Potensi Besar Berkembangnya Pola Pikir
Biarkan Perbedaan Warna Menjadi
LEMBAGA PERS MAHASISWA
DIMENSI Pelindung Ir. Supriyadi, M.T. Penasehat Adhy Purnomo, S.T., M.T. Pembina Junaidi, S.T., M.Eng.
Cover Cover
Pemimpin Umum Muhammad Syauqi Mubarak Sekretaris Umum Amelia Ade O., Alvian Dwi Ria R. Bendahara Umum Mutiara Laila S.S., Aldisa Mutiarasari Pemimpin Redaksi Wahyu Nurul Aini Redaktur Majalah Sheila Maharani I., Desy Ramadhani Redaktur Buletin Amanda Oktaviani Redaktur Siber Berliana Khofifah Rahmawati Redaktur Artistik Riris Metta K., Rinda Wahyuni Redaktur Foto dan Video Abdur Rohman Hasan, Dhea Cantika S. Reporter Andayani Surani P., Ayu Anggraeni, Ririn Anjarwati, Vera Linda A., Rosita Galuh W., Siti Nurhasanah, Suzanah, Bunga Kiscahyaning D.N., M. Reski Efendi, Kholifatul Mufti L.P. Artistik Safi’atun Naja M., Novia Putri F., Zakiyah, Adib Faiz A.A., Rakha Yusan A.H., Zahra Ramadhani H., R. Satrya Bramantya, Salsabilla Az-Zahra Fotografer dan Videografer M. Iqbal Ramadhan, Fikri Mubarok, M. Fahrizal Ian Z., Fahri Pasya, Ilham Afief F., Alliffia Rahma D., Alda Anggi R. Pemimpin Litbang Indah Listiyaningsih Kepala Divisi PSDM Meutia Anindya Rahmasari Kepala Divisi Riset Maulida Katrina Hilalia Kepala Divisi Humas Tindy Thirtyana Juliandrie Staf PSDM Lutfiyatul Iftitah, Cintya Sofia K.W., Arief Anom S., Eliza Latifia F. Staf Riset Olivia Novitasari, Merry Nilna N., Dina Riantika, Arini Sabila U., Rif’atul Qonita Staf Humas Allia Salma R.R., Tita Tri Uma, Nadia Rahmalia R., Aisyah Shabira Y., Aida Farzanah Pemimpin Perusahaan Linda Sephirda Luanaya Bendahara Perusahaan Nining Hapsari Kepala Divisi Periklanan dan Non Produk Revida Arthalia Sari Kepala Divisi Logistik Nafi Abbabil Al'Aziz Staf Periklanan dan Non Produk Maulana Malik I., Abillah Putri, Disma Cahya A. Staf Logistik Vidya Rizqiani, Aisyah Nabillah, Rani Thufaila Y.
Ilustrasi Safi’atun Naja M.
Salurkan Idemu Salurkan Idemu ! ! Redaksi menerima tulisan, karikatur, ilustrasi, atau foto. Hasil karya merupakan karya asli, bukan terjemahan/saduran atau hasil kopi. Redaksi berhak memilih karya yang masuk dan menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah esensi. Karya dapat langsung dikirim melalui e-mail redaksidimensi23@gmail.com atau dikirm langsung ke alamat kantor redaksi di: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Baru Lantai 2 No. 4-5, Kampus Politeknik Negeri Semarang Jalan Prof. Soedharto Tembalang, PO Box 6199 Semarang 50061 Selamat berkarya!
Dari Dapur Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang melanda seluruh penjuru dunia secara langsung memberikan dampak yang besar bagi kehidupan. Mulai dari ekonomi, tek nologi, sosial dan budaya sekaligus. Perubahan yang awalnya dirasa sangat menyulitkan, kini berubah menjadi suatu kebiasaan yang baru. Sejalan dengan hal tersebut, Majalah Dimensi Edisi 64 kali ini mengangkat topik mengenai ‘Changes During Pandemic: Jerat Resesi Ekonomi di Kala Perkembangan Digitalisasi’. Topik pada rubrik Laporan Utama ini diambil sebagai momentum mengingat adanya pandemi di Indonesia yang mampu mengubah tatanan ekonomi negara dalam kurun waktu yang singkat. Dimulai dari sektor ekonomi yang terkena imbasnya, memunculkan isu yang beredar di masyarakat bahwa Indonesia mengalami resesi ekonomi. Berikutnya pada rubrik Laporan Khusus, kami membahas tentang “Pandemi Mendorong Percepatan Digitalisasi”. Salah satu dampak yang terjadi yaitu teknologi menjadi kebutuhan utama di tatanan kehidupan baru. Pergeseran dari offline menjadi online apakah membawa dampak positif atau hanya sebuah keterpaksaan untuk memahami teknologi. Kami juga menjumpai sebuah komunitas yang menyediakan sarana untuk anak-anak belajar di era digital seperti ini. Selain topik-topik utama tersebut, kami juga menyajikan berbagai konten informatif lainnya pada rubrik Kampusiana dan Semarangan. Sampai pada konten menarik yang pastinya ditunggu-tunggu oleh pembaca yaitu Travelogue. Kami melakukan perjalanan wisata ke salah satu air terjun yang masih asri di daerah Salatiga, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ada. Selain itu, adapula rubrik Incognito sebagai pelengkap dan pemanis pada Majalah Dimensi Edisi 64 ini. Pada dasarnya di dunia ini tidak ada yang sempurna selain Sang Pencipta. Begitu pula dengan majalah edisi kali ini. Kami menunggu berbagai kritik maupun saran yang membangun untuk isi Majalah Dimensi Edisi 64, guna memperbaiki majalah Dimensi di masa yang akan datang. Kami berharap semoga sajian kami dapat membawa manfaat bagi para pembaca. Selamat membaca!
Hidup Pers Mahasiswa!
Redaksi!
04
MAJALAH DIMENSI 64
CONTENTS. 7 Laporan Utama 8
10 12 14 17
Ancaman Resesi Masa Pandemi: Realisasi Pemulihan Ekonomi Dibutuhkan Pemasaran Online Jadi Pilihan UMKM Kembangkan Usaha di Masa Pandemi Opini: Belanja Online Jadi Alternatif Utama Kala Pandemi Melanda Infografi: Perkembangan E-Commerce di Tengah Pandemi Trivia: Tips Anti Kalap Belanja Ketika Harbolnas
7
18 Laporan Khusus
19 Tantangan Dunia Pendidikan Di Era Digital 21 Pola Hidup Digitalisasi, Solusi Hadapi Pandemi 23 Sosok: Hendi dan Komunitas K’ngen, Bantu Pembelajaran Digital untuk Para Siswa Terdampak Pandemi 25 Poling: Pergeseran Kehidupan Dari Offline ke Online Akibat Covid-19
18
29 Kampusiana
29
30 Menilik Peran Efektivitas Kuliah Daring 32 Speak Up: Penurunan Kualitas Diri Mahasiswa Selama Kuliah Daring
49
35 Semarangan
36 Tilik Kepedulian Masyarakat, Akankah Tahun 2021 Semarang Bebas Virus? 38 Komunitas: Wujudkan Kolaborasi yang Menginspirasi Di Tengah Pandemi 40 Galeri Foto: Trend Olahraga di Tengah Pandemi
43 Travelogue
43
35
44 Plesir: Telisik Pesona Kota Salatiga dari Spot Pandang Lereng Gunung Merbabu 47 Kuliner: Kenalkan Nasi Goreng Merah, si Pedas dari Makassar
49 Incognito
50 Kelakar: Insecure Akan Perlahan Mengikis Mimpimu! 52 Inggris: Self-Improvement is More Important Than Your Overthinking 54 Puisi: Eksistensi Corona: Bencana atau Rencana 56 Resensi Buku: BOMB : Persaingan Demi Senjata Paling Mematikan di Dunia 58 Resensi Film: The Peanut Butter Falcon 60 Kangprov 61 Kuis
SURAT PEMBACA
POLEMIK di tengah Pandemi Oleh: Frizka Faeni H., Jurusan Akuntansi
P
ada (16/03) kampus resmi mengadakan sistem perkuliahan secara daring, berdasarkan keputusan dari Kemendikbud akibat meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia. Terikat dari masalah itu, ada permasalahan baru yang semakin berkembang, namun lambat atau mungkin tidak dilakukan upaya untuk membenahinya. Selain itu, ditambah lagi dengan masalah lama yang belum terjawab seperti UKT serta dipungutnya SPI di masa pandemi, menambah warna polemik di kampus tercinta. Berbicara mengenai UKT, Dalam kondisi normal saja kita tidak tahu pasti uang itu digunakan untuk apa, apalagi saat pandemi seperti ini. Ke mana arah penggunaan UKT? Me ngendap di mana uang tersebut? Pertanyaan lain juga muncul dan di tujukan pada pungutan SPI. Sama halnya dengan UKT, pungutan SPI sebelum pandemi tidak jelas penggunaannya. Katanya digunakan untuk membangun gedung tingkat delapan di area Tata N iaga. Realitanya bagaimana? Belum ada kejelasan dari pungutan ini, dan pada saat pandemi, ke mana larinya uang pungutan ini? Terlepas dari masalah lama yang belum terjawab, ada pertanyaan baru yang muncul. Pada (17/04) kampus mengeluarkan kebijakan untuk menunjang kegiatan perkuliahan da ring, dengan memberi bantuan uang sebesar Rp 50.000 untuk seluruh mahasiswa. Sampai akhirnya, kebija
06
MAJALAH DIMENSI 64
kan itu berganti layaknya lampu lalu lintas, menjadi subsidi kuota se besar Rp 50.000, dan dijanjikan akan diberikan selama dua kali (sesuai instruksi surat Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu). Namun, distribusi kuota ini baru berjalan satu kali, sedangkan kita dijanjikan dua kali. Pertanyaan nya, apakah hak kuota kedua bagi mahasiswa akan diberikan? Kalau setiap kebijakan kampus menurut pada pemerintah, maka lakukan. Namun ada sepucuk saran yang ingin saya sampaikan. Kampus itu keluarga, bila ada keresahan dari anggota keluarganya, maka tugas kepala keluarga (institusi) yaitu memikirkan cara agar anggota keluarga nya agar tidak resah serta mengalami kesusahan. Bila keberatan, saling terbuka itu jalan paling nyaman, solusi dapat dihadirkan jika satu sama lain dengan segan membagi transpa ransinya.
08
Oleh: Ririn Anjarwati | Desainer: Rinda Wahyuni | Ilustrator: R. Satrya Bramantya
Realisasi Pemulihan Ekonomi Dibutuhkan
ANCAMAN RESESI MASA PANDEMI :
LAPORAN UTAMA
MAJALAH DIMENSI 64
S
emenjak pandemi Corona Virus D isease 2019 (Covid-19) mewabah di Indonesia awal tahun 2020, kata ‘resesi’ menjadi tidak asing terdengar. Sebelum beranjak lebih lanjut, kita harus tahu apa sih resesi itu? Dilansir dari laman tempo.co pada artikel berjudul “Sok Kalem Menghadapi Resesi” dijelaskan bahwa dalam menghadapi ekonomi yang didera resesi, pemerintah harus memiliki langkah strategis. Resesi jelas bukan kabar baik dan fakta itu tidak boleh ditutup-tutupi dengan adanya retorika “ekonomi sudah mulai membaik” – semata untuk menenangkan pasar dan orang ramai. ‘Resesi’ bahkan jadi momok tersendiri bagi masyarakat. Gambaran ekonomi negara yang lesu ini membuat masyarakat berlomba-lomba untuk bertahan. Positifnya, saat ini juga tumbuh ruang kreatif usaha informal. Namun dengan era transformasi serba digital, mereka yang ‘gagap teknologi’ harus dipaksa melek digitalisasi untuk dapat bertahan. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah, Soekowardjo me nerangkan kondisi resesi sebagai penurunan aktivitas ekonomi dalam jangka waktu yang cukup panjang.
LAPORAN UTAMA
Indonesia pernah mengalami resesi, sebagaimana dikutip dari laman kompas.com artikel berjudul “Apa Saja yang Terjadi Saat Resesi Ekonomi Indonesia Tahun 1998?” di katakan jika krisis ekonomi Indonesia tercatat yang terparah di Asia Tenggara. Mari kita te ngok krisis ekonomi tahun 1998 yang berawal dari krisis nilai tukar Baht Thailand merambat menjadi krisis ekonomi di Asia T enggara. Saat itu Indonesia sangatlah terpukul, krisis yang terjadi tak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga pada sosial politik negara. Ada nya ketidakpercayaan pada pemerintah dan melemahnya sektor keuangan berimbas pada sektor riil, akibatnya b anyak perusahaan dan bank yang collapse. Selain itu, Yozi Aulia Rahman sebagai Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (Unnes) menerangkan pula ekonomi yang didera resesi yaitu penurunan aktivitas ekonomi Produk Domestik Bruto (PDB) minimal dua triwulan secara berturut-turut, hingga mencapai angka minus. Sedangkan, rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 pada triwulan ketiga (per 5 November 2020) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar minus 3,49 persen (year on year), melanjutkan laju kontraksi triwulan kedua minus 5,32 persen. Di sinilah tanda-tanda pemulihan terjadi. Data menunjukkan kontraksi triwulan ketiga lebih kecil dibandingkan triwulan kedua. Artinya, walaupun ekonomi Indonesia sudah memasuki jurang resesi ada harapan dapat membaik kembali. Pada triwulan kedua, adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) me nyebabkan hampir semua sektor penyumbang PDB pada posisi negatif. Pertama dari sudut pandang ekonomi, pembatasan menjadikan aktivitas produksi industri menurun tajam. Permintaan pun turut melemah, lalu penjualan yang terjadi jauh dari target yang diharapkan. Sehingga, demi menjaga cash flow beberapa perusahaan terpaksa melakukan penutupan dan pengurangan pegawai. Banyak orang kehilangan pendapatan bah-
kan mata pencaharian. Hal ini menjadikan mereka menahan konsumsinya. Akibatnya, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) juga menurun, padahal sebenarnya mencakup separuh lebih dari PDB Indonesia. Kedua, dampak pembatasan fisik dirasakan pula pada sektor transportasi yang kelabakan karena anjloknya penumpang. Sama halnya ekspor impor yang mengalami penurunan sejalan dengan permintaan global yang melemah. Di sisi lain, ada hal positif dari peralihan aktivitas menjadi daring atau Work From Home semenjak Covid-19 merebak. De ngan tek nologi yang serba digital mampu meningkatkan sektor informasi dan komunikasi. Sama halnya dengan jasa kesehatan yang saat ini sangat dibutuhkan mengingat dampak Covid-19 cukup luas di seluruh Indonesia. Lalu bagaimana dengan sektor pertanian? Ahmad Ghulam Zaki, mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan Unnes mengatakan dikarenakan mengolah barang primer bagi masyarakat, sektor pertanian menjadi paling minim terdampak. Resesi memanglah ancaman sekaligus tantangan yang harus dihadapi dengan penuh optimisime. Realisasi stimulus fiskal telah sejalan dengan meningkatnya Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P). Penetapan sistem kenormalan baru dirasa dapat mendorong aktivitas ekonomi bergerak kembali. Masalahnya, apabila tidak diimbangi dengan protokol kesehatan sama saja meningkatkan jumlah kasus terkonfirmasi. Yozi mengatakan bahwa kita tidak bisa memperbaiki kondisi ekonomi jika banyak orang yang sakit. “Musuh yang kita hadapi sekarang ini invisible enemy,” tambahnya. Oleh karena itu, pe mulihan difokuskan pada penanganan ke sehatan terlebih dahulu untuk menurunkan angka kematian. Di sisi lain, juga dilakukan penataan ekonomi secara perlahan. Dalam hal ini, BI menjaga stabilitas moneter. Menjaga perekonomian tetap bergerak di tengah ketidakpastian pandemi serta kesejahteraan masyarakat menjadi target utama. MAJALAH DIMENSI 64
09
LAPORAN UTAMA
Pemasaran Online
Jadi Pilihan UMKM Kembangkan Usaha di Masa Pandemi Oleh : Rosita Galuh I Desainer : Zahra Ramadhani I Ilustrasi : Safi'atun Naja
M
ewabahnya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia sejak awal tahun 2020 tentunya akan sangat berpengaruh pada UMKM. Pandemi Covid-19 membuat keuntungan yang di peroleh pelaku UMKM merosot tajam karena tingkat permintaan masyarakat yang semakin berkurang. Sudah tak asing lagi istilah UMKM atau yang lebih dikenal dengan Usaha Mikro Kecil Menengah. Merupakan salah satu kelompok usaha yang dijalankan oleh individu, rumah tangga, atau badan usaha. Kelompok usaha jenis ini memiliki peranan penting di perekonomian Indonesia, terbukti dari sebagian besar pelaku ekonomi didominasi oleh UMKM.
10
MAJALAH DIMENSI 64
Kepala Seksi Kewirausahaan Bidang Pemberdayaan UMKM Kota Semarang, Yuanita Rani turut memaparkan jika di Kota Semarang sebagian besar pelaku UMKM-nya terkena imbas pandemi. Terlebih pelaku UMKM usaha kuliner berupa restoran atau warung makan serta usaha fashion. Selama pandemi, usaha bidang tersebut mengalami penurunan produksi karena permintaan yang berkurang. “Omzet me ngalami penurunan, bahkan sampai tidak ada pesanan sama sekali,” jelas Rani. Hal ini tentu memaksa para pelaku UMKM untuk memutar otak agar dapat memperta hankan kelangsungan usahanya. Mereka harus mampu menyesuaikan diri mengi-
LAPORAN UTAMA
kuti pasar yang ada dengan memanfaatkan teknologi informasi. Pemasaran Online Jadi Peluang Kembang kan Usaha Penggunaan gawai sudah bukan hal yang baru di masyarakat. Terlebih di masa pandemi, masyarakat menjadi sering menggunakannya karena semua kegiatan beralih ke daring. Baik untuk keperluan komunikasi, bertransaksi, dan berbisnis. Hal ini dapat menjadi sebuah peluang bagi para UMKM untuk mengembangkan usahanya dengan memasarkan produk secara online melalui e-commerce ataupun media sosial. Melalui pemasaran online, para UMKM berpeluang untuk tetap bisa menjalankan usahanya di situasi pandemi. Terlebih karena m asyarakat cenderung memilih melakukan segala hal secara online, terutama dalam hal berbelanja. Perlu Adanya Edukasi Bagi Pelaku UMKM Mengenai hal tersebut, Yozi Aulia R ahman, salah satu Dosen Fakultas Ekonomi, Unnes menuturkan bahwa di masa pandemi ini pelaku UMKM harus bisa menyesuaikan diri dengan memanfaatkan media sosial seperti instagram, dan facebook atau e-commerce untuk memasarkan produk mereka. Menurutnya, jika pelaku UMKM tidak bisa menyesuaikan diri maka usahanya akan terhempas dan tertinggal dengan yang lain. “Mereka tidak bisa menunggu pembeli datang ke toko nya, karena pembatasan yang dilakukan ma syarakat. S ehingga perlu menyesuaikan diri,” paparnya. Kendati demikian, pelaku UMKM harus memahami terlebih dahulu mekanisme distribusi berbasis internet dan cara pemasaran produknya sebelum merealisasikan pe-
masaran online. Seperti yang diungkapkan oleh Fransiscus Xaverius Sugiyanto, guru besar Ilmu Ekonomi Universitas D iponegoro bahwa diperlukan adanya edukasi mengenai pemanfaatan teknologi bagi para pelaku UMKM. Di mana, para pelaku UMKM harus lebih cerdas dalam memanfaatkan teknologi yang ada sehingga dapat dengan mudah memasarkan produknya. Hal ini berguna bagi pelaku UMKM dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha dalam jangka waktu yang panjang. Pemasaran Online Tawarkan Berbagai Keun tungan dan Kemudahan Selain untuk mengembangkan usaha, pemasaran online lewat e-commerce dan media sosial justru bisa memberikan keuntungan bagi pelaku UMKM melalui berbagai promosi yang tersedia. Sejalan dengan hal tersebut Berliana Cahyarani, pemilik usaha online shop hijab Celine.id merasa usaha miliknya memperoleh keuntungan dari program promo gratis ongkir yang diselenggarakan pihak e-commerce. “Adanya penawaran fitur gratis ongkir bisa menarik perhatian pembeli sehingga lebih banyak yang beli,” ujar Berliana. Tak sampai disitu, Gita Paramita pemilik online shop sepatu brand Matahari juga menuturkan bahwa usahanya melalui e-commerce lebih memudahkan dalam pro ses distribusinya. “Memudahkan seller ketika mengirim barang namun keamanan barang juga tetap terjamin,” papar nya. Tak hanya bagi penjual, konsumen pun turut dimudahkan dalam proses transaksi pembelian online. Dikutip dari laman Jurnal B elanja Online, pembeli dapat dengan mudah memilih produk yang telah tersedia dengan berbagai macam varian, proses transaksi pembayarannya pun cukup mudah. Terlebih, terdapat berbagai promo menarik yang akan menguntungkan pembeli.
MAJALAH DIMENSI 64
11
OPINI
Belanja Online
Jadi Alternatif Utama Kala Pandemi Melanda Oleh: Prof Fransiscus Xaverius Sugiyanto, Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro Penyunting: Vera Linda Astuti | Desainer: Rinda Wahyuni
Masa pandemi yang tak kunjung usai kian berdampak di segala bidang, tak terkecuali perekonomian. Namun, aspek apakah dari perekonomian yang paling terdampak? Fenomena penurunan omzet dari berbagai sektor di masa pandemi ini menunjukan jika konsumsi ma syarakat sudah pasti menurun, apapun jenis konsumsinya. Padahal konsumsi memiliki peran yang sangat vital. Dalam ekonomi makro, konsumsi sendiri mencakup sekitar 60% dari aktivitas seluruh produksi nasional. Sehingga wajar apabila konsumsi menurun maka aktivitas ekonomi juga ikut serta berkurang.
12
MAJALAH DIMENSI 64
OPINI
Penurunan konsumsi masyarakat bisa terjadi karena adanya imbauan protokol kesehatan yang terus-menerus digencarkan. Hal ini membuat masyarakat menjadi sangat terbatasi jika ingin berkerumun, misalnya saja pada pusat perbelanjaan. Sehingga, mereka yang berpendapatan rendah maupun tinggi mau tidak mau harus mengubah perilaku atau pola konsumsinya. Pola konsumsi yang dimaksud ialah masyarakat menjadi lebih teliti dalam berbelanja, yang dahulunya membeli sepuluh macam dalam sehari, harus dipangkas menjadi delapan macam saja. Adanya penurunan dan perubahan perilaku konsumsi masyarakat tak dapat dipungkiri sangat besar imbasnya. Walau bagaimanapun, perlu adanya penyesuaian agar tetap berjalan. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan media tertentu untuk mengelola aktivitas konsumsi Lantas bagaimana agar konsumsi masya rakat tetap tertunjang? Pemanfaatan teknologi untuk konsumsi tampak nya dapat menjadi alternatif. Salah satunya dengan berbelanja online. Meski konsumsi masyarakat tetap turun, namun adanya sistem belanja online ini bisa menjadi solusi untuk tetap menunjang aktivitas konsumsi di masa pandemi. Kini berbelanja bisa dilakukan dari rumah tanpa harus bepergian keluar mengingat kondisi pandemi belum membaik. Sehingga akses untuk membeli barang pun menjadi lebih mudah. Dalam hal ini, yang harus aktif adalah distribusinya. Itu artinya apabila dahulu ketika belanja diharuskan datang ke tempat secara langsung, namun sekarang tidak perlu lagi. Masyarakat sudah mulai dapat me nyesuaikan dengan pola belanja yang ada. Hampir semua orang sudah me ngetahui caranya berbelanja tanpa harus keluar rumah, sehingga pola ini lama-lama akan berlangsung dalam jangka panjang. Aspek-aspek kesehatan menjadi lebih terjaga dan orang tetap bisa melakukan konsumsi
nya. Hal tersebut berarti bahwa belanja online dalam perjalanan ekonomi di masa pandemi sangat berperan. Selain memudahkan konsumen untuk ber belanja, pola konsumsi melalui belanja online ini juga berdampak positif bagi para produsen. Setiap rumah tangga yang dulunya tidak berproduksi, sekarang mulai ber produksi. Bahkan ibu rumah tangga yang tidak menghasilkan barang produksi yang dijual sekarang mulai dikerjakan kembali. Semua orang kini bisa menggunakan teknologi informasi untuk menjajakan barang yang dihasilkan melalui berbagai macam media, entah itu Facebook, Instagram, dan lain sebagainya. Dinilai dari sisi aktivitas ekonomi para produsen, tentu belanja online ini menjadi sebuah langkah jitu yang akan menjadi tabiat baru di masa mendatang. Karena pola belanja tersebut sudah dimulai dan pastinya akan berlanjut bahkan range-nya semakin kuat. Mampu meningkatkan atau paling tidak bisa mengatasi penurunan peng hasilan sebagai akibat berkurangnya aktivitas ekonomi dan aktivitas produksi masa pandemi ini. Memang tidak ada yang bisa mengetahui kondisi ini kapan akan berakhir. Namun, dengan adanya pandemi dapat memaksa orang-orang untuk bisa lebih maju dengan teknologi dalam waktu singkat. Me reka menggunakan teknologi untuk ber bagai macam aktivitas seperti kemanusiaan, pendidikan, bisnis, dan lain-lain. Adanya kompleksitas teknologi, penting untuk diberi edukasi dari pengguna informasi, khususnya para konsumen. Pemahaman terhadap berbagai macam hal diperlukan bagi konsumen termasuk informasi produk. Karena bukan tidak mungkin orang juga memanfaatkan teknologi informasi untuk menipu dan mengacau. Sehingga perlu dibiasakan sikap-sikap seperti teliti sebelum membeli, pikirkan sebelum bereaksi terhadap informasi, dan saring sebelum sharing. Hal ini menjadi penting untuk siapapun dalam perkembangan teknologi informasi.
MAJALAH DIMENSI 64
13
INFOGRAFIS
PERKEMBANGAN
E-COMMERCE E-COMMERCE DI TENGAH PANDEMI
Oleh : Dina Riantika | Desainer : Salsabilla | Ilustrasi : Novia Putri
S
ejak adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang menyerang dunia, seluruh aktivitas masyarakat harus dilakukan dengan segala keterbatasan kontak fisik. Hal ini mengakibatkan ditetapkannya Work From Home (WFH). Semua pekerjaan dilakukan dari rumah, misalnya perusahaan mengganti pola kerjanya, dan instansi sekolah hingga perguruan tinggi melakukan perubahan sistem pembelajaran. Segala k eterbatasan kontak fisik ini turut berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat yaitu proses belanja. Keadaan ini tentunya memberikan berbagai dampak pada e-commerce yang menyediakan transaksi jual beli online.
Beberapa sorotan utamanya antara lain :
Tiga platform e-commerce teratas, yaitu Tokopedia, Shopee dan Lazada menjadi penyumbang 75% dari total penjualan barang e-commerce selama pandemi Covid-19 ini.
Volume permintaan barang pada ecommerce melonjak antara 5-10 kali dibandingkan sebelum pandemi. Transaksi harian meningkat menjadi 4,8 juta transaksi pada April 2020 lalu. Padahal sebelumnya hanya mampu menjangkau 3,1 juta transaksi per hari pada 2019.
14
MAJALAH DIMENSI 64
INFOGRAFIS
Pengiriman Logistik Pengiriman Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) biasanya hanya memakan waktu 1-2 hari, setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pengiriman menjadi 2-3 hari. Pengiriman Jawa, selain Jabodetabek membutuhkan waktu lebih dari tiga hari. Sementara pengiriman luar Jawa membutuhkan lebih dari empat hari hingga ke tujuan setelah berlakunya PSBB. Pembayaran: Lonjakan Signifikan di E-Wallet Tren konsumen yang beralih ke mode pembayaran nirsentuh telah memicu peningkatan tajam dalam pembayaran e-wallet. Pembayaran dengan metode ini mencapai 22% dari total pembayaran e-commerce pada April 2020. Pergeseran ini menyebabkan penurunan pada transaksi Cash On Delivery (COD) yang mengalami pertumbuhan pesat sebelum krisis kali ini karena pelanggan lebih memilih uang tunai. Dari sisi pe nawaran, pemain e-wallet besar termasuk OVO, GoPay, DANA, dan S hopeePay sudah meningkatkan permintaan melalui program cashback.
Gross Merchandise Value (GMV) adalah total nilai penjualan seluruh barang di e-commerce selama kurun waktu tertentu. Di Indonesia sendiri, GMW tahun 2019 senilai US$23 miliar dan menjadi US$35 miliar sepanjang tahun 2020. Covid-19 akan berdampak positif pada e-commerce dalam jangka panjang karena 80% dari konsumen mengharapkan pembelanjaan kembali dalam 6 bulan ke depan dan lebih memilih belanja dari rumah dibandingkan pergi ke gerai offline yang ramai. MAJALAH DIMENSI 64
15
INFOGRAFIS
Di tengah pandemi Covid-19 ini, pelanggan semakin mengandalkan layanan dan jasa e-commerce. Banyak pelanggan yang akan mulai berbelanja kebutuhan secara online walaupun sebelumnya tidak pernah. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan juga oleh e-commerce untuk dapat ber tahan dan mengembangkan usahanya.
Sumber : RedSeer.com dan katadata.co.id
16
MAJALAH DIMENSI 64
TRIVIA
Tips Anti Kalap
Belanja Ketika Harbolnas Oleh: CMC Polines I Desainer: Rinda Wahyuni
Di era digitalisasi ini siapa sih yang tidak tau Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas)? Setiap bulan kita selalu antusias menyambut Harbolnas karena dihadapkan dengan banyak pilihan promo dan barang menarik yang ditawarkan oleh berbagai e-commerce. Sering kali hal tersebut membuat kita kalap karena belanja secara berlebihan dan ber akhir pada penyesalan. Di artikel berikut terdapat tips anti kalap saat belanja ketika Harbolnas yang dapat kamu terapkan : 1.
Belilah Barang Sesuai dengan Kebutuhan Terkadang kita membeli sesuatu bukan karena kebutuhan, melainkan keinginan. Untuk itu, kita perlu membuat skala prioritas sebelum membeli suatu barang untuk menekan sifat boros.
2.
Atur Anggaran Belanja Apabila barang yang akan kita beli adalah barang yang benar-benar kita butuhkan, langkah selanjutnya adalah mengatur keuangan kita. Belilah barang yang sesuai dengan budget yang kita miliki. Jangan sampai Harbolnas menguras isi dompetmu ya!
3.
Hati-Hati Dengan Trik Marketing Banyak toko yang membuat trik marketing agar dapat memengaruhi psikologi se seorang. Jadi pastikan kondisi kita dalam keadaan yang siap untuk berbelanja. Jangan belanja dalam keadaan panik dan terburu-buru. Bandingan harga barang yang kamu beli untuk memperoleh penawaran terbaik dengan kualitas terbaik.
4.
Jangan paksakan diri Ingat, Harbolnas akan datang lagi setiap bulannya. Apabila saat ini kondisi keuangan kita belum siap atau belum memiliki barang yang dituju, jangan paksakan diri. Kita bisa gunakan uang yang kita miliki untuk investasi atau ditabung sebagai persiapan untuk Harbolnas mendatang. Selain itu, dengan berinvestasi kita juga bisa meningkatkan nilai uang atau aset yang kita miliki sehingga mendapatkan keuntungan di masa depan.
MAJALAH DIMENSI 64
17
LAPORAN KHUSUS
Tantangan Dunia Pendidikan Di Era Digital Oleh: Suzanah | Desainer: Rakha Yusan Al Hafizh | Ilustrator: Riris Metta Karuna
B
erbicara mengenai digitalisasi pendidikan, tentunya ini bukanlah menjadi suatu hal yang tabu di telinga kita. Seperti yang kita ketahui, setelah mewabahnya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sektor pendidikan mulai bertransformasi ke teknologi. Hal ini ditandai dengan proses belajar yang telah memanfaatkan media digital sebagai sarananya.
MAJALAH DIMENSI 64
19
LAPORAN KHUSUS
Pandemi ini secara tidak langsung menuntut lembaga pendidikan untuk terus berupaya menelisik cara apa yang efektif dalam mentransmisikan sistem pengajaran daring. Tak lupa tentunya diikuti dengan perkembangan teknologi yang kian canggih dapat meng akomodasi pembelajaran virtual. Namun hal tersebut tentunya tidak lepas dari tantang an yang harus dihadapi dalam menerapkan sistem pendidikan digital saat ini. Keberhasilan digitalisasi pendidikan bergantung pada kesiapan dalam infrastruktur telekomunikasi, yang mana proses pembelajaran jarak jauh dapat terhambat akibat adanya layanan sinyal yang kurang memadai. Dalam hal ini institusi pendidikan wajib mempunyai sistem informasi yang mumpuni agar bisa diakses oleh pelajar dengan lancar. Tak hanya itu, pemerintah juga memusatkan penyediaan infrastruktur dimulai dari perluasan akses hingga peta jalannya transformasi digital sebagai penunjang digitalisasi. Bukan tanpa alasan pemerintah memusatkan perhatian tersebut, mengingat fasilitas dan infrastruktur itu sangat dibutuhkan untuk mendukung proses pembelajaran daring. Hal ini disampaikan juga oleh Gatot Widodo selaku Bagian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Tengah, bahwa Menkominfo dan jajarannya termasuk Diskominfo telah bekerja sama dengan berbagai pihak provider termasuk dengan PT Telkom Indonesia dan Gmedia untuk menyediakan infrastruktur telekomunikasi serta kebutuhan internet 4G, tak terkecuali infrastruktur jaringan internet Fiber Optik (FO) dan bandwidth internet untuk menunjang pembelajaran jarak jauh. Lalu, apa saja tantangan yang dihadapi ?
20
MAJALAH DIMENSI 64
Dibalik penyediaan infrastruktur tersebut, dilansir dari laman medium.com. Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), saat ini terdapat 12.548 desa atau sebesar 15% dari total desa di Indonesia belum terlayani sinyal 4G. Hal ini mengartikan bahwa 15% peserta didik masih terkendala dalam mengakses pendidikan digital, sehingga pelajar terkadang harus mencari titik-titik tertentu untuk mendapatkan sinyal. Mari bayangkan, bagaimana pembelajaran daring dapat berjalan secara optimal, sedangkan ada beberapa pelajar yang belum menjangkau akses internet yang memadai? Dari kondisi tersebut, dapat dilihat bahwa pembelajaran daring tak sepenuhnya bisa berjalan secara optimal. Hal ini memunculkan spekulasi dari beberapa pihak, bahwa digitalisasi pendidikan memberikan dampak buruk bagi kultur pendidikan dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pelajar di Indo nesia. Di mana mereka sangat bergantung pada teknologi, sedangkan ada saja pelajar yang masih terkendala jaringan, yang jus tru akan tertinggal jauh. Seperti halnya yang dirasakan Riko Priyanto mahasiswa Jurusan Akuntansi. Ia menceritakan bahwa dirinya harus menempuh waktu 15 menit per hari untuk mencari sinyal yang bagus sehingga seringkali ia terlambat dalam mengirimkan tugas kuliah. Dari kekurangan yang ada, di sisi lain di gitalisasi turut memberikan dampak positif. Di mana dengan adanya digitalisasi pendidikan, menjadikan pelajar cukup dekat bahkan sudah terbiasa dengan teknologi. Sehingga pelajar telah mampu menjangkau berbagai hal dalam kehidupan digitalisasi. Selain itu, sistem pendidikan digital pun akan lebih memberi ruang pada siswa untuk bisa berpikir kritis, serta merancang gagasan dalam menyelesaikan suatu masalah.
LAPORAN KHUSUS
Pola Hidup Digitalisasi, Solusi Hadapi Pandemi
Oleh: Kholifatul Mufti | Ilustrator: Adib Faiz A.A. | Desainer: Zakiyah
K
ini kita berada di fase di mana harus mulai terbiasa dengan teknologi. Perubahan kehidupan yang signifikan akibat pandemi tak bisa terelakkan, mau tak mau pun harus dilakukan. Dimulai dari belajar, berbelanja hingga bekerja pun beralih pada sistem online. Perlahan namun pasti, pola hidup masyarakat mulai bergeser ke arah digitalisasi. Hal tersebut, memicu tingginya tingkat pemakaian dan ketergantungan masyarakat terhadap platform media digital seperti sekarang ini. Pola hidup trendy ala digitalisasi di tengah pandemi menggiring masyarakat untuk lebih ak rab dengan perkembangan teknologi terutama layanan video conference dan e-commerce. Namun, apa ini saat yang tepat tuk peralihan kehidupan digitalisasi? Saiful Hadi, dosen Teknik
MAJALAH DIMENSI 64
21
LAPORAN KHUSUS
Informatika (TI) Universitas Semarang menyebutkan bahwa perubahan pola hidup masyarakat ini wajar, demi menjaga kesehatan dan keselamatan jiwa, serta efisiensi mengurangi dampak risiko persebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). “Dampak pendemi ini dirasakan hampir semua lapisan ma syarakat, demi mempertahankan roda perekonomian perlu adanya trobosan dan langkah strategis dengan me manfaatkan perkembangan teknologi,” tambah Saiful.
mencatat telah terjadi lonjakan penggunaan pada aplikasi tertentu, khususnya di bidang media sarana komunikasi, seperti Zoom Meeting yang melonjak tajam hingga 81,3%. Lonjakan besar dalam skala daerah yang kecil ter sebut, tentunya akan membuat para penyedia teknologi berlomba-lomba meningkatkan performa dan layanan teknologinya. Sebut saja Microsoft 365 dan Google Meeting yang meningkatkan beberapa fitur pada layanan video conference.
Membahas tentang digitalisasi tak lengkap, jika tak mengulik sekilas me ngenai e-commerce yang kian menjamur di Indonesia. Tuntutan ekonomi mengharuskan para pengusaha untuk putar otak dalam mempertahankan usahanya. Saiful menilai maraknya e-commerce justru merupakan solusi yang tepat bagi masyarakat dalam menjalankan roda perekonomian, yang tentunya harus dibarengi dengan tawaran diskon agar menarik pelanggan.
Bak dua sisi mata uang yang tak ter pisahkan, dampak negatif dari per kembangan pola hidup digitalisasi juga perlu disoroti. Akses internet yang kurang merata pada beberapa wilayah di Indonesia masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pemerintah. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah melalui Badan Aksesibili tas Teknologi dan Informasi (Bakti) Kominfo menyiapkan 2.000 titik akses internet di lokasi baru sebagai respons kegiatan bekerja dan belajar dari rumah di tengah Covid-19. Selain itu, Diskominfo juga tengah menyiapkan teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menunjang sarana dan prasarana era digitalisasi yang lebih baik.
Lalu, apa dampak positif perubahan baru di masa pandemi? Tidak sedikit yang beranggapan bahwa perubahan ke arah digitalisasi akibat pandemi saat ini, menciptakan ma syarakat yang lebih cenderung pasif dan hanya bergantung pada teknologi digital. Padahal dibalik itu semua, kita dapat mengambil sisi positifnya yaitu masyarakat menjadi familier dengan teknologi masa kini, seperti Zoom Meeting, Google Meeting, Microsoft Teams, dan platform digital lainnya. Pada wilayah Jawa Tengah, Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo)
22
MAJALAH DIMENSI 64
Hadirnya pandemi memang tak bisa diprediksi. Beradaptasi serta terus mengembangkan potensi diri me rupakan salah satu solusi yang harus dijalani. Di era digitalisasi ini, semua kalangan dituntut untuk melek tekno logi, agar kita mampu bertahan dari terjangan ombak digitalisasi.
SOSOK
Hendi dan Komunitas K’ngen, Bantu Pembelajaran Digital untuk Para Siswa Terdampak Pandemi Oleh: Muhammad Resky Efendi | Desainer: Rakha Yusan Al Hafizh
Dok. Pribadi
B
erawal dari sebuah kerinduan akan melakukan berbagai kegiatan yang tak bisa dilakukan di masa pandemi, membuat pria yang saat ini berusia 36 tahun melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat. Ia adalah Rian Ardian Hendi Asmara atau yang ke rap disapa Hendi. Ia merupakan salah satu founder K’ngen Coworking Space bersama dengan tujuh orang temannya. Komunitas yang baru saja terbentuk pada 7 Juli 2020 ini mewadahi kaum milenial dalam beberapa bidang, seperti seni tradisional, seni modern, olahraga, sosial lingkungan hidup, dan digital kreatif yang mana bidang-bidang tersebut masih bergerak dalam lingkup sosial. Penamaan K'ngen sendiri dipilih oleh Hendi secara spontanitas, tetapi
MAJALAH DIMENSI 64
23
SOSOK
ia menceritakan bahwa penamaan ini tanpa melupakan kualitas. Baginya, K’ngen memiliki filosofi yang amat begitu mendalam akan kerinduan untuk berkegiatan dan bergerak. Melihat berbagai keadaan yang terdampak oleh pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Hendi yang pernah menjadi dosen ini merasa iba akan keadaan para siswa yang kesulitan mengakses internet guna pembelajaran dan pengerjaan tugas daring dari sekolah. Selain itu, minimnya pengetahuan para orangtua siswa tentang mata pelajar an di sekolah serta masalah ekonomi guna membeli kuota internet, membuat Hendi dan teman-temannya dituntut untuk berpikir lebih keras dan tepat agar bisa menjadi solusi bagi mereka. Hingga akhirnya, ia dan teman-temannya mendirikan sebuah sarana pembelajaran yang dinamakan K’ngen Sinau. K’ngen Sinau adalah sebuah program dari Komunitas K’ngen untuk membantu para siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan secara daring oleh sekolah. Program ini dikemas seoptimal mungkin supaya memiliki makna yang berarti dan mendalam bagi para penggunanya. Tempat yang dija dikan untuk belajar oleh K’ngen Sinau salah satunya berada di wilayah Pringapus, Kabupaten Semarang. Dengan memanfaatkan sebuah gudang tempat penyimpanan tratag milik Rukun Tetangga (RT) desa setempat, ia bersama teman-temannya menyulap gudang tersebut menjadi sebuah tempat belajar bagi para siswa. Selain itu, Komunitas K’ngen juga menyediakan sinyal Wi-Fi dan pinjaman laptop serta printer sebagai penunjang dalam kegiatannya. Agar program yang digagas Hendi dan teman-temannya memiliki perbedaan dengan lainnya, ia memberikan fasi litas tambahan berupa tenaga pendamping
24
MAJALAH DIMENSI 64
untuk mendampingi para siswa dalam pelaksanaan belajar daring. “Sebenarnya program kami sudah biasa di mana-mana, tapi untuk menjadi pembeda dari yang lain kami mengemasnya dengan seoptimal mung kin bukan sebaik mungkin karena baik tidaknya orang yang akan menilai,” ujar Hendi. Seiring berjalannya waktu, banyak siswa yang meminta agar ada penambahan jad wal Wi-Fi yang awalnya 2 kali menjadi 4 kali seminggu. Hendi mengaku senang akan keadaan tersebut sebab sangat dibutuhkan dan dapat membantu banyak siswa. Ia juga menuturkan bahwa dalam diri para siswa mulai timbul semangat dan kemandirian belajar. Tetapi, Hendi menyadari bahwa kegi atan yang ia rintis bersama teman-temannya masih memiliki banyak kekurangan, salah satunya penggunaan laptop yang masih bergantian, sehingga menimbulkan antrian untuk belajar. Untuk mengatasi hal tersebut Komunitas K’ngen juga menyediakan smartphone karena dinilai lebih efisien waktu dan praktis. Dibalik suksesnya kegiatan yang telah berjalan hingga saat ini, Hendi juga mengakui bahwa ia banyak mendapat tantangan, salah satunya yaitu berupa tuduhan para guru dan tenaga pengajar yang menganggap bahwa K’ngen Sinau membuat sebuah lembaga pendidikan baru yang akan menyaingi sekolah di desa setempat. Namun baginya hal tersebut tak menjadi masalah, sebab K’ngen Sinau memang benar-benar hanya bersifat mendukung dan membantu para siswa serta orangtuanya. Justru ia mengaku bahwa akan merasa sangat senang apabila mendapat tanggapan negatif dan kritik guna perbaikan di kemudian hari.
POLING
Pergeseran Kehidupan Dari
Offline ke Online Akibat Covid-19 Oleh: Tim Riset | Desainer: Rinda Wahyuni
Lamanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) mengharuskan kita menyelesaikan semua pekerjaan dari rumah. Dengan adanya pandemi ini pemerintah mengeluarkan surat edaran tentang pemberlakuan Work From Home (WFH) untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Adanya pergeseran kehidupan dari offline ke online memberi dampak, baik positif maupun negatif bagi beberapa orang. Kita dituntut untuk menyesuaikan dengan keadaan seperti sekarang ini. Selain itu, kita membutuhkan beberapa alat bantu yang digunakan secara daring untuk menunjang penyelesaian kegiatan dari rumah. Oleh sebab itu, kami dari Tim Riset LPM Dimensi melakukan survei kepada 266 responden tentang “Pergeseran Kehidupan dari Offline ke Online” untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan ini terhadap kehidupan pelajar, mahasiswa, dan karyawan WFH selama pandemi. 1. Apakah Anda melakukan aktivitas daring dari rumah selama pandemi? Tidak melakukan aktivitas daring dari rumah Melakukan aktivitas daring dari rumah
2,3%
97,7% 2. Menurut Anda, seberapa efektif kegiatan saat dilakukan secara online?
97,7%
Kurang Efektif 28,4%
Tidak Efektif Sangat Efektif 1,1%
6,8
%
14
,3%
Efektif
53%
Cukup Efektif
53%
MAJALAH DIMENSI 64
25
POLING
3. Seberapa antusias Anda saat mengikuti aktivitas daring dari rumah? Kurang Antusias 21,1%
Antusias 18% 6,4%
48,1%
,4%
48,1%
6
Sangat Antusias
Zoom 42,1% Microsoft Teams
Media Lain
42,1% 7,9%
Cukup Antusias
7,9%
Tidak Antusias
4. Media apa yang paling membantu Anda dalam melaksanakan kegiatan secara daring?
42,1%
5. Seberapa besar dampak tagar yang digaungkan (#dirumahaja) bagi kehidupan sehari-hari Anda? Sangat Berdampak Besar
Kurang Berdampak Tidak Berdampak Besar
Google Meet
15,8%
8,6%
16,9% Berdampak Besar
30,5%
,2%
28
30,5%
6. Apa dampak positif yang paling Anda dapat kan dari kegiatan yang diselenggarakan secara online? Efisiensi waktu 26,7%
Cukup Berdampak
7. Apa dampak negatif yang paling Anda alami dari aktivitas yang diselenggarakan secara daring? 10,7%
47%
Kurang pemahaman materi dan tugas berlebihan Penambahan 11,7% pengeluaran
47% 7%
29,
Kurang bersosialisasi dengan sekitar Stress atau tertekan
26
MAJALAH DIMENSI 64
48,5% 48,5%
Bertambah pengetahuan tentang teknologi
3%
14,
5,3% Alasan lain
Bertambah kemampuan mengoperasikan teknologi
POLING
8. Selama Pandemi, apa kendala yang paling Anda rasakan dalam melakukan kegiatan online? Server sering down 15,8%
68,9%
Perbedaan waktu 4,5%
Gangguan koneksi dan server down 0,8%
68,9%
Gangguan koneksi internet dan kuota
9. Seberapa siap Anda jika kehidupan di masa depan semuanya menjadi online (digitalisasi semua sektor, termasuk pendidikan)? Tidak Siap 22,6%
16,9%
43,6%
6,8%
Sangat Tidak Siap
10,2
%
Siap
43,6%
Sangat Siap Cukup Siap
10. Berikan alasan Anda terkait dengan jawaban Anda pada pertanyaan n omor 9 tentang seberapa siap Anda jika kehidupan di masa depan semuanya menjadi online (digitalisasi semua sektor, termasuk pendidikan)? Mayoritas responden mengatakan cukup siap, dengan alasan selama pandemi mewabah di Indonesia mau tidak mau responden harus menggunakan internet dalam komunikasi maupun menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Namun, ada responden yang tidak cukup siap karena dalam hal ini tidak semua sektor bisa menyelesaikan pekerjaan secara online serta adanya masyarakat yang masih belum paham mengenai internet.
Kesimpulan : Dari riset yang telah dilakukan terkumpul 266 data responden, dapat disimpulkan bahwa pergeseran kehidupan dari offline ke online cukup efektif dan responden cukup antusias saat mengikuti kegiatan dari rumah. Di samping itu, responden mengaku mendapatkan dampak positif ketika kegiatan daring, seperti bertambahnya pengetahuan tentang teknologi dan dapat mengatur waktu menjadi efektif. Akan tetapi, perubahan ini juga menimbulkan dampak negatif bagi responden seperti stres atau tertekan, munculnya tambahan pengeluaran serta kurangnya bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. MAJALAH DIMENSI 64
27
Dok. Fia
Menilik Peran Efektivitas
Kuliah Daring
Oleh: Bunga Kiscahyaning | Desainer: Rakha Yusan Al Hafizh
K
ali pertama dalam sejarah, pemerintah memberikan instruksi bahwa seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan dari rumah. Bukan tanpa alasan perintah tersebut dicanangkan, melainkan akibat dari adanya pandemi Virus Corona Disease 2019 (Covid-19) di mana sektor pendidikan tak luput kena imbasnya. Setelah turunnya instruksi tersebut, Politeknik Negeri Semarang (Polines) pun turut melaksanakan perintah pemerintah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Kuliah yang awalnya dilakukan tatap muka secara langsung di kampus, kini dalam sekejap berubah menjadi virtual.
30
MAJALAH DIMENSI 64
KAMPUSIANA
Berbicara mengenai pembelajaran secara daring, tak lengkap rasanya jika tidak membahas mengenai media apa saja yang digunakan saat pembelajaran jarak jauh. Sehubungan dengan itu, pihak institusi telah menyiapkan E-Learning System of Polines (Elnino) sebagai media pembelajaran wajib bagi mahasiswa Polines. Namun, Elnino bukanlah satu-satunya media yang digunakan melainkan ada media pendukung seperti Zoom, WhatsApp Group, Google Meet, dan lain sebagainya untuk menunjang kuliah daring. Keberhasilan dan keefektifan pembelajar an jarak jauh tidak lepas dari peran dosen dan mahasiswa. Menurut Endro Wasito selaku Wakil Direktur (Wadir) I Bidang Aka demik, mengatakan bahwa kuliah daring tidak selamanya kurang efektif dan memberatkan mahasiswa. “Efektif tidaknya kuliah online tergantung pada mahasiswa maupun dosen, jika persiapan sebelum memulai pelajaran bagus maka pasti bisa berjalan dengan efektif,” ujar Endro. Namun, ada sepintas pertanyaan yang muncul. Seberapa siapkah dosen dan mahasiswa menghadapi kuliah daring? siap tidak siap harus siap. Akan tetapi, hingga saat ini masih ada beberapa penyebab yang menjadi penghambat efektifnya proses pembelajaran daring. Utamanya bagi dosen yang sudah lanjut usia, kurang terampil dalam memanfaatkan media yang ada seperti Elnino dan Zoom. Ditambah lagi keluhan me ngenai dosen yang tidak tepat waktu saat mengajar ataupun memberikan tugas. Di sisi lain, adanya ketidaksiapan dari mahasiswa itu sendiri yang belum mempunyai mindset kuliah online. Selain itu, mahasiswa yang tidak disiplin menambah faktor penghambat keefektifan kuliah daring, seperti masuk Zoom hanya untuk absen, setelah itu ditinggalkan begitu saja. Alhasil mahasiswa tersebut tidak mendapat-
kan apa-apa. Seiring berjalannya waktu, tak terasa kuliah daring sudah hampir dua semester lamanya. Namun, apakah kuliah daring ini sudah efektif? seperti halnya yang diungkapkan oleh Triyamah Solihati, mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis. Ia mengatakan bahwa kuliah daring dirasa belum efektif. “Saya merasa belum efektif, karena selama daring ini yang saya pikirkan hanya bagaimana caranya bisa mengumpulkan tugas sesuai deadline. Dalam pikiran saya hanya ada mengerjakan tugas, bukan ke bagaimana cara mengimplementasikan ilmu yang didapat untuk lingkungan sekitar,” jelas Triyamah. Membahas tentang kuliah daring, tentu nya tak lengkap jika tak menyinggung soal praktik. Bagas Rizky Farras mahasiswa Jurusan Teknik Elektro mengaku bahwa mata kuliah praktek dirasa kurang maksimal. “Untuk mata kuliah praktik kurang maksimal karena hanya teori atau simulasi saja, tanpa adanya bekerja secara langsung dengan peralatan laboratorium. Selain itu, banyak praktik yang tidak bisa dikerjakan dari rumah,” ungkap Bagas. Menanggapi hal tersebut, Endro menjelaskan bahwa praktik yang tidak bisa secara daring, maka dapat dikerjakan secara luring. “Praktik yang membutuhkan alat dapat dilaksanakan di Polines, dengan diatur dari masing-masing ketua jurusan dan ketua prodi tetap menerapkan protokol kesehatan,” tutur Endro. Terlepas dari banyaknya kendala, kuliah online ternyata memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk belajar mandiri sehingga mempunyai peluang guna bersaing dengan institusi lainnya. Namun, langkah awal yang perlu diperbaiki yaitu mahasiswa dan dosen setidaknya mampu mempersiapkan secara matang agar pembelajaran daring lebih efektif.
MAJALAH DIMENSI 64
31
SPEAK UP
Penurunan Kualitas Diri Mahasiswa Selama Kuliah Daring
Oleh : Rif'atul Qonita Desainer : Salsabilla Az-Zahra
K
uliah daring menjadi solusi agar kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung di masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19). Namun, sebagian besar mahasiswa meng anggap pembelajaran daring lebih merepotkan dibandingkan dengan pembelajaran luring. Hal in dikarenakan adanya keterbatasan pembelajaran, entah pada jaringan bahkan suasana rumah. Hal ini menjadi faktor menurunnya semangat belajar mahasiswa, sehingga kualitas dirinya pun ikut menurun. Nah, apa saja keluh kesah mahasiswa selama kuliah da ring dan apakah benar kualitas diri mereka menurun? Nafi Kurnia – Jurusan Teknik Elektro Saya merasa mengalami penurunan kemampuan dalam memahami materi praktik yang ada. Materi praktik yang semula harus dijelaskan secara tatap muka dengan detail, kini harus dipahami berdasarkan persepsi masing-masing mahasiswa. Keterbatasan fasilitas praktikum juga membuat saya kurang maksimal dalam mengerjakannya. Sedangkan untuk pem belajaran teori selalu mengadakan diskusi melalui Google Meet atau Zoom yang kerap kali membuat saya jenuh.
Aissatun Nadia – Jurusan Akuntansi Selama kuliah daring saya merasakan penurunan kualitas diri. Sejujurnya saya cukup kesulitan beradaptasi dengan metode pembelajaran online. Beberapa dosen jarang menjelaskan materi yang diberikan, sehingga mahasiswa harus memahaminya secara otodidak. Saya pun merasa kesulitan dalam memahami beberapa materi. Saya juga lebih rajin mengerjakan tugas pada saat kuliah offline. Hal ini karena dirasa ada tanggungjawab lebih ketika bertatap muka dengan dosen saat pengumpulan tugas offline. Rafii Ramadhani Waluyo – Jurusan Administrasi Bisnis Saya pribadi mengalami penurunan kualitas dalam pengetahuan dan keterampilan akademik. Dari segi pengetahuan, saya kurang memahami materi yang di sampaikan. Sedangkan keterampilannya, saya tidak bisa mengerjakan praktik secara maksimal. Praktik yang kurang efektif membuat output yang dihasilkan berbeda antara penjelasan dosen dengan pemahaman mahasiswa. Selain itu, suasana belajar di rumah yang membosankan membuat semangat belajar saya menurun, sehingga menjadi malas mengerjakan tugas.
32
MAJALAH DIMENSI 64
SPEAK UP
Hafidz Abizar Al Ghifari – Jurusan Teknik Mesin Selama kuliah daring berlangsung, materi yang diberikan via E-Learning System of Polines (Elnino) sudah cukup baik. Tetapi, yang menjadi kendala yaitu terdapat pada materi yang perlu didiskusikan. Hanya beberapa dosen yang membuka forum diskusi melalui Google Meet dan Zoom, selebihnya diskusi via obrolan grup WhatsApp yang kerap kali membuat saya sukar memahami. Tugas kuliah selama online pun cukup banyak dengan waktu pengumpulan yang cukup singkat. Hal tersebut terkadang justru membuat saya jenuh dan tidak rajin mengerjakan tugas.
Niken Nur Fajri – Jurusan Teknik Sipil Selama kuliah daring, saya kurang memahami materi perhitung an. Sebab materi perhitungan, dibutuhkan kertas tambahan untuk menghitung dimana pembahasannya juga harus dijelaskan secara step by step. Namun, penjelasan melalui Google Meet atau Zoom yang selalu terkendala jaringan membuat saya kurang memahami materi tersebut. Meskipun semua dosen memberikan materi melalui Elnino, WhatsApp, maupun Gmail, namun tidak semua materi tersampaikan dengan baik. Hal ini berdampak pada menurunnya kemampuan saya dalam mengerjakan soal Ujian Akhir Semester (UAS) lalu. Saya juga merasakan bahwa Indeks Prestasi (IP) yang saya dapatkan tidak sebanding dengan pemahaman yang saya peroleh selama kuliah daring.
Alvi Nur Amalia – Jurusan Teknik Elektro Saya merasakan penurunan kualitas diri dengan jelas. Terutama keterampilan dalam mengoperasikan alat praktikum. Seharusnya tangan sudah terampil mengoperasikan alat praktikum, justru terampil mengetik laptop saja. Menurut saya, praktik di semester 3 ini cukup efektif, sayangnya beberapa dosen tidak sempat menjelaskan secara detail jobsheet praktikum. Jadi, saya sering ragu dengan hasil praktik yang telah saya kerjakan. Kuliah daring lebih banyak tantangan dan kendalanya dibandingkan dengan kuliah offline. Selain terkendala dalam jaringan, suasana rumah pun tidak mendukung untuk belajar.
MAJALAH DIMENSI 64
33
Online News WWW.LPMDIMENSI.COM
digital magazIne ISSUU.COM/LPMDIMENSIPOLINES
SEMARANGAN
Tilik Kepedulian Masyarakat, Akankah Tahun 2021 Semarang Bebas Virus? Oleh: Ayu Anggraeni | Ilustrator: Riris Metta | Desainer: Zakiyah
B
icara mengenai pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pasti sudah tak asing lagi. Virus yang berasal dari Negeri Tirai Bambu ini, membuat hampir satu tahun masyarakat di dunia terkena dampaknya. Di Indonesia sendiri, dimulai dari satu kasus merambah menjadi ratusan ribu kasus pasien Covid-19. Setelah tiga bulan sejak awal tahun 2020, barulah dinyatakan bahwa transmisi yang ada di Indonesia sudah menjadi transmisi lokal yang berarti paparan virus dari suatu lingkungan masyarakat itu sendiri. Ari Udijono, dosen Epidermiologi Universitas Diponegoro (Undip), mengungkapkan jika transmisi lokal bisa terjadi kepada orang-orang yang tidak bepergian. Melalui droplets dan tetesan cairan yang berasal
36
MAJALAH DIMENSI 64
dari batuk dan bersin, virus dapat dengan mudah berpindah. Setelah tujuh hari ter pa par, tubuh akan menunjukkan gejala Covid-19 meli puti demam, sesak napas, batuk kering, diare, sampai kehilang an indra penciuman. Namun, tak sedikit pasien Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala sama sekali atau sering disebut de ngan Orang Tanpa Gejala (OTG). Seberapa aware masyarakat Semarang terhadap Covid-19?
Kota
Kota Semarang sempat dikabarkan seba gai daerah yang cukup banyak kasus positif Covid-19 (red: Agustus 2020). Mengetahui hal ini, Slamet Rahayu salah satu warga Kota Semarang mengungkap kan ke khawatirannya jika Semarang akan
SEMARANGAN
menerap kan Pembatasan Sosial Ber skala Besar (PSBB) secara total, seperti DKI Jakarta. Setelah ditelisik, ternyata isu ter sebut tidak valid dengan keadaan sebenar nya. Sebagaimana yang diungkap kan M. Abdul Hakam, Kepala Dinas Ke sehatan Kota Semarang. “Ada beberapa kasus di Kota Semarang yang sudah sembuh atau meninggal, tetapi data belum di-update oleh pusat,” terangnya pada (2/11) lalu. Proses verifikasi berjenjang menyebabkan perbedaan jumlah data antara pusat dan daerah wajar terjadi. Di balik isu yang me resahkan masyarakat itu, apakah masya rakat sudah benar- benar aware terhadap pentingnya menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus? Melihat tren kasus aktif Covid-19 di Semarang yang berjumlah kurang dari 500 kasus (red: data Dinkes Kota Semarang per tanggal 2 November 2020), sudah seharusnya awareness di masyarakat sangat baik. N amun, fakta di lapangan justru me nun jukkan keadaan yang berbanding terbalik. Seperti yang dijelaskan Ari Udijono. “Sebenarnya awareness di masyarakat belum berjalan baik,” jelasnya. Golongan masyarakat tertentu memang sudah patuh terhadap protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Beberapa perusahaan te lah menyediakan bilik sterilisasi, begitupun sejumlah tempat umum yang menyediakan tempat untuk mencuci tangan. Namun, tidak sedikit dari mereka yang masih me nyepelekan. Seringkali dijumpai masya rakat yang tidak me nerapkan protokol kesehatan di jalanan. Penggunaan masker saat berada di jalan raya pun hanya untuk menghindari teguran polisi saja. S elain itu, banyak dijumpai kerumuman orang yang tidak menjaga jarak aman satu dengan yang lain. Apakah tahun 2021 pandemi akan ber akhir?
Ditinjau dari grafik pasien sembuh yang terus meningkat, sebenarnya kondisi saat ini sudah relatif stabil. “Namun, apakah masyarakat sudah siap untuk menuju masa kenormalan baru?” ujar Ari U dijono. Pandemi yang tak kunjung usai sedikit banyak telah mengubah kehidupan masyarakat. “Mengubah gaya hidup dan kebiasaan saya, terlebih lagi dalam kegiatan ekonomi,” ung kap Anindhitya Yudhanta, salah satu maha siswi jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar salah satu universitas di Semarang. Ternyata, Kota Semarang memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) dengan mem pertimbangkan pemberian kelonggaran kepada para pelaku usaha agar kegiatan ekonomi di Kota Semarang tidak berhenti. Namun, tetap saja pem berian kelonggaran ini diatur secara ketat dalam Peraturan Walikota No.57 tentang Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masya rakat dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Kota Semarang. Lalu, apakah dengan pemberlakuan PKM di tahun 2021 pandemi ini akan berakhir? menurut Abdul Hakam, berakhirnya pandemi ini bergantung pada kepatuhan dan ke disiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak dengan kesadaran untuk bangkit dari pandemi. “Tidak perlu takut dan j angan membuat stigma!” imbuh Ari Udijono. Menurut nya, ketakutan dapat membuat imunitas tubuh menurun, s ehingga penyakit mudah masuk. “Mahasiswa merupakan potencial people yang memiliki intelek tual baik, sehingga lebih diandalkan untuk menjadi edukator bagi masyarakat,” harap Ari Udijono. Oleh karena itu, kunci agar pandemi segera berakhir adalah bahu mem bahu saling menjaga dan mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan kapanpun dan dimanapun.
MAJALAH DIMENSI 64
37
KOMUNITAS
"Wujudkan Kolaborasi yang Menginspirasi Di Tengah Pandemi" Oleh : Lutfiyatul Iftitah Desainer : Salsabilla Az-Zahra
Pandemi di Indonesia sejak M aret 2020 lalu telah menyebar secara masif. Lambat laun, jumlah korban positif Covid-19 kian meningkat. Tak tanggung-tanggung, ba nyak pula korban yang meninggal dunia. Di tengah kondisi yang mengkhawatirkan itu, sekelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Gajah Mada (UGM) membentuk gerakan ke pedulian untuk merespons penanganan Covid-19. Mereka tergabung dalam satu kelompok cooperative assistance yang sama dan diketuai oleh dr. Galang Tri Admaja, menginisiasi komunitas berna ma Collaborate to Fight (Cofight). Me rupakan sebuah kolaborasi antara relawan kesehatan, puskesmas, aparat desa, dan masyarakat untuk bersama memutus rantai penularan Covid-19. Pada mulanya, Cofight hanya bekerja sama dengan beberapa pus kesmas di Yogyakarta sejak bulan Maret 2020 lalu untuk memantau populasi wilayah yang berisiko terkena Covid-19 (tepatnya
38
MAJALAH DIMENSI 64
antul, Sleman). Hasilnya diperoleh data B berisi daftar pelaku perjalanan, untuk kemudian dilakukan pemantauan secara proaktif selama tiga hari sekali oleh Cofight via Whatsapp Call. Tujuannya agar masyarakat menjadi jauh lebih ter buka untuk menyampaikan secara sadar tentang awareness Covid-19 dibanding ha nya dengan memberikan imbauan saja. Komunitas yang berpusat di Kota Yogyakarta ini juga melebarkan jangkauannya ke Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Semakin bertambahnya program kerja Cofight, bertambah pula keterlibatan ber bagai pihak yang ikut s erta di dalamnya. Seperti dalam kegiatan Campaign “Anak Sehat Merdeka Belajar” yang dimulai sejak Agustus 2020. Dalam kampanye ini, Cofight berkolaborasi de ngan Non Go vernmental Organizational (NGO), Semua Murid Semua Guru, salah satu NGO yang cukup besar di Indonesia. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyelaraskan antara pendidikan dan ke sehatan. Selain
KOMUNITAS
itu, ada penyaluran donasi ke bebe rapa sekolah di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T), salah satunya di D aerah Manggarai, Nusa T enggara Timur (NTT).
bersama untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi m asyarakat. Semua hal tetap dapat dilakukan meskipun dengan sistem Work From Home (WFH).
Tak hanya itu, kini C ofight tengah mengerjakan program kerja baru, yakni Gerakan Berani Menegur atau “Podo Ngelingke” yang targetnya untuk Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Y ogyakarta (DIY), di mana unsur “pakewuh” dalam masyarakatnya dinilai masih tinggi. Gerakan ini bertujuan untuk menyuarakan bahwa pentingnya saling mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan adalah tugas bersama, bukan hanya tugas bagi orang dengan background kesehatan saja. Hingga saat ini, program tersebut masih dalam tahap penyebaran dan pengumpulan hasil survei, rencananya pada Desember mendatang akan dilakukan audiensi kepada pemerintah. Cofight berharap program ini dapat berjalan efektif layaknya program “Jogo Tonggo” yang dinilai sudah cukup mengakar di kalangan masyarakat.
Berkenaan dengan program kerja yang sebagian besar dilakukan secara WFH, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Cofight. Salah satunya, kesulitan dalam memba ngun bonding diantara sesama a nggota yang memang belum pernah bertemu satu sama lain. Menyikapi hal tersebut, maka dalam setiap rapat kerjanya harus dioptimalkan. “Setiap anggota h arus paham mengapa kita melakukan program tersebut, setiap jobdesk apapun selalu jelas. Jadi dalam melakukan sesuatu bukan hanya sekadar melaksanakan perintah tetapi paham alasannya,” ujar Grace Iva Susanti, selaku Wakil Ketua Eksternal Cofight saat berbagi cerita mengenai pengalamannya dalam melaksanakan suatu program kerja secara WFH.
Menyoroti Covid-19 ini, pastinya terdapat dua sudut pandang yaitu buruk dan baik. Kesuksesan program kerja Cofight tak lu- Berita buruknya hingga saat ini Covid-19 put dari sumber daya anggota yang hingga masih belum selesai. Sedangkan, berita saat ini telah memiliki sekitar 160 anggota. baiknya Covid-19 ini pasti selesai, asalkan Dalam perekrutannya, Cofight memanfaat- kita mau melawan dan memeranginya berkan media sosial seperti akun Instagram sama. @cofight_id dan Facebook C ofight Indonesia. Di kegiatan pertamanya, perekrutan “Semangat Cofight ada pada gerakan hanya terbuka bagi t enaga kesehatan saja kolaborasi, jadi tak hanya tenaga kesehaseperti dokter, ahli gizi, perawat, dan ke tan saja yang menjadi peran utama, tetasehatan masyarakat. N amun, saat ini telah pi masyarakat biasa pun juga dapat ambil disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap peran di dalamnya. Dimulai dari diri sendiri program kerjanya. Menjadi relawan kountuk patuh pada protokol kesehatan dan munitas Cofight tentunya akan mendapat saling mengingatkan orang di sekitar. Hal banyak manfaat dan pengalaman. Dengan itu terlihat kecil namun berarti sangat betergabung di dalamnya, akan dipertemusar.” (Cofight) kan dengan orang-orang yang mempunyai satu misi yakni berjuang dan bergerak
MAJALAH DIMENSI 64
39
GALERI FOTO
Tren Olahraga di Tengah Pandemi
Meditasi yoga menenangkan pikiran dan jiwa. Dok. Iqbal Oleh : Tim Fotografer I Desain : Zahra Ramadhani Pandemi belum berakhir namun masyarakat sudah merasa bosan jika harus berdiam diri di rumah. Tak heran banyak bermunculan tren aktivitas unik di masyarakat yang dahulu disepelekan sekarang menjadi suatu kebutuhan, olahraga salah satunya. Selama masa pandemi Covid-19, olahraga menjadi salah satu aktivitas paling sering digemari untuk mengisi waktu luang. Tren ini paling populer karena selain dapat menjaga kebugaran jasmani, berolahraga juga dapat mengurangi kejenuhan setelah beberapa bulan berada di rumah. Tujuannya selain untuk beraktivitas sehari-hari yaitu semakin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya berolahraga pada masa pandemi wabah corona ini. Berikut ini beberapa jenis olahraga yang menjadi tren dan bisa dilakukan selama masa pandemi.
40
MAJALAH DIMENSI 64
GALERI FOTO
Seorang tetap aktif melakukan kegiatan jogging di kala pandemi. Dok. Iqbal
Dok. Ilham
Dok. Ilham
Bulu tangkis menjadi olahraga favorit di semua kalangan.
Olahraga gym dapat dilakukan di sela-sela kesibukan.
MAJALAH DIMENSI 64
41
GALERI FOTO
Dok. Iqbal Seorang pesepeda yang menikmati perjalanannya.
Tenis tetap eksis ditengah pandemi.
Dok. Iqbal
Antusias ibu-ibu mengikuti gerakan senam. Dok. Iqbal
42
MAJALAH DIMENSI 64
PLESIR
TELISIK PESONA KOTA SALATIGA
Dok. Ian
dari Spot Pandang Lereng Gunung Merbabu Oleh: Andayani Rhani | Desainer: Rinda Wahyuni
44
Salatiga merupakan sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah yang menghubungkan Kabupa ten Semarang dengan Kota Surakarta. Secara morfologi, kota yang memiliki luas 56,78 kilometer ini berada di daerah cekungan kaki Gunung Merbabu dan beberapa gunung lainnya. Hal itu membuat wilayah Kota Salatiga sebagai dataran sekaligus lereng gunung dan pegunungan.
alam yakni Gedong Pass dan Argowisata Alam Kopeng. Perjalanan kami dimulai seusai Azan Isya. Kami berangkat dari kantor LPM Dimensi menuju Kopeng dengan menggunakan sepeda motor. Bekal yang kami siapkan selain makanan, adalah jaket berbahan tebal karena udara di daerah tersebut sangat dingin. T erlebih lagi ketika malam dan pagi hari.
Untuk menjawab rasa penasaran akan pesona alam di Kota Salatiga pada Jumat (24/10) lalu, Tim Dimensi yang beranggotakan 7 orang mencoba mengunjungi dua wisata
Setelah berkendara lebih dari satu jam, laju kendaraan kami terhenti sebab turunnya rintik hujan yang cukup deras. Namun, hal ter sebut tidak menyurutkan gelora kami.
MAJALAH DIMENSI 64
PLESIR
Setelah menggunakan jas hujan kami segera melanjutkan perjalanan. Memasuki wilayah Kota Salatiga, suasana jalanan yang kami temui cukup gelap dan sepi hingga kami sampai di daerah Kopeng. Hari itu kami meng habiskan malam dengan menginap di ke diaman salah satu anggota Dimensi. Keesokan harinya Sabtu (25/10) pukul 06.00 WIB kami bersiap untuk mengunjungi des tinasi wisata alam yang pertama, yaitu Gedong Pass atau biasa dikenal G-Pass. Pagi itu suhu udara sangat dingin, bahkan saat kami bangun suhunya menyentuh angka 16 derajat celsius. Dengan jaket tebal yang menyelimuti tubuh, kami melaju melewati perkampungan warga. Beberapa menit ke mudian, kami disuguhi oleh pemandangan hijau dari pepohonan yang menghiasi jalan di sisi kanan dan kiri. Hingga di satu jalan, adrenalin kami terpacu ketika melewati jalan menurun yang sangat curam. Setelah 15 menit melaju akhirnya kami sampai di tempat tujuan, G-Pass. Wisata ini ber ada tak jauh dari sebuah gereja tepatnya di Dusun Gedong, Ngelo, Tajuk, Getasan. Biaya untuk mengunjungi tempat ini sebesar Rp 5000 per orang. Di sini terdapat fasilitas kamar mandi, spot foto, dua gazebo yang terdapat di bagian atas dan bawah, serta yang tak kalah mengesan kan adalah area pandang. Jika ingin mengisi perut, terdapat sebuah warung yang menjual soto, mie, dan aneka jajanan lainnya. Sayang nya, pagi itu warung tersebut belum buka. Sehingga salah satu anggota tim kami harus kembali ke salah satu warung yang ada di tengah perjalanan untuk membeli kudapan. Meski kami tidak bisa memanjakan mata dengan sunrise hari itu. Peluh dan rasa letih kami terbayarkan ketika sinar matahari terik dari arah timur mulai menggeser kabut pagi. Sejenak, kami merasakan udara hangat mulai menyelimuti raga yang dingin. Di atas spot pandang berbentuk setengah kapal, mata kami dibuat takjub dengan pemandangan
Kota Salatiga yang terlihat dari atas. Setelah puas bermain dan istirahat, kami mencoba menjelajahi wisata G-Pass area bawah. Untuk sampai ke sana, kami menuruni undakan tanah yang dibuat seperti tangga. Ternyata, terdapat dua buah ayunan kecil di bawah spot pandang. Namun tujuan kami adalah gazebo kedua. Untuk duduk di tempat ini disediakan beberapa buah kursi plastik beserta meja. Dari tempat tersebut, kami bisa melihat lembah dan area lereng Gunung Merbabu dengan jelas. Hingga pukul 09.00 WIB, kabut mulai menyelimuti area G-Pass. Tak jauh dari wisata ini, terdapat tiga buah air terjun. Untuk sampai di air terjun tersebut kami harus menjelajah ke dalam hutan yang membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan berjalan kaki sekaligus didampingi oleh seorang pemandu dari warga sekitar. Setelah mempertimbangkan faktor cuaca dan risiko yang mungkin terjadi, akhirnya kami memilih untuk tidak melanjutkan perjalanan ke wisata air terjun. Kami pulang dengan melewati jalur memutar, tidak sama seperti jalur awal keberangkatan. Jalur yang kami ambil ini ternyata menuntun kami untuk masuk ke kawasan hutan lin dung yang berada di lereng Gunung Merbabu. Pohon yang menjulang tinggi dengan jalan yang terjal dan curam menjadi teman selama perjalanan kami. Hingga saat tiba di area ladang, kami mendapatkan masalah. Salah satu rem motor tim kami menggalami ken dala. Beruntungnya, hal tersebut cepat teratasi. Pukul 13.00 WIB kami melanjutkan perjalan an ke destinasi wisata kedua. Tempat kali ini lebih dekat daripada destinasi wisata per tama. Kami hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk sampai di Argowisata Kopeng Gunungsari. Lokasinya berada di Kopeng Kecamatan Getasan, Kota Salatiga. Tempat ini memiliki area parkir yang cukup luas, dengan biaya masuk sebesar Rp20.000 per orang dan biaya parkir Rp3.000 untuk sepeda motor.
MAJALAH DIMENSI 64
45
PLESIR
Dok. Ian
Dari penuturan salah satu pegawai, Argo wisata Kopeng Gunungsari memiliki area seluas 3 hektar. Di area tempat masuk, pandangan kami dimanjakan oleh pohon jambu. Tempat wisata ini mengusung konsep pertanian di mana pengunjung dibebaskan untuk memetik dan memakan buah jambu secara cuma-cuma. Di area utama, terdapat amfiteater yang biasa digunakan sebagai tempat pertunjukan seni. Selanjutnya, kami berjalan menuju menara pandang. Menara ini dibuat dari bahan bambu dengan aneka ragam ukuran. Pengunjung yang menaiki gardu pandang ini dibatasi maksimal 28 orang. Untuk sampai di bagian puncaknya, kami perlu menaiki lima kali anak tangga. Di anak tangga terakhir, kami cukup kesulitan karena gradiennya yang cu kup curam. Dari atas menara pandang kami dapat melihat keindahan kota salatiga dengan view pegunungan tepat di depan mata. Namun, saat di menara kami sempat dibuat panik ketika
46
MAJALAH DIMENSI 64
tiupan angin kencang menerjang. Selesai di menara kami berjalan ke spot pandang yang menjorok ke depan dengan bentuk menyerupai huruf U. Meski tidak setinggi menara pandang, di spot ini kami bisa melihat pemandangan dengan jangkauan yang lebih luas. Setelah puas mengabadikan momen, pan dangan kami kembali disuguhi oleh hamparan kebun buah jambu yang lebih rimbun dari area masuk. Sayangnya, beberapa area di wisata ini masih dalam proses pemba ngunan sehingga kami tidak bisa menjangkau semua sudut dengan leluasa. Perjalanan kami di tempat ini berakhir setelah melewati jalan panjang beratap tumbuhan melilit. Perjalanan pulang kami tempuh melalui ja lur alternatif banyu biru. Hingga pukul 16.00 WIB kami menyempatkan singgah untuk menikmati kuliner di sepanjang jalan Semarang- Yogyakarta, Desa Ngampin, Ambarawa. Hari itu, perjalanan kami ditutup oleh semangkuk serabi dengan kuah santan yang hangat.
KULINER
Kenalkan Nasi Goreng Merah, si Pedas dari Makassar
Oleh: Tita Tri Uma I Desainer : Zahra Ramadhani
MAJALAH DIMENSI 64
47
KULINER
T
ahukah kalian nasi goreng merah? Cukup asing memang dengan makanan yang satu ini. Namun salah satu jenis nasi goreng tersebut, sekarang sudah sa ngat mudah kita jumpai hampir di seluruh sudut kota di Indonesia. Berbeda dengan kebanyakan nasi goreng yang berada di Tanah Jawa, d engan umumnya nasi goreng yang berwarna cenderung pekat kecokelatan dan bercita rasa manis yang datang dari sentuhan k ecap. Pulau Sulawesi tepatnya di Kota Makassar, memiliki nasi goreng dengan ciri khas yang c ukup berbeda. Nasi goreng dengan sentuhan warna merah menyala yang mencolok dengan bahan dasar saus tomat. Meski tak jauh berbeda jika dilihat dari segi bahan dan isi pelengkap, nasi gorengnya sendiri d ibuat dari bahan pokok yang sama, yaitu nasi putih. Dengan tambahan bawang putih, bawang merah, bumbu perasa, daun bawang, serta dilengkapi dengan bakso dan daging ayam cincang. Perbedaan nasi goreng ini dengan nasi goreng pada umumnya, terletak pada tambahan dari saus tomat dalam pembuatannya. Hal inilah yang membuat nasi goreng merah cukup berbeda dari nasi goreng pada umunya. Rasanya yang cukup pedas pun, juga didukung dari penambahan beberapa cabai merah yang telah dihaluskan sebelumnya dan dimasukkan bersamaan dengan bumbu lainnya saat proses memasak. Bahkan jika kita menjelajah ke b eberapa bagian daerah di Pulau Sulawesi, akan dijumpai bahan tambahan lainnya dalam nasi goreng merah ini. Bahan tersebut diantaranya seperti udang, cumi dan juga jagung. Bahan yang digunakan
48
MAJALAH DIMENSI 64
me rupakan peng hasilan utama di daerah seperti daerah pesisir pantai di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat yang terkenal akan penghasilan cuminya oleh para nelayan. Nasi goreng merah sendiri sangat banyak dijumpai hampir di seluruh tempat makan di Pulau Sulawesi, sehingga biasa d ijuluki dengan “nasi gorengnya orang kita punya”. Sebuah perum paan ini merujuk kepada makanan yang memang berasal dari daerah Makassar asli dan sudah sangat melekat dengan kuliner khas dari daerah ini sendiri. Rasa pedas makanan ini pun sangat sesuai dengan latar belakang dari lidah masyarakat sekitar yang mayoritas menyukai rasa pedas hampir dalam setiap hidangannya. Tak hanya itu, satu hal lagi yang menjadi unik dari makanan yang berasal dari tanah Selatan ini adalah penambahan perasan jeruk nipis ke dalam setiap hidangan yang akan disantap. Di mana kita ketahui biasanya, perasan jeruk nipis hanya akan ditambahkan ke dalam makanan yang berkuah untuk menambah rasa segar kuah kaldu yang hangat, seperti makanan soto, rawon, dan sup kaldu ayam. Namun, ini tak berlaku jika Anda berkunjung dan menjelajah makanan di Pulau Sulawesi. Karena setiap hidangan baik berkuah, maupun hidangan pendamping, hingga lauk seperti ayam dan ikan, pasti akan selalu disertai dengan potongan jeruk nipis yang nantinya ditambahkan ke dalam makanan yang ada. Tak kerkecuali saat kita akan menyantap nasi goreng merah ini. Rasa asam yang dipadukan dengan gurih pedas nya nasi goreng akan menambah pengalaman unik menyantap hidangan ini.
KELAKAR
Brm.
Insecure Akan Perlahan Mengikis MIMPIMU! Oleh: Wahyu Nurul | Ilustrator: R. Satrya Bramantya | Desainer: Zakiyah
P
ernahkah kita dibandingkan dengan orang lain? atau ketika ‘mereka’ sudah berhasil dengan prestasi dan capaiannya, diri ini masih saja diam, tak ber-progress, atau tidak melakukan hal yang kebanyakan orang anggap itu hal luar biasa? jika kalian merasakan yang sama, itu adalah perasaan tidak aman dalam diri yang kerap disebut dengan insecure. Dalam kondisi pandemi seperti ini, jiwa dan raga rawan sekali terkena sakit. Setiap orang mau tidak mau diharuskan bisa adaptasi dengan kenormalan baru. Banyak dari ‘mereka’ yang selalu produktif atau bahkan masih bisa berprestasi meski dalam situasi yang tidak menentu ini. Hal itulah yang terkadang menimbulkan kecemasan yang eksesif karena terlalu menyoroti kelebihan orang lain.
50
MAJALAH DIMENSI 64
KELAKAR
Perasaan cemas, takut, dan khawatir yang berlebihan pasti pernah dialami semua orang. Anak usia dini pun bahkan telah mengalami perilaku insecurity. Alih-alih ingin terlihat sempurna di mata orang-orang sekitarnya, mereka menciptakan ‘topeng’ untuk menutupi kekurangan. Hal ini juga dapat menyerang anak-anak yang masih pemalu dan punya rasa rendah diri berlebihan. Lalu, bagaimana jika ini terjadi hingga ia dewasa? Bila terjadi secara berulang apakah itu hal yang lumrah? tentu tidak. Apabila sejak kecil, diri ini telah di biasakan dengan perasaan insecure atau semacamnya, maka saat dewasa akan berdampak pada psikologi mereka sendiri. Lalu, mengapa merasakan insecure? Banyak dari mereka yang tidak tahu alasannya. Tetapi sebenarnya faktor penyebab insecure sangat banyak, mari ulas satu per satu. Pertama, kita terlalu takut menghadapi kegagalan dan sulitnya menerima penolakan. Gagal bisa saja memberi dampak berlebih apabila diri memaknai sebuah kegagalan dengan keliru. Contohnya saja, menjadi tidak berani melangkah kembali atau mengambil risiko yang lebih besar lagi karena diri ini tahu, bahwa tidak akan mampu semenjak kegagalan itu menghampiri. Padahal sejati nya, tahapan gagal akan selalu hidup ber dampingan dengan manusia. Dengan pernah gagal, kita bisa mengerti bagaimana agar tidak menemui kegagalan berikutnya. Jangan jadikan kegagalan menjadi alasan takutnya menerima keputusan besar di hidupmu.
Dari petikan dialog itu, dapat dimaknai jika ukuran standar dari keberhasilan sese orang adalah menikah dengan orang sukses. Padahal taraf sukses setiap orang pun berbeda-beda. Tak perlu memenuhi standar ke berhasilan atau pencapaian orang lain karena tak akan ada habisnya. Kita juga tidak bisa memaksa orang lain puas dengan hasil yang dicapai, mereka bukan kita yang tahu akan diri sendiri. Ketiga, senang sekali membandingkan de ngan orang lain. Terkadang, orang merasa insecure karena terlalu memikirkan kelemah an diri hingga ia lupa memahami kelebihan apa yang dimiliki. Sebenarnya itu hal yang wajar terjadi, karena setiap orang pasti ingin menilai diri dengan cara melihat orang lain. Namun yang perlu digaris bawahi adalah membandingkan untuk memotivasi diri, bukan ajang untuk mengerdilkan diri. Pastinya tidak akan pernah merasa cukup, tidak pernah merasa puas, atau bahkan yang paling tinggi tarafnya adalah diri ini lupa bagaimana cara untuk bersyukur kepada sang Pencipta.
Mari bersama-sama belajar mencintai diri sendiri dengan cara mensyukuri apapun yang telah dicapai pada titik ini. Berhenti berpikir negatif yang berlebihan dalam situasi apapun karena akan berdampak pada pola pikir (mindset) kita sendiri. Jangan sampai pikiran negatif akan mengendalikan hidupmu. Menjadi dewasa bukan diukur dengan usia melainkan seberapa yakin kalian ber hasil menyelesaikan permasalahan. Ciptakan Kedua, adanya kecemasan sosial dan stigma pikiran-pikiran positif sebagai sarana untuk masyarakat yang kerapkali mendiskreditkan berdamai dengan diri. jika orang yang berhasil adalah mereka yang punya standar tertentu. Fenomena ini tidak Semua orang pasti punya passion dan tidak sekali dua kali terjadi, bahkan di Indonesia bisa disamakan. Selalu asah dan gali passion pun yang notaben masyarakatnya masih yang dimiliki, karena tidak ada kata terlambat lekat dengan budaya ‘people pleasure’, ba untuk terus berproses. Dengan begitu, kalian nyak yang meyakini jika standar yang diyakini akan merasa baik-baik saja, pikiran menjadi lebih jernih, dan lebih nyaman untuk tidak masyarakat memang benar adanya. terkonsentrasi memenuhi stigma masyarakat. “Lihat anaknya Bu Ina, dia berhasil menikah Selalu lakukan evaluasi dari apapun yang dengan pengusaha sukses. Kamu harus jadi dilakukan setiap harinya dan yakinlah bahwa perempuan seperti dia. Bukan malah me diri ini mampu untuk melampaui tembok kongejar karir yang tiada habisnya,” koh yang kalian buat sendiri. MAJALAH DIMENSI 64
51
ENGLISH
Self-Improvement Is More Important Than Your Overthinking By: Fahri Pasya & Sheila Maharani | Designer: Rinda Wahyuni | Ilustrator: Adib Faiz A.A.
52
MAJALAH DIMENSI 64
ENGLISH
Have you ever thought negatively, about something that hasn't happened? Even feeling anxious for a period of that time? It is part overthinking. Overthink is a condition where we think about something that hasn't happened excessively, have negative pre judice for something excessively, or have excessive anxiety. This case often occurs in a person with various factors such as fatigue, excessive fear, and some environmental factors that make a sudden change of your condition and so on. For example, when we are dealing with lecture assignments that must be asked of the lecturer. Therefore, we have to contact him first. When we start to type a message, then you feel fear if your message just left in read and will not be responded to by your lecturer. There was excessive anxiety, what if the lecturer who was contacted turned out to be angry with you because the questions asked were too cliché. Then we hesitate to contact him because of our thoughts run over us. These thoughts can be made from things that cause the emotions that released by the lecturer while teaching in class and some unpleasant stories about the lecturer from other classes. That's why arise a feeling that we don't want him to get angry later. There are several things that can be done to reduce the frequency of overthinking, namely: 1. Control your emotions in yourself. 2. Meditation. 3. Starting to think positively under certain conditions. 4. Reducing social media consumption if there is a toxic thing. 5. Doing self-improvement in stages according to ability. In this case, self-improvement is needed to in-
crease capacity and self-quality so that it can be better. The main step so that we can make self-improvement is to grow motivation within ourselves, find out why we need to improve our abilities, then know the benefits we get from doing self-improvement. Then why is self-improvement important to do? 1. Developing ourselves better than the previous Being the best version of yourself than the previous one, can make you comfortable in carrying out our daily lives. There is no need to envy other people for what they have, we should focus more on what we own in achieving what we want to achieve. You have your own benchmark, don’t use others 2. Increase self-confidence This one cannot be done instantly, it needs to be trained and used. Stop comparing yourself to other people. Don't be afraid of differences, because it is a natural thing. You just need to believe in your own abilities. You just haven't realized your potential. 3. Respect yourself. The most important thing before develop ing the capacity and quality of yourself is to respect yourself well. How can o ther people respect you, even though you don't do the same thing. In this case we need to know our own strengths and weaknesses in order to determine how much capacity we can get and how much quality we can achieve. I'm not in competition with anyone but myself. My goals is to improve myself continuously -Bill Gates
MAJALAH DIMENSI 64
53
PUISI
Eksistensi Corona: Bencana atau Rencana Oleh: Aida farzanah | Ilustrator: Riris Meta Karuna | Desainer: Rakha Yusan Al Hafizh
Plural kultur paradigma manusia Gelombang misinformasi dan disinformasi Mengenai perspektif fenomena corona Hipotesa yang perlu adanya justifikasi Image yang dijadikan ideologi oleh sebagian pihak Justru memperburuk ketegangan di berbagai negara Pertanyaan kerap muncul dalam benak Sungguh relevan jika ini digadang sebagai konspirasi Probabilitas adanya intervensi pemerintah China yang berdalil tentang AS sebagai dalang Menuding virus corona sebuah kesengajaan Refleksi ini bahkan disepakati oleh Rusia
54
MAJALAH DIMENSI 64
PUISI
Pasar Basah Wuhan hanyalah tipu belaka Institut Virologi Wuhan lokasi pembuatannya Pusat episentrum pertama penyebaran Lepas sengaja sebagai penyerangan Eksistensinya diragukan akibat kurang bukti Mekanisme dengan prospek menghancurkan Senjata biologis untuk merusak ekonomi Skema politis menekan angka pemungutan suara. Diversitas perspektif masyarakat Inggris Hegemoni penyebaran akibat jaringan 5G Berakibat invansi perusakan tower 5G Kini, premis relevansi dengan Bill Gates Probabilitas terlibat akibat suatu agenda Kontradiksi dilayangkan WHO Katanya, konklusi penularan terjadi secara alami Spekulatif penyebaran diakibatkan kelelawar Eksplisit pun tak tersebar oleh lembaga apapun
MAJALAH DIMENSI 64
55
RESENSI BUKU
BOMB: Persaingan Demi Senjata Paling Mematikan di Dunia Oleh: Siti Nurhasanah Desainer: Zakiyah
Judul
: BOMB
Penulis
: Steve Sheinkin
Penerjemah
: Putra Nogroho
Penerbit
: Noura Books
Tebal buku
: 348 halaman
Tahun terbit
: 2012
ISBN
: 978-602-1306-97-0
P
engeboman kota besar Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat menjadi momen sejarah dalam Perang Dunia II yang tidak terlupakan. Hal-hal yang perlu diulik di balik layar penciptaan senjata paling mematikan di dunia tersaji dalam buku yang hanya setebal 348 halaman ini. Buku ini berhasil menguak asal-muasal penciptaan bom sampai pada pengeboman itu sendiri. Diceritakan dengan genre seperti thriller dan gaya yang naratif, buku ini sangat cocok bagi para pembaca yang tidak terlalu menyukai buku sejarah yang kaku. Sheinkin menulis bukunya dengan format empat bab besar yang kemudian dikerucutkan lebih kecil menjadi potongan bab-bab yang pendek. Dengan begitu, pembaca akan lebih mudah untuk memahami alur cerita dengan banyak latar tempat dan tokoh yang terlibat di dalamnya.
56
MAJALAH DIMENSI 64
RESENSI BUKU
Empat bagian utama dalam kisah ini diawali dengan kekhawatiran dunia atas penemuan atom uranium yang dapat terbelah menjadi dua bagian (fisi) oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman. Penulis menggambarkan suasana kala itu begitu kental dengan peperangan di wilayah Eropa yang didalangi oleh Adolf Hitler yang tamak. Munculnya fisi menandakan dimulainya plot cerita yang mendebarkan. Sebagian besar buku menyuguhkan ber bagai konteks cerita yang beragam dalam perlombaan penciptaan bom terdahsyat yang pernah ada. Beragam aksi-aksi spionase dan sabotase menjadi adegan yang tak lagi asing untuk ditemui pem baca. Amerika Serikat dan Uni Soviet yang bersekutu pun saling bersaing meski dalam satu kapal yang sama untuk me lengserkan Hitler. Tak hanya sampai di situ, Sheinkein juga mengemas bukunya dengan tindakan mata-mata yang cerdik dan tidak dapat terpikirkan oleh nalar. Kisah terus berlanjut sampai pada bagian yang menceritakan tentang perencanaan dan perakitan bom yang dilakukan secara rahasia. Robert O ppenheimer, Fisikawan jenius yang memimpin proyek bom atom Amerika Serikat dan hingga di bab akhir mendapat gelar “Ayah dari Bom”. Namun, mekanisme rahasia itu kian terkuak hingga membuat pembaca merasa dalam setiap babnya terdapat kegelisahan yang tiba-tiba. Setelah Sheikin berhasil membuat pe
nonton merasa khawatir, kali ini Sheikin menutup lembar bukunya dengan pe nyuguhan tahap final sampai uji coba bom yang menjadi muasal pengeboman Hirosima dan Nagasaki. Dengan closing yang dibuat se-epic mungkin, pembaca akan benar-benar dibuat emosional dan ngeri. Efek bom jamur bagi para warga si pil digarap penulis dengan kata-kata yang sederhana hingga dapat menggambar kan situasi kala itu. Terlepas dari untaian kisah bom atom yang angker. Dengan karakter-karakter asli yang diperoleh dari berbagai sumber, Sheinkin telah berhasil memadukanya menjadi satu buku yang utuh dan harmonis. Buku yang diterbitkan pada 2012 ini telah memenangkan berbagai pengharga an, mulai dari Newbery Honor Book, National Book Award (Finalist), Robert F. Sibert Award, dan masih banyak lagi. Akan te tapi, terdapat beberapa hal yang begitu disayangkan. Susunan kalimat dan keter kaitan antar bab yang diterjemahkan cukup kompleks, se hingga akan sedikit mem bingungkan bagi pembaca. Keterlibat an begitu banyak tokoh juga membuat pem baca tidak bisa fokus pada satu tokoh sampai alur cerita berakhir. Kendati demi kian, buku ini sudah dilengkapi dengan foto h itam putih di setiap bab besar untuk membantu pembaca mengenali para tokohnya. Buku karya Sheinkin ini sangat dianjurkan untuk dibaca, terlebih penikmat sejarah yang menyukai penyampaian latar yang tidak membosankan.
MAJALAH DIMENSI 64
57
RESENSI FILM
Genre Sutradara Pemeran Negara Durasi Tahun Rilis Bahasa
58
MAJALAH DIMENSI 64
: Komedi, Drama, Petualangan : Tyler Nilson, Michael Schwartz : Zack Gottsagen, Dakota Johnson, Shia LaBeouf : Amerika Serikat ( USA ) : 97 Menit : 2019 : Inggris
RESENSI FILM
THE
PEANUT BUTTER FALCON
Oleh: M. Syauqi | Desainer: Salsabilla
I
ndustri perfilman Hollywood tidak pernah berhenti menghasilkan film-film yang menarik untuk ditonton. Salah satunya yaitu The Peanut Butter Falcon (2019), sebuah film bergenre petualangan yang dikemas dengan bumbu drama dan komedi sederhana namun cukup untuk membuat tersenyum saat menontonnya. Film ini berkisah tentang Zak (Zachary Gottsagen), seorang pria pengidap Down Syndrome yang tinggal di Panti Jompo dan diasuh oleh Eleanor (Dakota Johnson) karena tak memiliki keluarga lagi. Ia berusaha kabur dari panti jompo tersebut untuk mewujudkan impiannya mengikuti sekolah gulat milik idolanya Salt Water Redneck (Thomas Haden Church). Singkat cerita, ia berhasil kabur dan dalam pelariannya ia bertemu dengan Tyler (Shia LaBeouf), seorang nelayan yang hidupnya tengah berantakan usai kepergian sang kakak dan memiliki masalah pribadi dengan nelayan lain. Film garapan Tyler Nilson ini semakin terlihat konyol setelah adegan nelayan tersebut malah membakar perangkap ikan milik nelayan lain. Dengan rasa frustasinya, Tyler akhirnya melarikan diri menggunakan pe rahu boat miliknya, dan disinilah awal perjumpaan dirinya dengan Zak. Durasi penyajian 90 menit ini tuntas menyuguhkan cerita dalam berbagai bumbu rasa. Pasalnya, setelah perjumpaan Zak dan Tyler, keduanya kemudian melakukan sebuah pe tualangan bersama. Tyler yang ingin pergi ke Florida bersedia membantu Zak untuk mem-
pertemukannya dengan Salt Water Redneck dengan alasan tempat tinggal idolanya ter sebut searah jalan pulang ke rumah Tyler. Namun, di tengah perjalanan mereka, penonton dibuat terkejut dengan kehadiran Eleanor yang pada adegannya tiba-tiba bertemu dengan Zak dan Tyler. Pasalnya juga, Eleanor telah mencari Zak sejak kepergian nya dari Panti Jompo itu. Dengan kebetulan yang pas tersebut, Eleanor akhirnya dengan senang hati bersedia membantu Zak menemui Salt Water Redneck. Film yang ditutup dengan pertemuan a ntara Zak, Tyler, dan Eleanor ini memberi kita banyak pelajaran mengenai arti kehidupan. Sebuah film petualangan yang dibumbui dengan drama dan dibalut dengan narasi yang penuh haru dan tawa. Serta dilengkapi dengan efek sinematografi dan backsound yang membuat kita menyatu dengan film garapan Tyler Nilson ini. Narasi cerita yang dikemas sangat menarik dengan diimbangi akting dari pemeran utama yang cukup meyakinkan, sehingga membuat penonton seperti terjatuh dalam satu klise cerita tersebut. Namun, sangat di sayangkan sekali, penampilan apik para pemeran utama tidak dibarengi dengan penampilan apik pemeran pembantunya, sehingga unsur feel cerita pada beberapa adegan belum sepenuhnya terpenuhi. Akan tetapi, dibalik semua itu, film ini sangat layak untuk ditonton dengan kisahnya yang heartwarming. Secara keseluruhan saya memberi nilai 9/10 untuk film ini.
MAJALAH DIMENSI 64
59
KANG PROV
Kang Prov Beralih ke Ojek Online
Oleh: R. Satrya Bramantya
60
MAJALAH DIMENSI 64
Teka-Teki Misteri
KUIS
1
2
KUIS 3
4
Rumah Mewah Suatu malam ketika hujan deras terjadilah sebuah insiden perampokan di salah satu perumahan elite. Malam itu kebetulan sedang terjadi konsleting listrik dan korban memanggil teknisi listrik ke rumahnya. Dalam situasi yang bebarengan tersebut, korban beranggapan bahwa kejadian terjadi ketika listrik padam dan pencuri melakukan eksekusinya. Dirinya mendapati bahwa pencuri tersebut berhasil mengambil barang-barang berharga miliknya seperti kalung, anting, dan gelang yang ada di lemari kamarnya. Dalam situasi tersebut, pencuri diindikasikan kabur melalui pintu, jika lewat jendela, maka pelaku akan merusak terali di jendela tersebut. Selain itu, ditemukan adanya bukti jejak kaki basah di lantai. Menurut polisi, ada 4 orang yang dicurigai sebagai tersangka. 1. Pembantu korban, saat kejadian dia sedang mencari pencahayaan untuk menerangi rumah, namun dia tidak mengetahui apa apa karena jarak kamar utama dan tempat penyimpanan barang jauh. 2. Tukang kebun korban, saat kejadian dia sedang membersihkan halaman rumah dan kolam renang karena terlihat kotor. Dia berada di halaman rumah dan kolam renang dalam waktu yang cukup lama karena kolam renang dan halaman cukup luas untuk membersihkannya. 3. Tukang listrik, saat kejadian dia sedang membenarkan listrik di halaman rumah tersebut karena adanya korsleting listrik, namun dia tidak melihat siapapun kecuali supir korban yang menemaninya karena kondisi hujan deras dan mati listrik. 4. Supir korban, saat kejadian dia sedang menuju halaman untuk melihat dan menemani tukang listrik. Jika Anda adalah seorang detektif, menurut anda siapakah pelakunya ? dan bagaimana dia melakukan aksi pencurian tersebut? Bagi 3 narasi terbaik akan kami upload ke Instagram LPM Dimensi dan bagi 2 narasi yang memiliki banyak like, akan mendapatkan merchandise spesial Dimensi!! Kirim jawaban terbaikmu melalui WhatsApp ke +62 895-3851-42947 (Fia). Maksimal tanggal 30 April 2021
KUIS
Pemenang akan diumumkan melalui akun Instagram @lpm_dimensi
MAJALAH DIMENSI 64
61
NGEDIMS
NGEDIMS
Desain : Zahra Ramadhani
Bantuan pulsa masih ada yang belum cair Salah institusi atau salah pemerintah? Ada beberapa beasiswa yang belum ada kabar sampai sekarang Semoga mahasiswa tidak digantung harapan Banyak tugas yang dibebankan selama masa kuliah daring Buat mahasiswa tambah rajin belajar atau malah tambah stres? Praktik offline sekarang ini hanya sebagai bentuk formalitas saja Mungkin cuma buat ngisi nilai di KHS Akun Polines Official selama pandemi ini menjadi lebih eksis Cari nama atau memang kreatif?
62
MAJALAH DIMENSI 64
Jangan hidup untuk memuaskan ekspektasi orang lain. Jangan hidup untuk mendapat pengakuan orang lain. Percayalah kamu bisa lebih hebat dari s tandar yang orang lain berikan kepadamu. (Dims, 64th)
TERSEDIA
MAJALAH DIGITAL Scan Me!
COVER BELAKANG