Raka
: Kan bisa ditumpuk menjadi menara, terus dilemparnya bisa pakai sandal atau bola.
Bu Lina
: Bagaimana dengan teman-teman yang lain? Apakah kita akan mencoba main ganepo menggunakan kaleng?
Berto
: Mainnya yang pakai ranting berarti besok pagi?
Bu Lina
: Iya, boleh seperti itu, apabila yang lain juga setuju.
Anak-anak akhirnya sepakat mencoba main ganepo menggunakan kaleng dengan alat pelemparnya bola karet. Ketika permainan sudah berjalan dua putaran, Bu Lina mengajak anak-anak untuk berbincangbincang. Bu Lina
: Bagaimana rasanya main ganepo menggunakan kaleng?
Caca
: Gampang sekali, Bu, nyusun menaranya.
Syakil
: Menurutku malah terlalu gampang... tantangannya kurang.
Bu Lina
: Mengapa kalian berpendapat seperti itu?
Dina
: Kaleng-kaleng itu gampang sekali ditumpuknya. Sekali coba pasti langsung jadi. Beda kalau pakai pecahan pot atau sandal.
Raka
: Kalengnya juga besar, jadi gampang dilempar pakai bola.
Bu Lina
: Apa yang bisa kalian lakukan supaya ganepo yang pakai kaleng menjadi lebih menantang?
Berto
: Apa, ya?
Bu Lina
: Mungkin dengan mengubah aturan mainnya?
Caca
: Apa jaraknya yang lebih jauh? Tadi kan 10 langkah, diubah jadi 15 langkah. Biar lebih susah melempar menaranya.
Bu Lina
: Ide yang bagus, Ca. Ada lagi yang punya ide berbeda?
Syakil
: Yang jaga berhitungnya sampai 15.
Bu Lina
: Mengapa yang jaga harus tambah banyak menghitungnya?
Syakil
: Nyusun kalengnya, kan gampang banget, jadi yang jaga harus menghitung lebih lama supaya pemain lain tidak terburu-buru mencari tempat sembunyi.
102
Gambar 3.42 Tumpukan kaleng untuk bermain ganepo Sumber foto: KB Little Star Kids Activity Centre Salatiga (2021)
Buku Panduan Guru Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk Satuan PAUD