Majalah Edents Volume 1 Edisi XXXIV Tahun 2021

Page 37

SOCIAL MOVEMENT

Komunitas Satoe Atap, Potret Pendidikan Anak-anak Miskin Kota Semarang

Dok. Pribadi

Oleh: M. Musa dan Hatfina Dini S.

Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang tidak bisa merasakan menikmati dunia pendidikan. Faktor utamanya tentu saja masalah perekonomian. Pemerintah jelas memiliki tanggung jawab akan hal ini. Meskipun pemerintah telah menggratiskan biaya pendidikan dasar, tetap saja masih banyak anak-anak yang tidak bisa menikmati karena harus banting tulang untuk mencari penghasilan demi menyambung hidup.

yang membutuhkan sentuhan sosial oleh masyarakat lain, sedangkan daerah Tanggul Indah sendiri merupakan kawasan prostitusi.

Bermula dari Tugas Kuliah

Selama berjalannya waktu, para mahasiswa ini hanya menjalani dengan biasa, hingga lama kelamaan menjadi kegiatan rutin hingga terbentuk menjadi sebuah komunitas pada tanggal 12 April 2007 dengan nama “Satoe Atap”. Nama ini sendiri memiliki nilai filosofis tersendiri, yang mana nama tersebut merupakan singkatan dari “Sayang Itoe Asli Tanpa Pamrih”. Maksudnya adalah bahwa orang-orang di dalam komunitas ini, mulai dari pengurus, relawan, dan masyarakat hingga anak-anak sendiri bersama-sama untuk saling menyayangi antara satu sama lain. Uniknya komunitas ini tidak memiliki visi ataupun misi yang tertulis dengan jelas. “Komunitas ini tidak memiliki visi dan misi secara tertulis, yang penting adik-adik mendapatkan pengajaran, ada materi, disampaikan ilmu, dan memiliki nilai kreativitas dan bermanfaat,” ujar Satrio Asrori, selaku Koordinator Kurikulum Komunitas Satoe Atap.

Terbentuknya komunitas ini bermula dari beberapa mahasiswa Ilmu Hukum Universitas Diponegoro yang melakukan kegiatan mengajar kepada anak-anak jalanan di daerah Semarang dalam rangka pengerjaan tugas di bidang sosial. Kegiatan tersebut ditujukan kepada anak-anak jalanan di daerah kawasan Simpang Lima dan daerah kawasan Tanggul Indah. Ketika itu, daerah tersebut banyak sekali ditemukan anak-anak

Berpindah Tepat dan Berganti Target Selang beberapa waktu berjalan, komunitas ini memutuskan untuk berpindah tempat pengajaran. Simpang Lima yang menjadi pusat adanya anak-anak jalanan harus berpindah ke tempat lain dikarenakan untuk bisa mengakses anak-anak ini harus melalui penghubung. Penghubung tersebut dari pihak anak jalanan di sekitar Simpang Lima dan dari pengurus Satoe

Kondisi tersebut seringkali memunculkan simpati dan empati dari masyarakat untuk ikut andil dalam memberikan bantuan, salah satunya dengan memberikan suatu pendidikan nonformal melalui suatu komunitas sosial. Di Kota Semarang sendiri, banyak sekali ditemukan komunitas-komunitas yang bergerak dalam bidang pendidikan. Salah satu komunitas yang berfokus melakukan pengajaran pada anak-anak jalanan dan anak-anak miskin kota yaitu Komunitas Satoe Atap.

EDENTS EDENTS

Volume 1 XXVI EdisiTahun XXXIV Volume 1 Edisi 2017 Tahun

2021

34

36


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.