Majalah Komunikasi UM Edisi 335 | Juli - Agustus 2021

Page 1


ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah


DAFTAR ISI

dok. Pribadi

Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UM Tahun 2021 telah dilaksanakan pada 16–20 Agustus 2021. Pengenalan lingkungan kampus secara daring sinkron-asinkron tersebut tidak mengurangi semangat panitia dan peserta untuk mewujudkan PKKMB terbaik di tahun ini. Apa saja yang dilakukan UM untuk menunjang jalannya PKKMB 2021? Simak di Laporan Utama!

12

dok. Komunikasi

PKKMB UM 2021: Percepatan Adaptasi, Akselerasi Prestasi, dan Lulus Bermutu Tepat Waktu

SALAM REDAKSI 4

6

SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA 6

Jasmine dan Rochmawati, Mahasiswa Inspiratif yang Berprestasi

UP TO DATE 8

Cantik dan berprestasi, di Rubrik Profil kali ini kita kedatangan dua mahasiswi yang menginspirasi. Narasumber pertama adalah Mahasiswi S3 yang baru saja menyelesaikan program Doktornya sebagai lulusan terbaik, Rara! Yang kedua adalah mahasiswi pecinta Biologi yang dinobatkan menjadi Mawapres II UM pada Pilmapres 2021. Siapa lagi kalau bukan Jasmine! Penasaran dengan kunci sukses dan prestasi mereka? Yuk, cus ke Rubrik Profil!

PROFIL 12

0PINI 10

SEPUTAR KAMPUS 14 CERITA MEREKA 24 SEPUTAR KAMPUS 26

24

LAPORAN KHUSUS 30 CURHAT 31

Dunia kuliner banyak digandrungi oleh masyarakat, termasuk generasi milenial. Berawal dari hobi, Muhamad Eka Ari Wibowo yang merupakan mahasiswa ilmu keolahragaan ini sukses menjadi food review yang terkenal dengan ribuan followers. Penasaran bagaimana kelanjutan ceritanya? Yuk, simak selengkapnya di Rubrik Cerita Mereka!

WISATA 32 RANCAK BUDAYA 34 PUSTAKA 36 PUISI 37

Kisah di Balik Pasarean Gunung Kawi

Selain sebagai tempat peribadatan, destinasi satu ini juga tidak kalah menarik untuk dikunjungi sebagai tujuan rekreasi. Pasarean Gunung Kawi bisa jadi pilihan menarik menghabiskan waktu untuk berwisata religi sekaligus wisata budaya. Bagi Anda pecinta jejak sejarah, tempat ini tidak boleh terlewati sebagai salah satu tujuan kunjungan Anda, Penasaran bagaimana pengalaman penulis mengunjungi tempat ini? Baca selengkapnya di Rubrik Wisata!

KOMIK 38 LENSA UM 39

32

dok. Komunikasi

dok. Pribadi

Ahmad Rifqi Maulana, Penyanyi Muda Lolos The Voice Of Ramadan

Tahun 42 Juli - Agustus 2021 | |

3


Salam Redaksi

oleh Yusuf Hanafi

P

engenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) diselenggarakan dalam rangka menyiapkan mahasiswa baru untuk melewati proses transisi dari lingkungan sekolah ke lingkungan kampus sekaligus mempercepat proses adaptasinya agar sukses studi di jenjang perguruan tinggi. PKKMB juga dimaksudkan sebagai titik tolak pembinaan idealisme kebangsaan, penguatan rasa cinta Tanah Air, dan kepedulian terhadap lingkungan. Di mana keseluruhannya itu bermuara pada cita-cita luhur yakni terbentuknya generasi yang berkarakter, religius, nasionalis, mandiri, bermental gotong royong, dan berintegritas. Di samping itu, kegiatan PKKMB diharapkan dapat menjadi wahana penanaman lima program Gerakan Nasional Revolusi Mental yakni Indonesia melayani, Indonesia bersih, Indonesia tertib, Indonesia mandiri, dan Indonesia bersatu (Panduan Dikti, 2021). PKKMB sesungguhnya tidak hanya sekadar persoalan percepatan adaptasi di jenjang perguruan tinggi agar nantinya sukses studi secara akademis. Namun lebih dari itu, PKKMB dimaksudkan untuk dapat menstimulasi bahkan mengakselerasi prestasi mahasiswa dalam bidang-bidang nonakademis. Terlebih di era Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) yang sangat menekankan keterhubungan antara dunia pendidikan dan dunia kerja (baca: link and match), penguasaan soft skills, dan keterampilan nonakademis menjadi sebuah keniscayaan bahkan tuntutan. Tantangan Penyelenggaraan PKKMB di Masa Pandemi Covid-19 Dengan adanya instruksi Work from Home (WFH) secara penuh (100%), seluruh persiapan PKKMB dikoordinasikan secara daring. Mulai dari penyiapan materi, pengembangan website hingga grand launching pelaksanaannya. Hal ini jelas menghadirkan tantangan dan kompleksitas tersendiri karena menggerakkan dan memobilisasi unit-unit yang terlibat dalam kepanitiaan PKKMB secara daring tentunya tidak mudah dan tidak sederhana. Namun, berkat komitmen dan dedikasi yang kuat dari seluruh elemen kepanitiaan PKKMB, persiapan berjalan lancar dan mulus, nyaris tanpa

kendala dan hambatan yang berarti. Dalam situasi pandemi, ditambah lagi dengan adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), UM tidak memiliki pilihan lain, kecuali menyelenggarakan PKKMB secara daring dengan memanfaatkan teknologi informasi. PKKMB UM Tahun 2021 ini memadukan antara moda daring sinkron dan asinkron yang bertumpu pada live meet dan website (www.pkkmb. um.ac.id). Berbagai materi PKKMB disajikan dalam tiga jenis sumber belajar, yakni video, Power Point, dan suplemen. Guna memastikan penguasaan materi sekaligus ketuntasan belajar peserta PKKMB, dilakukan asesmen dan evaluasi hasil belajar melalui soal-soal multiple choice dengan ketentuan ambang batas kelulusan (passing grade) capaian nilai 70% untuk setiap materinya. PKKMB, Ajang Menumbuhkan Rasa Bangga dan Cinta Almamater Membangun kebanggaan terhadap almamater merupakan salah satu misi yang diusung dalam kegiatan PKKMB UM Tahun 2021. Tujuannya, mahasiswa baru disadarkan bahwa kesempatan belajar di UM, sebuah perguruan tinggi yang prestisius dan bereputasi internasional merupakan karunia langka yang harus disyukuri dalam bentuk kesungguhan dan kegigihan belajar. Dengan kebanggaan dan rasa cinta kepada almamater tersebut, diharapkan akan tumbuh militansi belajar dan daya juang untuk berprestasi yang pada ujungnya nanti mengantarkan mereka untuk lulus bermutu tepat waktu. Salah satu upaya yang dilakukan panitia pelaksana PKKMB untuk mewujudkan misi di atas adalah dengan meminta ucapan selamat datang dan selamat mengikuti PKKMB UM Tahun 2021 dari tokoh-tokoh daerah dan nasional. Tercatat, tidak kurang dari 11 tokoh yang berkenan menyambut mahasiswa baru UM melalui video rekaman. Last but not least, untuk mahasiswa baru UM tahun 2021, selamat menjalani PKKMB! Semoga kegiatan ini dapat mempercepat proses adaptasi, mengakselerasi prestasi, dan mengantarkan kalian nantinya “lulus bermutu, tepat waktu.” Amiin … Penulis adalah anggota redaksi Majalah Komunikasi sekaligus Ketua Panitia Pelaksana PKKMB UM Tahun 2021

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 335

dok. Pribadi

PKKMB UM 2021: Pintu Gerbang Kesuksesan Belajar di Jenjang Perguruan Tinggi

STT: SK Menpen No. 148/ STT:DITJEN SK Menpen No. 148/ SK PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Wakil Penanggung Jawab Hendra Susanto Ketua Pengarah Sucipto Ketua Penyunting Zulkarnain Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Yusuf Hanafi Muslihati Dila Umnia Soraya Kun Sila Ananda Tika Dwi Tama Mochammad Sa’id Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Fitriyanti Bunga Syani Yemima Layouter Nadifah Adya Ilham Desainer dan Ilustrator Nur Aviatul Adaniyah Reporter Umi Nahdhiah Nur Nilam Ayu S. M. Irkhamin Erlina Febrianti Nuriyatul M. Zakaria Kreswantono Nurul Laili Rohmatin Zahira Alfiani Niken Puspitsari M. Izam Masroir Agustin Rahayu Intan Waviq azizah Administrasi Taat Setyohadi Su’udi Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Oni Irawan Nur Cholisah Elok Kanthiasih Hadi Mulyono Distributor Adi Santoso


Surat Pembaca

Dimanakah Berita KKN Mahasiswa UM Dimuat?

Selamat datang mahasiswa baru! Mari kenali, amati, pahami, dan cintai almamatermu! Cover Story

Repro Internet

Waalaikumsalam Wr. Wb. Dear Agni, Saat ini banyak sekali berita Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang masuk ke redaksi kami. Namun, tidak semua dimuat di Majalah Komunikasi versi cetak. Beberapa Berita KKN sudah kami muat di Komunikasi cetak tetapi tidak semua, kami harus memilah, menyunting hingga menentukan berita yang paling unik, up to date, dan menarik. Berita yang tidak dimuat di majalah cetak akan kami unggah di Komunikasi online. Pada akhirnya, berita tetap bermanfaat dan penulis juga memperoleh honor penulisan. Salam, Redaksi

Nur Aviatul Adaniyah

Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan, saya Agni dari Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Saya mau bertanya, apakah berita KKN Mahasiswa UM hanya dimuat pada Komunikasi versi online saja? Kalau iya, mengapa tidak dimuat di Komunikasi versi cetak? Terima kasih Salam, Agni Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

"Kehormatan kita adalah kepribadian kita. Saat kepribadian saja tidak punya, tak akan mungkin punya kehormatan." Chaerul Tanjung

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Tahun 42 Juli - Agustus 2021 | |

5


repro Internet

Laporan Utama

PKKMB UM 2021:

Percepatan Adaptasi, Akselerasi Prestasi, dan Lulus Bermutu Tepat Waktu Flyer PKKMB UM 2021

P

6 | Komunikasi Edisi 335

andemi Covid-19 bukan menjadi penghalang bagi Universitas Negeri Malang (UM) untuk memberikan layanan terbaik bagi sivitas akademikanya. Menyesuaikan dengan situasi saat ini, UM mempersiapkan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) yang digelar dengan mengombinasikan kegiatan daring yaitu sinkronasinkron. Selama lima hari (1620/08), mahasiswa angkatan 2021 dibuat familiar dengan lingkungan baru dan kehidupan perguruan tinggi. Lantas, apa saja yang dilakukan UM untuk menunjang

keberlangsungan acara tahunan ini di tengah pandemi? Berikut ulasan lengkapnya. Skenario PKKMB UM 2021 PKKMB merupakan agenda pengenalan mahasiswa baru dengan model kehidupan kampus yang berbeda dengan kehidupan sekolah. Tujuan diadakannya PKKMB ialah supaya mahasiswa baru dapat beradaptasi dengan cepat dan tepat, khususnya di bidang akademik. Mahasiswa baru juga akan dikenalkan dengan Tridarma Perguruan Tinggi, yakni kewajiban perguruan tinggi untuk melangsungkan pendidikan,

penelitian, serta pengabdian terhadap masyarakat. “Intinya, PKKMB dilangsungkan supaya maba tidak bingung dengan dunia kampus, apalagi di tengah situasi pandemi seperti saat ini,” terang Dr. Mu’arifin, M.Pd., Wakil Rektor (WR) III Bidang Kemahasiswaan. Selain materi mengenai situasi lingkungan kampus dan dunia akademik perguruan tinggi, mahasiswa baru juga akan disuguhi materi-materi bersifat kebangsaan, tak ketinggalan informasi mengenai era disruptif serta tantangan generasi muda di masa kini.


Laporan Utama

Tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini PKKMB kembali digelar secara daring. Bedanya, apabila tahun kemarin PKKMB dilaksanakan secara daring asinkron, tahun ini UM mengkombinasikan model sinkron dan asinkron dalam penyelenggaraannya. “Opening ceremony dan penutupan dilaksanakan secara daring sinkron. Untuk opening ceremony sendiri nantinya diadakan secara hybrid atau mengkombinasikan proses daring dan luring. Proses opening ceremony secara luring diselenggarakan di Graha Cakrawala dengan jumlah peserta terbatas dan disiarkan secara langsung melalui channel Youtube UM,” terang Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag, M.Fil.I, Wakil Dekan III Fakultas Sastra yang berperan sebagai ketua pelaksana PKKMB tahun ini. Persiapan PKKMB UM 2021 Menurut penjelasan Wakil Rektor III, pelaksanaan PKKMB merupakan tanggung jawab Bidang Kemahasiswaan, akan tetapi konten PKKMB sendiri berasal dari Bidang Akademik. “Langkah pertama persiapan PKKMB ialah pembentukan panitia yang merupakan gabungan dari kedua bidang tersebut,” ujar Mu’arifin. Apabila tahun kemarin PKKMB diketuai oleh Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang membawahi Bidang Akademik, maka tahun ini giliran Wakil Dekan III Fakultas Sastra (FS) yang memegang kendali. “Kalau tahun ini ketuanya dari Bidang III, wakil ketuanya dari Bidang I. Kemudian yang menjadi ketua tahun depan adalah wakil ketua tahun ini. Begitu seterusnya, dilakukan secara bergilir,” terang Mu’arifin. Setelah kepanitiaan terbentuk, langkah pertama yang dilakukan ialah rapat evaluasi pelaksanaan PKKMB 2020 demi menyiapkan PKKMB 2021 yang progresif dan dinamis. Panitia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas materi yang disajikan, termasuk di antaranya materi video yang dirasa terlalu monoton. “Kami melakukan standardisasi untuk

materi video. Kami membuat ketentuan bahwa durasi waktu video maksimal 30 menit dengan bumper opening di tujuh detik awal dan bumper closing di tujuh detik terakhir,” terang Yusuf. Tema video difokuskan pada “motivasi studi” dengan memasukkan unsur-unsur seperti ucapan selamat datang, profil/pengenalan kampus, fakultas, dan jurusan, pengantar studi, serta testimonial. Mood video pun dibuat casual/semi formal sehingga peserta dapat lebih menikmati paparan dengan lebih santai. Untuk memudahkan proses pembuatan materi video, panitia memberikan beberapa referensi model tayangan yang dapat dirujuk oleh tim produksi video yang tersebar di tingkat prodi, jurusan, maupun universitas. Tidak hanya materi video, tetapi materi berbentuk PowerPoint dan suplemen/ makalah juga diseragamkan dengan menggunakan pola yang didesain khusus dengan menampilkan identitas UM. Selain perbaikan kualitas materi, penilaian hasil belajar peserta PKKMB juga diimprovisasi. “Penilaian hasil belajar peserta PKKMB pada tahun 2020 bersifat kualitatif, asalkan peserta mengerjakan tugas, mereka dianggap lulus. Tetapi tahun ini kami menginginkan adanya kemajuan, sehingga penilaian hasil belajar bersifat kuantitatif. Tugas peserta disusun dalam bentuk pilihan ganda dan akan dikoreksi oleh mesin,” papar Wakil Dekan III Fakultas Sastra ini. Guna meningkatkan semarak dan prestise PKKMB tahun ini, UM memberikan sosialisasi dini mengenai PKKMB melalui media sosial. UM juga berusaha menghadirkan tokoh-tokoh nasional seperti menteri, kepala daerah, dan akademisi istimewa yang memiliki citra positif di mata publik untuk memberikan ucapan selamat kepada mahasiswa baru. Dengan hadirnya figur-figur nasional pada PKKMB UM, diharapkan motivasi mahasiswa baru meningkat dan mereka semakin bangga menjadi bagian dari The Learning University.

Pelaksanaan PKKMB UM 2021 PKKMB UM untuk mahasiswa baru S1 berlangsung selama 4 hari (16/08, 18-20/08) dan berlangsung 2 hari untuk mahasiswa Pascasarjana (16/08 dan 18/02). Pelaksanaan PKKMB 2021 bertepatan pada minggu kemerdekaan, sehingga pada hari kemerdekaan para peserta diminta fokus menyimak upacara bendera yang dilakukan di Istana Negara. Sesuai dengan paparan ketua pelaksana, upacara pembukaan pada hari pertama dilaksanakan dengan model hybrid, yakni memadukan metode pelaksanaan daring dan luring. Sejumlah mahasiswa perwakilan masing-masing fakultas dihadirkan dalam acara pembukaan di Graha Cakrawala, dan jajaran pimpinan masing-masing fakultas turut datang menyambut ‘keluarga’ baru mereka. Proses opening ceremony disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube UM. “Hal ini dilakukan supaya mahasiswa ada rasa bangga dan punya sense of belonging di tempat baru mereka menuntut ilmu. Supaya tidak seperti tahun kemarin yang keterlibatan mahasiswanya cukup rendah,” kata Wakil Rektor III. Selama pelaksanaan PKKMB, mahasiswa baru dapat menelaah panduan umum, petunuk teknis, serta jadwal kegiatan melalui laman resmi PKKMB UM, yakni pkkmb.um.ac.id. Selain itu, peserta PKKMB UM dapat mengakses materi serta mengerjakan tugas melalui laman tersebut. Mengacu pada jadwal yang diberikan, peserta menyimak materi dan mengerjakan ‘misi’ yang telah ditetapkan tiap harinya. Untuk mahasiswa baru S1, hari pertama hingga ketiga difokuskan untuk materi keuniversitasan, sementara hari terakhir dikhususkan untuk materi kefakultasan serta closing ceremony secara daringsinkron di lingkup fakutas. Sementara itu, mahasiswa pascasarjana hanya melaksanakan PKKMB selama dua hari dengan materi yang berfokus di bidang riset dan penelitian.

Tahun 42 Juli - Agustus 2021 | |

7


Laporan Utama

Tantangan dalam Penyiapan PKMB Daring 2021 Baik Wakil Rektor III maupun Ketua Pelaksana berpendapat bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi penghalang terbesar dalam mempersiapkan PKKMB 2021. Larangan untuk berkerumun menjadi hambatan untuk proses rekaman video materi. Akan tetapi, UM menawarkan kiat taktis untuk pengerjaan video, yakni memodifikasi video materi tahun 2020 dengan menambahkan narasi visual infografis, gambar, audio, dan video footage. Pengambilan video ulang diminimalisir demi menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh pihak yang terkait. Kendala lain yang memungkinkan untuk terjadi dalam proses pelaksanaan PKKMB ialah kesiapan masing-masing peserta. “Peserta PKKMB tersebar di seluruh penjuru nusantara dengan kondisi yang berbeda-beda. Kita tidak tahu bagaimana keadaan sinyal mereka, juga tidak tahu apakah perangkat yang mereka gunakan memadai atau tidak,” kata Mu’arifin. Menggantungkan PKKMB 2021

Harapan

pada

Menurut penjelasan Yusuf, ada tiga frasa kunci yang mejadi harapan

8 | Komunikasi Edisi 335

dari pelaksanaan PKKMB, yaitu cepat beradaptasi, akselerasi prestasi, dan lulus bermutu tepat waktu. Cepat beradaptasi artinya mahasiswa diharapkan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru kehidupan perguruan tinggi, baik di bidang akademik maupun nonakademik. Akselerasi prestasi berarti mahasiswa diharapkan memiliki berbagai macam prestasi di bidang akademik dan nonakademik. Lulus bermutu tepat waktu artinya mahasiswa lulus tidak hanya berbekal ilmu yang bersifat kognitif, tetapi ilmu yang didapat diharapkan mengejawantah dalam perilaku dan sikap sehingga lulusan menjadi sosok yang siap di dunia kerja maupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Era transisi dari kehidupan konvensional menuju kehidupan di tengah pandemi memang menjadi masa yang penuh dengan tantangan. Akan tetapi, Mu’arifin menegaskan bahwa mindset yang positif perlu dipertahankan. “Kita tetap harus

berpikir positif dan berinovasi, juga meningkatkan daya juang di tengah pandemi. Analoginya seperti penduduk di negara empat musim yang selalu bepikir bagaimana supaya mereka tetap bertahan di tengah hawa panas atau dingin yang ekstrem. Harapannya, semoga mahasiswa mampu berusaha lebih giat dan mampu beradaptasi dengan kondisi seperti saat ini,” pesan Mu’arifin. Tak hanya kepada mahaiswa baru, Mu’arifin juga menyampaikan pesan kepada mahasiswa lama, terutama yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan agar tidak mengadakan kegiatan yang melibatkan banyak peserta di tengah situasi seperti saat ini. “Dilarang keras mengadakan event yang menghimpun massa untuk mempromosikan kegiatan organisasi. Sosialisasi kegiatan kemahasiswaan nanti akan dilaksanakan melalui kegiatan Prospek (Program Orientasi dan Sosialisasi Bidang Kemahasiswaan, Red.),” tegasnya. Zahira/Izam

repro Internet

Tampilan laman resmi PKKMB 2021 tidak jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya, dengan tetap menggunakan Si Cakra sebagai maskotnya. UM berusaha sebaik mungkin untuk menciptakan laman yang user friendly sehingga memudahkan peserta untuk mengakses segala sesuatu terkait PKKMB. Kemudahan yang terdapat dalam laman resmi PKKMB salah satunya ialah fitur filter yang memudahkan mahasiswa baru untuk mencari materi. Masingmasing materi pun dilengkapi dengan deskripsi sehingga peserta mengetahui dengan jelas tahapan-tahapan untuk menyelesaikan tugas mereka. Pranala untuk materi berupa video, PowerPoint, serta suplemen/makalah juga dapat diakses dengan mudah dan dapat dijadikan sumber belajar open source sepanjang tahun.


dok. Komunikasi

Up to Date

Kegiatan sosialisasi pemeringkatan internasional

Geliat UM Bertahan di Klaster Satu

U

niversitas Negeri Malang (UM) sebagai perguruan tinggi yang memiki tagline Excellence in Learning Innovation tahun 2020 lalu menempati posisi klaster satu dengan meraih peringkat lima belas dalam pemeringkatan perguruan tinggi dalam negeri. Klaster satu adalah posisi peguruan tinggi yang menempati 15 besar dalam pemeringkatan yang ditetapkan oleh Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Tentunya, bukan hal yang mudah untuk mempertahankan posisi di klaster satu dan mengusahakan naik peringkat. UM telah melakukan persiapan semenjak awal tahun 2021 untuk penilaian klasterisasi perguruan tinggi. Ketua Tim Pusat Pemeringkatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UM, Utomo Pujianto, S.Kom., M.Kom. menjelaskan terdapat delapan indikator kinerja utama perguruan tinggi negeri yang menjadi penilaian dalam klasterisasi PTN oleh Dikti, di antaranya persentase lulusan sarjana dan diploma yang berhasil mendapatkan pekerjaan, melanjutkan studi, atau menjadi wiraswasta dengan pendapatan yang cukup, persentase lulusan sarjana dan diploma yang menghabiskan paling tidak 20 SKS di luar kampus atau meraih prestasi tingkat nasional, persentase dosen yang berkegiatan tridarma di kampus lain, di QS 100 berdasarkan ilmu, bekerja sebagai praktisi di dunia industri, atau membina mahasiswa yang berhasil meraih prestasi minimal tingkat nasional dalam lima tahun terakhir, persentase dosen tetap berkualifikasi sarjana, memiliki sertifikat kompetensi atau profesi yang diakui oleh industri dan dunia kerja, atau berasal dari kalangan praktisi professional, dunia industri, atau dunia kerja, jumlah keluaran penelitian dan pengabdian masyarakat yang berhasil diakui internasional atau diterapkan oleh masyarakat per jumlah dosen, persentase prodi sarjana dan diploma yang melaksanakan kerjasama dengan mitra, persentase matakuliah sarjana dan diploma yang menggunakan pemecahan kasus (case method) atau project based learning sebagai bobot evaluasi, persentase prodi sarjana dan diploma yang memiliki akreditasi atau sertifikasi internasional yang diakui pemerintah. Sehingga, penilaian tentu tidak terlepas dari peran alumni, dosen, mahasiswa, kualitas program studi, serta pelaksanaan tridharma meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam melacak alumni, UM melakukan pelacakan melalui tracer pasif dan aktif. Pasif alumni melakukan pengisian pada tautan survei.um.ac.id, sedangkan pengecekan aktif dilakukan dengan mengontak langsung ke alumni. Utomo menuturkan, jika menilik dari tahun-tahun sebelumnya, seharusnya awal agustus sudah dilakukan proses penilaian. Namun

hingga saat ia diwawancara oleh Kru Komunikasi, instrumen pemeringkatan masih belum diumumkan oleh DIKTI. “Tahun lalu instrumen pemeringkatan diumumkan di pertengahan Juli,” jelas Utomo. Jika berdasarkan indikator tahun 2020, sudah terdapat beberapa sistem pengumpulan data yang sudah meminta untuk melakukan entri data, di antaranya Sistem Informasi Manajemen Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Simlitabmas) yang menjadi penilaian kinerja penelitian dan pengabdian masyarakat, serta Sistem Informasi Manajemen Pemeringkatan Kemahasiswaan (Simkatmawa) yang menjadi penilaian kinerja kemahasiswaan. Simlitabmas merupakan portal kinerja penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh civitas akademika, sedangkan Simkatmawa merupakan portal kinerja kemahasiswaan yang di antaranya adalah pelaksanaan kegiatan merdeka belajar hingga yang menjadi penilaian terbesar adalah prestasi mahasiswa dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Belmawa maupun di luar Belmawa. Sejauh ini, UM telah selesai memasukkan data ke Simlibtasmas dan Simkatmawa dan kini sedang memasukkan data untuk keperluan Indikator Kinerja Utama (IKU) PTN ke sistem Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) dan Sistem Informasi Sumberdaya Integrasi (SISTER). Kondisi pandemi tidak mengubah skema penilaian karena memang sebelumnya pelaksanaan penilaian selalu dilakukan secara daring. Penilaian didasarkan pada data seluruh kinerja yang dimasukkan ke sistem-sistem milik Dikti. Sehingga, kegiatan memasukkan data ke sistem dilakukan oleh masingmasing unit kerja dengan dimonitor serta dikoordinir oleh Pusat Pemeringkatan LP2M. Salah satu kendala yang kini dihadapi adalah sistem milik Dikti yang dipakai untuk memantau perolehan poin berdasarkan IKU masih belum stabil. Sehingga masih belum bisa diandalkan sepenuhnya. “Tetapi proses pengumpulan data dan entri ke dalam sistem milik Dikti masih terus dilakukan,” tutur Utomo. Pusat Pemeringkatan dibentuk sejak Oktober Tahun 2020. Tim Pusat Pemeringkatan yang diketuai oleh Utomo Pujianto, S.Kom, M.Kom terdiri dari Utomo sebagai ketua dan lima dosen anggota tim pengembang, yaitu Lidya Amalia Rahmania, S.Kom, M.Kom, Muhammad Nurwiseso Wibisono, S.Kom, M.T, Sujito, S.T., M.T., Ph.D, Rizky Firmansyah, S.E., M.S.A., Quota Alief Sias, S.T., M.T. Ia dan tim telah memaksimalkan usaha dan koordinasi dengan seluruh civitas akademika agar semua data yang dimiliki dapat terentri ke dalam sistem. Dirinya berharap UM tetap menempati posisi klaster satu dan bisa naik ranking. Diah Tahun 42 Juli - Agustus 2021 | |

9


Opini

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Penegakan Hukum, Perlindungan HaKI oleh Djajusman Hadi

D

alam rangka memperingati hari Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) sedunia pada 26 April 2021, momen yang tepat adalah merefleksikan penegakan hukum dan perlindungan paten di Indonesia. Peringatan Hari Kekayaan Intelektual merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HAKI. HAKI merupakan hak atas kekayaan yang dimiliki karena kemampuan intelektual seseorang. Dalam pemenuhan sandang, pangan, dan papan, manusia menggunakan alat penunjang yang kesemuanya memiliki nilai kekayaan intelektual yang diciptakan oleh seseorang atau sekelompok orang. Oleh karena itu, kekayaan intelektual perlu dilindungi untuk melindungi paten para penciptanya sendiri. Bertolak dari rasa bangga di atas, tentu turut mengingatkan kita akan raibnya kesenian Reog Ponorogo dari Indonesia yang mendadak heboh karena diklaim telah dipatenkan di

10 | Komunikasi Edisi 335

Malaysia. Secara frontal mengundang emosi dan keprihatinan yang mendalam bagi bangsa Indonesia khususnya masyarakat Ponorogo sendiri. Pertanyaannya, apakah jauh sebelum itu kita tidak mendaftarkan paten tersebut lalu memprosesnya ke UNESCO? Haruskah kita relakan temuan kita yang diduplikasi negara lain? Tragisnya, Reog Ponorogo telah “dicuci” dan “dicuri” sehingga menjadi trademark tersendiri, seolah-olah merupakan warisan budaya nenek moyang negara lain. Ada anggapan bahwa perlindungan HAKI bertentangan dengan perlindungan usaha nasional, terutama Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Walaupun anggapan ini tidak sepenuhnya keliru, tetapi jika berpikir positif maka penerapan HAKI diharapkan akan membantu UKM untuk mengamankan hasil inovasi dan penemuannya walaupun sifatnya hanya “paten sederhana”. Pengalaman menunjukkan banyak sekali hasil UKM dari


Opini

negeri kita yang dipatenkan oleh negara lain, contohnya tempe oleh Jepang dan berbagai produk lokal lainnya. Padahal yang tertera dalam Undang-Undang (UU) No. 12 Tahun 1997 terkait perubahan UU No.6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta, menunjukkan bahwa tanpa didaftarkan pun hak cipta merupakan hak intelektual dari pembuat. Untuk itu, tanpa berpretensi buruk tentang penerapan perlindungan HAKI di Indonesia, kita harus menyambut penerapan peraturan internasional Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights (TRIPs) dengan mempersiapkan diri melalui peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur pendukung seperti lembaga HAKI, peraturan, sumber informasi paten, prosedur yang tidak berbelit, biaya pendaftaran yang murah, dan kemudahan lainnya. Hal ini diharapkan akan merangsang pihak peneliti dan perekayasa serta UKM untuk dapat mematenkan produk dan hasil penelitiannya. Untuk mengurai masalah paten, Indonesia telah menandatangani persetujuan TRIPs di Marrakesh pada 14 April 1994. Dengan ditandatanganinya persetujuan tersebut maka Indonesia memiliki keterikatan dan kewajiban untuk menjalankan persetujuan. Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan TRIPs, sejak 1997 Indonesia telah menghasilkan 3 (tiga) UU di bidang HAKI yaitu UU tentang Hak Cipta, UU tentang Merk, dan UU tentang Paten. Dengan diundangkannya ketiga paket UU tentang HAKI tersebut maka sistem penegakan HAKI di Indonesia mulai terbentuk. Sosialisasi Perlindungan Paten Dalam upaya melindungi kekayaan intelektual di Indonesia maka sebagai evaluasi diri, perlu diberikan catatan tentang masih rendahnya permohonan paten yang diajukan para inventor nasional. Jika dievaluasi, apakah para inventor atau penemu tidak mengerti prosedur dan mekanisme pengurusan usulan paten? Atau sudah tahu tapi justru enggan mengurus karena dianggap terlalu “rebyek” dengan alasan butuh pembiayaan dan rumitnya membuat deskripsi dalam bahasa hukum paten sehingga mereka menyimpulkan paten tidak terlalu bermanfaat. Rendahnya permohonan pendaftaran paten di Indonesia dapat disebabkan karena paling tidak dua hal, yakni karena bangsa Indonesia memang bukan bangsa inovator atau karena informasi tentang paten sangat minim. Dari dua kemungkinan tersebut, rasanya sangat tidak mungkin bangsa Indonesia tidak kreatif dan inovatif. Hanya saja mereka tidak mempatenkan penemuannya tersebut, dan sekarang kita tinggal gigit jari menyesal karena tempe sebagai temuan anak negeri ternyata telah dipatenkan oleh Jepang. Dengan demikian, kemungkinan kedualah yang menjadi penyebab minimnya permohonan pendaftaran paten di Indonesia. Hal ini disebabkan minimnya informasi bagi masyarakat

termasuk kurangnya pengetahuan para inovator tentang temuan apa saja yang sudah dipatenkan dan bagaimana cara mempatenkan temuannya. Sosialisasi mengenai kegunaan paten, prosedur pendaftaran, dan informasi terkait paten yang telah ada diharapkan akan banyak membantu peneliti dan perekayasa agar dapat menciptakan berbagai penemuan baru tanpa mengulang penemuan yang telah ada atau soft copy. Dapat kita ketahui bersama bahwa untuk mencapai suatu hasil penemuan, dibutuhkan biaya yang cukup besar. Dengan mengetahui penemuan yang telah ada maka kita tidak perlu lagi mengulang penelitian yang telah ada patennya. Sebagai contoh ide, kita bisa melihat kondisi dunia yang sedang dilanda krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik maka kreativitas dapat kita gali melalui temuan energi terbarukan guna mengganti energi minyak bumi. Kita ketahui bersama bahwa pendaftaran HAKI berada di bawah wewenang Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (HAM). Namun, sosialisasi mengenai prosedur dan persyaratan HAKI berada pada lembaga maupun Departemen Teknis Pemerintah. Kenyataannya, lembaga yang melakukan sosialisasi HAKI belum berjalan optimal, terutama yang berkaitan dengan peranan perguruan tinggi. Pembangunan Pusat Informasi Paten diperlukan untuk memberikan informasi yang aktual terhadap paten yang telah ada serta prosedur pendaftaran paten baru. Sosialisasi pentingnya HAKI khususnya paten akan sangat berguna bila lebih dini diperkenalkan pada jenjang pendidikan SMA dan perguruan tinggi. Bagaimana pun, strategi sosialisasi perlindungan HAKI sangat diperlukan guna memuluskan jalan Indonesia agar diterima masyarakat internasional. Pelanggaran atas HAKI yang semakin hari semakin memprihatinkan merupakan akibat dari rendahnya penegakan hukum. Solusinya, hal yang harus dikedepankan adalah implementasi penegakan hukum yang tegas dan adil. Memang kita sudah memiliki perangkat perundang-undangan tentang HAKI, tetapi perundang-undangan ini akan menjadi mandul tanpa implementasi yang konsisten. Sinergi antara sistem informasi HAKI dan penegakan hukum yang integral, pada akhirnya akan membawa bangsa Indonesia kepada kehidupan yang lebih beradab, yang menghormati hasil karya cipta orang lain.

Penulis adalah Penemu “Kincir Air Kaki Angsa” dan Sub Koordinator Registrasi dan Statistik Universitas Negeri Malang

Tahun 42 Juli - Agustus 2021 | |

11


Profil

Rochmawati:

Inspirasi dari Sang Pejuang Mimpi

Rochmawati bersama ijazah terbaiknya

“Rintislah sebuah perubahan untuk kebermanfaatan dalam kehidupan. Percayalah, semesta tidak akan pernah ingkar dengan segala ikhtiar yang telah dilakukan..” RIWAYAT PENDIDIKAN 2014 Wearnes Education Center – Computer Business Application Office Administration and Import Export 2011 Universitas Negeri Malang – Administrasi Pendidikan 2013 Universitas Negeri Malang – Manajemen Pendidikan 2021 Universitas Negeri Malang – Manajemen Pendidikan On going National University of Singapura (NUS) – Business Development

Fashionable dan elegant: Rochmawati dan karyanya Nama lengkap : Dr. Rochmawati, S. Pd., M. Pd Tempat, TL : Bojonegoro, 9 Februari Agama : Islam Email : rara.pinkiesty@gmail.com

H

12 | Komunikasi Edisi 335

PENGHARGAAN/PRESTASI 2010 Juara II Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Fakultas Ilmu Pendidikan UM 2010 Finalis Mawapres Universitas Negeri Malang 2014 Dosen Favorit Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya 2017 Holders of Intellectual Property Rights (IPR) Letter of Recording of Creation Number EC00201700590 with the title of the paper Developing a Kaizen Model with a Fishbone Cause and Effect Diagram for Quality Improvement of the Bojonegoro Integrated Model School on 2017 2019 Delegasi Indonesia dalam Future Leader Congress (The World Youth Congress in ASIA – Pacific), Bangkok, Thailand

Hai, Sobat Komunikan! Kali ini, kita mendapat kehormatan untuk mewawancarai wisudawati terbaik Universitas Negeri Malang (UM) program Doktor periode 106, lho! Yap, Rochmawati. Mahasiswi S3 yang akrab dipanggil Rara ini adalah sosok inspiratif yang sukses menyelesaikan program Doktornya di Fakultas Ilmu Pendidikan

(FIP) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna! Tidak hanya berkiprah di bidang pendidikan, Rara juga terjun di bidang sosial dan seni. Kali ini, Rara akan membagikan tips, trik, dan pengalamannya yang sangat berharga. Penasaran? Yuk, simak wawancara eksklusif bersama Rara!


Profil Bagaimana perasaan Anda saat dinobatkan menjadi wisudawan terbaik UM program Doktor? Saya sangat bersyukur, Alhamdulillah. Ini adalah kebaikan dari Allah SWT. Ketika mendapat kehormatan memperoleh IPK 4.00, saya sama sekali tidak menyangka. Saat menjalani kuliah, saya sempat cuti selama satu tahun karena mengikuti kegiatan di National University of Singapore (NUS). Selain itu, jika mengingat kembali masa lalu, kehormatan ini tidak pernah terlintas dalam pikiran saya. Ayah meninggal saat usia saya dua tahun sedangkan ibu menyusul saat saya berusia 17 tahun. Saya pun berasal dari keluarga yang sangat sederhana dan tinggal di sebuah desa di Bojonegoro. Saya harus berjuang sendiri di tanah perantauan, bekerja sambil kuliah harus saya lakukan. Saya sudah sering merasakan jatuh berkali-kali, patah semangat, di-bully hingga hampir menyerah. Akhirnya, saya menyadari bahwa tidak ada tempat yang paling tepat untuk bersandar kecuali hanya kepada-Nya dan itulah yang membuat saya bertahan hingga saat ini. Siapa saja pihak yang mendukung keberhasilan Anda menjadi wisudawan terbaik? Pertama, tentu saja Allah SWT yang telah menganugerahkan semua ini kepada saya. Kemudian, saya sangat berterima kasih kepada keluarga dan promotor yang sangat berperan dalam kelulusan saya. Begitu pula kepada UM, tempat saya menimba ilmu sejak S1 hingga S3. Tidak lupa pula kepada teman-teman dan kolega yang selalu menyemangati saya terutama Mbak Nida yang menjadi sumber inspirasi saya. Terakhir, saya berterima kasih kepada diri sendiri yang telah berjuang dan bertahan hingga saat ini. Apa saja tips untuk bisa menjadi wisudawan terbaik? Pertama adalah manajemen waktu, tuliskan aktivitas dan target yang akan dilakukan. Awalnya memang sangat susah, pasti ada rasa bosan dan menyerah. Namun, kita harus terus membulatkan tekad dan semangat, jangan menyerah! Kedua, lakukan introspeksi dan refleksi diri sebelum tidur. Jangan gengsi untuk meminta maaf kepada orang lain jika kita memiliki kesalahan. Kita tidak pernah tahu sampai kapan umur kita di dunia ini. Ketiga, jangan pernah menunda salat. Ketika azan berkumandang, segerakan! Keempat, curahkan galaumu di sepertiga malam. Saat kita berdoa dan mengadu kepada Allah di waktu tersebut, InsyaAllah kita akan diberi ketenangan dan ketentraman. Tidak hanya itu, berbagai ide maupun solusi juga akan berdatangan. Kelima, jangan lupa pegang DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal). Jika kita telah memegang lima hal ini, InsyaAllah kemudahan, keberkahan, dan semangat akan senantiasa kita dapatkan. Pencapaian terbesar apa yang berhasil Anda lakukan? Pencapaian terbesar yang berhasil saya lakukan terbagi menjadi dua, yakni dari segi akademik dan nonakademik. Dari segi akademik Alhamdulillah saya telah mencapai hasil yang bagus. Kemudian, dari segi nonakademik, saya menemukan passion saya di bidang sosial. Saya merasa memiliki amanah

besar untuk mencerdaskan generasi selanjutnya. Jadi, pencapaian terbesar saya adalah ketika dapat membantu dan bermanfaat bagi orang lain. Saya merasa sangat senang ketika dapat berbagi sehingga membuat orang lain termotivasi dan menjadi lebih baik. Berkaitan dengan kebermanfaatan bagi sesama, apa aksi nyata yang telah Anda lakukan? Selain berbagi ilmu dan pengalaman, saya juga terus berusaha untuk istiqomah dengan berbuat kebaikan, khususnya kepada orang-orang di sekitar saya walau hanya hal sederhana. Setiap hari Jumat, saya rutin bersedekah dengan membagikan makanan kepada tetangga maupun orang yang membutuhkan. Selain itu, di masa pandemi seperti sekarang ini saya sering membantu tetangga saya mengecek saturasi oksigen mereka. Saya juga mengedukasi mereka tentang penggunaan masker dan mencuci tangan karena masih banyak orang di sekitar saya yang belum memahami penggunaan masker dengan benar. Bahkan, ada pula yang jarang mengganti maskernya sehingga saya juga sering membagikan masker baru kepada masyarakat. Apa tantangan dan rintangan terberat menurut Anda? Tantangan dan rintangan terberat bagi saya adalah diri saya sendiri, terlebih saat berada di zona nyaman. Oleh karena itu, motivasi internal harus benar-benar kita jaga dan tumbuhkan seperti halnya cinta. Ketika rintangan terberat yang kita hadapi adalah diri kita sendiri maka solusinya adalah memperbaiki kembali niat kita. Selalu kedepankan prinsip do the best for everything, kemudian lakukanlah! Dengan demikian, ketika kita melakukan segala sesuatu, kita tidak akan melakukannya dengan setengah-setengah. Tantangan selanjutnya adalah kemauan dan kemampuan untuk belajar demi mencapai citacita. Mau untuk belajar itu biasa tapi itu saja tidak cukup, kita juga harus mampu untuk belajar. Teruslah berproses karena ilmu itu dinamis terutama di era digital seperti sekarang ini. Jangan pernah berhenti menuntut ilmu. Sejatinya, ilmu kita sebagai manusia masih sangat minim dibandingkan dengan ilmu Allah yang sangat luas. Apa pesan Anda kepada Civitas Akademika UM? Pertama, seberat apapun rintangan dan tantangan yang dihadapi, bulatkan tekad untuk do the best. Yakinkan diri bahwa bisa melewatinya. Harus kuat untuk menjadi hebat, harus sabar untuk menjadi besar. Jangan mengeluh dan malas, jadilah qona’ah dan keluar dari zona nyaman. Saya memiliki prinsip: rintislah sebuah perubahan untuk kebermanfaatan dalam kehidupan. Percayalah, semesta tidak akan pernah ingkar dengan segala ikhtiar yang telah dilakukan. Jadi, yakinlah, optimis, dan jangan lupa untuk senantiasa mengedepankan kebaikan. Jangan pernah menunda kebaikan walau kondisi kita juga sedang kesulitan. Perbanyaklah sholawat dan membaca ayat-ayat suci Al-Quran untuk mendapat ketenangan hati. Tetap semangat dan yakin, Allah selalu memberikan masalah sepaket dengan solusinya. Jadi, jangan khawatir! Nilam

Tahun 42 Juli - Agustus 2021 | |

13


Seputar Kampus

Sabun Anti Gatal dari Daun Sambiloto

P

ekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2021 menjadi tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang saat ini diikuti oleh para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya adalah Tim PKM Kewirausahaan Universitas Negeri Malang (UM) yang berhasil lolos ke tahap pendanaan dengan memanfaatkan daun Sambiloto sebagai bahan untuk sabun penghilang gatal akibat jamur dan bakteri. Inovasi sabun antigatal ini dilatarbelakangi oleh survei yang sebelumnya telah dilakukan pada 2020 di Puskesmas Bangunjaya dan Puskesmas Wates, Kabupaten Tulungagung. Dari survei tersebut, diperoleh hasil bahwa pada 2018 di Puskesmas Bangunjaya dan Puskesmas Wates, Kabupaten Tulungagung terdapat 352 kasus peradangan pada kulit yang biasa disebut Dermatitis dengan gatal pada kulit sebagai salah satu ciri utama dari penyakit ini. Oleh karena itu, Diana Dwi, Fathia Pramesthi, dan Margaretha Dwi yang merupakan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) serta Nurus Shobah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UM telah menciptakan produk sabun antigatal berbahan dasar daun Sambiloto. Selain untuk kesehatan, pembuatan sabun berbahan dasar daun Sambiloto bertujuan untuk menciptakan produk ramah lingkungan yang bernilai ekonomis bagi masyarakat. Sambiloto sendiri merupakan jenis tumbuhan yang memiliki nama latin Andrographis Paniculata. Tumbuhan ini

14 | Komunikasi Edisi 335

Produk sabun anti gatal dari Daun sambiloto

berasal dari daerah Asia Selatan seperti India dan Sri Lanka serta tumbuh baik di Indonesia. Ekstrak daun Sambiloto mengandung senyawa alkaloid, saponin, dan flavonoid yakni orozilin, wogonin, andrografidine A dan andrografidine B, C, D, E serta F yang bermanfaat untuk mengobati rasa gatal, antiradang, antipiretik atau meredakan demam, detoksifikasi atau penawar racun, obat antiinflamasi, dan antibakteri. Dengan demikian, terdapat beragam manfaat yang dapat diperoleh dari daun Sambiloto bagi manusia. Dalam pemanfaatannya sebagai sabun antigatal, cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengambil ekstrak daun Sambiloto. Pertama, daun Sambiloto yang kering dihaluskan, kemudian diayak untuk mendapatkan bubuk daun Sambiloto yang lebih halus. Selanjutnya, bubuk daun Sambiloto direndam dengan pelarut (etanol 96%). Diamkan selama 24 jam lalu evaporasi rendaman sehingga menghasilkan ekstrak daun Sambiloto yang kental (extractum spissum). Ekstrak yang telah diperoleh dari tahap sebelumnya kemudian dicampur dengan bahan untuk membuat sabun yakni VCO, palm oil, minyak Zaitun, NaOH, Gliserin, Alkohol, dan Aquades dengan resep pengolahan yang tepat. Setelah adonan sabun selesai diracik, masukkan adonan ke dalam cetakan dan diamkan selama kurang lebih 24 jam untuk mendapatkan tekstur yang keras seperti sabun batang pada umumnya. Setelah selesai dicetak, sabun tidak bisa langsung digunakan melainkan harus didiamkan kembali selama 3–4 minggu agar proses saponifikasi selesai

dok. Komunikasi

Inovasi Mahasiswa UM: sekaligus memastikan bahwa NaOH sudah bereaksi sempurna. Melalui proses ini, Ph dalam sabun yang semula tinggi juga dapat menurun hingga angka Ph yang aman untuk kulit sehingga sabun dapat digunakan tanpa rasa khawatir terkait iritasi pada kulit setelah pemakaian. Produk sabun dari daun Sambiloto ini cenderung mudah bersaing di pasaran karena harganya yang terjangkau dan khasiatnya yang tinggi. Sabun yang dipasarkan dengan merk dagang X-Dropas ini dapat diperoleh masyarakat dengan harga Rp42.000,- (70 gram). Selain itu, gatal pada kulit masih menjadi salah satu permasalahan/penyakit kulit utama yang umum diderita oleh masyarakat Indonesia sehingga sabun dari ekstrak daun Sambiloto dapat membantu mengatasi penyakit gatal yang dialami masyarakat Indonesia. Sabun dari ekstrak daun Sambiloto tidak hanya berhasil menciptakan inovasi sabun yang menguntungkan tetapi juga mendorong masyarakat untuk peduli terhadap dirinya sendiri, terutama terhadap kebersihan diri. Tim PKM Kewirausahaan UM berharap, inovasi mereka yang menghasilkan produk sabun dari ekstrak daun Sambiloto dapat membantu mengurangi kasus gatal pada kulit bahkan penyakit Dermatitis yang masih sering terjadi pada masyarakat Indonesia. Mereka juga berharap agar masyarakat Indonesia senantiasa terdorong untuk melaksanakan pola hidup bersih. Oleh karena itu, inovasi dari Tim PKM Kewirausahaan UM bukan hanya bermanfaat bagi tim secara pribadi melainkan juga bagi masyarakat Indonesia. Nuriyatul


Seputar Kampus

Penyampaian materi webinar nasional

P

rogram studi Pascasarjana Pendidikan Khusus, Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (FIP UM) telah menyelenggarakan Webinar Nasional Pendidikan Khusus 2021. Program ini merupakan program yang rutin dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Webinar Nasional Pendidikan Khusus 2021 dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui Youtube channel FIP UM (30/7). “Pelaksanaan Webinar Nasional Pendidikan Khusus 2021 dilatarbelakangi oleh kondisi yang terjadi di lapangan yaitu masih banyaknya praktisi untuk anak autis yang belum mengetahui metode tepat dalam mengajar anakanak autis. Metode TEACCH hadir sebagai metode yang dapat diimplementasikan dalam pengajaran untuk mendukung pendidikan transisi bagi anak autis. Berdasarkan hal tersebut maka webinar nasional ini perlu dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para peserta webinar, sesuai dengan tema yang diangkat dalam webinar ini,” ujar Asep Sunandar selaku Kepala Program Studi S2 Pendidikan Khusus. Webinar Nasional Pendidikan Khusus 2021 dibagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama dimulai pukul 08.00–11.00 WIB dengan susunan pembukaan oleh pembawa acara, menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa, serta sambutan dan pembukaan kegiatan oleh Dekan FIP UM. Kegiatan inti terdiri dari pemaparan materi oleh tiga narasumber dan sesi tanya jawab. Sesi kedua diisi dengan sesi parallel section yang dimulai pukul 11.00–12.30 WIB. Parallel section dilakukan dengan membagi Zoom Meeting menjadi delapan room. Pada masing-masing room terdapat satu orang dosen PLB FIP UM dan satu orang mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Khusus 2021. Terdapat dua kegiatan dalam parallel section yakni coaching clinic bagi peserta webinar dalam

dok. Komunikasi

TEACCH Sebagai Pendukung Pendidikan Transisi Anak dengan Autisme

menyusun atau menulis artikel penelitian dan penyampaian materi yang dilakukan oleh dosen PLB FIP UM dengan peran mahasiswa pascasarjana sebagai moderator. Acara ini turut mengundang tiga narasumber istimewa yakni Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi selaku Dosen PLB Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Ketua Pusat Studi Disabilitas (PSD) UNS, Margaretha, S.Psi., P.G.Dip Psych., M.Sc selaku Ketua Forum Peduli Autisme Jawa Timur, serta Ade Dian Firdiana, M.Pd selaku Kepala Sekolah SLB-C Autis Negeri Kedung Kandang. Selain itu, antusiasme para peserta dalam mengikuti acara cukup tinggi. Ada 203 orang yang mengikuti webinar tahun ini. Program lanjutan dari Webinar Nasional Pendidikan Khusus 2021 adalah seleksi artikel dan publikasi artikel para peserta melalui Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Luar Biasa (JP3LB), Ortipedagogia maupun prosiding ber-ISBN. Di akhir perbincangan, Asep Sunandar menyampaikan harapan pribadinya untuk keberlangsungan acara webinar nasional. “Tujuan webinar nasional ini adalah memberikan pemahaman baru kepada para peserta webinar terkait metode TEACCH tentang pendidikan transisi untuk anak autis. Di samping itu, saya berharap agar webinar ini dapat memberikan informasi praktik yang jelas, khususnya dalam penerapan metode TEACCH terhadap pendidikan transisi untuk anak autis. Semoga kami dapat menyelenggarakan Webinar Nasional Pendidikan Khusus pada tahun-tahun berikutnya demi mewadahi dan memfasilitasi para praktisi dalam meningkatkan kompetensinya sebagai pendidik serta memberikan informasi terkait penentuan dan pemberian layanan pendidikan yang tepat bagi peserta didik berkebutuhan khusus.” Tutup Asep. Nurul Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

15


dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Penyampaian program media pembelajaran

dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Deutsch One: Solusi Pembelajaran Bahasa Jerman di Masa Pandemi

P

rogram pembelajaran bahasa Jerman berbasis website dan aplikasi menjadi program yang dikembangkan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM PM) Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (FS UM). Program ini disusun oleh Rount Maulero (ketua tim), Baiq Tsania Avi, Eduardo Sanov, Sainul Fadlan, dan Abdurrahman. Tim diperkuat dengan Lilis Afifah, S.Pd., M.Pd yang menjadi dosen pembimbing dalam program ini. Program pembelajaran bahasa Jerman berbasis website dan aplikasi tersebut dikenal dengan nama Deutsch One dan Website SIPEBAJE. Program bahasa Jerman berbasis website dan aplikasi yang dikembangkan pada masa pandemi ini bertujuan untuk membantu para guru dan siswa mempelajari bahasa Jerman walaupun mengalami keterbatasan pada media dan materi pembelajaran. “Era distruptive learning ditandai dengan revisi kurikulum pendidikan nasional menjadi Kurikulum 2013. Salah satunya adalah pembelajaran bahasa asing. Sejak masa pandemi Covid-19, sistem pembelajaran berubah menjadi daring. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para guru, khususnya dalam menggunakan dan mengombinasikan media pembelajaran digital yang tepat. Terlebih, pembelajar bahasa dituntut untuk mencapai tingkat keterampilan tertentu demi mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini turut pula dirasakan oleh guru bahasa Jerman melalui penurunan keterampilan berbahasa Jerman dari siswanya karena keterbatasan materi dan media pembelajaran,” ujar Rount Maulero selaku Ketua Tim PKM PM. Program pembelajaran bahasa Jerman UM dikembangkan melalui media pembelajaran bahasa Jerman berbasis website dan aplikasi bagi guru dan siswa pada jurusan bahasa yang berguna untuk mendukung pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Program media pembelajaran bahasa Jerman berbasis website dan aplikasi ini pun telah diuji coba melalui penerapan program yang dilaksanakan

16 | Komunikasi Edisi 335

di SMAN 1 Lawang. Tujuan dibentuknya program media pembelajaran bahasa Jerman ini adalah untuk membantu para guru dalam mencapai strategi pembelajaran dan tujuan pembelajaran bahasa Jerman serta membantu siswa dalam pembelajaran secara daring. Program media pembelajaran berbasis website dan aplikasi yang dikembangkan oleh Tim PKM PM berupa materi, kelas, dan akses menuju tugas-tugas siswa. “Website pembelajaran bahasa Jerman ini seperti sistem pembelajaran bahasa. Semua sudah disusun secara sistematis baik dari materi, kelas, maupun tugas-tugasnya. Aplikasi ini dapat diibaratkan sebagai laboratorium virtual bahasa Jerman yang mendukung kegiatan belajar siswa dan meningkatkan keterampilan bahasa Jermannya,” tambah Sianul Fadlan selaku anggota Tim PKM PM. Rencananya, program media pembelajaran berbasis website dan aplikasi ini dapat digunakan secara optimal pada saat tahun ajaran baru tiba dengan terlebih dahulu disosialisasikan kepada guru dan siswa untuk melatih penggunaan aplikasi Deutsch One dan SIPEBAJE, sekaligus memberikan kesempatan kepada guru untuk menggunakan SIPEBAJE dalam pembelajaran. Kegiatan sosialisasi memperoleh respon yang positif dari guru dan siswa karena dinilai dapat membantu memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaraan di masa pandemi. “Kalangan guru menyatakan bahwa program ini sangat solutif untuk mengatasi permasalahan yang selama ini dialami ketika mengajar di masa pandemi yakni kebingungan dalam mencari media pembelajaran yang terintegrasi dengan empat keterampilan bahasa Jerman. Selain itu, guru juga menyatakan bahwa program ini menarik dan memiliki peluang untuk dapat digunakan oleh sekolah-sekolah yang memiliki mata pelajaran bahasa Jerman,” jelas Rount. Di akhir perbincangan, Rount pun menyampaikan harapannya. “Harapan saya, program media pembelajaran ini dapat digunakan di sekolah-sekolah yang memiliki mata pelajaran bahasa Jerman maupun dikomersilkan secara luas.” tutup Rount. Nurul


Seputar Kampus

dok. Komunikasi

Program Studi S2 dan S3 BK Siapkan Generasi Sehat untuk Menyongsong Masa Depan

P

Aplikasi Cybercounseling rogram Studi Bimbingan Konseling (BK) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (FIP UM) terus berinovasi di tengah pandemi Covid-19, salah satunya melalui seminar nasional. Seminar nasional tersebut telah dilaksanakan selama dua hari berturut-turut dengan tema Kearifan Lokal dalam Layanan Bimbingan dan Konseling pada Generasi Milenial pada Sabtu (31/7) dan Optimalisasi Aplikasi Cybercounseling di Era Tatanan Baru: Solusi Cerdas Konselor Milenial pada Rabu (4/8). Pelaksanaan acara dalam waktu yang hampir bersamaan tersebut bertujuan untuk mewadahi mahasiswa BK yang hendak memperdalam tulisan, memperluas publikasi mengenai kearifan lokal, dan menyesuaikan layanan BK dari tatap muka menjadi layanan daring atau yang biasa disebut Cybercounseling. Prof. Dr. Nurhidayah M.Pd, selaku Ketua Program Studi S2 dan S3 BK FIP UM mengungkapkan bahwa kedua seminar yang digelar hampir bersamaan tersebut merupakan sebuah inovasi yang dicetuskan untuk mempublikasikan hasil karya mahasiswa, baik berupa tulisan maupun dalam bentuk aplikasi. “Seminar nasional yang digelar merupakan bentuk apresiasi pihak program studi terhadap karya yang dihasilkan mahasiswa,” ujarnya. Seminar nasional yang kedua dengan tema Optimalisasi Aplikasi Cybercounseling di Era Tatanan Baru: Solusi Cerdas Konselor Milenial atau yang biasa disebut sebagai Seminar Antarbangsa dilaksanakan dengan turut melibatkan Malaysia dalam sosialisasi aplikasi yang dikembangkan. Aplikasi tersebut diberi nama Cybercounseling atau konseling secara online. Dr. Fitri Wahyuni, M.Pd selaku Ketua Pelaksana Seminar Antarbangsa mengemukakan bahwa perkembangan teknologi yang maju, menuntut guru BK untuk mengakrabkan diri dengan teknologi, ditambah kondisi pandemi yang membuat guru BK harus memberikan layanan BK secara online sehingga hadirnya aplikasi ini dapat memudahkan layanan bagi peserta didik. Nurhidayah menjelaskan bahwa tujuan diselenggarakannya Seminar Antarbangsa adalah untuk

mensosialisasikan aplikasi Cybercounseling kepada guru BK di seluruh Indonesia dan Malaysia. Hal ini juga diharapkan dapat mendukung pemahaman para konselor tentang konseling di era tatanan baru melalui solusi yang ditawarkan Cybercounseling dalam pendekatan tertentu untuk memberikan layanan konseling kepada para BK. “Saya rasa aplikasi ini (Cybercounseling) dapat memicu rasa keingintahuan pengguna untuk dapat menggunakan jasa konseling online bersama konselor sehingga ini (Cybercounseling) tepat dijadikan pilihan dan solusi di masa pandemi,” jelas Nurhidayah. Saat ini, penggunaan Cybercounseling belum berbayar sehingga dapat dengan mudah diakses oleh konselor dan konseli secara gratis. Hal ini tentu sangat meringankan berbagai pihak yang nantinya akan menggunakan jasa dari aplikasi ini. Sebagai lembaga pendidikan S2 dan S3, Program Studi BK memfasilitasi mahasiswa S2 untuk meningkatkan kompetensi calon akademisi yaitu calon konselor untuk bisa memiliki kompetensi Cybercounseling, baik secara teori maupun secara praktik serta mampu mengonstruksi. Jadi, tidak hanya menguasai teori dan praktik saja tetapi juga mampu mengembangkan atau mengonstruksi konseling online dari berbagai pendekatan. “Kita tantang mereka untuk menghasilkan sebuah produk yang nantinya bisa diinovasikan kembali. Jadi, salah satu tujuan dari pelaksanaan Seminar Antarbangsa ini adalah untuk mensosialisasikan produk mahasiswa sehingga mereka menjadi lebih percaya diri untuk mengembangkan berbagai teori BK melalui teknologi,” jelas Fitri. Di akhir wawancara, Nurhidayah menyampaikan harapannya untuk Seminar Antarbangsa maupun konselor dan guru BK yang berada di Malaysia dan Indonesia, khususnya terkait respon mereka terhadap aplikasi Cybercounseling. “Kami terus mengembangkan Cybercounseling dengan berbagai versi dan pendekatan yang sejalan dengan penelitian dosen. Saya mengajak semua pembaca untuk mencoba menggunakan aplikasi ini. Tentu saja ditujukan untuk orang atau teman yang kesulitan dalam hal konseling.” harapnya. Berlian Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

17


Seputar Kampus

Sukses Bersaing di Kontes Robot Indonesia,

dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Tim Teknik Elektro Ciptakan Robot Pemadam Kebakaran

Proses pembuatan robot

J

urusan Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Malang (UM) berhasil menjadi salah satu peserta Kontes Robot Indonesia (KRI) yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Acara ini dilaksanakan secara daring dan bertahap, mulai 4 Mei hingga babak akhir pada 26 September 2021. Saat ini, perjuangan tim di bawah bimbingan Dr. Hakkun Elmunsyah, S.T., M.T. ini telah memasuki tahap kedua dan dinyatakan lolos untuk berjuang ke tahap berikutnya. Doa dan kerja keras tak henti-hentinya dilakukan demi memperoleh hasil yang diharapkan. Dr. Hakkun Elmunsyah, S.T., M.T. menjelaskan bahwa saat ini, robot yang dirakit dan dikembangkan pada Kontes Robot SAR Indonesia (KRSRI) berbentuk robot berkaki yang mampu memadamkan api dengan cepat dan kembali ke tempat semula dengan cepat pula. “KRSRI merupakan singkatan dari Kontes Robot SAR Indonesia yaitu robot berkaki yang bertugas mencari api di tiap ruang. Jika menemukan api di salah satu ruangan, robot ini akan langsung mematikan api (lilin) dengan cara menyemprotkan air. Poin yang tinggi akan diperoleh jika robot berhasil mematikan api dengan cepat dan kembali lagi ke ruangan semula dengan cepat,” ujar Hakkun.

18 | Komunikasi Edisi 335

Pembuatan robot hingga seperti sekarang ini membutuhkan waktu selama dua tahun karena banyak komponen yang harus dimodifikasi untuk menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi yang akan terjadi. Kondisi pandemi yang belum berakhir menyebabkan proses pembuatan robot memakan waktu yang lebih lama. Proses pembuatan robot KRSRI melibatkan kinerja mahasiswa yang terdiri dari Rina Maulida mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, Reza Dwika Yuniar mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, Mochamad Angga Julianto mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika, dan Dimas Prasetyo mahasiswa Program Studi Teknik Elektronika. Pelaksanaan KRI 2021 dimulai dengan tahap pengiriman proposal dari calon tim peserta KRI. Tim yang lolos seleksi proposal pada tahap pertama akan mengikuti seleksi tahap kedua yang merupakan tahap evaluasi kesiapan tim. Seleksi tahap kedua mencakup kesiapan robot, lapangan kontes, dan infrastruktur video conferencing. Calon tim peserta yang lolos seleksi pada tahap kedua akan diundang untuk mengikuti Kontes Tingkat Wilayah. Kontes Tingkat Wilayah diselenggarakan di dua wilayah. Wilayah I mencakup Indonesia bagian Barat dan Wilayah II mencakup Indonesia bagian Timur. Berlian


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

BeriPenyampaian materi oleh Alans Rilo Pambudi

Asah Public Speaking, Bekal Mahasiswa untuk Hadapi Dunia Kerja

J

urusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang (FEB UM) mengadakan pelatihan public speaking secara virtual pada Kamis (29/7). Pelatihan public speaking ini mengusung tema Menjadi Kaum Muda yang Berkarakter dan Percaya Diri di Depan Publik. “Pelatihan public speaking merupakan aktualisasi dari program Kampus Merdeka yang mengarah pada internalisasi program studi. Pelatihan ini diharapkan dapat memenuhi kompetensi skill mahasiswa dalam memasuki dunia kerja sehingga memiliki daya saing dalam kegiatan sehari-hari,” jelas Prof. Dr. Imam Mukhlis S.E., M.Si pada sambutan di awal acara. Sebelumnya, para peserta yang mendaftar telah terlebih dahulu bergabung ke dalam grup diskusi interaktif melalui telegram. Ada 524 peserta yang tergabung di dalam grup tersebut. Pelatihan yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting ini diawali dengan sharing ilmu dan diskusi singkat yang membahas public speaking. Ada lebih dari 100 peserta yang bergabung di Zoom Meeting dan peserta yang lain mengikuti pelatihan melalui live streaming Youtube. Pelatihan public speaking menghadirkan dua pemateri yang luar biasa yakni Peter Febian selaku growth advisor di Widya Skilloka, HR & Communication Advisor For Startups, Linkedln Key Opinion Leader dan Alans Rilo Pambudi selaku public speaker serta english teacher di ION’s International Education. Bahasan pelatihan meliputi pengembangan public speaking dari setiap orang, di mana setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Banyak orang, khususnya mahasiswa yang meremehkan kemampuan public speaking karena merasa dirinya tidak mampu berkomunikasi dengan baik dan mengganggap dirinya seorang introvert. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), gelar maupun sertifikat yang

menjadi andalan bukanlah alasan untuk menyerah dalam mempelajari public speaking yang baik. “Untuk menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat dan tidak terduga seperti sekarang ini, dibutuhkan 10 keterampilan yakni keterampilan komunikasi, kewirausahaan, kepemimpinan dan manajemen diri, kehidupan digital, belajar mandiri, bermedia sosial, berpikir kritis dan analitis, pemecahan masalah yang kompleks, pribadi yang empati, kelincahan kemandirian dan ketahanan,” jelas Peter dalam pemaparan materinya. Dalam proses memahami public speaking, seseorang memiliki kapasitas diri dalam membangun kapabilitas komunikasi. Ingin dalam wujud yang seperti apa, yang mana dan bersama siapa sehingga memberikan kenyamanan dan kepercayaan diri. Kapasitas di sini, berkaitan dengan karakter, perilaku, dan kepribadian seseorang di samping memiliki kapabilitas akan kompetensi teknis, standarisasi profesi, ijazah, dan sertifikasi. Selain itu, kemampuan menulis juga menjadi pondasi public speaking. Hal tersebut akan mendukung upaya dalam membuat bentuk narasi yang lebih mudah disampaikan sehingga melalui teks dan narasi yang kuat akan memberikan modal materi public speaking. “Public speaking yang baik adalah yang mampu mencuri perhatian, kecepatan, pertunjukan panggung, dan tampilan sederhana yang dapat memukau sekitarnya,” ujar Alans. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dalam menghadapi dunia kerja. Melalui pelatihan ini, pengembangan dan wawasan public speaking mahasiswa akan semakin luas. Acara yang dipelopori oleh FEB UM tersebut juga memberikan bonus kepada para peserta di mana para peserta dapat mengirimkan surat lamaran kerja dan Curriculum Vitae (CV) mereka untuk diulas oleh ahlinya. Niken Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

19


Profil Nama lengkap Tempat, TL

: Jasmine Nurul Izza

: Mojokerto, 7 Februari 2000

Fakultas/Prodi : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/ Pendidikan Biologi Hobi

:

Menyanyi, memasak, dan menulis

Motto hidup : of life is how to enjoy it

Life is relative and the biggest challenge

RIWAYAT PENDIDIKAN 2004–2006 TK Dharmawanita 2006–2012 SD Pacet II Mojokerto 2012–2015 SMP Pacet II Mojokerto 2015–2018 SMA Puri Mojokerto 2018–sekarang Universitas Negeri Malang

Jasmine saat tampil di ajang Mawapres UM

“Kita harus lebih menguatkan prinsip dan bertahan pada kondisi yang kurang menyenangkan.”

H 20 | Komunikasi Edisi 335

RIWAYAT PRESTASI 2020 Medali Emas dan Penghargaan Spesial ASEAN Innovative Science and Enterpreneur, IYSA 2020 Delegasi IYSD Thailand, Forum Pemuda Mojokerto 2020 Medali Emas dan Penghargaan Machung (Machung Award di Indonesia International Invention Festival 2020 Juara 2 Kompetisi Mahasiswa Merdeka Belajar, UNAIR 2020 Medali Emas International Science and Invention Fair, IYSA 2021 Juara 3 National Essay Biologi Expo, Sultan Ageng Tirtayasa 2021 Medali Emas KSI Bidang Biologi, POSI Pelatihan 2021 Medali Perak Asean Innovate Science and Enterpreneur 2021 Juara 2 Mahasiswa Berprestasi Universitas Negeri Malang 2021 Medali Emas Youth International Science Fair & Technology 2021 Finalis nasional KNMIPA bidang Biologi

Jasmine, Mahasiswi Biologi dengan Segudang Prestasi alo, teman-teman! Yang dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) mana nih suaranya? Sudah kenal dong sama Jasmine? Kalau belum, yuk kenalan! Narasumber kita kali ini adalah Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) II Universitas Negeri Malang (UM) dari Jurusan Biologi. Awalnya, dia sempat ragu untuk mengikuti ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres). Namun, pada akhirnya dia melangkah dengan pasti menuju posisi tiga besar! Hmmm … kok bisa, ya? Ssst … ada pesan spesial dari Jasmine buat adikadik mahasiswa baru dan temanteman yang masih terus berjuang. Yuk, kita baca sampai selesai!

Apa kesibukan Anda saat ini? Saat ini, kesibukan saya adalah mengikuti perkuliahan semester antara. Di semester antara ini saya mengikuti salah satu program Merdeka Belajar, yakni Asistensi Mengajar. Selain itu, saya menjadi trainer olimpiade Biologi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Malang. Saya juga mengikuti beberapa event dan melakukan riset. Terdapat dua riset yang saya ikuti, yaitu riset bersama dosen dan riset saya sendiri dalam program inovasi mahasiswa. Keduanya memperoleh pendanaan di bawah naungan Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) UM.

Bagaimana perasaan Anda saat dinobatkan menjadi Juara 2 Mawapres UM? Pertama tentu bersyukur, saya senang karena bisa satu forum dengan teman-teman sefrekuensi. Saya jadi punya circle baru yang InsyaAllah membuat saya tambah semangat. Waktu itu sebenarnya saya agak tidak percaya karena teman-teman yang masuk final itu keren-keren. Ada yang sudah mempersiapkan dengan baik dan ada mereka yang presentasi karya tulis ilmiahnya berjalan dengan lancar. Sedangkan, saya mengalami kendala saat presentasi, yakni microphone yang saya gunakan tiba-tiba mati. Namun, Alhamdulillah saat babak


Profil

Jasmine saat dinobatkan menjadi Mawapres 2 UM

final, saya dapat menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tepat dan bisa berbahasa Inggris dengan baik. Akhirnya, saya dapat lolos ke peringkat tiga besar. Apa tantangan terberat yang Anda hadapi saat pemilihan? Tantangan terberat bagi saya adalah diri saya sendiri karena ketika menjadi mahasiswa berprestasi, kita perlu percaya apakah kita punya kapabilitas untuk bergabung dalam forum yang isinya adalah teman-teman berprestasi. Selain itu, masa seleksi yang panjang cukup membuat saya jenuh karena membutuhkan waktu dan konsistensi yang lama, yaitu sekitar dua bulan. Kemudian, terdapat kendala dengan adanya perubahan seleksi dari yang awalnya luring menjadi daring karena adanya pandemi. Qodarullah, pada masa seleksi tersebut, saya juga diuji dengan meninggalnya nenek saya. Bagaimana Anda tantangan tersebut?

menghadapi

Cara saya menghadapi masalah adalah dengan tidak lari dari masalah tersebut. Saat adanya perpindahan sistem dari luring menjadi daring, saya berusaha untuk mempersiapkan diri dengan perangkat yang mendukung, walaupun harus meminjam. Saya juga mengantisipasi adanya masalah koneksi dengan menyiapkan jaringan yang paling bagus. Kemudian, untuk kesibukan yang menumpuk dan waktu yang lama ketika seleksi, saya mencoba untuk berpikir

lebih jauh, ‘kalau sudah sekali jalan, harus dimaksimalkan. Jangan sampai, hanya karena capek di tengah jalan, kita tidak maksimal sehingga usaha yang sudah kita keluarkan jadi sia-sia’. Jadi, menurut saya, kita harus lebih menguatkan prinsip dan bertahan pada kondisi yang kurang menyenangkan tersebut. Kita juga harus benar-benar sadar apa prioritas kita dan tahu tuntutan mana yang lebih penting. Siapa yang paling berpengaruh dalam kesuksesan Anda menjadi Mawapres UM? Sosok yang paling berpengaruh bagi saya yang pertama adalah orang tua. Mereka selalu mendukung dan bahkan mengizinkan saya ke Malang, saat temanteman yang lain stay at home. Selanjutnya adalah kakak tingkat yang menjadi tempat saya bertanya dan berkonsultasi mengenai Pilmapres. Mereka membantu dan memberikan referensi, menyemangati saya ketika seleksi. Kemudian, teman-teman saya yang pengertian dan memahami kondisi saya. Pada saat itu saya juga ada beberapa kegiatan, dan saya bersyukur karena teman-teman bisa memahami saya. Mereka paham saat saya tidak available di beberapa waktu, dan bagi saya itu adalah sebuah bentuk dukungan dari temanteman. Apa target jangka pendek dan jangka panjang yang Anda rencanakan? Untuk target jangka pendek, saya ingin memaksimalkan kemampuan dan

kompetensi pada materi Biologi karena selain untuk lomba, saya juga memerlukan hal tersebut untuk membina murid-murid saya. Kemudian, saya juga memiliki target untuk menerbitkan jurnal artikel dan juga buku. Sebelumnya, saya telah memiliki kontrak untuk menulis soal-soal Biologi dan InsyaAllah bulan depan akan naik cetak. Untuk jangka panjang, saya menargetkan bisa kuliah di luar negeri sehingga nanti akan ada beberapa persiapan misalnya menyiapkan kemampuan berbahasa Inggris. Apa pesan Anda akademika UM?

untuk

civitas

Saya berpesan untuk teman-teman, terutama untuk adik-adik tingkat yang masih punya banyak kesempatan. Setiap orang pasti memiliki prioritas masingmasing, yang pasti adalah maksimalkan kesempatan tersebut. Cobalah untuk keluar dari zona nyaman karena ternyata ada hal yang menunggu untuk kita dapatkan di luar sana. Ketika kita melihat sesuatu seperti tidak mungkin, kita harus berusaha netral pada diri sendiri karena kunci untuk meraih sesuatu adalah percaya dengan diri sendiri. Di tengah kondisi seperti ini (pandemi) meskipun terbatas, kita tetap bisa meningkatkan kapasitas diri dengan ikut kegiatan di luar kampus. Bagi saya, alasan mengapa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di kampus itu maksimal hanya empat, kenapa kok tidak 10? Karena yang enam diperoleh dari luar kampus. Nilam Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

21


Perwakilan tim KKN bersama anak-anak Desa Sumberdem

P

KKN Tematik Perdana, Mahasiswa Sastra Inggris Rintis Educafe rogram Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sudah mulai diberlakukan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Salah satu bentuk dari Program MBKM adalah pengabdian masyarakat. Universitas Negeri Malang (UM) sebagai salah satu pelaksana Program MBKM juga turut mendukung kegiatan ini melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Begitu pula dengan jurusan Sastra Inggris yang di tahun 2021 perdana melakukan KKN Tematik di Desa Sumberdem, Kabupaten Malang. Program kerja utama dari KKN Tematik ini adalah perintisan Educafe Sumberdem. Perintisan Educafe Sumberdem terinspirasi dari Kampung Inggris Pare. Melihat Desa Sumberdem yang memiliki potensi Sumber Daya yang besar dan animo masyarakat yang cukup besar untuk belajar bahasa Inggris, maka Educafe Sumberdem didapuk sebagai program kerja yang

22 | Komunikasi Edisi 335

tepat untuk dilaksanakan oleh tim KKN Tematik Sastra Inggris 2021. Dengan memanfaatkan sumber daya dan kearifan lokal, diharapkan Educafe Sumberdem juga berhasil dilaksanakan. Memulai dari langkah kecil, program kerja Educafe Sumberdem mulai dijalankan oleh tim KKN Tematik Sastra Inggris. Langkah pertama untuk pengabdian masyarakat adalah berupa dibentuknya English Club bagi anak usia PAUD dan SD. Antusiasme anak-anak sangatlah tinggi menyambut acara English Club. “Tolong datang lebih awal (Saat diminta, Red.), biasanya anak-anak sudah menunggu,” ujar salah satu mahasiswa yang pernah bertugas di sana. Kegiatan English Club memanfaatkan tempat di Pojok Baca milik salah satu warga Desa Sumberdem, Bu Tatik. English Club tidak hanya mengajari anak belajar bahasa Inggris di kelas, tetapi juga diselingi dengan permainan dan

dok. Komunikasi

dok. Komunikasi dok. Komunikasi

Seputar Kampus

mengadakan workshop bagi anakanak. Kegiatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat program kerja di desa diberhentikan, tetapi para mahasiswa tetap melaksanakan program yang bisa dilakukan secara daring. Di samping English Club, perintisan Educafe Sumberdem tidak lepas dari penunjang belajar. Tim KKN Sastra Inggris juga membuat buku cerita bergambar dwibahasa, flashcard, dan merancang kurikulum pembelajaran bahasa Inggris baik untuk anak maupun dewasa, yang lebih mengedepankan bahasa Inggris untuk sehari-hari dan memiliki aspek nilai kearifan lokal dari Desa Sumberdem. “Diharapkan program Educafe Sumberdem tidak terhenti sampai sini saja, tapi bisa dilanjutkan oleh organisasi mahasiswa lainnya,” harap Ahmad Heki Sujiatmoko, M.Pd., Dosen Pembimbing Lapangan KKN Tematik Sastra Inggris 2021. Ayu


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Produk Buku Antologi Drama & Cerpen Narasumber dari Jepang, Nigeria, dan Philipina serta Moderator Bu Ambhara

PLS UM Gelar Webinar Internasional:

P

Penguatan Pendidikan Nonformal dan Informal di Era 5.0 enyelenggaraan International Conference on Continuing Education and Technology (ICCoET) dengan tema “Strengthening Non Formal and Informal Education in The Era of Society 5.0” yang baru diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Malang (UM) berjalan dengan lancar dan sukses. Acara ini diselenggarakan pada (31/07) secara virtual dan dibuka secara resmi oleh Rektor UM, Prof. Dr. AH Rofi’uddin M.Pd. Kegiatan ini dihadiri oleh banyak peserta, yaitu dari akademisi, praktisi pendidikan nonformal dan informal, pemerhati PLS, mahasiswa S1, S2, dan S3, serta ada enam negara yang terlibat menjadi peserta, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Kamboja, Jepang, dan Nigeria. Webinar internasional yang diketuai oleh Dr. Ahmad, S.Pd., M.Pd, ini menghadirkan narasumber dari dua benua yakni, Benua Asia dan Benua Afrika yang berjumlah lima orang, yaitu Maruff Akinwale Oladejo., P.hD. dari University of Lagos, Akoka, Nigeria; Prof. Takahashi Mitsuru dari Miyagi Study Center at The Open University of Japan, Jepang; Prof. Anabelie V. Valdez, Ph.D. dari Mindano State University, Filipina; Assc. Prof. Dr. Nor Wahiza Abd. Wahat, dari Universiti Putra Malaysia, Malaysia; dan Prof. Dr. Ach. Rasyad., M.Pd. dari program studi Pendidikan Luar Sekolah (PLS) UM, Indonesia. Kegiatan yang dipandu oleh moderator Ambara Saraswati Mardani., S.Pd., PgDip.IntDev., M.Pd., Dosen Universitas Nusa Cendana Kupang, Nusa Tenggara Timur dan Edi Widianto, S.Pd., M.Pd., Dosen Universitas Negeri Malang ini, secara umum membahas tentang penguatan nonformal dalam menghadapi era distrupsi society 5.0, di mana keberadaan pendidikan nonformal dan informal bukan lagi sebagai pendidikan pelengkap,

tetapi eksistensi pendidikan nonformal merupakan pendidikan tertua sebelum pendidikan formal yang sifatnya belajar sepanjang hayat. “Narasumber yang dihadirkan membahas tentang kebijakan dan manajemen pendidikan nonformal, serta kasus-kasus best practice pendidikan di Jepang. Nigeria, Malaysia, dan Filiphina. Bahkan yang menariknya dalam seminar kemarin pemateri dari UM, Prof. Dr. Ach. Rasyad, M.Pd. menawarkan konsep pelatihan ala Rasyad di mana dalam pelatihan tersebut perlu adanya kolaborasi yang efektif dalam pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (PNFI),” jelas Ahmad. Ketua pelaksana juga memiliki harapan untuk kegiatan seperti ini perlu lebih ditingkatkan, apalagi melihat soliditas tim panitia yang tinggi. Selain itu, narasumber dan peserta yang berasal dari berbagai negara, perlu dijadikan mitra strategis dalam menunjang tridarma perguruan tinggi, misalkan di bidang pendidikan dan pengajaran perlu adanya pertukaran mahasiswa atau post graduate (sarjana, magister, maupun doktor), di bidang penelitian ini menjadi kekuatan dalam menambah jejaring riset kolaborasi lintas negara sehingga atmosfir akademik skala internasional terjalin. Apalagi melihat prospek UM sebagai salah satu PTN unggulan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) di mana ke depan menuju Word Class University (WCU). Begitu juga dengan bidang pengabdian dengan adanya mitra yang baik ini perlu dipikirkan pengabdian antarbangsa. “Langkah ke depan juga perlu adanya Memorandum of Understanding (MoU) yang terintegrasi harus dilakukan oleh UM untuk memperkokoh eksistensi di mata dunia karena narasumber yang dihadirkan adalah cendekiawan yang ahli di bidang dan afiliasinya masing-masing,” tandas Ahmad. Waviq

Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

23


Cerita Mereka

Mereview salad buah

“Kunci sukses, berani Mencoba Hal baru dan berani menerima risiko” Mereview lalapan

Muhamad Eka Ari Wibowo: Food Review Sukses dengan Ribuan Followers

S

24 | Komunikasi Edisi 335

aat ini, banyak generasi milenial yang menjadi seorang food vlogger dan food review, termasuk Ari. Laki-laki yang memiliki nama lengkap Muhamad Eka Ari Wibowo ini merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang (FIK UM) angkatan 2018. Bidang studi yang berbeda dengan hobi yang ditekuni sebagai food review, tidak membuat Ari berhenti untuk terus berkarya, khususnya dalam membuat

konten review makanan. Sebelum sukses menjadi seorang food vlogger atau food review, awalnya Ari menyukai makanan ringan dan menonton berbagai program kuliner di televisi dengan konsep food vlogger maupun food review. Menginjak perkuliahan semester dua, Ari mulai berpikir untuk memanfaatkan media sosial sebagai media penyalur hobinya menjadi seorang food vlogger ataupun food review. Sejak saat itu, Ari mulai


Cerita Mereka

Mereview risol

mengunggah hasil review makanannya di channel Youtube miliknya. Akan tetapi, hal tersebut tidak bertahan lama. Ari pun mulai mengalihkan unggahan konten review makanannya ke akun Instagram pribadi hingga saat ini. Tak disangka, langkah itu menjadi awal kesuksesannya menjadi seorang food review atau food vlogger di Malang. Akun Instagram dengan nama @ ari.wibxwx selalu ramai pengunjung dengan followers yang terus bertambah dengan lebih dari 422 video review makanan di dalamnya sedangkan di channel Youtube pribadinya, ada 13 video review makanan. “Jadi, awalnya ketika menginjak semester dua saya membuat video saat makan di Warung Tangkilsari. Kemudian, saya edit videonya sesuai kemampuan saya karena saat itu menjadi kali pertama saya belajar mengedit video. Setelah itu, saya coba unggah ke Youtube. Seiring berjalannya waktu, saya rutin mengunggah 1–2 video per minggu. Namun, mulai muncul masalah karena saya pribadi tidak sanggup jika harus mengedit video dengan durasi yang lama. Akhirnya, saya mencoba mengedit ulang video yang ada di Youtube untuk saya unggah di Instagram dengan durasi yang hanya satu menit. Alhamdulillah orang tua dan teman-teman juga mendukung apa yang saya lakukan. Setelah menemukan metode unggah yang pas, saya rajin mengunggah konten di Instagram dan alhamdulillah berjalan hingga saat ini,” ujar Ari. Ari sendiri sudah pernah mencicipi berbagai makanan khas Malang, Bandung, dan berbagai daerah lainnya. Persiapan yang dilakukan Ari sebelum mengulas makanan adalah menyiapkan alat-alat pendukung filming misalnya Lampu LED yang digunakan sebagai

Mereview soto ayam

penerang saat proses review. Ari mengakui bahwa dengan menjadi food review atau food vlogger, banyak dampak postif yang dirasakannya seperti melatih kemampuannya dalam hal public speaking, berkenalan dan berteman dengan banyak orang hebat di dunia kuliner, dan berkesempatan mencoba makanan yang belum pernah dicicipi sebelumnya. Selain itu, Ari juga memiliki role model yang menginspirasinya di dunia kuliner yakni Magda yang memiliki akun Instagram @mgdalenaf. Magda turut menjadi inspirasi dan semangat Ari untuk terus membuat konten review makanan. Menurut Ari untuk menjadi seorang food review atau food vlogger yang terkenal, kita harus berani mencoba hal baru dan bersedia menerima saran serta kritik sehingga konten review makanan yang kita buat akan menjadi lebih baik lagi. “Alhamdulillah, saya bisa mencicipi berbagai macam makanan yang sebelumnya tidak pernah saya coba. Saya juga banyak belajar dari berbagai owner resto terkait pengalaman mereka yakni tentang bagaimana beliau-beliau mulai merintis usahanya. Saya pun banyak bertemu dengan teman-teman yang jenis unggahan kontennya sama dengan saya sehingga kita saling support,” tutur Ari. Di akhir perbincangan, Ari menyampaikan harapannya untuk dunia kuliner di masa yang akan datang. “Dunia kuliner semakin beragam dan dapat menghasilkan berbagai inovasi kuliner lainnya. Local food juga dapat bersaing dengan kompetitif di era sekarang ini. Saya berharap dapat memperkenalkan lebih banyak makanan kepada lebih banyak orang, tentunya makanan dengan cita rasa tinggi,” tutup Ari. Nurul

Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

25


Seputar Kampus

dok. Komunikasi

Land Mark candi sumberagung

Mahasiswa KKN UM 2021 Sukses Kelola Desa Wisata Sumberagung

S

alah satu wujud pentingnya pelestarian cagar budaya yaitu candi, Tim Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Malang 2021 Desa Sumberagung membantu pengembangan potensi candi dengan merangkul pemerintah desa dan masyarakat turut serta melakukan perataan jalan dan pelebaran area candi (25/06). Tim KKN UM pulang kampung di Desa Sumberagung ini membantu memperkenalkan dan memberikan pendampingan pengembangan potensi wisata cagar budaya berupa Candi Sumberagung. Candi ini berlokasi dalam satu aliran Kali Putih tepatnya di kaki Gunung Kelud Kecamatan Gandusari, Desa Sumberagung.

dengan penanggung jawab kegiatan yaitu Davy dan Rivanni, Mahasiswa Sejarah Fakultas Ilmu Sosial. Tujuan dari pembentukan Pokdarwis tersebut sebagai penuntun serta penggerak Sapta Pesona dan Sadar Wisata di lingkungan destinasi wisata Desa Sumberagung. Sebagai ketua Pokdarwis terpilih, Bapak Yasin mengatakan, “saya sangat senang atas kehadiran mahasiswa Universitas Negeri Malang yang membawa perubahan bagi Desa Sumberagung”. Atas dukungan tersebut, mahasiswa Universitas Negeri Malang siap membantu terwujudnya desa wisata dengan destinasi yang ada terutama bagi pengembangan situs bersejarah yaitu Candi Sumberagung.

Penemuan candi ini pertama kali ditemukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 1983 dan kemudian digali kembali pada tahun 1984. Tidak banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan Candi Sumberagung, dikarenakan posisinya yang berbatasan dengan area persawahan warga. Berdasarkan gaya arsitekturnya, candi ini memiliki kemiripan dengan candi di Jawa Tengah. Belum ditemukannya naskah kuno maupun prasasti yang memberikan informasi mulai kapan Candi Sumberagung ini dibangun, menjadikannya tekateki yang masih perlu dipecahkan. Untuk itu, tujuan dari pengembangan potensi wisata desa adalah memperkenalkan kembali dan membangun suatu land mark Sumberagung agar menggait wisatawan untuk datang dan berwisata di Desa Sumberagung.

Selain itu, Desa Sumberagung juga memiliki sumber mata air yang langsung dari kaki Gunung Kelud. “Sebenarnya pemerintah desa sudah memiliki Bumdes (Badan Usaha Milik Desa, Red.) untuk mengelola air minum tersebut. Namun setelah perubahan struktur pemerintahan di Desa Sumberagung, pengelolaan air minum ini menjadi terbengkalai. Bumdes sendiri sudah memiliki mesin atau alat untuk mengelola air minum. Akan tetapi mesin tersebut rusak dan anggota Bumdes tidak dapat memperbaiki dan mengoperasikannya,” ujar Rahmat selaku TIM KKN UM.

Salah satu program kerja TIM KKN UM pulang kampung di Desa Sumberagung adalah mendampingi pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)

26 | Komunikasi Edisi 335

Hal tersebut yang akhirnya membuat mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang memberikan program pendampingan dalam pengelolan air minum di Desa Sumberagung. Program ini kami berikan atau jalankan dengan tujuan untuk mengoperasikan kembali air minum yang sudah dikelola Bumdes sehingga sumber daya yang sudah ada dapat bermanfaat dengan baik. Izam


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

S

elasa (29/6) Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Malang (UM) sukses menggelar Forum Pembinaan Mental Kebangsaan dengan tema “Internalisasi NilaiNilai Pancasila, Pendidikan Anti Korupsi, dan Kampanye Green Campus”. Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan sebagai wujud pembinaan mental kebangsaan mahasiswa melalui internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan, penanaman pendidikan anti korupsi kepada mahasiswa akuntansi, dan pemahaman akan peran penting dari makna Green Campus. Forum Pembinaan Mental Kebangsaan diselenggarakan melalui platform Zoom. Acara ini mengundang beberapa narasumber, di antaranya: Abd Mu’id Aris Shofa S.Pd., M.Sc; Indra Dwi Hartanto S.T. MMT., CAPM, LCCC; dan Husni Wahyu Wijaya, S.Pd., M.Si, Ph.D. Acara ini dimulai dengan pemaparan materi bertopik pembinaan mental kebangsaan. Bahasannya meliputi bagaimana internalisasi Pancasila dan kampanye pengenalan Green Campus kepada mahasiswa akuntansi, terutama mahasiswa baru yang masih belum mengetahui apa itu Green Campus. Setelah pemaparan materi dari setiap narasumber dilakukan masingmasing selama kurang lebih 15 menit, acara dilanjutkan dengan diskusi yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya. Meskipun topik yang diusung cukup berat, pemaparan yang tidak membosankan membuat acara ini memperoleh antusiasme yang tinggi dari mahasiswa. Hal tersebut didukung dengan banyaknya kesempatan untuk bertanya dan berinteraksi dengan narasumber. Dengan demikian, mahasiswa dapat memahami secara mendalam bagaimana pentingnya pembinaan mental akan kebangsaan sebagai bekal di dunia kerja, khususnya kepada mahasiwa Jurusan Akuntansi UM.

Jurusan Akuntansi Bina Mental Kebangsaan Mahasiswa di Tengah Keterbatasan Pandemi Covid-19 Pendidikan anti korupsi sebagai bekal bagi mahasiswa dalam mengarungi dunia kerja sangatlah penting. Mahasiswa akuntansi akan berhadapan dengan banyak tantangan sosial di masyarakat. Apalagi, ketika melihat kenyataan bahwa banyak kasus korupsi yang merugikan berbagai pihak yang justru banyak disebabkan oleh pihak berwenang seperti pejabat dan berhubungan erat dengan bagian keuangan. Tentunya, hal ini menjadi pelajaran tersendiri bagi mahasiswa akuntansi agar ke depannya tidak terjebak dalam jurang kecurangan. Bukan hanya mahasiswa Jurusan Akuntansi, setiap orang perlu menerapkan pendidikan anti korupsi dalam kehidupan karena korupsi tidak hanya merugikan diri sendiri melainkan berbagai pihak yang bahkan tidak bersalah. Sebut saja banyak kasus korupsi yang merugikan negara mulai dari pejabat hingga rakyat jelata. Oleh karena itu, pendidikan anti korupsi menjadi salah satu pondasi untuk mencegah mahasiswa yang nantinya terjun di dunia kerja, tergiur dengan kenikmatan duniawi. Selain itu, acara ini juga mengampanyekan Green Campus yang telah disandang UM saat ini. Forum ini mengenalkan kepada mahasiswa Jurusan Akuntansi, terutama mahasiswa baru terkait apa itu Green Campus dan bagaimana pentingnya bagi UM. Selain itu, narasumber juga menjelaskan tentang bagaimana menjaga Green Campus di masa pandemi Covid-19. Pembinaan mental kebangsaan ini sukses diselenggarakan dengan konsep acara yang menarik serta pembekalan ilmu yang sangat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa Jurusan Akuntansi UM. Melalui acara ini, pihak Jurusan Akuntansi UM berharap jiwa Pancasila dan anti korupsi mahasiswa Jurusan Akuntansi UM dapat tertanam sejak dini. Hal ini dimulai dengan menghindari kecurangan selama belajar sebagai mahasiswa maupun praktek kecurangan lainnya pada kehidupan sehari-hari. Nuriyatul

Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

27


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Berlangsungnya acara webinar National Seminar on Accounting Finance and Economic

S

28 | Komunikasi Edisi 335

Webinar Akuntasi Bedah Manajemen Keuangan dan Investasi elasa (13/7) Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Malang (UM) menggelar webinar dan call of paper dengan judul Current Issue In Management Accounting and Investment. Webinar ini merupakan seri ke-6 National Seminar on Accounting Finance, & Economics (NSAFE) yang diadakan Jurusan Akuntansi UM dalam rangka melaksanakan kegiatan yang mendukung mahasiswa, khususnya mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk mengembangkan penelitian yang berkualitas dengan proceeding melalui call of paper. Acara ini menghadirkan dua narasumber yang relevan dalam bidang manajemen keuangan dan investasi, yaitu Abdul Ghofar, DBA., CA., Ak., CPMA (Dosen Sertifikasi Akuntan Profesional) dan Sugiarto Kasmuri (Kepala Otoritas Jasa Keuangan Malang, Jawa Timur). Melalui webinar ini, mahasiswa Jurusan Akuntansi UM diharapkan dapat tetap produktif dalam dunia kepenulisan dan kepenulisan ilmiah serta tanggap terhadap isu akuntansi manajemen dan investasi meskipun dalam ruang gerak yang terbatas karena adanya pandemi Covid-19. Melalui Sugiarto selaku narasumber yang mumpuni, berbagai bahasan menarik pun dikupas. Mulai dari keadaan harga saham selama pandemi hingga bagaimana kondisi perekonomian saat ini sebagai dampak pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat kebijakan dengan fokus utama meliputi relaksasi bagi pelaku industri, pengendalian volalitas, menjaga kestabilan pasar modal dan sistem keuangan, kemudahan perizinan, dan penyampaian dokumen serta pelaporan.

Di samping itu, bahasan webinar juga meliputi pengamatan dan pengkajian data-data terbaru dan melihat bagaimana fenonema pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia terutama pada sektor investasi dan manajemen keuangan. Menurut data saat ini, pasar modal banyak digandrungi dengan persen angka mencapai 27,73%. Pulau Jawa menjadi pulau yang menyumbang investor terbanyak ke dalam pasar modal. Selain itu, webinar ini juga memberikan bahasan seputar tips dan trik untuk berinvestasi dan menghindari penipuan digital yang semakin marak terjadi. Narasumber kedua yakni Abdul Ghofar muncul dengan mengangkat isu manajemen keuangan dan bisnis selama pandemi Covid-19 dan bagaimana cara meresponnya. Bahasan ini sebagai bekal mahasiswa untuk memperluas wawasan terkait dengan akuntansi manajemen di masa pandemi Covid-19. Hal ini menjadi penting agar mahasiswa Jurusan Akuntansi UM tidak kaget akan dunia kerja nanti. Webinar ini berjalan dengan baik dan ditutup dengan pengumuman Best Paper. Dengan demikian, Jurusan Akuntansi UM semakin gencar mewadahi mahasiswanya agar senantiasa menuangkan pemikirannya dalam bentuk paper maupun karya ilmiah. Hal ini bertujuan untuk mencetak mahasiswa akuntansi yang bukan hanya unggul dalam bidang akademik tetapi memiliki wawasan yang luas dan skill yang mumpuni dalam bidang kepenulisan ilmiah. Nuriyatul


Seputar Kampus

Beberapa karya fotografi yang ditampilkan dalam pameran

Sambang Laut Melalui Gelar Karya Himafo

M

engangkat tema “Sambang Laut”, Himpunan Mahasiswa Pecinta Fotografi (Himafo) menyelenggarakan Gelar Karya Hunting Besar selama dua hari (15– 16/7). Acara ini merupakan pameran karya fotografi selepas para anggota Himafo melakukan kegiatan Hunting Besar pada bulan sebelumnya (7–8/6) di beberapa pantai yang berada di Pacitan, Jawa Timur. Gelar Karya dan Hunting Besar merupakan bagian dari rangkaian acara Himafo Festival (Himafest) yang merupakan program kerja utama kepengurusan tahun 2021. Sesuai dengan tema yang diangkat, para anggota Himafo menjadikan laut atau pantai sebagai objek fotografi mereka. Sejumlah 24 karya fotografi dari 19 anggota Himafo ditampilkan melalui ruang virtual Artsteps yang dapat diakses secara daring. Melalui karya-karya tersebut, audiens seakan diajak untuk menikmati suasana di pantai tanpa perlu mengunjunginya secara langsung. Salah satu tujuan diselenggarakannya rangkaian acara ini adalah untuk mengasah kemampuan fotografi dan videografi anggota Himafo sembari mengeksplorasi suasana pantai di Pacitan yang menarik. “Kami mengelilingi pantai dan mengobservasi suasananya dari pagi hingga malam,” ujar Sandy Yudha

M.W. selaku ketua pelaksana kegiatan ini. Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) tersebut mengungkapkan bahwa keahlian dan kreativitas para anggotalah yang menunjang berbagai potret foto menjadi karya yang layak untuk dipamerkan pada pengunjung Gelar Karya. Para anggota yang mengikuti acara Hunting Besar harus mengenali keahlian diri masing-masing dan mengasah kreativitas dalam melihat dunia melalui lensa kamera. Demi terkendalinya kegiatan terutama di masa pandemi, pelaksanaan rangkaian acara Gelar Karya dan Hunting Besar ini berada di bawah pengawasan dosen dan senior Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Himafo. Dibutuhkan waktu dua bulan bagi para anggota Himafo untuk mematangkan penyelenggaraan Gelar Karya. Sandy amat menyayangkan kondisi yang tidak memungkinkan Himafo untuk menyelenggarakan pameran secara luring. “Terasa sangat berbeda jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ketika kami dapat menyelenggarakan pameran secara luring dan berinteraksi dengan banyak orang. Dalam mempersiapkan pameran luring, kami bisa bercengkerama dan berdiskusi secara langsung dengan rekan-rekan yang lain sehingga pengalaman mempersiapkan

pameran dapat kami rasakan secara lebih ‘nyata’ dan menarik. Sampai saat ini, vibes dari pameran daring tentunya masih belum bisa dirasakan sebaik pameran luring,” terang mahasiswa Jurusan Manajemen tersebut. Kendati belum bisa mewujudkan terselenggaranya pameran secara luring, Sandy tetap menikmati proses yang dia jalani. Dia bersyukur dengan keberadaan kawan-kawan dari Himafo yang suportif. “Syukurlah komunikasi dengan temanteman berjalan lancar dan kami saling membantu dalam berbagai hal,” jelas Sandy. Di tengah kondisi pandemi yang belum juga mereda, Sandy mengungkapkan harapannya supaya bumi dapat segera pulih sehingga dirinya dapat segera berinteraksi tanpa adanya batasan dengan kawan-kawan Himafo yang lain. “Dengan bercengkerama langsung bersama orang-orang yang berkualitas, kita dapat belajar dan mengambil sisi positif dari mereka secara lebih personal. Semoga keadaan dunia lekas membaik supaya kita dapat berinteraksi dengan lebih dekat dan semoga kita semua selalu berada dalam lindungan-Nya,” pungkas Sandy. Zahirah

Ruang virtual artsteps pameran

Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

29


Laporan Khusus

Workshop SSR bagi mahasiswa angkatan 2020

Success Study Roadmap (SSR) untuk Asah Keterampilan Belajar

S

asa-masa menjadi mahasiswa baru adalah masa penuh dengan adaptasi. Mulai dari lingkungan baru sampai dengan sistem perkuliahan yang berbeda dengan di sekolah menengah atas (SMA). Tentu saja perbedaan dan adaptasi juga dilakukan dalam hal belajar. Di masa perkuliahan, mahasiswa baru dituntut untuk lebih mandiri dalam belajar. Namun, tak semua mahasiswa mampu beradaptasi dengan baik. Tak jarang, mahasiswa baru tergagap-gagap dengan metode belajar yang harus diubah dari metode belajar yang lama. Akibat jangka panjangnya, mahasiswa yang tidak mampu belajar dengan baik akan memperlambat masa studi. Keresahan ini menggugah tim peneliti dari program studi Bimbingan dan Konseling (BK) yang diketuai oleh Dr. Muslihati, S.Ag., M.Pd untuk membuat Success Study Roadmap (SSR). Penelitian ini dimulai sejak 2020 dan tahun ini sudah mencapai tahap eksperimen. Sesuai dengan namanya, Success Study Roadmap merupakan sebuah ‘peta’ pencapaian selama berada di jenjang perkuliahan. Dikarenakan sebuah peta rencana pencapaian, penelitian ini menyasar kepada mahasiswa angkatan 2020 yang baru saja menjalani tahun pertama di perkuliahan. Pelaksanaan eksperimen kepada mahasiswa baru telah dilaksanakan dua kali, Januari 2021 dan Juni 2021. Untuk Januari, pelaksanaan dilakukan secara daring dan diikuti oleh mahasiswa angkatan 2020. Terkendala online, mahasiswa peserta sesi pertama ini dianggap kurang efektif sehingga diadakan lagi pada Juni 2021 secara luring dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Jumlah peserta juga dibatasi. Tentu saja, hal ini disambut baik oleh para mahasiswa peserta eksperimen. “Harapannya dengan para mahasiswa baru membuat peta pencapaian belajar, mahasiswa baru

30 | Komunikasi Edisi 335

dapat menetapkan target belajar dengan lebih baik dan mudah-mudahan juga bisa lulus dengan tepat waktu,” ujar Dr. Muslihati, S.Ag., M.Pd. SSR sendiri berisi tentang keterampilan belajar. Terdapat delapan keterampilan belajar yang ada di SSR yakni manajemen waktu dan antisipasi prokrastinasi, konsentrasi dan memori, pemanfaatan alat bantu studi (notetaking), strategi menghadapi ujian dan mengelola kecemasan, mengelola dan memproses info, meningkatkan motivasi dan sikap diri, keterampilan membaca dan memilah ide utama, serta keterampilan menulis karya ilmiah. Berbagai keterampilan tersebut diadaptasi dari penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Houston University lalu dan dikembangkan oleh tim peneliti agar sesuai dengan kondisi mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Meskipun pengajuan dan pengembangan konsep dilakukan sebelum pandemi, delapan keterampilan belajar masih bisa diterapkan oleh mahasiswa yang menjalani kuliah daring. “Seperti contohnya kemampuan memilah informasi. Di perkuliahan daring kita dijejali banyak informasi. Dengan kemampuan memilah informasi, mahasiswa bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan merujuk pada CPMK,” papar Dr. Muslihati, S.Ag., M.Pd. Selain dalam bentuk workshop, hasil penelitian dirilis dalam dua bentuk lainnya yakni video dan buku berISBN. “Saat ini, kami sedang memperjuangkan HAKI untuk penerbitan buku,” jelas Dr. Muslihati, S.Ag., M.Pd yang akrab disapa oleh mahasiswa sebagai Bu Muslihati. “Selain itu, video tentang delapan keterampilan belajar juga sudah bisa diakses melalui platform Youtube. Semoga dengan ini para mahasiswa dapat mengasah keterampilan belajar,” tutupnya. Ayu


Curhat

Ketika Mengerjakan Tugas Jadi Sesuatu yang Berat Assalamualaikum Wr. Wb.

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Jawaban oleh: Mochammad Sa'id , S.Psi,M.Si Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM Waalaikumsalam Wr. Wb. Ananda, menjadi mahasiswa memang bukanlah hal yang mudah. Hampir setiap hari kita harus berhadapan dengan perkuliahan beserta tugas-tugasnya yang tidak sedikit. Untuk dapat melalui dan menjalaninya dengan baik, dibutuhkan daya tahan psikologis yang memadai. Apa yang Ananda alami tersebut merupakan salah satu bentuk permasalahan yang terkait dengan daya tahan psikologis. Daya tahan psikologis dalam menjalani aktivitas akademik sebagai mahasiswa dapat kita jaga apabila kita memahami faktor-faktor yang memengaruhinya. Dari cerita yang Ananda sampaikan, ada dua faktor yang kemungkinan menjadi penyebab dari permasalahan tersebut. Pertama, terlalu fokus mengerjakan sesuatu sebagai rutinitas. Banyak di antara kita melakukan pekerjaan atau tugas hanya sebagai kewajiban dan rutinitas yang ‘harus’ dikerjakan dan diselesaikan. Pemaknaan demikian dapat membuat diri kita mudah lelah secara fisik maupun psikologis, cepat bosan, dan merasa jenuh. Kedua, kurangnya waktu istirahat. Bagi sebagian orang, menyelesaikan semua tugas yang diberikan secepat mungkin adalah sebuah keharusan. Hal ini dilakukan bahkan dengan mengorbankan waktu istirahat, bersantai atau berekreasi. Padahal di sisi lain, perilaku demikian sebenarnya dapat berdampak negatif secara fisik maupun psikologis bagi diri

Saya adalah mahasiswa yang mulai memasuki tingkat akhir. Belakangan ini, saya merasa tidak menjadi diri saya sendiri. Sebelumnya, saya adalah pribadi yang bisa dibilang cukup rajin dan selalu mengerjakan tugas tepat waktu bahkan sering kali tugas saya selesai jauh dari deadline yang ditentukan. Namun, akhir-akhir ini saya justru selalu mengerjakan tugas di saat-saat terakhir pengumpulan. Saya sering merasa lelah, bahkan sedih dan tidak memiliki motivasi. Terkadang sulit sekali rasanya untuk mengajak diri saya mengerjakan tugas yang diberikan, rasanya sangat berat dan saya seringkali takut melakukan kesalahan. Bagaimana cara untuk mengembalikan motivasi serta jati diri saya yang dulu? Terima kasih banyak. Wassalamualaikum Wr.Wb. kita. Secara fisik kita menjadi mudah lelah dan secara psikologis dapat memunculkan kejenuhan/kebosanan, bahkan bisa jadi akan menurunkan produktivitas dan kualitas tugas/pekerjaan kita. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan Ananda tersebut kami menyarankan dua hal. Pertama, bangunlah alasan dan tujuan yang bermakna dalam melakukan setiap aktivitas. Misalnya terkait dengan tugas-tugas perkuliahan Ananda. Tanamkan kesadaran dalam diri Ananda bahwa tugas-tugas tersebut harus dikerjakan dan diselesaikan demi mencapai cita-cita Ananda untuk lulus tepat waktu dan membanggakan orang tua. Dengan kesadaran demikian, setiap tugas yang Ananda terima akan terasa lebih ringan dan Ananda pun lebih bersemangat untuk mengerjakannya. Kedua, seimbangkan antara pekerjaan/tugas dengan istirahat. Ananda perlu membagi waktu secara proporsional antara mengerjakan tugas/pekerjaan dengan waktu istirahat. Dengan waktu istirahat yang memadai, pikiran, perasaan, dan fisik Ananda akan menjadi lebih segar untuk diajak beraktivitas lagi. Ananda juga perlu memberikan apresiasi pada diri Ananda setiap kali selesai mengerjakan tugas–terutama tugas yang sulit–misal dengan sekadar bersantai-santai di rumah atau jalanjalan di taman terdekat. Semoga bermanfaat.

Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 September 2021. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.

31


Keindahan Klenteng Dewi Kwan Im yang berada disisi Persarean Gunung Kawi

dok. Komunikasi

Kisah di Balik Pasarean Gunung Kawi

dok. Komunikasi

Wisata

Kawasan untuk menunjang kebutuhan para perziarah dan wisatawan

32 | Komunikasi Edisi 335


Wisata

A

khir-akhir ini, memang wisata religi menjadi primadona sejumlah orang ketika hendak memanjatkan doa atau sekadar berlibur. Salah satu tempat yang memiliki daya tarik utama para peziarah atau wisatawan adalah Pasarean Gunung Kawi. Tempatnya berada di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lokasinya yang terletak di lereng Gunung Kawi, membuat siapa saja yang berkunjung terpesona dengan keindahannya. Selain dikenal sebagai tempat yang multietnis dan multiagama, tempat ini juga menyimpan banyak nilai sejarahnya. Pertama kali tempat ini disinggahi adalah ketika kekalahan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda dalam perang. Para pengikut Pangeran Diponogoro yang berhasil lari banyak yang berpindah ke arah timur, tepatnya berada di Jawa Timur. Eyang Jugo atau Kyai Zakaria II salah satu tokoh yang berhijrah dan menetap di Jawa Timur. Sosoknya sebagai penasehat spiritual dan laskar terdepan Pangeran Diponogoro tetap melanjutkan syiar agama Islam dan mendirikan Padepokan di Kesamben, Kabupaten Blitar. Seiring dengan berkembangnya waktu, banyak pengunjung dari berbagai daerah bahkan dari masyarakat Tionghoa yang memilih menjadi pengikut Eyang Jugo. Salah seorang murid Eyang Jugo yaitu R.M. Imam Soejono mendapatkan amanah pergi ke Lereng Gunung Kawi untuk membuka wilayah baru sebagai tempat tinggal dan tempat pemakaman Eyang Jugo ketika wafat. “Eyang Jugo pernah berpesan bahwa tempat ini akan menjadi penggungsian dan tempat yang ramai penduduk,” ujar Pak Adi, masyarakat Wonosari. Tidak lama setelah Eyang Jugo wafat, muridnya, R.M. Imam Soejono juga ikut meninggal. Atas amanah yang sudah diberikan oleh kedua tokoh tersebut, yaitu tataning mukso ngesti tunggal, maka kedua jasad beliau dimakamkan di satu tempat dalam dua liang lahat yang kemudia

sampai saat ini dikenal dengan “Pasarean Gunung Kawi”. Karisma dan sifat belas kasih Eyang Jugo dan R.M. Imam Soejono sangat dihormati oleh masyarakat Gunung Kawi dengan melestarikan apa yang telah diajarkan dan ditinggalkannya.

pula Masjid Agung R.M. Imam Soejono dan Masjid Agung Kyai Zakaria II sebagai tempat peribadatan umat Islam. Ciri khas utama pada Pasarean Gunung Kawi ini terdapat gapura yang menimbulkan kesan seolah-olah bagaikan dari bangunan kuno.

Menariknya lagi, ketika wisatawan Banyaknya penggunjung yang berziarah ke makam tersebut, atau perziarah pertama kali hendak membuat tempatnya tidak hanya menginjakkan kaki di Pasarean dikeramatkan oleh masyarakat, Gunung Kawi ini, maka wisatawan mereka juga memiliki kepercayaan akan merasakan sensasi seperti bahwa tempat tersebut dapat sedang berada di Negeri Cina. Suasana mendatangkan keberkahan dari yang ditampilkan benar-benar seperti Tuhan. Hal tersebut dikarenakan ketika Anda mengunjungi kampung kedua tokoh dipercaya memiliki Cina. Hal ini dikarenakan terdapat kedekatan dengan Tuhan dan teladan peribadatan umat Konghucu atau yang sangat baik. Kepercayaan tempat ibadah orang-orang etnis tersebut yang akhirnya menjadikan Tionghoa lengkap dengan lilin, pasar, setiap 1 Selo menurut penanggalan dan ukiran tembok berelief khas Jawa, diperingati sebagai Khol Eyang etnis Tionghoa. Keunikan dari tempat Warung kecil yang menjajakan makanan dan minuman Jugo dan setiap 12 Suro menurut tersebut menjadikan obyek wisata ini penanggalan Jawa diperingati sebagai layak dikunjungi wisatawan. Khol Eyang R.M. Imam Soejono. Bangunan Klenteng Ciamsi dan Biasanya untuk memperingati Khol kedua sosok ini, keluarga ahli waris mengadakan upacara tradisional adat Jawa dengan cara membaca ayat suci Al-Qur’an dan tembang Mocopat. Selain kedua acara tersebut, keluarga ahli waris juga menyelenggarakan Pagelaran seni tradisional Jawa, karawitan tembang Palaran, Reog Ponorogo, Jaranan, tari Topeng Malangan, Pagelaran Wayang Kulit, Penyekaran Agung dan Kirab Sesaji, Pengajian Akbar, serta kesenian Terbang Jidor. Pagelaran tersebut terlihat menarik dan meriah untuk diikuti, jadi untuk Anda yang hendak berziarah atau berwisata dan ingin menyaksikan pagelaran tersebut, jangan sampai ketinggalan mengenai informasi ini karena tradisi tersebut hanya berlangsung setiap Khol saja. Di dalam Pasarean Gunung Kawi ini, terdapat Padepokan R.M. Imam Soejono yang digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai tempat mengajar ajaran Islam. Di sekitar padepokan juga terdapat air sumber mangis dan Pohon Dewandaru yang digunakan sebagai pemenuhan kehidupan sehari-hari dan pengobatan penyakit. Terdapat

Klenteng Dewi Kwan Im yang berada disisi Pasarean Gunung Kawi benar-benar menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat etnis Tionghoa atau masyarakat lainnya. Selain sebagai tempat peribadatan, klenteng ini juga menjadi simbol kerukunan antaragama dan tempat untuk menyampaikan hajat agar mendapatkan berkah bagi siapa saja yang menginginkannya. “Masyarakat Tionghoa sering beribadah di sini dan menyalakan lilin ukuran kecil sampai besar karena percaya bahwa Gunung Kawi menjadi jembatan menuju keberhasilan usahannya,” ungkap Pak Adi. Adanya kawasan Pasarean Gunung Kawi ini menciptakan peluang usaha bagi masyarakat sekitarnya dengan mendirikan pasar, hotel, dan rumah singgah untuk menunjang kebutuhan para perziarah dan wisatawan. Warnannya yang benarbenar berwarna merah, ditambah lagi dengan ornamen dan lampion yang digantung khas Kampung Cina memberikan magnet tersendiri bagi orang-orang untuk berkunjung dan membuat cerita pengalaman untuk menghabiskan waktu. Izam Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

33


Rancak Budaya

Bapak Penjual Nasi Goreng Saja Tahu Oleh Gusti B’tari Artichah

M

ataku terbuka tepat pukul 10 malam di posisi yang sama. Rupanya aku terbangun setelah tertidur pulas di tengah menyiapkan surat lamaran pekerjaan. Entah berapa malam kuhabiskan mengerjakan kegiatan yang sama. Kurasa akan berhenti ketika sampai aku diterima bekerja di suatu tempat. Aku memutuskan bangun dan mengambil jaket hitam andalanku, bergegas pergi untuk mencari penjual makanan yang semoga masih buka di jam-jam kritis seperti saat ini. Rumah kos tempat tinggalku tepat berada di ujung gang sempit. Tidak heran jika pedagang keliling jarang masuk dan hanya menunggu di luar gang. Aku perlu berjalan sekitar 15 meter untuk bisa sampai ke jalan utama. Sepi, persis seperti dugaanku. Aku berjalan santai ke arah kiri gang. Dari tempatku berdiri, kira-kira 10 meter tepat di depanku ada pedagang nasi goreng keliling yang terlihat sedang membereskan dagangannya. Aku mempercepat langkahku, takut-takut penjualnya sudah kabur lebih dulu. “Nasi gorengnya masih ada, Pak?” tanyaku cepat. “Masih, Mas. Mau makan di sini atau dibungkus?” jawab beliau yang terlihat kaget melihat kemunculanku yang tiba-tiba. “Dibungkus saja, Pak. Satu, yang pedas, ya,” ucapku sambil meraih kursi plastik merah dan duduk di atasnya. Bapak penjual nasi goreng dengan sigap menyiapkan bahan dan bumbu untuk membuat nasi gorengnya. Terdengar suara alat yang dimainkan beliau yang cukup nyaring di telinga. “Nge-kos, Mas? Kosnya di mana?” tanya bapak penjual basa-basi. “Iya, Pak. Di ujung gang yang paling sempit dan gelap, Gang Rosella,” jawabku sekenanya yang kemudian disusul tawa bapak yang rupanya mengira aku sedang membuat lelucon. “Panggil saya Pak Amin aja, Mas. Biar akrab, siapa tahu bisa jadi langganan,” celetuk beliau sambil tertawa kecil. Aku mengangguk dan membalas senyuman beliau. “Kerja apa kuliah, Mas?”. “Masih nganggur, Pak. Lulus tahun lalu tapi sampai sekarang masih bingung mondar-mandir cari kerjaan,” ucapku spontan, sepersekian detik kemudian langsung menepuk pelan mulutku. Kebiasaan, kalau sedang putus asa begini mulutku susah untuk

34 | Komunikasi Edisi 335

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

dikendalikan. Bicara tanpa ada jeda, seperti burung jalak yang gemar berceloteh memekakkan telinga. Pak Amin tertawa melihat tingkahku, “nggak apa-apa, Mas. Gusti Allah masih kepingin lihat sampean berjuang lagi. Anggap saja Gusti Allah masih nyiapin tempat kerja yang nyaman khusus buat sampean. Kalau memang sudah waktunya nanti akan dipertemukan,” ucap beliau sambil terus bergelut dengan wajannya, bau harum nasi goreng sudah mulai tercium. Aku masih menghayati kata demi kata yang diucapkan Pak Amin. Sungguh, sudah ribuan kali aku menerima kalimat penyemangat dari banyak orang, dari yang memang berniat menyemangati sampai yang sekedar basa basi. Tapi kali ini aku rasa ucapan Pak Amin sangat tulus, seperti kalimat yang diucapkan oleh ayah kepada anaknya. “Aamiin, semoga demikian, Pak,” ucapku. “Bagaimanapun, sampean sudah hebat lho, Mas,” celetuk Pak Amin di tengah ribut suara spatula dan wajan yang sedang beradu. Suaranya seakan menjadi tandingan bagi para jangkrik yang sedang berisik di balik semak. “Hebat apanya, Pak? Di luar sana banyak orang seumuran saya yang sudah dapat kerjaan yang mapan. Kalau hebat ya justru lebih hebat mereka,” ucapku yang sekali lagi tanpa pikir panjang, bukankah ucapan bodohku barusan justru terlihat sangat menyedihkan? Pak Amin menoleh ke arahku sebentar, kemudian lanjut menyelesaikan pesananku. “Bukan hebat dalam masalah itu, Mas. Maksud saya adalah kegigihan dan kerja keras sampean dalam mencari pekerjaan. Saya sudah membayangkan perjuangan sampean setahun ke sana ke mari melamar pekerjaan. Pasti berat, tapi mental sampean kuat jadi nggak gampang nyerah. Coba sampean bayangkan orang lain yang nggak kuat mental ada di posisi sampean. Setahun terombang-ambing apa nggak stress dia? Iya kalo cuma stress, kalo bunuh diri gimana? Bahkan di kondisi seperti itu banyak orang jadi lewat jalan pintas, menghalalkan segala cara demi dapat kerjaan. Ada yang memanfaatkan ‘orang pintar’, ada yang memanfaatkan ‘orang dalam’. Kalau sudah kehabisan cara biasanya langsung menghubungi kerabat, dimintai tolong biar bisa diajak kerja di sana juga biar gampang. Kalau sudah seperti itu kan wes nggak bener to?” jawab Pak Amin Serius. ‘Benar juga’ batinku. “Saya tahu betul susahnya cari kerja, Mas. Cari kerja dari jaman saya masih muda sudah jadi momok menakutkan bagi para fresh graduate. Saya cuma lulusan SMP, bisa bikin keluarga bertahan hidup sampai detik ini sudah alhamdulillah,” ucap Pak Amin sambil tertawa pelan. “Anak saya yang pertama juga begitu, sarjana


Rancak Budaya elektro. Sempat nganggur dua tahun. Ibunya sampai jarang keluar rumah karena malu jadi omongan tetangga. Saya bilang ke anak kalau ‘nggak usah mikirin omongan tetangga, kamu jauh lebih hebat dari mereka yang masuk karena ditarik orang dalam atau memanfaatkan kerabat yang kerja di sana. Jangan bangga bisa masuk bukan karena kemampuan tapi karena koneksi. Kamu yang berjuang, bapak dan ibu yang berdoa’. Alhamdulillah sekarang sudah dapat kerja yang enak, bahkan sekarang bisa bantu saya nyekolahin adik-adiknya,” sambung Pak Amin. “Saya nggak suka yang model-model seperti itu, Mas. Apa itu namanya? Saya lupa. Nepotisme, ya? Nepotisme menyusahkan bagi rakyat kecil seperti saya, Mas. Banyak di luar sana orang yang dapat kerjaan bagus bukan dari kemampuan tapi dari koneksi. Terus rakyat yang kemampuannya bagus tapi koneksinya kurang, ya, bakal ditendang. Mbok ya kalau rekrut pekerja itu yang bener, dilihat dari kemampuannya. Kalau begitu kan adil. Malah jaman sekarang kayaknya makin bergeser. Saya denger anak-anak muda bilang ‘kita harus punya koneksi di samping kemampuan’. Ya ada benarnya, tapi dari situ sudah terlihat kalau ada pergeseran. Dulu yang diutamakan bener-bener kemampuan, Mas. Malah sekarang orang-orang berlomba untuk memperbanyak koneksi biar nanti bisa dimanfaatkan di masa-masa genting. Anehnya itu sudah dianggap lumrah,” ucap Pak Amin sambil geleng-geleng kepala. Terlihat kalau beliau sangat geram dengan praktik nepotisme yang ada di sekitarnya. Memang sudah menjadi rahasia umum nepotisme digunakan di saat yang genting seperti ini. Teringatku dengan cerita Andi pekan lalu. Dia yakin kualifikasinya lebih bagus dibandingkan Fajar, teman kami di kelas saat kuliah. Mereka melamar pekerjaan di perusahaan yang sama. Namun berujung Fajar yang diterima di perusahaan tersebut bahkan dengan posisi yang lumayan bagus, sedangkan Andi ditolak. Usut punya usut ternyata ada kerabat dekat Fajar yang menjadi supervisor senior di sana. Sungguh miris. Aku menelan ludah. Ngeri juga jika kita sendiri yang menjadi korban dari praktik nepotisme. Pak Amin terlihat tengah memindahkan nasi goreng buatannya dari wajan ke bungkus kertas yang dilapisi daun pisang. “Sayangnya, Mas, orang yang perhatian dengan hal-hal semacam ini justru rakyat kecil seperti saya. Orang dengan jabatan tinggi dan berkehidupan layak justru abai dan tidak peduli. Asal perut kenyang, hati senang, mungkin begitu prinsipnya,” ucap Pak Amin tertawa getir. “Mereka apa nggak peduli, ya, dengan orang yang sudah pontang-panting, jungkir-balik, yang punya kemampuan mumpuni tapi terhalang karena ada orang yang punya koneksi? Apa nggak malu juga merebut hak orang lain yang lebih pantas? Kalau sudah begitu, bisa dilihat pasti selama kerja dia bingung karena nggak bisa apa-apa. Lha wong masuknya karena orang dalam kok. Bukan kemampuannya,” lanjut Pak Amin diakhiri dengan tawa. Nasi goreng pesananku sudah jadi. Berakhir pula pembicaraan menarikku dengan Pak Amin, sayang sekali. Pak Amin pun menyerahkan nasi goreng yang sudah dibungkus dan dimasukkan di kantong plastik. Aku pun memberikan selembar uang Rp 20.000 kepada Pak Amin sambil mengucapkan terima kasih. “Terima kasih kembali, Mas. Semoga sampean cepat dapat kerjaan. Ingat, sampean belum kalah. Lebih baik sekarang waktu senggangnya digunakan untuk mempertajam skill dan mengasah kemampuan biar bisa bersaing dengan mereka di luar sana dan

yang terpenting, jangan lupa berdoa, minta sama Gusti Allah. Pesan saya nggak usah pakai cara nepotisme macam itu, bahaya. Tukang nasi goreng seperti saya saja tahu,” ucap Pak Amin sambil tertawa renyah. Aku pun membalas tawanya, sambil mengucapkan ‘terima kasih’ sekali lagi. Aku berjalan kembali menuju kos sambil membawa kantong plastik berisi nasi goreng Pak Amin. Kalimat demi kalimat yang diucapkan Pak Amin benar-benar memenuhi otakku. Benar juga, sayang sekali bahaya praktik nepotisme hanya terpikirkan oleh rakyat kecil seperti kami. Andai orang kaya, jabatan tinggi, berpengaruh, dan lain-lain juga memikirkan hal yang sama, pasti negara makin sejahtera karena diisi dengan orang-orang yang berintegritas. “Mas, kos sampean ada di Gang Rosella, ya?” tanya Pak Amin sedikit berteriak. “Iya, Pak,” jawabku “Setiap sore saya ada di situ. Semoga bisa ketemu lagi,” teriak Pak Amin bersemangat. Aku pun tertawa, kemudian mengangguk. Aku kembali meneruskan perjalanan hingga tiba-tiba ponselku berdering. “Halo, Vin,” ucap seseorang di balik telepon. “Aku mau kasih tahu kalau kamu besok dipanggil interview di tempat kakakku. Tenang, dia udah kuberitahu kalau kamu teman baikku. Pokoknya kamu tinggal siapin aja berkas-berkasnya terus berangkat pagi-pagi. Aku juga udah minta tolong biar kamu bisa diterima kerja di sana,” ucap Rafi, temanku di bangku SMA, saat ini dia sudah menjadi Manajer Produksi di perusahaan tekstil cabang Bandung milik pamannya. Tiba-tiba ucapan Pak Amin melintas di kepalaku. Aku diam sejenak. “Anu, Fi. Hmmm... Kayaknya aku nggak bisa berangkat. Di-cancel aja deh,” ucapku sedikit tidak enak. Aku berharap Rafi tidak kecewa, sebab pekan lalu dia dengan senang hati mendengarkan keluhkesahku karena tak kunjung diterima bekerja. Dia yang pintar berbicara tiba-tiba dengan mantap berkata padaku, ‘Tenang, Vin. Aku bantu cari kerja. Nanti biar aku hubungi semua kenalanku yang ada di Bandung’. Aku yang saat itu sedang lemas karena putus asa tak menggubris ucapan Rafi. Yang kupikirkan hanya kesedihan. “Hah, kenapa? Kamu nggak nyesel? Perusahaan punya teman kakakku, posisi di sana juga bagus, sesuai sama jurusanmu. Dipikirpikir dulu aja deh,” ucap Rafi meyakinkan. “Nggak, Fi. Beneran. Minta tolong sampaikan ke kakakmu buat di-cancel aja, ya. Ngomong-ngomong, lain kali cukup kasih tau aku informasi lowongan pekerjaannya aja, biar aku cari tahu sendiri. Aku tutup dulu. Terima kasih banyak, ya, udah dibantu. Assalamualaikum,” ucapku cepat dan segera menutup sambungan telepon dari Rafi. Sekali lagi, semoga Rafi tidak kecewa. “Memang, harus dimulai dari diri sendiri,” ucapku lirih. Aku meneruskan sisa perjalananku. Memang benar kata orang, inspirasi bisa datang dari mana saja, dari siapa saja, dan kapan saja. Sepertinya kali ini aku harus ekstra bekerja keras. Tidak ada yang bisa diandalkan melainkan diri kita sendiri. Meningkatkan kualitas diri itu keharusan. Menjaga integritas diri juga patut dipertahankan. Bapak penjual nasi goreng saja tahu. Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Kontributor Majalah Komunikasi Universitas Negeri Malang Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

35


Pustaka

Pahlawan Dari Asia Tenggara Oleh Nurul Laili Rohmatin Fang, Heart, Talon, Tail, dan Spine. Penduduk dalam negeri tersebut saling menyerang satu sama lain hingga 500 tahun kemudian untuk memperebutkan sisa roh naga yang dijaga ketat oleh negeri bagian Heart. Suatu hari, Benja, pemimpin negeri bagian Heart sekaligus ayah dari Raya, mengundang semua negeri bagian ke tanahnya dalam rangka mengusulkan untuk saling berdamai. Akan tetapi, mereka saling berkhianat dan bertengkar yang menyebabkan Roh Naga tersebut terpecah menjadi lima bagian. Pertengkaran tersebut dimulai saat terjadi perdebatan antara Raya dan Namaari di mana Namaari hendak merebut roh naga tersebut. “Kamu tidak boleh mengambil Sisi,” ujar Raya. Namaari pun tidak mengindahkan Raya dan membalas, “maaf, itu kini milikku”. Bahkan saat Raya berputus asa dan menawarkan kepada Namaari untuk membangun dunia bersama. Namun, Namaari tidak mengubrisnya. Hingga roh naga itu terpecah, muncul kembali lah Druun yang dapat mengubah orang-orang menjadi batu termasuk Benja. ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Judul

: Raya The Last Dragon

Sutradara

: Don Han, Carlos Lopez Estrada

Produser

: Osnet Shurer , Peter Del Vecho

Tanggal Rilis : 5 Maret 2021 (Amerika Serikat) 3 Maret 2021 (Indonesia)

F

ilm animasi Disney terbaru yang disutradarai oleh Don Hall dan Carlos Lopez ini menceritakan sebuah kisah petualangan dari seorang wanita bernama Raya dalam menyelamatkan dunia. Film Raya and The Last Dragon yang berdurasi 107 menit tayang di biskop pada tanggal 3 Maret 2021 di Indonesia dan dirilis pada tanggal 5 Maret 2021 di Amerika Serikat. Hal yang menarik dari film ini karena sepanjang penayangan, kita akan langsung disuguhkan dengan nuasa film yang mengadopsi beberapa elemen budaya dari Asia Tenggara. Berawal dari sebuah negeri bernama Kumandra yang hancur akibat kekuatan jahat bernama Druun sehingga memecah belah warga dan membagi negeri tersebut menjadi lima bagian yaitu

36 | Komunikasi Edisi 335

Untuk mengembalikan ayahnya dan warga negeri menjadi seperti semula. Raya melakukan pencarian terhadap naga terakhir untuk membantunya mengembalikan negeri ini menjadi normal dan mempersatukannya lagi menjadi satu Kumandra. Tantangan dalam menyelamatkan negeri yaitu Raya harus mengumpulkan semua pecah-pecahan roh naga di setiap negara bagian untuk mengalahkan Druun. Hingga akhirnya, Raya dan Tutuk hewan peliharaannya berhasil menyelamatkan dunia dan mengembalikan ayahnya. Itu semua berkat adanya kesadaran satu sama lain dari para tokoh untuk meredam ego memperebutkan dunia. Pesan yang dapat diambil dari film ini, untuk mempersatukan dan mengutuhkan dunia, tidak boleh diselingi dengan ego dan keinginan dari setiap individu. Hanya butuh perjuangan dan dukungan dari semua individu agar dapat mempersatukan perpecahan di dunia. Film Raya and The Last Dragon menggabungkan elemen budaya yang ada di Asia Tenggara. Salah satu elemen budaya dari Indonesia yang dapat disaksikan dalam film animasi ini yaitu adanya wayang yang dimunculkan sekilas pada saat Virana memipin Fang. Selain itu, budaya khas ketimuran yang umum dilakukan oleh orang Indonesia yaitu dengan menyuguhkan hidangan kepada para tamu. Tidak hanya itu, elemen lainnya seperti adanya sistem pertanian berupa terasiring yang dapat kita temui di Bali juga ditampilkan sekilas dalam animasi tersebut. Jika ditilik ulang, alur cerita film ini sebenarnya cukup klise di mana ada seorang tokoh utama yang ingin menyelamatkan dunia dan membuatnya menjadi lebih baik. Akan tetapi yang menarik dari film ini adanya adegan-adegan lucu dan tidak membosankan yang akhirnya cukup sukses membuat penonton tertawa sepanjang menyaksikan Raya and The Last Dragon.


Rancak Budaya

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

MALAFIDE Oleh Mohamad Rizaldi Pratama Sia-sia berusaha menipu diri Menganggap realita adalah bagian dari mimpi Namun saat terjaga Saat mata terbuka Diri jatuh ke dalam mimpi tiada akhir Mata sedih menerawang kenyataan Tapi sebentuk senyum muncul perlahan Tak sanggup untuk menahan kepedihan Pertanyaan tanpa jawaban Atau justru punya begitu banyak jawaban Tapi pada akirnya hanya akan membingungkan Dan berakhir lagi tanpa jawaban Paksa hati untuk berhenti bertanya-tanya Sudahlah Ini takdir! nasib! garis hidup! suratan! dan hak tuhan! Sama sekali tidak boleh dipertanyakan

Penulis adalah mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia sekaligus kontributor majalah Komunikasi UM

Tahun 42 Juli - Agustus 2021 |

37


Nama

: Zahirah Alfani

Fak/Jur

: Sastra/ Sastra Inggris

Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 September 2021 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP).

38 | Komunikasi Edisi 335

35


CP : 081330781916


Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.