ensikloRIMBA
Merindukan Kicau
Gelatik Jawa Di masa lalu, orang Jawa sangat menyukai suara kicauan burung ini. Kini, suara kicauannya kian jarang terdengar. Kendati belum masuk kategori punah, tetapi keberadaan burung Gelatik Jawa di alam bebas memang kian terasa berkurang. Padahal, burung Gelatik Jawa memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Jawa, khususnya. Maka, wajar jika ada sejumlah kalangan yang menyatakan, merindukan kicau burung Gelatik Jawa ini. Ingin tahu lebih dalam tentang burung kecil ini? Simak saja.
B
urung Gelatik Jawa memiliki nama ilmiah Padda oryzivora. Burung ini adalah sejenis burung pengicau yang berukuran kecil. Ukuran tubuhnya memang tidak besar. Panjang burung ini rata-rata lebih kurang 15 cm. Burung Gelatik Jawa berasal dari suku Estrildidae. Ciri-ciri burung Gelatik Jawa adalah memiliki kepala hitam, pipi putih, dan paruh merah yang berukuran besar. Burung Gelatik Jawa dewasa mempunyai bulu berwarna abu-abu, perut berwarna coklat kemerahan, kaki merah muda, dan lingkaran merah di sekitar matanya. Ciri itu serupa, baik burung jantan maupun betina. Saat muda, burung Gelatik Jawa berwarna coklat. Asep Ayat dalam bukunya “Panduan Lapangan: Burungburung Agroforest di Sumatera” (2011), mendeskripsikan Gelatik Jawa memiliki bulu berwarna terang, berukuran kurang lebih 16 cm, dan berparuh merah. Burung Gelatik
60 DUTA Rimba
Jawa yang telah memasuki usia dewasa, kepalanya hitam dengan bercak putih mencolok pada pipi, tubuh bagian atas dan dada kelabu, perut merah muda, ekor bawah putih, ekor hitam. Sementara di usia remaja, ciri Gelatik Jawa adalah kepala merah muda dengan mahkota kelabu, dada merah muda. Iris merah, paruh merah muda, kaki merah. Menurut Asep, habitat Gelatik Jawa tersebar di hutan, perkebunan, permukiman, dan persawahan. Sedangkan untuk kebiasaan, burung ini bersifat sangat sosial, saling menyelisik di tempat bertengger. Sewaktu berebut tempat sarang, Gelatik Jawa suka menggoyangkan badan dengan gerakan yang rumit. Burung ini merupakan satwa endemik dari Indonesia. Habitatnya di Indonesia banyak ditemukan di Pulau Jawa dan Bali. Di alam, burung Gelatik Jawa ditemukan di hutan padang rumput, sawah, dan lahan budi daya di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Sekarang, spesies ini dikenali di banyak negara di seluruh dunia sebagai burung hias.
Perilaku Gelatik Jawa yang spesifik antara lain adalah senang berkelompok dan cepat berpindahpindah. Pakan utama burung ini adalah bulir padi atau beras, juga biji-bijian lain, buah, dan serangga. Burung Gelatik Jawa betina menetaskan antara empat sampai enam telur berwarna putih, yang dierami oleh kedua tetuanya. Spesies Gelatik Jawa merupakan salah satu burung yang paling diminati oleh para pemelihara burung. Salah satu sebabnya karena suara kicauannya. Maka, penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta terbatasnya ruang hidup burung ini, lantas menyebabkan populasi Gelatik Jawa menyusut pesat.
Habitat Asli Gelatik Jawa merupakan burung endemis Pulau Jawa, Bali, dan Madura. Habitat aslinya ada di tiga pulau itu. Tetapi, kemampuan adaptasinya yang baik membuat Gelatik Jawa tersebar luas mulai dari Sulawesi, Maluku, Malaysia, Sri Lanka, Filipina, hingga Australia.
NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020