RIMBAUTAMA
Kerja Sama Kembangkan
Wisata Hutan Banyak potensi yang dimiliki Perum Perhutani yang dapat menambah pundi-pundi pendapatan perusahaan. Salah satu potensi besar itu adalah pariwisata. Di dalam kawasan hutan Perhutani, ada banyak lokasi yang menyajikan keindahan alam yang menarik. Lokasi-lokasi wisata tersebut perlu dikembangkan dan dikelola secara profesional, agar lebih optimal memberikan kontribusi terhadap perusahaan dan lingkungan sekitarnya. Maka, kerja sama pengelolaan wisata pun perlu dijalin, agar lebih optimal dan profesional. Dan itulah yang dijalin Perhutani lewat Memorandum Of Understanding (Mou) pengembangan pariwisata itu.
P
engembangan pariwisata di wilayah kerja Perum Perhutani lewat perjanjian kerja sama itu antara lain terlihat di Gedung Graha Perhutani, Jakarta, Rabu, 27 April 2022. Di lantai 20 Kantor Pusat Perum Perhutani itu, Perhutani menjalin sinergitas bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC). Kerja sama dalam pengembangan pariwisata di wilayah kerja Perum Perhutani itu dijalin dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding (Mou) di hari itu. Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro dan Direktur Utama PT TWC Edy Setijono melakukan penandatangan MoU tersebut. Sejumlah pemangku kepentingan dari dua perusahaan turut hadir dan
32 DUTA Rimba
menyaksikan penandatanganan MoU tersebut. Di antaranya adalah Direktur Komersial Perhutani, Ahmad Ibrahim, beserta jajaran; Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, Investasi dan SDM PT TWC, Palwoto; Wakil Direktur Utama Injourney, Edwin Hidayat Abdullah; serta Direktur SDM dan Digital Injourney, Herdy Harman. Di kesempatan itu, dalam sambutannya, Wahyu Kuncoro memberi penjelasan tentang pengelolaan wisata yang ada di Perhutani. Wahyu menyampaikan, Perum Perhutani mempunyai 843 lokasi obyek wisata yang tersebar di Pulau Jawa dan Madura. Lokasi-lokasi itu masing-masing menyimpan pesona dan keindahan tersendiri yang alami. “Sebanyak 35 lokasi kita kelola secara mandiri, dan 808 lokasi
lain dikelola secara kerja sama. Yang dikerjasamakan tersebut tidak terlepas dengan masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH),” jelas Wahyu. Menurut Wahyu Kuncoro, dengan adanya MoU ini, obyek wisata Perhutani akan lebih berkembang optimal. Ia menyebut, MoU tersebut menjadi awal dalam mengembangkan obyek wisata di Perhutani. Wahyu juga menyampaikan, dalam pengembangan wisata, Perhutani melakukan Ekstensifikasi Rebranding Wisata Alam. Hal itu merupakan salah satu proyek strategis Perhutani di tahun 2022. “Ekstensifikasi Rebranding Wisata Alam ditempuh dengan melakukan standarisasi pengelolaan, digitalisasi, penambahan fasilitas,
NO. 95 • TH. 16 • MARET - APRIL • 2022