rimbaopini
Melibatkan Partisipasi Sosial
dalam Pengembangan Pariwisata Perhutani
S
ebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi kewenangan mengelola 2,42 juta hektare hutan negara yang tersebar di Pulau Jawa dan Madura, Perum Perhutani memegang peran vital dalam menjamin keberadaan kawasan hutan sebagai penunjang daya dukung lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat. Khususnya di Pulau Jawa dan Madura. Maksud dan tujuan perusahaan yang tertuang dalam Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2010 adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum, berupa penyediaan barang dan/ atau jasa yang berhubungan dengan pengelolaan hutan dan hasil hutan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat, berdasarkan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari dan tata kelola perusahaan. Pasal tersebut juga menegaskan, perusahaan dapat menyelenggarakan kegiatan usaha lain berupa optimalisasi potensi sumber daya yang dimiliki untuk trading house, agroindustrial complex, agrobisnis, properti, pergudangan, pariwisata, hotel, resort, rest area, rumah sakit, pertambangan galian C, prasarana
66 DUTA Rimba
telekomunikasi, pemanfaatan sumber daya air, dan sumber daya alam lainnya. Tetapi, pengembangan usaha yang sangat potensial bagi peningkatan pendapatan Perum Perhutani adalah Pariwisata, Hotel, dan Resort. Ketiganya merupakan satu kesatuan. Pengembangan kawasan wisata modern sekarang menggunakan model pengembangan integrated resorts (kawasan wisata terpadu). Konsep kawasan wisata modern itu memadukan unsurunsur Public Area, antara lain pertokoan souvenir, art shop/art gallery, outbond, ride horses, health club, area permainan anak-anak/ keluarga, wahana hiburan (bioskop 3 dimensi, kebun binatang, water boom, boom-boom car, roll coaster dan lain-lain), tersedianya atraksi baik atraksi panorama alam maupun atraksi budaya (suguhan tari-tarian daerah), transportation trip (gondola, sky line, kereta kelinci dan lain-lain). Juga terdapat sarana dan prasarana resort semisal perhotelan, restoran, spa indoor, heritage dan lain-lain. Dan adanya obyek penunjang semisal kegiatan Agroforestry antara lain kebun anggrek, taman kupu-kupu, taman burung, hasil olahan kayu, dan non kayu, air madu dalam kemasan, kebun stroberi, green house farming dan lain-lain.
Oleh: Ir. Mubarak N.A. Sigit, MM*)
Konsep pariwisata yang dikembangkan Perum Perhutani memadukan konsep wisata alam dan melibatkan partisipasi masyarakat. Konsep ini dikenal sebagai Ekowisata/ Ecotourism. Konsep Eko wisata atau ecotourism adalah salah satu kegiatan pariwisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan aspek konservasi alam dan aspek pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Partisipasi atau keterlibatan masyarakat desa hutan/masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengembangan pariwisata dapat memberikan kontribusi dalam visi yang berkaitan dengan warisan budaya masyarakat untuk pengembangan produk pariwisata. Partisipasi masyarakat diwujudkan dalam modal sosial berupa kesadaran sosial masyarakat di daerah tujuan wisata tersebut. Partisipasi masyarakat desa hutan/ masyarakat lokal itu dilakukan dengan memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kepedulian dalam pengembangan usaha di tempat tujuan wisata. Misalnya, masyarakat terlibat dalam pengamanan tempat wisata, mengelola parkir, dan memiliki usaha pertokoan souvenir, art shop/art gallery atau restoran/warung di lokasi
NO. 84 • TH. 14 • MEI - JUNI • 2020