Laporan Utama
Bangga, Prestasi dan Kinerja Kemahasiswaan UM Melejit Tajam
P
6 | Komunikasi Edisi 330
restasi membanggakan diraih oleh Universitas Negeri Malang (UM) lagi pada 2020 ini. Tak tanggung-tanggung, Bidang Kemahasiswaan UM berhasil menduduki peringkat ke-7 nasional dalam pemeringkatan Sistem Informasi Manajemen Pemeringkatan Kemahasiswaan atau yang lebih dikenal Simkatmawa. Peningkatan yang sangat pesat karena sebelumnya Kemahasiswaan UM menduduki peringkat ke-19. Prestasi ini menyusul penobatan UM sebagai perguruan tinggi klaster satu terbaik di Indonesia. Lalu, apa saja upaya yang dilakukan oleh Bidang Kemahasiswaan UM untuk meraih peringkat ke-7 tersebut? Berikut ulasannya. Tanggapan UM Terhadap Prestasi Bidang Bidang Kemahasiswaan Prestasi terbaik UM di Bidang Kemahasiswaan tahun ini merupakan prestasi tertinggi sepanjang sejarah. Pada 2018 Kemahasiswaan UM berada di peringkat 12. Atas prestasinya tersebut, UM mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif, terutama mahasiswa. Sebab, pemeringkatan ini hampir 60% disumbang oleh prestasi mahasiswa. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada para wakil dekan III, dosen pembina dan tenaga pendidikan (tendik) yang sudah memperlancar pencapaian prestasi. Rasa syukur juga diucapkan oleh Kepala Bagian Kemahasiswaan, Drs. Taat Setyohadi. “Alhamdulillah, upaya kita kali ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan,” ucapnya. “Alhamdulillah kita punya banyak tabungan prestasi sejak Januari sampai Desember 2019. Artinya, lembaga sangat mengapresiasi walaupun secara porsi kita mengambil peran dalam item output dan outcome di penilaian,” terang Hendra Susanto selaku staf ahli Wakil Rektor (WR) III UM. Menurut Hendra, kendala saat ini ada pada pengorganisasian data. Pengorganisasian data menjadi hal yang sangat penting karena data-data yang terinput dalam sistem digunakan sebagai report pengajuan kepada kementerian. Menanggapi prestasi Kemahasiswaan UM kali ini, Wakil Rektor III UM, Dr. Mu’arifin, M.Pd. berpesan agar UM jangan sampai terlena oleh prestasi yang telah diraih. “UM harus memasang strategi untuk menjadi lebih baik lagi. Strategi baru harus disusun agar tidak terlena dengan prestasi yang sudah diraih. Sebab, mempertahankan lebih sulit daripada mencapainya,” ungkap Mu’arifin saat diwawancara.
Indikator Penilaian Simkatmawa Ada empat parameter yang dinilai dalam Simkatmawa, yaitu institusi, nonkompetisi, kompetisi mandiri, dan kompetisi Belmawa. Dari keempat parameter tersebut yang memiliki bobot tertinggi adalah kompetisi yang diselenggarakan oleh Belmawa atau kementerian. Ada 22 event nasional dan 6 event internasional yang memiliki bobot 40%. Sedangkan, ketiga parameter yang lain memiliki bobot masing-masing 20%. Prestasi-prestasi yang diraih mahasiswa UM selama ini diakui menyumbang banyak dalam penilaian tersebut. UM pernah menjadi juara umum empat kali berturut-turut pada Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang termasuk kompetisi Belmawa. Tidak hanya itu, UM juga turut serta pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas), Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia (KDMI), Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE), dll. “Totalnya ada 22 event dan alhamdulillah UM berprestasi dalam kompetisi-kompetisi yang berbobot tinggi,” ungkap Mu’arifin dengan bangga. Selain kompetisi, poin lain yang dinilai adalah institusi. Penilaian institusi memiliki bobot 20%. Penilaian dititikberatkan pada kinerja institusi dalam memfasilitasi dan mendukung kegiatan kemahasiswaan. “Jadi, penilaiannya pada bagaimana institusi kita mensupport seluruh kegiatan kemahasiswaan,” jelas Taat. Adapun penilaian nonkompetisi dibagi menjadi lima. Pertama, rekognisi terkait prestasi mahasiswa yang berhubungan dengan paten, mencatatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), menjadi pemakalah, pelatih, dan juri. Rekogini mensyaratkan 50 entrian yang harus dipenuhi. Jika kelima puluh entrian data tersebut valid maka skornya akan terpenuhi. Kedua, mahasiswa berwirausaha. Ada persyaratan yang sedikit sulit di penilaian karena minimal 1% dari jumlah total 36.000—37.000 mahasiswa harus berwirausaha. “Di rekognisi sendiri kita memiliki data masuk sebanyak 198 item dan sudah dinilai oleh pusat. Data mahasiswa berwirausaha totalnya yang masuk lebih dari 400 data,” terang Hendra. Taat menambahkan, walaupun tidak semua wirausaha mahasiswa tersebut sukses, tetapi mereka telah menyumbangkan prestasi di tingkat nasional. “Di antara itu ada yang memberikan kontribusi dan menjuarai Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) di Batam,” tutur Taat.