Majalah NOVUM Edisi 29/XXX/2019

Page 64

esign dari perusahaan otomotif besar dan banting setir menjadi tukang sampah memang sulit diterima oleh logika masyarakat pada umumnya. Hal tersebut dilakukan sudah selama kurang lebih 5 tahun oleh Denok Marty Astuti, perempuan yang akrab disapa Denok. Ia tinggal di Jalan Dahlia, Kampung Yosoroto, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo. Perjalanan hidup yang tak biasa dipilih oleh Denok, perempuan berusia 41 tahun yang memilih mengundurkan diri dari perusahaan otomotif di saat karirnya sedang meningkat. Selama 12 tahun bekerja sebagai akuntan di perusahaan tersebut, 11 tahun diantaranya dinobatkan sebagai karyawan teladan. Sempat mengalami gejolak batin selama satu tahun dan harus meyakinkan seluruh keluarganya akan keputusan yang ia ambil, tak membuat keputusan Denok itu langsung disetujui oleh saudaranya,

64

tetapi ibunya sangat mendukung penuh keputusan yang diambil oleh Denok. “Selama itu menjadi baik, apalagi menjadikan banyak orang menjadi baik, ya lakukan saja,” ucap Denok sambil menirukan kalimat ibunya. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai akuntan dan menjadi tukang sampah. Saat ditanya mengapa ia mengambil jalan yang tak biasa tersebut ia menjawab, “Passion sih jatuhnya, dan saya prihatin dengan jumlah sampah yang ada di Jakarta, nggilani tenan, budaya orang Jakarta itu 'sampah gue ya sampah lo'. Jadi mereka terkesan tidak bertanggung jawab atas apa yang mereka keluarkan.” Setelah resign dan kembali ke kampung halamannya di Solo, banyak yang mencibir Denok dengan katakata yang menyakitkan, “Wah kok bodoh ya, sudah enak kerja kantoran eh malah jadi tukang sampah!” Walaupun banyak cibiran yang datang kepadanya dan sempat membuat Denok ingin berhenti, ada seseorang yang terus mendukunganya. Denok masih teringat apa kata ibunya 3 tahun yang lalu, “Hei, kenapa kamu berhenti? Jangan berhenti, lanjutkan saja, selama kamu masih cari makan sendiri dan tidak merugikan orang lain. Suatu ketika mereka akan makan ikut kamu.” Fokus utamanya adalah mengubah mindset masyarakat dengan cara bersosialisasi serta mengedukasi masyarakat bahwa sampah bisa menjadi keberkahan untuk semua orang. Fokus Denok lebih kepada memanfaatkan sampah untuk dijadikan kerajinan tangan. Denok mengatakan bahwa sampah bisa menjadi keberkahan karena hasil kerajinan tangan tersebut bisa dijual dan menghasilkan uang.

Hal yang pertama kali dilakukan oleh Denok adalah melakukan Trial and Error di penjara. Ia mendampingi narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) kelas 1A Surakarta untuk mengelola sampah dan membuat kerajinan tangan daur ulang. Denok b e r p i k i r, k a l a u d i a s a n g g u p mendampingi banyak orang di suatu tempat yang sama, berarti dia juga sanggup melakukan hal yang sama dalam jangkauan yang lebih luas. Selain melakukan pelatihan di rumah tahanan, Denok juga melakukan pelatihan untuk ibu-ibu di kampungnya dan memberikan pelatihan dan bimbingan kepada mahasiswa yang akan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sampai saat ini tidak ada kendala yang dirasakan Denok, ia diterima sangat baik oleh pemerintah, lintas keyakinan, sekolah, dan kegiatan sosial lainnya. Baginya cibiran yang dulu dilontarkan kepadanya bukan suatu kendala besar, malah menjadikan Denok lebih bersemangat lagi untuk mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Dana juga bukan suatu kendala yang besar untuknya, dana yang ia gunakan adalah dana pribadi yang ia cari sendiri dengan melakukan pekerjaan lain seperti berjualan kerajinan maupun menjadi perias pada acara pernikahan yang kebetulan adalah usaha milik ibunya sendiri. Untuk mengurangi sampah di muka bumi ini, Denok sadar perlu kerjasama dari berbagai kalangan. Ia mengatakan bahwa budaya kerjasama di Solo ini masih kurang dibandingkan saat ia bekerja di perusahaan otomotif tersebut. Masyarakat Solo harus mengubah mindset peduli akan lingkungan dan sampah disekitarnya. “Selama kita tinggal di bumi, ya ayo barengbareng bereskan masalah lingkungan hidup kita,” tutup Denok.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Dunia Anna, Sebuah Peringatan dari Masa Depan

1min
page 68

Majalah NOVUM Edisi 29/XXX/2019

3min
pages 66-67

Dr. Seuss The Lorax, Tamparan Nyata Ketamakan Manusia

1min
page 65

Tukang Sampah Intelektual

3min
page 64

Menyingkap Keunikan dan Pesona di Balik Bahaya Kawah Sikidang

3min
pages 62-63

Dampak Zonasi Sekolah dalam Pengurangan Emisi di Solo

3min
pages 60-61

Kelenteng UNS, Bukti Nyata Kampus Benteng Pancasila

3min
pages 58-59

Kelestarian Lingkungan Hidup Terancam, Hukum Lingkungan Harus Ditegakkan

4min
pages 56-57

Kedai Kopi Kelana, Bisnis Pengendali Sampah Plastik

3min
pages 54-55

Lingkungan Hidup dalam Pusaran Kekuasaan

4min
pages 52-53

Prof. Dr. Emil Salim, Bapak Lingkungan Hidup Indonesia

4min
pages 50-51

Climate Change Sebagai Ancaman Masyarakat Internasional

3min
pages 48-49

Liverpool Sudahi Puasa Gelar di Bulan Ramadhan

4min
pages 46-47

Jalan Tol Rugikan Kehutanan, Regulasi pun Tak Memihak

4min
pages 44-45

Bioplastik, Solusi Masalah Lingkungan Berbahan Singkong

1min
page 43

Air Hujan Memang Layak Diminum

5min
pages 42-43

Sampah Reklamasi Jakarta Hancurkan Ekosistem Laut

3min
pages 40-41

Dampak Korporasi terhadap Lingkungan

3min
pages 38-39

Karhutla Patut Disebut The Extraordinary Crime

1min
page 35

Kualitas Air Sungai di Kota Surakarta Tahun 2018 Periode 1

1min
page 34

Industri Batik Laweyan Dituding Cemari Lingkungan, Bukti Tidak Tegasnya Penanganan

1min
pages 30-33

Peran Solo Cemari Sungai Bengawan Solo

1min
pages 26-29

Sepelekan Hak atas Lingkungan Hidup yang Layak, PT RUM Semakin "Makmur"

1min
pages 22-25

Masalah Pengelolaan Sampah di TPA Putri Cempo

1min
pages 18-21

Kewajiban Corporate Social Responsibility Bukan Hanya Hitam di atas Putih

1min
pages 15-17

Secuil Kisah Hak atas Lingkungan Hidup di Kota Solo

1min
pages 12-14

Adipura, "Napak Tilas" Perjuangan Lingkungan Hidup Kota Solo

1min
pages 9-11
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.