudayaan merupakan sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Maka, dari pengertian itu kami turunkan dalam bentuk tulisan di edisi kali ini.

Tulisan Liputan Khusus menghadirkan berbagai hal tentang budaya Korea yang dalam beberapa tahun belakangan ini digemari, disukai bahkan membentuk komunitas-komunitas musik, film hingga seni lainya di masyarakat. Apakah merusak? Tidak juga! Liputan kami mengupas sisi lain dari para penggemar musik Korean Pop atau Kpop, pencinta drama Korea atau drakor hingga perilaku yang timbul.

Jendela Teologi juga berkisah hal yang sama soal budaya asing. Seperti apa ulasan budaya asing yang terjadi di Alkitab, yang dapat memperkaya pemahaman kita tentang hal ini.

Ada pula geliat lima pemuda asal Kota Bandung bernama Pandawara yang melakukan bersih-bersih sampah di sungai seputar Bandung, Jawa Barat. Aksi mereka menjadi viral karena diunggah di Tiktok dan merambat ke media mainstream. Jelas aksi ini patut ditiru. Kisah selengkapnya dalam Majalah Suara Baptis Edisi satu 2023.

Soal tempat Healing kami juga menurunkan tulisan perjalanan wisata ke Nusa Penida, Bali. Bali? Yup… Pulau Dewata dengan Nusa Penida-nya tak usah diragukan lagi menjadi salah satu tempat healing paling asik dinikmati.

Majalah Suara Baptis (SB) yang adalah bagian dari Lembaga Literatur Baptis (LLB) terus berbenah. Salah satunya dengan rapat kerja yang dilakukan awal Januari 2023. Kenapa dilakukan? Ya, ini menjadi rapat kerja yang mengukur kembali kerja layan LLB untuk menghadirkan produk-produk berkualitas. Itu sebabnya selama 2 hari, kami menggodok apa yang telah dilakukan sepanjang tahun 2022 dan membuat perencanaan serta target di 2023 ini. Hasilnya? Akan pelan-pelan dinikmati. Baik lewat informasi-informasi bermanfaat dan mudah dipahami serta produkproduk lainnya dari lembaga ini. Optimiskah? Jelas. Dengan keyakinan bahwa Kristus Sang Juruselamat menolong LLB menjadi pusat literasi Kristen di Indonesia. Tuhan memampukan kami.

Salam, Redaksi
3
Jendela

Liputan Khusus

TREND BUDAYA KOREA DI INDONESIA

Artikel Teologi

APA ITU KESUKSESAN

DALAM PELAYANAN?

BAGAIMANA CARA

MENGUKURNYA?

Jalan-jalan

Pesona Nusa Penida, Bali

SURGA PENCINTA ALAM

PEMIMPIN UMUM

Ir. John Serworwora, Ph.D.

PEMIMPIN REDAKSI

Philip Situmorang

REDAKSI

Juniati

KONTRIBUTOR

Nurma Arifiani | Tommy Hilman | Iswara Rintis

DESAIN SAMPUL & ISI

Aries Setiawan Nugroho | Rommy Vianus Ursia | Septianus Cahyadi | Yosua Agustian

SB ONLINE

Yohanes Aris | Tim Redaksi

PEMASARAN, IKLAN & DISTRIBUSI

Inung Suprayogi | Sri Rezeki | Tukran | Tim SB

ADMINISTRASI & KEUANGAN

Elfitri Febrianti Sitanggang

REKENING

Bank Mandiri

KCP Bandung Cibeunying

No. Rekening 131-05-8000181-8

atas nama Lembaga Literatur Baptis

atau melalui Giro Pos No. 4000 004 235

atas nama Lembaga Literatur Baptis

Jl. Tamansari 16 Bandung 40116 Indonesia

(mohon mengirimkan salinan bukti pengiriman melalui Official Hotline LLB 0812 1212 5116)

PENERBIT

Lembaga Literatur Baptis

ALAMAT/KONTAK

Jl. Tamansari 16 Bandung 40116 Indonesia

Telephone: (022) 420 3484

WA Hotline: 0812 1212 5116

Email: suarabaptis@gmail.com

FB: majalah suara baptis

IG: suarabaptis

SURAT TANDA TERDAFTAR (STT)

29 Maret 1988 No.1307/SK/DITJENPPG STT/1988

ISSN 1410-2439

INDEKS
INDEKS
4

JENDELA TEOLOGI

SANTAN KAMBING DARI KOREA SELATAN

Jika Anda mengunjungi pasar swalayan orang Yahudi masa kini, hampir dipastikan Anda tidak akan menemukan produk susu berdekatan dengan daging. Terdapat jarak yang memisahkan kedua produk makanan itu. Demikian pula jika keluarga Yahudi mengundang Anda untuk bersantap di rumah mereka, jangan berharap Anda akan dapat menikmati sarapan disertai daging dan susu pada saat yang bersamaan atau daging dan keju pada saat santap siang. Kedua hal ini hanyalah bagian kecil dari kosher, sebuah istilah yang merujuk kepada aturan-aturan mengenai apa yang boleh dimakan dan bagaimana menyantapnya sesuai dengan hukum-hukum keagamaan Yahudi yang mereka ambil dari Kitab-Kitab Musa. Pemisahan antara susu dan daging, baik di dalam penjualan maupun penyajiannya, merupakan penafsiran para rabi Yahudi akan apa yang diperintahkan oleh Musa kepada bangsa Israel di dalam Keluaran 23:19b, “Janganlah kaumasak anak kambing dalam susu induknya” (Osborn & Hatton, 1999).

Terdapat beberapa pandangan terhadap ayat ini dan aplikasinya di dalam kehidupan umat Allah. Jacob Milgrom, seorang rabi Yahudi, menjelaskan bahwa masyarakat purbakala sudah menjadikan susu dari induk hewan sebagai simbol dari kesuburan (Jacob Milgrom, 1985). Berbeda dengan praktik orang Yahudi masa kini, Casper J. Labuschagne lebih menekankan kepada unsur darah yang terdapat di dalam susu induk kambing. Memasak susu tersebut

JENDELA TEOLOGI
5
*)John H.L Serworwora, Ph.D.

berarti menyertakan darah yang merupakan simbol kehidupan dan Allah secara tegas melarang umatNya untuk makan darah (Ul. 12:23). Oleh karena itu, larangan tersebut perlu diturunkan oleh Allah kepada umat-Nya (C. J. Labuschagne, 1992). Pendapat lain dikemukakan oleh Jack M. Sasson, seorang Guru Besar Yahudi, yang melihat kata “susu” lebih tepat diterjemahkan “lemak.” Sehingga untuk memasak dengan menggunakan lemak dari seekor induk kambing berarti kambing tersebut harus disembelih terlebih dulu. Membunuh seekor induk kambing yang sedang menyusui – yang seharusnya dapat diternakkan lagi – akan memberikan dampak negatif bagi usaha perkembangbiakan hewan tersebut (Jack M. Sasson, 2002). Atau, dengan kata lain seperti yang dipaparkan oleh John D. Hannah, sesuatu yang seharusnya memberikan kehidupan tidak sepantasnya dipakai untuk menghancurkan kehidupan (John D. Hannah, 1985).

Lantas, apa sesungguhnya yang dimaksudkan oleh Firman Tuhan kepada bangsa Israel sebagai penerima langsung perintah ini dan apa maknanya bagi kita orang non-Yahudi yang taat pada Firman

Tuhan dan hidup pada era modern ini? Perintah yang terkesan aneh ini terdapat tiga kali di dalam

Perjanjian Lama; selain Keluaran 23:19, perintah serupa terdapat di dalam Keluaran 34:26 dan Ulangan 14:21. Mengapa Musa perlu mengulangi perintah itu sebanyak tiga kali dan apa hubungannya dengan perintah yang terdapat sebelumnya, yaitu untuk membawa yang terbaik dari buah bungaran

haruslah dibawa kepada Tuhan? Sebagian sarjana

Alkitab, seperti Stuart, Hannah, dan Osborn, berpendapat bahwa Allah melarang bangsa

Israel untuk meniru apa yang menjadi praktik dari penyembah-penyembah berhala di sekitar mereka. Dengan kata lain, bangsa Israel dituntut untuk menjauhkan diri mereka dari kebiasaan (custom) dan kepercayaan (belief) kebudayaan lain.

Perlu diingat bahwa perintah, ketetapan, dan hukum yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel pada waktu keluar dari Mesir adalah untuk membentuk mereka baik sebagai sebuah etnis, bangsa, dan juga umat pilihan Allah. Sebagian besar memang secara langsung merupakan perintah yang merupakan ketetapan yang Allah berikan kepada bangsa Israel untuk hidup sebagai umat pilihan-Nya. Misalnya, sepuluh Hukum Tuhan, korban-korban bakaran, kesucian hidup, dan lain-lain. Terdapat juga hukum-hukum yang kemudian menjadi landasan bagi mereka bernegara dan bahkan masih berlaku hingga saat ini. Pilihan Allah atas umat Israel menuntut mereka untuk memiliki kehidupan yang berbeda dari bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Perintah untuk tidak mempersembahkan anak di dalam Imamat 18:21 merupakan salah satu larangan yang diberikan karena praktik-praktik yang dilakukan oleh bangsa-bangsa lain. Namun lebih utama lagi, perintah ini berhubungan dengan hukum pertama: Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku (Kel. 20:3).

Douglas K. Stuart di dalam New American Commentary berpendapat bahwa larangan untuk memasak anak kambing di dalam susu induknya merupakan praktik yang dilakukan oleh bangsa Kanaan sebagai upaya untuk memohon kesuburan atas usaha pertanian mereka (Douglas K. Stuart, 2006). Stuart menjelaskan bahwa praktik ini, seperti juga mengawinkan dua jenis benih yang berbeda, dilakukan untuk memperkuat kualitas panen kebun-kebun yang mereka tanami. Berangkat dari pemikiran bahwa susu merupakan faktor utama dalam memberikan pertumbuhan bagi anak kambing, maka mereka berkeyakinan bahwa akan ada kekuatan yang lebih dahsyat lagi jika anak kambing dipersembahkan sebagai masakan/ rebusan di dalam susu induknya. Perlu diingat bahwa ketika mempersembahkan korban di atas mazbah, bangsa Israel bukan saja membakar korban-korban tersebut tetapi juga memasak atau merebusnya (Ulangan 16:7). Hal ini juga dilakukan oleh bangsa Kanaan dan apa yang menjadi persembahan mereka kepada dewa-dewa mereka adalah daging anak kambing yang direbus di dalam susu induknya. Dengan melakukan hal ini, bangsa Kanaan memohon kepada dewa mereka yang memiliki kuasa atas hasil pertanian dan perkebunan untuk memberikan kesuburan.

Pendapat ini sesuai dengan konteks perikop tersebut yang sedang berbicara mengenai tiga

JENDELA TEOLOGI
6

perayaan yang berhubungan dengan hasil panen mereka, yaitu Hari Raya Roti Tidak Beragi (ayat 15), Hari Raya Menuai (ayat 16), dan Hari Raya Pengumpulan Hasil (ayat 16b). Kalimat sebelumnya di dalam ayat 19 juga memberikan petunjuk bahwa Allah sedang berbicara mengenai persembahan yang harus diberikan kepada-Nya ketika Dia berkata, “Yang terbaik dari buah bungaran hasil tanahmu haruslah kau bawa ke dalam rumah TUHAN, Allahmu.” Ketika Allah memerintahkan umat-Nya untuk mempersembahkan yang terbaik dari hasil tanah mereka, Allah pun berjanji akan memberikan yang terbaik kepada mereka. Mempersembahkan daging anak kambing yang dimasak di dalam susu induknya sebagai upaya untuk memohonkan kesuburan, merupakan hal yang bertentangan dengan perintah Allah. Jelas di sini, kita dapat melihat bahwa kepercayaan bangsa Kanaan, yang kemudian kebudayaan mereka ditentang oleh Allah karena pada saat bangsa Israel meniru kebudayaan tersebut berarti mereka mengutamakan allah lain daripada kuasa dan kekuatan Allah Israel.

Perkembangan dunia yang global saat ini memungkinkan kebudayaan masyarakat tertentu ditiru dan dipraktikkan oleh masyarakat lain. Tren yang sedang berkembang di dalam masyarakat yang kemudian menjadi sesuatu yang terus-menerus menjadi pembicaraan, gaya hidup, dan sesuatu yang diagung-agungkan. Sehingga sadar atau tidak sadar akan menjadi ilah-ilah lain di dalam kehidupan kita. Sangatlah lumrah untuk seseorang menggandrungi drama-drama Korea layaknya seorang lain menjadi penggemar film-film Hollywood atau Bollywood. Adalah wajar bagi generasi muda untuk menjadi penggemar dari kelompok-kelompok musik Korea, seperti penulis juga menggemari The Beatles atau Air Supply pada tahun 80-an. Permasalahan yang timbul adalah ketika semuanya ini, baik drama Korea, musik Korea, film Hollywood, dan lain sebagainya

sudah menjadi yang prioritas di dalam kehidupan orang percaya dan menggantikan waktu yang seharusnya dapat dipakai untuk bercakap-cakap dengan Allah atau melayani Dia melalui tugas-tugas keluarganya.

Interaksi dengan bangsa lain adalah suatu keniscayaan bagi bangsa Israel. Larangan ini, dan juga ratusan perintah dan larangan lainnya, yang Allah berikan kepada bangsa Israel diberikan pada saat umat pilihan Allah ini masih belajar dan bertumbuh di dalam pengenalan mereka akan Allah. Kerinduan Allah agar umat pilihan-Nya mendedikasikan segala penyembahan mereka kepada Tuhan menuntut umat-Nya untuk tidak tenggelam dalam kebudayaan lain yang dapat merintangi mereka dalam berhubungan dengan Allah dan pada akhirnya membawa mereka jauh dari hubungan dengan Allah yang sejati. Seperti halnya dengan bangsa Israel, generasi muda Kristen yang sedang belajar dan bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah perlu selektif di dalam menyelami kebiasaan yang diambil dari kebudayaan lain. Sangat tepat jika tulisan ini ditutup dengan mengutip pesan Paulus kepada jemaat di Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Penulis adalah Direktur Lembaga Literatur Baptis Pertanyaan atau interaksi tentang artikel ini dapat dikirimkan melalui jserworwora@gmail.com

Editor: Trisanti Karolina Napitu

JENDELA TEOLOGI
7
Sumber Gambar :https://unsplash.com/

Jendela

TREND BUDAYA KOREA DI INDONESIA

Lala, remaja 14 tahun yang duduk di bangku

SMA di sebuah kota di Jawa Barat menempeli dinding kamarnya dengan poster artis penyanyi asal Korea Selatan. Kebiasaannya yang tidak pernah mendengar musik-musik Korea, kini berubah. Sore hari saat pulang sekolah, ia masuk ke kamar dan mendengarkan musik-musik pop Korea atau K-Pop. Tak hanya itu, ia pun mulai berdandan ala-ala Korea padahal sebelumnya, Lala bukanlah anak yang suka bersolek.

“Saya juga bingung apa yang terjadi dengan anak saya. Tapi sejauh ini menurut saya masih aman. Cuma yaitu, dandannya yang biasanya kami ajak gereja atau sekolah biasa aja, kini sudah pake lipgloss dan baju-baju yang sedikit kedodoran,” ujar

ibunya yang bekerja sebagai pegawai swasta ini.

Sekadar tahu, trend budaya Korea atau Korean Wave yang disebut Hallyu kini semakin meningkat di Asia maupun juga negara-negara lainnya termasuk Indonesia. Hal ini dapat kita jumpai di mana saja, bukan hanya di kalangan remaja tetapi juga dalam kalangan usia dewasa sekalipun, khususnya ibu-ibu muda.

Dikutip dari kumparan.com, berkembangnya Korean Wave di Indonesia muncul sekitar tahun 2000 dan terus berkembang semakin pesat hingga kini. Bahkan di masa pandemi Covid-19 tak menyurutkan kecintaan masyarakat Indonesia dengan budaya Korea, tetapi malahan mengalami kenaikan peminat khususnya serial drama.

LIPUTAN KHUSUS
8

Sementara itu, kpopchart.net merilis Indonesia berhasil masuk dalam daftar negara dengan jumlah penggemar dan cuitan K-Pop terbanyak di platform Twiter sepanjang tahun 2020 lalu. BTS, EXO, TXT, NCT 127 dan Stray Kids merupakan grup K-Pop yang paling populer di kalangan pengguna Twitter Indonesia. Bahkan dalam kurun waktu satu tahun, Indonesia berada pada urutan ke 4 sebagai negara dengan jumlah penggemar K-Pop terbanyak setelah Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan di Twitter.

Dimulai dari drama korea (drakor) yang ditayangkan melalui siaran televisi. Saat ini, media sosial mempermudah untuk mengakses segala hal menjadi salah satu pendorong budaya Korea di Indonesia semakin pesat hingga menggeser budaya barat.

Trend budaya Korea memang mempengaruhi hampir segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia khususnya para remaja dalam beberapa tahun belakangan ini, apa yang ditampilkan dan disajikan menarik serta tidak membosankan sehingga banyak diminati berbagai kalangan usia. Para aktor, aktris yang dilihat melalui drakor K-Pop yang dirangkai dengan tarian (dance) berhasil menghipnotis para penonton dan mulai mengikuti media sosial mereka untuk dapat mengikuti setiap momen dari sang idola. Paras yang bersih, cakep serta cantik bahkan prestasi yang ditampilkan berhasil menarik banyak penggemar khususnya kaum hawa. Tak hanya serial drama, musik, fashion, hingga makanan serta bahasa pun menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia.

“Drama Korea itu ceritanya simpel dan tidak bertele-tele, jadi nggak bikin bosen. Kalau di Indonesia kan biasanya kalau udah bagus (sinetronnya) diperpanjang sampai bikin bosen,” tutur Yohan Erviantina kepada Juniati dari Suara Baptis (SB), ketika ditanya alasannya menyukai drakor.

Yohan bukanlah satu-satunya orang yang menyukai alur dari serial drakor yang ditayangkan di berbagai platform media sosial baik yang berbayar ataupun juga gratis.

Soal budaya Korea yang banyak diterima di sejumlah negara termasuk Indonesia, menurut Yun Young Jun Direktur TV Kristen Korea atau CGNTV, karena selaras dengan tradisional dan global.

“Kenapa menarik yang pertama karena Tuhan telah memberkati budaya Korea. Saya pikir budaya Korea berbeda dari Jepang dan China. Saya pikir orang-orang menyukai budaya Korea karena selaras dengan tradisional dan global,” katanya kepada Philip dari SB

Yun juga menambahkan soal perkembangan film dan musik Korea yang memproduksi hal-hal yang berkualitas namun selalu ada sisi yang tidak baik.

“Film dan musik Korea menyenangkan dan bagus. Film Korea lebih bagus dari film Hollywood. Namun, ada banyak hal yang tidak baik di mata Tuhan bahkan dalam film dan musik Korea. Jadi orang-orang perlu menonton dengan kebijaksanaan,” ujarnya.

CGNTV sendiri adalah sebuah stasiun TV yang fokus pada acara-acara kerohanian dan misi milik Gereja Onnuri Korea Selatan. “Ada banyak program bagus di CGNTV. Secara khusus, GodToon adalah program yang membantu kaum muda untuk mengetahui Alkitab. Dan Sekolah Minggu Gembira untuk anak-anak. Semua program CGNTV ditayangkan untuk membantu orang menemukan Tuhan,” ujarnya.

Yohan Erviantina
LIPUTAN KHUSUS 9
Yun Young Jun Direktur TV Kristen Korea (CGNTV)

Fitria Linaningsih seorang Psikolog mengungkapkan, trend budaya Korea yang kian meningkat tak hanya di kota-kota besar tetapi juga di daerah-daerah yang disebabkan peranan dari media sosial. Hal ini memudahkan semua orang dapat bertukar informasi dan mengakses semua informasi dengan lebih mudah. Seperti Google, Twitter, Instagram, WhatsApp, Facebook dan lainnya.

Sementara serial drakor tersedia di berbagai platform baik yang berbayar maupun juga secara gratis dapat diakses dengan mudah melalui Youtube, Telegram, Netflix, Iflix, WETV Facebook serta aplikasi drakor yang bisa didapatkan dengan mudah melalui Play Store.

Selain itu juga, pada masa Covid-19, minat terhadap drakor ini semakin meningkat, diungkapkan Lina, hal itu disebabkan karena semua kegiatan di luar rumah dibatasi sehingga banyak orang tidak memiliki banyak aktivitas yang dapat dilakukan yang akhirnya mereka lebih banyak menghabiskan waktu di handphone atau di gadget

“Selain karena media massa itu yang cukup berperan penting juga karena kurangnya aktivitas di luar rumah sehingga lebih banyak waktu untuk dapat mengakses hal itu (tentang Korea),” ujar istri Gembala Sidang Gereja Baptis Indonesia Segrumung ini.

Dilanjutkannya, budaya Korea itu sebenarnya yang hebat adalah pemerintah Koreanya. Mereka dengan gencar mempromosikan budaya Korea dan

Indonesia termasuk salah satu negara yang sangat menerima budaya ini. Hal ini tentu saja membawa dampak positif tetapi juga berdampak negatif, misalnya dengan budaya Korea ini, anak-anak muda itu lebih kreatif, idol-idol K-Pop yang menjadi idola mereka menjadi model bagi mereka sehingga menjadi motivasi.

Bukan hanya itu, usia remaja sampai dewasa itu memiliki komunitas, sehingga mereka punya hubungan yang sangat erat melalui pertemanan solidaritas yang baik. Serta, ada banyak orang juga yang melihat ini sebagai sebuah kesempatan yang baik untuk finansial. Misalnya kaos BTS yang dapat dengan mudah dijual sehingga kalau anak-anak muda bisa melihat kesempatan itu sangat baik untuk mendapatkan pemasukan.

“Bukan hanya itu sebenarnya, kalau kita melihat perkembangan anak usia remaja, itu adalah masamasa mereka mencari jati diri, salah satunya adalah dengan mengikuti model-model K-Pop dan itu bisa menjadi pengaruh positif tetapi juga negatif,” tuturnya.

Dampak negatif dari trend budaya Korea ini, misalnya membuat mereka menjadi boros, karena ada yang sangat tergila-gila dengan idolanya hingga ada juga yang sangat fanatik. Misalnya saja tahun 2021 lalu ketika menu kolaborasi BTS dengan McDonalds dirilis, itu sampai antri panjang demi mendapatkan BTS Meal itu, dan kita bisa melihat mereka itu sangat konsumtif padahal kalau dari segi finansial mereka sebenarnya terbatas tetapi mau dengan rela demi mendapatkan sesuatu yang ada hubungannya dengan K-Pop. Bahkan kesehatan fisik dan kesehatan mata, khususnya bagi remaja maupun juga ibu-ibu yang sangat tergila-gila dengan drakor itu. Kalau sudah nonton satu episode itu biasanya tanggung sehingga akhirnya merugikan diri sendiri, salah satunya karena kecanduan menonton akhirnya kurang waktu tidur, kurang dapat memanajemen waktu, yang masih kuliah dan sekolah akhirnya tugas-tugas menumpuk dan lain sebagainya.

LIPUTAN KHUSUS 10
Fitria Linayaningsih, M.Psi., Psikolog

Serial drama yang menampilkan cerita romansa menjadi daya tarik penikmat drakor yang dapat membawa dampak negatif apabila apa yang dilihat di drakor akhirnya menjadi patokan untuk menjalin asmara.

Sementara gaya busana juga skincare menjadi salah satu yang diminati banyak kawula muda, hal ini karena gaya busana yang sederhana namun tetap elegan serta make up yang simpel tetapi tetap tampil natural banyak diaplikasikan dalam kehidupan anakanak muda saat ini.

Bahkan beberapa produk lokal pun menggunakan artis-artis Korea sebagai bintang iklan guna menarik banyak peminat, yang tentu saja menggeser posisi

artis-artis lokal. Sadar atau tidak, perlahan-lahan budaya Korea akan menggeser budaya lokal dalam hati masyarakat Indonesia sehingga akan mengancam eksistensi dan keberadaan budaya lokal. Meski membawa dampak positif tetapi juga dampak negatif yang tidak dapat dipungkiri, trend budaya Korea pun turut mempengaruhi kaum muda di gereja kita. Lalu bagaimana gereja harus mengambil sikap dalam hal ini?

Penulis: Phil Artha & Juniati

LIPUTAN
KHUSUS
11

LIPUTAN KHUSUS

Tren Budaya Korea di Indonesia

“BISA MEMBUAT LUPA DIRI”

“Suka semua… musik, makanan, drama Korea dan busananya tetapi paling suka fashion-nya, sama musiknya. Karena style-nya menurut aku kebanyakan cocok, terus banyak yang lucu-lucu, unik, menarik model-modelnya juga. Sementara kalau musiknya mungkin karena mereka ada banyak banget idolanya dari yang solo, band, sampai boyband/girlband, terus suka bikin musik yang catchy (menarik), menarik karena ada yang sama dance-nya, terus ada rap-nya juga,” tutur Nicole Trinity, perempuan muda asal Gereja Baptis Pertama (GBP) Bandung kepada Juniati dari Suara Baptis (SB).

Kecintaan akan budaya Korea tak hanya gaya busana maupun musiknya, menurut Nicole, ia pun kerap mengikuti mode busana yang dianggap bagus dan cocok dengan penampilannya. Beberapa aktor maupun aktris juga ia idolakan karena peran mereka di serial drama. Menarik serta tak membosankan, ujar Nicole.

“Tetapi kalau sekarang sudah tidak terlalu. Dulu iya, aku ngikutin terus, terutama boyband-nya, sampe semua lagu, show-shownya, apapun itu, aku nontonin hahaha. Terus jadi tahu kapan comeback,

tanggal ulang tahunnya dan lain-lain. Kalau sekarang lebih ke cuman sekadar denger lagu-lagunya aja, kalo enak aku dengerin, terus juga gak stuck sama satu artis doang dan gak ngikutin jadwal-jadwalnya lagi.”

Pengakuan Nicole dan banyak lagi penggemar budaya Korea menjadi gambaran merambahnya budaya K-Pop di Indonesia yang semakin pesat. Kecintaan itu berdampak dalam berbagai aspek, baik

LIPUTAN KHUSUS 12
Nicole Trinity

musik, gaya berpakaian, makanan, bahasa, industri hiburan, make up hingga perawatan kulit dan lain sebagainya. Itu terjadi tak hanya dari kalangan di kota-kota besar tetapi masuk ke berbagai daerah termasuk desa-desa di Indonesia.

Penggemar K-pop di Indonesia misalnya dicatat oleh Twitter pada 2019 lalu, menduduki posisi ke 3 di bawah Thailand dan Korea Selatan yang paling banyak berkomentar atau membuat tweet. Tak mau kalah, Youtube juga mengeluarkan data bahwa Indonesia berada di urutan ke-2 yang menayangkan video-video K-pop dengan persentase 9.9%. Kalah tipis dari tuan rumah Korsel, yaitu 10.1%. Penggemar drakor juga setali tiga uang. Unduhan dari operator penyedia kuota bertubi-tubi mempromosikan drakor-drakornya.

“Menjadi penggemar K-pop merupakan jalan ninja ku,” demikianlah ungkapan para penggemar BTS atau yang disebut Army BTS.

Selain Nicole, kecintaan pada K-pop dialami Kurnia Yulianti. Perempuan usia 26 tahun ini adalah penggemar berat dari Bangtan Sonyeondan atau Bangtan Boys atau disingkat BTS. Para penggemar BTS ini disebut Adorable Representative MC for Youth atau ARMY.

Kurnia Yulianti yang jatuh hati dengan BTS sejak 2021 karena musiknya energik dan liriknya penuh motivasi didapuk sebagai koordinator Army BTS Surabaya. “Saya suka banget BTS karena selain liriknya yang bagus juga karena karakter masing-masing member-nya mempunyai ciri khas dalam menyebarkan kebaikan. Mereka idola yang mempunyai kepribadian yang sangat baik, sopan dan sayang kepada penggemarnya,” kata Kurnia kepada SB. “Pokoknya suka bangget deh!”

Soal aksi sosial Army BTS di Surabaya, kata Kurnia, beragam telah dilakukan. “Saya selaku Ketua Armysurabaya21, sejauh ini sudah terlibat beberapa aksi, seperti penggalangan dana korban Kanjuruhan di Malang, penggalangan dana untuk korban gempa Cianjur, lalu kami juga melakukan aksi berbagi makanan dan sembako kepada orang-orang yang membutuhkan di Surabaya serta kami melakukan aksi kunjungan ke Panti Asuhan Undaan Surabaya.”

Jumlah penggemar BTS yang begitu banyak dan aneka aksi sosialnya yang telah dilakukan sekaligus ingin menegaskan bahwa army BTS bukan sekadar penggemar k-pop yang dianggap sebelah mata di masyarakat.

“Mungkin ya Army BTS di Indonesia ini yang paling banyak dari seluruh dunia. Karena tercatat di 2022 ini ada 80 juta penggemar dan 2 juta di antaranya ada di Indonesia. Mereka tidak terstruktur namun diketahui jumlah itu dari fanbase komunitaskomunitas Army yang ada. Dan, kegiatan kita tuh

nggak melulu ngomongin merchandise atau lagulagu tapi juga ada kegiatan-kegiatan sosial lain, seperti pemberdayaan komunitas yang melibatkan komunitas Army dan aksi-aksi nyata lainnya. Saya salut dengan kepedulian Army BTS ini, tinggi banget,” katanya saat berbincang dengan SB awal Desember 2022 lalu.

Nita Rosita salah satu Army BTS lebih lengkap lagi. Ia mengungkapkan jumlah anggota Army BTS tahun 2022 ini mencapai 2 juta orang, sementara di dunia ada 80 juta orang. “2 juta itu tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari dewasa dan anakanak. Mereka aktif di media sosial,” ujarnya.

Demam Korea, kata Nita memang fenomenal dalam beberapa tahun belakangan di Indonesia. Namun, banyak masyarakat beranggapan penggemar budaya Korea ini aneh dengan berbagai perilakunya.

“Ya sebenarnya bagi orang yang mengidolakan, entah itu sosok bintang film, musik atau apapun itu, sah-sah aja. Kalau dia kemudian meniru atau mempunyai barang-barang yang berhubungan dengan apa yang ia suka. Tapi di Indonesia agak berbeda ya. Bahkan sampai distigma yang negatif. Padahal aksi sosial Army itu nyata banget loh. Contoh aja, ketika gempa di Cianjur, kami Army cepat mengadakan fundraising dan hasilnya dalam kurang lebih 4 hari bisa menyumbangkan dana 1 M

lebih. Jadi, kami sebagai Army bukan hanya soal jadi penggemar dan punya atribut atau pernak-pernik idola aja, tapi lebih dari itu,” ujarnya.

LIPUTAN KHUSUS 13
Kurnia Yulianti

Apa yang disampaikan Nita Rosita juga diamini

Gea, penggemar Suju atau Super Junior yang

disebut ELF. Bersama 7 orang temannya tengah

Desember 2022 lalu, mereka nongkrong di Batavia

Café di Kota Tua untuk napak tilas karena setahun

lalu Suju pernah berkunjung ke Kota Tua.

“Ya sebenarnya kita sebagai penggemar nggak berlebihan kok. Ya kalau emang bisa kita beli barang-barang yang berhubungan dengan idola kita, ya beli, misalkan nonton konser atau beli album dan lainnya, kalau nggak bisa ya udah nggak dibeli. Tapi memang tergantung individunya sih. Ya kalau ada yang fanatik itu ya oknum ya…yang penting kita nggak ganggu orang lain,” ujarnya.

Sementara itu admin @BTS_ArmyHelpCenter INDONESIA menjelaskan pada redaksi SB bahwa untuk penggemar BTS dianggap sebagai melindungi bukan sekadar penggemar saja. Untuk penggemar disebut Army, sementara BTS sendiri punya makna akan melindungi Army atau generasi muda dari society yang penuh prasangka. Kalau perbedaan sebutan sih ga ada ya untuk yang penggemar terbawa dari orang lain atau yang biasa. Semua disebut ARMY kalau menjadi penggemar BTS.”

Ini yang membuat penggemar BTS begitu menggilai boyband ini. dengan melindungi penggemar maka para ARMY lebih diperhatikan.

Tak heran jika remaja usia 14 tahun seperti Rati, mengaku tak hanya hafal lagu-lagu kesukaannya tetapi juga isu-isu tentang Suju dan BTS. “Ya aku suka ikutin aja lewat informasi dari WA dan media sosial lainnya. Apalagi dari IG, banyak banget.”

Lain halnya dengan Emily Christy Simbolon pemudi asal GBP, meski ia mengaku menyukai tentang Korea, khususnya dalam hal fashion dan juga makanan. Namun, ia mengaku tidak mendorong orang untuk menyukai K-Pop ataupun artis.

Aksi Sosial BTS Army
LIPUTAN KHUSUS 14
Nita Rosita

“Aku gak mendukung orang buat suka sama k-pop dan artis, bisa membuat orang lupa diri dan fokusnya ke idol bukan ke Tuhan. Selain itu, drama korea juga sebenernya selain mungkin cerita yang lucu dan seru (te)tapi sebenarnya waktu untuk nonton itu kan bisa dipakai buat hal lain yang lebih berguna untuk kehidupan kita dan untuk melayani Tuhan,” ujar Putri kedua Pdt. Iwan Simbolon ini.

kita itu tidak apa-apa, selama itu hanya sebatas menjadi hiburan saja, tetapi jika itu sudah sangat mempengaruhi kehidupan kita, itu yang akan sangat berbahaya,” ujarnya.

Lanjutnya, “Tidak ada salahnya kita punya idola, tetapi perlu didasari dengan dasar fondasi yang benar, bahwa kalau kita orang Kristen, anak-anak Tuhan harusnya teladan kita itu, ya satu yaitu Yesus, Dia yang seharusnya menjadi tokoh idola kita. Boleh gak sih kita menyukai hal-hal yang bersifat duniawi? Boleh, tetapi kalau hal itu akhirnya menutupi apa yang kita seharusnya lakukan, misalnya ke gereja pagi tetapi karena nonton K-pop, drakor sampai malam akhirnya kita tidak bisa bangun pagi, itu sudah menjadi contoh berhala dan itu berbahaya sekali kalau tidak dibarengi dengan pendidikan rohani yang baik.”

Dampak tren budaya Korea ini pun masuk dalam kehidupan para remaja di gereja tak hanya gereja Baptis tetapi juga gereja yang lain, karena itu gereja tidak lagi bisa menjadi gereja yang anti Korea, tetapi bagaimana gereja memanfaatkan momen ini untuk menjangkau kaum muda di gereja sehingga anakanak muda yang demam Korea ini mendapatkan fondasi kerohanian yang benar. Tak hanya menjadi tugas gereja, hal ini pun merupakan tugas orang tua maupun sekolah.

Penggemar drakor sendiri dapat ketagihan menonton hingga lupa akan tugas dan tanggung jawabnya baik sebagai mahasiswa/pelajar sebagai ibu rumah tangga, pekerjaan yang keteteran serta kurang dapat memanajemen waktu. Dampak lain yang disebabkan oleh drakor adalah imajinasi yang terlalu tinggi, seperti halnya yang ditampilkan dalam drakor tentang romansa-romansa akan sangat berdampak jika pecinta drakor menjadikannya sebagai patokan.

Dosen Psikologi Sekolah Tinggi Theologia Baptis Indonesia (STBI) Semarang, Fitria Linaningsih mengungkapkan, jika itu dilakukan secara berlebihan maka dampaknya akan merugikan diri sendiri. Sebab menurutnya, apa yang kita tonton, apa yang kita lihat akan sangat mempengaruhi pemikiran kita. Meski ada sisi positif yang bisa menjadi motivasi namun kita pun perlu mawas diri supaya tidak menjadikannya sebagai patokan yang wajib atau harus sesuai. Sebab gambaran yang ditampilkan melalui drakor maupun film itu bukanlah yang sebenarnya melainkan hanya fiktif.

“Kalau kita menonton drakor itu hanya untuk refreshing atau semacam rekreasi untuk pikiran

“Di GBI Segrumung sendiri justru saya melihat itu terjadi pada anak-anak perempuan pada fase peralihan dari anak-anak ke remaja. Kalau yang sudah dewasa, nggak terlalu paling nonton drakor. Tetapi anak SMP-SMA mereka itu sampai kalau udah ngumpul melihat handphone bareng dan joget-joget bareng, saya melihat mereka sangat mengidolakan dan saya menggunakan momen itu untuk duduk dan mengobrol dengan mereka. Meskipun saya melayani di desa tetapi hal-hal seperti itu (Korea) sampai di sini juga,” tutupnya.

Penulis: Phil Artha & Juniati

LIPUTAN KHUSUS 15
Emily Christy Simbolon

ARTIKEL

TREN BUDAYA KOREA

안녕하세요 여러분 ~! (Halo Semua)

Membahas budaya K-Pop atau Korea Selatan, akan kurang pas jika tidak tahu apa yang terjadi dan informasi terbaru yang sedang berkembang. Yuk kita bahas sama-sama.

Korea Selatan, salah satu negara di Asia yang semakin marak diperbincangkan di berbagai negara baik di kalangan dewasa, anak-anak, serta muda mudi. Banyak perubahan serta perkembangan yang terjadi di negara gingseng itu, khususnya dari segi teknologi media internet, seni dan budaya, serta kuliner. Hampir semua aspek menjadi daya tarik anak muda hingga kaum dewasa untuk mengikuti perkembangan dari negara ini. Perkembangan tersebut tentunya menjadi salah satu faktor yang membantu negara lain ikut berkembang, pasalnya setiap ada momen yang dirayakan, di situlah masyarakat dari negara lain ikut memeriahkan dan juga mentenarkan momen tersebut. Nah, kita bisa mendapatkan kabar terbaru tentang Korea Selatan dengan sangat mudah dalam zaman sekarang ini, misalnya saja melalui surat kabar elektronik, sosial media, maupun channel TV atau youtube.

Selain itu, Korea Selatan juga sudah melakukan banyak kerjasama antara negara, salah satunya Indonesia. Ada banyak bidang di Indonesia yang sudah bekerjasama dengan Korea, seperti bidang kecantikan, kesehatan, kesenian, dan lainnya. Kerjasama yang dilakukan tentunya memiliki keuntungan untuk masing-masing, bagi Korea brand, produk, atau jasa yang mereka pasarkan dapat semakin terkenal dan berkembang. Sementara bagi Indonesia, kemajuan yang terjadi dapat membantu perekonomian negara menjadi lebih kuat atas kerjasama tersebut. Di sini ada empat bagian yang akan dibahas, yaitu Korea dalam pendidikan, internet, seni budaya, dan kuliner.

ARTIKEL
Pemandangan kota Seoul di Korea Selatan Moment Perjanjian Indonesia dan Korea
16
*)Nurma Arifiani

Ada penelitian yang mengatakan bahwa para pelajar di Korea Selatan sangat ambisius dalam hal belajar. Di Korea sendiri mereka mengadakan proses belajar mengajar sampai pada malam hari. Sedari kecil anak-anak di Korea sudah diajarkan untuk belajar dengan waktu yang cukup lama, jika biasanya di Indonesia kita belajar paling lama 10 Jam atau 12 Jam, di Korea Selatan pelajar di sana belajar hingga 16 Jam. Bisa dibayangkan bagaimana lama dan juga kerasnya perjuangan mereka untuk belajar bukan? Dari sinilah Korea Selatan masuk ke dalam salah satu sistem pendidikan terbaik di dunia. Hal ini juga yang mempengaruhi perkembangan negara tersebut, karena pemerintah Korea Selatan ingin agar anak-anak penerus bangsa dapat mengembangkan dan memajukan negara mereka.

Banyak anak muda bahkan orang dewasa yang gemar menonton drama korea (Drakor) untuk sekadar hiburan maupun belajar bahasa dengan otodidak. Biasanya, bagi mereka yang memang serius untuk belajar dan mendalami bahasa Korea, mereka akan mengingat setiap kosa kata dan juga mencari tahu lagi lebih banyak tentang bahasa tersebut. Sumbernya baik dari internet, kamus buku maupun kamus aplikasi online, seperti Papago, Duolingo, Kamus Indonesia – Korea dan masih banyak lagi. Drama atau film korea juga tersedia berbagai macam genre, seperti romantic, action, thriller, horror, dan comedy. Dengan adanya drama dan film ini, dapat membantu masyarakat asing yang ingin belajar bahasa Korea dengan mudah karena bahasa-bahasa yang digunakan oleh pemain dalam

drama menggunakan bahasa sehari-hari, sehingga memudahkan para penonton untuk mengingat kosakata dasar bahasa Korea.

Selain seni film yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia, seni musik dari Korea Selatan juga sangat terkenal dan digemari. Tak hanya di Indonesia di berbagai belahan dunia juga menggemari seni musik negara itu. Di Indonesia sendiri banyak sekali penggemar boyband atau girlband Korea Pop (K-Pop) baik perempuan maupun laki-laki. Selain dari musiknya yang keren dan juga modern, gerak tarian dari lagu tersebut banyak disukai oleh para penari-penari di Indonesia.

Tak jarang anak muda di Indonesia juga menggunakan lagu-lagu tersebut untuk hiburan tersendiri atau untuk mengikuti lomba. Karya musik Indonesia juga mulai dikenal oleh kalangan orang Korea, di mana beberapa selebgram atau penyanyi Korea yang mengcover di youtube sering kali menyanyikan lagu pop Indonesia yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Korea. Wow, ternyata bukan hanya orang Indonesia saja yang suka lagu pop Korea, sebaliknya orang Korea juga ternyata menyukai lagu-lagu pop Indonesia.

Bukan hanya lagu pop saja yang terkenal, banyak juga lagu rohani Korea dan Indonesia yang sama terkenalnya. Lagu rohani Indonesia ada yang diterjemahkan kedalam bahasa Korea sehingga orang Indonesia juga dapat menyanyikan lagu rohani dalam Bahasa Korea. Menarik bukan, jika kita menyanyikan lagu rohani Indonesia dengan asing,

ARTIKEL
Pelajar Korea Selatan
17
Boyband BTS

dari menyanyikan lagu-lagu tersebut juga kita dapat belajar dengan mengingat setiap kosakata pada lirik lagu. Para influencer rohani Korea Selatan sering kali menyanyikan lagu Indonesia kedalam bahasa mereka, tujuannya untuk membantu orang-orang

Indonesia yang ingin mengetahui lagu-lagu rohani Korea dan juga dapat belajar melalui lagu-lagu tersebut.

namun mereka memiliki keyakinan bahwa kabar keselamatan dapat dibicarakan melalui apapun juga. Salah satunya adalah program pembelajaran Alkitab Sekolah Minggu yang disampaikan melalui animasi kartun untuk anak-anak. Hal ini tentunya menjadi daya tarik untuk beberapa kalangan dalam pengabaran Injil. Nah, dari animasi rohani yang dikembangkan inilah menjadi salah satu jalan di mana Firman Tuhan dapat disampaikan, menarik bukan?

Dan semakin berkembangnya zaman, kita juga tentunya membutuhkan internet sebagai alat bantu kita untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Seperti yang kita ketahui, selain dari bidang seni Korea Selatan juga menjadi salah satu negara yang dikenal akan kecepatan internetnya. Kecepatan internet di Korea Selatan sebesar 243,82 Mbps dan selain cepat di Korea Selatan juga menyediakan wifi gratis yang dapat diakses, dan biasanya hanya ada di beberapa tempat-tempat yang strategis atau tempat-tempat umum yang banyak dikunjungi oleh masyarakat Korea Selatan maupun orang asing. Tempat itu seperti lokasi wisata, stasiun, dan tempat belanja (pasar atau mall).

Pemerintah Korea sendiri yang memang mengedepankan atau mengutamakan agar negara mereka menjadi negara yang selalu mengupdate dan mengembangkan internet. Hal ini bertujuan agar setiap masyarakat dapat dekat dengan internet.

Selain dari kepopulerannya di bidang seni dan kemajuannya di bidang internet. Saat ini tidak jarang kita jumpai berbagai macam variasi dari makanan khas Korea yang sudah terjual di beberapa outlet di mall atau berbagai toko yang berada di beberapa tempat wilayah Indonesia. Makanan yang unik dengan cita rasa yang enak membuat banyak orang mudah tertarik dengan makanan Korea. Selain itu, mudah juga bagi kita untuk dapat menemukan berbagai macam makanan, bahkan kita sendiri pun bisa membuatnya di rumah dengan membeli bahanbahan jadi dan melihat tutorial di youtube.

Selain dari keempat faktor di atas, di Korea saat ini sedang trend chanel TV (atau semacamnya) untuk menyebarkan berita Injil kepada banyak orang. Seperti yang kita ketahui juga masyarakat kristiani di Korea Selatan masih terbilang tidak banyak,

Salah satu channel yang saya ketahui yaitu CGN TV, di mana mereka bukan hanya menampilkan tentang budaya Korea atau pemerintahan dari Korea saja, tetapi juga menyediakan dan menyajikan program pengabaran Injil melalui animasi. CGN TV merupakan channel siaran Kristiani yang cukup terkenal di Korea Selatan maupun beberapa negara. Melalui channel ini kita bukan hanya dapat menikmati dan mengetahui informasi umum seputar Korea, melainkan kita bisa juga mengetahui tentang pembelajaran Alkitab. Sekian berita (informasi) seputar Negeri Ginseng atau Korea Selatan. nantikan berita menarik lainnya. See yaa~

Penulis adalah Mahasiswi yang sedang mengikuti pertukaran pelajar di Korea dari JIU (Jakarta International University)

Editor: Philip Artha Senna

LIPUTAN
18
Lagu Indonesia yang translate Korea Selatan

“KURANGI SAMPAH, BUKAN MEMBERSIHKAN SAMPAH!”

Jika melihat videonya di Tiktok, pastilah kagum dengan lima anak muda yang mau terjun ke sungai untuk membersihkan sampah. Sampah? Iya…mereka tanpa sungkan turun ke sungai atau kali yang penuh dengan sampah lalu membersihkan satu per satu.

Aksi mereka sempat viral dengan dikasih jempol (like) sebanyak dua juta dan ditonton 22 juta kali di aplikasi Tiktok. Bahkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sengaja mengundang Pandawara untuk makan siang bersama.

Kepada redaksi SB, grup yang beranggotakan Gilang, Rifqi, Agung, Ikhsan, dan Raflyi berbagi cerita. Mereka sedih karena seringkali kawasan tempat tinggal mereka di Bandung Selatan terkena banjir.

“Sedih aja karena banjir yang disebabkan banyak sampah sehingga aliran air tersumbat. Itu sebabnya kami melakukan aksi kurangi sampah di sungai,” kata Gilang mewakili rekannya.

Hingga akhir 2022 lalu, mereka telah mengangkut

27.066 kilogram sampah, menggunakan 4.511 kantong sampah untuk 78 sungai. Aksi itu tak akan berhenti mereka lakukan sebagai bentuk kepedulian dan kesadaran.

“Lewat Tiktok kami akan terus membagikan dan memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa kami mengurangi sampah bukan membersihkan,” ujarnya.

Tiktok menjadi platform penyampaian informasi kegiatan mereka. Data dari Business of Apps, ada 1,53 miliar pengguna aktif bulanan (monthly active users/MAU) TikTok di seluruh dunia hingga kuartal III/2022. Data itu melebih aplikasi media sosial lainnya, seperti Facebook dan Twitter.

Tak heran jika Tiktok sendiri memberikan tagline TikTok Local Heroes dalam “Year on TikTok 2022” kepada Pandawara Group bersama akun lain, seperti Kak Jill (@jill_shine2), Alif Cepmek (@alif_ cepmek), Maz Ojol (@mzojol), dan Bonge Saputra (@ bonge_saputra).

Apa yang dilakukan kelompok anak muda ini patut ditiru, bukan hanya membersihkan tapi mengurangi sampah. Tweet terakhir @pandawaragroup di akhir Desember 2022 lalu mereka menulis, ”2022 berakhir di sungai terekstrim, sampai jumpa di 2023!”

Penulis: Phil Artha

Editor: Juniati

LIPUTAN
LIPUTAN
Pandawara Grup
19
Pandawara Grup sedang membersihkan sungai

Artikel Teologi

BAGAIMANA SEHARUSNYA ANGGOTA BERHUBUNGAN DENGAN PENDETA?

Setiap anggota gereja akan berdiri di hadapan takhta Allah untuk memberikan pertanggungjawaban bagaimana ia telah bekerja untuk melindungi Injil dalam kehidupan sesama anggota (lihat Galatia 1). Terlepas dari apa yang baru saja dikatakan, Roh Kudus telah menjadikan para pendeta dan penatua menjadi pengawas gereja-Nya (Kisah Para Rasul 20:28; Titus 1:7; 1 Petrus 5:2). Dengan demikian, mereka mewakili tugas gereja dalam mengawasi kehidupan jemaat sehari-hari. Menyerahkan diri kepada gereja sering kali berarti tunduk kepada mereka (pendeta dan penatua-red.). Jadi, secara garis besar, bagaimana seharusnya anggota berhubungan dengan pendeta di gereja masing-masing?

Anggota harus secara resmi menegaskan pendeta mereka. Terdapat perbedaan tradisi yang tidak menyetujui hal ini, tetapi saya percaya bahwa orang Kristen, pada akhirnya, bertanggung jawab di hadapan Allah atas apa yang mereka pelajari (lihat

ARTIKEL TEOLOGI
20

Galatia 1), maka anggota gereja bertanggung jawab untuk memilih pemimpin mereka. Jemaat harus menyetujui para penatua memimpin dalam proses ini, tetapi keputusan terakhir adalah di tangan gereja. (Terdapat kemungkinan bahwa otoritas gereja untuk menegaskan pemimpinnya adalah otoritas kerasulan, yang diwarisinya melalui kuncikunci kerasulan. Lihat Kisah Para Rasul 14:23; lihat juga peran jemaat dalam Kisah Para Rasul 1 dan Kisah Para Rasul 6.)

Anggota harus menghormati pendeta mereka. Tampaknya, terjadi penurunan yang terus menerus atas kemampuan budaya kita dalam memahami penghormatan. Akan tetapi, Alkitab mengharuskan orang Kristen menghormati pendeta mereka sama seperti anak-anak menghormati orang tuanya. Bahkan, Alkitab mengatakan untuk menghormati mereka dua kali lipat (1 Tim. 5:17). Dan ini juga termasuk pembayaran atas jerih lelah mereka (5:18).

Anggota harus menyerahkan diri mereka (tundukred.) kepada pendeta mereka. Dua ayat dalam kitab Ibrani ini perlu dijalin ke dalam pemahaman kita tentang kehidupan Kristen: “Ingatlah akan pemimpinpemimpin kamu, yang telah menyampaikan Firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka” (Ibr. 13:7). “Taatlah kepada para pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka karena merekalah yang menjaga jiwamu dan yang harus memberi pertanggungjawaban atasnya. Dengan demikian, mereka akan melakukannya dengan sukacita, bukan dengan berkeluh kesah

karena hal itu tidak akan memberi keuntungan kepadamu” (Ibr. 13:17).

Anggota harus berdoa untuk pendeta mereka. Orang-orang ini adalah orang-orang yang kehidupan dan pengajarannya membantu menopang gereja. Tidakkah bermanfaat bagi kita untuk mendoakan mereka?

Anggota harus mengajukan tuduhan terhadap pendeta yang didiskualifikasi. Karena mereka berada di garis depan, maka Paulus melindungi para pemimpin dengan meminta dua atau tiga saksi dalam mengajukan tuduhan terhadap mereka (1 Tim. 5:19). Dengan demikian, sidang jemaat tidak boleh mengizinkan seorang penatua yang telah mendiskualifikasi dirinya untuk terus melayani.

Anggota harus memberhentikan pendeta yang menyangkal Injil. Ketika guru-guru palsu bergabung dengan gereja di Galatia, Paulus tidak mengoreksi para penatua. Dia mengoreksi gereja. Ketika pendeta mulai menyangkal Injil atau mengajarkan ajaran sesat lainnya, Allah meminta anggota gereja untuk memecat mereka.

ARTIKEL TEOLOGI
Artikel ini merupakan kerjasama antara LLB dan 9Marks
21
Sumber : https://jesusway4you.com

Artikel Teologi

APA ITU KESUKSESAN

DALAM PELAYANAN?

BAGAIMANA CARA

MENGUKURNYA?

ARTIKEL TEOLOGI 22

Ini adalah pertanyaan yang sulit dijawab karena melibatkan prinsip-prinsip yang saling bertentangan.

Mengukur hal yang supranatural? Keberhasilan yang bersifat supranatural tidak selalu dapat diukur.

Kesuksesan sama dengan kesetiaan. Salah satu kriteria kesuksesan yang paling penting adalah apakah seseorang mengkhotbahkan Firman Tuhan dengan setia dan memiliki kehidupan yang selaras dengan Firman Tuhan yang ia beritakan tersebut.

Lebih dari sekadar jumlah kehadiran. Jumlah jemaat yang menghadiri kebaktian di gereja bukanlah satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan, tetapi seberapa besar jemaat-jemaat bertumbuh dalam kekudusan, seberapa banyak para pemimpin yang dibangkitkan, seberapa banyak jemaat yang dikirimkan ke ladang-ladang misi, dan seterusnya. Faktor-faktor seperti ini lebih berharga dan lebih kompleks, serta sering kali merupakan indikatorindikator yang lebih baik untuk mengukur kesetiaan dan kesuksesan pelayanan seseorang.

Kesuksesan tidak selalu kasat mata. Sebuah pelayanan yang sangat setia dan sangat “sukses” bisa saja tidak menunjukkan buah yang terlihat secara kasat mata dan segera. Adoniram Judson tidak melihat seorang pun petobat baru selama tujuh tahun pelayanannya. Bahkan, respons-respons awal bisa sangat menipu, yang nantinya akan teruji seiring waktu (Matius 13:1-23). Dan berapa banyak “buah” yang dilihat Nabi Yeremia dalam pelayanannya?

Tetapi buah yang dapat dilihat juga perlu dipertimbangkan. Allah memberi karunia-karunia yang berbeda kepada orang-orang yang berbeda. Sangatlah mungkin bagi seseorang bekerja dengan setia dalam suatu bidang yang sebenarnya dia tidak memiliki karunia di bidang itu. Dalam kasus seperti ini, akan terlihat buah yang sedikit, yang sebaiknya dipertimbangkan dalam penilaian untuk membuat perencanaan dan dukungan jangka panjang. Tidak semua orang Kristen dapat meminta gereja untuk menyisihkan sebagian pendapatannya agar mendukung mereka dalam pelayanan penuh waktu. Buah yang terlihat ini menjadi salah satu bagian yang dapat menjadi pertimbangan.

Apa intinya? Kesuksesan dalam pelayanan pada dasarnya berarti kesetiaan, tetapi mencoba dengan kerendahan hati dan berhati-hati mengevaluasi buah dari pelayanan seseorang sebaiknya juga memainkan peranan pendukung dalam menimbang kesuksesan pelayanan seseorang tersebut.

ARTIKEL TEOLOGI 23
9Marks International -- Leadership

DUA KECENDERUNGAN YANG HARUS ‘DIWASPADAI’ DARI SEKOLAH MINGGU

Kalau Anda ditanya orang, “Apa manfaat Sekolah Minggu (SM)?” apa jawaban Anda? Jawaban saya adalah “Jangan ditanya – banyak sekali!”

Kalau begitu, apa hal-hal yang harus diwaspadai dari SM?

Yang pertama, sebagaimana akan dibahas dalam tulisan ini, adalah kecenderungan SM mereduksi fungsi dan peranan keluarga sebagai agen utama pendidikan rohani anak-anak.

Bagaimana Hal Ini Bisa Terjadi?

Banyak orang Kristen yang berpikir bahwa kalau seseorang mau belajar Alkitab, dia harus pergi ke SM. Ini tidak salah. Persoalan baru muncul ketika mereka mulai berpikir bahwa “yang namanya tempat belajar Alkitab ya SM, dan hanya SM.” Kalau seseorang ingin bertumbuh secara rohani, tidak ada cara lain; dia harus ikut SM.

Banyak orang tua Kristen dan anak-anak mereka yang berpikiran sama: kalau mau belajar Alkitab, tempatnya ya di gereja, khususnya SM-nya. Tidak

perlu belajar Alkitab di rumah – rumah bukanlah tempatnya. Akibatnya adalah kata pepatah ini: “Badai debu terbesar di dunia terjadi pada setiap hari Minggu pagi.” Kenapa? Karena pada saat itu orang Kristen di seluruh dunia secara bersama-sama mengambil Alkitabnya dari atas meja, lemari atau rak bukunya dan mengibas-ngibaskan debu darinya –karena sudah tergeletak tak tersentuh selama satu minggu!

Apakah mengambil alih fungsi keluarga sebagai pusat pendidikan religius anak-anak adalah tujuan SM, atau gereja? Apakah guru-guru SM adalah pengganti tugas para orang tua di rumah? Jelas bukan. Keluarga sudah ada ribuan tahun sebelum gereja ada. Allah-lah yang mendirikannya, memelihara kelangsungannya, dan tidak ada indikasi kalau Ia telah mengakhiri keberadaan, fungsi dan peranannya di dalam Perjanjian Baru (PB). Gereja juga bukanlah pengganti institusi keluarga.

Bagian 1
Rintis Purwantara RGSM 26
RGSM *)Iswara

Apa yang Alkitab Ajarkan?

Allah, melalui wahyu umum-Nya, telah menunjukkan kepada kita siapa penanggung jawab utama pendidikan anak-anak. Dalam dunia binatang, seekor elang mengajari anak-anaknya terbang, seekor induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya. Yeremia bahkan mengambil ilustrasi serigala sebagai contoh untuk Israel: “Serigala pun memberikan teteknya dan menyusui anak-anaknya, tetapi puteri bangsaku telah menjadi kejam seperti burung unta di padang pasir” (Rat 4:3)

‘Dunia kafir’ jelas mendapatkan ide tentang kewajiban para orang tua mendidik anak-anaknya dari wahyu umum ini. Athena, kota asal Plato, dengan serius menempatkan tanggung jawab menyelenggarakan pendidikan di dalam keluarga. Dari lima hak warga Kerajaan Romawi, yang pertama adalah wewenang ayah terhadap anaknya, yaitu mendidik. Rumah merupakan pusat sistem pendidikan, dan walaupun menghargai sekolah, Pliny muda berpendapat bahwa ‘sekolah adalah milik orang tua’ adalah satu-satunya prinsip yang benar.

Wahyu khusus Allah mengajarkan kebenaran yang sama dengan lebih jelas. Ketika membicarakan tugas-tugas Israel sebagai sebuah bangsa misalnya, Alkitab tidak pernah menyebutkan tugas mendidik anak-anak bangsa. Meskipun dalam Perjanjian Lama (PL) Allah berinteraksi lebih dengan Israel sebagai sebuah bangsa daripada dengan individuindividu dari bangsa itu, toh PL selalu mengacu atau menunjuk kepada orang tua sebagai penanggung jawab pendidikan anak-anak (lih. berbagai rujukan dalam Ulangan, Amsal dan Mazmur 78). Demikian pula PB (mis. Ef 6:4).

John Keating Wiles, seorang pakar Alkitab, menegaskan bahwa bagi orang Israel PL, mendidik anak adalah tugas keluarga. Tentang bagaimana anak-anak mempelajari hal-hal penting seperti mencari nafkah, membaca, menulis, dan berhitung, PL memang tidak menjelaskan apa-apa. Namun tentang bagaimana mengajarkan nilai-nilai hidup dan kepercayaan kepada Tuhan, PL menerangkan dengan sangat jelas tanpa ada kebimbangan sama sekali: itu adalah tugas utama keluarga yang harus ditaati setiap orang tua di kalangan umat Tuhan (dan prinsip ini tidak berubah di dalam PB).

Pentingnya tugas ini terlihat dari isi pengakuan iman paling mendasar bangsa Israel, yaitu Ulangan 6:4-9. Mendidik anak-anak secara rohani adalah tugas para orang tua yang terus berlangsung, berulang-ulang (ayat 7). Tugas ini hanya dapat dibatasi dengan membatasi kewajiban mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan (ayat 5), yang oleh Yesus disebut sebagai ‘hukum yang terutama’ (Mat 22:37-38). Tanpa pengakuan iman ini, hampir mustahil membayangkan adanya iman umat Allah, baik dalam PL maupun dalam PB.

John MacArthur, Jr. menyimpulkan, “Tuhan sendiri dengan serius telah memberikan tanggung jawab kepada orang tua untuk membesarkan anakanak mereka dalam ajaran dan nasihat Tuhan, bukan kepada guru sekolah, teman sebaya, pekerja penitipan anak, atau orang lain di luar keluarga. Merupakan tindakan yang salah bagi orang tua yang berupaya melepaskan tanggung jawab tersebut, lalu mencari-cari kambing hitam ketika keadaan menjadi kacau.”

Apa Sebab dan Akibat-akibat dari Kecenderungan ini?

Tidak memahami ajaran Alkitab mengakibatkan munculnya teologi yang keliru. Ed Young mengingatkan, “Masalah dengan kebanyakan kita adalah salah mengerti tentang apa yang terpenting bagi Kerajaan Allah. Kita pikir jawabannya adalah gereja atau pelayanan yang kita lakukan. Padahal yang terpenting adalah keluarga. Sekelompok orang yang dikhususkan Tuhan untuk memperluas kerajaan-Nya di dunia ialah keluarga.”

Selanjutnya, ada filsafat yang keliru. Banyak orang tua yang meluangkan sedikit sekali waktu untuk anak-anak mereka. Mereka melemparkan tanggung jawab kepada pihak lain: gereja dan guru-guru SM-nya. Mereka menghibur diri dengan berkata, “Yang penting kualitas, bukan kuantitas” –ini jelas mitos. Bagaimanapun, diperlukan oksigen dengan jumlah yang cukup untuk dapat tetap hidup. Quality time (waktu yang berkualitas?) adalah filosofi yang seluruhnya bertolak belakang dengan inti Ulangan 6:7.

Ingatlah lima tahun kelalaian Daud memperhatikan puteranya. Akibatnya tragis. Ketika Absalom, mati, keluar kata-kata ratapannya yang teramat memilukan, “Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!” (2 Sam 18:33). Daud bersedia memberikan nyawanya bagi puteranya, namun telah lalai memberikan waktunya. Ingat, seorang anak menyamakan ‘kasih’ dengan ‘waktu’. Anak harus mendapat kesan bahwa bagi orang tuanya, dirinya adalah prioritas tertinggi di dalam keluarga.

Pikirkanlah tantangan, ujian dan pencobaan tiada henti yang harus orang Kristen hadapi selama tujuh hari dalam seminggu di dunia yang sudah jatuh ini. Pikirkanlah bahwa hanya ada satu jam saja (atau kurang) kelas SM yang Anda dan anakanak anda ikuti untuk melengkapi dan menyiapkan diri menghadapi semuanya itu. Bagaimana Anda sanggup menjalani hidup dan hari-hari Anda dengan berhasil? ‘Energi’ dan ‘kuasa’ yang Anda dan anak-anak Anda peroleh sangatlah tidak sepadan. Ini belum memperhitungkan faktor SDM (guru, narasumber) yang tidak kompeten, isi buku pelajaran yang kurang berisi, dll. (bukankah ‘tak ada

RGSM 27

gading yang tak retak’?).

Harus ada cara untuk menjamin bahwa pengaruh dari ‘luar’ terhadap pembentukkan karakter anak tidak lebih banyak dibanding pengaruh orang tua. Sebagaimana ditegaskan oleh MacArthur, “Orang tua harus cukup banyak melibatkan diri dalam kehidupan anak-anak mereka untuk memastikan bahwa tidak ada pengaruh lain yang mendahului.”

Kalau pengaruh keluarga terus menurun, sementara gereja asal-asalan dalam mencurahkan satu jam seminggu kelas SM-nya untuk mendidik anak-anak dan kaum mudanya, maka ‘sesuatu’ yang lainlah, yang akan menjadi agen terpenting pembentuk kerohanian mereka.

Bagaimana Mencegah Kecenderungan ini?

Pertama, kita harus kembali pada ajaran Alkitab tentang keluarga. Salah satu persoalan besar gerejagereja masa kini adalah tidak tercantumnya doktrin tentang keutamaan keluarga di dalam dokumendokumen pengakuan iman mereka (tidak ada yang lebih krusial dan lebih memerlukan perhatian khusus daripada pokok ini dewasa ini).

Kedua, SM harus mewaspadai kecenderungannya mengambil alih fungsi utama keluarga anggotaanggota gereja.

Ketiga, para orang tua Kristen harus bertobat. Mereka harus belajar dari Eunike. Karena ketekunannya menjalankan peranannya sebagai orang tua, hasilnya adalah seorang Timotius yang

tumbuh dewasa, lalu menjadi seorang pemimpin, seorang pembicara, seorang negarawan, dan seorang perintis jemaat baru. Ed Young berkata, “Tak ada gelar yang diberikan oleh ‘Sekolah Membesarkan Anak.’ Tak ada proses akreditasi bagi seorang ayah dan ibu. Meskipun demikian, orang tua adalah guru yang paling baik bagi anaknya.”

Selain menjadi pengajar, orang tua juga harus terus belajar. Kapan hasil belajar mereka terlihat? “Ketika anak-anak kita sudah dewasa dan mempunyai anak sendiri, barulah kita menerima buku rapor kita,” demikian kata Ed Young. Sekali lagi, lihatlah tiga generasi Lois-Eunike-Timotius (2 Tim 1:5). Ingatlah bahwa ketika kita mendidik anak-anak kita di rumah, kita juga sedang mendidik anak-anak yang kelak akan mereka lahirkan.

Penulis adalah dosen Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia (STBI) Semarang Editor: Juniati

RGSM 28

Resensi

KUNCI-KUNCI BAGI

PERTUMBUHAN ROHANI (THE KEYS TO SPIRITUAL GROWTH)

“Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.”

(2 Petrus 3:18)

HARGA:

RP. 100.000

Kunjungi kami :

Toko Buku Baptis

@tokobuku_baptis

RESENSI 29

Saat gereja masa kini mengabaikan pentingnya pertumbuhan rohani maka buah yang dihasilkan adalah jemaat yang tidak matang secara rohani, lemah dan rapuh. Banyak orang Kristen yang sudah teralihkan berbagai macam pengajaran yang hanya berfokus pada kuasa, kekuatan spiritual, dan kesuksesan (tidak menuntut proses pertumbuhan menuju kedewasaan rohani). Ketika kerohanian yang tidak bertumbuh sudah menjadi sesuatu yang biasa saja, ribuan bahkan jutaan orang kecanduan “terapi”. Lebih suka bergantung pada nasihat atau pertolongan orang lain dibandingkan hidup dalam kedisiplinan pemuridan dan bertumbuh dalam anugerah. Banyak orang yang keliru dalam memahami kedewasaan rohani.

Hal ini menjadi sesuatu yang sangat berbahaya sebab jika tidak ada pertumbuhan maka berarti tidak ada kehidupan. Maka perlu dipertanyakan, jika tidak ada pertumbuhan rohani apakah orang tersebut sungguh-sungguh sudah hidup secara rohani? Allah menghendaki setiap orang Kristen bertumbuh hingga mencapai kedewasaan rohani. Pertanyaannya adalah apakah saudara bertumbuh?

John MacArthur dalam bukunya yang berjudul “Kunci-kunci bagi Pertumbuhan Rohani (THE KEYS TO SPIRITUAL GROWTH)” yang diterbitkan oleh Lembaga Literatur Baptis, akan menolong kita untuk menemukan kunci-kunci dari pertumbuhan rohani untuk menuju kedewasaan rohani yang sesungguhnya.

Bertumbuh merupakan tanggung jawab sekaligus hak istimewa kita, hari demi hari kita dapat bertumbuh dan mengalami pengenalan yang semakin utuh, dalam, intim dan nyata dengan Allah. Setiap orang percaya memiliki tujuan “… diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya… (2 Kor. 3:18).”

Melalui buku ini, Anda akan belajar mengalami pertumbuhan rohani bukanlah sesuatu bersifat mistik, sentimental, devosi ataupun psikologis melainkan memahami dan melakukan berbagai prinsip yang ada dalam Firman Tuhan.

Penulis dalam bukunya memaparkan setidaknya tiga belas kunci-kunci yang akan menolong pertumbuhan iman Anda. Dalam bagian pertama dipaparkan tentang kunci utama: sebuah presuposisi, bagian ini membahas tentang Alkitab (Firman Tuhan). Alkitab tidak dapat tuntas (inexhaustible), tidak dapat dimatikan (inextinguishable) dan memberi kehidupan, artinya Alkitab itu hidup, senantiasa segar, melintasi zaman dan generasi bahkan tidak pernah ketinggalan zaman. Selain itu, Alkitab juga memberi kehidupan, menopang kehidupan rohani serta mengubahkan hidup. Karena itu, kedewasaan rohani tidak didapat melalui jalan pintas. Alkitab merupakan hal yang utama dalam kehidupan rohani.

Kedua, tujuan utama: kemuliaan Allah. Tujuan puncak dalam hidup setiap manusia seharusnya adalah memuliakan Allah sehingga menghasilkan sukacita yang tak terbatas, kedewasaan rohani dengan memusatkan perhatian pada Allah.

Selain kunci utama dan tujuan utama, bagian ketiga yang dipaparkan penulis yang utama adalah rencana utama bagaimana memuliakan Allah. Saat ini terlalu banyak orang (gereja) menyepelekan imannya, merasa sudah bersaksi dengan menempelkan stiker rohani di mobilnya seolaholah berbagai kata mutiara dan simbol itu dapat menyampaikan keagungan dan kemuliaan Allah kepada dunia ini.

Memuliakan Allah menjadi tujuan tertinggi dalam kehidupan seorang manusia (baik pria maupun wanita). Mencapai kedewasaan rohani berarti hidup kita semata-mata berpusat dan berfokus pada pribadi Allah sebab Dia yang menciptakan kita dan juga pencipta segala sesuatunya. Lalu bagaimana memuliakan Allah? salah satu dari tiga belas poin yang disampaikan penulis adalah dengan menerima Yesus Kristus sebagai juru selamat

Selain tiga poin utama yang dipaparkan di atas, kita juga dapat melihat bagian lainnya secara jelas yang diterangkan dalam buku ini, yaitu ketaatan: membuka rumahnya para hamba, kepenuhan Roh Kudus: menyalakan pembangkit listrik, pengakuan dosa: membuka ruang kengerian, kasih: membuka kamar pengantin, doa: membuka ruang privat, Pengharapan: membuka peti pengharapan, studi Alkitab: membuka ruang perpustakaan, persekutuan: membuka ruang keluarga, bersaksi: membuka ruang nursery, dan kemampuan untuk memilah-milah: mengunci pintu gerbang.

Kembali ke pertanyaan sebelumnya, bertumbuhkah Anda? Jika belum atau Anda merasa tidak puas dengan laju pertumbuhan rohani Anda, maka buku inilah yang tepat bagi Anda!

Selamat mengalami pertumbuhan rohani!

Penulis: Juniati

Editor: Phillip Artha Senna

RESENSI 30

Artikel Teologi

LIMA LANGKAH MENEMUKAN POIN UTAMA

DARI SETIAP PERIKOP YANG ADA DALAM ALKITAB

Pertanyaan ini sering saya dengar dari para pemimpin kelompok kecil pendalaman Alkitab dan para pemimpin mahasiswa di gereja di mana saya melayani. Dan tidak ada hal yang akan lebih menggembirakan bagi saya selain bisa menyampaikan kepada mereka (dan Anda) bahwa saya memiliki formula ajaib yang bisa menuntun mereka dari teks langsung kepada poin utama, bahkan lebih jauh lagi, kepada penerapan.

Namun, saya tidak memiliki formula ajaib itu. Tetapi saya memiliki beberapa pemikiran, tentang beberapa hal yang dapat Anda coba temukan dari teks, apa pun perikop Alkitab yang Anda pilih, yang dapat menolong Anda untuk menemukan poin utama itu.

1. Struktur dan Penekanan

Pertama, perhatikan struktur dan penekanan yang ada pada perikop tersebut. Saya suka memulai dengan struktur, atau bagaimana perikop tersebut dapat saya bagi ke dalam beberapa bagian ayatayat yang saling terkait satu dengan yang lain.

Tentu saja, bagaimana kita menemukan struktur akan cukup bergantung pada jenis teks. Jika saya melihat pada sebuah teks narasi, alur cerita dan karakter-karakter akan sangat membantu. Saya akan melihat lokasi dan keadaan sekitar, klimaks dan resolusi ceritanya. Jika saya melihat sebuah

surat atau pidato, saya akan mencari aliran ide-ide dengan poin utama yang logis. Jika saya melihat tulisan berbentuk puisi, saya akan mencoba mengenali bait-bait yang berbeda dan mulai membuat rangkumannya.

Dan apa pun perikop Alkitab yang saya pilih, saya selalu dan selalu, mencari kata-kata dan ide-ide yang berulang. Sebuah terjemahan secara harfiah dari bahasa asli akan sangat menolong Anda di sini. Pertanyaan diagnostik yang sering saya gunakan adalah: “Bagaimana penulis menyusun/merangkai perikop ini?” Dan ketika saya mulai membuat sketsa strukturnya, saya bertanya pada diri saya, penekanan apa yang ingin diungkapkan melalui struktur ini.

2. Konteks

Kedua, perhatikan konteks. Tidak ada perikop dalam Alkitab yang berdiri sendiri. Sebaliknya, setiap teks merupakan bagian dari sebuah argumen, cerita, atau kumpulan perikop yang sudah disusun dengan tujuan tertentu oleh penulisnya.

Apa yang ada pada perikop sebelum dan sesudahnya adalah penting, dan akan menolong saya memahami apa yang ada dalam perikop yang sedang saya pelajari. Ini bisa menolong untuk menemukan topik yang sedang dibahas oleh penulis. Ini juga bisa menolong saya untuk melihat sebuah gambaran yang lebih besar dalam kitab yang saya pilih. Ini bisa juga memberikan koreksi yang berguna ketika saya salah menangkap arti dari perikop yang saya baca. Bahkan bisa membantu

ARTIKEL TEOLOGI
“Bagaimana saya menemukan poin utama dari sebuah teks dalam Alkitab?”
31
*)Robert Kinney

saya lebih mengerti situasi sejarah dari pembaca mula-mula perikop ini.

Konteks adalah kuncinya. Dan pertanyaan diagnostik saya di sini adalah: “Mengapa penulis kitab ini meletakkan perikop tersebut di sini, pada titik ini dalam kitab ini?”

3. Tema Kitab

Hal-hal yang baru saja saya tuliskan di atas tentang konteks hanya akan berguna jika kita menggali lebih detail dan bertanya tentang kitab tersebut. Apa sebenarnya agenda penulis dengan kitab ini?

Tentu saja akan memerlukan usaha yang lebih untuk bisa memahami tema utama dari keseluruhan kitab tersebut. Namun demikian, saya pikir tetap merupakan sebuah langkah penting untuk bertanya: “Bagaimana perikop ini -- dan khususnya penekanan yang saya temukan dalam strukturnya-- terkait dengan tema besar dari seluruh isi kitab ini?”

4. Refleksi Teologis

Dalam Lukas 24:13-49, Yesus mengajarkan bahwa seluruh Kitab Suci menunjuk kepada kematian dan kebangkitan-Nya, dan hasil-hasil dari Injil adalah pertobatan dan pengampunan atas dosa. Tanpa memahami hal ini, kita berisiko menginterpretasikan sebuah perikop hanya secara moralistis saja atau bisa terpisah dari berita Injil.

Jadi, sangatlah penting untuk menggunakan semua perangkat teologi (khususnya teologi biblika) untuk bertanya: “Bagaimana perikop ini terkait dengan Injil?” Tentu saja, ada banyak cara melakukan hal tersebut dengan buruk. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk membuat kaitan yang logis antara teks kita dengan berita Injil.

5. Membuat Perpaduan (Sintesis)

Ketika Anda sudah selesai membuat struktur, konteks, tema kitab, dan refleksi teologis, kini saatnya mulai memadukan. Apakah Anda menamakannya poin utama, atau tema perikop, atau ide besar perikop, sangatlah penting untuk mengambil langkah final ini. Pertanyaan yang sering saya ajukan kepada diri saya terkait ini adalah: “ Apa yang ingin diajarkan oleh penulis kepada pembaca mula-mula? Apa yang ia katakan? Apa poin utamanya?”

Jangan menipu diri sendiri: Ini bukan proses yang mudah. Bagi saya, ini mencakup satu atau dua jam persiapan untuk sebuah kelompok kecil—dan mungkin 12 jam persiapan untuk sebuah khotbah! Tetapi berapa pun waktu yang Anda miliki, saya pikir akan sangat membantu jika Anda bekerja dengan cara ini.

Tentu saja, ketika Anda sudah bisa menemukan ide utamanya, Anda masih perlu memikirkan lagi tentang penerapannya. Namun, selama berkait dengan penggalian teks, mulailah dengan menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan ini:

• Bagaimana penulis menyusun/merangkai perikopnya?

• Mengapa penulis meletakkan perikop ini di sini, pada titik ini dalam kitab ini?

• Bagaimana perikop ini terkait dengan tema dari seluruh kitab?

• Bagaimana perikop ini terkait dengan Injil?

• Apa yang penulis ingin ajarkan kepada pembaca mula-mula?

Untuk lebih jauh dalam proses ini, lihat buku David Helm Expositional Preaching: How We Speak God’s Word Today (Crossway, yang terbit April 2014).

Robert Kinney adalah direktur pelayanan dari The Simeon Trust, sebuah pelayanan untuk melatih para pengkhotbah.

Editor: Trisanti Karolina Napitu

Artikel ini merupakan hasil Kerjasama antara LLB dengan 9Marks International-- Leadership

ARTIKEL TEOLOGI
32

Sepak Bola, Piala Dunia

Acu (28) gembira bukan kepalang. Tim favoritnya Argentina akhirnya menjuarai Piala Dunia 2022 setelah menang adu penalti dengan Perancis 4-2. Acu menari-nari di depan teman-temannya yang nonton bareng (nobar) di halaman gereja di Jakarta Timur.

“Akhirnya kesampaian keinginan saya lihat Messi mengangkat piala,” tuturnya.

Kebahagian Acu tak dirasakan sendiri, jutaan penggemar Argentina ikut merayakan kebahagiaan itu. Di Kota Buenos Aires, Argentina bahkan penduduk turun ke jalan utama untuk merayakan kemenangan itu. Foto yang diunggah di twitter oleh akun @Messismo10 memperlihatkan warga Kota Buenos Aires tumpah ke jalan memadati tugu ibu kota negara itu.

Layaklah jutaan warga Argentina bergembira. Ini piala dunia ke 3 yang mereka raih setelah era Mario Kempes tahun 1978, Maradona tahun 1986 dan Lionel Messi tahun 2022. Maka pesta itu digelar semalam-malaman di kota itu.

Argentina di partai final nampak lebih garang di babak pertama. Dua gol sudah mereka jaringkan ke gawang Perancis. Namun Didier Deshcamp pelatih Perancis tak kalah akal, di babak kedua mereka bisa mengejar ketinggalan. Bahkan pertandingan bertambah seru ketika kedudukan menjadi sama 3-3. Sehingga ditentukan dengan tos-tosan.

Piala Dunia dan Kita

Apa yang bisa kita dapatkan dari pergelaran akbar sepak bola itu? Kita menikmati tanding seru antarnegara peserta? Jawabannya ada banyak yang bisa kita dapatkan. Pertama, kita disuguhkan dengan pertandingan-pertandingan yang bermutu dan berkelas. Dengan kemampuan dan teknik serta strategi jitu dari masing-masing kesebelasan.

Kedua, bagaimana tuan rumah mempersiapkan ajang besar itu dengan luarbiasa, meski ada kontroversi soal penolakan mengenakan lambang pelangi oleh masing-masing kapten kesebelasan. Di luar itu penyelenggaraan berjalan aman, lancar dan menghibur. Ketiga, lihatlah sepak bola selain negara-negara Eropa. Maju amat pesat. Afrika dan Amerika khususnya. Lihat penampilan Maroko yang menjadi kesayangan meski akhirnya kandas di partai perempat final serta banyak pelajaran lain yang bisa diambil.

Bagi speak bola tanah air, jelas amat berguna. Coba lihat Maroko. Nama-nama Hakim Ziyech, Achraf Hakimi, Armabat, Bono dan lain-lain adalah buah pembinaan yang serius yang dilakukan negara itu. PSSI-nya Maroko, yaitu Royal Moroccan Football Federation (RMFF) yang didukung Kerajaan Maroko mendirikan Akademi Mohammed VI pada tahun 2007. Bertempat di lahan seluas 18 hektar di kota Sala Al Jadida dekat ibukota Rabat, tahun 2010

ARTIKEL
33
ARTIKEL

meresmikan sekolah bola dengan sebutan Akademi Mohammed VI. Merekrut bakat-bakat muda usia

12 hingga 18 tahun yang diambil dari seluruh penjuru negeri. Ada sekira 50 siswa yang didik di periode awal.

Mengadopsi akademi sepak bola modern, Akademi Mohammed VI menggabungkan olahraga dan pendidikan. Di akademi itu, ada tiga jenjang pendidikan sesuai usia siswa. Dimulai pada jenjang pertama untuk usia 13 dan 14 tahun, jenjang kedua untuk usia 15 dan 16 tahun, dan jenjang ketiga bagi siswa berusia 17 dan 18 tahun. Pada usia jenjang pertama, akademi memberikan bekal para siswa dengan persiapan fisik dan mental sebagai bagian dari adaptasi.

Pada usia jenjang kedua, mereka sudah dibekali porsi latihan sebanyak dua kali dalam sehari. Sedangkan pada usia jenjang ketiga, para pelatih dan staf akademi memiliki banyak pekerjaan lebih karena sudah mencakup pengawasan ketat perkembangan para siswa, baik secara taktis maupun teknis.

Dari situs FIFA menyebut, “Raja Mohammed VI telah melakukan berbagai cara demi memajukan speak bola di Maroko.” Raja Maroko menggelontorkan dana $15,6 juta atau setara 254 Milyar rupiah untuk pengembangan Akademi Mohammed VI. Berkat dukungan penuh tersebut, sepak bola Maroko bisa kita lihat hasilnya sekarang. Contoh nyata adalah

pemain muda Youssef En-Nesyri yang jadi bagian timnas Maroko di Piala Dunia 2022. Juga ada nama Hamza Regragui, Achraf Sidki, dan Soulaiman El Amrani yang kini bermain di Spanyol klub Malaga, lalu Sevilla.

Selain itu, ada nama Omar Sadik, penyerang yang bermain di klub Espanyol Barcelona U19. Nama lain adalah Anas Nanah dan Walid Hasbi bermain untuk tim divisi lima Prancis, Racing Strasbourg B. Sementara nama-nama beken, seperti Ziyech yang main untuk Chelsea dan Achraf Hakimi bermain untuk Paris Saint Germain Football Club (PSG) dan pemain lainnya sudah berlayar keluar negeri mereka duluan.

Pembinaan yang sungguh-sungguh boleh jadi merupakan masukan bagi sepak bola kita di Indonesia. Kompetisi yang sedang berjalan dan sejumlah kasus yang terjadi belakangan menjadi cermin serius bagaimana pembinaan sepak bola di negeri ini.

Saat menyaksikan piala dunia, selalu muncul suara, kapan Indonesia bisa tampil di ajang itu? Jika hal itu terwujud, maka pembenahan pembinaan sejak dini musti direstorasi.

Penulis: Phil Artha

Editor: Juniati

ARTIKEL 34

Jalan-Jalan

Siapa yang tidak mengenal Bali? Ya, Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan sejuta keindahan yang ditawarkan. Dijuluki pulau Dewata atau Seribu Pura ini menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Tak hanya objek wisata alam yang indah, budaya luhur, beragam tradisi unik serta seni menjadi daya tarik pulau Dewata ini.

Provinsi Bali sendiri, terdiri atas delapan wilayah kabupaten serta satu kota madya, yaitu Buleleng, Tabanan, Jembrana, Karangasem, Kabupaten Badung, Bangli, Gianyar, Klungkung serta Kota Denpasar. Yang terakhir menjadi Ibu Kota dari provinsi ini. Masyarakat Bali sendiri menganut agama Hindu, dengan tempat sucinya, yaitu Pura karena itu disebut pulau Seribu Pura.

Hari yang dinanti telah tiba! Selasa, 19 April 2022, saya memutuskan untuk pergi ke Nusa Penida bersama seorang teman.

Nusa Penida merupakan sebuah pulau (nusa) yang terletak di sebelah tenggara Pulau Bali yang dipisahkan oleh Selat Badung. Di dekat Nusa Penida terdapat juga pulau lainnya, yaitu Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan. Kondisi tanah di Nusa Penida adalah perbukitan dan kapur karang.

Perairan Nusa Penida terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya serta keindahan alam yang eksotik, di mana jika dilihat dari daratan nampak

bentangan indahnya surga biru, wilayah laut Nusa Penida.

Perjalanan dimulai dari Bandara Husein

Sastranegara Bandung menuju ke Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Lalu, kami berangkat dari Pelabuhan Sanur ke Pelabuhan Toyapakeh di Nusa Penida dengan menggunakan speedboat

Sesampainya di Nusa Penida, kami memutuskan untuk menyewa motor di sekitar pelabuhan. Beli bensin, menuju penginapan dan mencari makan siang adalah tujuan kami selanjutnya.

Penginapan kami berdekatan dengan pelabuhan. Kami bisa mencapai penginapan sekitar tujuh menit dengan motor. Penginapan sudah dipesan dan dibayar jauh sebelum kami sampai di Nusa Penida. Kami sudah merencanakan untuk bermalam di penginapan tersebut selama dua malam, 19-21 April 2022.

Segera meninggalkan penginapan, kami siap berpetualang di Nusa Penida! Let’s go!

Hari pertama di Nusa Penida, kami memutuskan untuk menelusuri beberapa destinasi wisata di Nusa Penida bagian barat, yaitu Kelingking Beach, Angel’s Billabong, Broken Beach dan Crystal Bay.

Kurang rasanya kalau ke Nusa Penida, tidak datang ke Kelingking Beach, destinasi utama yang populer diburu oleh turis domestik maupun

JALAN-JALAN
Pemandangan dari atas Kelingking Beach
35
*)Tommy Hilman, CFP®

mancanegara. Di sana, kami menuruni setiap anak tangga menuju ke bagian bawah tebing. Tangga demi tangga yang curam berhasil kami lewati, bahkan di beberapa bagian, kami harus sedikit menuruni tebing (Hati-hati bagi Anda yang takut ketinggian!). Rasa lelah dan panas terik, tak menjadi penghalang untuk mencapai bagian bawah dan terbayarkan dengan keindahan yang memukau yang dapat kami nikmati. Pasir putih yang berhamburan ditemani birunya air laut serta deburan ombak yang membuat pikiran menjadi segar kembali.

Setelah satu setengah jam kami menikmati suasana yang indah, kami memutuskan kembali ke atas tebing dan bergegas pergi ke tempat selanjutnya. Ini saatnya usaha besar dilakukan! Untuk balik ke atas, kami perlu mendaki kembali. Coba bayangkan! Siang bolong, menaiki ratusan anak tangga dengan kondisi terjal, di saat air minum sudah menipis! Fiuhh… Akhirnya, kami sampai di atas, yey!

Lanjut! Tidak begitu jauh dari situ, kami berpetualang lagi ke Angel’s Billabong dan Broken Beach. Kedua tempat ini jaraknya tidak jauh karena satu kawasan, dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Amazing! Satu kata yang terucap saat kami berada dan menikmati keindahan alam di Nusa Penida. Tidak begitu banyak petualangan yang kami lakukan di sana. Kami hanya duduk diam sambil memanjakan mata dan mengambil begitu banyak foto maupun video.

Angel’s Billabong adalah infinity pool alami yang berada lebih tinggi sedikit dari bibir laut, sehingga membuat seolah langsung menyatu dengan lautan lepas. Air di kolam sangat jernih sehingga kami bisa melihat ikan-ikan kecil berenang serta lumut di dasar kolam yang menambah kesan natural. Ditambah dinding batu yang memiliki kontur sangat unik.

Berbeda dengan Broken Beach, yaitu pantai yang berada di tengah tebing setinggi 50-200 meter, di mana airnya berasal dari laut lepas yang masuk melalui lubang pada tebing. Menurut masyarakat sekitar, lubang terbentuk karena abrasi air laut selama ratusan tahun. Mereka menyebutnya sebagai Pasih Uug atau Pantai Rusak.

Selama satu setengah jam kami menghabiskan waktu di sana. Akhirnya, kami memutuskan untuk pergi dan berburu sunset di Crystal Bay. Waktu perjalanan sekitar 45 menit. Kami bersantai dan menikmati keindahan sang surya tenggelam di sana.

Esok harinya, 20 April 2022, kami bergegas melanjutkan petualangan kami ke Nusa Penida bagian timur. Semangat baru di pagi hari benarbenar melingkupi kami. Antusiasme dan optimisme dalam menyongsong hari yang baru pun dimulai. Udara segar dengan sorotan sinar matahari mulai menerangi jalan aspal kami. Sekitar satu jam perjalanan darat mengantarkan kami di kawasan dua destinasi, Atuh Beach dan Diamond Beach.

JALAN-JALAN 36
Indahnya Pesona Nusa Penida, Surga Pecinta Alam

Destinasi Atuh Beach dan Diamond Beach benar-benar sangat berdekatan. Dari jalan utama, turun tebing di bagian kiri merupakan Atuh Beach, sedangkan turun tebing di bagian kanan merupakan Diamond Beach.

Meskipun sama-sama pantai, keduanya menyajikan pemandangan yang fantastis dan berbeda. Saran saya, Anda perlu memiliki stamina prima untuk menuruni tebing menuju ke dua pantai tersebut dan menaiki tebing kembali. Namun percayalah, rasa lelah itu akan terbayarkan dengan keindahan panorama.

Bawa topi, kacamata dan air minum yang cukup. Pakai baju, celana dan sepatu yang nyaman. Gunakan sunscreen untuk perlindungan sorotan tajam matahari di siang hari. Hati-hati bagi Anda yang takut dengan ketinggian, karena tangga yang disuguhkan makin lama makin mengecil pada ketinggian tebing tertentu.

Setelah kurang lebih tiga jam menikmati keindahan dua pantai tersebut, akhirnya kami segera melanjutkan ke destinasi berikutnya.

Guyangan Waterfall, berada di bagian selatan Nusa Penida, merupakan destinasi yang jarang dikunjungi orang. Hanya wisatawan tertentu saja yang datang ke tempat ini. Bagaimana tidak, untuk merasakan panorama air terjun, Anda harus menempuh ratusan anak tangga berwarna biru di sepanjang tebing.

Wow! Pengalaman yang menakjubkan! Kami disuguhkan dengan pemandangan sangat indah dari tebing, pura kecil, kolam alami di bebatuan tebing, dan manta point.

Terdapat mata air alam yang memiliki debit air besar yang dialirkan ke atas tebing untuk kebutuhan sehari-hari bagi warga. Karena sulitnya medan ke

lokasi mata air (belum dimanfaatkan sepenuhnya), hampir 70% air terbuang dan mengalir ke laut, membentuk air terjun alami. Itulah mengapa disebut sebagai waterfall (air terjun).

Pada 21 April 2022, hari terakhir, dengan berat hati kami harus meninggalkan Nusa Penida “The Blue Paradise Island”. Pengalaman luar biasa yang tak mungkin saya lupakan dalam hidup saya. Bersyukur sekali bisa menikmati alam ciptaan Tuhan.

Amsal 17:22 berkata “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” Jadi, yuk jalan-jalan sambil bersyukur menikmati berkat karunia Tuhan yang kita alami.

Biaya di Nusa Penida (19-21 April 2022)

• Speedboat Sanur - Nusa Penida PP Rp 300.000

• Sewa motor 2x24 jam Rp 70.000

• Bensin Rp 20.000

• Penginapan 3 hari 2 malam Rp 295.000

• Makan, minum dan jajan Rp 125.000

• Parkir di Kelingking Beach Rp 5.000

• Parkir di Angel’s Billabong dan Broken Beach Rp 5.000

• Atuh Beach dan Diamond Beach Rp 10.000 + parkir Rp 5.000

• Guyangan Waterfall Rp 10.000

Diluar transportasi kota asal menuju Bali PP dan oleholeh.

Penulis adalah praktisi perencanaan keuangan dari Certified Financial Planner (CFP) dan juga seorang traveler Editor: Juniati

JALAN-JALAN 37
Jalan turun menuju Diamond Beach https://www.nomadicwilhockis.com/

Keamanan Digital

PENIPUAN DUNIA MAYA

Ibung, remaja 16 tahun hanya berdiam diri di dalam kamarnya. Uang hasil tabungan selama 5 bulan sebesar Rp. 750.000 ludes. Ia tertipu pembelian gawai dengan harga promo di Instagram (IG). “Saya sudah tanya ke nomer yang ada di IG itu, (te)tapi abis itu sudah tidak ada lagi. Uang saya hangus Rp. 750.000. Saya ditipu promo di IG yang jual hp murah. Sempat saya hubungi dan kirim SMS tapi tak ada balasan sama sekali,” aku pelajar SMA kelas 10 itu.

Ibung bukan korban satu-satunya. Ada banyak korban lainnya yang juga mengalami penipuan lewat online. Modusnya mulai jualan barang bermerek hingga pengumpulan dana dan pinjaman online (pinjol).

Soal kejahatan siber data dari situs Cekrekening. id mengungkapkan bahwa kasus penipuan online dari ecommerce (penjualan online) melalui media sosial mulai Januari hingga September 2021 sebanyak 115.756 kasus dan angka ini terus akan naik.

Menilik hal itu betapa soal keamanan siber amat penting dan perlu diperhatikan oleh warganet. Di Januari 2023 akhir, laman trendmicro.com menulis soal hiruk pikuk 2022 dengan cybersecurity. Persoalan penipuan, virus dan dan kejahatan online masih marak. SetaIi tiga uang, hasil jajak pendapat Social Media Habit and Internet Safety 2022 oleh populix.co menyebut bahwa hampir 80% responden dari 1.000 orang lebih yang dimintai pendapatnya pernah mengalami pengalaman negatif saat menjelajahi dunia internet.

Pengalaman-pengalaman negatif itu, antara lain pesan spam (52%), penipuan (31%), maintenance

error (30%), hacking (26%), stalking (21%) dan cyberbullying (16%). Masing-masing angka itu didapat dari pengguna aplikasi media sosial terbanyak, yaitu YouTube (94%), Instagram (93%), TikTok (63%), Facebook (59%) dan Twitter (54%). Mungkin saja angka itu sudah berubah saat ini.

Persoalan keamanan berinternet atau cybersecurity karena netizen mengisi waktunya –entah itu kosong atau memang pekerjaanya – untuk mencari informasi atau berita terbaru atau hiburan semata disediakan di dunia maya.

Dari hasil survei populix itu, ada beberapa alasan warganet berlama-lama di dunia maya, yaitu mencari informasi baru 79 %, menjalin hubungan atau relasi 66 %, hiburan 75%, musik dan film 66%, dan informasi film 48%. Tentu saja lamanya warganet di dunia maya semakin besar. Minimal mereka berada di dunia maya empat sampai delapan jam sehari.

Lamanya warganet berada di dunia maya dan mendapatkan pengalaman negatif tadi memang tak terhindarkan. Meski ada aplikasi-aplikasi keamanan, masih banyak korbannya. “Melalui studi ini, kami ingin melihat lebih jauh seputar pemahaman dan sejauh apa orang Indonesia menggunakan fitur-fitur [keamanan] tersebut untuk melindungi pengalaman online mereka di media sosial secara umum,” kata Chief Technology Officer Populix, Jonathan Benhi.

Harus diakui pemahaman warganet soal keamanan online dan aneka fiturnya masih di bawah 50%. Survei itu mengatakan 48% responden mengetahui soal privasi dan keamanan digital. Sementara 49% lainnya ragu-ragu, dan sisanya 3% tidak tahu.

LIPUTAN LIPUTAN 38

Pentingnya meliterasi warganet amat perlu dilakukan. Namun sederhananya adalah, warganet diajak untuk tidak mudah men-share sesuatu apapun informasi itu agar tidak mendapatkan pengalaman negatif.

Berikut tujuh langkah agar warganet memahami keamanan digital, yaitu:

1. Simpan Data secara Offline

Hindari menyimpan informasi pribadi secara online atau di media sosial, seperti scan KTP, SIM atau Kartu Keluarga secara online atau bahkan di media sosial. Simpanlah informasi pribadi dalam USB external. Hal itu dapat menghindarkan dari ancaman siber lewat jaringan online.

2. Cari Website yang Aman

Selalu memeriksa dengan teliti website yang aman, tandanya website tersebut memiliki sertifikat Secure Sockets Layer (SSL). Caranya lihatlah ikon gembok yang terdapat di ujung paling kiri kolom Uniform Resource Locators (URL). Jika tidak punya itu, jangan pilih.

3. Koneksi Internet Aman

Pastikan koneksi internet yang digunakan aman. Hindari wifi umum karena tak terjamin keamanannya. Tambahkan pula jika diperlukan Virtual Private Network (VPN) untuk menutup Internet Protokol (IP) address pribadi.

Gunakan kata ganti sandi yang kuat kombinasi huruf, angka dan simbol. Jangan gunakan kata sandi yang sama disetiap aplikasi yang digunakan. Ini untuk mencegah peretasan.

Aktifkan autentikasi dua faktor untuk mencegah digunakan oleh pihak lain. Autentikasi dua faktor itu bisa dalam bentuk sidik jari, wajah dan kode OTP.

Sistem enkripsi untuk mencegah orang lain untuk mengklaim data yang Anda miliki.

Ini penting, selalu lakukan cek dan recek link yang baru atau belum dikenal. Dan jangan mudah untuk langsung klik link yang baru tersebut. Ini yang sering membuat Anda terjebak pada pengalaman negatif.

Selalu hati-hati dalam bersosial media…

Penulis: Brenetho Noel, seorang mahasiswa tinggal di Jakarta

Editor: Juniati

4. Kata Sandi Kuat 5. Autentikasi Dua Faktor 6. Enkripsi 7. Cek dan Ricek Link Baru
LIPUTAN 39

Hari Kasih Sayang (Valentine's Day)

INDONESIA vs KOREA

Bulan penuh cinta – ya, bulan Februari identik dengan bulan kasih sayang, tepat tanggal 14 Februari diperingati -oleh kalangan anak muda-sebagai hari kasih sayang di berbagai negara termasuk Indonesia. Kesempatan ini menjadi momen menyatakan rasa kasih sayang kepada pasangan, teman maupun juga kepada keluarga. Momen itu ditunjukan dengan memberikan cokelat atau hadiah ataupun kata-kata cinta sebagai bentuk ungkapan rasa kasih sayang.

“Suka ngerayain sih, lebih tepatnya mengucapkan atau ngasih gift ke orang-orang terdekat dan sahabat-sahabat. Seru-seruan aja sih hehe, tapi hanya sebagai peringatan hari kasih sayang aja,” Ujar Ferista Erdina Yosephine pemudi asal Gereja Baptis Pertama (GBP) Bandung.

Fey sapaan akrabnya melanjutkan, “Sebagai anak Tuhan hari Valentine itu seharusnya (men) jadi sebuah pengingat bagi kita bahwa sebagai umat manusia kita harus saling mengasihi satu dengan yang lain. Sama seperti Tuhan yang telah mengasihi kita terlebih dahulu, kita juga harus mengasihi sesama kita (share and spread His Love to everyone). Gak hanya orang-orang yang kita kasih aja, tapi orang-orang yang gak kita kenal juga, termasuk orang-orang yang gak suka sama kita. Sebenarnya gak harus pada saat Valentine aja kok, kita juga bisa menunjukan kasih kita kepada orang lain setiap hari (gak hanya di hari spesial).

Tak hanya Fey, Evlien Sagala dari GBI Batu Zaman cabang Ciparay, Kriswangsa Bagus Kusuma Yudha pemuda asal GBI Imanuel serta Alma Gracia salah satu anggota jemaat gereja di Jakarta pun turut meramaikan hari Valentine ini. Momen ini menjadi kesempatan bagi mereka selain turut meramaikan juga menjadi kesempatan untuk menyatakan cinta kasih kepada orang-orang terdekat.

40
LIPUTAN

“Hari valentine juga kita bisa nunjukin kalau kita saling mengasihi sesama kita,” Tutur Evlien

Ia melanjutkan, “(Selain itu) dengan cara berdoa dan mengucap syukur karena Tuhan mengasihi kita bukan di hari Valentine saja, tapi setiap hari jadi di hari Valentine itu bentuk kita belajar mengungkapkan kasih sayang kepada kerabat teman, dan juga berterimakasih kepada Tuhan Yesus atas kasih-Nya.

Senada dengan itu, Kriswangsa Bagus Kusuma Yudha pun mengungkapkan, “Budaya ini lebih menunjukkan pada saling memberi antara dua sejoli, menampilkan kasih eros. (Sementara) Sebagai anak Tuhan, mengasihi bisa setiap waktu gak harus di momen-momen tertentu seperti Valentine,” tuturnya.

Anggota GBI Imanuel Bandung ini pun mengatakan, di hari Valentine sebagai anak Tuhan kalau mau “sedikit” berbeda, kenapa kita tidak memberi cokelat kepada orang yang “mungkin jadi musuh/orang yang tidak kita suka atau sebaliknya.”

Alma Gracia pun turut merayakan Valentine bersama dengan orang-orang terdekatnya, dengan berbagi ucapan kasih serta memberikan cokelat sebagai ungkapan rasa sayangnya.

Jika di Indonesia perayaan Valentine dirayakan bukan hanya kepada pasangan tetapi juga kepada orang-orang terdekat berbeda dengan perayaan Valentine di Korea Selatan. Di negeri ginseng ini cukup berbeda, tak hanya hari Valentine, tetapi ada juga White Day dan Black Day

Budaya Kasih di Korea

Raja ketujuh Joseon, bernama Sejo yang hidup pada 1417 – 1468 dan bertahta pada tahun 14551468. Raja Sejo lebih terkenal dengan sebutan ‘Pangeran Suyang’. Ia dikenal sebagai raja yang tidak memiliki belas kasihan. Sejo naik setelah menewaskan keponakan kecil Danjong dan para pejabat yang setia. Tapi benarkan ia tak memiliki belas kasih? Catatan sejarah yang dilansir kbs.co.kr menyebut, sang raja Sejo memiliki keterampilan dan kemampuan dalam bermain musik Jeok, yaitu serupa alat musik seruling.

Pada tahun 1466, Raja Sejo mengunjungi provinsi Gangwon Do untuk menghadiri upacara peresmian Kuil Sang Wonsa yang telah rampung. Karena perjalanan jauh dan melelahkan, Raja Sejo memutuskan menghibur diri dengan mengadakan lomba menyanyi bagi petani. Tentu saja dengan iringan Jeok tadi. Tujuan lomba tersebut agar para petani merasa nyaman dalam melakukan mata pencahariannya. Di sisi lain, agar kelelahan Raja Sejo hilang karena melihat dan mendengar nyanyian.

Dari sanalah budaya nyanyian masing-masing daerah berkembang. Dan Raja Sejo tahu, kedekatan dirinya dengan para petani adalah dengan mengetahui dan membiarkan para petani bernyanyi sehingga semangat bertani mereka muncul.

Kisah ini menjadi salah satu kisah betapa sayangnya Raja Sejo pada rakyatnya. Dan, pelanpelan mengikis kesan buruk yang ditimbulkan ketika ia naik tahta.

Kriswangsa Bagus Kusuma Yudha Ferrista Edina Yosephine
41

Lalu apa kaitannya dengan perayaan Valentine? Memang tidak secara langsung berhubungan. Namun budaya tradisional negeri Ginseng itu memiliki akar soal kasih yang mendalam. Salah satunya yang dilakukan Raja Sejo pada rakyatnya yang dominan menjadi petani kala itu. Bentuk itu kasih lewat nyanyian dan bermain musik Jeok menjadi penanda akan betapa kasih itu amat terasa bagi rakyat kecil oleh pemimpin mereka.

Di Korea Selatan yang semakin masif dikenal lewat pemberitaan dalam kurun lima tahun belakangan, membuat segala hal yang menarik tentang budaya Korea menyeruak. Hal itu juga membuat orang tertarik bagaimana orang Korea Selatan merayakan Hari Valentine.

Orang muda Korea Selatan merayakan juga hari Valentine setiap tanggal 14 Februari. Tapi sedikit beda, di sana saat Valentine, kaum perempuanlah yang memberi hadiah. Yaitu, secara tradisional, kaum perempuan memberi cokelat kepada pria sebagai tanda kasih sayang. Jadi, di momen 14 Februari itu, kaum pria merasa dimanja dan kaum perempuan rela melakukan hal itu sehingga pria yang ia kasihi benar-benar merasa disayangi.

Lalu apakah kaum pria tidak memberikan hadiah di hari Valentine itu? Tunggu dulu. Sebulan berikutnya di Maret tanggal 14, gantian kaum pria yang beri hadiah ke kaum perempuan. Hari itu dikenal sebagai White Day. Ini yang unik. Di White Day itulah kaum pria memanjakan kaum perempuan dengan memberi hadiah 3 kali lipat! Atau ‘Rule of Three.’ Artinya, pria harus wajib keluarkan dana tiga kali lipat lebih banyak dari yang kaum perempuan diberikan saat Valentine Day dan warnanya harus nuansa putih. Itu sebabnya disebut White Bentuknya beragam, ada permen, bunga, boneka binatang dan cokelat. Catatannya, jika si pria beri harga sama dengan apa yang diberi perempuan, maka hubungan mereka kandas alias putus.

Kembali ke perayaan Valentine, jika seorang perempuan memberi cokelat dari buatan tangannya sendiri pada lawan jenisnya maka itu adalah bentuk mengutarakan rasa cintanya pada si pria. Tapi kalau cokelat yang dia berikan hasil pembelian maka itu dianggap teman biasa. Lalu bagaimana si perempuan tahu bahwa cokelat sebagai lambang cintanya yang ia buat lalu diterima cintanya oleh si pria? Nah, untuk ini si perempuan juga harus nunggu waktu selama 1 bulan di perayaan White Day tadi.

Ada lawan dari White Day, yaitu Black Day yang jatuh pada setiap tanggal 14 April. Apa itu Black Day? Black Day adalah hari bagi kaum jomblo atau yang patah hati karena saat White Day pemberiannya ditolak. Untuk menghibur diri itulah maka kaum jomblo atau yang patah hati menggelar perayaan makan mie hitam atau jajangmyeon secara bersama.

Kaum jomblo menghibur diri dengan memakan mie hitam bersama di rumah makan atau resto yang disepakati.

Budaya kasih atau memberi boleh jadi bukan hanya budaya dari Barat. Korea sendiri dengan rajarajanya punya kisah tersendiri. Berbagi atau memberi di Korea sudah dilakukan sejak turun temurun. Raja Sejo dan dinasti sebelum dan sesudahnya memelihara budaya itu. Dan budaya itu dilakukan hingga sekarang. Bahkan secara khusus rangkaian perayaan kasih itu oleh Pemerintah Korsel dijadikan ajang pariwisata.

Perayaan hari kasih sayang di Korea Selatan yang berbeda dengan Indonesia inipun mendapat berbagai tanggapan. Salah satunya diungkapkan Evlien Sagala, “Melalui hari Valentine kita belajar gak selalu cowok yang memberi hadiah ke cewek, bisa aja cewek yang memberi ke cowok, dan buat cowok yang ngasih cokelat di hari white day itu terkesan seperti cowoknya menghargai pemberian dari ceweknya jadi timbal balik yang sangat manis hahaha.”

Jika hari kasih sayang ini menjadi momen yang mengingatkan kita bukan hanya ajang mengasihi pasangan tetapi juga mengasihi orang-orang yang ada di sekitar kita, tidakkah ini dapat menjadi momen juga untuk mengasihi orang-orang yang menjadi “musuh” kita?

Penulis: Philip Artha Senna & Juniati

-----------
42

LAPORAN KEUANGAN

SUARA

Periode:
Informasi Rekening : Bank Mandiri- KCP Bandung Cibeunying No. Rekening 131-05-8000181-8 | atas nama Lembaga Literatur Baptis Harap bukti transfer dikirimkan melalui Holtine LLB - 081212125116 Terimakasih, Tuhan Yesus memberkati 46
BAPTIS
November - Desember 2022
Hallo, Arkeolog Junior! Mari siapkan dirimu untuk SEKOLAH INJIL LIBURAN 2023 YEREMIA 29:13 ‘apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku...’ @sekolahinjilliburan Info Lebih Lanjut: 0812 1212 5116

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.