FOODREVIEW INDONESIA
Memeringati Hari
Keamanan Pangan Sedunia
2023:
Standar Pangan
Menyelamatkan
Kehidupan
CODEX UPDATE: KOMITE CODEX
PELABELAN PANGAN (CODEX COMMITTEE ON FOOD LABELLING, CCFL)
PEMBARUAN PRINSIP UMUM HIGIENE PANGAN CODEX (CXC 1-1969): VERSI 2020
VOL. XVIII No. 5 MEI 2023
Safety First: Budaya
Positif
Keamanan Pangan
Safety First: Budaya Positif Keamanan Pangan
“Culture matters... Failure to understand culture and take it seriously can have disastrous consequences for an organization”. The Corporate Culture Survival Guide by Edgar H. Schein (1999).
If you are trying to improve the food safety performance of FBO, an organization with thousands of employees, what you are really trying to do is change people’s behavior (Frank Yianas, Food Safety = Behavior, 2015)
Pada tahun 2020, terjadi perubahan penting dalam sejarah standar pangan, khususnya Codex. “Sejarah” penting itu adalah diadopsinya topik revisi utama dari naskah klasik (diadopsi pertama kali tahun 1969) standar Codex, yang berjudul General Principles of Food Hygiene (CXC 1-1969). Pada tahun 2020 tersebut, disepakati klausul pada standar yang menyatakan bahwa “Pelaku Usaha Pangan/PUP (Food Business Operator/FBO) perlu menerapkan praktik-praktik higiene dan prinsip keamanan pangan yang ditetapkan dalam dokumen CXC 1-1969 ini, sekaligus untuk membangun budaya keamanan pangan yang positif, dengan menunjukkan komitmen manajemen PUP (FBO) untuk menghasilkan pangan aman dan layak serta mempromosikan praktik keamanan pangan yang tepat. Masih pada dokumen yang sama, ditekankan bahwa hal mendasar yang akan menentukan berfungsi sukses atau tidaknya suatu sistem higiene pangan adalah pembentukan dan pemeliharaan budaya keamanan pangan yang positif, yaitu budaya yang menganggap dan menghargai pentingnya perilaku manusia dalam menangani dan menghasilkan pangan aman dan layak konsumsi.
Karena itu, komitmen manajemen PUP (FBO) terhadap keamanan pangan ini perlu diarahkan untuk dapat menumbuhkan budaya positif keamanan pangan. Manajemen PUP perlu menyadari betul bahwa pada akhirnya keamanan pangan produk yang dihasilkannya, akan dipengaruhi oleh banyak variabel, antara lain variabel teknologi, ekonomi, serta budaya. Karena itu, sebagaimana kutipan Edgar H. Schein (1999) di atas, manajemen perlu memahami budaya keamanan pangan dari karyawan dan semua pihak yang terlibat (dari hulu sampai hilir), dan berkomitmen bersama-sama membangun budaya positif keamanan pangan. Dengan kata lain, berkomitmen menjadikan keamanan pangan menjadi bagian integral dari budaya perusahaan. Dalam lingkungan industri, komitmen ini perlu terus dikuatkan, sampai terbentuk budaya positif keamanan pangan yang dikehendaki, di mana setiap orang, setiap anggota dari perusahaan tersebut selalu mengedepankan perilaku yang positif untuk penjaminan keamanan pangan, walaupun tidak ada yang melihat (tidak ada yang mengawasi).
Namun demikian, pada akhirnya keamanan pangan ini dimanifestasikan ketika produk tersebut dikonsumsi. Dalam perjalanannya, dari bahan baku sampai ke konsumsi, tidak selalu melibatkan karyawan dan/atau anggota keluarga produsen, tetapi semua aktor pada
rantai pangan dan pada akhirnya adalah konsumen itu sendiri. Karena itu, adalah benar bahwa keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama. Termasuk, akibat dari pangan tidak aman juga menjadi beban bersama. Food safety is everyone's business. Karena itu pembangunan budaya positif keamanan pangan tidak hanya untuk karyawan yang memproduksi pangan, tetapi juga untuk otoritas kompeten keamanan pangan yang mengawasi, serta konsumen yang menangani dan mengonsumsi pangan.
Pada tataran produsen dan otoritas keamanan kompeten pangan, salah satu komponen budaya positif keamanan pangan ini adalah kesadaran tentang pentingnya standar pangan. Untuk itu, diperlukan pemahaman dan implementasi standar secara disiplin dan bertanggung jawab, untuk memastikan bahwa produk pangan yang diproduksi dan beredar di pasaran adalah aman sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
Dalam konteks tersebut di atas, pada tanggal 7 juni 2023, kita semua -insan pangan- akan memeringati Hari Keamanan Pangan Sedunia (World Food Safety Day) dengan tema food standard save lives. Dengan kesadaran tinggi, pemahaman baik, dan implementasi standar secara bertanggung jawab -antara lain dengan membangun budaya positif keamanan pangan- maka industri pangan Indonesia akan mampu menjamin bahwa produknya tidak akan “mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi”. Menjamin bahwa produk pangan yang dihasilkannya akan aman berarti berkontribusi mengurangi kasus penyakit karena pangan, mengurangi jumlah orang sakit karena konsumsi pangan, dan justru sebaliknya menyelamatkan kehidupan.
Semoga sajian FoodReview Indonesia kali ini dapat memicu dan memacu industri pangan di Indonesia untuk terus meningkatkan kapasitasnya dalam memahami dan mengimplementasikan standar pangan, sehingga berkontribusi pada pangan yang lebih aman dan lebih berdaya saing.
Purwiyatno Hariyadi phariyadi.staff.ipb.ac.id
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 3
6 FORUM
8 FOOD INFO
28
daftar isi
VOL. XVIII No. 5 Mei 2023
OVERVIEW 20
Memeringati Hari
Keamanan Pangan
Sedunia 2023:
Standar Pangan
Menyelamatkan
Kehidupan
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
CODEX UPDATE: KOMITE CODEX PELABELAN PANGAN (CODEX COMMITTEE ON FOOD LABELLING, CCFL)
ASOSIASI
34
Indonesia “Infinite Journey” Hannover
Messe 2023
Official Partner Country
Pemimpin Umum: Suseno Hadi Purnomo | Pemimpin Redaksi: Purwiyatno Hariyadi | Wakil Pemimpin Redaksi: Nuri Andarwulan
Redaktur Pelaksana: Himma Ellisa | Pemimpin Perusahaan: Pratomodjati | Wakil Pemimpin Perusahaan: Hindah Muaris
Pembaca Ahli: Desty Gitapratiwi | Staf Redaksi: Fitria Bunga Yunita | Sales, Advertising & Activities: Tissa Eritha
Digital Marketing: Fetty Fatimah | Business Development: Andang Setiadi | Desain & layout: Yanu Indaryanto
IT dan Website: Gugun Hendi Gunawan | Keuangan: Kartini, Padmawati Zainab
Penerbit: PT Media Pangan Indonesia
Alamat PT Media Pangan Indonesia: Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143
Telepon: (0251) 8372333, (0251) 8322732 | +62 811 1190 039 | Fax: (0251) 8375754
Website: www.foodreview.co.id | E-mail: redaksi@foodreview.co.id, marketing@foodreview.co.id
ISSN: 1907-1280
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 4
INGRIDIEN
APLIKASI METABOLOMIK
36
KEAMANAN & MUTU
PEMBARUAN PRINSIP
42
APA & SIAPA
PADA PENELITIAN NUTRASETIKAL
Dalam penelitian pangan dan nutrasetikal sering kali pendekatan yang dilakukan merupakan penelitian dengan pendekatan genomik, transkriptomik, dan proteomik.
UMUM HIGIENE PANGAN CODEX (CXC 1-1969):
VERSI 2020
Keamanan pangan merupakan salah satu hal mutlak yang harus dipenuhi dalam proses penanganan dan pengolahan pangan di industri pangan. 52
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 5
Redaksi menerima tulisan atau berita seputar teknologi dan industri pangan. Artikel sebaiknya disertai dengan foto pendukungnya dikirim via email redaksi atau pos. Redaksi berhak menyunting naskah sejauh tidak mengubah isinya. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan menarik.
PEMAHAMAN
FOOTBORNE & WHEELBORNE KEAMANAN DAN MUTU DI INDUSTRI PANGAN Agenda pangan.................. ALTi..................................... BCG.................................... BMR.................................... BRC.................................... Budaya positif..................... CAC.................................... CCFICS............................... CCFL47............................... Codex Update.................... CXC 1-1969........................ FAO.................................... FBO.................................... Food fraud.......................... GHP..................................... HACCP................................ Hannover Messe................. IKN..................................... ILE 2023.............................. Kedelai................................ Label pangan...................... Metabolomik...................... MICE................................... 18 32 12 32 54 3 43 15 30 28 42 43 44 15 44 43 34 34 14 59 60 36 12 MRL.................................... Nutrasetikal......................... PKMK.................................. Produk beku....................... RNA.................................... SSDN.................................. Standar codex.................... Standar pangan.................. UMKM................................ WHO.................................. WTO................................... 25 36 61 16 37 13 51 20 12 32 15
RISIKO
Beli Edisi Cetak Majalah FoodReview Indonesia
Dear FoodReview Indonesia, Mengingat saat ini FoodReview
Indonesia sudah dapat diakses secara
daring dan gratis. Apakah masih ada versi cetak yang bisa dibeli? Terima kasih.
Dani
Jember
Jawab:
Sejak tahun 2021 FoodReview Indonesia
tidak lagi menyediakan versi cetak.
Namun, versi cetak edisi tahun-tahun
sebelumnya masih tersedia dan dapat
dibeli di beberapa toko niaga elektronik
kami di Shopee atau Tokopedia dengan
ketik kata kunci: FOODREVIEW INDONESIA.
Langganan Majalah FoodReview Indonesia
Kepada FoodReview
Indonesia
Mohon info bagaimana cara berlangganan majalah FoodReview Indonesia saat ini dan manfaat apa saja yang dapat saya peroleh? Terima kasih.
Rara
Riau
Jawab:
FoodReview Indonesia kini dapat dibaca dengan dua cara yakni gratis melalui pranala Issuu atau dengan berlangganan melalui www. pustakapangan.com. Dengan berlangganan Anda akan mendapatkan akses premium untuk dapat membaca, mengunduh, dan menyimpan majalah edisi terdahulu di fitur ‘My Library’ yang ada. Terima kasih.
Penukaran Tiket Gratis Webinar/Seminar FoodReview
Kepada FoodReview Indonesia
Saya adalah salah satu pemenang
doorprize tiket gratis mengikuti kegiatan
webinar/seminar FoodReview Indonesia
selanjutnya. Saya ingin bertanya terkait syarat dan ketentuan penukarannya.
Terima kasih.
Aji
Bogor
Jawab
Indonesia
Penukaran tiket gratis hanya berlaku untuk kegiatan webinar/seminar pada bulan selanjutnya. Jika terlewat pada masa yang ditentukan, tiket akan kami anggap hangus. Untuk topik-topik workshop/webinar dapat selalu dipantau pada situs web kami di www.foodreview.co.id. Apabila topik yang sedang berlangsung tidak sesuai dengan bidang Bapak/Ibu, tiket gratis juga dapat diberikan kepada rekan atau kolega Bapak/Ibu dengan terlebih dahulu mengonfirmasi kepada panitia. Terima kasih.
KIRIMKAN KOMENTAR atau pertanyaan Anda ke Forum FOODREVIEW INDONESIA Jl Binamarga II No. 23, Baranangsiang, Bogor Timur 16143 atau melalui whatsapp: +62 811-1190-039, email redaksi@foodreview.co.id
Cantumkan nama lengkap, alamat dan nomor telepon Anda. Semua surat yang masuk akan diedit terlebih dulu dengan tanpa mengubah maknanya.
Majalah cetak edisi 2016-2020 masih bisa diperoleh melalui loka pasar kami seperti Shopee (Media Pangan Indonesia) & Tokopedia (Toko Kulinologi). Silakan ketik ‘Majalah FoodReview’ pada kolom pencarian. Sedangkan untuk ketersediaan edisi-edisi tertentu silakan menghubungi 0811 1190 039.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 6
FORUM Q&A
SIGN UP TO RECEIVE YOUR FREE MAGAZINE IN
YOUR
EMAIL EVERY MONTH
If you have a friend or colleague who would be interested in receiving Foodreview Indonesia, please feel free to share the latest issue, and our special digital subscription offer with them today.
YES, SIGN ME UP
• Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk
mewujudkan pembangunan industri
yang mandiri dan berdaulat, maju
dan berdaya saing, serta berkeadilan
dan inklusif. Salah satu langkah
yang ditempuh adalah dengan
diterbitkannya Peraturan Menteri
Perindustrian (Permenperin)
Nomor 45 Tahun 2022 tentang
Standardisasi Industri. Permenperin
45/2022 ini diterbitkan dengan
tujuan untuk semakin meningkatkan
kualitas produk, memperkuat daya
saing industri, serta mengurangi
ketergantungan pada produk impor.
• Kunjungan Misi Dagang US-Mexico
Chamber of Commerce ke Indonesia
dalam rangka the 10th Annual Trade
Mission to Asia yang mencakup
Vietnam, Indonesia, Singapura, Korea
dan Jepang. Sekitar 20 delegasi
berminat melakukan kerjasama
perdagangan di bidang furniture, makanan minuman, mainan anak, alat kesehatan dan produk manufaktur
lainnya.
• Bazar Lebaran merupakan kegiatan
rutin tahunan yang menjadi salah
satu bentuk kepedulian dan wujud
partisipasi Kemenperin dalam
menyambut Lebaran, digelar di
Plasa Pameran Industri Kemenperin
yang merupakan fasilitas bagi para pengusaha untuk berpromosi.
Beberapa anggota GAPMMI turut
berpartisipasi dalam kegiatan Bazar
Lebaran ini.
Undang-Undang (RUU) Kesehatan
Komisi IX menggelar Rapat Dengar
Pendapat Umum (RDPU) terkait
pembahasan Rancangan UndangUndang tentang Kesehatan. Rapat
bertujuan untuk mendapatkan
masukan terkait Pembicaraan Tingkat
I dalam pembahasan RUU tentang
Kesehatan.
• Ketua Umum GAPMMI Adhi S
Lukman menjadi panelis dalam
Panel Discussion yang di adakan oleh
Siemens dengan materi Accelating
Indonesia Transformation in the F&B Industry with Digitalization. Sejak
tahun 2018, pemerintah Indonesia
telah mencanangkan Making
Indonesia 4.0 guna meningkatkan
efisiensi dan produktivitas industri.
Kehadiran GAPMMI dan industri
F&B di Hannover Messe untuk
menunjukkan progres digitalisasi di
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 8 FOOD INFO | Lintas Pangan INFO GAPMMI
Beberapa anggota GAPMMI turut berpartisipasi dalam kegiatan Bazar Lebaran
• Tim Panitia Kerja (Panja) Rancangan
industri F&B di Indonesia. https:// youtu.be/FLXUKS_AZYk
• Pihak Taiwan mengusulkan untuk
mengadakan the 4th Indonesia-Taiwan
Dialogue on the Food Industry pada
tanggal 14 Juni 2023 di Taipei, Taiwan. Food Dialogue ini bersamaan
dengan Food Taipei 2023 yang akan
diselenggarakan pada tanggal 14-17
Juni 2023. GAPMMI mengusulkan
Peningkatan Akses Pasar ke Taiwan
baik untuk produk pangan olahan
dan investasi untuk ingridien pangan.
Saat ini GAPMMI juga sudah menjalin
kerja sama dengan Importir-Exportir
Association Taiwan (IEAT) dan akan
memaksimalkannya di acara ini selain
akan mengajak anggota untuk turut
serta sebagai delegasi.
• Pertemuan dengan Cheng Dua Liyue
Meida dalam rangka persiapan
kunjungan Vice Secretary of Luzhou
Municipal Party Committee 24
Mei 2023 untuk bertemu dengan
Kadin Indonesia. Kunjungan dalam
rangka melihat potensi kerja sama
perdagangan dan investasi di bidang
pertanian.
• Dalam rangka kegiatan Regulatory
Impact Analysis (RIA) terhadap
Penyempurnaan Permendag No.37
Tahun 2008 tentang Surat Keterangan
Asal (Certificate of Origin) terhadap
Barang Impor yang Dikenakan
Tindakan Pengamanan (safeguard),
Kementerian Perdagangan
sedang dalam tahap survei
pengumpulan data dan informasi
dalam rangka mengoptimalkan
kebijakan tindakan pengamanan
perdagangan. Pelaku usaha dapat
membantu dengan mengisi kuisioner
melalui tautan https://forms.gle/
etdPbaSwh1GutRv66 periode 2 - 15
Mei 2023.
• BPSDMI Kemenperin kembali
memfasilitasi Industri untuk
melakukan konsultasi pengurangan
pajak dari Super Tax Deduction
kegiatan vokasi melalui coaching
clinic STD Batch 2 pada Selasa 30 Mei 2023 melalui Zoom Meeting. Pelaku
usaha akan diberikan sesi konsultasi
dengan Ditjen Pajak selama 30 menit. Registrasi dapat dilakukan sampai
23 Mei 2023 melalui link https:// coachingclinicstd.kemenperin.go.id/ pendaftaran-coaching-clinoc/
• Kemendag membuka peluang bagi
pelaku usaha untuk mengikuti kurasi
pameran The 6th China Internasional Import Expo di Shanghai 5-10
November 2023 untuk produk pangan
dan pertanian. Link kurasi akan
dibuka sampai 20 Mei 2023. Pelaku
usaha dapat mendaftarkan melalui
link https://www.kemendag.go.id/s/ KurasiCIIE2023. Fri-27
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 9 FOOD INFO | Lintas Pangan
Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) terkait pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Kesehatan
WACKER Perluas Bisnis Bioteknologi dengan
Akuisisi ADL BioPharma
WACKER mengakuisisi perusahaan kontrak untuk pangan, farmasi, dan barang konsumsi, ADL BioPharma di León, Spanyol. Akuisisi ini, mempekerjakan sekitar 300 staf,
memperluas kapasitas fermentasi
WACKER dan menambah kapasitas tambahan untuk proses purifikasi. WACKER juga akan terus melanjutkan relasi dengan pelanggan dari ADL
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 10
BELI FOODREVIEW DI TOKOPEDIA & shopee
FOOD INFO | Lintas Pangan
*Juga tersedia buku-buku terbitan PT Media Pangan Indonesia
BioPharma dalam kapasitasnya sebagai
CMO untuk produk berbasis fermentasi
industri pangan, farmasi, dan barang konsumsi. Harga pembelian untuk
akuisisi tersebut berkisar lebih dari
€100 juta.
”Mengakuisisi ADL BioPharma
merupakan langkah penting dalam
kelanjutan pertumbuhan bisnis
bioteknologi kami. Pengembangan di ADL BioPharma sangat bagus dalam
beberapa tahun terakhir, dan penjualan
mereka meningkat pesat. Kapasitas
fermentasi tambahan akan memberikan
dasar yang kuat untuk pertumbuhan
di bidang ingridien pangan yang
berkelanjutan,” ujar CEO WACKER, Christian Hartel dalam rilis pres Wacker
8 Mei 2023 lalu.
Di kesempatan yang sama, Kepala
Divisi Bisnis WACKER BIOSOLUTIONS
menguraikan rencana yang dimiliki WACKER dalam proses akuisisi ini.
”Bisnis CMO ADL BioPharma sangat cocok dengan portofolio kami. Perusahaan memiliki relasi yang baik dan meluas dengan para pelanggan yang akan terus kami kembangkan lebih jauh. Kami akan mengintegrasikan aktivitas ini ke dalam WACKER BIOSOLUTIONS, misalnya melalui produksi ingridien yang berkelanjutan untuk industri pangan dan suplemen gizi. Ini adalah area di mana kami memproyeksikan peluang pertumbuhan di lokasi
León pada tahun-tahun mendatang,” pungkasnya. Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 11 FOOD INFO | Lintas Pangan
Thailand Tingkatkan Pasar Industri Pangan
dengan MICE
menggerakkan perekonomian Thailand,” tutur Regional Portfolio Director – ASEAN at Informa Markets Thailand, Ms. Rungphech Chitanuwat pada
Konferensi Pers – Food Technology
Events by Informa Markets yang
diselenggarakan di Chiang Mai beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, Rungphech
juga menambahkan bahwa
Industri pangan merupakan sektor strategis di banyak negara tak terkecuali
Thailand. Untuk mengakomodir informasi terkait dengan industri pangan, salah satu kegiatan yang banyak dilakukan dan dapat menjalin relasi lebih luas adalah dengan sebuah pameran. Menyadari hal tersebut, Informa Markets Thailand akan menjadi penyelenggara dua kegiatan yakni
“ProPak Asia 2023” yang akan berlangsung pada 14-27 Juni 2023 dan Fi-Asia 2023 yang akan berlangsung pada 20-22
September 2023.
“Kami ingin memaksimalkan potensi UMKM untuk bersaing dan menjadi pemimpin di pasar global serta mendorong
Thailand menjadi pusat inovasi baru dalam proses produksi. Didukung dengan kondisi COVID-19 yang berangsur membaik, kami
juga memiliki kegiatan untuk menciptakan
pemahaman tentang potensi produksi
pangan di Thailand dengan model BioCircular-Green Economy (BCG) untuk
penguatan industri pangan dari hulu ke hilir merupakan suatu hal yang perlu
diciptakan untuk dapat menggerakkan perekonomian negara secara keseluruhan. Turut hadir dalam konferensi tersebut
adalah Chairman of Food Processing Industry Club, Mr. Charoen Kaewsuksai, The Federation of Thai Industries (FTI), Dr. Visit Limlucha, Vice Chairman, The Thai Chamber of Commerce and President of Thai Future Food Trade Association, Associate Professor Dr. Yuthana
Phimolsipirol, Director of Food Innovation and Packaging Center (FIN), Mr. Chakrin
Wangwiwat, dan Chairman of the Chiang Mai Provincial Industries Federation, Mr. Sayn Tanpanich.
Melalui kerja sama antara organisasi publik dan swasta, dua kegiatan pameran ke depan diharapkan dapat mendorong pasar kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) ke tingkat international. Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 12 FOOD INFO | Lintas Pangan
Menggenjot Produktivitas
Industri Pengolahan Susu
Industri pangan merupakan salah satu sektor industri prioritas
pengembangan sesuai dengan
Rencana Induk Pembangunan Industri
Nasional (RIPIN) 2015-2035 dan peta
jalan Making Indonesia 4.0. Salah satu industri pangan yang berpotensi untuk
dikembangkan dan berdaya saing global adalah industri pengolahan susu. “Guna meningkatkan produktivitas industri
pengolahan susu di tanah air, salah
satu upaya yang perlu digenjot adalah
penyediaan sapi perah yang berkualitas
untuk memenuhi kebutuhan Susu Segar
Dalam Negeri (SSDN) sebagai bahan
baku,” kata Direktur Jenderal Industri
Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Rabu (26/4).
Mendukung hal tersebut, Delegasi RI yang diwakili pihak Kemenperin, KBRI
Brussel, dan KBRI Den Haag melakukan pertemuan dengan Kementerian
Pertanian, Alam, dan Kualitas Makanan (Ministerie van Landbouw, Natuur en Voedselkwaliteit/LNV), Organisasi
Pertanian dan Hortikultura di Belanda (Land-en Tuinbouw Organisatie
Nederland/LTO), perusahan Friesland
Campina NV., dan beberapa petani sapi perah binaan Friesland Campina di daerah Makingga dan Warder, Belanda.
“Belanda memiliki berbagai potensi yang dapat dijajaki lebih lanjut dengan
berbagai pihak di Indonesia, khususnya dengan pihak swasta yang tertarik
dengan investasi sapi perah ini,” imbuh Putu.
Menurut Putu, hasil kunjungan tersebut mendapat tanggapan yang positif, baik dari LNV maupun LTO.
“Belanda memiliki berbagai potensi yang dapat dijajaki lebih lanjut dengan berbagai pihak di Indonesia, khususnya dengan pihak swasta yang tertarik dengan investasi sapi perah ini,” Pungkas
Putu. Pada pertemuan dengan LNV, Dirjen Industri Agro menyampaikan bahwa kondisi industri pengolahan
susu di Indonesia saat ini mengalami
kekurangan bahan baku susu segar sebesar 80%. Oleh karenanya, terdapat
keinginan beberapa perusahaan besar
pengolahan susu di Indonesia yang ingin membeli sapi perah asli dari Belanda (Holstein), dengan total sebanyak 8-16 ribu ekor. Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 13 FOOD INFO | Lintas Pangan
The 3rd Indonesia Licensing Expo (ILE) 2023: Pameran Lisensi Potensial
Berdasarkan data dari Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia, diketahui bahwa bisnis lisensi dan waralaba Indonesia mampu menyerap
600 ribu tenaga kerja dari 93 ribu industri yang dibuka dengan total omzet mencapai 54,4 miliar rupiah.
Peningkatan ini dilatarbelakangi oleh jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bertambah.
Tiga sektor yang paling banyak diminati masyarakat yakni pangan (makanan dan minuman), ritel, dan jasa.
Melihat potensi tersebut, pada tahun
2023 ini, Asosiasi Lisensi Indonesia
(ASENSI) bersama IMEI Krista
Exhibitions akan menyelenggarakan the 3rd Indonesia Licensing Expo (ILE) yang akan dilaksanakan pada bulan Juni, September, dan Oktober 2023.
“Bisnis lisensi yang khusus waralaba
atau franchise di Indonesia tumbuh 5%
dengan omzet mencapai 31,1 triliun
rupiah pada 2021. Industri ini mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak
682.292 orang. Adanya pameran ini diharapkan dapat mendukung
program-program pemerintah antara
lain Gerakan Merek Lokal Indonesia
dan Bangga Buatan Indonesia (BBI),”
ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri, Kasan dalam
Konferensi Pers Pameran Indonesia
Licensing Expo (ILE) 2023 di Jakarta
beberapa waktu lalu. Ia menambahkan
bahwa pameran ini sekaligus dapat meningkatkan semangat berwirausaha dan menjadi momentum kebangkitan bagi para pengusaha merek dan produk lokal Indonesia termasuk para pelaku waralaba di dalam negeri khususnya di masa transisi setelah pandemi.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Ketua ASENSI, Susanty Widjaya menuturkan bahwa penyelenggaraan
ILE Indonesia Licensing Expo 2023 akan dilakukan di tiga kota besar yakni Surabaya, Bali, dan Jakarta. “Di Surabaya, pameran akan dilaksanakan di Grand City Surabaya pada tanggal 15-18 Juni 2023. Untuk Bali akan dilangsungkan di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) pada 07-09 September 2023, dan puncak terbesarnya akan diadakan di JI Expo Kemayoran Jakarta pada 1114 Oktober 2023,” tuturnya. Pameran ini akan memamerkan lebih dari 250 merek usaha lisensi, waralaba, dan berbagai peluang usaha lainnya baik nasional maupun internasional.
“Tujuan the 3rd ILE 2023 adalah menjadi ajang pertemuan antara exhibitor yang terdiri dari licensor, franchisor untuk bertemu dengan calon investor yang terdiri dari licensee dan franchisee di mana mereka ingin membuka dan mengembangkan usaha dari beragam industri,” pungkas Susanty.
Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 14 FOOD INFO | Lintas Pangan
Meningkatkan Keamanan Pangan Ekspor
Keamanan pangan berperan
penting dalam mutu produk yang
diekspor. Dengan meningkatnya keamanan pangan, produk Indonesia
akan semakin berdaya saing dan
memiliki nilai jual yang tinggi. Untuk
memenuhi kapasitas tersebut, salah satu
upaya yang dilakukan adalah dengan
mengikuti pertemuan Komite Codex
untuk Sistem Inspeksi dan Sertifikasi
Ekspor Import Produk Pangan (Codex Committee on Food Import and Export
Inspection and Certification Systems/ CCFICS) Putaran ke-26 pada1-5 Mei
2023 lalu di Ciawi, Jawa Barat.
“Saat ini, isu ketertelusuran (tracebility) merupakan salah satu
titik kritis dalam sistem keamanan
pangan nasional. Oleh karena itu, kemampuan suatu negara dalam
mendeteksi ketidaksesuaian menjadi
tantangan tersendiri. Pemerintah harus
dapat bersaing di pasar global seiring dengan pengembangan teknologi dan peningkatan sumber daya manusia,” jelas Direktur Standardisasi dan
Pengendalian Mutu sebagai Delegasi
Indonesia, Matheus Hendro Purnomo.
Standar dan pedoman Codex bersifat
sukarela namun kedua hal ini menjadi
semakin penting sejak ditetapkan dalam
Perjanjian Sanitary and Phytosanitary
(SPS) dan Technical Barriersto Trade
(TBT) WTO sebagai standar yang
diacu untuk keamanan pangan dalam
perdagangan internasional.
Pertemuan CCFICS ini merupakan mandate Codex Alimentarius Commission (CAC) dalam menyusun standar dan pedoman pangan internasional dalam perlindungan konsumen serta untuk memastikan praktik adil dalam perdagangan pangan. CCFICS sendiri merupakan salah satu komite di bawah CAC yang bertugas menyusun
standar dan pedoman Codex terkait sistem inspeksi dan sertifikasi. Baik untuk produk ekspor,maupun impor. Indonesia melakukan beberapa
intervensi terkait penyusunan pedoman proses penyetaraan Sistem Keamanan
Pangan Nasional antarnegara, pedoman penyelenggaran remote audit dan inspeksi, serta pedoman terkait bagaimana otoritas kompeten
mendeteksi jenis dari tindakan ilegal terkait pangan (food fraud). Indonesia juga mendukung penyusunan
pekerjaan baru (new work) mengenai ketertelusuran. Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 15 FOOD INFO | Lintas Pangan
D’Mamam:
Produk Beku Olahan Daging untuk Balita
Berangkat dari kesulitan mencari produk yang tepat untuk dikonsumsi anaknya yang masih
balita, Pemilik PT D'Mamam Sehatin
Indonesia, Widati Wulandari merintis usaha pangan beku untuk balita dengan konsep ‘sehat’ dengan nama D’Mamam sejak 2015. “Ada banyak sekali produk beku olahan daging di pasaran. Produkproduk ini menawarkan sesuatu yang praktis dan lezat untuk dikonsumsi.
Namun, masih belum bisa menemukan produk yang tepat untuk dikonsumsi balita,” ujarnya kepada Tim FoodReview Indonesia.
Wulan dan tim menghadirkan produk pangan ‘homemade’ olahan daging yang telah memiliki izin edar BPOM RI serta sertifikasi Halal LPPOM MUI. Semua produk D’Mamam dibuat tanpa MSG, pengawet dan bahan kimia lainnya, dengan persentase kandungan daging ayam yang cukup tinggi pada produknya yakni lebih dari 55%.
Sesuai dengan tujuan awalnya, produk
D’Mamam memang dibuat untuk balita yang sangat membutuhkan asupan
protein hewani untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan.
Produk D’Mamam yang tinggi
kandungan protein juga diharapkan bisa membantu pemerintah mendongkrak
status gizi balita Indonesia dan menurunkan angka stunting. Hal ini
sejalan dengan visi D’Mamam yakni
terangkatnya gizi anak Indonesia sejak dini melalui makanan sehat agar menjadi generasi yang siap bersaing di kancah global.
Untuk bahan baku, biasa diperoleh di pasar lokal, terutama daging ayam yang merupakan bahan baku utama. Daging ayam langsung disuplai dari rumah pemotongan ayam terdekat. Dalam
satu hari, Wulan membutuhkan 150 kg daging ayam untuk diolah menjadi
berbagai varian produk D’Mamam seperti nugget, sosis, dimsum, baso, dan aneka bento. Kapasitas produksi
D’Mamam per bulan telah mencapai 10.000 kemasan (250-300 gr) dan semua produk dipasarkan secara daring ke berbagai marketplace, serta penjualan melalui agen dan distributor yang tersebar hingga Pulau Sulawesi dan Kalimantan. Fri-12
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 16 BISNIS RINTISAN
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 17 To advertise & be a webinar sponsor, contact us and book your 2023 schedule : Ms. Tissa Eritha - tissa@foodreview.co.id Mr. Andang Setiadi - andang@foodreview.co.id http://bit.ly/newsletterfri Sign Up to receive Webinars & Workshops Update to your inbox • Regular Seminar or Webinar • Custom Seminar or Webinar • In-house Training FOODREVIEW WEBINARS, WORKSHOPS
TRAINING
&
AGENDA PANGAN
JUNI
FOOMA Japan International Food Machinery & Technology Exhebition
Tokyo, 6-9 Juni 2023
Indonesia Food Exhibition
Jakarta, 15-18 Juni 2023
JULI
Digital Transformation Indonesia Conference & Expo 2023
Jakarta, 12-13 Juli 2023
FOOD & HOTEL INDONESIA
Jakarta International Expo, 25 - 28 Juli 2023
AGUSTUS
Jogja International Food & Hotel Expo 2023
Yogyakarta, 4-6 Agustus 2023
Indonesia Halal Industry & Islamic Finance Expo
Jakarta, 10-13 Agustus 2023
SEPTEMBER
Bali Interfood Expo
Bali, 7-9 September 2023
Jakarta International Premium Product Fair 2023
Jakarta, 14-17 September 2023
OKTOBER
Celebes International Food & Hotel Expo 2023
Makassar 6-8 Oktober 2023
NOVEMBER
SIAL Interfood
Jakarta, 8-11 November 2023
DESEMBER
Solo Food Beverage and Chef Festival
Solo, 8-10 Desember 2023
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 18
Memeringati Hari Keamanan Pangan Sedunia 2023:
Standar Pangan Menyelamatkan Kehidupan
Oleh Purwiyatno Hariyadi
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian IPB University dan SEAFAST Center IPB University
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 20
OVERVIEW
Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
UU No 18 tentang Pangan (2012), BAB I, Ayat 1, pasal 5.
Food safety: Assurance that food will not cause harm adverse health effects to the consumer when it is prepared and/or eaten according to its intended use.
General Principles of Food Hygiene (CXC 1-1969; Adopted in 1969, Amended in 1999, Revised in 1997, 2003, 2020).
Laporan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) menyatakan bahwa dalam setahun, terdapat 1 dari 10 orang di dunia yang sakit karena pangan. Secara global, miliaran orang berisiko terkena penyakit bawaan makanan (foodborne diseases, BFD) dan jutaan orang jatuh sakit setiap tahun. Banyak juga yang meninggal
akibat mengonsumsi pangan yang tidak aman. Untuk Wilayah Asia Tenggara saja, WHO mencatat bahwa terdapat
150 juta orang menderita sakit, 175.000 meninggal karena pangan yang tidak aman.
Peran penting standar terutama
adalah memastikan keamanan dan mutu produk pangan, sehingga memberikan jaminan perlindungan kesehatan
konsumen, sehingga sangat diperlukan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 21
standar pangan. Selain itu, standar juga diperlukan untuk mencegah terjadinya
penipuan pangan, termasuk kecurangan dalam pelabelan pangan. Jadi, standar ini juga mendorong praktik adil dalam
perdagangan dengan memastikan bahwa produsen pangan mengikuti praktik
produksi yang baik, menghasilkan
produk pangan aman dan bermutu, serta memberikan label akurat sesuai dengan produknya.
Dalam konteks global, standar pangan
membantu memfasilitasi perdagangan
internasional dengan menciptakan
seperangkat acuan yang dapat diikuti
oleh negara. Penggunaan standar
seperti ini akan membantu mengurangi hambatan perdagangan, meningkatkan efisiensi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam rangka mengingatkan betapa
pentingnya standar pangan dalam
perlindungan kesehatan konsumen dan memfasilitasi terjadinya praktik adil perdagangan, maka Perhimpunan
Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 2019 telah menetapkan Hari Keamanan
Pangan Sedunia (World Food Safety Day, WFSD), yang diperingati setiap tangal 7
Juni. Secara khusus, pada tahun 2023 (WFSD 2023) diambil tema “Standar
Pangan Menyelamatkan Kehidupan
(Food standards save lives)”. Tema ini dipilih untuk mendorong semua aktor yang terlibat dalam urusan pangan, untuk memahami dan kemudian
menerapkan standar pangan secara bertanggung jawab, dalam setiap titik pada mata rantai produksi pangan, mulai dari produksi primer sampai ke konsumsi.
Apa itu standar pangan1?
Secara internasional, lembaga yang diberikan mandat mengembangkan
standar pangan adalah Codex
Alimentarius Commision (CAC).
CAC ini didirikan oleh Organisasi
Pangan dan Pertanian Perserikatan
Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO). Dalam
melakukan pekerjaan pengembangan
standar pangan international (sering disebut sebagai Standar CODEX), CAC
selalu mempertimbangkan untuk
mempromosikan keamanan pangan, melindungi kesehatan konsumen, dan memfasilitasi praktik adil perdagangan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 22
1 Diambil dan disarikan dari Hariyadi, P dan Harjanto, S. 2022. CODEX ALIMENTARIUS Standar Pangan Internasional untuk Perlindungan Kesehatan Konsumen dan Praktik Adil Perdagangan. PT Penerbit IPB Press
pangan internasional. Semua dokumen yang dikembangkan, diadopsi dan merupakan luaran dari hasil kerja
CAC itulah yang secara umum disebut sebagai standar pangan, standar CODEX, atau Teks CODEX.
Bagi negara anggota Codex, semua standar CODEX ini bersifat sukarela. Meskipun bersifat sukarela (voluntary), standar CODEX mempunyai kedudukan khusus dalam perdagangan internasional. Berdasarkan
Perjanjian Sanitary and Phyto Sanitary (SPS), teks Codex, khususnya teks standar (termasuk pedoman, kode praktik, dan Batas
Maksimum Residu/BMR)
diberlakukan
sebagai acuan/ referensi oleh
World Trade Organization (WTO)
untuk harmonisasi internasional. Dalam
hal ini, teks Codex berfungsi
sebagai teks dasar untuk memandu
penyelesaian sengketa perdagangan internasional. Karena itu, WTO
menyarankan kepada anggotanya untuk mendasarkan proses pengembangan dan penetapan regulasi dan standar keamanan pangan nasional masingmasing dengan menggunakan standar
Codex sebagai acuan. Dalam hal ini,
untuk tujuan penyelesaian sengketa, komite SPS dan TBT (Technical Barriers to Trade) WTO tidak membedakan status standar, pedoman, dan kode praktik, yang semuanya disebut sebagai teks Codex.
Standar Codex
Secara umum, teks Codex ini utamanya berupa standar. Standar Codex dapat bersifat umum dan khusus. Standar yang bersifat umum
dapat berupa Standar
Umum (General Standard), Pedoman Guidelines) dan Kode
Praktik (Codes of Practice). Standar umum ini merupakan teks Codex yang penting dan berlaku untuk semua produk dan kategori produk.
Standar umum ini
biasanya membahas praktik higiene, pelabelan, bahan tambahan, inspeksi dan sertifikasi, gizi, residu obatobatan hewan, dan pestisida.
Standar khusus umumnya berupa
standar komoditas atau produk pangan khusus tertentu. Standar ini merujuk pada produk pangan tertentu. Misalnya standar salmon kalengan (Standard for Canned Salmon) yang secara khusus
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 23
merujuk pada produk ikan dari salah satu spesies tertentu, perlakuan tertentu, dan penambahan bahan tertentu untuk keperluan tertentu pula. Namun demikian, Codex juga mengembangkan standar untuk kelompok makanan yang dijadikan satu standar umum. Salah satu contoh standar umum untuk jus buah dan nektar, tidak dibuat per jenis buah sehingga lebih efisien dan terdapat harmonisasi antar standar sejenis. Harmonisasi standar pangan
seperti hal tersebut diharapkan dapat lebih berkontribusi pada perlindungan kesehatan konsumen dan fasilitasi secara adil perdagangan internasional.
Semua teks Codex yang berupa standar, pedoman dan kode praktik mencakup semua jenis pangan, baik
Tabel 1. Jenis-Jenis Standar Pangan Codex
Nama Standar Keterangan
Standar Standar umumnya berisi berbagai persyaratan, baik kuantitatif maupun kualitatif, untuk produk atau kelompok produk, dengan tujuan untuk menyediakan produk pangan aman dan layak untuk konsumen, bebas dari pemalsuan, lengkap dengan label dan cara penyajian yang benar.
Pedoman (Guideline)
Pedoman umumnya berupa berbagai persyaratan yang perlu dipenuhi supaya suatu tujuan khusus tertentu dapat dicapai.
Pedoman ini utamanya ditujukan untuk pemerintah, khususnya untuk melakukan pembinaan dalam rangka mencapai tujuan khusus tertentu yang diingnkan.
yang diproses, setengah diproses atau pangan mentah, untuk didistribusikan dan dijual kepada konsumen langsung maupun pangan untuk diproses lebih lanjut menjadi pangan olahan tertentu. Semua standar mencakup ketentuan dan persyaratan terkait higiene pangan, bahan tambahan pangan, residu pestisida dan obat-obatan hewan, cemaran atau kontaminan, pelabelan dan presentasi/penyajiannya, metode analisis dan pengambilan contoh, sampai kepada aspek inspeksi dan sertifikasi untuk kegiatan impor dan ekspor pangan. Aneka standar, pedoman dan kode praktik yang telah dikembangkan dan diadopsi oleh Komisi Codex Alimentarius dapat dilihat pada Tabel 1.
Target pengguna Keterangan dan Jumlah
Pemerintah, industri dan konsumen umum.
Setiap standar yang dikembangkan harus menyertakan: Nama, ruang lingkup, deskripsi, komposisi utama dan faktor mutu, bahan tambahan pangan, kontaminan, kebersihan, bobot dan ukuran, pelabelan dan metode analisis dan pengambilan sampel.
Kode Praktik (Code of Practices)
Kode Praktik adalah dokumen yang berisi tentang persyaratan praktik yang perlu dipenuhi, meliputi praktik produksi, pengolahan, pembuatan, transportasi, dan penyimpanan untuk produk atau kelompok produk, untuk memastikan keamanan dan kesesuaian pangan untuk dikonsumsi.
Pemerintah, sebagai pertimbangan dalam pengembangan sistem pangan nasional, khususnya yang berkaitan dengan keamanan dan mutu pangan.
(i) Pemerintah dalam melakukan pengawasan (dan pembinaan) dan (ii) Industri untuk memastikan proses produksi yang baik guna mencapai tujuan Codex.
Pedoman Codex dapat digunakan oleh pemerintah dalam pengembangan kebijakan keamanan dan mutu pangan nasional, termasuk untuk pembinaan kepada industri pangan di sepanjang rantai pangan.
Kode Praktik dapat dianggap sebagai “daftar periksa” persyaratan bagi (i) pemerintah untuk diperiksa dan (ii) industri untuk dipenuhi.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 24
Batas Maksimum Residu (BMR) atau Maximum Residue Limits (MRL)
Salah satu jenis standar khusus yang dihasilkan oleh CAC adalah Batas
Maksimum Residu (BMR). Residu adalah sejumlah kecil senyawa yang tertinggal/ tersisa pada produk yang diberi
perlakuan pestisida, atau yang tertinggal pada hewan yang diberi perlakuan obatobatan hewan.
1. Residu pestisida
Batas Maksimum Residu (BMR)
atau Maximum Residue Limits (MRL)
adalah tingkat tertinggi residu
pestisida yang dapat ditoleransi (secara hukum) berada di dalam
atau pada pangan atau pakan ketika
pestisida diaplikasikan dengan benar
sesuai dengan Praktik Pertanian
yang Baik. Basis data dan nilai BMR untuk berbagai jenis pangan dan semua pestisida tersedia untuk umum di laman Codex. Dalam
basis data ini, pengguna dapat memperoleh informasi tentang nilai BMR yang disepakati dan diadopsi
Codex (BMR) dan Batas Maksimum
Residu- Extraneous (Extraneous Maximum Residue Limits/EMRL),
untuk kombinasi atau pasangan
pestisida dan komoditas pangan.
Pangan yang terdaftar tidak boleh
mengandung residu pestisida
lebih dari BMR (MRL) atau EMRL (dalam mg/kg). Untuk ini, perlu
diperhatikan dengan seksama
definisi masing-masing kasus
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 25
dalam penentuan residu, dapat pada (a) titik masuk ke suatu
negara atau (b) titik masuk ke kanal perdagangan dalam suatu negara.
Batas maksimum ini (MRL dan EMRL) tidak boleh dilampaui kapan pun setelah titik tersebut. Sampai
akhir tahun 2021, Komisi Codex
Alimentarius telah mengadopsi
5663 MRLs (CXLs) untuk dan 63
EMRL untuk kombinasi pestisida/ komoditas pangan yang berbeda (FAO/WHO, 2021).
2. Residu obat hewan
Batas maksimum residu (BMR) atau
Maximum Residue Limits (MRL)
adalah konsentrasi maksimum
residu yang dapat ditoleransi secara
hukum berada dalam produk pangan
yang diperoleh dari hewan yang
telah mendapatkan pengobatan
hewan. Tingkat atau konsentrasi
residu yang ditemukan dalam
pangan harus aman bagi konsumen dan harus diusahakan serendah
mungkin. Codex menetapkan BMR
untuk semua pangan dan pakan
ternak. Dokumen Codex yang memuat nilai BMR untuk obat hewan
adalah dokumen CX/MRL 2-2018
yang berjudul “Maximum Residue Limits (MRLs) and Risk Management
Recommendations (RMRs) for Residues of Veterinary Drugs in Foods”
Teks lain-lain
Selain standar yang dijelaskan di atas, CAC juga mengeluarkan beberapa
rekomendasi yang dijadikan sebagai acuan dalam praktik penanganan
keamanan pangan dan perdagangan pangan. Beberapa dokumen/ rekomendasi ini dapat dilihat pada Tabel 2.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 26
Penutup
Berbagai jenis standar pangan di atas, selain dikembangkan untuk
memfasilitas praktik adil perdagangan pangan, terutama adalah justru untuk memberikan perlindungan kesehatan konsumen. Karena itu, tema yang diambil dalam peringatan
Hari Keamanan Pangan Sedunia (World Food Safety Day, WFSD) 2023, -”Standar Pangan Menyelamatkan
Kehidupan”- berupaya mengingatkan semua aktor pangan (baik pelaku usaha pangan, otoritas kompeten
keamanan pangan, maupun konsumen) perlu mempelajari dan memahami dan mengimplementasikan aneka standar ini dengan baik. Selain itu, peringatan WFSD secara umum juga dirancang untuk menarik perhatian
dan menginspirasi semua aktor pangan untuk bertindak aktif dalam membantu mencegah, mendeteksi, dan mengelola risiko bawaan pangan, yang pada
gilirannya akan berkontribusi pada ketahanan pangan, kesehatan manusia, kemakmuran ekonomi, produksi pertanian, akses pasar, pariwisata dan pembangunan berkelanjutan. Semoga.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 27
Nomor/Kode Referensi Judul Komite Codex yang Mengembangkan Tahun Revisi Terakhir CXA 2-1976 Statement on Infant Feeding CCNFSDU 1976 CXA 4-1989 Classification of Foods and Animal Feeds CCPR 1993 CXA 5-1993 Glossary of Terms and Definitions (Residues of Veterinary Drugs in Foods) CCRVDF 2003 CXA 6-2019 List of Codex Specifications for Food Additives CCFA 2019
Table 2. Beberapa dokumen hasil Komisi Codex Alimentarius yang tidak termasuk standar
CODEX UPDATE: KOMITE CODEX
PELABELAN PANGAN
(CODEX COMMITTEE ON FOOD LABELLING, CCFL)
OVERVIEW
Oleh Purwiyatno Hariyadi
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian IPB University
dan SEAFAST Center IPB University
Komisi Codex Alimentarius (CAC) adalah
sebuah badan internasional yang didirikan
oleh Organisasi Pangan dan Pertanian
Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Peran CAC adalah mengembangkan standar, pedoman, dan kode praktik internasional terkait pangan untuk mempromosikan
keamanan pangan, melindungi
kesehatan konsumen, dan memfasilitasi perdagangan pangan internasional yang adil.
Salah satu aspek penting dari
pekerjaan CAC adalah peraturan terkait label pangan, yang dikembangkan
oleh Komite Codex Pelabelan Pangan (Codex Committee on Food Labelling, CCFL). Secara umum, CCFL bertugas
untuk mengembangkan standar
Codex untuk pelabelan pangan, yang memuat persyaratan untuk memastikan tersedianya informasi yang jelas, akurat, dan mudah dipahami konsumen tentang produk pangan yang mereka beli.
Label pangan yang tepat memberikan
konsumen akses ke informasi penting seperti komposisi produk, nilai gizi, instruksi penyimpanan, tanggal
kedaluwarsa, dan informasi penting
lainnya yang dapat memengaruhi keputusan pembelian dan kesehatan mereka.
Secara prinsip, standar Codex untuk pelabelan pangan yang dikembangkan oleh CAC memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. Melindungi kesehatan konsumen, dengan memberikan informasi
tentang bahan alergen, aditif pangan, dan informasi penting lainnya yang dapat berdampak pada kesehatan individu.
2. Meningkatkan transparansi, khususnya memungkinkan bagi
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 29
konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan preferensi diet, nilai gizi, atau, bahkan pertimbangan lain, seperti etika, agama, kepercayaan, dan gaya hidup lainnya.
3. Mendorong perdagangan yang adil, dengan adanya acuan global mengenai persyaratan label yang berlaku di berbagai negara sejalan dan tidak memberikan hambatan yang tidak perlu bagi perdagangan.
Walaupun demikian, perlu dicatat
bahwa standar pelabelan pangan yang
dikembangkan oleh Codex tidak bersifat mandatori (mengikat secara hukum).
Namun, banyak negara anggota Codex mengadopsi standar tersebut ke dalam undang-undang atau peraturan nasional mereka untuk memastikan kepatuhan dan konsistensi dalam praktik
pemasaran pangan, khususnya untuk perdagangan internasional.
Update dari CCFL47
CCFL47, Sidang Komite Codex
Pelabelan Pangan baru yang ke-47, baru saja selesai diselenggarakan di Gatineau, Kanada, 15 – 19 Mei 2023 yang lalu.
Agenda dan draf laporan sidang CCFL47 dapat dilihat di https://bit.ly/reportCCFL47. Pada sidang ke-47 ini CCFL membahas berbagai agenda penting, terutama bagaimana standar pelabelan pangan dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga komunikasi efektif antara pembeli dan penjual dapat terjamin, walaupun dalam ruang yang terbatas dan waktu yang singkat. Kuncinya, tentu bagaimana informasi (yang kompleks dan yang rumit tentang pangan) dapat diubah menjadi sesuatu yang dapat
dimengerti oleh konsumen, sehingga mereka dapat membuat keputusan pembelian. Salah satu alternatifnya yang dibahas dalam CCFL47 tersebut adalah pentingnya penggunaan inovasi dan teknologi untuk menyediakan informasi
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 30
yang dibutuhkan oleh konsumen; apalagi jika hal ini dikaitkan dengan
berkembangnya bisnis pangan secara daring (E-commerce).
Karena itu, CCFL47 ini membahas
berbagai isu penting yang berkaitan
dengan penjaminan kesehatan
konsumen melalui pelabelan, melalui
agenda-agenda seperti:
(i) Pelabelan alergen pangan,
(ii) Usulan Rancangan Pedoman
Penyediaan Informasi Pangan
untuk Pangan Kemasan
(Prepackaged Foods) yang
ditawarkan melalui E-commerce,
(iii) Usulan Rancangan Pedoman
Pemanfaatan Teknologi
Penyediaan Informasi Pangan: Perubahan pada Standar Umum
Pelabelan Pangan Kemasan (Amendment to General Standard for the Labelling of Prepackaged Foods)
(iv) Makalah diskusi tentang pelabelan pangan kemasan (dalam format
penyajian bersama dan multipak/ in joint presentation and multipack formats),
(v) Makalah diskusi tentang
pengecualian pelabelan pangan
dalam keadaan darurat,
(vi) Makalah diskusi tentang asam
lemak trans, dan
(vii) Makalah diskusi tentang klaim
pelabelan keberlanjutan
Berbagai agenda pembahasan CCFL47
tersebut di atas penting dan sangat
terkait dengan Indonesia, misalnya
pembahasan mengenai pelabelan
alergen. Industri pangan disarankan untuk mengikuti pembahasan ini, khususnya mengenai (i) Draf usulan revisi untuk the General Standard for the Labelling of Prepackaged Foods (CXS 1-1985) Relevant to Allergen Labelling) dan sekaligus (ii) Draf usulan lampiran (Annex) Guidelines on the Use of Precautionary Allergen Labelling untuk CXS 1-1985.
Kepentingan Indonesia terkait pelabelan
keberlanjutan
CCFL47 juga membahas topik
“baru” lainnya yaitu klaim pelabelan keberlanjutan. Makalah diskusi
tentang klaim pelabelan keberlanjutan ini disusun oleh Selandia Baru dan Uni Eropa. Dalam makalah tersebut, ditekankan bahwa keberlanjutan merupakan isu global yang semakin
menarik minat konsumen dalam hal produk, termasuk produk pangan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan
pendekatan multi-sektoral dengan
kolaborasi dan partisipasi berbagai organisasi. CCFL memiliki peran penting dalam hal ini, karena semakin banyak klaim keberlanjutan yang terdapat pada label pangan mungkin tidak sesuai
dengan persyaratan Panduan Umum
tentang Klaim (CXG 1-1979), yang berpotensi menyesatkan konsumen.
Pada proses elaborasinya, terdapat
kesepakatan bahwa isu keberlanjutan
merupakan isu penting bagi CODEX. Namun demikian, masih terdapat
pandangan yang berbeda mengenai
apakah saat ini merupakan waktu
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 31
yang tepat bagi CODEX untuk memulai pekerjaan baru mengenai klaim
pelabelan keberlanjutan, atau apakah perlu ada refleksi dan klarifikasi lebih lanjut untuk menentukan tujuan dan konsekuensi dari pekerjaan tersebut.
Pada CCFL47 akhirnya disetujui bahwa masih perlu diadakan Kelompok Kerja
Elektronik (Electronic Working Group, EWG) untuk terus membahas topik pelabelan keberlanjutan ini. EWG ini
diketuai oleh Selandia Baru dan dibantu bersama (Co-Chairs) oleh Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kosta Rika. EWG
akan bekerja merevisi Makalah Diskusi yang baru, dengan mempertimbangkan semua pendapat (termasuk komentar tertulis) yang muncul pada sidang CCFL47 ini.
Isu pelabelan keberlanjutan ini sangat penting bagi Indonesia. Indonesia perlu secara aktif terlibat dalam diskusi ini mengingat cukup seringnya produk
pangan (produk sawit -misalnya)
terhalang ekspornya karena isu
keberlanjutan ini. Karena itu, persiapan perlu dilakukan dengan baik oleh
Indonesia, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang ada.
Peluang (dan tantangan)
Indonesia terkait diskusi
tentang asam lemak trans
Kanada mengusulkan agenda ini supaya isu yang terkait dengan Asam
lemak Trans (ALT) ini dapat dibahas
pada forum CCFL. Sebelumnya, kanada pernah mengusulkan isu yang sama
untuk dibahas pada Komite Gizi CODEX (yaitu Codex Committee on Nutrition and Foods for Special Dietary Uses, CCNFSDU). Usulan pembahasan topik
ALT ini sesungguhnya juga relevan
dengan prakarsa Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) yang menargetkan bahwa
tahun 2023 ini seharusnya dunia sudah
bebas Asam Lemak Trans Industrial (ALTi), yaitu Asam Lemak Trans (ALT) yang diproduksi secara industrial
melalui proses hidrogenasi parsial minyak nabati. Pada siding CCFL47
itu juga perwakilan WHO menyatakan
bahwa Pedoman tentang Asam Lemak
Trans (bersama dengan Asam Lemak
Jenuh) akan diluncurkan pada bulan Juni 2023.
Karena usulan Kanada ini diajukan
pada CCFL, maka kemungkinan
pekerjaan utama yang diajukan adalah
mengenai pelabelan ALT. Pada CCFL47
yang baru lalu, disepakati bahwa isu ini cukup penting untuk dibahas, namun
mengingat ada Komite CODEX yang
lain, yaitu Komite Codex untuk Lemak
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 32
dan Minyak (Codex Committee on Fats and Oils, CCFO) maka diputuskan untuk menunggu hasil diskusi pada sesi
CCFO yang akan datang (CCFO28, yang dijadwalkan pada 19 – 23 Februari
2024. Karena itu, pembahasan detail
mengenai TFA di CCFL ditunda, dengan tetap meminta Kanada untuk menyusun makalah diskusi yang menjelaskan
usulan pekerjaan baru tentang ALT
untuk dipertimbangkan oleh CCFL48 yang akan datang. Diharapkan, makalah
diskusi akan mempertimbangkan
masukan negara anggota yang akan
dijaring melalui surat edaran, pedoman
WHO tentang Asam Lemak Jenuh dan
Asam Lemak Trans, serta hasil diskusi
pada CCFO28 yang akan datang.
Sebagai negara penghasil minyak
sawit, Indonesia perlu mempersiapkan
diri berperan aktif dalam perdebatan
mengenai ALT ini. Diketahui bahwa
minyak sawit sebagai minyak
yang stabil pada suhu ruang tanpa
proses hidrogensasi, sehingga tidak mengandung ALTi (Asam Lemak Trans Industrial). Peluang minyak sawit untuk memasok minyak bebas ALTi semakin besar dengan aplikasi teknologi fraksinasi, blending, maupun (inter)esterifikasi, untuk menghasilkan spesialti lemak untuk aplikasi pangan tertentu. Keunggulan minyak sawit inilah harus dioptimalkan pemerintah dan industri sawit Indonesia, baik untuk mengisi kebutuhan di dalam dan maupun luar negeri. Peluang minyak
sawit untuk menjawab kebutuhan minyak bebas ALT (dan ALTi) cukup besar, sesuai dengan target WHO. Ini merupakan peluang bagi minyak sawit. Jangan sampai standar atau pedoman yang akan disusun di CCFL berpotensi menghambat peluang pengembangan minyak sawit untuk aplikasi pangan yang lebih luas.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 33
Gabungan Produsen
Makanan Minuman Indonesia
Indonesia “Infinite Journey”
Hannover Messe 2023
Official Partner Country
seperti pembukaan Paviliun Indonesia di Hannover Messe Fairground dengan luas area sekitar 3000 m2, business summit, Indonesia country night, dan beberapa
konferensi bertemakan industri. Empat target utama keikutsertaan Indonesia
pada ajang Hannover Messe 2023, antara lain mengenalkan visi Indonesia
pada peta jalan Making Indonesia 4.0, mempromosikan kerja sama industri, mempromosikan investasi dan ekspor, serta meningkatkan hubungan kerja
Indonesia satu-satunya negara ASEAN
pertama yang dipercaya sebagai official partner country untuk ketiga
kalinya pada ajang pameran teknologi
industri terbesar di dunia Hannover
Messe. Partisipasi Indonesia pada ajang
bergengsi itu diproyeksikan menjadi
sebuah peluang untuk membangun
penjenamaan sektor manufaktur
tanah air, yang akhirnya ditargetkan
mampu mempromosikan investasi
dan ekspor sektor industri nasional
di kawasan Eropa. Hannover Messe
2023 berlangsung pada 17-21 April
2023 di Hannover, Jerman. Indonesia
menampilkan sejumlah teknologi
industri 4.0 dan peluang investasi sektor
industri. Selain itu, Indonesia juga akan
mengadakan serangkaian kegiatan
sama bilateral dengan Jerman dan memasuki jejaring rantai pasok global. Total sebanyak 157 co-exhibitor andalan yang berasal dari pelaku usaha industri, termasuk industri rintisan, asosiasi, kawasan industri, Kawasan Ekonomi
Khusus, lembaga pendidikan, serta
Ibu Kota Negara Nusantara (IKN) dan menampilkan keunggulan teknologi
dan produknya diharapkan semakin
membuka kesempatan dan peluang
proyeksi kerja sama ekonomi maupun
investasi di Indonesia di berbagai bidang strategis seperti transisi energi, industri 4.0, dan digitalisasi di Indonesia.
Paviliun Indonesia didesain khusus
mengikuti bentuk kapal tradisional Indonesia, Kapal Pinisi. “Kami ingin menghadirkan semangat Indonesia
dalam mengarungi tantangan massa depan. Kapal Pinisi ini memiliki kompas
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 34 ASOSIASI
Indonesia dipercaya sebagai official partner country pada ajang pameran teknologi industri terbesar di dunia Hannover Messe
yang dinamakan Making Indonesia
4.0 sebagai navigator transformasi
industri di Indonesia,” ujar Presiden
RI Joko Widodo dalam Peresmian
Paviliun Indonesia di Hall 2, Hannover
Messe. Presiden mengajak para hadirin
mengunjungi Paviliun Indonesia
untuk melihat Indonesia sebagai
land of opportunity dan sebagai pusat
manufaktur masa depan. “Kapal Pinisi
ini memiliki dua tiang utama dan tujuh buah layar. Dua tiang layar utama
mencerminkan fondasi transformasi
Indonesia, yaitu hilirisasi industri dan percepatan transisi energi bersih,” jelas
Presiden. Sementara itu, simbol tujuh layar mencerminkan sektor prioritas yang dipromosikan oleh co-exhibitor, meliputi pangan, tekstil, otomotif, elektronik, kimia, alat kesehatan, dan farmasi. Percepatan transformasi
industri Indonesia akan berkontribusi bagi bangkitnya ekonomi kawasan dan ekonomi global. “Dengan semangat
“Infinite Journey”, mari berlayar bersama dan mengakselerasi transformasi
industri bagi dunia yang lebih baik, karena berinvestasi di Indonesia berarti berinvestasi di masa depan yang lebih cerah,” tutur Presiden.
Tidak jauh berbeda, Kanselir Jerman
menyampaikan bahwa Indonesia
akan segera menjadi anggota dari
“cooperative climate club” karena
targetnya dalam melakukan dekarbonasi
penuh pada sektor kelistrikan di tahun 2025. “Selanjutnya, Jerman
akan mendorong investasi di antara
negara G7 ke Indonesia yang mencapai
€E10 miliar. Saya mengundang Anda
semua, perusahaan dari Jerman, untuk mengambil kesempatan ini dalam
rangka memastikan bahwa semangat ini perlu diapresiasi,” ujar Kanselir Olaf Scholz.
Di Hannover Messe 2023, Kementerian Perindustrian juga
berkolaborasi dengan Gabungan
Produsen Makanan dan Minuman
Indonesia (GAPMMI) menghadirkan sejumlah perusahaan industri pangan dalam suatu booth tematik kolaboratif. Booth ini akan menceritakan kisah perjalanan penerapan industri 4.0 di industri pangan, dari sisi hulu (inbound material), produksi, penyimpanan/ logistik hilir, distribusi/jasa, hingga penelitian dan pengembangan. Selain itu, Kemenperin juga menghadirkan booth tematik kolaboratif industri susu yang menampilkan penerapan industri 4.0 di industri pengolahan susu. Digitalisasi di industri ini telah dilakukan sejak di peternakan, tempat pengumpulan susu, hingga pada proses pengolahan.
Selanjutnya, juga terdapat booth tematik kolaboratif kopi dan kakao yang menampilkan aplikasi ketertelusuran produk mulai hulu hingga hilir. Fi-27
Sekretariat GAPMMI
ITS Office Tower Lt. 8 Unit 16, Nifarro Park
Jl. Raya Pasar Minggu KM. 18, Jakarta Selatan 12510
Telp/Fax. (021) 29517511; Mobile. 08119322626/27
Hp. 08156720614
Email: gapmmi@cbn.net.id
Website: www.gapmmi.id
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 35
APLIKASI
METABOLOMIK PADA PENELITIAN
NUTRASETIKAL
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 36 INGRIDIEN
Riset dengan pendekatan metabolomik memberikan potensi yang tak kalah menarik. Genomik melakukan pendekatan pada tingkat DNA sehingga menunjukkan apa yang mungkin terjadi. Transkriptomik melakukan pendekatan pada tingkat RNA dan memberikan apa yang tampak. Proteomik mempelajari pada tingkat protein sehingga menunjukan apa yang membuat sesuatu bisa terjadi. Sedangkan metabolomik melakukan penelitian pada tingkat metabolit sehingga menunjukkan apa yang sedang terjadi.
“Metabolomik adalah analisis kuantitatif dan kualitatif yang komprehensif dan simultan dari semua metabolit yang diberikan sistem biologi dan perubahan dari berbagai stimulasi. Metabolomik memberikan informasi apa yang benarbenar terjadi pada momen spesifik pada sel atau pada sistem biologi,” ujar Dosen Program Studi Ilmu Lingkungan, Biologi, Ilmu dan Teknologi Farmasi University of Campagnia “Luigi Vanviteli” Italia, Monica Scognamiglio dalam Webinar
- Aplikasi Metabolomik pada Riset
Nutrasetikal yang diselenggarakan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 37
Dalam penelitian pangan dan nutrasetikal sering kali pendekatan yang dilakukan merupakan penelitian dengan pendekatan genomik, transkriptomik, dan proteomik.
oleh Formasip Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan IPB University pada 4
Mei 2023 lalu.
Metabolomik menjelaskan fenomena dan proses biologi dengan membaca
gejala kimiawi dari fenomena biologi. Hal ini memungkinkan karena beberapa fenomona biologi memproduksi respons kimiawi yang dapat terukur. Dari respons kimiawi ini dapat memberikan informasi mengenai sistem biologi. Metabolomik dapat digunakan untuk riset fisiologi, ekologi kimiawi, taksonomi, ilmu pangan, obat-obatan, dan nutrasetikal.
“Metabolisme dan metebolome sangat kompleks. Semua reaksi kimia melibatkan sintesis, katabolisme metabolisme pada organisme.
Selain senyawa kimia riset juga bisa menganalisis fisikokimia. Metabolisme adalah fenomena dinamik sehingga bisa
mengambil gambar dari sistem di saat yang spesifik dengan menggunakan alat
penelitian yang tepat,” imbuh Monica.
Di sisi lain nutrasetikal berbeda dengan pangan fungsional. Saat
berbicara pangan fungsional maka
membicarakan pangan atau bagian
dari pangan yang memberikan manfaat
pengobatan atau kesehatan menyangkut
pengobatan atau pencegahan penyakit.
Sedangkan nutrasetikal adalah produk
yang diisolasi dan dipurifikasi dari
pangan yang secara alami memberikan
manfaat pengobatan yang biasanya
diasosiasikan dengan pangan.
Pembahasan mengenai nutrasetikal
sangat berkaitan dengan bahan kimiawi.
Metabolomik tanaman sangat banyak
dibahas pada publikasi ilmiah pada Scopus. Tren penelitian metabolomik pada nutrasetikal selalu meningkat dari tahun 2003 hingga 2018. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian dengan pendekatan metabolomik masih terbuka lebar dan memberikan berbagai manfaat terhadap bidang nutrasetikal.
Metabolit fitokimia dibedakan
menjadi dua yaitu metabolit primer dan metabolit spesial. Metabolit primer adalah senyawa yang banyak ditemukan dan terlibat dalam fungsi dasar sel hidup. Sedangkan metabolit spesial tidak terlibat dalam fungsi dasar sel
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 38
hidup namun pada fungsi bekelanjutan. Metabolit spesial biasanya memerankan peran berbeda seperti pertahanan, respon stres, interaksi dengan organisme lain, interaksi dengan lingkungan, dan lain-lain. Metabolit sekunder inilah yang biasanya digunakan untuk obat-obatan, nutrasetikal, herbisida, fungisida, dan sebagainya. Sebagai contoh tanaman pada musim panas
berbeda dengan musim dingin. Hal ini berkaitan dengan jumlah sinar matahari, suhu udara, hama, dan sebagainya yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Senyawa bioaktif pada metabolomik
Metabolomik tanaman bisa digunakan untuk riset metabolit bioaktif, riset biosintesis, riset produksi dan regulasi metabolit spesial, menjelaskan fungsi, dan sebagainya. Pada riset nutrasetikal, metabolomik bisa diaplikasikan untuk kontrol kualitas, optimasi produk nutrasetikal, mengetahui pengaruh
terhadap kesehatan manusia, identifikasi sumber baru, dan nutrasetikal.
Gambar 1 menunjukkan riset bioaktif pada metabolomik. Pertama yang dilakukan adalah ekstraksi
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 39
memvalidasi aktivitas bioaktif.
Beberapa penelitian ekstraksi bioaktif
dengan menggunakan metabolomik
adalah penelitian fitokimia pada daun
dan buah berbiji dan Olea europea
dan hubungannya dengan aktivitas
antioksidan dan antiproliferasi dari
penelitian metabolomik pada tumbuhan
membutuhkan ketelitian dan proses
yang panjang untuk mendapatkan
senyawa yang memang dibutuhkan
untuk digunakan sebagai pangan
fungsional ataupun nutrasetikal. Fri-31
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 40
PEMBARUAN PRINSIP UMUM HIGIENE PANGAN CODEX (CXC 1-1969): VERSI 2020
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 42
KEAMANAN DAN MUTU
Seperti slogan yang digaungkan
oleh FAO, If it’s not safe, it’s not food. Salah satu cara untuk
memastikan produk yang dihasilkan
aman dari kontaminasi adalah dengan
penerapan Codex Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP)
atau Sistem Analisa Bahaya dan
Pengendalian Titik Kritis. Sistem HACCP
adalah sebuah sistem untuk menjamin keamanan pangan yang diperkenalkan
melalui persyaratan Codex Alimentarius
Commission pada tahun 1969.
Tahun 1969 Codex Committee on Food Hygiene (CCFH) mengeluarkan
dokumen CXC 1-1969 yang berjudul
General Principles of Food Hygiene yang dilengkapi dengan Lampiran tentang
HACCP. Sejak diadopsi pertama kali
pada tahun 1969, CXC 1-1969 telah mengalami beberapa kali amandemen
dan revisi. Hingga pada tahun 2020 lalu, CAC merevisi CAC RCP 1-1969 menjadi
versi terbaru, yaitu CXC 1-1969 General Principles of Food Hygiene. Untuk
tujuan kemanan pangan, CXC 1-1969
ini diadopsi secara identik di Indonesia
menjadi SNI CXC 1-1969 Prinsip Umum
Higiene Pangan yang ditetapkan oleh
Badan Standar Nasional tahun 2021.
“Diskusi tentang pentingnya dokumen ini direvisi sebenarnya sudah dimulai
dari tahun 2015. Hal ini dilakukan
tentunya sebagai upaya perbaikan
terus-menerus, yang menyesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selain itu, banyaknya
teknologi baru yang diaplikasikan
untuk pengolahan pangan, perlu adanya
suatu upaya pembaruan standar yang
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 43
Keamanan pangan merupakan salah satu hal mutlak yang harus dipenuhi dalam proses penanganan dan pengolahan pangan di industri pangan.
ada,” tutur Dosen Departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan IPB University
sekaligus Senior Scientist SEAFAST Center
IPB University, Prof. Dr. Purwiyatno
Hariyadi, dalam FoodReview Indonesia
Webinar dengan tema Update on General
Principle of Food Hygiene (CXC 1-1969)
beberapa waktu lalu.
Namun, alasan utama revisi dokumen
tersebut, lanjut Purwiyatno, adalah
penekanan pentingnya General Hygiene
Practices (GHP) dan HACCP yang
sebelumnya hanya lampiran. Pada
dokumen terbaru ini, struktur dokumen
dibagi menjadi bab pertama yang fokus
pada GHP dan bab kedua fokus pada sistem HACCP.
Perubahan besar lain dalam dokumen
CXC 1-1969 versi 2020 di antaranya
pada susunan struktur isi, salah satunya perubahan pada bagian Pendahuluan
menjadi Penggunaan, Tujuan menjadi
Prinsip Umum, dan Ruang Lingkup
menjadi Definisi. Selain itu, bagian
Definisi dalam Codex HACCP 2020 telah diperluas. Misalnya, terdapat definisi baru untuk tingkat yang dapat diterima, otoritas yang kompeten, sistem higiene pangan, serta cara higiene yang baik.
Good Hygiene Practices (GHP)
Revisi tahun 2020, bab pertama atau
chapter 1 fokus membahas cara higiene yang baik atau good hygiene practices, dan terdapat beberapa tambahan dibandingkan versi sebelumnya.
“Penambahan tersebut seperti poin-poin yang tertuang di dalamnya diuraikan secara lebih detail atau science-based dan ditata ulang,” jelas Purwiyatno.
Bagian 1, berisi Pengenalan dan Pengendalian Bahaya Pangan. Bahasan pada bagian ini menekankan pada pentingnya food business operator (FBO) memiliki pengetahuan tentang pangan dan proses produksinya agar dapat mengimplementasikan GHP secara efektif.
Bagian 2, yakni Produksi Primer. Produksi primer harus dikelola dengan cara yang memastikan bahwa pangan aman dan sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan. Jika diperlukan, ini akan mencakup: i) penilaian kesesuaian
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 44
air yang digunakan di tempat yang dapat
menimbulkan bahaya, misalnya, irigasi tanaman, kegiatan pembilasan, dll.; ii)
menghindari penggunaan area yang
lingkungannya mengancam keselamatan
makanan (misalnya tempat yang
terkontaminasi); iii) mengendalikan
kontaminan, hama, dan penyakit
hewan dan tumbuhan, sejauh dapat
dipraktikkan untuk meminimalkan
ancaman terhadap keamanan pangan (misalnya penggunaan pestisida dan obat-obatan hewan yang tepat); iv)
Mengadopsi praktik dan langkah-
langkah untuk memastikan pangan diproduksi dalam kondisi higienis yang tepat (misalnya membersihkan dan memelihara peralatan panen, pembilasan, praktik pemerahan yang higienis).
Bagian 3, Establishment – Desain
fasilitas dan peralatan. Di bagian ini
membahas sifat operasi dan risiko yang
terkait, tempat, peralatan, dan fasilitas harus ditempatkan, dirancang, dan dibangun sedemikian rupa. Terdapat penambahan uraian yakni ‘tersedia fasilitas kamar kecil yang memadai dan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 45
sesuai untuk personel’. “Singkatnya, di bagian 3 ini membahas tentang penguatan dan identifikasi kontrol kontaminasi serta kontaminasi silang untuk desain dan tata letak, fasilitas, dan peralatan,” tambah Purwiyatno.
Bagian 4, Pelatihan dan Kompetensi. Semua yang terlibat dalam operasi
pangan yang secara langsung atau tidak langsung bersentuhan dengan pangan harus memiliki pemahaman yang
cukup tentang higiene pangan untuk memastikan bahwa mereka memiliki kompetensi yang sesuai dengan operasi yang akan dilakukan. Dalam bagian
ini dijelaskan apa saja pelatihan yang
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 46
dibutuhkan agar setiap personel
memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Ringkasnya, bagian ini membahas
pelatihan kebersihan yang memadai, penyertaan staf dalam pemeliharaan, pelatihan tentang penggunaan dan pemeliharaan instrumen dan perlengkapan, serta kesadaran akan
dampak tugas terhadap keamanan makanan.
Bagian 5, Pembentukan Pemeliharaan, Pembersihan dan Disinfeksi, dan Pengendalian Hama. Pada bagian ini menambahkan perincian tentang metode pembersihan dan disinfeksi, pemantauan efektivitas pembersihan dan sanitasi, pengendalian hama, serta pengelolaan limbah. Bagian 6, Kebersihan Personil. Menambahkan detail tentang kesadaran personel tentang pentingnya kebersihan diri, perawatan luka, kebersihan diri, perilaku pribadi, serta instruksi dan pengawasan pengunjung.
Bagian 7, Pengendalian Operasi. Bagian ini merumuskan persyaratan desain yang berkaitan dengan bahan baku dan bahan lainnya, komposisi/ formulasi, produksi, pengolahan, distribusi, dan penggunaan konsumen yang harus dipenuhi. Terdapat poinpoin tambahan tentang (7.1.1) Deskripsi Produk, (7.1.2) Deskripsi Proses, (7.1.3)
Pertimbangan Efektivitas GHP, (7.1.4)
Pemantauan dan Tindakan Perbaikan, dan (7.1.5) Verifikasi. Selain itu, ada penambahan detail ke aspek utama GHP, seperti Kontaminasi Fisik, Kontaminasi Kimia, Bahan Masuk, dan Prosedur Penarikan. Termasuk spesifikasi
mikrobiologi, fisik, kimia dan alergen.
Bagian 8: Informasi Produk & Kesadaran Konsumen. Terdapat penambahan uraian pada poin Ketertelusuran, Pelabelan Produk (alergen) yakni ‘Sistem ketertelusuran/ penelusuran produk harus dirancang dan diterapkan sesuai dengan Prinsip
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 47
Ketertelusuran/Penelusuran Produk
sebagai Alat dalam Sistem Pemeriksaan
dan Sertifikasi Pangan (CXG 60-2006), terutama untuk memungkinkan
penarikan kembali produk, jika
diperlukan’ serta Standar Umum
Pelabelan Makanan Kemasan (CXS 1-1985) berlaku.
Bagian 9, Transportasi (Umum: Pangan harus dilindungi secara memadai selama transportasi). Terdapat
referensi tambahan untuk Kode Praktik
Higienis untuk Pengangkutan Pangan
dalam Curah dan Pangan Semi-Kemasan (Code of Hygienic Practice for the Transport of Food in Bulk and SemiPacked Food/ CXC 47-2001).
Sistem HACCP dan pedoman
pelaksanaannya
Dalam kesempatan yang sama, Dosen
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
IPB University sekaligus Senior Scientist
SEAFAST Center IPB University, Prof. Dr. Ratih Dewanti-Hariyadi memaparkan
perubahan HACCP pada CXC 1-1969
Versi 2020. Sebelum menerapkan
HACCP, FBO seharusnya sudah
membangun program prasyarat dasar
(PPD) atau prerequisite programmes
(PRP) termasuk GHP. “PPD harus sudah
dibangun dengan baik, beroperasi
dengan baik, dan terverifikasi untuk
memfasilitasi implementasi HACCP
yang berhasil. Aplikasi HACCP tidak
akan efektif tanpa implementasi PRP
termasuk GHP,” kata Ratih.
Pada semua jenis FBO, awareness dari manajemen dan komitmen tentang keamanan pangan penting
agar implementasi HACCP efektif, termasuk misalnya training HACCP untuk manajemen dan personal. Sistem HACCP pada dokumen yang baru, kata
Ratih, tidak ada perubahan signifikan dibandingkan sebelumnya. Yakni
mengidentifikasi dan meningkatkan
pengendalian bahaya signifikan, jika
diperlukan, melebihi dari apa yang dapat dicapai oleh GHP.
Sistem HACCP difokuskan pada
pengendalian Critical Control Points (CCPs), dengan menetapkan Critical Limits (CL) untuk tindakan pengendalian pada CCP dan tindakan korektif jika
CL tidak tercapai, serta menghasilkan
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 48
rekaman yang ditinjau ulang sebelum produk dirilis, sehingga HACCP memberikan pengendalian konsisten dan dapat diverifikasi, lebih dari apa yang dapat dicapai oleh GHP. “Sistem
HACCP harus ditinjau ulang secara periodik dan jika ada perubahan yang dapat berpengaruh pada
bahaya potensial dan/atau tindakan
pengendalian, seperti proses baru, ingridien baru, produk baru, maupun
alat baru. Peninjauan ulang periodik juga harus dilakukan jika aplikasi prinsip
HACCP menghasilkan tidak adanya CCP, untuk mengkaji apakah kebutuhan akan CCP berubah,” jelas Ratih.
Ratih juga menambahkan, terdapat fleksibilitas untuk bisnis kecil dan/atau mikro. Hambatan mengaplikasikan HACCP pada UMKM disadari karena terbatasnya sumber daya maupun resources. Pendekatan untuk mengadaptasi HACCP dilakukan untuk membantu otoritas berwenang mendukung UMKM, misalnya
mengembangkan sistem berbasiskan
HACCP sesuai tujuh prinsip HACCP
tetapi tidak memenuhi urutan atau langkah yang tercantum dalam dokumen Codex.
Meskipun fleksibilitas diperlukan, kata Ratih, tetapi seluruh prinsip seharusnya dipertimbangkan dalam mengembangkan sistem HACCP.
Fleksibilitas ini mempertimbangkan jenis operasi bisinis, sumberdaya manusia dan finansial, infrastruktur, pengetahuan dan risiko terkait produk. Misalnya, dokumentasi hasil
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 49
pengawasan hanya dibuat jika ada penyimpangan dan tidak pada semua pengawasan untuk mengurangi beban.
UMKM tidak selalu memiliki sumberdaya dan kepakaran untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem HACCP. Dalam situasi tersebut, saran ahli dapat diperoleh dari luar seperti asosiasi dagang, pakar independen, maupun otoritas berwenang. Literatur dan panduan HACCP yang spesifik untuk sektor tertentu dapat digunakan sebagai acuan, demikian juga panduan HACCP yang yang telah dikembangkan pakar yang spesifik untuk pangan atau proses yang diinginkan.
Sistem HACCP pada dokumen yang baru, tidak ada perubahan signifikan dibandingkan sebelumnya. Adapun
perbedaannya adalah pada langkah awal pertama tim HACCP dan lingkup, langkah awal ketiga tujuan penggunaan dan pengguna, mengidentifikasi
tindakan pengendalian, batas kritis
tervalidasi, serta validasi rencana HACCP dan prosedur verifikasi. 12 langkah/ prinsip dalam penerapan HACCP
sebelum dan sesudah revisi dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
Selalu dibutuhkan validasi dalam
Sistem Manajemen Keamanan Pangan di tingkat FBO, baik di tingkat GHP, SSOP, maupun HACCP, validasi secara
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 50
Gambar 1. HACCP sebelum revisi 2020
Sumber: Ratih-Hariyadi (2023)
Gambar 2. HACCP setelah revisi 2020
Sumber: Ratih-Hariyadi - Update on General Principles of Food Hygiene (CXC 1-1969): Chapter 2. HACCP System and Guidelines for Its Application (2023)
ilmiah dibutuhkan untuk mendapatkan
bukti bahwa tindakan pengendalian
akan mampu mengendalikan
bahaya ke tingkat penerimaan jika
diterapkan dengan benar. Validasi
pada princip HACCP memastikan
bahwa sistem mampu mengendalikan
bahaya siginifikan yang relevan, mengidentifikasi bahaya, Critical Control
Point (CCP), batas kritis, tindakan
pengendalian, frekuensi dan jenis
pemantauan CCP, tindakan korektif, frekuensi dan jenis verifikasi, serta
jenis informasi yang tercatat. Adapun
untuk validasi bisa menggunakan
standar Codex Alimentarius CXG 69-2008
Guidelines for The Validation of Food Safety Control Measure. Fri-37
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 51
PEMAHAMAN RISIKO
FOOTBORNE & WHEELBORNE
DI INDUSTRI PANGAN
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 52
KEAMANAN DAN MUTU
Keamanan pangan merupakan
kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah pangan dari sumber kontaminan, yakni bahan
yang tidak sengaja ada dan/atau
tidak dikehendaki dalam pangan yang berasal dari lingkungan atau sebagai akibat proses di sepanjang
rantai pangan. Sumber bahaya
atau kontaminasi terdapat di berbagai aspek, dua di antaranya
adalah orang/personil dan bangunan/peralatan produksi pangan.
Berangkat dari prinsip bahwa
lingkungan produksi pangan tidak boleh menjadi sumber
kontaminasi biologis, kimiawi, atau
fisik bagi produk, maka perlu dilakukan upaya untuk memitigasi risiko tersebut. Sebagian besar fasilitas produksi
pangan adalah sumber kontaminan, oleh karena itu langkah-langkah alternatif untuk mencegah kontaminasi silang
dari sumber yang ada perlu dinilai
dan dilakukan pengendalian untuk
melindungi produk siap saji (ready to eat/RTE). Beberapa sumber yang perlu
dipertimbangkan adalah udara, personil, dan peralatan. Oleh karenanya, penting untuk mengidentifikasi dan mengatur
zona untuk setiap area di industri pangan.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 53
zona risiko produksi adalah untuk
memastikan standar higiene lingkungan, khususnya terkait peralatan, bangunan, pembersihan, dan higiene personal memadai untuk pekerjaan yang dilakukan. Hal ini juga memungkinan aliran produk dan personal ditinjau untuk memastikan tidak berdampak kepada keamanan produk,” jelas
Founder Catalyst Consulting Jamal
Zamrudi, dalam webinar yang bertajuk
Understanding Production Risk
Zones: Footborne and Wheelborne
Contamination Prevention Control yang
diselenggarakan oleh Catalyst Consulting pada 12 Mei 2023 lalu.
Berdasarkan ISO 2200:2018 pasal
8.2.4 tentang Prerequisite Program (PRP), Ketika menerapkan PRP, organisasi harus mempertimbangan:
b) Tata letak tempat, termasuk zonasi, ruang kerja, dan fasilitas karyawan; serta h) Tindakan untuk mencegah
kontaminasi silang. “Tidak hanya
pergerakan personil maupun produk, tetapi juga material, perpindahannya harus diatur,” tambah Jamal. Lebih
detailnya, lanjut Jamal, diatur dalam
ISO/TS 22002-1:2009 Pasal 5.1
tentang Desain, tata letak, dan pola lalu
lintas internal dan pasal 10.2 tentang
kontaminasi silang mikrobiologi.
Secara standar di BRC Global Standard Food Safety Issue 9, pabrik harus menilai
zona produksi yang disyaratkan yang
dibagi menjadi enam zona atau area
yakni High Risk dan High Care untuk produk dingin/beku dan RTE di mana
terdapat risiko kontaminasi; Ambient
High Care untuk produk di mana
terdapat risiko kontaminasi dengan mikroorganisme vegetatif yang berasal dari bahan baku dan produk yang
disimpan pada kondisi suhu ambient (bukan dingin/beku); area risiko rendah; area produk tertutup; dan area non produk (misalnya area kantor).
Area high risk harus sepenuhnya terpisah dengan pemisahan fisik, dengan bagian lain di fasilitas produksi.
“Tujuannya adalah untuk menyediakan area mandiri di mana produk high risk yang tidak tertutup atau terlindungi
ditangani setelah proses pengendalian
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 54
“Tujuan dari mengidentifikasi
mikrobiologis sampai produk ini sepenuhnya dilindungi. Biasanya dengan kemasan akhir,” ujar Jamal. Batas ideal untuk area high risk adalah dinding penuh (misalnya ruangan terpisah)
yang memisahkan area ini dengan area lainnya. Area high risk hanya untuk
komponen atau pangan yang telah
mengalami pemasakan atau proses
yang setara untuk mencapai minimal
pengurangan 6-log Listeria. Apabila
proses kurang dari 6-log, maka area
dikategorikan sebagai area high care.
Sebelum memasuki area high care, produk atau ingridien rentan telah
mengalami proses untuk mengurangi kontaminasi dari bakteri pathogen.
Penting bahwa area high care terlindung secara efektif dari kontaminasi oleh area risiko rendah.
Masih mengacu BRC Global Standard Food Safety Issue 9 di Pasal 4.6 tentang Peralatan, peralatan bergerak (misalnya forklift, pallet truck, scissor lift, dan tangga) yang digunakan di area produk terbuka harus tidak berisiko pada produk. “Karena penggunaan peralatan bergerak di area eksternal tidak dapat dihindari dan berisiko pada produk, maka peralatan harus dibersihkan dan didisinfeksi sebelum memasuki area produksi,” kata Jamal.
Pabrik perlu menentukan prosedur untuk memastikan peralatan bergerak di area produk terbuka digunakan dengan cara memelihara keamanan produk. Hal ini mencakup misalnya i) Daftar semua
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 55
peralatan bergerak; ii) Pengguna yang disetujui, dan pelatihan untuk pengguna; iii) Peralatan khusus: hanya digunakan di area produk terbuka saja; iv) Pemantauan kondisi, untuk memastikan tetap sesuai untuk penggunaan di area produk terbuka; serta v) Jadwal pembersihan dan pemeliharaan.
Kontaminasi silang
Menurut Adviser/Business
Development ProfileGate & Dycem, Billy Matheus, kontaminasi yang ditularkan melalui partikel sepatu keryawan dan
benda bergerak adalah dua sumber
utama kontaminasi silang di industri pangan. Mengontrol atau menghilangkan partikel-partikel ini sangat penting karena memengaruhi hasil produk, produktivitas, kualitas produk, dan biaya.
Pergerakan material dan karyawan
secara alami membawa ‘kotoran’, yang dapat menyebabkan masalah terutama di fasilitas manufaktur yang mengutamakan higiene. Aktivitas rutin seperti bongkar muat dari truk
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 56
pengiriman, masuknya perangkat
penanganan material, bahkan
karyawan yang memasuki fasilitas
akan menimbulkan penumpukan
kotoran, serpihan, dan debu dari ban, roda maupun alas kaki. Serangkaian
pergerakan kendaraan atau karyawan
berikutnya membawa kotoran lebih jauh
dan lebih dalam ke area penyimpanan
dan produksi yang menjadi sumber kontaminasi.
Laporan dari 3M didapatkan bahwa
80% kontaminasi yang memasuki zona
kritis terjadi pada kaki
dan roda. Oleh karena itu, pengendalian kontaminasi dan kontaminasi silang pada atau di dekat permukaan lantai
merupakan bagian penting dan mendasar dari setiap kebijakan manajemen
risiko terintegrasi badan pengatur seperti FDA, MHRA, EMEA, dan tim audit profesional lainnya yang menggunakan Sistem
Manajemen Risiko seperti HACCP., FMEA, GAMP, FMECA. “Kontaminasi dan kontaminasi silang dari
partikel mikroba kaki, roda, dan udara adalah sesuatu yang sering kita abaikan sebagai ‘debu’. Bahaya yang ditimbulkannya bisa sangat signifikan. Semuanya mengakui pentingnya mengendalikan kontaminasi dengan menerapkan Contamination Control Flooring System yang efektif,” kata Billy.
Contamination control flooring dan mats seringkali digunakan untuk menghilangkan kontaminasi dari alas
kaki dan roda di pintu masuk ke area kritis. Lantai pengontrol kontaminasi
dibuat dari senyawa poliester dengan
koefisien gesek yang tinggi. Ini bertindak untuk secara fisik menghilangkan
dan menjebak partikel dan serat yang
terbawa pada bahan yang bersentuhan
dengannya, biasanya sol alas kaki dan roda troli. Fri-37
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 57
Regulasi Pelabelan
Produk Pangan
Berbasis Kedelai
Produk pangan berbasis kedelai sangat beragam di Indonesia. Dalam perjalanannya, produk olahan berbasis kedelai harus memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan label.
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 58 REGULASI
Persyaratan keamanan antara
lain seperti (1) Bahan Tambahan
Pangan (BTP) yang tercantum
dalam PerBPOM No. 11 Tahun 2019; (2) cemaran kimia, logam, dan mikroba
yang tercantum dalam PerBPOM No.
8 Tahun 2018 serta PerBPOM No. 9
Tahun 2022, dan PerBPOM No. 13 Tahun
2019; (3) persyaratan PRG, iradiasi, dan steril komersial. Selain persyaratan
keamanan, juga terdapat pula
persyaratan mutu seperti yang tertera
pada kategori pangan dalam PerBPOM
No. 34 Tahun 2019 dan Persyaratan
Label seperti yang tertera dalam
PerBPOM No. 31 tahun 2019 yang
kemudian diubah PerBPOM No. 20
tahun 2021. Selain itu, juga terdapat
klaim label. Selain kategori pangan
pada persyaratan mutu yang bersifat
wajib, juga terdapat SNI yang
bersifat sukarela kecuali untuk
beberapa jenis produk yang
sudah diberlakukan
wajib. SNI dapat
diberlakukan wajib
oleh instansi teknis
yang
terkait, dalam
hal berkaitan dengan
keselamatan, pelestarian
fungsi lingkungan hidup
dan/atau pertimbangan
ekonomi.
Produk olahan kedelai
Produk olahan kedelai
berdasarkan kategori pangan
dapat dikategorikan pada (1) kategori
pangan 02.1.2 lemak dan minyak nabati,
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 59
(2) kategori pangan 06.4 pasta dan mi, (3) kategori pangan 06.2.1 tepung, (4) kategori pangan 06.8 produk-produk kedelai, dan (4) kategori pangan 12.9 bumbu dan kondimen dari kedelai.
Untuk ketentuan pengaturan label pangan olahan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kriteria dan informasi wajib yang ada pada produk.
“Label pangan olahan bertujuan untuk memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat tentang produk pangan yang dikemas sebelum membeli dan/atau mengonsumsi pangan. Hal ini sesuai dengan yang tertera dalam
Pasal 96 Undang-Undang Pangan di mana informasi yang benar dan jelas terkait denga nasal, keamanan, mutu, kandungan gizi, dan keterangan lain yang diperlukan,” tutur Koordinator
Kelompok Substansi Standardisasi
Pangan Olahan Keperluan Gizi Khusus, Klaim, dan Informasi Nilai Gizi, serta
Pangan dengan Proses Tertentu dan Cara Produksi Pangan Tertentu, Direktorat
Standardisasi Pangan Olahan, Badan
POM, Sofhiani Dewi, STP., M.Si dalam
Expert Meeting – Soybean Indonesia beberapa waktu lalu.
Selain melindungi dari informasi
yang tidak benar, tidak jelas, dan
menyesatkan mengenai pangan olahan, pengaturan label juga memiliki manfaat bagi pelaku usaha sebagai acuan dalam
pencantuman label pada produk pangan olahan. Bagi pemerintah label pangan
bisa menjadi alat pengawasan pangan olahan. Berdasarkan Peraturan BPOM
No. 31 Tahun 2018 tentang Label
Pangan Olahan sebagaimana telah
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 60
diubah dalam Peraturan BPOM No. 20
Tahun 2021, label pangan olahan paling sedikit memuat informasi: (1) nama produk, meliputi nama jenis dan nama dagang (bila ada), (2) daftar bahan yang digunakan, (3) berat bersih atau isi bersih, (4) nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor, (5) halal bagi yang dipersyaratkan, (6) tanggal dan kode produksi, (7) keterangan kedaluwarsa, (8) nomor izin edar, (9) asal usul bahan pangan tertentu. “Untuk informasi wajib pada bagian yang paling mudah dilihat dan dibaca adalah bagian satu sisi pandang yang terlihat ketika produk dipajang dan memuat keterangan yang sangat penting diketahui oleh konsumen sesuai ketentuan peraturan yang berlaku,” imbuh Sofhiani.
Aspek pelabelan untuk ekspor
Untuk kesiapan ekspor, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada produk. Pertama adalah dengan
memastikan label telah sesuai dengan standar umum pelabelan pangan dalam kemasan. Standar ini berlaku untuk semua pangan dalam kemasan yang akan dijual kepada konsumen atau untuk tujuan katering dan aspek
tertentu yang berkaitan dengan
penyajiannya. “Pada dasarnya, standar ini tidak jauh berbeda dengan standar yang di Indonesia. Informasi harus
benar, tidak menyesatkan atau menipu, atau cenderung menimbulkan kesan keliru mengenai karakternya dalam hal apap pun, terutama dalam hal klaim,” ujar Guru Besar Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan, Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi. Selain itu, tidak merujuk atau mengisyaratkan produk lain (menggiring konsumen supaya ‘menganggap’ bahwa produk pangan tersebut berbuhubungan dengan produk lain tertentu.
Selanjutnya, untuk label yang wajib tertera pada produk keamsan salah satunya adalah bahan pangan dan ingridien (bahan baku). Untuk bahan pangan dan ingridien yang diketahui menyebabkan hipersensitivitas harus selalu dinyatakan. Berikut adalah jenisjenis baha baku tersebut: (1) sereal yang mengandung gluten yakni gandum, rye, barley, oat, spelt atau hibridisasinya dan produknya, (2) crustacea dan produknya, (3) telur dan produk telur, (4) ikan dan produk ikan, (5) kacang tanah, kedelai, dan hasil-hasilnya, (6) susu dan produk susu (termasuk laktosa), (7) kacang pohom dan produk kacang, dan (8) sulfit dalam konsentrasi 10 mg/kg atau lebih.
“Selain standar umum pelabelan pangan dalam kemasan yang mengacu pada CXS 1-1985, ada pula standar umum pelabelan pangan dalam kemasan (wadah) non-ritel yang mengacu pada CXS 346-2021 serta standar umum
pelabelan dan klaim untuk pangan diet khusus dalam kemasan dan standar
pelabelan dan klaim untuk pangan keperluan medis khusus (PKMK) sebagai acuan yang digunakan untuk kesiapan ekspor,” imbuh Purwiyatno. Namun, yang juga tidak kalah pentingnya adalah menyesuaikan produk masing-masing dengan standar yang diperlukan. Fri-35
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 61
MINI DIREKTORI
PT REL-ION STERILIZATION SERVICES
Eliminasi Bakteri Patogen, Sterilisasi, Polimerisasi
021-88363728, 021-8836 3729
021-88321246
yayuk@rel-ion.co.id
www.rel-ion.com
PT INDESSO NIAGATAMA & PT INDESSO CULINAROMA
INTERNASIONAL
Snack Seasonings, Savory Ingredients, Aroma Chemicals, Essential Oils & Food Ingredients
021 386 3974
021 385 0538
contact@indesso.com
www.indesso.com
PT KH ROBERTS INDONESIA
At KH Roberts, we leverage our deep expertise in flavour science and strong understanding of consumers’ needs to craft future flavours that deliver delight to consumers around the world.
021 87900778 / 021 89700723
info.id@kh-roberts.com
www.kh-roberts.com
https://www.linkedin.com/company/kh-roberts/
PT. Krones Machinery Indonesia
Telp. (21)2952 7262
https://www.krones.com/
PT. Mitra Kualitas Abadi (Catalyst Consulting) Training, Consulting, Assesment/audit, Mystery Shopping Provider
089-9999-7867
info@catalystconsulting.id www.catalystconsulting.id Catalyst Consulting consulting.catalyst
Ottera
Oterra is the largest provider of naturally sourced colors worldwide
65-6631 9294
sgcaso@chr-hansen.com
https://oterra.com
Trade Exhibition
Indonesia’s leading comprehensive hospitality, food & beverage international trade exhibition Hospitality, Food & Beverage
+ 62 21 2525 320
+6282113713099
foodhotelindonesia@informa.com
www.foodhotelindonesia.com
@foodhotelindonesia_fhi
Food & Hotel Indonesia
Food & Hotel Indonesia
Food & Hospitality Series_ID
PT Merck Chemicals and Life Sciences
Telp. 21 2856 5600
www.merck.co.id
031-3981571
sku@sakatama.com
www.sakatama.com
GNT Group B.V.
EXBERRY® is the leading brand of Coloring Foods for the food and beverage industry. Coloring Foods are made from fruits, vegetables, and edible plants using a physical manufacturing process processed with water.
+65 6659 4180
info-singapore@gnt-group.com
www.exberry.com
BENEO Asia Pacific Pte. Ltd.
Food Ingredients
BENEO offers functional ingredients from natural sources. It helps improve a product’s nutritional and technological characteristics and actively supports customers in the development of more balanced and healthy food products.
+65-6778-8300
contact@beneo.com
www.beneo.com
FOOMA JAPAN
Telp. +81(3)6809-3745
https://www.foomajapan.jp/int/
FOODREVIEW INDONESIA | VOL. XVIII / NO. 5 / MEI 2023 62
PT. Sarana Karya Utama Toll Manufacturing (Beverages)
Dairy Production & Products
Tidak jauh berbeda dengan produk pangan lainnya. Inovasi terkait fungsionalitas, keberlanjutan, dan ekplorasi lebih mendalam pada pengalaman menjadi kunci pengembangan produk tak terkecuali di sektor dairy. Kesehatan dan kebugaran di industri susu adalah salah satu cara untuk memenuhi permintaan konsumen akan produk fungsional. Hal ini seperti hasil survei yang dilakukan oleh Euromonitor International bahwa sebanyak 55,5% konsumen global secara aktif mencari ingridien yang lebih menyehatkan pada produk yang dipilih dan 29,6% bersedia membayar lebih untuk produk tersebut. Selain itu, pengembangan produk susu fungsional yang berfokus pada penggunaan mikroorganisme seperti probiotik, prebiotik, sinbiotik, dan postbiotic juga menjadi tren yang terus meningkat dan semkain diminati. FoodReview Indonesia edisi mendatang akan menyajikan informasi mengenai produk dairy dari peluang hingga tantangan apa saja yang perlu diantisipasi untuk dapat terus menghasilkan produk dairy yang sesuai dengan target pasar. Tidak lupa, semoga pembahasan ini juga dapat menjadi inspirasi untuk dapat terus meningkatkan daya saing industri dan produk pangan di Indonesia.
Pemasangan
hubungi: FOODREVIEW INDONESIA telepon (0251) 8372333 | +62 811 1190 039 email: redaksi@foodreview.co.id & marketing@foodreview.co.id Cantumkan nama lengkap, alamat, email dan nomor telepon Anda. Edisi Mendatang |Vol. XVIII | Edisi 6, Juni 2023
iklan, pengiriman tulisan atau berita seputar teknologi dan industri pangan, silakan
If you have a friend or colleague who would be interested in receiving FoodReview Indonesia, please feel free to share the latest issue, and our special digital subscription offer with them today.
UP
SUBSCRIPTION SIGN UP https://bit.ly/FRIDIGITAL
SIGN
TODAY TO RECEIVE YOUR FREE
We hope you enjoyed the issue!