Majalah Komunikasi UM Edisi 336 | September - Oktober 2021

Page 1


ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah


DAFTAR ISI Untuk menjembatani dan mewadahi ketersediaan talenta berkualitas yang memberikan kontribusi nyata dalam waktu yang lama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). UM sangat mendukung penyelenggaraan program ini. Seperti apa pelaksanaan MBKM di UM? Berikut ulasanya.

dok. Komunikasi

Serba Serbi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka!

SALAM REDAKSI 4

6

SURAT PEMBACA 5 LAPORAN UTAMA 6 UP TO DATE 8

dok. Pribadi

Radikia: Tentang Passion, Kompetisi, dan Perjuangan Tanpa Henti

12

0PINI 10 PROFIL 12

Halo, Sobat Komunikan! Kali ini, Kru Majalah Komunikasi berkesempatan untuk bincang santai bersama Juara 3 Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) UM 2021 yang telah menginjakkan kaki di Amerika dan Korea Selatan! Omo… Bukan main ya, Sobat? Ingin tahu wawancara lengkapnya? Yuk, simak wawancara bersama Kak Radik di Rubrik Profil!

SEPUTAR KAMPUS 14 CERITA MEREKA 24 SEPUTAR KAMPUS 26

24

ke Aceh

LAPORAN KHUSUS 30

Bermula dari keinginannya dan hobinya berpetulang hingga akhirnya Ia tertarik untuk mencoba mendaftar pada program pertukaran mahasiswa, Gilang Purwoaji salah satu mahasiswa UM yang berhasil lolos dalam program yang diselenggarakan Kemendikbud. Penasaran kelanjutan ceritanya? Yuk, simak terus cerita selengkapnya di rubik Cerita Mereka!

CURHAT 31 WISATA 32 RANCAK BUDAYA 34 PUSTAKA 36 PUISI 37

Menilik Lebih Jauh Situs Sumberawan Ingin berlibur sambil bernostalgia melalui peninggalan zaman kerajaan? Situs Sumberawan menjadi pilihan yang tepat. Menjadi satusatunya situs yang bercorak Buddha di Jawa Timur, menjadikan siapa saja yang berkunjung ke Situs Sumberawan terpesona. Yuk, baca liputan selengkapnya di Rubrik Wisata!

KOMIK 38 LENSA UM 39

32

dok. Komunikasi

dok. Pribadi

Kisah Gilang, Dari Malang

Tahun 42 September - Oktober 2021 |

3


Salam Redaksi

Oleh Muslihati

T

antangan menghadapi berbagai perubahan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan peradaban, demikian pula dengan gegap gempitanya era Revolusi Industri 4.0. Peradaban dengan ciri khasnya berupa internet of things dan sederet pengaruhnya pada kehidupan manusia terutama pada dunia industri dan dunia kerja, menuntut kecepatan beradaptasi, jika tidak ingin terlibas oleh perubahan yang terjadi. Geliat adaptasi mutlak dilakukan oleh semua pihak, tidak terkecuali perguruan tinggi. Berbagai kebijakan harus sesegera mungkin dilakukan khususnya dalam hal penyiapan kapabilitas atau kemampuan lulusan agar berdaya saing tinggi di tengah ketatnya kompetisi. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang berorientasi memberikan pengalaman belajar secara riil bagi mahasiswa untuk mampu beradaptasi dengan dunia kerja dan dunia industri sekaligus memperluas kompetensi secara interdisipliner semenjak proses perkuliahan. Implementasi Program MBKM dilandasi oleh beberapa peraturan di antaranya Permendikbud Nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dalam aturan tersebut, termaktub hak belajar 20 hingga 40 sks bagi mahasiswa yang dapat ditempuh lintas program studi, lintas kampus hingga luar kampus yaitu di dunia industri dan dunia kerja. Program MBKM memiliki delapan Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) yaitu Pertukaran Pelajar, Study atau Proyek Independen, Kegiatan Wirausaha, Proyek Kemanusiaan, Membangun Desa atau Kuliah Kerja Nyata (KKN), Magang Praktik Kerja, Penelitian atau Riset, dan Asistensi Mengajar. Setiap jenis BKP MBKM memiliki tantangan dan akan menghadirkan pengalaman belajar tersendiri bagi mahasiswa. Realitanya, program ini masih harus diterapkan secara

instruktif dan top down. Hal ini dapat dilihat dari penetapan target minimal implementasi MBKM sebagai salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi melalui Kepmendikbud Nomor 754/P/2020. Dalam regulasi tersebut, ditetapkan bahwa 30% mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) harus memperoleh hak belajar 20 hingga 40 sks melalui program MBKM. Ketentuan tersebut juga berkaitan dengan penilaian peringkat perguruan tinggi dan indikator akreditasi. Target ini tentu tidak mudah dicapai jika tidak dirancang secara baik dan terstruktur. Perlu adanya upaya sistematis dan masif. Mulai dari sosialisasi, perancangan program, implementasi hingga monitoring dan evaluasi. Di sisi lain, sebagai program yang masih relatif baru, implementasi MBKM perlu dievaluasi secara berkesinambungan. Salah satunya adalah kekhawatiran program studi akan kemungkinan “melesetnya” upaya mencapai kompetensi inti profil lulusan karena jumlah materi bidang studi digantikan oleh pengalaman belajar di luar prodi yang mungkin saja kurang relevan. Oleh karena itu, program ini perlu diselaraskan dengan “core bisnis keilmuan” setiap program studi agar hak belajar di luar kampus tidak mengurangi substansi kompetensi yang harus diperoleh mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai elemen penting pembentuk profil lulusan. Last but not least, implementasi MBKM sebagai sebuah program yang dilandasi dengan semangat dan tujuan yang baik, sebaiknya tidak bersifat hit and run yang akan hilang seiring dengan pergantian kepemimpinan nasional. Ke depan, implementasi program ini harus dievaluasi secara berkelanjutan baik di level program studi, fakultas, universitas hingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar niat mulia menyiapkan lulusan yang memiliki kemampuan interdisipliner dan siap bersaing serta berkarya di masyarakat sebagai harapan dapat tercapai.

KOMUNIKASI • Majalah Kampus Universitas Negeri Malang • Jalan Semarang No. 5 Graha Rektorat lantai 2 Telp. (0341) 551312 Psw. 354 • E-mail: komunikasi@um.ac.id • Website: http://komunikasi.um.ac.id • Instagram: @komunikasi_um KOMUNIKASI diterbitkan sebagai media informasi dan kajian masalah pendidikan, politik, ekonomi, agama, dan budaya. Berisi tulisan ilmiah populer, ringkasan hasil penelitian, dan gagasan orisinil yang segar. Redaksi menerima tulisan para akademisi dan praktisi yang ditulis secara bebas dan kreatif. Naskah dikirim dalam bentuk softdata dan print out, panjang tulisan 2 kwarto, spasi 1.5, font Times New Roman. Naskah yang dikirim belum pernah dimuat atau dipublikasikan pada media cetak manapun. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan yang sepantasnya. Redaksi dapat menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah artinya. Tulisan dalam Komunikasi tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Antar Surya Jaya Surabaya.

4 | Komunikasi Edisi 336

dok. Pribadi

MBKM: Menyiapkan Kapabilitas Interdisipliner Lulusan Menuju Sukses Masa Depan

STT: SK Menpen No. 148/ STT:DITJEN SK Menpen No. 148/ SK PPG/STT/1978/ SK DITJEN tanggal 27PPG/STT/1978/ Oktober 1978 tanggal 27 Oktober 1978

Pembina Rektor (AH. Rofi’uddin) Penanggung Jawab Wakil Rektor III (Mu’arifin) Wakil Penanggung Jawab Hendra Susanto Ketua Pengarah Sucipto Ketua Penyunting Zulkarnain Wakil Ketua Djajusman Hadi Anggota Yusuf Hanafi Muslihati Dila Umnia Soraya Kun Sila Ananda Tika Dwi Tama Mochammad Sa’id Redaktur Pelaksana Nida Anisatus Sholihah Editor Fitriyanti Bunga Syani Yemima Layouter Nadifah Adya Ilham Desainer dan Ilustrator Nur Aviatul Adaniyah Reporter Umi Nahdhiah Nur Nilam Ayu S. M. Irkhamin Erlina Febrianti Nuriyatul M. Zakaria Kreswantono Nurul Laili Rohmatin Zahira Alfiani Niken Puspitsari M. Izam Masroir Agustin Rahayu Intan Waviq azizah Administrasi Taat Setyohadi Su’udi Suhartono Ekowati Sudibyaningsih Oni Irawan Nur Cholisah Elok Kanthiasih Hadi Mulyono Distributor Adi Santoso


Surat Pembaca

Komunikasi Versi Cetak, Masih Terbit? Assalamualaikum, Wr. Wb. Beberapa waktu lalu saya berkunjung ke Graha Rektorat dan tidak mendapati majalah Komunikasi cetak edisi terbaru. Apakah majalah Komunikasi versi cetak sudah tidak diterbitkan lagi? Lalu, di mana saya bisa membaca majalah Komunikasi edisi terbaru? Nur Aviatul Adaniyah

Salam Syani Yemima Syahrul Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Merdeka batinnya, merdeka pikirnya, dan merdeka raganya.

Waalaikumsalam, Wr. Wb. Dear Syani,

Cover Story

Terima kasih sudah setia membaca majalah Komunikasi. Sejak diterapkannya lockdown di Universitas Negeri Malang (UM), beberapa edisi Komunikasi 2021 versi cetak tidak diterbitkan. Namun, Komunikasi tetap diterbitkan versi online. Anda bisa membaca majalah Komunikasi versi online di laman berikut: https://issuu.com/komunikasi2 Salam

Repro Internet

Redaksi

Sesuatu yang kita hadapi tidak selalu bisa diubah. Namun, kita tidak bisa mengubah sesuatu sampai kita menghadapinya. Merry Riana

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Tahun 42 September - Oktober 2021 | |

5


Laporan Utama

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Geliat MBKM di Kampus Pendidikan

U 6 | Komunikasi Edisi 336

Latar Belakang Penerapan MBKM Awal mula kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) telah digaungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada awal 2020 lalu. Kebijakan MBKM disusun dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja, dan kemajuan yang sangat pesat serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar di luar perguruan tinggi. Melalui program ini, terbuka kesempatan yang sangat luas kepada mahasiswa

untuk meningkatkan soft skill dan hard skill mereka agar lebih siap lagi untuk terjun ke masyarakat. Penerapan MBKM sendiri sejalan dengan delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi tolak ukur kinerja perguruan tinggi, terutama pada poin kedua yang berbunyi “Mahasiswa mendapatkan pengalaman di luar kampus.” Dengan diterapkannya kebijakan MBKM, perguruan tinggi akan mengakselerasi tranformasi pendidikan tinggi sehingga menjadi katalisator tranformasi ekonomi yang memenangkan pertarungan global di era digital.

Potret Pelaksanaan MBKM di Universitas Negeri Malang (UM) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) memiliki delapan bentuk kegiatan yang dapat dipilih mahasiswa, yakni pertukaran mahasiswa, magang atau praktik kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, kegiatan kewirausahaan, proyek kemanusiaan, studi atau proyek independen, membangun desa atau kuliah kerja nyata tematik, dan penelitian atau riset. Menurut Prof. Dr. Suyono, M.Pd selaku Staf Ahli Wakil Rektor I UM dalam praktiknya bentuk kegiatan MBKM ada yang


Laporan Utama

dibiayai oleh kementerian (contohnya program Kampus Mengajar dan Pertukaran Mahasiswa Merdeka) serta ada yang dibiayai secara mandiri oleh mahasiswa. Dalam mendukung pelaksanaan MBKM, terdapat syarat yang harus dipenuhi setiap mahasiswa atau perguruan tinggi, yakni mahasiswa harus berada dalam perguruan tinggi yang terakreditasi dan terdaftar dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti). Mahasiswa juga diberi beberapa pilihan skema untuk kegiatan belajar di luar kampus. Misalnya untuk program pertukaran pelajar, mahasiswa dapat 1) Belajar di program studi (prodi) berbeda dalam kampus sendiri; 2) Belajar di prodi yang sama di kampus berbeda; 3) Belajar di prodi berbeda di kampus yang berbeda pula. Sebelum mengikuti kegiatan MBKM, mahasiswa harus berkonsultasi dengan pihak prodi mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan di luar kampus. Konversi mata kuliah memang diserahkan sepenuhnya ke pihak prodi tetapi ada rambu-rambu bahwa kegiatan di luar kampus yang diikuti mahasiswa harus bermakna dan relevan dengan prodi asal. Mahasiswa UM yang Sudah Terjaring Program MBKM Terhitung mulai semester gasal tahun ajaran 2021/2022, jumlah mahasiswa UM yang mengikuti program MBKM mulai meningkat. Dalam pidato yang disampaikan Prof. Dr. H. AH. Rofi’uddin., M.Pd pada acara Pengukuhan Guru Besar (23/8), Rektor UM tersebut merinci jumlah mahasiswa yang berpartisipasi pada beberapa program MBKM. Sejumlah 450 mahasiswa dilepas untuk program membangun desa selama enam bulan, sementara 2.150 mahasiswa melakukan kegiatan asistensi mengajar dengan durasi waktu yang sama. Pertukaran mahasiswa antarperguruan tinggi baik dari dalam maupun luar negeri juga berjalan lancar. Harapan Terkait Pelaksanaan MBKM Suyono berharap bahwa semua pihak menyadari pentingnya penerapan MBKM secara tepat, baik mahasiswa maupun prodi terkait. “Mahasiswa diharapkan untuk memilih aktivitas yang bermakna di luar kampus serta memberi nilai tambah. Jangan asal belajar di luar kampus tanpa memberi manfaat. Prodi juga diharapkan mampu mengeksplor beragam kegiatan yang bisa dikonversi dengan mata kuliah yang relevan,” pesannya. Oleh

karena pelaksanaan MBKM yang belum sepenuhnya maksimal, Suyono berharap semoga ke depannya perencanaan MBKM di UM semakin terstruktur dan tertata agar program MBKM benarbenar bermakna dan memiliki nilai tambah bagi calon lulusan. Suara Mahasiswa Tentang MBKM Aiga Elmahira adalah salah satu mahasiswi UM yang mengikuti program MBKM Kampus Mengajar. Mahasiswi prodi S1 Pendidikan Matematika ini tertarik akan pengalaman baru yang ditawarkan program MBKM. “Ternyata dapat pengalaman baru yang tidak bisa diperoleh di kegiatan lain, bisa bertemu teman-teman baru dari luar jurusan, juga bisa mengenal lebih dalam seluk-beluk sekolah,” Tuturnya. Aiga yang pada semester sebelumnya mengikuti kegiatan pertukaran mahasiswa juga membagi pengalaman uniknya ketika mengikuti program tersebut. “Saya sempat ikut pertukaran pelajar di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Seru sekali, saya jadi tahu ragam bahasa di daerah lain, khususnya dari teman-teman Bandung,” kenang mahasiswi berhijab itu. Tak hanya Aiga, pengalaman baru ketika mengikuti program pertukaran pelajar juga dirasakan Maria Fransisca Romana, mahasiswi prodi S1 Biologi yang tengah mengikuti pertukaran pelajar di Universitas Jember (UNEJ). “Kebetulan di salah satu mata kuliah yang saya ikuti di UNEJ, ada dosen praktisi dari luar negeri. Jadi, bisa sekaligus melatih komunikasi dalam bahasa Inggris,” Tuturnya. Baik Aiga maupun Maria sangat merekomendasikan program MBKM bagi mahasiswa yang ingin menambah wawasan tentang kegiatan di luar kampus. “Pasti ada risikonya tetapi jangan takut mencoba karena banyak keuntungan yang bisa diperoleh,” Jelas Aiga. Maria menambahkan bahwa mengikuti MBKM merupakan bentuk dukungan mahasiswa terhadap program pemerintah serta membantu universitas supaya lebih berkembang. “Program yang kita ikuti saat ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak universitas supaya dapat merancang program yang lebih baik. Selain itu, kita sendiri juga bisa memperoleh manfaat dari program tersebut,” tutup Maria. Izam & Zahirah

Tahun 42 September - Oktober 2021 | |

7


dok. Komunikasi

Laporan Khusus

Dies Natalis ke-67 Tandai Transformasi UM

S

udah 67 tahun Universitas Negeri Malang (UM) berdiri. Demi menyambut usia baru, Perayaan Dies Natalis terbagi menjadi tiga tahap, yaitu persiapan, Road to Dies Natalis, dan puncak acara yang dilakukan tanggal (18/10). Kegiatan Road to Dies Natalis juga disemarakkan dengan tiga jenis agenda, yaitu agenda akademik, olahraga, dan seni. Pada Dies Natalis tahun ini, UM mengusung tema “Inovasi Bernas, Wujudkan Merdeka belajar”. “Kata ‘Bernas’ berarti unggul. Ke depannya diharapkan UM selalu membuat inovasi unggul, tidak hanya untuk sekitar UM saja tetapi juga skala nasional maupun internasional,” papar Dr. Yuni Rahmawati, S.T., M.T., selaku ketua pelaksana Dies Natalis UM. “Untuk bagian Merdeka Belajar, hal ini dicanangkan sendiri oleh Menteri Pendidikan. Merdeka dalam artian menjadi lebih mandiri dan kritis dalam kegiatan belajar,” tambahnya. Tema ini juga merupakan langkah UM untuk terus memajukan dan memperbaiki diri menjadi lebih baik. Dalam perayaan Dies Natalis tahun ini, UM tidak hanya merayakan bertambahnya satu tahun usianya, juga disertai kabar gembira bahwa UM juga menduduki klaster pertama. Sebagai informasi, klasterisasi perguruan tinggi

8 | Komunikasi Edisi 336

adalah pengelompokan perguruan tinggi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemdikbud yang dilakukan setiap tahun. Tiga agenda utama UM yang berlangsung selama Road to Dies Natalis berlangsung sejak bulan Juni. Karena Dies Natalis merupakan wujud UM mendukung Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), terdapat juga kegiatan akademik yaitu seminar nasional, seminar internasional, talk show, lomba video pendek MBKM, lomba membuat infografis dan video profil unit, dan yang diselenggarakan bersamaan dengan puncak Dies Natalis yaitu UM Expo (18-21/10). Selain itu, untuk lebih membangkitkan semangat civitas akademik menjelang Dies Natalis, UM juga menyelenggarakan berbagai macam lomba mulai dari poster sampai video TikTok yang bisa diikuti oleh seluruh civitas akademik UM. Walau kebanyakan dilaksanakan secara daring, civitas akademik UM tetap bersemangat dalam mengikuti lomba. Tidak hanya lomba, UM juga mengadakan vaksinasi dosis pertama dengan merek Sinovac bagi para civitas akademik dan umum (24/9) di Graha Cakrawala lalu. Ayu


Up to Date

Raih Predikat Unggul, UM Terus Perbaiki Diri

K

abar baik datang untuk civitas academik Universitas Negeri Malang (UM). Selasa (07/09) UM telah memperoleh akreditasi unggul oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sebelumnya, UM memang telah mendapatkan predikat akreditasi A yang berarti sangat baik sejak 19 Juli 2014. Status tersebut telah diperpanjang hingga 5 Mei 2025 berdasarkan SK BAN-PT nomor 187/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/PT/V/2020 yang dikeluarkan pada 5 Mei 2020. Namun, dikarenakan adanya perubahan peraturan tentang akreditasi, maka dilakukan konversi predikat akreditasi. Hal ini tidak lain agar status akreditasi sesuai dengan peraturan terbaru yakni Permendikbud Nomor 5 Tahun 2020. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa predikat akreditasi meliputi unggul, baik sekali, dan baik. Sehingga akreditasi A berubah menjadi akreditasi unggul, akreditasi B berubah menjadi Baik Sekali, akreditasi C ke akreditasi Baik, dan predikat A, B, C tidak akan berlaku lagi. Ketua Satuan Penjamin Mutu (SPM) UM, Dr. Imam Agus Basuki, M.Pd yang bertanggung jawab sebagai koordinator dalam proses akreditasi perguruan tinggi menuturkan, UM telah sejak tahun 2020 mempersiapkan konversi akreditasi. “Karena banyak dan ada aturan-aturan baru yang harus kita siapkan datanya, dokumendokumen pendukungnya,” tutur dosen prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah tersebut pada Kru Komunikasi, Senin (20/09). Dalam proses tersebut, naskah ISK (Instrumen Suplemen Konversi) dibuat untuk mengubah peringkat menjadi unggul. Apabila tidak memenuhi syarat, maka akreditasi perguruan tinggi akan tetap kembali seperti akreditasi semula. Konversi predikat akreditasi ini tidak mengubah masa berlaku akreditasi yang berlaku hingga 5 Mei 2025, tetapi hanya mengubah predikat akreditasi dari A menjadi Unggul. Pengajuan itu kemudian berbuah manis dengan diperolehnya poin 372 dan status akreditasi unggul berdasarkan SK BAN-PT nomor 810/SK/BAN-PT/AK-SK/PT/IX/2021. Sebelumnya, UM telah melakukan perpanjangan status akreditasi pada Tahun 2020. UM yang saat ini memiliki 120 prodi dinilai peringkat akreditasinya oleh tujuh asesor saat akreditasi perguruan tinggi. Setelah penilaian, dilakukan validasi oleh validator agar hasil penilaian kurang lebih sama. Apabila skor di atas 170, maka dilakukan Asesmen Lapangan (AL) ke perguruan tinggi. Dikatakan dalam masa pandemi ini, AL dilakukan secara daring melalui zoom. Namun, pada proses konversi akreditasi tidak perlu dilakukan asesmen lapangan. Tentunya dalam akreditasi terdapat indikator yang menjadi penilaian. Pada penilaian sebelumnya, terdapat tujuh indikator penilaian. Sementara pada peraturan baru terdapat sembilan indikator yakni visi, misi, tujuan, dan strategi perguruan tinggi, tata pamong, tata kelola, dan kerja sama, mahasiswa, Sumber Daya

Manusia (SDM), keuangan dan sarana prasarana, komponen pendidikan yang di dalamnya meliputi unsur kurikulum, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan luaran serta capaian tridarma seperti jumlah publikasi. Selain itu, pada peraturan baru, akreditasi prodi yang sebelumnya juga ditangani oleh BAN-PT akan beralih ditangani oleh LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri). Sekretaris SPM UM, Dr. Swasono Rahardjo S.Pd., M.Si yang juga merupakan asesor BAN-PT menjelaskan, dalam proses penilaian akreditasi mula-mula perguruan tinggi harus mendaftarkan diri dan mengunduh instrumen akreditasi. Instumen tersebut dinamakan dengan LKPT (Laporan Kinerja Perguruan Tinggi) dan Laporan Evaluasi Diri (LED). Proses penilaian awal dilakukan secara daring melalui laman Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO) ada di laman BANPT yakni sapto.banpt.co.id. Pengunggahan tersebut harus dilakukan maksimal enam bulan sebelum habis masa berlaku akreditasi. Setelah unggah, kelengkapan diverifikasi oleh BAN-PT. Setelah diterima BAN-PT akan menugaskan asesor untuk melakukan Asesmen Kecukupan (AK). Ketua SPM UM berharap semua elemen UM bisa meningkatkan mutu agar perpanjangan akreditasi nantinya bisa berjalan dengan lancar. “Semua data harus masuk PDDIKTI (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, red). Semua unsur harus bekerja sama dan kualitasnya optimal,” tandasnya menjelaskan begitu pentingnya data-data PDDIKTI dalam akreditasi. Oleh karenanya, semua data di PDDIKTI harus selalu diperbaharui. Akreditasi memang merupakan hal yang krusial. UM sebelumnya bahkan telah menerapkan aturan bahwa prodi akreditasi C tidak boleh meluluskan mahasiswa sebelum berubah akreditasi menjadi B. Hal ini dikarenakan tuntunan di masyarakat yang sebagian besar mempersyaratkan akreditasi minimal B. Selain akreditasi nasional, UM saat ini telah mempersiapkan akreditasi internasional untuk beberapa prodi salah satunya adalah Teknik Elektro. “Masyarakat atau dunia industri punya cara sendiri dalam menggunakan kualifikasi. Kualifikasi akreditasi pada alumni punya patokan sendiri, kualitas pembelajaran, kualitas pendidikan yang baik,” tutur Rektor UM, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd. “Ayo kita sama-sama menjadikan UM ini yang terbaik, bisa memberikan kontribusi yang baik bagi masyarakat, InsyaAllah dengan cara itu kehadiran UM memang benar-benar bermanfaat,” pesan rektor UM. Dikatakan oleh rektor, perbaikan diri akan terus dilakukan oleh UM dari segala segi, lulusan maupun produktivitas karya yang dihasilkan harus benar-benar dibutuhkan riil oleh masyarakat. “UM harus menjawab kebutuhan masyarakat akan SDM yang dihasilkan,” jelasnya. “Berkaryalah yang terbaik. Akreditasi dan pengakuan akan mengikuti.” Diah

Tahun 42 September - Oktober 2021 | |

9


Opini

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

MALANG HERITAGE, MEMBANGKITKAN MEMORI MALANG TEMPOE DOELOE

B 10 | Komunikasi Edisi 336

oleh Ahmad Irfan Husaini ulan Agustus, Oktober, dan November identik dengan momen hari bersejarah yang identik dengan kepahlawanan, sedangkan Kota Malang adalah bukti sejarah dengan terukirnya sejarah Pahlawan Trip. Peninggalan bangunan kuno, kawasan jalan bersejarah seperti Jalan Kayutangan (sekarang Jalan Basuki Rahmad), Jalan Besar Ijen dengan desain Boulevard dan peninggalan rumah Belanda menjadi bukti ciri khas Kota Malang. Seiring dengan itu, jika mengaku sebagai Arek Malang (Arema) asli pasti mengenal kampung Talun dan Kayutangan, dua kampung yang beririsan secara geografis. Pada dua tahun lalu, Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bersama Komunitas Save Heritage Malang pernah menggelar Kampoeng Heritage Kajoetangan. Semarak sekali acara tersebut dengan menelusuri kampung dan koridor Heritage Talun dan Kayutangan atau Heritage Trail. Rangkaian acara lainnya bersama komunitas A Day to Walk juga menggelar pameran foto, menyajikan jualan aneka jajanan

kampung serta cinderamata, ragam mainan tradisional anak-anak, musik, dan ajang pojok foto (Mulyadi, 2019). Potensi kawasan Kayutangan Heritage sebagai koridor utama wisata heritage di Malang Raya menjadi aset bagi budayawan, seniman, dan intelektual untuk berkolaborasi membangun kota sejarah yang bermartabat. Disiapkannya anggaran untuk membenahi kawasan di Kayutangan tersebut mulai dari depan kantor PLN hingga sepanjang jalan Basuki Rahmat salah satunya adalah untuk membangun trotoar yang lebih luas untuk mendisplai sederet karya kreatif arek-arek Malang. Kawasan Kayutangan Heritage nantinya akan menggunakan sebagian jalan, yaitu kawasan tersebut nantinya hanya akan digunakan satu jalur saja. Dengan pelebaran trotoar, maka masyarakat dapat beraktivitas lebih leluasa. Selain itu juga akan disiapkan ruang khusus untuk memamerkan karya ekonomi kreatif arek-arek Malang. Artinya ada wilayah tertentu yang dipergunakan khusus


Opini

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

e-money. Karena ini rencana tersebut merupakan hasil kontemplasi karya anak-anak ekonomi kreatif, sehingga akhirnya juga akan diadakan displai ekonomi tradisional. Dipilihnya Kayutangan lantaran kawasan tersebut memang satu-satunya jalan dengan nama Kayutangan yang ada di Indonesia. Potensi Kayutangan Heritage sebagai kawasan wisata khusus tempo dulu itu juga bekerja sama dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu. Ini menjadi sinergitas yang dibangun untuk keberlanjutan wisata di Malang Raya. Terlebih saat ini, Singosari sudah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) yang secara otomatis memberi pengaruh pada perekonomian di Malang Raya. Malang Raya saat ini menjadi kawasan wisata yang sudah mendunia. Target mendatang pemerintah kota dan Kabupaten Malang bahwa Bandara Abdurrahman Saleh direncanakan menjadi bandara internasional sehingga optimistis jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Malang Raya akan terus bertambah secara signifikan. Wisata di Malang Raya sudah menjadi destinasi wisatawan lokal dan mancanegara sehingga wajar jika warga Malang Raya terus berusaha untuk mengembangkan destinasinya apalagi berbasis budaya dan sejarah lokalnya sebagai destinasi wisata. Membangun Kota Sejarah Saat ini Kota Malang terus berbenah menata kotanya, mulai dari destinasi kearifan lokal hingga Kayutangan Heritage sebagai kawasan wisata berbasis sejarah kemerdekaan. Tepat sekali kepedulian Pemkot Malang dalam mendukung spirit kearifan lokal dengan memberdayakan warganya untuk ikut serta terlibat dalam balutan nilai sejarah. Perbaikan trotoar, saluran irigasi sampai dengan melakukan aneka rekayasa jalur lalu lintas kendaraan di kawasan Jalan Basuki Rahmad sebagai upaya wujud membangun kawasan bersejarah yang patut diapresiasi oleh warga di Malang Raya. Bukti gairah memaknai nilai sejarah telah dibuktikan dengan upaya menata kawasan Heritage sebagai ikon dan ciri khas wisata kota. Memang secara singkat dapat dikatakan kalau pembangunan berupa visualisasi kota secara historis identik dengan nuansa keindahan tata kota Malang yang berbasis nilai-nilai sejarah. Begitu juga yang menghiasi sudut Kota Malang yang pernah menyandang predikat sebagai Kota “Paris van

Java” pada masa Kolonial Belanda, saat ini kelihatannya telah hilang “nyawanya”. Salah satu penyebabnya ialah tergerusnya modernisasi yang menyebabkan lunturnya dalam mempertahankan keaslian peninggalan kuno yang seharusnya dipertahankan keasliannya. Sehingga tidak heran, adanya efek yang muncul dari pelanggaran tata ruang kota itu sendiri oleh masyarakat karena desakan kepentingan bisnis dan kemauan untuk mengganti ke ranah arsitektur rumah modern. Dalam rangka membangun kota sejarah melalui pembangunan kawasan wisata Heritage di Kayutangan, diharapkan Arema sebagai bagian masyarakat yang ada di Malang Raya terpanggil untuk saling bahu-membahu terlibat dalam proses perencanaan pembangunan. Saat ini, bukan jamannya lagi pemerintah “bekerja sendirian“ dalam membangun kota dengan mengabaikan peran serta nyata dari semua elemen masyarakatnya. Sehingga dalam konteks kekinian, menyikapi apa yang terjadi dalam perkembangan Kota Malang ini, setidaknya ada kolaborasi warga bahwa Arema tidak hanya piawai di sepakbola saja tetapi juga cerdik dalam mendukung sejarah kotanya. Di sinilah kelihatannya Arema perlu menerapkan budaya “Malang Tempoe Doeloe” yang berpusat di kawasan Kayutangan, sebagai sebuah harapan nuansa kota sejarah, seni, dan budaya. Akhirnya, jelas sudah kalau kita ingin Kota Malang ini menjaga jati diri dan mempertahankan citra kotanya tidak hanya dalam batas prestasi Adipura Kencana saja, lebih dari itu ingin menyentuh prestasi nilai sejarahnya dengan memberdayakan potensi kawasan Kayutangan Hertage. Nilai luhur pada “Malang Tempoe Doeloe” merupakan bagian dari konservasi heritage meliputi bangunan, kesenian dan budaya di Kota Malang. Implementasinya dengan menggiatkan dan menghadirkan rasa masa lalu dalam tontonan, pesan, dan kesenian yang disajikan dalam satu paket acara. Kondisi inilah sebagai bagian dari arkeologi publik melalui sentuhan para intelektual dan sejarawan. Dengan demikian, potensi di Malang Raya akan menjadi rujukan wisatawan yang strategis karena merasa nyaman bernostalgia di Kota Malang. Penulis adalah kontributor Majalah Komunikasi UM sekaligus pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM

Tahun 42 September - Oktober 2021 | |

11


dok. Pribadi

Profil

Radikia:

Tentang Passion, Kompetisi, dan Perjuangan Tanpa Henti “Ketika kita merasa jatuh, lelah, dan ingin berhenti, di situlah kita tidak boleh berhenti! Istirahat boleh tetapi harus bangkit dan lanjut lagi”

Nama Made Radikia Prasanta Tempat, Tanggal Lahir Buleleng, 8 Februari 2000 Program Studi S1 Teknik Elektro Hobi Mendengarkan musik dan main catur Motto Hidup Jalani tanpa membuang waktu, nikmati prosesnya dan syukuri hasilnya. Riwayat Pendidikan:

• Sekolah Dasar Negeri (SDN) 27 Pemecutan (2006–2012) • Sekolah Menengah Pertama (SMP) Harapan Nusantara Denpasar (2012–2015) • SMA Negeri Bali Mandara (2015–2018)

Riwayat Kegiatan Kemahasiswaan/ Organisasi yang Pernah Diikuti:

• Dharma Bakti ke-32, Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, Kabupaten Malang (2018) • Pengurus Rumah Tangga Asrama Mahasiswa Universitas Negeri Malang (2018–2019) • Tim Robot Universitas Negeri Malang (2018–2022)

12 | Komunikasi Edisi 336

Riwayat Prestasi yang Pernah Diraih:

• Medali Emas, Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Nasional oleh Kemdikbud RI (2016) • Third Award, Intel-International Science and Engineering Fair, Los Angeles, USA oleh American Meteorological Society (2017) • Juara 3 Essay Ilmiah Mahasiswa Nasional oleh Universitas Sriwijaya (2018) • Winner Global Audition Korea Startup Grand Challenge World Competition, USD 10,500. Seoul, South Korea oleh Ministery of SMEs and Startups Republic of Korea (2019) • Pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta oleh Kemendikbud (2020)

S

obat Komunikan, kali ini, Kru Majalah Komunikasi berkesempatan untuk ngobrol sama mahasiswa berprestasi UM yang telah melanglang buana ke Negeri orang! Tahu ke mana? nggak tanggungtanggung, Mahasiswa Fakultas Teknik yang satu ini meluncur ke Amerika dan Korea Selatan! Omo… bukan main ya, sobat? Ingin tahu wawancara lengkapnya? Yuk simak profil Kak Radik! Apa Kesibukan Kak Radik saat ini? Kesibukan saya saat ini adalah berkompetisi dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM). Saya mengikuti dua skim PKM yang lolos pendanaan dan sekarang sedang menyiapkan diri untuk Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Selain itu, saya juga bergabung di tim penelitian dosen, serta melakukan persiapan untuk Kontes Robot Indonesia (KRI). Jadi, saat ini dan beberapa bulan kedepan saya memiliki kegiatan yang cukup padat.


Sebagai juara 3 Mawapres, apa saja yang kakak persiapkan untuk mengikuti ajang Mawapres waktu itu? Banyak persiapan yang harus saya lakukan, diantaranya adalah persyaratan administrasi yang meliputi tes bahasa Inggris, tes wawasan kebangsaan, Karya Tulis Ilmiah (KTI), dan mengumpulkan sertifikat untuk portofolio. Apa tantangan terberat yang kakak hadapi saat seleksi pemilihan mawapres? Tantangan terberat bagi adalah saya belum terlalu jago bahasa Inggris. Jadi, saya harus terus mengasah kemampuan berbahasa Inggris saya. Ketka seleksi Mawapres, waktu untuk belajar sangat singkat dan saya masih ada kesibukkan yang lain. Jadi, menurut saya, tantangan terberat adalah di bahasa Inggris. Bagaimana perasaan kak Radik saat dinobatkan menjadi jawara Mawapres UM? Perasaan saya tentunya bersyukur, bangga, dan senang juga bisa meraih juara 3, terutama dengan membawa nama Fakultas Teknik (FT) dalam ajang Mawapres ini. Saya juga sangat mendukung teman-teman yang telah berpartisipasi, khususnya kepada peraih juara 1, agar dapat mempersiakan diri di tingkat nasional. Selain itu, saya juga senang karena punya banyak temen baru. Ternyata ajang Mawapres ini tidak hanya perlombaan, setelah mengikuti Pilmapres, kami akan tergabung dalam sebuah komunitas bernama Ikatan Mahasiswa Berprestasi (IMAPRES). Jadi, saya memiliki organisasi baru bersama teman-teman Mawapres lainnya. Siapa yang paling berpengaruh dalam kesuksesan kakak menjadi Mawapres Kampus? Menurut saya yang paling berpengaruh adalah diri saya sendiri, karena motivasi terkuat untuk mengikuti ajang Mawapres ini adalah dari dalam diri sendiri. Sehingga bisa semangat dan sangat termotivasi untuk mengikuti kegiatan seleksi Mawapres dengan baik dan maksimal. Kemudian, bimbingan dari fakultas yang memberikan berbagai workshop untuk persiapan menuju Mawapres, contohnya adalah pelatihan Karya Tulis Ilmiah. Bagaimana cara Kak Radik membagi waktu untuk kompetisi dan kegiatan yang lain? Untuk pembagian waktu, cara dari saya adalah kita harus menentukan prioritas dan tujuan. Tentukan target jangka pendek, menengah, dan panjang. Karena membagi waktu tidak hanya tentang membagi jadwal. Ketika kita telah menentukan prioritas dan target, kita bisa langsung jalan dengan fokus, terarah, dan mencapai target yang telah kita tentukan. Sehingga, kegiatan lain yang tidak terlalu penting dan tidak urgent bisa dieliminasi. Apa sebenarnya passion Kak Radik? Sejak SMA sudah tertarik bidang elektro, robotika, komputer, elektronik, dan teknologi. Sehingga, sejak saat itu saya sudah menekuni pembuatan inovasi alat, produk, dan diikutkan dalam kompetisi ilmiah. Sejalan dengan itu, saya akhirnya juga saya suka di bidang kepenulisan. Apa mimpi terbesar yang ingin kak Radik wujudkan terkait dengan passion Kakak? Mimpi terbesar saya adalah ingin berwirausaha yang berkaitan dengan teknologi dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Saat ini saya masih mengembangkan produk-produk tertentu yang sekiranya nanti bisa di komersilkan dan bisa

dok. Pribadi

Profil

menjadi sebuah produk teknologi yang kelak menjadi sebuah start-up yang nanti bisa tumbuh menjadi perusahan besar. Apa pencapaian terbesar yang Kakak dapatkan sejauh ini? Pencapaian terbesar saya adalah saat berhasil mengharumkan nama Indonesia di salah satu lomba tingkat internasional di Amerika. Saat itu, saya mengikuti kompetisi pameran inovasi teknologi dan penelitian. Perlombaannya berlangsung selama 5 hari dengan penjurian poster yang cukup ketat, penilaian dilakukan oleh 11 orang juri internasional. Kemudian, saya juga sempat ke Negara Korea selama 1 bulan. Di sana, event yang diselenggarakan lebih fokus pada pengembangan bisnis, improvement dari produk yang ada di start-up masing-masing. Di sana, kami di fasilitasi kelas dan mentor yang ditugaskan secara langsung oleh salah satu kementrian start-up di Korea Selatan untuk menjadi mentor kami. Selain itu, pencapaian tebesar yang lain adalah ketika saya dan tim bisa menjadi juara PIMNAS 2 tahun lalu. Tantangan apa saja yang kakak hadapi untuk mencapai segala prestasi kakak? Tantangan yang saya hadapi adalah dalam hal menjaga komitmen dengan diri sendiri. Saya harus bisa menjaga komitmen supaya tetap fokus mencapai target tujuan. Karena, seringkali di tengah jalan kita merasa lelah. Mencapai sesuatu ada jatuh bangunnya. Ketika kita merasa jatuh, lelah dan ingin berhenti, di situlah kita nggak boleh berhenti dan harus tetap fokus. Jangan sampai berhenti. Istirahat sebentar boleh, tapi harus bangkit dan lanjut lagi. Jadi, tantangan terberatnya memang ada di situ. Apa pesan Kak Radik untuk Civitas Akademika UM? Pesan saya, terutama untuk adik-adik semester 7 ke bawah, supaya bisa dimaksimalkan waktunya untuk kuliah dengan baik. Kemudian, selain di bangku kuliah, teman-teman juga bisa mengikuti berbagai macam kegiatan yang disukai, baik di organisasi maupun di perlombaan. Sehingga, kelak bisa membanggakan fakultas maupun di universitas. Terakhir, tetap semangat di masa pandemi!Nilam Tahun 42 September - Oktober 2021 | |

13


dok. Pribadi

Seputar Kampus

Hydroma: Penyanitasi Tangan dari Ampas Tebu Seperti yang umum diketahui bahwa salah satu mencegah penyebaran virus Covid-19 adalah dengan mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan menggunakan hand sanitizer atau penyanitasi tangan. Pada awal terjadinya Covid-19 ini dirasa harga dari penyanitasi tangan kurang terjangkau untuk sebagian orang dengan ukurannya yang bervariasi. Untuk menangani maslah tersebut, salah satu tim dari mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) menyuguhkan sebuah ide yang cemerlang dengan memanfaat bahan limbah tebu menjadi penyanitasi tangan. “Hydroma merupakan salah satu produk hand sanitizer ramah lingkungan dan modern dengan berbahan bioetanol hasil dari fermentasi limbah ampas tebu melalui termal sebagai selusi inovatif dalam percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia,” ujar Daffa’, selaku Ketua tim. Selama ini limbah ampas tebu di Kota Malang kurang dikelola. Kebanyakan hasil limbah tebu ini berasal dari pengolahan oleh pabrik gula dan outlet sari tebu. Penyanitasi tangan yang beredar di pasaran mengandung etanol di mana kurang lebih 7% dari penduduk Indonesia intoleran dengan bahan etanol dan menyebabkan alergi setelah menggunakan bahan kimia penyanitasi tangan. “Kami memberikan solusi untuk orang yang alergi dengan bahan kimia seperti etanol dengan menggunakan hand sanitizer berbahan bioetanol dan memberikan solusi bagi pengolahan pabrik tebu dalam penanganan limbah ampas tebu,” ujar Aulia, salah satu anggota tim. Pembuatan solusi inovatif ini tidak

14 | Komunikasi Edisi 336

dilakukan sendirian, mereka memliki tim yang beranggotakan lima orang yang mumpuni di bidangnya dan satu dosen yang menjadi pendamping dalam pelaksanaan. Pelaksanaan ini didampingi oleh Ibu Daratu Eviana Kusuma Putri, S.Si., M.Sc. Tim ini beranggotakan Daffa’ Rizal Dzulfaqaar Alauddin (Biologi), Eka Nurkhayati (Biologi), Aulia Qisti (Kimia), Tiara Novia (Kimia), dan Thoriq Aziz (Akuntansi). Proses yang dilakukan untuk mengolah ampas tebu menjadi penyanitasi tangan tidak terlalu rumit. Prosesnya dimulai dengan menyiapkan bahan baku dan peralatan. Kemudian ampas tebu digiling hingga berbentuk serbuk dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 70 derajat Celsius selama kurang lebih 1 jam. Setelahnya dilakukan proses hidrolasi termal menggunakan autoclave dengan suhu 121 derajat Celcius dan tekanan 15 psi selama 1,5 jam. Terakhir melakukan fermentasi dengan ragi tape selama 4 hari yang dapat menghasilkan bioetanol. Bioetanol tersebut kemudian dicampurkan aquades, hydrogen peroksida, dan gliserol untuk menjadi produk penyanitasi tangan. Keunggulan Hydroma adalah berbahan dasar ramah lingkungan, tidak menimbulkan efek samping pada kulit, biaya produksinya rendah dan memiliki fitur create your reminder yang tidak dimiliki produk lain. Create your reminder berfungsi sebagai pengingat bagi konsumen dalam menggunakan penyanitasi tangan, dan Refill my Hydroma sebagai fitur pengingat untuk segera melakukan pemesanan isi ulang penyanitasi tangan. Hydroma telah terjual sebanyak 443

produk yang telah tersebar di 29 Kota dan Kabupaten di seluruh Indonesia, yaitu Bengkulu, Jambi, Balikpapan, Murotai, Sukabumi, Depok, Bekasi, Jakarta, Yogyakarta, Kebumen, Karawang, Denpasar, Lombok, Bantaeng, Parepare, Madiun, Sidoarjo, Trenggalek, Surabaya, Kediri, Mojokerto, Lamongan, Jombang, Pasuruan, Banyuwangi, Malang, Batu, dan Palembang.Di sisi lain, tim juga telah melakukan ekspansi pasar ke 3 negara di Asia dan Eropa, yaitu Singapura, Turki dan Jerman. Tim ini juga meraih Golden Medal pada Ajang Youthpreneur in Action International Business Idea Competition 2021. Pada saat ini tim Hydroma sudah dinyatakan lolos menuju Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional atau PIMNAS 2021. Harga yang diberikan untuk produk Hydroma cukup ekonomis dengan 4 variasi yang ada pada 2 produk semprot dan 2 produk gel. Varian produk semprot dihargai Rp15.000 untuk ukuran 100 ml dan Rp10.000 untuk ukuran 20 ml, sedangkan varian produk gel dihargai Rp20.000 untuk ukuran handband dan Rp25.000 untuk ukuran 250 ml. “Di masa pandemi seperti sudah seharunya kita sebagai generasi muda memberikan solusi inovatif kepada pemerintah dalam penanganan pemutusan rantai Covid-19 di Indonesia, sehingga dengan adanya produk Hydroma ini diharapkan dapat diterima di masyarakat serta mampu menekan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Selain itu, diharapkan adanya inovasi lain dari produk ini berupa Disinfektan, Sanitizing Wipes berbahan dasar bioetanol sehingga ramah lingkungan,” tutup Daffa’. Zakaria


Seputar Kampus

dok. Pribadi

Kembangkan Generasi Qurani, Mahasiswa UM Ciptakan Aplikasi Hifdz

M

ahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) kembali sumbangkan inovasinya bagi generasi muda, khususnya bagi generasi qurani. Dengan beranggotakan lima mahasiswa unggul, yaitu Wafa Usy Syahadah (Psikologi, 2019), Farhan Fadhilah (Teknik Informatika, 2018), Ghifran Muhammad Baghiz (Desain Komunikasi Visual, 2020), Wahidiyat Nur Laduni (Sastra Arab, 2020), Fathimah Muthmainnah (Sastra Arab, 2020), Aplikasi Hifdz dapat diciptakan. Aplikasi Hifdz sendiri merupakan platform bagi penghafal Al-Quran dalam menemukan partner setoran hafalan Al-Quran, dilengkapi dengan skema menghafal AlQuran Ziyadah-Muroja’ah, berbasis tutor sebaya atau peer teaching. Awal mulanya, aplikasi ini dikonsep pertama kali oleh dua anggota tim Hifdz yang merupakan alumni pesantren Terpadu Darul Quran Mulia Bogor. Keresahan yang samasama dirasakan yakni merasakan kesulitan dalam mencari partner setoran hafalan Al-Quran, sedangkan budaya yang biasa dulu dilakukan di pesantren untuk menjaga hafalan AlQuran dengan memperdengarkan hafalannya kepada rekan hafalan. Terciptalah ide untuk memecahkan masalah ini dan menjadi salah satu media yang mendukung pembelajaran bagi generasi qurani. Tim Hifdz menjelaskan bahwa penggunaan aplikasi ini cukup mudah yaitu dengan mengisi jumlah hafalan yang nantinya akan terdata dalam halaman awal pengguna. Selanjutnya, pengguna dapat mencari partner dengan persyaratan harus memiliki jumlah hafalan di atasnya. Setelah itu, chat pribadi untuk menentukan jadwal bersama partner dan pengguna dapat menyetorkan hafalan via voice call. Partner nantinya akan memberikan penilaian dengan ketentuan penilaian yang disediakan dan memberikan catatan koreksi. Terakhir, pengguna dapat mengulang hafalannya. Selain itu, walaupun dengan keterbatasan pandemi Covid-19. Sejauh ini, mereka menjelaskan bahwa jangkauan pasar produk ini telah dilakukan melalui media digital dan diikutkan dalam berbagai ajang lomba keilmiahan,

serta telah melakukan kerja sama dengan pihak Kemenag dan LPTQ Banten. Di balik suksesnya produk ini, tentunya menyimpan keunggulan dibandingkan produk lainnya. Salah satu produk yang sebelumnya sudah ada seperti aplikasi Quran Memo yang dirancang Alkhawarizmi. Sayangnya, aplikasi ini masih menggunakan sistem voice note, sedangkan menurut expert di bidang Al-Quran, sistem setoran hafalan Al-Quran voice call jauh lebih baik karena dapat menerima feedback secara langsung dari penyimak. Oleh karena itu, dibuatlah aplikasi Hifdz yang mampu menyelesaikan problematika penghafal Al-Quran dengan metode hafalan Al-Quran Peer Teaching dengan berbagai fitur yang sudah divalidasi oleh 3 Expert di bidang Al-Quran dan 3 Expert di bidang aplikasi. Keunggulan lainnya yaitu digitalisasi jurnal hafalan Al-Quran. Di mana biasanya penghafal Al-Quran mencatat dalam kertas, maka dengan aplikasi Hifdz system akan secara otomatis mencatat dan memberi tahu pengguna harus melanjutkan hafalan dari mana. Selain itu, keunggulan lainnya yaitu pembeda gender pengguna. Di mana pengguna laki hanya bisa bertemu dengan pengguna laki, begitupun pengguna perempuan hanya bisa mencari partner setoran hafalan perempuan. Dengan sasaran penghafal Al-Quran yang sudah baik dalam bacaan Al-Qurannya. Aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan para penghafal Al-Quran dalam menemukan partner setoran hafalan Al-Quran, membuat semangat menghafal Al-Quran selalu terjaga di manapun berada dan memberikan tips dalam menjaga hafalan lewat sistem menghafal yang ditawarkan, yaitu ziyadah (menambah hafalan) dan muroja’ah (mengulang hafalan). Dengan demikian, tim Hifdz berharap semoga dengan adanya aplikasi ini dapat membantu para penghafal Al-Quran di manapun berada sehingga tidak lagi merasa sendiri dan enggan untuk menyetorkan hafalan Al-Qurannya. Semua orang punya kesempatan yang sama dalam menghafal Al-Quran, tidak terbatas hanya di rumah tahfidz saja, tetapi secara mandiri pun Al-Quran adalah pedoman yang umat muslim jaga sepanjang hayatnya. Nuriyatul Tahun 42 September - Oktober 2021 |

15


Ikan Sengkaring di Telaga Rambut Monte

dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Lestarikan Ikan Dewa Lewat Folklor

M

ahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Univeritas Negeri Malang (UM) Melaksanakan riset yang berjudul “Resiliensi Danyang Telaga Rambut Monte: Studi Historiografi Terhadap Kelestarian Ikan Sengkaring” (19/07). Penelitian tersebut di ketuai oleh Melina Nur Hafiizah dan tim terkait rekontruksi keberadaan ikan dewa telaga Rambut Monte Desa Krisik, Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar berdasarkan folklor yang berkembang di masyarakat. Cerita foklor atau mitos yang berkembang di masyarakat terbukti ampuh dalam melestarikan kebudayaan yang hampir punah. Melina menyatakan bahwa letak telaga yang masih rindang dan rimbun, menciptakan suasana mistis yang menyelimuti sekitar telaga. Air telaga yang jenih dengan warna toska di bagian tengah telaga mendominasi mata air yang meletup dari dasar tanah. Keindahan warna telaga tergambarkan dalam dua warna mengisyaratkan kedalaman telaga. Semakin dalam, warna airnya semakin biru. Kejernihan air di dalamnya terlihat seperti kaca yang memantulkan keindahan di sekitar Telaga dengan penghuni utama ikan sengkaring atau yang biasa dikenal oleh masyarakat dengan nama ikan dewa. Keberadaanya yang langka dan terancam punah menjadikan ikan ini juga dikenal sebagai ikan purba. “Keindahan yang muncul karena adanya dwi warna yang saling menyatu di dalam telaga menunjukkan tingkat kedalaman,” ujar Melina. Masyarakat mengganggap bahwa ikan sengkaring merupakan ikan keramat yang mendiami telaga Rambut Monte. Ikan ini tidak boleh diambil dengan kepercayaan akan mendatangkan kesialan berupa kematian. Menurut cerita dari masyarakat, ikan tersebut pernah diambil oleh salah seorang warga dari luar Desa Krisik. Meskipun ia mengetahui kesakralan ikan tersebut, tetap saja ia mengambilnya. Akibatnya, orang tersebut tiba-tiba meninggal dalam perjalanan pulang. Ikan berwarna abuabu tua tersebut memang unik dan ajaib. Ikan tersebut mirip dengan spesies ikan lele tetapi ukurannya lebih besar sekitar ukuran betis orang dewasa. Uniknya, ikan sengkaring ini hanya mau memakan makanan manusia pada umumnya. Oleh karena itu, pengunjung boleh memberinya makan

16 | Komunikasi Edisi 336

tetapi tidak boleh mengambil ikan tersebut. Melina menceritakan bahwa keberadaan ikan yang dikeramatkan tersebut dipercaya memiliki jumlah yang sama tidak kurang atau lebih sejak ratusan tahun. Kesakralan ikan sengkaring dipercaya dari perwujudan jelmaan prajurit kerajaan Majapahit. Mbah Monte selaku guru mengutuk para muridnya karena ketidakpatuhan mereka dan melakukan peperangan. Ketakutan akan hal tersebutlah yang menjadikan masyarakat tidak berani mengganggu ikan purba di Desa Krisik ini. “Kepercayaan secara turun-temurun akan keberadaan ikan keramat menjadikan masyarakat dan penjaga selalu mengingatkan kepada pendatang yang berkunjung agar tidak melakukan pantangan. Kejadian nyata yang dialami beberapa orang yang tidak mempercayai cerita ini ketika mereka mengambil ikan sengkaring dan memasaknya, semua daging ikan tersebut berubah menjadi minyak,” jelas Melina. Kepercayaan akan kesakralan terhadap area telaga Rambut Monte–utamanya ikan sengkaring–dilakukan oleh masyarakat Desa Krisik secara turun-temurun melalui cerita atau tradisi lisan. Tradisi tersebut menjadi identitas kearifan lokal dalam suatu kelompok masyarakat. Kearifan lokal dalam kajian antropologi dikenal sebagai bentuk identitas budaya berupa kepribadian dalam diri. Keyakinan inilah yang membuat masyarakat Desa krisik terus berusaha menjaga keseimbangan alam semesta dengan keharmonisan antara manusia, makluk hidup lainnya, dan roh. Kepercayaan masyarakat terhadap danyang inilah yang diyakini mendasari dilaksanakanya ritual rutin berupa bersih desa. Ritual rutin ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan alam semesta dengan keharmonisan antara manusia, makluk hidup lainnya, dan roh. Berdasarkan kajian sejarah, danyang telaga Rambut Monte menjelma menjadi sistem pengendali norma-norma sosial, sebagai kontrol sosial, alat pendidikan, dan sistem proyeksi yang diwariskan secara turun-menurun dan mengikat keberadaan ikan sengkaring di dalamnya. Kepercayaan masyarakat tersebut menyebabkan lingkungan sekitar area dan Desa Krisik tetap lestari. Berliann


Seputar Kampus

dok. Pribadi

Dongkrak Potensi Desa Lewat Platform petamu.id

J

urusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (UM) berhasil membentuk terobosan untuk membantu pelaksanaan pembangunan desa dengan meningkatkan eksplorasi potensi wilayahnya. Terobosan ini diberi nama petamu.id yang diketuai oleh Frandika Haris Nando sebagai CEO, Muhammad Rizieq Fahmi sebagai CDO, David Maulana sebagai COO, Andien sebagai CTO, dan Nuroh sebagai CFO. Pembangunan desa merupakan fokus pemerintah Indonesia saat ini. Upaya-upaya pembangunan desa telah dilaksanakan dengan melihat potensi pada setiap desa. Namun, terkadang potensi desa masih belum disadari oleh penduduk desa itu sendiri. Hal inilah yang melatarbelakangi Frandika Haris dan tim dalam membuat Petamu.id. Solusi yang ditawarkan adalah pemanfaatan peta tematik sebagai representasi potensi desa dalam bentuk spasial. Implementasi peta tematik dalam eksplorasi potensi desa masih belum maksimal. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan eksplorasi potensi desa adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) di desa tersebut. Mayoritas SDM di desa masih belum menguasai teknologi Geography Information System (GIS) sehingga mereka masih belum bisa menginterpretasi citra dan menganalisisnya, khususnya pada peta tematik. Melihat kondisi tersebut, diperlukannya wadah bagi pemerintah desa yang ingin membuat peta tematik untuk kebutuhan perencanaan pembangunan berbasis potensi

desa. Wadah tersebut adalah jasa konsultan pemetaan GIS. Namun, sejauh ini jasa konsultan pemetaan GIS konvensional masih memiliki beberapa keterbatasan. Mulai dari lokasinya yang relatif berpusat di daerah perkotaan hingga biayanya yang terbilang mahal. Oleh karena itu, kelompok mahasiswa UM yang tergabung dalam sebuah tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UM mengusulkan inovasi berupa pembuatan platform penyedia jasa pemetaan wilayah yang diberi nama “Petamu.id”. Petamu.id memiliki keunggulan yang berbeda dengan konsultan pemetaan konvensional lainnya. Pertama, jasa konsultan pemetaan khusus desa berbasis aplikasi website pertama di Indonesia. Kedua, tarif pemetaan yang terjangkau yakni Rp1.000.000,00 setiap peta. Ketiga, tim konsultan yang andal dan kompeten di bidang geospasial. Keempat, website mudah diakses berbagai perangkat gawai atau komputer oleh klien sehingga efektif, efisien, dan fleksibel. Kelima, tim konsultan Petamu.id memberikan pemaparan kebijakan pembangunan kepada desa. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat memudahkan pemerintah desa utamanya yang ada di Kabupaten Malang dalam memetakan potensi wilayahnya yang mana hasil dari pemetaan tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan percepatan pembangunan desa. Berlian

Tahun 42 September - Oktober 2021 |

17


Seputar Kampus

P

18

rogram Kemitraan Negara Berkembang (KNB) dan International Student Scholarship (ISS) diselenggarakan di Universitas Negeri Malang (UM). Program ini berlangsung selama 4 bulan (9/6-12/7). Program ini dilaksanakan secara daring selama pandemi. Program KNB dan ISS merupakan program beasiswa yang merupakan agenda tahunan. KNB sendiri merupakan program pemerintah, sedangkan program ISS merupakan program pembelajaran Bahasa Indonesia dari dan diselenggarakan langsung oleh UM. Program KNB dan ISS dilaksanakan secara daring yakni dilaksanakan di negara masing-masing peserta. “Program KNB dan ISS dilaksanakan secara daring karena belum memungkinkan dilakukan secara tatap muka sehingga pembelajaran KNB dan ISS tahun ini dilakukan di negaranya masing-masing. Konsekuensi pembelajaran daring, kita melakukan pembelajaran yang zona waktunya disesuaikan dengan negara mereka sehingga dilakukan dari pagi sampai malam,” ujar Dr. Gatut Susanto, M.M., M.Pd.

Program KNB dan ISS memiliki karakteristik yangaberbeda. Pembelajaran bahasa dan budaya didesain untuk membekali kemampuan bahasa Indonesia mahasiswa asing supaya mereka bisa mengikuti perkuliahan program Degree, S1, S2, maupun S3. Jadi, program Bahasa Indonesia akademik disiapkan khusus untuk membekali kemampuan berbahasa mahasiswa asing agar nantinya mereka bisa mengikuti perkuliahan yang sebagian besar dilakukan dengan menggunakana Bahasa Indonesia. Selain di dalam kelas, proses pembelajaran dapat dilakukan di luar kelas. Pembelajaran bersama tutor untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan selama dua kali dalam satu minggu dengan durasi belajar | Komunikasi Edisi 336

dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Go Internasional UM Lewat Program KNB dan ISS

satu jam. Selain itu, materi pembelajaran dalam kelas juga disesuaikan dengan tingkatan peserta dalam memahami bahasa Indonesia. Peserta program KNB yakni tercatat sebanyak 15 peserta dari berbagai negara seperti Filipina, Afghanistan, dan Mesir. Adapun peserta program ISS tercatat sebanyak 32 orang untuk jenjang S1, sebanyak 15 orang untuk jenjang S2, dan sebanyak 10 orang untuk jenjang S3. “Peserta program ini dilaksanakan secara profesional, terstruktur, tertata, dan ada juga cerita lucu lain seperti kesulitan jaringan, belum terbiasa dengan pembelajaran online terutama dari negaranegara berkembang. Salah satu contoh mahasiswa yang berasal dari Afghanistan dan Sudan sehingga mahasiwamahasiswa dari negara tersebut kurang optimal (mengikuti pembelajaran, red),” imbuh direktur program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) UM ini. “Harapannya pembelajaran Bahasa ini dapat mengatarkan mereka dengan baik dan dengan banyaknya mahasiswa program KNB dan ISS, kita harapkan (bisa, red) berkontribusi baik terhadap UM sebagai kampus world class university karena salah satu indikator world class university adalah adanya mahasiswa internasional di kampus tersebut. Adanya program KNB dan ISS kampus UM menunjukan bahwa kampus UM dapat dijadikan kampus rujukan oleh mahasiswa internasional. Semoga pandemi wabah Covid ini segera berakhir sehingga pembelajaran KNB dan ISS bisa dilakukan secara tatap muka karena bagaimanapun pembelajaran tatap muka jauh lebih efektif terutama dari sisi pemerolehan budaya,” tandas dosen Sastra Indonesia ini. Nurul


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

D

Mahasiswa UM Lestarikan Potensi Budaya Ngapak di Jawa Tengah

ampak pandemi Covid-19 yang menggunakan sistem belajar daring menggerakkan mahasiswa sebagai agent of change dalam melestarikan budaya lokal di daerahnya. Salah satunya adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang tergabung dalam Tim Ngapak. Tim ini beranggotakan lima mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UM yang melakukan pengabdian masyarakat ke Desa Kedunggede, Kabupaten Banyumas. Kelima mahasiswa ini tergabung dalam kegiatan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), yang terdiri atas Karina Ayuningtyas, Yongki Teguh Setiaji, Siti Mariah, Diana Yohanes, dan Aulia Makhzun. Selain itu, budaya Ngapak sendiri merupakan salah satu budaya di Jawa Tengah yang tepatnya pada wilayah Kabupaten Banyumas, Banjar Negara, Cilacap dan Kebumen. Sebagai salah satu desa yang memiliki potensi besar dalam mengembangkan budaya Ngapak, Desa Kedunggede dipilih sebab memiliki potensi yang cukup banyak. Salah satunya dalam sektor budaya. Namun, adanya pengaruh modernisasi menyebabkan minat generasi milenial mulai turun dalam melestarikan budaya Banyumasan. Di sisi lain, peranan generasi milenial di Desa Kedunggede masih terbilang pasif dalam mendukung pelestarian budaya yang nantinya akan berpengaruh pada eksistensi kebudayaan. Peranan pemerintah juga dirasa masih belum optimal guna mendukung pelestarian kebudayaan ini. Berdasarkan permasalahan desa mitra yang dipaparkan, pemerintah Desa Kedunggede menyampaikan pentingnya program edukasi mengenai penguatan potensi lokal berbasis budaya dan sistem pengelolaan organisasi yang baik. Untuk itu, tim Ngapak UM mendukung peranan generasi milenial dalam melanjutkan estafet pelestarian kebudayaan berdasarkan pemaparan desa mitra melalui program pelatihan kebudayaan dan ekonomi kreatif. Terdapat berebarapa program yang disusun dalam berjalannya pengembangan potensi budaya daerah ini antara lain, pelatihan kebudayaan dan pelatihan ekonomi kreatif yang dilaksanakan oleh semua anggota Tim Ngapak. Dengan

adanya program pelatihan ini dapat membantu komunitas kebudayaan seperti Lengger, Ebeg, Karawitan, dan Kenthongan untuk melakukan regenerasi anggota. Selain itu, adanya pelatihan ekonomi kreatif yang terbagi lagi menjadi pelatihan desain website dan tata kelola dapat membantu karang taruna untuk menyusun berbagai rencana program kerja, tata kelola, serta sinergitas dengan pemerintah desa guna mewujudkan desa wisata. Hadirnya program ini tentunya direspon dengan baik oleh Kepala Desa Kedunggede yang menanggapi bahwa program yang dibawakan mahasiswa UM dan ditujukan kepada desa merupakan salah satu cara mengatasi permasalahan dan akan menjadi cikal bakal terwujudnya visi misi sebagai desa wisata. Kegiatan pelatihan kebudayaan ini tentunya juga didukung oleh berbagai pihak, salah satunya adalah dengan kehadiran beberapa genarasi milenial desa Kedunggede yang sudah tergabung dalam komunitas kebudayaan. Selain itu, kegiatan yang dibimbing oleh dosen Jurusan Akuntansi UM, Miranti Puspaningtyas S.Pd., M.Akun ini, mendapat dukungan lain dari berbagai pihak salah satunya tokoh kebudayaan dan masyarakat sekitar serta Karang Taruna Desa Kedunggede. Kegiatan ini ditutup dengan acara malam puncak dan sharing session di Gedung Kesenian Baru Sabar Menanti, Desa Kedunggede, Banyumas (30/6). Kegiatan malam puncak dan sharing session adalah bentuk apresiasi yang diperuntukkan kepada peserta pelatihan dan pemberian pemahaman kebudayaan oleh tokoh kebudayaan, Ki Slamet. Dengan adanya kegiatan ini, tim Ngapak mengharapkan dapat menumbuhkan kembali semangat para masyarakat Desa Kedunggede untuk mengoptimalkan potensi budaya dan potensi lainnya yang ada di Desa Kedunggede. Tim Ngapak berharap ke depannya potensi budaya dan alam yang ada di Desa Kedunggede dapat berkembang optimal dengan bantuan karang taruna dan pemerintah desa. Hal tersebut supaya bisa sesuai dengan visi misi pemerintah desa yang ingin menjadikan Desa Kedunggede sebagai desa wisata. Nuriyatul

Tahun 42 September - Oktober 2021 |

19


repro internet

Certa Mereka

Kisah Gilang, Dari Malang ke Aceh

P

Pandemi tidak menghentikan langkah kaki dan semangat salah satu mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaaan, Riset, dan Teknologi. (Kemendikbud). Mahasiswa itu bernama Gilang Purwoaji yang akrab disapa Gilang. Ia merupakan salah satu mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, program studi S1 Pendidikan Sastra Bahasa Indonesia dan Daerah angkatan 2018. Meskipun tergolong mahasiswa semester akhir atau semester 7, tidak menyurutkan semangatnya untuk melanjutkan mengikuti program pertukaran mahasiswa (PMM). Bermula dari keinginan dan hobinya dalam berpetulang, Gilang tertarik untuk mencoba mendaftar pada program PMM ini. “Sebagai pribadi yang sangat senang jalan-jalan dan belajar hal baru, saya memutuskan untuk mendaftar program ini,” ujar Gilang. Langkah awal yang ditempuh oleh Gilang, yakni mulai mendaftarkan diri pada laman kampus merdeka dan memilih program pertukaran

20 | Komunikasi Edisi 336

mahasiswa (PMM) ini. Kemudian, ia mulai menyiapkan berbagai berkas yang diperlukan pada laman tersebut secara lengkap. Setelah ia menyiapkan berkas secara lengkap, ia mulai memilih mata kuliah yang akan ditempuh dan memilih provinsi tempat ia melaksanakan program tersebut. “Sebenarnya saya tidak memilih Universitas Syiah Kuala. Sebab, saat pendaftaran mahasiswa hanya bisa memilih pulau saja. Jadi, lokasi penempatan saat ini ditentukan dari panitia pusat dan tidak dapat diubah. Tentunya Universitas Syiah Kuala adalah salah satu perguruan tinggi terbaik di Sumatra,” ungkapnya. Setelah proses pendaftaran dan seleksi administrasi, Gilang dinyatakan lolos sebagai salah satu mahasiswa UM yang berkesempatan mencicipi suasana baru di kampus mitra. Selain itu, Ia seperti mendapatkan berlian jatuh karena ia berhasil mendapatkan salah satu Universitas Syiah Kuala Aceh yang merupakan salah satu kampus terbaik di Sumatra. Setelah dinyatakan lolos, Ia mulai mengikuti sistem perkuliahan di kampus tersebut. Meski pandemic tetap ada,


dok. pribadi

Cerita Mereka

Program pertukaran mahasiswa (PMM) ini Ia mengambil beberapa mata kuliah yang belum ia tempuh di UM di antaranya jurnalistik, adat dan budaya Aceh, komunikasi antarbudaya, dan manajemen perpustakaan serta mata kuliah dari program PMM, Modul Nusantara. Gilang sangat senang bisa belajar halhal baru di universitas tersebut. Pada awal mulanya, ia merasa takut untuk mengambil program PMM ini. “Jujur awalnya saya takut, karena benar-benar tidak memiliki kenalan sama sekali di Universitas Syiah Kuala. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, teman-teman di sana sangat baik dan ramah. Sehingga, mudah bagi saya untuk berbaur dan beradaptasi. Saya senang bisa memiliki teman baru dari luar daerah saya, terutama dalam hal ini yaitu Aceh. Saya juga senang bisa belajar ilmu-ilmu baru

dan kebudayaan yang ada di Aceh. Mantap!” serunya. Selain pengalaman yang begitu menyenangkan dan relasi baru, program ini juga menyediakan berbagai fasilitas bagi mahasiswa yang dinyatakan lolos mengikuti program ini, di antaranya bantuan UKT, biaya hidup, biaya akomodasi, dan biaya transportasi pulang-pergi dari domisili asal ke tempat tujuan. Kondisi pandemi saat ini, tidak memungkinkan untuk ia bisa diterbangkan ke provinsi tempat ia melaksanakan program PMM ini, maka selama perkulihan secara daring fasilitas tersebut masih belum dapat direalisasikan hanya biaya UKT dan biaya hidup yang dapat diambil pada saat program berlangsung secara daring. Namun ketika program PMM ini sudah dilaksanakan luring atau tatap muka langsung yang mengharuskan mahasiswa tersebut pergi ke provinsi tersebut, fasilitas tersebut dapat direalisasikan. Di akhir perbincangan bersama kru Majalah Komunikasi UM, ia menyampaikan beberapa tips untuk para Komunikan khususnya mahasiswa dan mahasiswi UM yang sudah memasuki semester 5. “Sebenarnya tidak ada tips khusus sih. Sebab, kami hanya ada seleksi berkas saja. Nah, menurutku sih dimaksimalkan saja di berkas-berkas yang harus diunggah pada saat pendaftaran. Mungkin kalau dari aku, pengalaman organisasi itu bisa menjadi nilai tambah, selain IP harus bagus ya tentunya. Sertifikat-sertifikat prestasi juga bisa dilampirkan. Jadi, buat kalian yang tertarik ikut program ini, jangan lupa ikutan tahun depan! Pastinya bakal seru dan bermanfaat,” tandasnya. Nurul

dok. pribadi

suasana belajar terbilang seru dan menyenangkan. Ditambah, Gilang memiliki kenalan teman-teman baru yang berasal dari Aceh. Berbeda dengan UM, saat pandemi perkuliah berjalan secara normal bahkan di kampus tersebut memiliki kegiatan yang bernama “Modul Nusantara”. Kegiatan ini bertujuan menambah wawasan budaya dan apapun yang berkaitan dengan Aceh. Sebagai mahasiswa yang berasal dari Jawa Timur, tentunya Gilang mendapatkan pengalaman berharga dari program ini. “Kegiatan ini dihargai sebesar 2 SKS. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempelajari budaya lokal yang ada di Aceh, pariwisata, tradisi, adat, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan Aceh,” ujarnya.

Tahun 42 September - Oktober 2021 |

21


Seputar Kampus

repro internet

PENGUKUHAN GURU BESAR UNIVERSITAS NEGERI MALANG

P

engukuhan Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) telah dilaksanakan pada Kamis (23/9) lalu. Acara dilaksanakan secara luring di Aula Graha Cakrawala UM dan disiarkan secara daring melalui live streaming akun Youtube UM. Para Guru Besar yang dikukuhkan di antaranya Prof. Dr. Achmad Rasyad, M.Pd; Prof. Dr. Lia Yuliati, M.Pd; Prof. Dr. Abdur Rahman As’ari, M.Pd, M.A; Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I; Prof. Dr. Endang Purwaningsih, M. Si; dan Prof. Dr. Parno, M.Si. Acara pengukuhan diawali dengan Pembukaan Sidang Terbuka Senat UM oleh Ketua Senat yakni Prof. Dr. Suko Wiyono, S.H., M. Hum. Dilanjutkan dengan pembacaan ringkasan keputusan menteri kemudian sambutan Ketua Senat, pidato acara Pengukuhan Guru Besar UM, penyerahan naskah pidato kepada Ketua Komisi Guru Besar Senat UM, pengalungan gordon dan sambutan rektor, pembacaan doa, Penutupan Sidang Terbuka Senat UM, dan diakhiri dengan pemberian ucapan selamat serta ramah tamah. Dalam sambutannya, Prof. Dr. Suko Wiyono, S.H., M. Hum mengungkapkan rasa syukur karena saat ini jumlah Guru Besar UM mencapai kurang lebih 86 Guru Besar sedangkan dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan NonPNS berjumlah 1.050 orang. Rasa syukur dan bahagia semakin bertambah karena dalam acara Pengukuhan Guru Besar UM terdapat agenda pengukuhan salah satu Guru Besar

22 | Komunikasi Edisi 336

termuda, yakni Prof. Dr. Yusuf Hanafi, S.Ag., M.Fil.I yang berusia 43 tahun. Menariknya lagi, saat ini terdapat Tim Percepatan Guru Besar dan pendanaan bagi setiap orang dengan jumlah mencapai 100 juta rupiah bagi penelitian yang luarannya berhasil menembus Jurnal Scopus. Tentu harapan setelah ini adalah semoga semua sivitas akademika termotivasi untuk menjadi Guru Besar. “Harapannya, semoga berbagai temuan para Guru Besar dapat dikembangkan dan dioptimalkan bagi masyarakat dan menjadi sebuah amanah serta meningkatkan prestasi UM di mata nasional maupun internasional,” Ungkapnya. Di samping itu, Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, M.Pd selaku Rektor UM mengatakan bahwa demi mendorong Perguruan Tinggi berdaya saing dan memberikan kontribusi yang nyata bagi kehidupan masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah mengeluarkan aturan yang mengarah pada perubahan tatanan pendidikan Perguruan Tinggi yang dirangkum dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi. Tugas utama UM sebagai Perguruan Tinggi adalah meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan, menguatkan mutu dosen dan tenaga kependidikan serta meningkatkan akses pendidikan. “Semoga produk yang diciptakan para Guru Besar maupun dosen, dapat memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan masyarakat,” Tutup Rofi’uddin. Izam


Seputar Kampus

dok. pribadi

CS Team Mempersembahkan Juara 3 LIDM 2021

P

restasi pada ajang Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) 2021 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Puspresnas Kemdikbud-RI), kembali dituaikan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Tahun ini, Universitas Andalas (Unand) sebagai tuan rumahnya. Prestasi datang dari Jasmine Nurul Izza (FMIPA), Zahra Firdaus (FMIPA), Tubagus Nurulloh (FS), dan Moch. Dicky Novaldi (FS) yang dibimbing oleh Deny Setiawan, M.Pd. Keempat mahasiswa tersebut tergabung dalam satu tim yang bernama CS Team dan sukses menyabet Juara 3 Divisi Inovasi Materi Digital Pendidikan (IMDP) yang diumumkan pada Minggu (19/9). LIDM tahun ini telah terselenggara untuk yang ketiga kalinya. LIDM pertama pada 2019 dan LIDM kedua pada 2020 dilaksanakan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kegiatan LIDM dimaksudkan sebagai salah satu wahana dalam membentuk mahasiswa bertalenta di bidang inovasi digital, sekaligus mempersiapkan lulusan yang mampu memecahkan masalah melalui berbagai inovasi dan digitalisasi. LIDM melombakan lima divisi karya-karya inovasi dan kreasi, yaitu Divisi Inovasi Teknologi Digital Pendidikan, Divisi Inovasi Materi Digital Pendidikan, Divisi Video Digital Pendidikan, Divisi Poster Digital, dan Divisi Microteaching Digital.

CS Team menciptakan sebuah karya, yakni Cellspace: Cell Study Place Media Pembelajaran Triple Representatif Berbasis Website sebagai Langkah Digitalisasi Sistem Pembelajaran Biologi Sel Guna Menyukseskan Program Kampus Merdeka. Munculnya karya tersebut dilatarbelakangi oleh kegiatan pembelajaran yang mengalami berbagai masalah di tingkat perguruan tinggi, salah satunya pada mata kuliah biologi sel. Cellspace sendiri disusun menggunakan model Research and Development yakni Lee and Owens yang berupa e-flipbook berbasis website dan dapat menghubungkan mahasiswa dengan dosen se-Indonesia dalam ruang belajar biologi sel. “CS Team terdiri dari mahasiswa angkatan 2018. Menurut kami, ajang LIDM 2021 menjadi serupa dengan persembahan terakhir kami untuk UM karena setelah ini, kami akan fokus pada tugas akhir masing-masing,” jelas Zahra. Zahra juga berharap untuk generasi muda, khususnya mahasiswa UM agar terus berkarya dan berinovasi. “Jangan takut untuk berkarya, jangan takut untuk memulai. Untuk masalah hasil pikirkan belakangan saja. Terutama bagi kalian yang menimba ilmu di jurusan kependidikan, teruslah berkarya pada perlombaan seperti LIDM dan buktikan jargon Excellence In Learning Inovation!” tutupnya. Wafiq

Tahun 42 September - Oktober 2021 |

23


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Sadar Budaya, Mahasiswa UM Bedah Nilai Karakter Pagelaran Purnama Seruling Penataran

K

eberhasilan Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) terhadap pelestarian cagar budaya tidak perlu diragukan lagi. Salah satunya mahasiswa Hukum dan Kewarganegaraan yakni Rika Safitri dan tim yang telah berhasil memetakan nilai karakter Purnama Seruling Penataran (PSP) yang hampir punah (19/9). Nilai karakter yang diperoleh dari PSP tersebut dikirim kepada Dewan Kesenian Kabupaten Blitar sebagai rekomendasi bahwa PSP sangat penting untuk dilestarikan. Purnama Seruling Penataran merupakan pagelaran budaya yang menampilan hasil kolaborasi kesenian lokal, nasional hingga internasional di bawah bulan purnama Sebagai ketua tim, Rika Safitri menyatakan bahwa PSP terakhir digelar pada 2019 karena terhambat beberapa kondisi yang kurang mendukung. “PSP terakhir digelar pada 2019 lalu karena banyak kendala dan tidak tahu kapan bisa digelar kembali,” Ujar Rika. Lama tidak terlaksana, membuat PSP sebagai salah satu kebudayaan lokal ini terancam punah. Indikator kepunahan yang muncul misalnya penurunan pengetahuan generasi muda seputar kebudayaan lokal dan hilangnya kesadaran generasi muda dalam hal menginternalisasi dan mengimplementasikan nilai kearifan lokal yang menjadi jati diri bangsa. Kesadaran akan pentingnya budaya lokal membuat Rika dan tim memutuskan untuk mengeksplorasi berbagai nilai karakter yang terkandung dalam PSP sebagai upaya mendorong implementasi Program Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal yang telah dirintis oleh pemerintah.

24 | Komunikasi Edisi 336

Rika menyatakan bahwa hasil eksplorasi yang dilakukannya bersama tim menunjukkan adanya keterkaitan PSP dengan kebudayaan masa Kerajaan Majapahit. Hal ini didasarkan pada relief Candi Penataran dengan beberapa panel yang digunakan dalam membuat tarian PSP. Selain itu, PSP juga memiliki lima pilar yang diperuntukkan bagi pendidikan bangsa. “Hasil identifikasi yang kami capai berupa pengerucutan lima nilai utama yang menjadi fokus pengembangan pendidikan karakter oleh pemerintah, yakni religius, nasional, integritas, tanggung jawab, dan mandiri. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa kebudayaan lokal mengandung nilai karakter yang dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan agar menjadi pengetahuan sekaligus upaya menumbuhkan kesadaran pada generasi muda,” jelas Rika. Di akhir wawancara, Rika menyatakan harapannya agar PSP dapat digelar kembali, guna pelestarian dan menumbuhkan kesadaran generasi ke generasi bahwa kebudayaan lokal merupakan sebuah hasil kecerdasan bangsa yang murni. Sebagai luaran, Rika Safitri dan tim menerbitkan buku khusus seputar Purnama Seruling Penataran untuk digunakan sebagai bahan edukasi. Riska dan tim juga mengirimkan policy brief kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Blitar. Policy brief ini berisi rekomendasi integrasi PSP ke dalam kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada semua jenjang pendidikan di Kabupaten Blitar sebagai upaya mendukung implementasi Program Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal. Berlian


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

Undang Langsung Wakil Ketua MPR RI, FIS Bahas Empat Pilar MPR RI

D

ewan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (DMFIS UM) telah menyelenggarakan Webinar Legislatif bertema Sosialisasi Empat Pilar MPR RI pada Sabtu (11/9) lalu. Bahasan terkait Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) disampaikan langsung oleh Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Basarah. S.H. M.H. Di samping itu, Deny Wahyu Apriadi S.Ant. M.A selaku salah satu dosen Sosiologi UM juga turut berpartisipasi sebagai pemateri kedua. Sebelum acara dimulai, Prof. Dr. Hariyono, M.Pd selaku Wakil Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila memberikan pendahuluan. Peserta yang hadir berasal dari kalangan umum dengan jumlah peserta yang dibatasi sebanyak 220 partisipan. “Bahasan mengenai Empat Pilar MPR RI menjadi suatu hal yang penting dalam rangka memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Empat pilar kebangsaan ini memberikan pembelajaran lebih akan nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika guna meningkatkan kesadaran peserta, khususnya tentang kehidupan berbangsa dan bernegara bersama masyarakat,” Ungkap Mikhael Zonasuki Simatupang selaku ketua pelaksana acara. Prof. Dr. Hariyono, M.Pd juga memberikan catatan pendahuluan bahwasanya, empat pilar tersebut penting untuk dibahas di tengah masyarakat yang masih ‘kabur’ dalam memaknai hal berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, penting memaknai keberagaman sebagai modal sosial yang bisa menjadikan seseorang bertindak bijak dan menjadi bangsa yang maju, adil serta makmur dengan prinsip-prinsip dari kelima sila Pancasila.

Wakil Ketua MPR RI, Dr. Ahmad Basarah S.H. M.H menjelaskan Empat Pilar MPR RI yang berisi kandungan antara lain: Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara serta Ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tungga Ika sebagai semboyan negara. Ahmad percaya bahwa sivitas akademika UM memiliki entitas intelektual yang akan terus mencerdaskan kehidupan bangsa dan melahirkan para intelektual pengemban setia bangsa Indonesia yang berjiwa Pancasila. “Saya percaya, setiap orang memiliki kesetiaan terhadap Pancasila sebagai dasar negara. Salah satu wujud dari kokohnya Pancasila adalah masyarakat yang dapat menjalankan kewajibannya sebagai umat beragama, sesuai dengan kepercayaannya masing-masing,” Tutur Ahmad. Webinar Legislatif ditujukan bagi para pemuda sebagai generasi penerus bangsa untuk mengaktualisasikan diri melalui nilai-nilai Pancasila dengan berbagai bentuk pengamalannya. Baik Pancasila sebagai dasar negara maupun Pancasila sebagai ideologi negara untuk mewujudkan jati diri dalam membangun karakter bangsa. Hal itu disampaikan oleh Deny Wahyu Apriadi, S. Ant. M.A selaku pemateri kedua. Dia menyatakan bahwa pemuda yang memiliki pemahaman tinggi terhadap nilai-nilai dasar Pancasila, dapat memahami Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia serta dapat menangkap makna maupun fungsi kedudukan Pancasila dalam menumbuhkan kesadaran moral, khususnya pada generasi muda. Pancasila menjadi sistem nilai yang dihasilkan dari penggalian nilainilai luhur bangsa Indonesia yang telah ada, jauh sebelum Indonesia merdeka. Niken

Tahun 42 September - Oktober 2021 |

25


dok. pribadi

Seputar Kampus

T

Kuritabaya, Media Lestarikan Eksistensi Bahasa dan Budaya Jawa

ahun ini, Universitas Negeri Malang (UM) kembali menorehkan prestasi di kancah nasional yakni melalui Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) 2021. Mufazatul Istiqomah (Akuntansi 2019), Nur Alfiyatuz Zahro (Akuntansi 2019), M. Hafidz Rifki F. (Akuntansi 2019), dan Fatimah Az-Zahra (Desain Komunikasi Visual 2019) berhasil menciptakan buku cerita Bahasa dan Budaya Jawa untuk siswa tingkat sekolah dasar (SD) dengan fitur lift the flap yang memadukan teknologi augmented reality untuk mengembalikan eksistensi bahasa dan budaya Jawa. Produk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan ini dibuat sebagai salah satu produk inovatif pertama di Indonesia yang diperuntukkan bagi anak usia SD, di mana seri pertama Kuritabaya ditargetkan untuk anak SD yang duduk di bangku kelas 1–3. Selain itu, program inovasi kreasi buku cerita anak ini menggunakan metode Whole Language Approach untuk dapat membantu para guru dan orang tua dalam menyampaikan teks berbahasa daerah melalui dongeng atau cerita beredukasi budaya yang disertai ilustrasi menarik serta disesuaikan bagi anak-anak. Sebagai media pembelajaran, tidak dapat dipungkiri bahwa hadirnya Kuritabaya tidak lepas dari semakin melemahnya penggunaan bahasa dan pengetahuan budaya yang saat ini ada di masyarakat, terutama untuk kalangan siswa SD. Padahal, dapat diketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara Bhinneka Tunggal Ika dengan beragam bahasa dan budaya yang perlu dilestarikan. Dengan demikian, latar belakang tersebut menjadi kunci diciptakannya Kuritabaya. Bahasa Jawa yang digunakan dalam Kuritabaya bertujuan agar pembaca dari berbagai wilayah

26 | Komunikasi Edisi 336

dengan dialek bahasa Jawa yang berbeda, dapat memahami isi buku dengan baik. Selain itu dalam buku seri pertamanya, Kuritabaya mengangkat budaya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena DIY memiliki bahasa Jawa tingkat standar yakni bahasa Jawa yang dapat dipahami oleh penutur bahasa Jawa lain yang berasal dari berbagai daerah di Jawa. Selain itu, wilayah DIY juga menjadi pusat kekayaan budaya baik dari situs bersejarahnya maupun aktivitas budaya masyarakatnya. Tim Kuritabaya menjelaskan beberapa tujuan yang ingin mereka capai melalui penciptaan Kuritabaya, di antaranya Kuritabaya dapat menjadi solusi untuk mengolaborasikan tipe belajar setiap orang baik kinestetik, audio, maupun visual, Kuritabaya dapat mengatasi permasalahan rendahnya minat siswa untuk mempelajari bahasa daerah karena lebih tertarik kepada budaya asing, dan Kuritabaya dapat mengajarkan nilainilai lokal budaya bangsa pada Generasi Z untuk menghindari punahnya kebudayaan atau bahkan pengambilalihan budaya oleh pihak asing. Sebagai penutup, Tim Kuritabaya berharap khususnya kepada generasi muda yang ada di Kota Malang untuk bisa lebih mengkritisi berbagai masalah yang ada sehingga dapat lebih berkontribusi dalam membantu masyarakat di lingkungan sekitar. Kontribusi tidak selalu harus dalam skala besar melainkan bisa saja dalam skala kecil karena yang terpenting adalah bermanfaat bagi masyarakat. Selaras dengan hal tersebut, Tim Kuritabaya juga berharap agar generasi muda lebih peka terhadap situasi budaya bangsa sendiri serta tidak melupakan kekayaan warisan budaya yang senantiasa harus dilestarikan. Nuriyatul


dok. Komunikasi

Seputar Kampus

P

Raih Pendanaan PKM, Mahasiswa UM Kembangkan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana

rogram Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan program atau agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) untuk mewadahi berbagai ide kreatif dari mahasiswa Indonesia. Tidak heran jika program ini memiliki daya tarik tersendiri di kalangan mahasiswa Indonesia. Apalagi, tahapan seleksi yang ketat semakin menambah nuansa persaingan ide dan gagasan kreatif mahasiswa Indonesia. Dari puluhan ribu proposal yang masuk, hanya ide dan gagasan yang paling kreatif dan mematuhi syarat administrasi yang akan didanai. Pada tahun ini, Tim PKM Bidang Kewirausahaan Terra Vulca yang digawangi oleh Jumadi (Geografi 2018), Frandika Haris Nando (Geografi 2018), Margareta Susanti (Akuntansi 2019), Pertiwi Pujiyati Nur Anisa (Desain Komunikasi Visual, 2019) dan Hafizh Putra Wedyapratama (Desain Komunikasi Visual 2019) berkesempatan meramaikan persaingan ide dan gagasan PKM Kewirausahaan. Tim yang dibimbing oleh Nailul Insani, S.Pd., M.Sc mengusung media pembelajaran mitigasi bencana berbasis Augmented Reality yang diperuntukkan bagi anak usia 4-6 tahun. Jumadi selaku ketua tim menyatakan bahwa latar belakang pengambilan tema produk diselaraskan dengan kondisi wilayah Kabupaten Malang yang rawan terjadi bencana alam. Selain itu, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan angka korban bencana yang tinggi terjadi pada kalangan anak-anak. “Program ini membantu meminimalkan gangguan psikologis pada anak yang menjadi korban bencana,” ujar Jumadi.

Produk PKM Kewirausahaan Terra Vulca berupa boneka karakter hewan. Karakter Terra diperankan oleh seekor kucing yang dibekali penjelasan mitigasi bencana gempa bumi dan karakter Vulca, diperankan oleh seekor burung Kutilang yang dibekali penjelasan mitigasi bencana gunung meletus. Boneka ini dilengkapi dengan penjabaran ‘fakta unik hewan’ sebelum terjadinya bencana alam dan tahapan dalam mitigasi bencana yang terintegrasi dengan Augmented Reality. Nantinya, boneka Terra dan Vulca juga akan dilengkapi dengan e-book yang berfungsi untuk memudahkan user dalam penggunaan produk. Produk boneka Terra Vulca dibanderol dengan harga yang terjangkau yakni Rp75.000,- saja. Di setiap pembelian Boneka Karakter Terra Vulca, pembeli akan memperoleh merchandise menarik dengan bonus pengetahuan terkait mitigasi bencana yang penting untuk diketahui. Harapannya, produk Boneka Karakter Terra Vulca dapat menjadi salah satu media pembelajaran mitigasi bencana yang disukai oleh anak-anak. Di samping menjadi produk usaha yang berorientasi pada profit, Boneka Karakter Terra Vulca juga diharapkan menjadi produk usaha yang mendukung kebijakan pemerintah terkait perlindungan anak dari dampak peristiwa bencana alam. Hal tersebut tertuang di dalam UndangUndang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Peraturan Pemerintah Nomor 59 tahun 2019 tentang Koordinasi Perlindungan Anak. Berlian

Tahun 42 September - Oktober 2021 |

27


repro internet

Seputar Kampus

T

IKA UM Gandeng SGMW Gelar Webinar dan Pelatihan Siap Kerja ingkat pertumbuhan yang tinggi dan berpotensi memiliki kebutuhan yang berkelanjutan, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang tepat untuk berinvestasi. Salah satunya adalah Saic General Motor Wuling (SGMW) hadir di Indonesia melalui Wuling Motor. Dalam kesempatan ini, Engineering Career Center (ecc.co.id) bersama Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang (IKA UM) serta PT SGMW sukses menyelenggarakan Create A Better Life with Wuling Motors pada (14/9). Meskipun dilaksanakan daring, kegiatan ini tetap mencuri perhatian dari ratusan mahasiswa dan alumni perguruan tinggi yang setia mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. Pemateri yang didatangkan juga tidak tanggungtanggung yaitu Shyntia Dewi selaku Organization Planning & Recruitment Supervisor PT SGMW Indonesia serta Lukman Hakim selaku Training & Development Specialist PT SGMW Indonesia. Acara yang keren ini dipandu oleh pembawa acara yang tak kalah kerennya yaitu Nika Woelan selaku Psikolog ECC. PT SGMW merupakan perusahaan internasional yang dibangun dari komitmen tiga perusahaan ternama. Dari sinilah, perusahaan ini membuka rekrutmen Management Trainee Program bagi fresh graduate atau alumni dari perguruan tinggi yang dilaksanakan pada (25/8-15/9) melalui website yaitu ecc.co.id. Tentunya nanti para pendaftar akan melalui initial interview, final interview dan medical check up.“Program ini kami lakukan kembali setelah 2 tahun off dikarenakan ada pandemi dan sekarang kami buka,” ujar Shyntia Dewi. “Melalui program ini, tujuannya untuk membangun individu agar sesuai dengan kompetisi dan softskill yang diperlukan perusahaan. Kemudian untuk konsep program ini kami menerapkan 70% Job tranning. Jadi dalam waktu 1 tahun, kalian akan belajar di lapangan terkait dengan semua departemen yang ada diperusahaan dan 6 bulan

28 | Komunikasi Edisi 336

kedua, kalian akan ditempatkan dalam 1 departemen. Ke depannya setelah melakukan tranning selama 1 tahun ini, harapannya kalian akan selalu siap untuk berkontribusi dimana saja,” jelas Dewi saat penyampaian materinya. Selain itu, pemateri kedua, Lukman Hakim juga memberikan masukan terkait persiapan pelaksanaan wawancara, “yang perlu kita hindari agar pelaksanaan interview berjalan dengan baik adalah datang maksimal 30 menit sebelum pelaksanaan interview. Jangan sampai datang terlalu mepet dengan jadwal interview. Kalau datang mepet pastinya akan memberikan kesan tergesa-gesa dan konsentrasi berfikir yang sudah disiapkan dengan maksimal akan sedikit kacau. Sehingga saat interview itu akan mudah sekali lidah kita terpleset (gugup, red)”. Kemudian Lukman Hakim juga memberikan tips dan trik interview ketika diberikan pertanyaan mengenai bagaimana cara menyelesaikan permasalahan. “Sebenarnya tementemen harus mencoba mengingat-ingat kembali dari definisi masalah itu seperti apa, karena setiap masalah itu pasti timbul melalui sebuah kegiatan organisasi, kepanitian dan lain-lainnya. Temen-temen pasti akan memberikan pemecahan masalahnya,” ujarnya. Sependapat dengan Lukman, Nika Woelan juga menambahkan, “saya yakin sekali, apapun itu tidak harus masalah tapi tantangan. Kita mencari tempat kuliah, jauh dari orang tua. Itu bisa dijadikan 1 cerita yang bisa menjadi bahan wawancara”.“Ketika menjawab pertanyaan seputar gaji. Setidaknya kita sudah tahu UMR di daerah perusahaan tersebut berapa. Akan tetapi, itu berlaku kepada level SMA atau SMK, lalu untuk jenjang pendidikan lebih tinggi. Temen-temen harus meminta sedikit di atas UMR. Tapi ingat, kita juga harus melihat lingkup perusahaan tersebut apakah hanya di kota, nasional maupun internasional. Kemudian kalian harus bisa mengidentifikasi dan eliminasi kebutuhan sehari-hari dan bukan lagi suatu keinginan ya,” tandas Lukman Hakim. Izam


repro internet

Seputar Kampus

LKMM-TL: Bekali Fungsionaris Kampus dengan Keterampilan Manajemen

G

una membekali mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan manajemen yang baik, Universitas Negeri Malang (UM) menyelenggarakan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Lanjut (LKMM-TL) pada Senin-Rabu (4-6/10) secara daring melalui platform Zoom Meeting. Kegiatan LKMM-TL ini merupakan suatu program lanjutan dari LKMM Tingkat Dasar dan LKMM Tingkat Menegah yang telah diikuti oleh peserta, sebelumnya. Peserta yang mengikuti ini terdiri dari kader-kader calon fungsionaris UM yaitu perwakilan fakultas dan ormawa yang sudah terseleksi. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Dr. Mu’arifin, M.Pd., selaku Wakil Rektor (WR) III UM yang sekaligus memberikan kata sambutan. Dalam sambutanya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan latihan kepemimpinan dan manajemen ini, nantinya akan melatih mahasiswa menjadi pemimpin dan manajemen yang andal. Kata kunci dari seorang pemimpin adalah kepercayaan. Mahasiswa dituntut untuk mempunyai kompetensi yang cukup agar kepercayaan pada kepribadian diri mereka muncul. Sebagai seorang manajer, diperlukannya kepercayaan dan koraborasi agar mencapai tujuan bersama. Tentunya pasti banyak kendala dan masalah yang akan dihadapi. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk memecahkan masalah tersebut dengan sendirinya. “Tanamkanlah kepercayaan kepada orang lain. Kalau tidak mampu, minimal menjadi pemimpin pada diri sendiri barulah Anda memimpin orang-orang yang ada di sekitar Anda kemudian komunitas atau organisasi,” ujar WR III UM.

Selain itu, pemateri LKMM-TL, Dr. Sunaryono, S.Pd., M.Si juga menyampaikan bahwa proses perlatihan sekarang ini sebenarnya membentuk mahasiswa agar mampu melakukan manajerial diri dengan pelatihan yang selama ini dilakukan. Selain Dr. Sunaryono, S.Pd., M.Si, penyelenggaraan LKMM-TL juga menghadirkan pemateri andal lainnya, seperti Mochamad Nasrul Chotib, S.S., M.hum, Yuliati Hotifah, S.Psi., M.Pd, Dr. H. A. Rosyid Al Atok, M.Pd., M.H, Prof. Dr. H. Heri Pratikto, M.Si, dan Dr. Dra. Hayuni Retno Widarti, M.Si. Materi yang disajikan selama 3 hari juga menarik, yakni diskusi analisis dan diagnosis situasi, diskusi demokrasi dan HAM, indikator kesejahteraan, diskusi visi dan misi masa depan bangsa, diskusi sistem swabina, diskusi analisis wacana, diskusi manajemen wacana dan diskusi sosialisasi wacana. “Ini yang membedakan antara kegiatan sebelumnya dengan sekarang yakni kalau yang sebelumnya materi lebih mengarah ke manajerial dan cara berkomunikasi yang baik. Kalau sekarang materinya lebih ke lingkup yang luas,” ungkap Sunaryono. Hal tersebut ditujukan agar mahasiswa matang dalam merumuskan persoalan-persoalan organisasi dan mampu mentranformasikan masalah organisasi menjadi target yang harus dicapai dalam rangka pemecahan masalah. Mahasiswa diberikan materi mengenai penyusunan instrumen dan analisis lapangan secara daring, tentunnya peserta diwajibkan untuk mengerjakan tugas yang diberikan secara kelompok dan ditutup dengan presentasi. Izam

Tahun 42 September - Oktober 2021 |

29


repro internet

Seputar Kampus

IKA UM Langsungkan Kelas Strategi Persiapan Lolos Seleksi Kerja

P

ersaingan dunia kerja akan jauh lebih komplek di masa depan menuntut lulusan dan calon pencari kerja untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia kerja. Namun, permasalahan utama yang dialami para alumni dan fresh graduate saat ini terkait curriculu vitae (CV), minat karir, dan wawancara penerimaan kerja. Banyak para fresh graduate belum tau bagaimana bentuk CV yang baik dan membuat HRD tertarik. Belum lagi minat karir yang diinginkan pencari kerja yang berbeda dengan latar belakang pendidikan dan kurangnya pengetahuan mengenai persiapan wawancara kerja. Ketiga hal inilah yang seringkali menjadi faktor utama tidak banyak orang yang lolos dalam proses rekrutmen kerja. Dari permasalahan di atas, Engineering Career Center (ecc.co.id) bekerja sama dengan Ikatan Alumni Universitas Negeri Malang (IKA UM) menghadirkan Webinar Strategies of Effective Online Leaderless Group Discussion (LGD) Ecc.co.id bersama Riri Hapsari selaku Career Trainer and Coach pada (9/10). Meskipun dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting, webinar tersebut sukses mencuri perhatian dari ratusan mahasiswa, alumni perguruan tinggi, dan fresh graduate yang hadir dalam kegiatan ini. LGD ini adalah suatu tahapan untuk mengungkap aspek psikologis tertentu dan proses di mana para peserta akan berada di dalam kelompok dengan kandidat yang lain untuk melakukan diskusi dari kasus yang diberikan oleh perusahaan melalui observer. LGD ini dibagi ke dalam 5-10 orang setiap kelompoknya. Saat LGD, pemimpin tidak ditunjuk dan menitikberatkan pada sikap dan perilaku anggota diskusi. Masalah yang biasanya sering terjadi pada pelamar saat melaksanakan LGD tentunya banyak para pelamar

30 | Komunikasi Edisi 336

yang bingung ketika mau menyampaikan pendapat karena berhadapan dengan orang baru, bersikap pasif dan tidak menguasai topik LGD, serta tidak mampu mengarahkan jalannya diskusi. “Sebenarnya yang dicari perusahaan itu adalah orang yang mau bekerja, di sini maksud konsepnya adalah orang yang siap dengan adanya perubahan. Kemudian orang yang bisa bekerja dengan menguasai softskill dan technical skill, serta kesesuaian dengan budaya perusahaan. Nah, di sini teman-teman harus melakukan riset dulu sebelum melamar ke perusahaan tersebut,” ujar Riri Hapsari. Tahapan proses seleksi yang biasa digunakan perusahaan adalah administrasi, psikotes, tes kemampuan teknis, wawancara HRD, User dan LGD, Medical Check-Up, Wawancara Direksi. “Biasanya untuk tahapan interview itu dilaksanakan bersamaan dengan User + LGD. Nah, kuncinya adalah komunikasi dan penguasaan hal teknis seperti membaca buku lagi dan lain-lain. Tapi ada beberapa perusahaan yang benarbenar ingin melihat bagaimana kadidatnya berada dalam tim atau kelompok, mereka akan menggunakan teknik LGD. Biasanya perusahaan yang menggunakan LGD yakni perusahaan Global dan beasiswa LPDP,” tambah Coach Ecc.co.id ini. “Beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi LGD tentunya teman-teman harus baca kasus dengan teliti dan manajemen waktu. Tunjukkan inisiatif mulai dari diskusi atau menulis hasil, pertahankan kontak mata dengan orang lain karena ini merupakan bagian dari etitude, duduk tegak, dan PD (percaya diri, red). Ini merupakan sikap temanteman ketika siap dalam melaksanakan LGD. Kemudian aspek yang dinilai saat LGD adalah problem solving, stabilitas emosi, kepemimpinan, teamwork, inisiatif, dan komunikasi,” tandas Riri. Izam


Curhat

MENJADI PEMIMPIN YANG BAIK Assalamualaikum Wr. Wb. Beberapa waktu lalu saya melaksanakan evaluasi diri. Salah satu poin evaluasi diri saya adalah mengenai rasa sungkan. Sepertinya rasa sungkan saya terlalu berlebihan karena banyak orang di sekitar saya juga berpendapat demikian. Pada contoh kasus di mana saya diberi wewenang sebagai koordinator dan memiliki beberapa anggota, saya sangat sungkan menuntut anggota saya untuk mengerjakan tugas mereka karena saya tahu mereka sibuk. Namun, akhirnya justru saya yang mengerjakan tugas tersebut padahal seharusnya saya bisa lebih ‘berani’ untuk menuntut tanggung jawab mereka. Bagaimana caranya agar rasa sungkan saya tidak menjelma menjadi suatu hal yang negatif? Mohon saran dan masukan untuk menyikapi hal ini. Terima kasih sebelum dan sesudahnya. Wassalamualaikum Wr. Wb.

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Jawaban oleh: Mochammad Sa'id , S.Psi,M.Si Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM

Syani Yemima Waalaikumsalam Wr. Wb. Ananda, organisasi sejatinya adalah kumpulan orangorang yang sepakat untuk bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan dan pekerjaan tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Keberadaan organisasi sangatlah penting, karena suatu kelompok akan kesulitan mencapai tujuannya jika upaya-upaya untuk mencapainya tidak diatur dan dikelola dengan baik melalui organisasi. Setiap organisasi tentunya juga sudah memiliki struktur kepengurusan beserta sumberdaya manusianya. Oleh karena itu, ketika bergabung dalam organisasi, setiap anggotanya tentunya telah memahami dan menyadari tanggung jawabnya sebagai anggota. Namun dalam kenyataan, memang tidak semua orang yang bergabung dalam suatu organisasi memahami dan menyadari tanggung jawabnya. Oleh karena itulah dalam suatu organisasi biasanya dilaksanakan program-program pengembangan sumberdaya manusia. Program-program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kemampuan anggota dalam menjalankan tugasnya. Dari permasalahan yang Ananda ungkapkan, hal yang kemungkinan menjadi penyebabnya adalah Ananda memiliki pemikiran bahwa tidak patut mengganggu kesibukan orang lain. Pemikiran demikian di satu sisi adalah benar. Namun demikian, dalam kaitannya dengan organisasi, pemikiran demikian kurang tepat. Mengapa? Karena setiap orang tentunya punya banyak peran di lebih dari satu tempat. Misalnya, si A adalah mahasiswa,

anggota UKM X, pengurus BEM Fakultas X, dan seterusnya. Kalau kita cermati, kesibukan si A kemungkinan besar sangat tinggi. Namun demikian, si A seharusnya sudah menyadari konsekuensi dan tanggung jawabnya ketika memutuskan bergabung dalam beberapa organisasi sekaligus. Oleh karena itu, Ananda sebagai koordinator tidak perlu sungkan untuk memberi tanggung jawab atau tugas kepada anggota Ananda. Ananda harus berpikir bahwa setiap anggota yang bergabung di organisasi Ananda seharusnya sudah menyadari tanggung jawab dan konsekuensi keanggotaannya di dalam organisasi. Dengan demikian, ketika mereka mendapat tugas atau tanggung jawab tertentu, mereka harus siap menjalankannya dengan sebaik-baiknya. Adapun tugas Ananda sebagai koordinator adalah memastikan roda organisasi, termasuk berbagai programnya yang menjadi tanggung jawab Ananda dan tim, dapat berjalan dengan baik. Dan untuk itulah diperlukan pembagian kerja yang jelas. Justru ketika tidak ada pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, fungsi organisasi tersebut berarti tidak berjalan dengan baik. Untuk itu, hal yang dapat Ananda lakukan adalah sebagai berikut. Pertama, kumpulkan anggota Ananda dan berikan penjelasan mengenai komitmen dalam berorganisasi. Kedua, lakukan pembagian tugas dan tanggung jawab yang spesifik untuk masing-masing anggota dalam setiap kepanitiaan atau kegiatan.

Mahasiswa UM dapat mengirimkan tulisan berupa curahan hati (curhat) pada rubrik ini dengan space halaman A4 via email komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 November 2021. Apabila nama asli tidak ingin dicantumkan, diperbolehkan untuk menggunakan nama inisial. Curhat Anda akan kami kirim ke ahlinya (dosen Fakultas Pendidikan Psikologi UM untuk mendapatkan jawaban. Tulisan curhat akan mendapat imbalan atau penghargaan yang sepantasnya.

31


dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

dok. Komunikasi

Wisata

32 | Komunikasi Edisi 336


Wisata

Situs Sumber Awan Tawarkan Eksotisme Pemandian Bidadari

M

alang terkenal akan banyaknya tempat wisata yang menyuguhkan panorama alam indah dan menyegarkan. Di sisi lain, Malang juga dikenal memiliki wisata sejarah yang tak kalah eksotis dengan wisata sejarah di kota lain. Salah satunya adalah wisata Situs Sumberawan. Berlokasi di kaki gunung Arjuno atau tepatnya di Dusun Sumberawan, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, membuat siapa saja yang berkunjung dapat berelaksasi dan bernostalgia melalui berbagai peninggalan dari kerajaan terdahulu, khususnya peninggalan Kerajaan Singosari. Menurut cerita yang beredar, di kawasan Situs Sumberawan terdapat sumber air suci yang airnya terkenal memiliki banyak khasiat. Kata ’Sumber’ merujuk pada makna sumber air dan “Mberawan” menunjukkan pengucapan lokal dari masyarakat setempat. Oleh karena itu, tak heran bila masyarakat setempat menyebutnya dengan Sumberawan. Ternyata, dahulu Sumberawan lebih dikenal dengan nama Taman Kasuranggan, yakni taman bunga yang dikelilingi aliran air dari sumber mata airnya langsung. Selain itu, ada pula yang menyebut bahwa nama Kasuranggan dahulu merujuk pada kawasan telaga besar yang berselimut kabut. Hal ini selaras dengan lokasi Sumberawan yang memang terletak di lereng Gunung Arjuno. Situs Sumberawan berbeda dengan berbagai situs lainnya yang juga berada di Jawa Timur karena Situs Sumberawan menjadi satu-satunya situs yang bercorak Buddha dan cerita mengenai Situs Sumberawan jarang ditemukan. Stupa Sumberawan juga tidak memiliki relief. Bangunan Situs Sumberawan diperkirakan memiliki tinggi lima meter dan lebar enam meter. Namun, tidak ada yang mengetahui bentuk asli dari stupa yang ada di posisi paling atas karena keterbatasan bukti dan sumber yang ada sehingga mengakibatkan terhambatnya proses rekonstruksi yang dilakukan para arkeolog. Di sebelah Utara stupa, terdapat runtuhan-runtuhan batu Andesit yang digunakan oleh para arkeolog untuk merekonstruksi atap stupa. Alas dari stupa Situs Sumberawan berbentuk segi delapan atau padma. Bangunan Sumberawan berbentuk stupa yang memiliki simbol kesucian dan digambarkan dalam perwujudan Gunung Meru sedangkan sumber airnya bersifat amerta (abadi) dan merujuk pada air suci dalam kehidupan para dewa. Di sekeliling stupa terdapat sebuah telaga besar untuk penyimpanan air. Namun, menurut para arkeolog di bawah stupa tersebut terdapat sebuah sumber air yang melimpah. Dengan adanya sumber tersebut, dibuatkanlah sebuah kolam

kecil seperti ruangan yang mengalirkan air yang cukup deras. Letaknya pun tidak jauh dari lokasi stupa yaitu berada di ujung sudut Selatan dan Utara lokasi komplek. Ditinjau dari gaya arsitekturnya, stupa dari Situs Sumberawan diperkirakan dibangun pada akhir abad ke14 hingga awal abad ke-15. Awalnya, pada 1845 penduduk pribumi setempat menemukan stupa Sumberawan kemudian melaporkannya ke pemerintah Hindia Belanda. Tercatat, arkeolog Belanda yang pernah meneliti Situs Sumberawan adalah Van Romondt. Lalu, pada 1937 dilakukan pemugaran oleh pihak Dinas Purbakala Hindia Belanda. Jika beruntung, pengunjung yang datang ke Situs Sumberawan akan disuguhkan Upacara Tri Suci Waisak Umat Buddha Malang Raya. Kegiatan ini bersifat spiritual dan biasanya dilakukan pada malam Jumat Legi dan diwarnai dengan kegiatan selamatan sumber air yang diperingati setiap Bulan Syuro penanggalan Jawa. Acara ini digabung dengan selamatan desa yang diberi judul kegiatan Sedekah Bumi dan Selamatan Sumber Air atau umumnya disebut dengan Festival Tirta Amerta Sari. Selain itu, di sekitar Situs Sumberawan terdapat beberapa spot cantik untuk berfoto. Hembusan angin gunung yang sejuk ditambah adanya aliran air sungai, deretan lahan persawahan penduduk, dan pohon pinus yang mendayu-dayu seakan mengajak para wisatawan untuk berlama-lama di lokasi. Selain tempat bersejarah, terdapat pula beberapa fasilitas seperti pusat kuliner, gazebo, musala, kamar mandi, tempat parkir, dan berbagai fasilitas lain yang membuat liburan menjadi seru dan menyenangkan. Tentu sangat recommended bukan? Situs Sumberawan terletak di lokasi yang cukup jauh dari pusat kota dan keramaian. Tak heran jika masih banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan situs ini. Padahal, Situs Sumberawan merupakan satu-satunya situs stupa yang berada di Jawa Timur. Kamu dapat menggunakan aplikasi Google Maps untuk mempermudahmu dalam mencari dan menemukan Situs Sumberawan. Saat ini, Situs Sumberawan dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Kepurbakalaan Mojokerto. Kini, Situs Sumberawan juga termasuk ke dalam pengawasan Perum Perhutani sehingga kamu dapat menemukan bumi perkemahan yang berlokasi di sekitar komplek Situs Sumberawan. Pengunjung yang memasuki Situs Sumberawan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp5.000,- dengan biaya sewa parkir bagi yang membawa kendaraan, yakni sebesar Rp2.000. Situs Sumberawan dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Izam Tahun 42 September - Oktober 2021 |

33


Rancak Budaya

Memeluk Serayu oleh Novia Anggrain ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

Malam itu sedang purnama. Bentuk sempurna bulatan bulan terpantul indah di atas permukaan sungai Serayu. Kilau pantulan itu tertangkap lentik mata Laksmi yang hatinya sedang bungah1) sekali karena khusus malam ini ia akan mendapatkan bayaran tiga kali lipat setelah menari. “Sudah siap, Nduk?” tanya seorang perempuan paruh baya, membuyarkan keterdiaman Laksmi yang sedang memandangi arus sungai Serayu. “Sudah, Mbok,” jawab Laksmi, seraya membubuhkan satu senyum manis dari bibirnya yang masih ranum. Gadis berusia 19 tahun itu memang selalu didampingi oleh simboknya, Darmi, ketika manggung di mana pun. “Ayo turun, Nduk,” Mbok Darmi menyentuh pinggang ramping Laksmi, merapikan sampur kuning yang dililitkan di sana, kemudian menuntun Laksmi menuruni anak tangga menuju panggung. Di pementasan kali ini struktur panggung memang berbeda. Laksmi dan kelompok tayubnya diundang oleh Staatsspoorwegen untuk menghibur para pekerja bangunan yang sudah berbulanbulan mengerjakan proyek pembangunan jembatan rel kereta api jalur Cirebon-Kroya di atas sungai Serayu. Malam itu selepas isya, para pengrawit2) berbondong-bondong menuruni tangga sambil membawa gamelan. Obor-obor serentak dinyalakan untuk mempermudah para pengrawit menata gamelan di atas panggung yang berada di dasar konstruksi. Bentuknya seperti sebuah lubang yang sangat luas –yang memang sengaja dibuat sebagai tiang pancang jembatan kelak. Sementara para penari juga sudah bersiap di samping panggung sambil merapikan baju dan memoles wajah mereka masingmasing. Di atas sana, nampak menirr-menir Belanda duduk di kursi tamu. Wajah mereka nampak berkilat terkena pantulan sinar bulan. Setelah mempersiapkan hampir satu jam lamanya, gamelan mulai ditabuh. Laksmi dan dua teman sebayanya, Gendis dan Marni, mulai masuk ke panggung dan mengambil posisi. Lenggaklenggok pinggul mereka membuat para pengrawit semakin bersemangat menabuh gamelan. Semua anggota kelompok tayub itu berpikir, jika mereka tampil dengan memukau, bisa jadi mereka akan mendapatkan bonus. Bonus yang akan digunakan untuk membeli bibit padi, membeli arit dan cangkul baru, serta membelikan keluarga mereka gulali dan pisang goreng. Wush! Wush! Wush! Di tengah lamunan indah tentang bayaran yang akan mereka dapat, tiba-tiba mereka melihat sekelompok pekerja bangunan meniup semua obor yang menerangi panggung. Seketika, semuanya menjadi gelap. Mereka menyipitkan mata untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi di tengah kegelapan. Namun, karena

34 | Komunikasi Edisi 336

letak panggung yang berada di dasar konstruksi, tidak ada secuil pun sinar rembulan yang mampu membantu penglihatan mereka. Di tengah keheranan dan keterkejutan itu, mereka sayup-sayup mendengar suara seperti batu-batu besar tengah digelontorkan dari atas. Dari yang mulanya sayup, suara itu terdengar semakin keras dan bergemuruh. Tubuh seluruh pengrawit dan penari beku seketika. Saat mereka mulai memahami apa yang akan terjadi, semuanya sudah terlambat. Batu-batu besar yang dilemparkan dari atas itu telah menghantam kepala mereka satu per satu. Tanpa sempat berteriak barang sekali saja, malaikat maut sudah menarik nafas terakhir mereka dalam gelap dan bisu. Di atas sana, Projo berdiri di samping seorang meneer Belanda yang mejabat sebagai kepala pembangunan rel kereta api Staatsspoorwegen tersenyum lega. Ia berhasil menyelesaikan tugasnya untuk mencarikan tumbal bagi pembangunan proyek jembatan milik Staatsspoorwegen dengan baik. Ia juga merasa bahwa di alam yang lain sana, kelompok tayub yang ia undang dan kini terkubur hidup-hidup di dasar konstruksi itu hanya sedang berpindah panggung. Ia yakin, Laksmi beserta seluruh anggota kelompok tayub itu kini tengah berpesta bersama di istana Dewi Wuri Ayu Agung3). *** Hingga menjelang Subuh, Pak Nugroho tidak bisa tidur. Bukan karena suara bising kereta api yang lewat di atas jembatan sungai Serayu dekat rumahnya. Sama sekali bukan. Lahir dan tinggal dekat dengan bantaran sungai Serayu membuat ia sudah terbiasa mendengar bising suara kereta dan juga merasakan lantai rumahnya yang serasa ikut bergetar tiap kali ada kereta yang melintas. Sudah ratusan kali, Pak Nugroho berusaha memejamkan matanya. Memaksa dirinya untuk tidur sebab pagi nanti ia harus kembali bekerja. Setiap kali ia mencoba memejam, setiap kali itu pula kata-kata yang dilontarkan Pak Handi kembali terngiang di benaknya. Kalau kamu bisa bujuk si Abi, saya kasih kamu tiket liburan ke Bali. Nanti saya pesankan hotel juga di sana buat kamu dan Abi nginep seminggu. Semua gratis. Seratus juta cukup to buat kuliahnya Abi juga? Kamu bilang anakmu pingin banget kuliah. Kali ini Pak Nugroho mencoba memejamkan matanya lebih rapat lagi, berharap ia bisa tidur barang 30 atau 40 menit sebelum berangkat ke tegalan4). Abi itu pinter, nggak kasihan kamu kalau dia nggak kuliah? Kalau saya sih, ga akan rugi. Kalau kamu nolak tawaran ini, saya tinggal nyuruh Adam ke luar negeri buat liburan biar dia nggak sedih. Selesai urusan. Azan Subuh sudah terlanjur berkumandang. Pak Nugroho


Rancak Budaya sudah kehabisan waktu untuk tidur. Akhirnya, ia memilih untuk mengambil air wudu dan mendirikan salat Subuh saja. Ia turunkan kakinya dari ranjang, mencari-cari sandalnya.

membantu. Pagi itu, persis seminggu sebelum seleksi paskibraka tingkat provinsi Jawa Tengah dimulai, Abi kehilangan bapaknya.

“Hehehe, ini, Pak, sandalnya. Tadi Abi pinjem buat ke kamar mandi. Sandal Abi belum ketemu dari semalam,” kata Abi sambil meletakkan sepasang sandal jepit putih di bawah dekat kaki bapaknya.

“Namamu nggak ada di sini, Mas. Sudah, deh, jangan ngawur. Kamu nggak boleh masuk kalau namamu nggak ada.” Seorang petugas berusaha mengusir Abi dari depan kantor Dinporapar Provinsi Jawa Tengah.

“Sudah Subuhan, Bi?” “Sudah, Pak. Ini mau nyuci seragam latihan. Besok seragamnya mau Abi pakai buat latihan di pendopo kabupaten,”jawab Abi sambil menunjukkan seragam paskibraka yang sudah selama seminggu ini membuat wajahnya selalu nampak cerah dan berbunga-bunga. Ia terpilih sebagai wakil dari Kabupaten Banyumas untuk mengikuti tahap seleksi berikutnya di tingkat provinsi. *** Malam demi malam dilalui Pak Nugroho dengan permasalahan pelik yang sama, yaitu sulit tidur. Diantara sekian banyak keinginan Pak Nugroho yang terasa mustahil diraih, salah satunya adalah membuat Abi menjadi sarjana. Bahkan jika Abi mendapatkan beasiswa untuk kuliah sekali pun, mustahil Abi tidak memerlukan pembiayaan lain untuk makan, tinggal, membeli laptop, membeli buku, membeli printer, dan semua tetek bengek perkuliahan lainnya. Pak Nugroho tahu, ia tidak akan pernah mampu ada di titik itu. Tawaran Pak Handi, seorang politikus kenamaan di daerahnya terasa sangat menggiurkan. Pak Handi memintanya membujuk Abi untuk mengundurkan diri atau membuat Abi mundur dengan cara apapun, lalu menawarinya 100 juta! Iya, 100 juta yang seumur hidup tidak dibayangkan oleh Pak Nugroho jumlahnya sebanyak apa. Bekerja sampai mati pun, belum tentu ia akan mendapatkan uang sejumlah itu untuk menguliahkan anak semata wayangnya. Namun, tiap kali ia hendak membuka mulut untuk membujuk Abi, ia tidak kuasa melihat pancaran sinar bangga dan bahagia dari kedua bola mata anak lelakinya itu. Ia pun, sebagai orang tua, merasa sangat bangga. Ia yang hanya seorang petani, pekerja kasar, bukan siapa-siapa, lantas menjadi perbincangan di antara para tetangga dan orang sedaerahnya sebab putranya akan menjalani seleksi paskibraka tingkat provinsi. Beberapa media lokal pernah menghubunginya untuk dimintai wawancara, namun Pak Nugroho menolaknya. Ia tidak ingin jumawa. Semakin dekat dengan tanggal seleksi, semakin Pak Nugroho tidak bisa tidur sama sekali. Ia harus mengambil keputusan dengan cepat sebelum tenggat waktu yang diberikan Pak Handi habis. Akibatnya, tubuhnya menjadi kurang sehat karena tidak pernah tidur dengan nyenyak. Kantung matanya mulai menghitam. Keriput di sekujur wajahnya menjadi semakin jelas. Kesehatannya menurun dratis, sampai-sampai Abi sering kali terpaksa tidak pergi sekolah karena harus merawat bapaknya. Keraguan dan peperangan batin itu lantas merenggut nyawa Pak Nugroho secara tiba-tiba. Di suatu pagi, waktu Abi hendak mengembalikan sandal bapaknya selepas ia menunaikan salat Subuh, ia menemukan tubuh bapaknya kaku dengan wajah yang pucat. “Bapak! Bapak belum lihat Abi pakai seragam ini!” Raungan Abi menggegerkan tetangga di kanan dan kiri rumahnya. Sontak para tetangga berhamburan datang dan

***

“Bisa minta tolong cek ulang, Bapak? Nama saya tidak mungkin tidak ada. Saya dari Banyumas,” jawab Abi sopan. “Nih, periksa sendiri, Mas, kalau tidak percaya!” Petugas itu melemparkan sebuah daftar nama. Abi segera mencari-cari namanya di antara daftar yang ada. Di kolom “Kabupaten Banyumas”, ia menemukan sebuah nama tertulis di sana: Aditama Adam Prasanjaya. Disamping nama itu tertulis nama walinya: Handi Prasanjaya. Dengan muka pucat dan tubuh yang lemas, Abi mengembalikan daftar nama itu ke petugas seraya berkata dengan lembut dan sopan, “Terima kasih, Pak.” Petugas itu sebenarnya tidak tega. Tetapi, ia tahu, ia tak bisa berbuat apa-apa selain memandangi punggung Abi yang terlihat berjalan menjauhi kantor Dinporapar dengan langkah putus asa. Abi kemudian menemukan dirinya sedang bersandar di dinding dekat sebuah warung kaki lima pinggir jalan. Pandangannya kabur. Matanya sudah siap berlinangan air, namun ia mencoba menahannya sekuat tenaga. Ia memandang langit yang sedang mendung dan tiba-tiba saja ia merasa begitu merindukan bapaknya. Sebuah mobil mewah hitam berpelat merah lewat di depannya. Di dalam mobil itu, Pak Handi sedang girang bukan main. Ia berhasil memasukkan nama anaknya di seleksi paskibraka tingkat provinsi tanpa perlu mengeluarkan 100 juta dari kantongnya. Sebuah selebaran tertiup angin dan jatuh di dekat kaki Abi. Abi meliriknya, kemudian membaca kata-kata yang tertulis di sana tanpa perlu memungutnya. Yang ia kira selebaran, ternyata adalah sebuah halaman buku yang nampaknya sengaja dirobek. Di halaman robek itu, ada sisa-sisa kalimat bekas robekan yang masih bisa Abi baca dengan cukup jelas: …perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri. *** Air sungai Serayu menciptakan kecipak riak yang cukup besar ketika satu tubuh manusia memutuskan untuk menyatu dengannya. Abi kini bertemu Laksmi. Keduanya menjaga Serayu dari dasar sungai. Dalam kegelapan. Dengan ketenangan. Sementara, manusia-manusia pongah dan kotor, hidup di atas Serayu. Tapi, Serayu, akan selalu sabar menunggu. Catatan: 1) bahagia (bahasa Jawa), 2) orang yang memainkan gamelan, 3) diyakini sebagai penguasa gaib di sungai Serayu, 4) tempat menanam jagung dan ketela (ladang) Penulis adalah kontributor Majalah Komunikasi UM sekaligus pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM

Tahun 42 September - Oktober 2021 |

35


Pustaka

THE BOX:

Sampai kapan sembunyi dalam kandang? oleh Uswatun Khasanah Judul film : The Box / 더박스 Tahun rilis : 2021 Nama sutradara/penulis naskah: Yang Jung Woong Produksi : Studio Take Durasi : 94 menit Pemeran : Park Chanyeol EXO dan Jo Dol Hwan

ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

B

anyak anak berbakat namun tak terlihat oleh orang lain akhirnya menjadi sia-sia. Bukan tak mau hanya saja mereka memiliki masalah dalam menunjukkannya. Terlebih, jika bakat mereka ditentang oleh salah satu orang tuanya. Tak hanya rasa bersalah, anak tersebut akan dibayang-bayangi rasa trauma. Melalui film dengan durasi 94 menit ini, kita akan diajak oleh sutradara untuk menangkis dan mengatasi rasa trauma tersebut lewat penggambaran tokoh utama yang akan diperankan oleh Park Chanyeol sebagai Jihoon dan Jo Dal Hwan sebagai Min Soo. Film yang berdurasi satu jam lebih ini mengisahkan tentang perjuangan seorang anak yang mencoba keluar dari rasa traumanya yang terjadi saat ia kecil. Tokoh Jihoon memiliki karakter yang unik yakni dia hanya bisa bernyanyi dengan bagus ketika di tempat sepi sesuai film pada menit ke 6. Sejak kecil dia memang sudah memiliki bakat menyanyi, akan tetapi keinginannya ditentang oleh sang ayah sampai akhirnya terjadilah broken home dalam keluarganya. Sampai dia dewasa rasa traumanya tetap melekat dalam dirinya. Suatu hari dia bertemu dengan seorang produser musik yang bangkrut dan terlilit hutang akibat ditinggalkan oleh artis asuhannya sendiri. Produser tersebut bernama Min Soo. Tanpa sengaja dia mendengar Jihoon benyanyi dalam tempat yang sepi di kegelapan malam. Akhirnya dia ingin merekrut Jihoon untuk dijadikan seorang penyanyi kelas dunia karena bakat yang dia miliki cukup mengagumkan. Dia mau tampil di depan umum asalkan dengan ‘bersembunyi’ bukan dengan menampakkan wajahnya seperti kebanyakan orang lainnya. Dia berusaha keras untuk keluar dari zona nyaman demi mewujudkan cita-citanya. Sampai di titik terakhir setelah melewati begitu banyak rintangan, dia akhirnya

36 | Komunikasi Edisi 336

berhasil melawan rasa traumanya dan dunia bisa mendengar suaranya sekaligus melihat wajahnya. Ada yang begitu menarik perhatian saya dalam film ini, salah satunya keunikan dalam menemukan solusi terhadap rasa trauma Jihoon yang mengakibatkan demam panggung dan tidak suka berinteraksi dengan orang banyak. Bukan dengan menggunakan topeng, melainkan sebuah kardus untuk menghindari tatapan orang-orang yang menontonnya. Jasa produser musik tersebut patut diacungi jempol Karenanya, Jihoon akhirnya berani untuk keluar dari masa lalunya. Kegigihannya dalam meyakinkan dan mencarikan beberapa solusi untuk mengatasi masalah Jihoon akhirnya mengantarkan keduanya untuk saling membantu satu sama lain. Di sisi lain sang produser yang ingin sekali melahirkan seorang penyanyi berbakat kembali sembari mencari pundi-pundi rupiah untuk mengembalikan uang yang telah dipinjam. Keduanya mengingatkan kita untuk tetap berjuang sebesar apapun tantangannya pasti ada solusi yang akan datang menghampiri. Konflik yang disajikan sederhana tetapi erat dengan kehidupan seharihari. “ Entah gagal atau pun sukses besar, kita coba saja dulu supaya kita bisa berpisah tanpa penyesalan” Min Soo, The box 2021. Ada satu pemeran lain yang tak kalah keren. Dia merupakan penyanyi keliling yang biasa bernyanyi di cafe. Jika Jihoon tak ingin melihat penonton karena rasa takutnya,

penyanyi cafe memang tak bisa melihat karena matanya yang buta. Penyanyi tersebut berbagi saran kepada Jihoon menyanyi bukan sekadar menyanyi tetapi menyalurkan perasaan, membaginya dengan orang lain. “Jika kamu takut, coba bayangkan tentang berbagai perasaan dengan orang lain” “Saat kau menutup mata hanya ada dirimu dan hal yang kamu sukai” Pesan itu cukup menyentuh hati, sampai akhirnya dia bisa lepas dari dunia gelapnya memutuskan melihat dunia luar tanpa bersembunyi di balik kardus. Film ini mengajak penonton untuk tetap berusaha dan terus berjuang. Tak hanya itu, kehadiran seorang pendukung juga penting dalam menguatkan dan mendampingi saat susah ataupun senang. Karena sejatinya berjuang sendiri itu mustahil bagi semua orang. Jika kau dikelilingi masalah, carilah teman hidup untuk bersosialisasi dengan yang lain agar saling membantu satu sama lain. Disajikan dengan berbagai lagu yang dibawakan langsung oleh pemeran utamanya serta keunikan latar dalam film menambah kesan tersendiri di hati para penontonnya. Bagi penonton yang menyukai film dengan alur yang sederhana dengan pesan yang mendalam, film ini tidak bisa dilewakkan. Film ini juga cocok untuk semua usia baik anak-anak, dewasa bahkan orang tua. Penulis adalah kontributor Majalah Komunikasi UM sekaligus pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM


Rancak Budaya

Sekali Lagi di Hendrakila Oleh Novia Anggraini

Ia mendengar desau angin, selisik daun, dan suara rumput ranum yang tergores ruas benang. Ia melihat sebuah selendang: indah dan panjang, dilenggangkan di pinggang; persis sayap merpati yang baru saja selesai dikepakkan -- pulang ke peraduan. Ia menengok dan tahu bahwa Supraba turun jauh dari Suralaya hanya untuknya. Ia tahu, perempuan itu, menguntai segala yang indah dan manis untuk didengungkan di telinganya. Namun, ia memilih untuk tetap membatukan diri bahkan jika hari ini dewata murka dan memutuskan untuk menghancurkan Hendrakila dengan mengirimkan gempa besar yang akan membunuhnya dalam sekali goncangan. Di detik itu, Supraba baru menyadari bahwa semesta begitu tega membiarkannya terluka. Bahkan, ketika ruas jemarinya, ia sapukan ke dada bidang laki-laki itu, Arjuna, tidak akan menoleh barang sesentipun. Dari dada turun ke perut, lalu ke lutut, menuju betis; Supraba membenci bagaimana Sang Hyang Wisnu mencipta rupa sesempurna itu. Ketika langit mulai meredup dan senjakala memerahkan bumantara yang agung, Supraba melingkarkan lengannya sedetik ke punggung Arjuna. Jelita itu berbisik pada dirinya sendiri: di antara semua angan dan ingin yang tidak bisa kumiliki, kenapa salah satunya harus kau, Arjuna? Lalu, ia menarik selendangnya, mengedipkan mata untuk yang terakhir kalinya. Dipandanginya punggung Arjuna hingga seluruhnya lenyap ditelan petang dan patah. Malam itu, dingin menjadi pelan. Ingin menjadi muskil. Dan, satu-satunya yang ia harap hanya: bisa ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

menatap punggung lelaki itu. Sekali lagi saja. Penulis adalah kontributor Majalah Komunikasi UM sekaligus pemenang Kompetisi Penulisan Majalah Komunikasi UM

Tahun 42 September - Oktober 2021 |

37


Nama : Fak/Jur

:

Seluruh civitas akademika UM dapat mengirimkan karya berupa komik dengan tema bebas dalam bentuk soft file yang dikirim langsung ke Kantor Redaksi Majalah Komunikasi Graha Rektorat Lantai II atau via email: komunikasi@um.ac.id selambat-lambatnya tanggal 25 November 2021 disertai identitas diri (nama, fakultas, jurusan, dan nomor HP).

38 | Komunikasi Edisi 336

35


ilustrasi oleh : Nur Aviatul Adaniyah

CP : 081330781916


Redaksi menerima tulisan reportase dengan panjang tulisan 1 halaman A4 font Times New Roman ukuran 12 spasi 1,5 dikirim maksimal dua hari setelah pelaksanaan kegiatan ke email komunikasi@um.ac.id. Naskah yang layak akan dimuat di Komunikasi online dan mendapat imbalan atau penghargaan yang sesuai


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.