Majalah Komunikasi UM Edisi 339 | Maret - April 2022

Page 11

a h i l i

Up to Date

Unggahan akun Instagram resmi UM mengenai sistem perkuliahan hybrid

U

niversitas Negeri Malang (UM) menggelar perkuliahan dengan sistem Blended Learning sejak pekan ke-9 perkuliahan semester gasal, tepatnya mulai tanggal 25 Oktober 2021 lalu. Blended Learning merupakan sistem perkuliahan yang kegiatan perkuliahannya dilaksanakan oleh sebagian mahasiswa secara daring dan sebagian lagi mengikuti secara luring pada waktu yang bersamaan. Mahasiswa yang diprioritaskan mengikuti sistem perkuliahan ini adalah mahasiswa angkatan 2020 dan 2021 dengan kapasitas mahasiswa maksimal 50% dari total peserta mata kuliah. Perwakilan dari Satgas Covid UM, dr. Erianto Fanani, S.Ked., mengatakan bahwa pihaknya telah menawarkan usulan dan prediksi yang perlu dilakukan dalam melaksanakan perkuliahan. Hal itu disesuaikan dengan kondisi pandemi terkini di Kota Malang. Nantinya, usulan tersebut akan diputuskan oleh bagian akademik. Beberapa peraturan terkait protokol kesehatan (prokes) selain pembatasan kehadiran di kelas adalah surat izin dari orang tua/ wali mahasiswa, sertifikat vaksin, pelaksanaan tes swab, karantina mandiri 14 hari sebelum perkuliahan dimulai, serta kewajiban penyediaan aplikasi PeduliLindungi bagi setiap pihak sebagai alat controlling. Adanya peraturan-peraturan ini tidak lain adalah sebagai bentuk pencegahan dari terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan. Kemudian, saat memasuki perkuliahan semester genap 2022 lalu, UM menyelenggarakan perkuliahan tatap muka terbatas dengan maksimal 100% kapasitas kelas. Peraturan yang diterapkan sama seperti saat Blended Learning. Selain itu, ada pula peraturan yang lain, seperti pengurangan jam perkuliahan yang awalnya 50 menit menjadi 35 menit. Para mahasiswa menunjukkan antusiasme mereka atas kebijakan ini, terutama mereka yang belum pernah sama sekali merasakan fasilitas kampus dan bertemu teman-teman mereka secara langsung. Namun, hal ini dapat mengakibatkan timbulnya halhal yang tidak diinginkan. Contohnya seperti adanya kerumunan, pelanggaran prokes, dan hal lain yang berimbas pada kemungkinan meningkatnya kasus Covid-19. Akan tetapi, dr. Erianto menyebutkan bahwa kondisi seperti ini sudah masuk dalam prediksi satgas saat mengajukan usulan-usulan kepada bagian akademik. Pihak satgas sendiri tidak menampik

Responsif UM pada Perkembangan Varian Baru Omicron

akan adanya kemungkinan kerumunan, dan juga sudah menyiapkan rancangan atau skenario tentang apa yang harus dilakukan ketika hal tersebut terjadi. “Hal yang tidak kita inginkan dalam hal ini adalah terjadinya kasus. Apakah kita nggak siap? Kita siap, buktinya begitu ada kasus, langsung kita screening, langsung kita tracing, kirim obat-obatan,” lanjut dr. Erianto. Pihak satgas UM menyediakan layanan telemedicine untuk melakukan tracing dan konsultasi. Mahasiswa bisa langsung mengonfirmasi pada satgas ketika mengetahui adanya kasus positif Covid-19, sehingga satgas UM bisa segera melakukan tracing. Selain itu, mahasiswa juga bisa mengajukan diri untuk melakukan swab tes atau antigen untuk memastikan kondisi menggunakan fasilitas kampus. Mahasiswa yang tinggal di lingkungan dengan fasilitas bersama seperti indekos atau asrama juga bisa melapor kepada satgas dan nantinya akan disediakan tempat isolasi dari pihak UM jika masih tersedia. Seiring dengan berkembangnya kasus Covid-19 varian Omicron di Kota Malang dan terkonfirmasinya kasus pertama di lingkungan UM, sistem perkuliahan pada minggu ke-2 semester genap mengikuti peraturan terbaru. Kapasitas peserta di dalam kelas berubah menjadi maksimal 50% dari total peserta perkuliahan. Selain itu, perkuliahan yang seharusnya dilaksanakan di beberapa gedung yang sedang di-tracing dilakukan secara daring. Kemudian, mahasiswa yang lain melaksanakan proses perkuliahan dengan sistem ganjil genap, yakni peraturan baru berdasarkan warna pada KRS masing-masing. Mahasiswa mengikuti perkuliahan luring pada pertemuan genap jika mata kuliah berwarna hijau dan mengikuti perkuliahan luring pada pertemuan ganjil jika mata kuliah berwarna kuning. Sementara itu, apabila perkuliahan sedang tidak dalam jadwal luring, maka mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan secara daring. “Kondisi pandemi merupakan suatu bencana, suatu kecelakaan, di mana hal itu tidak bisa dihindari, tetapi bisa diprediksi. Kondisi yang akan terjadi di UM, sudah diprediksi sebelum perkuliahan dimulai,” tambah dr. Erianto. Segala usulan dan skenario memang sudah direncanakan, tetapi kita tidak boleh menyepelekan disiplin prokes. Sekali lagi, pandemi ini bisa dikatakan sebagai bencana, kita tidak bisa menghindari, tetapi kita bisa memprediksi dan melakukan tindakan disiplin pencegahan sebaik mungkin sebagai bentuk usaha. Vania

Tahun 43 Maret-April 2022 | |

11


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.