The Truth Behind Fear
CERPEN
Oleh : Farah Fitriyah Pagi ini, bel rumah Will berbunyi. Ketika ia membuka pintu, ia dikejutkan oleh sebuah paket di depan pintu rumahnya. Ia membawa kardus yang berukuran lumayan besar itu masuk kedalam rumahnya. Will baru ingat jika dia membeli sebuah jam dinding kuno di sebuah toko online. Ia membuka kardus tersebut dan melihat jam dinding kuno yang ia kagumi didalamnya. “Wah!” Gumam Will terkesan. Ia langsung memasang jam dinding kuno tersebut di dinding rumahnya. Tiba-tiba ponsel Will berbunyi. Ia melihat nama ‘Detektif Zoey’ tertera di sana dan ia pun menjawab telepon tersebut. “Halo, Jaksa Will?” Sapa Zoey di sana. “Ya, ada apa?” Sahut Will. “Aku baru saja menerima berita yang mengejutkan, ini terkait kasus yang baru saja kau selesaikan sebulan yang lalu.” Jawab Zoey. “Ah masalah tentang kebakaran dan pembunuhan itu?” Will kembali bertanya. “Ya, aku baru saja menemukan bahwa pelakunya bukan John.” Ucap Zoey. “Apa-” Will mengerinyit. Tiba-tiba, jam dinding kuno yang baru Will pasang mengeluarkan cahaya yang sangat terang. “Sebentar.” Ucap Will pada Zoey. Ia mencoba mendekati jam dinding tersebut dan tangannya mencoba meraihnya. Sesuatu menarik Will masuk ke dalam cahaya tersebut, lalu ia terbanting di lantai. “Ah, apa itu tadi?” Rintih Will dalam keadaan kebingungan. Ia meraih ponsel yang ikut jatuh bersamanya dan melihat panggilan dengan Zoey telah berakhir. Lantas Will mencoba kembali menghubunginya. “Halo, Detektif Zoey?” Sapa Will. “Ya, Jaksa Will?” Sahut Zoey. “Apa yang hendak kau bilang tadi? Siapa pelakunya yang asli?” Tanya Will. “Pelaku? Pelaku apa yang kau maksud? kita sedang cuti, apa ada kasus baru?” Will merasa sesuatu telah terjadi. Ia langsung melihat tanggal di ponselnya dan ia tak percaya dengan kenyataannya. 12 Desember, tepatnya hari dimana Will mendapat kasus yang baru saja ia bahas dengan Zoey. “Halo? Jaksa Will? Kau di sana?” Ucap Zoey. “Ah ya, aku tutup teleponnya.” Will menutup telfon. Ia nyaris terjatuh karena kakinya benar-benar tak mampu menopang tubuhnya sekarang. Ia tak percaya dengan apa yang ia alami sekarang karena ia baru saja kembali ke masa lalu. Ia melihat ke arah dinding di depannya. Jam dinding kuno yang seharusnya ada di sana telah menghilang dan tergantikan oleh sebuah sticky notes. Ia meraih sticky notes tersebut. ‘Jika kau ingin kembali, temukan pelaku yang sebenarnya.’ Itulah yang tertulis di sana. “Jadi aku benarbenar kembali ke masa lalu? Ini gila!” Gumam Will. Ia mengacak rambutnya frustasi. Ponsel Will kembali berbunyi, Zoey kembali menelepon. “Halo? Jaksa Will, bisakah kau ke kantor sekarang?” Dalam 10 menit, Will sudah memijakkan kakinya di tempat ia bekerja. “Kita mendapat kasus baru.” Ucap Zoey. “Kasus kebakaran yang memakan 3 korban dengan luka tusuk pada bagian pinggul kanan mereka?” Tanya Will membuat Zoey bingung. “Bagaimana kau tahu?” Tanya Zoey. “Lupakan, apa mereka sudah mengirim rekaman CCTV-nya padaku?” Tanya Will sembari menghidupkan komputernya. “Ya, baru saja.” Ucap Zoey. Di masa depan, ia mendakwa seorang satpam penjaga apartemen—John Addison— sebagai pelakunya. Will mendakwanya karena mendapati pisau yang terdapat DNA korban di dalam jaket John, dan ternyata dia salah. Ketika pagi datang, Will memutuskan untuk mengunjungi lokasi kebakaran. “Detektif Zoey, ikutlah denganku untuk melihat keadaan apartemen dan memeriksa seseorang.”
41