alam bisa dijadikan pupuk. Sementara sampah yang di tempat sampah warna kuning berisi sampah plastik, dan sampah di tempat sampah warna biru yang berisi kertas, bisa menjadi uang. Bayu
: Kok bisa jadi uang Pak ?
Pak Damar : Menurut kalian, bagaimana sampah plastik dan kertas bisa jadi uang? Marta
: Maksudnya bisa dijual begitu, Pak ?
Andi
: Kalau dijual, siapa yang mau beli?
Pak Damar : Kita bisa jual ke penjual rongsokan yang suka lewat depan sekolah atau ke bank sampah. Ida
: Wah...kalau begitu kita jual saja sampah plastik dan kertasnya.
Anak-anak menyambut ide Ida dengan penuh semangat. Pak Damar : Nah, kalau sampah organik sudah dijadikan pupuk, sampah kertas dan plastik dijual, hanya tinggal sampah yang di tempat sampah warna merah, sampah B3, dan sampah yang di tempat sampah warna abu-abu, yaitu sampah residu. Apa yang bisa kita lakukan dengan kedua jenis sampah tersebut, ya? Andi
: Kalau dijual nggak laku, ya?
Pak Damar : Sampah residu dan sampah B3 tidak laku dijual. Untuk kedua jenis sampah ini memang membutuhkan tenaga ahli dan mesin khusus yang bisa memprosesnya lebih lanjut. Jadi, kita serahkan ke petugas sampah. Ida
: Berarti, sampah yang dibuang ke TPS tinggal sedikit ya, Pak?
Pak Damar : Iya betul...yang dibuang ke TPS tinggal sampah B3 dan residu. Kita telah mengetahui bahwa sampah residu dan B3 sulit didaur ulang. Apakah kalian mempunyai ide untuk mengurangi sampah residu dan B3? Bayu
: Minum susunya, susu segar saja.
Marta
: Gak usah makan permen.
Ida
: Bekalnya yang buatan Bunda saja, gak pakai kemasan.
Andi tiba-tiba menyela, dan berkata lantang, “Aku tahu. Bekas kemasannya dibuat tas kayak tanteku itu, lho.” Bayu
34
: Tapi….bagaimana dengan masker? Masker kan harus ganti terus. Berarti tetap banyak sampah B3-nya.
Buku Panduan Guru Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk Satuan PAUD