![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/68a57020347d60b525313701005d9915.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/68a57020347d60b525313701005d9915.jpeg)
Nama Gereja Alamat
MURID KRISTUS MELAYANI SEPERTI DIA
Buku Murid Remaja Triwulan 4, tahun 2022
ISBN 978-623-5258-32-4
Penulis
Dyah Erwina Hadiningtyas Editor
Trisanti Karolina Napitu Layout & Ilustrasi Cover Garrick Gisala Kurnia
Kritik dan Saran smbaptis.llb@gmail.com Instagram: @smbaptis.llb
Penerbit
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/c99535acd0be7269292cc59a7d30784a.jpeg)
Lembaga Literatur Baptis Jl. Tamansari 16, Bandung 40116 Tlp. (022) 4203484; Fax (022) 4239734
Email: penerbitbaptis@gmail.com Anggota IKAPI
DAFTAR ISI
PRAKATA
Perkunjungan kepada yang Sakit/ 1
Mari Memuji Tuhan/ 4
Pengabdian Harta/ 7
Dipanggil untuk Memberitakan Injil/ 11
Paulus, Teladan Melayani dengan Segenap Hati/ 15
Tetap Memberitakan Injil/ 19
Ibadah yang Sejati/ 23
Melayani Kristus dengan Melayani Orang Lain/ 27
Berbuat Baik kepada Kawan Seiman/ 31
Ketaatan Maria/ 35
Ketaatan Yusuf/ 39
Kelahiran Yesus/ 43
Menyambut Sang Raja/ 47
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/22fa813737db936a55a39cfea54e8046.jpeg)
PRAKATA
Puji Tuhan, kita tiba pada Triwulan 4, tahun 2022!
Mengakhiri tahun 2022 ini, pelajaran demi pelajaran sepanjang Triwulan 4 akan fokus pada tema: “Murid Kristus Melayani Seperti Dia.” Tema ini masih menjadi satu kesatuan dengan tema tahun 2022, “Berkualifikasi sebagai Murid Kristus”, dengan tujuan: Mempersiapkan peserta Sekolah Minggu agar berpengetahuan dan menjunjung tinggi ajaran Alkitab tentang kualifikasi murid Kristus yang sehat, misioner dan relevan.
Untuk tetap mengingatkan kita pada rangkaian tema sepanjang tahun ini, berikut kami tampilkan kembali urutannya seperti di bawah ini:
Triwulan 1
Murid Kristus Menyangkal Dirinya
Triwulan 2
Triwulan 3
Murid Kristus Memikul Salibnya Murid Kristus Mengikut-Nya
Triwulan 4
Murid Kristus Melayani Seperti Dia
Kiranya kalian masih mengingat apa yang sudah pernah dipelajari dalam triwulan pertama sampai dengan ketiga. Mari coba mengumpulkan koleksi buku-buku kalian sepanjang triwulan yang sudah dilewati, sembari membuka dan mengingat-ingat pelajaran-pelajaran apa saja yang sudah kalian pelajari. Tentu ada banyak sekali pelajaran yang mencelikkan, berkesan, menghibur hingga menguatkan kalian, bukan? Puji Tuhan.
Selamat mempersiapkan diri dalam belajar. Gunakanlah Buku Murid dengan baik. Bacalah uraian dalam Buku Murid dan nas yang disebutkan, pelajari dan berikan jawaban atas pertanyaan yang disebutkan. Semuanya itu dilakukan sebelum kalian masuk kelas pada hari Minggu. Bawalah Alkitab dan bekerjasamalah dengan guru kalian dalam mempersiapkan pertemuan demi pertemuan di kelas yang menyenangkan. Kiranya Roh Tuhan akan menolong, membimbing, dan membuat semuanya berhasil.
“Setiap pagi Ia membangkitkan hasratku untuk mendengarkan ajaran-Nya bagiku. TUHAN memberi aku pengertian; aku tidak berontak atau berbalik daripada-Nya.” (Yesaya 50:4b-5, BIS).
Redaktur
Pelajaran 1
Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia.
(Yakobus 5:15a)
Kompetensi Belajar
Murid memahami tentang pentingnya berkunjung dan berdoa bagi yang sakit.
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan
Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca.
Senin Mazmur 132:1-3
Selasa Mazmur 132:4-6
Rabu Mazmur 132:7-9
Kamis Mazmur 132:10-12
Jumat Mazmur 133:1-3
Sabtu Mazmur 134:1-3
PERKUNJUNGAN KEPADA YANG SAKIT Yakobus 5:12-20 Pendahuluan
Sebagian besar dari kita pasti pernah mengalami kelemahan tubuh atau sakit. Salah satu hal yang paling tidak menyenangkan adalah ketika kita sakit dan harus terbaring di tempat tidur atau bahkan harus dirawat di rumah sakit. Kita merasakan tubuh yang lemah dan tidak dapat berjumpa dengan teman-teman.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/e727deae32461eca8db45195799072f4.jpeg)
Tentu kita ingat dan mungkin masih terjadi sampai saat ini, bahwa di masa pandemi Covid-19, pasien yang terinfeksi virus tersebut harus ditempatkan di ruang isolasi dan tidak boleh berjumpa orang lain secara langsung sebab virus yang ada pada tubuhnya dapat menular. Ini adalah situasi yang menyedihkan, sebab dia akan merasa kesepian dan seolah-olah diasingkan. Jangan sampai perasaan itu dialami teman-teman remaja. Oleh sebab itu, apabila ada teman yang sedang sakit, usahakan kita tetap berkomunikasi dengannya.
Hari ini kita akan belajar dari Surat Yakobus. Pada waktu itu Yakobus sedang melayani orang-
Pelajaran 1: Perkunjungan kepada yang Sakit
orang Yahudi yang baru percaya kepada Tuhan Yesus dan menjadi Kristen. Mereka mengalami banyak tekanan dari orang-orang Yahudi yang menolak Yesus. Yakobus banyak memberi nasihat, salah satunya adalah apa yang harus dilakukan jika ada saudara-saudara seiman sedang menderita atau sedang sakit. Nasihat itu pun berlaku bagi kita saat ini.
Mengunjungi Teman yang Sakit (Ayat 14)
Yakobus menasihati apabila ada jemaat yang sakit, jemaat memanggil penatua untuk datang, berdoa dan mengoles minyak. Saat ini, bila situasi memungkinkan, selain pendeta, kita sebagai saudara seiman juga sebaiknya menyediakan waktu untuk mengunjungi teman kita yang sedang sakit.
Mungkin masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa berkunjung kepada orang sakit itu penting. Bila kita mengunjungi teman kita yang sakit, mereka akan merasa diperhatikan dan hatinya terhibur. Alkitab sendiri mengatakan bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur (Amsal 17:22). Apabila kita dapat membuat hati teman kita yang sakit itu bergembira, kita ikut andil membantu proses penyembuhannya. Namun memang, ada beberapa orang yang tidak suka dikunjungi ketika sedang sakit. Alasannya karena merasa terganggu. Oleh sebab itu, perhatikan beberapa hal ini ketika mengunjungi teman yang sakit:
1. Datang bukan di jam istirahat.
2. Lebih baik membuat janji terlebih dulu, karena kita tidak tahu kondisi teman yang sakit itu.
3. Datang dengan sedikit orang. Dua atau tiga orang saja cukup. Jika banyak teman yang ingin datang, aturlah giliran berkunjung.
4. Ketika berbincang, jadikan teman yang sakit sebagai fokus perhatian, hindari mengobrol sendiri dengan teman yang berkunjung.
5. Durasi berkunjung secukupnya.
Pada saat pandemi Covid-19, kita tidak bisa leluasa untuk mengunjungi teman yang sakit secara langsung, tetapi puji Tuhan, sekarang ada teknologi yang canggih sehingga kita tetap dapat berkomunikasi dengan mereka tanpa harus hadir langsung, misalnya melalui video call atau cara virtual yang lain. Cara ini dapat kita gunakan juga apabila teman yang sakit itu berada di tempat yang jauh dari kita. Mereka pasti senang karena kita mengingat mereka.
Mendoakan Teman yang Sakit (Ayat 15-16)
Yakobus menasihati pentingnya saling mendoakan terutama ketika ada jemaat yang sakit. Mereka sangat perlu untuk didoakan. Ketika kita mengunjungi teman yang sakit, tujuan kita selain menghibur adalah mendoakannya. Biasanya kita mendoakan teman yang sakit ketika akan pulang saja, sehingga saat berdoa hanya seperti sebuah doa penutup. Ketika kita mendoakan teman yang sakit, kita harus berdoa dengan penuh iman dan sungguh-sungguh. Berdoa dengan iman artinya kita sungguh percaya bahwa Tuhan mendengar dan menjawab doa kita agar yang terbaik dialami teman tersebut. Itu sebabnya Yakobus berkata: “Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia…” (ayat 15). Tentang kesungguhan dalam berdoa, Yakobus memberi teladan Nabi Elia yang bersungguh-sungguh berdoa sehingga Tuhan mengabulkan doanya meskipun terlihat mustahil (ayat 17). Beriman dan bersungguh-sungguh merupakan kekuatan di dalam doa kita. Pokok doa apa saja yang bisa kita doakan? Kita bisa mendoakan bagian tubuh teman yang sakit, mendoakan agar dia tetap bersukacita dan tidak hilang harapan. Kita juga dapat mendoakan para tenaga kesehatan yang menolong dia, misalnya dokter atau perawat. Pokok doa lain, yaitu agar obat-obatan, makanan, minuman dan sebagainya dapat menjadi sarana efektif bagi kesembuhan. Tidak kalah penting, kita mendoakan orang tua atau saudarasaudaranya agar Tuhan memberi kesabaran dalam merawat. Jangan lupa mendoakan agar Tuhan mencukupkan biaya sebab baik dirawat di rumah atau di rumah sakit tentu memerlukan uang. Masih banyak pokok doa yang lain, termasuk hal khusus yang dapat kita tanyakan pada teman yang sakit. Jadi, sangatlah penting untuk menggunakan sebagian besar waktu
5:12-20
berkunjung kita untuk mendoakan pokok-pokok doa tersebut.
Kesimpulan
Melalui pelajaran hari ini kita diingatkan bahwa mengunjungi orang sakit itu penting. Penting sebab membuat mereka terhibur, merasa diperhatikan dan diingat sehingga tetap bersemangat dan memiliki pengharapan. Selain menghibur, kita perlu mendoakannya. Doa yang sungguh-sungguh dan penuh iman untuk kesembuhan teman yang sakit. Mari kita menyediakan waktu untuk berkunjung kepada teman atau orang yang sakit dan mendoakan mereka.
Pencapaian Belajar
1. Tuliskanlah alasan mengapa teman/orang yang sakit perlu mendapat kunjungan.
2. Sebutkan dua tujuan penting ketika kita mengunjungi orang sakit. a. b.
3. Menurutmu, bagaimana perasaan orang sakit bila didoakan?
Pendalaman
1. Penerapan: Tuliskan komitmen kalian untuk bisa menyapa dan mendoakan teman yang sakit baik secara langsung ataupun virtual.
2. Respons/Tindakan: Daftarkan pokok-pokok doa yang bisa disampaikan untuk orang yang sedang sakit. a. b. c. d. e.
Penutup
Mari bersyukur untuk teman-teman yang kita miliki dan lebih mengasihi serta peduli pada mereka khususnya yang sedang sakit. Atur jadwal untuk mengunjungi dan mendoakan mereka.
Pelajaran 2
Ayat Hafalan
“…Mari, pujilah TUHAN, hai semua hamba TUHAN, yang datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam.”
(Mazmur 134:1)
Kompetensi Belajar
Murid memahami tentang memuji Tuhan bersama di Rumah Tuhan.
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca.
Senin Maleakhi 3:1-3
Selasa Maleakhi 3:4-5
Rabu Maleakhi 3:6-7
Kamis Maleakhi 3:8-9
Jumat Maleakhi 3:10
Sabtu Maleakhi 3:11-12
MARI MEMUJI TUHAN
Mazmur 134:1-3
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/955649dbc83059f8cd09dfca5d7a120d.jpeg)
Ketika kita sedang menyukai sesuatu, entah menyukai seseorang atau menyukai sebuah benda, maka kita akan memberikan pujian untuk hal-hal itu, bukan? Kita akan menceritakan kebaikan-kebaikannya dan ingin agar orang lain juga menyaksikan dan menyetujui serta akhirnya ikut memberikan pujian. Dalam Alkitab ada Kitab Mazmur yang berisi kumpulan lagu dan syair gubahan tokoh-tokoh Alkitab. Kitab Mazmur berisi banyak syair pujian kepada Tuhan tetapi ada juga ratapan, doa minta tolong, pertobatan, dsb. Penulis Kitab Mazmur di antaranya adalah Daud, Musa, Salomo, Asaf, dan banyak yang lain. Mereka adalah tokoh-tokoh yang hidupnya dekat dengan Tuhan. Mereka menciptakan banyak syair dan lagu yang berisi puji-pujian kepada Tuhan dan ingin orang lain ikut merasakan kehebatan Allah serta memuji-Nya. Ayat Alkitab hari ini, Mazmur 134:1-3, merupakan syair dari nyanyian yang disebut “Nyanyian Ziarah” atau “Nyanyian Pendakian”. Nyanyian-nyanyian ini dinyanyikan orang Israel yang datang ke Bait Allah di Yerusalem untuk mengikuti perayaan keagamaan. Karena Bait Allah letaknya di atas bukit, maka orang-orang yang datang harus melalui banyak anak tangga. Sambil berjalan mendaki, mereka biasa melantunkan puji-pujian bagi Tuhan.
Meskipun jumlah ayat di pasal ini pendek, ada pelajaran rohani indah yang dapat kita teladani.
Memuji Tuhan oleh Siapa pun dan Kapan pun (Ayat 1)
Apakah artinya memuji Tuhan? Memuji Tuhan artinya menyampaikan kekaguman kita atas kebaikan dan kebesaran Tuhan melalui kata-kata hormat dan penyembahan. Mari melihat di ayat 1. Ayat 1 ini merupakan sebuah nyanyian ajakan kepada semua hamba Tuhan untuk memuji Tuhan di Bait Allah. Hamba Tuhan yang dimaksud oleh penulis nyanyian ini adalah imam-imam dan orang-orang Lewi yang mengurus Bait Allah. Mengenai ini, ada dua hal yang dapat kita ambil pelajaran rohaninya:
1. Kita boleh mengajak siapa pun untuk memuji Tuhan temasuk mengajak para pemimpin dan pelayan gereja. Dengan mengajak mereka memuji Tuhan, mereka diingatkan lagi betapa baiknya Tuhan yang mereka layani melalui gereja. Mungkin banyak sekali tanggung jawab yang harus dilakukan sehingga menimbulkan kejenuhan. Mengajak mereka memuji Tuhan akan mengembalikan semangat para pelayan Tuhan ini.
2. Selain mengajak para pelayan Tuhan di gereja, kita boleh saling mengajak di antara sesama jemaat untuk memuji Tuhan sebab sesungguhnya sejak kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, kita semua adalah pelayan-Nya. Dengan memuji-muji Tuhan bersama-sama, iman kita semakin dikuatkan. Itu sebabnya mengapa kita begitu bersemangat bila memuji Tuhan bersama-sama di gereja.
Selanjutnya kita dapat mengetahui bahwa lagu ini ditujukan kepada para imam Bait Allah yang melayani pada waktu malam. Pada waktu itu salah satu tugas para imam adalah untuk menaikkan nyanyian syukur dan puji-pujian bagi Tuhan tiap pagi dan petang (1 Tawarikh 23:30). Bagi kita saat ini, hal itu berarti bahwa kita juga seharusnya bersyukur dan memujimuji Tuhan setiap saat baik saat senang maupun susah, pada waktu pagi maupun di malam hari. Semakin sering kita memuji Tuhan, semakin kita merasakan kebaikan Tuhan dan iman kita semakin bertumbuh.
Memuji Tuhan dengan Sepenuh Hati (Ayat 2)
Apakah ada di antara kita ketika menyanyi di gereja, bibir kita bernyanyi tetapi pikiran kita sedang ke mana-mana? Pada saat kita bernyanyi memuji Tuhan, seharusnya hati kita ikut memuji juga. Ketika sedang membicarakan sesuatu yang hebat, tanpa sadar fisik kita, entah tangan, mimik wajah, goyangan kepala, dsb., ikut bergerak dan menunjukkan ekspresi. Demikian pula ketika kita melakukan suatu pekerjaan dengan sepenuh hati, maka kesungguhan itu terlihat dalam gerakan fisik kita, entah dahi yang berkerut, entah tangan yang cekatan, dsb. Atau ketika hati kita sedang kesal, maka jemari kita terkepal, dan mulut kita melengkung marah. Sebaliknya, apabila hati kita senang, biasanya kita bertepuk tangan. Demikian pula bila kita sepenuh hati memuji Tuhan, maka tubuh akan mendukung dengan gerakan fisik sekecil apa pun itu. Misalnya dengan menutup mata dan menautkan kedua telapak tangan di depan dada. Ketika kita menyanyi bersama-sama di gereja, jemaat bebas mengungkapkan ekspresi kesungguhan hatinya ketika memuji Tuhan, selama tidak mengganggu jemaat yang lain.
Hal berikutnya adalah mengangkat tangan ke tempat kudus. Itu artinya, pujian kita yang tertinggi dan sepenuh hati itu hanya ditujukan bagi Tuhan semata-mata sebab tempat kudus hanya milik-Nya. Tuhan satu-satunya alasan mengapa kita memuji. Kita harus jujur untuk hal itu. Kita tidak memuji Tuhan untuk menyenangkan jemaat. Kita tidak memuji Dia untuk menyenangkan diri kita sendiri. Kita memuji Tuhan untuk Tuhan.
Tuhan Memberkati Orang yang Memuji Dia (Ayat 3)
Ayat 1 dan 2 adalah syair ajakan untuk para imam dari jemaat. Ayat ketiga merupakan syair jawaban dari para imam. Ini adalah kata-kata berkat yang diucapkan oleh para imam bagi jemaat. Akhir dari ayat ini menunjukkan bahwa siapa yang memuji Tuhan dengan tulus akan diberkati Tuhan. Siapakah Tuhan? Dialah Pencipta semesta alam yang menjadikan langit
dan bumi. Tidak ada yang lebih tinggi daripada Dia. Sangat luar biasa bahwa Tuhan Allah, Pencipta langit dan bumi menerima puji-pujian kita dan kemudian Dia sendiri memberkati kita. Dia mengenal kita secara pribadi dan memberkati kita masing-masing sesuai dengan kasih karunia-Nya. Dia tahu berkat apa yang terbaik bagi kita masing-masing.
Tuhan Allah memberkati kita dari Sion. Sion merupakan lambang Kota Allah. Dia memberkati kita dari tempat kediaman-Nya yang kudus. Sion adalah tempat di mana Allah bertemu dengan umat-Nya. Ketika kita memuji Tuhan di gereja, maka di situlah juga Sion, saat Tuhan berjumpa dengan kita dan berkenan kepada puji-pujian kita.
Kesimpulan
Mazmur 134 ini merupakan Nyanyian Pendakian terakhir dari 15 Nyanyian Pendakian lain yang dimulai dari Mazmur 120. Ini merupakan Nyanyian Puncak ketika jemaat sudah sampai di atas bukit dan berdoa di Bait Allah. Sebuah pelajaran yang sungguh indah bahwa kita semua diajak untuk memuji Tuhan bersama-sama, baik dengan sesama jemaat dan juga para pelayan Tuhan. Pengenalan kita kepada Allah membuat pujian kita naik kepada Tuhan dengan tulus dan sungguh-sungguh. Pujilah Tuhan dalam segala keadaan baik ketika senang maupun ketika kita berada dalam masalah, baik pagi maupun malam. Allah semesta alam, Pencipta langit dan bumi akan memberkati kita sesuai kekayaan karunia-Nya.
Pencapaian Belajar
1. Jelaskan apakah artinya memuji Tuhan dan mengapa kita harus memuji Dia.
2. Siapa, kapan dan di mana saja seorang percaya dapat memuji Tuhan?
3. Bagaimana cara kita memuji Tuhan?
Pendalaman
1. Penerapan: Siapkan sebuah pujian yang kamu sukai dan alasan mengapa kamu menyukai lagu tersebut. Apakah ada unsur memuji Tuhan dalam lagu tersebut?
2. Respons/Tindakan: Renungkan dan cermati, bagaimana perasaanmu ketika memuji Tuhan bersama-sama dalam gereja?
Penutup
Tuhan selalu melihat hati kita. Apabila kita merasa suara kita tidak merdu ketika menyanyi memuji Tuhan, tidak mengapa, Dia tahu ketulusan hati kita. Tetaplah memuji Tuhan dengan sungguh hati. Jika kamu bisa berlatih, lakukanlah. Tetap bersemangat memuji Tuhan bersama dengan teman-teman seiman di gereja.
Pelajaran 3
Ayat Hafalan
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
(Maleakhi 3:10)
READING PLANS
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/f3a1b3ad119b0fed556c016c63ec65bf.jpeg)
Jangan lupa menyelesaikan
Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca.
Senin Roma 1:1
Selasa Roma 1:2
Rabu Roma 1:3-4
Kamis Roma 1:5
Jumat Roma 1:6
Sabtu Roma 1:7
Kompetensi Belajar
Murid mencoba menyatakan pengabdian harta kepada Tuhan.
PENGABDIAN HARTA
Maleakhi 3:6-12
Pendahuluan
Seseorang sedang membuat wawancara berkaitan dengan memberikan persembahan dan persepuluhan kepada Tuhan melalui gereja. Beberapa orang tidak memberikan persepuluhan atau persembahan dengan alasan kondisi keuangan yang tidak mencukupi. Di sisi lain ada seorang yang sangat kaya dengan penghasilan miliaran setiap bulan. Dia berkata, “Saya memberikan persembahan besar, tetapi tidak memberi sepersepuluh, karena rasanya tidak mungkin.” Lalu pewawancara menanggapi dengan bercanda, “Bagaimana kalau kita berdoa saat ini agar Tuhan menurunkan pendapatan Bapak sampai pada level persepuluhan yang masuk akal menurut Bapak?”
Begitu banyak alasan yang diucapkan orangorang Kristen ketika sampai pada pengajaran tentang pengabdian harta, yaitu persembahan dan persepuluhan. Orang yang berpenghasilan kecil, menjadikan kurangnya penghasilan sebagai alasan untuk tidak memberi persepuluhan. Mereka mungkin memberi persembahan, tetapi sekadarnya. Orang kaya memberi persembahan
Pelajaran 3: Pengabdian Harta
dengan jumlah menurut pandangan umum besar, tetapi menolak memberi persepuluhan dengan hitungan yang benar. Semakin besar pendapatan seseorang, semakin sulit untuk memberi persepuluhan. Jadi, pendapatan kecil maupun besar sama-sama menghadapi tantangan untuk memberi atau tidak memberi.
Hari ini kita akan melihat hal-hal penting mengapa Allah meminta kita untuk menaati perintah-Nya dalam hal pengabdian harta. Apakah kalian sudah membaca Maleakhi 3:6-12?
Mempersembahkan Harta Melatih Ketaatan (Ayat 7-8)
Nabi Maleakhi menegur bangsa Israel yang sering tidak taat kepada Tuhan, tetapi tidak sadar akan kesalahan mereka. Bahkan ia mengatakan bahwa bangsa Israel telah menipu Tuhan. Mereka tidak taat dan menipu Tuhan melalui persembahan persepuluhan dan persembahan khusus. Mereka telah melakukan kecurangan dalam memberikan persembahan, sehingga Tuhan tidak berkenan.
Jangan salah mengira, Tuhan Allah tidak membutuhkan harta kita. Dia adalah Pemilik segala sesuatu. Umat Israel memberi persembahan atau tidak, harta tetaplah milik Tuhan. Harta atau uang bukan tujuan utama, tetapi apakah jemaat menaati perintah-Nya, itulah tujuan utamanya. Di dalam 1 Samuel 15:22 juga dikatakan bahwa mendengarkan suara Tuhan lebih penting daripada korban bakaran atau korban sembelihan. Jadi bagi Tuhan, memberikan persembahan bukan tentang hartanya tetapi ketaatannya.
Bagaimana dengan kita saat ini? Apa tanggapan kita pada perintah Tuhan untuk memberi persembahan dan persepuluhan di gereja? Apakah kita sudah menaatinya? Dengan mempersembahkan harta, kita membuktikan ketaatan kita kepada Tuhan. Yohanes 14:15 mengatakan bahwa bila kita mengaku sebagai orang yang mengasihi Tuhan, maka kita akan menaati perintah-Nya. Tulislah ayat itu di sini ___________________________________________
Harta Sebagai Korban Persembahan (Ayat 9-10)
Tujuan memberikan persembahan dan persepuluhan menurut ayat 10 adalah agar ada makanan di rumah Allah. Untuk saat ini, itu berarti adalah agar kita dapat membiayai kegiatankegiatan gereja dan juga memberi tanda kasih kepada gembala sidang serta para staf gereja. Tuhan tidak berkenan bila jemaat melalaikan tugas memelihara kehidupan hamba Tuhan. Bangsa Israel pada masa Perjanjian Lama, biasa menyerahkan persembahannya ke Bait Allah. Biasanya berbentuk hewan ternak dan unggas, atau tepung, dsb. Mereka mempersembahkan itu sebagai korban bagi Tuhan. Persembahan itu harus memenuhi syarat-syarat tertentu, misal: Hewan atau barang yang dibawa harus yang terbaik, bermutu tinggi dan tidak bercacat cela. Bila melanggar, akan mendatangkan hukuman.
Pada masa kini pun, Tuhan mau kita memberikan persembahan harta yang terbaik. Memberi yang terbaik dari milik kita itulah yang dimaksud dengan mempersembahkan korban sebab ada penyangkalan diri di situ. Masih ingat pada alasan-alasan yang diberikan banyak orang Kristen baik yang berpenghasilan pas-pasan maupun yang berpenghasilan besar ketika menunda memberi persembahan dan persepuluhan? Itu semua dikarenakan hati yang belum siap untuk berkorban.
Pada ayat 10 juga dikatakan agar membawa persembahan seluruhnya, bukan sebagian. Contoh terbaik dari praktik membawa seluruh persembahan adalah yang ditunjukkan oleh seorang janda yang memberikan dua peser ke peti persembahan Bait Allah (Markus 12:44 dan Lukas 21:4). Tuhan Yesus berkata bahwa janda itu memberi lebih banyak daripada orang lain saat itu sebab dia memberi dari seluruh nafkahnya. Perempuan itu memberikan seluruh hartanya sebagai korban persembahan. Bukan soal jumlahnya, tetapi segenap hatinya. Memang kita memberi sebagian lewat persembahan dan persepuluhan, tetapi harta yang dipakai untuk hal lain pun menjadi persembahan karena bertujuan untuk memuliakan Allah. Ketika kita memberi persembahan dan persepuluhan, kita harus memberi yang terbaik. Kita harus berkorban. Bila memberi dengan sekadarnya, maka itu bukanlah korban. Di saat kita hanya memiliki sedikit, tetapi tetap memberi, itulah pengorbanan. Ketika kita tetap setia
Maleakhi 3:6-12
memberi persepuluhan meskipun jumlahnya sangat besar, itu juga merupakan pengorbanan. Janganlah kita memberi kepada Tuhan secara sembarangan. Beberapa saran agar dapat mempersembahkan harta sebagai korban yang terbaik:
1. Bila berbentuk tunai, persiapkan persembahan sebelum berangkat ke gereja, bukan mencari-cari pada saat kantong persembahan diedarkan.
2. Persiapkan fisik uang yang kondisinya baik, tidak kumal.
3. Berikan jumlah maksimal yang bisa kita berikan.
4. Bila memberi persepuluhan, berikan dengan benar dihitung dari jumlah utuh, bukan setelah dipotong untuk berbagai keperluan.
Tuhan Memberkati Orang yang Mempersembahkan Hartanya (Ayat 11-12)
Seorang pendeta pernah berkata, “Jangan bicara iman sampai kamu terlebih dulu membuktikan kesetiaanmu memberi persembahan dan persepuluhan kepada Tuhan. Itu adalah pembuktian paling nyata bahwa kamu percaya pada pemeliharaan Tuhan.” Dalam ayat 11-12, Tuhan berfirman bahwa Dia akan membuka pintu berkat bagi mereka yang menaati Firman-Nya dalam hal persembahan. Bahkan Tuhan menjaminkan diri-Nya untuk diuji. Dia juga akan menjaga hasil ladang bangsa Israel yang setia memberi persembahan dari hama supaya tanah menghasilkan panen berlimpah.
Mempersembahkan harta sebagai korban tidak lepas dari iman bahwa Tuhan akan mencukupkan kebutuhan kita sesuai dengan Firman-Nya. Semakin iman kita bertumbuh, kita tidak akan ragu-ragu untuk memberikan persembahan kepada Tuhan. Namun bila kita meragukan Firman-Nya, itu merugikan diri sendiri. Perkara yang mudah bagi Tuhan untuk menjadikan umat-Nya miskin atau kaya. Oleh sebab itu, kita tidak perlu khawatir tentang apa pun juga. Tuhan Yesus sendiri mengatakan itu dalam Lukas 12:22 dan 31. Asal kita mendahulukan Tuhan dalam hidup kita, maka semuanya itu, yaitu segala keperluan hidup kita akan ditambahkan. Juga Amsal 10:22 berkata bahwa bukan jerih payah yang membuat kita kaya, tetapi berkat Tuhan. Jadi bila kita sungguh-sungguh beriman bahwa Tuhan akan memelihara hidup kita, maka kita tidak akan ragu-ragu lagi untuk mempersembahkan harta kita bagi Dia.
Kesimpulan
Memberikan persembahan dan persepuluhan kepada Tuhan bukanlah karena Dia membutuhkan harta kita. Tuhan adalah Pemilik bumi dan segala isinya. Memberikan persembahan bukan tentang uangnya tetapi tentang ketaatan kita pada perintah Tuhan. Salah satu perintah-Nya adalah memberikan korban tak bercacat sebagai persembahan, maka sifat dari persembahan kita adalah berkorban. Itu sebabnya persembahan kita haruslah yang terbaik, bukan sekadarnya. Bila kita sungguh-sungguh beriman bahwa Tuhan akan mencukupkan kebutuhan kita, maka tidak ada keraguan untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Dia. Dan Tuhan akan menepati janji-Nya untuk memberkati berlimpah orang yang setia dalam persembahan dan persepuluhan.
Pencapaian Belajar
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Setelah kalian mempelajari pelajaran hari ini, apakah kalian akan memberikan persembahan dan persepuluhan? Mulai
2. Bila dalam satu minggu kamu mendapatkan uang jajan dari orang tua sebesar Rp50.000,-. Berapa rupiah yang harus kamu persembahkan sebagai persepuluhan pada hari Minggu?
Pelajaran 3: Pengabdian Harta
Pendalaman
1. Penerapan: Menurut kalian, lebih sulit mana, memberi persembahan dan persepuluhan ketika berpenghasilan banyak atau sedikit?
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/dc849cbef14cb061da1b880434edc912.jpeg)
2. Respons/Tindakan: Seseorang menolak memberi persepuluhan berbentuk uang kepada gereja dan menggantinya dengan memberi barang-barang seperti kursi, gitar, dsb. Alasannya bahwa ia tidak memercayai pengelolaan keuangan di gereja dan beralasan bahwa nanti uangnya juga akan dipakai untuk keperluan-keperluan itu. Bagaimana menurutmu tindakan orang tersebut?
Penutup
Sebagai remaja, mungkin uang kita tidak banyak sebab kita belum bekerja. Tetapi dengan belajar mengelola uang termasuk memberi persembahan dan persepuluhan, maka kita belajar taat kepada perintah Tuhan sejak dini. Ketika dewasa kelak, kita akan terbiasa memberi persembahan dan persepuluhan.
Pelajaran 4
Ayat Hafalan
Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.
(1 Korintus 9:16)
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca.
Senin Kisah Para Rasul
20:17-20
Selasa Kisah Para Rasul 20: 21-24
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/921b6734cfadeadfe61adf2f5f58f694.jpeg)
Rabu Kisah Para Rasul
20: 25-28
Kamis Kisah Para Rasul 20: 29-32
Jumat Kisah Para Rasul
20: 33-35
Sabtu Kisah Para Rasul
20:36-38
Kompetensi Belajar
Murid menanggapi tentang panggilan memberitakan Injil sebagai murid Kristus.
DIPANGGIL UNTUK MEMBERITAKAN INJIL
Roma 1:1-7
PendahuluanKepala sekolah menugaskan kamu sebagai Ketua OSIS untuk mengumumkan kepada seluruh murid bahwa akan diadakan kerja bakti. Tentu kamu akan melakukannya meskipun kamu tahu ada beberapa murid yang tidak suka melakukan kerja bakti. Kamu tetap melakukannya sebab itu adalah tugasmu sebagai Ketua OSIS untuk menaati perintah langsung dari kepala sekolah, seorang yang paling tinggi kedudukannya di sekolah. Hari ini kita belajar dari Paulus yang ada dalam posisi dengan gambaran seperti ilustrasi di atas. Ayat-ayat yang kita baca hari ini, Roma 1:1-7, merupakan pendahuluan dari surat yang dikirimnya kepada jemaat di Roma. Jemaat Roma adalah jemaat yang tidak didirikan oleh Paulus. Mereka mungkin sudah mendengar tentang Paulus tetapi belum pernah benar-benar berjumpa dan mengenal Paulus secara langsung. Itu sebabnya di bagian
Pelajaran 4: Dipanggil untuk Memberitakan Injil
pendahuluan suratnya ini, Paulus agak panjang memperkenalkan diri, termasuk tugas serta harapannya untuk jemaat di Roma. Walaupun ini berupa pendahuluan tetapi mengandung pelajaran rohani yang dapat kita teladani di masa kini.
Paulus Memperkenalkan Diri (Ayat 1-2)
Pada awal tulisannya, Paulus langsung memperkenalkan diri dengan menyebut namanya dan dan memberi keterangan di belakang nama tersebut. Dua hal dikatakan Paulus mengenai dirinya, dan satu tugas khususnya.
Pertama, ia sebagai hamba Kristus Yesus. Hamba yang dimaksud Paulus di sini sama pengertiannya dengan budak (doulos). Orang-orang Roma yang kaya pada saat itu biasa memiliki budak-budak. Seorang budak mengabdikan seluruh hidup kepada tuannya, bahkan dia tidak mempunyai hak atas dirinya sendiri. Jadi, Paulus ingin memberitahu pembaca suratnya bahwa dia adalah milik Yesus dan kepada-Nyalah Paulus mengabdikan seluruh hidup, hati, kehendak dan pikirannya. Sehingga ketika ia berbicara kepada jemaat Roma, itu bukan atas kehendaknya sendiri tetapi kehendak Tuannya.
Hal yang kedua mengenai dirinya adalah sebagai rasul. Panggilan Paulus sebagai rasul didasarkan pada perjumpaan ilahinya dengan Tuhan Yesus ketika dia sedang berjalan ke Kota Damsyik untuk menangkap para pengikut Tuhan (Kamu dapat membaca kisahnya dalam Kisah Para Rasul 9:1-19a). Di tengah jalan, dia berjumpa dengan Tuhan Yesus yang kemudian mengubah seluruh hidupnya. Paulus mendapatkan panggilan sebagai rasul sama seperti keduabelas murid Yesus yang lain meskipun pengalaman mereka bersama Tuhan Yesus berbeda. Dalam memenuhi panggilannya sebagai rasul, Paulus dikuduskan untuk memberitakan Injil. Dikuduskan dalam bahasa asli ayat ini bukan berarti menjadikan Paulus orang suci tetapi mempunyai makna lain, yaitu dipisahkan atau dikhususkan atau ditandai untuk suatu tujuan atau tugas, yaitu memberitakan Injil.
Kita saat ini mungkin berpikir bahwa itu adalah hidupnya Paulus dan kita tidak sama seperti dia. Memang kita berbeda dari Paulus dari satu sisi tetapi sekaligus sama dari sisi yang lain. Kita berbeda karena dia dipanggil khusus oleh Tuhan menjadi rasul tetapi kita sama dalam tugas secara umum. Setelah kita menerima Tuhan Yesus, maka kita juga hamba-hamba Tuhan, dalam pengertian doulos (budak). Dengan demikian, segala yang ada dalam diri kita bukan milik kita sendiri lagi, tetapi milik Tuhan. Bila kita adalah milik Tuhan, maka segala kehendak Tuhan harus kita laksanakan.
Inti Tugas Paulus (Ayat 3-5)
Selain memperkenalkan dirinya, Paulus menuliskan juga apa tugas khusus yang diberikan Tuannya kepadanya, yaitu memberitakan Injil. Paulus menjelaskan bahwa Injil yang diberitakannya itu adalah tentang Tuhan Yesus sendiri. Dia adalah Anak Allah Yang Mahatinggi, yang kelahiran-Nya ke dunia sudah lama dijanjikan dan dinubuatkan oleh nabinabi Perjanjian Lama. Nubuat itu sudah digenapi dengan kedatangan Yesus Kristus sebagai manusia, dilahirkan dari perawan Maria yang bertunangan dengan Yusuf dari garis keturunan Raja Daud.
Misi kedatangan Yesus adalah untuk menebus umat-Nya dari cengkeraman dosa dan menyelamatkan mereka dari hukuman maut. Sebab upah dosa itu maut dan sayangnya tidak ada manusia yang tidak berdosa (Roma 3:23 dan 6:23). Yesus menebus dengan cara menggantikan umat-Nya, menanggungkan hukuman maut kepada diri-Nya sendiri. Namun maut tidak dapat mengalahkan-Nya. Yesus bangkit dari kematian dan membuktikan diri-Nya sebagai Anak Allah Yang Mahakuasa. Dia adalah Yesus Kristus. Dia adalah Tuan sekaligus Tuhan. Siapa yang percaya kepada Yesus Kristus akan masuk sebagai umat-Nya yang mendapat bagian dari pekerjaan penebusan-Nya.
Untuk itulah Paulus dipanggil, yaitu menjadi rasul yang wajib memberitakan semuanya itu, bukan hanya kepada bangsa Yahudi saja tetapi kepada semua bangsa di dunia termasuk jemaat Roma. Mereka bukan orang Yahudi, tetapi karena mereka telah menerima dan percaya
kepada Yesus Kristus, maka mereka juga sekarang adalah milik Kristus. Paulus melakukan tugasnya dengan setia meskipun harus mengalami banyak penderitaan. Seluruh dunia mengenal Yesus salah satunya karena buah pekerjaan Paulus. Lihatlah ayat hafalan di atas. Itu adalah tekad Paulus.
Panggilan Orang Percaya Saat Ini (Ayat 6-7)
Paulus kemudian beralih fokus dari dirinya kepada jemaat Roma sebagai penerima surat. Paulus mengatakan bahwa jemaat Roma mempunyai panggilan yang sama, yaitu menjadi milik Yesus dan dikuduskan bagi Allah. Ketika kita membaca Surat Roma ini, maka pemberitaan Paulus itu dimaksudkan untuk kita juga pada masa kini.
Setelah ditebus dan diselamatkan Tuhan Yesus, maka kita menjadi milik-Nya. Dia menjadi Tuan kita, dan kita adalah hamba-Nya. Dulu kita hamba dosa, sekarang hamba Kristus. Kita harus menaati semua yang diperintahkan-Nya. Selanjutnya kita juga dipanggil untuk dijadikan orang-orang kudus. Artinya bukan dijadikan orang suci tetapi dipisahkan atau dikhususkan bagi Dia untuk tugas pemberitaan Injil.
Dengan demikian, meskipun kita tidak menjadi sama seperti Paulus, namun kita sebagai milik-Nya mempunyai panggilan umum yang sama, yaitu memberitakan Injil. Dalam Matius 28:18-20, Tuhan Yesus memberi tugas agar kita memberitakan Injil sampai ke seluruh dunia. Mungkin saat ini kita tidak dapat berkeliling dunia untuk mengabarkan Injil, tetapi Tuhan telah memberi kita bakat, talenta dan berbagai kemampuan serta keterampilan. Bila sebelum menerima Tuhan Yesus semuanya itu kita gunakan untuk diri sendiri, maka sekarang kita menggunakannya dengan satu tujuan, yaitu agar berita Injil keselamatan dapat disampaikan kepada siapa pun juga. Contohnya, kita dapat memberitakan Injil melalui kemampuan bernyanyi, bercerita, berolahraga, dan sebagainya. Sebagai hamba Tuhan yang taat, kita seharusnya melaksanakan panggilan pemberitaan Injil itu dengan setia.
Kesimpulan
Kita dipanggil oleh Allah menjadi milik-Nya dan kemudian dikhususkan untuk memberitakan Injil. Karena kita ini hamba atau budak Tuhan, maka ketika Tuan kita memerintahkan untuk mengabarkan Injil, seharusnya kita menaatinya serta melakukan tugas itu dengan tekun dan setia. Tugas pemberitaan Injil tidak harus bepergian ke tempattempat yang jauh sebab masih banyak orang yang belum mendengar tentang Injil di sekitar kita. Kita dapat memberitakan Injil melalui berbagai cara dengan segala bakat, talenta dan kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita. Jadi saatnya bagi kita untuk menanggapi panggilan memberitakan Injil ini dengan baik.
Pencapaian Belajar
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Ada berbagai respons orang ketika menanggapi panggilan atau tugas memberitakan Injil, di antaranya: Menolak, ragu-ragu, menaati. Bagaimana dengan kamu, apa responsmu? Berilah alasannya:
2. Kita mempunyai karunia yang berbeda-beda tetapi mendapat panggilan yang sama dalam memberitakan Injil. Menurutmu apakah memberitakan Injil itu penting?
3. Untukmu pribadi, dengan cara bagaimana kamu akan meresponi panggilan memberitakan Injil ini?
Pelajaran 4: Dipanggil untuk Memberitakan Injil
Pendalaman
1. Penerapan: Selain melalui sikap, cara apa yang paling cocok untukmu secara pribadi dalam memberitakan Injil?
2. Respons/ Tindakan: Apakah ada dalam hatimu kerinduan untuk menjadi seorang yang khusus melayani sebagai pemberita Injil? Jika ya, kamu mungkin perlu diperlengkapi secara khusus di sekolah tinggi teologi. Kamu bisa membicarakan itu dengan guru dan gembala sidang.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/7d48688dc0bc1cc2281a207389c86048.jpeg)
Penutup
Mengabarkan Injil berarti menyampaikan Kabar Baik. Tugas ini adalah tugas untuk semua orang Kristen. Namun demikian, ada orang-orang yang terpanggil secara khusus untuk terjun menekuni panggilan pemberitaan Injil ke daerah-daerah tertentu. Kita harus mendukung orang-orang yang demikian.
Ayat Hafalan
Pelajaran 5
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.
(Kisah Para Rasul 20:24)
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan
Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca.
Senin Yohanes 3:22
Selasa Yohanes 3:23
Rabu Yohanes 3:24
Kamis Yohanes 3:25
Jumat Yohanes 3:26
Sabtu Yohanes 3:27
Kompetensi Belajar
Murid memahami pentingnya tetap setia memberitakan Injil meski banyak tantangan.
PAULUS, TELADAN MELAYANI DENGAN SEGENAP HATI
Kisah Para Rasul 20:17-32
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/6eaba7d88b231595bfd8b51473f672bd.jpeg)
Pendahuluan
Seorang laki-laki melihat seorang wanita yang tidak menyadari bahwa ia sedang mengemudikan mobil menuju jurang, karena jembatan baru saja putus. Laki-laki ini terus berteriak agar si wanita berbalik arah. Wanita itu tadinya tidak mendengar tetapi kemudian dia melihat laki-laki itu, tetapi masih tidak mengerti. Laki-laki ini terus berteriak bahwa mobil wanita itu mengarah ke tebing jurang dan sekuat tenaga memberi isyarat agar wanita itu berbalik arah. Akhirnya dia berhasil. Mobil wanita itu berhenti tidak jauh dari bibir jurang dan segera berbalik. Wanita itu sangat berterima kasih kepada penyelamat hidupnya.
Kisah di atas adalah sebuah gambaran tugas pemberita Injil, yang memberitakan bahwa semua manusia berdosa dan sedang berjalan menuju maut. Mereka semua harus berbalik arah bila ingin
Pelajaran 5: Paulus, Teladan Melayani dengan Segenap Hati
selamat. Itulah pertobatan. Manusia dapat bertobat dengan menerima Yesus sebagai Juru Selamat, tidak ada jalan lain. Pemberita Injil harus mempunyai semangat seperti laki-laki itu yang tanpa henti memperingatkan si wanita. Bila ia tidak melakukannya, wanita itu pasti mengalami kecelakaan yang tragis. Mungkin pada awalnya wanita itu jengkel pada teriakan laki-laki itu karena ia tidak mengerti, tetapi karena laki-laki itu terus memperingatkannya, wanita itu kemudian paham dan hidupnya diselamatkan.
Inilah pelayanan yang dikerjakan oleh Paulus. Dia bertugas memberitakan Injil khususnya kepada orang-orang bukan Yahudi. Pekerjaan Paulus sangat berat karena banyak mengalami penganiayaan dan penolakan, tetapi dia setia menanggung semua itu. Karena kesetiaannya, maka berita tentang Injil Kristus tersebar ke berbagai tempat, dan dampaknya kita lihat sampai hari ini. Kalian dan saya juga secara tidak langsung merupakan buah pelayanan Rasul Paulus, karena kita juga bukan orang Yahudi asli tetapi beruntung ikut mendapat berita Injil keselamatan. Jadi memberitakan Injil dengan setia adalah tugas yang penting apa pun risikonya karena menyangkut hidup dan mati seseorang secara rohani.
Setia Memberitakan Injil Penting agar Orang Berdosa Bertobat dan Percaya kepada Kristus (Ayat 19-23)
Dalam perjalanannya mengabarkan Injil ke berbagai belahan dunia, Paulus biasanya singgah beberapa saat di suatu kota apabila dirasa perlu. Lamanya Paulus singgah di sebuah kota tidak selalu sama. Ada yang sebentar tetapi kadang cukup lama. Di Kota Efesus, Paulus tinggal selama tiga tahun. Selama itu Paulus sungguh-sungguh dalam melakukan tugasnya. Selama di sana, Rasul Paulus melakukan apa pun yang berguna bagi keselamatan jiwa orang-orang Efesus, maupun bagi pertumbuhan iman mereka. Hal yang berguna belum tentu menyenangkan, tetapi Paulus tetap melakukan demi kebaikan, misalnya menegur dan menasihati (ayat 20). Semua hal yang berguna itu diajarkan dan diberitakan oleh Paulus di rumah-rumah jemaat ataupun di tempat yang lebih terbuka secara umum baik melalui khotbah maupun pengajaran (ayat 20). Paulus rajin bersaksi baik kepada orang Yahudi maupun orang Yunani agar mereka bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus (ayat 21). Bukalah 2 Petrus 3:9. Tulislah di sini apa yang dikehendaki Tuhan atas
Ketika melakukan tugasnya, Paulus mengalami banyak rintangan yang tidak ringan. Tantangan apa yang dialami Paulus?
19).
Orang Yahudi membenci Paulus dan berusaha menggagalkan semua pekerjaannya. Tetapi Paulus tidak berhenti karena banyaknya tantangan, justru dia semakin bersemangat. Hal yang ada di benak Paulus adalah seluas-luasnya mengabarkan Injil Kristus agar orang yang diselamatkan juga bertambah banyak. Demikianlah sebenarnya hati Paulus memancarkan hati Tuhan kepada manusia. Jadi sekarang kita memahami mengapa Paulus begitu setia memberitakan Injil meskipun banyak penderitaan yang dialami, sebab Tuhan Allah menghendaki semua orang bertobat dan diselamatkan.
Bagaimana dengan kita saat ini? Apakah menurutmu kita seharusnya memiliki hati yang sama dengan Tuhan Yesus seperti Paulus yang menginginkan semua orang dapat diselamatkan dari hukuman dosa? Siapkan jawabanmu untuk diskusi di kelas.
Setia Memberitakan Injil Penting sebab Merupakan Tugas yang Harus Diselesaikan (Ayat 24-27)
Ada seorang laki-laki bernama Ananias. Dia orang Kristen yang diutus Tuhan menyembuhkan mata Paulus yang buta karena berjumpa Yesus di jalan menuju Damsyik. Paulus pergi ke Damsyik untuk membunuh orang-orang Kristen di situ. Ketika mendapat
Kisah Para Rasul 20:17-32
tugas itu, Ananias menyampaikan kepada Tuhan betapa jahatnya Paulus kepada para pengikut Tuhan. Tetapi Tuhan berkata bahwa Paulus akan mendapat tugas penting. Lanjutkan penulisan ayat Kisah Para Rasul 9:15, “Pergilah, sebab orang ini __________________________
Semenjak itu Paulus seolah dilahirkan kembali dan gigih melakukan tugasnya. Ketika mengadakan perpisahan dengan para penatua di Efesus, Paulus menyampaikan bahwa bagi dia menyelesaikan tugas dari Tuhan adalah hal yang terutama di dalam hidupnya meskipun itu berarti harus kehilangan nyawa (ayat 24). Ketika akan meninggalkan Kota Efesus, Paulus dengan berani berkata bahwa dia sudah menyelesaikan semua tugas yang harus dikerjakan di Efesus tanpa kelalaian sedikitpun (ayat 27).
Paulus pernah menuliskan kepada jemaat di Filipi mengenai arti hidupnya. Paulus berkata bahwa ketika dia berada di dunia ini, dia harus memberi buah (Filipi 1:22). Apakah yang mendapat tugas memberitakan Injil hanya Paulus? Tentu tidak. Apakah hanya para pendeta dan pemimpin gereja? Tidak. Semua orang yang telah menjadi murid Yesus mempunyai tugas yang sama dalam pemberitaan Injil. Ingat bahwa Amanat Agung Tuhan Yesus sebelum naik ke surga adalah agar kita menjadikan semua bangsa murid-Nya (Matius 28:18-20). Jadi sekarang, mengertikah kamu bahwa pemberitaan Injil penting? Ini adalah tugas yang harus dilaksanakan semua orang percaya.
Setia Memberitakan Injil Penting agar Berkat Tuhan dapat Mengalir Melalui Kita (Ayat 28-35)
Ketika akan berpisah dan berangkat ke Yerusalem, para pemimpin jemaat diminta oleh Paulus agar menjaga diri dan menjaga seluruh jemaat yang telah dimenangkan sebab Iblis tidak akan tinggal diam. Dia akan memecah-belah persekutuan itu. Iblis akan berusaha menggunakan orang yang dapat dipengaruhi untuk mengajarkan ajaran-ajaran yang menyimpang. Oleh sebab itu, para penatua diberi kepercayaan oleh Paulus untuk menjaga persekutuan agar tidak terpecah. Itu perbuatan yang menunjukkan kasih dan perhatian. Paulus menjadi berkat bagi jemaat dan teman-teman sekerjanya (ayat 34). Paulus ingin agar jemaat juga mau saling menolong dan menjadi berkat bagi sesamanya (ayat 35). Paulus mengajarkan bagi kita pada saat ini bahwa melalui pemberitaan Injil kita dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain. Kita memberkati orang lain tidak saja dengan memberitakan kabar keselamatan tetapi juga berkat secara jasmani. Dengan demikian, mereka merasakan bahwa Injil itu bukan hanya berita baik untuk masa depan setelah kematian tetapi juga membawa sukacita pada saat ini ketika masih hidup di dunia.
Kesimpulan
Jadi sekarang setelah kita mengetahui kebenaran di atas, maka seharusnya kita tetap mau melaksanakan tugas mengabarkan Injil meskipun itu tidak mudah. Kita mengasihi orang lain, maka dari itu akan berdaya upaya untuk memberitakan kabar keselamatan kepada mereka. Dengan mengabarkan Injil kita menyalurkan berkat-berkat Allah melalui kita kepada mereka, termasuk berkat-berkat secara jasmani.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Sebutkan tiga alasan mengapa kita harus tetap setia mengabarkan Injil meskipun banyak tantangan.
Pelajaran 5: Paulus, Teladan Melayani dengan Segenap
2. Dapatkah kalian menjelaskan mengapa tiga hal itu penting?
3. Menurutmu, tantangan-tantangan seperti apa yang membuat orang percaya tidak bertahan dalam kesetiaan mengabarkan Injil?
Pendalaman
1. Penerapan: Di bawah adalah ayat-ayat yang merupakan perintah Tuhan untuk mengabarkan Injil. Bacalah dan tentukan perintah apa yang diberikan kepada kita berkenaan dengan Pengabaran Injil.
1 2
Ayat Alkitab Matius 4:19 Matius 5:15-16 Yohanes 15:8 Yohanes 20:21 Roma 10:8-9
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/61cc5eed78cfc26b136a01d6b3ffc6d3.jpeg)
Perintah Tuhan yang berkaitan dengan Pengabaran Injil
2. Respons/Tanggapan: Menurutmu, apa kaitan antara mengabarkan Injil dan mengasihi sesama?
Penutup
Bila kita telah merasakan kasih Tuhan Yesus yang menyelamatkan kita dari hukuman dosa, maka seharusnya kita setia dalam pelayanan Pengabaran Injil. Dengan mengabarkan Injil, kita menunjukkan bahwa kita mengasihi sesama agar mereka juga mengalami keselamatan di dalam Kristus.
Pelajaran 6
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
(Markus 16:15-16)
Kompetensi BelajarMurid menanggapi tugas memberitakan Injil kepada orang lain agar mereka selamat.
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan
Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca.
Senin Yakobus 1:19
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/ec35a5c3824bbdb0393262c143a322f3.jpeg)
Selasa Yakobus 1:20-21
Rabu Yakobus 1:22
Kamis Yakobus 1:23
Jumat Yakobus 1:24-25
Sabtu Yakobus 1:26-27
TETAP MEMBERITAKAN INJIL Yohanes 3:22-26
PendahuluanPada saat ini, kita sepatutnya bersyukur karena ketika kita lahir, Injil sudah tersebar hampir ke seluruh dunia termasuk ke Indonesia. Kita harus berterima kasih kepada para hamba Tuhan yang ratusan tahun silam rela meninggalkan kenyamanannya dan memilih pergi mengikuti jejak Paulus memberitakan Injil. Dan oleh karena kesetiaan bahkan pengorbanan mereka, maka kita sekarang telah mendengar tentang Yesus bahkan telah menerima-Nya sebagai Juru Selamat.
Para penginjil itu memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Contoh, William Carey (1761-1834) seorang tukang sepatu Inggris yang kemudian menjadi penginjil. Nommensen (1834-1918) berasal dari keluarga yang miskin di Denmark tetapi kemudian Tuhan menjadikannya penginjil besar. Adoniram Judson (1788-1850), anak pendeta di Amerika yang bandel dan ateis, namun kemudian diubahkan hidupnya dan menjadi pemberita Injil. Walaupun berbeda-beda latar belakang, tetapi
Pelajaran 6: Tetap Memberitakan Injil
mereka mendapat panggilan yang sama. Mereka menunaikan tugas itu dengan setia. Banyak peristiwa besar yang mereka alami, pahit dan manis bahkan harus bertaruh nyawa karena Injil. Tetapi pelayanan mereka berdampak luar biasa. Ribuan orang bertobat dan diselamatkan. Di ayat-ayat yang kita baca hari ini, kita diberitahukan bahwa Tuhan Yesus dan Yohanes Pembaptis juga bersama-sama mengabarkan Injil meskipun mereka berbeda.
Bersama-sama Memberitakan Injil (Ayat 22-23)
Kita tahu bahwa Yohanes Pembaptis dan Yesus bersaudara karena Elisabet (ibu Yohanes Pembaptis) dan Maria (ibu Yesus) bersaudara. Kelahiran mereka berdua merupakan mukjizat Allah. Keberadaan Yesus dan Yohanes Pembaptis sudah dinubuatkan nabi-nabi Perjanjian Lama, namun keduanya sangatlah berbeda. Yohanes Pembaptis benar-benar dikandung secara manusia biasa, sedangkan Yesus adalah Tuhan yang menjadi manusia, yang dikandung dari Roh Kudus.
Pada waktu itu Yesus sedang bersama murid-murid-Nya setelah malam sebelumnya kedatangan tamu bernama Nikodemus, seorang Farisi pemimpin agama Yahudi (lihat Yohanes 3:1-21) dan kemudian percaya kepada Yesus. Setelah itu Yesus pergi ke pedesaan Yudea untuk tinggal bersama murid-murid-Nya dan mengabarkan Injil. Murid-murid diberi-Nya wewenang untuk membaptis orang-orang yang mau percaya kepada-Nya. Pada saat bersamaan, Yohanes Pembaptis juga sedang melakukan tugasnya memberitakan Injil. Bila Yesus bersama dengan murid-murid-Nya, demikian pula Yohanes Pembaptis pun bersama dengan murid-muridnya. Namun Yohanes Pembaptis membaptis sendiri semua orang yang datang untuk bertobat. Itu sebabnya dia dinamakan Yohanes Pembaptis.
Dari kenyataan sederhana ini kita kembali diingatkan bahwa semua orang percaya boleh saja berbeda-beda latar belakang dan kebudayaan, tetapi mempunyai tuntutan tugas yang sama dari Allah, yaitu memberitakan Injil keselamatan di dalam Yesus. Seperti yang tertulis pada ayat hafalan di atas, bahwa dalam penyampaian berita Injil harus mencakup keselamatan bagi orang yang percaya dan penghukuman bagi yang tidak percaya. Jadi tugas mengabarkan Injil menjadi tugas kita pada masa kini. Bagaimana responsmu?
Memberitakan Injil di Tempat yang Ditentukan Tuhan (Ayat 23)
Allah menentukan tempat atau daerah penginjilan sesuai dengan kehendak-Nya. William Carey adalah orang Inggris yang menginjil sampai ke tanah India. Nommensen dari Denmark menginjil di tanah Batak, Indonesia. Adoniram Judson dari Amerika menginjil sampai ke Myanmar (dulu disebut Burma). Daerah pelayanan masing-masing pemberita Injil ditentukan sendiri oleh Allah. Paulus yang daerah pelayanan penginjilannya begitu luas itu bahkan pernah dicegah oleh Tuhan ketika akan masuk ke beberapa daerah (lihat Kisah Para Rasul 16:6-7).
Demikian pula pada teks Alkitab hari ini. Kita diberitahu bahwa Tuhan Yesus sedang berada di Yudea. Sebenarnya Yerusalem, kota tempat Yesus bertemu Nikodemus berada di tanah Yudea juga, tetapi yang dimaksud adalah Yesus meninggalkan daerah perkotaan dan menuju ke pedesaan di pedalaman Yudea. Sementara itu Yohanes Pembaptis melakukan tugasnya di tempat yang berbeda, yaitu di Ainon dekat Salim. Letak Ainon tidak diketahui secara persis, tetapi dapat kalian lihat perkiraannya di peta bagian belakang Alkitab cetak,
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/4a0766aedba4a57c931f9ef6c76c3d72.jpeg)
3:22-26
terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI). Kata Ainon menurut ahli berarti “air mancur” dan itu menunjukkan memang banyak air di situ.
Melalui ayat-ayat ini kita dapat melihat bahwa Yohanes Pembaptis dan Yesus sedang melakukan hal yang sama, yaitu memberitakan Injil walaupun di tempat yang berbeda. Keduanya menghasilkan banyak orang yang bertobat. Pada saat ini para pelayan dan hamba Tuhan melayani di berbagai tempat. Ada yg mengabarkan Injil dengan menjadi gembala jemaat di gereja, ada yang terpanggil untuk pergi ke tempat-tempat yang jauh sesuai dengan panggilan masing-masing. Apakah ini juga berlaku bagi anak-anak Tuhan yang masih sekolah seperti kalian? Tentu saja. Kita dapat menjadi pemberita Injil di sekolah, di tempat kita bermain, di tempat les, atau di tempat-tempat lain. Kita juga dapat menjadi pemberita Injil melalui talenta kita yang berbeda-beda. Kalau kamu, di bidang apa kamu bisa memberitakan Injil dan bagaimana caranya?
Memberitakan Injil Tanpa Perselisihan dengan Sesama Pemberita Injil (Ayat 25-27)
Kita tahu bahwa tugas Yohanes Pembaptis adalah membuka jalan bagi pekerjaan Yesus di dunia ini. Dia mengabarkan tentang pertobatan dari dosa dan kedatangan Yesus sebagai Mesias. Yesus memberitakan kehendak Allah mengenai penyelamatan orang berdosa melalui diri-Nya sendiri. Yohanes Pembaptis dan Yesus bersama-sama menjadikan banyak orang bertobat dan menerima Injil. Kemudian mulai timbul perselisihan antara murid-murid Yohanes Pembaptis dengan seorang Yahudi (ayat 25). Ada anggapan bahwa orang Yahudi ini kemungkinan besar adalah salah satu orang yang dibaptiskan oleh murid-murid Yesus dan pokok perselisihan itu tidak dianggap penting oleh Yohanes Pembaptis. Ketika muridmuridnya memberitahukan bahwa Yesus menarik lebih banyak orang (ayat 26), Yohanes Pembaptis justru bersukacita. Dia mengingatkan bahwa tugasnya adalah membuka jalan, sehingga Yesus memang harus makin besar, dan dia harus makin kecil (lihat ayat 29-30).
Pada saat ini banyak lembaga misi atau lembaga penginjilan yang didirikan. Mereka menggunakan metode penginjilan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Tetapi metode jangan dijadikan perselisihan. Tidak ada yang lebih baik dari yang lain. Semua sama selama tujuannya murni untuk memberitakan keselamatan di dalam Kristus. Oleh sebab itu, kita juga harus tetap menghargai semua lembaga penginjilan yang ada, bahkan bila perlu mendukung melalui apa yang bisa kita lakukan. Di sisi lain kita juga harus menghargai lembaga gereja, apalagi gereja-gereja injili, yang dengan gigih melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil ke berbagai daerah. .
Kesimpulan
Jadi kita mempunyai tugas bersama sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan oleh Tuhan Yesus, yaitu meneruskan berita keselamatan itu kepada orang lain agar mereka pun diselamatkan. Kita dapat memberitakan berita keselamatan itu di mana pun kita berada, dan di lingkungan apa pun. Jika Tuhan menempatkan kita di suatu tempat, maka di situ jugalah kita seharusnya memberitakan tentang Dia. Kita harus tetap mengabarkan Injil dan saling mendukung dengan teman-teman seiman yang lain, meskipun mereka mungkin berada di lembaga atau gereja yang berbeda. Sebab tujuan kita sama, yaitu memberitakan bahwa keselamatan hanya ada di dalam Kristus Yesus.
Pencapaian Belajar
1. Untuk apa setiap orang Kristen harus tetap memberitakan Injil apa pun latar belakang hidupnya?
Pelajaran 6: Tetap Memberitakan Injil
2. Berdasarkan pelajaran hari ini, menurutmu apa yang terjadi kepada orang yang tidak mendengar tentang Injil dan belum menerima Yesus sebagai Juru Selamat?
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/d7c68b851f433bb770d3db4e54ff3bfc.jpeg)
3. Kalau untukmu sendiri, apakah tugas memberitakan Injil harus dilakukan? Di mana dan dengan cara apa?
Pendalaman
1. Penerapan: Di mana saja kita dapat mengabarkan Injil? Isilah nomor 2 dan seterusnya pada tabel di bawah ini:
No Status Dapat memberitakan Injil di
1 Pelajar Sekolah
Dengan cara
Bersaksi tentang kebaikan Tuhan kepada teman, tukang parkir, ibu kantin, dsb.
2. Respons/Tanggapan: Bagaimana tanggapanmu bila ada lembaga-lembaga penginjilan atau lembaga-lembaga doa bagi bangsa yang memerlukan dukunganmu?
Penutup
Mari melihat sesama dengan mata Tuhan yang mengasihi dan menginginkan mereka juga diselamatkan. Kita mendukung lembaga-lembaga yang bergerak dalam bidang penginjilan. Bila kita tidak memiliki dana, kita dapat mendukung dengan sungguh-sungguh mendoakan.
Jangan lupa untuk menghafal ayat hafalan dan membaca Alkitab setiap hari.
Pelajaran 7
Ayat Hafalan
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
Kompetensi Belajar
Murid melakukan sebuah pelayanan kepada orang kesusahan di sekitarnya.
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan
Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca.
Senin Matius 25:31-33
Selasa Matius 25:34-36
Rabu Matius 25:37-39
Kamis Matius 25:40-42
Jumat Matius 25:43-44
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/5206e23866371298adef6ab132c97525.jpeg)
Sabtu Matius 25:45-46
IBADAH YANG SEJATI
Yakobus 1:27
PendahuluanHal yang paling memprihatinkan adalah ketika seseorang menganggap dirinya saleh tetapi perilakunya tidak mencerminkan anggapannya itu. Ketika dia merasa dirinya beribadah karena telah menjalankan semua ritual keagamaan, tetapi cara hidupnya tidak sesuai. Seorang pendeta berkata bahwa pada zaman sekarang ini, iman Kristen seseorang tidak lagi menentukan sikap dan tingkah lakunya. Kerinduan untuk bergaul dengan Allah semakin lenyap diganti dengan pencarian cara bagaimana memenuhi kebutuhan dan keinginan pribadi. (https://www.konselingkristen.org/index. php/2014-12-01-01-17-30/spiritualitas-teologi/130umat-kristen-di-tengah-era-post-modern)
Rupanya kecenderungan hidup yang munafik sudah terjadi pada jemaat-jemaat Kristen di zaman Yakobus. Oleh sebab itu, dia menulis banyak nasihat untuk mereka. Pada saat itu Yakobus menegur jemaat yang menganggap diri beribadah atau
(Yakobus 1:27)
Pelajaran 7: Ibadah yang Sejati
beragama tetapi cara hidupnya tidak mencerminkan bahwa mereka beribadah. Bagi Yakobus, orang seperti itu adalah orang yang menipu dirinya sendiri. Sebab dia merasa beribadah, tetapi sebenarnya tidak. Orang yang beribadah seharusnya tidak berlaku demikian. Karena perbuatannya itu, ibadahnya menjadi tidak berguna. Ibadahnya tidak murni. Jadi hari ini, Yakobus memberi penjelasan dan nasihat kepada kita juga bagaimana menjalankan ibadah yang sebenarnya.
Apa Arti Ibadah yang Sejati? (Ayat 27a)
Kita sering mendengar ada banyak orang Kristen yang hidupnya menjadi batu sandungan bagi orang lain. Mereka terlibat perbuatan kriminal, korupsi, pembunuhan, perzinahan, narkoba, dsb. Sayangnya mereka tidak merasa bahwa yang dilakukannya itu mengotori kekristenannya. Sebutan Kristen seharusnya mencerminkan kehidupan yang sesuai dengan pengertian Kristen itu sendiri. Yakobus mencatat dalam awal ayat 27 bahwa ibadah itu harus murni dan tidak bercacat. Ibadah dalam ayat ini bisa diterjemahkan juga sebagai “agama”. Agama seharusnya membimbing orang menjalankan kehidupan yang murni, tidak tercampur dengan kehidupan dunia yang kotor dan sesat. Orang Kristen yang mengaku beribadah kepada Tuhan, dia akan terus meningkatkan kemurnian hidupnya dengan melakukan ajaran Tuhan dari bangun tidur sampai saat tidur lagi. Ajaran Tuhan yang dipatuhi akan mempengaruhi karakter hidupnya. Yakobus 2:10 berkata, “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” Tidak boleh pada bagian tertentu melakukan ajaran Tuhan, tetapi dalam kondisi lain mengikuti sesatnya dunia. Hal itu menjadikan seluruh ibadahnya sia-sia.
Dapatkah kamu memberi contoh orang-orang yang mengatakan diri Kristen tetapi hidupnya masih tercampur dengan kesesatan dunia?
Ibadah yang Sejati adalah Menjadi Penolong Orang yang Kesulitan (Ayat 27b)
Kemudian Yakobus memberi contoh praktis bagaimana seseorang dapat menunjukkan kemurnian agama atau ibadahnya supaya berkenan kepada Allah, yaitu mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka. Dalam Alkitab, anak-anak yatim dan jandajanda sering menjadi perwakilan untuk kelompok orang yang membutuhkan perhatian dan uluran tangan. Mari kita selidiki beberapa ayat Firman Tuhan yang menyatakan itu:
1. Yesaya 1:17: Apa yang dikontraskan di situ?
Mazmur 68:6: Apa sebutan bagi Allah oleh para janda dan yatim?
3. Keluaran 22:22-24: Apa yang dilarang dilakukan oleh umat Allah? Dan apa yang terjadi bila larangan itu dilanggar?
4. Markus 12:38 dan 40: Siapa kelompok orang yang digambarkan sering menindas para janda?
Ayat-ayat tersebut menyatakan betapa Tuhan sangat memperhatikan kehidupan orang-orang yang berada dalam kesusahan. Mereka bukan saja yatim piatu atau janda, tetapi semua yang berada dalam kesusahan dan penderitaan. Allah mau menolong mereka dengan cara menggunakan tangan umat-Nya, apakah umat mau menaati firman-Nya dengan memperhatikan dan menolong saudara-saudaranya itu. Itu artinya bahwa siapa yang menindas kaum yang lemah berarti juga melawan Allah. Apa yang dibela oleh Allah tidak boleh kita tindas.
Sekarang, tindakan praktis yang dapat kita lakukan untuk menaati Firman Tuhan ini adalah membantu orang-orang yang sedang dalam kesusahan, yang ada di sekitar kita. Bila kita saat ini diberkati menjadi orang yang memiliki harta, mari kita berikan sebagian untuk mereka. Demikian juga bila ada makanan, pakaian, dsb. Ketika kita membantu mereka, hendaknya kita melihat dengan kasih bukan karena terpaksa, seperti Allah yang memperhatikan mereka dengan kasih-Nya yang besar. Janganlah kita menjadi orang yang kikir atau serakah.
Ingatkah kamu pada kasus seorang Kristen yang menjadi pejabat negara tetapi karena serakah dia mengambil hak yang seharusnya milik orang-orang yang sedang tertimpa bencana Covid-19? Saat ini mulailah berpikir dan mengamati orang-orang di sekitarmu dan apa yang dapat kamu berikan untuk mereka. Siapkan satu usulanmu untuk disampaikan di kelas Sekolah Minggu. Ingatlah bahwa kita memberikan apa yang ada pada kita.
Ibadah yang Sejati adalah Mampu Menjaga Diri Sendiri (Ayat 27c)
Ada hal penting yang disampaikan Yakobus setelah perintah pertama tadi, yaitu “... menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.” Menjaga diri agar tidak dicemarkan dunia bukan berarti kita menjauhkan diri atau memutuskan hubungan dengan dunia sama sekali. Tetapi artinya adalah ketika kita menolong mereka yang sedang dalam kesusahan dan menjalankan pelayanan, tidak dinodai dengan perilaku buruk kita yang dapat menjadi batu sandungan. Jika seseorang hidup baik dan menghindari kecemaran dunia, maka dia menyandang citra Allah. Namun bila kehidupannya penuh dengan kecemaran, maka sebenarnya kekristenan tidak ada di dalam dirinya dan semua pelayanan itu sia-sia. Apa yang membuat kita tercemar? Segala hal yang bersifat najis. Apakah hal-hal yang najis? Segala hal yang berlawanan dengan Allah yang bersifat kudus. Kenajisan adalah dosa dan itu menjadikan kita tercemar. Mari kita membaca ayat-ayat berikut ini:
1. 1 Petrus 1:15-16: Perintah Allah adalah __________________________________________________ 2. Galatia 5:19-21: Jika seseorang melakukan perbuatan-perbuatan daging, apa upahnya?
Perbuatan daging adalah perbuatan dunia dan dia takluk kepada Iblis serta berjalan menuju maut. Tetapi milik Allah hidup dalam kekudusan. Orang-orang Kristen harus menjaga diri agar tidak tercemar dan tetap kudus dalam semua aspek hidupnya baik besar maupun kecil, dengan demikian ibadahnya tidak sia-sia.
Kesimpulan
Ketika kita mengatakan diri sebagai orang yang beragama atau beribadah kepada Allah, maka kita dituntut untuk membuktikannya melalui perilaku sehari-hari baik dalam hal-hal besar maupun kecil. Apabila hidup kita tidak sesuai, maka sebenarnya ibadah itu sia-sia belaka. Salah satu bukti bahwa kita beribadah dengan benar adalah memperhatikan dan membantu orang yang sedang dalam kesulitan. Bukti lainnya adalah mampu menjaga kekudusan hidup meskipun masih berada di tengah-tengah dunia yang penuh dengan kenajisan. Orang yang tidak menjaga kekudusan tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah, sebab sesungguhnya ia tidak menyembah Allah Yang Kudus.
Pencapaian Belajar
1. Pikirkan orang-orang yang ada di sekitarmu (bisa tetangga atau anggota gereja), kemudian pilihlah satu orang yang dapat kamu bantu.
2. Bantuan apa yang bisa kamu berikan kepadanya?
3. Kapan kamu akan memberikan bantuan kepadanya?
Pelajaran 7: Ibadah yang Sejati
Pendalaman
1. Penerapan: Bantuan seperti apa yang dapat kita berikan kepada kelompok orang di bawah ini?
1 Orang yang berduka karena kerabatnya meninggal
2 Orang yang kekurangan secara ekonomi
3 Orang yang sedang menderita sakit
4 Anak-anak di panti asuhan
2. Respons/Tindakan: Tuliskanlah beberapa contoh yang pada zaman sekarang dapat mencemari diri kalian sebagai orang muda, sehingga menghambat kalian beribadah pada Tuhan.
1 Perilaku
Pikiran
Perkataan
Penutup
Beribadah bukanlah sekadar duduk di gereja pada hari Minggu, menyanyi, atau mendengarkan khotbah. Ibadah orang Kristen menyangkut seluruh kehidupannya setiap hari, hati yang penuh kasih terhadap sesama, dan kemampuan mengendalikan diri.
Bacalah Alkitab setiap hari agar kita selalu diingatkan untuk melakukan ibadah yang sejati.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/b3471597f38ff6cbda8ca4c2f237dd7e.jpeg)
Pelajaran 8
Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
(Matius 25:40)
Murid menanggapi pentingnya mengingatkan orang-orang masa kini tentang pertanggungjawaban di akhir zaman.
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan
Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca
Senin Galatia 6: 1
Selasa Galatia 6: 2-3
Rabu Galatia 6: 4-5
Kamis Galatia 6: 6-7
Jumat Galatia 6: 8
Sabtu Galatia 6: 9-10
MELAYANI KRISTUS DENGAN MELAYANI ORANG LAIN Matius 25:31-46
Pernahkah kalian melihat petani buah? Ketika tiba masa panen, mereka akan menyortir buahbuah itu. Mereka menyisihkan buah yang tidak baik dari buah-buah yang baik. Buah yang baik layak untuk dijual dan yang tidak baik akan dimusnahkan. Seperti petani buah, kita semua sering memilih dan memilah apa yang baik dan tidak baik, bukan? Misalnya ketika membeli barang, memilih makanan, dsb., kita selalu melihat kualitas. Hari ini Matius juga menuliskan sebuah pengajaran yang diberikan Tuhan Yesus berkenaan dengan apa yang terjadi ketika akhir zaman tiba. Pada saat itu, akan ada saat di mana semua bangsa akan dikumpulkan di depan takhta pengadilan Tuhan Yesus. Dia akan memisahkan antara domba dan kambing. Dombadomba yang melambangkan orang benar akan ditempatkan di sebelah kanan. Kambing-kambing yang melambangkan orang terkutuk dan hidup di
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/e0dfef926f6044770de170bc9f35ea63.jpeg)
Pelajaran 8: Melayani Kristus dengan Melayani Orang Lain
luar Kristus ditempatkan di sebelah kiri. Mereka menghadap takhta pengadilan Kristus untuk mendapatkan hidup kekal atau siksaan kekal. Pelajaran hari ini penting sekali kita pahami agar selain kita dapat mawas diri, kita juga dapat memberi peringatan kepada orang-orang lain.
Perbedaan Domba dan Kambing (Ayat 31-33)
zaman Perjanjian Lama (PL), Alkitab sering menulis tentang kambing dan domba. Namun domba lebih mendapat perhatian khusus. Kemudian pada masa Tuhan Yesus, Dia sering menyampaikan pengajaran dengan menyebut domba. Bacalah ayat-ayat di bawah ini, kemudian apa yang dikatakan di ayat-ayat tersebut tentang domba.
Kambing dan domba sering disebutkan bersama-sama sebagai kambing domba. Tetapi sebenarnya mereka sangat berbeda. Tidak saja dalam penampilan tetapi juga sifatnya. Merujuk dari berbagai sumber, kambing suka mengunyah apa saja, tidak hanya rumput. Nafsu makannya besar dan siap berkelahi dengan kawanannya untuk mendapatkan makanan yang lebih banyak. Mereka lincah dan mudah beradaptasi. Kambing tidak terlalu butuh digembalakan karena mereka sangat mandiri. Kambing bukan binatang penurut. Sebaliknya, domba sangat butuh gembala. Domba mengenal suara gembalanya dan mengikuti ke mana gembalanya berjalan. Domba mudah panik. Bila ada suara yang sangat keras mereka akan berlarian ke segala arah. Itu sebabnya mereka mudah tersesat dan tidak tahu jalan kembali, kecuali sang gembala mencari dan membawa pulang. Kita, orang yang sudah percaya Yesus, digambarkan seperti domba yang menurut kepada Sang Gembala Agung. Kita tidak lagi rakus menyantap apa pun yang disediakan dunia, yaitu perilaku kedagingan, tetapi makan makanan yang baik. Firman Tuhan menjadi makanan kita. Kita seharusnya dapat membedakan suara serigala dan suara Gembala. Tetapi kita kadang tidak mampu lari dari serigala karena domba gampang terbujuk. Itu yang membuat kita jatuh. Oleh sebab itu, janganlah kita menjauh dari tuntunan Gembala Agung kita, yaitu Tuhan Yesus. Ia sudah mencari dan menyelamatkan kita dari jurang maut dosa. Kita sudah berada dalam lindungan-Nya. Jangan lagi lari dari kasih-Nya.
Tanggung Jawab Anak-Anak Allah (Ayat 34-45)
Ketika kita membaca ayat 34-45, janganlah mengambil kesimpulan bahwa untuk mendapatkan Kerajaan Surga kita harus berbuat kebaikan. Tidak ada cukup perbuatan baik yang dapat kita seimbangkan dengan darah Tuhan Yesus di kayu salib untuk merebut kita dari maut. Tetapi mengapa ayat-ayat tersebut berkata demikian? Di ayat 34 dinyatakan, “..terimalah Kerajaan yang telah disediakan…” Kata “terimalah” dalam bahasa aslinya bermakna “warisilah”. Suatu warisan tentu tidak diusahakan tetapi diterima cuma-cuma dari orang tua kepada anak karena dilahirkan dalam keluarga tersebut. Demikian pula kita mendapat Kerajaan Surga bukan karena pekerjaan baik kita tetapi karena kelahiran baru kita di dalam Yesus, sehingga kita menjadi anak-anak Allah. Dan hanya manusia yang dilahirkan dari Roh Allah yang dapat masuk Kerajaan Allah (Yohanes 3:5).
Perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan adalah bukti bahwa kita memang adalah anak-anak kerajaan. Kita dilahirkan dalam keadaan baru dengan sifat yang baru. Ciri-ciri orang yang lahir baru dari Allah:
Yohanes 3:9:
Yohanes 4:7:
Orang-orang benar melakukan tindakan kasih bukan karena ingin mendapat upah tetapi karena telah menjadi sifat mereka. Sementara itu, bagi orang-orang yang di sebelah kiri, kalau mereka tahu dengan melayani orang yang mengalami kesusahan akan mendapat
Matius 25:31-46
upah, maka mereka akan melakukannya. Jadi mereka akan peduli kepada orang lain bila ada upah, bukan sebagai bukti sifat anak-anak Allah. Sekarang, siapakah kita? Kambing ataukah domba? Apakah kita sungguh-sungguh adalah ahli waris Kerajaan Surga? Bukti apa yang dapat kita tunjukkan? Ketika kita menerima Kristus, itulah saat kita dilahirkan baru, dan kita mempunyai sifat yang baru, yaitu melayani saudara-saudara kita yang memerlukan pertolongan. Dengan demikian kita juga melayani Tuhan.
Upah yang akan Diterima (Ayat 34, 41 dan 46)
Pada akhir zaman, ketika Tuhan Yesus akan tampil sebagai Raja dan Hakim, Dia akan menghakimi tidak hanya orang Kristen tetapi juga seluruh umat manusia di dunia. Penghakiman itu adalah untuk menentukan dua hal saja, yaitu orang yang dinyatakan benar dan orang yang dinyatakan bersalah. Dan hanya ada dua tempat yang disediakan, yaitu surga dan neraka. Tidak ada tempat bagi orang yang hidupnya “abu-abu”. Kita tidak bisa menyebut diri sebagai anak Allah karena percaya Yesus tetapi tidak memiliki bukti sikap hidup selayaknya anak Allah. Demikian pula kita tidak dapat berkata tidak perlu percaya Yesus, yang penting berbuat baik, maka yakin akan mendapat surga. Itu pun salah.
Jadi siapakah yang akan dinyatakan benar? Ya, merekalah domba-domba itu, yaitu orangorang yang memang tadinya bersalah karena dosa tetapi yang kemudian dilahirkan baru karena percaya kepada Yesus dan membuktikan dengan memiliki hati yang suka melayani orang kesusahan. Pada saat hari penghakiman, mereka akan ditempatkan di sebelah kanan, diberkati, dan mewarisi Kerajaan Surga. Dan siapakah yang dinyatakan bersalah? Merekalah yang disebut sebagai kambing-kambing, yaitu mereka yang tidak beriman pada Yesus, tidak mempunyai kepedulian terhadap orang lain, atau apabila berbuat baik hanya karena ingin mendapat pahala. Pada saat hari penghakiman, mereka akan ditempatkan di sebelah kiri. Mereka disebut terkutuk dan jauh dari hadapan Allah, mewarisi api neraka bersama Iblis, serta mengalami siksaan yang kekal.
Kesimpulan
Setelah mengetahui betapa pentingnya memiliki sikap yang layak sebagai anakanak Kerajaan Surga, maka sebaiknya kita sebagai orang yang menyebut diri Kristen perlu memastikan diri apakah kita benar-benar sudah dilahirkan baru dan menunjukkan sikap senang menolong sesama kita ataukah ternyata belum. Hal ini juga perlu untuk kita ingatkan kepada orang lain agar mereka juga mengintrospeksi diri apakah mereka anak-anak Allah yang senang melayani orang lain, ataukah mereka memang belum mengenal Kristus sehingga belum dilahirkan baru. Kita harus mengingatkan mereka agar terhindar dari hukuman siksaan kekal di neraka. Salah satu cara adalah mengajak mereka untuk mempedulikan orang-orang yang kesusahan.
Pencapaian Belajar
1. Apakah kamu setuju bahwa kita harus saling mengingatkan tentang tanggung jawab kita pada akhir zaman?
2. Mengapa kita harus mawas diri pada sikap hidup kita dan sekaligus mengingatkan orang lain bahwa ada penghakiman di akhir zaman?
3. Cara apa yang paling mudah bagimu untuk memperingatkan orang tentang tanggung jawab di akhir zaman?
Pendalaman
1. Penerapan: Sebutkan beberapa ciri seseorang sudah lahir baru dan menjadi milik Kristus.
2. Respons/Tindakan: Perhatikan dua bagan di bawah ini. Pilihlah mana yang benar. Dapatkah kamu menjelaskan pilihanmu?
a. Orang berdosa → dibenarkan dan diadopsi menjadi anak Allah melalui Kristus → mendapat hak waris Kerajaan Surga → Karakternya mencerminkan sebagai anak Allah.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/b58c12689f9d46a458cd39e74beda9ff.jpeg)
b. Orang berdosa → berbuat baik → mendapat Kerajaan Surga.
Penutup
Hanya ada satu tempat yang disediakan bagi kita di kehidupan berikutnya setelah kematian jasmani, yaitu surga atau neraka. Tidak ada tempat abu-abu atau di tengah-tengah. Orang yang berada di dalam Kristus luput dari maut, yang artinya mewarisi Kerajaan Surga, sedangkan orang yang di luar Kristus akan dihukum di neraka.
Pelajaran 8: Melayani Kristus dengan Melayani Orang LainPelajaran 9
“Janganlah kita jemujemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
(Galatia 6:9-10)BIBLE
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan
Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca.
Senin Lukas 1:26-27
Selasa Lukas 1:28-29
Rabu Lukas 1: 30-31
Kamis Lukas 1: 32-33
Jumat Lukas 1: 34-35
Sabtu Lukas 1: 36-38
Kompetensi Belajar
Murid melakukan suatu tindakan membantu orang lain di sekitarnya.
BERBUAT BAIK
KEPADA KAWAN SEIMAN Galatia 6:1-10
PendahuluanOrang yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, sebaiknya menjadi anggota sebuah komunitas Kristen, yaitu gereja. Bergabung dalam sebuah organisasi gereja tidak membuat kita masuk surga tetapi membuat kita mempunyai saudarasaudara seiman yang dapat saling membantu dan saling menguatkan. Dalam sebuah gereja, ada pendeta sebagai gembala yang akan membimbing kita semakin dewasa rohani dan memahami kehendak Tuhan; ada guru Sekolah Minggu, dan ada pemimpin-pemimpin rohani lainnya. Ketika kita jatuh atau lemah dalam iman, ada mereka yang akan menarik kita supaya kembali lagi. Bila kita dalam kesulitan, mereka menjadi saudarasaudara yang siap menolong. Jadi penting sekali untuk menjadi anggota sebuah gereja dan setia menghadiri setiap kegiatan yang ada sehingga kita dapat saling mengenal dengan baik antara satu
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/dea2a394dec6e31aa5cd0bb3c8e37593.jpeg)
Pelajaran 9: Berbuat Baik kepada Kawan Seiman
dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, sejak seseorang menjadi Kristen, maka dia tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri tetapi juga memperhatikan hidup saudara-saudara seimannya. Satu hal yang harus diingat adalah ketika kita menolong orang lain, kita harus mawas diri agar kita pun tidak jatuh dalam dosa. Misalnya ketika ada saudara kita yang sedang berkekurangan, maka kita harus menolong mereka bukan dengan kesombongan karena merasa lebih. Atau bila ada saudara yang jatuh dalam dosa, maka kita harus waspada untuk tidak menghakimi dengan alasan melakukan demi kasih, sebab menghakimi dan menasihati adalah hal yang berbeda. Pada hari ini Paulus menasihati kita melalui suratnya kepada jemaat di Galatia tentang bagaimana seorang Kristen seharusnya bersikap di dalam sebuah komunitas gereja.
Saling Meringankan Beban (Ayat 1-5)
Kita sebagai orang Kristen tidak selalu bebas dari masalah dan pencobaan. Orang Kristen dapat mengalami berbagai masalah yang membebani hidupnya dengan berat. Beban itu bisa berupa kekurangan ekonomi, ada penyakit, ada kepahitan hati dengan orang lain, tetapi ada juga kelemahan iman sehingga jatuh dan terseret lagi dalam dosa. Maka saudarasaudara seimannya yang lebih kuat dan dewasa secara rohani harus menolong saudaranya yang lemah itu dan meringankan bebannya. Tetapi harus ingat, ketika menolong saudara kita itu, kita harus melakukannya dengan lemah lembut dan kasih. Kasih merupakan hukum atau perintah dari Tuhan. Bacalah Yohanes 13:34 dan Markus 12:31. Apa persamaan dari kedua ayat tersebut?________________________________________.
Orang Kristen jangan merasa diri lebih penting dari siapa pun sehingga mengabaikan saudara seimannya. Kata-kata seperti, “Mengapa saya harus membantu dia? Dia orang yang tidak layak dibantu.” Kata-kata seperti itu harus kita singkirkan dari pikiran kita. Sesungguhnya tidak ada seorang pun yang layak menerima kasih-Nya, tetapi Tuhan Yesus telah menjadi teladan bagi kita. Dengan penuh kasih Dia menerima kita apa pun keadaan kita. Ia menolong kita menghadapi berbagai kesulitan. Bahkan Dia tidak menyayangkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa. Tuhan Yesus selalu menjadi Sahabat Sejati bagi kita. Jadi hendaknya kita meneladani Dia. Kita harus memandang saudara kita yang perlu mendapat pertolongan tanpa menilai dia layak atau tidak. Berbeda dengan beban yang dapat dipikul bersama-sama, ada tanggung jawab yang harus dikerjakan sendiri oleh setiap orang Kristen. Ini bukanlah beban tetapi merupakan tanggungan wajib yang memang harus dipikul sendiri oleh setiap kita. Kita harus bertanggung jawab untuk setia menaati Firman Tuhan, setia bersekutu, setia memberi persepuluhan, setia merenungkan Firman Tuhan (Alkitab) setia berdoa, setia menggunakan talenta untuk pekerjaan Tuhan, dsb. Tanggung jawab ini tidak boleh dibebankan kepada orang lain sebab merupakan kewajiban masing-masing. Jadi contohnya, kita tidak boleh menyuruh orang lain untuk rajin beribadah padahal kita sendiri tidak setia. Tuhan akan meminta tanggung jawab pada masing-masing kita secara pribadi.
Saling Memberi dan Menerima (Ayat 6)
Paulus memberi nasihat kepada jemaat di Galatia agar mereka dapat hidup bersama dengan saling memberi dan menerima. Pengajar rohani memberi pengajaran Firman kepada jemaat dan Paulus mendorong agar jemaat yang menerima berkat rohani dari pengajaran Firman itu membagikan harta duniawi miliknya kepada orang tersebut.
Sampai saat ini kita tahu bahwa di dalam gereja ada seseorang yang bertugas khusus memberi pengajaran Firman Tuhan kepada jemaat dan jemaat dibangun rohaninya oleh pengajaran itu. Tahukah kalian siapakah pengajar Firman itu? Jawablah di garis kosong di bawah ini:
Kemudian seperti yang dinasihatkan oleh Paulus, jemaat mempunyai kewajiban membagi miliknya untuk pengajar tersebut. Jadi ada kegiatan saling memberi dan menerima. Pengajar rohani memberi pengajaran Firman dan menerima berkat jasmani dari jemaat. Dari
sisi jemaat, jemaat menerima pengajaran rohani dan membagi harta duniawi miliknya kepada pengajarnya.
Kegiatan saling memberi dan menerima juga harus terjadi antar jemaat. Kita sebagai sesama saudara dalam jemaat memiliki kelebihan dan kekurangan, memiliki kemampuan dan juga keterbatasan. Oleh sebab itu, Tuhan ingin agar kita yang berlebih memberi kepada yang berkekurangan. Kehidupan yang saling memberi dan menerima dapat saling melengkapi dan menjadi alat pemersatu yang erat. Jemaat yang bersatu dan siap memberi serta menerima akan memiliki ikatan yang kokoh sebagai keluarga Tuhan.
Tidak Bosan Berbuat Baik (Ayat 7-10)
Selanjutnya Paulus menasihati bahwa ketika kita sebagai jemaat melakukan hal-hal baik, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Pertama, berbuat kebaikan akan memanen hal yang baik. Sebaliknya berbuat dosa atau kejahatan akan menghasilkan kebinasaan. Kedua, tidak bosan berbuat baik, justru harus dilakukan terus-menerus. Apa yang menyebabkan seseorang merasa bosan? Salah satu penyebab kebosanan adalah melakukan hal yang tidak disukai. Bila seseorang hanya terpaksa saja ketika berbuat baik menolong orang lain, maka dia akan cepat menjadi bosan. Bila hanya berpura-pura baik, dia tidak akan bertahan lama dalam kepurapuraannya itu. Hal seperti itu seolah-olah sedang melecehkan Tuhan yang mengetahui isi hati manusia.
Jadi, kita sebagai sesama anak-anak Tuhan, mulai memperhatikan saudara-saudara seiman dan saling menolong. Kesempatan memberi pertolongan kepada saudara-saudara seiman terbatas waktunya. Oleh sebab itu, selama masih ada kesempatan hidup di dunia ini, mari berbuat kebaikan kepada teman-teman seiman. Kita harus memandang mereka dan peduli kepada mereka sebagai saudara.
Kesimpulan
Sebagai anak-anak Tuhan memang kita harus berbuat baik kepada semua orang sebab itu merupakan sebuah perintah. Tetapi sesuai dengan pembahasan khusus hari ini, kita juga harus lebih memperhatikan saudara-saudara seiman kita di dalam gereja. Kita memperhatikan kehidupan gembala sidang dan juga jemaat yang lain sebagai bukti adanya kehidupan yang saling memberi dan menerima. Demikianlah kita menjadi anak-anak Tuhan yang memenuhi Hukum Tuhan, yaitu saling mengasihi bukan hanya dalam perkataan tetapi membuktikannya dalam perbuatan.
Pencapaian Belajar
1. Siapa yang dimaksud sebagai sesama saudara dalam jemaat?
2. Dapatkah kamu memberikan contoh suatu kegiatan memberi dan menerima dalam kehidupan berjemaat?
3. Apa yang dapat kamu lakukan untuk menolong saudaramu dalam jemaat? Tuliskanlah.
Pelajaran 9: Berbuat Baik kepada Kawan Seiman
Pendalaman
1. Penerapan: Rencanakanlah kegiatan nomor 3 pada bagian Pencapaian Belajar untuk dilakukan. Pikirkan satu orang untuk mendapat semacam pemberian darimu. Bila memungkinkan, tulislah di sini.
Bantuan/Pemberian untuk
Jenis Bantuan/Pemberian
2. Respon/Tindakan: Buatlah semacam survei sederhana bagaimana pendapat orang tentang pentingnya kegiatan tolong-menolong dalam sebuah gereja.
No Nama Pendapat
Penutup
Berbuat baik adalah ciri orang Kristen. Berbuat baik harus dengan rela, tanpa paksaan dan didorong oleh hati yang mengasihi. Satu-satunya teladan kasih yang sempurna adalah Tuhan kita Yesus Kristus. Jadikan mengasihi orang lain menjadi gaya hidup kita.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/19f77a43ae764898ab4612a809373279.jpeg)
Pelajaran 10
Ayat Hafalan Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba
Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
(Lukas 1:38)
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan
Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca
Senin Matius 1:18
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/85604ba037dec5a5ae9467c12d4335c4.jpeg)
Selasa Matius 1:19
Rabu Matius 1: 20-21
Kamis Matius 1:22-23
Jumat Matius 1:24
Sabtu Matius 1:25
Sumber gambar: ubdavid.org
Kompetensi Belajar
Murid memahami perihal hamba yang taat kepada ketetapan Tuhan.
KETAATAN MARIA
Lukas 1:26-38
PENDAHULUANPelajaran mengenai Maria pada saat Natal mungkin sering kali kita dengar. Kerendahan hati, ketaatan, dan imannya menjadi inspirasi bagi orang Kristen. Kata-katanya, “…Jadilah padaku menurut perkataanmu.,” menggema di seluruh dunia apalagi menjelang Natal. Tetapi apakah cukup hanya menjadi inspirasi? Seharusnya menjadi teladan yang dapat kita terapkan dalam hidup kita. Sebagaimana nasihat yang harus diberikan berulang kali, demikian juga pelajaran hidup dari Maria perlu terus disampaikan supaya kita akhirnya dapat mengikuti keteladanannya.
Teladan yang dapat kita cermati saat ini adalah mengenai keputusan Maria untuk taat kepada perintah Tuhan. Ketaatan Maria menjadi standar bagi kita bagaimana seharusnya kita taat juga kepada Tuhan. Mengapa Maria, gadis yang masih sangat muda itu bisa tumbuh menjadi gadis muda yang taat kepada Tuhan. Kita akan mempelajarinya hari ini.
Taat karena Lingkungan Keluarga (Ayat 26-27)
Maria lahir dan dibesarkan di Kota Nazaret, Provinsi Galilea. Nazaret hanyalah sebuah kota kecil yang tidak terkenal. Nazaret bukan kota perdagangan, jadi tidak ada pengunjung luar kota yang datang dan pergi seperti yang dialami kota-kota besar. Nazaret hanya ditinggali oleh sekitar 200 sampai 400 orang. Penduduk setempat kebanyakan adalah petani yang membagi tempat tinggalnya dengan ternak dan gudang panen. Penduduk Nazaret umumnya adalah orang-orang Yahudi yang taat pada Hukum Taurat dan tradisi-tradisi keagamaan. Jadi, kita tahu bahwa Maria hanya gadis biasa dari keluarga yang sederhana, walaupun latar belakang keluarga Maria merupakan keturunan Raja Daud (Lukas 3:23-38). Ia juga mempunyai ikatan keluarga dengan keimaman suku Lewi (ingat, Maria bersaudara dengan Elisabet dari suku Lewi). Maria tumbuh dan dididik menjadi anak perempuan yang saleh sesuai dengan perintah agama. Kehidupan keagamaan dalam keluarga dilaksanakan dengan sangat patuh dan disiplin.
Melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang diikutinya, Maria belajar banyak hal terutama tentang kepatuhan kepada Allah dan orang tua. Karena itu dia pun patuh ketika usianya beranjak remaja, orang tuanya memilihkan seorang pemuda bernama Yusuf menjadi tunangannya. Pilihan yang tepat sebab Yusuf juga keturunan Raja Daud. Gadis-gadis Yahudi memang biasa ditunangkan mulai usia sekitar 13 tahun. Jadi didikan keluarganya berperan besar dalam pembentukan sifat Maria. Maria gadis biasa yang dipilih dan dipersiapkan Tuhan melalui keluarganya yang mendidik dia menjadi gadis yang patuh, baik pada Allah maupun kepada orang tuanya. Di sini Tuhan mengajar kita dari dua sisi: Pertama, dari sisi orang tua harus membawa keluarga pada suasana yang selalu menaati Firman Tuhan. Dari sisi anakanak, kita harus menaati Tuhan dan orang tua seperti yang diperintahkan-Nya.
Taat karena Beriman (Ayat 31-35)
Pengetahuan Maria tentang Kitab Suci sangat baik karena dia juga disekolahkan di sinagoge. Maria tahu tentang nubuatan, tentang penantian bangsa Israel akan kedatangan Mesias, dan sebagainya. Tetapi dia tidak menduga bahwa malaikat akan tiba-tiba mendatanginya dalam wujud yang nyata. Sudah hampir enam generasi atau sekitar 400 tahun, Tuhan tidak memberi pewahyuan apa pun sejak akhir hidup Nabi Maleakhi. Jadi ketika Malaikat Gabriel tiba-tiba muncul di hadapannya, dan memberi salam, reaksi Maria yang takut, heran dan bingung adalah wajar.
Ketaatan Maria mendapat ujian ketika kemudian Malaikat Gabriel menyampaikan bahwa Maria akan mengandung seorang anak laki-laki. Penjelasan Gabriel membuat Maria tahu bahwa dia akan mengandung Mesias yang telah lama dinantikan (ayat 32-33). Tetapi dia belum menikah dengan Yusuf. Apakah itu artinya dia harus menikah dulu? Maka dia bertanya kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Dan jawaban Gabriel di luar perkiraannya. Maria akan mengandung dari Roh Kudus (ayat 35). Jadi dalam pengertian umum, Maria akan hamil sebelum menikah.
Ini pelanggaran Hukum Taurat yang serius. Apakah penjelasan Maria dapat dipercaya? Tidak ada saksi. Sebagai anak perempuan yang mengerti Taurat, dia tahu apa yang akan dihadapi. Dia akan dituduh berzinah. Dia akan mengecewakan keluarga besarnya. Dia akan mengecewakan Yusuf yang mungkin mengira dia berselingkuh atau bisa saja justru Yusuf yang dituduh menodai pertunangan mereka. Hal yang lebih mengerikan, dia menghadapi risiko dihukum mati dengan cara dilempari batu (Ulangan 22:20-21).
Tetapi rupanya Maria diliputi sebuah keyakinan kuat bahwa apa yang akan dialaminya memang ketentuan dari Allah Yang Mahatinggi. Bagi Maria, yang penting Allah tahu bahwa dia tidak melakukan pelanggaran. Itu sebabnya, walaupun dia tahu semua risiko yang mungkin akan dialami, Maria tetap patuh. Mengandung Mesias adalah anugerah yang melebihi apa pun. Dia percaya bahwa sesuatu yang besar akan terjadi dan dia berbahagia ada dalam rencana besar Allah. Iman dan keyakinan ini yang membuat Maria taat. Dia tidak tahu pasti apa yang terjadi di depan, tetapi dia tetap taat. Imannya makin diperkuat ketika Gabriel menyatakan bahwa Elisabet saudaranya yang sudah tua dan mandul itu, kini juga tengah mengandung
Lukas 1:26-38 (ayat 36).
Hanya iman dan keyakinan kepada Tuhan yang membuat kita mau taat. Orang yang tidak percaya kepada Tuhan akan sulit mematuhi-Nya. Jadi kalau kita yakin bahwa Allah itu berkuasa, maka hidup kita hendaknya juga selalu taat pada segala yang difirmankanNya. Meskipun dalam perjalanan iman kita banyak mengalami tantangan, tetapi bila kita memiliki iman yang kuat kepada Tuhan, maka kita akan tetap taat kepada-Nya. Paulus pernah menunjukkan imannya dengan kalimat yang indah. Bacalah 2 Timotius 1:12 lalu tuliskan di sini:
Taat karena Tahu Siapa Dirinya (Ayat 38)
Hal yang paling disukai seorang tuan dari para hambanya adalah kepatuhan mereka. Ketika Maria mendengar semua tugas yang disampaikan oleh Malaikat Gabriel, ia juga menimbang semua risikonya. Malaikat Gabriel tidak perlu menunggu lama untuk mendapat jawaban Maria. Jawaban Maria jelas, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan. Jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Maria, gadis remaja yang mengerti kedudukannya di hadapan Tuhan. Dia menempatkan diri sebagai hamba Tuhan. Seorang hamba yang baik menaati apa pun perintah tuannya tanpa berdebat. Tanpa banyak bertanya, Maria siap melakukan perintah Tuhan. Dia tahu risiko berat yang mungkin akan ia hadapi, tetapi sebagai hamba, dia harus taat. Hal-hal lain yang akan terjadi, Maria serahkan sepenuhnya kepada Tuhan.
Sejak kita percaya kepada Tuhan Yesus, kita sudah dibeli dengan harga yang mahal, yakni dengan darah-Nya sendiri, dari tuan yang telah memiliki kita ketika kita masih hamba dosa, yaitu Iblis. Setelah kita bebas, maka Tuan kita adalah Tuhan Allah. Sebagai hamba Tuhan, kita wajib melayani Dia tanpa banyak berdalih dan menuntut. Tuan kita harus menjadi prioritas yang utama daripada kepentingan pribadi. Sebab hamba yang membantah dan banyak alasan untuk menolak melayani Dia, bukanlah hamba yang sesungguhnya.
Kesimpulan
Melalui peristiwa Maria dan Malaikat Gabriel ini, kita diingatkan kembali bahwa kita semua berkedudukan sebagai hamba di hadapan Tuhan. Karakter taat pada Firman Tuhan harus nyata di dalam hidup kita. Ketaatan kepada Tuhan akan tercermin dalam bagaimana kita menyikapi berbagai masalah, tantangan bahkan godaan di dalam dunia ini. Seorang hamba Tuhan yang taat akan mengutamakan untuk melayani Dia daripada kepentingan pribadinya dan percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana terbaik bagi setiap hamba-Nya yang setia.
Pencapaian Belajar
Sebutkan tiga hal (yang sudah kita pelajari di atas) yang membuat Maria tumbuh dan memiliki hati yang tunduk dan taat.
Apa karakter utama yang dituntut dari seorang hamba?
Dalam hal apa seorang hamba Tuhan harus taat?
Siapa saja yang disebut sebagai hamba Tuhan?
Pendalaman
1. Penerapan: Di dalam hidup ini, siapa saja yang harus ditaati nasihatnya?
Tuliskan komitmenmu untuk menaati mereka.
2. Respons/Tindakan:
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/8d513490cd224d5c4bf7b6512dd337c3.jpeg)
Pikirkanlah sebuah perintah Tuhan yang paling sulit kamu taati. Pada saat hari Minggu nanti, diskusikan itu dengan guru dan teman-teman di kelas SM.
Penutup
Taat adalah karakter yang harus ada pada setiap orang Kristen. Tanpa memiliki hati yang taat, maka setiap perintah Tuhan tidak akan dapat dilakukan dengan benar. Untuk dapat lebih mengerti apa kehendak Tuhan, dan mematuhi-Nya, mari kita terus rajin membaca Firman-Nya.
Pelajaran 11
Ayat Hafalan Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.
(Matius 1:24)
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan
Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca
Senin Lukas 2:1
Selasa Lukas 2:2
Rabu Lukas 2:3
Kamis Lukas 2:4
Jumat Lukas 2:5
Sabtu Lukas 2:6-7
Sumber gambar: alkitab.sabda.org
Kompetensi Belajar
Murid memahami tentang hamba yang taat kepada perintah Tuhan.
KETAATAN YUSUF Matius 1:18-25
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/3b33cbb541c5a98e5aac1f553d7d3615.jpeg)
Pendahuluan
Minggu lalu, kita sudah belajar tentang ketaatan Maria. Ketaatannya terkenal sepanjang masa. Namun kita tidak bisa mengabaikan ketaatan Yusuf sebab dengan ketaatan Yusuf juga kehendak Tuhan terlaksana. Yusuf sebagai seorang laki-laki dituntut harus sudah siap menjadi kepala rumah tangga untuk memimpin dan menafkahi keluarganya. Seperti Maria, Yusuf juga berasal dari keturunan Daud yang mengikuti aturan budaya Yahudi. Yusuf dipilih Tuhan untuk menjadi ayah Yesus secara manusia. Apa yang dapat kita pelajari dari ketaatan seorang bernama Yusuf ini?
Yusuf Hamba Tuhan yang Bermoral Tinggi (Ayat 19a)
Meskipun pertunangan Yusuf dan Maria karena orang tua, mereka berdua saling mencintai. Yusuf pasti mempunyai rencana-rencana dan persiapanpersiapan untuk menyongsong pernikahannya
Pelajaran 11: Ketaatan Yusuf
dengan Maria. Demikian juga Maria yang sudah dilatih oleh keluarganya menjadi seorang istri yang baik bagi Yusuf. Mereka berdua dekat tetapi tidak boleh terlalu dekat karena mereka belum menikah. Yusuf pemuda yang bermoral tinggi. Dia menjaga kekudusan hidupnya dan kekudusan Maria. Itu adalah hukum yang harus ditaati.
Kemudian, dapatkah kalian membayangkan apa yang dirasakan oleh Yusuf ketika tahu Maria hamil sebelum mereka menikah? Mungkin Yusuf sudah mendengar penjelasan dari Maria mengenai Mesias yang dikandungnya. Yusuf tahu dengan baik mengenai janji kedatangan Mesias, tetapi tentu tidak mudah untuk percaya begitu saja. Hatinya pasti bertanya-tanya, “Apakah benar yang dikatakan Maria, atau adakah lelaki lain di luar sana?” Yusuf mengalami dilema berat. Bila orang-orang tahu apa yang terjadi, mereka akan menuduh dia melakukan perbuatan nista dan Yusuf tidak mau dituduh begitu sebab dia tidak melakukannya. Tetapi dia mencintai Maria. Bila mereka akhirnya tahu bahwa bukan Yusuf yang melakukannya, maka Marialah yang akan dianggap berzinah dan namanya cemar serta akan menghadapi hukuman mati. Dia juga tidak mau itu terjadi.
Yusuf menghadapi situasi yang sulit. Dia mengasihi Maria tetapi kehamilannya membuatnya bingung bagaimana harus bersikap. Maka dia mempertimbangkan sebuah keputusan bahwa dia akan menceraikan Maria diam-diam. Mungkin dia akan menulis surat cerai dan akan menyerahkan kepada Maria dengan disaksikan sedikit keluarga.
Allah telah memilih dan mempersiapkan Yusuf, seorang lelaki Yahudi keturunan Daud dengan standar moral yang tinggi, yang menjaga kekudusan hidupnya dengan ketat. Di sisi lain, Yusuf mempunyai hati besar yang penuh belas kasihan. Dialah yang ditentukan Allah menjadi ayah manusiawi Yesus. Melalui Yusuflah nanti Yesus akan disebut Anak Daud sesuai dengan nubuat para nabi. Kalian dapat membaca garis keturunan Tuhan Yesus melalui Yusuf pada Matius 1:16-17.
Sebagai remaja Kristen dan juga hamba Tuhan, hendaknya kita memiliki karakter seperti Yusuf yang menjaga diri untuk tetap hidup kudus di mana pun berada. Mungkin banyak tantangan dan ajakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang menodai kekudusan kita, tetapi kita harus menolaknya. Dapatkah kalian menyebutkan satu contoh perbuatan yang menodai kekudusan remaja Kristen?
Yusuf Hamba yang Bijaksana dan Berhikmat (Ayat 20)
Yusuf seorang yang bijaksana dan tidak terburu-buru. Meskipun hatinya sudah condong untuk menceraikan Maria, tetapi hal itu masih dipertimbangkannya sebab Yusuf tidak mau mengambil keputusan yang akan membuatnya menyesal. Apalagi bila yang dikatakan Maria benar, maka dia akan menjadi orang yang berdosa pula. Sebagai seorang Yahudi yang saleh, kita dapat dengan mudah membayangkan bahwa dalam kegundahannya, Yusuf terus-menerus berdoa meminta pertolongan hikmat dari Allah supaya dia tahu apa yang harus dilakukannya. Tuhan tidak meninggalkan Yusuf, hamba-Nya yang terkasih itu larut dalam kebingungan.
Demikianlah Allah memilih Yusuf, seorang dengan karakter yang saleh, sabar dan bijaksana. Bila Yusuf adalah orang yang cepat marah, bisa saja dia langsung menuntut Maria ke pengadilan. Dan jika Yusuf melakukan itu pun, dia tidak bersalah, sebab memang begitulah aturan hukum Yahudi saat itu. Namun, Yusuf bijaksana dan penuh kasih. Dia mencari jalan yang paling baik untuk semuanya. Sampai kemudian Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk menemui Yusuf dalam mimpi dan memberi jawaban serta kelegaan.
Satu pelajaran untuk kita saat ini adalah bahwa dalam segala sesuatu hendaknya kita jangan terburu-buru dalam bereaksi dan mengambil keputusan. Dalam sebuah pergumulan hendaknya kita berdiam diri terlebih dulu, kemudian memohon hikmat Tuhan sebelum mengambil suatu keputusan, maka Dia akan menolong kita dengan cara-Nya. Raja Salomo yang penuh kebijaksanaan memberi nasihat dalam Amsal 3:21 dan 23. Bacalah, kemudian tuliskan ayat-ayat itu di sini:
1:18-25
Yusuf Hamba yang Beriman Besar (Ayat 20b-25)
Mimpi adalah salah satu cara Tuhan berbicara kepada para nabi atau orang yang dikehendaki-Nya pada zaman Perjanjian Lama (PL). Tetapi masa PL sudah berakhir dan penampakan Allah melalui mimpi sudah jarang. Namun kini tiba-tiba hal itu dialami oleh Yusuf ketika dia tertidur dalam gundahnya. Maria dijumpai malaikat dalam keadaan bangun, tetapi Yusuf dijumpai malaikat melalui mimpi. Dijumpai melalui mimpi ataupun dijumpai secara nyata sama pentingnya. Ketika malaikat datang menjumpainya melalui mimpi, Yusuf merasakan hal yang sangat nyata. Malaikat itu menyapanya dengan sebutan Yusuf anak Daud, sebutan yang jarang sekali sebab menurut silsilah dalam Matius 1:16, ayah Yusuf bernama Yakub bukan Daud. Sebutan malaikat itu menandakan bahwa apa yang akan disampaikan berhubungan dengan silsilah Yusuf sebagai keturunan Raja Daud. Kemudian malaikat itu meminta Yusuf agar tidak takut untuk menikahi Maria sebab kandungannya bukan karena berzinah tetapi dari kuasa Roh Kudus. Mimpi yang sangat rinci dan jelas ini membuat Yusuf seketika mengerti apa yang harus dilakukannya. Setelah bangun, Yusuf segera menikahi Maria. Ketika nanti Maria melahirkan, maka bayi yang kemudian diberi nama Yesus juga adalah keturunan Daud mengikuti garis Yusuf.
Iman Yusuf begitu besar. Meskipun tidak dijumpai malaikat saat bangun, namun dia percaya. Yusuf menerima tugasnya dengan taat. Selain mimpi yang pertama, ada tiga kali lagi mimpi yang dialami Yusuf berkaitan dengan Tuhan Yesus ini. Bacalah ayat-ayat berikut ini: 1. Matius 2:13-14: Apa tugas Yusuf yang diperintahkan Allah lewat mimpi ini?
2. Matius 2:19-21: Apa tugas Yusuf kali ini? ___________________________________________________
3. Matius 2:22-23: Apa mimpi Yusuf kali ini?
Jadi, empat kali Tuhan berbicara kepada Yusuf melalui mimpi dan semua dipatuhinya. Tuhan Yesus yang kala itu masih Anak kecil, selamat dari bahaya karena perlindungan Allah dan ketaatan Yusuf, ayah-Nya. Pada masa sekarang, Tuhan sudah memberi Firman-Nya untuk kita baca dan patuhi. Mari kita meneladani Yusuf yang mempunyai iman yang besar sehingga dia peka dengan kehendak Tuhan.
Kesimpulan
Yusuf mungkin tidak sepopuler Maria, namun justru empat kali Allah berbicara dengan dia melalui mimpi. Allah sangat mengasihi Yusuf. Dia sungguh pemuda terpilih yang sudah disiapkan Allah untuk menjadi ayah bagi Putera Tunggal-Nya. Seorang yang akan meneruskan silsilah Raja Daud kepada Yesus. Meskipun dari keluarga sederhana, tetapi memiliki martabat tinggi dengan sifatnya yang selalu menjaga kekudusan, berhikmat dan beriman penuh kepada Allah. Allah mau agar Yusuf menjadi teladan ketaatan bagi kita.
Pencapaian Belajar
1. Sebutkanlah tiga karakter Yusuf sebagai hamba Tuhan yang dapat kita teladani.
2. Dapatkah kalian menyebutkan contoh perbuatan yang membuat kita tidak kudus sebagai anak Tuhan? Sebutkan beberapa contoh.
3. Apa yang harus kita lakukan ketika akan membuat keputusan yang penting?
4. Salah satu tanda orang yang beriman adalah taat kepada ketetapan Tuhan. Bagaimana caranya kalian bisa taat kepada Tuhan?
Pendalaman
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/63a7914ddd56da7adb0723a7be850c8f.jpeg)
1. Penerapan: Daftarkan contoh praktis dalam hal apa saja kita perlu taat kepada Tuhan.
2. Respon/Tindakan: Menurutmu, bagaimana caranya agar kita tahu dan mengerti perintah Tuhan?
Penutup
Setiap anak Tuhan pasti mengalami pergumulan dalam hidupnya. Ketaatan pada perintah Tuhan harus menjadi pertimbangan pertama dalam menentukan sebuah keputusan. Selama kita mengikuti perintah-Nya, Tuhan akan menolong kita melewati semua masalah itu.
Untuk dapat lebih beriman dan taat kepada Tuhan, mari kita rajin membaca Firman-Nya.
Pelajaran 12
Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan.
(Lukas 2:6-7)
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca
Senin Matius 2:1-2
Selasa Matius 2:3-4
Rabu Matius 2:5-6
Kamis Matius 2:7-8
Jumat Matius 2:9-10
Sabtu Matius 2:11-12
Kompetensi Belajar
Murid memberi tanggapan perihal peristiwa kelahiran Yesus Kristus.
KELAHIRAN YESUS
Lukas 2:1-7
Hampir semua orang Kristen merindukan hari Natal. Ada yang rindu membuat kue-kue, pulang ke kampung halaman dan bertemu sanak saudara. Juga merindukan mendapat hadiahhadiah; kesibukan persiapan Natal di gereja, seperti menyiapkan dekorasi, susunan acara perayaan, baju seragam, latihan musik, drama; dan banyak lagi. Ketika Virus Corona mewabah, semua yang dirindukan itu tiba-tiba menjauh. Banyak orang Kristen menjadi sedih dan Natal sepertinya tidak sama lagi.
Namun kemudian, kita menjadi sadar akan makna Natal yang sesungguhnya di mana kelahiran Kristus harus menjadi pusat perhatian kita. Dengan memusatkan perhatian kepada peristiwa kelahiran Juru Selamat, maka sikap kita seharusnya lebih kepada ucapan syukur yang ditujukan kepada Allah. Merayakan Natal yang berlebihan dan untuk kesenangan sendiri tentu bukan yang dikehendaki
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/523ee669747c6a0ce0d0ca26431e12c8.jpeg)
Pelajaran 12: Kelahiran Yesus
Allah. Saat ini, meskipun merayakan Natal tidak lagi semeriah tahun-tahun yang lalu, tetapi itu tidak menjadi masalah sebab fokus kita pada peristiwa kelahiran Sang Juru Selamat. Hari ini kita belajar bersama-sama bahwa ketika Tuhan Yesus lahir sebagai manusia, Allah ingin menunjukkan betapa agung rencana dan kuasa-Nya melebihi apa pun di dunia. Dan inilah yang harus kita renungkan dan kita syukuri bersama di saat Natal ini.
Tuhan Berkuasa Mengendalikan Segala Situasi (Ayat 1-3)
Sebagai orang Yahudi yang taat, Yusuf dan Maria memahami nubuatan bahwa kelahiran Mesias akan terjadi di kota kelahiran Raja Daud, yaitu BetlehemEfrata (bacalah Mikha 5:1). Mereka berdua tentu bertanya-tanya sebab mereka tinggal di Nazaret bukan di Betlehem meskipun mereka keturunan Daud. Kota Betlehem-Efrata letaknya di sebelah selatan Palestina, sedangkan Nazaret di sebelah utara dengan jarak sekitar 128 km. Namun suatu hari, keluarlah sebuah perintah besar dari kaisar Roma bahwa semua orang harus kembali ke tempat asal-usulnya untuk disensus. Peristiwa ini terjadi kira-kira tahun 8 Sebelum Masehi (SM). Perlu kita ketahui bahwa Palestina adalah salah satu daerah jajahan kekaisaran Romawi saat itu dan dimasukkan dalam Provinsi Siria. Jadi perintah itu harus ditaati seluruh warga Palestina termasuk Yusuf dan Maria. Yusuf dan Maria mulai menyadari bahwa Allah sedang terus melaksanakan rencana-Nya.
Perintah sensus sangat mengejutkan sebab baru pertama kali dilaksanakan di Palestina bahkan di seluruh Siria. Bagi mereka saat itu, perintah ini adalah perintah yang berat. Mereka yang sudah menetap lama dengan tenang di perantauan harus menempuh perjalanan jauh ke kampung halaman masing-masing. Dan kepergian mereka bukan untuk berwisata tetapi untuk memenuhi perintah kaisar menghitung mereka dan melunasi pembayaran pajak. Di balik situasi yang riuh dan tampak tidak menyenangkan ini, siapa menyangka bahwa memang Allah sedang menggunakan situasi ini untuk menggenapi rencana-Nya. Bahkan Allah melibatkan bangsa-bangsa pada peristiwa ini (Roma, Palestina, Syria) karena Allah mau dunia mencatatnya dalam sejarah. Maka dunia juga tahu bahwa kelahiran Tuhan Yesus nyata adanya.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/b58da16c6f416f2864b887008318615d.jpeg)
Dari sini kita dapat memahami bahwa Allah berkuasa atas segala situasi. Mungkin kita tidak tahu mengapa ada hal yang kita anggap buruk terjadi dalam hidup kita. Meskipun begitu, hendaknya kita tetap taat seperti Yusuf dan Maria sebab Tuhan sedang melakukan rencana-Nya yang paling baik, yang mungkin baru kita mengerti di kemudian hari.
Tuhan Berkuasa Atas Seluruh Manusia (Ayat 4-5)
Meskipun pada saat itu orang biasa berjalan kaki, tetapi perjalanan dari Nazaret di tanah Galilea menuju Betlehem di tanah Yudea bukan perjalanan yang mudah, khususnya bagi Maria yang sedang mengandung besar. Yusuf dan Maria tidak dapat berjalan dengan kecepatan normal karena mereka harus banyak berhenti untuk beristirahat. Mereka mungkin harus menempuh perjalanan sekitar 6-7 hari. Sungguh perjalanan yang melelahkan. Apakah mereka mengeluh? Kemungkinan besarnya tidak sebab mereka tentu juga sudah menunggu saat ini di mana nubuat Nabi Mikha akan digenapi.
Pada saat itu ada tiga orang yang sedang berkuasa. Pertama, adalah kaisar Romawi yang bernama Octavianus Agustus. Kedua, adalah Kirenius seorang yang saat itu menjabat pelaksana administratif kegiatan sensus di Provinsi Siria yang berarti termasuk Palestina.
Lukas 2:1-7
Dan ketiga, adalah penguasa tanah Yudea di Palestina di mana Kota Betlehem termasuk di dalamnya. Namanya Herodes (lihat Matius 2:1). Perintah Kaisar Agustus ini membuat sibuk Kirenius, Herodes, dan para pejabat lain serta seluruh rakyat. Mereka berbondong-bondong berangkat ke tanah asal-usul masing-masing. Perhatikanlah bahwa situasi ini sama sekali bukan kebetulan. Kaisar Agustus, Kirenius, maupun Herodes dan seluruh rakyat Palestina termasuk Yusuf dan Maria mengikuti skenario Allah yang ajaib. Bagi Kekaisaran Romawi perintah ini mungkin dianggap ide cemerlang. Kaisar Agustus membuat catatan bahwa tindakannya melakukan sensus di tahun 8 SM sebagai prestasi tanpa menyadari bahwa dialah yang sedang berada dalam kendali Allah untuk mewujudkan rencana agung-Nya. Nubuatan Nabi Mikha dalam Perjanjian Lama harus digenapi dan Allah menggunakan perintah sang kaisar sehingga Yusuf dan Maria berangkat ke Betlehem.
Jadi rencana Tuhan berada di atas rencana manusia. Tuhan dapat menggunakan tindakan siapa pun, entah dia pejabat tinggi ataupun orang biasa untuk melaksanakan kehendak-Nya. Oleh sebab itu, jangan khawatir dengan manusia, sebab Allah kita berkuasa atas manusia dan segala tindakan mereka.
Nilai Kebesaran Tuhan Tidak Sama dengan Nilai Duniawi (Ayat 6-7)
Ketika Yusuf dan Maria sampai di Betlehem, semua rumah sudah penuh dengan orangorang yang terlebih dahulu datang. Yusuf dan Maria tidak mendapat tempat menginap. Kemudian seseorang menawarkan kepada mereka sebuah ruangan yang biasanya untuk hewan. Hanya itu yang ada.
Setelah beberapa saat di situ, tiba saatnya bagi Maria untuk melahirkan. Walaupun mungkin dalam ruangan itu tidak ada hewan, tetap saja itu bukan ruangan yang layak bagi kelahiran seorang bayi. Maria terpaksa meletakkan bayi Yesus di dalam tempat makan hewan atau palungan yang ada di situ. Banyak orang bertanya-tanya mengapa Yesus Sang Mesias datang dalam kesederhanaan? Bukankah Allah adalah Pemilik langit dan bumi?
Kemiskinan yang dialami Yesus hanyalah sebuah pertanda bahwa Dia datang untuk orang-orang yang miskin secara rohani. Semua manusia mengalami kemiskinan rohani akibat dosa. Yesus datang dalam kesederhanaan untuk membawa kita menerima kekayaan rohani, yaitu kehidupan kekal bersama Bapa di surga. Kaisar Roma, Kirenius, Herodes dan para pejabat yang memiliki kekayaan dan kekuasaan secara duniawi sebenarnya di mata Allah mereka menderita kemiskinan secara rohani. Sebaliknya orang yang sederhana seperti Yusuf dan Maria juga para gembala yang kemudian datang adalah orang-orang yang telah menerima kekayaan rohani dan memiliki kebahagiaan sejati. Jadi saat ini, ketika kita menjalani kehidupan ini, janganlah kita terlalu mengejar kekayaan dan jabatan secara duniawi melebihi kerinduan membangun hubungan dengan Tuhan Yesus. Gemerlapnya dunia sering mengalihkan perhatian kita dari hal-hal rohani. Kita harus selalu ingat bahwa kemuliaan duniawi itu seperti bunga rumput yang fana, yang akan berakhir ketika Tuhan menghendakinya. Tetapi hubungan dengan Kristus itu bernilai kekal dan membawa kita kepada keselamatan dan kehidupan di surga yang penuh kemuliaan. Itulah kekayaan yang sejati.
Kesimpulan
Natal bukanlah tentang kemeriahan dan hadiah-hadiah yang kita inginkan. Natal adalah tentang datangnya Yesus ke dalam dunia seperti yang telah dijanjikan-Nya melalui nubuat para nabi. Melalui perayaan akan kedatangan-Nya ke dunia seharusnya, membawa pemahaman bahwa Allah mampu mengendalikan sejarah untuk melaksanakan rencana-Nya. Dia dapat menggunakan situasi apa pun dan siapa pun untuk menggenapi rencana-Nya. Kita yang menerima Dia akan memiliki kekayaan sejati anugerah-Nya, yaitu bebas dari maut dan mewarisi Kerajaan Surga. Itulah makna Natal yang seharusnya selalu ada dalam pemahaman kita.
Pencapaian Belajar
1. Menurutmu apakah kita perlu memperingati dan merayakan Natal?
2. Apa hal penting yang harus kita ingat saat Natal tiba?
3. Bagaimana caramu merayakan Natal?
Pendalaman
1. Penerapan: Bila ada seseorang yang bertanya mengenai makna Natal bagi kalian secara pribadi, apa jawaban kalian?
2. Respons/Tindakan: Pada momen Natal tahun ini, apa rencanamu untuk merayakannya? Adakah satu hal khusus yang akan kamu buat?
Penutup
Hari Natal tidak saja pengingat kelahiran Tuhan Yesus. Natal adalah sebuah pembuktian kekuasaan Allah atas waktu dan sejarah. Natal membuktikan kendali-Nya atas manusia. Natal adalah pemenuhan sebuah janji.
Salah satu kegiatan yang bernilai kekekalan adalah membaca Firman Tuhan setiap hari.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/9cdba737be603bd8af48f8075c8994bf.jpeg)
Pelajaran 13
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.
(Matius 2:11)
Kompetensi Belajar
Murid melakukan sebuah bentuk penghormatan kepada Yesus.
MENYAMBUT SANG RAJA
Matius 2:1-12
READING PLANS
Jangan lupa menyelesaikan Bacaan Harian seminggu ke depan! Berikan tanda (V) jika sudah membaca
Senin Yesaya 9:1-7
Selasa Filipi 2:5-11
Rabu Zakharia 9:9-10
Kamis 1 Timotius 1:12-17
Jumat Wahyu 19:11-16
Sabtu Mazmur 103:1-22
Pernahkah kalian melakukan sebuah perjalanan yang cukup jauh? Ke mana tujuan kalian, berapa lama waktu tempuhnya, dan kendaraan apa yang kalian naiki? Bicara tentang perjalanan, Natal ini mengingatkan kita tentang perjalanan orangorang majus.
Ya, kisah Natal tidak pernah lepas dari kisah orang-orang majus yang datang dari negeri Timur ke Betlehem di Yudea. Mereka datang kepada Yesus karena tahu bahwa Dia adalah Raja. Untuk itu mereka tidak datang dengan tangan kosong tetapi membawa persembahan berupa emas, kemenyan dan mur. Orang-orang majus sebenarnya memberi persembahan lebih daripada tiga barang tersebut. Jangan lupa bahwa kedatangan mereka juga ada dalam rancangan Allah untuk memberi kita teladan bagaimana seharusnya menyambut seorang raja. Teladan bagi kita bagaimana memberikan persembahan sebagai bentuk penghormatan kita kepada Tuhan Yesus sebagai Raja.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/b85c65c22e2ba9f71929906be28badfa.jpeg)
Orang Majus Mempersembahkan Tenaga dan Waktunya (Ayat 1-2)
Alkitab mencatat asal orang-orang majus adalah dari negeri Timur. Dan itu berarti negeri di sebelah timur Yehuda. Beberapa penafsir mengatakan bahwa negeri Timur itu kemungkinannya adalah Arab, Persia, atau Babel. Jaraknya kira-kira 1.000 km dari Yehuda. Perjalanan mereka ke Betlehem memakan waktu empat sampai lima bulan atau bisa juga lebih. Alkitab tidak mencatat jumlah mereka yang berangkat. Tetapi dapat dipastikan lebih dari tiga orang karena jaraknya yang jauh dan mereka tentu membawa juga beberapa budak untuk melayani mereka dalam perjalanan.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/668840323ffae9b830990abfc826cb86.jpeg)
Orang-orang majus tentu dengan cermat merencanakan perjalanan yang istimewa ini. Mereka mungkin mengendarai unta karena kendaraan orang-orang di daerah Arab adalah unta. Sebagai sebuah rombongan, mereka juga menggunakan tandu atau kereta untuk mengangkut barang-barang seperti makanan, pakaian, dan persembahan yang akan mereka berikan kepada Sang Raja. Perjalanan yang tentunya dapat menarik perhatian penjahat padang gurun yang ingin merampok mereka. Kita tidak tahu bagaimana kisah perjalanan para majus ini dengan akurat, namun yang pasti ini perjalanan yang melelahkan dan tidak mudah tetapi mereka akhirnya sampai di Yerusalem.
Gambar peta perjalanan Orang Majus (sumber: id.pinterest.com)
Orang-orang majus bukanlah orang Yahudi yang mengenal Allah. Mereka orang luar, tetapi mereka mau menghentikan kesibukan mereka untuk mengadakan perjalanan panjang ke negeri jauh, yang tidak diketahui alamat pastinya. Mereka juga tidak tahu situasi dan kondisi perjalanan yang akan mereka tempuh, tetapi mereka tetap berangkat. Sebuah teladan bagi kita untuk juga mempersembahkan tenaga dan waktu kita sebagai bentuk penghormatan kita kepada Tuhan Yesus, Sang Raja kita. Bagaimana caranya kita dapat memberikan tenaga dan waktu kita untuk Tuhan? Pikirkanlah ketika kita malas bersaat teduh, malas datang ke Sekolah Minggu, malas melakukan tugas pelayanan, bahkan malas untuk berdoa dan beribadah dengan banyak alasan. Saat itulah sebenarnya kerelaan kita sedang diuji untuk mempersembahkan tenaga dan waktu bagi Tuhan. Bagaimana kamu akan mempersembahkan waktumu untuk Tuhan?
Orang Majus Mempersembahkan Hikmat dan Kepandaiannya (Ayat 7)
Kata majus atau magoi adalah sebutan untuk orang yang bijaksana, mengerti banyak ilmu pengetahuan, ilmu pengobatan, ilmu perbintangan, ramalan, dsb. Daniel semasa hidupnya ketika berada di pembuangan Babel juga termasuk magoi karena hikmatnya menafsirkan mimpi. Jadi orang-orang majus saat itu adalah sekelompok orang terpelajar yang dikaruniai berbagai hikmat. Pekerjaan mereka biasanya adalah penasihat para raja. Karena itu mereka adalah orang-orang terhormat dan kaya. Suatu hari mereka melihat sebuah bintang yang tidak biasa. Oleh karena mereka juga ahli sejarah dan ramalan-ramalan, mereka kemudian dengan tekun menyelidikinya sehingga sampai pada kesimpulan bahwa seorang Raja besar akan lahir dan mereka bertekad datang untuk menyembah-Nya.
Berbeda dengan Herodes. Setelah dia mengerti bahwa tujuan para majus itu hendak menyembah Raja baru, maka dia pun ikut melakukan penyelidikan. Pertama-tama dia memanggil imam-imam kepala dan para ahli Taurat untuk menjelaskan nubuat tentang kehadiran Mesias, Raja yang dinantikan orang Yahudi. Kedua, dia memanggil orang-orang majus itu untuk menjelaskan kapan munculnya bintang istimewa itu dan apa saja yang
2:1-12
mereka ketahui tentang ramalan itu. Herodes mendapat jawaban yang benar baik dari para imam Yahudi maupun dari para majus, tetapi responsnya berbeda. Orang majus menyembah Yesus, Raja Herodes hendak membunuh Yesus, sementara para imam kepala dan ahli Taurat mengabaikan.
Teladan bagi kita dari kisah ini adalah bahwa semakin kita pandai, mempunyai banyak karunia, kemampuan, bakat, dsb., maka seharusnya kita juga mempersembahkan itu untuk Tuhan Yesus, Raja kita. Kita mau ikut terlibat dalam pelayanan sesuai dengan talenta yang dikaruniakan Tuhan kepada kita dan melakukannya dengan tekun dan setia sebagai suatu persembahan untuk kemuliaan Tuhan. Jangan sampai kita seperti para imam dan ahli Taurat atau Herodes. Saat ini apa yang sudah kamu lakukan untuk mempersembahkan karuniamu bagi kemuliaan Tuhan?
Orang Majus Mempersembahkan Hati dan Hartanya (Ayat 11)
Akhirnya orang-orang majus itu sampai ke Kota Betlehem karena bintang itu masih terus menuntun. Pada saat itu Alkitab mencatat bahwa orang-orang majus itu menjumpai keluarga Yusuf dalam sebuah rumah, tidak lagi di tempat hewan. Yesus kemungkinan sudah berusia sekitar 6 bulan atau 1 tahun. Ketika berjumpa Yesus, apa yang dilakukan orang-orang majus itu?
Ya, mereka langsung sujud menyembah Dia (perhatikan bahwa mereka bukan menyembah Maria).
Ketika mereka menyembah Yesus, mereka menanggalkan semua kemuliaan mereka dan menempatkan diri lebih rendah dari Yesus yang saat itu masih anak-anak. Pelajaran bagi kita saat ini adalah bahwa kita harus memiliki hati seperti orang-orang majus itu ketika datang menyembah Tuhan Yesus. Tuhan Yesus harus menjadi yang utama dari segala kepandaian, jabatan, kepopuleran, kekayaan duniawi, dsb. Sebab semua itu milik-Nya, dan Dia yang mengaruniakan segala kelebihan itu kepada kita. Hati yang merendah, dan menghormati Tuhan itulah, yang dikehendaki-Nya.
Setelah sujud menyembah, mereka membuka harta benda mereka dan memberikan persembahan berupa emas, kemenyan dan mur. Orang-orang majus memberikan harta mereka yang terbaik sebagai persembahan. Ini merupakan sebuah teladan juga bagi kita bahwa sepatutnya kita memberikan harta kita sebagai refleksi dari hati yang menyembah. Ketika kita memberikan persepuluhan, persembahan atau ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan gereja yang membutuhkan dana, maka saat itu kita juga sedang mempersembahkan harta kita kepada Sang Raja. Jumlahnya tentu disesuaikan dengan kemampuan kita masing-masing. Tuhan melihat hati kita. Dia tahu apakah kita sungguh-sungguh ketika mempersembahkan harta kita.
Kesimpulan
Peristiwa kedatangan orang-orang majus dari negeri Timur yang jauh ini dapat menjadi renungan bagi kita di masa Natal ini mengenai penghormatan kepada Tuhan Yesus. Bila para majus yang tidak mengenal Allah saja begitu rindu untuk datang dan menyembah Dia, apalagi kita sebagai anak-anak-Nya seharusnya mempunyai kerinduan yang lebih kuat. Anak-anak Tuhan yang baik tentu tidak sibuk memikirkan kado untuk diri sendiri, tetapi merenungkan agar semakin hari semakin meningkatkan persembahan bagi Dia, baik waktu, akal budi, kepandaian dan juga harta untuk menopang semua pelayanan yang diperlukan bagi pekerjaan Tuhan di dunia.
Pencapaian Belajar
Setelah kita belajar mengenai orang-orang majus ini, jawablah beberapa pertanyaan di bawah ini:
Pelajaran 13: Menyambut Sang Raja
1. Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang majus itu?
2. Apa saja tiga persembahan orang majus seperti yang sudah kita pelajari di atas?
3. Apa perbedaan sikap Herodes dengan orang majus dalam menyambut kelahiran Yesus, Sang Raja?
Pendalaman
1. Penerapan:
a. Sebagai persembahan waktu: Bentuk persembahan waktu apa yang akan kalian berikan kepada Tuhan? (misal: bersekutu dengan Tuhan lebih rajin, mengutamakan hadir pada acara-acara gereja, menghilangkan kebiasaan datang terlambat saat ibadah atau SM, dsb.)
b. Sebagai persembahan talenta, pelayanan apa yang dapat kamu lakukan untuk Tuhan? (misal: Menjadi pemimpin pujian, singer, pemain musik, penyambut tamu, pelayanan di PKMB, dsb.)
2. Bagaimana kamu bisa mempersembahkan hartamu?
Isilah jawaban kalian dalam tabel di bawah ini:
No Jenis Persembahan Bentuk Nyata
waktu
harta
3. Respons/Tindakan: Sebagai persembahan harta, maukah kamu berkomitmen untuk memberikan persembahan dalam bentuk uang? (misal: Persembahan umum, persepuluhan, persembahan khusus lainnya.)
Penutup
Kelahiran Yesus adalah kelahiran Sang Raja. Setiap orang Kristen hendaknya menyambut dan merayakan kelahiran Kristus Sang Raja dengan segala penghormatan terbaik yang dimilikinya.
Salah satu persembahan waktu kita adalah bersekutu dengan-Nya. Berdoa dan membaca Alkitab setiap hari akan menolong kita untuk lebih mengenal Allah.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221019065305-e727fe94427729131f52d23971275f50/v1/89cab4ca5eb179b75b251c6e286abd20.jpeg)