menyelamatkan mereka dari kekuasaan dosa. Di kayu salib Kristus bertindak sebagai Imam Besar yang mencurahkan darah-Nya sendiri mempersembahkan diri-Nya sebagai kurban untuk menghapus dosa semua manusia (Ibr. 9:13-14,25-28). Karena dosanya telah dihapus dan ia sendiri telah didamaikan dengan Allah, manusia dipandang layak untuk tinggal bersama dengan Allah di surga.
Kita adalah orang yang dikasihi Allah Di hadapan Allah yang begitu mengasihi manusia itu, kita dapat melihat diri kita hanyalah orang berdosa yang lemah dan memiliki kecenderungan kepada dosa. Jika kita terus dikuasai oleh dosa, jiwa kita tidak dapat hidup abadi. Tetapi, kita yang berdosa ini dikasihi oleh Allah. Ia tidak membiarkan diri kita dikuasai oleh dosa dan mengalami kematian abadi. Kita begitu dikasihi oleh Allah, sehingga Allah mengutus Anak-Nya untuk menyelamatkan kita. Untuk kitalah Yesus datang ke dunia dan untuk menghapus dosa kitalah Ia mempersembahkan diri di kayu salib.
Dikasihi Allah, maka Mengasihi Sesama Allah telah mengasihi kita dengan kasih yang sedemikian besar. Bila kita menyadari bahwa kita adalah pribadi yang dikasihi oleh Allah, kita pun mengasihi sesama. Kasih itu bukan soal kata, melainkan soal perbuatan. Orang yang mengasihi memiliki dua ciri: 1). menghendaki orang yang dikasihinya berbahagia dan 2). berani berkurban demi kebahagiaan orang yang dikasihinya. Kita dapat melihat contoh perbuatan kasih dalam diri orang Samaria yang baik hati yang menolong orang telah dirampok itu. Ia mengasihi korban perampokan itu dengan menolongnya. Ia hanya mengharapkan agar orang itu bisa sehat kembali. Ia rela mengurbankan banyak hal yang dimilikinya supaya keadaan orang itu bisa pulih keadaannya.
5.2. Yesus, Anak Manusia (Mat. 25:31-46) Perikop ini merupakan bagian terakhir dari khotbah tentang akhir zaman yang terdapat dalam Injil Matius (Mat. 24-25). Dalam rangkaian khotbah tentang akhir zaman ini juga terdapat perumpamaan tentang hamba yang setia dan bijaksana (Mat. 24:45-51), tentang sepuluh gadis (Mat. 25:1-13), dan tentang talenta (Mat. 25:14-30). Walaupun 42