Majalah NOVUM Edisi 29/XXX/2019

Page 9

ingkungan hidup yang bersih dan layak merupakan suatu nilai positif tersendiri untuk suatu daerah. Pada dasarnya, tidak ada masyarakat yang menginginkan kota atau daerah yang ditinggalinya memiliki lingkungan hidup yang tidak layak. Namun, seringkali masyarakat lupa bahwa pengelolaan lingkungan pada kota atau daerah yang ditinggalinya merupakan tanggung jawab bersama, bukan sematamata tanggung jawab pemerintah ataupun dinas terkait. Berbicara mengenai pengelolaan lingkungan hidup, kota atau kabupaten yang dinilai berhasil dalam mengelola kebersihan dan lingkungan perkotaan secara berkelanjutan akan mendapatkan sebuah penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia, yakni Penghargaan Adipura. Penghargaan Adipura sendiri terbagi menjadi 4 kategori, yaitu Kota Metropolitan (jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa), Kota Besar (jumlah penduduk antara 500.001 – 1.000.000 jiwa), Kota Sedang (jumlah penduduk antara 100.001 – 500.000 jiwa), Kota Kecil (jumlah penduduk sampai dengan 100.000 jiwa). Kota Solo masuk dalam kategori Kota Besar. Kota asal Presiden Ir. H. Joko Widodo ini sempat puasa gelar selama 13

tahun hingga akhirnya berhasil meraih Adipura pada tahun 2016 dan 2017. Alasan yang menjadikan Kota Solo puasa gelar selama 13 tahun tersebut sebab utamanya terletak pada pengelolaan sampah yang kemudian dijadikan sebagai salah satu indikator untuk mendapatkan Adipura. “Untuk penghargaan Adipura biasanya kita terkendala di pengelolaan sampahnya terutama yang ada di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), karena untuk mendapatkan nilai berapa itu TPA tidak boleh open dumping, tapi harus sanitary landfill. Jadi yang sering terkendala itu terutama pengelolaan sampah yang ada di TPA,” ujar Ir. Luluk Nurhayati, Kepala Bidang Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surakarta. Hal tersebut ditegaskan oleh Banny, S.E, M.M., Kepala Bidang Penataan Hukum dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan DLH Surakarta. “Dulu pada waktu sampah belum menjadi indikator, itu Solo selalu dapat juara, dapat penghargaan Adipura. Sampai-sampai Adipura Kencana, Solo juga. Selama 13 tahun, mulai dari tahun 2003 itu kosong, cuma mendapatkan sertifikat Adipura,” ujar Banny.

Lain Dulu, Lain Sekarang Seperti yang telah dijelaskan s e b e l u m n y a , Ko t a S o l o p e r n a h mendapatkan penghargaan Adipura sebanyak 2 kali. Suatu pencapaian menarik karena untuk meraih penghargaan Adipura, terdapat 4 indikator penilaian yakni pengelolaan persampahan, kebersihan lingkungan, pencemaran udara, dan pencemaran air, dengan standar nilai yang cukup tinggi. “Jadi begini, untuk Adipura kalo yang tahun 2016 dan 2017 ada pantauan yang namanya P1 P2. Nah baru diverifikasi, ada 3 tahap penilaiannya, P1, P2, verifikasi. Kalau P1, nilainya itu rata-rata di atas 70 80. Kalau P2 itu minimal harus standar dengan P1, itu minimal,” jelas Banny. Namun, semenjak tahun 2018, indikator penilaian Adipura sudah berbeda dengan tahun 2016 dan 2017. Berdasarkan keterangan dari Banny, Kementerian LHK telah meningkatkan standar penilaian yakni Kabupaten/Kota yang ingin memperoleh Adipura harus bisa menyusun Kebijakan Strategis Daerah (Jakstrada) dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga. Jakstrada ini meliputi perhitungan neraca pengurangan sampah, yaitu pembatasan timbunan sampah, pemanfaatan dan

9


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook

Articles inside

Dunia Anna, Sebuah Peringatan dari Masa Depan

1min
page 68

Majalah NOVUM Edisi 29/XXX/2019

3min
pages 66-67

Dr. Seuss The Lorax, Tamparan Nyata Ketamakan Manusia

1min
page 65

Tukang Sampah Intelektual

3min
page 64

Menyingkap Keunikan dan Pesona di Balik Bahaya Kawah Sikidang

3min
pages 62-63

Dampak Zonasi Sekolah dalam Pengurangan Emisi di Solo

3min
pages 60-61

Kelenteng UNS, Bukti Nyata Kampus Benteng Pancasila

3min
pages 58-59

Kelestarian Lingkungan Hidup Terancam, Hukum Lingkungan Harus Ditegakkan

4min
pages 56-57

Kedai Kopi Kelana, Bisnis Pengendali Sampah Plastik

3min
pages 54-55

Lingkungan Hidup dalam Pusaran Kekuasaan

4min
pages 52-53

Prof. Dr. Emil Salim, Bapak Lingkungan Hidup Indonesia

4min
pages 50-51

Climate Change Sebagai Ancaman Masyarakat Internasional

3min
pages 48-49

Liverpool Sudahi Puasa Gelar di Bulan Ramadhan

4min
pages 46-47

Jalan Tol Rugikan Kehutanan, Regulasi pun Tak Memihak

4min
pages 44-45

Bioplastik, Solusi Masalah Lingkungan Berbahan Singkong

1min
page 43

Air Hujan Memang Layak Diminum

5min
pages 42-43

Sampah Reklamasi Jakarta Hancurkan Ekosistem Laut

3min
pages 40-41

Dampak Korporasi terhadap Lingkungan

3min
pages 38-39

Karhutla Patut Disebut The Extraordinary Crime

1min
page 35

Kualitas Air Sungai di Kota Surakarta Tahun 2018 Periode 1

1min
page 34

Industri Batik Laweyan Dituding Cemari Lingkungan, Bukti Tidak Tegasnya Penanganan

1min
pages 30-33

Peran Solo Cemari Sungai Bengawan Solo

1min
pages 26-29

Sepelekan Hak atas Lingkungan Hidup yang Layak, PT RUM Semakin "Makmur"

1min
pages 22-25

Masalah Pengelolaan Sampah di TPA Putri Cempo

1min
pages 18-21

Kewajiban Corporate Social Responsibility Bukan Hanya Hitam di atas Putih

1min
pages 15-17

Secuil Kisah Hak atas Lingkungan Hidup di Kota Solo

1min
pages 12-14

Adipura, "Napak Tilas" Perjuangan Lingkungan Hidup Kota Solo

1min
pages 9-11
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.