CROWN ID Issue #1 2023

Page 42

Zenith Pilot Big Date Flyback Ceramic

ALL THE RAGE Bincang noveltiesLVMH Watch Week 2023 | ETERNAL SPACE Menyingkap akurasi kalender abadi | TIME FREEZE Kolaborasi artistik antara Hublot & Daniel Arsham INDONESIA ISSUE #1 2023

Zenith Pilot Big Date Flyback Ceramic

ALL THE RAGE Bincang noveltiesLVMH Watch Week 2023 | ETERNAL SPACE Menyingkap akurasi kalender abadi | TIME FREEZE Kolaborasi artistik antara Hublot & Daniel Arsham INDONESIA ISSUE #1 2023

MENJELAJAH TANPA BATAS

Penjelajah, petualang, ilmuwan. Kemaslahatan umat manusia bergantung pada para pria dan wanita yang tiada hentinya memperluas cakrawala. Rolex ada untuk mereka dalam perjalanan mereka mencapai dasar paling dalam samudra, puncak paling tinggi Bumi, hutan paling lebat, dan kedua kutub. Dengan kesadaran bahwa dunia kita memiliki batas, mengapa mereka masih terus menjelajah? Tentu saja bukan untuk mencari pujian, mengharapkan penghargaan, atau membukukan sejarah. Dedikasi mereka sesungguhnya ditujukan untuk memahami secara lebih dekat kompleksitas dan keanggunan planet kita, mendokumentasikan semua perubahannya,dan berupaya menciptakan dampak untuk menjadikannya tempat yang lebih baik. Karena itu, kami akan tetap mendukung mereka selama dibutuhkan. Bagaimanapun, terobosan sejati pada masa kini bukanlah menemukan tempat baru, melainkan menggunakan perspektif baru dalam memaknai keajaiban planet kita, menyalakan kembali bara api kekaguman kita, dan bertindak untuk melestarikan Bumi di alam semesta ini... Upaya terbaik kami demi Planet yang Lestari.

#Perpetual

TIM NATIONAL GEOGRAPHIC AND ROLEX PERPETUAL PLANET TUPUNGATO VOLCANO EXPEDITION
CRISTIAN DONOSO, PENJELAJAH TOPHER WHITE, AHLI TEKNOLOGI KONSERVASI FRANCESCO SAURO, PENJELAJAH GHISLAIN BARDOUT, PENJELAJAH OYSTER PERPETUAL ROLEX DEEPSEA

EDITOR-IN-CHIEF SHANNON HARTONO shannon@crownwatchblog.id

BUSINESS DEVELOPMENT

AMELIA WIDHARATNA amelia.widharatna@time.co.id

PRODUCTION MANAGER ERIKA TANIA DESSYANDRA erika.tania@crownwatchblog.id

PUBLISHING COORDINATOR

CHARLENE ATALIE charlene.atalie@time.co.id

GRAPHIC DESIGNER ERICK WIBOWO erick.wibowo@crownwatchblog.id

CHIEF EDITOR - DIGITAL RONALD HUTAGALUNG ronald.hutagalung@crownwatchblog.id

PUBLISHING EXECUTIVE ARINTA WIRASTO arinta.wirasto@crownwatchblog.id

SOCIAL MEDIA COORDINATOR DIMITRI JESSE dimitri.jesse@time.co.id

WEBSITE COORDINATOR RAKA PRAYUGA raka.prayuga@time.co.id

Diterbitkan oleh

PT Komunikasi Perkasa International Centennial Tower lantai 28, Jalan Gatot Subroto Kav. 24-25 Jakarta 12930

CROWN INDONESIA is a proud member of TIME International Group and published under license from HIGHEND MEDIA PTE LTD, Singapore. No parts of this magazine are to be reproduced without the permission of TIME INTERNATIONAL and HIGHEND MEDIA PTE LTD. All rights reserved.

HIGHEND MEDIA

CHAIRMAN & CEO DAVID LEPPAN

MANAGING DIRECTOR HRISTO SIMEONOV hristo.simeonov@highend.media

PUBLISHER CONNIE YEUNG connie.yeung@highend.media

VP, BUSINESS DEVELOPMENT ALAN TAN alan.tan@highend.media EDITOR DARREN HO DARREN.HO@HIGHEND.MEDIA

ART DIRECTOR DENNIS GOH dennis.goh@highend.media

on the cover:

ZENITH PILOT BIG DATE FLYBACK CERAMIC

Dalam case 42,5 mm bermaterialkan keramik hitam dengan dial hitam bertekstur garis-garis horizontal serupa permukaan pesawat lawas yang dilengkapi oleh fitur chronograph dan jendela tanggal berukuran besar. Ditenagai oleh chronograph movement otomatis El Primero 3652 dengan frekuensi tinggi hingga 36.000 vibrasi per jam, jam ini ditawarkan dengan dua pilihan temali: temali efek cordura warna khaki dan rubber strap hitam efek cordura

by HighEnd PTE LTD 391B Orchard Road, Level 22-01, Ngee Ann City Tower B, Singapore 238874
Published

TIME TO REACH YOUR STAR

PILOT BIG DATE FLYBACK THE TIME PLACE PLAZA INDONESIA PLAZA SENAYAN PACIFIC PLACE TUNJUNGAN PLAZA INTIME SENAYAN CITY

Harapan adalah secercah sinar yang berpijar dan menjauhkan kita dari rasa putus asa. Bukan sekadar ungkapan, kalimat ini sudah dibuktikan berulang kali di tengah terjadinya berbagai krisis. Baik yang timbul tenggelam seperti gejolak ekonomi, tak terduga seperti pandemi Covid-19, maupun tak terelakkan seperti pemanasan global. Saya percaya bahwa perubahan adalah satu-satunya hal permanen dalam hidup. Namun tugas kita adalah menyesuaikan diri dan memupuk harapan agar terus bergerak maju dan memiliki pemikiran yang berorientasi pada solusi.

Optimisme pula yang menggugah para pemain lintas industri untuk benar-benar bertindak dan memberi sumbangsih dalam menanggulangi perubahan iklim. Perlahan namun pasti, hal ini dimanifestasikan para pemain horologi lewat sejumlah upaya meningkatkan kesadaran terhadap keberlanjutan. Di kuartal pertama tahun 2023, perhelatan LVMH Watch Week (hal. 34) kembali digelar dengan segenap rilisan dan diskusi mendalam dengan para CEO seputar upaya mereka dalam mengurangi jejak karbon. Bell & Ross pun berbagi pandangan yang sama dalam hal keberlanjutan melalui kolaborasi dengan Tara Ocean Foundation untuk memberi pemahaman mendalam tentang pelestarian maritim kepada publik (hal. 44). Sedangkan, langkah strategis nan berkelanjutan dilakukan oleh Jaeger-LeCoultre lewat peremajaan kembali jam tangan lawas dalam arsip mereka (hal. 16).

Pada hakikatnya, dunia horologi telah menerapkan konsep berkelanjutan lewat kreasi jam tangan mekanis dengan penggunaan material bermutu. Kualitas tinggi pada setiap elemen—dengan perawatan yang baik—menjadikan kinerja jam tangan tetap prima hingga dapat diwariskan ke generasi selanjutnya. Kombinasi karakter produk dan ragam inisiatif berkelanjutan membuat kami (dan kami rasa Anda juga) bangga menjadi bagian dari komunitas horologi yang tak hanya menghadirkan kebahagiaan bagi para pencinta jam tangan masa kini, tetapi juga di masa depan.

SHANNON HARTONO

VISION

8

Editor’s Note

12

Top of the Hour

Pembaruan bernuansa keemasan pada dua iterasi sarat tradisi dari Bell & Ross

14

Menyingkap sensasi mengemudi secara menyeluruh dalam ajang Porsche World Road Show 2023

15

Kolaborasi Corum dan Label Noir hadirkan interpretasi kontemporer dari koleksi Bubble

16

Kurasi jam tangan lawas nan langka yang dirilis bertepatan dengan hari jadi Jaeger-LeCoultre ke-190

18

In The Loupe

Seluk beluk teknik melukis dengan serbuk pada

Vacheron Constantin Métiers d’Art Villes Lumières

20

Self-Portrait

Winky Wiryawan berbagi kisah tentang aktualisasi diri dalam berkarir dan jam tangan Tissot favoritnya

21

Self-Portrait

Menelusuri peran Chicco Jerikho sebagai aktor, pebisnis, dan salah satu

Breitling Squad Indonesia

24

Soaring High Zenith mengudara dengan koleksi Pilot terbaru yang merangkum warisan dan inovasi sang manufaktur di dunia aviasi

30

Restoring Our Blue Planet Rolex menyingkap hasil proteksi Kepulauan Galápagos terhadap ekosistem kelautan bersama organisasi Mission Blue

34

48

SELF-PORTRAIT: CHICCO JERIKHO TIME FREEZE

Marvelous Momentum Langkah mantap Bulgari, Hublot, TAG Heuer, dan Zenith menuju tahun 2023 yang diiringi kesadaran penuh terhadap keberlanjutan

44

Diving With A Purpose

Menyelami dalamnya lautan dengan tujuan mulia bersama Bell & Ross dan Tara Ocean Foundation

48

Time Freeze

Persepsi Daniel Arsham terhadap waktu dan bagaimana ia menerjemahkannya ke karya seni kolaboratif bersama Hublot

IDENTITY
24
21
COVER STORY: SOARING HIGH

CRAFT

84

Joyful Opulence Kebahagiaan versi Julia Roberts dan Chopard diterjemahkan dalam kampanye

88

Iced Out Bak pesta setiap hari, MB&F menghadirkan dua rilisan memesona dengan taburan berlian

92

Up In The Air

Dua edisi terbatas yang terinspirasi oleh

52 Magnificent Techniques Louis Vuitton mewujudkan perkawinan antara seni dan keunggulan para artisan lewat tiga kreasi horologi kelas atas 56 Stillwater Runs Deep Merayakan hari jadi Blancpain Fifty Fathoms dengan ukuran baru dan tampilan semakin modern 60 Lean, Mean, Perpetual Machine Piaget Polo Perpetual Calendar Ultra-Thin hadir dengan fitur kalender abadi hingga tahun 2100 64
The
Hole
streetwear Ryo Ishikawa memberi sentuhan urban terhadap Franck Muller Vanguard SOUL 102 How To Buy Norqain 104 Class in Session Menyingkap seluk beluk akurasi Perpetual Calendar 106 Events Rangkuman acara horologi di Indonesia 108 Stockist Temukan lokasi butik jam tangan pilihan Anda 112 Caseback
mesin
Audemars
Down
Rabbit
Legenda
Komplikasi mutakhir pada
Calibre 1000 milik
Piguet
bertemakan sinema
Gunung Iwate untuk merayakan hari jadi ke-25 Grand Seiko Calibre 95 94 Majestic Ornaments Menyingkap upaya Boucheron dalam menghidupkan kembali bros ikonis milik mendiang Ratu Elizabeth II 98 Time and Space: Emily Jaury Memahami kegigihan dalam berbisnis seorang Emily Jaury 68 Through Fire and Shadow Pesona kontemporer pada karya jam tangan bermaterialkan kristal dari Girard-Perregaux 72 Industrial Class Versi teranyar Hermès H08 mengelevasi konsep dwiwarna ke level selanjutnya 76 Gold Standard Naik level dalam pembuatan jam tangan, Panerai melansir dua iterasi dengan siluet pipih bermaterialkan Goldtech™ 78 Engineering Marvel Rilisan teranyar dari Urwerk merupakan jam tangan mekanis berpenampilan tangguh 64 DOWN THE RABBIT HOLE TIME AND SPACE: EMILY JAURY 98 ICED OUT 88

VISION

Visi yang tidak realistis tetap lebih baik daripada melangkah tanpa tujuan

BONG CHANDRA

MIDAS TOUCH

Pembaruan bernuansa keemasan pada

dua iterasi sarat tradisi dari Bell & Ross

Tahun 2023 dibuka Bell & Ross dengan

dua penawaran baru, yaitu BR 01 Cyber Skull Bronze dan BR 05 Skeleton Golden. Tak hanya mengusung nuansa emas yang serupa, kedua jam tangan anyar ini juga sama-sama bertemakan 'anatomi tubuh' lewat dial bergaya skeleton dan konstruksi dial bak tengkorak. Meskipun bukan pertama kalinya dirilis, dua iterasi anyar ini senantiasa mengukuhkan upaya Bell & Ross menuju arah yang lebih urban, seperti acapkali digaungkan oleh sang brand.

Debut seri ‘tengkorak’ dapat ditelusuri hingga tahun 2009 silam ketika BR 01 Skull diperkenalkan ke pasaran. Selama lebih dari 1 dekade, seri Skull terus berkembang dengan variasi case, material, dan inovasi teknis dalam jajaran penawarannya. Perubahan paling distingtif dapat ditemukan pada: BR 01

Burning Skull Tattoo (2016) dengan ukiran khas tato; BR 01 Laughing Skull (2018) berteknologi automaton; dan BR Cyber Skull (2020) dengan case bergaya cyber yang menggawangi babak baru sang lini.

Maju cepat ke tahun 2023, Bell & Ross kembali menghadirkan iterasi anyar dalam seri ‘tengkorak’ bertajuk BR 01 Cyber Skull Bronze. Pembaruan paling kentara pada jam ini terlihat pada nuansa keemasan yang diterjemahkan lewat material perunggu CuSn8 pada case, perunggu berlapiskan emas merah muda di bagian dial berwujud tengkorak. Mekanisme automaton—memungkinkan sang tengkorak untuk ‘tertawa’—diwujudkan oleh BRCAL.210 dalam material CuAI7Si2 dengan peningkatkan jumlah bridge dan roda barel yang tersingkap melalui caseback berkonsep openwork. Edisi terbatas 500 buah ini mengusung ukuran serupa dengan pendahulunya, yaitu 45 mm x 46,7 mm.

Di sisi lain, BR 05 merupakan wujud evolusi dari BR 03, serta BR 01 yang menjadi cikal bakal dari keseluruhan lini BR dan BR-X. Sejak debutnya di tahun 2019, BR 05 memang selalu dilengkapi oleh penawaran nan variatif. Termasuk di antaranya adalah versi GMT, chronograph, dan skeleton yang senantiasa hadir dalam ragam warna berbeda setiap tahunnya. Tak terkecuali tahun ini, lewat interpretasi anyar bertajuk BR 05 Skeleton Golden.

Seperti namanya, jam yang terinspirasi dari gedung pencakar langit ini mengusung nuansa keemasan pada dial yang berkontras apik dengan case bermaterialkan baja. Bukan literal, sesungguhnya penggunaan emas galvanis pada jam ini terbatas pada tepi dial, serta jarum penunjuk, dan indeks penanda berlapis SuperLumiNova®. Hanya saja, kristal safir transparan di bagian dial diwarnai dengan palet emas. Sementara, movement BR-CAL.322—bercadangan daya hingga 40 jam—yang tersingkap pada caseback hadir dalam material rodium. Jam berdiameter 40 mm ini dilengkapi oleh temali baja terintegrasi dan temali karet cokelat sebagai opsi.

VISION / TOP OF THE HOUR 12

HIGHWAYS AND BYWAYS

Menyingkap sensasi mengemudi secara menyeluruh dalam ajang

Porsche World Road Show 2023

Mulai dari estetika, performa prima, hingga kemutakhiran mekanisnya, sepertinya Porsche tidak butuh perkenalan lagi di ranah mobil sport. Sejatinya dikenal sebagai mobil serbaguna, pengemudi Porsche dapat ditemukan di mana saja, mulai dari jalur balap hingga jalanan bebas. Daya tarik Porsche memang begitu universal. Ingin berbagi aspirasi, Porsche menghadirkan ajang berkendara yang begitu diantisipasi oleh para pengikut setianya dan pencinta otomotif bertajuk Porsche World Road Show (PWRS). Lebih dari sekadar sesi test-drive, perhelatan ini dikemas dalam format menarik agar para tamu mendapatkan pengalaman menyeluruh. Setelah hiatus dua tahun, PWRS 2023 kembali digelar di Indonesia. Ajang yang diselenggarakan secara kolaboratif antara Porsche AG dan

Eurokars Group—distributor resmi sang brand di Indonesia—ini diadakan pada tanggal 3-10 Februari 2023 di Sirkuit Internasional Sentul.

Selain memboyong 27 mobil sport langsung dari manufakturnya di kota Stuttgart, momen ini turut dimanfaatkan Porsche untuk memperkenalkan rilisan terbarunya. Bernama 911 GT3 RS generasi 992, mobil ini menitikberatkan fokus pada berbagai pembaruan untuk mengelevasi performanya. Termasuk di antaranya adalah sayap hidraulik di bagian belakang dengan teknologi Drag Reduction System (DRS) dan dua ventilasi besar di kap mobil untuk melepas tekanan udara dari radiator. Berbagai pembaruan ini dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan kinerja downforce hingga 40 kg dalam kecepatan maksimal. Menariknya, Indonesia dipilih sebagai negara pertama di wilayah Asia Pasifik untuk menyingkap keindahan Porsche 911 GT3 RS.

Lewat Porsche Track Experience, para tamu undangan diberi kesempatan mengasah keterampilan dengan jajaran mobil Porsche: 911, Taycan, Cayman, Panamera, Macan, Cayenne, Boxster, serta ragam plug-in dan hibrida. Tidak hanya medan berkendara yang asing untuk dinavigasi, peserta pun ditantang untuk mengemudi pada sisi kiri mobil ketika sudah terbiasa menyetir di sisi kanan. Oleh karena itu, program ini didukung dengan pengawasan khusus dari instruktur profesional Porsche AG yang diterbangkan langsung dari Jerman. Termasuk di antara aktivitas berkendara ini adalah sesi off-road di tengah hujan dengan Cayenne Turbo GT; hot laps di lajur balap menggunakan Targa 4 GTS, Taycan GTS, Macan GTS, 718 Cayman GTP RS, Panamera 4S (E-Hybrid Sport Turismo), dan Carrera GTS secara bergantian; kompetisi slalom enam putaran dalam 718 Boxster GTS 4.0; braking dan handling dengan Porsche Turbo S.

PWRS turut didukung oleh TAG Heuer selaku mitra utama dari Porsche. Tak sebatas aliansi strategis, kolaborasi ini juga dimanifestasikan dalam salah satu penawaran TAG Heuer, yaitu Carrera. Bertajuk Carrera X Porsche Orange Racing, edisi terbatas ini mengusung desain bak mobil balap dan komponen bobot berosilasi yang dimodifikasi sebagai penghormatan terhadap setir mobil Porsche. Seluruh tamu dapat melihat jam tersebut—dan koleksi lain— secara langsung pada booth TAG Heuer yang turut hadir di ajang PWRS.

14 VISION / TOP OF THE HOUR

COOL REFRESHMENT

Kolaborasi Corum dan Label Noir hadirkan interpretasi kontemporer dari koleksi Bubble

Kolaborasi adalah siasat jitu yang ramai diterapkan para pelaku horologi dalam menciptakan sejumlah kreasi inovatif. Sebagaimana dengan timbulnya antusiasme yang berdampak baik pada pemasaran, terlebih jika semua pihak terlibat memiliki spesialisasi berbeda. Salah satu contoh adalah Corum yang menggandeng Label Noir untuk menciptakan interpretasi anyar dari koleksi Bubble. Berkat tampilan radikalnya, koleksi Bubble—perdana dirilis pada tahun 2000— berhasil menyandang status sebagai ikon horologi modern di awal era Milenium.

Label Noir merupakan brand yang berfokus pada personalisasi sesuai esensi historis dan kaidah pembuatan jam tangan. Tak sekadar pembubuhan inisial, modifikasi yang ditawarkan Label Noir kepada kliennya pun mencakup pembaruan pada bagian dial dan movement. Kolaborasi ini terwujud berkat partisipasi Corum pada ekshibisi tahunan Masters of Time yang diadakan oleh peritel produk mewah, DFS. Memasuki tahun ke-13, pameran ini menghadirkan lebih dari 330 kreasi istimewa yang dibuat khusus oleh 40 nama terkemuka di industri horologi dan perhiasan.

Iterasi bertajuk Corum Bubble 47 Central Tourbillon ini memusatkan pembaruan pada desain subtil dengan impresi industrial. Sesuai namanya, jam ini mengusung dial berdiameter 47 mm dan kristal berkubah bak gelembung (bubble) yang melindunginya. Begitu pun dengan tourbillon yang berpindah posisi ke bagian pusat—umumnya berada di tepi—dial Pembaruan tersebut menjadi daya tarik utama, sekaligus mendemonstrasikan kemahiran teknis dari Corum dan Label Noir. Perubahan selanjutnya dapat ditemukan pada penunjuk waktu berupa segitiga hijau—sebagai pengganti jarum penanda— dan penerapan titanium ADLC kelas 5 di bagian case dan bezel Jam ini turut dilengkapi oleh temali bermaterialkan karet sintetis untuk menunjang gaya hidup dinamis sang pemakai. Sebagai representasi DNA Label Noir, warna hijau khas brand basis La Chaux-de-Fonds ini diaplikasikan pada jahitan temali, logo, dan penunjuk waktu berlapis Super-LumiNova®.

Bicara performa, Corum Bubble 47 Central tourbillon ditenagai oleh Calibre CO 406 dengan cadangan daya hingga 60 jam dan ketahanan air hingga kedalaman 100 meter. Pada akhirnya, jam ini menjadi bukti totalitas Label Noir dalam mentransformasikan sebuah jam tangan ikonis ke arah kontemporer tanpa melupakan aspek fungsionalnya.

15

RARE FINDS

Kurasi jam tangan lawas nan langka yang dirilis

bertepatan dengan hari jadi

Jaeger-LeCoultre ke-190

Saatnya para pencinta jam tangan lawas bersukacita. Bertepatan dengan momentum hari jadi ke-190, Jaeger-LeCoultre mempersiapkan cara lain untuk memaknai tonggak pencapaiannya. Salah satunya dengan melansir sejumlah program di tahun 2023, termasuk koleksi kapsul yang menyoroti arsip pilihan Jaeger-LeCoultre.

The Collectibles (ya, sekilas terdengar seperti film superhero) ditujukan untuk para kolektor dan pengikut setia Jaeger-LeCoultre yang berhasrat memiliki modelmodel lawas dalam portofolio sang brand. Kurasi istimewa ini kelak akan menjadi penawaran tetap yang dirilis secara berkala.

Sesungguhnya, Jaeger-LeCoultre bukanlah brand pertama dari grup Richemont yang menyuguhkan kurasi jam tangan lawas untuk para pelanggannya. Tahun 1996 silam, Cartier memperkenalkan koleksi—dan jasa seleksi—bertajuk Tradition yang berfokus pada penawaran langka dalam arsip sang brand. Begitu juga dengan Vacheron Constantin yang meremajakan kembali model-model lawas dan merilis koleksi Historique— terdiri dari sejumlah penawaran ikonis sang brand—bagi pengikut setianya.

Sudah diduga, tantangan terbesar dari program tersebut adalah ketersediaan dan pencarian jam berkondisi layak untuk diremajakan kembali. Jaeger-LeCoultre mengakui bahwa mereka berupaya sebisa mungkin untuk meminimalkan perombakan pada bagian dial dan case untuk mempertahankan autentisitas. Berkat keterampilan 10 ahli di lokakarya restorasi Jaeger-LeCoultre, jam-jam tersebut dapat diremajakan kembali ke kondisi terbaik. Beruntungnya, Jaeger-LeCoultre memiliki arsip ekstensif sebagai pusat informasi dari seluruh jam yang pernah diciptakannya. Bahkan, terdapat komponen orisinal milik model-model lawas yang masih tersimpan dalam arsip tersebut. Jika tidak tersedia untuk model tertentu, sang manufaktur memiliki cap khusus dan metode swage yang dapat digunakan untuk mereproduksi komponenkomponen seidentik mungkin dengan versi orisinal.

“Dengan senang hati kami memperkenalkan The Collectibles sebagai jawaban atas tingginya permintaan terhadap koleksi ikonis Jaeger-LeCoultre yang kerap diincar para kolektor. Selain itu, kami turut merilis buku referensi bernama serupa yang berisikan pemahaman mendalam tentang model-model termashyur JaegerLeCoultre di abad ke-20. Program ini memberi peluang istimewa untuk memiliki jam tangan historis kami.”

Termasuk dalam koleksi arsip yang dirilis perdana adalah Geophysic, Memovox Parking, Master Mariner

16 VISION / TOP OF THE HOUR
Catherine Rénier, CEO Jaeger-LeCoultre bertutur

Deep Sea, dan Shark Deep Sea. Koleksi ini akan dijual bersamaan dengan catatan terperinci mengenai riwayat jam, temali baru, dan buku The Collectibles

Begitu juga dengan kotak, kertas, serta temali atau bracelet milik versi orisinal yang disertakan dalam kemasan jam sesuai ketersediaannya.

Buku The Collectibles menyoroti kesuksesan yang diraih Jaeger-LeCoultre selama lima dekade di abad ke-20 (dari tahun 1925-1974) dan sejumlah koleksi yang mendefinisikan riwayat sang brand. Dituturkan dari perspektif produk, buku ini berperan sebagai

panduan pembuatan jam tangan beserta dampak kultural, sosial, dan gaya hidup yang memengaruhi masing-masing era. Setiap bab mengandung informasi mengenai 17 model pada koleksi The Collectibles, mulai dari koleksi Reverso hingga Memovox. Di samping itu, pembaca dapat menelusuri persamaan dan perbedaan yang terdapat di antara model orisinal dan evolusi modern setiap lini.

The Collectibles bisa ditelusuri lebih lanjut dan didapatkan pada situs resmi Jaeger-LeCoultre, dengan model-model yang akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.

17
VISION / IN THE LOUPE 18

VACHERON CONSTANTIN

Melukis dengan serbuk

ni semua bermula dari dial emas polos yang menjadi kanvas kreativitas bagi seniman enamel Vacheron Constantin. Di atas permukaan dial terdapat guratan peta sebuah kota—dalam kasus ini, Sydney—yang terdiri dari jalanan, taman, dan perairan di dalamnya. Kemudian bagian dial dilubangi dengan menggunakan tangan sebelum diisi oleh lapisan enamel bening secara berulang kali. Masing-masing lapisan dial harus melalui proses pembakaran di suhu 850°C guna melelehkan kaca berwarna hingga menjadi porselen nan solid. Proses ini dilakukan menggunakan warna berbeda untuk mencapai aneka spektrum biru pada dial; biru laut yang menyimbolkan perairan; biru gelap sebagai representasi tepi laut; biru tua untuk menggambarkan jalanan. Perkebunan dan taman mengusung warna hijau pekat.

Skema pada dial melukiskan lanskap kota dari sudut pandang aerial (udara) dengan begitu realistis. Hal ini terwujud berkat kerja sama Vacheron Constantin dengan seniman Yoko Imai. Ia mengemban titel anak ajaib sejak umur 5 tahun berkat talenta melukis yang dikuasainya secara otodidak. Kemudian Yoko mengasimilasi pengetahuan yang ia miliki tentang histori seni Jepang dan kemahiran kaligrafi menjadi suatu teknik lukis dengan serbuk batu berharga (mulai dari emas hingga mutiara, platinum, dan berlian). Serbuk-serbuk ini berhasil mengaksentuasi enamel dial pada jam Métiers d’Art Villes Lumières lebih dalam selagi menyajikan ilusi cahaya kota yang bersinar di malam hari.

Yoko turut bergerak selangkah lebih jauh untuk memastikan bahwa koordinat titik dan garis yang dihasilkan serbuk batu berharga merupakan gambaran akurat suatu kota. Ia menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mempelajari pola lalu lintas, kepadatan area pemukiman, bahkan jenis lampu yang digunakan untuk menghasilkan miniatur horologi dari masing-masing kota dalam koleksi ini. Setelahnya Yoko akan memilih kombinasi serbuk untuk mewujudkan efek cahaya yang diinginkan, lalu diaplikasikan secara cermat menggunakan stilus pipih dengan teknik yang ia kuasai. Posisi serbuk di sudut berbeda pun akan menghasilkan refleksi cahaya yang variatif. Berkat Vacheron Constantin, para kolektor dapat menikmati mahakarya seni nan menakjubkan ini.

19

WINKY WIRYAWAN

DJ sekaligus aktor ini berbagi kisah tentang aktualisasi

diri dalam industri musik dan seni peran, serta jam

tangan Tissot favoritnya

dalam band bernama Rahasia Intelijen. Namun band tersebut tengah hiatus lantaran masing-masing anggota sudah memiliki kesibukan sendiri.

Saya dan Kenes (istri) mencetuskan program DJ

Virtual Basement Of Heaven (BOH) yang dilatari oleh keterdesakan akan hiburan semasa pandemi. Sebelumnya, saya pernah terlibat dalam program serupa dengan sejumlah DJ lainnya lewat Instagram Live. Ternyata saya merasa lebih nyaman memainkan lagu sesuka hati dan tanpa diatur.

Kini saya sudah tidak berambisi untuk go international karena sudah mencapai semua yang diimpikan. Saya hanya ingin mempertahankan semua peninggalan yang diwariskan oleh semua senior saya ke anak-anak muda yang bercita-cita menjadi DJ.

Pandemi adalah pemutihan jiwa, saat itu Tuhan memang meminta kita untuk beristirahat sejenak. Saya mendapatkan banyak waktu untuk refleksi diri secara spiritual. Namun dua tahun sepertinya cukup karena manusia sejatinya adalah makhluk sosial yang tak bisa terbelenggu terlalu lama.

Berakting bagai wisata karakter di mana saya dapat menjadi diri sendiri, hanya saja di fase yang mungkin belum terealisasi. Saya dapat melarikan diri dari realita dan menjadi pribadi yang berbeda 180 derajat. Selama ini saya selalu memerankan bad boy atau karakter ‘negatif’ lainnya, sedangkan saya ingin menunjukkan sisi humoris. Akhirnya hal ini terwujud lewat peran jenaka di film Open BO (2023) garapan Monty Tiwa. Ini merupakan aktualisasi diri sesungguhnya—di dunia peran—bagi saya.

Ketertarikan pada dunia Disc Jockey (DJ) bermula saat saya mengikuti kompetisi skate di Lipstick Disco Skate dan terkagum pada lantunan musik yang dimainkan. Ketika sudah berpenghasilan, saya membeli piringan hitam dan belajar memainkannya hingga keterusan menjadi profesi tetap.

Sejak mulai berkarier, saya selalu memainkan satu genre yang sama: Electronic Digital Music (EDM). Meski begitu saya senantiasa mengeksplorasi subgenre di dalamnya, yaitu drum & bass, breaks, dan house. Dalam berkarier sebagai DJ, saya sudah tak berkeinginan untuk beralih ke aliran musik lain. Tetapi sebagai seorang musisi, saya gemar memainkan genre berbeda. Faktanya saya juga memainkan musik metal

Saya dan Tissot berbagi prinsip yang sama: dinamis dan penuh presisi, terutama dalam hal waktu. Kolega dan teman-teman justru sering kewalahan akan ketepatan waktu saya karena saya adalah pribadi yang sangat disiplin. Saya hampir tidak pernah terlambat, jika iya pun disebabkan oleh urusan yang benar-benar harus diselesaikan.

Tissot Gentleman Powermatic 80 Silicium menjadi favorit saya berkat desain serbaguna yang begitu elegan. Jam ini menunjang gaya preppy sepanjang pelesir ke Eropa di akhir tahun 2022, sehingga saya terus mengenakannya selama dua minggu penuh.

VISION / SELF-PORTRAIT 20

CHICCO JERIKHO

Menelusuri peran Chicco

Jerikho sebagai aktor, pebisnis, dan salah satu Breitling Squad Indonesia

Selepas kelahiran anak pertama, pola pikir saya berubah hingga menjadi orang yang berbeda. Surinala adalah sumber kebahagiaan saya dan istri. Kini begitu banyak keseruan yang tengah berlangsung dalam keluarga kecil kami. Sebentar lagi Suri beranjak dari usia balita dan akan memulai sekolah.

Menghabiskan waktu berkualitas dengan anak dan istri jauh lebih penting ketimbang kuantitas bertemu. Saya selalu menyempatkan waktu untuk menjaga kebersamaan di setiap waktu senggang. Momen-momen kecil seperti makan bersama akan terasa begitu berharga jika dilakukan bersama keluarga.

Dunia seni peran adalah sebuah perjalanan dengan proses yang tidak bisa didapatkan di mana pun. Banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan dari peran-peran yang saya lakoni, seperti menjadi seorang barista, dokter, bahkan pilot—cita-cita lama saya yang tidak tercapai.

Meski sangat menjiwai karakter saat bekerja, penting bagi saya untuk memisahkan diri dari sebuah peran. Terkadang saya harus mengingatkan diri bahwa saya adalah Chicco dan bukan karakter yang saya mainkan, terutama ketika berada di tengah keluarga. Sebisa mungkin saya berusaha untuk menjaga keseimbangan di antara berakting dan menjadi diri sendiri.

Selain dunia seni peran, bisnis merupakan salah satu hal yang amat saya cintai. Tak sekadar berinvestasi, saya pun sangat terlibat dalam setiap usaha yang didirikan. Mulai dari kedai Filosofi Kopi, restoran CJ Tomyum, manajemen talenta Kite Entertainment, hingga pusat kebugaran bernama U by CJ.

Kite Entertainment lahir sebagai wujud kecintaan saya terhadap dunia seni peran. Tak hanya berperan sebagai pengelola kehidupan profesional, Kite Entertainment turut berperan sebagai wadah

pengembangan talenta. Saya harap agensi ini memiliki manfaat besar bagi para klien dan seluruh aktor yang bernaung di dalamnya.

Bermula sebagai hobi, bisa dibilang pusat kebugaran yang saya miliki tercipta berdasarkan modal nekat. Industri kebugaran sedang memiliki momentumnya sendiri saat ini, seiring beralihnya pandemi menjadi endemi. Selain mencapai tubuh ideal, industri ini juga berperan besar dalam memelihara kesehatan seorang individu. Terbukti ketika saya berhasil pulih dalam waktu singkat pasca terinfeksi Covid-19. Hal tersebut terjadi berkat pola hidup sehat dan intensitas olahraga yang saya tekuni.

Saya percaya dengan hukum tarik-menarik, di mana semesta akan mendekatkan kita dengan apapun yang kita inginkan. Hal ini terbukti lewat keterlibatan saya dengan Breitling, salah satu brand horologi favorit saya. Kebetulan, saya juga memiliki jam Breitling jauh sebelum bergabung dalam kampanye Squad On A Mission. Jam tersebut adalah Avenger Chronograph GMT 45 yang menjadi favorit saya berkat fungsionalitas yang dikawinkan dengan desain tak lekang oleh waktu. Selain itu, jam ini memiliki tampilan sporty nan tangguh yang sesuai dengan pribadi dinamis saya.

21

SAI PRADEEP

IDENTITY
Tidak ada yang pernah menemukan diri sendiri tanpa tersesat terlebih dahulu

SOARING HIGH

Zenith mengudara dengan koleksi Pilot terbaru yang merangkum warisan dan inovasi sang manufaktur di dunia aviasi

Setelah menikmati dimensi kepopuleran baru lewat koleksi Defy berdesain modern nan stylish selama dua tahun terakhir, Zenith menyoroti kembali warisan watchmaking berusia ratusan tahunnya

melalui iterasi teranyar dari koleksi Pilot. Seolah tak ingin terbuai di dalam lingkar penawaran jam tangan dengan dial berwarna pastel yang kian marak di industri horologi, sang manufaktur mengambil langkah tak terprediksi dengan merilis jajaran tool watch bergaya utilitarian dalam tona bumi di Watches & Wonders 2023.

Telah memproduksi instrumen penunjuk waktu untuk keperluan penerbangan sejak abad ke-19, Zenith mendaftarkan nama dagang “Pilote” pada tahun 1888 dan “Pilot” pada tahun 1904 untuk karya-karyanya. Louis

Blérot—pilot pertama yang berhasil melintasi English Channel pada tahun 1909—diketahui menggunakan instrumen waktu buatan Zenith dalam penerbangan bersejarahnya tersebut.

Dekade demi dekade telah menyaksikan evolusi koleksi Pilot dengan pendekatan desain dan sematan inovasi yang berbeda, namun koleksi tertua dalam portofolio Zenith ini senantiasa setia mengusung fitur-fitur yang mengedepankan ketangguhan, keterbacaan, dan ketanggapan yang begitu esensial bagi seorang pilot. Di tahun 2023, Zenith menginterpretasikan spirit kebebasan menjadi jam tangan pilot kontemporer dengan berbagai detail sarat makna yang merepresentasikan legasi sang manufaktur di dunia aviasi.

NEW GENERATION

Tentunya terdapat begitu banyak desain lawas yang dapat dengan mudah dirilis ulang atau diremajakan oleh Zenith dari arsip ekstensifnya di dunia aviasi, namun sang manufaktur memilih untuk menyuguhkan desain yang sepenuhnya baru untuk koleksi Pilot di tahun 2023 ini. Estetika minimalis pun diaplikasikan untuk memancarkan modernitas.

IDENTITY / COVER STORY
24
Zenith Pilot Big Date Flyback
Zenith Pilot Automatic

ZENITH MENGINTERPRETASIKAN

SPIRIT KEBEBASAN MENJADI JAM TANGAN PILOT KONTEMPORER

DENGAN ELEMEN DESAIN YANG TERINSPIRASI DARI PESAWAT LAWAS

Case berbentuk bulat khas jam tangan Pilot Zenith kini dilengkapi oleh bezel bersiluat bundar dengan permukaan datar yang simpel namun tetap mewah berkat finishing sarat detailnya. Pada versi bermaterialkan stainless steel case, Anda dapat mengagumi satinbrushed vertikal dengan polished chamfers Sedangkan, versi dengan case bermaterialkan keramik hitam telah melalui proses microblasted untuk menghasilkan sentuhan akhir matte

Huruf Arab dan crown berukuran besar yang menjadi ciri khas dari jam tangan Pilot rilisan Zenith tetap dipertahankan namun hadir dengan pembaruan kontemporer. Bila huruf Arab kini mengadaptasi desain fon lebih minimalis, bagian crown tampil berbeda dengan siluet lebih bersegi untuk memaksimalkan kemudahan penggunaan oleh para pilot yang biasanya mengenakan sarung tangan tebal.

Desain anyar yang

paling kentara dari jam

tangan Pilot terbaru

ini adalah opaline dial

hitam dengan garis-garis horizontal yang terinspirasi

dari lembaran logam bergelombang pada badan pesawat lawas. Berpadu kontras dengan sang dial ialah indeks jam berlapiskan Super-LumiNova warna putih. Menariknya, indeks jam 6 digantikan oleh garis putih yang tak hanya memaksimalkan keterbacaan dalam kondisi penuh guncangan, tetapi juga merepresentasikan instrumen “horizon buatan”—untuk menginformasikan orientasi pesawat terhadap horizon bumi kepada pilot—yang biasanya terdapat pada dashboard pesawat.

Elemen “horizon buatan” juga movement yang

menenagai jam tangan Pilot anyar ini. Terdapat pada bagian oscillating hitam, elemen unik ini dapat dinikmati lewat caseback bermaterialkan kristal safir transparan yang sekaligus menyingkap kinerja prima dari calibre berfrekuensi tinggi buatan manufaktur Zenith.

Setiap versi

dilengkapi oleh dua temali sekaligus dengan detail dan pilihan warna bernuansa utilitarian khas dunia aviasi. Pada versi

bermaterialkan stainless steel, terdapat rubber strap hitam dengan efek

cordura dan temali kulit

lembu warna cokelat

yang dilengkapi oleh

steel triple folding clasp. Untuk versi

bermaterialkan keramik

hitam, terdapat dua rubber strap dengan efek cordura

dalam warna hitam dan khaki

dengan triple folding clasp berlapiskan PVD hitam.

SKY’S THE LIMIT

Penawaran jam tangan Pilot terbaru

Zenith dirangkum menjadi Pilot Automatic dan Pilot Big Date Flyback, di mana setiap versi hadir dengan satu versi stainless steel dan versi keramik hitam.

Seluruh kode-kode desain yang disebutkan

pada paragraf-paragraf sebelumnya menjadi ciri khas yang menyelaraskan estetika kedua model tersebut, namun tentunya terdapat beberapa perbedaan yang menyajikan lebih

banyak opsi bagi para calon pemilik jam tangan rupawan ini.

Dari segi ukuran case, Pilot Automatic mengusung diameter 40 mm sedangkan Pilot Big Date Flyback hadir lebih besar dengan

diameter 42,5 mm. Hal ini dipengaruhi oleh banyak elemen yang terdapat pada bagian dial di mana Pilot Automatic mengusung dial sederhana dengan jendela tanggal kecil di posisi jam 6 yang berpadu harmonis dengan indeks jam dalam rupa numeral Arab. Sedangkan, dial pada Pilot Big Date Flyback tampak sedikit lebih sibuk dengan kehadiran chronograph dan jendela tanggal berukuran lebih besar.

Fungsi chronograph pada Pilot Big Date Flyback didukung oleh kehadiran counter 30-menit pada posisi jam 3 dan small seconds pada posisi jam 9. Khusus pada versi stainless steel, counter menit tampil memikat dengan aplikasi multiwarna dan jarum berpalet jingga cerah yang terilhami oleh El Primero Rainbow rilisan

tahun 1997. Sedangkan, versi keramik hitam

tampil bersahaja dalam kombinasi hitam-putih.

Ditenagai oleh

movement otomatis

El Primero 3620

berfrekuensi tinggi

buatan Zenith, Pilot Automatic memiliki

cadangan daya hingga

60 jam. Di sisi lain, Zenith

mengembangkan sebuah versi calibre El Primero

3600 untuk Pilot Big Date Flyback. chronograph calibre

otomatis berfrekuensi tinggi, El Primero 3652 mengintegrasikan

dan jendela tanggal berukuran besar. ini didukung oleh mekanisme baru yang telah dipatenkan Zenith di mana kedua wheels yang menggerakkan tampilan tanggal bekerja lebih optimal dan stabil dalam kurun waktu 0,03 detik saja.

Secara keseluruhan, Pilot Automatic dan Pilot Big Date Flyback mengusung kesederhanaan yang bersahaja. Tak hanya menjadikannya sebagai jam tangan sehari-sehari yang serbaguna, kesederhanaan ini seolah menjadi strategi Zenith untuk memberi ruang bagi ragam pengembangan dan inovasi yang akan diperkenalkan sang manufaktur pada generasi baru dari jam tangan Pilot ikonisnya

LEWAT DESAIN YANG SEDERHANA, ZENITH MEMBERI RUANG BAGI INOVASI

PADA GENERASI MENDATANG DARI

JAM TANGAN PILOTNYA

IDENTITY / COVER STORY 28

RESTORING OUR BLUE PLANET

Bersama organisasi Mission Blue milik Dr. Sylvia Earle, Rolex menyingkap hasil proteksi Kepulauan Galápagos terhadap ekosistem

kelautan selama 25 tahun, serta kemunculan Hope Spots terbaru

Darren Ho

IDENTITY 30

Awal abad ke-20 menandai kemunculan berbagai penemuan dan petualangan. Para petualang lintas benua berbondong-bondong melakukan penjelajahan menuju iklim dan habitat paling ekstrem untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang planet kita. Acapkali, para petualang tersebut mengenakan Rolex sebagai instrumen waktu dalam misi penjelajahan mereka. Momen ini pun seraya dimanfaatkan sang brand untuk menguji ketangguhan sejumlah jam tangan tersebut.

Namun, mengutip ahli biologi kelautan dan salah satu Rolex Testimonee Dr. Sylvia Earle, “Lautan adalah jantung (berwarna) biru dari planet ini.” Alhasil ketika para penjelajah menyingkap berbagai temuan baru mengenai planet Bumi, publik pun perlahan tersadar bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk melindungi ekosistem alami di daratan, udara, dan perairan.

Dr. Sylvia telah menjadi advokat global perlindungan laut selama lebih dari empat dekade. Semasa kariernya, ia pernah bekerja sama dengan National Geographic, Ocean Elders, Google Earth, dan berbagai instansi pemerintahan lintas benua untuk mengedukasi tentang pentingnya pelestarian ekosistem laut.

MISSION BLUE

Pada tahun 2009, Dr. Slyvia menemukan Mission Blue, sebuah organisasi yang bekerja dengan komunitas lokal dan instansi pemerintahan untuk

mengembangkan kawasan lindung laut atau ‘Hope Spots’. Kawasan ini berjasa melindungi biota laut dari aktivitas domestik manusia dan memungkinkan untuk terjadinya regenerasi. Terdapat lebih dari 145 Hope Spots yang tersebar dalam setiap benua di seluruh dunia. Menariknya lagi, kepulihan ekosistem laut meningkat pesat ketika mereka dibiarkan sendiri tanpa kehadiran manusia.

Mission Blue bertujuan melindungi 30 persen dari perairan dunia pada tahun 2030 dan 50 persen pada tahun 2050. Kedua persentase tersebut ditetapkan berdasarkan target IUCN (International Union for Conservation of Nature) untuk menjaga kesehatan laut. “Melindungi 30 persen dari laut adalah awal yang baik untuk mendemonstrasikan kepedulian terhadap laut seolah kita bergantung hidup padanya, dan begitulah faktanya.” ujar Dr. Sylvia.

Kolaborasi Rolex dengan Mission Blue berawal pada tahun 2014. Di tahun 2019, organisasi ini memperkenalkan inisiatif bernama Perpetual Planet untuk memberi pemahaman ilmiah bagi para individu dan organisasi mengenai gangguan pada ekosistem dan solusi untuk mengembalikan keseimbangannya. Kerja sama antara keduanya berlandaskan suatu pilar dalam inisiatif tersebut. Bersama dengan Dr. Slyvia selaku Testimonee, Rolex turut mendukung dua jawara Hope Spots lainnya: Sandra Bessudo (untuk pulau Malpelo) di tahun 2020 dan Vreni Häussermann (untuk Chilean Fjords) di tahun 2021.

KIRI: Dr. Sylvia Earle, Rolex Testimonee dan pendiri Mission Blue dalam kunjungan ke sebuah Hope Spot di Cabo Pulmo, Los Cabos, Meksiko pada tahun 2017 BAWAH: Dr. Sylvia Earle dan Salome Buglass menaiki kapal selam DeepSee dalam pencarian rumput laut di laut dalam yang berpotensi menjadi temuan sains baru

“INI ADALAH MOMEN KRITIS DI MANA KITA SUDAH CUKUP PAHAM DAN PEDULI BAHWA KITA DAPAT MENYELAMATKAN DIRI DENGAN

MELESTARIKAN ALAM DAN LAUTAN BEBAS.”

— DR. SYLVIA EARLE

JOURNEY TO GALÁPAGOS

Kepulauan Galápagos adalah salah satu Hope Spots pertama yang diciptakan oleh Mission Blue pada tahun 2010. Kepulauan tersebut telah menjadi cagar laut sejak 1998—ditetapkan oleh Ekuador—dan menaungi 133.000 km² perairan di sekelilingnya. Meski begitu, ekosistem margasatwa pada pulau dan sekitar Galápagos masih membutuhkan perhatian lebih kendati padatnya pengunjung dan warga yang berlalu-lalang di area tersebut.

Bersamaan dengan momentum hari jadi ke-25 Cagar Alam Galápagos, Dr. Sylvia dan tim ilmuwan dari berbagai institusi berbeda menjalani ekspedisi mengelilingi Hope Spot tersebut. Mereka bertujuan untuk meninjau ekosistem laut di dalam kawasan lindung, serta mengidentifikasi solusi sebagai upaya konservasi dan menjawab tantangan yang ada.

Salah satu aspek penting dalam ekspedisi ini adalah mengidentifikasi keanekaragaman biota laut yang tersembunyi di perairan Galápagos. Untuk mendapatkan informasi terkait biota yang belum banyak dipelajari— seperti kuda laut dan lobster kipas—tim ini menggunakan DNA lingkungan (eDNA), serta sistem video bawah air untuk menyingkap jejak kedua fauna tersebut di kolom air. Temuan mereka merupakan pengembangbiakan kehidupan dengan urutan DNA yang belum pernah teridentifikasi, menjadikannya sebuah penemuan ilmiah unik di Galápagos.

Sebelum ekspedisi ini, Dr. Sylvia dan Salome Buglass dari Charles Darwin Foundation berhasil menemukan spesies rumput laut baru di bawah permukaan laut. Dalam ekspedisi tahun 2022, keduanya menaiki kapal selam “DeepSee” untuk memperluas penjelajahan mereka dan berhasil menemukan hutan rumput laut nan rimbun. Terdapat beberapa teori—masih bersifat tentatif—bahwa hutan rumput laut ini berperan besar dalam pelestarian biodiversitas di wilayah tersebut.

Tim ekspedisi ini terus melanjutkan riset ekstensif mereka, kali ini terhadap pergerakan lintas samudera biota laut. Riset ini dilakukan dengan menandai lokasi yang direkam berdasarkan migrasi hiu-hiu sejauh Teluk Meksiko dan

pesisir Kosta Rika. Penemuan ini pun menjadi basis argumen yang kuat untuk melibatkan kooperasi internasional dalam perlindungan terhadap dunia maritim.

NEXT STEPS

Dua figur penting dalam ekspedisi ini adalah Alex Hearn, professor biologi kelautan di Universitas San Fransisco de Quito, dan konservasionis Manuel Yepez. Keduanya berbagi gelar juara dalam Galápagos Hope Spot. Alex, dari Pusat Sains Galápagos, adalah peneliti utama dari ekspedisi di bawah kepemimpinan Dr. Sylvia. Di samping itu, ia juga memandu kongres antara ilmuwan-ilmuwan internasional yang terlibat dalam ekspedisi tersebut. “Jika kami berhasil melakukannya dengan baik (di Kepulauan Galápagos), misi ini dapat menjadi pedoman untuk diterapkan di seantero planet,” ucap Alex.

Kehidupan laut tidak mengenal batas negara. Maka dari itu, seluruh negara perlu bekerja sama untuk perlindungan laut yang efektif. Menurut Dr. Sylvia, ini adalah salah satu keuntungan dari pendirian Hope Spots. Kendati biota laut dapat berkembang biak di zona terproteksi tersebut, hal ini pun akan berdampak baik pada industri dan ekonomi dari negara-negara yang terlibat untuk jangka panjang.

Menurutnya, konservasionis perlu “berpikir seperti laut”, serta menyadari bahwa ekosistem kelautan saling terkoneksi dan tak terbatas. Untuk memastikan biota laut dapat berkembang biak, seluruh negara perlu mengembangkan lintasan air terproteksi seperti Perairan Samudra Pasifik Tropis Timur, di mana para penyu, ikan hiu, ikan pari, dan ikan paus dapat bergerak dengan leluasa tanpa terancam bahaya kapal perikanan.

Mulai dari Laut Sargasso hingga Kepulauan Azores, inisiatif Hope Spots milik Mission Blue menyingkap begitu terkoneksinya perairan di seluruh dunia. Upaya pelestarian keanekaragaman laut pun dapat dilakukan bersamaan dengan aktivitas maritim komersil jika dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu, inisiatif Perpetual Planet berperan sebagai pengingat bahwa dunia yang kita huni sekarang tak memiliki batas. Kita pun perlu bertindak untuk memastikan bahwa ini dapat dihuni selamanya. Dalam konteks lautan, patut diingat bahwa siklus air dan siklus hidup adalah suatu kesatuan.

IDENTITY 32

Anjing laut bulu berukuran besar tengah mengarungi perairan suatu kawasan Hope Spot di Kepulauan Galápagos

Seekor penyu hijau dikelilingi oleh ikan-ikan di perairan Pulau Wolf, bagian dari Cagar Laut Galápagos yang diperluas

33
Laut Sargasso adalah satu-satunya perairan tanpa batas daratan, serta rumah bagi spesies yang telah beradaptasi terhadap rumput laut Sargassum Alex Hearn, profesor biologi kelautan di Universitas San Francisco de Quito dan salah satu juara dalam Mission Blue Galápagos Islands Hope Spot Manuel Yepez, seorang konservasionis dan salah satu juara Mission Blue Galápagos Islands Hope Spot

MOMENTUM MARVELOUS

Optimisme menenagai langkah mantap Bulgari, Hublot, TAG Heuer, dan Zenith menuju tahun 2023 yang

diiringi kesadaran penuh terhadap keberlanjutan

34
IDENTITY

Dalam kurun waktu tiga bulan, setidaknya terdapat tiga perhelatan horologi berskala global yang diselenggarakan di Asia Tenggara. Pada tahun 2022 lalu, media dari berbagai belahan dunia menyambangi Singapura untuk merayakan pemberdayaan wanita bersama

Zenith di bulan Oktober. Sedangkan bulan November menyaksikan perilisan koleksi BR-X5 terbaru dari Bell & Ross di Malaysia. Kemudian pada Januari lalu, LVMH Watch Week yang ke-4 hadir di Singapura.

Penentuan lokasi tentunya bukanlah sebuah kebetulan. Hal ini dikonfirmasi oleh Hugues Dusseaux, President LVMH Asia Tenggara & Oseania dalam sambutannya, “Asia Tenggara termasuk di dalam lima pasar terbesar untuk jam tangan dan perhiasan. Brand LVMH berhasil menutup tahun 2022 dengan pertumbuhan 18-19% di region ini. Dengan lebih dari 600 juta penduduk di Asia Tenggara, saya rasa region ini memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia. Oleh karena itu, kami sangat optimis terhadap masa depan region ini.”

Keseriusan Grup LVMH dalam mengapresiasi pasar Asia

Tenggara kian terlihat melalui kehadiran para petinggi manajemen dari brand horologi di bawah naungannya secara langsung di Singapura, yaitu Antoine Pin (Managing Director Watches Bulgari), Ricardo Guadalupe (CEO Hublot), Frédéric Arnault (CEO TAG Heuer), dan Julien Tornare (CEO Zenith). Kepada CROWN Indonesia, keempatnya mengekspresikan antusiasme dalam menyambut 2023 pasca memecahkan rekor penjualan di tahun 2022.

“Dari segi penjualan, 2022 merupakan tahun pemecah rekor sepanjang masa bagi Zenith dengan turnover ganda dibandingkan lima tahun lalu. Ini merupakan lompatan besar bagi kami,” ungkap Julien. Di sisi lain, Hublot juga menikmati pertumbuhan pembeli di situs e-commerce yang mereka luncurkan di tahun 2020. ”Tahun lalu penjualan di e-commerce telah mencapai 3% dari total penjualan keseluruhan kami. Faktanya, 70% dari pelanggan daring kami adalah pelanggan baru yang tentunya baik bagi pertumbuhan kami,” jelas Ricardo.

Tak sekadar fenomena pembelian balas dendam semata, meroketnya performa penjualan selaras dengan pemahaman pelanggan yang semakin baik atas kualitas jam tangan mewah sebagai produk berkelanjutan. “Terdapat permintaan tinggi dalam skala global terhadap jam tangan mewah. Produk yang terbuat dari mesin mekanis ini sangatlah awet dan bisa berfungsi hingga 100 tahun lamanya. Maka tak heran bila pasar jam tangan pre-loved sangat digandrungi berkat nilai investasinya yang stabil,” jelas Antoine.

Frédéric turut menambahkan, “Sebagaimana kualitas adalah kunci utama dari sebuah produk berkelanjutan, kami terusmenerus meningkatkan kualitas jam tangan buatan kami di berbagai aspek dari tahun ke tahun. Dengan demikian, pengguna tidak perlu sering mengganti komponen dalam jam tangan buatan kami. Selain itu, kami juga mengelola konsumsi energi di manufaktur dan rantai pasokan kami, serta memilih dengan saksama material yang kami gunakan hingga mengetahui dari mana material tersebut berasal.”

Pada tahun 2020, Grup LVMH memperkenalkan inisiatif bertajuk LIFE 360 yang meliputi berbagai target pencapaian bagi seluruh brand di bawah naungannya dalam menavigasikan bisnis mereka secara bertanggung jawab terhadap lingkungan. “LIFE 360 adalah program besar yang sangat kompleks. Salah satu contohnya, kami memiliki Indikator Kinerja Utama dalam hal emisi karbon yang harus dikurangi hingga 50% dibandingkan tahun 2019. Dengan begitu, kami memikirkan ulang pendekatan dalam berbagai aspek bisnis kami secara global untuk dapat mencapainya,” terang Antoine.

“Terdapat banyak hal yang kami lakukan dalam hal berkelanjutan, namun tak semuanya kami publikasikan. Misalnya, atap manufaktur Zenith kini dilengkapi oleh panel solar yang mengurangi sekitar 20% dari konsumsi listrik kami dan semua kendaraan kantor telah diganti dengan mobil hibrida atau elektrik. Selaras dengan LIFE 360, kami memperkenalkan inisiatif bernama Zenith Horiz-on yang meliputi berkelanjutan, kesetaraan gender, dan kesejahteraan pegawai. Saya 300% yakin bila Anda bahagia di kantor, Anda akan semakin produktif. Ini adalah manajemen abad ke-21,” cerita Julien.

Era di mana para pelanggan semakin pintar dan kritis terhadap kualitas dan tanggung jawab dari produk yang dikonsumsinya, LIFE 360 dan berbagai upaya yang dicanangkan oleh masing-masing brand di bawah payung Grup LVMH menjadi bukti terbaru atas ketangkasan grup tersebut dalam menghadapi situasi terkini. Pada akhirnya, para pelanggan dapat dengan tenteram menikmati rilisan terbaru dari LVMH Watch Week 2023 yang dikreasikan dan dipasarkan dengan kesadaran penuh.

Di halaman-halaman selanjutnya, Anda akan menyingkap tiga kreasi pilihan Antoine, Ricardo, Frédéric, dan Julien khusus untuk pembaca CROWN Indonesia yang dipilih berdasarkan tiga kategori berikut: paling mewakili DNA sang brand, mengusung teknis paling kompleks, dan menampikan desain paling rupawan.

35

DIVA’S DREAM

“Apa yang lebih Bulgari daripada jam tangan perhiasan kaya warna? Diva’s Dream adalah ekspresi dari keindahan tona senada dan saya pribadi menyukai model ini karena kombinasi menarik dari ametis dan turmalin. Siluet jam tangan Diva yang khas terinspirasi dari estetika Romawi nan glamor. Karya yang begitu menjiwai DNA Bulgari ini menyoroti kerja keras dan kepiawaian para artisan kami lewat pilihan permata sekaligus perpaduan harmonis dari potongan-potongan permata tersebut.”

DIVA’S DREAM MOSAICA

“Jam tangan ini merepresentasikan desain ikonis, yaitu motif daun gingko yang menjadi ciri khas pada mosaik di Pemandian Caracalla, Roma. Motif tersebut terbentuk berkat pengaturan safir biru oleh para artisan kami. Setiap safir biru dipilih dengan saksama dan kemudian diatur sedemikian rupa di atas dial agar menghasilkan gradasi yang mulus.”

SERPENTI TUBOGAS INFINITY

“Selama 80 tahun, Bulgari mengkreasikan bracelet Tubogas tanpa berlian dan sebagai ahli perhiasan, hal ini membuat kami frustasi. Oleh karena itu, Fabrizio—Product Creation Executive Director Bulgari—mengkonstruksi ulang proses produksi bracelet Tubogas. Bila selama ini logam dipelintir hingga berbentuk spiral, kini bracelet Tubogas terdiri dari kepingan-kepingan logam terpisah yang sebelumnya sudah dihiasi oleh berlian untuk kemudian disisipkan pada spiral satu per satu. Kreativitas teknis ini menandai babak baru bagi penawaran Serpenti Tubogas di masa yang akan datang.”

BIG BANG TOURBILLON AUTOMATIC YELLOW NEON SAXEM

“Di antara rilisan kami di LVMH Watch Week 2023, jam ini yang paling mewakili Hublot karena menghubungkan tradisi dan inovasi, sesuai dengan jargon kami: Art of Fusion. Tradisi karena jam ini ditenagai oleh tourbillon movement, sebuah komplikasi yang ditemukan lebih dari 200 tahun lalu oleh Breguet. Inovasi karena jam ini merupakan yang pertama dalam menyuguhkan warna kuning neon lewat kristal safir.”

IDENTITY

CLASSIC FUSION ORIGINAL

“Dari segi desain, kami kembali ke estetika klasik dengan Classic Fusion. Jam ini dapat menjadi pembuka topik pembincaraan yang menarik dengan mengajak Anda bernostalgia ke tahun 1980-an di mana Hublot mendobrak industri horologi dengan memadukan material emas dan temali karet. Desain serupa kini kami hadirkan dengan beberapa opsi material (emas kuning, titanium, atau keramik hitam) dan ukuran (42, 38, atau 33 mm). Karakternya yang serbaguna menjadikan jam ini sebuah karya komersial dari kami.”

BIG BANG INTEGRATED TIME ONLY KING GOLD RAINBOW

“Teknis paling sukar tentu saja terdapat pada Big Bang Tourbillon Automatic Yellow Neon Saxem, namun tentu saja penampilan istimewa dari jajaran permata kaya warna pada Big Bang Integrated Time Only King Gold Rainbow melibatkan proses pembuatan yang tak kalah kompleks. Hasil kurasi dari rubi, ametis, topas biru, tsavorite, dan safir multiwarna ditata dengan kemahiran tingkat tinggi untuk menghasilkan palet pelangi nan memukau ini.”

39

AQUARACER PROFESSIONAL 200 SOLARGRAPH

“Pernyataan teknis dari

TAG Heuer hadir melalui

Solargraph dengan teknologi solar quartz terbaik yang

menyuguhkan akurasi andal sesuai reputasi Aquaracer

Professional. Hanya dua menit saja terkespos

cahaya matahari, jam ini dapat beroperasi selama 24 jam. Anda juga dapat mengisi daya hingga penuh menggunakan paparan cahaya artifisial selama 20 jam untuk cadangan daya hingga 6 bulan lamanya.”

TAG HEUER

MONZA FLYBACK CHRONOMETER

“Saya memilih Monza sebagai desain favorit karena bentuk case-nya yang unik. Terbuat dari material karbon, case jam ini yang tak hanya ringan dan memiliki resistensi tinggi tetapi juga menyuguhkan motif distingtif. Poin atraktif lainnya terdapat pada bagian dial yang menampilkan elemen-elemen berwarna kontras.”

IDENTITY 40

CARRERA CHRONOGRAPH

60TH ANNIVERSARY EDITION

“Di antara rilisan TAG Heuer di LVMH Watch Week tahun ini, tentu saja pilihan saya jatuh kepada Carrera sebagai jam tangan yang paling mewakili DNA brand kami. Untuk merayakan hari jadi ke-60 tahun dari koleksi ikonis ini, kami menghadirkan kembali desain Carrera paling dicintai, Heuer Carrera 2447 SN, dari tahun 1963. Dengan elemen desain yang begitu setia terhadap pendahulunya, jam ini akan menjadi incaran para kolektor.”

DEFY EXTREME GLACIER

“Ekstrem dalam nama jam tangan ini mengacu pada kondisi dan lingkungan ekstrem. Tahun lalu kami memperkenalkan kreasi yang terinspirasi oleh gurun, kini kami bertolak ke bongkahan es. Terbatas hanya 50 unit saja, jam tangan ini dilengkapi oleh batu chalcedony di sekeliling bezel dan tombol tekan yang merepresentasikan transparansi layaknya bongkahan es. Sebagai jam tangan chronograph paling cepat dan presisi di dunia, Defy Extreme Glacier menyoroti chronograph movement otomatis El Primero dengan akurasi seperseratus detik buatan Zenith.”

ZENITH

DEFY REVIVAL A3691

“Jam tangan ini merupakan perilisan ulang dari sebuah edisi lawas di tahun 1971. Zenith merupakan brand pertama yang menawarkan dial bergradiasi dan jam tangan dengan dial bergradiasi warna merah ini begitu populer kala itu. Bila pada versi terdahulu bagian bezel memiliki 14 segi, pada iterasi modern ini kami sederhanakan menjadi 12 segi sesuai dengan 12 jam yang ditunjukkan pada dial Bracelet Gay Fréres serupa tangga yang ikonis dari arsip kami di akhir tahun ’60-an kian membuat jam ini begitu memesona. Kami bangga dapat menyoroti jam tangan ini di awal tahun 2023.”

IDENTITY 42

DEFY SKYLINE SKELETON

“Skyline telah meraih kesuksesan luar biasa sejak kami rilis tahun lalu dan banyak yang menantikan kami untuk merilis edisi skeleton. Kini kami menjawab permintaan tersebut secara kontemporer sembari menghormati aturan watchmaking tradisional. Di mana bagian case, bezel, bracelet, dan skeleton dial yang mengekspresikan keistimewaan finishing tampak berpadu harmonis dalam kemasan arsitektur modern.”

44

DIVING WITH A PURPOSE

Menyelami dalamnya lautan dengan

tujuan mulia bersama Bell & Ross dan

Tara Ocean Foundation, serta iterasi

teranyar dari BR 03-92

Dunia maritim bukanlah hal baru bagi Bell & Ross. Faktanya, dunia aviasi, militer, dan maritim menjadi tiga fondasi utama di balik pendirian brand basis Paris ini. Ketiga semesta tersebut pun selalu terkoneksi melalui upaya-upaya yang ditafsirkan Bell & Ross secara substansial. Selain lewat cara yang begitu mereka kuasai—pembuatan jam tangan—Bell & Ross turut bekerjasama dengan sejumlah instansi relevan. Termasuk di antaranya adalah dengan tim aerobatik Patrouille de France, serta angkatan udara dan antariksa Prancis, Armée de l’Air et de l’Espace dalam disiplin militer, dan yang terbaru, Tara Ocean Foundation di bidang maritim.

Bell & Ross dan Tara Ocean Foundation berbagi prinsip serupa mengenai eksplorasi, presisi, dan keunggulan. Begitu pula dengan tujuan yang diemban keduanya, yaitu mengeksplorasi lautan untuk membuat perubahan. Visi utama Bell & Ross adalah memberi pemahaman mendalam tentang interaksi kelautan kepada publik, sehingga dapat menerapkan solusi-solusi yang bijaksana untuk melestarikan laut. Sementara, misi yang dicanangkan adalah dengan membuka diskusi tentang literasi kelautan dan melakukan riset yang berorientasi pada aksi. Bell & Ross percaya bahwa masa depan manusia dan lautan saling bergantung satu sama lain. Tara Ocean Foundation adalah organisasi non profit yang memprioritaskan publik–khususnya generasi muda—sebagai pemangku kepentingan. Pendirian Tara Ocean Foundation pada tahun 2003 dilatari oleh fakta bahwa 95% dari lautan masih menjadi misteri hingga detik ini. Organisasi asal Prancis yang didirikan oleh Agnès Troublé dan dikepalai oleh Etienne Bourgois ini juga dinaungi oleh Intergovernmental Oceanographic Commission (IOC) milik UNESCO.

45
IDENTITY
Bagian caseback BR 03-92 Diver White Bronze dengan ukiran helm selam Peneliti Tara Ocean Foundation menjalani misi selagi mengenakan jam BR 03-92
46
Sekunar Tara yang telah mengarungi 56 negara dan 250 pemberhentian dalam 12 ekspedisi

“BELL & ROSS DAN TARA OCEAN FOUNDATION BERBAGI TUJUAN MULIA YANG

SAMA, YAITU UNTUK MENGEKSPLORASI LAUTAN DAN MEMBUAT PERUBAHAN”

Menggunakan sekunar eponim miliknya, kru Tara Ocean Foundation mengarungi samudra lintas benua untuk mengenali lautan dengan lebih baik. Sekunar yang berfungsi sebagai laboratorium mengapung tersebut telah menemani tim Tara Ocean Foundation dalam 12 ekspedisi—dengan total 270.000 mil laut—yang menentukan tonggak pencapaian sang organisasi. Di antaranya adalah Tara Mediterranean, Tara Microplastics, Tara Pacific, Tara Arctic, dan Mission Microbiomes. Selain tim inti yang terdiri dari para 14 pelaut dan peneliti, Tara Foundation turut melibatkan segenap fotografer, jurnalis, seniman, dan mitra lainnya dalam setiap ekspedisi untuk mengukuhkan spirit transparansi mereka. Jika harus menggunakan angka untuk mendeskripsikan keberhasilan ekspedisi ini, berikut rangkumannya: 300 publikasi sains—oleh institusi ilmiah bergengsi seperti CNRS, CEA, MIT, and even NASA—penemuan 150 juta gen dari dasar laut, 200.000 tipe virus, dan sebagainya.

Tentunya Tara Ocean Foundation dan Bell & Ross adalah ahli di bidangnya. Lantas, apakah sumbangsih Bell & Ross sejauh ini? Ya, mempersenjatai seluruh kru Tara Ocean Foundation dengan instrumen waktu penuh presisi dalam misi mulia ini. Selain memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan, jam tangan selam Bell & Ross turut memprioritaskan presisi, keandalan, fungsionalitas, dan keterbacaan agar beresonansi dengan prinsip Tara Ocean Foundation.

SWIMMING AGAINST THE TIDE

Entah apa yang ada dalam benak Bruno Belamich dan Carlos

A.Rossilo—pendiri dan Creative Director Bell & Ross—ketika menciptakan jam tangan dengan ketahanan air hingga 11.100 meter (ya, Anda tidak salah baca) pada tahun 1997. Ialah Hydromax, leluhur dari seluruh jam tangan selam dalam portofolio Bell & Ross. Inovasi teknis mengagumkan tersebut didukung oleh pelumas transparan berpaten yang diaplikasikan pada bagian case.

Pada tahun 2007, Bell & Ross kembali memperkenalkan lini jam tangan selam terbarunya, BR 02 yang memiliki ketahanan air hingga 1.000 meter—sudah terhitung kedalaman ekstrem bagi penyelam profesional. Setelah hiatus satu abad, Bell & Ross memperkenalkan BR 03-92 kepada pengikut setianya. Jam ini berhasil mendefinisikan kedaulatan Bell & Ross di kalangan pencinta selam dan menjadi salah satu koleksi inti

sang brand bersama dengan BR 01, BR 03, BRS, dan BR 05. BR 03-92 mengusung kode desain khas Bell & Ross, yaitu case kotak dengan bezel bundar yang dapat diputar ke satu arah dan empat paku di setiap sisinya. Jam yang dilengkapi oleh ketahanan air hingga 300 meter ini menjadi cikal bakal dari berbagai variasi BR 03-92 yang Anda kenal sekarang.

Tak sembarang jam tangan, seluruh lini selam Bell & Ross dianugerahi sertifikat ISO 6425—milik Federasi Industri Arloji Swiss—yang mengukuhkan status sang brand sebagai penghasil jam tangan selam sejati. Terdapat beberapa tolok ukur yang harus dimiliki untuk meraih sertifikat ini, yaitu ketahanan air setidaknya 100 meter, bezel yang dapat diputar ke satu arah dan dilengkapi oleh skala graduasi, indikator operasional, keterbacaan tinggi dalam gelap, penanda jam berpendar, fitur anti-guncang, dan perlindungan terhadap magnet. Jam tangan Bell & Ross pun berhasil memenuhi setiap poinnya.

Kini BR 03-92 kembali berevolusi lewat iterasi bertajuk BR 03-92 Diver White Bronze yang diluncurkan pada perhelatan Watches & Wonders 2023. Seperti namanya, jam ini menghadirkan sejumlah pembaruan distingtif seperti dial opaline perak dengan indeks jam berbingkai emas merah muda, serta jarum penanda jam, menit, dan detik bergaya skeleton. Seluruh indikator penanda mengusung SuperLumiNova® untuk meningkatkan keterbacaan. Warna ‘ bronze’ dimanifestasikan lewat case berkonstruksi dasar perunggu CuSn8 dalam diameter 42 mm dengan sentuhan akhir satin dan polished

Sementara, bezel yang dapat diputar ke satu arah berskala 60 menit mengusung material aluminium cokelat berteknik finishing anodisasi. Elemen perunggu lain bisa ditemukan pada bagian crown yang dilengkapi oleh pelindung karet. Bagian caseback digarap menggunakan stainless steel dan dilengkapi oleh ukiran helm selam khas BR 03-92. Jam ini dilengkapi oleh temali kulit sapi cokelat nan elegan dan yang serta merta mengelevasi penampilan Anda.

Bicara teknis, jam ini dilengkapi oleh movement otomatis BR-CAL.302 yang dimanufaktur berdasarkan Sellita SW300 dengan ketahanan air sampai 300 meter dan cadangan daya hingga 38 jam lamanya. Jam ini ditawarkan terbatas sebanyak 999 unit saja di seluruh dunia.

47

ATAS: Instalasi ini terbuat sepenuhnya dari es dan salju yang tedapat di puncak Gunung Matterhorn di Zermatt, Swiss

KANAN: Daniel Arsham dan instalasi Light & Time yang diciptakan untuk mengumumkan kolaborasinya dengan Hublot

IDENTITY

TIME FREEZE

Mengungkap pandangan Daniel Arsham terhadap waktu dan bagaimana ia menerjemahkannya ke karya seni kolaboratif bersama Hublot

Arinta Wirasto

Dalam dunia horologi, kolaborasi adalah perkawinan gagasan kreatif antara dua entitas berbeda. Begitu banyak brand turut berlomba-lomba memilih nama terbaik dari berbagai bidang untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Sebagaimana Hublot yang memilih untuk memaknai kolaborasi dengan cara berbeda, yaitu melalui platform bernama Hublot Loves Art. 11 tahun berselang sejak diprakarsai, sang brand berhasil memanifestasikan ekspresi artistik para kolaborator seautentik mungkin.

Setelah menggaet sejumlah nama tersohor di bidang seni, kini Hublot mengajak seniman kontemporer asal Amerika Serikat, Daniel Arsham, untuk bekerja sama. Daniel dikenal atas sejumlah karya seni yang berfokus pada persepsi waktu, terutama lewat seri Connecting Time dan objek seni bertajuk Hourglass. Pemenang penghargaan Gelman Trust Fellowship ini mengumumkan kolaborasi mereka lewat sebuah karya seni temporer bertajuk Light & Time.

Instalasi berwujud jam matahari dengan tinggi 20 m tersebut digarap sepenuhnya dari es dan salju yang terdapat pada Pegunungan Alpen, Swiss. Sang penunjuk waktu bekerja dengan memantulkan bayangan dari cahaya matahari via indikator penanda—monumen kuarsa bersiluet kristal—di bagian tengah ke sekeliling dial. Tentu saja jam matahari ini tercipta dengan mengasimilasi kode desain Hublot ke dalamya. Pada kasus ini ialah sekrup di tepi bezel dari koleksi Big Bang. Dalam kesempatan ini, Daniel Arsham berbagi cerita tentang keterlibatannya dengan Hublot dan eksekusi dari jam matahari raksasa yang diciptakannya.

49

Apa saja hal favorit Anda tentang Hublot?

Saya amat takjub dengan kepiawaian Hublot dalam hal riset dan eksperimentasi material. Kristal yang digunakan untuk membuat sejumlah komponen jam dikembangkan lewat mesin bersuhu panas

hingga membentuk wujud akhirnya. Proses untuk mentransformasi sebuah gumpalan menjadi instrumen waktu ultra presisi sangatlah menakjubkan dan menginspirasi saya untuk melakukan hal serupa dalam karya saya.

Apakah Anda menemukan keselarasan antara nilai personal Anda dengan Hublot?

Kecintaan terhadap seni. Bicara kerapian, sesungguhnya saya dan Hublot sangat bertolak belakang. Proses kreasi dan studio saya bisa dibilang begitu kacau balau, sedangkan manufaktur Hublot amat tertata rapi. Tetapi kami sama-sama berkomitmen untuk mendobrak batasan—baik secara desain, maupun teknis—dan menghasilkan sesuatu yang begitu menakjubkan.

Apakah faktor penentu di balik keputusan Anda untuk berkolaborasi dengan Hublot?

Ajakan kolaborasi yang saya setujui terhitung sedikit bila dibandingkan dengan jumlah yang saya tolak. Tetapi dengan Hublot, saya berhasil menemukan ritme selaras dengan nilai-nilai yang saya junjung sebagai seorang seniman. Setelah menyambangi manufaktur

Hublot dan meninjau material yang digunakan, saya menjadi semakin yakin dengan kolaborasi ini. Hublot benar-benar memahami proses kreatif saya. Hal-hal tersebut pun dikonfirmasi oleh Takashi Murakami dan Samuel Ross—juga kolaborator Hublot—ketika saya bertukar pikiran dengan mereka.

Mari bicara tentang karya seni yang Anda ciptakan untuk mengumumkan kolaborasi dengan Hublot. Bagaimana proses konseptualisasi dari instalasi yang Anda ciptakan?

Ketika melewati Zermatt dalam perjalanan ke manufaktur Hublot di Nyon, saya dibanjiri ide tentang karya seni bertemakan waktu. Memadukan ketertarikan saya terhadap jam matahari (sundial ) dan material temporer, saya dan tim Hublot sepakat untuk menciptakan instalasi raksaksa bertajuk Light & Time. Jam matahari ini diciptakan sepenuhnya dari salju dan bongkahan es di sekelilingnya untuk memberi pesan bahwa waktu terus berlalu namun akan musnah pada akhirnya, layaknya material yang digunakan. Sementara eksterior sang jam matahari didesain menyerupai paku-paku pada case jam tangan Hublot. Sesungguhnya, instalasi ini adalah

pratinjau dari kolaborasi yang akan berlanjut antara saya dan Hublot.

Bisakah Anda berbagi mengenai tantangan terbesar dalam menggunakan elemen alami dari Pegunungan Alpen untuk mengkreasikan instalasi ini?

Mengingat bahwa saya belum pernah bekerja menggunakan material tersebut, tentu saja banyak sekali uji coba yang dilakukan. Namun kami turut bekerja sama dengan ahli preservasi gunung agar dapat mengenali situs alam ini lebih baik dan mempercepat konsepsinya.

Instalasi Light & Time hanya dapat dilihat dari puncak gunung Matterhorn. Adakah relasi antara karya seni ini dan pegunungan?

Saya ingin menyuguhkan pemandangan 360 derajat bagi siapapun yang melihatnya. Dalam kasus ini adalah Gunung Matterhorn dengan papan kota Zermatt yang dapat dilihat dari atas gondola ski. Selain itu terdapat beberapa perspektif lain yang ditawarkan instalasi ini dan hanya dapat dinikmati ketika Anda berjalan mengelilinginya. Wujud es pada sang instalasi akan berubah secara dramatis pada siang hari. Sebagaimana kristal pada jam tangan Big Bang yang bergerak dan membiaskan cahaya sesuai pergerakan Anda.

Bagaimana tentang kolaborasi jam yang Anda pilih bersama Hublot untuk diinterpretasikan ulang? Kami belum menetapkan pilihan pada koleksi tertentu untuk diinterpretasi ulang. Visi saya bukan terpusat pada jam tangan, melainkan pemanfaatan teknologi safir. Saat ini saya masih dalam tahap eksplorasi fitur jam yang dapat diintegrasi dengan safir. Saya ingin bergerak selangkah lebih maju dan mengejutkan khalayak dengan material baru—bukan teknik erosi yang lazimnya saya gunakan—meski tetap mempertahankan acuan dari studio grafis saya. Singkat kata, hal paling fundamental dari misi ini adalah transformasi safir menjadi sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Menurut Anda, apakah karakteristik terpenting yang harus dimiiki oleh sebuah jam tangan?

Presisi adalah hal terpenting. Seperti kebanyakan jam, saya pun mengolah seluruh material menggunakan tangan, hanya saja dalam skala berbeda. Ketika menyambangi manufaktur Hublot, saya diperbolehkan untuk merakit case sebuah jam dan menghabiskan 15 menit sendiri untuk memasang satu paku. Apresiasi saya terhadap presisi dalam pembuatan jam tangan pun serta merta meningkat saat mengetahui tingkat kesulitannya.

IDENTITY 50
51
Daniel Arsham dalam praktik merakit salah satu movement saat berkunjung ke manufaktur Hublot di Nyon Jam matahari Light & Time karya Daniel Arsham bila dilihat dari atas Daniel Arsham dan CEO Hublot Ricardo Guadalupe
IDENTITY
Tambour Moon Flying Tourbillon Volant Poinçon de Genève Tambour Fiery Heart
52
Tambour Opera Automata

MAGNIFICENT TECHNIQUES

Louis Vuitton mewujudkan perkawinan antara seni dan keunggulan para artisan lewat tiga kreasi

horologi kelas atas

Mungkin sebagian dari Anda bertanyatanya, apa yang diketahui Louis Vuitton tentang pembuatan jam tangan? Faktanya kiprah brand basis Paris ini di dunia horologi telah melampaui ekspektasi berkat sejumlah penawaran mutakhir nan autentik. Louis Vuitton mulai merambah dunia horologi pada tahun

1988 dengan dilansirnya jam tangan LV I dan II yang dirancang oleh arsitek kenamaan Italia, Gae Aulenti, dan dimanufaktur oleh IWC. Kehadiran jam tangan world-time dengan fase bulan bermesin kuarsa tersebut dinilai berhasil mendobrak standar tradisional pada saat itu. Awal era milenium membuka babak baru Louis Vuitton dalam ranah jam tangan kelas atas melalui diluncurkannya koleksi Tambour. Sesuai dengan terjemahan dalam bahasa Prancis yang berarti drum, Tambour mengusung case bersiluet cembung tanpa bezel yang menjadi cikal bakal penawaran Louis Vuitton hingga kini.

Seiring berjalannya waktu, Louis Vuitton senantiasa mengilustrasikan komitmen serius mereka lewat sejumlah penawaran canggih dalam lini Tambour. Sejatinya, lini yang terinspirasi oleh perkusi asal Jepang tersebut memang memiliki keistimewaan sendiri, yaitu konstruksi yang cenderung tebal untuk mengakomodasi movement berkomplikasi tinggi di dalamnya. Hal ini pula yang menggugah Michel Navas dan Enrico Barbasini—ahli komplikasi watchmaking—untuk menjadikan Tambour wadah bagi prototipe mereka, Spin Time. Pada tahun 2011 Louis Vuitton memutuskan untuk mengakuisisi manufaktur movement milik sang duo, La Fabrique du Temps, dan menggaet spesialis dial Léman

Cadran untuk bergabung lima bulan kemudian sehingga memantik topik pembicaraan di kalangan pemerhati horologi.

Dengan sumber daya dan kapabilitas ini, Louis

Vuitton pun enggan berhenti berinovasi lewat ragam interpretasi, seperti Tambour Carpe Diem dan Tambour Street Diver Skyline Blue (keduanya memperoleh penghargaan Grand Prix d’Horlogerie de Genève dalam kategori Audacity Prize dan Diver’s Watch Prize secara berurutan). Sebenarnya, Louis Vuitton bisa saja menelurkan kreasi aman yang dikhususkan untuk pasar mainstream semata, namun sang brand memilih untuk selalu menentang persepsi.

ARTISTIC MOTION

Louis Vuitton kembali menyajikan intrikasi menakjubkan pada dial lewat rilisan baru dengan fungsi automaton: Tambour Opera Automata. Mekanisme tersebut memungkinkan terjadinya pergerakan pada dial jam sesuai permintaan sang pemakai. Jika Tambour Carpe Diem terinspirasi oleh tema vanitas—aliran seni yang sarat akan simbol kematian—Tambour Opera Automata mengacu pada Opera Sichuan asal Tiongkok, yaitu Bian Lian (perubahan wajah). Teknik tradisional ini memanipulasi pertukaran topeng beragam warna, bentuk, dan ekspresi dalam hitungan detik. Sebagaimana dekorasi dial bak topeng pada Tambour Opera Automata yang akan berubah ekspresi—untuk menunjukkan waktu—via tombol pengatur berwujud naga di sisi kanan jam. Ornamen naga yang mengular pada dahi sang ‘topeng’ akan bergerak berkat mekanisme jumping hour, sedangkan ujung ekor naga pada dial menjadi indikator menit retrograde. Indikator power reserve digarap dengan wujud labu air yang dipercayai dapat mengusir spirit jahat. Inspirasi oriental lainnya dapat ditemukan pada tampilan angka empat— diketahui sebagai angka kurang beruntung di kultur

Tiongkok—yang digantikan oleh simbol bunga berkelopak ikonis milik Louis Vuitton.

53

Seniman enamel Anita Porchet didaulat untuk menggarap warna putih, merah, dan hitam pada topeng dengan teknik cloisonné, sementara imaji kipas dikreasikan menggunakan champlevé enamel. Setelah memakan waktu tujuh hari untuk menyelesaikannya, ahli glyptic asal Belanda, Dick Steenman, mengambil alih kendali. Ia mengkreasikan ukiran pada kedua naga—bermaterialkan emas merah muda 18 karat dengan rubi berpotongan cabochon di bagian mata dan ekor—tepian labu air yang dinaungi oleh kristal safir, serta crown bermaterialkan emas merah muda. Tak hanya puitis, jam berdiameter 46,88 mm ini turut menyuguhkan kinerja optimal berkat Calibre LV 525 yang menenagainya dengan cadangan daya hingga 100 jam lamanya.

Anda juga dapat menemukan komplikasi automata pada interpretasi Tambour Fiery Heart. Sejumlah ornamen yang dilatari oleh dial hijau zamrud dengan monogram khas Louis Vuitton tersebut dapat beranimasi ketika tombol pengatur emas merah muda berhiaskan berlian di posisi angka 8 diaktifkan. Kedua mawar di posisi angka 12 dan 4 beserta logo monogram akan berputar searah jarum jam, sementara simbol hati dengan label berukiran “Sweet” akan menyingkap frasa “Sweet But Fierce”, kemudian wujud api di balik sang hati pun akan muncul bersamaan dengan duri di tepi subdial dengan jarum penanda bersiluet bak duri mawar.

Seakan tidak cukup mengagumkan, jam ini juga dilengkapi dengan flying tourbillon yang berotasi penuh setiap 60 detik di posisi angka enam.

Tambour Fiery Heart turut memperkenalkan teknik grand feu enamel yang digarap sepenuhnya oleh manufaktur Louis Vuitton, dilengkapi oleh ukiran besutan Dick Steenman. Selain teknik dekorasi, mesin Calibre LFT 325 yang berjasa menyuguhkan komplikasi automata dan flying tourbillon turut digarap secara in-house dan tersingkap indah berkat konsep openwork yang ditawarkan.

SHEER COMPLEXITY

Sorotan selanjutnya dari jajaran mutakhir Louis

Vuitton adalah Tambour Moon Flying Tourbillon

Volant Poinçon de Genève. Dari namanya saja, kami yakin Anda sudah dapat menebak keistimewaan utama dari jam ini, yaitu sertifikat Geneva Seal— nama lain dari sertifikasi bergengsi tersebut— yang diembannya. Badan ini menganugerahi cap keabsahan bagi tingkat finishing menakjubkan yang dimiliki sebuah jam tangan, termasuk di antaranya adalah Louis Vuitton Voyager Flying Tourbillon (2021). Dengan masuk ke lingkaran eksklusif tersebut, Louis Vuitton berhasil mendemonstrasikan kepiawaiannya dalam kreasi artistik yang membawa sang brand pada mahakarya berikutnya.

Perkenalkan, dua iterasi baru dalam koleksi Tambour Moon Flying Tourbillon Volant Poinçon de Genève yang hadir melengkapi tiga versi sebelumnya yang dirilis tahun lalu dengan nuansa biru, bening, dan merah muda. Mungkin dua jam ini terlihat ‘biasa saja’ jika disandingkan dengan iterasi berkomplikasi automata yang telah kami bahas. Izinkan kami untuk mengingatkan Anda mengapa jam ini patut menyematkan Poinçon de Genève pada namanya. Kedua iterasi berwarna hijau redup dan kuning elektrik ini mengedepankan material safir sintetis berimpresi tembus pandang.

Bicara teknis, jam ini dikreasikan dari bongkahan safir seberat 200 kg menggunakan instrumen pemotong berlian yang dioperasikan secara digital dan memakan waktu lebih dari 420 jam lamanya hanya untuk mengkonstruksikan bagian case, 110 jam untuk proses pembuatan caseback, serta 60 jam untuk menggarap bridge berlogo LV di posisi angka 9. Sesungguhnya safir sintetis memang memiliki ketahanan lebih baik terhadap goresan sehingga menjadi wadah sempurna untuk melindungi Calibre LV 90 dengan cadangan daya 80 jam yang menenagai kedua iterasi. Pada akhirnya, pertanyaan sebagian dari Anda mengenai pengetahuan Louis Vuitton di ranah watchmaking telah terjawab dan kami tak akan heran bila penjabaran barusan membuat Anda berdecak kagum.

LOUIS VUITTON BISA SAJA MENELURKAN KREASI

YANG DIKHUSUSKAN UNTUK

MENENTANG
IDENTITY
AMAN
PASAR MAINSTREAM SEMATA, NAMUN SANG BRAND MEMILIH UNTUK SELALU
PERSEPSI
54

STILLWATER RUNS DEEP

Merayakan hari jadi, jam tangan selam ikonis ini dengan ukuran baru yang diusung dan tampilan semakin modern

Sebutkan jam tangan selam favorit Anda. Baik versi prestisius maupun kasual, barangkali semuanya tidak akan ada tanpa lahirnya Blancpain Fifty Fathoms. Diluncurkan perdana pada tahun 1953, koleksi ini digadang-gadang sebagai pionir dan menjadi tolok ukur jam tangan selam modern dalam dunia horologi. Bertepatan dengan momentum hari jadi ke-70 Fifty Fathoms, Blancpain merayakannya dengan sebuah koleksi edisi terbatas.

Seperti rilisan ikonis lainnya, Fifty Fathoms berawal dari sebuah kebutuhan. JeanJacques Fiechter—CEO Blancpain dari tahun 1950 hingga 1980—ingin menciptakan sebuah jam dengan tampilan tangguh, andal, tahan air, dan memiliki keterbacaan tinggi untuk kegiatan menyelam yang biasa dilakukannya. Pada awal dekade 1950-an, pasukan selam French Combat tengah mencari instrumen waktu nan tangguh yang mampu bertahan dalam operasi militer bawah air. Pada waktu bersamaan, Fifty Fathoms hadir dan sukses membuktikan keunggulannya lewat berbagai fitur yang senantiasa menginspirasi jam tangan selam hingga kini. Termasuk di antaranya adalah self-winding movement, komponen tahan

magnet, indeks penanda berukuran besar yang dapat berpendar dan berkontras apik dengan dial hitam, ketahanan air luar biasa, dan bezel yang dapat berotasi ke satu arah.

Melihat Fifty Fathoms kini, rasanya sulit dipercaya bahwa model ini sempat bersemayam lama di dalam arsip Blancpain sejak era 1980-an hingga 2000-an. Rupanya, kehadiran pencinta olahraga selamlah yang mampu membangunkan koleksi ini dari hiatus panjangnya. Setahun setelah didaulat menjadi CEO sang manufaktur pada tahun 2002, Marc A. Hayek merilis koleksi spesial hari jadi ke-50 Fifty Fathoms. Secara umum, iterasi ini tetap mempertahankan sejumlah elemen versi orisinal seperti stainless steel case, indeks penanda dan numeral yang dapat berpendar, serta ketahanan air hingga kedalaman 300 m (165 fathoms). Perubahan pada rilisan tahun 2003 ini terdapat pada bezel cembung bermaterialkan safir tahan gores—menggantikan resin epoxy milik sang pendahulu—serta self-winding movement dengan peningkatan cadangan daya hingga empat hari lamanya. Interpretasi ini pun membuka babak baru bagi Fifty Fathoms yang menjelma jadi salah satu koleksi termasyhur dalam portofolio Blancpain.

57
IDENTITY 58
ARAH JARUM JAM: Mesin Calibre 1315 dengan bobot osilasi berlogo “Fifty Fathoms 70th”; Fifty Fathoms 70th Anniversary dengan temali daur ulang NATO YTT+; CEO Blancpain, Jean-Jacques Fiechter dalam misi penyelaman di Prancis Selatan

LEWAT BERBAGAI FITUR YANG

SENANTIASA MENGINSPIRASI JAM

TANGAN SELAM HINGGA KINI”

Fifty Fathoms 70th Anniversary memadukan segenap unsur yang menjadikan versi orisinal rilisan tahun 1953 dan tahun 2003 begitu memesona. Di antaranya adalah bezel cembung bermaterialkan safir yang dapat diputar ke satu arah, serta dial hitam—kini mengusung teknik dekorasi sunburst—dengan keterbacaan tinggi. Meski dinaungi dalam stainless steel case serupa pendahulunya, edisi terbatas ini hadir dengan temali bertajuk NATO YTT+ yang didaur ulang sepenuhnya dari limbah jala ikan di laut lepas.

Namun, perbedaan paling distingtif dari Fifty Fathoms 70th Anniversary adalah diameter 42 mm yang diusungnya— model lain lazimnya berukuran 45 mm, sementara edisi terbatas hadir dalam diameter 40 mm. Selain memberi penghormatan pada dimensi milik versi orisinal, diameter ini dinilai sempurna bagi mesin Calibre 1315 yang menenagainya. Dibekali cadangan daya hingga lima hari lamanya, self-winding movement ini memiliki balance spring bertekstur silikon magnet dan bobot osilasi dengan logo “Fifty Fathoms 70th” bermaterialkan platinum—juga dikenal sebagai warna simbolis hari jadi pernikahan ke-70.

Koleksi Fifty Fathoms 70th Anniversary dapat dipesan secara eksklusif di situs resmi Blancpain mulai dari bulan Januari 2023. Jam ini hanya tersedia sebanyak 210 unit di seluruh dunia dan hadir dalam tiga seri (masing-masing 70 unit). Setiap seri akan dijual di pasar EMEA (Eropa, Timur Tengah, dan Afrika), Asia-Pasifik, dan benua Amerika, serta disertai inskripsi Series I, II, atau III pada bagian dial sesuai dengan wilayahnya.

59
“FIFTY FATHOMS SUKSES MEMBUKTIKAN KEUNGGULANNYA

LEAN, MEAN, PERPETUAL MACHINE

Berpenampilan sporty dan modis, Piaget Polo

Perpetual Calendar

Ultra-Thin hadir dengan fitur kalender abadi nan akurat hingga

tahun 2100

Darren Ho

IDENTITY 60

Mesin Calibre 1255P dengan mikro-rotor galvanis biru dan lambang Jenewa yang menghiasi pelat utama dan bobot osilasi

Polo merupakan opsi jam tangan sport nan kasual di antara jajaran kreasi dress watch Piaget yang cenderung formal Case bundar bersiluet cushion yang diusung merupakan titik tengah yang sempurna di antara Polo Emperador (sebelumnya dikenal sebagai Emperador Coussin) dan Altiplano. Selain itu, motif guilloché horizontal yang terukir pada bagian dial—dalam ragam pilihan warna—dan diameter nyaman sebesar 42 mm menjadikan Polo sebagai jam tangan apik untuk pemakaian sehari-hari. Meski terlihat sederhana, jam ini tetap menonjol sebagai jam tangan olahraga mewah nan pipih. Terlebih mengingat betapa andalnya Piaget menciptakan movement berukuran ultra tipis.

Menilik dari unit yang terus-menerus terjual habis di butik, koleksi Polo berhasil membantu Piaget menggaet pelanggan baru dan pencinta horologi berusia muda. Tak heran saga ini pun terus berlanjut dengan iterasi Polo lainnya, termasuk rilisan anyar bertajuk Piaget Polo Perpetual Calendar Ultra-Thin.

61

KOLEKSI POLO BERHASIL

MEMBANTU PIAGET MENGGAET

PELANGGAN BARU DAN PENCINTA HOROLOGI BERUSIA MUDA

Fitur perpetual calendar pada jam dapat memberikan ketepatan waktu hingga 1 abad lamanya, termasuk tahun kabisat dan bulan Februari yang singkat. Untuk mewujudkan movement kalender abadi nan pipih, Piaget mengadopsi ukuran Calibre 1200P 2,35 mm yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2010. Calibre 1200P sendiri merupakan interpretasi modern dari mesin 12P rilisan tahun 1960 yang berhasil mencetak rekor sebagai movement terpipih di dunia.

Calibre 1255P yang menenagai Polo Perpetual Calendar Ultra-Thin hadir dengan mekanisme self-winding dan ketebalan sebesar 4 mm saja, berkat komponen mikro-rotor nan efisien. Untuk mempertahankan akurasi kalender tanpa memerlukan penyetelan ulang, sangatlah penting bagi jam ini untuk terus bekerja bahkan saat tidak dipakai. Seluruh movement yang bernaung dalam seri 1200 dilengkapi oleh cadangan daya hingga 44 jam lamanya.

Tiga lingkar penghitung di posisi angka 9, 12, dan 3 hadir sebagai penanda hari, bulan, dan tahun kabisat, serta tanggal secara berurutan. Subdial keempat di posisi angka 6 menunjukkan tampilan fase bulan dengan imaji berukuran besar khas Piaget yang terbit dan terbenam seiring berjalannya hari. Bagian dial mengusung corak guilloché horizontal dan indeks penanda dalam warna hijau zamrud nan terang sebagai anggukan terhadap kemahiran Piaget sebagai watchmaker dan rumah perhiasan.

Bagian caseback transparan menyingkap indahnya komponen mikro-rotor galvanis dalam warna biru ciri khas Piaget—dengan lambang Jenewa menghiasi pelat utama dan bobot osilasi. Permukaan case digarap dengan brushed dan mirror-finished untuk memberi impresi tangguh sekaligus elegan. Selain itu, Piaget turut melengkapi jam ini dengan sistem SingleTouch pada bagian lug untuk memudahkan pergantian antara temali karet dan bracelet yang termasuk dalam setiap pembelian. Dengan total ketebalan sebesar 8,65 mm saja, jam ini merupakan opsi sempurna untuk dibawa ke pantai, kantor, dan ke mana pun Anda pergi.

IDENTITY 62
63
Case bundar bersiluet cushion milik Piaget Polo Perpetual Calendar Ultra-Thin dengan total ketebalan sebesar 8,65 mm saja

DOWN THE RABBIT HOLE

Legenda streetwear Ryo

Ishikawa memberi sentuhan

urban terhadap Franck

Muller Vanguard

Darren Ho

Franck Muller selalu menjadi provokator dalam mendobrak batasan-batasan mutakhir di dunia pembuatan jam tangan. Tahun ini, hal tersebut kembali diwujudkan lewat kolaborasi yang dicanangkan sebagai bagian dari perayaan Tahun Kelinci Air berdasarkan kalender Tiongkok.

Franck Muller memilih untuk bekerja sama dengan label streetwear asal Tokyo bernama #FR2 untuk memproduksi sebuah edisi terbatas Tahun Baru Imlek. Bila belum familier, #FR2 (atau dikenal juga sebagai Fxxking Rabbits) merupakan lini pakaian yang didirikan oleh ikon gaya basis Jepang bernama Ryo Ishikawa. Mungkin sebagian dari Anda juga mengenal sosok ini sebagai founder dari label streetwear tersohor lainnya, yaitu Vanquish dan Denim by Vanquish x Fragment.

Jam ini mengawinkan identitas grafis antara #FR2 dan Franck Muller lewat logo “#FR2NCK MULLER” di bagian atas dial dan logo Fxxking Rabbits berbingkai hitam di posisi angka 7. Tampilan dial dipercantik dengan numeral jam berukuran besar dalam fon distingtif khas Franck Muller.

IDENTITY 64
65
IDENTITY 66

Bagian dial mengusung tona putih bersih yang berkontras apik dengan indeks penanda dan jalur menit berwarna hitam pekat. Separuh bagian dari jarum penanda jam dan menit mengusung konsep skeleton, serta dilapisi oleh

Super-LumiNova®, begitupun dengan imaji dua kelinci pada dial. Sementara itu, seluruh elemen berwarna hitam, termasuk bagian crown, dilapisi oleh PVD untuk kesan matte nan mewah.

Namun, daya pikat sesungguhnya terletak pada case yang didapuk sebagai komponen

paling inovatif dalam kolaborasi ini. Kombinasi memesona ini terdiri dari material karbon dan komposit serpihan kaca yang dilebur berulang kali secara linier guna menghasilkan efek berlapis. Kemudian material tersebut dibenamkan dalam resin bertemperatur dan bertekanan tinggi untuk mewujudkan bentuk case, selanjutnya pengerjaan mesin dioptimalkan untuk meningkatkan presisi, dan diberi sentuhan akhir menggunakan tangan untuk impresi mengilap. Sekilas, hasil akhirnya akan mengingatkan Anda pada keramik atau kaca Murano buatan Italia.

Siluet oval bersegi empat milik Vanguard sejatinya merupakan wadah yang begitu ideal untuk desain ini. Untuk memancarkan karakter street style secara substansial, Ryo melengkapi temali jam bermaterialkan nilon warna putih dengan ukiran bertuliskan “CAUTION” dan “FR2NCK MULLER VANGUARD” dalam fon hitam berukuran besar. Jam ini dikemas dalam kotak unik yang mengadopsi kode desain serupa dengan sang jam.

Jam ini diproduksi terbatas sebanyak 800 unit saja dan hanya bisa didapatkan di butik Cortina dan Sincere Fine Watches Singapura. #FR2NCK MULLER Vanguard ditenagai oleh movement FM800-DT dengan jendela tanggal di posisi angka 6 dan cadangan daya hingga 42 jam lamanya. Jam ini adalah instrumen waktu yang dapat memikat atensi siapapun yang melihatnya. Bagaimana tidak? Ini adalah wujud konkret kolaborasi antara dua pendobrak batasan dalam industri yang berbeda.

SELAIN DESAIN BERGAYA STREETWEAR , DAYA PIKAT #F2NK

MULLER VANGUARD

TERLETAK PADA CASE BERMATERIAL INOVATIF DENGAN

67
DISTINGTIF
MOTIF
68

THROUGH FIRE AND SHADOW

Pesona kontemporer pada karya

jam tangan bermaterialkan kristal dari Girard-Perregaux

Darren Ho

69
IDENTITY

Dalam beberapa tahun terakhir, Laureato mendemonstrasikan kepiawaian GirardPerregaux dalam menawarkan jam tangan modern. Laureato Absolute hadir sebagai manifestasi lebih berani dari versi klasik dengan sejumlah pembaruan yang membuatnya semakin menawan.

Iterasi teranyar Laureato Absolute diberi nama Light & Fire dan Light & Shade. Desainnya sendiri bertumpu pada case inovatif yang dikonstruksikan secara cermat untuk memberi panggung bagi movement di bagian dial selagi menggaungkan unsur reflektif dari konstruksi kristal safir metalik. Kokoh, tahan lama, dan bersinar layaknya batu permata pada pergelangan tangan, kedua iterasi ini adalah karya yang begitu menakjubkan.

Kristal safir pada bagian case digarap menggunakan bubuk alumina yang dikembangkan menjadi bongkahan kristal nan solid. Kristal ini lalu dipotong menjadi cakram-cakram kecil sebelum diolah menggunakan mesin untuk membentuk berbagai komponen pada case. Setelah melalui proses termal —untuk efek mengilap dan stabilitas—material tersebut disempurnakan dengan teknik metalisasi permukaan, suatu tipe CVD (Chemical Vapour Deposition) penghasil tampilan smoky.

Setiap komponen pada case, mulai dari bezel bersiluet oktagon khas Laureato Absolute hingga bagian tengah dan belakang digarap dengan proses yang sama, sebelum dilengkapi oleh skeletonised movement GP01800-1143. Mesin ini pun memiliki pelat utama bersiluet oktagon yang menyerupai desain bezel. Bagian bridge dan barel mengusung konsep openwork dengan garis melengkung yang menyatu dengan bezel dan menyempurnakan siluet case. Selain itu, balance wheel di posisi angka 12 juga tersingkap dengan indahnya sehingga Anda dapat menikmati pergerakannya.

Seluruh komponen bridge dan pelat utama digarap dengan teknik finishing NAC untuk mengaksentuasi desain case pada jam. Rotor berosilasi turut mengusung konsep openwork sehingga menyingkap keindahan seluruh bagian jam kepada sang pemakai. Bagian case dan movement dirakit pada satu aksis menggunakan sistem sekrup distingtif. Konstruksi ini pun sontak mengeliminasi kebutuhan terhadap casing ring.

Lug bermaterialkan titanium dan berlapis PVD diintegrasi dengan case dan menempel pada temali karet untuk menunjang kenyamanan sang pemakai.

Jika Light & Shade hadir dengan kristal safir berwarna abu-abu smoky, Light & Fire mengusung kristal polikristalin—bernama YAG—yang memiliki kualitas serupa dengan sang kristal safir. Material YAG juga memiliki keunggulan anti gores, terlebih berkat variasi warna gelap yang diusung—pada model ini adalah palet merah serupa rubi.

Meski keduanya terlihat amat menawan, Light & Fire sungguh menonjol dengan palet warnanya yang unik.

Light & Fire dijual sebanyak 18 unit saja, sementara Light & Shade hanya diproduksi secara terbatas, tetapi bukan sebagai seri terbatas.

71
Laureato Absolute Light & Shade dalam warna abuabu smoky Laureato Absolute Light & Fire dalam warna merah serupa rubi

INDUSTRIAL CLASS

Versi teranyar Hermès H08 mengelevasi konsep dwiwarna ke level selanjutnya

Kisah ini bermula pada tahun 1837, ketika Thierry Hermès menorehkan namanya di permukaan sebagai penghasil pelana kuda kulit berkualitas unggul. Seolah ingin membuktikan keahliannya secara substansial dalam mengolah material kulit, Hermès pun memperluas cakupan penawarannya melalui aksesori seperti sabuk, jaket, dan tas hingga menyandang status sebagai rumah mode prestisius yang Anda kenal kini. Pada dekade

1920-an, Hermès mulai menghasilkan temali

arloji kulit sebelum kemudian merambah

dunia pembuatan jam tangan. Pada tahun

1928, Hermès mulai bekerjasama dengan nama-nama terbaik di industri horologi Swiss untuk memproduksi jam tangan berlogo sang brand yang dijuluki ‘Guardians of Time’. 50 tahun kemudian, komitmen serius brand asal

Prancis dalam dunia horologi diwujudkan lewat pendirian lokakarya La Montre Hermès di Biel, Swiss, yang diikuti oleh penawaranpenawaran menakjubkan hingga saat ini.

Bicara penawaran yang didominasi oleh temali kulit, rasanya seluruh jam tangan pria dalam katalog Hermés memang mengedepankan tampilan klasik untuk para lelaki perlente. Sepertinya konsep elegan tersebut menggemakan desain koleksi siap pakai rancangan Véronique Nichanian selaku desainer pakaian pria Hermés selama tiga dekade terakhir. Terbukti jelas pada koleksi

Arceau, Slim d’Hermes, bahkan Carre H— meski mengusung case bersiluet kotak masih terlihat dressy. Namun persepsi tersebut mulai bergeser ketika Hermés memperkenalkan H08 pada tahun 2021.

73

“HERMÉS H08 HADIR BAK ANGIN SEGAR

DENGAN TAMPILAN INDUSTRIAL MODERN DI TENGAH PENAWARAN BERDESAIN KLASIK”

URBAN SOPHISTICATION

Di tahun 2023, Hermès menyuguhkan nuansa sporty sekaligus penuh pernyataan untuk iterasi anyar bertajuk H08. Mari bicara tentang pembeda paling distingtif dalam iterasi ini, yaitu konsep dwiwarna. Meski konsep tersebut acapkali merujuk pada kombinasi ‘baja dan emas’, H08 dalam material titanium dan emas sepatutnya turut mendapat julukan yang sama. Menariknya lagi, ini adalah iterasi H08 dengan batu mulia pertama dalam portofolio Hermés.

Hermès menyingkap desain case terbaru yang dikembangkan oleh Philippe Delhotal selaku Creative Director Hermès Horloger. Koleksi H08 yang mengusung kombinasi warna hitam dan chrome merupakan manifestasi sempurna dari desain industrial modern. Model orisinal tersebut hadir dengan case bermaterialkan komposit graphene dan keramik, serta indeks penanda dalam fon bergaya Chaîne d’ancre khas Hermès.

H08 dinaungi oleh case bersiluet cushion dengan lug terintegrasi yang melengkung ke arah tepi. Bagian caseback digarap dengan siluet cembung hingga menyatu subtil dengan dial. Pada jantung dial, atensi dipusatkan pada cakram menit berbentuk bundar dan logo Hermès. Sedangkan, indeks penanda diposisikan pada bagian luar dial dan melengkung ke atas mengikuti siluet bezel. Selain itu, jam ini dilengkapi oleh temali karet hitam atau kain beraksen jala yang mampu mengelevasi tampilan sporty nan kontemporer.

Versi kedua dari jam ini diperkenalkan dengan case titanium biru dan dial berwarna serupa. Terdapat juga versi yang dirilis khusus untuk ajang Only Watch dengan kombinasi titanium dan oranye, dilengkapi oleh bracelet terintegrasi dan temali berwarna serupa yang dapat dilepas pasang sesuka hati.

Seperti pendahulunya, jam ini dinaungi oleh case bersiluet cushion dalam ukuran 39 mm x 39 mm. Emas merah muda pada case terintegrasi menyuguhkan kontras apik dengan warna hitam di tepi caseback bermaterialkan titanium DLC, serta bezel dan crown keramik. Sementara itu, bagian dial mengusung corak grain yang mereplikasi tampilan sang bezel keramik dengan numeral Arab, serta jarum penanda jam dan menit bermaterialkan emas merah muda 4N dalam lapisan Super-LumiNova® untuk meningkatkan keterbacaan dalam gelap. Anda dapat menemukan jendela tanggal bersiluet cushion di antara posisi angka 4 dan 5.

Di waktu yang sama, jam ini turut membanggakan tiga ragam teknik dekorasi; vertical-brush pada case berkonstruksi dasar emas merah muda; sunraybrush pada bezel bermaterialkan keramik; circularbrush di bagian crown. Sementara cakram menit bermaterialkan nikel di pusat dial digarap dengan sentuhan akhir satin-finish guna memberi tekstur dan kedalaman lebih.

Performa prima jam ini ditenagai oleh self-winding movement Hermès’ H1837—dikembangkan oleh Vaucher selaku manufaktur saudara Parmigiani Fleurier yang dibeli 25% sahamnya oleh Hermés— dengan ukiran huruf ‘H’ pada komponen bridge dan rotor yang tersingkap melalui caseback kristal safir dan memiliki cadangan daya hingga 50 jam lamanya. Dengan segala keistimewaannya, tak ayal jam ini dipilih sebagai pratinjau rilisan-rilisan mengagumkan lainnya dari Hermés pada ajang Watches & Wonders 2023.

74 IDENTITY
75
H08 menghadirkan case berkonstruksi dasar emas merah muda, serta bezel dan crown bermaterialkan keramik hitam.
IDENTITY 76
Luminor Due Tutto Oro dengan sun-brushed dial biru (PAM 01182)

GOLD STANDARD

Naik level dalam pembuatan

jam tangan, Panerai melansir dua iterasi dengan siluet pipih

bermaterialkan Goldtech™

Tahun 2022 lalu, emas kembali mendominasi skema pembuatan jam tangan dunia. Panerai pun melangkah lebih maju dengan melansir tak hanya satu, namun dua iterasi anyar sekaligus dalam lini Luminor Due. Diberi nama TuttoOro, kedua iterasi ini mengusung bracelet bermaterialkan emas pertama rilisan Panerai dan hadir dalam dua variasi berbeda: sun-brushed dial putih (PAM 01326) dan biru (PAM 01182).

Sejumlah model dengan bracelet memang sudah diproduksi sebelumnya, hanya saja dalam material stainless steel. Bila Anda perhatikan dengan saksama, setiap kepingan bracelet mengusung siluet setengah lingkaran serupa pelindung crown yang kemudian menjadi ciri khas penawaran jam tangan Panerai dengan bracelet. Teknik mirror fininshing dan brushed diaplikasikan secara bergantian pada permukaan bracelet untuk memberi impresi bak sisik ikan. Desain ini diciptakan untuk meningkatkan ergonomi dan kenyamanan sang pengguna dalam kesehariannya.

Dua iterasi Luminor Due TuttoOro mengusung material Goldtech™pada konstruksi dasarnya. Goldtech™ adalah perpaduan antara tembaga dan platinum berkonsentrasi tinggi guna mempertahankan kilauan emas kemerahan pada jam. Keduanya menyuguhkan berbagai elemen serupa versi klasik Luminor Due, seperti cushion case bersiluet bundar dalam diameter 38 mm, tampilan pipih, dan bezel mengilap. Bagian dial yang dikonstruksikan dengan teknik ‘roti lapis’ dilengkapi oleh tampilan tanggal pada posisi angka 3 dan lingkar penghitung detik di posisi angka 9.

Kedua iterasi ini ditenagai oleh Calibre P.900, self-winding movement yang berjasa memberikan cadangan daya hingga 3 hari lamanya, meski hanya beroperasi dengan satu barel berfrekuensi 4Hz. Jam ini memiliki ketahanan air hingga kedalaman 30 meter dan berketebalan sebesar 10,8 yang membuatnya begitu sesuai untuk dikenakan di bawah kemeja lengan panjang. Selain itu, iterasi ini didapuk sebagai model uniseks berkat profil ramping di tengah maraknya tren jam berukuran kecil. Berkat impresi mewah yang dipancarkan sang emas, jam tangan ini adalah pilihan tepat untuk memulai kuartal pertama 2023 dengan modis.

77
Luminor Due Tutto Oro dengan sun-brushed dial putih (PAM 01326)

ENGINEERING MARVEL

Ketika mobil Batman diterjemahkan menjadi jam tangan unik nan tangguh oleh Urwerk

Dua tahun lalu, Urwerk melansir UR-112 Aggregat sebagai bagian dari koleksi Special Projects. UR-112 sendiri terinspirasi oleh mobil Buggati Atlantic milik Ralph Lauren dan mengacu pada desain jam Bulova Computron—dengan penanda waktu pada ujung case agar lebih mudah dibaca saat mengemudikan mobil. Jika dibuka, bagian atas case— bersiluet bak grill mobil—akan menyingkap indikator lainnya, sedangkan tampilan waktu ditunjukkan pada area bawah case yang lebih lebar.

Iterasi teranyar UR-112 Aggregat hadir bermaterialkan titanium hitam DLC dan case baja dengan sentuhan akhir matte untuk menyajikan impresi layaknya Batmobile. Bagian ‘kap’ atau penutup case—berkonsep openwork—terdiri dari indikator cadangan daya dan penghitung detik digital. Material titanium pada profil jam digarap dengan sentuhan akhir satin-brush, sandblast, dan disempurnakan dengan sistem beadblast untuk mengunci bagian penutup.

Tampilan jam yang tersedia dalam diameter 52 mm dan 42 mm ini hadir dengan ciri distingtif yang membedakannya dari desain-desain Urwerk terdahulu. Indikator satelit dan pemisah sektor ditiadakan; sebagai gantinya jam ini dilengkapi oleh prisma dengan indikator digital sebagai jendela jumping hour dan menit (dengan peningkatan 5 menit). Terdapat pula indikator menit lainnya—dengan fitur berputar—sebagai penunjuk waktu aktual.

IDENTITY 78
79

“UR-112 AGGREGAT BACK TO BLACK ADALAH WUJUD ABSURDITAS

SESUNGGUHNYA DARI SEGI MEKANIS DAN TEKNIK

Felix Baumgartner, Co-Founder Urwerk, bertutur, “Iterasi UR-112 kali ini adalah wujud absurditas sesungguhnya dari segi mekanis dan teknik

Energi yang dihasilkan oleh mesin utama UR-112

didistribusikan secara merata ke empat arah melalui tidak kurang dari 12 aksis Jam ini menggaungkan kemahiran teknis yang sesungguhnya. Meskipun kami hanya dapat memproduksinya secara sangat terbatas, jam ini adalah bentuk aktualisasi dari seni pembuatan jam tangan yang begitu memuaskan!”

Self-winding movement Calibre UR13.01 yang berjasa di balik performa mutakhir sang jam dilengkapi oleh barel besar penghasil cadangan daya hingga 48 jam lamanya. Terdapat dua tombol pada masing-masing sisi case untuk membuka penutup

bermaterialkan baja yang menyingkap

indikator cadangan daya. Tampilan second hadir dengan cakram silikon

berkonsep skeleton yang terhubung dengan komponen bridge merah berlapis

aluminium. Pusat movement

poros transmisi sebagai penghubung

antara mesin dan tampilan waktu pada profil jam melalui bevel gigi tegak lurus dan roda penggerak lainnya.

IDENTITY
ARAH JARUM JAM DARI ATAS: Indikator waktu bergaya digital; bagian ‘kap’ atau penutup case; UR-112 Back To Black

SYLVIA PLATH

CRAFT Musuh terburuk kreativitas adalah keraguan diri
CRAFT
Julia Roberts mengenakan jam tangan L’Heure du Diamant bermaterialkan emas putih etis 18 karat dan berlian dengan total 7,72 karat; Anting hoop L’Heure du Diamant berkonstruksi dasar emas putih etis 18 karat berhiaskan berlian 21,59 karat. Fotografi oleh ©Alasdair McLellan untuk Chopard

JOYFUL OPULENCE

Kebahagiaan versi Julia Roberts dan Chopard diterjemahkan dalam kampanye bertemakan sinema

Apa saja yang membuat Julia Roberts begitu istimewa? Pertama, kiprahnya di dunia perfilman selama lebih dari tiga dekade (jika tidak mengenal karakter Vivian Ward dalam film Pretty Woman (1990), mungkin selama ini Anda tinggal di bawah batu). Kedua, pencapaian mengesankan yang mengantarkannya pada penghargaan bergengsi seperti Oscars dan Golden Globes. Ketiga, sisi humanis yang didemonstrasikan lewat keterlibatannya dengan UNICEF, perannya sebagai juru bicara dari perusahaan bahan bakar terbarukan Earth Biofuels, dan upaya peningkatkan kesadaran terhadap Sindrom Rett (kelainan genetik pada otak). Keempat, kepribadian riang, jiwa bebas, dan elegan di antara segenap adjektif lain untuk mendeskripsikannya. Jika dilanjutkan, rasanya kami akan kehabisan jari untuk menghitungnya.

Seluruh hal ini beresonansi dengan Chopard yang menjunjung prinsip serupa dalam hal kemanusiaan, keberlanjutan, dan kebahagiaan selagi menginjeksikan visi glamor ke dalam setiap karyanya. Hubungan Chopard dan Julia dapat ditelusuri hingga tahun 2016 ketika ia menghadiri perhelatan Cannes Film Festival—mitra resmi

sang brand—untuk pertama kalinya. Ketika itu, ia mengenakan kalung berlian putih dengan liontin zamrud 52,76 karat dari koleksi Haute Joaillerie. Menariknya, Julia hadir bertelanjang kaki pada ajang karpet merah festival tersebut (begitu representatif atas jiwa bebas yang ia miliki, bukan?). Seperti yang dituturkannya pada CoPresident dan Artistic Director Chopard, Caroline Scheufele, “Dengan perhiasan seperti ini, saya tidak membutuhkan sepatu.”

Tak ayal, Chopard mengajak aktris kelahiran 55 tahun silam ini untuk berkolaborasi dalam film singkat bertajuk Happy Diamonds yang disutradarai oleh Xavier Dolan pada tahun 2021. Bukan kampanye biasa, film singkat ini dibuat untuk memperkenalkan reinkarnasi jam tangan Happy Sport yang perdana dilansir di tahun 1993. Iterasi Happy Sport rililsan 2021 mengusung case berdiameter 33 mm dengan tiga konfigurasi warna: versi baja, emas merah muda, atau kombinasi keduanya. Jam ini pun hadir dengan ciri khasnya, yaitu berlian berdansa yang menghiasi bagian dial Lagi pula—mengutip perkataan Caroline—berlian lebih bahagia ketika mereka dibebaskan.

85

Kalung Haute Joaillerie bermaterialkan emas putih dan kuning etis 18 karat, kombinasi berlian, serta liontin berlian kuning berpotongan cushion 100 karat

CRAFT
James Gray, dalang di balik 12 seri film singkat “Chopard Loves Cinema” Jam tangan Happy Sports dengan diameter 25 mm, konstruksi dasar stainless steel pada case dan emas merah muda etis 18 karat, serta lima berlian berdansa di bagian dial
86
Julia Roberts di balik layar kampanye Chopard Loves Cinema, foto oleh ©Greg Williams

BACKSTAGE EUPHORIA

Dua tahun berselang, kini Julia kembali hadir sebagai Global Ambassador Chopard dalam kampanye bertajuk “Chopard Loves Cinema”. Sesuai namanya, kampanye yang kembali mengusung format film singkat ini mengukuhkan relasi erat kedua kolaborator dengan dunia sinema. Seri film ini terdiri dari 12 episode yang akan dirilis secara berkala dari tanggal 20 Maret 2023, bertepatan dengan Hari Kebahagiaan Internasional. Seluruh elemen film dipusatkan pada spirit positif (feel-good), layaknya percikan kebahagiaan yang ditimbulkan oleh segenap kreasi Chopard.

Setiap episode menyingkap huru-hara pembuatan film Hollywood yang dibintangi oleh Julia dan dinarasikan dari sudut pandang seorang sutradara. Ialah James Gray, sutradara asal Amerika Serikat yang dikenal atas keahliannya menangkap emosi lewat permainan kamera, serta peraih nominasi penghargaan Palme D’or di perhelatan film Cannes untuk film Two Lovers (2008), The Immigrant (2013), dan Armageddon Time (2022). Film singkat ini menyoroti sejumlah momen di balik layar, pergerakan Julia selagi berkelakar dengan senyum sejuta dolarnya hingga memancarkan keceriaan kepada siapapun di sekitarnya. “Prinsip kehidupan terpenting yang dapat dibagi dengan sesama adalah kasih sayang.” ungkap Julia ketika ditanya mengenai nilai positif yang dijunjungnya. Tak hanya dalam format video, spontanitas Julia dalam film singkat ini turut diabadikan oleh fotografer asal Inggris, Greg Williams.

EXQUISITE ALLURE

Terdapat sederet jam tangan dan perhiasan

Chopard yang menemani Julia dalam kampanye

“Chopard Loves Cinema”. Bila sebelumnya hanya berfokus pada koleksi Happy Sport dan Happy Hearts, kini sang brand turut memberi panggung kepada penawaran sarat keglamoran. Termasuk di antaranya adalah koleksi Happy Diamonds, Happy Spirit, Precious Lace, Ice Cube, Haute Joaillerie, Alpine Eagle, dan L’heure du Diamant, serta Happy Sport dan Happy Hearts yang dipilih secara khusus sebagai jimat keberuntungan oleh Julia.

Sorotan istimewa dalam kampanye ini adalah iterasi baru Happy Sport dan Happy Hearts yang diperkenalkan pada perhelatan Watches & Wonders Geneva 2023. Setelah dihidupkan kembali pada tahun 2021 silam, kini Happy Sport hadir dalam diameter 25 mm—menjadikannya versi termungil dari sang lini—dan opsi temali kulit spiral berwarna biru tua. Selain itu sang jam tetap mengusung elemen yang masih mengisyaratkan pengaruh dari pendahulunya: material stainless steel, emas merah muda etis 18 karat, berlian, atau kombinasi ketiganya, juga lima berlian berdansa di bagian dial

Berikutnya adalah koleksi Happy Hearts yang mengawinkan ornamen hati dan berlian berdansa. Kini Happy Hearts mengusung opal merah muda—ditemukan di Pegunungan Andes, Peru—dengan konstruksi dasar emas etis merah muda 18 karat. Batu opal merah muda sendiri disinyalir berfaedah menyembuhkan luka emosional. Interpretasi anyar Happy Hearts terdiri dari liontin kalung, gelang, cincin, dan anting.

Di samping itu terdapat kreasi-kreasi perhiasan bertabur kemewahan lainnya; kalung Haute Joaillerie dengan konstruksi dasar emas putih dan kuning etis 18 karat bersertifikat fairmined—diemban Chopard sejak tahun 2018—kombinasi berlian berpotongan pir 27,04 karat, berlian berpotongan cushion 27,63 karat di sekelilingnya, dan liontin berlian kuning berpotongan cushion 100 karat; Anting Haute Joaillerie bersiluet hati dengan konstruksi dasar emas putih etis 18 karat berhiaskan berlian berpotongan brilian 28,51 karat; jam L’Heure du Diamant berkonstruksi dasar emas putih etis 18 karat dan bertahtakan berlian 7,72 karat yang serta merta mengelevasi penampilan tanpa terkesan berlebihan. Mengenai kesadaran penuh dalam berkarya, Julia berujar “Chopard adalah pencetus gerakan berkelanjutan dalam industri produk mewah. Hal ini menjadi daya pikat paling atraktif bagi saya.”

Seluruh foto dalam kampanye ini dibidik oleh Greg Williams dan fotografer editorial tersohor, Alasdair McLellan. “Menyunting hasil pemotretan adalah pekerjaan yang sangat sulit. Pasalnya Julia terlihat memesona di setiap foto dan sudah sepantasnya mendapat tempat di papan iklan!”

87

ICED OUT

Bak pesta setiap hari, MB&F menghadirkan dua rilisan memesona dengan taburan berlian

CRAFT 88
MB&F x Emmanuel Tarpin Legacy Machnie Flying T “Ice”

MB&F menyuguhkan dua penawaran nan meriah bertajuk Legacy Machine Flying T ‘Ice’ dan ‘Blizzard’ dalam konstruksi dasar emas putih 18 karat sebagai wujud apresiasi terhadap musim dingin. Sesungguhnya, tiada kolaborator yang lebih sempurna dari Emmanuel Tarpin untuk menerjemahkan visi menakjubkan milik MB&F tersebut. Sang desainer perhiasan mewah asal Prancis ini amat diselebrasi berkat sejumlah kreasi yang didasari oleh kecintaannya pada alam, seni pahat, material inovatif, dan batu permata.

Sedari awal, Legacy Machine Flying T—koleksi jam tangan wanita pertama MB&F—memang diciptakan sebagai penghormatan terhadap feminitas. Menilik dari filosofinya, huruf ‘T’ pada Legacy Machine Flying T sendiri mengacu pada Tiffany, nama istri dari pendiri MB&F Max Büsser, sekaligus flying tourbillon. Tak sekadar nama, komplikasi tersebut pun

menjadi bintang utama dari jam ini sekaligus mendobrak batasan pembuatan jam tangan. Bagaimana tidak? Sang flying tourbillon diposisikan sedikit terelevasi di atas dial untuk memastikan tarian anti gravitasinya dapat dinikmati dari berbagai sudut. Sementara, lingkar penanda jam dan menit yang miring 50 derajat diletakkan sedemikian rupa sehingga hanya dapat dilihat dari sudut pandang sang pemakai.

Legacy Machine Flying T begitu sinonim dengan permata berharga. Pada debutnya di tahun 2019, koleksi ini menghadirkan sejumlah varian dengan dial berlatarkan pernis hitam dan taburan berlian mewah. Seiring berjalannya waktu, berbagai iterasi terus dilansir dengan batu lazuardi, malasit, dan mata harimau pada dial, seluruhnya dinaungi dalam case berkonstruksi dasar emas putih atau emas kuning bertahtakan berlian. Tahun 2021 lalu, MB&F berkolaborasi dengan Bulgari

89
MB&F x Emmanuel Tarpin Legacy Machnie Flying T “Blizzard”

Emmanuel Tarpin, desainer perhiasan mewah asal Prancis dan kolaborator kedua—setelah Bulgari—untuk koleksi Legacy Machine Flying T

SEDARI AWAL, LEGACY MACHINE FLYING T MEMANG DICIPTAKAN

SEBAGAI PENGHORMATAN

TERHADAP

FEMINITAS

untuk mengkreasikan Legacy Machine Flying T Allegra yang menyajikan perpaduan batu tsavorit, topas, ametis, tanzanite, rubi merah muda, dan turmalin di atas dial berhiaskan berlian berpotongan brilian.

Ciri distingtif yang membedakan model Ice dan Blizzard dari pendahulunya adalah permintaan modifikasi movement yang dilayangkan oleh Emmanuel sendiri. Untuk mewujudkan visi kreatif bertemakan ‘es’ miliknya, nuansa emas pada seluruh komponen digubah, begitu juga dengan balance wheel yang mengusung warna biru. Pemerhati bermata jeli akan menyadari bahwa berlian yang biasanya diletakkan di pusat tourbillon dan pada kedua crown jam kini digantikan oleh batu pirus Paraiba nan langka.

Terinspirasi oleh pelesirnya ke Danau Baïkal di Siberia Selatan—di mana danau akan membeku secara perlahan pada musim dingin, dimulai dari bagian tepi—Emmanuel membalut model Ice dengan rangkaian berlian bersiluet staglamite dalam ukuran berbeda sebagai refleksi abnormalitas alam. Dalam upaya membendung keliaran visinya, sang desainer turut menjaga agar elemen es tidak mengambil alih perhatian pada jam. Hal ini dilakukan dengan memberi tempat leluasa bagi mekanisme flying tourbillon dan latar lazuardi berteknik finishing matte pada dial untuk bersinar.

Di sisi lain, model Blizzard diciptakan sebagai penghormatan terhadap pegunungan Alpen, di mana Emmanuel menghabiskan waktu untuk berolahraga ski sejak berusia dua tahun. Ia pun berhasil mentransformasi memori menyeramkan— terperangkap dalam badai salju—menjadi objek kemewahan luar biasa. Jam ini hadir bertahtakan berlian berpotongan brilian dengan struktur rapat dalam naungan kristal safir cembung dan latar lazuardi berteknik finishing matte, serta impresi kepingan salju di bagian bawah dial.

Hanya diproduksi sebanyak delapan unit untuk masing-masing model, MB&F x Emmanuel Tarpin Legacy Machine Flying T ditenagai oleh self-winding movement buatan sang manufaktur bercadangan daya hingga 100 jam lamanya.

91

UP IN THE AIR

Dua edisi terbatas yang terinspirasi oleh Gunung Iwate untuk merayakan hari jadi ke-25 Grand Seiko Calibre 95

92 CRAFT

Grand Seiko mengawali tahun 2023 dengan dua edisi terbatas sebagai selebrasi terhadap tonggak pencapaiannya, yaitu hari jadi ke-25 dari mesin Calibre 95. Perdana diperkenalkan pada tahun 1998 dalam referensi SBGR001, sang movement penuh presisi berhasil mengelevasi Grand Seiko ke level selanjutnya dari pembuatan jam tangan mekanis. Kini, sejumlah jam bermesin Calibre 95 dibedakan oleh logo emas ‘GS’ di bagian dial.

Dua iterasi anyar dengan nomor referensi SBGH311 dan SBGR325 menyadur desain case serupa dengan pendahulunya, SBGR001. Selain estetika memesona pada dial, kedua jam hadir dalam diameter 37 mm dengan ketebalan 13,3 mm. Performa referensi SBGH311 didukung oleh Calibre 9S85 Hi-Beat, sementara SBGR325 ditenagai oleh Calibre 9S65.

SEA OF CLOUDS

Referensi SBGH311 menyuguhkan dial perak bertekstur yang terinspirasi oleh kumpulan awan di atas langit Gunung Iwate saat fajar menyingsing. Mengingat bahwa seluruh jam Grand Seiko diproduksi di manufaktur yang berlokasi di Prefektur Iwate, bukanlah kejutan jika Gunung Iwate acap kali didaulat sebagai sumber inspirasi utama sang brand. Bobot osilasi bermaterialkan titanium tersingkap melalui caseback kristal safir dan digarap menggunakan teknik anodisasi untuk menghasilkan palet biru cerah sebagai representasi warna langit di kawasan Gunung Iwate.

Calibre 9S85 adalah salah satu high beat movement dari Grand Seiko dengan frekuensi osilasi 5Hz dan akurasi

harian +5/-3, melampaui standar COSC. Jam yang memiliki cadangan daya hingga 55 jam ini telah dijual di situs resmi Grand Seiko.

CLEAR BLUE SKIES

SBGR325 mengusung sunray dial berwarna biru muda yang merefleksikan cerahnya langit Gunung Iwate. Permainan cahaya yang dihasilkan oleh teknik finishing sunray mengilustrasikan sinar mentari yang bersinar cerah di langit biru. Tema biru turut diaplikasikan pada jarum penanda detik, serta rotor berosilasi.

Jam ini ditenagai oleh Calibre 9S65, yang beroperasi pada frekuensi osilasi 4Hz dan memiliki cadangan daya hingga 72 jam lamanya. Jam ini akan tersedia mulai bulan April 2023 di butik dan peritel resmi Grand Seiko.

Seperti referensi SBGR001 yang didesain oleh Nobuhiro Kosugi di tahun 1998, kedua model ini merupakan wujud keseimbangan desain nan apik dengan teknik Zaratsu dan polesan menyerupai cermin yang menghasilkan sentuhan akhir yang cakap ketika dipakai. Diameter 37 mm yang diusungnya pun sempurna untuk berbagai ukuran pergelangan tangan. Diproduksi sebanyak 1.200 unit saja untuk masing-masing model, keduanya adalah edisi terbatas yang tidak boleh Anda lewatkan.

DARI KIRI: SBGH311 dengan dial perak yang terinspirasi dari kumpulan awan di atas Gunung Iwate; SBGR325 dengan dial biru dan sentuhan akhir sunray

93

MAJESTIC ORNAMENTS

Menyingkap upaya Boucheron dalam

menghidupkan kembali bros ikonis

milik mendiang Ratu Elizabeth II

Apa yang menjadikanmu seorang ratu? Jika berkiblat pada pepatah ini, ialah elegansi tiada tara, tradisional, dan bersahaja. Sebagaimana reputasi yang diemban Boucheron sebagai rumah perhiasan prestisius sarat tradisi. Selama lebih dari satu abad sejak didirikan, sang brand terus-menerus mendemonstrasikan kemahiran teknisnya dalam mengolah permata berharga—seperti lazuardi, koral, hematite, dan oniks—menjadi kreasi nan rupawan. Menilik dari perhiasan yang acapkali dikenakan oleh Maharaja Patiala dari India, Permaisuri Rusia Alexandra Feodorovna, dan Ratu Elizabeth II, Boucheron telah memiliki hubungan erat dengan para bangsawan sedari awal.

Tahun 1893 menyaksikan salah satu tonggak penting dalam riwayat sang brand, yaitu pendirian butik Boucheron di 26 Place Vendôme—setelah berpindah dari area PalaisRoyal—menjadikannya rumah perhiasan pertama di episentrum produk mewah di Paris tersebut. Menariknya, pemilihan bangunan bergaya neoklasik ini merupakan keputusan yang diambil sang pendiri, Frédéric Boucheron, agar batu permata di dalam butik tampak lebih berkilau saat terkena paparan cahaya matahari. Bertepatan dengan hari jadi ke-160 Boucheron pada tahun 2018, sang butik direnovasi dengan tampilan modern oleh desainer interior Prancis, Pierre-Yves Rochon.

Kini Boucheron merangkul para wanita—dan pria—untuk menjadi bangsawan sehari (atau

seberapa lama kreasi ini bersemayam dalam kotak perhiasan Anda) lewat koleksi bertajuk

Like A Queen. Koleksi ini terinspirasi oleh Ratu Elizabeth II, tepatnya bros Boucheron. Awalnya, perhiasan ini dibeli oleh Pangeran George, Duke of Kent pada tahun 1937 untuk istrinya Putri Marina dari Yunani dan Denmark. Tujuh tahun berselang, paman dari Putri Elizabeth II— saat belum menjadi ratu—menghadiahkannya bros tersebut melalui sang ayah, King George VI, pada hari ulang tahunnya yang ke-18 tahun. Bros yang terdiri dari dua bagian ini digarap dari kombinasi berlian dan batu akuamarin berpotongan baguette, oval, dan bundar dalam gaya Art Deco khas era ‘40-an. Bros ini kerap menemani sang Ratu dalam momen-momen terpenting semasa hidup, seperti perayaan tahtanya ke-60 di tahun 2012 dan hari jadi pemahkotaannya ke-70 pada tahun 2022, dan 35 acara lainnya.

Like A Queen menyajikan interpretasi ulang dari sang bros orisinal sebagai bagian konsep Histoire De Style yang dikhususkan untuk meremajakan warisan Boucheron. Koleksi ini dikonsepsikan oleh Claire Choisne, Creative Director Boucheron. “Saya merasa tergugah oleh sisi sentimental dari bros kembar ini,” ungkapnya. Mungkin sebagian dari Anda mengira bahwa koleksi ini dibuat sebagai penghormatan kepada sang Ratu setelah ia tutup usia di tahun 2022 silam. Namun sesungguhnya, koleksi ini telah dikembangkan sejak dua tahun silam.

CRAFT 94
Kalung empat untai berkonstruksi dasar emas putih dan berhiaskan lebih dari 1.000 berlian dalam palet Frosty White

KOLEKSI LIKE A QUEEN MENJADI INTERPRETASI KONTEMPORER DARI KARYA PERHIASAN IKONIS BUCHERON YANG TELAH MEMIKAT SELERA PARA BANGSAWAN

MODERN-DAY MONARCH

Koleksi Like A Queen diperkenalkan dalam perhelatan Paris Couture pada bulan Januari 2023. Presentasi dibuka dengan Claire dan diikuti oleh model-model yang berlalu-lalang mengenakan pakaian bertemakan ‘60-an karya brand asal Prancis, Courrèges. Koleksi ini mengambil tema multiwarna sebagai anggukan pada tampilan monokrom warna-warni ala sang Ratu. Konsep ini ditafsirkan lewat delapan palet distingtif, masingmasing merepresentasikan batu berharga paling dominan yang digunakan. Terdapat delapan set perhiasan yang dapat ditransformasi menjadi 18 potongan berbeda, mulai dari gelang, cincin, anting, kalung, dan tentunya, bros.

Seri pertama dan paling prominen adalah Hypnotic Blue yang menaungi perhiasan di dalamnya. Pertama adalah gelang yang diciptakan menyerupai bros Art Deco versi orisinal, lengkap dengan konstruksi dasar emas putih, taburan berlian berpotongan baguette dan cabochon, serta akuamarin, hanya saja dengan ukuran yang lebih besar, tambahan safir Ceylon dan pernis biru di bagian tepi. Berikutnya adalah cincin berkonstruksi dasar emas putih berhiaskan berlian dengan sematan safir Ceylon 6 karat berpotongan cushion.

Berikutnya—dan paling mengesankan—adalah

kalung empat untai berhiaskan lebih dari

1.000 berlian dalam palet Frosty White. Kalung berkonstruksi dasar emas putih ini menawarkan enam konfigurasi berbeda untuk dilepas pasang. Termasuk di antaranya: anting berhiaskan berlian dan batu kristal; cincin dengan berlian 3,08 karat berpotongan zamrud dan sertifikat DFL II A; cincin berlian berpotongan soliter; liontin yang dapat dilepaskan menjadi bros; dan klip yang digunakan sebagai pengait jaket. Masih bernuansa senada

adalah seri Moon White dengan kalung tiga untai berhiaskan 175 mutiara Akoya dan pengait berlian. Sang kalung dapat dilepas pasang menjadi jepit rambut, bros kembar, serta anting berkonstruksi dasar emas putih dengan dua mutiara Akoya 11,65 karat dan berhiaskan berlian.

Anda juga dapat menemukan inspirasi Art Deco pada seri Green Garden dengan zamrud dari Zambia sebagai objek utama. Seri ini terdiri dari cincin berkonstruksi dasar platinum berhiaskan berlian dengan batu zamrud 6,25 karat berpotongan cushion dan lapisan pernis hijau. Selanjutnya adalah liontin bermaterialkan platinum dengan dua zamrud berlapiskan pernis hijau sebesar 8,03 karat.

Seri lain yang tak kalah mengundang decak kagum terdiri dari: kalung Rolling Red berkonstruksi dasar emas putih berhiaskan berlian dengan siluet bak ular yang didominasi oleh 17 batu rubi bundar dari Mozambik seberat 18,82 karat, serta dapat dilepas pasang menjadi liontin dan anting; seri Lemon Slice yang terbilang sederhana dengan liontin berlian bersiluet Art Deco, serta berkontras apik terhadap temali kulit dalam opsi warna kuning, merah, hijau, biru, dan hitam; seri Mega Pink yang menempatkan batu turmalin berpotongan baguette dan cabochon dan pernis merah muda sebagai daya pikat utama pada sebuah bros; dan tiga anting mungil bermaterialkan emas putih dengan taburan berlian dan safir biru, kuning, dan pink untuk seri Color Block.

Bersama dengan CEO Boucheron, Hélène PoulitDuquesne, Claire berhasil mengukuhkan unsur kontemporer—sesuai lanskap sosial kini—yang ingin diraih sang brand. Khususnya dengan konfigurasi lepas pasang dan konsep gender netral yang diusung agar dapat dikenakan oleh pria maupun wanita.

CRAFT 96
Anting dengan dua zamrud dari Zambia dengan batu zamrud 8,03 karat dan berlapiskan pernis hijau Bros Mega Pink dengan batu turmalin berpotongan baguette dan cabochon berlapiskan pernis merah muda Cincin Hypnotic Blue berkonstruksi dasar emas putih dan berlian dengan sematan safir Ceylon 6 karat berpotongan cushion Bros Rolling Red bermaterialkan emas putih berhiaskan berlian dan 17 batu rubi berpotongan oval dari Mozambik dengan total 18,82 karat

TIME AND SPACE: EMILY JAURY

Memahami kegigihan berbisnis seorang Emily Jaury

Bukan sembarang menjerumuskan diri, ketertarikan Emily Jaury terhadap dunia fashion bermula sedari dini. Jika mengenalnya sejak belia, melihat Emily mengenakan sepatu hak tinggi Manolo Blahnik milik sang ibu dan berpura-pura menjadi kontestan America’s Next Top Model bukanlah pemandangan asing. Kemudian ia bertolak ke Los Angeles untuk mengenyam pendidikan di University of Southern California dengan gelar Administrasi Bisnis.

Saat bermukim di kota multikultural tersebut, ia acapkali berbelanja daring sehingga terinspirasi untuk membangun bisnis serupa di Indonesia. Bersama sahabatnya—Dewi Purwati, Emily mendirikan Love and Flair pada tahun 2017 sebagai platform ritel daring bagi ragam busana dan aksesori karya label lokal premium. Berkat penawaran produk yang terkurasi dengan baik dan pengaruh Emily sebagai ikon gaya dengan lebih dari 70 ribu pengikut di Instagram, Love and Flair kini memiliki tiga butik fisik di Plaza Indonesia (Jakarta), By The Sea (Jakarta) dan Tunjungan Plaza (Surabaya).

Kini fokus wanita di balik brand Comfort Knit dan bodies.co ini terletak pada meluaskan skala bisnisnya, serta menjaga keseimbangan antara karir dan kehidupan personalnya. Ia menghabiskan waktu luangnya dengan mendengarkan lagu dan menelusuri platform makanan daring untuk mencari menu makan malam bersama suami. Kepada CROWN, friend-of-the-brand Cartier ini berbagi cerita tentang kegigihan dalam perjalanan bisnisnya.

Bagaimana Anda mendeskripsikan waktu?

Rangkuman peristiwa di mana kita memaknai setiap kejadian di masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Bisakah Anda berbagi pelajaran berharga yang diperoleh dari perjalanan karir sejauh ini?

Pekerjaan—apapun jenisnya—tidak selalu terasa mudah, tetapi Anda akan menjadi lebih andal mengatasi tantangan yang timbul seiring berjalannya waktu. Ketika mulai berkarier di umur 20 tahun, saya begitu ingin membuktikan kemampuan dengan bekerja semaksimal mungkin hingga melupakan kesejahteraan jiwa. Kini saya lebih memprioritaskan diri dan sadar bahwa identitas saya tidak didefinisikan oleh karir yang saya emban.

Adakah peristiwa signifikan dalam bisnis Anda yang berdampak pada pengembangan diri secara menyeluruh?

Ketika gudang Love and Flair terbakar dan menghanguskan 80% dari stok kami dalam hitungan jam, saya merasa sangat terpukul. Tetapi saya bersyukur memiliki mitra dan tim yang begitu tanggap bekerja di bawah tekanan. Saat itu kami hanya berorientasi pada solusi untuk mengendalikan krisis. Kejadian tersebut merupakan momen pembelajaran besar bagi kami. Rasanya lega setelah berhasil melaluinya dengan tangguh dan lapang dada.

Dapatkah Anda berbagi cerita sentimental di balik jam tangan atau perhiasan yang Anda miliki?

Orang tua saya selalu mengenakan jam tangan setiap harinya. Ibu saya memiliki koleksi yang dipakai secara bergantian setiap minggunya. Di sisi lain, ayah saya selalu memakai jam tangan persis dengan yang dikenakan di hari pernikahannya 30 tahun lalu. Saya pun tergugah untuk melakukan hal yang sama dan mengenakan jam Panthère de Cartier saya setiap hari selama 30 tahun lamanya.

Apa pendapat Anda mengenai Cartier?

Menurut saya Cartier adalah simbol elegansi, kecantikan, dan inovasi. Seluruh desainnya klasik dan tak lekang waktu, namun tetap memesona. Saya menyukai moto “jangan mengimitasi, teruslah berinovasi” yang diemban sang brand. Bagi saya, Cartier selalu terdepan dan inspiratif, bahkan berabad-abad sejak ditemukan pada tahun 1800-an. Saya merasa bangga mengenakan Cartier, terlebih setelah mengetahui riwayat dan peninggalannya.

Jika harus memilih, apa kreasi Cartier favorit Anda?

Cincin Maillon Panthère pemberian suami saya. Sesungguhnya ini merupakan cincin nikah kami yang dibeli sepasang. Milik saya adalah versi emas putih berhiaskan berlian, sedangkan suami saya memilih versi platinum. Cincin ini seketika menjadi perhiasan paling berharga bagi saya.

Adakah aspek tertentu dari Cartier yang beresonansi dengan nilai personal yang Anda pegang dalam hidup? Pendekatan Cartier dalam mendesain dilandasi oleh pikiran terbuka, kreativitas, dan kuriositas. Selaras dengan pendekatan tersebut, saya memiliki keingintahuan tinggi sejak kecil, sehingga terdorong untuk meraih level pencapaian selanjutnya. Bagi saya, mendobrak batasan dan bermimpi besar adalah langkah yang sangat berani.

CRAFT 98
Emily mengenakan cincin dan jam tangan Panthère de Cartier

Orang istimewa adalah yang sederhana ketika berucap, namun hebat dalam bertindak

CONFUSIUS

SOUL

NORQAIN

Menggaungkan spirit petualangan lewat koleksi pemikat atensi

Sejak debutnya pada tahun 2018, Norqain telah memercik percakapan di kalangan para pencinta jam tangan. Bagaimana tidak? Brand yang didirikan oleh Ben Kuffer ini mendapatkan dukungan penuh dari sejumlah veteran horologi. Mereka adalah Marc Küffer (ayah Ben dan pendiri Roventa-Henex SA), Ted Schneider (mantan CEO dan pemegang saham Breitling), serta Mark Streit (atlet hoki es asal Swiss). Maju cepat ke tahun 2019, sosok legendaris Jean-Claude Biver turut bergabung sebagai penasihat brand basis Nidau tersebut.

Daftar pencapaian Norqain pun kian bertambah seiring berjalannya waktu. Yang pertama—dan paling signifikan—adalah presensi global hingga lebih dari 100 titik penjualan hanya dalam kurun waktu 5 tahun. Di samping itu, Norqain berhasil menggaet Kenissi— manufaktur tersohor asal Swiss—dalam proses pengembangan movement berkinerja prima. Terdapat setidaknya tiga alasan di balik perkembangan pesat Norqain, yaitu kreasi inovatif tanpa mengkompromikan kualitas, serta kode etis yang dijunjung.

Bicara kreasi, penawaran Norqain kini terbagi menjadi tiga koleksi besar: Adventure, Freedom, dan Independence. Masing-masing memiliki ciri khas berbeda, meskipun tetap bertumpu pada spirit petualangan dan komunitas yang kental. Sebagaimana didemonstrasikan oleh kolaborasi dengan sejumlah instansi, seperti National Hockey League Players Association (NHLPA), New York City Marathon, The Butterfly Help Project, Hakuna Mipaka milik Dean Schneider, #tide, dan Matterhorn Ultraks.

Dengan penawaran mengesankan yang sarat detail, tak heran bila Anda akan dihadapkan pada kebingungan dalam membeli jam tangan Norqain pertama Anda. Pada kesempatan ini, Daniel Aellig selaku Chief Commercial Officer Norqain akan membantu Anda mengerucutkan pilihan. Berikut lima rekomendasi favorit Daniel beserta wawasan istimewa di baliknya.

Norqain Independence Wild One 42 mm

“Independence Wild One adalah koleksi paling inovatif dalam penawaran kami. Jam berdiameter 42 mm ini dikreasikan oleh Jean-Claude Biver, Ben Küffer, dan BIWI perusahaan basis Swiss yang berfokus pada eksplorasi material. Hasilnya adalah material ringan nan tangguh bernama NORTEQ yang dipadukan dari serat karbon dan polimer berteknologi tinggi. Bagian case—terdiri dari 25 komponen—dikonstruksikan dengan teknik roti lapis untuk menjamin ketahanan terhadap guncangan. Menurut saya, ini adalah jam tangan olahraga berkinerja tinggi yang cocok untuk aktivitas luar ruangan layaknya bermain golf dan bersepeda.”

Norqain Freedom 60 Chrono 43 mm

“Saya merekomendasikan Norqain Freedom 60 Chrono untuk pencinta estetika jam lawas. Hadir dalam diameter 43 mm, terdapat tiga model yang menyuguhkan warna dial berbeda: hitam, biru gelap, dan putih-krem. Masing-masing warna disenadakan dengan jendela tanggal di antara posisi angka 4 dan 5. Impresi lawas diperkuat oleh case bersiluet cembung khas era ‘60-an bermaterialkan 316L stainless steel dengan sentuhan akhir satin. Elemen desain yang tak kalah menonjol adalah jahitan ala Norqain—dua huruf N bak puncak gunung terbelah—pada temali alcantara cokelat.”

SOUL / HOW TO BUY
102

Norqain Adventure Neverest Glacier 40 mm

“Norqain Adventure Neverest Glacier tak hanya ditawarkan untuk tujuan komersil semata, melainkan dengan sebab mulia di baliknya. 10% hasil penjualan jam akan disalurkan kepada The Butterfly Help Project, sebuah organisasi amal dengan fokus terhadap akses pendidikan bagi anak-anak yang terdampak musibah gempa di Nepal tahun 2014 silam. Bicara desain, jam ini dinaungi oleh case berdiameter 40 mm dan dial warna putih yang mengusung corak bak retakan gletser. Selain itu Anda dapat menemukan pelat berukiran ‘Neverest’ dan pelindung crown pada sisi case. Jam ini ditenagai oleh movement mekanis otomatis Calibre NN20/1 yang dimanufaktur oleh Kenissi dan tersingkap indah dari bagian caseback.”

Norqain Independence Wild One Hakuna Mipaka

“Norqain Independence Wild One Hakuna Mipaka merupakan opsi sempurna bagi para kolektor edisi terbatas. Jam ini dibuat secara kolaboratif dengan Dean Schneider selaku partner Norqain sekaligus sahabat Ben. Inspirasi utama jam adalah peran yang diemban Dean sebagai duta margasatwa, khususnya dalam konservasi singa. Bukan sumber inspirasi semata, Dean turut terlibat dalam proses pengembangan jam, sebagaimana dimanifestasikan pada dial dan temali karet vegan bercorak bulu singa. Elemen spesial lain terletak pada pasir merah yang diinjeksikan dalam peredam guncangan di bagian case. Meski tidak kentara, material ini begitu istimewa karena dibawa langsung ke Swiss dari pusat rehabilitasi satwa yang didirikan Dean di Afrika Selatan. Pada bagian caseback, terdapat logo HAKUNA MIPAKA dan nomor urutan edisi terbatas.“

Norqain Adventure Sport Chrono 44 mm

“Hadir dengan diameter 44 mm, Norqain Adventure Sport Chrono merupakan jam tangan terbesar dalam portofolio Norqain. Selain fitur chronograph, jam ini turut menyoroti desain dial nan distingtif dengan logo Norqain yang melatari tiga lingkar penghitung. Bagian case mengusung material 316L stainless steel berlapiskan DLC. Jam ini hadir dengan temali Nordura berwarna khaki, pelat Norqain pada sisi case, serta caseback safir yang memaparkan mesin Calibre NN18 di dalamnya. Ini merupakan salah satu penawaran Norqain favorit saya.”

103

WHO Chopard

WHAT Presentasi koleksi My Happy Hearts dalam momen Hari

Kasih Sayang yang disemarakkan dengan lokakarya menghias

wadah perhiasan oleh Ruang Kreasi. Tamu undangan meliputi

Astrid Satwika, Lyla Andalucia, Yovita Lesmana, dan beberapa pelanggan VIP Chopard.

WHEN 14 Februari 2023

WHERE Butik Chopard di Plaza Indonesia, Jakarta

EVENT
104

WHO Breitling

WHAT “Run with Breitling” sejauh 5 km dari Plaza

Senayan hingga area Gelora Bung Karno, Jakarta. Diikuti

oleh 10 pelanggan Breitling dan 10 anggota komunikas

lari, acara ini ditutup oleh pratinjau eksklusif sejumlah jam

tangan di butik Breitling dan sesi doorprize

WHEN 25 Februari 2023

WHERE Butik Breitling di Plaza Senayan, Jakarta

105

PERPETUAL CALENDAR

Mengejar kesempurnaan instrumen waktu lintas abad

Anung Kamaswara

Fitur kalender abadi memungkinkan sang pemakai untuk mengetahui waktu dan tanggal secara aktual tanpa perlu disesuaikan (sepanjang mesin jam beroperasi). Jam ini diprogram untuk menampilkan jumlah hari dalam bulan tertentu—misalnya 31 hari di bulan Januari dan 30 hari di bulan November—serta tahun kabisat. Dengan demikian, jam dengan kalender abadi akan menampilkan tanggal 29 Februari di tahun berkelipatan empat secara otomatis.

Ketepatan kalender abadi pada jam akan berlangsung dalam waktu sangat lama, tergantung rentang antara tahun pemakaian pertama dengan tahun abad non kabisat terdekat di masa depan (tahun berkelipatan seratus yang tidak habis dibagi 400).

Jika Anda mulai memakainya sekarang, ketepatan fitur kalender abadi akan bertahan hingga tahun 2100 nanti. Pada awal abad 22, Anda—jika dianugerahi umur yang sangat panjang—atau sang pewaris arloji harus menyetel ulang komplikasi tersebut agar akurat hingga tahun 2200. Lain halnya jika jam perpetual calendar dipakai pada tahun 2300—meningkatkan ketepatannya hingga dua abad mendatang—karena tahun 2400 adalah tahun kabisat.

Berkat tingkat kesulitan dan ketelitian yang diperlukan dalam proses pembuatannya, jam berfitur kalender abadi dijual dalam kisaran harga tinggi. Dalam portofolio suatu brand, koleksi perpetual calendar umumnya dihargai 4 hingga 10 kali lipat dari jam tangan otomatis tanpa komplikasi. Pemeliharaan berkala amat dibutuhkan untuk menjaga kinerja fitur kalender abadi. Karenanya, pemilik jam dianjurkan untuk menyimpannya dalam watch winder ketika tidak digunakan dalam waktu lama.Berikut sejumlah brand dengan rilisan kalender abadi dalam penawarannya, serta riwayat singkat di baliknya.

QUANTUM LEAP

IWC Portuguese Perpetual Calendar Digital Date-Month Ref. IW397204

Sejak debut Da Vinci Perpetual Calendar pada tahun 1985, IWC terus berupaya menciptakan fitur kalender abadi dengan ketepatan sesuai kalender Gregorian. Bahkan, beberapa iterasi kalender abadi IWC memiliki ketepatan waktu hingga tahun 2499, meski harus disetel ulang setiap abad. Movement sejumlah model ini memiliki cadangan daya hingga 7 hari lamanya (sekitar 2-4 kali lipat dari jam otomatis pada umumnya). Bicara desain, rilisan-rilisan IWC menghadirkan kontras apik antara jarum penanda klasik, serta tampilan tanggal dan bulan dalam format digital

106 SOUL / CLASS IN SESSION

FIRST HAND

Pada tahun 1925, Patek Philippe menciptakan sebuah jam tangan dengan komplikasi kalender abadi. Bernomor referensi 97975, model ini dibuat atas permintaan khusus dari Thomas Emery—kolektor asal Amerika Serikat—yang menjadi pemilik pertama jam tangan kalender abadi. Seiring berjalannya waktu, brand yang dirintis Antoni Patek dan Adrien Philippe ini terus menelurkan segenap model kalender abadi, termasuk dalam salah satu lini ikonisnya, Nautilus.

THIN LINE

Salah satu nama horologi tertua, Breguet, turut berperan penting dalam riwayat jam tangan kalender abadi. Bertajuk Breguet No.2516, jam rilisan tahun 1929 ini memiliki profil pipih dengan siluet persegi panjang. Bertajuk ‘The Dollfus’, nama ini mengacu pada marga keluarga Prancis pembeli sang komplikasi mutakhir. Kini Breguet memiliki berbagai jam tangan dengan fitur kalender abadi, beberapa di antaranya hadir dengan dial berteknik dekorasi multi-guilloché

THE AUDACITY OF HOPE

Saat krisis kuarsa melanda dunia horologi pada dekade ‘70-an, Audemars Piguet berhasil berdiri kokoh berkat dua koleksi ikonisnya: Royal Oak dan model kalender abadi bertajuk Ultra-Thin Automatic Perpetual Calendar. Kedua model tersebut dirilis dengan harga menjulang tinggi, begitu kontras dengan mesin kuarsa yang digilai berkat harga terjangkaunya di masa itu. Nyatanya, nyali serta kegigihan tim Audemars Piguet berbuah manis dengan membanjirnya pesanan dari kalangan aristokrat. Kemudian brand basis Le Brassus ini terus menelurkan sejumlah model kalender abadi dalam lini Royal Oak.

Audemars Piguet Royal Oak Perpetual Calendar Ref. 26574OR. OO.1220OR.O3
Breguet Classique Grande Complication Ref. 5447
Patek Philippe Nautilus Perpetual Calendar Ref. 5740/1

Audemars Piguet

Plaza Indonesia

Level 1, Unit 170

Tel: 021 2992 3982

Bell & Ross

Pacific Place

Level Ground, Unit 88A

Tel: 021 51402711

Blancpain

Tersedia di butik The Time Place

Breitling

Plaza Senayan

Level 1, Unit 117B – 119B

Tel: 021 2967 8512

Breguet

Tersedia di butik The Time Place

Boucheron

The Shoppes Marina Bay Sands

Singapura L1-56

+65 6737 1313

Temukan jam tangan yang Anda baca di CROWN

Bulgari

• Plaza Indonesia

Level 1, Unit 133 – 157-158

Tel: 021 3192 6661

• Plaza Senayan

Level 1, Unit 145C-147C-151C

Tel: 021 5790 0140

• Pacific Place

GF, Unit 35A-B

Tel: 021 5797 3850

Cartier

• Plaza Indonesia

Level 1, Unit 138 – 139

Tel: 021 314 1916

• Plaza Senayan

Level 1, Unit 119A, 121A, 125A

Tel: 021 572 5238

Chopard Plaza Indonesia

Level 1, Unit 182B

Tel: 021 2992 4350

Corum

EBI Watch - Fairgrounds SCBD

Level Basement

Tel: 021 5155011

Franck Muller

The Shoppes Marina Bay Sands

Singapura L1 - 55/55A

Tel: +65 6634 8825

Girard-Perregaux

The Hour Glass

Ngee Ann City Singapura #01-02

Tel: +65 6734 2420

Grand Seiko

EBI Watch - Fairgrounds SCBD

Level Basement

Tel: 021 5155011

Hublot

Tersedia di butik The Time Place

INTime

• Grand Indonesia

West Mall, Unit G19

Tel: 021 2358 1208

• Mal Kelapa Gading 3

GF, Unit G42

Tel: 021 4584 8977

• Central Park

GF, Unit G-117B

Tel: 021 5698 5156

• Paris Van Java Bandung

Resort Level, Unit B-35

Tel: 022 820 64135

• Sun Plaza Medan

GF, Unit C31- 32

Tel: 061 8051 2538

IWC

Tersedia di butik The Time Place

STOCKIST 108

Jaeger-LeCoultre

Tersedia di butik The Time Place

Louis Vuitton

• Plaza Indonesia

Tel: 021 310 7581

• Plaza Senayan

Tel: 021 572 5139

• Pacific Place

Tel: 021 5140 0575

MB&F

www.mbandf.com

Norqain

Wisma Atria Singapura

#02-33/34

+65 6355 9267

Patek Philippe

Plaza Indonesia

Level 1, Unit 35–38

Tel: 021 3192 6632

Piaget

Tersedia di butik The Time Place

Rolex Plaza Indonesia

Level 1, Unit 69 & 70A

Tel: 021 2992 3982

TAG Heuer

• Central Park

GF, Promenade 002

Tel: 021 2920 0422

• Pacific Place

GF, Unit G-16A

Tel: 021 5797 3725

• Plaza Indonesia

Level 1, Unit 129 – 130

Tel: 021 2992 3990

• Plaza Senayan

Level 1, Unit 155C

Tel: 021 5725137

• Senayan City

GF, Unit G-53

Tel: 021 7278 1601

The Time Place

• Pacific Place

GF, Unit 12 A-B

Tel: 021 5140 2796

• Plaza Indonesia

Level 1, Unit 165 – 168

Tel: 021 310 7715

• Plaza Senayan

Level 1, Unit 122 – 128B

Tel: 021 572 5759

• Tunjungan Plaza 4 Surabaya

UG, Unit 30 – 37

Tel: 031 532 7991

Tissot

• Plaza Senayan

Level 2, Unit #E24A

Tel: 021 5785 5241

• Grand Indonesia

West Mall Lantai 1, Unit WM-1#02

Tel: 021 2358 0449

• Pondok Indah mall 2

Level Ground, Unit 30

Tel: 021 572 5822

• Mal Kelapa Gading 3

Ground Floor, Unit LG-32

Tel: 021 4585 3775

Urwerk

The Hour Glass

Tong Building Singapura

#11-01, 302 Orchard Road

Tel: +65 6787 2288

Vacheron Constantin

ION Orchard Singapura

#02-07, 2 Orchard Turn

Tel: +65 6509 8800

Zenith

Tersedia di butik The Time Place

BERLANGGANAN SEKARANG!

CARA BERLANGGANAN

Kunjungi www.crownwatchblog.id/berlangganan atau pindai QR Code di halaman ini untuk mengisi formulir berlangganan

BIAYA BERLANGGANAN MAJALAH

Berlangganan per tahun (4 edisi)

Rp 280.000

Untuk info lebih lanjut, hubungi kami di email: subscribe-magazine@crownwatchblog.id

AUDEMARS PIGUET CALIBRE 1000

Jika diumpamakan, Calibre 1000—dengan segenap komplikasi mutakhirnya—hadir

bak kalkulator mekanis dengan mesin berkinerja tinggi alih-alih movement jam tangan pada umumnya. Sesungguhnya, mesin ini adalah wujud aktualisasi dari pengembangan yang dilakukan secara menahun oleh Audemars Piguet. Dengan 23 komplikasi dan 40 fungsi, movement ini berhasil merangkum kepiawaian mumpuni sang brand di ranah riset dan perkembangan dalam satu dekade terakhir. Komplikasi paling eminen milik sang mesin adalah Grande Sonnerie Supersonnerie, mekanisme dentingan ternyaring dalam movement sebuah dress watch. Kemudian Audemars Piguet menginkorporasi komplikasi mutakhir lainnya ke dalam jam tersebut seperti chronograph rattrapante, fitur perpetual calendar yang dapat disetel mundur, dan flying tourbillon. Kian menakjubkan, movement ini hadir dalam ukuran ramping— dengan lebar 34,3 mm dan ketebalan 8,75 mm—begitu sempurna bagi jam Code

11.59 Ultra-Complication Universelle RD#4 yang menaunginya. Penyetelan dapat dilakukan lewat tiga tombol dan crown pada sisi kanan case. Untuk mencegah penyetelan yang tidak disengaja, sebuah pengaman turut hadir terselubung dalam movement. Jika melihat bagian dial jam ini, Anda tidak akan menyadari kerumitan di dalam Calibre 1000. Sungguh sebuah pencapaian tiada tara.

CASEBACK 112
WWW.CROWNWATCHBLOG.ID Nikmati informasi menarik terkini seputar dunia jam tangan di mana saja dan kapan saja dari perangkat favorit Anda. Your Go-To Resource for Everything Timepiece facebook.com/crownwatchblogid @crownwatchblog.id A PROUD MEMBER OF TIME INTERNATIONAL GROUP
S er v i c e C en t e r : Cen te nn i al Tow er, 2 8 th F lo o r Jl G a tot S ubr oto Kav 24 & 2 5 J a ka rt a 1 2 93 0 Phone: +62 21 2 935 3595 Ema i l: time c ar e@tim e co.i d

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

AUDEMARS PIGUET CALIBRE 1000

0
pages 114-115

PERPETUAL CALENDAR

2min
pages 108-110

NORQAIN

3min
pages 104-107

TIME AND SPACE: EMILY JAURY

2min
pages 100-102

KOLEKSI LIKE A QUEEN MENJADI INTERPRETASI KONTEMPORER DARI KARYA PERHIASAN IKONIS BUCHERON YANG TELAH MEMIKAT SELERA PARA BANGSAWAN

2min
pages 98-99

MAJESTIC ORNAMENTS

1min
pages 96-97

UP IN THE AIR

1min
pages 94-95

FEMINITAS

1min
page 93

FLAWLESS BEAUTIES

1min
pages 90-92

JOYFUL OPULENCE

3min
pages 87-89

“UR-112 AGGREGAT BACK TO BLACK ADALAH WUJUD ABSURDITAS

0
pages 82-86

ENGINEERING MARVEL

0
pages 80-81

GOLD STANDARD

1min
page 79

“HERMÉS H08 HADIR BAK ANGIN SEGAR

1min
pages 76-78

SPORTY MEASURE

0
page 75

THROUGH FIRE AND SHADOW

1min
pages 71-74

DOWN THE RABBIT HOLE

1min
pages 66-69

LEAN, MEAN, PERPETUAL MACHINE

1min
pages 62-65

STILLWATER RUNS DEEP

2min
pages 59-61

MAGNIFICENT TECHNIQUES

4min
pages 55-56

TIME FREEZE

3min
pages 51-54

“BELL & ROSS DAN TARA OCEAN FOUNDATION BERBAGI TUJUAN MULIA YANG SAMA, YAITU UNTUK MENGEKSPLORASI LAUTAN DAN MEMBUAT PERUBAHAN”

2min
pages 49-50

DIVING WITH A PURPOSE

1min
pages 47-48

ZENITH

0
pages 44-46

TAG HEUER

0
pages 42-44

MOMENTUM MARVELOUS

4min
pages 36-42

RESTORING OUR BLUE PLANET

4min
pages 32-35

SOARING HIGH

3min
pages 26-31

CHICCO JERIKHO

1min
pages 23-25

WINKY WIRYAWAN

1min
page 22

VACHERON CONSTANTIN

1min
page 21

COOL REFRESHMENT

1min
pages 19-20

HIGHWAYS AND BYWAYS

1min
page 18

RARE FINDS

1min
pages 16-17

MIDAS TOUCH

1min
pages 14-15

TIME TO REACH YOUR STAR

1min
pages 7-9
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.