warisanrimba
Kearifan Lokal
di Situs Budaya Eyang Buyut Dalem Cageur Indonesia sangat kaya dengan budaya, seni, dan kearifan lokal. Kekayaan budaya berupa kearifan lokal itu perlu terus dijaga dan dilestarikan. Kearifan lokal itu pula yang terkandung dengan sangat kental di Situs Budaya Buyut Eyang Dalem Cageur. Hal itu pula yang mendasari langkah Perhutani KPH Kuningan meresmikan pengembangan Situs Budaya Eyang Dalem Cageur menjadi rintisan wisata budaya.
M
aret 2017, warga Desa Cageur menemukan sebuah situs makam kuno di wilayah desa mereka. Awalnya, pada 22 Maret 2017, seorang warga bernama Yoyo menemukan puluhan butir batu tersusun yang diduga makam tua di sebuah lembah kawasan hutan rimba di Desa Cageur, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan. Tempat itu merupakan lokasi wisata ziarah yang dikenal sebagai makam keramat Eyang Dalem Cageur. Beberapa orang warga di desa itu menyebutkan, Yoyo (30) dan beberapa rekannya menemukan makam tua itu setelah mendapat informasi dari seseorang yang katanya pernah bermimpi jika di hutan itu terdapat dua makam tersembunyi. Selain makam tua, di dekat makam tua tersebut juga terdapat genangan mirip kolam persegi berukuran 4 x 4 meter persegi, dengan kedalaman antara 20 hingga 80 cm. Di tepi kolam itu terdapat satu batu dengan posisi berdiri tegak setinggi lebih kurang 50 cm. Dan di sisi genangan air dekat
56 DUTA Rimba
batu berdiri itu terdapat umpakan batu terendam genangan. Menurut warga sekitar, sebenarnya kolam dan batu-batunya itu sejak dulu sudah ada dan keberadaannya pun sudah diketahui banyak orang, baik warga setempat maupun para peziarah ke makam keramat Eyang Dalem Cageur. Tetapi sebelumnya makam dan batu-batu itu hanya terlihat sedikit, karena terkubur tanah dan humus. Sedangkan keberadaan susunan batu mirip makam tua itu sebelumnya sama sekali belum pernah ada yang mengetahui. Bentuk susunan batu yang diduga makam tua baru terungkap itu, hampir menyerupai sejumlah makam keramat yang ada di hutan itu. Puluhan batu yang tersusun membentuk makam itu terbelit akar-akar pohon. Kawasan hutan tempat makam keramat Eyang Dalem Cageur itu berupa hutan rimba alami seluas lebih kurang 12,3 hektare milik Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kuningan. Hutan padat pehohonan tua dan semak belukar itu berbatasan langsung dengan tanah milik dan lahan permukiman
penduduk. Kawasan hutan tersebut termasuk Petak 1A, wilayah kerja Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Haurkuning, BKPH Garawangi. Kelas hutannya termasuk hutan KPKh atau Kelas Hutan Khusus. Perlakuan terhadap hutan KPKh itu sama dengan perlakuaan terhadap hutan lindung. Selain memiliki fungsi alami terhadap lingkungan di sekitarnya, kawasan hutan tempat makam keramat Eyang Dalem Cageur itu sangat potensial untuk dikembangkan menjadi obyek wisata terpadu. Di dalamnya meliputi wisata alam, religi, dan wisata pendidikan. Tetapi karena status hutannya tadi, tata kelola wisata dalam kawasan hutan itu harus diusahakan sedemikian rupa agar jangan sampai mengganggu apalagi merusak kelestarian alam, ekosistem dan fungsi hutannya.
Sarat Kearifan Lokal Secara administratif, Situs Budaya Eyang Buyut Dalem Cageur termasuk wilayah Desa Cageur, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Perhutani
NO. 81 • TH. 13 • november - desember • 2019