Laporan Utama
Profil UM dalam Situs QS World University Ranking
S
Strategi UM Menembus Pemeringkatan Internasional
etelah berubah status menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), Universitas Negeri Malang (UM) kini tengah berusaha untuk melebarkan sayapnya ke tingkat dunia. Sesuai dengan target UM agar menjadi unggulan dan rujukan (guru) tingkat Asia dan dikenal dunia, UM mengikuti sejumlah pemeringkatan internasional. Dengan target yang ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bahwa PTN-BH harus berupaya untuk menjadi World Class University, UM mengerahkan usaha terbaiknya untuk dapat dikenal dunia. Jerih payah UM dalam meraih rekognisi di tingkat internasional membuahkan hasil yang gemilang, terbukti dengan diraihnya peringkat tertinggi nasional Scimago Institutions Rankings (SIR) 2022 dalam berbagai subjek, juga peringkat 18 nasional oleh Times Higher Education (THE) Impact Ranking 2022. Lantas, seperti apa usaha di balik perolehan-perolehan cemerlang ini? Berikut ulasannya. Napak Tilas Perjalanan UM dalam Pemeringkatan Internasional Pada dasarnya, keinginan UM untuk menjadi World Class University sudah ada sejak lama. Sejumlah langkah telah dikerahkan agar eksistensi UM di tingkat internasional diakui.
6 | Komunikasi Edisi 340
Tahun 2017, UM membentuk tim ad hoc pemeringkatan yang berfokus pada pemeringkatan Webometrics dan 4ICU (UniRank), yakni pemeringkatan yang menitikberatkan pada kehadiran atau eksistensi perguruan tinggi di dunia maya. Indikator kedua pemeringkatan tersebut meliputi seberapa banyak kunjungan ke website universitas, seberapa banyak website universitas dirujuk, seberapa banyak publikasi di Google Scholar, dan indikator-indikator lain yang menunjukkan seberapa dikenalnya perguruan tinggi tersebut di dunia maya.
Seiring berjalannya waktu, UM menambah konsentrasi pemeringkatan pada pemeringkatan perguruan tinggi nasional. Bertambahnya pengalaman UM dalam mengikuti pemeringkatan membuat Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M.Pd., Wakil Rektor IV UM, menyimpulkan bahwa akan lebih baik jika UM mengikuti pemeringkatan dengan indikator yang selaras dengan Tridarma Perguruan Tinggi. Sebagai upaya mengukur kinerja UM dan supaya sejalan dengan tagline “menjadi guru Asia dan dikenal dunia”, UM pun mengikuti Quacquarelli Symonds (QS) University Ranking. Pada awal partisipasi dalam pemeringkatan QS, UM lebih memfokuskan pada QS Asia University Ranking. UM sempat masuk dalam peringkat 551600 sebelum akhirnya turun pada tahun kemarin menjadi peringkat 601-655. Turunnya peringkat tersebut membuat UM semakin terpacu untuk menjadi lebih baik, sehingga tim ad hoc pemeringkatan pun dipermanenkan dan saat ini menjadi
Subdirektorat Pemeringkatan. Tujuan penetapan Subdirektorat Pemeringkatan ini ialah supaya UM lebih fokus dalam mencermati dan merencanakan program kerja sesuai indikator-indikator pemeringkatan. Menurut paparan Utomo Pujianto, S. Kom, M. Kom. selaku Kepala Subdirektorat Pemeringkatan UM, pemeringkatan yang diikuti UM bukan sekadar mengejar ranking belaka, melainkan lebih sebagai upaya mengukur kedudukan UM di antara perguruan tinggi lain. Acuan pemeringkatan internasional digunakan sebagai basis pengakuan bahwa UM diakui di kancah internasional. “Kita tidak mungkin sekadar koar-koar mengatakan bahwa perguruan tinggi kita kualitasnya sudah bagus tanpa mengukur posisi di antara perguruan tinggi lain. Apalagi dengan status PTN-BH sekarang, kita didorong oleh Kementerian untuk menjadi World Class University,” terang Utomo. Subdirektorat Pemeringkatan bertugas mempelajari berbagai pemeringkatan internasional selain QS, di antaranya University Ranking by Academic Performance (URAP), Times Higher Education (THE), UI GreenMetric World University Ranking, dan Scimago Institutions Ranking. Setelah mempelajari berbagai macam pemeringkatan, ditemukan bahwa terdapat indikator pemeringkatan yang beririsan satu sama lain seperti QS, THE, dan URAP. Subdirektorat pemeringkatan kemudian membantu dalam merencanakan hal-hal yang mesti dilakukan supaya UM mampu menembus