CERITA CIKAL Oleh Najelaa Shihab, Dewi Soeharto, dan Komunitas Pelajar Sepanjang Hayat Hak cipta dilindungi undang-undang All rights reserved Cetakan pertama: September 2021 Tim Buku Cerita Cikal Desainer Cover: Shabrina Dara Kirana Ilustrator: Suci Amanda & Tim Editor: Siti Winanti Kartika Putri dan Salsabila Fitriana Proofreader: Layla Ali Umar Layouter: Nurhasanah Ridwan Diterbitkan oleh
@RumahMainCikal @SekolahCikal @PendidikanInklusiCikal www.cikal.co.id
@kampusgurucikal @sekolahmerdekabelajar @gurubelajarorg @yayasangurubelajar www.kampusgurucikal.com Kerjasama dengan
Penerbit Lentera Hati Jl. Kertamukti No. 63 Pisangan, Ciputat, Tangerang 15419 Telp./Fax. : (021) 742 1913 www.lenterahati.com e-mail: info@lenterahati.com
Cikal mendedikasikan cerita ini untuk semua dan setiap anggota komunitas pelajar sepanjang hayat yang senantiasa menggerakkan perubahan, berkolaborasi dalam mengembangkan kompetensi dan melakukan personalisasi, serta menyebarkan praktik baik di segala cakupan aktivitas. Terima kasih telah menjadi bagian dari perjalanan Cikal selama 22 tahun.
Daftar Isi
01
Kilas Balik Perjalanan Cikal • Refleksi dan Transformasi Sepanjang Hayat
1 2
Oleh Najelaa Shihab
• Tentang Keluarga Sebagai Komunitas Pertama
14
Oleh Dewi Soeharto
• Rangkaian Cerita Kolaborasi Bermakna Cikal
32
Oleh Fadlun Umar, Handayani Kariko, dan Azza Dina Jamal
02
Kenapa dan Bagaimana, Cita Cikal (Cikal 5 Stars Competencies) dan Cara Cikal (5Cs)? 39 Oleh Najelaa Shihab
03
Kompetensi 5 Bintang Cikal Pelajar Merdeka (Self-Regulated Learner) • Pelajar Merdeka, Jalankan Evaluasi Sehari-hari Oleh Rahma Paramita
iv
55 56
• Media dan Pusat Informasi Sebagai Sarana Mengembangkan Kompetensi
62
Oleh Zuchra Zakaria
Pribadi Bahagia dan Bijak (Emotionally, Morally, and Spiritually Rich) • Menemukan Diri, dan Menghilangkan Asumsi
66
Oleh Tari Sandjojo
• Bertumbuh, Memahami Nilai Kehidupan
74
Oleh Ira Puspita Schulz
Pemikir Terlatih dan Efektif (Skillful and Effective Thinker) • Menetapkan Pilihan, dan Membangun Karya Bermakna 76 Oleh Sylviarini T Arifin
• Temu Pendidik Cikal, Ruang Berbagi Praktik Baik
78
Oleh Mochamad Perbowo
Individu Berwawasan Luas, dan Berfisik Sehat (Broadminded and Physically Sound) • Memperluas Wawasan, Meningkatkan Kemanusiaan
82
Oleh Ratih Saraswati
• Mengembangkan Pemikiran Kritis Melalui Bahasa
86
Oleh Alheamina Rahimi Abraham
Warga Dunia yang Berdaya Untuk Mewujudkan Masyarakat yang Berkeadilan, Berkelanjutan dan Damai (Empowering Member of Just, Sustainable and Peaceful Global Society) • Berdaya dan Memberdayakan
88
Oleh Maya Noviasari
• Pengembangan Guru di Abad ke-21
96
Oleh Bukik Setiawan
• Gerakkan Misi Sosial, Bangun Pelatihan Bagi UKM Indonesia
102
Oleh Rania Hadiani Kinantan
v
04
Refleksi 5 Cara Cikal dalam Berbagai Cakupan Kegiatan
107
Memanusiakan Hubungan dalam Setiap Kolaborasi 108 • Learn to See The Trees and The Forest 109 Oleh Sally Magdalena
• Memahami Pengguna, Mengoptimalkan Media
112
Oleh Christian Sagala
• Memahami Orang Lain, Memanusiakan Diri Sendiri
114
Oleh Erika Martyala Barus
• Dihargai dan Didengarkan, Kunci Kenyamanan
116
Oleh Florentina Widhi Wijayanti
Memahami Konsep, Bukan Menghafal Teori • Berbagi Pengetahuan Melalui Karya
119 120
Oleh Kayla Aida Daniswara
• Menuntut Ilmu untuk Berbagi Kebaikan
122
Oleh Albertus Dasha Adyatama
• Pengalaman Bermakna, Memahami Dunia
124
Oleh Naira Azra Senen
• Menganalisis Tantangan, Memecahkan Persoalan
127
Oleh Achazya Tanaya Rayna Yuwono
• Berekspresi, dan Menyampaikan Pesan Melalui Musik
129
Oleh Lintang Ismaya Puteri Santano
Membangun Keberlanjutan dalam Proses Pembelajaran • Diversifikasi Peran, Kembangkan Kepemimpinan
132 133
Oleh Rendra Yoanda
• Hadirkan Berbagai Pendekatan, Penuhi Kebutuhan Belajar
136
Oleh Rolland Christopher Padjoe
• Pendekatan Personal, Asah Kepercayaan Diri Oleh Aquani Hanum
vi
140
• Pembelajaran Berbasis Konteks Dunia Nyata
143
Oleh Boki Nur Astuty
• Pemberian Umpan Balik, Asah Keterampilan Anak
144
Oleh Christopora Intan Himawan Putri
Memilih Tantangan, Persiapkan Masa Depan • Memilih Tantangan, Menentukan Pilihan
148 149
Oleh Widianawati D. Adhiningrat
• Memilih Gagasan Cerdas Cikal, Membentuk Karakter Anak
151
Oleh Ina Desna
• Pendidikan yang Baik, Menyesuaikan Perkembangan Dunia
154
Oleh Toth Janos & Vindha Bintari
Memberdayakan Konteks dalam Meraih Cita • Cikal Blended Program: Cerita Tentang Jendela, Cermin, dan Pintu
157 158
Oleh Puti Almirsha Hamid
• Menegakkan Keadilan, Berpihak Pada Masyarakat
165
Oleh Anara Bonarta Schulz
• Bangun Pemahaman Budaya Melalui Publikasi dan Seni 167 Oleh Nadila
• Pendidikan Inklusi Cikal, Komitmen Cikal untuk Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
169
Oleh Husnul Chotimah dan Vitriani Sumarlis
05
HARAPAN UNTUK CIKAL • 22 Pertanyaan Tentang Cikal di Perayaan 22 Tahun Cikal! • Penutup
179 193 205 vii
1
Kilas Balik Perjalanan Cikal
Refleksi dan Transformasi Sepanjang Hayat Sekolah tidak otomatis sama dengan belajar. Pengalaman saya di lembaga pendidikan menunjukkan bahwa pengalaman bersekolah di tempat yang sama, belum tentu berarti kualitas pembelajaran yang setara, terlepas dari intensi terbaik semua yang menjalankannya. Menjalankan proses pendidikan penuh dengan kompleksitas, menjadi pendidik penuh dengan tantangan jangka panjang—tetapi fakta ini tidak berarti bahwa pendidikan bisa disimplifikasi atau peran guru bisa diprioritaskan hanya untuk tujuan di saat ini.
Cerita Cikal, dari semua bagian komunitas kami di buku ini, akan mendeskripsikan dengan lebih utuh, masing-masing cita dan masingmasing cara yang direfleksikan oleh begitu banyak individu yang berjasa dalam perjalanan kami.
Awal mula berdirinya Cikal sebagai Komunitas Pelajar Sepanjang Hayat di tahun 1999.
Kalau kita percaya bahwa anak—semua orang—adalah subyek dalam proses belajarnya, maka tak ada cara selain menghadapi kompleksitas dan tantangan pendidikan justru dengan memulainya dari cita-cita pertama untuk menumbuh kan “Merdeka Belajar” dan melakukannya dengan cara awal untuk “Memanusiakan Hubungan”. Kedua hal ini yang menjadi fondasi, di cita Cikal 5 Stars competencies, dan di cara Cikal 5Cs. Tetapi, ada formula lain yang juga kami yakini sejak awal Cikal berdiri, bahwa proses pendidikan adalah proses sosial yang terjadi tidak semata di ruang kelas yang terisolasi atau di satuan lembaga yang terpisah dari ekosistem masyarakatnya. Karenanya pula, sejak awal Cikal tidak pernah sekadar menyebut dirinya 3
Para pendidik yang turut berkontribusi membangun Cikal dan menjalankan amanah menumbuhkan bibit keunggulan di setiap anak.
sebagai sekolah, tetapi mengidentifikasikan diri sebagai komunitas pelajar sepanjang hayat. Kalimat sederhana ini punya banyak sekali konsekuensi dalam implementasi di Cikal setiap harinya— tanggung jawab yang setara antara semua anggotanya untuk mencapai tujuan bersama. Kami punya kesadaran penuh bahwa ada interdependensi antara satu hal yang dilakukan oleh satu aktor di satu ruang yang akan memengaruhi capaian peran-peran lainnya di lingkungan— sesempit ruang keluarga, seluas alam semesta. Komitmen mempraktikan keyakinan ini menjelaskan mengapa “Warga Negara Yang Berdaya untuk Mewujudkan Masyarakat yang adil, damai dan berkelanjutan” adalah bintang kelima di kompetensi yang menjadi tujuan pendidikan kami, dan mengapa “Memberdayakan Konteks” menjadi salah satu dari 5 prinsip pedagogi yang dijalankan bukan hanya oleh guru di sekolah atau orangtua di rumah tetapi tetap relevan di saat terjadi pergeseran peran dan pembelajaran campuran secara jarak jauh di masa pandemi terjadi. Kita perlu saling menjaga, menjalankan amanah dalam komunitas yang kita pilih, karena semua potensi diri hanya akan terealisasi sebagai kompetensi, semua misi pribadi hanya akan 4
Nama “Cikal” dipilih karena paradigma utama untuk menumbuhkan bibit keunikan setiap anak, bukan mencetak sesuai standar... menjadi kontribusi bagi negeri saat didukung oleh sebanyak mungkin penggerak perubahan yang melalui perjalanan sepanjang hayat. Tidak ada murid yang bisa mencapai kemerdekaan belajar sendirian karena tujuannya bukan rangking-rangkingan, tidak ada guru yang bisa menjalankan profesi ini dan terus memilih tantangan bila berada diantara rekan yang menolak berkolaborasi dan menekankan persaingan. Cerita Cikal, dari semua bagian komunitas kami di buku ini, akan mendeskripsikan dengan lebih utuh, masing-masing cita dan masing-masing cara yang direfleksikan oleh begitu banyak individu yang berjasa dalam perjalanan kami. “Practice What We Preach” jadi pernyataan nilai yang kami tuliskan di seragam tim Cikal seharihari, karena kami sadar betul, menjalankan lembaga pendidikan adalah maraton jangka panjang dengan ujian tak berkesudahan. Refleksi, salah satu dari 14 dimensi kompetensi kami adalah aksi yang paling rutin dilakukan di komunitas ini—karenanya tak heran narasi perayaan 22 tahun kami dilengkapi dengan upaya melakukan dokumentasi ini. Sembari sedikit geli, saya mengingat peristiwa saat sekolah kami di Pejaten Raya baru berdiri dan resepsionis menerima tamu yang menanyakan tarif per jam layanan kami, karena melewati jalan raya dan membaca logo Cikal—Refleksi Cinta Keluarga—masuk dengan dugaan bahwa bisa menikmati pijat kesehatan bersama anak-anaknya. Nama “Cikal” bukan sekadar singkatan dari Cinta Keluarga yang mendasari salah satu motivasi utama saya dan Mbak Deyang saat mendirikannya atau observasi saya saat mencari prasekolah 5
untuk Fathi dan tidak menemukan adanya lembaga yang berfungsi sebagai pusat pengembangan keluarga, menyediakan pendidikan multigenerasi sebagaimana yang Cikal lakukan sejak awal dengan pelatihan atau perpustakaan orangtua yang belajar bersama anaknya. Nama “Cikal” dipilih karena paradigma utama untuk me numbuhkan bibit keunikan setiap anak, bukan mencetak sesuai standar; memahami bahwa setiap kita punya predisposisi sejak usia dini, yang perlu dikuatkan bukan dengan guru yang meng gurui atau orangtua yang menitipkan ambisi—tetapi oleh semua orang dewasa yang memfasilitasi, melatih dan menjadi teladan kompetensi sambil menghormati keberagaman anak untuk men jadi versi terbaik dari dirinya sendiri.
Sejak Cikal berdiri, refleksi telah menjadi aksi yang sering dilakukan oleh setiap pendidik.
Selain mengupayakan masuk kelas setiap hari, hingga hari ini, ada praktik sederhana yang saya jalankan di tahun-tahun awal Cikal berdiri—menuliskan nama anak di bangku kosong di ruang rapat kami dan memastikan bahwa visualisasi ini mengingatkan 6
kami semua alasan kenapa tim Cikal memilih berada bersamasama di pekerjaan dan lembaga yang kami cintai sepenuh hati. Setiap anak adalah prioritas, “whatever it takes” jadi dorongan yang paling sering diucapkan kepada sejawat dalam menghadapi berbagai tantangan. “Bayangkan kalau dalam kondisi seperti ini, sang anak ada di sekolah yang tak peduli”, “Memilih ada di sini di saat punya pilihan untuk berada di tempat berbeda menunjukkan setidaknya ada paradigma yang sinkron antara rumah dengan sekolah, jangan menyerah untuk menyelaraskan upaya”.
Cikal, komunitas pelajar sepanjang hayat, didirikan untuk mendorong perubahan. Bukan sekadar perubahan praktik di kelas dari apa yang saya atau nenek buyut kita alami puluhan atau ratusan tahun lalu, tetapi menggerakkan perubahan sosial—pendidikan yang berpusat pada anak, akan selalu menumbuhkan kekuatan masyarakat yang berpusat pada manusia. Saling mengingatkan bahwa setiap bagian dari komunitas bukan hanya nama apalagi angka dan data—tetapi diperlakukan dengan kepedulian seperti anak dan keluarga sendiri dengan proses bermain, belajar dan bekerja yang terpersonalisasi bukan hanya di dokumen Personalized Curriculum Circle (PCC) di awal tahun ajaran yang terus direview di saat penilaian, tetapi dalam relasi dan interaksi penuh empati. Tak mudah praktiknya, tak pernah merasa jadi organisasi yang sempurna, tapi bersyukur bahwa setelah 22 tahun menjalankannya—dengan dilema harian yang dilalui ribuan orang di Cikal—saya bisa punya cukup kepercayaan diri menyatakan bahwa kami selalu memilih visi jangka panjang, selalu beradaptasi agar cakupan program yang dijalankan memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
7
...proses pendidikan adalah proses sosial yang terjadi tidak semata di ruang kelas yang terisolasi atau di satuan lembaga yang terpisah dari ekosistem masyarakatnya. Salah satu dosen, guru besar yang sangat saya hormati, hadir di pembukaan Cikal 22 tahun lalu untuk memberikan motivasi. Di antara segala apresiasi yang disampaikannya pada kami, ada satu komentarnya tentang betapa banyaknya alat permainan, lengkapnya koleksi buku perpustakaan dan yang paling mengagetkannya—tim guru yang direkrut sejak awal yang kami persiapkan yang menurut beliau tidak akan mungkin bertahan apalagi menguntungkan. Yang beliau tidak ketahui, di saat mendirikan Cikal seluas lebih dari 1500 m2, saya tinggal di rumah kecil seluas 70m2, bekerja tahunan sebagai ketua yayasan tanpa digaji—dan beruntung sekali karena mendapatkan kepercayaan dari sesama pendiri yang penuh dedikasi sejak awal rencana mendirikan lembaga pendidikan ini diformulasi. Pendirian Cikal memang tak pernah soal transaksi atau komersialisasi, hingga hari ini saya percaya pendidikan adalah public goods yang setiap inisiasinya harus memberikan dampak sebesarbesarnya pada masa depan bangsa. Sebagai lembaga swasta yang memilih menjalankan fungsi ini, Cikal perlu mandiri dan hingga detik ini dalam penyelenggaraannya dengan tegas menolak segala bentuk subsidi dari bantuan operasional atau berbagai bentuk anggaran negara lain yang secara regulasi dimungkinkan. Ada investasi yang dikelola, ada profesional yang perlu pengembangan karier dan kompensasi atas karyanya, ada beasiswa dalam berbagai bentuknya. Akan tetapi, akuntabilitas utama dari pendirian lembaga pendidikan, oleh semua pendidik yang bergerak di lapangan adalah kepada murid-murid yang pendidikannya adalah jembatan untuk masa depan. Setiap kali 8
Momen Kebersamaan Tim Cikal Saat Awal Mula Berpindah ke Cikal Cilandak di lokasi Jl. TB Simatupang.
ditanya, sambil hanya setengah bercanda saya menyatakan bahwa kalau hanya berharap keuntungan duniawi, maka siapapun yang memilih sektor ini akan menjadi orang-orang yang merugikan dirinya sendiri. Saya dibesarkan dengan contoh Ayah, Kakek dan begitu banyak contoh berkah jariah yang dijanjikan Allah SWT kepada semua hamba yang memanfaatkan ilmunya. Cikal, komunitas pelajar se pan jang hayat, didirikan untuk men do rong perubahan. Bukan sekadar per ubahan praktik di kelas dari apa yang saya atau nenek buyut kita alami puluhan atau ratusan tahun lalu, tetapi menggerakkan perubahan sosial— pendidikan yang berpusat pada anak, akan selalu menumbuhkan kekuatan masyarakat yang berpusat pada manusia. Begitu banyak isu hak asasi dan demokrasi, lingkungan hidup ataupun sains dan teknologi yang hulunya hanya akan mampu kita benahi bila inovasi terjadi di proses tumbuh kembang calon pemimpin dan pembaharu negeri ini sejak usia dini. Cikal hanya satu diantara begitu banyak pemangku kepentingan lain yang telah dan akan terus terlibat dalam perjuangan ini. Kalau ditanya apakah sejak langkah pertama membangun sebuah lembaga prasekolah di Jalan Kemang Raya saya sudah membayangkan cakupan kegiatan dan layanan usia dini hingga pendidikan profesi di ratusan kota dan kabupaten seperti yang 9
Kalau ditanya apakah sejak langkah pertama membangun sebuah lembaga prasekolah di Jalan Kemang Raya saya sudah membayangkan cakupan kegiatan dan layanan usia dini hingga pendidikan profesi di ratusan kota dan kabupaten seperti yang dilakukan hingga saat ini? Jawabannya, tidak sama sekali.
dilakukan hingga saat ini? Jawabannya, tidak sama sekali. Mungkin karena di usia baru 22 tahun kala itu, saya tidak cukup punya bukti pun inspirasi untuk punya resolusi tinggi. Tetapi kalau ditanya kembali setelah 22 tahun ini apakah Cikal akan berkembang—bukan hanya bertahan—dalam 22 tahun ke depan? Apakah “Cikality” dalam berbagai bentuknya- paradigma keberpihakan pada anak, cita-cita kemerdekaan belajar dan cara personalisasi dalam pendidikan akan makin banyak disebarkan— maka titik ini adalah titik tertinggi optimisme yang saya miliki— bahkan hingga 220 tahun mendatang. The actual proves the possible. Dari jenjang prasekolah ke jenjang sekolah menengah, perguruan tinggi dan pendidikan profesi—kami akan terus membangun keberlanjutan pendidikan sepanjang kontinum tahap perkembangan. Saya ingat betul, banyak perdebatan internal saat memulai SD dan TK, kemudian SMP dan SMA—bukan karena khawatir pekerjaan bertambah, tetapi karena sadar bahwa miskonsepsi tentang konsep dan praktik pendidikan makin sulit dilawan di jenjang lanjutan. Bahwa pembelajaran yang menyenangkan bukan berarti hanya bersenang-senang, bahwa kemampuan akademik dan non akademik tak terpisahkan, bahwa buku teks bukan satu-satunya bahan pengajaran, bahwa lulus ujian 10
Bahwa pembelajaran yang menyenangkan bukan berarti hanya bersenang-senang, bahwa kemampuan akademik dan non akademik tak terpisahkan, bahwa buku teks bukan satusatunya bahan pengajaran, bahwa lulus ujian atau melanjutkan ke lembaga favorit adalah tujuan pendidikan yang terlalu disederhanakan…
atau melanjutkan ke lembaga favorit adalah tujuan pendidikan yang terlalu disederhanakan—cenderung lebih mudah diterima untuk anak-anak di usia dini dan makin sulit diadvokasi di antara sekat mata pelajaran atau seleksi penjurusan yang dihadapi. Yang menguatkan tekad kami? Setelah 10 tahun mempraktikkan Cikal 5 Stars competencies, ada keinginan membuktikan sekaligus rasa penasaran atas nama ilmu pengetahuan untuk memastikan capaian anak tuntas di setiap dimensi, pendampingan kami menyeluruh— dan, ini bagian favorit saya—mengamati bagaimana murid-murid kami memegang kendali akan Cikal 5Cs. Tangible dan intangible curriculum di Cikal yang semula eksternal sifatnya, diinternalisasi dengan utuh oleh murid yang terus tumbuh. Formalisasi berlebihan atau banyaknya batasan (imajiner atau riil) yang harus kami lalui, tergantikan dengan rasa kagum yang tak pernah berkurang akan prestasi lulusan-lulusan yang bukan hanya mampu bertransisi dengan mulus di perguruan tinggi dalam dan luar negeri, tetapi juga menjadi sumber belajar bagi kami semua tentang bagaimana Cikal sebagai organisasi melakukan perbaikan tiada henti dengan pengalaman mendidik anak yang baru belajar duduk sendiri hingga menjadi pemuda yang berpikir dan bertindak mandiri. 11
Cikal bakal Rumah Main Cikal di Kemang Raya pada tahun 1999.
Kebersamaan Bu Najelaa dan Murid-murid Cikal.
12
Dari satu bangunan sekolah ke kekuatan jaringan di berbagai lokasi berbeda, dari Yayasan Cinta Keluarga dan Yayasan Guru Belajar ke narasi dan agregasi praktik baik di seluruh Nusantara. Sebagian perkembangan Cikal, adalah bagian dari perencanaan dan evaluasi yang rutin dilakukan dan menjadi budaya organisasi. Tetapi sebagian besar diantaranya adalah dampak yang tak pernah diprediksi, didukung kerelawanan, dikuatkan oleh sesama pendidik, sesama lembaga di jaringan yang menjalankan peran untuk tujuan sama. Sahabat dalam perjalanan yang juga bagian dari inisiasi kami—Komunitas Guru Belajar Nusantara dan Jaringan Sekolah Madrasah Belajar—adalah bagian esensial dari proses Cikal bertumbuh dan berkontribusi. Melakukan inovasi, menolak sekadar jadi pengamat atau peniru dengan modal besar yang hanya mampu mereplikasi. Mengubah paradigma dengan percakapan bermakna di dalam organisasi dan memperkuat suara di ekosistem pendidikan negeri ini. Jalan pintas ada dimana-mana, tetapi reputasi dan konsistensi akan selalu jadi bagian dari sejarah. Kabar gembiranya? Terlepas dari berbagai pekerjaan bersama untuk akses, kualitas dan kesetaraan pendidikan di Indonesia, dunia sedang mengalami akselerasi perubahan yang akan menjadi momentum berharga untuk memperkuat langkah kita. Ratusan ribu yang masih belajar bersama kami dan juga alumni—dari cakupan kegiatan Rumah Main Cikal, Sekolah Cikal, Pendidikan Inklusi Cikal, gurubelajar.org (Kampus Guru Cikal, Sekolah Merdeka Belajar, Cerita Guru Belajar) akan selalu jadi jejak sekaligus rantai kolaborasi untuk bertransformasi tiada henti.
Transforming beyond together. Salam hangat, Najelaa Shihab Pendiri Cikal 13
Tentang Keluarga Sebagai Komunitas Pertama Dua puluh dua tahun lalu, Ayahku yang kala itu berusia 90 tahun hadir di pembukaan Cikal di Jalan Kemang Raya bersama anak pertama dan keduaku yang masih usia prasekolah. Beliau mengatakan bahwa penyebutan Cikal sebagai pusat pengembangan keluarga mengingatkan pada kenangan almarhumah Mamaku. “Menarik kalian menyebutnya sebagai Pusat Pengembangan Keluarga, mengingatkan pada Almarhumah Mama yang dulu aktif di Forum Pendidikan dan Kebudayaan mengusulkan agar keluarga dinyatakan sebagai satu kesatuan dalam pendidikan supaya peran dan tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anak lebih ditingkatkan.” ucap Ayahku. Saat awal bertemu Elaa, panggilan untuk Najelaa Shihab, dan kemudian bertiga ber sama Tari membicarakan konsep institusi serta pendidikan yang ingin didirikan, kami sepakat yang diselenggarakan Cikal harus mencakup pendidikan bagi anak maupun setiap pihak yang terlibat dalam pendidikan dan pengasuhan
anak, terutama keluarga sebagai komunitas pertama yang terdekat dengan kehidupan anak sehari-hari. Kami memulai dengan penerapan kompetensi dasar (basic life skills) di level pra sekolah dan taman kanak-kanak serta kelas-kelas untuk orangtua dan para pengasuh anak. Kami juga sepakat bahwa praktik baik yang dilakukan Cikal harus bisa dilaksanakan juga kepada anak-anak dan keluarga di lingkungan sekitar Cikal, sehingga diselenggarakan kelas-kelas sosial yang boleh di ikuti warga kurang mampu di se kitar sekolah, anak pengasuh atau supir yang kerap mengantar anak majikannya bersekolah. Alhamdulillah berjalan lancar walaupun di awal sempat juga ada keberatan dari satu dua orang tua bahwa kelas dan alat permainan yang sama dipakai juga untuk kelas sosial. Sesuatu yang awalnya mengherankan. Namun, kami belajar bahwa apa yang kami pikir bagus belum tentu sama dalam pemikiran orang lain sehingga penting untuk mendengarkan masukan yang ber sangkutan kemudian mendiskusi kannya baik-baik, termasuk me nyampaikan informasi lengkap,
Momen Kebersamaan Najelaa Shihab, Dewi Soeharto, dan Tari Sandjojo dalam perayaan Playground of Cikal.
15
...kami sepakat yang diselenggarakan Cikal harus mencakup pendidikan bagi anak maupun setiap pihak yang terlibat dalam pendidikan dan pengasuhan anak, terutama keluarga sebagai komunitas pertama yang terdekat dengan kehidupan anak sehari-hari.
dalam hal ini bahwa jadwal kelas sosial sudah diatur sedemikian rupa dan bagaimana keberadaan kelas sosial ini akan bermanfaat juga untuk perkembangan anak-anaknya. Dua puluh dua tahun kemudian, penerapan praktik baik pengajaran dan pendidikan bukan hanya dilakukan di lingkungan sekitar unit Cikal saja. Sekarang Kampus Guru Cikal, lembaga pengembangan karier guru yang didiri kan Cikal pada ulang tahunnya ke 15, telah membentuk Komunitas Guru Belajar. Ribuan guru penggerak dan pim pinan sekolah dari penjuru nusantara bergabung dan berbagi praktik baik, praktik cerdas pengajaran dan
Momen Rapat kerja pertama Cikal sebagai Lembaga Pendidikan dan Komunitas Pelajar sepanjang hayat.
16
Alhamdulillah dalam perjalanannya “Practice What We Preach” bukan cuma slogan. Kompetensi lima bintang (Cikal Five Stars Competencies), cita-cita utama Cikal yang berhasil dirumuskan dari pengalaman dan riset yang dilakukan setelah Cikal berjalan di tahun ke-5… pendidikan di lebih dari 200 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Sebelum pandemi, setiap setahun sekali guru-guru penggerak tersebut hadir di Temu Pendidik Nusantara di Jakarta dan tidak sedikit ada yang dengan upayanya sendiri datang membawa orangtuanya untuk memperlihatkan mereka punya kesempatan berkumpul di ibukota untuk berbagi karya serta praktik baik pengajaran yang dilakukannya kepada guru-guru lainnya dari seluruh penjuru nusantara. Orangtua murid Cikal sangat berperan dalam keberhasilan penyelenggaraan Temu Pendidik Nusantara ini, selain sebagai donatur, mencarikan sponsor, mereka dengan keahliannya masingmasing sukarela menjadi narasumber dengan topik tertentu dan menerima para guru dari daerah menjadi tamu yang menginap di rumah mereka. Para guru dari daerah berinteraksi dengan murid, orangtua murid dan keluarganya, saling bercerita kebiasaan dan pengalaman masing-masing serta berkesempatan melihat ibukota dipandu anak dan orangtua yang menerima mereka tinggal di rumahnya. Banyak dari orangtua murid, murid dan guru di daerah kemudian melanjutkan hubungan ini, mendukung kegiatan pendidikan di daerah, dan saling berkunjung balik ketika ada kesempatan liburan. Alhamdulillah dalam perjalanannya “Practice What We Preach” bukan cuma slogan. Kompetensi lima bintang (Cikal Five Stars Competencies), cita-cita utama Cikal yang berhasil dirumuskan dari pengalaman dan riset yang dilakukan setelah Cikal berjalan 17
di tahun ke-5 (tepat sebelum kepindahan dari Kemang Raya dan Pejaten Raya ke kampus TB Simatupang) masih terus menjadi pedoman dalam penerapan kurikulum, termasuk dalam mengimplementasikan International Baccalaureate (IB) Curriculum Framework yang diotorisasi ketika kami mulai menempati kampus di TB Simatupang dan terus diperdalam sehingga pada tahun ke-10 Cikal telah mulai dapat menguraikan dimensi-dimensi dari kompetensi lima bintang tersebut.
Di Cikal, kepentingan anak adalah nomor satu. Setiap keputusan dipertimbangkan untuk memastikan anak mendapat pendidikan yang terbaik, orangtua yang mempercayakan pendidikan anak-anaknya di Cikal mendapatkan mitra terbaik yang peduli selayaknya anggota keluarga sendiri.. Di kampus TB Simatupang juga, kami mengumumkan penyebutan Cikal sebagai suatu “Komunitas Pelajar Sepanjang Hayat”. Sebagai seorang muslimah, Aku percaya nama adalah doa bagi diri dan kehidupan kita. Latar belakang pendidikanku di bidang hukum dan saat mendirikan Cikal bahkan sampai sekarang sudah lebih dari 30 tahun aku menjalankan profesiku sebagai konsultan hukum dan hak kekayaan intelektual. Keterlibatanku sejak awal di manajemen Cikal bukan hanya memperkaya pengalaman dan pengetahuan di bidang hukum. Namun, juga benar-benar memberikanku kesempatan belajar banyak, menambah serta mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan di bidang-bidang lainnya: pedagogi dan ilmu pendidikan, pengem bangan bisnis (Business Development) & manajemen keuangan (Financial Management), pengembangan sumber daya manusia (Human Resources), sistem manajemen informasi, perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan keamanan bangunan berikut segala fasilitas, sarana dan prasarananya, manajemen seni 18
Momen Tim Cikal mengabadikan kebersamaan di pelaksanaan Temu Pendidik Nusantara pada tahun 2019.
pertunjukan & tata pamer sampai membuat aplikasi permainan (game) untuk anak dan masih banyak hal lainnya yang kuyakin tidak akan habis untuk dipelajari dan diajarkan. Kalau diingat-ingat kembali, sungguh kaya luar biasa Allah memberikanku pengalaman di Cikal. Betapa tidak pernah ter bayang sebelumnya bahwa urusan Cikal ternyata bisa membawa kita harus bertemu dan berhadapan dengan begitu banyak pihak dari mulai wakil rakyat, pejabat pemerintahan lintas departemen, pemerintah daerah dari lingkungan rukun tetangga hingga kepala daerah terkait perizinan sekolah, kantor pajak, komisi perlindungan anak, pengadilan, kepolisian sampai anggota ke luarga orangtua yang berselisih urusan hak asuh anak. Kami juga berkenalan dengan dengan anak-anak serta orangtua dan teman-teman dari berbagai profesi dan latar belakang yang tidak bisa digambarkan betapa besar memberikan inspirasi dan kontribusi terhadap kemajuan dan perkembangan Cikal. Banyak sekali kenalan lama dan kenalan baru yang 19
Kolaborasi dan Kebersamaan selalu menjadi kekuatan dari Tim Cikal dalam berbagai cakupan aktivitas, baik itu pagelaran Playground of Cikal, Perayaan Ulang Tahun Cikal setiap tahunnya, atau pun kegiatan lainnya.
dengan semangat membantu Cikal di berbagai bidang secara profesional dan ketika berbicara imbalan sangat bersahabat dengan alasan sudah berteman lama tahu apa yang dilakukan Cikal dan untuk usaha mulia di bidang pendidikan. Membuat kami yakin persinggungan dengan banyak pihak ini karena sejatinya pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Di Cikal, kepentingan anak adalah nomor satu. Setiap keputusan dipertimbangkan untuk memastikan anak mendapat pendidikan yang terbaik, orangtua yang mempercayakan pen didikan anak-anaknya di Cikal mendapatkan mitra terbaik yang peduli selayaknya anggota keluarga sendiri dan tim yang setia penuh dedikasi bekerja bersama kami mendapatkan lebih dari sekedar pekerjaan di Cikal agar bisa menjalankan serta mengembangkan perannya dengan sebaik-baiknya. Buatku pribadi yang terbiasa berkantor di law firm dengan ruangan kerja tersendiri dan dedicated meeting room, banyak penyesuaian yang harus dilakukan ketika bekerja di Cikal. Tak ada ruangan kerja khusus, datang ke Cikal harus menenteng tas berisi segala keperluan rapat. Ruang rapat ada dalam jumlah terbatas 20
namun frekuensi pemakaiannya luar biasa baik untuk wawancara orangtua murid maupun keperluan sehari-hari. Jika tidak kebagian ruang rapat, kami bisa rapat dimana saja di sudut-sudut sekolah bahkan sambil sarapan di kedai kopi terdekat. Ruang pertemuan (meeting) di Cikal Cilandak adalah ruang kaca dimana kami bisa melihat anak-anak berlalu lalang, demikian pula mereka tak jarang mengetuk jendela, menempelkan tubuhnya ke kaca atau melambai-lambaikan tangannya – awalnya lumayan terdistraksi (distracted) lama-lama terbiasa malah benarbenar menikmati. Jadi, berasa diingatkan bahwa merekalah prioritas kami, kami disini bekerja untuk masa depan mereka. Dari awal ketika memutuskan untuk turut mendirikan Cikal sadar bahwa Cikal akan menjadi ladang ilmu dan amal. Aku dan Elaa rela bekerja “pro bono” atau “Demi Kebaikan Publik” bertahun-tahun mencurahkan pikiran dan tenaga tanpa mendapatkan gaji bahkan bahkan barang-barang pribadi pun kerap diboyong ke Cikal ketika bujet belum memungkinkan fasilitas tersebut dihadirkan di Cikal. Kesempatan libur bareng anak-anak sering dibarengi belanja keperluan Cikal, karena pergi ramai-ramai artinya jatah bagasi pun bisa lebih banyak. Sekarang saya mengenang dengan penuh syukur masa-masa itu. Pulang kantor masih sempat ikut menata ruangan-ruangan di Cikal setiap menjelang pembukaan unit baru (open day). Seringkali suami dan anak-anak ikut datang menemani sejenak, karena malam hari waktu biasa kami berkumpul dan menceritakan kegiatan hari itu. Dua puluh tahun kemudian, setelah lama tak pernah lembur urusan Cikal, beberapa hari berturut-turut aku harus kerja sampai malam dengan team legal & finance mengurus pembelian tanah untuk kampus Cikal Lebak Bulus. Tiba-tiba jam 10 malam ketiga anakku Athia, Aiman, dan Ainaa muncul di ruang rapat membawa sekotak donat untukku dan tim. Alhamdulillah, kali ini 21
Banyak sekali kenalan lama dan kenalan baru yang dengan semangat membantu Cikal di berbagai bidang secara profesional dan ketika berbicara imbalan sangat bersahabat dengan alasan sudah berteman lama tahu apa yang dilakukan Cikal dan untuk usaha mulia di bidang pendidikan. mereka datang dengan inisiatif sendiri tanpa dititipi pesan untuk membawa buku atau alat permainan dari rumah untuk dibagikan di Cikal seperti dulu. Sekarang Cikal sudah bisa memenuhi kebutuhan fasilitasnya sendiri: pemilik dan pendukung bertambah, sumber pembiayaan pun bertambah. Regenerasi kepimpinan dengan team manajemen professional sudah terbentuk dan saling melengkapi. Ada tim inti Akademik dengan tokoh-tokoh yang kerap tampil mewakili wajah Cikal di berbagai kesempatan dan ada tim “balik layar”: Dukungan tim (support team) seperti tim General Affairs yang bekerja keras menyiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan, tim Legal, Finance, Business Development yang bekerja menegosiasikan dan menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk transaksitransaksi seperti pembiayaan, pembelian, pembangunan sekolahsekolah serta bidang usaha lainnya serta Human Resources Development team yang memastikan perekrutan, pembinaan dan pengembangan orang-orang terbaik di tIm Cikal dari putra putri bangsa Indonesia. Saat ini seluruh pimpinan dan anggota tim Cikal adalah 100% Indonesia. Menanamkan, memelihara kecintaan, rasa syukur dan ke banggaan pada tanah air dan sebagai bangsa Indonesia merupa kan keseharian di Cikal. Melalui berbagai kesempatan, antara lain pada “Playground Nusantara”, murid-murid dikenalkan pada 22
budaya daerah tertentu di Indonesia yang diselaraskan dengan berbagai topik atau program pembelajaran sepanjang tahun berjalan dengan kulminasi berupa pameran hasil karya seni dan pertunjukkan seni yang menampilkan murid-murid di atas panggung serta melibatkan murid-murid dalam persiapannya maupun dibalik panggung sebagai staf pertunjukannya. Hasil penjualan karya dan penjualan tiket pertunjukan dikumpulkan untuk disumbangkan guna keperluan pengembangan pendidikan bagi masyarakat di wilayah yang menjadi tema playground tahun itu sehingga murid-murid mendapat pengalaman karyanya diapresiasi dan bisa berbagi dari hasil karya atau jerih payahnya serta merasakan yang namanya gotong-royong.
Menanamkan, memelihara kecintaan, rasa syukur dan kebanggaan pada tanah air dan sebagai bangsa Indonesia merupakan keseharian di Cikal. Banyak hal yang bisa diambil menjadi pelajaran dari penyelenggaraan kegiatan Playground Nusantara, murid-murid diperkenalkan pada budaya Indonesia dengan cara menarik sesuai minat dan keingintahuannya masing-masing, contohnya ketika Playground of Minang ada yang membahas sudut kemiringan rumah gadang dalam pelajaran matematika, mempelajari silat Padang sebagai materi pelajaran olah raga dan mengumpulkan aneka pantun dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Pengenalan diberikan bukan hanya kepada para murid tetapi juga para guru yang diberi kesempatan bertemu dengan berbagai narasumber seni budaya daerah setempat, pihak museum atau galeri serta melibatkan orangtua yang memiliki info dan materi seperti busana tradisional, kerajinan khas daerah yang bisa ikut ditampilkan. Pilihan tempat untuk pameran dan pertunjukan juga dilakukan secara seksama agar murid-murid Cikal bisa merasakan tampil 23
dan terlibat dalam pertunjukkan yang diselenggarakan di tempat pertunjukan teater “beneran” dengan tata panggung, tata suara dan tata cahaya selayaknya pertunjukan professional. Black Box Teater Salihara, Teater Tanah Airku TMII, Gedung Kesenian Jakarta, Graha Bhakti Budaya, Teater Jakarta, Ciputra Artpreneur pernah menjadi tempat penyelenggaraannya dan yang terakhir sebelum pandemi, Playground of Ujung Pandang diselenggarakan di lokasi sekolah-sekolah Cikal dengan membuat sarana pertunjukan berupa panggung dan tenda penonton yang dirancang bersama ahli seni pertunjukan Indonesia. Belajar melalui pelatihan dan bekerja dengan para profesional di bidangnya juga sudah menjadi hal biasa bagi guru-guru di Cikal. Di setiap penyelenggaraan Playground Nusantara mereka bersama murid-murid memilih cerita, menulis script, membuat rancangan koreografi, menciptakan atau mengaransemen musiknya dan saat pertunjukkan mereka sudah bisa memegang penuh kendali pertunjukan dari stage management, tata cahaya, tata suara dan lain sebagainya. Soal pelatihan ini aku ingat dalam suatu wawancara dalam rangka otorisasi IB world school dengan pihak International Baccalaureate Organization, mereka menyatakan kekagumannya bahwa Sekolah Cikal sangat serius dalam membuat dan melaksana kan pelatihan-pelatihan lintas bidang serta mengalokasikan biaya pelatihan yang besar bagi timnya, terutama guru dan juga orang tua murid. Aku menanggapi dengan singkat bahwa yang kita ikhtiarkan di Cikal adalah pembangunan manusia seutuhnya dan itu mencakup semua bidang yang tak akan pernah habis untuk dipelajari dan dirasakan pengalamannya sepanjang hayat dikandung badan. Dengan bekal pelatihan-pelatihan yang telah dilaksanakan dan pengalamannya, di tahun ke 11 Cikal memulai Educator Professional Development Program—cikal bakal dari Kampus Guru Cikal dan tahun berikutnya memulai program sekolah menengah 24
Pelaksanaan Playground of Ujung Pandang pada tahun 2019 menjadi perayaan kebudayaan Indonesia yang penuh dengan keseruan sebelum pandemi, di pagelaran ini Cikal menyuarakan dan menggerakkan proses belajar dalam literasi budaya melalui karya seni.
Kolaborasi dan kekeluargaan di antara tim Cikal selalu membuat perencanaan Play ground of Cikal di tahun 2009 sebagai langkah memperkenalkan budaya Indonesia pada murid menjadi lebih bermakna. Di Playground of Minang, murid membahas sudut kemiringan rumah gadang dalam pelajaran Matematika, mempelajari silat Padang sebagai materi pelajaran olahraga dan mengumpulkan aneka pantun dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tentu merefleksikan cara Cikal yakni memberdayakan konteks.
25
26
atas, menjadikan Cikal full fledged school dan membuka cabang pertama di daerah, yaitu di Surabaya. Pengembangan tingkatan sekolah dan pembukaan cabangcabang juga mendorong Cikal untuk menyempurnakan manajemen dengan penggunaan Enterprise Resource Planning System dimulai dengan online admission system bersamaan dengan pembukaan Cikal Serpong yang terjadi di tahun ke-14 tepatnya 2013 dan disusul 4 tahun kemudian dengan pembukaan Cikal Bandung di tahun ke-19 (2018). Penyusunan ERP ini juga berhikmah pada banyak penyempurnaan terhadap Cikal Academic System. Kami menguraikan Cikal 5Cs, membentuk Cikal Curriculum Circle dan kemudian menghasilkan Cikal Personalized Programs yang diimplementasikan sekarang ini dalam berbagai aspek baik kurikulum maupun penggunaan sarana belajar yang inovatif seperti kelas-kelas dengan penataan non konvensional, pop up museum dan blended learning yang dipelopori oleh Cikal affiliated company, Sekolah.mu yang Alhamdulillah atas izin Allah sudah siap memenuhi kebutuhan belajar daring murid-murid Cikal dan sekolah lain di berbagai daerah saat pandemi mulai berlangsung serta menjawab kebutuhan belajar di era digital. Evolusi yang luar biasa.
Perjalanan 22 tahun bersama Cikal adalah pengingat syukur atas rezeki dari-Nya yang tak terbatas, bagaimana niat baik bersambut keberkahan dan banyak rezeki. Tanpa bergantung dan menerima bantuan anggaran Peme rintah dan dengan berbagai halangan, rintangan, masalah yang sabar dilalui dengan keyakinan tak ada yang tak mampu kita hadapi, Alhamdulillah Cikal dapat berkontribusi nyata dalam pendidikan bangsa ini. 27
Pemikiran dan konsep “Merdeka Belajar” yang di kembangkan Cikal sejak 2014 telah digunakan secara luas dalam kurikulum dan ber bagai pelatihan serta pub likasi sejak 2016 telah dipraktekkan oleh puluhan ribu guru-guru penggerak dan pemimpin-pemimpin sekolah, termasuk yang ber Dua pendiri Cikal, Najelaa Shihab dan Dewi gabung da lam Jaringan Se Soeharto. (Doc. Dewi Soeharto) kolah Madrasah Belajar, yang juga diinisiasi Cikal untuk menjadi salah satu jembatan untuk melakukan perubahan pendidikan Indonesia dengan saling berkolaborasi dan bekerjasama. Bahkan menjelang usianya yang ke-22 tahun ini, Cikal telah menghibahkan “Merdeka Belajar” kepada Kementerian Pen didikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) secara cuma-cuma. Rezeki memang bukan materi semata dan bisa datang dari arah mana saja, keberkahan sering kali terasa dari kebahagiaan dan keberuntungan yang sulit dituliskan dengan kata-kata dan bahwa kita hanya perlu ber gerak di jalan-Nya, karena “Tidak satupun makhluk bergerak di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” Tak pernah terpikirkan dari jendela kaca kelas yang dirancang letaknya di bawah untuk memberikan pandangan yang lebih leluasa kepada anak-anak untuk menikmati lapangan hijau yang asri di Cikal Cilandak, suatu hari saya terkesima sampai mbrebes mili melihat seorang pendidik pendamping bagi anak berkebutuhan khusus (shadow teacher) dengan sabar berjongkok lama memastikan ada kontak mata untuk menenangkan anak 28
yang sedang tantrum dan menarik-narik kemeja sambal sesekali memukul-mukul muka sang shadow teacher. Masha Allah rasanya campur aduk bersyukur atas banyak hal: dipertemukan Allah dengan orang-orang sabar yang memilih melaksanakan profesi mulianya sebagai pendidik di Cikal, bersyukur bisa ikut meringankan beban orangtua dalam mendidik mengasuh anak berkebutuhan khusus tersebut, bersyukur kita memutuskan untuk membuka ruang bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk ikut belajar bersama murid-murid lainnya, dan ternyata kini setelah 22 tahun, Cikal dengan pengalamannya bisa membuka layanan pendidikan inklusi dengan berbagai program yang mendukung optimalisasi potensi anak. Layanan Pendidikan Inklusi Cikal Insya Allah banyak manfaatnya karena dari data Kemendikbud diketahui baru hanya 18% dari 1,6 juta anak berkebutuhan khusus di Indonesia yang mendapatkan layanan pendidikan inklusi dan sebagaimana praktik baik lainnya yang dengan inisiasi Cikal dibagikan pada banyak pihak lainnya, insya Allah praktik baik pendidikan inklusi yang dikembangkan akan dibagikan juga pada banyak sekolah, madrasah, guru, orangtua, keluarga dan komunitas serta peng ambil kebijakan terkait di negeri ini melalui jaringan-jaringan yang telah dibentuk dan akan terus dikembangkan Cikal.
Masha Allah rasanya campur aduk bersyukur atas banyak hal: dipertemukan Allah dengan orangorang sabar yang memilih melaksanakan profesi mulianya sebagai pendidik di Cikal, bersyukur bisa ikut meringankan beban orangtua dalam mendidik mengasuh anak berkebutuhan khusus tersebut, bersyukur kita memutuskan untuk membuka ruang bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk ikut belajar bersama murid-murid lainnya… 29
Evolusi Akademik (Academic Evolution) Cikal
Alur ini menggambarkan proses evolusi akademik di Cikal (dari kiri ke kanan) dimulai dari penerapan kompetensi dasar (Basic Life Skills) di level prasekolah, taman kanak-kanak, tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama hingga menengah atas. Lalu, penerapan kurikulum berbasis kompetensi, personalisasi dan terintegrasi digital sampai hari ini.)
Kalau Aku sering mengutip kata-kata Bung Karno “Gantungkan cita-citamu se tinggi langit, bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau jatuh diantara bintang-bintang” bersama Elaa, kita sering kompak mengatakan Cikal akan menjadi yang terbaik—bukan cuma di Indonesia dan di dunia ini tetapi di semesta-Nya yang tak terbatas. Insya Allah terkabul. Aamiin. Salam hangat, Dewi Soeharto Pendiri Cikal 30
31
Rangkaian Cerita Kolaborasi Bermakna Cikal Halo Komunitas Cikal, Indahnya berselancar bersama Cikal sampai tahun ke-22 membuat saya mengingat kembali ke masa awal bergabung, dan berada di antara “ide-ide cemerlang“ di tahun ke-10. Masa awal itulah yang membuat hati saya yakin berada di tempat yang benar dan keren. Ada banyak cerita, tanya, pemahaman, dan ketidakpahaman yang menjadi rangkaian cerita bermakna Cikal untuk mendapat hasil terbaik. Alhamdulillah, saya bahagia dapat berjalan bersama Cikal untuk mengembangkan SMP dan SMA Cikal pertama di Setu. Tak terasa tahun berganti hingga “22 tahun perjalanan“, Cikal terus berlari tak kenal lelah, dan berinovasi tiada henti karena sejatinya pendidikan adalah perubahan. Terima kasih sudah menjadi bagian dari Cikal. Salam hangat, Fadlun Umar Direktur Sekolah Menengah Cikal Amri-Setu
Cikal terus berlari tak kenal lelah, dan berinovasi tiada henti karena sejatinya pendidikan adalah perubahan.
Momen Pameran Seni Rupa dan Film International Baccalaureate Diploma Program (IBDP) sebagai asesmen akhir program Seni Rupa dan Film Year 12 Sekolah Menengah Cikal Amri-Setu, 2020 yang memberdayakan konteks di setiap karyanya.
33
Sepuluh tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 1 Agustus 2011, saya bergabung di Cikal. Jika ditanyakan mengapa? Maka, semua itu bermula dari pengalaman masa kecil saya yang selalu mengagumi sosok pendidik. Saya merasa pendidik merupakan sosok yang selalu menyenangkan, dan dihormati. Dari titik itulah, sepanjang saya bersekolah, saya selalu ingin menjadi pendidik. Keinginan masa kecil itu selalu ada di dalam benak saya, dan akhirnya dapat terealisasikan dengan menjadi pengajar, atau pelatih bagi rekan-rekan di kantor. Saya senang mengajar, dan selalu ingin berada di dunia pendidikan. Takdir pun akhirnya mengarahkan saya untuk bertemu Najelaa Shihab dan bergabung di Cikal. Hidup saya menjadi sangat menyenangkan sejak hari pertama memutuskan bergabung di Cikal. Berada di sekitar pendidik, dan murid Cikal yang selalu dinamis membuat saya semakin mengagumi dunia pendidikan.
Cikal 5 Stars Competencies, tidak pernah berubah, dan tetap bertahan. 34
‘Transforming beyond’ sebagai langkah atau upaya merayakan bertumbuhnya Cikal. Beberapa tahun lalu, tepatnya saat Cikal menginjak usia 20 tahun, saya terlibat dengan pembuatan konsep “Transforming Beyond” sebagai langkah atau upaya merayakan bertumbuhnya Cikal. Meskipun demikian, prinsip dasar Cikal, yakni Cikal 5 Stars Competencies, tidak akan pernah berubah, dan akan tetap bertahan. Tetap bertahannya Kompetensi 5 Bintang Cikal menunjukkan betapa visionernya Ibu Najelaa mendirikan Cikal dengan meng gariskan dasar yang relevan, tidak statis, dan selalu bergerak maju. Dengan hadirnya pandemi pun, Cikal tetap tidak goyah, bertahan, dan tidak mengubah fondasi dasarnya. Jika bicara tentang tantangan Cikal, maka saya katakan salah satunya adalah menemukan murid, pendidik, karyawan, dan keluarga yang memiliki kesamaan nilai dengan Cikal, karena pada dasarnya Cikal bertumbuh bukan hanya untuk mendidik sekian ribu murid, melainkan membangun komunitas yang memegang dan menjadi contoh praktik baik berdasarkan Kompetensi 5 Bintang dengan harapan besar yakni semoga siapa saja yang berada di dalam komunitas Cikal, baik murid, pendidik, orang tua dapat berkontribusi lebih, dan menyebarkan praktik baik itu lebih luas lagi. Pada akhirnya, menurut saya, hal yang paling bermakna sepanjang saya berada di Cikal selama 10 tahun ini adalah kesempatan untuk berkembang bersama dan memberikan dampak yang baik untuk komunitas yang lebih luas lagi. Happy 22nd-anniversary Cikal. To all members of Cikal community keep thriving to make a difference every day and have fun always! Salam hangat, Handayani Kariko Dewan Pembina Yayasan Cinta Keluarga (CIKAL) dan Yayasan Guru Belajar 35
Suasana Rumah Main Cikal Surabaya sebagai pusat pendidikan anak usia dini (PAUD) bermakna Cikal di Surabaya.
...Cikal akan tetap bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi dengan tetap memegang refleksi Cinta keluarga yang dibangun di antara orang tua dengan guru, serta murid dengan guru di dalam komunitas. Berawal dari mengenal Ibu Najelaa, dan Ibu Dewi Soeharto, serta kekaguman saya dengan program-program Cikal di Jakarta, saya memutuskan untuk berkolaborasi bersama Cikal membangun Sekolah Cikal Surabaya. Di tahun 2010, sekolah seperti Cikal yang berbasis kompetensi, dan memiliki framework IB untuk pendidikan anak usia dini, hingga SMA di Surabaya masih belum ada. Oleh karena itu, kami mendirikan Sekolah Cikal Surabaya bersama dengan orientasi mengembangkan pendidikan bermakna Cikal di Surabaya. Saya menyukai Cikal sejak awal karena kurikulumnya. Berdirinya Cikal di Surabaya pun menjadi hal baru yang patut diperkenalkan pada banyak pihak, dalam hal ini awal mulanya adalah rekan-rekan saya. Kehadiran pelajaran agama di sekolah berbasis IB seperti Cikal, lalu, cara dan metode pembelajaran yang berbeda dari sekolah pada umumnya, serta suasana sekolah yang membuat murid, dan orang tua senang menjadi kunci dari bertumbuhnya Cikal Surabaya sepanjang 10 tahun ini. Dengan melihat perkembangan Cikal, dan mengamati kondisi saat ini, dimana setiap orang tua telah memahami kebutuhan pendidikan yang sebenarnya, Cikal akan tetap bertumbuh dan berkembang lebih baik lagi dengan tetap memegang refleksi Cinta 36
Sekolah Cikal Surabaya menjadi pusat perhatian banyak pihak sejak berdiri karena cara dan metode pembelajaran yang berbeda dari sekolah pada umumnya.
keluarga yang dibangun di antara orang tua dengan guru, serta murid dengan guru di dalam komunitas. Anak-anak yang bertumbuh bersama Cikal, salah satunya putri saya (Kenisya) pun, terlihat jelas perkembangan dirinya sejak kelas satu SD hingga kini di kelas satu SMA Cikal Surabaya. Selain itu, menurut saya, kolaborasi dan komunikasi yang dibangun di Cikal selalu sampai hati. Inilah yang membuat orang tua, yang menyekolahkan anaknya di Cikal memilih untuk menyebarkan praktik baik di Cikal, dan membuat banyak keluarga lagi hadir menjadi bagian dari Cikal.
Kolaborasi dan komunikasi yang dibangun di Cikal selalu sampai hati, inilah yang membuat orang tua, yang menyekolahkan anaknya di Cikal memilih untuk menyebarkan praktik baik di Cikal, dan membuat banyak keluarga lagi hadir menjadi bagian dari Cikal. Di usia 22 tahun Cikal, dan melihat perkembangan dunia pendidikan ke depan, saya hanya berharap, semoga Cikal dapat terus berkembang menjadi lebih baik lagi. Di masa depan, saya yakin sekolah seperti Cikal ini akan semakin dibutuhkan banyak orang. Selamat ulang tahun, Cikal! Salam hangat, Azza Dina Jamal Pisma Cikal Internasional, & Orang tua Murid Sekolah Cikal Surabaya 37
2
Kenapa dan Bagaimana, Cita Cikal (Cikal 5 Stars Competencies dan Cara Cikal (5Cs)?
CITA CIKAL KOMPETENSI LIMA BINTANG
40
Saat awal Cikal berdiri, situasi ekosistem pendidikan Indonesia yang berbeda sekali dengan yang terjadi sekarang. Apa yang menjadi “tren”, salah kaprah yang dipercaya, kesadaran orangtua akan tujuan pendidikan bahkan kesiapan pendidik untuk melakukan perubahan di 22 tahun lalu, masih jauh lebih rendah daripada sekarang. Tantangan-tantangan nyata dalam mencapai cita dan menerapkan nyata, tentu masih terasa bagi kami di Cikal setiap harinya—tetapi saya bangga sekali bahwa hari ini kami semua bisa lebih percaya diri mengatakan bahwa konsistensi puluhan tahun pada akhirnya membuktikan bahwa dunia makin membutuhkan individu dengan kompetensi yang utuh dan murid, guru serta orang tua makin mengharapkan praktik pedagogi Cikal yang berfokus pada personalisasi. Agustus 2021, lebih mudah situasinya untuk kami, dibanding Agustus 1999 lalu. Cikal selalu ingin menjadi contoh praktik baik, di situasi dimana inspirasi sering terasa jauh, hanya terjadi di negara jauh atau dilakukan guru expat saja. Cikal percaya, menjadi inovator di ekosistem pendidikan Indonesia, membutuhkan organisasi dan tim didalamnya yang berdaya. Cikal merancang program dan ekosistem bukan hanya untuk anak-anak namun juga guru-guru dan orang tuanya belajar bersama, menjadi pelajar sepanjang hayat dalam budaya menyenangkan dan bermakna.
Sekolah bukan hanya tentang ujian untuk masuk ke sekolah berikutnya, bukan sekadar tentang ijazah dan tanda sertifikasi negara, bukan semata tentang bagaimana anak dicetak memenuhi standar “pintar” secara intelektual atau akademis tapi bertujuan menumbuhkan kompetensi dengan utuh di setiap tahap perkembangan. Yang banyak terjadi selama ini? Kurikulum dimaknai sebagai dokumen semata. Pelaksanaan kurikulum yang idealnya menggabungkan metode berbeda, didominasi hanya oleh ceramah yang diberikan satu arah dari guru ke murid. Dan hal ini dianggap sebagai praktik umum yang biasa di sekolah. Padahal kita semua tahu bahwa mencapai tujuan pendidikan, prosesnya sebetulnya jauh lebih kompleks- bukan hanya berkait proses yang mesti beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan murid yang berbeda—tetapi juga mempertimbangkan pelibatan berbagai aktor— orang tua maupun masyarakat. Sekolah bukan hanya tentang ujian untuk masuk ke sekolah berikutnya, bukan sekadar tentang ijazah dan tanda sertifikasi negara, bukan semata tentang bagaimana anak dicetak memenuhi standar “pintar” secara intelektual atau akademis tapi bertujuan menumbuhkan kompetensi dengan utuh di setiap tahap perkembangan, setelah masa pendidikan, sebagaimana yang diformulasikan cikal saat mengembangkan Kompetensi 5 Bintang Cikal (Cikal 5 Stars Competencies). Kompetensi 5 Bintang Cikal (Cikal 5 Stars Competencies) menyiapkan anak untuk masa depan. Banyak sekali lembaga pendidikan yang sebetulnya menyiapkan anak untuk sesuatu yang sudah ketinggalan zaman (outdated), kriteria kesuksesan dengan standar masa lalu dan atau memenuhi tuntutan kompetisi masa kini, tapi makin lama makin tidak relevan. Pada saat Cikal mengembangkan cakupan berbagai programnya, visi jangka 42
panjang, bagaimana sekolah dapat mengupayakan kompetensi anak dan kesuksesannya di sekolah dapat menjadi bekal untuk kesuksesan dalam kehidupannya di 20 atau 30 tahun lagi—selalu menjadi panduan perencanaan, pengajaran dan penilaian kami.
...Cikal membuktikan bahwa menjadi pelajar merdeka—komit pada tujuan belajarnya, mandiri dalam cara dan mampu merefleksikan prosesnya adalah fondasi dari semua kompetensi. Dunia butuh orang-orang yang seimbang, yang secara spiritual punya akar yang mendalam, yang mapan secara emosional. Masyarakat perlu individu yang punya kemampuan berpikir yang efektif dan terlatih karena masalah yang akan dihadapi jauh lebih kompleks daripada sekarang. Bangsa kita butuh lebih banyak warga berwawasan luas dan berfisik sehat. Yang juga penting sekali dan menjadi fondasi dari semua kompetensi, Cikal membuktikan bahwa menjadi pelajar merdeka—komit pada tujuan belajarnya, mandiri dalam cara dan mampu merefleksikan prosesnya adalah fondasi dari semua kompetensi. Indikator ini menjadi alat utama dalam seleksi pendidik Cikal, dan dimensi kompetensi pertama yang menjadi standar ketuntasan minimum murid di semua jenjang pendidikan. Kompetensi lima bintang yang “terakhir”, menjadi warga dunia yang memperjuangkan keadilan, keberlanjutan dan kedamaian— menunjukkan dimensi kecerdasan, inovasi dan keberdayaan yang sangat esensial untuk berkarya dalam berbagai profesi. Kami sadar betul, berbagai keuntungan dan kesempatan yang dimiliki oleh anak-anak dan keluarga yang berada di komunitas kami, menyepakati sukses yang bermakna, yang bukan cuma tentang dirinya, tetapi bisa berkontribusi sebanyak mungkin untuk kebaikan dunia adalah nilai dan paradigma yang perlu dikuatkan bersama. 43
Kompetensi 5 Bintang Cikal (Cikal 5 Stars Competencies) adalah capaian profil pembelajaran dalam kontinum jangka panjang, lebih daripada satu atau bahkan sepuluh tahun ajaran akademik. Pengembangan kurikulum Cikal memungkinkan kami memiliki keahlian dan pengalaman untuk memfasilitasi tumbuh kembang manusia di semua dimensi kompetensi benar-benar sejak dini hingga masa akhir remaja dan dewasa muda yang berkait persiapan kariernya.
Kompetensi 5 Bintang Cikal, (Cikal 5 Stars Competencies) merupakan cita-cita Cikal sejak didirikan sebagai komunitas pelajar sepanjang hayat.
44
Kompetensi 5 Bintang Cikal (Cikal 5 Stars Competencies) adalah capaian profil pembelajaran dalam kontinum jangka panjang, lebih daripada satu atau bahkan sepuluh tahun ajaran akademik. Di banyak sekolah, yang langka adalah kesediaan untuk memberikan layanan utuh yang lebih dari sekadar akademik atau tidak memprioritaskan aspek kognitif—karenanya tak aneh kita mengamati (atau bahkan mengalami) proses pendidikan abad 19, yang justru bukan menumbuhkan kompetensi masa depan— tetapi mematikan disposisi positif yang dimiliki anak. Sebaliknya di Cikal, kesempatan keseharian menyuburkan potensi, memberi kesempatan transformasi, untuk murid mampu mentransfer pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan aksi dalam situasi baru. Melakukan adaptasi bagi diri, menggerakkan perubahan pada lingkungan, adalah bayangan kami sejak awal tentang peran yang akan diemban oleh para lulusan—dan harus terus diteladankan di ekosistem Cikal. Implementasi Kompetensi 5 Bintang Cikal (Cikal 5 Stars Competencies), sebagaimana visi-misi pendidikan apapun, diten tukan keberhasilannya oleh yang orang-orang dewasa yang ada di sekitar anak—pendidik dan orang tua murid Cikal. Menstimulasi, memfasilitasi, mendampingi, mengevaluasi, begitu banyak peran dan tanggung jawab kita—yang perlu terus kita pelajari, sepanjang hayat, bukan untuk anak, tetapi bersama (bersekutu dengan) anak. Dengan cita tadi, praktik dan program yang ada di sekolah itu betul-betul harus berbeda, dibandingkan dengan yang selama ini kita kenal dari sekolah-sekolah konvensional atau bahkan “unggulan” pada zaman sebelumnya. Kadang sulit bagi orangtua, bahkan guru baru, untuk melepaskan ikatan pada “tradisi” masa 45
lalu dan kemudian jadi mempertanyakan inovasi yang dilakukan di Cikal dengan lensa skeptis—semata karena ketidaknyamanan melawan miskonsepsi. Di Cikal misalnya, anak-anak yang menjadi subyek dalam semua proses belajarnya—topik materi bukan didikte pertanyaan guru yang ditanyakan ke murid, tapi justru diinisiasi dari keingintahuan personal atau kelompok. Anak-anak terlibat sejak awal memilih program kelas atau modul mata pelajaran yang sesuai, memutuskan yang ingin mereka eksplorasi, yang penting mereka dalami, untuk mencapai prestasi. Personalized curriculum
Setiap anak memiliki Personalized Cikal Curriculum yang berbeda di Cikal untuk memetakan setiap kebutuhan belajarnya.
46
circle, dengan cakupan program yang berbeda bagi setiap anak yang ribuan jumlahnya, memungkinkan fleksibilitas di dalam kurikulum intra maupun ekstra, wajib maupun elektif bagi semua. Harapannya, semua anak dan setiap anak yang ada di Cikal, demikian juga semua dan setiap pendidik, demikian juga semua dan setiap orang tua dan keluarga itu bisa mencapai cita-citanya. Kita tahu, anak-anak datang ke Cikal dengan beragam latar belakang, dengan masing-masing keunikan. Ada yang secara fisik sudah kuat, ada yang mungkin kemampuan refleksinya masih perlu ditingkatkan, ada yang banyak dilatih di rumah kerjasamanya, ada yang kepeduliannya masih kurang. Di manapun anak memulai perjalanannya bersama Cikal, kami berharap di ujung proses perjalanannya semua benih-benih Cikal sudah tumbuh dengan optimal; sudah mencapai versi terbaik dari perkembangan Cikal 5 Stars Competencies. Kami yakin bekal ini akan menjadi penguat perjalanan dalam tahap perkembangan, jenjang pendidikan dan pilihan karier lanjutan—karena penelitian longitudinal dan pemantauan jangka panjang yang Cikal lakukan menunjukkan bahwa kompetensi-kompetensi ini terus relevan. Sejak mencoba mendefinisikan cita-cita, kami secara sadar dan aktif sudah melakukan personalisasi, sejak dimulai pemilihan programnya di Cikal—apa dimensi kompetensi yang menjadi prioritasnya, apa capaian pembelajaran (learning outcomes) yang terjadi di setiap program yang dilaluinya. Personalized Curriculum Circle dari dua anak yang berada di homeroom atau tingkat kelas yang sama, punya perbedaan jenis, kredit, topik, durasi, jadwal sesuai minat dan bakat serta profil belajarnya. Dalam program yang sama pun akan ada learning outcomes yang sedikit berbeda untuk masing-masing anak dengan tingkat kesiapan yang berbeda. Rangkaian learning outcomes dalam 14 dimensi kompetensi, menjadi peta perjalanan pembelajarannya di tahun ajaran yang dilalui, sampai mencapai “standar” kualitas fase I (fase ke-9) untuk 47
setiap dimensi kompetensi di masing-masing anak. Dengan citacita yang diturunkan dalam tujuan atau learning outcomes yang berdasarkan kriteria sudah dipersonalisasi, maka proses belajar mengajar di kelas pun akan terpersonalisasi. Ada keragaman yang dipraktikkan dan dirayakan. Pendekatan memanusiakan hubungan (characterized), mema hami konsep (comprehensive concept), membangun keberlanjutan (constructive continuity), memilih tantangan (challenging choices) dan memberdayakan konteks (community context) di 5Cs Cikal sebetulnya adalah gambaran tentang berbagai variasi dalam pengalaman belajar anak yang akan dialami sepanjang kontinum tumbuh kembang.
Characterized, atau memanusiakan hubungan adalah dasar dari proses belajar mengajar yang efektif. Di Cikal kami percaya sekali, tanpa adanya hubungan yang kuat, tanpa adanya pemahaman terhadap keunikan anak dan perasaan aman dan nyaman sang pelajar lingkungannya, maka proses belajar untuk Cs-Cs yang berikutnya, tidak mungkin terjadi. Satu hal kunci yang perlu kita pahami saat menggunakan istilah personalisasi dan bukan hanya diferensiasi, adalah keterlibatan dalam proses penerapan pedagogi. Bukan hanya guru yang merancang dan mengajar atau menilai dengan 5Cs, tetapi anak yang mengenali ciri, memahami, mengkonstruksi, menantang diri dan melakukan kontekstualisasi. Proses yang awalnya eksternal dan “terjadi” pada murid dari inisiasi guru, secara bertahap, berpindah kendali ke anak yang makin mahir mempraktikan 5Cs sebagai pelajar sepanjang hayat yang mandiri—melampaui batasan halaman atau status persekolahan. Anak-anak mengidentifikasi profil dan pola belajar serta kebutuhannya, kemudian memutuskan berkolaborasi dengan guru dan kelompok belajarnya menemukan strategi yang cocok untuk mencapai tujuannya. 48
Anak dan orang tua tentunya perlu memahami seberapa banyak kemajuan yang sudah dicapai, tahap-tahap apa yang sudah dilewati dan langkah pembelajaran selanjutnya yang akan dilalui. Sesudah hubungan dimanusiakan, sesudah anak merasa dipahami dan memahami lingkungannya, maka proses belajar akan fokus pada pemahaman konsep. Ini perbedaan yang juga esensial dibandingkan dengan pengalaman sekolah kita dulu yang fokusnya adalah mencoba mengakuisisi materi atau konten. Mengapa saya mempelajari hal ini? Konsep apa yang penting dan bermanfaat untuk jangka panjang? Bukan sekedar informasiinformasi yang mungkin menarik tapi tidak berguna untuk tahap pembelajaran selanjutnya—selalu menjadi pertanyaan utama untuk guru pada saat merancang proses pembelajaran dan juga menjadi tugas utama anak pada saat dia berhadapan dengan topik di bidang studi. Memahami alasan pembelajaran, akan membuat anak me unculkan aksi yang dituju dan perlu didemonstrasikan setiap hari. Pada saat anak mencoba memahami kerangka materi pembelajarannya, dia pun sebetulnya sedang mencoba menyusun strategi mengukur keberhasilannya. Di Cikal, asesmen dalam ber bagai bentuknya, terutama pameran karya seperti apa yang harus dihasilkan anak di akhir pembelajaran, diketahui dan disepakati bersama sebagai target sejak awal desain pembelajaran. Tidak ada yang rahasia tentang bagaimana cara mendapatkan nilai yang sempurna. Anak-anak tahu standar kriteria apa yang diharapkan dari mereka. Mereka juga akan terus bisa mengantisipasi apa sebetulnya yang menjadi dampak dari ilmu 49
yang mereka pelajari dan apa kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan di masa kini maupun nanti. Pada saat berhadapan dengan permasalahan anak yang memahami konsep yang esensial akan bisa menawarkan berbagai alternatif solusi.
Bukan hanya guru yang merancang dan mengajar atau menilai dengan 5Cs, tetapi anak yang mengenali ciri, memahami, mengkonstruksi, menantang diri dan melakukan kontekstualisasi. Dulu proses belajar dilakukan oleh guru—guru yang menjejalkan pengetahuan, tanpa mengindahkan pengalamanpengalaman yang sudah dilalui anak dibidang lain atau masa sebelumnya. Sering kali anak dan juga orang tua buta tentang tahapan-tahapan proses belajar, yang hanya nyata bagi guru yang memegang peta perjalanannya. Anak dan orang tua tentunya perlu memahami seberapa banyak kemajuan yang sudah dicapai, tahap-tahap apa yang sudah dilewati dan langkah pembelajaran selanjutnya yang akan dilalui. Pelajar akan mampu memahami apa sebetulnya kekuatannya dan apa yang masih menjadi tantangan atau kelemahannya dengan bantuan guru, tetapi perlahan-lahan akan menjadi semakin mandiri dalam terus memonitor perkembangannya—kemungkinan hambatan atau kemacetan dalam proses pembelajaran jelas dan murid-murid (serta semua peran) tahu bahwa ada berbagai rute atau alternatif pilihan yang bisa dilakukan untuk mengatasi kesulitan. Masih banyak orang tua yang menduga bahwa proses belajar mengajar yang berjalan dengan personalisasi adalah proses belajar mengajar yang mudah. Seolah-olah pada saat anak menjalani sesuatu dengan dengan perasaan sukses, maka dia sebetulnya tidak sedang mengatasi sebuah kesulitan. Kita menduga bahwa proses yang menyenangkan artinya sama dengan bersenang-
50
Kami percaya anak-anak di Cikal tumbuh dengan kebiasaan dan kepercayaan diri untuk mengatasi tantangan-tantangan itu. Challenging choices, tantangan yang dipilih dan yang dimiliki bukan yang dibebankan karena ambisi (orangtua atau sekolah) yang di luar target diri.
senang seolah-olah itu terlalu gampang untuk anak. Padahal kalau Anda melihat betapa proses belajar mengajar di Cikal mendorong pencapaian kompetensi, nyata misalnya bahwa memahami konsep jauh lebih susah daripada sekedar menghafal materi. Constructive continuity juga adalah proses meng-iterasi perkembangan diri sendiri secara terus menerus—sesuatu yang amat susah sekali. Kita yang dulu sering kali merasa terbebani bukan merasa tertantang dalam pembelajaran, punya pengalaman sekolah yang sangat berbeda dengan pengalaman murid-murid kami saat ini di Cikal. Ingat, beban dan tantangan adalah dua hal yang berbeda— ada yang merasa terbebani tapi tidak merasa tertantang, sekadar menjalankan kewajiban dan tugas dengan keterpaksaan. Kami percaya anak-anak di Cikal tumbuh dengan kebiasaan dan kepercayaan diri untuk mengatasi tantangan-tantangan itu. Challenging choices, tantangan yang dipilih dan yang dimiliki bukan yang dibebankan karena ambisi (orangtua atau sekolah) yang di luar target diri. Murid yang sedang berusaha untuk terus maju dari situasi pembelajarannya saat ini—antusias dan tidak pernah ragu menghadapi materi yang menyebabkan frustasi, tenang tanpa panik saat berinteraksi dengan narasumber baru ataupun tenggat waktu karena justru membangkitkan rasa ingin tahu. Yang akan muncul 51
Cita 5 Stars dan cara 5Cs tercermin dalam semua pengalaman belajar mengajar di program apapun, baik itu tampil di mata pelajaran atau dalam program liburan, saat karya wisata yang dilalui anak-anak Cikal, dalam berbagai klub ekstrakurikuler, ataupun interaksi synchronous maupun asynchronous yang terjadi di dunia nyata maupun dunia maya.
adalah kemampuan untuk terus meningkatkan kapasitasnya, walaupun dengan susah payah, murid akan merasa yakin bahwa dia akan menyelesaikan masalahnya dan kemudian akan men dapatkan kepuasan pada saat berhasil mencapai targetnya sekaligus bergairah untuk menghadapi tantangan berikutnya. Pendekatan pembelajaran di Cikal selalu mendayagunakan konteks di mana belajar mengajar terjadi. Tanpa memahami bahwa sebetulnya tujuan belajar bukan hanya untuk sukses di sekolah, tetapi untuk sukses dalam kehidupan dan mengatasi tantangan di luar sekolah, maka proses belajar anak akan sia-sia. Bahkan anak-anak usia dini pun kami biasakan untuk memahami sesudah mereka belajar sesuatu apa yang bisa mereka kontribusikan pada lingkungan sekitar. Pertanyaan tentang apa gunanya untuk saya? Apa manfaat menguasai ini untuk orang di sekitar saya? Apa yang bisa saya lakukan sesudah mempelajari ini? Murid Cikal mampu berkontribusi dan membuat perubahan—hal ini sudah kami buktikan selama puluhan tahun. Anak-anak yang peduli dan penuh empati, berorientasi pada aksi dan menciptakan solusi-solusi 52
yang berdampak pada lingkungan dari mulai lingkungan terkecil menyelesaikan masalah-masalah di kelas dan sekolah sampai pada berbagai masalah yang ada di kota, negara ini, maupun bekerja sama dengan mund-murid dengan negara lain untuk mendiskusikan projek sosial yang bisa dilakukan oleh anak-anak di usianya. Cita 5 Stars dan cara 5Cs tercermin dalam semua pengalaman belajar mengajar di program apapun, baik itu tampil di mata pelajaran atau dalam program liburan, saat karya wisata yang dilalui anak-anak Cikal, dalam berbagai klub ekstrakurikuler, ataupun interaksi synchronous maupun asynchronous yang terjadi di dunia nyata maupun dunia maya. Najelaa Shihab Pendiri Cikal
53
3
Kompetensi 5 Bintang Cikal
Pelajar Merdeka, Jalankan Evaluasi Sehari-hari Saya berkenalan dengan konsep Pelajar Merdeka (Self Regulated Learner) ketika saya mulai bekerja di Cikal. Saya ingat tugas pertama saya, di bulan Mei 2005, sebagai konselor sekolah untuk melakukan observasi di kelas Pre-Kindie, dan terdapat beberapa anak yang harus dilihat kebutuhannya.
Proses refleksi pembelajaran di Cikal telah dimulai sejak di tingkat Rumah Main Cikal, dan tingkat Reception (TK) dengan cara memanusiakan hubungan, dan memberdayakan konteks.
Di akhir kegiatan kelas, saya memerhatikan pendidik me manggil murid satu persatu untuk melakukan refleksi atas apa yang mereka lakukan hari itu. Guru bertanya, “Kegiatan apa yang paling kamu sukai hari ini Kak?” Lalu, murid menjawab sambil menggambar di lembar refleksi, lalu guru menuliskan kembali apa yang disampaikan murid dibawah gambar. Tujuannya agar orangtua di rumah dapat memahami arti gambar anak.
...saya takjub melihat anak yang masih berusia 3—4 tahun diajak melakukan refleksi. Saat itu saya takjub melihat anak yang masih berusia 3—4 tahun diajak melakukan refleksi. Takjub karena refleksi adalah proses berpikir yang lebih sulit dan melibatkan “metakognisi” yang sangat abstrak. Akan tetapi kenyataannya, dengan pertanyaan sederhana dan alat bantu visual seperti gambar kegiatan sebelumnya, anak pra-sekolah tersebut bisa melakukannya. Proses refleksi ini juga saya lihat selalu ada disetiap akhir hari pada setiap kelas yang saya observasi.
Berlatar belakang berbagai riset dalam pendidikan yang menunjukkan bahwa Self-regulated Learning meningkatkan motivasi dan keberhasilan dalam belajar, praktik mendorong murid menjadi merdeka semakin terstruktur. Dalam perjalanan mengajar di Cikal, kemudian saya mulai memahami yang dimaksud Pelajar Merdeka. Murid-murid diber dayakan, dilibatkan dan dapat menentukan tujuan pendidikannya. Berlatar belakang berbagai riset dalam pendidikan yang menunjukkan bahwa merdeka belajar (Self-Regulated Learning) meningkatkan motivasi dan keberhasilan dalam belajar, praktik 57
Merdeka Belajar di Cikal dikembangkan dengan 5 Cara Cikal, antara lain memanusiakan hubungan, dan memilih tantangan sehingga menumbuhkan dimensi berkomitmen, mandiri, dan reflektif dalam diri murid.
mendorong murid menjadi merdeka semakin terstruktur. Siklus merdeka belajar dilakukan dalam praktik sehari-hari, dimana murid terlibat dalam perencanaan belajarnya, memonitor proses dan hasıl belajar dan kemudian merefleksikan hasilnya. Sebagai orangtua, saya merasakan perkembangan pada anak saya. Pada saat itu ia duduk di kelas 4 SD Cikal Cilandak. Beberapa minggu di awal tahun ajaran ia mengatakan: “Bu, aku mau matematika aku bisa sampai di bridging-over, tapi untuk Bahasa (Language) ga deh, soalnya Aku ga suka nulis banyakbanyak”. Meskipun saya mengetahui Cikal melibatkan anak untuk membuat target belajarnya sendiri, saat itu saya tetap terkejut dan bangga mendengarnya. Di usia 9 tahun, ia mampu membuat target belajarnya sendiri dari hasil refleksi proses belajar sebelumnya. Kedua hal tersebut bukan sesuatu yang saya lakukan ketika saya seusianya. Cikal secara berkelanjutan mengevaluasi, memperbaiki serta memperbarui cara untuk mendorong murid mencapai kemer 58
dekaan dalam proses belajar. Salah satu bentuknya adalah mendefinisikan kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai Kompetensi 5 Bintang Cikal, termasuk merdeka belajar. Tiga kompetensi dasar dalam kemerdekaan belajar adalah berkomitmen (commitment), mandiri (self-reliant), dan reflektif (reflective). Ketiga kom petensi tersebut disasar sebagai tujuan pembelajaran berbagai program di sekolah. Selain itu, Cikal juga berupaya membuat proses merdeka belajar (Self Regulated Learning) menjadi lebih sistematis melalui adanya Personalized Curriculum Circle (PCC), dimana setiap murid membuat tujuan pembelajarannya masing-masing. PCC dimulai dari tingkat prasekolah (tentunya dengan bantuan orangtua dan pendidik), murid-murid sekolah menengah Cikal, bahkan tim Cikal yang bekerjasama.
Cikal secara berkelanjutan mengevaluasi, memperbaiki serta memperbarui cara untuk mendorong murid mencapai kemerdekaan dalam proses belajar.
Merdeka Belajar di Cikal dimulai dengan membuat tujuan belajar masing-masing murid dengan menerapkan cara Cikal yakni Memanusiakan Hubungan.
59
Siklus merdeka belajar dilakukan dalam praktik sehari-hari di Cikal dengan memahami konsep dan memberdayakan konteks.
Di pertengahan dan akhir tahun ajaran selalu ada periode untuk mengevaluasi kembali capaian tujuan belajar, dan bekerja, serta membuat rencana belajar yang sesuai. Dengan demikian kemampuan murid untuk membuat perencanaan belajar, memonitor perkembangan dan berefleksi pada proses dan hasil belajar akan terus meningkat. Hal ini terpantau dalam komitmen PCC murid, refleksi yang mereka lakukan serta tujuan belajarnya.
Cikal juga berupaya membuat proses merdeka belajar (Self Regulated Learning) menjadi lebih sistematis melalui adanya Personalized Curriculum Circle (PCC), dimana setiap murid membuat tujuan pembelajarannya masing-masing. Seluruh tim Cikal juga melakukan siklus yang sama, baik membuat perencanaan pengembangan diri melalui PCC, monitor perkembangan masing-masing, serta melakukan refleksi atas proses belajar. Dengan melakukan ini, setiap orang dapat berkembang ke arah dan sesuai dengan tujuan dan kecepatan masing-masing.
60
Tiga kompetensi dasar dalam kemerdekaan belajar adalah berkomitmen (commitment), mandiri (self-reliant), dan reflektif (reflective). Ketiga kompetensi tersebut disasar sebagai tujuan pembelajaran berbagai program di sekolah. Mempraktikkan merdeka belajar artinya menjadi murid sekaligus pendidik dalam proses pembelajaran. Sebagai pendidik, ketika membuat perencanaan dalam belajar, dan memonitor dan mengevaluasi proses belajar serta hasil belajar. Lalu, sebagai murid karena kita sendiri yang menjadi subyek belajar. Saat ini, dengan pesatnya perkembangan teknologi, informasi semakin berlimpah dan sangat mudah diperoleh, kesempatan belajar pun semakin terbuka. Di sisi lain, semakin besar distraksi dan semakin mudah kehilangan arah dalam belajar. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki, bertanggung jawab dan berperan aktif dalam proses belajar masing-masing. Menjadi pelajar merdeka merupakan tuntutan dan kebutuhan agar pelajar sepanjang hayat berhasil dalam proses belajar dan pengembangan diri. Rahma Paramita Presiden Direktur Yayasan Cinta Keluarga
61
M e di a dan Pusat Informasi Sebagai Sarana Mengembangkan Kompetensi LIBER-LIBERTY-LIBRARY Tiga kata di atas adalah berasal dari ba hasa Latin yaitu Liber (buku), Liberty (Libertas—kebebasan), dan Library (Librarius— perpustakaan). Di Cikal, pustakawan (teacher-librarian) adalah orang yang dapat berkolaborasi dengan seluruh anggota komunitas Cikal mulai dari para murid, pendidik, para staf, dan orangtua murid dalam kaitannya dengan diktum pelajar merdeka (Self-regulated learner). Selain itu, ia pun turut serta memfasilitasi pembelajaran, mulai dari sarana fisik hingga ide dan kontri busi langsung.
...Cikal menyadari betapa tak hanya setiap murid adalah unik, namun juga semua yang bekerja di dalam komunitas Cikal.
Murid Cikal melakukan refleksi berkala dalam keseharian sebagai cerminan dari pelajar merdeka.
Setiap murid sejak usia dini hingga di tingkat pendidikan menengah di Cikal membangun komitmen sebagai pelajar merdeka.
Dengan berkembangnya teknologi informasi, kemerdekaan belajar murid Cikal semakin terbuka di mana saja, dan kapan saja.
63
Cikal selalu bergerak dan bergeliat seperti anak muda yang ingin selalu menunjukkan dirinya, terus mencoba tanpa raguragu.
Cikal memiliki jiwa merdeka belajar: belajar secara merdeka dari siapa saja dan akses literasi yang tanpa batas.
Hal yang didengungkan oleh sekolah sejak sebelum pandemi yakni “Satu Guru, Satu Inovasi” memengaruhi lalu-lintas ide yang terjadi dari dan kepada pustakawan. Misalnya, adanya koordinasi lintas lokasi sekolah Cikal dari Surabaya, Bandung hingga Jakarta terkait penyediaan kartu prakerja, pengadaan sumber literasi elektronik yang bisa diakses kapan saja oleh para anggota komunitas Cikal, baik guru, orang tua, murid, serta karyawan. Selain itu, Cikal menyadari betapa tak hanya setiap murid adalah unik, namun juga semua yang bekerja di dalam komunitas Cikal dengan memberikan ruang atau sarana berupa ‘karir protean’. Karir protean ini dapat memfasilitasi berbagai minat yang dimiliki oleh setiap anggota tim Cikal untuk dikembangkan, seperti adanya kelompok musik untuk tim Cikal yang ingin menyalurkan minat bereksplorasi musik atau membuat karya musik, atau kelompok pecinta alam, bagi yang memiliki minat dalam hal kecintaan terhadap menjelajah alam untuk menjadi regu penyelamat dan mitigasi bencana, serta kelompok pecinta literatur (Litreacikal) untuk tim Cikal yang memiliki minat di filsafat, sejarah dan seni. Hal ini mencirikan Cikal selalu bergerak dan ber geliat seperti anak muda yang ingin selalu menunjukkan dirinya, terus mencoba tanpa raguragu. Zuchra Zakaria Pendidik Program English Acquisition dan Creative Readers & Writers
64
65
Menemukan Diri, dan M e n g hi l a n g k a n Asumsi Dua puluh dua tahun. Sebagai juga seorang Ibu yang memiliki dua remaja laki-laki, usia ini sangat berkaitan erat dalam kehidupan saya sehari-hari. Menghadapi individu berusia 22 tahun salah satu yang terpenting berarti memberikan kepercayaan penuh untuk individu tersebut berkembang sesuai jati dirinya, memberikan rasa hormat pada setiap ekspresi dan pendapatnya, juga jatuh bangunnya dalam proses bertumbuh kembang. Bukan hanya tumbuh kembang individu tersebut, tapi juga tumbuh kembang saya sebagai pendampingnya. Selama 22 tahun bersama Cikal, bisa dibayangkan banyaknya proses penemuan diri sendiri yang saya alami sebagai manusia di dalam komunitas Cikal. Komunitas yang terdiri dari anak-anak, orangtua, dan kolega yang membuat saya selalu yakin bahwa hanya hal baiklah yang bertumbuh dalam diri saya. Berbicara tentang Kompetensi 5 Bintang Cikal, Pribadi Bahagia dan Bijak (Emotionally,
Morally, and Spiritually Rich, merupakan salah satu kompetensi yang selalu menantang saya meski hanya dengan membacanya saja. Bukan apa-apa, bahkan dalam kehidupan manusia pada umumnya, kompetensi ini yang rasanya tidak habis-habis dipela jari. Bisa saja hari ini rasanya berhasil, tapi besok hari seperti tidak ada pencapaian apa-apa. Bahkan, perspektif tentang pencapaian terkait kompetensi ini bisa berubah dalam hitungan jam.
Selama 22 tahun bersama Cikal, bisa dibayangkan banyaknya proses penemuan diri sendiri yang saya alami sebagai manusia di dalam komunitas Cikal.
Proses belajar di Cikal dengan menerapkan 5 Cara Cikal salah satunya memanusiakan hubungan membuat setiap anak memahami dirinya sendiri dan mengembangkan dimensi kompetensi.
67
Ada 3 dimensi yang tercakup di dalam kompetensi ini: berimbang (balanced), bekerjasama (cooperative), dan berprinsip (principled). Saat menyusun Kompetensi 5 Bintang ini di tahun 2003, hanya terbayang tujuan ke depannya tentang bagaimana pentingnya dimensi-dimensi ini bertumbuh kembang dalam komunitas Cikal agar dunia ini menjadi lebih baik. Tahapan selanjutnya adalah memastikan lingkungan belajar yang kondusif agar 3 dimensi in bisa berkembang dengan optimal untuk setiap individu yang ada di dalamnya. Tidak terbayang dan saat itu ada rasa cemas akan beragam tantangan yang dihadapi.
Saat menyusun Kompetensi 5 Bintang ini di tahun 2003, hanya terbayang tujuan ke depannya tentang bagaimana pentingnya dimensi-dimensi ini bertumbuh kembang dalam komunitas Cikal agar dunia ini menjadi lebih baik. Melalui tulisan refleksi ini, saya ingin berbagi betapa ternyata tantangan ini tidak sepenuhnya sulit dan kecemasan saya tidak selalu menghantui dalam konteks perkembangan menjadi individu yang matang secara emosi, moral dan spiritual. Berimbang. Komunitas Cikal begitu luar biasa memberikan kesempatan untuk membangun keseimbangan dalam hidup setiap individu. Dalam setiap proses belajar, setiap tantangan mendapatkan waktu untuk mencobakan solusi yang paling tepat. Jika satu cara dirasa kurang pas, pasti ada kesempatan mencoba pemecahan masalah lain. Tentunya dengan rasa percaya bahwa di lain kesempatan, situasinya akan lebih baik, dan percaya bahwa kesalahan kali ini adalah proses belajar yang patut disyukuri (dan kadang ditertawakan!). Hal di atas tidak saja terjadi pada murid di dalam proses belajar di kelas, tapi juga dialami tim Cikal saat bekerja. Suatu
68
Komunitas Cikal begitu luar biasa memberikan kesempatan untuk membangun keseimbangan dalam hidup setiap individu.
hal menyenangkan juga yang selalu saya ingat saat membawakan pelatihan untuk orangtua, dimana kita semua menertawakan kesalahan saat mendampingi tumbuh kembang anaknya dan bertekad memperbaiki di kesempatan berikutnya. Life is all about making mistakes. And fixing them. Over and over … Better every time. Komunitas seperti ini yang membuat belajar terasa me nyenangkan dan menjanjikan. Proses yang membuat kita bisa belajar memahami diri dan tidak merasa terancam dengan keberhasilan orang lain. Kita selalu bisa merasa seimbang antara menerima kekurangan dan percaya bisa menjadi lebih baik. Bekerjasama. Memahami diri dengan lebih baik membuat saya percaya pada kekuatan kerjasama dalam suatu tim atau kelompok. Mengapa? karena apa yang bukan kelebihan saya, akan diisi oleh kekuatan orang lain di dalam tim. Hal ini meyakinkan saya bahwa tidak ada pekerjaan yang berhasil karena diri saya sendiri dan sebenarnya pembelajaran terbesar bukan pada hasil yang dicapai tapi pada proses yang dijalani bersama kelompok. Bagaimana tidak, setiap orang pasti punya keterampilan dan pengalaman berbeda yang mempengaruhi sudut pandang dan keputusannya akan sesuatu. Menghormati hal ini, sekaligus memilih dan mengkomunikasikan cara terbaik untuk kepentingan dan tujuan besar bersama, menjadi latihan yang luar biasa untuk menjadi individu yang mapan secara emosi, moral dan spiritual.
69
Dimensi Bekerjasama menjadi salah satu kompetensi yang diasah oleh Cikal dengan cara memberdayakan konteks dan membangun keberlanjutan bermakna melalui kegiatan Cikal Aksi-Aksi.
Pengalaman bekerjasama seperti yang saya sebutkan di atas, dialami oleh murid dalam proses belajar sehari-hari. Kerja kelompok dengan keberagaman anggotanya menjadi bekal murid untuk bisa bekerjasama dengan siapapun di kemudian hari. Bukan hanya belajar berbeda pendapat dan melakukan resolusi konflik, tetapi juga berlatih menanganinya secara empatik dan penuh rasa hormat. Saya jadi ingat saat anak bungsu saya di kelas 5 SD dan pulang sekolah sambil mengeluh, “Aduh aku kok sekelompok dengan si X ya. Aku ga ngerti pikirannya, orangnya aneh.” Diskusi di rumah hari itu adalah membuat daftar hal-hal yang bisa dilakukan anak bungsu saya untuk bisa lebih memahami teman kelompoknya tersebut. Kelanjutannya adalah diskusi di akhir minggu tentang bagaimana membuat kelebihan teman kelompoknya tersebut bisa membantu kelompok menyelesaikan tugas sekolah. 70
Kerja kelompok dengan keberagaman anggotanya menjadi bekal murid untuk bisa bekerjasama dengan siapapun di kemudian hari. Bukan hanya belajar berbeda pendapat dan melakukan resolusi konflik, tetapi juga berlatih menanganinya secara empatik dan penuh rasa hormat. Sejak usia dini, murid-murid di tingkat Rumah Main Cikal telah diperkenalkan dengan keberagaman untuk saling memahami perbedaan dengan cara memanusiakan hubungan.
Praktik baik yang saya lakukan di rumah sebagai Ibu menjadi mungkin karena pengalaman baik yang saya alami bersama tim kerja di Cikal. Saya juga sangat salut pada guru yang melakukan hal yang sama di kelas, setiap hari, pada setiap muridnya. Saya yakin, semua praktik baik semakin menguat karena siklusnya berputar terus di dalam komunitas Cikal. Hal baik terjadi karena kekuatan anggotanya, kesalahan juga terjadi akibat semua pihak. Aksi-reaksi selalu terjadi. Komunitas yang saling belajar inilah yang membuat semua anggota di dalamnya menjadi individu yang matang. Berprinsip. Tingkat berikutnya adalah bagaimana pemahaman kita terhadap keberagaman yang lebih dalam lagi, yaitu agama dan kepercayaan. Untuk bisa membangun toleransi tanpa kehilangan identitas diri, tidak bisa dengan cara lain kecuali memastikan keberagaman dalam suatu komunitas. Secara bawah sadar, keberagaman ini akan terus menerus melatih kepekaan 71
anggota komunitas untuk bisa memahami, menghormati, serta menyepakati benar atau salah dalam konteks etika dan dampaknya bagi kepentingan yang lebih luas. Saya sendiri belajar banyak bahwa indikator penting dari kompetensi ini adalah bagaimana kita bisa menghilangkan asumsi dan memperlakukan makhluk hidup lain di sekitar kita dengan lebih baik.
Saya sendiri belajar banyak bahwa indikator penting dari kompetensi ini adalah bagaimana kita bisa menghilangkan asumsi, dan memperlakukan makhluk hidup lain di sekitar kita dengan lebih baik. Dua puluh dua tahun. Bertumbuh dan berkembang bersama Cikal mengubah sikap saya terhadap kesalahan, bahwa salah itu bisa “benar” dalam arti memang harus kejadian dan sikap reflektif-lah yang kemudian membuat kesalahan itu mendapatkan kesempatan menjadi diperbaiki. Komunitas Cikal melatih setiap individu di dalamnya untuk melihat ke dalam diri sebelum menuding ke luar. Terbiasa untuk bertanya, “Apa kontribusi saya terhadap situasi ini? Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat situasi menjadi lebih baik?”. Terlatih untuk fokus pada aksi berikutnya, tidak sibuk melihat ke belakang dan berandai-andai tidak terjadi. Percaya bahwa selalu ada kesempatan memperbaiki dan bahwa kita tidak sendiri. Bangga bertumbuh kembang bersama Komunitas Cikal sejak awal berdiri hingga sekarang dan tetap percaya penuh pada potensi komunitas ini untuk menjadi komunitas yang matang secara emosional, moral dan spiritual. Tari Sandjojo Head of School Cikal
72
Cikal mengasah kepekaan murid dengan cara memahami konsep dan memberdayakan konteks sebagai anggota komunitas yang percaya dan saling menghormati pendapat sejak dini.
73
Bertumbuh, M e m a h a m i Ni l a i K e hid u p a n Sebagai Bunda dari 3 anak laki-laki (Anara Schulz, Ayala Schulz, dan Agava Schulz) yang bertumbuh dan menjadi bagian dari keluarga besar Cikal sejak 15 tahun lalu. Bagi kami, salah satu kelebihan di Cikal adalah semua orang tua dapat langsung berkomunikasi dengan guru untuk bisa mengetahui perkem bangan anaknya, dan guru-guru pun sangat detail mengerti karakter tiap anak. Ada lagi yang menarik dan menjadi poin tambahan di Cikal, yakni setiap anak akan masuk ke dalam satu House Grup (baik itu Dragon, Centicore, Phoenix, dan Unicorn). Mereka pun akan bergabung dengan semua level atau kelas untuk melakukan kegiatan bersamasama, termasuk dengan guru dan tim akademik sekolah, biasanya aktivitas ini diperuntukkan
Kebersamaan Ira Puspita Schulz dengan ketiga putra. (Doc. pribadi)
saat perayaan 17 Agustus. Bagi saya, kegiatan House ini sangat berguna untuk menghindari perundungan di sekolah. Melihat perjalanan dan perkembangan anak-anak mulai dari Pre-Kindie sampai sekarang begitu banyak nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh Cikal selain pendidikan sekolah yaitu seperti bagaimana menjadi manusia yg berempati tinggi, bertanggung jawab dengan pilihannya, dapat menyelesaikan masalah, saling support dengan teman yang berbeda agama, budaya dan kebutuhan. Terima kasih guru-guru, dan Sekolah Cikal.
....banyak nilai-nilai kehidupan yang diajarkan oleh Cikal selain pendidikan sekolah yaitu seperti bagaimana menjadi manusia yg berempati tinggi, bertanggung jawab dengan pilihannya, dapat menyelesaikan masalah, saling support dengan teman yang berbeda agama, budaya dan kebutuhan. Alhamdulillah, bersamaan dengan 22 tahun Cikal berulang tahun di buka Kampus baru di Lebak Bulus, dua anak kami akan melanjutkan jenjang sekolah di sana, mengingat kebetulan 3 anak kami tahun ini lulus dari 3 jenjang pendidikan sekolah yang berbeda. Agava lulus SD, dan melanjutkan di SMP Cikal Lebak Bulus, Ayala melanjutkan di SMA Cikal Lebak Bulus dan Anara lulus SMA, dan Alhamdulillah ia akan melanjutkan perjalanan pendidikan menjadi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Terima kasih Cikal atas semua kontribusi dan kolaborasi yang diberikan terhadap perkembangan anak-anak kami, semoga semakin maju, dan terus menjadi sekolah yang nyaman untuk kami dan semua keluarga Cikal. Selamat Ulang Tahun ke 22 Cikal! Ira Puspita Schulz Orang Tua Murid Cikal (Anara Bonarta Schulz, Ayala Bonamy Schulz, dan Agava Bonara Schulz) 75
Menetapkan Pi l ih a n , d a n Membangun Karya Bermakna Dalam kondisi, dan dalam peran apapun yang dijalankannya, seseorang akan selalu dihadapkan pada berbagai situasi, dimana ia harus membuat pilihan dan keputusan, baik untuk kepentingan dirinya maupun kepentingan banyak orang yang terkait dengannya. Pilihan dan keputusan atas apapun haruslah dibuat dengan terlebih dahulu melakukan analisis atas berbagai variabel pertimbangan yang mendasarinya, agar diperoleh pilihan dan keputusan yang terbaik. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk berpikir cerdas dan inovatif dalam menganalisis berbagai hal yang tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada situasi dan kondisi saat itu. Selain itu, diperlukan juga kemampuan berkomunikasi yang baik agar pilihan dan keputusan yang telah diambil dapat tersampaikan kepada pihak lain dengan tepat dan dapat dimengerti.
Proyek Kulminasi kelas 10 mengasah kompetensi murid menjadi pemikir yang terlatih tak hanya untuk diri sendiri melainkan orang banyak dengan memberdayakan konteks dan memilih tantangan.
Cikal meyakini pentingnya setiap individu menjadi pemikir terlatih dan efektif yang mampu berpikir cerdas (intelligent), inovatif (innovative) dan komunikatif (communicative) dalam segala situasi. Atas dasar inilah Cikal meyakini pentingnya setiap individu menjadi skilful and effective thinker yang mampu berpikir cerdas (intelligent), inovatif (innovative) dan komunikatif (communicative) dalam segala situasi. Kemampuan ini haruslah ditumbuhkan sejak dini dan terus diasah agar melekat erat untuk selalu siap digunakan setiap saat dibutuhkan. Sylviarini T Arifin Direktur Keuangan Yayasan Cinta Keluarga
77
T e m u P e n didi k Cikal, Ruang Berbagi Praktik Baik Sebagai komunitas pelajar sepanjang hayat di era Revolusi Industri 4.0 saat ini, fokus pengembangan sumber daya manusia tim Cikal tidak bisa hanya mengandalkan kompetensi yang sudah ada, melainkan harus memiliki kompetensi yang sudah jauh berbeda dari sebelumnya. Transforming Beyond Together merupakan bukti nyata bahwa Cikal tetap menjadi komu nitas pelajar yang terus bergerak di tengah perubahan cepat yang terjadi di dunia saat ini dengan era informasi dan teknologi yang memudahkan para pendidik untuk mendapat kan informasi sehingga proses belajar tidak hanya belajar satu arah namun juga merupakan interaksi dua arah. Temu pendidik Cikal adalah ruang belajar bersama, berbagi praktik baik, serta mem bangun kolaborasi untuk setiap pendidik Cikal yang mampu memberikan inovasi-inovasi da lam proses pembelajaran di kelas.
Keseruan Temu Pendidik Cikal yang dilakukan secara virtual setiap minggu secara virtual dengan tema yang berbeda.
Temu pendidik Cikal adalah ruang belajar bersama, berbagi praktik baik, serta membangun kolaborasi untuk setiap pendidik Cikal yang mampu memberikan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran di kelas. Melalui Temu Pendidik Cikal ini, Tim Pengembangan Sumber Daya Manusia Cikal berupaya mengasah 3 dimensi, antara lain: Komitmen, dengan dilakukan proses belajar dan berbagai bersama yang dilakukan bersama satu kali dalam sepekan mampu menjadi tempat berkreasi dan menciptakan inovasi-inovasi pembelajaran. Kemandirian, dalam proses belajar dan berbagi dapat mengembagkan kemandirian guru untuk terus mengembangkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya sendiri dengan memegan kendali. Refleksi, pendidik yang merdeka belajar terus melakukan refleksi, dimana proses refleksi merupakan proses yang dilakukan untuk memberikan perbaikan terus menerus dalam proses belajar itu sendiri. 79
Beberapa pertemuan Temu Pendidik Cikal yang telah di jalankan oleh Cikal antara lain, Mindfulness Relaxation Tech nique for Managing Stress & Anxiety, dan How to Maintain Teenager Attentiveness and Motivation in Online Learning. Semangat dan antusias Guru Cikal untuk belajar merupakan salah satu daya tarik bagi guru untuk bergabung dan belajar di CIkal sehingga kami percaya bahwa dengan adanya wadah belajar melalui Temu Pendidik Guru Cikal mampu memberikan makna yang luas dan mendalam bagi guru di Cikal, serta mewujudkan proses pembelajaran dan kolaborasi yang berkelanjutan. Mochammad Perbowo Manajer Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Mitra Usaha
Transforming Beyond Together merupakan bukti nyata bahwa Cikal tetap menjadi komunitas pelajar yang terus bergerak di tengah perubahan cepat yang terjadi di dunia saat ini. 80
81
Memperluas Wawasan, Meningkatkan Kemanusiaan Di dalam tubuh yang sehat terdapat pikiran yang sehat pula. Di Cikal, sejak usia dini sangat mementingkan kebugaran sebagai bagian dari gaya hidup murid-murid dan mem promo si kannya ke sekitar mereka. Muridmurid pun juga diajak untuk berpikir terha dap ke sejahteraan diri untuk berkomitmen menerapkan menjaga diri dengan praktik hidup sehat dalam keseharian. Dalam pembelajaran sehari-hari, murid tidak hanya diajak untuk pandai secara akademik, melainkan juga diajak untuk menjaga kebugaran fisik sebagai gaya hidup. Pemilihan dan keikutsertaan dalam program-program yang berimbang antara program Physical and Health Education (PHE) dengan programprogram lainnya menjadi bagian keseharian dari pembelajaran di sekolah. Selain dimensi kesehatan, ada pula dimensi berpikiran terbuka yang juga menjadi bagian dari kompetensi ini. Murid-murid diajak dan
diasah potensinya untuk berpikiran terbuka, sehingga mereka selalu tertarik dan menikmati belajar hal-hal baru, ide-ide baru, konsep-konsep baru, serta pendekatan pembelajaran yang baru, serta belajar memahami bahwa orang lain dengan segala perbedaannya mungkin juga benar. Murid-murid Cikal yang berwawasan luas memiliki karak teristik, berpengetahuan luas, mereka jujur terhadap diri sendiri dan orang lain. Mereka suka berpikir diluar kebiasaan orang, dan menggunakan pengetahuan mereka untuk meningkatkan kemanusiaan.
Di Cikal, sejak usia dini sangat mementingkan kebugaran sebagai bagian dari gaya hidup murid-murid dan mempromosikannya ke sekitar mereka.
Program Physical and Health Education dari tingkat Rumah Main Cikal, hingga Sekolah Cikal menumbuhkan komitmen praktik hidup sehat dengan cara memilih tantangan.
83
Model United Nation merupakan sarana pengembangan kompetensi dan wawasan murid kelas 1 dan 2 SMA Cikal.
Primary Years Project Exhibition Kelas 5 Sekolah Dasar Cikal merupakan asesmen akhir murid yang mengintegrasikan kompetensi dengan persoalan masyarakat.
Murid-murid Cikal yang berwawasan luas memiliki karakteristik, berpengetahuan luas, mereka jujur terhadap diri sendiri dan orang lain.
Mereka yang terbiasa melakukan halhal tersebut diharapkan menjadi pribadi yang memiliki wawasan yang luas. Hal ini juga menjadi penting mengingat mereka akan terlibat dalam beragam interaksi sosial yang melibatkan beragam komunitas baik lokal maupun global. Wawasan yang luas perlu dimiliki agar dapat memahami lingkungan yang beragam baik suku, ras dan pemahaman antar pemeluk agama yang berbeda, sehingga dapat membantu proses interaksi yang dibangun dalam keseharian. Ratih Saraswati Head of Campus
84
85
Mengembangkan Pemikiran Kritis Melalui Bahasa Dalam Program Bahasa Inggris, saya telah belajar banyak hal dari literatur maupun akuisisi bahasa. Mungkin akan terdengar klise, tetapi saya suka dengan program ini sejak saya masuk Sekolah Dasar (SD) di Cikal. Secara umum, saya senang menulis dan suka aktivitas atau kegiatan membaca di program tersebut.
Program bahasa yang ada di Cikal, bukan hanya sekedar melatih kemampuan bahasa, tetapi juga membantu mengembangkan pemikiran kritis saya. Namun, secara khusus, program bahasa yang ada di Cikal, bukan hanya sekedar melatih kemampuan bahasa, tetapi juga membantu mengembangkan pemikiran kritis saya, dan memperluas wawasan saya. Ke depannya, semoga saya dapat menggunakan kemampuan tersebut untuk terus menulis dan mempublikasikan sesuatu dalam bentuk tulisan di suatu hari nanti, dan juga menggunakan kemampuan berbicara saya untuk mengangkat isu-isu sekitar. Alheamina Rahimi Abraham Murid Kelas 2 SMA Sekolah Cikal Serpong
87
Berdaya dan Memberdayakan Sebagai anggota dari komunitas pelajar sepanjang hayat, setiap individu di Cikal ber komitmen untuk selalu berkontribusi aktif terhadap permasalahan-permasalahan dalam lingkup lokal dan global, serta berupaya mem buat perubahan yang positif di dunia. Tim Cikal adalah komunitas yang berdaya dan mampu mem berdayakan. Upaya untuk memberdayakan ini dimulai dari menciptakan suasana yang memungkinkan potensi setiap orang berkembang (enabling), memperkuat potensi yang dimiliki masya rakat melalui langkah-langkah nyata (empowering), serta me lindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah (protecting). Anggota tim Cikal diasah untuk selalu peduli dan sensitif terhadap situasi lingkungan sekitar, menghormati dan memahami kebutuhan dan kepentingan orang lain. Setiap orang diberi ruang untuk mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan mereka sendiri, dilatih membuat sebuah perencanaan, memahami konsekuensi dari setiap keputusan, mampu melaksanakan dan melakukan evaluasi dari setiap tindakan.
Menghargai sebuah proses adalah sebuah pengalaman berharga yang dilatih terus menerus dalam lingkungan kerja di Cikal. Tidak ada aktor solo dalam sebuah kesuksesan berlangsung nya sebuah program belajar atau acara di lingkungan Cikal. Setiap inisiatif positif disambut positif. Tidak jarang ide sederhana berkembang dan mendorong keterlibatan banyak orang. Semua berkontribusi dan memahami bahwa peranannya berarti dan bermakna baik bagi diri pribadi maupun komunitas yang lebih luas.
Sebagai anggota dari komunitas pembelajar sepanjang hayat, setiap individu di Cikal berkomitmen untuk selalu berkontribusi aktif terhadap permasalahan-permasalahan dalam lingkup lokal dan global, serta berupaya membuat perubahan yang positif di dunia.
Momen Tim Cikal merayakan suksesnya Playground Of sebagai acara selebrasi budaya tahunan Cikal.
89
Tumbuh dan berkembang bersama Cikal bukan sekedar slogan. Bersama Cikal lebih dari 17 tahun, membuat saya selalu optimis dalam memandang berbagai permasalahan. Dua pendiri Cikal memang luar biasa. Ibu Dewi Soeharto selalu mengatakan jangan pernah bilang tidak bisa sebelum mencoba, karena tidak ada yang tidak mungkin. Tahun 2006 silam, Ibu Najelaa Shihab pernah melontarkan sebuah pertanyaan ke saya, kenapa selalu ada perubahan yang harus kita lakukan, yang seperti tidak ada habisnya. Jawabannya, tentu saja karena Cikal sebuah organisasi yang dinamis, adaptif dan fleksibel. Kita patut bersyukur. Kita semua adalah pembelajar sepanjang hayat. Proses belajar yang kita lalui selalu berkelanjutan dan berdampak bagi komunitas yang lebih luas lagi.
Menghargai sebuah proses adalah sebuah pengalaman berharga yang dilatih terus menerus dalam lingkungan kerja di Cikal. Kilas balik di tahun 2007, tim Cikal yang terdiri dari pendidik, dan staf taman bermain mendapat kesempatan berbagi praktik baik dalam pengelolaan sebuah PAUD di daerah Cipanas. Tim yang bergerak sukarela ini menyiapkan program, alat ajar dan perlengkapan, memandu kelas serta berbagi ilmu dan pengalaman dengan pengajar honorer dan juga orangtua murid di sana. Program pemberdayaan masyarakat ini berjalan hingga PAUD yang awalnya berlokasi di garasi sebuah vila menempati sebuah gedung permanen dan memiliki ijin operasional resmi. Bahagia rasanya menjadi bagian dari perjalanan perkembangan TK tersebut. 90
Murid Cikal menggerakkan rumah edukasi kelas PAUD di kegiatan Cikal Aksi-Aksi di daerah Cipanas. Kegiatan ini merefleksikan perkembangan pribadi murid mencapai dimensi peduli, berorientasi akdi, dan kepemimpinan yang berdampak.
Kegiatan yang berdampingan dengan masyarakat sekitar semakin berkembang melalui Cikal Aksi-Aksi dengan kelas PAUD untuk anak-anak sekitar, pembekalan untuk orangtuanya melalui kegiatan memasak, menyiapkan menu sehat, berbagi ilmu tentang pengelolaan pengeluaran keluarga, pemanfaatan limbah rumah tangga atau praktek mendaur ulang kemasan. Kemudian, kelompok ibu dari masyarakat sekitar dilibatkan dalam pembuatan makanan kecil dalam acara-acara Sekolah Cikal. Rasanya teori “ACTORS” tentang pemberdayaan yang di kemuka kan oleh Sarah Cook Steve Macaulay selaras dengan yang dilakukan Cikal yaitu memberi wewenang dengan memberi kepercayaan (authority), menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan (confidence & competence), memberi keyakinan (trust), kesempatan (opportunities), tanggung jawab (responsibilities) dan dukungan (support). Pop Up Museum di Cikal mendorong satuan pendidikan menjalin kolaborasi dengan pengelola museum di tanah air, pusat 91
Pop Up Museum di Sekolah Cikal mendorong satuan pendidikan menjalin kolaborasi dengan pengelola museum di tanah air, pusat arsip nasional, para kolektor benda seni dan budaya serta pakar dari berbagai bidang sekaligus mendekatkan kita dengan museum yang mungkin jarang dikunjungi.
arsip nasional, para kolektor benda seni dan budaya serta pakar dari berbagai bidang sekaligus mendekatkan kita dengan museum yang mungkin jarang dikunjungi. Pementasan “Playground of” yang selalu mengangkat tema kepulauan Nusantara juga bertujuan untuk pengumpulan dan penyaluran dana sumbangan pendidikan. Kolaborasi banyak pihak untuk meng angkat seni dan budaya ke atas pentas yang digarap dengan serius. Hasil karya anak-anak dilelang dan dijadikan merchandise yang dijual ke publik. Sasaran sumbangan juga dikomunikasikan agar semua yang terlibat tahu bahwa peran sertanya memiliki makna dan tujuan.
Pementasan Playground Of Cikal sebagai perayaan proses pembelajaran di Cikal.
92
Program Service Learning Cikal Aksi-Aksi merupakan program yang mengasah kompetensi murid menjadi berdaya dan memberikan dampak dan kontribusi pada sesama.
Playground of Parahyangan (2016) dan Playground of Bali (2017) menjadi sarana berkarya, berekspresi dan berdaya dengan melakukan pengumpulan dana untuk pengembangan pendidikan Indonesia di pelosok nusantara setiap tahunnya.
93
Sekecil apapun peran kita dalam masyarakat, percayalah bahwa semua bermula dari diri kita. Karena kebaikan harus dimulai, walau oleh satu orang. Pelaksanaan vaksinasi murid, alumni, anak-anak tim Cikal, serta masyarakat sekitar di Sekolah Cikal Cilandak.
Seperti saat Cikal menggelar program vaksinasi anak usia 12-17 tahun di kampus Sekolah Cikal Cilandak. Waktu itu, Cikal merupakan sekolah pertama yang diizinkan menyelenggarakan vaksinasi anak. Dengan waktu persiapan kurang dari seminggu, serta komunikasi intensif dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Sudin Kesehatan Wilayah serta pendampingan Puskesmas Cilandak acara berjalan lancar, tidak ada kerumunan dan tidak ada kendala berarti. Sentra Vaksin Cikal berhasil memberikan vaksin kepada murid, alumni, anak-anak tim Cikal, serta masyarakat sekitar. Proses ini tentu tidak mudah, namun melalui kolaborasi yang baik dengan RT, RW dan kelurahan, tenaga panitia yang terdiri dari 13 tenaga medis dan 40 anggota tim Cikal, termasuk anggota tim Satgas Covid Cikal, dalam koridor protokol kesehatan yang ketat demi memberi perlindungan pada anak-anak dari virus Covid-19 serta mempercepat pencapaian herd immunity untuk Indonesia sehat dan ekonomi bangkit, kami dapat melakukannya. Sekecil apapun peran kita dalam masyarakat, percayalah bahwa semua bermula dari diri kita. Karena kebaikan harus dimulai, walau oleh satu orang. Maya Noviasari General Manager Operasional dan Teknologi Informasi 94
95
Pengembangan G u r u di A b a d ke-21 Posisi guru dari penggerak perubahan di masa kemerdekaan, terjatuh menjadi pahlawan tanpa tanda jasa di masa pembangunan. Adakah kesempatan bagi guru untuk berperan kembali sebagai penggerak perubahan dalam me wujud kan ekosistem merdeka belajar? Inilah ceritanya….
Tantangan Rezim Ujian Nasional berkuasa. Anak dipak sa belajar hanya untuk nilai ujian. Anak men jadi berat hati berangkat ke sekolah, suka hati meninggalkan sekolah. Selama rezim Ujian Nasional, capaian belajar murid terus mengalami penurunan. Kajian Bank Dunia (2020) menunjukkan bahwa murid kita ber sekolah selama 12,4 tahun tapi hanya belajar selama 7,8 tahun. Artinya, murid yang lulus SMA mempunyai kompetensi hanya setara murid kelas 2 SMP. Kita butuh melakukan peningkatan kualitas pembelajaran murid. Peningkatan kualitas pembelajaran murid bukan hanya per kara teknis tapi kompleks
Sudah saatnya meninggalkan wacana guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa menjadi guru profesional yang berdampak nyata.
Momen Pelaksanaan Temu Pendidik Nusantara yang dilaksanakan pada 2019 oleh Kampus Guru Cikal dan Yayasan Guru Belajar.
strategis. Kompleks karena butuh perubahan para pemangku kepentingan dalam ekosistem pen didikan. Strategis karena butuh perubahan jangka panjang yang sistematis, bertahap, dan melibatkan keseluruhan ekosistem pendidikan. Kita butuh mewujudkan ekosistem merdeka belajar, ekosistem yang memfasilitasi semua pihak untuk berinisiatif dan mencapai keberhasilan setelah sejumlah kegagalan direfleksikan. Mewujudkan ekosistem merdeka belajar membutuhkan ke rangka perubahan dan penggerak perubahan. Kerangka perubahan perlu mempunyai 3 ciri yaitu inovatif, membumi dan skala luas. 97
Inovatif berarti kerangka tersebut mendorong, memfasilitasi dan menguatkan setiap inisiatif yang berpotensi melahirkan inovatif. Membumi berarti kerangka tersebut mempertimbangkan penggunaan pedagogi dan teknologi yang adaptif dan berpijak pada sumber daya lokal. Skala luas berarti kerangka tersebut memfasilitasi penularan perubahan dari sedikit inovator kepada mayoritas awal hingga berpengaruh pada keseluruhan ekosistem. Mendorong inovasi yang membumi sehingga dapat diterapkan dalam skala luas di beragam kondisi. Ketika bercermin pada sejarah kemerdekaan Indonesia, maka sudah sepatutnya guru menjadi penggerak perubahan. Guru itu terdidik, otonom dan penghubung. Guru mendapatkan pendidikan pedagogi yang ditujukan untuk melakukan perubahan perilaku, dari perilaku awal menjadi perilaku yang dicitakan. Guru mempunyai otonomi mempraktikkan strategi pembelajaran di ruang kelas, dengan minimal intervensi, sehingga guru bisa menemukan strategi pembelajaran yang terbukti. Guru berperan sebagai penghubung antara murid, orangtua, manajemen pen didikan dan komunitas. Sebagai penghubung, guru bisa meng komunikasikan aspirasi para pihak sekaligus mempengaruhi para pihak untuk berpihak pada anak.
98
Keseruan Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara oleh Kampus Guru Cikal.
Guru merdeka belajar yang telah mempraktikkan empat kunci pengembangan guru pada dasarnya adalah penggerak perubahan. Tantangannya pada sisi pengembangan guru terkait dua aspek: disorientasi dan miskonsepsi. Disorientasi adalah kekeliruan arah pengembangan guru yang terjadi dalam berapa puluh tahun terakhir. Peran guru pada masa awal kemerdekaan adalah penggerak perubahan sosial. Guru menjadi acuan dan tempat berkonsultasi bagi masyarakat. Orientasi itu tersebut mengalami dekadensi menjadi orientasi pada kesejahteraan. Akibatnya, pengembangan dan perjuangan guru berubah menjadi ego sentris, berpihak pada dirinya sendiri. Padahal dengan kapasitasnya, penting bagi guru untuk meluruskan orientasinya pada dampak terhadap masyarakat. Sudah saatnya meninggalkan wacana guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa menjadi guru profesional yang berdampak nyata. Miskonsepsi pengembangan guru berkaitan dengan pemaha man yang keliru tentang apa yang tepat dalam melakukan pe ngembangan guru. Setidaknya ada 3 miskonsepsi guru yaitu insentif, ketergantungan dan kompetitif. Guru belajar hanya bila ada surat tugas dan insentif, guru belajar tergantung kehadiran ahli yang susah diakses di daerah, dan suasana kompetitif yang menghalangi guru berbagi praktik baik. 99
Konsep dan Cita Kampus Guru Cikal meyakini pengembangan guru diawali dengan pemahaman konsep Guru Merdeka Belajar dan dilakukan melalui Empat Kunci Pengembangan Guru. Guru Merdeka Belajar adalah konsep yang menempatkan guru sebagai subyek belajar, pengatur proses belajarnya. Guru Merdeka Belajar adalah guru yang merefleksikan penga lamannya untuk menentukan tujuan pengembangan diri yang relevan dan mencari cara-cara yang adaptif dalam menghadapi tantangan untuk mencapai cita-citanya. Guru Merdeka Belajar berpihak pada anak sebagai subyek utama dalam pendidikan. Guru yang telah menguasai Guru Merdeka Belajar akan berkembang melalui Empat Kunci Pengembangan Guru yaitu: Kemerdekaan, Kompetensi, Kolaborasi dan Karier. Kemerdekaan: kapasitas dan kesempatan untuk memilih tujuan, mencari cara dan merefleksikan kemajuan belajarnya. Kompetensi: kapasitas dan kesempatan mengembangkan kompetensinya melalui kurikulum modular, terintegrasi digital, pembelajaran campuran dan terpersonalisasi sehingga sehingga siap menghadapi tantangan pembelajaran sesuai kebutuhan murid dan relevan dengan konteksnya. Kolaborasi: kapasitas dan kesempatan melakukan kolaborasi dengan berbagai guru, sekolah/madrasah dan komunitas untuk menghasilkan karya atau mencapai tujuan bersama. Karier: kapasitas dan kesempatan untuk mengenali, memilih, merencanakan dan mengembangkan karier sesuai potensi dan aspirasinya dengan tetap melakukan pembelajaran di kelas. Guru merdeka belajar yang telah mempraktikkan empat kunci pengembangan guru pada dasarnya adalah penggerak perubahan. Mereka melakukan inisiatif mencoba sebuah strategi pembelajaran, gagal sebelum terbukti, hingga mendapatkan praktik baik 100
pembelajaran. Praktik baik pembelajaran ini ditularkan melalui lisan maupun tulisan kepada guru lain di sekolah/madrasah yang sama maupun guru dari sekolah/madrasah lain. Ketika sudah menjadi penggerak perubahan di ruang kelas, guru berkolaborasi dengan penggerak perubahan yang lain, orangtua dan pemimpin sekolah/madrasah untuk membawa perubahan dari sekolah abad ke-19 menjadi sekolah abad ke-21, merdeka ber kolaborasi, merdeka belajar dan merdeka berkarya. Guru merdeka belajar melakukan perubahan menggunakan teori difusi inovasi yang meyakini perubahan berasal dari yang sedikit sebelum menular kepada yang banyak dan akhirnya kepada seluruh ekosistem. Pada titik ini, guru merdeka belajar lebih dari hanya sosok pengajar yang keren, tapi juga sosok penggerak perubahan. Ada tiga level penggerak perubahan yaitu perubahan pembelajaran, perubahan pendidikan dan perubahan sosial. Perubahan pembelajaran berarti mengubah pembelajaran abad ke-19 menjadi pembelajaran abad ke-21 yang berpihak pada anak yaitu terpersonalisasi, terintegrasi digital, dan pembelajaran campuran. Lingkup perubahan masih sebatas ekosistem guru baik di level sekolah, daerah maupun nusantara. Perubahan pendidikan berarti mengubah ekosistem pendidikan di suatu daerah untuk mendukung pembelajaran yang berpihak pada anak. Lingkup perubahan sudah meluas, sudah mempengaruhi pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan. Perubahan sosial berarti mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat menjadi perilaku dan kebiasaan yang demokratis, menghargai keragaman, anti korupsi, pro lingkungan hidup dan gaya hidup berkelanjutan. Bukik Setiawan Inisiator Kampus Guru Cikal, Pemikir #MerdekaBelajar, & Ketua Yayasan Guru Belajar
101
Gerakkan Mi s i S o s i a l , Bangun P e l a t ih a n B a g i UKM I n d o n e s i a Saat aku sekolah di Cikal, banyak sekali dukungan yang telah Cikal berikan. Salah satu bentuk dukungan adalah kehadiran para pendidik yang selalu memberikan motivasi pada saya untuk meraih mimpi, menghadapi dan mengatasi tantangan, memberikan opor tunitas bermakna dalam proses pembelajaran diri dan pengembangan diri, serta membangun komunitas yang sangat kuat bagaikan keluarga.
Salah satu hal yang saya pelajari selama di Cikal adalah kita akan selalu menjadi pelajar sepanjang hayat (Lifelong Learner). Salah satu hal yang saya pelajari selama di Cikal adalah kita akan selalu menjadi pelajar sepanjang hayat (Lifelong Learner). Proses pem belajaran (‘Learning’) tidak hanya hal-hal yang kita pelajari di sekolah (knowledge based only),
Melalui komunikasi dan teknologi digital, saya ingin membuat program edukasi, atau pelatihan untuk UKM yang baru memulai bisnisnya dan anak muda yang tertarik di bidang kreatif. tetapi, kita bisa belajar di mana saja, dan mendapatkan ilmu yang berharga. I learn to appreciate and be grateful for the knowledge that have been given to me during my school years in Cikal. Kini, saya tengah berkuliah di University of Westminster, London, jurusan Graphic Communication Design. Ke depannya saya akan memperdalam ilmu komunikasi dan branding. Nantinya saya ingin berkontribusi dan memiliki peran di sebuah perusahaan atau organisasi yang bisa mendesain strategi komunikasi dalam rangka membangun brand awareness dan citra positif. Saya juga memiliki mimpi untuk menggerakkan misi sosial di bidang pemberdayaan perempuan dan pendidikan. Melalui komunikasi dan teknologi digital, saya ingin membuat program edukasi, misalnya kampanye melalui berbagai media daring menggunakan visual sehingga membuat informasi menjadi lebih menarik dan mudah dipahami atau pelatihan untuk UKM yang baru memulai bisnisnya dan anak muda yang tertarik di bidang kreatif. Rania Hadiani Kinantan Alumna Cikal Tahun 2020, University of Westminster
103
House Group Cikal membangun kolaborasi, dan komitmen sebagai komunitas pelajar sepanjang hayat yang memiliki cita yang sama yakni Kompetensi 5 Bintang (Cikal 5 Stars Competencies), dan cara yang sama 5M (5Cs).
104
105
4
R efleksi 5 Cara Cikal dalam Berbagai Cakupan Kegiatan
Memanusiakan Hubungan dalam Setiap Kolaborasi O l e h Ti m C i k a l
Learn to See Th e T r e e s a n d Th e F o r e s t Setiap individu memiliki potensi tak terbatas dan keunikannya sendiri untuk dapat mem berikan kontribusi positif kepada masyarakat luas. Sebagai salah satu manajer Divisi Ope rasional (General Affairs) di Cikal yang bekerja sama dengan banyak individu berlatar belakang yang berbeda, berkolaborasi dengan banyak divisi serta lintas lokasi Cikal, personalisasi dan pengenalan serta pemahaman karakter sangat dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
“Learn to see the trees and the forest, Setiap individu memiliki keunikannya sendiri.”– Mural & foto oleh Sally Magdalena
Divisi Operasional (General Affairs) sendiri membawahi banyak personel dan dalam pelaksanaannya di lapangan, baik secara tim maupun pengembangan individual, kolaborasi dan kerjasama yang baik didukung sikap saling menghormati, saling menghargai pendapat serta memberikan yang terbaik untuk mencapai tujuan bersama adalah mutlak diperlukan. Selain memahami karakter tiap individu dalam tim, kami pun mempunyai pemahaman yang mendalam akan dirinya sendiri sebagai seorang individu, baik memahami tujuan yang hendak dicapai dan bagaimana cara mencapai tujuan tanpa mengorbankan individu lainnya dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan tersebut. “Learn to see the trees and the forest” adalah sebuah falsafah yang diterapkan dalam membangun sebuah tim yang solid sehingga lebih percaya diri menerima keunikannya, berani mengungkapkan pendapat yang bertanggungjawab tanpa takut dihakimi, memahami bahwa berbeda pendapat untuk mencapai tujuan bersama adalah sesuatu yang wajar berlandaskan saling menghargai dan percaya. Sally Magdalena Manajer Fasilitas
110
111
Memahami Pengguna, Mengoptimalkan M e di a
Tim IT tidak hanya sekedar membantu menyelesaikan isu-isu teknis, tetapi juga membantu menganalisis kebutuhan pengguna dan berbagi ilmu mengenai solusi paling efektif.
Bekerja sebagai IT operasional di Cikal tidak selalu berbicara mengenai menyelesaikan permasalahan perangkat dan sistem saja. Saya percaya perangkat dan sistem itu hanyalah alat yang bisa digunakan secara optimal jika disertai dengan pemahaman akan kebutuhan dari penggunanya. Hal ini sesuai dengan salah satu dari 5 C’s yang diadopsi oleh Cikal, yaitu memanusiakan hubungan, dimana kita sebagai tim support harus bisa juga memahami bahwa kebutuhan dan pengetahuan dari masing-masing pengguna yang berbeda satu dengan yang lain. Berangkat dari kondisi tersebut, tim IT tidak hanya sekedar membantu menyelesaikan isu-isu teknis, tetapi juga membantu mengana lisis kebutuhan pengguna dan berbagi ilmu mengenai solusi paling efektif, yang menjadikan fungsi tim IT bukan hanya sebagai tim support, tetapi juga media untuk saling berbagi penge tahuan terkait dengan teknologi. Christian Sagala Manajer Teknologi Informasi
113
Memahami Orang Lain, Memanusiakan D i r i S e n di r i Saya bergabung di Cikal saat saya baru saja lulus kuliah dari fakultas psikologi dan secara instan saya mendapatkan banyak pengalaman yang berbeda dari teori-teori psikologi yang saya pelajari, dan salah satunya adalah me manusiakan hubungan.
....menurut saya memanusiakan hubungan itu membuat kita juga memanusiakan diri kita sendiri, kita jadi belajar untuk memperlakukan orang lain seperti bagaimana kita mau diperlakukan.
Teori yang saya dapatkan memang membantu saya untuk memahami tipologi manusia berdasarkan usia perkembangan psikologis, namun pada kenyataannya ilmu yang saya miliki harus ditingkatkan, dan salah satu cara yang efektif untuk memahami murid-murid dan juga teman-teman guru adalah menggali tentang diri mereka dalam pergaulan sehari-hari. Tiap individu itu unik, sehingga dibutuhkan sikap untuk terus mempelajari karakter tiap orang yang saya temui di Cikal. Memang tidak mudah, tetapi proses jatuh bangun untuk memahami orang lain adalah pelajaran yang berharga karena menurut saya memanusiakan hubungan itu membuat kita juga memanusiakan diri kita sendiri, kita jadi belajar untuk memperlakukan orang lain seperti bagaimana kita mau diperlakukan. Erika Martyala Barus Manajer Pengembangan dan Pengalaman SDM
115
D ih a r g a i d a n D id e n g a r k a n , K u n ci Kenyamanan Berawal dari cerita dan pengalaman sederhana dari satu pihak menuju pihak lainnya, setiap keluarga Indonesia pada dasarnya dapat mengenal Cikal atau bahkan merasa Cikal adalah tempat yang nyaman untuk belajar, dan untuk bertumbuh dengan penuh harapan. Sebagai ilustrasi sederhana, terdapat cerita dari Ibu A “Di sekolah lama anak saya di-bully”. “Anak saya dianggap beda”, tutur bapak B. Lain lagi kisah orang tua C, di awal mendaftarkan putranya di Cikal, mereka sangat kewalahan, sebab putranya menolak sekolah di tempat sebelumnya. Seperti jalan cerita sebuah film kehidupan, kisah sedih tersebut menjadi sebuah ke gembiraan. “Tante, sekarang C malah gak mau pulang, pengen di sekolah terus!” Mengapa begitu? Dengan tersenyum, para orang tua berkisah bagaimana anak-anak merasa dihargai, didengarkan, dan diterima oleh guru dan temanteman mereka di Cikal. Lebih dari itu, anak-anak merasa dicintai seperti apa adanya mereka.
Dengan tersenyum para orang tua berkisah bagaimana anak-anak merasa dihargai, didengarkan dan diterima oleh guru dan temanteman mereka di Cikal. Lebih dari itu, anak-anak merasa dicintai seperti adanya mereka.
Tentu, harapan dan kehidupan itu tidak hanya terasa pada keluarga yang menyekolahkan anak di Cikal saja, melainkan juga pada Saya yang turut berada di dalam komunitas Cikal. Apa yang dilakukan bersama di tim tentu tidak hanya berdampak untuk saya sendiri, atau Cikal, melainkan juga untuk setiap keluarga yang menemukan dan memilih Cikal sebagai rumah kedua, dan bagian dari keluarga mereka.
Sebagaimana tradisi Cikal, rasa cinta keluarga diyakini mampu memberikan harapan dan kehidupan. Florentina Widhi Wijayanti Staf Marketing
117
118
Memahami Konsep, Bukan Menghafal Teori Oleh Perwakilan M u r id C i k a l
119
Berbagi Pengetahuan Melalui Karya Perjalanan belajarku selama di Cikal sangat menyenangkan. Aku bersekolah di Cikal sejak di usia 1,5 tahun di kelas Adik-Adik dan saat ini adalah murid Year 6 Sekolah Cikal Cilandak. Aku memiliki ketertarikan dalam hal menulis. Program belajar favoritku di Cikal adalah Sastra Inggris (English Literature), dan Sastra Indonesia (Indonesian Literature).
Aku ingin menghibur, memberi fakta maupun opini, dan menambah ilmu pengetahuan orang-orang dengan tulisanku.
Minatku juga terdukung oleh kegiatan klub Cikal, yaitu Creative Reading & Writing. Melalui tulisan, aku bisa mengekspresikan imajinasiku di sana. Saat ini, aku juga sedang membuat tulisan fiksi yang rencananya setelah selesai nanti akan diterbitkan menjadi sebuah novel. Aku ingin menghibur, memberi fakta maupun opini, dan menambah ilmu pengetahuan orang-orang dengan tulisanku di masa depan nanti. Kayla Aida Daniswara Murid Kelas 6 Sekolah Cikal Cilandak
Ilustrasi karya oleh Kayla Aida Daniswara. (Doc. pribadi)
121
Menuntut Ilmu untuk Berbagi Kebaikan Pengalaman yang saya dapatkan di Cikal selama 8 tahun luar biasa. Jadwal belajar yang seimbang membuat saya memiliki waktu luang untuk dapat bermain dengan teman-teman, dan beristirahat. Kegiatan paling menyenangkan di Cikal adalah Assembly, dimana setiap kelas melakukan pertunjukkan secara bergiliran setiap minggu. Program kesukaan saya di Cikal adalah Matematika, karena ilmu ini dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, misalnya menghitung, mengukur, dan lainnya, dan Ilmu Sosial, karena di kelas 6 ini saya sudah mulai belajar tentang sistem pemerintahan. Menurut saya, ilmu-ilmu ini dapat mengarah pada kebaikan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Contohnya, untuk orang-orang yang bekerja sebagai Arsitek, ia memiliki kemampuan matematika yang baik, dengan begitu ia dapat membuat rumah bagus dan membantu orang lain, misalnya, membangun tempat penampungan atau rumah bagi orang-orang yang membutuhkan. Berbicara tentang cita-cita saya ingin menjadi Polisi atau Pilot. Kedua pekerjaan itu membutuhkan Matematika, dan Ilmu Sosial yang baik untuk menolong orang-orang lain, dan saya suka sekali menolong orang lain. Albertus Dasha Adytama Murid Kelas 1 SMP Sekolah Cikal Lebak Bulus
123
Pengalaman Bermakna, Memahami Dunia Sejak usia 4 tahun, saya tumbuh bersama Cikal. Sepanjang menjalani proses pendidikan bermakna, bagi saya Cikal menerapkan pen dekatan belajar interaktif yang mengajak murid-muridnya melihat dunia di sekitar kita dengan berbagai perspektif, sehingga dapat dikatakan bahwa selama ini saya tidak belajar dengan cara “menghafal pelajaran”. Sebagai ilustrasi, di kelas matematika, kita sebagai murid tidak hanya belajar dengan cara mengerjakan soal matematika saja, tetapi “memasukan dunia di sekitar kita dalam pelaja ran itu tersebut”, sehingga murid dapat berpartisipasi aktif di kelas sambil bermain game menyenangkan yang terkait dengan topik program, dan pada akhirnya membantu saya dan banyak murid lainnya belajar dengan baik sekaligus mendapatkan pengalaman yang bermakna dan bermanfaat untuk masa depan kita semua. Sebagai murid, saya menyukai setiap program yang disediakan oleh Cikal. Mengapa? Karena semua program belajar tersebut sesuai dengan gaya belajar (learning style) saya. Tetapi, jika saya harus memilih salah satu berdasarkan minat saya, saya pasti akan memilih program Sains, karena saya telah menjadi penggemar Sains sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Saya selalu terpesona dengan eksperimen yang dilakukan oleh para pendidik, dan bahkan lebih terpesona dengan mata pelajaran sains itu sendiri. Bidang Sains favorit saya adalah biologi yang berfokus pada kehidupan manusia dan alam. Kelak, jika saya memiliki kekuatan, pengetahuan, dan kemahiran dalam Sains, saya pasti akan membagikan pengetahuan saya kepada dunia akan betapa hebatnya dan serunya Sains dalam berbagai aspeknya. Selain berbagi, saya juga ingin menggunakan apa yang saya pelajari untuk membantu dan menyelamatkan banyak orang melalui ilmu kedokteran atau medis.
Cikal menerapkan pendekatan belajar interaktif yang mengajak murid-muridnya melihat dunia di sekitar kita dengan berbagai perspektif, sehingga dapat dikatakan bahwa selama ini saya tidak belajar dengan cara ‘menghafal pelajaran’. Dengan menerapkan salah satu Kompetensi 5 Bintang Cikal (Cikal 5-star competencies) yakni menjadi warga dunia yang berdaya untuk mewujudkan masyarakat yang berkeadilan, berkelanjutan dan damai (Empowering member of just, sustainable and peaceful global society) dan dengan 3 dimensi utamanya, yakni Peduli (Caring), Berorientasi aksi (Action-oriented), dan Kepemimpinan yang berdampak (Impactful leadership), kelak saat saya menjadi Dokter atau anggota medis yang baik, saya akan dapat menjadi seseorang yang bisa memimpin dan bekerjasama dengan anggota-anggota lainnya dengan seksama, serta berkontribusi dalam penelitian kedokteran, dan penanganan pasien dengan baik bersama para suster dan dokter lainnya. Naira Azra Senen Murid Kelas 1 SMA Sekolah Cikal Lebak Bulus 125
126
Menganalisis Tantangan, Memecahkan Persoalan Menjadi bagian dari Cikal sejak di tingkat SMA, tepatnya di kelas 10, membuat saya menemukan minat saya dan pengembangan diri saya. Di Cikal, saya menyukai Matematika, khususnya di Math Analysis and Approaches, karena saya tertarik sekali menghadapi proses memecahkan persoalan. Terasa sekali proses belajar yang berbeda ketika berpindah ke Cikal, Cikal memberikan proses pembelajaran yang memperkaya kemampuan saya menghadapi tantangan dengan analisis yang mendalam. Mengingat saya menyukai proses belajar, saya pun menikmati proses dan pendekatan belajar di Cikal. Dengan bekal minat dan potensi saya di Matematika, saya ingin sekali menjadi pendidik yang mengajarkan anak-anak Indonesia tentang matematika, agar mereka lebih mengapresiasi, tak hanya pelajaran ini, melainkan juga setiap tantangan di dalam hidup mereka.
Cikal memberikan proses pembelajaran yang memperkaya kemampuan saya menghadapi tantangan dengan analisis yang mendalam.
Menurut saya, banyak anak-anak Indonesia tidak suka mate matika karena kurang memperoleh cara belajar yang bermakna, sehingga mereka tidak merasakan keseruan dan hiburan dalam program tersebut. Matematika sendiri, bagi saya, adalah program yang membutuhkan banyak analisis untuk dapat menyelesaikan masalahnya dengan tidak hanya dari melihat formula atau rumusnya. Hal ini tentu dapat diterapkan di kehidupan seharihari, kita dapat melihat tantangan dengan pendekatan dan pikiran terbuka. Dalam penerapan dalam soal pun demikian, ketika menjadi pendidik matematika di masa depan, saya berharap bisa mengajar bahwa matematika adalah proses yang bertahap dalam menganalisis dan memecahkan persoalan. Achazya Tanaya Rayna Yuwono Murid Kelas 3 SMA Sekolah Menengah Cikal Amri-Setu
128
Berekspresi, dan Menyampaikan Pesan Melalui Musik Bermula dari Playground of Parahyangan di Cikal, Aku semakin menemukan minatku di musik. Sejak kecil, Aku merasa bahwa mendengar lagu, bernyanyi dan bermain musik adalah hal yang tidak hanya membuat diriku nyaman dan senang, melainkan juga orang banyak. Sepanjang bersekolah di Cikal, program musik adalah salah satu program kesukaanku karena metode dan pendekatan pembelajaran nya dibuat dengan cara yang menyenangkan, sehingga membuatku menikmati proses belajar musik. Musik, menurutku, tidak hanya ber makna sebagai program biasa, melainkan untuk berekspresi, menghibur dan tentunya sarana me nyembuhkan diri (Self-Healing) yang membantu banyak orang. Dengan memiliki kemampuan yang baik di musik, ada banyak impian yang ingin Aku capai, antara lain menjadi seorang penyanyi,
pembuat film, atau bahkan aktor di sebuah film. Semua peran ini tentu bukan hanya sekedar peran, melainkan Aku ingin turut berdaya dengan menghibur dan menyampaikan pesan bermakna melalui karyaku. Aku ingin sekali membuat lagu atau film yang mengangkat tema kesehatan mental. Di bulan Mei lalu, Aku mendedikasikan karya laguku “Chosen” untuk menginspirasi setiap anak dengan disleksia di Indonesia untuk tetap berprestasi dan bersemangat membangun mimpi. Tentu, ke depannya, Aku ingin terus berkarya, berekspresi, me nyebarkan pesan, dan semangat melalui musik untuk komunitas yang lebih luas lagi. Lintang Ismaya Puteri Santano Kelas 3 SMP Sekolah Cikal Serpong
130
131
Membangun Keberlanjutan dalam Proses Pembelajaran Oleh Perwakilan P e n didi k C i k a l
Diversifikasi Peran, Kembangkan Kepemimpinan Bagaimana kita membangun keberlanjutan pada hal setiap murid memiliki kompetensi yang berbeda? Saya sering mendapatkan pertanyaan ini dari rekan-rekan pendidik yang lain. Kompetensi murid yang berbeda-beda memang menjadi tantangan untuk membangun keberlanjutan. Namun, di sisi lain, adanya kompetensi yang berbeda juga bisa menjadi peluang bagi para pendidik untuk membangun keberlanjutan.
Dengan adanya diversifikasi peran yang dimiliki seorang murid, ia tidak hanya mengembangkan kompetensi kepemimpinannya dalam berbagai konteks, berhadapan dengan beragam karakteristik manusia yang berbeda, melainkan juga bisa menjadi panutan dan contoh kompetensi perilaku bagi generasi selanjutnya.
Diversifikasi peran murid diterapkan dalam proses belajar, dan berdiskusi untuk membangun kepemimpinan murid.
Seringkali kita melupakan bahwa murid-murid kita adalah manusia yang terus bertumbuh dan berkembang. Artinya, kompetensi yang mereka miliki pada satu waktu bukanlah titik akhir dari capaian yang bisa mereka peroleh. Namun, kompetensi tersebut bisa diasimilasikan dengan beragam kompetensi lain sehingga akan timbul kompetensi-kompetensi baru yang mampu mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan mereka selanjutnya. Sebagai contoh, seorang murid dengan kompetensi ke pemim pinan yang mumpuni di sekolah tidak lantas berarti bahwa kompetensi mereka cukup sampai di titik tersebut. Agar kompetensi ini semakin terasah dan berkembang, kita bisa menyarankan agar mereka mengikuti berbagai kegiatan di luar 134
Momen murid year 12 Sekolah Cikal berdiskusi mengenai karya Seni Rupa dan Film dalam Pameran Seni Rupa dan Film Internasional tahun 2019, diversifikasi peran adalah salah satu kunci keberhasilan dari proses belajar dan berkarya murid.
sekolah atau mengemban tanggungjawab berbeda di sekolah, misal menjadi asisten guru atau mentor bagi adik-adik kelasnya. Dengan adanya diversifikasi peran yang dimiliki seorang murid, ia tidak hanya mengembangkan kompetensi kepemim pinannya dalam berbagai konteks, berhadapan dengan beragam karakteristik manusia yang berbeda, melainkan juga bisa men jadi panutan dan contoh kompetensi perilaku bagi generasi selanjutnya. Rendra Yoanda Pendidik Program Personal and Sosial Education (PSE)
135
H a di r k a n Berbagai Pendekatan, P e n u hi Kebutuhan Belajar 22 tahun lalu Cikal adalah sebuah taman bermain yang berada di Kemang, Jakarta Selatan. Letaknya yang strategis dengan area tempat yang menarik. Memiliki sebuah nama yang menarik “Cikal” yang merefleksikan Cinta Keluarga. Para pendidik, murid, orangtua murid adalah satu yaitu Keluarga Cikal. Saya baru bergabung di tahun 2002, Ketika itu Cikal sudah semakin berkembang menjadi suatu sekolah, Pra-sekolah di Kemang dan mulai mengembangkan TK-SD di Pejaten, Jakarta Selatan. Di umurnya yang kedua Cikal berkembang dengan cepat sesuai dengan salah satu cara dari 5 Cara Cikal (Cikal Way) yakni Membangun Keberlanjutan (Constructive Continuity). Cikal mengetahui kami sebagai guru me miliki kompetensi, karakter dan gaya mengajar
yang beda-beda tetapi dengan tujuan sama sebagai komunitas pembelajar sepanjang hayat yang bertujuan untuk kemerdekaan belajar dengan mengembangkan kompetensi 5 bintang. Hal itu terefleksikan sampai sekarang di usianya yang menjelang 22 tahun, dimana Cikal berkembang dengan pesat memiliki beberapa sekolah di kota-kota besar dan jenjang Pendidikan dari praSekolah sampai SMA.
22 tahun lalu Cikal adalah sebuah taman bermain yang berada di Kemang, Jakarta Selatan. Letaknya yang strategis dengan area tempat yang menarik. Memiliki sebuah nama yang menarik ‘Cikal’ yang merefleksikan Cinta Keluarga. Dalam Membangun Keberlanjutan (Constructive Continuity), Cikal percaya dengan kompetensi pendidik. Pendidik Cikal juga yakin setiap murid di Cikal memiliki kompetensi yang berbeda, masing-masing murid memiliki pengetahuan, sikap, pemahaman, nilai, bakat atau kemampuan dan minat yang berbeda-beda. Setiap murid memiliki kompetensi, kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda sehingga kami sebagai pendidik Cikal harus melakukan berbagai pendekatan maupun proses belajar yang menarik.
Kami sebagai pendidik di Cikal selalu optimis setiap murid akan mencapai kompetensinya walaupun proses atau pengalaman belajar yang dilaluinya kemungkinan berbeda satu sama lain. Banyak cara yang kami lakukan sebagai pendidik Cikal untuk meningkatkan kompetensi murid, seperti melakukan pendekatan personal atau PCC (Personalized Curriculum Circle), melakukan pola pengajaran beragam (live teaching, video, musik, gerak, permainan 137
Dalam Membangun Keberlanjutan (Constructive Continuity), Cikal percaya dengan kompetensi pendidik.
Usia 22 tahun Cikal merupakan masa dimana individu siap berperan dan bertanggung jawab serta menerima kedudukan di dalam masyarakat, masa untuk bekerja dan terlibat dalam hubungan sosial masyarakat.
dan lain-lain), kelas tambahan untuk meningkatkan kemampuan murid dalam suatu program subjek dan bahkan Cikal juga memiliki program kelas untuk memenuhi kebutuhan serta gaya belajar murid dengan kebutuhan khusus (Kelas reguler dalam kelompok besar, kelas kelompok kecil dan kelas individual dalam pengawasan Pendidikan Inklusi Cikal (PIC). Kami sebagai pendidik di Cikal selalu optimis setiap murid akan men capai kompetensinya walaupun proses atau pengalaman belajar yang dilaluinya kemungkinan berbeda satu sama lain. Saat ini Cikal berusia Usia 22 tahun yang mana merupakan usia dewasa awal dalam psikologi perkem bangan. Menurut Erick Erickson (tokoh Psikologi Perkembangan) ”Usia tersebut merupakan masa dimana individu siap berperan dan bertanggung jawab serta menerima kedudukan di dalam masyarakat, masa untuk bekerja dan terlibat dalam hubungan sosial masya rakat”. Sehingga kedepannya Cikal akan terus memberikan kontribusi dan menjadi contoh praktik baik dalam dunia pendidikan di Indonesia. Rolland Christopher Padjoe, Pendidik Program Sains dan Matematika
138
Mengembangkan kompetensi anak usia dini sesuai fase tumbuh kembangnya adalah salah satu misi Cikal dalam membangun keberlanjutan dalam proses pendidikan bermakna
Membangun komunikasi dan pendekatan yang bersifat personal dengan orang tua dan anak murid adalah salah satu upaya Cikal untuk mengenali dan memahami kebutuhan belajar anak sejak usia dini di Rumah Main Cikal. PCC (Personalized Curriculum Circle) merupakan pendekatan personal yang dibangun oleh Cikal untuk memetakan minat dan potensi murid berdasarkan pilihan program.
Culminating Project merupakan proses asesmen yang diterapkan oleh Cikal dengan cara memberdayakan konteks, dan membangun keberlanjutan untuk mengasah kompetensi murid berperan dan berkontribusi di masyarakat.
139
Pendekatan Personal, Asah Kepercayaan Diri Pengalaman saya mengajar dan berkembang bersama di Cikal selama kurang lebih 14 tahun telah banyak mengubah cara pandang saya terhadap tiap murid yang saya jumpai di kelas. Tiap anak itu berbeda, kita tidak bisa menyamaratakan anak yang satu dengan anak yang lain. Setiap murid mempunyai caranya sendiri untuk bisa memenuhi target yang telah mereka buat. Sebagai seorang pendidik, sudah menjadi tugas saya untuk mendampingi mereka untuk dapat mengembangkan diri untuk memenuhi target belajarnya. Di Cikal, pemahaman cara belajar murid mempunyai peran yang sangat penting untuk kesuksesan mereka di tahap berikutnya. Salah satu strategi yang selalu saya lakukan adalah bertanya secara personal. Pertanyaan ini tentang target pembelajaran yang akan mereka capai di masa tertentu, mengapa ia mau mempelajari hal tersebut, strategi apa yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut, tantangan apa akan mereka hadapi dan aplikasinya dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini penting untuk saya lakukan karena dapat membantu mengarahkan tahapan yang akan dilalui murid untuk mencapai targetnya.
...melakukan pengecekan berkala kepada murid dengan kembali melihat target pembelajarannya dan meninjau kembali apakah strategi yang mereka gunakan sudah tepat atau belum. Dalam tahapan ini, saya dan murid sama-sama melakukan refleksi, apakah cara dan strategi saya untuk bisa membangun kemampuan murid mencapai targetnya dapat berlangsung dengan baik atau kurang. Kemudian, melakukan pengecekan berkala kepada murid dengan kembali melihat target pembelajarannya dan meninjau kembali apakah strategi yang mereka gunakan sudah tepat atau belum. Dalam tahapan ini, saya dan murid sama-sama melakukan refleksi, apakah cara dan strategi saya untuk bisa membangun kemampuan murid mencapai targetnya dapat berlangsung dengan baik atau kurang. “It’s ok to make mistakes”....Saya sering kali mengatakan hal tersebut kepada murid ketika belajar. Membuat kesalahan adalah hal yang biasa dalam proses belajar, dan saya memastikan bahwa saya akan selalu ada untuk mendampingi dan mengembangkan kemampuan diri mereka memenuhi target pembelajarannya. Rasa puas dan bangga selalu hadir dalam diri ketika di akhir tahun ajaran kami kembali melakukan percakapan mengenai tahapan yang telah mereka lalui. Senang sekali ketika mereka berhasil mencapai targetnya dan mengatakan,” Terimakasih ya miss…akhirnya aku bisa”......” Aku dulu takut kalau gak bisa dan salah terus…..akhirnya bisa juga ya miss. Setelah ini aku mau bikin sesuatu yang lain ya miss.” Aquani Hanum, Pendidik Program Sains
141
Melakukan proses refleksi dengan pendekatan personal telah dilakukan sejak usia dini dengan cara memberdayakan konteks sederhana dari sekitar murid.
Culminating Project Kelas 9 tahun 2020 menjadi sarana bagi murid mencapai target pembelajarannya yang dibentuk secara personalisasi, dan dengan cara memilih tantangan.
Setiap murid Cikal selalu menghadapi tantangan di PYP 2019 tanpa merasa takut melakukan kesalahan karena fokus murid bukanlah menghafal teori melainkan memahami konsep dan memberdayakan konteks.
142
Pembelajaran Berbasis Konteks Dunia Nyata Selama mengajar di Cikal, yang selalu jadi bagian menarik dalam proses pembelajaran adalah pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks dunia nyata sehingga lebih menyenang kan dan bermakna. Untuk itu saya harus mengenal karakter, minat dan kemampuan para murid sehingga kegiatan asesmen yang dirancang dengan konteks dunia nyata akan lebih tepat. Dalam kegiatan asesmen, murid diberi keleluasaan untuk menggunakan cara atau menghasilkan produk akhir yang berbeda sesuai karakter, minat dan kemampuan mereka yang juga berbeda-beda. Kegiatan asesmen dilakukan dalam kelompok kecil sehingga saya bisa membuat rencana kerja, berdiskusi atau memberikan umpan balik tentang pekerjaan murid, atau menyediakan hal-hal yang murid butuhkan. Boki Nur Astuty Pendidik Program Cikal Aksi-Aksi dan Personal and Sosial Education (PSE)
Pemberian Umpan Balik, Asah Keterampilan Anak Hal yang biasa saya lakukan untuk membangun keberlanjutan pada murid Rumah Main Cikal adalah dengan menyiapkan kegiatan belajar mandiri yang bisa diunggah oleh orang tua melalui platform sekolah.mu. Dokumentasi yang diunggah oleh orang tua kemudian saya respon dengan memberikan umpan balik kepada murid melalui orang tua dengan memberikan rekomendasi pertanyaan inkuiri yang dapat diajukan kepada anak atau pun tips-tips berdialog dengan anak prasekolah ketika sedang membuat tugas rumah. Dari pertanyaan “Mengapa kamu memilih melakukannya dengan cara tersebut?” kete ram pilan berpikir anak diasah dengan lebih kompleks lagi. Harapannya kemampuan ber komunikasi murid pun dapat berkembang dengan lebih mahir. Christopora Intan Himawan Putri Pendidik Rumah Main Cikal
Marsya Fadira menjadi salah satu refleksi keberhasilan Cikal menumbuhkan dan mengasah murid menjadi pribadi yang berdaya dan memberdayakan demi membangun keberlanjutan dengan terlibat dalam aksi sosial masyarakat yakni membersihkan sampah plastik secara sukarela dengan para volunteer lainnya di Laut Mansinam dan Amborek, Papua tahun 2020. (Doc. Pribadi)
Berbekal minat yang tinggi di bidang menulis dan lingkungan, Nara murid Sekolah Cikal merilis buku pengelolaan sampah sehari-hari untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, dan menggerakkan minat anak— anak seusianya untuk peduli terhadap lingkungan sejak dini. (Doc. Pribadi)
145
Pada tahun 2020, 6 Murid Sekolah Cikal menggerakkan proyek CoronART (proyek donasi melalui karya ilustrasi) merefleksikan kompetensi 5 Bintang Cikal yakni menjadi anggota masyarakat yang berdaya, ke-6 murid Cikal (Audrey, Btari, Caca, Maika, Cilla, dan Ais - murid kelas 2 SMP Cikal) mendonasikan hasil proyek mereka untuk membeli APD bagi para tenaga kesehatan. (Doc. Pribadi)
Agalia Ardyasa, alumna Cikal 2017, menginisiasi inklusivitas di kampusnya University of Wisconsin-Madison, AS, dengan menyediakan makanan halal dan tempat ibadah. Sebagai Alumna Cikal, Ia merasa ingin terus berdaya dan memberdayakan banyak aksi dan praktik baik yang ditanamkan selama di Cikal. (Doc. Pribadi)
146
147
M e m i l ih Tantangan, Persiapkan Masa Depan Oleh Perwakilan O r a n g T u a M u r id C i k a l
M e m i l ih Tantangan, Menentukan Pi l ih a n Memilih Tantangan. Sepertinya, kata tantangan mengandung makna yang serius dan seram. Padahal, tanpa kita sadari, tan tangan itu sebenarnya sudah ada sejak manusia dilahirkan. Meng hadapi dunia yang terang benderang dan dingin adalah tantangan pertama yang dihadapi oleh bayi yang baru lahir. Semakin bertambah usia, tantangan pun semakin banyak dan besar. Tetapi, hidup bukan hanya tantangan. Hidup adalah pilihan juga.
“Cikal sudah mengajarkan anak-anak untuk bisa memilih tantangan sejak usia dini. Membebaskan anak-anak untuk berani memilih sesuai dengan kemampuan dan kemauannya.” Memilih Tantangan inilah yang menjadi tantangan tersendiri untuk orang tua dalam membesarkan dan mengasuh anak-anak. Mengajarkan anak-anak untuk tidak mudah putus asa, namun harus tahu juga kapan
bisa menentukan pilihan lain. Tidak mudah. Tetapi, Cikal sudah mengajarkan anak-anak untuk bisa memilih tantangan sejak usia dini. Membebaskan anak-anak untuk berani memilih sesuai dengan kemampuan dan ke mauannya. Orang tua hanya perlu memberikan dorongan agar anak-anak makin mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tantangan yang dipilihnya. Dirgahayu ke 22 Cikal, terima kasih sudah mendampingi kami mendidik Regala sejak 16 tahun yang lalu. Widianawati D. Adhiningrat Orang tua murid Regala Damorina Djojo Adhiningrat Sekolah Menengah Cikal Amri-Setu Bertumbuh di Cikal selama 16 Tahun, membebaskan anak-anak untuk berani memilih sesuai dengan kemampuan dan kemauannya.
150
M e m i l ih Gagasan Cerdas Cikal, Membentuk Karakter Anak Potensi yang dimiliki oleh setiap anak akan keluar manakala diberi stimulus atau tantangan. Tantangan tersebut dapat disajikan melalui dorongan atau pengkondisian. Melalui kedua sajian tantangan tersebut potensi setiap anak akan terberdayakan manakala mereka diberi pilihan peluang (challenging choices), dalam arti bagaimana setiap anak diberi pilihan cara, pilihan media, dan pilihan waktu. Sebagai orang tua, saya selalu berusaha memberikan stimulus kepada anak saya, Tabitta, melalui berbagai sajian tantangan, terkadang menguatkan potensinya yang sudah ada agar lebih optimal terberdayakan, di lain waktu menarik potensinya yang baru muncul sebagian agar lebih keluar sehingga lebih maksimal terberdayakan, atau di kesempatan lain menciptakan kondisi agar potensinya muncul yang selanjutnya dapat diberdayakan. Memilih sajian tantangan yang tepat tentu tidak mudah, perlu cara yang tepat dan
bijaksana, karena sangat memungkinkan sebuah potensi yang hebat tidak terberdayakan karena pilihan caranya yang tidak tepat, medianya tidak tepat, waktunya, atau bahkan ketiganya tidak tepat. Bagaimana agar potensi anak keluar dan terberdayakan? Pembelajaran adalah jawabannya. Pembelajaran adalah sebuah proses yang memerlukan tahapan yang runtut, sehingga tahapan tersebut tidak dapat dilompati semau kita. Menyadari hal tersebut, seringkali saya harus bersabar menunggu ketika proses belajar sedang terjadi pada anak saya, Tabitta. Kita tidak bisa mempercepat proses belajar yang sedang berlangsung pada anak kita semau kita, karena mereka adalah bukan kita saat ini, mereka adalah kita ketika seusia mereka.
Gagasan 5 C (Cikal Ways) secara siklus adalah sebuah ide cerdas dalam menyiapkan generasi masa depan yang sanggup hidup dalam komunitas yang beragam dengan berbagai tantangan yang harus dibangun berkelanjutan secara komprehensif agar melahirkan sosok-sosok yang unggul dan berkarakter. Maka, gagasan 5 C (Cikal Ways) yang memadukan Characterized, Comprehensive Concept, Constructive Continuity, Challenging Choices, Community Context, dan secara siklus adalah sebuah ide cerdas dalam menyiapkan generasi masa depan yang sanggup hidup dalam komunitas yang beragam dengan berbagai tantangan yang harus dibangun berkelanjutan secara komprehensif agar melahirkan sosok-sosok yang unggul dan berkarakter. Ina Desna Orang Tua Murid, Tabitta Ganahita Rahmanda, Rumah Main Cikal Bandung
152
153
P e n didi k a n yang Baik, Menyesuaikan Perkembangan Dunia Berbicara tentang “Tantangan Masa Depan”, pastinya kami sebagai orang tua, berupaya untuk menumbuhkan serta mempersiapkan anak-anak kami dengan beberapa hal, diantaranya Pertama, memberikan pendidikan (sekolah). Menyekolahkan anak-anak kami di sekolah yang baik, dalam hal ini Sekolah Cikal, yang selalu berinovasi dan mengikuti setiap per kembangan dunia yang ada. Anakanak kami sangat senang sekolah di Cikal. Mengingat Cikal selalu memberikan hal-hal positif, tantangan, inovasi dan pastinya selalu mengikuti perkembangan yang ada. Maka tidak heran, di saat pembelajaran daring Ini, kami sebagai orang tua, dituntut lebih bisa mengikuti apa yang sudah diajarkan sebelumnya. Di Cikal, anak-anak pun selalu diberikan pilihan dan apa yang kami lakukan, ternyata bersambut baik dengan pilihan Sekolah untuk anak-anak kami.
155
Cikal selalu memberikan hal-hal positif, tantangan, inovasi dan pastinya selalu mengikuti perkembangan yang ada.
Kedua, menyelesaikan masalah dan membangun energi positif. Kami sebagai orang tua, selalu mengajarkan anak-anak agar bisa berpikir kritis dan menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan tetap memberikan arahan yang bisa diterima sesuai umur mereka. Selain itu, kami selalu berusaha menciptakan suasana yang positif di rumah, agar anak-anak terbiasa dengan hal hal baik. Seperti doa bersama, disiplin diri, berkata jujur, menerapkan tiga kata ajaib (tolong, terima kasih, maaf). Terakhir, bagi kami, penting sekali untuk kami meluangkan waktu dengan anak-anak kita untuk bisa belajar bersama dan saling bertukar pikiran untuk melatih hal ini baik dilakukan sejak dini dengan salah satunya memberikan kebebasan kepada anak untuk mereka bisa berinovasi dengan idenya, dengan tetap mendampinginya agar mereka bisa bertumbuh sesuai usia mereka, bertumbuh dengan bahagia dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Toth Janos & Vindha Bintari Orang Tua Murid, Lora Alyanna Toth dan Renata Almira Toth Sekolah Cikal Surabaya
156
Memberdayakan Konteks dalam M e r a ih C i t a
157
Cikal Blended Program: Cerita Tentang Jendela, Cermin, d a n Pi n t u Sebagai seorang guru Sastra Inggris, suatu hari saya sedang berselancar di dunia internet mencari referensi untuk sumber pembelajaran dan terpaku pada satu artikel yang ditulis oleh Dr. Bishop mengenai pentingnya sebuah buku dan karya sastra. Beliau mengatakan bahwa karya sastra dapat menjadi jendela, cermin dan pintu bagi murid. Karya sastra dapat menjadi jendela bagi murid, memberikan gambaran dunia di luar sana melalui kata-kata. Jendela tersebut juga dapat menjelma menjadi pintu, yang siap dilangkahi oleh murid untuk menjadi bagian dari dunia yang dibangun oleh penulis melalui ceritanya. Layaknya sebuah jendela, dengan penca hayaan yang tepat juga dapat berfungsi sebagai cermin. Begitupun dengan karya sastra, dapat mentransformasikan cerita, merefleksikan balik
ke diri, menghubungkan pengalaman tokoh dari cerita kepada diri sendiri, mencari koneksi dari kata-kata yang tertera. Pada akhirnya membuat murid berefleksi dan melihat bahwa ia adalah bagian dari dunia yang lebih besar. Analogi ini begitu menggelitik saya, dan membuat saya melihat konsep jendela, cermin dan pintu ini dalam fungsi sebuah kurikulum. Kurikulum juga dapat dianalogikan sebagai jendela, cermin dan pintu. Dengan kurikulum yang berpihak pada anak, maka sejatinya kurikulum dapat menjadi jendela, memberikan gambaran akan keberhasilan belajar apa saja yang dapat dicapai oleh murid, dapat menjadi pintu bagi murid untuk melangkah menuju keberhasilan dalam hidupnya, dan dapat juga menjadi cermin, dimana murid dapat merefleksikan tantangan dan keberhasilan dalam proses belajarnya dan mengatur tujuan pembelajarannya. Sambil menulis ini, saya tidak kuat untuk tidak tersenyum dan terbersit rasa bangga campur haru, karena saya sadari bahwa itulah kurikulum Cikal. Sebuah jendela, cermin dan pintu bagi anggota komunitasnya.
Kurikulum Cikal: sebuah jendela, cermin dan pintu bagi anggota komunitasnya. Sepanjang 12 tahun saya bergabung menjadi keluarga Cikal, begitu banyak saya menyaksikan tumbuh kembangnya dari komunitas yang penyayang ini. Saya ingat, saya memulai perjalanan di Cikal sebagai guru kelas di Cikal Cilandak, sampai berkesempatan membangun Cikal Serpong dari hanya tiga kelas saja, sampai sekarang sudah lengkap dari TK sampai SMA. Memasuki tahun ke-10, saya berkesempatan bergabung di dalam tim akademik untuk keseluruhan Sekolah Cikal, semakin mendekatkan diri pada kurikulum.
159
160
Kurikulum yang fleksibel dan adaptif menjadi nafas Cikal yang memberikan kekuatan bagi komunitas ini untuk selalu bersinergi bersama, untuk berbagi praktik baik, untuk memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan Indonesia. Di tahun ini, di masa unik selama pandemi yang sudah berjalan hampir dua tahun, masih ada kesempatan saya untuk menyaksikan inovasi baru di Cikal, dengan terciptanya konsep program pembelajaran campuran atau Cikal Blended Programs for Public—Sebuah inisiasi untuk menghadirkan pengalaman belajar dengan ciri khas Cikal, bagi murid-murid di luar sana melalui program belajar secara campuran (daring dan luring) melalui platform Sekolah.mu. Keinginan Cikal untuk memberikan kesempatan belajar yang berpihak pada anak, bagi jaringan murid yang lebih luas menjadi dorongan utama bagi kami untuk menciptakan program pembelajaran campuran ini. Kurikulum yang fleksibel dan adaptif menjadi nafas Cikal yang memberikan kekuatan bagi komunitas ini untuk selalu bersinergi bersama, untuk berbagi praktik baik, untuk memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan Indonesia. Bentuk fleksibilitas dan adaptif ini dapat kita lihat dalam program campuran (blended programs) yang hadir di tahun ini. Program belajar yang didasari oleh kesadaran secara penuh bahwa muridlah yang memiliki otonomi untuk menentukan jalur belajarnya. Maka kami memulai dengan memberikan berbagai pilihan program dengan menitikberatkan pada konteks belajar yang relevan bagi murid. Program seperti mengulik siniar (The 161
Program pembelajaran campuran ini dapat menjadi jendela bagi kemungkinan inovasi yang jauh lebih besar lagi dalam hal fleksibilitas kurikulum; dapat menjadi pintu bagi murid untuk melangkah dan menjalani pilihan hidupnya berdasarkan cerminan dan refleksi dari kekuatan dan potensi yang mereka miliki. Power of Podcasting) yang sebenarnya menggali keterampilan linguistik dan literasi murid, atau program sains Farm To Table yang sarat akan konsep sains dan sosial dengan memahami proses keamanan pangan dan kesejahteraan petani lokal organik sebagai upaya untuk pemberdayaan komunitas lokal, atau program yang menggali mengenai kesehatan mental (Mental Health and Stress Management) sebagai bagian dari kelas pengembangan diri, menjadi beberapa pilihan dalam inovasi ini. Penyusunan program pembelajaran campuran (blended program) didasari dengan riset mengenai tren, suara dan aspirasi dari murid. Mendengarkan percakapan murid mengenai hal yang relevan untuk mereka pelajari, memberikan otonomi bagi murid untuk menentukan pilihan program belajarnya, namun masih mematuhi kerangka kurikulum Nasional menjadi dorongan konstan bagi kami untuk menciptakan konsep program pembelajaran campuran ini. Sudah seharusnya kan, aksesibilitas pembelajaran yang berpihak pada anak dapat dirasakan oleh lebih banyak murid? Sudah saatnya kita semua bergerak menuju kemerdekaan belajar, baik dari kurikulum, sekolah, dan yang terpenting, murid. Dalam dunia pedagogi, banyak pendapat bahwa pandemi ini “memaksa” kita untuk menata ulang berbagai hal dalam kurikulum. 162
Salah satu momen pembelajaran jarak jauh murid dan pendidik Cikal, fleksibilitas dan inovasi adalah kunci.
Istilah yang banyak beredar adalah pandemic pedagogy, atau pedagogi selama pandemi. Situasi pandemi “mengharuskan” pendidikan untuk berubah, bertransformasi. Menurut saya, kurikulum memang sudah seharusnya selalu adaptif. Manusianya saja berkembang, tentu kurikulumnya juga selayaknya relevan dan berkembang. Situasi pandemi bukan menjadi paksaan, namun sebuah dorongan yang kita perlukan untuk melakukan inovasi, berlatih mengasah kreativitas dalam keterbatasan. Salah satu dari bentuk adaptasi Cikal, adalah dengan program pembelajaran campuran (blended program) ini, namun apabila saya melihat dari kacamata jendela, cermin dan pintu tadi, program pembelajaran campuran ini dapat menjadi jendela bagi kemungkinan inovasi yang jauh lebih besar lagi dalam hal fleksibilitas kurikulum. Dapat menjadi pintu bagi murid untuk melangkah dan menjalani pilihan hidupnya berdasarkan cerminan dan refleksi dari kekuatan dan potensi yang mereka miliki. 163
Situasi pandemi bukan menjadi paksaan, namun sebuah dorongan yang kita perlukan untuk melakukan inovasi, berlatih mengasah kreativitas dalam keterbatasan. Salah satu tokoh idola saya dalam dunia pedagogi, yaitu AJ Juliani pernah menulis dalam blognya (http://ajjuliani. com/) sebagai guru, terkadang kita ingin menjadi guru terbaik di dunia, namun beliau mengajak kita berefleksi, apakah kita harus menjadi yang terbaik di dunia, atau yang terbaik bagi murid kita? Pertanyaan yang sungguh menggema dalam relung batin saya. Sepanjang saya berkembang secara pribadi sebagai seorang pendidik, seiring dengan perkembangan Cikal di dunia pendidikan yang memasuki tahun ke-22 ini, saya sadari satu hal, yaitu Cikal tidak berusaha menjadi yang terbaik di dunia pendidikan, namun selalu berupaya menjadi yang terbaik bagi dunia pendidikan, dan bagi murid-muridnya.
Selamat ulang tahun yang ke-22, Cikal, keluargaku selama 12 tahun terakhir dan semoga di tahun-tahun mendatang. Panjang umur perjuangan Cikal di dunia pendidikan. Semoga komunitas ini dapat selalu bersinergi bersama dengan terus menjadi komunitas pembelajar sepanjang hayat. Puti Almirsha Hamid Wakil Kepala Kurikulum
164
Menegakkan K e a di l a n , B e r p ih a k P a d a Masyarakat Sebagai alumnus Cikal, saya selalu melihat diri sebagai murid yang taat dan teratur. Dengan jurusan kuliah yang kini saya pilih, yaitu Hukum di Universitas Indonesia, saya merasa bahwa kurikulum yang saya mempelajari di Cikal bermanfaat bagi pengembangan diri saya. Salah satu dari Kompetensi 5 Bintang Cikal yang bertumbuh baik dalam diri saya adalah Pelajar Merdeka (Self-regulated Learner), karena dengan dimensi Mandiri dan Berkomitmen, saya sebagai pelajar yang memilih bidang hukum akan mendedikasikan diri untuk mempelajari secara teliti pasalpasal hukum di Indonesia, dan menegakkan hukum yang sudah ada dan berpihak pada keadilan masyarakat. Oleh karena itu, saya merasa berterima kasih kepada kurikulum Cikal dan ketekunannya dalam mengajarkan murid Kompetensi 5 Bintang Cikal. Anara Bonarta Schulz Alumnus Cikal 2021 Universitas Indonesia
Dengan dimensi Mandiri (Selfreliant) dan Berkomitmen (Commitment), aku sebagai pelajar hukum mendedikasikan diriku untuk mempelajari secara teliti pasal-pasal hukum di Indonesia.
166
Bangun Pemahaman Budaya Melalui Publikasi dan Seni Pada mulanya adalah komunikasi (Mohamad 1964). Perkembangan ruang diskusi dalam dunia maya, maupun krisis global seperti pandemi COVID-19, merupakan bukti pentingnya hubungan manusia di dalam masyarakat. Sebagai pelajar Indonesia di negara asing, saya menjadi sadar betapa bernilainya komunikasi dan saling memahami antarbudaya. Jika melihat kembali proses pendidikan bermakna bersama Cikal, Cikal telah melatih saya untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri. Saat saya pertama masuk kuliah, saya tidak merasa terbebani oleh proses pendidikan yang berlangsung di universitas karena Cikal telah membimbing murid-muridnya untuk berpikir dan belajar sendiri sebagaimana penerapan Kompetensi 5 Bintang Cikal yakni Pelajar Merdeka.
Saya berterima kasih kepada para pendidik Cikal yang sampai sekarang masih tetap berkomunikasi, dan berusaha sebaik-baiknya untuk mendengar anak-anak serta menumbuhkan semangat dan impian mereka dalam segi akademis dan non-akademis. Saya berharap Cikal bisa memberikan dukungan yang lebih maksimal terhadap pendidik dan anggota komunitas lainnya yang ada di lingkungan Cikal. Melalui publikasi dan juga seni, saya percaya bahwa media yang beragam memungkinkan kita untuk meraih rakyat yang inklusif, harmonis, dan saling mengerti. Saya harap dengan ilmu dan pengalaman sendiri, saya bisa menjadi jembatan antara bangsa, kelompok sosial, maupun komunitas marjinal dalam era globalisasi ini.
Jika melihat kembali proses pendidikan bermakna bersama Cikal, Cikal telah melatih saya untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri. Nadila Alumna Cikal 2018 Waseda University
168
P e n didi k a n Inklusi Cikal, Komitmen Cikal untuk P e n didi k a n Anak Berkebutuhan Kh u s u s Sejak awal berdirinya, Cikal selalu menghargai keberagaman setiap murid. Keberagaman tersebut termasuk yang dimiliki oleh anakanak dengan kebutuhan khusus (ABK). Anak berkebutuhan khusus (ABK) di Cikal diterima dan dilibatkan untuk dapat belajar, bermain, dan mengembangkan interaksi bersama di dalam situasi yang inklusif. Ketika Cikal berkomitmen untuk menerap kan pembelajaran inklusif bagi seluruh murid, tentunya komitmen tersebut tidak saja ter batas komitmen sebagai suatu lembaga pen didikan. Komitmen tersebut harus meliputi kesungguhan untuk dapat melibatkan seluruh warga Cikal dan senantiasa terus belajar, serta
mengembangkan diri agar dapat memberikan layanan yang terbaik bagi ABK. Salah satu pengembangan yang dilakukan oleh Cikal adalah dengan mendirikan Unit Pendidikan Inklusi Cikal (PIC). Awalnya, unit ini merupakan suatu divisi khusus di setiap lokasi sekolah yang disebut Student Support Centre (SSC). Divisi ini merupakan bagian dari sekolah yang memberikan layanan dukungan belajar bagi ABK ketika mereka belajar bersama dengan teman-teman seusianya. Divisi ini memiliki pendidik dengan latar belajar pendidikan khusus yang memiliki keterampilan untuk mengembangan Program Pembelajaran Individu (PPI), serta melakukan berbagai akomodasi dan modifikasi belajar bagi ABK di sekolah inklusi. Dukungan tidak saja diberikan kepada murid ABK, namun juga para orang tua agar dapat bersama-sama dengan sekolah membantu optimalisasi tumbuh kembang dan proses belajar mereka. Dengan bertambahnya murid ABK dan orang tua yang membutuhkan layanan dari divisi SSC tersebut, maka dirasakan perlu dilakukan pengembangan, dari suatu divisi khusus yang terdapat di masing-masing lokasi Cikal menjadi unit yang melingkupi antar lokasi sekolah dengan pengelolaan terpusat. Oleh karena itu, di usianya yang ke-22 saat ini, Cikal memperkuat komitmen dengan unit Pendidikan Inklusi Cikal (PIC). Dalam memberikan layanannya kepada para murid ABK, PIC menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI) bagi setiap murid. PPI adalah suatu rencana pembelajaran yang disusun sesuai dengan kebutuhan individual masing-masing ABK. Di dalam rencana pembelajaran tersebut terdapat profil ABK, kekuatan dan kelemahan mereka, serta kebutuhan pengembangan yang direncanakan dalam rentang waktu tertentu (jangka panjang/tahunan serta jangka pendek/triwulan atau semester). Dalam PPI tersebut tercantum pula modifikasi maupun akomodasi pembelajaran yang dibutuhkan oleh ABK agar mereka dapat belajar dengan optimal. 170
Pendidikan Inklusi Cikal memberikan program yang disesuaikan dengan fase perkembangan anak di tingkat Prasekolah hingga SMA.
Akomodasi dan Modifikasi Kurikulum ABK Penerapan akomodasi belajar dan modifikasi kurikulum adalah kunci pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Pendidikan Inklusi Cikal memiliki beberapa aspek yang merupakan cakupan akomodasi belajar, yaitu pemberian instruksi, bentuk materi belajar dan tugas, pengaturan belajar dan pengelompokan murid, penjadwalan waktu belajar, serta cara murid merespon proses pembelajaran. Akomodasi belajar yang diberikan adalah dengan mengubah bagaimana seorang murid ABK belajar. Saat ini, akomodasi yang diberikan oleh Cikal adalah menyediakan keberagaman pendekatan belajar, yaitu individual, kelompok kecil (yang terdiri dari 4-6 orang murid per kelas), serta kelompok besar. Pada kelompok besar, murid ABK akan belajar secara langsung bersama dengan teman-teman sebayanya tanpa adanya pendampingan khusus dari guru unit PIC. 171
Pendidikan Inklusi Cikal menyusun program-program yang ditawarkan berdasarkan fase perkembangan sehingga memungkinkan murid mengikuti jenjang dan program yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
Di Pendidikan Inklusi Cikal, akomodasi belajar dan modifikasi kurikulum ini dirumuskan dalam bentuk Rencana Pengembangan Individual, yang berisi tujuan pembelajaran jangka pendek dan panjang, serta rencana aksi yang akan dilakukan bagi setiap murid. 172
Berbagai strategi pembelajaran juga dikembangkan dengan tujuan memberikan akomodasi belajar bagi para ABK. Penggunaan media belajar visual yang beragam, penggunaan videovideo belajar yang menarik dan dekat dengan pengalaman murid ABK, serta media-media belajar langsung selalu menjadi perhatian dari para guru di unit PIC. Dalam situasi belajar jarak jauh selama pandemi ini, menemukan media belajar yang beragam menjadi tantangan tersendiri, namun dengan terus belajar dan membuka diri, tantangan tersebut diupayakan untuk diatasi agar proses belajar yang menyenangkan tetap terjadi bagi ABK. Beberapa aplikasi dapat disesuaikan agar lebih efektif penggunaannya dengan kebutuhan ABK. Dengan adanya penerapan ako modasi belajar, proses pem belajaran murid menjadi sangat personal. Dengan mempertim bangkan profil masingmasing murid, pemberian dan pe nyampaian tugas pun dapat diakomodasi, misalnya tugas bisa diberikan secara bertahap atau tidak sekaligus. Guru juga memberikan pilihan kepada murid untuk menyampaikan tugasnya dalam bentuk produk yang sesuai dengan potensi murid. murid bisa menunjukkan pemahamannya akan materi belajar
melalui tulisan, cerita atau presentasi, bahkan untuk murid dengan hambatan komunikasi bisa juga ditunjukkan melalui video rekaman. Akomodasi belajar juga bisa dilakukan melalui penyesuaian moda belajar. Pembelajaran yang dilakukan secara individual maupun kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 murid, dapat mengakomodir kebutuhan murid dengan rentang konsentrasi dan fokus terbatas, dan menjadikan proses belajar menjadi lebih intensif.Sedangkan, modifikasi belajar adalah melakukan penyesuaian terhadap apa yang diajarkan atau diharapkan untuk dipelajari. Dalam memberikan modifikasi belajar, Cikal melakukan beberapa penyesuaian kurikulum sesuai dengan tingkat keberagaman kemampuan ABK. Cikal melihat terdapat ABK yang dapat mengikuti keseluruhan kurikulum yang digunakan oleh teman-teman sebayanya. ABK dalam kelompok ini memiliki tujuan belajar yang sama dengan teman-teman sekelasnya. Sebagian ABK membutuhkan penyesuaian kurikulum pada satu atau lebih program belajar, dimana mereka memiliki tujuan belajar yang lebih rendah atau lebih tinggi dari tingkatan kelasnya. Sedangkan beberapa ABK yang lain membutuhkan penyesuaian kurikulum secara fungsional. Kurikulum yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan praktis murid di lingkungan kehidupan mereka sehari-hari. Pendidikan Inklusi Cikal menyusun program-program yang ditawarkan berdasarkan fase perkembangan sehingga memung kinkan murid mengikuti jenjang dan program yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Tingkat pemahaman murid terhadap tujuan-tujuan pembelajaran suatu program menjadi dasar pertimbangkan pilihan program yang direkomendasikan. Murid kelas 5 (lima) dengan tingkat pemahaman matematika yang belum setara dengan jenjangnya dimungkinkan untuk mengikuti pembelajaran matematika jenjang di bawahnya.
173
174
Di Pendidikan Inklusi Cikal, akomodasi belajar dan modifikasi kurikulum ini dirumuskan dalam bentuk Rencana Pengembangan Individual, yang berisi tujuan pembelajaran jangka pendek dan panjang, serta rencana aksi yang akan dilakukan bagi setiap murid. Di Pendidikan Inklusi Cikal, akomodasi belajar dan modifikasi kurikulum ini dirumuskan dalam bentuk Rencana Pengembangan Individual, yang berisi tujuan pembelajaran jangka pendek dan panjang, serta rencana aksi yang akan dilakukan bagi setiap murid. Dengan rumusan kurikulum yang tepat, perkembangan belajar murid menjadi lebih optimal karena pendekatan yang diberikan sesuai dengan profil dan kebutuhan murid. Murid pun menjadi lebih terlibat dalam proses dan berhasil mencapai tujuan belajarnya secara mandiri. Bagi orang tua, saat ini PIC secara rutin mengadakan kegiatan Parents Sharing Session (PSS) yaitu pertemuan berkala bagi orang tua ABK Cikal untuk membahas suatu topik yang dibutuhkan. Beberapa topik yang biasanya menjadi favorit bagi orang tua seputar pendidikan seksualitas bagi ABK, pengembangan minat bagi ABK, serta mengembangkan keterampilan sosial ABK. Topik-topik khusus yang terkait dengan tips-tips atau pendekatan pengasuhan bagi ABK juga memiliki daya tarik tersendiri bagi orang tua. Tampak bahwa kebutuhan orang tua untuk terus belajar dan berbagi mengenai penanganan ABK sangat diperlukan. Semakin hari semakin banyak para orang tua yang hadir. Mempertimbangkan animo tersebut, pada tahun ajaran yang
175
lalu, PIC juga mulai mengembangkan program berbagi cerita dan tips-tips pengasuhan dengan orang tua ABK di luar Cikal. Kegiatan tersebut bertajuk Parents Support Group (PSG) yang menjadi ajang curhat dengan tema-tema khusus. Husnul Chotimah Kepala Pendidikan Inklusi Cikal dan Vitriani Sumarlis Wakil Kepala Kurikulum Pendidikan Inklusi Cikal
176
177
5
H ARAPAN UNTUK CIKAL
M
enjadi bagian dari komunitas Cikal sejak 2011, saya banyak belajar tentang makna sebenarnya dari pembelajar sepanjang
hayat. Melalui interaksi dengan seluruh komunitas-murid, rekan pendidik, orangtua, staf non akademik—saya banyak belajar ten tang hal baru yang membuat saya menjadi lebih berkembang, baik sebagai pribadi maupun dalam aspek profesi. Di Cikal saya belajar bahwa kesuksesan tidak terjadi karena hasil satu orang saja, melainkan dari hasil kolaborasi dari berbagai pihak. Semua tidak ragu untuk berbagi ide baru, strategi, pengalaman, dan ilmunya terhadap satu sama lain demi tujuan yang besar, cita-cita Cikal. Di usia Cikal yang menginjak 22 tahun, saya adalah salah satu orang yang beruntung bisa terlibat dalam berbagai inisiatifinisiatif Cikal. Terlibat untuk berbagi praktik baik di acara komunitas guru belajar atau terlibat dalam memulai implementasi integrasi teknologi dalam pembelajaran jauh sebelum pandemi. Semua itu dijalankan dengan proses yang tidak mudah, banyak tantangan dan hambatan, yang membuat tim Cikal harus senantiasa melakukan refleksi, melihat kembali proses yang sudah dijalankan, kemudian kembali dengan rencana aksi untuk perbaikan. Saya berharap Cikal akan senantiasa menjaga komitmennya untuk berkontribusi terhadap dunia pendidikan dengan upayanya untuk saling berkolaborasi dengan setiap pemangku kepentingan dan saling berbagi praktik baik dengan beragam komunitas. Dengan integrasi teknologi, saya berharap Cikal sebagai sekolah masa depan dapat terus berinovasi dalam dunia pendidikan untuk memberikan personalisasi dan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik, baik yang berada di Cikal maupun di luar Cikal. Selamat ulang tahun yang ke-22 untuk Cikal! Salam hangat, Windy Hastasasi Kepala Sekolah Cikal Cilandak
180
Mensyukuri 22 tahun Cikal berdiri, kami siap melakukan transformasi pendidikan yang dibutuhkan anak-anak saat ini dan di masa mendatang.
M
enjadi
bagian
dari
komunitas
Cikal
selama
17
tahun
memberikan saya pengalaman-pengalaman yang mengha
rus kan saya menjadi individu yang reflektif dan berpikiran ter buka untuk berani berubah menjadi kunci utama untuk dapat berkolaborasi dan berinovasi. Tidak ada sehari pun dilalui tanpa belajar selama saya ber interaksi dengan rekan-rekan pendidik, murid-murid dan orangtua di Cikal. Mensyukuri 22 tahun Cikal berdiri, kami siap melakukan transformasi pendidikan yang dibutuhkan anak-anak saat ini dan di masa mendatang. Bersama-sama, cita-cita kami adalah memperluas dan memperkuat komunitas Cikal untuk berkolaborasi mengubah pendidikan di Indonesia menjadi yang terdepan. Salam hangat, Ranny Kartabrata Kepala Sekolah Cikal Lebak Bulus
181
Satu hal yang tidak pernah berubah dan selalu menjadi peran utama di setiap perubahannya adalah kepentingan murid serta kolaborasi kuat dengan keluarga di rumah sebagai bagian yang tidak bisa terlepas dari murid itu sendiri.
D
ua puluh dua tahun Cikal menjadi bagian dari pendidikan di Indonesia. Bukan waktu yang sebentar memang tapi rasanya
berjalan cepat karena Cikal sedemikian dinamisnya untuk terus melakukan perkembangan dan inovasi. Satu hal yang tidak pernah berubah dan selalu menjadi peran utama di setiap perubahannya adalah kepentingan murid serta kolaborasi kuat dengan keluarga di rumah sebagai bagian yang tidak bisa terlepas dari murid itu sendiri. Cinta, yang menjadi kekuatan Cikal hingga saat ini. Cinta yang juga tumbuh di setiap percakapan yang terjadi di sekolah, sebagai Cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan kompetensi anak-anak yang menjadi Cita kita bersama. Berharap Cikal terus menjadi komunitas yang mempertahan kan akarnya dan selalu menciptakan cara untuk bertransformasi bersama menghadapi segala tantangan baru Selamat hari jadi ke 22 tahun Cikal-ku. Salam hangat, Rosmayanti Mutiara Kepala Sekolah Cikal Serpong
182
L
ebih dari 10 tahun sudah saya berkarya di Sekolah Cikal. Kalimat pelajar sepanjang hayat (Lifelong Learner) yang
menjadi slogan Cikal benar-benar saya rasakan dan jalani. Kenapa? Karena setiap saat saya dan seluruh individu yang ada di komunitas Cikal ditantang untuk melakukan hal baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan, merubah cara kerja yang biasa dijalankan, bahkan memperbaharui cara pandang dalam melihat dan menghadapi berbagai situasi, mengembangkan kompetensi 5 bintang yang ada dalam diri tiap individu, melihat masalah menjadi tantangan, dan berkolaborasi untuk menemukan solusi, agar siap menghadapi tantangan pendidikan saat ini dan 10, 20, 50 tahun ke depan. Cikal membuat saya melihat pendidikan dari sisi yang ber beda; membuat saya semakin memahami tuntutan masa depan, menyesuaikan ilmu serta keterampilan apa yang perlu diberikan kepada murid sebagai bekal mereka di masa depan nanti. Saya berharap pembaharuan cara pandang ini tidak berhenti di Cikal, melainkan juga ke komunitas-komunitas lainnya di seluruh Indonesia, untuk pendidikan anak Indonesia yang lebih baik. Salam hangat, Aranya Darmawan Wakil Kepala Sekolah Cikal Serpong
183
Pada akhirnya, keberhasilan semua murid Cikal di masa depan tergantung pada kerjasama antara teman sebaya, keluarga, sekolah dan masyarakat. Semoga Cikal akan selalu mengembangkan peluang melakukan perubahan besar dalam berbagai sektor kehidupan, terutama pendidikan.
M
empersiapkan murid sebagai pemimpin masa depan adalah tugas yang menantang dan tidak ada solusi yang cocok untuk
semua. Sekolah Cikal hadir sepanjang 22 tahun untuk menjawab tantangan perubahan tersebut. Seiring dengan hadirnya praktikpraktik baik di Cikal ini, sangat penting bahwa kemajuan dibuat untuk menutup kesenjangan digital dan ketidaksetaraan. Oleh karena itu, di ulang tahun Cikal yang ke-22, saya berharap setiap murid Cikal akan selalu mampu mengeksplorasi minat dan menggunakan guru sebagai panduan, mereka memiliki keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih mampu beradaptasi dengan perubahan, mampu menghadapi tantangan nyata, mereka tahu pekerjaan yang mereka lakukan penting bahkan berdampak sosial. Selamat ulang tahun ke-22 Cikal! Salam hangat, Hasto Pidekso Kepala Sekolah Cikal Surabaya
184
Sekolah Cikal berkomitmen untuk memberikan inspirasi kepada para pendidik di seluruh Indonesia agar bisa melakukan praktik-praktik baik dalam dunia pendidikan.
B
erawal dari sebuah keinginan membuat teman-teman di sekolah merasakan antusias yang sama terhadap matematika,
saya pun bermimpi ingin menjadi bagian dari pendidikan di Indonesia yang dapat memberikan kontribusi. Sebagai pendidik, saya selalu bermimpi anak-anak bangsa kita tidak hanya sekedar memperoleh dan membutuhkan selembar ijazah dan tanda surat kelulusan dari sekolah, akan tetapi lebih dari itu, anak-anak harus mendapatkan pencerdasan pola pikir serta karakter yang kuat dan tangguh. Di Sekolah Cikal, sesuai dengan visi misi yang ingin dicapai yaitu menciptakan pribadi-pribadi yang memiliki kompetensi 5 bintang Cikal dengan menggunakan 5Cs, kami percaya bahwa proses pembelajaran tidak hanya berfokus pada objek yang di pelajari, tetapi juga berkonsentrasi pada bagaimana berpikir dan berperilaku terhadap yang dipelajari, sehingga ranah pembelajaran tak hanya mencakup keahlian, atau ilmu semata, tetapi juga mencakup pola pikir dalam menghadapi suatu permasalahan.
185
Kami pun selalu menerapkan praktik-praktik baik yang ber tujuan menghasilkan pemimpin di masa depan. Dengan selalu berkolaborasi erat dengan orang tua dan masyarakat, kami Pendidik secara konsisten berusaha untuk memberikan ‘wadah’ dan kepercayaan terhadap para murid. Serta, tidak pernah berhenti mengembangkan diri dan bersinergi dengan pendidik lain untuk saling bertukar pendapat serta pengalaman. Dengan pengalaman yang dimiliki para pendidik, Sekolah Cikal berkomitmen untuk memberikan inspirasi kepada para pendidik di seluruh Indonesia agar bisa melakukan praktik-praktik baik dalam dunia pendidikan demi terciptanya anak bangsa yang siap menjadi pemimpin Indo
nesia di masa depan. (the future leaders for the future Indonesia). Dengan semangat HUT Kemerdekaan RI ke-76 dan ulang tahun Sekolah Cikal ke-22, kami berharap agar pendidikan Indonesia dapat membentuk anak-anak bangsa yang cerdas dalam pola pikir, berakhlak baik, serta membentuk manusia Indonesia yang berpikir mandiri, kritis, kreatif, inovatif, terampil dan mempunyai keinginan yang besar untuk terus belajar. Serta, menciptakan karya besar dan nyata bagi pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia, sehingga Indonesia semakin bersinar di kancah Internasional. Selamat ulang tahun yang ke-22, Cikal, you are the future
school for the future leaders. Mengutip kata salah satu pendidik di sekolah Cikal, saatnya beraksi tidak hanya berharap. Salam hangat, Siti Fatimah Kepala Sekolah Menengah Cikal Amri-Setu
186
Tanpa terasa, Cikal telah membentuk diri kita semua “tidak seragam” melainkan menjadi “the best version” dari masing-masing diri.
B
ukan waktu yang sebentar bagi saya untuk belajar & rasanya tidak akan pernah berhenti untuk saya belajar. Bergabung
di Cikal sejak tahun 2002 merupakan pengalaman yang luar biasa hebat bagi saya. Mengawali belajar sebagai seorang guru prasekolah dengan perbekalan yang mumpuni tentang perkem bangan anak, cara berkomunikasi dengan orang tua dan masih banyak hal lainnya, membuat & menjadikan hari & hati penuh cinta saat berinteraksi serta belajar bertumbuh bersama anak. Dalam belajar, feedback & support selalu diberikan, bahkan
yang lebih penting lagi juga untuk selalu melakukan refleksi pembelajaran atas apa yang saya telah lakukan, sehingga saya lebih dapat mengenal kemampuan, kekuatan dan hal-hal lainnya yang perlu saya kembangkan untuk menjadi lebih baik lagi. Perjalanan belajar menghantarkan saya untuk mencoba berbagai peran menjadi guru TK, trainer, mentor, koordinator, hingga peran saat ini sebagai kepala sekolah Rumah Main Cikal. Di sini saya semakin percaya & yakin bahwa Cikal merupakan tempat belajar, bekerja, bermain, dan berefleksi bersama bagi saya dan teman-teman lainnya, termasuk dengan seluruh komunitas Cikal baik murid, orang tua, keluarga, teman kerja dan juga para kolega yang ikut tumbuh bersama di Cikal.
187
Cikal yang sekarang sudah memasuki usia 22 tahun, tentunya dengan banyak cerita kesuksesan atau kegagalan sekalipun, namun tetap menjadi sumber informasi, inspirasi, & berkontribusi sehingga memberi banyak manfaat bagi banyak orang yang pada akhirnya bisa berubah dan bertransformasi bersama. Sama-sama mau belajar, sama-sama ingin merasakan keberhasilan sehingga kita tidak hanya dapat bangga dengan diri kita namun juga dapat membawa kebaikan dan manfaat untuk banyak orang, untuk lingkup sekitar, bahkan lebih besar lagi bersama Cikal menuju 22 tahun yang akan datang bisa membangun Indonesia, merangkul anak-anak Indonesia dan memajukan pendidikan di Indonesia. Selamat Ulang tahun Cikal. Let’s transform beyond together! Salam hangat, Puti Damayanti Kepala Rumah Main Cikal Jakarta, Serpong, dan Surabaya
188
S
ejak lama, saya hanya tahu bahwa pendidikan yang saya jalani adalah bekal masa depan untuk kehidupan saya. Namun,
pendapat saya itu pun berubah seiring waktu perjalanan saya ‘’membersamai’’ sebuah komunitas pelajar sepanjang hayat ini. Di Cikal saya baru sadar, bahwa pendidikan bukan untuk kehidupan masa depan, namun pendidikan adalah kehidupan itu sendiri; bahwa belajar itu terjadi sepanjang hayat, sepanjang masa. Maka tidak ada kata cukup, atau berhenti untuk belajar. Sebuah pemikiran yang seharusnya melapisi semangat belajar pada setiap manusia. Semangat itu dan pemahaman akan belajar sepanjang hayat membuat saya lebih mampu menggunakan kompetensi saya dengan tepat. Lebih menghargai diri saya dan juga orang lain. Saya merasa beruntung berada dalam komunitas ini. Di mana saya bisa menemukan dan melahirkan diri saya yang baru dan ikut serta menjadi bagian dari mengubah wajah Pendidikan di negeri kita tercinta. 22 tahun Cikal itu memberi cerita dan pandangan sendiri untuk saya sebagai manusia. Saya percaya Cikal tidak akan berhenti sam pai disini, Cikal akan terus berkembang, mungkin awalnya kami sen-
diri, namun dengan tujuan memberi dampak, setiap diri dan hati dari setiap manusia pasti akan tergerak karena tujuannya dan cara ini. Saya merasakannya, dan mungkin banyak dari kolega saya dan murid-murid kami juga merasakannya, baik yang diam-diam sendiri atau yang sudah menerapkannya dengan lantang. Langkah ini tidak akan terhenti sampai disini, jika 22 tahun ini langkah awal, maka akan ada 220 tahun lagi yang masih mungkin dijalani dengan ide dan tujuan yang sama, karena sejatinya kami adalah pelajar sepanjang hayat. Salam sayang, Tina Balqis Kepala Rumah Main Cikal Bandung
189
Di Cikal saya baru sadar, bahwa pendidikan bukan untuk kehidupan masa depan, namun pendidikan adalah kehidupan itu sendiri; bahwa belajar itu terjadi sepanjang hayat, sepanjang masa. Maka tidak ada kata cukup, atau berhenti untuk belajar.
K
ami sudah bergabung dengan Cikal sejak 2002, dari anakanak kelas bayi-bayi sampai lulus SMA untuk 2 anak, dan satu
lagi masih di kelas 10. Bagi kami, Cikal menawarkan kurikulum yang personal untuk tiap anak, serta disesuaikan dengan minat dan kemampuan mereka. Selain itu komunikasi dengan sekolah baik dengan manajemen, guru-guru, staf dan orang tua murid lainnya sangat baik. Workshop yang diadakan untuk orang tua dengan materi tentang parenting yang disesuaikan dengan level anak-anak merupakan salah satu hal yang ditunggu-tunggu setiap tahun. Salam hangat, Astrid Tanjung Yayasan Cinta Keluarga
190
Ada banyak cerita bahagia, sedih, tawa bahkan bangga di sini karena Cikal adalah tempat pertama anak anak saya tumbuh dan berkembang, menjadi mandiri, dan bahkan juga belajar agama yang baik.
T
idak terasa kita sudah menjadi bagian dari keluarga Cikal sejak 2014. Kami sebagai orang tua merasa Cikal adalah lingkungan
yang sangat baik untuk tumbuh dan berkembangnya anak. Bagi kami, Cikal adalah layaknya sebuah keluarga kedua. Suasana bahagia dan ceria anak-anak di sekolah yang selalu terbayang oleh kita akan menjadi memori yang tak terlupakan untuk mereka. Sapaan guru-guru saat berpapasan di selasar sekolah, lagu-lagu Cikal dan musik yang selalu dipasang saat hari pertama sekolah atau acara sekolah saat assembly juga selalu jadi momen special anak anak di Cikal. Kami merasakan banyak hal-hal bermakna selain sisi akademis yang diajarkan di Cikal. Selain itu, kami yakin Cikal akan mempersiapkan anak-anak kami menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Salam hangat, Mohamad Iwan and Safana Ganis Yayasan Cinta Keluarga
191
A
ssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Halo Komunitas Cikal, Kelima Anak saya, Aqila, Akmal, Azraf, Anggi dan Ayda Bakri
semua bersekolah dari TK sampai Lulus Sekolah Dasar (SD) di Cikal. Bagi Saya, Cikal telah membuat anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang kreatif, dan menikmati masa kecil dengan seluasluasnya. Dengan komunitas yang pada saat itu masih relatif kecil, kita jadi kenal semua keluarga yang berada di Cikal dan tentu menjadi seperti saudara kita sendiri, sampai sekarang pun silaturahim masih berjalan terus. Saya dan keluarga selalu bangga menjadi keluarga besar Cikal, karena setiap harinya anak-anak merasakan senangnya bersekolah dan bersemangat untuk datang ke sekolah. Ada banyak cerita bahagia, sedih, tawa bahkan bangga di sini karena Cikal adalah tempat pertama anak anak saya tumbuh dan berkembang, menjadi mandiri, dan bahkan juga belajar agama yang baik. Selamat ulang tahun ke-22 Cikal! Semoga tetap bisa mempertahankan hal-hal baik yang dimiliki Cikal, dan tetap menjadi kebanggaan kami sebagai keluarga Cikal dari dulu, sekarang dan selamanya. Salam Hangat, Ira Harahap Bakri Yayasan Cinta Keluarga
192
22 Pertanyaan Tentang Cikal di P e r a y a a n 22 Tahun Cikal! Dalam rangkaian #CeritaCikal22, kami mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada Ibu Elaa, Head of School (Ketua Dewan Pengurus Yayasan Cinta Keluarga) selama 22 tahun, yang di tahun ajaran 20212022 ini memutuskan untuk menjadi Ketua Dewan Pembina Yayasan Cinta Keluarga. Berikut pertanyaan dan jawabannya!
1. Apakah alasan Ibu Najelaa membuat sekolah, dan kenapa memilih nama “Cikal”? Saya mulai mendirikan sekolah karena ke inginan menciptakan sekolah yang tidak biasa, menginisiasi praktik baik yang dibutuh kan oleh ekosistem pendidikan Indonesia. Alasan memilih nama atau penyebutan “Cikal”, karena kami sebagai pendidik, percaya betul bahwa anak-anak itu merupakan Cikal bakal pemimpin bangsa, yang memiliki bibit -bibit unik di dalam dirinya masing-masing, serta perlu ditumbuhkan, disuburkan agar dapat berkontribusi untuk lingkungannya.
2. Kenapa Cikal mahal, Ibu Najelaa? Apakah Cikal hanya untuk anak orang kaya saja? Kaya itu pada dasarnya bukan tujuan. Saya percaya bahwa anak dari keluarga sosial-ekonomi menengah ke atas itu juga membutuhkan sekolah, atau pendidikan untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya, menumbuhkan kompetensinya, dan mengajarkan bahwa definisi sukses itu bukan hanya untuk diri sendiri apalagi sekadar materi, melainkan juga untuk berkontribusi dan menyiapkan diri mengambil berbagai peran serta tanggung jawab bagi negeri ini.
3. Apa bedanya Cikal di lokasi yang berbeda? Tidak ada perbedaan yang spesifik, melainkan hanya perbedaan lokasinya saja sehingga lebih sesuai untuk setiap keluarga, dan setiap anak yang tinggal di daerah yang terdekat dengan penyelenggaraan kegiatan Cikal. Untuk kurikulumnya—citanya, caranya, cakupannya semua tetap sama, dan sesuai dengan standarisasi kualitas Cikal yang mumpuni.
4. Kenapa Cikal bukan sekolah agama atau sekolah internasional? Kami tidak mengkategorikan Cikal sebagai sekolah agama karena kami ingin kehidupan di Cikal, baik proses belajar mengajarnya, serta interaksi yang dibangun di dalamnya semirip mungkin dengan kehidupan nyata. Di kehidupan nyata, kita semua hidup bersama, meskipun berbeda agama, suku, ras atau berbeda kepercayaan. Di Cikal, anak-anak sejak dini telah belajar hidup dalam keberagaman dan mempraktikan toleransi secara aktif sebagai satu kesatuan komunitas. Selain itu, Cikal juga bukan merupakan sekolah internasional. Tetapi, kami tetap menumbuhkan dan mengajarkan perspektif 194
internasional untuk saling memahami antarbudaya, antarbangsa. Bertindak lokal dengan mengapresiasi keindonesiaan, berwawasan global dengan standar kualitas dunia yang berkemajuan. Menjadi “internasional” itu tidak pernah soal labelnya, apalagi sekadar soal kewarganegaraan gurunya, melainkan terkait erat budaya dan intangible kurikulum di sekolah setiap harinya.
5. Kenapa memilih bilingual? Kalau belum bisa bahasa Inggris bisa masuk Cikal tidak? Cikal menerapkan proses belajar mengajar secara bilingual dengan tujuannya agar anak-anak menjadi mahir dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Namun, sebenarnya pilihan pelajaran bahasa di Cikal itu banyak sekali, dan bukan hanya 2 bahasa itu. Setiap murid memiliki hak untuk dapat memilih program bahasa lain sesuai latar belakang dan minatnya. Mengapa? karena kita, sebagai pendidik, percaya belajar bahasa itu berarti belajar tentang keragaman sudut pandang dan membantu menumbuhkan fleksibilitas kognitif, kematangan sosial emosional, dan berbagai aspek lainnya. Untuk memulai belajar bahasa di Cikal, baik Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia atau bahasa lainnya, tidak harus lancar atau sudah mahir sejak awal, karena proses penguasaan bahasa itu butuh immersion jangka panjang dan dan di Cikal setiap murid akan memperoleh dukungan yang tepat.
6. Cikal sekolah inklusi ya? Maksudnya apa, Ibu Najelaa? Sebagai sekolah inklusi, Cikal percaya bahwa semua anak dengan kebutuhan apapun, dengan kekhususan cara belajar, memiliki hak dan kesempatan untuk dapat belajar bersama di Cikal. Jadi, siapa pun yang membutuhkan program pengembangan Individual (Individual Education Program), membutuhkan kurikulum dengan
195
komposisi yang berbeda, memiliki diagnosis kesulitan belajar yang dapat kita fasilitasi dan akomodasi, akan dapat berada di lingkungan dengan anak-anak lain di Cikal dan semua pihak akan mendapatkan manfaat dari kebersamaan ini.
7. Cikal dikenal sebagai sekolah berbasis kompetensi. Kenapa sekolah di Indonesia tidak sekalian semuanya dibentuk berbasis kompetensi? Sebetulnya, kalau semata dilihat dari dokumen kurikulumnya, dan standar nasional pendidikan, semua sekolah di Indonesia harusnya berbasis kompetensi sejak puluhan tahun silam. Tetapi, dalam implementasinya masih banyak tantangan, masih banyak miskonsepsi, sehingga kebanyakan satuan pendidikan masih berbasis penguasaan materi, hanya hafalan, dan tidak mengaitkan proses belajar dengan kehidupan nyata atau memastikan murid nya mampu mentransfer apa yang dipelajari ke berbagai konteks dan situasi. Sebagai lembaga pendidikan, Cikal sejak awal ingin menjadi contoh praktik baik, salah satunya dengan konsistensi cita yang memang betul-betul berbasis kompetensi, dan mene rapkannya sejak dari usia dini sampai dengan usia orang dewasa di tingkat pendidikan tinggi.
8. Kenapa warna Cikal mayoritas oranye? Bukan karena saya suka warna oranye :) Di masa awal memikirkan logo Cikal, kami mempertimbang kan warna oranye sebagai warna yang disukai anak laki-laki dan anak perempuan, disukai orang dewasa juga anak-anak usia dini, serta menggambarkan keceriaan, menggambarkan suasana gembira dan menurut analisa juga meningkatkan konsentrasi.
196
9. Kenapa logo Cikal diganti? Smiley guy ke mana? Logo Cikal diganti sesudah 22 tahun. Sebelumnya, banyak yang mengusulkan pergantian di 5 tahun sampai 10 tahun lalu, karena memang cukup banyak perubahan organisasi yang sudah dilalui. Proses penggantian logo itu sebetulnya adalah simbol dari transformasi yang dilakukan Cikal, sebagai visualisasi yang baru tentang ke mana Cikal akan menuju. Tetapi, esensi Cikalnya, identitas dan nilai-nilai esensi tradisi Cikalnya itu yang akan terus bersama kami termasuk si smiley face yang akan selalu ada dan kita jaga, di hatiku dan di hatimu :)
10. Ibu Elaa, pernah mengajar di kelas tidak di Cikal? Saya sampai sekarang pun masih mengajar “tamu’’ di beberapa kelas walaupun porsinya memang tidak sebanyak dulu. Memang, waktu awal-awal Cikal hanya pra sekolah, aku juga secara reguler menjadi asisten guru atau mensubstitusi guru yang cuti di kelas, walaupun tidak menjadi wali kelas utama. Saat awal SD Cikal SD, waktu sempat mengampu mata pelajaran Sains untuk kelas 1 dan kelas 2 SD, dan sampai sekarang pun di aktif mengajar di January Block atau semester ketiga sekolah menengah Cikal. Pilihannya biasanya berkait dengan Pendidikan atau yang berkaitan dengan Psikologi untuk murid-murid di SMP dan SMA.
11. Apa program favorit Ibu Elaa di Cikal? Program favoritku adalah Cikal aksi aksi. Cikal Aksi-Aksi itu mengajarkan murid-murid dan guru-gurunya, pendidik seperti saya, tentang bagaimana berkontribusi nyata di masyarakat, serta memperluas jaringan cikal. Jadi, kita bertemu dengan kelompok dan konteks yang beragam. Seringkali saat melakukan kerelawanan dan pelayanan, kita berpikir kita berkontribusi, tetapi sebenarnya yang kita dapatkan dan pelajari dari program Cikal
197
Aksi Aksi itu jauh lebih banyak daripada yang kita berikan kepada masyarakat yang rentan. Semoga program Cikal aksi-aksi ini jadi bekal kompetensi bagi kita semua untuk mengatasi berbagai isu kesenjangan di masyarakat.
12. Pengalaman yang paling memalukan selama di Cikal? Sebenarnya, cukup banyak momen yang memalukan :) Tetapi, satu pengalaman yang paling aku ingat sampai sekarang dan rasanya masih “cringe”. Itu adalah momen ketika salah menyebutkan nama anak dan orang tua. Mengingat, banyak yang mirip-mirip namanya di Cikal. Di keluarga sendiri pun demikian Fikri dan Fathi, Najelaa, Nishrin dan Nihlah juga mirip N-nya. Nah, di saat ketemu itu sudah “sok akrab banget”, udah menyapa “halo (nama)” Namun, ternyata namanya salah total ketuker. Terlihat Bapaknya bingung, anaknya juga apa lagi (bingung). Ampun deh, perlu lebih sering lagi aktif menghafal dan berinteraksi dengan anak dan orangtua di waktu yang sama :)
13. Cikal ada kelas mulai dari umur 10 bulan. Kok dari bayi sudah sekolah? Dari usia bayi pun sebenarnya sudah perlu pengembangan kompetensi dengan stimulasi. Nah, stimulasinya itu dapat diperoleh di Cikal dalam bentuk program-program untuk bayi-bayi. Tetapi, kalau ditanya, wajib sekolah apa tidak? Maka jawabannya tidak. Kalau proses stimulasi belajarnya dapat berjalan utuh, tentu dapat dilakukan di rumah masing-masing dengan orang tua masing-masing, tidak harus ke lembaga. Namun, kalau ingin memperoleh stimulasi yang lebih lengkap, lebih terstruktur, dan anak dapat bertemu dengan lebih banyak teman-teman bayi lainnya, maka sekolah dibutuhkan baginya dan juga jadi kesempatan belajar untuk seluruh anggota keluarganya multi generasi yang mengasuh di rumah. 198
14. Katanya di Cikal nggak ada ujian sekolah ya? Nilai akhirnya gimana? Tidak ada ujian bukan berarti tidak ada asesmen; bukan berarti pula tidak ada umpan balik. Jadi, kalau di Cikal itu justru asesmen dan umpan balik itu ada dan hadir setiap hari, bukan hanya di akhir materi atau di akhir tahun ajaran. Nilainya dikumpulkan dari proses itu, dari hasil refleksi murid, dari pengamatannya guru dan evaluasi teman sebaya, dari kriteria capaian proyek-proyek yang diselesaikan dan kadang kala orang tua juga terlibat dalam proses monitoringnya. Dengan berbagai prinsip ini, nilai tidak cuma angka yang dibandingkan tanpa dipahami maknanya atau sekadar pasrah dibaca di rapornya, melainkan betul-betul utuh menggambarkan kompetensi anak dan mendorong rencana aksi lanjutan untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran yang bersangkutan.
15. Kenapa Cikal banyak workshop wajib untuk orang tua? Pelatihan Wajib (Mandatory workshop) bagi orang tua itu ternyata salah satu kegiatan favorit para orang tua di Cikal lho. Kita sudah sering sekali mengobrol soal pelajar sepanjang hayat (lifelonglearner) bahwa yang perlu belajar banyak itu bukan hanya muridmurid atau anak-anak kita, tetapi kita sebagai pendidik dan juga kita semua sebagai orang tua. Jadi, kurikulum untuk orang tuanya itu dipikirkan: sama intensnya, sama bagusnya kualitasnya sama dengan kurikulum buat murid-murid di Cikal dengan cakupan dan urutan sesuai kebutuhan keluarga dan tahap perkembangan anak di setiap tahun ajaran. Kesempatan ini juga menjadi menyenangkan karena menguatkan kebersamaan di komunitas saat keluarga saling berbagi cerita dan mendukung bukan hanya anak sendiri atau kepentingan pribadi tapi kesuksesan semua anak di lingkungan kami.
199
16. Katanya Cikal sekolah bertaraf internasional, kenapa di Cikal tidak ada guru ekspat? Kenapa harus ada guru-guru ekspat? Justru itu pertanyaanku untuk sekolah-sekolah yang menggunakan label internasional. Dari awal, Cikal itu ingin menjadi contoh praktik baik dan ingin menumbuhkan pendidik-pendidik Indonesia yang kompetensi dan kariernya “kualitas internasional”. Jadi, sejak awal kita percaya sekali, bahwa pendidikan di Indonesia untuk anak Indonesia, walaupun tujuannya internationalism, mengajarkan perspektif mancanegara, tidak berarti harus diajarkan oleh guru-guru asing tetapi justru guru-guru Indonesia yang berakar pada kearifan lokal dan juga percaya pada pentingnya kolaborasi (dan kompetisi) di tingkat global.
17. Menurut Ibu Elaa mana yang lebih penting? Pendidikan akademik atau pendidikan karakter? Sudah bukan zamannya membedakan antara pendidikan akademik dan pendidikan karakter. Sudah bukan zamannya juga membedakan soft skill dan hard skills. Kenapa? Karena dunia itu butuh orang yang punya dua-duanya. Dan kalau kita meningkatkan kompetensi kita di bidang akademik itu sebetulnya kita juga sedang melatih hal-hal lain yang berkait dengan non-akademik sebagai sistem yang saling berkait dalam tumbuh kembang. Tidak mungkin paham matematika, kalau tidak punya komitmen; tidak mungkin dapat memahami Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains kalau tidak didorong keingintahuan; tidak mungkin dapat mahir atau jago dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) misalnya kalau tidak punya rasa empati dan dorongan untuk berkontribusi. Jadi, jangan dipisah-pisahkan ya karena ini miskonsepsi dari teori pedagogi kuno yang sudah ditinggalkan dalam paradigma terkini tentang kompetensi yang dibutuhkan di berbagai bidang studi dan profesi. 200
18. Kenapa murid Cikal boleh rambut gondrong dan rambut dicat? Di Cikal, kita punya yang namanya “Kesepakatan Bersama”. Nah, kesepakatan bersama itu, sifatnya bukan satu arah, bukan cuma peraturan sekolah, tetapi kita yakin perlu dirancang, dilakukan sama-sama, dan dihormati semua di Cikal. Nah, di Cikal, dilihat satu-satu: apa tindakan yang meng ganggu; apa yang menunjukkan kita tidak peduli. Dalam diskusi antara guru dan murid, rambut itu dianggap sebagai sesuatu yang sifatnya lebih pilihan atau preferensi pribadi, bukan me nyangkut kepentingan umum yang perlu dibatasi. Jadi, tidak akan mengganggu orang lain kan kalau rambutnya gondrong atau rambutnya warna-warni? Selama intensinya baik, tak ada konsekuensi sosial dan situasi dan kondisi memungkinkan, kami memilih memberikan kebebasan agar murid dapat mengambil keputusan yang bijak.
19. Katanya di Cikal tidak ada perundungan (Bullying) ya, kok bisa? Di Cikal, kita menjaga betul supaya bullying itu tidak terjadi. Akan Tetapi, tidak ada perundungan, bukan berarti tidak ada konflik ya. Kalau kita kadang-kadang beda pendapat; kalau kita kadang-kadang tidak 100% setuju antar teman, antar pendidik bahkan antar orang tua dengan orang tua yang lain itu wajar dan bagian yang kita justru perlu belajar dari kehidupan dan mencari resolusinya. Definisi perundungan berarti itu ada satu pihak yang lemah dan satu pihak yang nggak berani mengadu merasa tertindas. Nah, itu di Cikal kita toleransinya 0 terhadap hal itu. Caranya bagaimana? Menumbuhkan budaya saling peduli dengan adanya sistem house, adanya interaksi antar kakak kelas dan adik 201
kelas yang akrab, dan adanya kegiatan-kegiatan dengan tujuan bersama. Semuanya diajarkan untuk tidak melawan orang lain atau menindas orang lain, terutama dari teladan yang ada di lingkungan—misalnya dari prinsip memanusiakan hubungan yang dipraktikan guru dan disiplin positif yang diterapkan orangtua.
20. Lulusan Cikal lanjut studi ke mana dan melakukan apa? Apakah Cikal kedepannya akan membuat uni versitas? Alumni Cikal itu bisa bertransisi ke mana-mana. Untuk alumni yang telah lulus SMA, sebagian melanjutkan ke perguruan tinggi di Indonesia, sebagian ke mancanegara ke berbagai jenis kampus. Ada juga yang memilih bekerja dulu karena sudah mengembangkan keahlian, sebelum kemudian melanjutkan pendidikan. Jadi, Cikal itu membuka pintu dan kesempatan untuk anak dengan bakat dan area ketertarikan yang berbeda-beda. Tidak usah lulus SMA pun, alumni Cikal yang lulusan SD atau SMP itu juga berhasil masuk ke sekolah mana pun sesuai dengan pilihan masing-masing dan jurusan yang ingin dieksplorasi. Kalau membuat perguruan tinggi, sekarang Cikal sebetulnya me nyelenggarakan pendidikan tinggi untuk guru di Kampus Guru Cikal, dan pengembangan orang dewasa dengan apa yang dilakukan Yayasan Guru Belajar bagi pendidik dan tenaga kependidikan di ratusan kabupaten/kota. Tetapi, kalau Universitas Cikal belum kebayang dan tak ada dalam perencanan sekarang. Walaupun katanya kan “never say never” ya :)
202
21. Apa pengalaman paling mengesankan bukan sebagai pendiri dan pendidik, tetap sebagai orang tua murid di Cikal? Pengalaman paling mengesankan sebagai orang tua murid banyak banget. Anak saya tiga-tiganya sekolah di Cikal. Kalau harus pilih yang paling mengesankan mungkin bukan pas di Cikalnya tapi sesudah mereka lulus, anakku ada dua yang sudah kuliah dan mereka bilang “I know Cikal is a great school tapi now that I am not there anymore, aku tahu that’s it’s impact is even bigger”. Jadi, Cikal menyiapkan mereka, yang satu kuliah di Amerika yang satu kuliah di Australia, untuk menghadapi tugas-tugas yang harus mereka hadapi, tantangan yang harus mereka jalani, fondasi yang solid justru dari proses pendidikannya di Cikal. Bangga rasanya dan amat sangat berterima kasih buat semua pendidik dan komunitas Cikal yang sudah menumbuhkan kompetensi utuh di anak-anakku sendiri juga yang bertahan sesudah masa belajarnya.
22. Apa harapan Ibu Elaa untuk Cikal? Harapan buat Cikal itu sebetulnya agar organisasi ini dapat berkontribusi lebih banyak untuk ekosistem pendidikan Indonesia yang masih dalam kegawatdaruratan akses, kualitas dan ke setaraan. Berarti untuk lebih banyak murid, untuk lebih banyak pendidik, dan untuk lebih banyak orang tua. Kami yakin tantangan ke depan di pendidikan akan semakin besar. Kenapa? Karena dunianya berubah terus. Nah, harapannya, Cikal selalu muda, selalu beradaptasi, selalu bisa bertransformasi untuk memenuhi dan memimpin inovasi pedagogi maupun tek nologi untuk mengatasi kebutuhan dan tantangan ini.
203
204
PENUTUP Dengan buku cerita Cikal ini, juga hadirnya logo baru yang menandai dua puluh dua tahun usianya, Cikal menggambarkan proses transformasi yang sudah, sedang, dan akan terus dijalani bersama. Satu hal yang pasti adalah Cikal selalu percaya pada kekuatan komunitas yang me la kukan perubahan, dan menumbuhkan kom pe tensi masa depan melalui cita Cikal— Kompetensi 5 Bintang (Cikal 5 Stars Com petencies) yakni; Pelajar Merdeka (SelfRegulated Learner), Pribadi Bahagia dan Bijak (Emotionally, Morally, and Spiritually Rich), Pemikir Terlatih dan Efektif (Skillful and Effective Thinker), Individu Berwawasan Luas dan Berfisik Sehat (Broadminded and Physically Sound), dan Warga Dunia yang Berdaya Untuk Mewujudkan Masyarakat yang Berkeadilan, Berkelanjutan dan Damai (Empowering Member of Just, Sustainable and Peaceful Global Society)—, dan melakukan cara Cikal yakni; Cikal 5Cs antara lain, Memanusiakan Hubungan (Characterized), Memahami Konsep (Comprehensive Concept), Membangun Keberlanjutan (Contructive Conti nuity), Memilih Tantangan (Challenging Choices), dan Memberdayakan Konteks (Community Context).
Suarakan Harapanmu untuk 22 Tahun Cikal di sini!
Sampaikan harapanmu untuk Cikal di 22 tahun ini. Tuliskan dan bagikan dengan posting di akun media sosialmu. Tag dan mention Cikal di: @SekolahCikal @RumahMainCikal @PendidikanInklusiCikal @KampusGuruCikal #CeritaCikal22 206
Teknologi untuk Masa Depan, Hadir di Pembelajaran Masa Kini
Memanusiakan Hubungan
Diferensiasi, Memahami Pelajar untuk Belajar Bermakna dan Menyenangkan
Merdeka Belajar di Ruang Kelas
Pemesanan bit.ly/KontakGuruPromotor
Literasi Menggerakkan Negeri
Surat Kabar Guru Belajar
Edisi Kesatu
Edisi Ketiga
Edisi Kelima
Surat Kabar Guru Belajar 029—Asesmen Formatif sebagai Upaya Merawat Kemerdekaan Belajar https://bit.ly/skgurubelajar29 Surat Kabar Guru Belajar 021—Literasi Untuk Belajar http://bit.ly/skgurubelajar021 Surat Kabar Guru Belajar 027—Pameran Karya Sebagai Perayaan Merdeka Belajar http://bit.ly/skgurubelajar27