DIMENSI EDISI 63 / JUNI 2020
M A JA L A H KA M P U S P O L I T E K N I K N E G E R I S E M A R A N G
Financial Freedom : A Way to Guarantee your Old Age R E A L I T A S
D U N I A
M A Y A
LEMBAGA PERS MAHASISWA
DIMENSI Pelindung Ir. Supriyadi, M.T. Penasehat Adhy Purnomo, S.T., M.T. Pembina Junaidi, S.T., M.T. Pemimpin Umum Alfandy Ilham Syahputra Sekretaris Umum Saputri Rizki Ramadhanti Bendahara Umum Lisa Chilly Sugesti Pemimpin Redaksi Joti Dina Kartikasari Redaktur Majalah Hanifah Nurulinayah, Febi Nur Chusnaeni Redaktur Buletin Nisrina Nibras Lailatul Fitri Redaktur Siber Umi Farida Redaktur Artistik Ilham Fatkhu A., Yekti Zulia P. Redaktur Foto Ahmad Arizal S., Firda Yustika R. Reporter Ambar Ningrum, Amelia Ade O., Amanda Oktaviani, Berliana Khofifah R., Desy Ramadhani, Sheila Maharani I., Mursalina Utami, Wahyu Nurul Aini Artistik Dini Karunia Asri, M. Syauqi Mubarak, Rinda Wahyuni, Sri Haryuti , Riris Metta Karuna, Fotografer Abdur Rohman H., Azka Adinda L., Dhea Cantika S., Zidni Nurul W. F. Pemimpin Litbang Aji Syamsul Arifin Kepala Divisi PSDM Sandra Gusti Arnindhita Kepala Divisi Riset Asyifa Aprylyanti Kepala Divisi Humas Ahmad Tsani Abdul Aziz Staf PSDM Indah Listyaningsih, Meutia Anindya R., Mutiara Laila Shal S. Staf Riset Hani Cahya K., Indira, Maulida Katrina H., Risva Izzatul U. Staf Humas Alvian Dwi Ria R., Tindy Thirtyana J. Pemimpin Perusahaan Ainul Maghfuroh Bendahara Perusahaan Nabila Listya Dhivana Kepala Divisi Periklanan dan Non Produk Sania Vina R. Kepala Divisi Logistik Riska Maulani Staf Periklanan dan Non Produk Linda Sephirda L., Revida Arthalia S. Staf Logistik Anis Putma C., Meliana Hardani M., Nafi Abbabil A.,
Cover Cover
DIMENSI EDISI 63 / JUNI 2020
M A JA L A H KA M P U S P O L I T E K N I K N E G E R I S E M A R A N G
Financial Freedom : A Way to Guarantee your Old Age R E A L I T A S
D U N I A
M A Y A
Ilustrasi : M. Syauqi Mubarak
Salurkan Idemu ! Salurkan Idemu ! Redaksi menerima tulisan, karikatur, ilustrasi, atau foto. Hasil karya merupakan karya asli, bukan t erjemahan/saduran atau hasil kopi. Redaksi b erhak memilih karya yang masuk dan menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa me ngubah esensi. Karya dapat langsung dikirim melalui e-mail redaksidimensi23@gmail.com atau dikirim langsung ke alamat kantor redaksi di: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Baru Lantai 2 No. 4-5, Kampus Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. Soedharto Tembalang, PO Box 6199 Semarang 50061 Selamat berkarya!
Dari Dapur “Tak perlu memusingkan perihal masalah keuangan” Siapa yang tak menginginkan hal itu? Rasanya setiap orang pasti menginginkannya. Dimensi melihat hal tersebut sebagai sebuah topik yang menarik untuk diulas, terutama mengulasnya dari sudut pandang anak milenial. Tentang bagaimana kesiapan milenial untuk mengenai “financial freedom” mereka di masa mendatang. Apakah mereka sudah cukup siap? Atau justru belum mempersiapkan sama sekali? Selain fenomena itu, masih dalam rubrik yang sama, kita membahas pula mengenai sandwich generation. Dilema tentang bagaimana anak sebaikanya harus bersikap tentang tanggung jawabnya di masa mendatang, apakah prioritasnya untuk menghidupi keluarganya (re: orang tua) atau anak-anaknya nanti saat mereka telah menikah? Dimensi akan m engulas topik-topik ini di dalam rubrik Laporan Utama, tentu saja d engan bahasa yang akan mudah untuk dipahami. Cukup berbeda dengan Laporan Utama, pada Laporan Khusus Dimensi akan membahas tentang jeda iklim. Sebenarnya apa sih jeda iklim itu? Dimensi akan mengulas serta akan memberikan saran bagaimana kita sebagai manusia harusnya bersikap untuk bijak ter hadap fenomena ini. Tak lupa pula Dimensi juga akan membahas serba-serbi kejadian yang ada di kampus tercinta dalam rubrik Kampusiana, serta menengok fenomena yang ada di Jawa Tengah pada rubrik Semarangan. Dimensi juga akan memberikan beberapa rekomendasi bagi pembaca diantaranya yaitu mengenai film, buku, serta ada sastra yang akan menjadi intermeso dalam majalah edisi 63 kali ini. Hingga pada penerbitan majalah ke 63 ini, Dimensi mengucap syukur serta rasa terima kasih kepada seluruh pembaca yang masih mengapresiasi karya kami sampai saat ini. Semoga apa yang kami kerjakan dengan hati, dapat berkenan pula di hati seluruh p embaca. Sampai jumpa di edisi majalah berikutnya!
Redaksi
04
MA JALAH DIMENSI 63
CONTENTS CONTENTS Laporan Utama 08
Kerap Diremehkan, Generasi Sandwich Masih Jadi ‘Momok’ bagi Milenial
10
Nikmati Usia Tua, Pahami Financial Freedom Sedari Muda
12
Opini: Tabungan dan Investasi, Dua Hal Penting yang Jarang Diprioritaskan
14
Polling: Pergeseran Pola Konsumsi Masyarakat Era Milenial
Laporan Khusus 18
Pentingnya Kesadaran Diri di Tengah Krisis Perubahan Iklim
20
Iklim Memburuk! Ayo Ubah Lifestyle jadi Ramah Lingkungan
22
Sosok: Komunitas Jarilima Ubah Sosok Ellen jadi Pegiat Lingkungan
24
Infografis: Krisis Iklim, Krisis Kehidupan
35
43 Semarangan Travelogue 36
Semarang Hebat, Realita ataukah Ironi Semata?
38
Komunitas: Komunitas Turonggoseto, Paguyuban Unik Pelestari Gamelan dan Kuda Lumping
40
Galeri Foto: Potret Indah Aktivitas Masyarakat Pedesaan
Kampusiana 28 30
Makin Unggul dengan Fintech, Polines Gencar Kembangkan PolinesPay Speak Up: Menyimak Suara Mahasiswa Terkait Penerapan PolinesPay
27
49
44
Plesir: Keseruan Eks plor Indahnya Pesona Alam di Tenggara Kota Yogyakarta
47
Kuliner: Kupat Bongkok, Kuliner Legit nan Gurih Khas Kota Bahari
Incognito 50
Kelakar: Ambis Bukan Hal Negatif, Tetapi Pendorong Diri Meraih Mimpi
52
Rubrik: Remember, It's Okay to Admit You're Not Okay
54
Cerpen: Between 0.01% and 99.99%
57
Resensi Buku: PERSONA
58
Resensi Film: NYANYIAN AKAR RUMPUT
60
Kuis
61
Kangprof
62
Ngedims
MA JALAH DIMENSI 63
05
SURAT PEMBACA
Sistem Pembentukan Karakter Maba yang Belum
Optimal
Oleh : Randy Adidaya Eliza, Jurusan Teknik Sipil, Prodi Konstruksi Sipil Desainer : Rinda Wahyuni
J
elang Pemira sering tersiar kabar dari roh yang raganya berkeliaran di sekeliling kampus tentang minimnya setoran delegasi dari HMJ maupun UKM untuk pusat pemerintahan 'kelurahan berisi mahasiswa polines'.
Setelah 2 tahun lebih mencium aroma yang tak sedap, ternyata betul, beberapa pejabat yang menjabat di pusat justru terdelegasikan tanpa tujuan yang jelas. Beberapa hanya berbekal “lebih baik masuk ke sana daripada mengalami 2 periode di keluarga HMJ-nya.” Membawa omong kosong berbumbu solidari tas, inovasi serta tetek bengeknya, hingga isu terbarukan yang akan diusutnya menjadi kusut, eh sounds good maksudnya. Perkara ini bukanlah salah siapapun karena ini berkaitan dengan sistem yang minim saat pembentukan karakter kemahasiswaan khususnya kepada maba. Melihat makin ber anak pinaknya 'kupu-kupu' yang kehilang an gairahnya dalam bermahasiswa dan 'kura-kura' yang terpaku kepada para pendahulu, menjadikan saya sebagai 'puntung rokok' yang mencoba memfilter ilmu dari pelbagai Politeknik lain yang dapat menjalan kan sistem mereka dengan lebih baik. Maka, izinkan saya memilih bersuara t entang kaderisasi. Sistem pengkaderan yang ber bobot harus diberikan kepada para maha-
06
MA JALAH DIMENSI 63
siswa baru yang akan dan harus mengenal tentang karakter dirinya, kondisi dan situasi yang terjadi di lingkungannya. Kaderi sasi yang selama ini diterapkan di KBM di serahkan kepada HMJ-nya yang berkutat pada calon fungsionarisnya saja. Dalam beberapa kondisi seperti WaRNa pusat hingga jurusan dan bakti masyarakat sudah dirasa cukup untuk para maba. Kenyataannya, banyak dari maba yang hilang gairahnya setelah tergerus oleh perkuliahan hingga menjadi aktif di lingkungan himpunan pun disepelekan. Apalagi menjabat di level yang lebih tinggi seperti di gedung PKM lantai 2. Sesuai zaman, himpunan sebagai rumah awal untuk mengajak maba menjadi kritis pola pikirnya. Bukan hanya melulu menggembleng ekstra para calon fungsionaris, juga harus menggembleng ekstra para maba. Dengan pemerataan yang ideal tentang penanaman sifat kemahasiswaan dan pembekalan yang baik kepada maba, diharapkan dapat terwujud pribadi yang siap menghidupkan himpunan, hingga taraf lebih tinggi di lingkungan KBM.
LAPORAN UTAMA
Kerap Diremehkan,
GENERASI SANDWICH
MASIH JADI ‘MOMOK’ BAGI MILENIAL Oleh : Wahyu Nurul Aini | Desainer : Sri Haryuti | Ilustrasi : Yekti Zulia P.
“Generasi sandwich bukan hal yang sederhana. Selain mencukupi kebutuhan anak, adapula keperluan orang tua yang harus dibiayai. Apa yang bisa dilakukan?”
K
isaran usia antara 25 hingga 32 tahun merupakan rentang usia di mana orang berada di fase dewasa muda. Dimaknai pula bahwa mereka telah mumpuni untuk merawat anak-anak dan dapat memikul pe ran sebagai pengasuh bagi orang tua yang sudah lanjut usia (lansia). Selain itu, dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center pada 2012 di Amerika yang bertajuk 'Generasi Boomerang', sekitar 29% orang dewasa muda, tinggal bersama orang tua mereka. Generasi tersebut digadang-gadang sebagai generasi sandwich. Istilah sandwich gene ration berarti suatu keadaan yang terhimpit antara dua generasi (atas dan bawah). Dianalogikan dengan roti sandwich yang isiannya diapit antara dua roti. Dirilis dari laman ajaib.co.id, artikel berju dul "Apa itu The Sandwich Generation? Ini 3 Faktanya", istilah generasi sandwich perta-
08
MA JALAH DIMENSI 63
ma kali dikenalkan oleh Dorothy Miller dan Elaine Brody pada tahun 1981 dalam jurnal berjudul 'The sandwich generation: adult children of the aging'. Istilah sandwich ge neration awalnya ditujukan bagi wanita ber usia 30-40 tahun yang merawat anak-anak mereka, sekaligus memenuhi kebutuhan orang tua mereka. Dikutip dari artikel berjudul “Sandwich Ge neration” di laman tirto.id dipaparkan bahwasanya generasi sandwich ini bermula dari salah satu negara dengan kasus sandwich generation terparah di Korea. Akibat perang Korea pada tahun 1950 yang kemudian berimbas pada kemiskinan yang meluas. Para veteran yang selamat kala itu, tidak memiliki kesiapan apapun untuk masa tuanya. Kemudian, pada tahun 2006 Merriam-Webster (perusahaan di Amerika Serikat yang menerbitkan buku referensi) secara resmi menambahkan istilah itu ke kamus.
LAPORAN UTAMA
Anggapan Masyarakat Indonesia terhadap Sandwich Generation Menjadi bagian dari generasi sandwich tidak selamanya menjadi hal yang buruk. Bahkan di Indonesia sendiri dianggap hal yang lazim karena pada dasarnya budaya yang berkembang ialah budaya timur, yang mana ma syarakat biasanya tinggal bersama dengan orang tua sebelum menikah. Justru bukan hal yang lumrah jika orang tua diabaikan, setidaknya kita bisa menanggung kebutuhan orang tua meskipun tidak sepenuhnya ketika sudah berkeluarga. Rara Ririn, seorang dosen Psikologi Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang (Polines) menerangkan tiga pendekatan mengenai pentingnya peran generasi sandwich. Pertama, dari segi agama menyatakan bahwa masyarakat Indonesia yang notabene beragama Islam telah meyakini jika berbakti kepada orang tua sangatlah dianjurkan. Kedua, tinjauan secara sosiologis yaitu ma syarakat Indonesia termasuk kategori extended family dan bukan keluarga inti, sehingga masih perlu untuk selalu menjalin komunikasi dengan keluarga lainnya. Ketiga, tinjauan secara psikologis yaitu orang tua yang telah menginjak usia lanjut akan me ngalami degenerasi dan kemunduran seperti kemunduran fisik, intelektual dan lainnya. Oleh karena itu, rata-rata kebutuhan yang perlu dipenuhi tidak hanya keuangan tetapi juga kebutuhan untuk membantu kondisi fisik, psikis, dan kebutuhan dasar. Menjadi bagian dari sandwich generation memang bukan perkara mudah. Banyak tugas yang harus ditanggung seperti merawat orang tua yang lanjut usia sambil mendidik anak-anak, terlebih lagi jika disambi dengan mengejar karier. Dalam hal ini, kita mungkin saja kesulitan menyisihkan waktu untuk menyejahterakan diri sendiri. Ketika semua tugas ini tidak dapat kita manage dengan baik, boleh jadi kita malah berisiko terkena masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi atau kelelahan yang diakibatkan
oleh sulitnya mengatur waktu dan kebutuhan secara efisien antara anak-anak, orang tua, keluarga, dan pekerjaan. Generasi sandwich inilah yang menjadi penyokong utama kehidupan keluarga. Kesiapan Generasi Milenial menjadi Gene rasi Sandwich Muhammad Rois, dosen Jurusan Akuntansi Polines menuturkan bahwa mereka yang telah berpikir untuk membuat perencanaan keuangan secara baik dari sejak dini yang akan lebih siap menjadi generasi sandwich. Selain itu, adapula faktor orang tua yang masih menjalin komunikasi dengan anak dan memberikan pendidikan informal secara intensif. Namun ironisnya, saat ini jarang ditemui anak dan orang tua yang bersua secara intens dalam satu meja. Banyak dari generasi milenial yang tidak paham dan belum bisa mempersiapkan dengan baik ketika nanti ia masuk dalam kategori generasi sandwich. Tak jarang dari mereka yang pada akhirnya berumur 30 tahun ke atas terkena homeless milenial atau tidak mempunyai rumah sendiri. Praktisi investasi sekaligus dosen Jurusan Akuntansi Polines, Prihatiningsih menanggapi bahwa penyebab utama homeless milenial dikarenakan mereka belum memahami cara mengelola keuangan dengan baik. Masa muda memang sebaiknya dimaksimalkan untuk menabung dan berinvestasi, sehingga ketika kita me ngalami fase sebagai sandwich generation beban yang kita pikul tidak terlalu berat. Faktor orang tua menjadi sorotan gagal atau berhasilnya generasi sandwich ini. Orang tua yang pada masanya masih bekerja, setidaknya dapat menganggarkan beberapa per sen dari penghasilannya untuk masa depan anaknya kelak. Sehingga ketika anak sudah tumbuh dewasa, ia tidak akan terengah-e ngah untuk meng-cover kebutuhan atas dan bawah. Dalam hal ini dibutuhkan kerja sama antara anak dan orang tua, dan yang paling utama yaitu orang tua tidak terlalu mengeks ploitasi anak di luar batas kemampuannya. MA JALAH DIMENSI 63
09
LAPORAN UTAMA
Nikmati Usia Tua,
Pahami Financial Freedom Sedari Muda Oleh : Amanda Oktaviani | Desainer : Rinda Wahyuni | Ilustrator : Dini Karunia Asri
“If you don’t find why to make money while you sleep, you will work until you die“
D
ikutip dari kalimat Warrant Edward Buffet seorang investor, pengusaha, dan pilantropis tersukses di du nia asal Amerika Serikat. Buffet menyiratkan dalam kutipannya bahwa seseorang akan terjebak untuk bekerja selama hidupnya jika dia tidak bisa memperlakukan uang untuk bekerja padanya. Uang dalam konteks ini diberlakukan tidak hanya sebagai yang dicari, tetapi juga mencari. Dengan kata lain, uang sebagai salah satu jalan dalam mencapai keadaan yang dinamakan f inancial freedom.
Financial Freedom sendiri adalah keadaan di mana seseorang yang secara f inansial sudah mapan, dengan ditunjang ada nya p assive income yang dapat meng-cover semua kebutuhan untuk beberapa tahun mendatang, termasuk di dalamnya persiapan usia Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Diutarakan langsung oleh Prihatiningsih, salah satu Dosen Akuntansi Politeknik Negeri Semarang (Polines) sekaligus subjek yang ber dedikasi untuk mencapai financial freedom. Dia menambahkan bahwasannya financial freedom ini adalah alternatif kesadaran diri genersi muda untuk mengubah mindset menikmati masa muda tanpa peduli masa tua. Jikalau ditanya siapakah yang berhak mencapai fase financial freedom, maka jawabannya adalah semua orang berhak dan pantas. Seperti kata Prihatiningsih dalam percakapannya mengungkapkan bahwa, financial freedom tidak hanya dihuni oleh orang-orang dengan rata-rata ekonomi menengah ke atas, namun bagi mereka yang secara ekonomi masih dikatakan menengah ke bawah pun bisa mencapai fase tersebut. Dalam hal ini, financial freedom tidak hanya memandang seberapa banyak penghasilan, passive income, dan semua tunjangan lainnya, akan tetapi finansial di sini juga memandang lifestyle dan
10
MA JALAH DIMENSI 63
LAPORAN UTAMA
ebutuhan kesehari k annya. Dapat diambil contoh se perti halnya mahasiswa, mereka dengan keterbatasan hasil pendapatan pun bisa saja mencapai fase tersebut selama masih disesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing orang. Satu Langkah Mencapai Financial Freedom Saat ditarik lurus pada akar masalahnya, yang banyak menjadi kendala adalah lifestyle pribadi masing-masing orang. Untuk takaran generasi milenial sekarang ini, kehidupan hedon dan segala macam aspek kemewahannya sudah menjadi kebutuhan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bisa mencapai fase financial freedom di masa mendatang dengan berpegang pada kunci utamanya adalah kontrol. “Sebenarnya untuk milenial, demi mencapai financial freedom kuncinya hanya kontrol. Kalau k ontrol dirinya sudah menguasai, masa mendatangnya bakal teratasi,” ungkap Abdul M alik seorang praktisi muda, financial planner, dan juga konsultan keuangan. Kontrol di sini dikaitkan erat dengan sepandai-pandainya seseorang dalam membedakan mana yang termasuk kategori need or want. Kategori dimana kita memang membutuhkan atau sekedar menginginkan. Hal sepele lainnya adalah merinci segala jenis pengeluaran, bertujuan untuk mengetahui pada titik paling minimal yang seberapa kita dapat bertahan. Malik menambahkan pula bahwa emergency fund juga sangat dibutuhkan untuk menunjang tercapainya kondisi financial freedom ter sebut. Selain itu, belajar untuk hidup ngirit juga sangat ditekankan, ngirit dalam takaran yang proporsional, dengan tidak melupakan dalih bahwa kebutuhan tetap harus dibelikan sesuai fungsinya. Kondisi yang diidamkan semua orang, financial freedom dapat dicapai dari hal sepele sampai menuju hal yang paling krusial dalam pendapatan. Investasi salah satunya, sebagai bagian rancangan masa depan de ngan keterlibatan untuk menanamkan dana tetapi tidak perlu melakukan pekerjaan atau
kontribusi usaha. “Penanaman modalnya bisa semacam bentuk saham atau surat berharga, aset, keikutsertaan dalam Commanditaire Vennootschap (CV), Firma atau bisa jadi menitipkan dana ke Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pada intinya tetap sama, y aitu Investasi by self atau by broker,” ungkap Muhammad Rois salah satu Dosen Akuntansi Polines. Kampanye Gerakan FIRE
Financial freedom juga erat kaitannya dengan kampanye gerakan Financial Independent Retirement Early (FIRE). Sebuah gerakan mengkampanyekan gaya h idup yang tujuannya untuk mencapai kemandiri an finansial dan pensiun dini. Dikutip dari laman P erformer's Guide bahwa gerakan ini sudah mulai mewabah di kalangan milenial sejak tahun 2010. Mereka yang berusaha mempopulerkan gerakan ini bertujuan me ngarahkan mindset agar dapat menata sebaik mungkin akumulasi aset demi mencapai pendapatan pasif yang cukup untuk biaya hidup selamanya. Dikutip dalam laman Mr. Money Moustache yang mengungkapkan bahwa metode u ntuk mencapai pendapatan pasif maksimal ter sebut dapat dipicu dengan adanya gaya frugal living atau sering disebut ngirit. Peng hematan ini dilakukan untuk mengakumulasi waktu pensiun agar berkurang secara signifikan dengan dibarengi tingkat tabung an yang meningkat. Berhasilnya kampanye gerakan FIRE ini bakal menandakan bahwa financial freedom mempunyai kapasitas nilai positif lebih ba nyak untuk menunjang kebaikan masa mendatang. Financial freedom pun tidak serta merta dapat tercapai tanpa adanya perencanaan yang benar-benar matang. Terlebih lagi, financial freedom dan gaya hidup FIRE, semua hanya berkutat pada masalah uang. ”Memang benar jika uang bukan segalanya tetapi dengan adanya uang kita bisa melakukan segalanya, ” tutur Malik. MA JALAH DIMENSI 63
11
OPINI
Tabungan dan Investasi, Dua Hal Penting yang Jarang Diprioritaskan Oleh : Reiny Ardeiny, S.E., CFP (Business Manager PT. Generali Indonesia Semarang) Penyunting: Mursalina Utami | Desainer: Ilham Fatkhu Arroyyan
Dewasa ini, menabung menjadi kebutuhan yang mendasar bagi setiap orang untuk mempertahankan kondisi finansialnya. Tak hanya membantu persiapan di masa mendatang, menabung bisa menjadi pilihan yang tepat untuk mengalokasikan income. Selain itu, menabung juga dapat mengurangi peri laku konsumtif di tengah segala kemudahan bertransaksi. Namun, tak sedikit masyarakat yang masih belum memahami pentingnya menabung, sehingga sebagian besar dari
12
MA JALAH DIMENSI 63
OPINI
mereka hanya mengalokasikan semua pendapatannya untuk memenuhi keinginan. Sebagian lagi sudah menyimpannya tanpa perhitungan yang matang, akibatnya pendapatan mereka habis karena memenuhi keinginan yang tiada habisnya. Jika dilihat lebih jauh, hanya sebagian kecil ma syarakat Indonesia yang telah melakukan perencanaan keuangan. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran perencanaan keuangan masyarakat Indonesia masih minim, fakta ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk Indonesia yang baru mengenal adanya fasilitas keuangan selain tabu ngan. Di sisi lain, investasi juga baru dijangkau sebagian kecil masyarakat dengan jumlah investor tak lebih dari 15% jumlah total penduduk Indonesia, yang mana mayoritas dari mereka menganggap menabung dan berinvestasi bukanlah suatu hal penting. Apalagi jika membicarakan kemauan untuk melakukan perhitungan yang cermat, kebanyakan masyarakat memang cenderung masih ‘main aman’ dalam mengelola keuangan. Jika dibandingkan lebih lanjut, masyarakat Indonesia lebih suka menabung dibandingkan menginves tasikan hartanya.
Financial planner sering menemukan orang-orang yang menganggap menabung dan berinvestasi itu tidak penting. Padahal kedua hal tersebut harus dipersiapkan secara matang. Anggap saja, se lepas menyelesaikan pendidikan tentunya mereka akan mencari pekerjaan. Dari situ, mereka memperoleh penghasilan yang pastinya harus dikelola sedemikian rupa. Sebenarnya terlepas dari tinggi rendahnya income, kemampuan untuk mengatur dan mengontrol keuangan adalah hal terpenting dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menabung dan berinvestasi ialah dua hal yang berbeda. Investasi memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan. Selain itu, menabung menggunakan uang, sedangkan berinvestasi dapat menggunakan aset riil maupun produk-produk pasar modal. Kita buktikan saja! Ketika menabung, uang yang kita simpan tidak dapat tumbuh secara signifikan dikarena kan nominal bunga yang ditawarkan tidak terlalu
esar dibanding biaya administrasinya. b Sedangkan untuk investasi, kita membutuhkan kecakapan dalam meng analisis situasi pasar, memiliki kesiapan menanggung resiko kehilangan modal jika perusahaan bangkrut, dan butuh waktu lama untuk memperoleh return dan profit dari investasinya. Keduanya tidak menutup kesempatan bagi kalangan pelajar/mahasiswa yang cenderung belum memiliki pengha silan. Banyak bentuk investasi yang bisa dilakukan, contohnya investasi emas, reksadana, deposito dan tentunya saving di bank. Alokasi saving bisa divariasikan sesuai dengan rencana dan target setiap orang, namun biasanya berkisar antara 10%-30% dari total income setiap individu. Investasi yang dilakukan sejak dini sa ngat berguna untuk menciptakan sumber keuangan baru, mewujudkan tujuan keuangan, mengoptimalkan investasi, mempersiapkan dana pensiun, serta beragam keuntungan yang bersifat jangka panjang lainnya. Hal utama yang menjadi pertimbangan adalah proteksi yang berguna untuk memastikan dana dialokasikan secara efektif dan efisien. Seperti halnya ketika anggota keluarga sakit secara tiba-tiba, suami atau istri di-Putus Hubungan Kerja (PHK), atau hal-hal lain yang membutuhkan dana tak terduga. Proteksi berkaitan dengan dana darurat maupun asuransi yang setiap saat bisa menjamin hal tersebut. Maka, sebaiknya setiap individu mulai berfikir tentang hal-hal tak terduga yang bisa saja terjadi di masa depan bahkan hingga seperti apa kondisi keuangan anak cucunya kelak, maka hal ini perlu dimulai dari diri setiap orang untuk mulai merencanakan keuangannya sejak dini.
MA JALAH DIMENSI 63
13
POLLING
Pergeseran Pola Konsumsi
Masyarakat Era Milenial Oleh : Tim Riset Desainer : Riris Metta K.
Secara harfiah, kebutuhan pokok manusia yaitu sandang, pangan, dan papan. Namun tanpa disadari, sekarang ini kebutuhan pokok tersebut tergeser oleh perkembangan zaman. Hal yang paling signifikan bergeser adalah kebutuhan akan transportasi dan komunikasi yang menggantikan kebutuhan papan manusia. Di sekitar kita, orang-orang lebih mementingkan pembelian smartphone dan kendaraan daripada membeli rumah. Sewa rumah lebih dipilih dengan alasan harganya yang lebih murah dengan kualitas kenyamanan yang tidak kalah dengan rumah milik sendiri. Padahal kebutuhan akan rumah merupakan hal krusial yang terjadi pada beberapa tahun lalu. Disamping itu, banyak dari mereka yang terus berusaha meng-upgrade smartphone dan kendaraannya tanpa memikirkan simpanan untuk masa depan. Mereka hanya fokus pada konsumsi masa sekarang. Fenomena ini terjadi karena tuntutan zaman yang memaksa masyarakat untuk melakukan hal tersebut. Maka dari itu, kami Tim Riset LPM Dimensi melakukan survei online terhadap 207 responden dengan kisaran usia 20-40 tahun untuk mengetahui seberapa besar pergeseran pola konsumsi masyarakat di era milenial seperti sekarang ini. 1. Manakah alasan untuk membeli suatu barang? 1,93% rekomendasi teman 3,86% brand 5,79% berekspresi
kebutuhan
88,4%
88,4%
2. Berapa persen pengeluaran anda untuk kebutuhan pangan dalam sebulan? 30% dari penghasilan
10% dari penghasilan
%
41,6% 20% dari penghasilan
33%
14
MA JALAH DIMENSI 63
,6%
41
26
POLLING
3. Berapa persen pengeluaran anda untuk kebutuhan komunikasi dalam sebulan? 15% pengeluaran 20% pengeluaran
26%
74%
74%
4. Berapa persen pengeluaran anda untuk kebutuhan hiburan (nongkrong/nonton/ travelling) dalam sebulan? 25% dari penghasilan
15% dari penghasilan %
12,5
87,4% 87,4%
5. Berapa pemasukan anda dalam satu bulan? >Rp1.000.000
>Rp500.000.
%
%
,4
30
,1
27
30,4%
Rp500.000-Rp750.000
14 %
Rp750.000Rp1.000.000
%
28,5
6. Dengan pemasukan yang dimiliki, apakah anda sudah menyiapkan tabungan/investasi untuk masa depan? sudah belum 48,3%
51,7% 51,7%
MA JALAH DIMENSI 63
15
POLLING
7. Berapa presentase dari pemasukan yang anda alokasikan untuk menabung dan investasi? 25% dari pemasukan 15% 10% dari pemasukan
8. Jenis tabungan apa yang akan atau sedang anda lakukan?
85% 85%
deposito
%
10 tabungan berjangka
15%
9. Jenis investasi apa yang akan atau sedang anda lakukan? belum menginvestasikan untuk masa depan
4%
70%
70%
emas
%
18,4
5,4% koperasi
30
,4%
1,9% properti
10. Apa tujuan anda menabung/investasi?
30,4%
saham
19
dana darurat
bunga, deviden, atau capital gain
,3%
reksadana
tabungan konvensional
giro, saham, dan tabuÂngan pribadi pada celengan
%
,1
24,6%
10
28,5% pensiun
53,6%
53,6%
KESIMPULAN : Setelah melakukan riset terhadap 207 responden, dapat disimpulkan bahwa pola konsumsi masyarakat yang semula mengacu pada kebutuhan sandang, pangan, dan papan telah bergeser pada konsumsi akan transportasi dan komunikasi. Hal ini didukung oleh banyaknya r esponden yang mengalokasikan dananya pada kedua hal tersebut. Selain itu berdasarkan survei ini, hanya terdapat sebagian kecil masyarakat yang telah memiliki kesadaran akan menabung atau menginvestasikan dananya untuk masa depan. Perlu diketahui bahwa ketidakÂpastian nilai suatu barang pada masa depan sangatlah besar. Hal ini dapat disiasati dengan memiliki tabungan atau investasi mulai dari sekarang.
16
MA JALAH DIMENSI 63
LAPORAN KHUSUS
PENTINGNYA KESADARAN DIRI D I T E N G A H K R I S I S P E RU B A H A N I K L I M Oleh: Desy Ramadhani | Desainer: Ilham Fatkhu Arroyyan
"
"
Siapkan payungmu dan berjalan bersama
Begitulah seruan aksi bersama yang dilakukan massa yang ikut dalam Aksi Jeda Iklim pada Minggu, 23 Februari 2020 di depan FX Sudirman, Jakarta Pusat. Dengan satu tuntutan yaitu "Deklarasi Darurat Iklim", massa turun ke jalan guna menyuarakan aspirasi mereka. Dikutip dari laman Economic Zone dalam artikel berjudul 'Aksi Jeda Untuk Iklim', aksi ini disebut sebagai imbauan terhadap terjadinya perubahan iklim yang saat ini sudah darurat dan global. Disadari betul bahwa kini telah terjadi perubahan iklim yang mengkhawatirkan.
Climate change atau perubahan iklim sendiri merupakan perubahan pada cuaca dengan jangka waktu yang panjang dan luas sehingga kita tidak merasakan secara langsung perubahan tersebut. Di mana pemanasan global yang terjadi secara terus-menerus merupakan awal mula dari perubahan iklim.
Illustrasi Aksi Aktivis Tuntut Pemerintah Atasi Krisis Iklim.
18
MA JALAH DIMENSI 63
Dok. Hasan
LAPORAN KHUSUS
Faktor utama terjadinya perubahan iklim yakni karena efek dari gas rumah kaca yang ada di sekitar. Aktivitas manusia yang acap kali memproduksi gas terutama karbon dioksida dan karbon Monoksida, mengakibatkan cahaya yang harusnya dipantulkan ke luar menjadi terperangkap. Suhu juga menjadi lebih panas dari sebelumnya. Tanpa kita sadari, hal tersebut mempengaruhi iklim yang berdampak pada perubahan cuaca yang saat ini sedang terjadi. Contoh nyata dari aktivitas manusia yaitu kebutuhan akan transportasi yang terus meningkat. Sering kali kita temui, orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada transportasi umum. Kemudian pembakaran hutan yang dilakukan juga semakin memperburuk pemanasan global. Tak hanya itu, pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat akan diikuti dengan pembukaan lahan untuk perumahan. Lahan yang sebelumnya hutan atau lahan hijau diubah menjadi rumah hunian. Hal tersebut akan mengurangi pohon yang berfungsi menyerap karbon dioksida. Dampak yang terjadi akibat perubahan iklim Dilansir dari KOMPAS.com dalam artikel yang berjudul 'Catatan Krisis Iklim dalam Satu Dekade Terakhir', menjelaskan bahwa pada tahun 2010 sampai 2019, tercatat sebagai dekade dengan rentetan rekor buruk untuk semua isu yang terkait dengan krisis iklim, seperti bencana alam hingga ma salah sosial, politik, dan ekonomi. Kemudian berdasarkan data Badan Nasional Penang gulangan Bencana (BNPB) tahun 2014 menunjukkan dari total kejadian bencana di Indonesia, lebih dari 90% diantaranya me rupakan bencana hidrometeorologi seper ti banjir, longsor, angin puting beliung, ke keringan dan kebakaran hutan. Bencana ter sebut berkorelasi positif dengan pola curah hujan yang merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim.
Secara tidak langsung kita merasakan dampak dari perubahan iklim. Misalnya, sekarang ini suhu terasa lebih panas jika dibandingkan dengan suhu di tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, daerah yang dahulu terasa dingin, kini sudah tidak sedingin sebelumnya. Selain itu, perubahan cuaca ini berdampak pula pada intensitas curah hujan yang turun. Di beberapa kota mengalami penurunan hasil panen karena curah hujan yang tinggi. Sedangkan di beberapa tempat mengalami kekeringan saat musim kemarau yang panjang. Dikutip dari artikel CNN Indonesia yang berjudul 'BMKG: Kenaikan Suhu Tahun 2020 di Republik Indonesia (RI) mencapai 1 Derajat Celcius', Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyebutkan bahwa tahun 2020 kenaikan suhu telah mencapai 1 derajat celsius. Padahal sebelumnya Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyepakati perubahan suhu sampai 2030 tidak boleh lewat dari 1,5 derajat celsius. Lalu, bagaimana seharusnya masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim? Secara langsung ataupun tidak langsung, perilaku manusia menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim. Tentu hal tersebut menjadi sebuah tugas bagi kita untuk terus menjaga bumi yang saat ini ditinggali. Ada beberapa hal kecil yang dapat kita lakukan untuk mengurangi krisis perubahan iklim. Seperti mengurangi penggunaan plastik, dan penerapkan 3R yakni Reuse, Reduce, Recycle. Selain itu, mulailah menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi. Bijak menggunakan air serta hemat terhadap listrik. Jika hal-hal yang dianggap kecil tapi dilakukan secara berkelanjutan, nantinya akan memberikan dampak yang nyata bagi kehidupan kita. Kalau kita tidak menjaga bumi, lalu siapa lagi? Saatnya kita untuk mulai berpikir bijak.
MA JALAH DIMENSI 63
19
LAPORAN KHUSUS
Penggunaan sedotan stainless sebagai pengganti sedotan plastik
Dok. Tindy
IKLIM MEMBURUK! Ayo Ubah Lifestyle jadi Ramah Lingkungan Oleh : Ambar Ningrum
Mengawali tahun 2020, kita disuguhkan pemberitaan mengenai bencana alam yang menjadi langganan di Indonesia, apalagi kalau bukan banjir. Sebelum banjir terjadi, pada tahun 2019 Indonesia telah dilanda kekeringan yang berdampak pada keter sediaan air bersih. Musim hujan yang datang terbilang sedikit telat, semakin menambah daftar buruk dari dampak perubahan iklim di negara ini. Tak terkecuali di Kota Semarang. Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, tercatat sebanyak 1200 ton sampah dihasilkan warga Semarang seÂtiap harinya. Jumlah tersebut diperoleh dari hasil perkalian 0,7 (hitungan sampah per
20
MA JALAH DIMENSI 63
Desainer : Riris Metta K.
orang sehari) dengan jumlah seluruh warga. S Â ampah tersebut tersebar diantaranya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang sebanyak 870 ton, 70 bank sampah dimana setiap bank sampah mampu mengelola 40 ton/hari, pengepul yang didominasi sampah non organik, dan sisanya masih berceceran tidak terolah. Banyaknya sampah tersebut tentu saja menyumbang gas rumah kaca dalam jumlah yang tidak kecil, belum lagi emisi karbon dari asap kendaraan bermotor dan industri. Berbicara mengenai perubahan iklim di Kota Semarang, Kepala Bidang Pemulihan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Thomas
LAPORAN KHUSUS
Aquino Wahyu Harso Prakoso, menjelas- pilihan yang nantinya memiliki potenkan bahwa pemerintah melalui DLH telah si negatif yang paling sedikit. Konsep ini melakukan upaya mitigasi dan adaptasi. Pem- berangkat dari konsep yang dikemukakan bangunan bank sampah, biopori, penanaman oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di pohon, dan pembuatan aplikasi SIMLAMPAH tahun 2015, sustainable development me (Sistem Lapor Sampah) sebagai wadah pe rupakan sebuah konsep yang mampu untuk laporan masyarakat. Selain i tu, DLH juga memenuhi kebutuhan saat ini tanpa me menyelenggarakan lomba K ampung Iklim ngurangi hak-hak atau kemampuan g enerasi demi memotivasi m asyarakat untuk melaku- mendatang dalam memenuhi kebutuhanya. kan pengelolaan sampah d engan baik. Peraturan Walikota (Perwal) Semarang Namun, kenyataannya hal tersebut nomor 27 tahun 2019 tentang pelarangan tidak mudah untuk diterapkan. Masyarakat menggunakan kantong plastik di Alfamart cenderung acuh dengan bahaya yang nyata- dan Indomaret cukup bagus untuk men nyatanya sudah di depan mata. Seperti yang dukung pola hidup tersebut. Masyarakat terjadi di Kampung Rejosari, Kecamatan kemudian beralih menggunakan tas Semarang Timur, sebagian masyarakat di spunbond yang sebetulnya juga berbahan sana masih membuang sampah di sungai. El- plastik. “Pengendalian sampah harus len, selaku inisiator komunitas Jarilima yang dimulai sejak dari hulu dan sebisa mungkin bergerak di bidang iklim dan lingkungan tidak menimbulkan sampah,” ujar Ellen. di Kota Semarang menilai bahwa keadaan Lain halnya dengan Perwal, pemerintah tersebut terjadi lantaran pola hidup warga dan warga Semarang seolah tidak sadar Semarang sama dengan kota-kota lain. Di dengan menjamurnya minuman k ekinian mana m asyarakatnya relatif belum tereduka- seperti thai tea, kopi, sampai boba yang si tentang krisis iklim. Edukasi yang semesti semuanya menggunakan cup plastik. Betapa nya diadakan secara terus-menerus dan me banyaknya sampah plastik yang dihasilkan rata tentunya akan membuahkan hasil. setiap harinya hanya untuk wadah sekalipaSeolah tidak berpangku tangan kepada kai. Cup plastik yang biasanya oleh kalangan pemerintah, masyarakat yang hidup di milenial dijadikan sebagai ajang pamer di tempat dengan fasilitas kemudahan mengak- instastory ternyata menambah timbunan ses informasi seperti Semarang diharapkan sampah plastik di bumi. Masalah sedotan lebih bisa menggali pengetahuan sebanyak- plastik sudah mulai dialihkan ke sedotan banyaknya tentang keadaan bumi sekarang. stainless steel lalu mengapa tidak dengan Di samping itu, mereka juga diharapkan cup-nya? sadar akan gentingnya p ersoalan krisis iklim Diakui ataupun tidak, kita perlu melakuyang kita alami sehingga menjadi tergerak kan refleksi diri, alih-alih mengkambing untuk berubah. ”Beragam solusi sudah di- hitamkan pemerintah atas apa yang terjadi. rumuskan oleh para ilmuwan, sekarang per- Pola hidup hemat emisi karbon seyogyanya tanyaannya tinggal kapan dan bagaimana sudah mulai kita terapkan dengan beralih kita mau melaksanakannya," tambah Ellen. ke moda transportasi umum, beralih ke sumber bahan bakar non-fosil, dan hemat Perubahan Pola Hidup Melalui Sustainable penggunaan listrik. Kita perlu berpindah Lifestyle moda transportasi dari kendaraan pribadi ke Dilansir dari laman Gunite and Shotcrete angkutan umum, terutama kereta api. “Ke Services Limited (GSSL), sustainable bijakan naik pesawat terbang harus diperlifestyle ialah gaya hidup yang sadar terha- ketat karena itu sangat boros emisi. Lalu, dap lingkungan dan menyadari konsekuensi beralih ke kereta api dan memperluas hutan atas pilihan yang dibuat akan membuat terutama mangrove,” pungkas Ellen. MA JALAH DIMENSI 63
21
SOSOK
Komunitas Jarilima Ubah Sosok Ellen jadi Pegiat Lingkungan Oleh: Berliana Khofifah Rahmawati | Desainer: Novia Putri Fatmatuzzahro (Magang)
Dok. Pribadi
Ellen Nugroho. Wanita yang kerap disapa Ellen ini merupakan salah satu penggagas KomuÂnitas Jaringan Peduli Iklim dan Alam (Jarilima). Sebuah komunitas yang berperan sebagai agent of change dalam kondisi iklim saat ini. Komunitas ini memberikan pemahaman mengenai climate change melalui pelatihan dan seminar, juga mengenai apa saja yang mampu Âmengurangi buruknya perubahan iklim. Mulai dari zero waste, pembuatan kompos, dan sejenisnya dengan memperhatikan kondisi lingkungan.
22
MA JALAH DIMENSI 63
SOSOK
Bermula dari membaca sebuah artikel tentang Greta Thurnberg, seorang aktivis perubahan iklim dalam rubrik sosok Harian Kompas, membuat Ellen tergerak untuk melihat lebih mendalam lagi mengenai kondisi bumi saat ini. Bersama putra sulungnya, ia mencari informasi mengenai perkemba ngan iklim yang terjadi, termasuk suhu yang terus meningkat, bencana alam yang sering terjadi, serta efek rumah kaca yang makin memperparah segalanya. Ia merasa jika ia terus diam, suhu bumi akan terus meningkat tanpa dibarengi dengan pembenahan. Ellen menjelaskan mengenai keinginan nya bersama rekan-rekannya saat meng gagas Jarilima. Komunitas Jarilima sendiri terbentuk pasca aksi “Jeda Untuk Iklim” di akhir 2019. Ellen menilai bahwa setelah adanya aksi tak mungkin jika tidak adanya kerja lanjutan secara kolektif. Maka dari itu, ia bersama kawan nya membentuk sebuah komunitas yang akan melakukan pergerakan untuk iklim. “Kebetulan di Semarang belum terbentuk forum komunikasi antar pegiat lingkungan dan iklim. Akhirnya, kami sepakat bahwa perlu dibentuk wadah supaya yang selama ini jalan sendiri-sendiri bisa terhubung. Dengan begitu, informasi bisa dibagikan, dimutakhirkan, dan disikapi bersama," jelas Ellen. Komunitas Jarilima merupakan bentukan dari beberapa organisasi yang bergerak dalam bidang yang linier. Diantaranya seperti komunitas Persaudaraan Lintas Agama (Pelita), Klub Merby, AIMI Jawa Tengah, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang, Seangle, World Merit Semarang, Front Nahdliyyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), Hysteria, dan Kelompok Pecinta Alam (KPA) Pashtunwali. Sebagai ibu dari tiga anak, membuat hatinya tergerak untuk mulai peduli dengan alam. Yang pertama terpikirkan oleh Ellen adalah bagaimana nasib anak-anaknya nanti kalau bumi terus memanas, cuaca ekstrem dan bencana alam yang makin sering terjadi. Mungkin Kota Semarang akan tenggelam karena permukaan air laut terus naik dan
makhluk hidup punah secara masif. “Kalau generasi saya ini akan segera berlalu, yang akan paling menderita akibat dampak krisis iklim ini adalah generasi anak-cucu saya,” tutur Ellen. Isu lingkungan merupakan ranah baru bagi Ellen. Ia banyak belajar dari kawankawan yang sudah lebih lama bergiat dalam isu tersebut. Selain di Komunitas Jarilima, Ellen juga menjabat sebagai koordinator nasional Perkumpulan Homeschooler Indo nesia dan wakil ketua Asosiasi Ibu Me nyusui Indonesia (AIMI) Jawa Tengah. Di samping kesibukan nya itu, Ellen sedang belajar menerapkan hidup minim sampah atau zero waste. Dirinya juga belajar tentang aneka problem lingkungan baik di lingkup kota Semarang sampai ke tingkat global. “Sebelumnya saya cuma tahu sekilas saja, sekarang setelah makin banyak informasi, saya makin sadar bahwa kecuali kita, semua berkontribusi. Umat manusia ini bisa punah semuanya seiring rusaknya ekosistem,” jelas Ellen. Ada lagu yang ia suka dari Matthew West, yang berjudul “Do Something”. Menurut Ellen, dalam lagu tersebut seluruh liriknya menggugah, terutama refrain-nya berbunyi “If not us then who, if not me and you, right now it’s time for us to something. If not now than when, we will see an end to all this pain, it’s not enough to do nothing, it’s time for us to do something.” Lirik itu bermakna: Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan aku dan kamu? Sekarang ini saatnya kita berbuat sesuatu. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kapan kita melihat penderitaan ini berakhir? Tidak cukup diam saja, ini waktunya kita berbuat sesuatu. Wanita yang juga memiliki prinsip I like everything that I do, I won’t do anything that I don’t like juga berpesan di akhir wawancara nya bahwa “Jangan merasa dirimu terlalu kecil untuk menciptakan perubahan. Ma salah krisis iklim ini memang skalanya sangat besar, tapi asal kita mau kerja bareng, perubahan bisa terjadi”. MA JALAH DIMENSI 63
23
INFOGRAFIS
Krisis Iklim, Krisis Kehidupan
Oleh : Tim Riset | Desainer: Sri Haryuti | Ilustrator: Yekti Zulia Prastyani
Aktivitas manusia telah mengakibatkan peningkatan emisi gas karbon dioksida, kenaikan suhu. Cuaca ekstrem dan es kutub yang mencair adalah beberapa efek yang mungkin terjadi.
Fakta-fakta dampak perubahan iklim di dunia: 8 juta ton plastik memasuki lautan setiap tahun sebagai akibat dari kesalahan pengelolaan limbah domestik di wilayah pesisir.
Pemanasan air laut menyebabkan kematian massal terumbu karang di seluruh daerah tropis di dunia.
29% dari semua lahan adalah hotspot degradasi.
Air minum yang tercemar patogen dan sanitasi yang tidak memadai menyebabkan sekitar 1,4 juta kematian setiap tahunnya. Sumber : sciencealert.com
24
MA JALAH DIMENSI 63
INFOGRAFIS
Fakta-fakta Dampak Krisis Iklim Pada Manusia: 265 juta orang akan menghadapi 5% penurunan dalam musim tanam pada 40 tahun ke depan.
Perubahan iklim memicu migrasi 150 juta hingga 2 milyar juta penduduk bumi baik dalam suatu negara maupun secara internasional.
Di negara-negara yang rawan kekeringan, anak-anak balita 50% lebih be resiko mengalami kekurangan gizi jika lahir pada saat musim kering.
Lebih dari 80% bencana alam terkait dengan perubahan iklim.
Kekeringan besar memiliki dampak langsung dan jangka panjang pada mata pencaharian.
Perubahan iklim akan mempengaruhi kenaikan tingkat pertumbuhan bakteri dua kali lipat pada setiap kenaikan suhu di atas 10%. Sumber: ccafs.cgiar.org
MA JALAH DIMENSI 63
25
INFOGRAFIS
Cara Cara Memperbaiki Memperbaiki Pola Pola Tidur Tidur Oleh: UKM KSR Polines | Desainer: Zakiyah (Magang)
Tak ada manusia yang dapat bertahan tanpa tidur. Tentu saja, siapa sih yang bisa hidup tanpa tidur dalam hidupnya? Berdasarkan Journal of Occupational Medicine and Environmental Health menyebutkan bahwa waktu seseorang paling lama dapat hidup tanpa tidur adalah sekitar 264 jam alias 11 hari berturut-turut. Maka dari itu, tidur dapat dikatakan sebagai suatu hal penting bagi manusia. Sayangnya, kebanyakan dari kita masih memiliki pola tidur yang buruk, seperti kebiasaan begadang serta waktu tidur yang jauh dari kata cukup. Padahal tidur dilakukan bukan hanya sebagai sarana beristirahat, tapi juga untuk memberikan manfaat optimal bagi tubuh supaya segar saat beraktivitas di hari selanjutnya. Lalu, bagaimana sih cara untuk memperbaiki kebiasaan buruk tidur? Yuk, simak tipsnya di bawah ini:
1. Buat rutinitas tidur, yaitu 7-8 jam di malam hari 2. Jangan bermain handphone sebelum tidur 3. Hindari konsumsi kafein 12 jam sebelum waktu tidur 4. Pastikan tidur dengan posisi yang nyaman 5. Matikan lampu saat tidur
Sumber: hellosehat.com
26
MA JALAH DIMENSI 63
TIPS
6. Hindari tertidur saat waktu yang biasanya kamu terjaga 7. Atur jadwal yang tepat untuk berolahraga 8. Jangan memencet tombol snooze di pagi hari untuk kembali tidur 9. Cobalah konsisten de ngan rutinitas tidur se lama satu minggu
Dok. Azka
KAMPUSIANA
Ilustrasi mahasiswa sedang Top Up saldo PolinesPay
Oleh: Sheila Maharani Islamidinna I Desainer: Zahra Ramadhani (Magang)
Makin Unggul dengan Fintech, Polines Gencar Kembangkan
PolinesPay Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju, transaksi pembayaran pun mengalami perubahan yang sangat pesat. Semua orang menginginkan transaksi pembayaran yang cepat, efisien, dan aman untuk digunakan. Revolusi industri 4.0 membawa Politeknik Negeri Semarang (Polines) untuk mengembangkan layanan berbasis F inancial Technology (Fintech) yang diwujud kan melalui adanya Laboratorium Hidup Polines Fintech. Berkaitan dengan hal tersebut, maka Polines menciptakan inovasi pembayaran elektronik berbasis teknologi (e-payment) pada tahun 2019 yang kemudian dikenal dengan PolinesPay. E-payment ini merupakan bentuk inisiasi dari Jurusan Akuntansi, yaitu program studi (prodi) Komputerisasi Akuntansi (Kompak) dan Perbankan Syariah (PS).
28
MA JALAH DIMENSI 63
Asal - Usul Terbentuknya PolinesPay Rancangan ini bermula dari adanya permintaan dari pihak Asian Development Bank (ADB) karena Polines mendapatkan dana hibah yang dialokasikan untuk membuat suatu program Fintech. Pihak Polines kemudian mulai mengajukan propo sal program Fintech (PolinesPay) kepada ADB pada Februari 2019 dan langsung diterima. Setelah mendapatkan beberapa pengarahan, akhirnya prodi Kompak dan PS yang terpilih menjalankan program tersebut. Terpilihnya prodi PS dan Kompak sebagai pelaksana program dikarenakan dana hibah tersebut di peruntukkan bagi prodi PS, sedangkan prodi yang lebih expert dalam membuat aplikasi ialah prodi Kompak. Program PolinesPay kemudian mengalami serangkaian percobaan agar dapat berjalan
KAMPUSIANA
dengan baik. Hingga pada bulan Juni 2019 akan diadakan launching secara internal, namun kabar tersebut sampai ke pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). “Karena kabar launching terdengar sampai Kemendikbud, akhirnya PolinesPay launching bersamaan dengan National Polytechnic Seminar and Exhibition (Polytexpo) yang awalnya belum tahu akan diselenggarakan di mana, namun akhir nya dilaksanakan di Polines,” tutur Agus Suwondo, Kepala Laboratorium Akuntansi. Menjalin Kerjasama dengan PT Pos Indone sia dan BMT Polidana Dalam mengembangkan pembayaran berbasis teknologi ini, Polines juga menjalin kerjasama dengan PT Pos Indonesia dan BMT Polidana. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dunia Fintech sesuai dengan kompetensi pada bidangnya masing - masing di lingkungan Polines. Dosen praktisi akuntansi sekaligus perwakilan pihak PT Pos Indonesia, Restu Slamet Triwijono mengatakan bahwa PT Pos Indonesia berperan sebagai supervisor pe nerapan bidang Fintech di lingkungan pendidikan, khususnya Polines. Selain itu, sistem transaksi dan operasionalnya PolinesPay juga dibantu oleh pihak BMT Polidana. “Hal ini berkaitan dengan sifat BMT sebagai koperasi, maka diperlukanlah adanya penghubung dengan BMT Polidana, sehingga dipilihlah PT Pos Indonesia,” ung kap Agus. Agus juga menuturkan bahwa rencana ke depan terlibatnya PT Pos Indonesia diharapkan dapat mengembangkan Polines Pay agar bisa diimplementasikan untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT). Rencana dan Kendala dalam Upaya Pengem bangan PolinesPay Hiyas Ramadhan, mahasiswa yang ikut andil dalam pengembangan PolinesPay berpendapat bahwa PolinesPay bukan s ekedar alat transaksi keuangan elektronik saja. Menurutnya di lain sisi e-payment tersebut
dapat menjadi wadah pembelajaran bagi maha siswa agar dapat mengikuti perkembangan zaman, sehingga pengoperasian nya dilakukan oleh mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan sistem dalam PolinesPay ini akan terus dilakukan upgrade, baik secara tampilan maupun servernya. Sejalan dengan hal tersebut, Restu juga menuturkan bahwa PolinesPay adalah suatu sistem pembayaran uang elektronik yang sangat cepat perubahan dan perkembangan prosedurnya, sehingga proses pemantauan dilakukan secara terus-menerus de ngan memperbaiki tingkat akurasi sistem dalam mengolah proses data secara v irtual. Ia menambahkan bahwa perkembangan PolinesPay nantinya akan berjalan dengan melibatkan sistem giro pos yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia, yakni Pos Giro Mobile (PGM) yang dilakukan dengan melibatkan BMT Polidana sebagai Lembaga Layanan Keua ngan Syariah di lingkungan Polines. Sedangkan Pos Giro Mobile (PGM) sebagai wadah penampungan uang virtual bagi para konsumen. PolinesPay sudah mulai dapat digunakan untuk melakukan pembayaran, tetapi baru mahasiswa Prodi PS dan Kompak yang bisa menggunakannya. Deva, salah satu maha siwa prodi Keuangan dan Perbankan me nyayangkan belum meratanya Polines Pay. "Saya sangat menyayangkan mengapa PolinesPay hingga saat ini belum merata, padahal digunakan untuk pembayaran internal Polines," ucap Deva. Menanggapi hal tersebut Agus mengatakan bahwa pemerataan pengguna Polines-Pay bagi Jurusan Akuntansi ditargetkan rampung tahun ini, namun untuk jurusan lain belum dapat dipastikan. Menyoal rencana pengembangannya, Agus menginginkan agar PolinesPay terus dikembangkan. “Tentunya pengembangan tidak hanya sebatas kartu, kami ingin agar PolinesPay bisa diakses melalui mobile apps menggunakan scan QR seperti e-payment lain, namun hal tersebut masih dalam rancangan,” tutur Agus. MA JALAH DIMENSI 63
29
SPEAK UP
Menyimak Suara Mahasiswa Terkait Penerapan
PolinesPay
Oleh : Risva Izzatul, Riris Metta I Desainer : Zahra Ramadhani (Magang)
PolinesPay ialah alat pembayaran non tunai di Polines yang merupakan wujud nyata dari perkembangan teknologi. Alat pembayaran non tunai ini diinisiasi oleh Jurusan A kuntansi khususnya program studi Komputerisasi Akuntansi (Kompak) dan Perbankan Syariah (PS). Kegunaan PolinesPay ini antara lain digunakan dalam bertransaksi di kantin, Lembaga S ertifikasi Profesi (LSP), serta transaksi lain yang ada di jurusan. Sejauh apa mahasiswa mengetahui Poline sPay dan bagaimana tanggapan mereka mengenai PolinesPay?
Reza Ayu Nadia Ulfa - Teknik Sipil Yang saya tau tentang PolinesPay itu pembayaran berbasis digital atau mesin, belum pernah menggunakan hanya se kadar tahu saja. PolinesPay hanya bisa di gunakan untuk pembayaran di lingkungan Polines atau di kantin. Untuk pembuatan nya belum tahu tapi untuk penggunaannya hampir sama seperti e-payment lainnya. Masih banyak kekurangan, soalnya belum universal dan hanya bisa dipakai di Polines, jika sudah di-top up tapi tidak bisa ditarik lagi jadinya rugi.
30
MA JALAH DIMENSI 63
Nambella Augustien K. - Teknik Mesin Saya belum menggunakan PolinesPay karena belum ada di jurusan saya. Prosedur pembuatan dan penggunaan kurang tahu karena belum pernah punya. Kelebihan bisa dipakai untuk jajan di kantin TN dan bayar kompensasi juga bisa pakai kartu itu. Kekurangannya itu karena baru di terapkan untuk prodi PS dan Kompak, jadi belum menyuluruh untuk semua jurusan di Polines.
SPEAK UP
Noer Indah - Administrasi Bisnis Saya sudah punya dan sudah memakai. Digunakan di lingkup Polines seperti membayar jajan atau sarapan di kantin. Kelebihannya tidak perlu bawa cash ba nyak-banyak, mudah transaksinya. Sistem penggunaannya saya kurang tahu karena kalau top up saya titip ke anak akuntansi.
Faishal Nur Habsyi - Akuntansi Saya sudah tahu PolinesPay dan sudah menggunakan. Penggunaan PolinesPay untuk pembayaran kompensasi dan pem bayaran ke LSP untuk uji kompetensi. Mekanisme pembuatan PolinesPay harus membuat akun terlebih dahulu di BMT Polidana dengan beberapa persyaratan. Kelebihannya lebih praktis lebih singkat, dulu kalau pembayaran kompensasi masih manual, sekarang dengan PolinesPay lebih praktis, cepat, efisien. Kekurangannya ma sih sedikit pihak-pihak yang bekerja sama dangan PolinesPay.
Ezyh Dzikron Arofi - Teknik Elektro Saya belum menggunakan PolinesPay, tapi saya tahu PolinesPay saat Polytexpo. Kegunaannya untuk pembayaran dan sistemnya seperti dompet virtual. Untuk prosedurnya belum tahu karena belum ada sosialisasi di jurusan lain. PolinesPay itu sebagai contoh konkrit berkembangnya teknologi informasi mengenai keuangan. Kekurangannya belum ada sosialisasi di ju rusan lain. Polines ini bisa lebih bermanfaat jika bisa dipakai untuk membayar UKT dan dana ormawa
Muji Lestari - Akuntansi Saya tahu PolinesPay tapi tidak menyeluruh. Saya belum menggunakan, karena untuk tingkat akhir tidak mengaplikasikan dan lebih ditujukan untuk tingkat satu, dua, dan tiga yang program D4. Setahu saya penggunaan PolinesPay Untuk pembayaran di kantin tapi untuk lebih menyeluruh. Kelebihannya PolinesPay ini lebih praktis, kalau kelemahannya harus top up dulu. MA JALAH DIMENSI 63
31
Iklan Layanan Masyarakat Ini Dipersembahkan Oleh: Lembaga Pers Mahasiswa
DIMENSI
Berbelanjalah Sesuai Kebutuhan Kemudahan Tak Seharusnya Membuat Kita Konsumtif
Cash Less = Cash Loss
SEMARANGAN
Dok. Tindy Tagline #TerusBerbenah yang Tertera di BRT Trans Semarang
Semarang Hebat,
Realita ataukah Ironi Semata? Oleh Amelia Ade Oktavina | Desainer : Sri Haryuti
Bagi warga Semarang dan sekitarnya pasti sudah tidak asing dengan tagline yang ada di Semarang seperti Semarang Hebat, Bergerak Bersama, Terus Berbenah dan sebagainya. Tagline-tagline itu bergema di seluruh sudut kota lewat tulisan yang tertempel pada Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang, tempat wisata, fasilitas umum maupun kantor peme rintahan. Lalu sebenarnya apa sih makna dari tagline-tagline tersebut? Makna Tagline Semarang Hebat Tagline Semarang Hebat bukanlah suatu city branding, melainkan hanya sebatas tag line saja. Seperti yang dikutip dari Jatengtoday.com dalam artikelnya yang berjudul “Pasca ‘Semarang Pesona Asia’, Kini Tak Ada Lagi City Branding”, Wali Kota (Walkot) Semarang, Hendrar Prihadi mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) masih mendiskusikan city branding Kota Semarang, sehingga saat ini Semarang masih belum memilikinya. “Semarang Hebat itu tagline, tujuannya memotivasi masyarakat untuk cinta dan bangga terhadap Kota Semarang,” ujar pria yang kerap disapa Hendi ini.
36
MA JALAH DIMENSI 63
Selain memotivasi, tagline itu merupakan harapan untuk Semarang yang lebih baik di masa mendatang. Sebagaimana yang diungkapkan Anum Gianingrih, Kepala Sub Bidang Perencanaan Budaya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang. “Sebenarnya tagline itu harapan dan motivasi, baru akan diwujudkan dengan bergerak bersazma, nggak hanya pemerintah.” Ujar Anum. Pencetus Tagline Semarang Hebat Sebagian pendatang baru atau orang luar Kota Semarang yang membaca tagline Semarang Hebat akan berpikir bahwa itu merupakan kondisi nyata Semarang saat ini.
SEMARANGAN
Hal tersebut dapat terjadi karena tidak bisa dipungkiri jika Semarang sudah mengalami kemajuan yang cukup pesat, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pariwisata. Di balik semua itu tentunya ada ide-ide hebat dari pemerintah, berawal dari dibentuk nya tagline Semarang Hebat untuk menuju Semarang yang lebih hebat. “Tiap Walkot punya visi-misinya sendiri dan menciptakan city branding, tetapi saat ini yang ada baru tagline Semarang Hebat,” ungkap Anum. Sehebat apakah Kota Semarang saat ini? Perkembangan dan kemajuan kota sudah dapat dirasakan karena pemerintah terus melakukan pembenahan. Salah satunya adalah pembangunan tempat wisata seperti Kota Lama, Museum Mandala, dan yang baru-baru saja dibuka adalah Sky Bridge Pandanaran. Berbagai fasilitas umum juga ditingkatkan seperti halte BRT dan peremajaannya, perbaikan taman dan masih banyak lagi. Untuk peningkatan kesejahteraan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memiliki program kampung tematik, sekolah gratis dan Universal Health Coverage (UHC). Selain itu, dalam upaya penanggulangan banjir, Pemkot membuat inovasi Sistem Informasi Terpadu (SIPU). Sistem ini dirancang dengan memasang kamera pengawas di daerah rawan banjir untuk dapat memantau kondisi saluran air di sekitar daerah tersebut. Tak hanya itu, angka kemiskinan di Kota Semarang juga mengalami penurunan hingga melebihi target yang sudah ditetapkan. “Ditarget tahun 2021 tingkat kemiskinan adalah 4,14%, tapi tahun ini sudah mencapai 3,98%, jauh melampaui target,” jelas Arie, Kepala Seksi Pengolahan Data Kemiskinan, Bidang Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang. Keberhasilan ini dapat terjadi karena adanya program-program seperti bantuan keluarga harapan, bantuan sembako, pendataan warga miskin, dan program lainnya. Berbagai penghargaan pun telah diraih, mulai dari Kota Wisata paling bersih se-Asia Tenggara, Kota Layak Anak kategori Nindya
tingkat nasional, dan kategori Kota Terbaik dalam Inisiasi Strategi Manajemen oleh European Society for Quality Research di Berlin, Jerman. Melihat beberapa aspek yang mengalami kemajuan, Dony, mahasiswa Universitas Ne geri Semarang (Unnes) yang juga merupakan warga asli Kota Semarang mengungkapkan bahwa Semarang sudah bisa dikatakan sebagai Semarang Hebat. “Aspek-aspek pen ting masyarakat sudah dibangun, seperti pendidikan, kesehatan dan lainnya. Namun, masih ada aspek lain yang perlu diperbaiki,” tambah Dony. Sisi Lain dari Tagline Semarang Hebat Melihat betapa hebatnya perkembangan Kota Semarang, masih ada beberapa poin permasalahan yang membuat kita bertanya - tanya, sudahkah pantas kota ini dijuluki sebagai Semarang Hebat? Memang benar pembangunan terus dilakukan, tetapi kita masih bisa melihat banjir tahunan yang melanda, polusi dan kemacetan, kurang terawatnya taman dan sebagainya. Warga juga mengeluhkan adanya gangguan-gangguan yang belum teratasi. "Parkir sembarangan bikin macet, saluran air bersih sering bermasalah, warga pesisir kota juga kurang diperhatikan," ungkap Putri, warga asli Kota Semarang. Tak hanya itu, sempat timbul kekecewaan warga karena ketidakadilan Pemkot pada kasus penggusuran Tambakrejo beberapa waktu lalu. “Pemkot sangatlah transparan, hampir semua kegiatan diunggah lewat sosial media. Mereka juga tidak anti kritik, namun masih ada beberapa proses hukum seperti penggusuran Tambakrejo yang kesannya ditutup-tutupi,” ujar Dony mengungkapkan kekecewaannya. Ia juga berpendapat bahwa Pemkot sudah berusaha membangun wilayah Kota Semarang dengan cukup baik, namun sayangnya hal ini tak disertai kepedulian masyarakat untuk merawatnya. "Meskipun Pemkot berhasil membangun, tetapi kesadaran masyarakat untuk menjaga kota nya kurang, ya sia-sia aja,” pungkas Dony. MA JALAH DIMENSI 63
37
Komunitas Turonggoseto merupakan komu nitas yang berdomisili di Dukuh Ngembak, kelurahan Bulusan, Tembalang, Semarang dan terbentuk pada lima tahun silam. Komunitas ini ialah komunitas yang melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa, dalam hal ini ialah seni gamelan dan 7 jaran kepang atau bisa disebut kesenian kuda lumping. Komunitas ini berdiri atas dasar ketidaksengajaan. Berawal dari kumpulan remaja Dukuh Ngembak, kala itu mereka menyelenggarakan turnamen voli yang diadakan selama 13 hari dan berhasil menarik minat banyak penonton. Hal inilah yang menjadi sumber penghasilan panitia, selain dari biaya pendaftaran peserta, panitia juga mendapat penghasilan lain dari biaya parkir penonton. Mereka kebingungan akan dikemanakannya uang penghasilan penyelenggaraan turnamen voli dialami oleh panitia pasca turnamen usai,
38
MA JALAH DIMENSI 63
Oleh: Hanifah Nurulinayah | Desainer: Zakiyah (Magang)
Pelestari Gamelan dan Kuda Lumping
Turonggoseto,
Dok. Arizal Penampilan tari kuda lumping oleh Komunitas Turonggoseto
pasalnya uang penghasilan yang didapatkan cukup besar. Karena saat itu di Dukuh Ngembak belum ada karang taruna, akhirnya uang tersebut dialokasikan untuk membantu pembangunan musala desa, sedang sisanya atas hasil diskusi antar remaja desa akhirnya digunakan untuk membeli gamelan dan membuat kuda lumping sederhana. Perjalanan Turonggoseto dari awal terbentuk hingga saat ini tentu tidak mudah. Tahun pertama, yaitu 2014, Turonggoseto memulai dengan berlatih tarian seder hana diiringi gamelan. Selain itu, mereka juga berlatih bagaimana menampilkan kesenian kuda lumping dan berinteraksi dengan leluhur Dukuh Ngembak. Tahun kedua, tahun 2015, mereka mulai menambahkan gerakan dalam tariannya. Di tahun ini pula mereka mulai rutin untuk menyajikan pertunjukkan kuda lumping kepada penduduk dukuh Ngembak pada perayaan tahun baru Islam
KOMUNITAS
(Suro), hari kemerdekaan Indonesia, dan hari jadi Kota Semarang serta komunitas Turonggoseto berhasil mendapatkan kesem patan untuk melebarkan sayapnya di ling kup Kota S emarang. Turonggoseto diminta untuk tampil di pembukaan Dugderan di Balaikota Semarang. Kemudian, pada tahun 2016, Turonggoseto sempat tampil untuk memeriahkan Pawai O goh-ogoh, guna memeriahkan hari Nyepi umat Hindu. Hingga di tahun 2018, melalui penghasilan dari tampil di ber bagai acara, Turonggoseto mampu membeli p erlengkapan yang le bih layak untuk tampil. Tahun 2019 menjadi salah satu pencapaian paling berharga bagi Turonggoseto, karena di bulan Oktober lalu, Komu nitas Turonggoseto berhasil meraih juara dua dalam festival seni yang diadakan Dinas Pemuda dan Olahraga.
Keunikan Komunitas Turonggoseto
Ganjar selaku ketua paguyuban T uronggoseto menjelaskan jika Turonggoseto termasuk komunitas yang unik, karena me miliki ciri khas. Dalam pelatihan tarian maupun gerakan tari, Turonggoseto tidak memiliki tentor atau pelatih. Para anggotanya belajar atau mencari referensi melalui Youtube, kemudian gerakan tersebut di kembangkan dan dikreasikan dengan gamelan hingga bisa menampilkan keindahan seni kuda lumping sesuai kreatifitas anggotanya sendiri. Atau dengan kata lain, dalam menampilkan ke senian kuda lumping, gerakan serta iringan musik mereka bisa berubah dari waktu ke waktu, karena tidak terpaku pada gerakan pakem seperti tari daerah. "Jadi Turonggoseto misalnya tampil bulan ini dengan tiga bulan kemudian itu pasti yang disuguhkan itu berbeda. Perbedaan itu yang menjadi daya tarik penonton untuk selalu datang." jelas Ganjar. Selain tampil pada acara perayaan, Turonggoseto juga tampil saat ada diminta oleh orang untuk memeriahkan acara nya atau istilah lainnya orang yang ingin nanggap kuda lumping. Saat ingin mengisi acara, biasanya Turonggoseto menanyakan kepada si empunya hajat, apa tarian yang mereka inginkan. "Kita menawarkan ke luar
itu kepenginnya seperti apa yang dia minta. Jadi, nggak yang punya hajat yang manut yang tampil. Tapi kita main berdasarkan request yang nanggap." Jelas Ganjar. Pada tahun kelima terbentuknya Turonggoseto, yaitu pada tahun 2019, tercatat a nggota aktif Turonggoseto sejumlah 50 orang. Jumlah tersebut tentunya masih akan bertambah, karena Turonggoseto sangat terbuka untuk menerima anggota baru kapanpun itu. Salah satu persyaratan yang perlu dipenuhi untuk ikut bergabung dengan Turonggoseto diantaranya adalah tidak mengikuti paguyuban sejenis. "Kalau orang luar mau ikut Turonggoseto saya oke, tapi di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung, ibarate wong njobo seng melu Turonggoseto juga harus bisa ngikuti aturan yang ada," tutur Ganjar. Ia juga menambahkan mengapa persyaratan untuk bergabung adalah tidak boleh mengikuti paguyuban sejenis Turonggoseto. "Saya juga selalu menyarankan kalo di wilayah asalnya ada paguyuban yang sama sebisa mungkin ja ngan ikut Turonggoseto, tapi lestarikanlah paguyuban yang ada di wilayah asalmu karena kita sama tujuannya yaitu melestarikan budaya yang ada," kata Ganjar. Selain itu, anggota Turonggoseto sendiri tidak terpaku oleh umur, ada yang masih menempuh sekolah dasar, menengah, bahkan ada yang berusia sekitar tiga puluh tahun masih aktif di Turonggoseto. Ganjar juga menjelaskan bahwa kegiatan Turonggoseto selain tampil untuk suatu acara, adalah kumpul rutin dan latihan dua kali seminggu. Ketika disinggung mengenai harapan, Ganjar sendiri berharap agar Turonggoseto memiliki tempat khusus untuk menyimpan perlengkapan tampil mereka. Selain itu, ia juga berharap agar bisa memperkenalkan Turonggoseto hingga seluruh kota S emarang mengenal komunitas ini. Tak hanya itu, ia juga berharap pada kompetisi berikutnya, Turonggoseto bisa meningkat prestasinya. "Kalau ada event atau festival yang diadakan dinas atau kompetisi lain kita berharapnya bisa dapat juara satu," pungkas Ganjar. MA JALAH DIMENSI 63
39
Keselarasan Damainya Alam Menyatu
dengan
Keseharian Masyarakat Pedesaan Oleh: Tim Fotografer Desainer : Riris Metta K.
Seorang petani tengah membajak sawah
Dok.Cantika
Dok.Cantika
Jika ingin melihat indahnya panorama alam yang masih permai, sederhana, serta menyejukkan mata, tentu saja tempat yang paling tepat untuk menjawabnya adalah pedesaan. Di pedesaan kita akan kembali mengingat tentang bagaimana indahnya sikap bergotong royong kepada sesama. Selain itu, aktivitas masyarakatnya pun masih sederhana dan tradiÂsional, seperti bercocok tanam, latihan menerbangkan burung dara, memancing, dan Âaktivitas lainnya. Kami mengabadikan beberapa aktivitas pedesaan yang akan memperlihatkan bagaimana indahnya hidup dalam balutan suasana alam pedesaan dan tentunya sulit kita temui dalam hingar-bingarnya kota. Berikut kami sajikan pemandangan tersebut dalam galeri foto di bawah ini.
40
MA JALAH DIMENSI 63
Seorang petani sedang ngaruk pari (matun).
GALERI FOTO
Dok.Warda
Petani kacang tengah memanen hasil
Dok.Cantika Seorang warga menaiki perahunya
ladangnya
untuk berangkat memancing Dok.Cantika
Ibu petani sedang memisahkan bulir
padi dari batangnya (derep)
Dok.Cantika
Dok.Cantika
rbangkan burung dara
Beberapa warga desa berlatih mene
trisi tanamannya
Petani menebar pupuk untuk menu
Dok.Warda
Seorang wanita mengeringkan ikan
Dok.Warda
asin untuk kemudian dijual
PLESIR
Dok. Sandra
Keseruan Eksplor Indahnya Pesona Alam
di Tenggara Kota Yogyakarta Oleh: Hani Cahya Kamila | Desainer: Riris Metta K.
“Langit dini hari terlihat sangat cantik dihiasi dengan ribuan bintang menyala. Membuat kami takjub dan tak henti-hentinya menganga terpesona” Awal Februari lalu, saya dan teman-teman kru LPM Dimensi berencana untuk m elarikan diri sejenak dari penatnya kegiatan per kuliahan. Pilihan kami jatuh pada sebuah pantai di sebelah Tenggara Yogyakarta. Sebenarnya untuk musim penghujan seperti sekarang ini, tidak direkomendasikan untuk melakukan kegiatan camping ataupun tracking. Namun, melihat banyaknya pantai yang mempesona dan menarik di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta membuat kami tak sabar ingin mengulik keindahan alam di baliknya. Pantai Siung menjadi pilihan yang
44
MA JALAH DIMENSI 63
tepat dihiasi batu karang menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, jalur tracking di bukit dekat pantai juga menawarkan pengalaman yang berbeda bagi kami. Dengan bermodalkan sepeda motor, rencananya perjalanan dimulai pada Jumat (7/2) pagi. Namun nasib berkata lain, salah satu dari kami harus mengurus bebas kompensasi guna keperluan daftar ulang. Maklum, anak Polines tidak jauh-jauh dari namanya bolos dan kompensasi. Akhirn ya kami urungkan niat untuk segera tiba di kota istimewa. B arulah setelah salat jumat,
PLESIR
kami menarik gas sepeda motor kami menuju Gunung Kidul. Tak selang beberapa lama, hujan langsung mengguyur jalanan dengan derasnya. Hujan memang tak pilih kasih, dia jatuh merata di sepanjang perjalanan kami hingga Klaten. Sesampainya di Gunung Kidul, langit sudah menggelap dan azan magrib mulai bergema. Kami berhenti di masjid setempat untuk beribadah. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke Pantai Siung masih sekitar satu jam. Kami melewati pemukiman warga, namun adakalanya jalana n terasa sangat sepi dan gelap karena minimnya penerangan. Dengan bantuan google maps, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Kami sempat kehilangan arah di tengah perjalanan. Berjalan di tengah p ersawahan memang membuat kami kesulitan untuk mendapatkan sinyal. Setelah melewati kurang lebih 2 kilometer, sampailah kami di Pantai Siung tepat pukul 19.30 WIB. Biaya retribusi yang ditarik sangat terjangkau, hanya Rp.30.000,- untuk tiga motor. Di sana kami disambut oleh hamparan pasir putih yang terbentang di bibir pantai diiringi dengan suara deburan ombak. Di tepi pantai sudah berdiri tegak dua buah tenda yang merupakan satu kumpulan. Tanpa banyak berpikir, kami langsung mencari tempat yang strategis untuk mendirikan tenda, tepatnya di bibir pantai. Hanya ber jarak kurang dari 10 meter. Namun karena air sedang surut, air laut terlihat cukup jauh. Kami berenam melakukan camping selama satu malam di Pantai Siung. Peralatan yang kami bawa diantaranya; dua buah tenda dengan harga sewa @Rp.24.000,- matras Rp.8.000,- dan juga tas carier sebesar 80L yang kami pinjam dari salah seorang teman. Karena kami berencana untuk memasak sendiri, jadi kami juga mempersiapkan peralatan memasak meliputi nesting, kompordan gas. Serta bahan makanan meliputi mie instan, sosis, nugget, air mineral dan
pop corn. Budget yang kami keluarkan untuk dua kali makan sekitar Rp. 80.000,Malam pertama kami lewati dengan me- nyantap mie instan dan membuat popcorn sembari menikmati kehangatan api unggun. Jika kalian ingin menyalakan api unggun, maka kalian harus merogoh kocek Rp.40.000,-. Cukup mahal, bukan? Namun harga ini cukuo sebanding dengan kenangan indah yang kami dapatkan. Setelah cukup kenyang dan puas menikmati angin malam, kami memutus kan untuk beristirahat. Namun suara o mbak terdengar sangat keras, saya pun keluar tenda. Dan... Coba tebak apa yang saya temukan? Yap, b intang! Langit dini hari terlihat sangat cantik dihiasi dengan ribuan bintang menyala. Membuat kami takjub dan tak henti-hentinya menganga terpesona. Ketika menjelang pagi, suasana pantai mulairamai. Orang-orang berdatang u ntuk melihat matahari terbit. Selepas salat subuh, saya dan teman-teman m enyiapkan makanan untuk sarapan. Sarapan kali ini disuguhi dengan pemandangan pantai berkarang berbaur riuh ramai anak-anak yang sedang bermain air. Mengingat matahari mulai terik, kami bergegas membereskan peralatan makan dan juga tenda. Kami mulai mempersiapkan diri untuk tracking ke Bukit Pengilon. Berhubung tidak memungkinkan untuk membawa barang-barang kami yang cukup berat, maka kami titipkan di warung terdekat. Kami berjalan menyisiri pantai ke arah utara dengan membawa dua botol air mineral besar dan uang secukupnya. Sekitar satu kilometer berjalan, kami menemui tangga yang akan membawa kami ke atas bukit. Hamparan laut lepas dan pemanda ngan Pantai Siung sangat menakjubkan dari atas bukit. Kami dihadapkan langsung pada laut lepas dengan gemuruh ombak yang saling bersautan. Di atas sini juga terdapat tempat yang disediakan untuk area camping berbayar. MA JALAH DIMENSI 63
45
PLESIR
Dok. Hasan
Jalan yang kami lalui cukup terjal dan enguras tenaga untuk kami yang tidak m pernah melakukan tracking. Setiap ada pos pemberhentian, kami selalu b erhenti. Mengisi ulang tenaga dan menikma ti nuansa pantai dan perbukitan. Di pos pertama, terhampar kebun jagung yang sangat luas dikelilingi oleh persawahan. Kemudian sampailah kami di aliran air dari sungai yang sebelumnya kami lewati, yaitu Banyutibo. Pantai Banyutibo m enyuguhkan aliran air yang langsung jatuh menuju pantai berkarang di bawahnya. Perjalanan menuju Bukit Pengilon berlanjut, jalanan yang kami tempuh kembali berupa area perkebunan, persawahan dan sesekali kami temui rumah warga. Setelah berjalan kurang lebih setengah jam dari Pantai Banyutibo, sampailah kami di hamparan perbukitan yang jarang tumbuh pohon dengan bertuliskan ‘Bukit Pengilon’. Kami sempat berhenti membe li minum di sebuah warung terdekat. Kami juga berbincang-bincang dengan salah satu warga sekitar. Ungkapnya, Pantai Wediombo terletak di seberang bukit ini. Tentu kami sangat a ntusias untuk ke sana, namun ternyata jarak menuju kesanamasih sangat jauh. Jadilah kami putuskan untuk me lanjutkan ke Bukit Pengilonsaja.
46
MA JALAH DIMENSI 63
Setelah melewati sisa perjalanan dengan jalan berbukit di antara hamparan hijau rerumputan, sampailah kami di Bukit Pengilon. Suasananya terlihat asri dan me nenangkan. Suara ombak beradu riuh me nabrak batu karang. Terlihat hamparan lautan yang membiru dari atas bukit yang dipenuhi pohon dan rerumputan. Kami duduk di bibir tebing, merebahkan badan, dan menikmati hasil tracking yang sebelumnya tidak pernah kami bayangkan sesulit ini. Hari sudah beranjak siang, kami memutuskan untuk kembali ke Pantai Siung dengan menyusuri jalur tracking yang sama, kembali ke warung tempat penitipan ba rang-barang kami. Ternyata perjalanan pulang sama saja melelahkannya. Namun lagi-lagi rasa lelah dan terik matahari yang menyengat terobati dengan segelas es teh yang kami pesan. Setelah cukup beristirahat dan membersihkan diri, kami bersiap untuk kembali pulang. Saat mengambil sepeda motor, kami membayar Rp5.000,- untuk biaya parkirnya. Pantai Siung merupakan satu diantara sekian banyak pantai indah di Gunung Kidul. Pantai ini belum cukup dikenal masyarakat luas, masih sepi dan sangat cocok untuk k alian yang suka mengeksplor tempattempat baru.
KULINER
KUPAT BANGKOK, Kuliner Legit nan Gurih Khas Kota Bahari Oleh : Umi Farida | Desainer : Salsabilla Az-Zahra (Magang)
Dok. Syauqi
J
ika kamu berkunjung ke Kota Tegal, kamu wajib mencoba salah satu kuliner khas di sini, salah satunya yaitu Kupat Bangkok. Sajian makanan ini terdiri dari potongan lontong, k ecambah, dan sambel goreng kerupuk mie. Komposisi tersebut kemudian disiram d engan kuah bumbu kuning olahan tempe yang dipotong kecil-kecil. Tak ketinggalan, taburan kerupuk mie, bawang goreng serta kecap manis di atasnya menggugah rasa ingin segera menyantapnya. Jikalau kupat yang biasanya kita kenal terbuat dari beras yang di bugkus dengan anyaman daun janur (daun kelapa muda), beda halnya dengan Kupat Bangkok ini. Kupat di sini dibungkus dengan daun pisang. Kebanyakan orang sering menyebutnya dengan lontong. Sambal goreng yang diolah juga terbilang unik. Kerupuk mie yang menjadi bahan dasar memberikan sensasi kenyal pada Kupat Bangkok yang disantap. Selain itu, kuah tempe yang dimasak dengan bumbu kuning merupakan olahan MA JALAH DIMENSI 63
47
KULINER
t empe kaya rempah yang sudah dibusukkan (Tempe Semangit). Perpaduan ini memberikan rasa yang khas serta gurih. Untuk menjumpai Kupat Bongkok, kamu tak perlu kebingungan. Kamu bisa mencicipi nya di salah satu warung yang sudah berdiri sejak 23 tahun yang lalu. Kupat Bongkok Ibu Puji, begitu sebutannya. Tepatnya di Jalan Werkudoro, dekat Pasar Mejasem, Kota Tegal. Makanan ini sangat cocok untuk dijadikan sarapan loh, karena warungnya sudah dibuka sejak pagi hari. Ibu Puji mulai menggelar dagangannya sejak pukul 05.30 hingga 10.00 WIB. Lokasinya strategis, berada di tepi jalan sehingga bisa ditemukan dengan mudah. Ibu Puji (50) yang merupakan pemilik warung menjelaskan kepada kami bahwa Kupat Bongkok merupakan olahan masakan yang berasal dari Desa Bongkok, salah satu desa pesisir di Kecamatan K ramat, Kabupaten Tegal. Kira-kira 18 kilometer dari pusat Kota Tegal. “Kupat Bongkok kie saka Desa Bongkok. Sing adol awale wong Bongkok,” Jelasnya. Rupanya kuliner yang dulu bernama Kupat Sayur Tempe Semangit ini pernah menjadi ikon kuliner Kota Tegal di tahun 1970-an. Rasa yang disuguhkan dalam sajian Kupat Bongkok ini tergolong unik dan khas. Sambal goreng kerupuk mie yang kenyal dipadu dengan olahan Tempe Semangit memberikan rasa tersendiri. Pada suapan pertama, rasa asam dari olahan Tempe Semangit terasa lebih dominan. Namun, pada suapan selanjutnya, semuanya terasa pas. Renyah dari kecambah menjadikan sajian ini semakin kaya rasa. Hanya dengan Rp.6.000,- kamu sudah bisa menikmati seporsi kudapan legit nan gurih
48
MA JALAH DIMENSI 63
Dok. Syauqi
ini. Akan semakin menggugah selera jika kamu menikmatinya dengan rasa pedas dari sambal yang disajikan. Jika kurang manis, kamu bisa menambahkan kecap manisnya. Selain itu, warung Kupat Bongkok Ibu Puji ini juga menjual aneka gorengan yang bisa kamu nikmati bersama semangkuk Kupat Bongkok di pagi hari dengan udara sejuk khas Kota Bahari.
KELAKAR
Ambis Bukan Hal Negatif, Tetapi Pendorong Diri Meraih Mimpi
Oleh: Aji Syamsul Arifin | Desainer: Ilham Fatkhu Arroyyan | Ilustrator: M. Syauqi Mubarak
“Ih... ambis”, “Jangan terlalu ambislah”, “Kamu tuh jadi orang ambis banget ya”, pernah mendengar kalimat tersebut? Pasti kita sering mendengar kalimat tersebut di sekeli ling kita, bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari. Dari kalimat tersebut terdapat julukan yang sering kali dilemparkan di kalangan mahasiswa yaitu “Ambis”. Ambis di dunia perkuliahan sering disematkan bagi mahasiswa yang belajar lebih giat dibandingkan mahasiswa lainnya, entah mengapa di dunia perkuliahan istilah ambis ini mulai menyempit. Terkadang si ambis se ring dikambinghitamkan apabila di kelas tersebut ada yang dapat nilai jelek sedangkan si ambis dapat nilai yang bagus.
Sebenarnya Apa itu Ambis? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ambis berasal dari kata ambisius yang artinya berkeinginan keras mencapai sesuatu (harapan, cita-cita); penuh ambisi. Dapat dilihat bahwa ambis memiliki makna yang bagus. Namun, dalam kehidupan sehari-hari ambis sering dikaitkan dengan hal negatif. Di dunia perkuliahan misalnya, ketika ada mahasiswa yang rajin belajar dan mengumpulkan tugas tepat waktu, sedangkan teman-temannya telat mengumpulkan bahkan tidak mengumpulkan tugas. Si ambis ini akan dikambinghitamkan atas hal yang tidak sepatutnya disalahkan. Aneh bukan?
50
MA JALAH DIMENSI 63
KELAKAR
Contoh lainnya, ketika jam kosong atau dosen sedang berhalangan hadir, kebanyakan mahasiswa tak akan menyentuh buku nya. Di sisi lain, minoritas dari mereka ada yang membuka bukunya atau mengerjakan tugas lain. Tak jarang dalam kasus ini, mahasiswa yang giat ini diolok-olok dengan sebutan si ambis. Padahal bukankah si ambis ini hanya menjalankan kewajibannya, kan?
Ambis itu Baik atau Buruk? Sifat ambis dapat muncul karena faktor yang berbeda-beda, misalnya faktor lingkungan, sosial, pergaulan. Menjadi ambisius sering kali dikaitkan dengan hal negatif, padahal menjadi ambisius adalah hal yang baik. De ngan besikap ambisius secara tidak langsung kita sudah mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu, sehingga kita sudah mempunyai penggerak untuk mencapai tujuan kita.
Sebenarnya setiap orang pasti memiliki s ifat ambisius, namun mereka ambis di bidangnya masing-masing. Ada yang berambisi untuk mencapai nilai yang baik, ada juga yang ber ambisi untuk dikenal dan mengenal banyak orang, oleh karena itu untuk mewujudkan ambisinya mereka ikut berbagai organisasi dan acara kampus. Bahkan ada yang ambis dalam melakukan hobinya, mereka yang berambisi dalam hobi biasanya cenderung menghabiskan waktunya untuk melakukan hobinya, seperti travelling, olahraga setiap hari atau ada juga yang berlatih menyanyi untuk menambah jam terbangnya.
Lalu, Bagaimana Cara Kita Menyikapi Sifat Ambis? Menjadi mahasiswa harusnya kita bersikap dewasa dan sudah tahu kelebihan serta kelemahan masing-masing. Menjadi ambisi us merupakan hal yang baik, asalkan tidak sampai berlebihan. Ambisi yang berlebihan tidak lagi disebut sebagai ambisi, melainkan obsesi. Obsesi sendiri merupakan tingkat yang lebih ekstrim dari ambisius. Orang yang terobsesi cenderung lebih emosional dalam mencapai
tujuannya. Orang yang terobsesi tentu berbeda dengan mereka yang berambisi. Orang yang berambisi ketika tujuannya tidak tercapai mereka tidak akan mudah menyerah, karena mereka lebih fokus dalam mencapai tujuannya. Berbeda dengan mereka yang terobsesi, apabila tujuannya tidak tercapai mereka cenderung lupa diri bahkan mereka rela menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut. Entah itu dengan cara yang baik ataupun buruk, yang ada di pikiran orang yang terobsesi adalah bagaimana caranya agar tujuanya bisa tercapai. Menjadi ambisius seperti kita menggunakan google maps dalam berkendara untuk sampai ke tempat tujuan kita. Ibaratkan tujuan kita adalah tempat yang akan kita tuju, dan kita adalah si pengemudi yang memegang kendali. Pasti dalam perjalanan tidak selamanya mulus, akan ada banyak halangan dan rintangan. Disinilah sebagai pengemudi kita harus tetap fokus dalam perjalanan walaupun banyak halangan dan rintangan, jangan sampai dalam perjalan kita tergoda dengan cara yang kotor, sehingga terobsesi untuk sampai ke tempat tujuan. Orang yang sering meremehkan si ambis biasanya merasa dirinya jenius, sehingga tidak perlu berusaha atau bekerja keras untuk menapai tujuannya. Berbeda dengan mereka yang berambisi pasti akan bekerja keras dan bersungguh-sungguh untuk mencapai tujuannya, karena usaha keras tidak akan mengkhianati hasil. Seperti kata Albert Einsten “Jenius adalah 1% bakat dan 99% kerja keras”. Jadi, memiliki sifat ambisius bukanlah hal yang buruk. Segala sesuatu pasti mempunyai hal positif dan negatif, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Dengan memiliki sifat ambisius, kita sudah mempunyai motivasi untuk mencapai tujuan kita. Jangan sampai sifat ambisi berubah menjadi obsesi, sehingga kita mengahalalkan segala cara agar tujuan kita tercapai, padahal hal tersebut bisa merugikan diri sendiri maupun orang lain. MA JALAH DIMENSI 63
51
ENGLISH
Admit it! I'm not okay, but I'll be fine By : Lisa Chilly | Designer : Sri Haryuti | Ilustrator : Ahmad Tsani A. A
52
MA JALAH DIMENSI 63
ENGLISH
"It's okay not to be okay" They said this is not just a slogan to love yourself. They said this sentence has various meanings that must be infused. What do you think when you listen to that sentence? Maybe some people thought that this sentence refers to us who have to be honest with ourselves. But what we have to underline is, not everyone can be honest with themselves, especially others. What if covering up emotions is a necessity? Is that okay if we cover up our sadness? In psychology, there is a term called repression, where we unconsciously suppress our desires or instincts because of external impulses that go against our desires. Indeed, when we say that we are fine, it will flow positive energy into our subconscious and make us forget the problem for a moment. But remember the problem is still there and whenever it can return to the surface. I've felt that. I used to feel that when I was forced by my parents to go to a school that I didn't want to. It was fine for a couple of months but it was getting worse when I still couldn't adapt to my undesirable-school and finally, I did something that made my parent submitted a transfer letter. I realize that positive energy only works a few months until all of my emotions exploded. My psychologist once said that this is all about letting go, accepting and moving. It's okay to release our emotions and feelings. It's okay to feel things. You can cry, you can be angry, you can be frustrated, be emotions. There’s no something wrong about that. It doesn’t mean that you are weak or –now they call it, too ‘baper’. Emotions and feelings exist because we are human. I know it’s hard. Maybe you want to try my
way; shout the fuck out loud when riding a motorcycle or crying alone in my room for 2 hours long? Whatever it is you have to release your emotions. Try something like writing, shouting, hitting something or telling people about what you feel. Release your emotions like open a dam door. Once you open it, it will be very heavy flow but it will calm over time. However, if you keep holding it in, someday the door will burst and the flow will damage all around you. Admit it. Accept if we're really not okay. Never compare yourself with the others. People have different limits. No one expects you to be happy all the time. Yes, it sucks. Yes, it’s painful, but you will come out stronger for having experienced that pain, no matter what you’re dealing with right now. Feel the pain. Like Alisa Tanaka said, “There’s nothing wrong with that; admitting that you’re not okay and knowing that it’s okay is the first step to letting go of the pain. Those negative emotions balance out our positive ones.” The last step is to move on. You should believe that this feeling is temporary. When we can't see the sun when it's cloudy, it doesn't mean there's no sun, right? Be you. Admit who and how you are. Only you know how stronger you are, like Jessie J told us!
“Don't lose who you are in the blur of the stars Seeing is deceiving, dreaming is believing It's okay not to be okay Sometimes it's hard, to follow your heart Tears don't mean you're losing, everybody's bruising Just be true to who you are” Jessie J – Who you are
MA JALAH DIMENSI 63
53
CERPEN
Between 0.01 % and 99.99 % Oleh : Ririn Anjarwati | Desainer : Riris Metta K | Ilustrator : Yekti Z.
Bandung, 26 Agustus 2018 Siang yang cerah, seorang gadis terduduk diam di lantai dingin kamar dengan kedua lutut ditekuk. Tatapannya kosong dengan air mata yang m embasahi kedua pipi. Matanya menatap ke arah kalender meja yang terdapat lingkaran pena bewarna biru. Dengan segenap tenaga, ia berjalan tertatih ke arah meja belajar. Bibirnya mulai terangkat membentuk senyuman penuh luka. “Mama,” rintihnya menoleh ke arah foto keluarga kecil bahagia. Refleks kedua tangannya melempar apapun yang berada di sekitarnya sembari menjerit hebat. Kepingan memori yang berputar cepat di kepalanya, membuat amarahnya semakin m emuncak. Masa depanku hancur dalam sekejap bagaikan pecahan kaca yang tersapu hilang entah kemana, batin gadis itu. Seorang wanita paruh baya yang tengah melakukan pekerjaan rumah terkaget mendengar jeritan nonanya. Wanita itu berlari tergopoh– gopoh menaiki tangga, pikirannya sudah tak karuan memikirkan keadaan sang nona. “Non Keira, tolong jangan seperti ini, Non. Ada Bibi dan Papa Non Keira yang menyayangi non Keira.” Kemudian, Bibi itu berlari menelpon sang tuan rumah. “Halo Tuan,” katanya setelah panggilannya tersambung. “Iya, Bi Siti, ada apa?” “Non Keira kamarnya terkunci. Ada suara jeritan dan pecahan barang, Tuan,” kata Bi Siti cepat. “20 menit lagi saya sampai, cari bantuan ke tetangga sebelah atau siapapun. Mohon bantuannya, Bi.” “Baik, Tuan,” katanya mengakhiri panggilan lalu berlari keluar menuju rumah tetangga sang tuan. Tangannya bergerak membunyikan bel sedangkan mulutnya berteriak memanggil. “Iya, ada apa?” tanya seorang lelaki muda sambil tersenyum ramah setelah membuka pintu. “Tolong nona saya, Den,” kata Bi Siti lalu berlari kembali ke rumah tuannya yang membuat lelaki muda
54
MA JALAH DIMENSI 63
CERPEN
itu kebingungan. Ia mengikuti dengan langkah cepat. Ketika memasuki rumah, terdengar suara jeritan dan tangisan yang semakin keras. Ia mempercepat langkahnya mendahului wanita paruh baya di depannya. “Siapapun Anda tolong buka pintunya,” kata laki–laki itu. Terdengar jeritan sekali lagi. Namun, seketika suara jeritan dan tangisan itu lenyap. “Tolong dobrak pintunya,” kata Bi Siti di angguki oleh lelaki itu. Ia mengambil ancang–ancang untuk mendobrak pintu hingga terbuka. Kepanikan melanda Bi Siti melihat nonanya tergeletak tak sadarkan diri di lantai dengan kondisi kamar yang berantakan. Laki–laki itu kebingungan . Langkah kakinya m enghampiri gadis ber wajah pucat itu. Ia mengangkat tubuh gadis itu dengan hati-hati ke ranjang. Sedangkan wanita paruh baya bertubuh gempal yang tak ia tahu namanya segera menelpon dokter untuk memeriksa keadaan nonanya. “Terima kasih, Den—,” kata wanita paruh baya itu terhenti karena tak tahu siapa nama laki–laki muda itu. “Milano, panggil saja Lano,” kata Milano tersenyum. “Terima kasih, Den Milano sudah menolong Non Keira,” kata Bi Siti. “Namanya Keira?” Bi Siti mengangguk. “Sepertinya Anda orang baru di sini.” “Iya, Bi. Saya baru saja pindah dari luar negeri.” “Jadi Anda anaknya tetangga baru itu?” Milano mengangguk. “Kalau begitu saya permisi.” “Sekali lagi terima kasih. Mari saya antar,” ucap sang bibi melangkahkan kaki keluar diikuti oleh Milano sebelum ekor matanya melihat Keira sekali lagi.
Vienna, 21 Juli 2018 Seorang gadis duduk menatap pantulan dirinya di cermin. Wajah cantiknya terlapisi make up natural, rambutnya ditata rapi terhiasi flower crown senada dengan baju
yang dikenakan. Bibirnya tersenyum lebar karena ini adalah hari paling spesial dalam hidupnya. Impiannya selama ini akan mencapai puncaknya. Vienna, tempat kelahiran sang musisi ternama mungkin akan menjadi saksi bisu perjuangan Keira selama ini. Ia berharap hidupnya akan seperti Mozart dan Beethoven yang meniti karirnya dari kota yang terkenal akan seribu keindahan ini. Bukan pianis atau sebagai musisi lainnya, tapi impiannya adalah Balerina, hidupnya dan impiannya. “Keira!” seru seseorang perempuan ber tubuh tinggi semampai. Keira menoleh lalu tersenyum. “It’s show time, Keira.” “Oke, Keyle.” Sebelum beranjak, Keira menarik nafas panjang seraya menetralkan degup jantung nya yang kian memburu. Tangan kanan nya terulur menyentuh kalung peninggalan mamanya yang menggantung indah di lehernya. Keira mengarahkan pandangannya ke semua audience yang terlihat sangat menantikan konser besar balerina tahun ini. Mata nya berbinar melihat salah satu bangku audience paling depan yang menampakkan seorang pria paruh baya. Pria itu menggerak kan mulutnya membentuk rangkaian kata ‘semangat’ yang ditujukan untuknya, seiring dengan instrumen musik pengiring tarian nya dimulai. Dari teknik virtuoso seperti pointe work, grand pas de deux dan mengangkat kaki tinggi dilakukannya dengan sempurna. Keira melangkah dengan percaya diri, menampilkan repertoar snowflakes yang pernah dibawakan Ana Pavlova ketika konser di Indonesia. Dia memejamkan mata seraya menikmati instrumen yang terus mengalir melalui indra pendengarannya. Kemudian matanya terbuka menyorotkan kelembutan dan satu gerakan dia melakukan high extention. Setelah itu kakinya lincah melompat tinggi lalu mendarat. Namun, semuanya berubah menjadi gelap di pelupuk mata Keira setelah sengatan terjadi di bagian kakinya. MA JALAH DIMENSI 63
55
CERPEN
Bandung, 26 Agustus 2018 Keira terbangun dengan napas terengah- engah dan keringat yang mengucur di sekujur tubuhnya. Mimpi itu datang lagi, batinnya. Ia berusaha untuk bangun dan berjalan ke arah balkon kamar. Matanya menyipit melihat seorang laki-laki yang se umuran dengannya berada di balkon kamar rumah tetangganya. Laki-laki itu sedang melambaikan kedua tangan dengan pandangan mata tertuju ke arahnya. “Keira!” teriak Milano sambil menunjukkan deretan gigi putihnya. “Gue cuma mau bilang kalau di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin. Jika lo gagal dalam meraih impian, percaya sama gue ada rencana indah di balik semua kegagalan. 0.01% kemungkinan akan berubah jadi 99.99% asal lo mau bangkit dan b erusaha. Jangan lupa berdoa dan tetap semangat,” teriak laki–laki itu sambil tersenyum. Tanpa disadari, sudut bibir Keira terangkat, menyisakan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.
56
MA JALAH DIMENSI 63
Bandung, 25 Agustus 2019 Di sebuah kafe bernuansa vintage, duduk seorang laki-laki tampan yang terlihat s erius membaca novel. Bibirnya terangkat membentuk senyum seiring dengan tangannya yang membalikkan lembar novel ke h alaman selanjutnya. Ia tak menyadari seorang gadis baru saja duduk tepat di depannya. “Between 0,01% and 99.99%.” Milano mendongak lalu tersenyum hangat menatap gadis yang berada di depannya. “Seru banget, ya?” tanya gadis itu. Laki-laki itu mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari buku. “Kalau gue ganggu, gue pergi,” kata gadis itu hendak melenggang pergi tapi pergelangan tangannya dicekal oleh laki-laki di hadapannya. “Duduk.” Keira menuruti perkataan Milano untuk duduk. “Udah lama?” “Hampir setengah jam, tapi nggak papa.” laki–laki itu meletakkan pembatas pada bagian terakhir yang ia baca sebelum me nutupnya. “Suka novelnya?” “Ada part yang nggak gue suka.” Keira mengernyit mendengar pernyataan Milano. “Tapi boong,” Sahut Milano sambil tertawa terbahak–bahak tapi tak berlangsung lama. “Gue suka semuanya, apalagi penulis nya,” kata Milano yang membuat Keira tersenyum. Milano terkekeh geli dan me ngacak rambut Keira yang membuat Keira mengaduh kepadanya. “Dan karena between 0.01% and 99.99%, gue berpikir bahwa masa lalu c ukup untuk disimpan dalam ingatan. Karena sekeras apapun seseorang berusaha mengulang masa lalu untuk memperbaikinya, itu tidak akan pernah bisa terjadi. Gagal menjadi ballerina bukanlah akhir dari segalanya. Buktinya gue bisa jadi penulis, dan yang paling penting ada hal yang mungkin lebih indah menunggu kita di masa depan, seperti gue bisa ketemu sama lo, Milo.” Mereka berdua tersenyum seiring dengan hujan yang mulai membasahi jalan.
RESENSI BUKU
PERSONA Oleh: Nisrina Nibras | Desainer: Rinda Wahyuni
kepada teman barunya bernama Altair. Azura yang saat itu tengah terpuruk karena ma salah keluarga merasa sangat bahagia ketika Altair datang ke kehidupannya. Ayah ibu nya sering bertengkar bahkan sejak ia masih kecil, membuat ia merasa tidak memiliki siapa-siapa. Lambat laun Azura begitu nyaman dengan Altair, hingga ia bisa melupakan Kak Nara, kakak kelas yang ia kagumi sedari lama. Namun di saat Azura sudah menaruh hati kepada Altair, ia malah pergi menghilang untuk waktu yang cukup lama. Hari terus berganti, Azura pun masuk di salah satu perguruan tinggi yang ada di Palangka Raya. Untuk kedua kalinya ia menemukan teman baru bernama Yara yang ternyata adik dari Kak Nara. Semenjak itu Azura dan Kak Nara menjadi semakin dekat. Di tengah ke bahagiaan yang sedang dialami, tiba-tiba Altair muncul kembali di kehidupan Azura. Hingga Azura harus memilih antara Altair atau Kak Nara.
Judul Buku Penulis Penyunting Penerbit Tebal Buku ISBN Kota Terbit
: Persona : Fakhrisina Amalia : Tri Saputra Sakti : PT Gramedia Pustaka Utama : 248 hlm.; 20 cm : 978-602-03-2629-0 : Jakarta, 2016
M
enemukan seorang teman dekat dan jatuh cinta kepadanya adalah salah satu hal yang sangat membahagia kan. Apalagi di saat kita tidak memiliki siapa-siapa untuk berbagi. Namun, apa jadi nya jika orang yang begitu kita cintai ternyata tidak pernah ada dalam kehidupan kita? Persona. Sebuah kisah tentang seorang pe rempuan bernama Azura yang jatuh cinta
Buku ini sangat menarik. Kisah cinta remaja yang dihadirkan membuat kita tenggelam bersama alur ceritanya. Penulisan waktu pada tiap bab sangat memudahkan pembaca dalam mengikuti alur cerita. Penulis terlalu apik dalam mengolah frasa sehingga kita tidak akan pernah menyadari jika ternyata tokoh utama adalah penderita skizofrenia. Buku ini mengisahkan seorang penderita skizofrenia yang dapat menciptakan sosok yang ia bayangkan. Buku ini juga memiliki alur cerita yang unik, bahasa yang ringan namun ceritanya tidak mudah ditebak. Karakter dalam tokoh ini digambarkan de ngan sangat manis. Hanya saja, beberapa bagian dalam buku ini ditulis dengan bahasa yang vulgar meskipun dilabeli young adult. Namun secara keseluruhan novel ini menarik dan cocok dibaca bagi kalian yang berusia 15 tahun ke atas. MA JALAH DIMENSI 63
57
RESENSI FILM
NYANYIAN AKAR RUMPUT
Oleh: Ainul Maghfuroh | Desainer: Ilham Fatkhu Arroyyan
Judul Sutradara Produser Tanggal Rilis Durasi Pemain Perusahaan Produksi
58
MA JALAH DIMENSI 63
: : : : : : :
Nyanyian Akar Rumput Yudha Kurniawan Yudha Kurniawan 16 Januari 2020 1 Jam 52 Menit Fajar Merah Rekam.Docs
RESENSI FILM
Nyanyian Akar Rumput merupakan film dokumenter berlatar belakang pasca pemberontakan masa pemerintahan presiden Soeharto pada tahun 1998. Film ini dibuat selama empat tahun, mulai tahun 2014. Film yang disutradarai oleh Yudha Kurniawan hadir dengan mengangkat kisah hidup keluarga seorang sastrawan sekaligus akti vis Hak Asasi Manusia (HAM), Widji Thukul. Dikisahkan pula bagaimana perjua ngan dalam menyuarakan kasus hilang nya Widji Thukul beserta aktivis HAM lainnya. Film dokumenter ini dipenuhi haru biru istri dan kedua anak Widji Thukul dalam menjalani hidup tanpanya. Kehilangan itu bertepatan dengan peningkatan operasi represif dalam pembersihan aktivitas politik yang berlawanan dengan orde baru. Akibatnya, Sipon, istri W idji Thukul harus menanggung dan membesarkan kedua anak nya seorang diri. Entah Widji Thukul masih hidup atau sudah meninggal, Sipon tetap konsisten menyuarakan penyelesaian kasus pelanggaran HAM ter sebut. Berbeda dengan cara ibunya yang bersifat skeptis, kedua anak Widji Thukul justru bersifat apolitis. Mereka menyua rakan perjuangan dengan
cara yang berbeda, yakni melalui seni. Terutama anak bungsunya, Fajar Merah. Saat itu Fajar masih berusia 2 tahun yang membuat ia tak punya memori tentang sosok ayahnya. Tetapi seiring berjalannya waktu, ia mencoba untuk mengenali tulisan-tulisan dan cerita perjuangan sang ayah, hingga akhirnya ia merasa menemukan ayahnya dan berusaha meneruskan perjua ngannya. Kemudian pada tahun 2010, Fajar Merah berserta teman-temannya membentuk sebuah grup musik bernama Merah Bercerita. Lagu-lagu Merah Bercerita yang dilantunkan sebagian besar merupakan puisi-puisi karya Widji Thukul. Karyanya sarat akan memori kelam Bangsa Indonesia kala tahun 1998. Kekurangan film Nyanyian Akar Rumput terletak pada alur cerita. Tidak berurutan dan kurang jelas, membuat penonton khususnya saya menjadi kebingungan. Misalnya pada adegan penayangan peristiwa Mei 1998, ketika belum selesai memahami tiba-tiba cerita sudah berganti lagi. Juga pada pemutaran lagu fenomenal Bunga dan Tembok yang dinyanyikan oleh Merah Bercerita, seharusnya lagu tersebut diputar dengan bervariasi sehingga tidak hanya pada satu rekaman lagu saja. Selain itu, akan lebih baik jika lagu-lagu yang diputar disertai dengan lirik. Dengan begitu, penonton bisa ikut me nyanyikan dan menghayati lagu perjuangan tersebut. Namun secara keseluruhan, menurut saya pribadi film ini sangat menarik. Film pemenang Piala Citra untuk kategori Film Dokumenter Panjang Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2018 ini tak hanya menampilkan perjuangan Widji Thukul lewat lantunan-lantunan musik, melainkan juga tentang kesederhanaan sebuah keluarga. Dan yang paling penting, film ini mengajarkan kita untuk menolak lupa akan perjuangan aktivis HAM dalam memperjuangkan demokrasi pada masa itu. Film ini sangat recommended untuk jenis film dokumenter yang dikemas secara epic dan berbeda. Saya beri rate 80/100. Selamat menonton!
MA JALAH DIMENSI 63
59
KUIS
NANO GAME 1
2
8
3 6
8 x
1 1 x
2 1 1 2
10
7
2 5
x
x
1 4
3 x
x
7 x
x
1 3 x
x
x
6 x
x x
7
x
8 x
x
8 8 x 4
x
x
(Clue : kepala spesies hewan tertinggi yang hidup di darat) Cara Bermain : 1. Teka-teki diselesaikan dengan mewarnai kotak. Gunakan pensil atau pensil warna. Misal : 5 2. Terdapat kolom dan baris yang masing-masing berisi angka. Angka tersebut adalah petunjuk yang menunjukkan berapa banyak kotak yang harus anda warnai. Namun ada kotak yang tidak boleh diwarnai yaitu kotak yang diberi tanda X. 5
x
3. Jika terdapat lebih lebih dari satu angka di kolom maupun baris, maka harus ada (minimal 1 kotak , bisa 2/3/dst) di antara kotak yang diwarnai. Misal : 1 1 2 x x 4. Kolom atau baris yang angkanya telah terpenuhi tidak boleh diwarnai lagi. Kotak yang Anda warnai atau arsir akan membentuk gambar sesuai clue. Bagi 5 jawaban terbaik akan kami upload ke instagram LPM Dimensi dan bagi 3 narasi yang memiliki banyak like, akan mendapatkan merchandise special Dimensi!! Kirim jawaban terbaikmu melalui WhatsApp ke +62 822-4250-5019 (Nisrina) Pemenang akan diumumkan melalui akun instagram @lpm_dimensi, paling lambat 24 Agustus 2020.
60
MA JALAH DIMENSI 63
KANG PROF
f
MA JALAH DIMENSI 63
61
NGEDIMS
NGEDIMS
Desainer : Sri Haryuti
Penerapan PolinesPay masih terbatas di area Tata Niaga.
Cashless atau malah useless?
Pembayaran UKT sudah merambah ke dompet digital. Apalah daya anak kos yang tiap naik ojol harus top up dulu? :(
Pemerintah canangkan program KIP Kuliah pengganti Bidikmisi. Apakah pencairannya juga akan selalu terlambat seperti Bidikmisi?
Program lanjut jenjang diberhentikan sementara karena sepi peminat Kalau memang minim peminat, mending dihapus saja
RUU Omnibus law menjadi polemik di kalangan mahasiswa Mahasiswa paham isi masalahnya nggak nih? Apa cuma ikut-ikut turun ke jalan?
63
MA JALAH DIMENSI 63
“More important than the how we achieve financial freedom, is the why. Find your reasons why you want to be free and wealthy.” -Robert Toru Kiyosaki-
Lembaga Pers Mahasiswa
DIMENSI. TERSEDIA
ISSN 1180432721
MAJALAH INTERAKTIF Dilengkapi dengan animasi dan video
Scan Me!!
0853 9731